3. lp iii alvinda_dhf

18
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF) Oleh: Alvinda Yuanita, S. Kep (NIM. 092311101013) 1. Kasus Dengue Haemoragic Fever (DHF) 2. Proses terjadinya masalah a. Pengertian DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty (Nurarif & Kusuma, 2013). Dengue haemoragic fever (DHF) adalah penyakit yang menyerang anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam, disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Infeksi virus dengue merupakan suatu self limiting infectious disease yang akan berakhir sekitar 2-7 hari (Setiati, 2009). b. Klasifikasi Klasifikasi DHF dibagi menjadi empat derajat yaitu: 1) Derajat 1 Demam disertai gejala tidak khas, manifestasi pasti saat dilakukan uji torniqet positif. 2) Derajat 2

Upload: sofiatul-makfuah

Post on 14-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)Oleh: Alvinda Yuanita, S. Kep (NIM. 092311101013)

1. KasusDengue Haemoragic Fever (DHF)2. Proses terjadinya masalaha. PengertianDHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty (Nurarif & Kusuma, 2013). Dengue haemoragic fever (DHF) adalah penyakit yang menyerang anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam, disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Infeksi virus dengue merupakan suatu self limiting infectious disease yang akan berakhir sekitar 2-7 hari (Setiati, 2009).b. KlasifikasiKlasifikasi DHF dibagi menjadi empat derajat yaitu:1) Derajat 1Demam disertai gejala tidak khas, manifestasi pasti saat dilakukan uji torniqet positif.2) Derajat 2Derajat 1 disertai pendarahan spontan dikulit dan atau perdarahan pada anggota tubuh yang lain.3) Derajat 3Ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah, kulit dingin, lembab dan pasien gelisah.4) Derajat 4Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

c. PenyebabPenyebab DHF adalah virus dengue sejenis arbovirus, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus dengue penyebab demam berdarah termasuk group B Arthropod borne virus (arbovirusess) dan sekarang dikenal sebagai genus flavirus, family flaviviridae dan mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotype yang paling banyak sebagai penyebab. Penularan DHF melibatkan tiga faktor yaitu manusia, virus, dan perantara. d. PatofisiologiNyamuk aedes aegypti dapat menularkan virus dengue kepada manusia baik secara langsung (setelah menggigit orang yang sedang mengalami viremia ) maupun tidak langsung (setelah mengalami masa inkubasi dalam tubuhnya selama 8-10 hari). Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypty, virus tersebut akan berinteraksi dengan antibodi sehingga terbentuk kompleks virus-antibodi. Pada manusia diperlukan waktu 4-6 hari atau 13-14 hari sebelum menjadi sakit setelah virus masuk dalam tubuh. Kompleks virus-antibodi yang telah terbentuk akan teraktivasi sehingga tubuh bereaksi dengan melepaskan mediator kuat (histamine) sebagai faktor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. Akibatnya terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) sehingga dapat terjadi perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah sehingga dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, asidosis metaboik dan kematian.Hipovolemia juga dapat disebabkan oleh peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah yang menyebabkan kebocoran plasma. Adanya komplek imun virus-antibodi juga menimbulkan agregasi trombosit sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopenia, dan koagulopati. Ketiga hal tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan yang jika berlanjut akan terjadi shock dan apabila shock tidak teratasi maka akan menyebabkan hipoxia jaringan dan akhirnya terjadi Asidosis metabolik. e. Tanda dan gejalaInfeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan suatu spektrum manifestasi klinis yang bervariasi antara penyakit yang paling ringan, dengue fever, dengue hemmorrhagic fever dan dengue shock syndrom. Tanda dan gejala pada DHF meliputi:1) DemamDemam mendadak disertai dengan gejala klinis yang tidak spesifik seperti anoreksia, lemah, nyeri pada punggung, tulang sendi dan kepala. Pada umumnya gejala klinik ini tidak mengkhawatirkan. Demam berlangsung antara 2-7 hari kemudian turun secara lysis.2) PerdarahanPenyebab perdarahan pada pasien demam berdarah adalah vaskulopati, trombosipunia, gangguan fungsi trombosit dan koagulasi intravaskuler yang menyeluruh. Umumnya muncul pada hari kedua sampai ketiga demam, bentuk perdarahan dapat berupa uji rumple leed positif, petechiae, purpura, echimosis, epistaksis, perdarahan gusi dan yang paling parah adalah melena.3) HepatomegaliPada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit, bervariasi dari hanya sekedar diraba sampai 2-4 cm di bawah arkus kosta kanan. Derajat hepatomegali tidak sejajar dengan beratnya penyakit, namun nyeri tekan pada daerah tepi hepar berhubungan dengan adanya perdarahan.4) Renjatan (Syok)Pada kasus ringan dan sedang, semua tanda dan gejala klinis menghilang setelah demam turun disertai keluarnya keringat, perubahan pada denyut nadi dan tekanan darah, akral teraba dingin disertai dengan kongesti kulit. Perubahan ini memperlihatkan gejala gangguan sirkulasi, sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat bersifat ringan atau sementara. Pada kasus berat, keadaan umum pasien mendadak menjadi buruk setelah beberapa hari demam pada saat atau beberapa saat setelah suhu turun, antara 3-7, terdapat tanda kegagalan sirkulasi, kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung jari dan kaki, sianosis di sekitar mulut, pasien menjadi gelisah, nadi cepat, lemah kecil sampai tidak teraba. Pada saat akan terjadi syok pasien mengeluh nyeri perut.5) TrombositopeniaTrombositopenia adalah berkurangnya jumlah trombosit, apabila dibawah 150.000/mm3 biasanya di temukan di antara hari ketiga sampai ketujuh sakit.6) Kenaikan Nilai HematokritMeningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator yang peka terhadap terjadinya shock sehingga perlu di lakukan pemeriksaan secara periodik.f. Penanganan1) DHF tanpa Renjatana) Tingkatkan intake cairan (minum 1 - 2 Liter / hari )b) Berikan obat anti piretik untuk menurunkan panas dan kompresc) Jika kejang maka dapat diberi luminal (antikonvulsan) untuk anak 1th 75 mg IM. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri luminal dengan dosis 3mg / kb BB (anak 1th diberikan 5 mg/ kg BB)d) Berikan infus jika muntah terus-menerus dan hematokrit meningkat2) DHF dengan Renjatana) Pasang infus RLb) Jika dengan infus tidak ada respon, maka berikan plasma expander (20 30 ml/ kg BB)c) Tranfusi jika Hb dan Ht turun

3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh Nyeria. Pohon Masalah penekanan intraabdomen

Ketidakefektifan pola nafas

Resiko syok (hipovolemik)

Mual & muntah

Ketidakefektifan perfusi jaringan periferKekurangan volume cairan dan elektrolit Efusi pleura hepatomegali AscitesAsidosis metabolik Paru-paru Hepar Abdomen Hipoksia JaringanResiko perdarahan

perdarahan kebocoran plasma ke ekstraseluler

merangsang & mengaktivasi Renjatan hipovolemiktrombositopenia faktor pembekuan darah & hipotensi

Agregasi trombosit kerusakan endotel pembuluh darah resiko syok hipovolemik

Permeabilitas membran meningkat

Peningkatan reabsorbsi Na dan

Hipertermi HO PGE Hipotalamus membentuk dan melepaskan zat C3a, C5a

Arbovirus (lewat nyamuk aedes aegypti) masuk dalam darah infeksi virus dengue (viremia) mengaktifkan system komplemen

b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikajiMasalah keperawatannya adalah:1. Ketidakefektifan perfusi jaringan2. Kekurangan volume cairan3. Hipertermi4. Nyeri akut5. Resiko syok (hipovolemik)Data yang perlu dikaji:1) Pengkajiana) Identitas pasienb) Keluhan UtamaPasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.c) Riwayat penyakit sekarangRiwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.d) Riwayat penyakit terdahuluTidak ada penyakit yang diderita secara specifik.e) Riwayat penyakit keluargaRiwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty. f) Riwayat kesehatan lingkunganBiasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.g) Riwayat tumbuh kembangh) Pengkajian per sistem(1) Sistem PernapasanSesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.

(2) Sistem PersyarafanPada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS.(3) Sistem KardiovaskulerPada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipenia, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.(4) Sistem PencernaanSelaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.(5) Sistem perkemihanProduksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.(6) Sistem IntegumenTerjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.

4. Diagnosis KeperawatanDiagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada klien yeng mengalami DHF adalah:a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahanb. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasmac. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi penyakitd. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakite. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan perdarahan dan mobilisasi cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

5. Rencana Tindakan KeperawatanNoDiagnosa KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensi

1.Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahanTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 6 jam perfusi jaringan menjadi efektif

Kriteria Hasil: TTV dalam rentang normal CRT < 2 detik Nyeri ekstreemitas (-)1. Observasi tanda tanda Vital (kualitas dan Frekwensi denyut nadi, tekanan darah, Capillary Refill Time)2. Oservasi sirkulasi pada ektremitas (suhu, kelembaban dan warna )3. Observasi kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas seperti dingin, nyeri, pembengkakan kaki 4. Batasi gerakan kepala, leher, dan punggung5. Monitor adanya tromboflebitis

4Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam tidak terjadi kekurangan volume cairan

Kriteria Hasil: Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ, urine normal Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat2. Monitor tanda-tanda vital3. Monitor status hidrasi (kelembapan membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan4. Monitor masukan cairan dan hitung intake kalori harian5. Kolaborasikan pemberian cairan IV6. Berikan cairan IV pada suhu ruangan7. Monitor status nutrisi8. Dorong masukan oral9. Dorong keluarga untuk membantu intake oral

2 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi penyakit

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan 1 X 6 jam terjadi penurunan suhu tubuh

Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam rentang normal Nadi dan RR dalam rentang normal Tidak ada perubahan warna kulit 1. Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam sekali2. Observasi intake dan output cairan3. Berikan kompres4. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat5. Kolaborasi pemberian antipiretik

3Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakit

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam nyeri dapat berkurang

Kriteria Hasil : Mampu mengontrol nyeri Skala, intensitas, frekuensi nyeri berkurang1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus)2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan klien3. Kurangi faktor presipitasi nyeri4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri (suhu, pencahayaan, bising)5. Kolaborasikan pemberian analgetik

5.

Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan perdarahan dan mobilisasi cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam tidak terjadi syok hipovolemik

Kriteria Hasil: Nadi dalam batas yang diharapkan Irama jantung dalam batas yang diharapkan Frekuensi nafas dalam batas yang diharapkan Irama pernapasan dalam batas yang diharapkan dalam batas yang diharapkan Hasil laboratorium (cairan dan elektrolit) dalam rentang normal1. Monitor warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR, dan ritme, nadi perifer, dan kapiler refill2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan3. Monitor suhu ruangan4. Monitor input dan output5. Pantau nilai laboratorium: HB, HT, AGD, dan elektrolit6. Monitor tanda dan gejala asites7. Monitor tanda awal syock8. Berikan cairan IV dan oral yang tepat9. Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala syok

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif & Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Dignosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media Action.Price, SA. 1996. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Penyakit Volume 1. Jakarta: EGC.Rampengan, T.H.2008. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.Jakarta : EGCSetiati TE. Soemantri Ag. 2009. Demam Berdarah Dengue Pada Anak: Patofisiologi, Resusitasi Mikrovaskuler dan Terapi Komponen Darah. Semarang: Pelita Insani.Smeltzer, SC., Bare B.G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Alih Bahasa : Monica Ester. Jakarta : EGC.