2. dalil ttg belajar.docx

19
KEWAJIBAN BELAJAR-MENGAJAR DALAM AL-QUR’AN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia diciptakan Allah dengan berbagai potensi yang dimilikinya, tentu dengan alasan yang sangat tepat potensi itu harus ada pada diri manusia, sebagaimana sudah diketahui manusia diciptakan untuk menjadi khalifatullah fil ardh. Potensi yang dimiliki manusia tidak ada artinya kalau bukan karena bimbingan dan hidayah Allah yang terhidang di alam ini. Namun manusia tidak pula begitu saja mampu menelan mentah-mentah apa yang dia lihat, kecuali belajar dengan megerahkan segala tenaga yang dia miliki untuk dapat memahami tanda-tanda yang ada dalam kehidupannya. Tidak hanya itu, manusia setelah mengetahui wajib mengajarkan ilmunya agar fungsi kekhalifahan manusia tidak terhenti pada satu masa saja, Dan semua itu sudah diatur oleh Allah SWT. Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu

Upload: robby

Post on 14-Jul-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

KEWAJIBAN BELAJAR-MENGAJAR DALAM AL-QUR’AN

A.    PENDAHULUAN

1. Latar Belakang             

  Manusia diciptakan Allah dengan berbagai potensi yang dimilikinya, tentu dengan alasan yang

sangat tepat potensi itu harus ada pada diri manusia, sebagaimana sudah diketahui manusia

diciptakan untuk menjadi khalifatullah fil ardh. Potensi yang dimiliki manusia tidak ada artinya

kalau bukan karena bimbingan dan hidayah Allah yang terhidang di alam ini. Namun manusia

tidak pula begitu saja mampu menelan mentah-mentah apa yang dia lihat, kecuali belajar dengan

megerahkan segala tenaga yang dia miliki untuk dapat memahami tanda-tanda yang ada dalam

kehidupannya. Tidak hanya itu, manusia setelah mengetahui wajib mengajarkan ilmunya agar

fungsi kekhalifahan manusia tidak terhenti pada satu masa saja, Dan semua itu sudah diatur oleh

Allah SWT.

Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat

dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusia tidak akan mampu merubah suatu peradaban. Bahkan

dirinyapun tidak bisa menjadi lebih baik.

2. Rumusan Masalah

a. Apa itu yang dimaksud dengan belajar dan mengajar.

b. Mengapa menuntut ilmu (belajar) sebagai kewajiban.

c. Kapan proses belajar berlangsung dan sampaikan kapan

Page 2: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

d. Bagaiamana kaitan hadis dengan kewajiban belajar mengajar

3. Tujuan Pembahasan

        Adapun tujuan penulisan ini adalah :

a.       ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar dan mengajar

b.      ingin mengetahui mengapa menuntut ilmu itu suatu kewajiban bagi muslim laki-laki

maupun perempuan.

c.       Ingin mengetahui kapan proses belajar maupun mengajar dimulai

d.      Ingin menambah wawasan atau pengetahuan mengenai hal ini.

B.  Pengertian Belajar dan Mengajar

            Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

“Belajar”. Seringkali pula perumusan dan tafsiran berbeda satu sama lain. Belajar adalah

modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as the

modification or trengthening of behavior through experiencing).

            Menurut pengertian diatas, belajar adalah merupakan proses suatu kegiatan dan bukan

suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengiat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Ada juga yang mengatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah

latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.

            Sedangkan pengertian mengajar lebih identik kepada proses mengarahkan seseorang agar

lebih baik. Didalam ilmu pendidikan islam adalah setiap orang dewasa yang karena kewajiban

Page 3: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan orang lain. Atau konsekuensi dari

pada pengetahuan yang didapat.

C. Alasan menuntut ilmu (belajar).

            Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan

tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusia tidak akan mampu merubah suatu peradaban.

Bahkan dirinyapun tidak bisa menjadi lebih baik. Karena menuntut ilmu merupakan sesuatu

yang sangat penting dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dari urian tadi sudah menjadi

keseharusan dalam menuntut ilmu.

D.  Awal Perintah Membaca

Mengingat hal diatas sangat tepat jika wahyu pertama turun kepada nabi SAW mengisyaratkan

tentang perintah membaca (menuntut ilmu). Yakni Surat Al-Alaq ayat 1

ù&tø%$#�  ÉOó™$$Î/ y7În/u‘ “Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ  

Artinya  

 “Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan.”

Kata Iqra’  terambil dari kata kerja  kara’a yang pada mulanya berarti menghimpun. Apabila kita

merangkai huruf kemudian mengucapkan rangkaian tersebut maka kita

sudahmenghimpunnya yakni membacanya.[1] Dengan demikinan, realisasi perintah tersebut

tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai objek bacaan, tidak pula harus diucapkan

Page 4: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

sehingga terdengar oleh orang lain. Karena dalam kamus-kamus ditemukan aneka ragam arti dari

kata tersebut adalah bisa menyampaikan, menela’ah, membaca, meneliti, mendalami.[2]

Syekh “Abdul Halim Mahmud (mantan pemimpin tinggi Al-Azhar Mesir) sebagaimana dikutip

Quraish Shihab dia menulis dalam bukunya al-Qur’an Fi Syahr al-Qur’an: “ dengan

kalimat iqra’ bismi Rabbika, al-Qur’an tidak hanya sekedar menyuruh membaca, tetapi

membaca adalah lambang dari segala apa yang dilakukan oleh manusia, baik yang sifatnya aktif

maupun pasif. Kalimat tersebut dalam pengertian dan semangatnya ingin menyatakan “bacalah

demi Tuhanmu, bergeraklah demi Tuhanmu, bekerjalah demi Tuhanmu” . demikian juga ketika

kita berhenti melakukan aktifitas hendaklah didasari padaBismi rabbika sehingga akhirnya ayat

itu berarti “jadilah seluruh kehidupanmu, Wujudmu, dalam cara dan tujuanmu, kesemuanya

demi karena Allah semata”.[3]

Adapun Asbabun Nuzul ayat ini adalah Dalam hadis sahih riwayat Bukhari dinyatakan bahkan

Nabi SAW. datang ke gua Hira' suatu gua yang terletak di atas sebuah bukit di pinggir kota

Mekah untuk berkhalwat beberapa malam. Kemudian sekembali beliau pulang mengambil bekal

dari rumah istri beliau, Khadijah, datanglah jibril kepada beliau dan menyuruhnya membaca. 

Nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca" Jibril merangkulnya sehingga Nabi merasa sesak

nafas. Jibril melepaskannya; sambil berkata: "Bacalah". Nabi menjawab: "Aku tidak bisa

membaca". Lalu. dirangkulnya lagi dan dilepaskannya sambil berkata: "Bacalah". Nabi

menjawab: "Aku tidak bisa membaca" sehingga Nabi merasa payah, maka Jibril membacakan

ayat 1 sampai ayat 5.

E. Peranan Akal dalam proses belajar

Page 5: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

Segala potensi yang dimiliki manusia sebagai jalan untuk mengetahui sesuatu baik berupa isyarat

yang jelas (tampak) maupun yang tersembunyi yang hanya mampu ditangkap dengan indra yang

abstrak merupakan cara Allah mendidik manusia.

Jelaslah  alasan manusia menuntut ilmu (Belajar) tidak luput dari unsur wahyu ilahiyah, maka

tidak pantas manusia sebagai penuntut ilmu melepaskan diri dari wahyu Ilahi Sebagai ayat-ayat

Qauliyah. Karena petunjuk yang tidak akan ditemui di alam (ayat-ayat kauniyah Allah) hanya

dapat ditemukan dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Disini peranan akal sangat

mempunyai  otoritas yang sangat tinggi dalam proses belajar yakni menuntut ilmu. Karena akal

adalah sebagai alat untuk menuntut ilmu, dan ilmu adalah alat untuk menghilangkan kesulitan

manusia, maka didalam islampun memerintahkan manusia untuk menuntut ilmu, bukan saja ilmu

agama, tetapi juga ilmu-ilmu lainnya.

F. Waktu dan derajat atau kedudukan menuntut ilmu (belajar)

Sebagai makhluk yang berakal, umat islam mempertahankan kemuliaannya diperintahkan untuk

menuntut ilmu dalam waktu yang tidak terbatas selama hayat dikandung badan. Prinsip belajar

selama hidup ini merupakan ajaran islam yang penting. Sabda Rasulullah SAW :

Artinya :

Page 6: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

            Tuntutan ilmu itu sejak dari ayunan sampai keliang lahat (mulai dari kecil sampai mati).

(H.R Ibn.Abd.Bar).

Lebih tegas lagi, islam mewajibkan orang menuntut ilmu melalui sabda Nabi  SAW :

Artinya :

Menuntut ilmu itu adalah kewajiban atas setiap orang islam, laki-laki ataupun perempuan. (H.R.

Bukhari dan Muslim).

Sedangkan didalam Al-qur’an meraka yang berilmu dan tidak berilmu itu berbeda dalam

pandangan islam.

Firman Allah :

Page 7: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

Artinnya :

            “Katakanlah (ya Muhammad), tidaklah sama orang yang berilmu dan orang yang tidak

berilmu! Sesungguhnya yang memilki akal pikiranlah yang dapat menerima pelajaran.” (Q.S. 39

Ar-Zumar 9).

Allah meninggikan derajat orang yang berilmu itu, Firmannya :

Artinya

“…….(Allah) meniggikan derejat orang beriman dan berilmu pengetahuan itu.(Q.S. 58 Al-

Mujadalah 11).(orang yang berilmu itu lebih tinggi beberapa derejat dari orang yang tidak

berilmu).”

Karena sungguh dalam Islam mereka yang tekun mencari ilmu lebih dihargai daripada mereka

yang beribadah sepanjang masa. Kelebihan ahli ilmu, al-‘alim daripada ahli ibadah, al- ‘abid,

adalah seperti kelebihan Muhammad atas orang Islam seluruhnya. Di kalangan kaum muslimin

hadits ini sangat popular sehingga mereka memandang bahwa mencari ilmu merupakan bagian

integral dari ibadah.

Dalam Islam, nilai keutamaan dari pengetahuan keagamaan berikut penyebarannya tidak pernah

diragukan lagi. Nabi menjamin bahwa orang yang berjuang dalam rangka menuntut ilmu akan

Page 8: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

diberikan banyak kemudahan oleh Tuhan menuju surga. Para pengikut atau murid Nabi telah

berhasil meneruskan dan menerapkan ajaran tentang semangat menuntut dan mencari ilmu.

Motivasi religius ini juga bisa ditemukan dalam tradisi Rihla.Suatu tradisi ulama  yang

disebut al-rihla fi talab al-‘ilm ‘ Suatu perjalanan dalam rangka mencari ilmu’adalah bukti

sedemikian besarnya rasa keingintahuan dikalangan para ulama.

Rihla, tidak hanya merupakan tradisi ulama, tapi juga merupakan kebutuhan untuk menuntut

ilmu dan mencari ilmu yang didorong oleh nilai-nilai religius. Hadits-hadits Nabi membuktikan

suatu hubungan tertentu :” Seseorang yang pergi mencari ilmu dijalan Allah hingga ia kembali,

ia memeperoleh pahala seperti orang yang berperang menegakkan agama. Para malaikat

membentangkan sayap kepadanya dan semua makhluk berdoa untuknya termasuk ikan dan air”.

Islam secara mutlaq mendorong para pengikutnya untuk menuntut ilmu sejauh mungkin, bahkan

sampai ke negeri Cina. Nabi menyatakan bahwa jauhnya letak suatu Negara tidaklah menjadi

masalah, sebagai ilustrasi unik terhadap kemuliaan nilai ilmu pengetahuan. [4]  Siapaun sepakat

hadits Nabi yang berbunyi Utlub al ‘ilm walau kana bi al-shin, menekankan betapa pentingnya

mencari ilmu lebih-lebih ilmu agama yang dikategorikan Imam Ghozali sebagai fardlu ‘ain.[5]

Disamping Hadits Nabi yang berkenaan dengan al- shin nabi juga menyinggung tentang al-yahud

yang mana dikisahkan bahwa Nabi menyuruh sekretarisnya untuk mempelajari kitab al-Yahud

sebagai proteksi diri dari penipuan kaum yahudi. Dari kedua hadits tersebut diungkapkan untuk

memberi penekananan bahwa terdapat hubungan simbiosis antara ilmu pengetahuan dan dengan

kemajuan serta ketahanan peradapan Islam.       Menurut Nabi , tinta para pelajar nilainya setara

dengan darah para syuhada’ pada hari pembalasan.

Page 9: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

G. Orang-orang yang terpilih dalam proses belajar mengajar

Dalam hal ini, para pelaku dalam proses belajar mengajar, yaitu guru dan murid dipandang

sebagai ‘‘ orang-orang terpilih’’ dalam masyarakat yang telah termotivasi secara kuat oleh

agama untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan mereka. hal ini sejalan

dengan ayat al-Qur’an surat al-Taubah ayat 122 yang artinya berbunyi :

Artinya :

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi

dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan

mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah

kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya ( Q.S.Al-Taubah: 122)

Penjelasan : Ada dua versi yang kami temukan yaitu pada tafsir Al-Misbah karya M. Quraish

Shihab dan tafsir Al-Maraghi Karya Ahmad Musthafa Al-Maraghi. Yang pertama mari kita lihat

penjelasan yang kami dapatkan dari tafsir Al-Misbah. Ayat itu menuntun kaum muslimin untuk

membagi tugas dengan menegaskan bahwa “Tidak sepatutnya bagi orang-orang mu’min yang

selama ini dianjurkan agar bergegas menuju medan perang pergi semua ke medan perang

sehingga tidak tersisa lagi yang melaksanakan tugas yang lain”. Jika memang ada panggilan

Page 10: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

yang bersifat mobilisasi umum maka mengapa tidak pergi dari setiap golongan, yakni kelompok

besar diantara mereka beberapa orang dari golongan itu untuk bersungguh-sungguh

memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat memperoleh manfaat untuk

diri mereka dan orang lain dan juga untuk memberi peringatan kepada kaum merka yang menjadi

anggota yang di tugaskan oleh Rasulullah SAW.

Terbaca di atas bahwa yang dimaksud dengan orang yang memperdalam pengetahuan demikian

juga yang memberi peringatan adalah mereka yang tinggal bersama Rasulullah SAW. Ini adalah

pendapat mayoritas ulama.

Ayat ini mengggaris bawahi terlebih dahulu motivasi bertafaqquh/ memperdalam pengetahuan

bagi mereka yang dianjurkan keluar sedang motivasi utama mereka yang berperang bukanlah

tafaqquh. Yang kedua  kita lihat menurut tafsir Al-Maraghi. Ayat ini menerangkan kelengkapan

dari hukum-hukum yang menyangkut perjuangan yakni hukum mencari ilmu dan mendalami

agama. Artinya bahwa pendalaman ilmu agama itu merupakan cara berjuang dengan

menggunakan hujjah dan penyampaian bukti-bukti dan juga merupakan rukun terpenting dalam

menyeru kepada iman dan menegakan sendi-sendi Islam. Karena perjuangan yang menggunakan

pedang itu sendiri tidak di syaratkan kecuali untuk jadi benteng dan pagar dari da’wah tersebut

agar jangan dipermainkan oleh tangan-tangan ceroboh dari orang-orang kair dan munafik.

Berdasarkan dua penafsiran bahwa kami dari penulis makalah cenderung kepada tafsir Al-

Maraghi bahwa pendalaman ilmu agama itu merupakan cara berjuang dengan menggunakan

hujjah dan penyampaian bukti-bukti dan juga merupakan rukun terpenting dalam menyeru

kepada iman dan menegakan sendi-sendi Islam. Karena perjuangan yang menggunakan pedang

itu sendiri tidak di syaratkan kecuali untuk jadi benteng dan pagar dari da’wah tersebut agar

Page 11: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

jangan dipermainkan oleh tangan-tangan ceroboh dari orang-orang kafir dan munafik. Karena

kebaikan menuntut ilmu dan mengajarkannya sama pahalanya disisi Allah dengan jihad. Barang

siapa yang memberi contoh kebaikan , kemudian kebaikan itu dicontoh oleh orang lain, maka dia

akan mendapat kebaikan yang sama dengan orang yang melakukan tersebut, tanpa mengurangi

pahala orang yang melakukannya, begitu juga sebaliknya. Demikian ungkapan yang sementara

dianggap dari Rasulullah SAW.

D. Penutup

1.       Kesimpulan

             Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman agar lebih

baik. Oleh karena itu proses belajar atau  menuntut ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting

dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang harus benar-benar dilaksanakan, tentunya

dalam hal ini ada kaitannya dengan membaca maupun mengamati baik itu yang berbaur Agama

maupun ilmu-ilmu umum. Sebagai makhluk yang berakal, umat islam mempertahankan

kemuliaannya diperintahkan untuk menuntut ilmu dalam waktu yang tidak terbatas selama hayat

masih dikandung badan

2.      Saran

            Dari uraian diatas penulis dapat memberikan saran kepada pembaca khususnya untuk

penulis sendiri.

Page 12: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

a.       Mengingat belajar mengajar adalah suatu keharusann dilakukan oleh seorang muslim

dalam rangka memanfaatkan potensi akal yang diberikan Allah SWT maka isilah akal itu dengan

pengetahuan Al-Qur’an (Agama) agar bisa tertujunya tujuan insane kamil.

b.      Dengan semakin banyak belajar atau mengkaji dan mendalami ayat-ayat Allah Baik

Qauliyah maupun Qaauniayah, akan semakin membuka peluan terciptanya ilmu-ilmu baru dan

peradaban baru yang lebih baik.

c.       Mengingat orang yang menuntut ilmu  lalu mengajarkannya memiliki kedudukan yang

sama dengan kebaikan orang yang jihad di perang melawan orang-orang kafir. Maka hal ini bisa

digunakan sebagai motivasi dalam meraih kehidupan yang lebih baik diakherat kelak.

E. DAFTAR PUSTAKA

Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi Vol 30 hal. 346-349. CV. Toha

Putra : Semarang.

_______________________. 1981. Terjemah Tafsir Al-Maraghi Vol … hal.…. CV. Toha Putra :

Semarang.

_______________________. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi Vol 5 hal. 83. CV. Toha Putra :

Semarang.

Ash-Shiddieqy, Hasbi. 1969. Tafsir Al-Qur’an Juz IV hal. 157-159. Bulan               Bintang. Jakarta.

Prof.H. Mahmud Junus. Tarjamah Al-Qur’an Al-Karim. Bandung. PT. al-Ma’arif.

1997. Cet 12. hlm.360.

Shihab, M. Quaisy. 2003. Tafsir al-Misbah hlm. 794. Lentera Hati : Jakarta.

_______________. 2003. Tafsir al-Misbah. Lentera Hati : Jakarta.

Page 13: 2. Dalil ttg BELAJAR.docx

Http://alakaycisero.Multiply.com/journal/Item/37

Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an,

lentera Hati, 2002.

Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung ; Mizan , 2000

Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir, Tafsir Ibnu Kasir, Bandung, Sinar Baru Algensindo,2009

Abdurrahman Mas’ud. M.A.Ph.D, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, Yogyakarta,

Gema Media, 2002,

Hamalik Oemar. Kurikulum dan pembelajaran,Jakarta : Bumi Aksara, 2008

Ramayulis, Ilmu Pendidikan islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2002.

Darajat, Zakiah, Ilmu pendidikan islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

[1] Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an, (: lentera Hati,

2002. Volume 15) hal 392

[2] Ibid hal 393

[3] Ibid hal 394

[4] [4] Abdurrahman Mas’ud. M.A.Ph.D, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik,

Yogyakarta, Gema Media, 2002,hlm 24-27.