jurnal ttg ibn khaldun

Upload: imam-setiabudi

Post on 09-Jul-2015

291 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    1/15

    NlLAI~NILAI TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBNU KHALDiJNNURHAMZAH

    (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung,Kp. Babakan Seureuh Rt. 03/03 Rancaekek Wetan Rancaekek Bandung, TIp. 081572640378)

    ABSTRACTOne of the negative factor irom globalization caused crisis in many aspect of HEe,include ineducation. Therefore, education imposible denied that globaHzation. The competitivness of lifein globalization era has need the Islamic education institution which always maintenance ellprograms for forwarding that aspect early. The Islamic educstion institution need change thecurriculum, methode, output, and purpose of education for increasing the quality of human. resource who have sIdll for life in competitivness era. Ibn Khaldun, one of moslem thinker,propose the aim of education. He say that the aim of education is: a) depeloving of childintellectual aspect,' b) take knowledge as manners the exixtence of life inmodem community; c)take and get materil. All of that aspect refer to balancing of life in the world and hereafter.

    Kata KunciTujuan Pendidikan Islam, Menasis, dan Ibnu Khsldun

    Pendahuluanrisis demi krisis, dimulai darikrisis moneter, ekonomi, poli-tik, kepercayaan, dan lain seba-

    gainya, yang tengah melanda bangsa Indone-sia, merupakan bukti bahwa sebagai bangsa,Indonesia sudah terseret dalam arus globalisasi.Informasi bergerak dengan cepat sehingga me-nimbulkan dampak yang berantai. Upaya un-tuk mengantisipasi akibat globalisasi tersebut,diperlukansumber daya manusia yang berkua-litas, mulai dari kualitas IPTEK, keterampilandan keahlian, etos kerja yang bagus, sosial ke-masyarakatan, pengendalian emosi, kecerdasanspiritual, dan iman serta takwa kepada TuhanYang Maha Esa. Sumber daya manusia yangmemiliki kualitas sebagaimana disebutkan tadi,sangat dibutuhkan untuk menghadapi kehi-dupan global, sehingga memiliki peluang ber-

    partisipasi aktif bagi kesejahteraan bangsa, danterhindar dari aspek-aspek negatif yang dapatmenimbulkan masalah.! Untuk mewujudkanmasyarakat yang berkualitas tersebut menjadisalah satu tanggung jawab pendidikan, gunamempersiapkan peserta didik dapat menampil-kan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatifmandiri dan profesional menurut bidangnyamasing-masing.?

    Pendidikan sangat memiliki keterkaitanerat dengan globalisasi. Pendidikan tidak ffiung-kin mengabaikan proses globalisasi yang me-wujudkan masyarakat global. Dalam mengha-dapi era globalisasi, Indonesia harus melaku-

    1 Nurs id Sumaatmad ja , Pendidikan PemanusiaanManusia Manusiawi, (B andung: A LF A BET A , 2002),hIm . 68

    2 E. Mulyasa , Kurikulum Berbasis Kompetensi:Konsep, Karakteristik; dan Implementasi, (Bandung:R osd ak ary a, 2 00 2), h Im . 3

    - 37-

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    2/15

    Media Pendidikan, Vol. XXIV, J'To:l, Apri~ 2009: 1-100

    kan reformasi dalarn proses pendidikan padaumumnya dan pendidikan Islam pada khusus-nya, dengan tekanan menciptakan sistern pen-didikan yang lebih kornprehensif dan fleksibel(opened system), sehingga para lulusan dapatberfungsi secara efektif dalarn kehidupan ma-syarakat global. Untuk itu, pendidikan harusdirancang sedernikian mpa yang memungkin-kan, salah satunya para peserta didik dapatmengembangkan kebebasan, kebersamaan dantanggung jawab. Di samping itu, pendidikanharus menghasilkan lulusan yang dapat merna-hami masyarakatnya. Salah satu alternatif yangdapat dilakukan adalah dengan mengembang-kan pendidikan yang berwawasan global.

    Adapun pendidikan yang berwawasan glo-bal, sebagaimana yang dikernukakan Zamroni-dapat dikaji berdasarkan dua perspektif, yaitu:pertsins, berdasarkan perspektif kurikuler, pen-didikan berwawasan global merupakan suatuproses pendidikan yang bertujuan untuk mem-persiapkan tenaga-tenaga yang profesional, de-ngan meningkatkan kemampuan individu da-lam memahami masyarakat disekitarnya mau-pun masyarakat global, dengan ciri-ciri sebagaiberikut: 1) Mempelajari politik, sosial, budaya,dan ekonomi bangs a lain; 2) Mernpelajari ber-bagai cabang ilmu pengetahuan untuk diper-gunakan sesuai dengan kebutuhan lingkunganseternpar, dan 3) Mengembangkan berbagaikemungkinan segenap kemampuan dan kete-rampilan untuk bekerjasama guna mewujud-kan kehidupan masyarakat dunia yang lebihbaik. Untuk itu, pendidikan berwawasan glo-bal menekankan pembahasan materi yang men-cakup: a) Adanya saling ketergantungan di an-tara masyarakat dunia; b) Adanya perubahanyang terus berlangsung dari waktu ke waktu;c) Adanya perbedaan kultur dalam masyarakat,yang menuntut adanya upaya untuk saling me-rnahami budaya yang lain; d) Adanya kenyata-an bahwa kehidupan dunia ini memiliki ber-bagai keterbatasan; dan e) Untuk dapat meme-

    3 Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan,(Yogyakarta: Biograf Publishing, 2000), him. 91-93

    - 38-

    nuhi kebutuhan yang jarang tersebut tidakmustahil menirnbulkan konflik-konflik. Berda-sarkan perspektif kurikuler ini, pengembanganpendidikan berwawasan global rnerniliki im-plikasi ke arah perombakan kurikulurn pendi-dikan. Mata pelajaran dan mats kuliah yangdikembangkan tidak lagi bersifat mcnolitik'berdiri sendiri, tidak adanya keterkaitan anta-ra satu dengan yang lainnya', melainkan Iebihbersifat integratif 'adanya keterkaitan antarayang satu dengan yang lainnya'. Dalam arti,mata kuliah atau mata pelajaran lebihditekan-kan pada kajian yang bersifat multidisipliner,interdisipliner, dan transdisipliner.

    Kedus, perspektif reformasi. Berdasarkanperspektif ini, pendidikan berwawasan globalmerupakan suatu proses pendidikan yang di-rancang untuk mempersiapkan peserta didikdengan kernampuan dasar intelektual dan tang-gung jawab guna memasuki kehidupan yangbersifat kompetitif dengan derajat saling keter-gantungan antar bangsa yang amat tinggi, Im-plikasi dari pendidikan global menurut per-spektif ini, tidak hanya perombakan kuriku-lum, melainkan juga perombakan sistem, struk-tur dan proses pendidikan. Salah satunya de-ngan sistem pendidikan yang bersifat fleksibel-adaptif. Artinya, bahwa pendidikan yang lebihditekankan sebagai suatu proses learning daripada teaching. Peserta didik dirangsang rnemi-liki motivasi untuk mempelajari sesuatu yangharus dipelajari dengan continues learning. Te-tapi, peserta didik tidak akan dipaksa untukmempelajari sesuatu yang tidak ingin dipela-jari. Materi yang dipelajari bersifat integrated,materi satu dengan yang lain dikaitkan secarapadu dan dalam open system environment. Pa-da pendidikan ini karakteristik individu men-dapatkan tempat yang layak.'

    Dengan demikian, pendidikan Islam di-tuntut mulai berbenah did dengan m~nyusunstrategi dalam menyongsong dan menjawabtantangan perubahan tersebut, apabila tidak,maka pendidikan Islam akan tertinggal dalam

    4 Ibid., him. 93-94

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    3/15

    Nilai-nilai Tujuan Pendidikan Islam menurut IbnuKhaldun

    persaingan globaL Makadalam menyusun stra-tegi untuk menjawab tantangan perubahantersebut, paling tidak pendidikan Islam harusmemperhatikan beberapa ciri, yaitu: a) Pendi-dikan Islam diupayakan lebih diorientasikan atau"lebih menekankan pada upaya proses pembela-jaran (learning) daripada mengajar (teaching)";b) Pendidikan Islam dapat "diorganisir dalamsuatu struktur yang lebih bersifat fleksibel";c) Pendidikan Islam dapat "memperlakukan pe-serta didik sebagai individu yang memiliki ka-rakteristik khusus dan mandiri"; dan d) Pendi-dikan Islam, "merupakan proses yang berkesi-nambungan dan senantiasa berinteraksi denganlingkungan't."

    Berdasarkan pandangan di atas, pemaju-an dan pengembangan pendidikan di Indone-sia, pada umumnya dan pendidikan Islam padakhususnya harus diarahkan pada dua dimensi,yaitu: perteme, dimensi dialektika (horizontal)yaitu pendidikan hendaknya dapat mengem-bangkan pemahaman tentang kehidupan ma-nusia dalam hubungannya dengan lingkungansosialnya dan manusia harus mampu mengatasitantangan dunia sekitamya melalui pengem-bangan IPTEK, dan kedua, dimensi ketunduk-kan (vertikal), yaitu pendidikan selain saranauntuk memantapkan, memelihara sumber dayaalam dan lingkungannya, juga memahami hu-bungannya dengan Sang Maha Pencipta, yaituAllah Swt.

    Hal inilah yang menjadi pertimbanganuntuk mengangkat pemikiran salah satu tokohklasik dalam dunia pendidikan, yaitu IbnuKhaldun, Sebagaimana ia terkenal sebagai seo-rang yang ahli dalam sosiologi dan sejarah.Tapi tidak hanya itu, ia juga bisa dikelompok-kan dalam deretan ahli pendidikan, terutamapendidikan Islam. Walaupun tidak ada bukukhusus yang secara rind membahas tentangpendidikan, akan tetapi dalam karyanya yangmonumental, yaitu kitab Muqaddimah, ia mem-

    5 Hujair AH. Sanaky, Paradigm a Baru Pendidi-k an Is la m , makalah yang diambil dari website: www.sa-naky.com, hIm. 3

    bahas satu bab khusus, yaitu bab VI tentang"berbagai macam ilmu pengetahuan, metode-metode pengajarannya serta segala permasa..;lahannya".

    Ibnu Khaldun adalah seorang tokoh yangpaling besar sezamannya dalam berbagai ilmukemasyarakatan (sosiologi), ilmu sejarah, ilmuekonomi, politik Islam, dan jugapakar dalambidang pendidikan.s Dalam bidang pendidikan,Ibnu Khaldfm menghabiskan hampir seperem-pat sisa umumya menjadi guru dan pengajar diberbagai madrasah dan universitas, ia memangtidak mempunyai risalah atau buah karya khu-sus tentang pendidikan. Namun demikian, bu-kan berarti ia melewatkan masalah yang sangatkrusial ini dari perhatiannya. Meskipun tidakbanyak, Ibnu Khaldun telah mengemukakanpemikiran-pemikirannya di bidang pendidikanyang sangat progresif dan cemerlang dalamsatu bab tersendiri, yaitu bab keenam dalamkitab muqaddimahnya.

    Ada tiga alasan penulis mengam bil masa-lah ini, pertama, salah satu kitab yang dikarangIbnu Khaldun yaitu Muqaddimah, memuatberbagai disiplin ilmu, sehingga beliau tidakhanya dikenal seorang sejarawan, dan sosiolog,tapi juga dikenal sebagai seorang pendidik,sebagaimana pada bab keenam buku tersebut.Kedua, memperkenalkan kepada dunia pendi-

    6 Dalam kitab Muqaddimahnya Ibnu Khaldfinmenganalisis apa yang disebut dengan "gejala-gejalasosiai" dengan metode-metodenya yang mas uk akal.Dalam bab kedua dan ketiga, ia berbicara tentang geja-la-gejala yang membedakan antara masyarakat primitifdengan masyarakat modem dan bagaimana sistem pewmerintahan dan urusan politik di masyarakat. Bab keduadan keempat membicarakan tentang gejala-gejala yangberkaitan dengan cara berkumpulnya manusia serta me-nerangkan pengaruh faktor-faktor dan lingkungan geo-gratis terhadap gejaIa-gejaIa ini, Sedangkan pada babkeempat dan kelima, menerangkan tentang ekonomi danindividu, bermasyarakat maupun bemegara. Adapunpada bab keenam berbicara tentang pendidikan, i1mudan pengetahuan serta alat-alat dan metodenya. Maka-nya sangatlah wajar kalau beliau dianggap, selain seba-gai pakar sosioiogi dan sejarawan, juga ia dianggap se-bagai pakar dalam ilmu ekonomi, politik Islam dan pen-didikan. Lihat website: http://caturhacker.blog.comfIb-nu+Khaldfinl

    -39-

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    4/15

    Media Pendidikan, Vol. XXIV, No.1, April 2009: 1-100

    dikan, bahwa Ibnu Khaldun adalah tokoh pen-didikan muslim terkenal yang mempunyai wa-wasan keilmuan yang luas dan pengalamanyang cukup. Ketiga, adanya pemahaman yangkeliru ter hadap dunia pendidikan Islam yanghanya mementingkan kehidupan akhirat saja,tidak mementingkan dan memperhatikan ke-hidupan dunia sarna sekali. Pemahaman ini sa-ngat keliru, sebab Islam mendambakan keba-hagiaan di dunia dan akhirat secara kompre-hensif. Sebagaimana Allah Swt. Mengisyarat-kan dalam QS. al-Baqarah ayat 201.Hasil Kajian

    Sebelum pembahasan mengenai konseptujuan pendidikan menurut Ibnu Khaldun, pe-nulis memandang bahwa pembahasan menge-nai tujuan pendidikan haruslah dimulai daripandangan Ibnu Khaldun mengenai konsepmanusia secara makro. Setelah ditemukan kon-sep manusia secara makro di dalamnya tercer-min konsep tujuan pendidikan. Sebab pembi-caraan tentang tujuan pendidikan tidak dapatdilepaskan dari pembicaraan tentang tujuanhidup manusia, Sedangkan tujuan hidup ma-nusia dapat dilihat dari segi siapa manusia, darimana dan mau kemana.

    Alur pemikiran Ibnu Khaldun mengenaimanusia bertitik tolak dari sudut pandang so-siologisnya, yaitu bagaimana manusia bisa mem-pertahankan eksistensi manusia dan berkebu-dayaan tinggi. Apabila manusia sebagai makh-luk sosial itu berkembang untuk melestarikandan mempertinggi tingkat kebudayaannya, ma-ka berarti manusia itu makhluk yang berke-budayaan baik moral maupun material.

    Di antara berbagai insting manusia ada-lah adanya kecenderungan untuk memperta-hankan segala apa yang dimilikinya termasukkebudayaannya. Oleh karena itu, maka manu-sia perlu melakukan transformasi dan trasmisi(pemindahan dan penyaluran) kebudayaannya

    - 40-

    kepada generasi yang akan menggantikannyakelak dikemudian hari.?

    Anak akan menjadi dewasa dan menjadigenerasi penerus masa depan. Pada pundak-nyalah diserahkan tanah air, karena anak seka-rang adalah orang dewasa kelak, dan apa yangditanamkannya sekarang akan dipetik buahnya(hasilnya) kemudian. Untuk itu, para orangtua, guru dan para ahli pendidikan hendaknyamemperhatikan anak-anaknya dan para mu-ridnya, agar mereka menjadi pemikir ulungdan praktisi cekatan di masa yang akan datang.Juga, hendaknya diberikan berbagai macamilmu pengetahuan kepada mereka untuk didi-dik secara sempurna baik di lingkungan kelu-arga, sekolah maupun di masyarakat.

    Memperhatikan anak dan pendidikan disekolahnya merupakan hal yang penting. De-ngan pendidikan mereka akan Iebih percaradiri dan sanggup melaksanakan tanggung ja-wab serta bisa mengatasi problematika yangmengintarinya, baik dalam dunia ilmu penge-tahuan maupun dalam hal-hal yang sifatnyapraktis, yakni mampu mengimbangi antara il-rnu pengetahuan dan teknologi. Sebagai hasil-nya, mereka sanggup melaksanakan kewajibanmereka sebagai warga negara yang baik danmampun melaksanakan kepemirnpinan dengansukses dan berhasil.

    Dari uraian di atas, maka generasi yangakan datang harus memiliki kualitas, untukdapat mernpertahankan hidup dan eksistensimasyarakat yang berkebudayaan tinggi sesuaidengan alur perkembangan zaman.

    Sedangkan manusia menurut pandanganIbnu Khaldun dibagi ke dalarn dua aspek, yaitudilihat dari aspek paedagogis (intelek), sosialdan biologis. Pertama, Manusia dalarn aspekpaedagogis (intelek). Manusia termasuk dalamkategori sebagai makhluk yang sarna denganyang lainnya, hanya yang membedakannyaadalah karena berpikimya. Sebagaimana IbnuKhaldun berkata:

    7 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam,(Bandung: Pustaka Setia, 1997), hIm. 97

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    5/15

    Nilai-nilai Tujuan Pendidikan Islam menurut Ibnu Khaldun

    "Manusia termasuk jenis binatang dan bah-wa Allah telah membedakannya dengan bi-natang karena kemampuan manusia untukberpikir yang Dis ciptakan untuknys, dandengan kemsmpusnnye itu dapatlah manu-sia mengatur tindakan-tindakannya secaratertib"Melihat penyataan di atas dapat disim-

    pulkan bahwa manusia adalah hampir sarnadengan binatang, hanya saja yang mernbeda-kannya adalah karena bisa berpikirnya (haya-wtinu sl-Ndthiquiis. Karena dalarn konteks fi-losofis bahwa rnanusia adalah snimsl rational(binatang yang berpikir) dan animal educedumatau animal educable (manusia adalah makh-luk yang harus dididik dan dapat dididik). Danproses berpikirnya itu tidak akan tercapai apa-bila manusia tersebut tidak melakukan prosespendidikan.

    Manusia dengan kemarnpuan berpikir-nya rnarnpu rnemperoleh pengetahuan, penga-laman, penghidupan, rnernbina kerjasama an-tara sesarnanya, rnernikirkan tentang Penciptayang disembahnya dan rnenerirna wahyu dariAllah dengan perantaraan para Rasul-Nya. Dandengan pikirannya rnanusia rnarnpu rnenun-dukkan seluruh binatang dan rnakhluk lainserta memanfaatkan kekuatan mereka untukkernaslahatannya. Dan dengan pikirannya pu-lalah Allah mernberikan rnanusia kelebihanatas kebanyakan rnakhluk-Nya dan menjadi-kannya sebagai khalifah Allah di bumi ini.

    8 lbnu khladun memandang bahwa manusiadiklasifikasikan pada jenis hewan, karen a ada beberapakesamaan an tara manusia dan hewan, sebagaimanadinyatakan oleh beliau dalam kitabnya bahwa manusiadikelompokkan pada semua hewan dalamkebinatangannya dalam hal indera, gerak, makanan,temp at berlindung, dan lain-lainnya. Manusia berbedadengan hewan-hewan karen a kemampuannya untukberpikir, yang dengan alat itu dia mendapat petunjukmemperoleh penghidupannya dan saling membantu diantara sejenisnya, serta mengadakan kesatuan sosialyang dipersiapkan bagi kerj a sama, Dan dengankemampuan itu pulalah dia siap menerima segal a yangdibawa para nabi dati Allah Swt., mengamalkannya danmengikuti apa-apa yang berguna bagi akhiratnya. IbnuKhaldun, Muqaddimah Ibnu Khaldun, Terj. AhmadieThaha, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005), hlm, 532-534

    Lebih lanjut Ibnu Khaldun rnengatakanbahwa: "Kemampuan rnanusia untuk berpikirbarn diperolehnya setelah sifat kebinatangan-nya rnencapai kesernpurnaan di dalam dirinya.Itu dirnulai dari kernampuan rnembedakan(tamyiz). Sebelurn rnanusia rnemiliki temyiz,dia sarna sekali tidak rnerniliki pengetahuan,dan dianggap sebagai binatang. Sebelum rnen-capai tamyiz, rnanusia adalah rnateri seluruh-nya (huyulij), karena dia tidak mengetahui se-rnua pengetahuan. Dia rnencapai kesempur-naan bentuknya rnelalui ilmu pengetahuan( ' iJm) yang dicari rnelalui organ tubuhnya sen-diri. Maka kemanusiaannya pun mencapai ke-sempurnaan eksistensinya."?Ibnu Khaldun rnengawali pernyataannyauntuk rnernbuktikan keunggulan manusia darimakhluk lain dengan adanya el-Idrsk (percep-tion, daya rnenangkap atau rnemaharni), yaitukesadaran seseorang untuk menangkap ataurnernaharni tentang esensi (zatnya) atau ten-tang sesuatu yang berada di luar zatnya. Selu-rub hewan, baik yang marnpu berbicara mau-pun tidak, sarna-sarna memiliki persepsi sepertiini, karena Allah mem berikan kepada rnerekapancaindera, untuk mendengar (hearing), me-lihat (vision), mencium (smell), rnerasa (taste)dan rneraba (touch). Menurut Ibnu Khaldunpancaindera ini adalah merupakan asal persep-si selu:;uh binatang. Akan tetapi manusia lebihunggul dari binatang-binatang lain, karena rna-nusia rnarnpu merasakan sesuatu yang beradadi luar zatnya rnelalui kemarnpuan berpikir, disarnping pancaindera yang dianugrahkan Allahkepadanya. Hal ini adalah hasil dari kekuatanatau daya yang istimewa yang terletak padaotaknya. .

    Manusia minta bantuan para ahli ilrnupengetahuan supaya bisa mencapai kesernpur-naan dalam dirinya, kemampuan untuk bisarnernbedakan (tamyiz), memiliki pengetahuan.Maka, rnanusia tersebut akan mencari orangdewasa guna rnembirnbing dan mengarahkan-nya untuk rnencapai ketiga hal tersebut. Dari

    9 Ibid" hIm. 532-533

    - 41-

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    6/15

    Media Pendidikan, Vol. XXIV, No.1, April 2009: 1-100

    sinilah timbul yang dinamakan dengan prosespendidikan dan pengajaran. Sebab tanpa prosespendidikan dan pengajaran, ketiga hal tersebutdi atas, tidak akan dapat tercapai.

    Kedua, manusia dalam konteks sosial.Sebagai makhluk sosial, pertumbuhan dan per-kembangan individu tersebut pemanfaatannyatidak hanya untuk kepentingan pribadi, me-lainkan juga untuk kepentingan bersama, ke-pentingan masyarakat (homo socius). Bahkanpertanggungjawaban perilaku dirinya, juga ti-dak hanya tertuju kepada individu yang ber-sangkutan, melainkan juga tertuju kepada ma-syarakat. Dan dalam proses sosial dalam ben-tuk interaksi sosial, manusia tidak terlepas darikonteks sosial yang disebut "lingkungan so-sial". Lingkungan sosial ini besar sekali penga-ruhnya terhadap pembentukan pribadi indivi-duo

    Sebagaimana Ibnu Khaldun dalam kitabMuqaddimahnya mengatakan bahwa:"Msuusis adalah makhluk sosiel (el-Insenumadaniyyun bi a1-Theb'i). pernyataan inimengandung bahwa seorang manusia tidskbiss hidup sendirian dan eksistensinya ti-daklah terlaksana kecusli dengan kehidup-an bersama.Die tidak akan mampu menyem-purnakan eksistensi dan mengatur kebidup-annya dengan sempurna secara sendirien.Bensr-benar sudah menjadi wataknya, apa-bile manusia butuh bantuan dalam tneme-nubi kebutuhannya"10

    Manusia memerlukan pendidikan, karena iadalarn keadaan tidak berdaya, dan ketidakber-dayaan itu memerlukan bantuan orang lain.Sebab secara esensial bahwa pendidikan adalahmedia untuk menolong dan menjadikan manu-sia menjadi manusia.

    Pendidikan mempunyai peranan pentingdalam kehidupan ini, dengan proses pendidik-an manusia bisa berinteraksi dengan makhlukyang lainnya dan bahkan dengan sang Khalik-nya. Pendidikan adalah proses pengembanganpribadi (mencakup pendidikan diri sendiri, pen-

    10 lbid., h lm , 5 25 -5 26

    - 42-

    didikan oleh lingkungan, dan pendidikan olehorang lain/guru) dalam semua aspeknya (men-cakup aspek jasmani, akal dan hati).'! RupertC. Lodge dalam Philosophy of Education me-nyatakan bahwa pendidikan itu menyangkutseluruh pengalaman, setiap yang berinteraksidengan sesuatu (orang atau bukan) , terdapatpendidikan.

    Pendidikan dalam Islam, tidak boleh me-lupakan unsur-unsur kemanusiaan dan agama,karenanya ia hams selaras dengan ajaran, hu-kum dan nilai-nilai akidah dan syariah Islam.Dasar pendidikan ini membuktikan bahwa Is-lam selalu dapat melaksanakan penyesuaian de-ngan kemajuan perubahan dan tantangan za-man, lebih jauh selalu dapat menghindari se-suatu yang bertentangan dengan nilai-nilaihakiki ajaran Islam.

    Ketiga, aspek biologis. Kebutuhan biolo-gis (jasmaniah) yang merupakan kebutuhan hi-dup manusia yang primer, seperti makan, tern-pat tinggal, pakaian, dan kebutuhan seksuaLSetiap orang tentu akan memenuhi kebutuhanbiologis tersebut, namun cara pemenuhan ke-butuhan tersebut berbeda satu sarna lainnya,tergantung kemampuan dan kondisi masing-masmg.

    Menurut Ibnu Khaldfm: "Bahwa AllahSwt. telah menciptakan dan menyusun manu-sia menurut satu bentuk yang hanya dapat tUID-buh dan mempertahankan hidupnya denganbantuan makanan. Allah Swt. memberi petun-juk kepada rnanusia atas keperluan makan me-nurut watak dan memberi padanya kodrat ke-sanggupan untuk memperoleh makanan itu"12

    Untuk memperoleh makanan dibutuh-kan berbagai alat untuk dapat membuat danmemprosesnya. Itu bisa dilakukan, apabila mem-punyai keterampilan. Setidak-tidaknya menu-rut Ibnu Khaldun keterampilan itu adalah ke-lihaian tangan dalam membuat perkakas. Kete-rampilan (pertukangan)dianggap sebagai lahan

    IIA. Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam PerspektifIslam, (Bandung: Rosdakarya , 2000), h Im . 2 6

    12 Khaldfm, op.cit., hIm . 71

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    7/15

    Nilai-nilai Tujuan Pendidikan Islam menurut Ibnu Khaldun

    mencari penghidupan dan sebagai ciri khasaktivitas kehidupan. Dalam konteks kekinian,keterampilan-keterampilan sebagaimana yangtelah disebutkan Ibnu Khaldun di atas, meru-pakan lahan-lahanekonomi yang menjanjikan.Akan tetapi, apa yang kita lihat sekarang inibahwa pendidikan Islam masih belum banyak,walaupun tidak bisa banyak yang sudak me-nyentuk ke arah sana, menyentuk pada aspekpendidikan keterampilan, seperti di atas, kalaupun ada jumlahnya tak sebanding dengan jum-lah calon peserta didik.

    Tantangan yang dihadapi pendidikan ma-sa kini, salah satunya adalah adalah Iapanganpekerjaan, karena adanya kesenjangan antaralapangan pekerjaan yang tersedian dengan lu-lusan berbagai lembaga pendidikan. Dalam halini Noeng Muhadjir'" menjelaskan bahwa fung-si pendidikan adalah menyiapkan generasi be-rikutnya untuk terus mengembangkan perada-ban manusia yang memiliki sifat kreatif. Sifatkreatiflah yang menjadikan masyarakat kemu-dian memiliki sesuatu yang Iebih baru dari pa-da masyarakat sebelumnya.Dari uraian di atas, secara umum dapatdisimpulkan bahwa tujuan pendidikan menu-rut Ibnu Khaldun adalah sebagai berikut:

    Pertama, untuk mengembangkan inte-kektulitas peserta didik. Ia memandang bahwaaktivitas ini sangat penting bagi terbukanya pi-kiran dan kematangan individu. Kemudian,kematangan ini akan mendapatkan faedah bagimasyarakat. Ibnu Khaldfm mengungkapkanbahwa "Manusia secara esensial adalah bodohdan menjadi berilmu melalui pencarian penge-tahuan"_14

    Sebagaimana fuman Allah dalam QS. al-Nahl: 78: "Dan Allah mengeluarkan kamu dariperut ibu mu dalam keadaan tidak mengetahuisesuatu pun, dan Dia memberikan kamu pen-dengaran, penglihatan dan hati". Pernyataan

    IJ Noeng Muhadjir, llmu Pendidikan danPerubahan Sos ial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987),hlm. 107

    14 Khaldun, op.cit, hIm. 533

    Ibnu Khaldun ini didasarkan pada pemikiranbahwa: "Manusia adalah termasuk jenis bina-tang dan bisa dibedakan dari jenisnya karenakemampuannya untuk berpikir" .15 Dengan de-mikian, pencarian ilmu pengetahuan merupa-kansuatu keniscayaan, karena ilmu pengeta-huan dan pengajaran merupakan hal yang ala-mi di dalam peradaban manusia.l"

    Kedua, memperoleh ilmu pengetahuansebagai alat untuk membantunya hidup de-ngan baik di dalam masyarakat maju dan ber-budaya. Sebagaimana yang telah dijelaskan se-belumnya, bahwa manusia berbeda denganmakhluk lainnya karena kemampuannya un-tuk berpikir. Menurut Ibnu Khaldun menegas-kan bahwa:"Dan dengan akal sebagai alat berpikir itu,manusia mendapat petunjuk untuk mem-peroleh penghidupannya dan saling mem-bantu dengan sejenisnya serta mengadakankesatuan sosial yang dipersispksn bagi kerjassme, dengan kemampuan itu pula, manusiasiap menerima segala apa yang dibawa olehpara nabi dan Rasul-Nya dan Allah Swt.,dan mengamalkan serta mengikuti apayangberguna bagi ekhiret'"Dari sini dapat diketahui bahwa ada dua

    aspek penting yang dapat dicapai oleh kemam-puan akal, yaitu aspek sosial dan spiritual. Ke-duanya dapat dimiliki oleh manusia melaluiproses aktualisasi dari generasi ke generasi. De-ngan kata lain, bahwa manusia tersebut akanmencari orang-orang yang sejak pertama kalisudah memiliki pengetahuan. Dengan harapanbahwa dia akan memberikan pengetahuan(transfer of knowledge) tersebut kepada diri-nya. Dalam hal ini Ibnu Khaldun mengatakan:"Lalu is pun berpuleng pada orang yang te-lah dahulu memilild ilmu, atau yang puny akelebihan dalam suatu pengetahuan, .yang menyampaikan ilmu pengetahuan ke-

    15 Ibid16 Ibid.17Khaldun, op.cit., hlm, 533-534

    - 43-

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    8/15

    Media Pendidikan, Vol. XXIV, No.1, April f009: I-tOO

    pada siapa yang mencarinya. Orang itu ke-mudian menerimanya dari mereka danmemberikan perhetisn penuh guna mempe-roleh serta mengetahuinya"18Ketiga, memperoleh lapangan pekerjaan

    yang digunakan untuk memperoleh rizki, IbnuKhaldun menyatakan bahwa:"Ketahuilah bahwa menurut wataknya ma-nusia membutuhksn sesustu untuk dikems-ksn, dan untuk melengkapi dirinya dalamsemua keadaan dan tahapan hidupnya sejakmasa pertama pertumbuhan hingga masatuanya"19Maka untuk mencukupi kebutuhan itu

    diperlukan usaha-usaha mencari rizki, Inilahyang disebut dengarr penghidupan yang di-. maksud oleh Ibnu Khaldun, Sebab pendidikanIslam tidaklah semuanya bersifat agama atauakhlak, atau spiritual semata-mata, tetapi me-naruh perhatian pada segi kemanfaatan tujuan-tujuan, kurikulum, dan aktivitasnya, Kesem-purnaan manusia tidak akan tercapai kecualidengan memadukan antara agama dan ilmupengetahuan atau menaruh perhatian pada se-gi-segi spiritual, akhlak dan segi-segi keman-faatannya.Pembahasan

    Tujuan pendidikan sangatlah prinsip da-lam sebuah lembaga pendidikan, sebab segalasesuatu yang akan dilalaksanakan oleh gurudan yang akan dilakukan oleh murid dalamproses pendidikan ditentukan oleh tujuan pen-didikan itu sendiri. Rumusan tujuan pendidik-an merupakan gambaran bentuk-bentuk ting-kah laku yang dicapai peserta didik setelahberlangsungnya proses pendidikan, baik ting-kah laku yang berkaitan dengan proses ber-pikir (kognitif), tingkah laku yang berkaitandengan sikap (apektif), maupun tingkah laku

    18 Ibid, h Im . 5 3419 Ibid, hIm. 447

    - 44-

    yang berkaitan dengan keterampilan (psiko-motor)."

    Tujuan merupakan sasaran yang hendakdicapai dan sekaligus merupakan pedomanyang memberi arah bagi segala aktivitas yangdilakukan. Tujuan pendidikan dapat dilihatdari berbagai segi. Dilihat dari segi gradasinya,ada tujuan akhir dan tujuan sementara, Dilihatdari sifatnya, ada tujuan umum dan tujuankhusus. Dilihat dari segi penyelenggaraannyaterdapat tujuan pendidikan formal, tujuan pen-didikan informal, dan tujuan pendidikan non-formaL Dalam pendidikan formal, terdapat tu-juan pendidikan nasional, tujuan institusional,tujuan kurikuler (bidang studi), dan tujuan in-struksional, Dilihat dari output-nya, ada tujuanindvidual dan tujuan sosial. Dalam bidang stu-di (kurikulum), tujuan pendidikan terbagi ke-pada tujuan keagamaan, tujuan intelektual, tu-juan kultural, tujuan material, dan tujuan psi-kis.

    Tujuan pendidikan ialah orientasi yangdipilih pendidik dalam membimbing pesertadidiknya. Pemilihan merupakan proses peni-laian. Karenanya, manakala pendidik telah me-nentukan pilihannya, sesungguhnya ia telahmengutamakan sebagian nilai atas sebagianyang lain. Dengan demikian, pada dasamyatujuan pendidikan merupakan kristalisasi nilai-nilai.

    Pembahasan tentang pendidikan, tidakakan mungkin terlepas dari yang menjadi sasa-rannya, yaitu manusia. Oleh karena itu, manu-sia disebut sebagai makhluk paedagogik, yaitumakhluk yang dilahirkan dengan membawapotensi dapat dididik dan dapat mendidik, se-hingga mampu menjadi khalifah di bumi, pen-dukung dan pengembang kebudayaan.

    Para ahli pendidikan muslim sependapatbahwa teori dan praktik kependidikan Islamhams berdasarkan pada konsepsi dasar tentangmanusia. Pembicaraan di seputar ini mempa-kan sesuatu yang sangat urgen dalam pendi-

    20 Moharnad Ali, Konsep dan Penerapan CBSAdalam Pengajaran, (Bandung: Sarana Panca Karya,1 98 9), h Im . 7

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    9/15

    Nilai-nilai Tujuan Pendidikan Islam menurut Ibnu.Khaldundikan. Tanpa kejelasan tentang konsepsi ma-nusia, pendidikan Islam akan meraba-raba,Bahkan menurut Ali Ashraf 1, bahwa pendi-dikan Islam tidak akan dapat dipahami secarajelas tanpa terlebih dahulu memahami penaf-siran Islam tentang pengembangan individuseutuhnya.

    Begitu juga dengan Ibnu Khaldun seba-gai salah seorang filosof muslim, dalam kitabMuqaddimah, ia membahas tentang konsepsimanusia. Sebagaimana dikatakan dalam kitab-nya bahwa:"Ketshuileh, bahwa Allah membedakan ms-nusia karena kesanggupannya berpikir, yangmerupakan sumber dari segala kesempurna-an dan puncak segala kemuliaan dan k.,e-tinggian di atas makhluk lain"22Fathiyah Hasan Sulaiman menjelaskan

    pernyataan di atas, dengan menyatakan bahwayang menjadi ciri khas jenis insani (manusia)adalah ilmu dan pendidikan, karena manusia,yang secara esensial adalah sarna dengan he-wan, hanya berbeda dalam pikiran." Dalamkonteks filosofis bahwa mamisia adalah snimslrational (binatang yang berpikir) dan animsleducadum atau animal educable (manusia ada-lah makhluk yang hams dididik dan dapat di-didik).

    Lebih lanjut Ibnu Khaldttn mengatakanbahwa: "Kemampuan manusia untuk berpikirbarn diperolehnya setelah sifat kebinatangan-nya mencapai kesempurnaan di dalam dirinya.Itu dimulai dad kemampuan membedakan(tamyiz). Sebelum manusia memiliki tamyiz,dia sarna sekali tidak memiliki pengetahuan,dan dianggap sebagai binatang. Sebelum men-capai tamyiz, manusia adalah materi seluruh-nya (huyulij), karena dia tidak mengetahui

    21 Dalam Al-Rasyidi dan Samsul Nizar, FilsafatPendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis danPraktis, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hIm. 21

    22 Ibnu Khaldun, op. cit., him. 52123 Fathiyah Hasan Sulaiman, Pandangan Ibnu

    Khaldiin tentang Ilmu dan Pendidikan, Terj. Hery NoerAly, (Bandung: Diponegoro, 1987), hlrn, 3]

    semua pengetahuan. Dia mencapai kesempur-naan bentuknya melalui ilmu pengetahuan ( lim)yang dicari melalui organ tubuhnya sendiri.Maka kemanusiaannya pun mencapai kesem-purnaan eksistensinya. "24

    Manusia minta bantuan para ahli ilmupengetahuan supaya bisa mencapai kesempur-naan dalam dirinya, memiliki kemampuan un-tuk bisa membedakan (tamyiz), dan memilikipengetahuan. Maka, manusia tersebut akan men-eari orang dewasa guna membimbing dan meng-arahkan untuk mencapai ketiga hal tersebut.Dari sinilah timbul proses pendidikan danpengajaran. Sebab tanpa proses pendidikan danpengajaran, ketiga hal tersebut, tidak akan da-pat tercapai. Apabila dari ketiga poin tersebuttidak ada dalam' diri manusia, maka manusiatersebut sama halnya dengan binatang,

    Menurut Ibnu Khaldfm, yang sangat esen-sial dad tujuan pendidikan itu untuk membe-dakan antara manusia dengan hewan, sebabpada dasarnya manusia adalah termasuk padajenis hewan. Dan untuk membantu manusiadalam kehidupannya mencari rizki. Ia berkatabahwa tujuan atau lulusan (output) yang ingindicapai oleh Ibnu Khaldun dalam proses pendi-dikan, terutama pendidikan Islam adalah dapatmembantu manusia untuk mencari rezki ataumemperoleh lapangan pekerjaan, agar dapat me-langsungkan kehidupannya di masa sekarangmaupun di masa yang akan datang.

    Inilah perbedaan yang sangat jelas antarapemikiran Ibnu Khaldun dengan pemikir sebe-lumnya, yaitu para filosof Yunani seperti Platodan Aristoteles, ataupun al-Ghazali, Perbedaanyang mendasar terlihat dalam hal orientasi pen-didikan, yaitu sebagai alat untuk memperolehrizki. Dalam arti, Ibnu Khaldun itu meng-inginkan bahwa output (lulusan) pendidikandapat memenuhi kebutuhan dan keinginanmasyarakat, baik masyarakat tempat tinggalnyamaupun masyarakat global. Zamroni=, menga-takan bahwa pelaksanaan pendidikan senanti-

    24 Khaldfm, op.cit., him. 532-53325 Zamroni, op. ci t. , hlm. 9

    -45-

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    10/15

    Media Pendidikan, Vol. XXIV, No.1, April 2009: 1-100

    asa mengaitkan proses pendidikan dengan ke-butuhan masyarakat pada umumnya dan duniakerja pada khususnya. Dengan kata lain, pen-didikan bisa menekankan pengembangan penge-tahuan, melalui kombinasi terpadu antara tun - .tutan kebutuhan masyarakat, dunia kerja, pe-latihan dan pendidikan formal persekolahan.

    Manusia paripurna dalam persepsi Islamadalah manusia yang bisa memadukan antaraunsur jasmani dan unsur rohani. Oleh karenaitu, pendidikan pendapatnya menurut IbnuKhaldun harus menyentuh dua unsur penting,yaitu unsur jasmaniyah dan unsur ruhaniyah,Pandangan ini didasarkan pada argumentasibahwa kebutuhan manusia sesungguhnya me-rupakan perpaduandari kedua unsur tersebut.Itulah sebabnya, tujuan pendidikan Islam, me-nurutnya, seyogyanya mampu menyesuaikanseluruh potensi yang ada pada kedua unsur ter-sebut secara terpadu. Namun demikian, meng-ingat manusia lebih banyak dipengaruhi olehfaktor ruhaninya, Ibnu Khaldun berpendapatbahwa pendidikan ruhani sebagai kekuatan ji-wa yang mempengaruhi seluruh aspek kehi-dupan manusia hendaknya lebih diutama-kan.26

    Ibnu Khaldun adalah seorang tokoh be-sar di dunia Islam, yang telah berhasil mema-parkan buah pikirannya dalam kitab Muqaddi-mah sebagai karya monumental, yang meng-angkat nama dan martabatnya di dunia keil-muan, sehingga pemikir-pemikir Barat meng-akuinya sebagai seorang pemikir muslim yangsangat dikagumi pada masa itu, Di antara pe-mikir-pemikir Barat yang memberikan peng-akuan terhadap kebesaran Ibnu Khaldun ada-lah Charles Issawy" dan Arnold Toynbee."

    26 Kahar Muzakar Hasby, Ibn Khaldun; Aktivis,Ilmuawan dan Pembaharuan Pendidikan Islam, Ed.Januari-April, Vol. XXIV No.1, (Bandung: JurnaIMedia Pendidikan Fak. Tarbiyah dan Keguruan UINSGD, 2007), him. 29

    27 Ia mengatakan bahwa tidak berlebih kaIauIbnu Khaldfin merupakan tokoh yang paling besardalam iimu-ilmu masyarakat di antara waktu Aristotelesdan Machiavelly dan karena itu ia berhak mendapatkanperhatian tiap-tiap orang yang menaruh minat terhadap- 46-

    Sejalan dengan apa yang telah diungkap-kan oleh Charles Issawy, Abdul Kholiq menga-takan bahwa Ibnu Khaldun adalah seorang to-koh yang paling besar sezamannya dalam ilmumasyarakat, karena ia menghubungkan filsafatsosiologi dengan pendidikan. Di antara hubung-an itu adalah memperoleh ilmu pengetahuandapat ditempuh melalui membaca, mempela-jari kitab-kitab, pengamatan dan pengalamanselama menggembara dan bergaul dengan ber-macam-macam bangsa." Sebab menurut Khal-dun bahwa ilmu dan pendidikan adalah meru-pakan salah satu gejala sosial yang menjadi cirikhas jenis insani.P

    Pendidikan seharusnya berdasarkan peng-alaman dan pengamatan, sehingga hasil daripendidikan adalah kemandirian dan keberani-an dalam menghadapi kenyataan dan tantang-an zaman yang semakin hari semakin berkem-bang dan mengalami kemajuan.

    Menurut pandangan Ibnu Khaldun bah-wa ilmu dan pendidikan sebagai suatu gejalakonklusi yang lahir dari terbentuknya masya-rakat dan perkembangan di dalam tahapan ke-budayaan dan mendorong manusia untuk me-miliki pengetahuan yang penting baginya da-lam kehidupan yang sederhana pada periode-periode pertama terbentuknya masyarakat. La-lu lahirlah ilmu-ilmu dengan bertumpuknyailmu-ilmu itu. Bahkan ia melebihi pengarang-pengarangEropa dan Arab sezamannya, karen a kemampuannyamemecahkan berbagai persoalan yang menguasaimanusia sekarang ini, seperti kodrat dan sifatmasyarakat, pengaruh iklirn dan pekerjaan pada waktuumat manusia dan metode pendidikan yang paling baik.Charles Issawy, Filsafat Islam tentang Sejarah,(Jakarta: Tinta Mas, 1978), hIm. 2

    28 Sebagai seorang sejarahwan Inggrismemberikan peniIaian kepada Ibnu Khaldun bahwa iasejajar dengan Thusydides dan Machiavelly bahwailmuwan dunia menyakini, ia adalah peletak dasar-dasarfaIsafah sejarah dan sosioIogi. Ali Abdul Wafi', IbnuK h a ld ii n; R iw a ya t dan Karyanya, Terj. Ahmadie Thaha,(Jakarta: Temprint, 1985), him. 5

    29 Abdul Kholik, dkk, Pemikiran PedidikanIslam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer,(Yogyakarta: Pustakan Pelajar, 1999), hlm. 3

    30 Sulaiman, op.cit., him. 31

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    11/15

    Nilai-nilai Tujuan Pendidikan Islam menurut Ibnu Khaldnn

    pengetahuan, sejalan dengan perjalanan masa,karena ilmu lahir sebagai akibat dari kebim-bangan pikiran. Kemudian lahir pula pendidik-an sebagai akibat adanya kesenangan manusiauntuk memamahi dan mendalami pengetahu-an. J adi ilmu dan pendidikan merupakan duaanak yang lahir dari kehidupan yang berkebu-dayaan dan pekerjaan untuk melestarikan danmeningkatkannya.

    Oleh karena itu, Ibnu Khaldfm berpen-dapat bahwa pendidikan berusaha untuk mela-hirkan masyarakat yang berkebudayaan sertaberusaha untuk melestarikan eksistensi masya-rakat selanjutnya. Pendidikan diarahkan kepa-da pengembangan sumber daya manusia yangberkualitas."

    Pengernbangan terhadap sumber dayamanusia yang berkualitas, sejalan dengan tu-juan pendidikan di negara yang sedang ber-kembang, seperti Indonesia, sebagaimana ter-dapat dalam UU Sisdiknas tahun 2004 pasal 3yang mengatakan bahwa:"Pendidikan nasionaL .....r bertujuan untukberkembang potensi peserta didik agarmen-jadi menusia yang beriinsn dan bertakwakepada Allah Yang Msbsess, berakhlak mu-lis, sehst, berilmu, csksp, kreatif, mandiridan menjadi warga negara yang demoktrstisserta bertanggung jawall'32

    Konsepsi pendidikan menurut pandang-an Ibnu Khaldun untuk menghadapi masa de-pan yang lebih baik, yaitu untuk melahirkanmasyarakat yang berkebudayaan serta berusa-ha untuk melestarikan, meningkatkan, danmempertahankan eksistensinya. Tujuan pendi-dikan diarahkan untuk membantu individuagar dapat hidup lebih baik dalam masyarakatyang berkualitas, yang dapat hidup layak da-lam dunia yang sedangmaju, dan mampumem-pertahankan eksistensinya dalam masyarakatmodern.

    31 Ibid., hIm. 5932 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 ten-

    tang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) danPenjelasaannya

    Ibnu Khaldun mencoba menghubungkanantara filsafat dengan pendidikan, sosiologi de-ngan pendidikan, ilmu dengan pendidikan, ke-budayaan dengan pendidikan, pentahapan ke-budayaan dan cara-cara memperoleh ilmu pe-ngetahuan. Maka, tujuan utama pendidikanmenurut Ibnu Khaldfm adalah memberikankesempatan kepada peserta didik untuk aktifdan bekerja, karena dia memandang aktivitasini penting bagi terbentuknya pikiran dan ke-matangan individu, kemudian kematangan iniakan mendapatkan faedah bagi masyarakat. Pi-kiran yang matang adalah alat kemajuan ilmu,industri dan sistem sosiaLFilsafat sosiologisnyapragmatis, realitas, menjadikan pendidikan se-bagai suatu lapangan kerja yang dapat diguna-kan untuk memperoleh rizki.P

    Berdasarkan rumusan tersebut, bahwaIbnu Khaldun ingin memberikan porsi yangseimbang bagi peserta didik agar dapat meraihkesuksesan di dunia dan kesuksesan di akhirat.Oleh karena itu, maka pelaksanaan pendidikansenantiasa bisa mengaitkan antara proses pen-didikan dengan kebutuhan masyarakat padaumunya dan dunia kerja pada khususnya. Ma-ka, peserta didik tidak hanya ditentukan olehapa yang mereka lakukan di lingkungan seko-lah, melainkan peserta didik juga ditentukanoleh apa yang mereka kerjakan di dunia kerjadan dimasyarakat pada umunya.

    Dengan kata lain, pendidikan itu harusbersifat double traclc", menekankan pengem-bangan pengetahuan melalui kombinasi terpa-du antara kebutuhan masyarakat, dunia kerja,pelatihan dan pendidikan formal, sehingga sis-tern pendidikan akan mampu menghasilkan lu-lusan (output) yang memiliki kemampuan danfleksibilitas yang tinggi untuk menyesuaikandengan tuntutan masyarakat yang senantiasaberubah dengan cepat."

    33 Suiaiman, op.cit., him. 3434 Maksudnya adaiah pendidikan sebagai suatu

    proses yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangandan dinamika masyarakat. Sanaky, op.cit., him. 3

    35 Ibid

    -47-

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    12/15

    sensebila, kerens membutuhkan pengajar-an"38Di samping itu Ibnu Khaldfm melihat

    bahwa penguasaan terhadap berbagai ilmu, ke-ahlian-keahlian, mendapatkan keahlian danmenguasainya tidak. lain adalah sebuah carauntuk mencari penghidupan. Dengan derniki-an tidaklah salah bila dikatakan bahwa tujuanpendidikan yang dilontarkan Ibnu Khaldfmbersifat realistis pragmatis. Sebagaimana yangtelah dijelaskan sebelumnya, hal ini disebab-kan oleh pengaruh filsafat sosiologinya. Daripola pikir yang demikian iru, maka tidak heranjika rumusan-rumusan tujuan pendidikannyamengarah kesana.Dapat penulis simpulkan bahwa rumusanpendidikan Islam yang dikemukakan oleh IbnuKhaldfin mengacu pada dua aspek pokok. Ke-dua aspek pokok itu berpijak dari finnan AllahSwt. dalam QS. al-Qashash: 77: "Dari carilahapa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu(kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah ka-mu lupakan kebahagiaan dari (kenikmatan) didunia ... ". Dan nabi Saw. bersabda: "Barangsia-pa yang menginginkan dunia, maka hendaklahia berilmu dan barangsiapa yang rnengingin-kan akhirat, maka hendaklah berilmu. Dan ba-rangsiapa menginginkan keduanya, maka hen-daklah berilmu",

    Dari ayat dan hadis di atas, dapat disim-pulan bahwa tujuan pendidikan yang dirumus-kan oleh Ibnu Khaldun berorientasi kepadadua, yaitu: 1) Tujuan yang berorientasi padaukhrawi dan 2) Tujuan yang berorientasi padaduniawi.

    Dari uraian di atas, terlihat bahwa kon-sep tujuan pendidikan yang dilontarkan olehIbnu Khaldun bukan hanya diarahkan padaupaya pengayaan aspek mental spiritual saja,akan tetapi juga diarahkan pada perkembanganmanusia agar mampu merespon tantangan za-man.

    36 Al-Rasyidi dan Samsul Nizar, op.cit., hIm. 93- Ada beberapa faktor yang dijadikan ala-94 san oleh Ibnu Khaldfm untuk merumuskan

    Media Pendidikan, Vol. XXIV, No.1, April 2009: 1-100

    Dari tujuan-tujuan yang dikemukakanoleh Ibnu Khaldun sebagaimana di atas, tujuanpendidikanya dapat disederhanakan menjadi:1) Pembinaan pemikiran yang baik; 2) Peng-embangan kemahiran (al-Malakah atau skill)dalam bidang tertentu; dan 3) Penguasaan ke-terampilan profesional sesuai dengan tuntutanzaman (link and match).36

    Inilah prinsip-prinsip metode yang se-ring dikemukakan oleh para pakar pendidikanmodern, yaitu prinsip kebermaknaan. Prinsipini menjadikan peserta didik menyukai danbergairah untuk mernpelajari bahan pelajaranyang diberikan oleh guru. Dengan perasaan su-ka dan gairah itu proses belajar mengajar dapatberlangsung dengan lancar, karena peserta di-dik menyadari bahwa yang dipelajari dari gu-runya terdiri dari bahan-bahan ilmu pengeta-huan yang akan memberikan makna bagi hi-dupnya lebih lanjut. Jadi guru lebih dahulumenyadarkan peserta didik bahwa bahan pela-jaran itu akan memberikan nilai tambah, baikmental maupun profesional kepada mereka da-lam berbagai situasi dan kondisi kehidupan-nya, misalnya mempelajari keterampilan be-kerja dan berbagai bidang pekerjaan dapat di-pakai untuk mencari rizki yang halal."

    Dalam Muqaddimah, Ibnu Khald11n ba-nyak mengulas tentang mata pencaharian mi-salnya: pertanian, perikanan, industri dan per-tukangan. Semua pekerjaan itu dapat dikuasaimanusia melalui proses pendidikan dan pembi-asaan. Sehingga akan tercapai suatu bakat. Da-lam hal ini Ibnu Khaldun menyatakan:"Kebiasaan itu bersifat jasmaniah, balk ke-biasaan pada tubuli atau seperti sritmetiks,yang ada pada otek sebagai hasil kemem-pusn manusia untuk berpikir dan lain sebs-gainya. Dan semua bends jssmsnish adalah

    37 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 2000), hIm. 211

    - 48-

    38 Khaldun, op.cit., hIm. 535

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    13/15

    Nilai-nilai Tujuan Pendidikan Islam menurut Ibnu Khaldun

    tujuan pendidikan tersebut, yaitu: 1) Pengaruhfilsafat sosiologi, yang tidak bisa memisahkanantara masyarakat, ilmu pengetahuan, dan ke-butuhan masyarakat; 2) Ilmu pengetahuan sa-ngat menentukan bagi perkembangan masya-rakat berbudaya; dan 3) Pendidikan sebagaiaktivitas akal insani, merupakan salah satuindustri yang berkembang di dalam masyara-kat, karena sangat urgen dalam kehidupansetiap individu.P

    Menurut Abdurahman Saleh Abdullahmenyebutkan bahwa tujuan pendidikan adalahsebagai berikut: 1) Tujuan pendidikan jasma-niah (ahdaf ai-Jismiyah), yaitu mempersiapkandiri manusia sebagai pengemban tugas khalifahdi bumi, melalui pelatihan keterampilan- ke-~ terampilan fisik; 2) Tujuan pendidikan rohani-ah (ahdaf el-Rubsniysliy, yaitu untuk mening-katkan jiwa dan kesetiaan yang hanya kepadaAllah semata dan berupaya untuk memurnikanserta menyucikan diri manusia secara indivi-dual dari sikap negatif (QS. 2: 126); 3) Tujuanpendidikan akal (ahdaf el- 'Aqliyah), yaitu peng-arahan intelegensia untuk menentukan kebe-naran dan sebab-sebabnya dengan telaah tan-da-tanda kekuasaan Allah dan menemukan pe-san-pesan ayat-ayat-Nya yang membawa imankepada Sang Pencipta. Tahapan pendidikan akalini adalah a) Pencapaian kebenaran ilmiah(ilmu sl- Yaqin); b) Pencapaian kebenaran em-piris (ainu ai-Yaqin); dan c) Pencapaian kebe-naran metaempiris atau mungkin lebih tepat-nya sebagai kebenaran filosofis (haqqu sl- Ya-qin); dan 4) Tujuan pendidikan sosial (ahdafa1-Ijtimaiyah), yaitu pembentukan kepribadianyang utuh dari roh, tubuh, dan akal. Identitasindividu di sini tercermin sebagai "al-Nas"yang hidup pada masyarakat yang plural (ma-jemukj.t"

    39 Abdul Khaliq, dkk, Pemikiran Pendidikan Is-lam Kajian Tokoh Klasikdan Kontemporer,tYogyakar-ta: Pustaka Pelaja, 1999), him. 19

    40 Abdurahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pen-didikan Berdasarkan Al-Quran, (Jakarta: Rineka Cipta,1994), hIm. 119-126

    Sedangkan menurut al-Ghazali menye-butkan bahwa tujuan pendidikan Islam ter-cermin dalam dua segi, yaitu: 1) Insan pumayang bertujuan mendekatkan diri kepada AllahSwt.; dan b) Insan paripuma yang bertujuanmendapatkan kebahagiaan hidup di dunia danakhirat.v Al-Ghazali juga sangat menekankanbahwa tujuan dari pendidikan Islam itu adalahtercapainya antara kebahagiaan hidup di duniadan akhirat secara sekaligus."

    Kalau diperhatikan dari ketiga pendapattokoh di atas tentang tujuan pendidikan Islam,semua adanya titik kesamaan, yaitu mencipta-kan manusia yang paripurna (insan sl-Kemily,baik dari aspek jasmaniah maupun ruhaniahserta aqliyah. Sebab manusia dalam perspektifIslam adalah terdiri dari unsur jasmaniyahmaupun rohaniyah dan aqliyah. Oleh karenaitu, ketiga unsur tersebut harus terpenuhi agarmenjadi manusia yang sempuma. Hal tersebutjuga sangat sesuai dengan tujuan yang dike-luarkan oleh bangsa Indonesia yang notabenamayoritas beragama Islam. Sebagaimana da-lam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknasyang menyatakan bahwa pendidikan nasionalbertujuan untuk berkembangnya potensi pe-serta didik agar menjadi manusia yang berlmandan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang de-mokra tis serta bertanggung jawab.Simpulan

    Tujuan pendidikan menurut Ibnu Khal-dun adalah untuk mencapai kebahagiaan ukh-

    41 Fathiyah Hasan Sulaiman, Sistem PendidikanVerst Al-Ghazali, Terj, Fathur Rahman, (Bandung: al-Ma'arif, 1993), hlm. 24

    42 AI-GhazaIi beralasan bahwa "Jelasnya, tujuanmanusia itu tergabung dalam agama dan .dunia. Agamatidak akan teratur melainkan dengan teraturnya dunia,dan dunia adalah tempat menyebar benih bagi akhiratdan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Al-lah bagi orang yang ingin mengambilnya menjadikan .a1at dan temp at tinggaI." Dapat dilihat Zainudin, dkk.,Seluk Be/uk Pendidikan dart Al-Ghazali, (Jakarta: BumiAksara, 1991), hIm. 46

    - 49-

  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    14/15

    Media Pendidikan, Vol. XXIV, No.1, ApTi12009: 1-100

    rawi tanpa mengesampingkan kebahagiaan du-niawi, artinya tujuan pendidikan menurut diaharus berorientasi pada keseimbangan antarakehidupan duniawi dan ukhrawi, Oleh karen aitu, tujuan pendidikan Islam itu harus ber-orientasi kepada: 1) Mengembangkan aspek in-telektualitas peserta did.ik; b) Memperoleh pe-

    ngetahuan sebagai alat untuk bisa eksis dalammasyarakat yang maju dan berbudaya; danc) Memperoleh dan mendapatkan rizki, Olehkarena itu, seyogyanya tujuan pendidikan Is-lam sudah hams diorientasikan kepada masa-lah kedunian dan keakhiratan agar tercipta ke-seimb~ngan dalam hidup ini.?"

    DAFTAR PU STAKA

    Abdullah, Abdurahman Saleh, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Ouren, Jakarta: RinekaCipta, 1994.

    Al-Rasyidi dan Samsul Nizar, Filsafat Peadidikan Islam; Pendekaten Historis, Teoritis danPrsktis, Jakarta: Ciputat Press, 2005.

    Arifin, M., Iimu Pendidiken Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.Hasby, Kahar Muzakar, Ibn Khaldtin: Aktivis, Ilmuawan dan Pembaharuan Pendidikan Islam,

    dalam Media Pendidikan (Jumal Pendidikan Keagamaan), Edisi April, Vol. XXIV No.1,Bandung: Fak. Tarbiyah dan Keguruan DIN SGD, 2007.

    Ghazali, Dede Ahmad, Tujuan Pendidikan Islam (Ananlisis Tujuan Pendidikan menurut PemikirMuslim dan Implikasinya bagi Pengembangan Tujuan Pendidikan diIndonesie), MediaPendidikan, Edisi April 2006, Vol. XXI, No.1, Bandung: Fak. Tarbiyah dan Keguruan DINSGD Bandung, 2006.

    Issawy, Charles, Eilsafat Islam tentang Sejarah, (Jakarta: Tinta Mas, 1978), hlm. 2Khaldfm, Ibnu, Muqaddimah Ibnu Kheldtin, Terj. Ahmadie Thaha, Jakarta: Pustaka Firdaus,

    2005.Kholik, Abdul, dkk, Pemikiran Pedidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer.

    Yogyakarta: Pustakan Pelajar, 1999.Muhadjir, Noeng, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sasial,Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987.Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi: Koasep, Ksrskteristik; dan Implementasi, Ban-

    dung: Rosdakarya, 2002.Sanaky, Hujair AH., Paradigma Bam Pendidikan Islam, makalah yang diambil dati website:www.sanaky.com.

    Sulaiman, Fathiyah Hasan, Pandangan Ibnu Khaldtin tentang Ilmu dan Pendidiksn, Terj. HeryNoer AIy, Bandung: Diponegoro, 1987.

    __ , Sistem Pendidiksn VersiAl-Gbezsli, Terj. Fathur Rahman, Bandung: al-Ma'arif, 1993.Sumaatrnadja, Nursid, Pendidiksn Pemanusiaan Manusis Msnusiswi, Bandung: ALFABETA,

    2002.Tafsir, A, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Rosdakarya, 2000), hlm. 26Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidiksn Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1997.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan

    PenjelasaannyaWafi', Ali Abdul, Ibnu Khaldtin; Riwayat dan Ksrysnys, Terj. Ahmadie Thaha, Jakarta:

    Temprint, 1985.- 50-

    http://www.sanaky.com./http://www.sanaky.com./
  • 5/10/2018 Jurnal Ttg Ibn Khaldun

    15/15

    Nilai-nilai Tujuan Pendidikan Isiam menurut Ibnu KhaldunWebsite: http://caturhacker .blog.comlIbnu +Khaldun/Zainudin, dkk., Seluk Beluk Pendidikan dan Al-Ghezsli, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depsn, Yogyakarta: Biograf Publishing, 2000.

    - 51 -