1. kau bab i - vi

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Benyamin S. Bloom dkk. (dalam Azwar, 2003:8) membagi kawasan belajar yang mereka sebut sebagai tujuan pendidikan menjadi tiga bagian yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif, dan kawasan psikomotor. Tes prestasi belajar, secara luas tentu mencakup ketiga kawasan tujuan pendidikan tersebut. Tes prestasi belajar dibedakan dari tes kemampuan lain bila dilihat dari tujuannya, yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tujuan ini membawa keharusan dalam konstruksinya untuk selalu mengacu pada perencanaan program belajar yang dituangkan dalam silabus masing – masing materi pelajaran. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan – bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal di kelas, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan – ulangan harian, tes 1

Upload: yoshimori-shumimura-zazan

Post on 03-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1. KAU BAB I - VI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Benyamin S. Bloom dkk. (dalam Azwar, 2003:8) membagi

kawasan belajar yang mereka sebut sebagai tujuan pendidikan menjadi

tiga bagian yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif, dan kawasan

psikomotor. Tes prestasi belajar, secara luas tentu mencakup ketiga

kawasan tujuan pendidikan tersebut.

Tes prestasi belajar dibedakan dari tes kemampuan lain bila dilihat

dari tujuannya, yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar.

Tujuan ini membawa keharusan dalam konstruksinya untuk selalu

mengacu pada perencanaan program belajar yang dituangkan dalam

silabus masing – masing materi pelajaran.

Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk

mengungkap performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan –

bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal

di kelas, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan – ulangan harian, tes

formatif, tes sumatif, bahkan UN dan ujian masuk perguruan tinggi.

Sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, tes prestasi belajar

ditunjukkan untuk mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh

siswa dalam belajar. Dalam dunia pendidikan, pentingnya pengukuran

prestasi belajar tidaklah dapat diasingkan lagi. Sebagaimana kita ketahui,

pendidikan formal merupakan suatu system yang kompleks yang

penyelengaraannya memerlukan waktu, dana, tenaga, dan kerjasama

berbagai pihak. Betapapun jelasnya penggarisan tujuan pendidikan, tanpa

adanya usaha pengukuran mustahil hasilnya dapat diketahui. Tidaklah

layak untuk menyatakan adanya suatu kemajuan atau keberhasilan

program pendidikan tanpa memberikan bukti peningkatan atau pencapaian

1

Page 2: 1. KAU BAB I - VI

yang telah diperoleh. Bukti adanya peningkatan atau pencapaian inilah

yang antara lain harus diambil dari pengukuran prestasi secara terencana.

Fungsi tes adalah untuk mengukur prestasi, selain itu juga sebagai

motivator dalam belajar. Robert L. Ebel (dalam Azwar, 2003:16)

mengemukakan bahwa tes kadang – kadang dianggap sebagai motivator

ekstrinsik atau motivator dari luar diri, bukan motivator intrinsik. Namun,

Ebel mengatakan lebih lanjut, dalam mesalah belajar tidaklah penting

untuk membedakan mana yang didorong oleh motivasi intrinsik dan mana

yang lebih didorong oleh motivasi ekstrinsik karena yang penting adalah

tercapainya tujuan belajar itu sendiri.

Tujuan diadakan tes mata pelajaran sosiologi ini adalah untuk

mengukur prestasi atau hasil dalam belajar yang telah dicapai oleh siswa

SMA N 2 Ungaran kelas XI IPS 2 dari awal semester II sampai tegah

semester II, tes ini disebut juga tes formatif, yaitu penggunaan hasil tes

belajar guna melihat sejauhmana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh

siswa dalam suatu program pelajaran.

B. Tujuan Pengukuran

Banyak sekali keputusan pendidikan yang diambil berdasarkan hasil tes

prestasi belajar. Sebagai contoh pemberian nilai suatu mata pelajaran, penentuan

lulus-tidaknya seorang siswa, perlu-tidaknya penyelenggaraan kegiatan belajar

tambahan, perlu-tidaknya penyelenggaraan kegiatan belajar tambahan, perlu

tidaknya pengulangan suatu bagian pelajaran tertentu, penempatan mahasiswa

pada suatu program, banyaknya kredit mata kuliah yang dapat diambil pada

semester berikutnya, dan lain-lain.

Berbagai macam keputusan pendidikan itu menempatkan tes prestasi belajar

dalam beberapa fungsi yaitu fungsi penempatan (placement), fungsi formatif,

fungsi diagnostik, dan fungsi sumatif (dalam Azwar, 2003:11).

Fungsi penempatan (placement) adalah penggunaan hasil tes prestasi belajar

untuk klasifikasi invidu ke dalam bidang atau jurusan yang sesuai dengan

kemampuan yang telah diperlihatkannya pada hasil belajar yang telah lalu.

2

Page 3: 1. KAU BAB I - VI

Fungsi formatif adalah penggunaan hasil tes belajar guna melihat

sejauhmana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program

pelajaran. Dalam hal ini hasil tes prestasi merupakan umpan-balik (feed-back)

kemajuan belajar dan karena itu biasanya tes diselenggarakan di tengah jangka

waktu suatu program yang sedang berjalan. Hasil tes formatif dapat menyebabkan

perubahan kebijaksanaan mengajar atau belajar, bila perlu. Contoh tes prestasi

yang berfungsi formatif adalah ujian tengah semester di perguruan tinggi atau tes

hasil belajar (THB) di setiap catur-wulan atau setiap semester di sekolah-sekolah

tingkat menengah dan dasar.

Fungsi diagnostik dilakukan oleh tes prestasi apabila hasil tes yang

bersangkutan digunakan untuk mendiagnosis kesukaran-kesukaran dalam belajar,

mendeteksi kelemahan-kelemahan siswa yang dapat diperbaiki segera dan

semacamnya.

Fungsi sumatif adalah penggunaan hasil tes prestasi untuk memperoleh

informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya

dalam suatu program pelajaran. Tes sumatif merupakan pengukuran akhir dalam

suatu program dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa dapat

dinyatakan lulus dalam program pendidikan tersebut, atau apakah siswa

dinyatakan dapat melanjutkan ke jenjang program yang lebih tinggi.

Sesuai dengan fungsi tersebut, tes yang penulis berikan kepada murid-murid

SMA N 2 Ungaran kelas XI IPS 2 bertujuan sebagai fungsi formatif. Artinya,

penggunaan hasil tes belajar guna melihat sejauhmana kemajuan belajar yang

telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pelajaran (dalam hal ini dalam

program pelajaran Sosiologi). Tes ini diselenggarakan untuk mengetahui sejauh

mana penguasaan dalam mata pelajaran sosiologi siswa dari materi awal semester

II sampai dengan tengah semester II.

C. Sumber Kepustakaan

Soal Sosiologi yang diujikan adalah berdasarkan materi yang telah

disampaikan oleh guru pengampu mata pelajaran sosiologi selama setengah

semester sesuai dengan pedoman atau silabus yang ada. Buku referensi yang

digunakan adalah buku paket sosiologi kelas XI SMA, dan LKS (Lembar Kerja

3

Page 4: 1. KAU BAB I - VI

Siswa). Sumber kepustakaan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun soal

sosiologi ini adalah silabus guru pengampu.

4

Page 5: 1. KAU BAB I - VI

BAB II

SILABUS

A. Deskripsi Singkat

Batasan perilaku merupakan operasionalisasi tujuan instruksional

(instruksional behavior). Dalam silabus atau garis besar pokok pengajaran,

biasanya terdapat penguraian tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional

khusus pada umumnya sudah sangat operasional sehingga dapat dianggap sebagai

indikator perilaku.

Indikator perilaku, dibuat sebagai penerjemahan tujuan konkret sehingga

dapat diukur (measurable). Sebagai contoh misalnya : tujuan ukur yang berbunyi

“mendeskripsikan berbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural”

dapat lebih dioperasionalkan lagi menjadi indikator perilaku, antara lain sebagai

“mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat multikultural”.

Item ini dibuat dari mata pelajaran sosiologi tengah semester dua pada kelas

XI IPS. Dalam tengah semester dua ini terdapat dua standar kompetensi yaitu

mendeskripsikan barbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural dan

menganalisis perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Tes

ini dilaksanakan di SMA N 2 Ungaran kelas XI IPS 2, dengan subjek 30 orang.

B. Tujuan Instruksional Umum

Dalam silabus, biasanya terdapat tujuan instruksional umum atau standar

kompetensi. Dalam mata pelajaran Sosiologi tengah semester dua ini, terdapat

standar kompetensi yaitu menganalisis kelompok sosial dalam masyarakat

multikultural.

5

Page 6: 1. KAU BAB I - VI

C. Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan instruksional khusus atau kompetensi dasar dalam silabus mata

pelajaran Sosiologi ini ada dua yaitu :

1. Mendeskripsikan berbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

2. Menganalisis perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

D. Materi yang diujikan

1. Masyarakat Multikultural

a. Pengertian dan ciri-ciri kelompok sosial

b. Dasar pembentukan kelompok sosial

c. Klasifikasi kelompok sosial

d. Pelapisan sosial

2. Perkembangan Kelompok Dalam Masyarakat Multikultural

a. Aspek dinamika kelompok sosial

b. Faktor – faktor pendorong dinamika kelompok sosial

c. Proses perkembangan berbagai kelompok sosial

d. Proses disintegrasi akibat perubahan sosial

e. Bentuk – bentuk disintegrasi

6

Page 7: 1. KAU BAB I - VI

BAB III

RANCANGAN BANGUN

A. Rencana Bangun

Keseluruhan item dalam tes yang direncanakan biasanya dibagi atas

beberapa taraf kompetensi yang berbeda-beda. Pada dasarnya suatu tes hendaknya

berisis soal yang menuntut taraf kompetensi yang tinggi, tidak berisi soal yang

dapat dijawab dengan proses kognitif sederhana.

Salah satu dasar menentukan tingkat kompetensi dalam tujuan pendidikan

yang dirumuskan dari Benjamin S. Bloom (dalam Azwar, 2003:64), yaitu

kawasan afektif, kawasan kognitif dan kawasan psikomotor. Kawasan afektif

berisi hal-hal yang berkenaan dengan minat dan sikap, kawasan kognitif mengenai

aspek psikomotor mengenai aspek keterampilan motorik.

Dalam hal ini aspek yang akan diukur adalah aspek yang berkaitan dengan :

a. Knowledge ( know )

Mengenali, mendiskripsikan, mengidentifikasi, menyebutkan, menunjukan,

memilih, menjodohkan.

b. Comprehention ( com )

Menjelaskan, mengklarifikasikan, meramalkan, mengikhtisarikan,

menguraikan, mengumpulkan, menerangkan.

c. Application ( apl )

Mendemonstrasikan, menghitung, menghubungkan, menyelesaikan,

menyesuaikan.

d. Analisis ( an )

Menemukan perbedaan, memisahkan membuat diagram, membuat estimasi,

mengambil kesimpulan, menyusun urutan.

e. Sintesis ( sin )

7

Page 8: 1. KAU BAB I - VI

Menggabungkan, menciptakan, merumuskan, merancang, membuat

komposisi, menyusun kembali, merevisi.

f. Evaluasi (eva)

Menimbang, mengkritik, membandingkan,memberi alasan,menyimpulkan,

memberi dukungan.

Dalam tes ini, dapat digambarkan dalam tabel :

Tabel 1. Rancang Bangun

Komponen Uraian Isi Komponen Perilaku TOTAL

(100%)KN COM APP AN SYN EVA

1. Mendeskripsikan

berbagai kelompok

sosial dalam

masyarakat

multikultural

3 4 1 4 1 2 50%

2. Menganalisis

perkembangan

kelompok sosial

dalam masyarakat

multikultural

2 3 2 2 2 4 50 %

TOTAL 100 %

B. Sebaran Item

Tabel 2. Sebaran Item

Komponen Uraian Isi Komponen Perilaku TOTAL

(100%)KN COM APP AN SYN EVA

1. Mendeskripsikan 1, 2, 3 4, 5, 6, 8 9, 10, 13 14, 15 50 %

8

Page 9: 1. KAU BAB I - VI

berbagai kelompok

sosial dalam

masyarakat

multikultural

7 11, 12

2. Menganalisis

perkembangan

kelompok sosial

dalam masyarakat

multikultural

16, 17 18, 19,

20

21, 22 23, 24 25, 26 27, 28,

29, 30

50 %

TOTAL 100%

C. Penulisan Aitem (Lampiran)

D. Try Out

Uji coba mata pelajaran sosiologi dilakukan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA

Negeri 2 Ungaran berjumlah 30 siswa. Dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2012

jam 10.00 WIB di ruang kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ungaran. Jumlah soal

adalah 30 item dengan bentuk soal multiple choice. Durasi waktu yang diberikan

adalah 50 menit, dengan klasifikasi 10 menit persiapan dan pembagian soal, 40

menit sisa waktu untuk mengerjakan soal.

9

Page 10: 1. KAU BAB I - VI

BAB IV

ANALISIS

A. Tabulasi Item (Lampiran)

B. Distribusi Skor Item dan Skor Total (Lampiran)

C. Perjenjang Skor Total

Tabel 5. Perjenjang Skor Total

No Nama Skor Total

1 Alvin Ni’matul M. 252 Awanda Puspita S. 243 Feoni Tunjung W. 244 Nova Putri A. 235 Nur Endah C. 236 Alfian Septarini 237 Ready B. P. 238 Eka Setia Hapsari D. 239 Fitria Risna 2310 Kurniyawati Indah S. 2211 Yoga Andar P. 2212 Kiki Oktasari 2213 Latief Maulana 2214 Stefanus Bintang 2215 Erixs Ibrahim 2216 Desi Rahmawati 2117 Hervian P. 2118 Afif Firman S. 2119 Fachri Yusrifar 2120 Merkurina Dwi Y. 2121 Ika Novi L. 2122 Maesaroh 2123 M. Syaifudin N. 2124 Risa Kusuma P. 2125 Laiva Mailina 2126 Diana Nurma I. 2027 Zeyga Grovid J. 1928 Liana Evita Sari 1529 Noviana Ayu 13

10

Page 11: 1. KAU BAB I - VI

30 Gilang Telaga 12

D. Pembagian Kelompok Subjek

Dalam pembagian kelompok subjek, antara kelompok tinggi dan

kelompok rendah, diklasifikasikan menggunakan rumus Median.

Median = ?

JK = 1 + 3,33 log n

= 1 + 3,33 log 30

= 1 + 4,93

= 5,93

= 6

R = Xt – Xr

= 25 – 12

= 13

I = R/JK

= 13/6

= 2,16

= 3

Tabel 6. Frekuensi skor total

Nilai f Cf

27 – 29 0 30

24 – 26 3 30

21 – 23 22 27

18 – 20 2 5

15 – 17 1 3

12 – 14 2 2

Median = Bb + ( (1/2 N – Cfb)/ fd ) i

= 20,5 + ((15 – 5) /22) 3

11

Page 12: 1. KAU BAB I - VI

= 22

Maka, hasil pembagiannya adalah sebagai berikut :

Kelompok Tinggi

Tabel 7. Kelompok Tinggi

No Nama Skor Total

1 Alvin Ni’matul M. 252 Awanda Puspita S. 243 Feoni Tunjung W. 244 Nova Putri A. 235 Nur Endah C. 236 Alfian Septarini 237 Ready B. P. 238 Eka Setia Hapsari D. 239 Fitria Risna 2310 Kurniyawati Indah S. 2211 Yoga Andar P. 2212 Kiki Oktasari 2213 Latief Maulana 2214 Stefanus Bintang 2215 Erixs Ibrahim 22

Kelompok Rendah

Tabel 8. Kelompok Rendah

No Nama Skor Total

1. Desi Rahmawati 212. Hervian P. 213. Afif Firman S. 214. Fachri Yusrifar 215. Merkurina Dwi Y. 216. Ika Novi L. 217. Maesaroh 218. M. Syaifudin N. 219. Risa Kusuma P. 2110. Laiva Mailina 2111. Diana Nurma I. 2012. Zeyga Grovid J. 1913. Liana Evita Sari 1514. Noviana Ayu 1315. Gilang Telaga 12

12

Page 13: 1. KAU BAB I - VI

E. Validitas dan Reliabilitas Item

1. Kesesuaian Item dengan Rancang Bangun

Bahan ujian atau soal yang bermutu dapat membantu pendidik

meningkatkan pembelajaran dan memberikan informasi dengan tepat

tentang peserta didik mana yang belum atau sudah mencapai

kompetensi. Salah satu ciri soal yang bermutu adalah bahwa soal itu

dapat membedakan setiap kemampuan peserta didik. Semakin tinggi

kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran,

semakin tinggi pula peluang menjawab benar soal atau mencapai

kompetensi yang ditetapkan. Makin rendah kemampuan peserta didik

dalam memahami materi pembelajaran, makin kecil pula peluang

menjawab benar soal untuk mengukur pencapaian kompetensi yang

ditetapkan.

Syarat soal yang bermutu adalah bahwa soal harus sahih (valid),

dan handal. Sahih maksudnya bahwa setiap alat ukur hanya mengukur

satu aspek saja. Bahan ujian atau soal sosiologi hanya mengukur

materi pembelajaran sosiologi saja, bukan mengukur keterampilan atau

kemampuan materi yang lain. Handal maksudnya bahwa setiap alat

ukur harus dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat,

dan ajeg. Untuk dapat menghasilkan soal yang sahih dan handal,

penulis soal harus merumuskan kisi-kisi dan menulis soal berdasarkan

kaidah penulisan soal yang baik (kaidah penulisan soal bentuk

objektif/pilihan ganda, uraian, atau praktik).

2. Rincian Item Hasil Analisis Validitas Item (Lampiran)

3. Sebaran Item Valid (Lampiran)

F. Indeks Kesukaran Item (p)

13

Page 14: 1. KAU BAB I - VI

Taraf kesukaran suatu item dinyatakan oleh suatu indeks yang dinamakan

indeks kesukaran item disimbolkan huruf p. rumusnya sebagai berikut.

= Banyaknya siswa yang menjawab item dengan benar.

N = Banyaknya siswa yang menjawab item.

P > 0,5 = rendah atau mudah

P = 0,5 = ideal

P < 0,5 = tinggi atau sukar

Berdasarkan penghitungan, maka diperoleh 21 butir item dengan

kriteria rendah atau mudah, 1 item dengan kriteria ideal, dan 8 item dengan

kriteria tinggi atau sukar. Yang dijabarkan dalam tabel berikut :

Tabel 11. Analisis Kesukaran Item

No item

Ni/N p Keterangan

1 27/30 0,9 Mudah2 13/30 0,4 Sukar 3 27/30 0,9 Mudah 4 28/30 0,9 Mudah 5 26/30 0,8 Mudah 6 11/30 0,5 Ideal7 14/30 0,4 Sukar 8 28/30 0,9 Mudah 9 28/30 0,9 Mudah

10 28/30 0,9 Mudah 11 28/30 0,9 Mudah 12 28/30 0,9 Mudah 13 30/30 1 Mudah 14 0/30 0 Sukar 15 30/30 1 Mudah 16 28/30 0,9 Mudah 17 18/30 0,9 Mudah 18 27/30 0,9 Mudah 19 27/30 0,9 Mudah

14

Page 15: 1. KAU BAB I - VI

20 1/30 0,03 Sukar 21 26/30 0,8 Mudah 22 29/30 0,9 Mudah 23 2/30 0,06 Sukar 24 29/30 0,9 Mudah 25 4/30 0,1 Sukar 26 30/30 1 Mudah 27 2/30 0,06 Sukar 28 29/30 0,9 Mudah 29 21/30 0,7 Mudah 30 3/30 0,1 Sukar

Tabel 12. Klasifikasi Item Mudah dan Item Sukar

No. Kriteria Nomor butir Total

1. Rendah

atau mudah

1, 2, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18,

19, 21, 22, 24, 26, 28, 29.

70 %

2. Ideal 6 3 %

3. Tinggi atau

sukar

2, 7, 4, 20, 23, 25, 27, 30. 27 %

Pada umumnya p yang berada di sekitar 0,50 dianggap yang terbaik.

Kadang-kadang dikehendaki harga p yang lebih kecil daripada 0,50 Yaitu itemnya

lebih sulit. Dan p lebih besar dari 0,50 lebih mudah.

G. Indeks Daya Diskriminasi Item (d)

Indeks daya diskriminasi adalah kemampuan item dalam membedakan antara

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi (dalam hal ini diwakili oleh mereka

yang termasuk Kelompok Tinggi) dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah

(diwakili oleh mereka yang termasuk dalam kelompok rendah).

15

Page 16: 1. KAU BAB I - VI

Suatu item dikatakan mempunyai data beda tinggi haruslah dijawab dengan

benar oleh semua atau sebagian besar subjek Kelompok Tinggi dan tidak dapat

dijawab dengan benar oleh semua atau sebagian besar subjek Kelompok Rendah.

Semakin besar perbedaan antara proporsi penjawab benar dari Kelompok Tinggi

dan Kelompok Rendah, semakin besarlah daya beda suatu item.

Kalau proporsi penjawab benar dari kedua kelompok tersebut sama, berarti

item yang bersangkutan tidak dapat membedakan antara mereka yang

berkecakapan tinggi dan mereka yang berkecakapan rendah. Apabila suatu item

ternyata dapat dijawab benar oleh sebagian besar subjek dari kelompok rendah

sedangkan sebagian besar kelompok tinggi tidak banyak yang dapat menjawab

dengan benar maka item tersebut akan menyesatkan karena daya bedanya terbalik.

Formulasi daya beda item adalah sebagai berikut :

d = niт / Nт – niR / NR

niт = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi

Nт = banyaknya penjawab dari kelompok tinggi

niR = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok rendah

NR = banyaknya penjawab dari kelompok rendah

Indeks diskriminasi item yang ideal adalah yang mendekati angka 1.

semakin besar indeks diskriminasi (semakin mendekati 1) berarti item tersebut

semakin mampu membedakan antara mereka yang menguasai bahan yang

diujikan dan mereka yang tidak. Semakin kecil indeks diskriminasi item (semakin

mendekati 0) berarti semakin tidak jelaslah fungsi item yang bersangkutan dalam

membedakan mana subjek yang menguasai bahan pelajaran dan mana subjek yang

tidak tahu apa-apa.

Tabel 13. Analisis Daya Diskriminasi Item

No Item

(niт / Nт) – (niR / NR) d Keterangan

1 15/15 – 12/15 0,2 Cukup

16

Page 17: 1. KAU BAB I - VI

2 9/15 – 4/15 0,3 Baik3 14/15 – 13/15 0,1 Jelek4 15/15 – 13/15 0,1 Jelek5 15/15 – 11/15 0,3 Baik 6 9/15 – 3/15 -0,4 Tidak memiliki arti7 7/15 -7/15 0 Jelek8 15/15 – 13/15 0,2 Cukup9 15/15 – 13/15 0,1 Jelek

10 15/15 – 13/15 0,1 Jelek11 15/15 – 13/15 0,1 Jelek12 15/15 – 13/15 0,1 Jelek13 15/15 -15/15 0 Jelek14 0/15 – 0/15 0 Jelek15 15/15 – 15/15 0 Jelek16 15/15 – 13/15 0,1 Jelek17 15/15 – 13/15 0,1 Jelek18 15/15 – 12/15 1,1 Jelek19 15/15 – 12/15 1,1 Jelek20 1/15 – 0/15 0,1 Jelek21 12/15 – 14/15 -0,1 Tidak memiliki arti 22 15/15 – 14/15 0,1 Jelek23 1/15 – 1/15 0 Jelek24 15/15 – 14/15 0,1 Jelek25 3/15 – 1/15 0,1 Jelek26 15/15 – 15/15 0 Jelek27 2/15 – 0/15 0,1 Jelek28 15/15 – 14/15 0,1 Jelek29 13/15 – 9/15 0,3 Baik30 3/15 – 0/15 0,2 Cukup

Dalam seleksi item, setiap item yang memiliki indeks, d lebih besar daripada

0,50 dapat langsung dianggap sebagai item yang berdaya diskriminasi baik, item

yang memiliki indeks d dibawah 0,20 dapat langsung dibuang, sedangkan item

lainnya dapat ditelaah lebih lanjut untuk direvisi (Thorndike et.al., 1991). Ahli

lain, yaitu Ebel, menyarankan kriteria evaluasi indeks diskriminasi dalam 4

kategori, yaitu :

Tabel 14. Evaluasi Ebel

Indeks diskriminasi Evaluasi

0,40 atau lebih Bagus sekali (sangat baik)

17

Page 18: 1. KAU BAB I - VI

0,30 – 0,39

0,20 – 0,29

Kurang dari 0,20

Lumayan bagus tapi mungkin masih perlu peningkatan

(baik)

Belum memuaskan, perlu diperbaiki (cukup)

Jelek dan harus dibuang (jelek)

( Diadaptasi dari Ebel, 1979 )

Berdasarkan perhitungan daya pembeda item maka diperoleh 22 item yang

jelek dan harus dibuang; 3 item dengan kriteria cukup, berarti item ini belum

memuaskan dan harus diperbaiki; 3 item termasuk kriteria baik tetapi mungkin

masih perlu peningkatan; dan 0 item masuk dalam kriteria sangat baik. Sedangkan

item yang memiliki skor d = min (-), maka item tersebut tidak memiliki arti.

Tabel 15. Indeks Daya Diskriminasi Item

No. Kriteria Nomor butir Bobot

1. Sangat Baik - 0 %

2. Baik 2, 5, 29 10 %

3. Cukup 1, 8, 30 10 %

4. Jelek 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,

19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28

80 %

Berdasarkan perhitungan daya diskriminasi item maka diperoleh 22 item

yang jelek hal itu berarti bahwa 22 item tersebut tidak mampu membedakan

kemampuan siswa pada kelompok tinggi dan kelompok rendah dalam menjawab

item; 3 item dengan kriteria cukup berarti bahwa 3 item tersebut cukup baik untuk

membedakan kemampuan siswa pada kelompok tinggi dan kelompok rendah; 3

item termasuk kriteria baik merupakan item yang mampu untuk membedakan

18

Page 19: 1. KAU BAB I - VI

kemampuan siswa pada kelompok tinggi dan kelompok rendah dalam menjawab

item.

H. Efektifitas Distraktor (Lampiran)

BAB V

NORMA

A. Analisis Raw Skor

Skor mentah atau raw score merupakan hasil performansi siswa dalam

suatu tes, yang dinyatakan dalam bentuk angka. Angka ini dapat berasal dari

jumlah item yang dijawab dengan benar, dari banyaknya waktu yang diperlukan

oleh siswa guna menyelesaikan jawaban, dari jumlah jawaban yang benar

ditambah bonus, dari bobot setiap jawaban benar, ataupun berasal dari jumlah

jawaban yang benar dikurangi oleh angka hukuman. Dalam hal ini, skor mentah

siswa diperoleh dari jumlah item yang dijawab benar oleh siswa.

Sebenarnya skor mentah tidak banyak memberikan informasi mengenai

penguasaan bahan yang dimiliki oleh siswa dan tidak pula menceritakan posisi

siswa didalam kelasnya.

Adapun skor mentahnya adalah sebagai berikut:

No Nama Skor Total

1 Alvin Ni’matul M. 252 Awanda Puspita S. 243 Feoni Tunjung W. 244 Nova Putri A. 235 Nur Endah C. 236 Alfian Septarini 237 Ready B. P. 238 Eka Setia Hapsari D. 239 Fitria Risna 2310 Kurniyawati Indah S. 22

19

Page 20: 1. KAU BAB I - VI

11 Yoga Andar P. 2212 Kiki Oktasari 2213 Latief Maulana 2214 Stefanus Bintang 2215 Erixs Ibrahim 2216 Desi Rahmawati 2117 Hervian P. 2118 Afif Firman S. 2119 Fachri Yusrifar 2120 Merkurina Dwi Y. 2121 Ika Novi L. 2122 Maesaroh 2123 M. Syaifudin N. 2124 Risa Kusuma P. 2125 Laiva Mailina 2126 Diana Nurma I. 2027 Zeyga Grovid J. 1928 Liana Evita Sari 1529 Noviana Ayu 1330 Gilang Telaga 12

TOTAL 632

Mean = ∑xt/ N

          = 632/30

          = 21,1

JK = 1 + 3,33 log n

= 1 + 3,33 log 30

= 1 + 4,93

= 5,93

= 6

R = Xt – Xr

= 25 – 12

= 13

I = R/JK

= 13/6

= 2,16

= 3

Tabel Tabel Frekuensi

Nilai f Cf

27 – 29 0 30

20

Page 21: 1. KAU BAB I - VI

24 – 26 3 30

21 – 23 22 27

18 – 20 2 5

15 – 17 1 3

12 – 14 2 2

Median = Bb + ( (1/2 N – Cfb)/ fd ) i

= 20,5 + ((15 – 5) /22) 3

= 22

Modus = Bbny + { b1/ (b1 + b2) } i

                  = 20,5 + {20/(20+19)}3

                 = 20,5 + 1,53

                   = 22

Dari ukuran tendensi sentral yang telah diperoleh, maka kedudukan mean, median,

modus adalah sebagai berikut :

Mean = Median = Modus

Kurva normal

21

Page 22: 1. KAU BAB I - VI

Mean = Median = Modus

B. Analisis Z Skor

Diketahui :

Mean = ∑xt/ N

     = 632/30

                = 21,1

Sd =√[ ∑x² - ( ∑x )²/N ]

= √[ 13564 - (632)²/30 ]

= √[ 13564 – 13314,13 ]

= √249,87

= 15,81

Z = (X – M)

     Sd

Tabel 17. Analisis Z skor

No Nama ∑fx (X-M)/sd Z Keterangan 1 Alvin N.M. 25 (25-21,1)/15,81 0,25 menyimpang 0,25 SD dari Mean2 Awanda P.S. 24 (24-21,1)/15,81 0,18 menyimpang 0,18 SD dari Mean

22

Page 23: 1. KAU BAB I - VI

3 Feoni Tunjung W. 24 (24-21,1)/15,81 0,18 menyimpang 0,18 SD dari Mean4 Nova Putri A. 23 (23-21,1)/15,81 0,12 menyimpang 0,12 SD dari Mean5 Nur Endah C. 23 (23-21,1)/15,81 0,12 menyimpang 0,12 SD dari Mean6 Alfian Septarini 23 (23-21,1)/15,81 0,12 menyimpang 0,12 SD dari Mean7 Ready B. P. 23 (23-21,1)/15,81 0,12 menyimpang 0,12 SD dari Mean8 Eka Setia H. D. 23 (23-21,1)/15,81 0,12 menyimpang 0,12 SD dari Mean9 Fitria Risna 23 (23-21,1)/15,81 0,12 menyimpang 0,12 SD dari Mean10 Kurniyawati I.S. 22 (22-21,1)/15,81 0,06 menyimpang 0,06 SD dari Mean11 Yoga Andar P. 22 (22-21,1)/15,81 0,06 menyimpang 0,06 SD dari Mean12 Kiki Oktasari 22 (22-21,1)/15,81 0,06 menyimpang 0,06 SD dari Mean13 Latief Maulana 22 (22-21,1)/15,81 0,06 menyimpang 0,06 SD dari Mean14 Stefanus Bintang 22 (22-21,1)/15,81 0,06 menyimpang 0,06 SD dari Mean15 Erixs Ibrahim 22 (22-21,1)/15,81 0,06 menyimpang 0,06 SD dari Mean16 Desi Rahmawati 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean17 Hervian P. 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean18 Afif Firman S. 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean19 Fachri Yusrifar 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean20 Merkurina Dwi Y. 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean21 Ika Novi L. 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean22 Maesaroh 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean23 M. Syaifudin N. 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean24 Risa Kusuma P. 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean25 Laiva Mailina 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean26 Diana Nurma I. 20 (20-21,1)/15,81 -0,06 menyimpang -0,06 SD dari Mean27 Zeyga Grovid J. 19 (19-21,1)/15,81 -0,13 menyimpang -0,13 SD dari Mean28 Liana Evita Sari 15 (15-21,1)/15,81 -0,39 menyimpang -0,39 SD dari Mean29 Noviana Ayu 13 (13-21,1)/15,81 -0,51 menyimpang -0,51 SD dari Mean30 Gilang Telaga 12 (12-21,1)/15,81 -0,56 menyimpang -0,56 SD dari Mean

C. Analisis T Skor

T = 50 + 10Z

Tabel 18. Analisis T Skor

No Nama Z 50 + 10Z T1 Alvin N. M. 0,25 50 + (10.0,25) 52,52 Awanda P.S. 0,18 50 + (10.0,18) 52,83 Feoni Tunjung W. 0,18 50 + (10.0,18) 52,84 Nova Putri A. 0,12 50 + (10.0,12) 51,25 Nur Endah C. 0,12 50 + (10.0,12) 51,26 Alfian Septarini 0,12 50 + (10.0,12) 51,27 Ready B. P. 0,12 50 + (10.0,12) 51,28 Eka Setia H.D. 0,12 50 + (10.0,12) 51,29 Fitria Risna 0,12 50 + (10.0,12) 51,210 Kurniyawati I.S. 0,06 50 + (10.0,06) 50,611 Yoga Andar P. 0,06 50 + (10.0,06) 50,612 Kiki Oktasari 0,06 50 + (10.0,06) 50,613 Latief Maulana 0,06 50 + (10.0,06) 50,614 Stefanus Bintang 0,06 50 + (10.0,06) 50,615 Erixs Ibrahim 0,06 50 + (10.0,06) 50,616 Desi Rahmawati 0,006 50 + (10.0,006) 50,0617 Hervian P. 0,006 50 + (10.0,006) 50,0618 Afif Firman S. 0,006 50 + (10.0,006) 50,06

23

Page 24: 1. KAU BAB I - VI

19 Fachri Yusrifar 0,006 50 + (10.0,006) 50,0620 Merkurina Dwi Y. 0,006 50 + (10.0,006) 50,0621 Ika Novi L. 0,006 50 + (10.0,006) 50,0622 Maesaroh 0,006 50 + (10.0,006) 50,0623 M. Syaifudin N. 0,006 50 + (10.0,006) 50,0624 Risa Kusuma P. 0,006 50 + (10.0,006) 50,0625 Laiva Mailina 0,006 50 + (10.0,006) 50,0626 Diana Nurma I. -0,06 50 + (10.-0.06) 49,427 Zeyga Grovid J. -0,13 50 + (10.-0,13) 48,728 Liana Evita Sari -0,39 50 + (10.-0,39) 46,129 Noviana Ayu -0,51 50 + (10.-0,51) 44,930 Gilang Telaga -0,56 50 + (10.-0,56) 44,4

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis item yang telah dilakukan penulis menunjukkan

bahwa terdapat 15 kelomok subjek kelompok tinggi dan 15 subjek kelompok

rendah dari jumlah keseluruhan 30 subjek. Kemudian dari hasil perhitungan

Indeks Kesukaran Item, diperoleh 21 butir item dengan kriteria rendah atau

mudah, 1 item dengan kriteria ideal, dan 8 item dengan kriteria tinggi atau sukar.

Bila dihitung secara persentase dapat diketahui bahwa 70 % mudah, 3 % item

yang ideal dan 27 % sukar.

Dalam hal ini ada 14 item dinyatakan valid, dari hasil perhitungan

reliabilitas diperoleh hasil 0,9 yang berarti item tersebut memiliki reliabilitas

tinggi.

Secara presentase hanya ada 6,7% item yang baik daya diskriminasi

itemnya. Kemudian 23,3% item perlu direvisi atau diperbaiki dan 70 % item

perlu dibuang atau diganti dengan item yang baru.

Berdasarkan perhitungan daya diskriminasi item maka diperoleh 22 item

yang jelek dan harus dibuang, yaitu nomor 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 ; 3 item dengan kriteria cukup yaitu

nomor 1, 8, 30, berarti item ini belum memuaskan dan harus diperbaiki; 3 item

termasuk kriteria baik tetapi mungkin masih perlu peningkatan yaitu nomor 2, 5,

24

Page 25: 1. KAU BAB I - VI

29 ; dan 0 item masuk dalam kriteria sangat baik. Sedangkan item yang memiliki

skor d = min (-), maka item tersebut tidak memiliki arti.

Raw score menunjukan menunjukan performansi siswa dalam suatu tes,

yaitu jumlah item yang dijawab dengan benar dimana skor terendahnya 12 dan

skor tertinggi 25. Hasil perhitungan skor Z diperoleh dari masing-masing siswa

mengacu pada besar dan arah penyimpangan yaitu dari harga nol. Sedangkan pada

hasil perhitungan atau analisis dalam T – skor harus mengacu pada besar dan arah

penyimpangan skor X dari harga 50, yaitu mean skor T.

B. Kelebihan Penyusunan Alat Ukur

Dalam hal ini penyusunan tes Sosiologi SMA kelas XI IPS mid

semester dua menggunakan jenis soal pilihan ganda. Kelebihan

menggunakan jenis tes pilihan karena dalam waktu yang singkat dapat

memuat lebih banyak item, pemeriksaan jawaban dan pemberian skornya

mudah dan cepat, penggunaan lembar jawaban menjadi tes efisien dan

hemat bahan, kualitas item dapat dianalisis secara empirik, objektivitasnya

tinggi, dan umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan.

C. Kelemahan Alat Ukur

Adapun kelemahan dalam penyusunan alat ukur, yaitu dengan

menggunakan jenis soal pilihan ganda yaitu kurang tepat untuk mengukur

sintetis dan evaluasi. Menyusun pertanyaan yang baik itu tidak mudah dan

memakan waktu yang lama. Selain itu hasil kemampuan siswa dapat terganggu

oleh kemampuan membaca dan terkaan.

D. Hambatan

Adapun yang menjadi kendala atau dalam pelaksanaan tes

Sosiologi SMA kelas XI IPS mid semester dua ini antara lain dikarenakan

proses yang cukup panjang karena harus membuat surat ijin penelitian

secara berkelanjutan yaitu dari Fakultas menuju ke Dinas Kesatuan Bangsa

dan Polotik, kemudian ke Dinas Pendidikan, baru diperbolehkan ke SMA

25

Page 26: 1. KAU BAB I - VI

N 2 Ungaran. Lamanya pembuatan soal, dan cukup sulit membuat

distraktor bagi penulis sehingga memerlukan waktu yang cukup lama

untuk membuatnya. Selain itu dalam pelaksanaaan tes Sosiologi kurang

kondusif dikarenakan siswa seperti menyepelekan tes ini sehingga mereka

kurang mengerjakan dengan sungguh – sungguh, serta penjagaan yang

kurang ketat sehingga pekerjaan mereka adalah hasil mencontek teman

sebangku atau yang lain.

26