document5
TRANSCRIPT
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi
mekanik menjadi energi fluida menggunakan gaya sentrifugal (Sularso, 2004),
pompa sentrifugal terdiri dari sebuah impeller yang berputar di dalam sebuah
rumah pompa (Casing). Pada rumah pompa dihubungkan dengan saluran hisap
dan saluran keluar. Sedangkan impeller terdiri dari sebuah cakram dan terdapat
sudu-sudu, arah putaran sudu-sudu itu biasanya dibelokkan ke belakang terhadap
arah putaran. Gambar pompa sentrifugal diperlihatkan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Pompa sentrifugal.
(http://aris25trihandoko.blogspot.com/2012/09/pengertian-dan-klasifikasi-padapompa.html)
Keterangan:
1. Casing
2. Impeller
3. Shaft seal
4. Bearing housing
5. Shaft
6. Lubricating reservoir
7. Eye of impeller6
2.2 Fungsi dan Nama Bagian-Bagian Utama Pompa Sentrifugal
Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat pada
gambar 2.2.
Gambar 2.2 Bagian utama pompa sentrifugal.
(http://uripgumulya.com/berbagai-komponen-dalam-pompa-sentrifugal)
Keterangan:
1. Vane
2. Packing
3. Shaft
4. Discharge nozzle
5. Casing
6. Impeller
7. Bearing
8. Eye of impeller
Fungsi dari bagian-bagian pompa sentrifugal adalah sebagai berikut:
a. Vane
Vane adalah sudu impeller yang berfungsi sebagai tempat berlalunya cairan
pada impeller.
5
1
2
3
8
7
4
67
b. Packing
Packing digunakan untuk mencegah dan mengurangi kebocoran cairan dari
casing pompa yang berhubungan dengan Poros, biasanya terbuat dari Asbes
atau Teflon.
c. Shaft
Shaft atau Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
selama beroperasi dan tempat tumpuan impeller dan bagian-bagian lain yang
berputar.
d. Discharge nozzle
Discharge nozzle adalah bagian dari pompa yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya fluida hasil pemompaan.
e. Casing
Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen di dalamnya.
f. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga
cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan
akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
g. Bearing
Bearing atau bantalan berfungsi untuk menumpu atau menahan beban dari
Poros agar dapat berputar. bearing juga berfungsi untuk memperlancar
putaran poros dan menahan poros agar tetap pada tempatnya, sehingga
kerugian gesek dapat diperkecil.
h. Eye of impeller
Eye of impeller adalah bagian masuk pada arah hisap impeller.8
2.3 Kerja Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal mempunyai impeller untuk mengangkat zat cair dari
tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Daya dari luar diberikan
kepada poros pompa untuk memutarkan impeller di dalam zat cair, maka zat cair
yang ada di dalam impeller, oleh dorongan sudu-sudu ikut berputar. Karena
timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah-tengah impeller ke luar
melalui saluran di antara sudu-sudu. Di sini head tekan zat cair menjadi lebih
tinggi, demikian pula head kecepatannya bertambah besar karena zat cair
mengalami percepatan.
Jadi impeller pompa berfungsi memberikan kerja kepada zat cair
sehingga energi yang dikandungnya menjadi bertambah besar. Selisih energi per
satuan berat atau head total zat cair antara saluran hisap dan saluran keluar pompa
disebut head total pompa. Dari uraian di atas jelas bahwa pompa sentrifugal dapat
mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi
inilah yang menyebabkan pertambahan head tekanan, head kecepatan, dan head
potensial pada zat cair yang mengalir secara kontinyu (Sularso., 2004).
2.4 Klasifikasi Pompa Sentrifugal
2.4.1 Klasifikasi Menurut Jenis Impeller
Impeller memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah impeller jenis
tertutup, impeller jenis setengah terbuka, dan impeller jenis terbuka. Masingmasing jenis impeller akan dijelaskan sebagai berikut.
2.4.1.1 Impeller Tertutup
Sudu-sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu kesatuan,
digunakan untuk memompa zat cair yang bersih atau sedikit mengandung kotoran.
Impeller tertutup dapat dilihat pada gambar 2.3.9
Gambar 2.3 Impeller tertutup.
(http://uripgumulya.com/berbagai-komponen-dalam-pompa-sentrifugal)
2.4.1.2 Impeller Setengah Terbuka
Impeller jenis ini terbuka di sebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di
sebelah belakang. digunakan untuk memompa zat cair yang mengandung sedikit
kotoran, misalnya air yang bercampur pasir. Impeller setengah terbuka
ditunjukkan pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Impeller setengah terbuka.
(http://uripgumulya.com/berbagai-komponen-dalam-pompa-sentrifugal)
2.4.1.3 Impeller Terbuka
Impeller jenis ini tidak ada dindingnya di depan ataupun di belakang,
bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat sudu-sudu.
Jenis ini banyak digunakan untuk memompa zat cair yang banyak mengandung
kotoran yang volumenya lebih besar dari butiran pasir. Impeller terbuka
ditunjukkan pada gambar 2.5.10
Gambar 2.5 Impeller terbuka.
(http://uripgumulya.com/berbagai-komponen-dalam-pompa-sentrifugal)
2.4.2 Klasifikasi Menurut Bentuk Rumah
2.4.2.1 Pompa Volut
Pada sebuah pompa sentrifugal, zat cair pada impeller secara langsung
dibawa ke rumah volut, pompa volut diperlihatkan seperti pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Pompa volut.
(http://novhan-natanagara.blogspot.com/2011/03/sekilas-tentang-pompasentrifugal.html)
2.4.2.2 Pompa Diffuser
Pompa sentrifugal ini dilengkapi dengan sudu diffuser di keliling luar
impeller, konstruksi dan bagian-bagian dari pompa ini sama dengan pompa volut.
Fungsi dari diffuser adalah untuk meningkatkan efisiensi pompa dan
konstruksinya lebih kuat, maka konstruksi ini sering dpakai pada pompa besar
dengan head tinggi. pompa ini juga sering dipakai sebagai pompa bertingkat 11
banyak karena aliran dari tingkat satu ke tingkat berikutnya dapat dilakukan tanpa
menggunakan rumah volut. Pompa diffuser ditunjukkan pada gambar 2.7.
Gambar 2.7 Pompa diffuser.
(http://novhan-natanagara.blogspot.com/2011/03/sekilas-tentang-pompasentrifugal.html)
2.4.3 Klasifikasi Menurut Letak Poros
2.4.3.1 Pompa Jenis Poros Tegak (Vertical)
Pompa aliran campur dan pompa aliran aksial sering dibuat dengan
poros tegak (vertical). Poros ini dipegang di beberapa tempat sepanjang pipa
kolom oleh bantalan yang terbuat dari karet. pompa ini dapat dilihat pada gambar
2.8.
Gambar 2.8 Poros vertical.
(http://novhan-natanagara.blogspot.com/2011/03/sekilas-tentang-pompasentrifugal.html)
Discharge
Casing
Impeller
Suction12
2.4.3.2 Pompa Jenis Poros Mendatar (Horizontal)
Pompa ini mempunyai poros dengan posisi mendatar, pompa jenis ini
dapat dilihat pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Poros horizontal.
(http://novhan-natanagara.blogspot.com/2011/03/sekilas-tentang-pompasentrifugal.html)
2.4.4 Klasifikasi Menurut Rangkaian
Menurut rangkaiannya, operasi rangkaian dibedakan menjadi operasi
rangkaian seri dan paralel seperti pada gambar 2.10 dan 2.11.
2.4.4.1 Operasi Rangkaian Seri dan Paralel dari Pompa-Pompa dengan
Karekteristik Sama
Gambar 2.10 Operasi rangkaian seri dan paralel dari pompa-pompa dengan
karakteristik sama. (Sularso., 2004).13
Gambar 2.10 menunjukkan karakteristik sama dari pompa yang dipasang
secara seri dan paralel. Untuk pompa tunggal diberi tanda (1), pompa seri (2), dan
pompa paralel (3). Untuk rangkaian seri menghasilkan head kurva 2 diperoleh
dari harga head kurva 1 dikalikan dua untuk kapasitas Q yang sama. Kurva untuk
susunan paralel diberi tanda 3, harga kapasitas Q kurva 3 ini diperoleh dari harga
kapasitas pada kurva 1 dikalikan dua untuk head yang sama. Kurva R3
menunjukkan tahanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan R1 dan R2.
Jika sistem mempunyai kurva head kapasitas R1 maka titik kerja pompa
1 akan berada di A, jika disusun paralel pada kurva 3 maka titik kerjanya akan
berada di B. Terlihat bahwa Q di titik B tidak sama dengan dua kali Q di titik A,
ini terjadi karena ada kenaikan head sistem. Rangkaian seri digunakan untuk
menaikkan head, sedangkan paralel untuk menaikkan kapasitas aliran.
2.4.4.2 Operasi Paralel dari Pompa-Pompa dengan Karakteristik Berbeda
Gambar 2.11 Operasi paralel dari pompa-pompa dengan karakteristik
berbeda. (Sularso., 2004).
Gambar 2.11 menunjukkan bahwa pompa 1 mempunyai kapasitas yang
lebih kecil daripada pompa 2, jika dipasang paralel akan menghasilkan kurva
karekteristik 3. Untuk kurva head kapasitas sistem R1 akan dicapai titik operasi
paralel di C dengan laju aliran total sebesar Q, pompa 1 beroperasi di titik D
dengan kapasitas Q1 dan pompa 2 beroperasi di E dengan kapasitas Q2. Laju aliran 14
total Q = Q1 + Q2. Jika kurva head kapasitas sistem naik lebih curam daripada R2
maka pompa 1 tidak dapat menghasilkan aliran karena head yang dimiliki tidak
cukup tinggi untuk melawan head sistem, bahkan jika head sistem lebih tinggi
daripada head pompa maka aliran akan membalik masuk ke dalam pompa 1.
2.5 Dasar Perhitungan
2.5.1.1 Persamaan Bernouli
Persamaan bernouli adalah persamaan yang menghubungkan perubahan
tinggi kecepatan, tinggi tekanan, dan tinggi letak dari fluida. Persamaan bernouli
dinyatakan dengan persamaan 2.1 (Austin H., Crunch., 1993).
v
ଶ
2
+
P
ρ
+ g. z =
v
ଶ
2g
+
P
ρg
+ z = H … … . … … … . … … … … … … … (2.1)
Keterangan:
v = Kecepatan aliran rata-rata (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2
)
ρ = Kerapatan fluida (kg/m3
)
z = Tinggi letak dalam meter (m)
H = Tinggi energi dalam meter (m)
௩మ
ଶ
= Tinggi kecepatan dalam meter (m)
= Tinggi tekanan dalam meter (m)
2.5.1.2 Persamaan kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menyatakan bahwa di
dalam aliran cairan termampatkan, jumlah aliran pada setiap satuan waktu adalah
sama pada semua penampang di sepanjang aliran. Persamaan kontinuitas dapat
dinyatakan dengan persamaan 2.2 dan 2.3 (Austin H., Crunch., 1993).
ρ ୱ
.v ୱ
. A ୱ = ρୢ� .vୢ� . Aୢ� … … … … … … … . . … … . … … … … … … … (2.2)15
Diketahui bahwa:
Q = v . A
Maka:
ρ ୱ
.Q ୱ = ρୢ� .Qୢ�
Untuk cairan tidak termampatkan (Incompressible) nilai ρ (massa jenis) adalah
tetap. Karena air adalah termasuk jenis fluida tidak termampatkan maka:
Q = Q ୱ = Qୢ�
Q = v ୱ
. A ୱ = vୢ� . Aୢ� … … … … … … … … … … … … … …… . … … … … … … …(2.3)
Keterangan:
Q = Debit
vs = Kecepatan aliran rata-rata di bagian pipa masuk (m/s)
vs = Kecepatan aliran rata-rata di bagian pipa keluar (m/s)
As = Luas penampang pipa bagian dalam pada pipa masuk (m2
)
Ad = Luas penampang pipa bagian dalam pada pipa keluar (m2
)
2.5.1.3 Efisiensi Pompa
Efisiensi pompa dinyatakan dengan persamaan 2.4 (Careca F., dkk.,
2011).
η ୮୭୫୮ୟ =
p ୦
BHP 100 % … … … … . … … …… … … … … … . … … …… (2.4)
Keterangan:
η ୮୭୫୮ୟ = Efisiensi pompa
p ୦ = Daya hidrolis (Watt)
BHP = Daya poros (Watt)
2.5.1.4 Daya Poros (BHP)
Daya poros adalah daya yang bekerja pada poros untuk menggerakkan
sebuah pompa atau biasa disebut BHP (Break Horse Power). Daya ini dinyatakan
dengan persamaan 2.5 (Careca F., dkk., 2011).
BHP = T. ω =
2 . π . n . T
60 … … … … … … … … … … . … … … … … … … (2.5)16
Keterangan:
BHP = Daya poros (Watt)
T = Torsi (N.m)
ω = Kecepatan sudut poros (rad/s)
n = kecepatan putar (rpm)
2.5.1.5 Torsi
Torsi atau momen gaya adalah hasil kali antara gaya F dan panjang
lengan momennya (m). Torsi dinyatakan dengan persamaan 2.6 (Careca F., dkk.,
2011).
T = F .L … … … … … … … … … … … … … …… … … . … … … … …… … (2.6)
Keterangan:
T = Torsi (Nm)
F = Gaya (kgf)
L = Panjang (m)
2.5.1.6 Daya Hidrolis (Ph)
Daya hidrolis adalah daya dari pompa sentrifugal yang dipindahkan ke
dalam fluida, daya ini dapat dinyatakan dengan persamaan 2.7 (Dietzel F., 1980).
P ୦ = ρ .g . H . Q … … … . … … … … … … … … …… … . . … … … … … (2.7)
Keterangan:
Ph = Daya hidrolis (watt)
ρ = Kerapatan fluida (kg/m3
)
g = Percepatan gravitasi (m/s2
)
Q = Kapasitas fluida yang dipompa (m3
/s)
H = Head total pompa (m)
2.5.1.7 Head Total
Head total pompa pada sebuah penampang adalah head yang terdiri dari
beberapa head, diantaranya adalah head tekanan, head kecepatan, dan head
potensial. Ketiga head ini adalah energi mekanik yang dikandung oleh satu satuan
berat (kgf) zat cair yang mengalir pada penampang, satuan energi per satuan berat
adalah ekuivalen dengan satuan panjang yaitu meter, seperti yang diperlihatkan 17
pada gambar (2.12) maka head total dapat dinyatakan dengan persamaan 2.8
(Sularso., 2004).
h = ܪ ୮ + h ୴ + hୟ + h
H = ൬
pୢ�_ p ୱ
γ
൰ + ቆ
vୢ�
ଶ − v ୱ
ଶ
2 g
ቇ + hୟ + h … … … . … … …… … … … (2.8)
Keterangan:
H = Head total pompa (m)
hp = Head karena tekanan (m)
hv = Head karena kecepatan (m)
ha = Head statis total (m)
Head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan di sisi hisap.
hL = Berbagai kerugian head di pipa, katub, belokan, sambungan (m)
Gambar 2.12 Head pompa.
2.5.1.8 Head Karena Tekanan (hp)
Head tekanan dapat dinyatakan dengan persamaan 2.9 (Sularso., 2004).
h ୮ =
Δp
γ
=
pୢ� − p ୱ
γ
… … … … … … … … … … . … … … … . . … … … . …(2.9)
Keterangan:18
hp = Head yang diakibatkan karena tekanan (m)
Pd = Tekanan keluar absolut (N/m
2
)
Ps = Tekanan masuk absolut (N/m2
)
γ = Berat per satuan volume zat cair yang dipompa (N/m3
)
2.5.1.9 Head Karena Kecepatan (hv)
Head yang diakibatkan karena kecepatan dapat dinyatakan dengan
persamaan 2.10 (Sularso., 2004).
h ୴ =
Δv
ଶ
2g
=
vୢ�
ଶ − v ୱ
ଶ
2 g
… … … … … … … … … … . … … … … … … … (2.10)
Keterangan:
hv = Head yang diakibatkan karena kecepatan (m)
vd = Kecepatan aliran rata-rata di bagian pipa keluar (m/s)
vs = Kecepatan aliran rata-rata di bagian pipa masuk (m/s)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2
)
2.5.1.10 Tekanan
Tekanan yang digunakan untuk perhitungan adalah tekanan absolut atau
tekanan total hasil penjumlahan tekanan terukur (gauge pressure) dengan tekanan
atmosfer (udara) yang dapat dilihat pada persamaan 2.11. Bukan hanya zat cair
saja, namun udarapun memiliki tekanan yang disebut tekanan atmosfer (udara),
sehingga jika dihitung secara total antara tekanan udara yang menekan zat cair di
dalam sebuah penampang tentu akan semakin besar. Tekanan terukur yang lebih
kecil daripada tekanan atmosfir disebut tekanan terukur negatif, sedangkan
tekanan terukur yang lebih besar daripada tekanan atmosfir disebut tekanan
terukur positif, lebih lengkapnya ditunjukkan pada gambar 2.13 berikut:19
Gambar 2.13 Satuan dan skala pengukuran tekanan.
(http://s3.amazonaws.com/ppt-download/teori-dasar-pompa-sentrifugal-
110704102103-phpapp01.pdf?)
Jadi untuk menentukan nilai tekanan absolut adalah sebagai berikut :
Pୟୠୱ = Pୟ୲୫ + P ୲ୢ ୰୳୩୳୰ … … … … … … … … … … … . … … … … … … (2.11)
Keterangan :
Pabs = Tekanan absolute (N/m2
)
Patm = Tekanan atmosfir (N/m2
)
Pterukur = Tekanan yang terukur pada alat ukur tekanan fluida (N/m2
)
2.5.1.11 Laju Aliran Fluida (v)
Perhitungan laju aliran fluida dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 2.12 (Sularso., 2004) berikut:
v =
Q
A
… … … … … …… … … … … … … … … … … … … … … … … … . .(2.12)
Keterangan :
v = Laju aliran fluida (m/s)
Q = Debit (m3
/s)
A = Luas penampang pipa bagian dalam (m2
)
Luas penampang pipa adalah :20
A =
π
4
d
ଶ … … … … … …… … … … … … … … … … … … … …… … … … (2.13)
Keterangan :
A = Luas penampang pipa bagian dalam (m2
)
d = Diameter pipa (m)
Jadi laju aliran pada pipa bagian keluar dapat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
vୢ� =
Qୢ�
Aୢ�
… … … … … …… … … … … … … … … … … … … … … … … … (2.14)
Untuk mencari nilai dari laju aliran pada pipa hisap dapat dihitung menggunakan
persamaan kontinuitas sebagai berikut :
Q = v . A
Jika Qୢ� = Q ୱ
Maka v ୱ
. A ୱ = vୢ� . Aୢ�
v ୱ =
vୢ� . Aୢ�
A ୱ
… …… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (2.15)
2.5.1.12 Debit
Perhitungan debit dapat dinyatakan pada persamaan 2.17 dengan
pengambilan waktu sebanyak 3 kali maka waktu rata-rata (t) adalah:
t =
t ଵ + t ଶ + t ଷ
3
… … … … … … … … … … … …… … … … … … … … (2.16)
Sehingga diperoleh debit aliran sebagai berikut :
Q =
V
t
… … … … …… … … … … … … … … … … … … … …… … … … … (2.17)
Keterangan :
Q = Debit (m3
/s)
V =Volume fluida (m3
)
t =Waktu (s)