1. kau bab i - vi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Benyamin S. Bloom dkk. (dalam Azwar, 2003:8) membagi
kawasan belajar yang mereka sebut sebagai tujuan pendidikan menjadi
tiga bagian yaitu kawasan kognitif, kawasan afektif, dan kawasan
psikomotor. Tes prestasi belajar, secara luas tentu mencakup ketiga
kawasan tujuan pendidikan tersebut.
Tes prestasi belajar dibedakan dari tes kemampuan lain bila dilihat
dari tujuannya, yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar.
Tujuan ini membawa keharusan dalam konstruksinya untuk selalu
mengacu pada perencanaan program belajar yang dituangkan dalam
silabus masing – masing materi pelajaran.
Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk
mengungkap performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan –
bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal
di kelas, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan – ulangan harian, tes
formatif, tes sumatif, bahkan UN dan ujian masuk perguruan tinggi.
Sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, tes prestasi belajar
ditunjukkan untuk mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh
siswa dalam belajar. Dalam dunia pendidikan, pentingnya pengukuran
prestasi belajar tidaklah dapat diasingkan lagi. Sebagaimana kita ketahui,
pendidikan formal merupakan suatu system yang kompleks yang
penyelengaraannya memerlukan waktu, dana, tenaga, dan kerjasama
berbagai pihak. Betapapun jelasnya penggarisan tujuan pendidikan, tanpa
adanya usaha pengukuran mustahil hasilnya dapat diketahui. Tidaklah
layak untuk menyatakan adanya suatu kemajuan atau keberhasilan
program pendidikan tanpa memberikan bukti peningkatan atau pencapaian
1
yang telah diperoleh. Bukti adanya peningkatan atau pencapaian inilah
yang antara lain harus diambil dari pengukuran prestasi secara terencana.
Fungsi tes adalah untuk mengukur prestasi, selain itu juga sebagai
motivator dalam belajar. Robert L. Ebel (dalam Azwar, 2003:16)
mengemukakan bahwa tes kadang – kadang dianggap sebagai motivator
ekstrinsik atau motivator dari luar diri, bukan motivator intrinsik. Namun,
Ebel mengatakan lebih lanjut, dalam mesalah belajar tidaklah penting
untuk membedakan mana yang didorong oleh motivasi intrinsik dan mana
yang lebih didorong oleh motivasi ekstrinsik karena yang penting adalah
tercapainya tujuan belajar itu sendiri.
Tujuan diadakan tes mata pelajaran sosiologi ini adalah untuk
mengukur prestasi atau hasil dalam belajar yang telah dicapai oleh siswa
SMA N 2 Ungaran kelas XI IPS 2 dari awal semester II sampai tegah
semester II, tes ini disebut juga tes formatif, yaitu penggunaan hasil tes
belajar guna melihat sejauhmana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh
siswa dalam suatu program pelajaran.
B. Tujuan Pengukuran
Banyak sekali keputusan pendidikan yang diambil berdasarkan hasil tes
prestasi belajar. Sebagai contoh pemberian nilai suatu mata pelajaran, penentuan
lulus-tidaknya seorang siswa, perlu-tidaknya penyelenggaraan kegiatan belajar
tambahan, perlu-tidaknya penyelenggaraan kegiatan belajar tambahan, perlu
tidaknya pengulangan suatu bagian pelajaran tertentu, penempatan mahasiswa
pada suatu program, banyaknya kredit mata kuliah yang dapat diambil pada
semester berikutnya, dan lain-lain.
Berbagai macam keputusan pendidikan itu menempatkan tes prestasi belajar
dalam beberapa fungsi yaitu fungsi penempatan (placement), fungsi formatif,
fungsi diagnostik, dan fungsi sumatif (dalam Azwar, 2003:11).
Fungsi penempatan (placement) adalah penggunaan hasil tes prestasi belajar
untuk klasifikasi invidu ke dalam bidang atau jurusan yang sesuai dengan
kemampuan yang telah diperlihatkannya pada hasil belajar yang telah lalu.
2
Fungsi formatif adalah penggunaan hasil tes belajar guna melihat
sejauhmana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program
pelajaran. Dalam hal ini hasil tes prestasi merupakan umpan-balik (feed-back)
kemajuan belajar dan karena itu biasanya tes diselenggarakan di tengah jangka
waktu suatu program yang sedang berjalan. Hasil tes formatif dapat menyebabkan
perubahan kebijaksanaan mengajar atau belajar, bila perlu. Contoh tes prestasi
yang berfungsi formatif adalah ujian tengah semester di perguruan tinggi atau tes
hasil belajar (THB) di setiap catur-wulan atau setiap semester di sekolah-sekolah
tingkat menengah dan dasar.
Fungsi diagnostik dilakukan oleh tes prestasi apabila hasil tes yang
bersangkutan digunakan untuk mendiagnosis kesukaran-kesukaran dalam belajar,
mendeteksi kelemahan-kelemahan siswa yang dapat diperbaiki segera dan
semacamnya.
Fungsi sumatif adalah penggunaan hasil tes prestasi untuk memperoleh
informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya
dalam suatu program pelajaran. Tes sumatif merupakan pengukuran akhir dalam
suatu program dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa dapat
dinyatakan lulus dalam program pendidikan tersebut, atau apakah siswa
dinyatakan dapat melanjutkan ke jenjang program yang lebih tinggi.
Sesuai dengan fungsi tersebut, tes yang penulis berikan kepada murid-murid
SMA N 2 Ungaran kelas XI IPS 2 bertujuan sebagai fungsi formatif. Artinya,
penggunaan hasil tes belajar guna melihat sejauhmana kemajuan belajar yang
telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pelajaran (dalam hal ini dalam
program pelajaran Sosiologi). Tes ini diselenggarakan untuk mengetahui sejauh
mana penguasaan dalam mata pelajaran sosiologi siswa dari materi awal semester
II sampai dengan tengah semester II.
C. Sumber Kepustakaan
Soal Sosiologi yang diujikan adalah berdasarkan materi yang telah
disampaikan oleh guru pengampu mata pelajaran sosiologi selama setengah
semester sesuai dengan pedoman atau silabus yang ada. Buku referensi yang
digunakan adalah buku paket sosiologi kelas XI SMA, dan LKS (Lembar Kerja
3
Siswa). Sumber kepustakaan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun soal
sosiologi ini adalah silabus guru pengampu.
4
BAB II
SILABUS
A. Deskripsi Singkat
Batasan perilaku merupakan operasionalisasi tujuan instruksional
(instruksional behavior). Dalam silabus atau garis besar pokok pengajaran,
biasanya terdapat penguraian tujuan instruksional khusus. Tujuan instruksional
khusus pada umumnya sudah sangat operasional sehingga dapat dianggap sebagai
indikator perilaku.
Indikator perilaku, dibuat sebagai penerjemahan tujuan konkret sehingga
dapat diukur (measurable). Sebagai contoh misalnya : tujuan ukur yang berbunyi
“mendeskripsikan berbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural”
dapat lebih dioperasionalkan lagi menjadi indikator perilaku, antara lain sebagai
“mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat multikultural”.
Item ini dibuat dari mata pelajaran sosiologi tengah semester dua pada kelas
XI IPS. Dalam tengah semester dua ini terdapat dua standar kompetensi yaitu
mendeskripsikan barbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural dan
menganalisis perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Tes
ini dilaksanakan di SMA N 2 Ungaran kelas XI IPS 2, dengan subjek 30 orang.
B. Tujuan Instruksional Umum
Dalam silabus, biasanya terdapat tujuan instruksional umum atau standar
kompetensi. Dalam mata pelajaran Sosiologi tengah semester dua ini, terdapat
standar kompetensi yaitu menganalisis kelompok sosial dalam masyarakat
multikultural.
5
C. Tujuan Instruksional Khusus
Tujuan instruksional khusus atau kompetensi dasar dalam silabus mata
pelajaran Sosiologi ini ada dua yaitu :
1. Mendeskripsikan berbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
2. Menganalisis perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural
D. Materi yang diujikan
1. Masyarakat Multikultural
a. Pengertian dan ciri-ciri kelompok sosial
b. Dasar pembentukan kelompok sosial
c. Klasifikasi kelompok sosial
d. Pelapisan sosial
2. Perkembangan Kelompok Dalam Masyarakat Multikultural
a. Aspek dinamika kelompok sosial
b. Faktor – faktor pendorong dinamika kelompok sosial
c. Proses perkembangan berbagai kelompok sosial
d. Proses disintegrasi akibat perubahan sosial
e. Bentuk – bentuk disintegrasi
6
BAB III
RANCANGAN BANGUN
A. Rencana Bangun
Keseluruhan item dalam tes yang direncanakan biasanya dibagi atas
beberapa taraf kompetensi yang berbeda-beda. Pada dasarnya suatu tes hendaknya
berisis soal yang menuntut taraf kompetensi yang tinggi, tidak berisi soal yang
dapat dijawab dengan proses kognitif sederhana.
Salah satu dasar menentukan tingkat kompetensi dalam tujuan pendidikan
yang dirumuskan dari Benjamin S. Bloom (dalam Azwar, 2003:64), yaitu
kawasan afektif, kawasan kognitif dan kawasan psikomotor. Kawasan afektif
berisi hal-hal yang berkenaan dengan minat dan sikap, kawasan kognitif mengenai
aspek psikomotor mengenai aspek keterampilan motorik.
Dalam hal ini aspek yang akan diukur adalah aspek yang berkaitan dengan :
a. Knowledge ( know )
Mengenali, mendiskripsikan, mengidentifikasi, menyebutkan, menunjukan,
memilih, menjodohkan.
b. Comprehention ( com )
Menjelaskan, mengklarifikasikan, meramalkan, mengikhtisarikan,
menguraikan, mengumpulkan, menerangkan.
c. Application ( apl )
Mendemonstrasikan, menghitung, menghubungkan, menyelesaikan,
menyesuaikan.
d. Analisis ( an )
Menemukan perbedaan, memisahkan membuat diagram, membuat estimasi,
mengambil kesimpulan, menyusun urutan.
e. Sintesis ( sin )
7
Menggabungkan, menciptakan, merumuskan, merancang, membuat
komposisi, menyusun kembali, merevisi.
f. Evaluasi (eva)
Menimbang, mengkritik, membandingkan,memberi alasan,menyimpulkan,
memberi dukungan.
Dalam tes ini, dapat digambarkan dalam tabel :
Tabel 1. Rancang Bangun
Komponen Uraian Isi Komponen Perilaku TOTAL
(100%)KN COM APP AN SYN EVA
1. Mendeskripsikan
berbagai kelompok
sosial dalam
masyarakat
multikultural
3 4 1 4 1 2 50%
2. Menganalisis
perkembangan
kelompok sosial
dalam masyarakat
multikultural
2 3 2 2 2 4 50 %
TOTAL 100 %
B. Sebaran Item
Tabel 2. Sebaran Item
Komponen Uraian Isi Komponen Perilaku TOTAL
(100%)KN COM APP AN SYN EVA
1. Mendeskripsikan 1, 2, 3 4, 5, 6, 8 9, 10, 13 14, 15 50 %
8
berbagai kelompok
sosial dalam
masyarakat
multikultural
7 11, 12
2. Menganalisis
perkembangan
kelompok sosial
dalam masyarakat
multikultural
16, 17 18, 19,
20
21, 22 23, 24 25, 26 27, 28,
29, 30
50 %
TOTAL 100%
C. Penulisan Aitem (Lampiran)
D. Try Out
Uji coba mata pelajaran sosiologi dilakukan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 2 Ungaran berjumlah 30 siswa. Dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2012
jam 10.00 WIB di ruang kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ungaran. Jumlah soal
adalah 30 item dengan bentuk soal multiple choice. Durasi waktu yang diberikan
adalah 50 menit, dengan klasifikasi 10 menit persiapan dan pembagian soal, 40
menit sisa waktu untuk mengerjakan soal.
9
BAB IV
ANALISIS
A. Tabulasi Item (Lampiran)
B. Distribusi Skor Item dan Skor Total (Lampiran)
C. Perjenjang Skor Total
Tabel 5. Perjenjang Skor Total
No Nama Skor Total
1 Alvin Ni’matul M. 252 Awanda Puspita S. 243 Feoni Tunjung W. 244 Nova Putri A. 235 Nur Endah C. 236 Alfian Septarini 237 Ready B. P. 238 Eka Setia Hapsari D. 239 Fitria Risna 2310 Kurniyawati Indah S. 2211 Yoga Andar P. 2212 Kiki Oktasari 2213 Latief Maulana 2214 Stefanus Bintang 2215 Erixs Ibrahim 2216 Desi Rahmawati 2117 Hervian P. 2118 Afif Firman S. 2119 Fachri Yusrifar 2120 Merkurina Dwi Y. 2121 Ika Novi L. 2122 Maesaroh 2123 M. Syaifudin N. 2124 Risa Kusuma P. 2125 Laiva Mailina 2126 Diana Nurma I. 2027 Zeyga Grovid J. 1928 Liana Evita Sari 1529 Noviana Ayu 13
10
30 Gilang Telaga 12
D. Pembagian Kelompok Subjek
Dalam pembagian kelompok subjek, antara kelompok tinggi dan
kelompok rendah, diklasifikasikan menggunakan rumus Median.
Median = ?
JK = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 30
= 1 + 4,93
= 5,93
= 6
R = Xt – Xr
= 25 – 12
= 13
I = R/JK
= 13/6
= 2,16
= 3
Tabel 6. Frekuensi skor total
Nilai f Cf
27 – 29 0 30
24 – 26 3 30
21 – 23 22 27
18 – 20 2 5
15 – 17 1 3
12 – 14 2 2
Median = Bb + ( (1/2 N – Cfb)/ fd ) i
= 20,5 + ((15 – 5) /22) 3
11
= 22
Maka, hasil pembagiannya adalah sebagai berikut :
Kelompok Tinggi
Tabel 7. Kelompok Tinggi
No Nama Skor Total
1 Alvin Ni’matul M. 252 Awanda Puspita S. 243 Feoni Tunjung W. 244 Nova Putri A. 235 Nur Endah C. 236 Alfian Septarini 237 Ready B. P. 238 Eka Setia Hapsari D. 239 Fitria Risna 2310 Kurniyawati Indah S. 2211 Yoga Andar P. 2212 Kiki Oktasari 2213 Latief Maulana 2214 Stefanus Bintang 2215 Erixs Ibrahim 22
Kelompok Rendah
Tabel 8. Kelompok Rendah
No Nama Skor Total
1. Desi Rahmawati 212. Hervian P. 213. Afif Firman S. 214. Fachri Yusrifar 215. Merkurina Dwi Y. 216. Ika Novi L. 217. Maesaroh 218. M. Syaifudin N. 219. Risa Kusuma P. 2110. Laiva Mailina 2111. Diana Nurma I. 2012. Zeyga Grovid J. 1913. Liana Evita Sari 1514. Noviana Ayu 1315. Gilang Telaga 12
12
E. Validitas dan Reliabilitas Item
1. Kesesuaian Item dengan Rancang Bangun
Bahan ujian atau soal yang bermutu dapat membantu pendidik
meningkatkan pembelajaran dan memberikan informasi dengan tepat
tentang peserta didik mana yang belum atau sudah mencapai
kompetensi. Salah satu ciri soal yang bermutu adalah bahwa soal itu
dapat membedakan setiap kemampuan peserta didik. Semakin tinggi
kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran,
semakin tinggi pula peluang menjawab benar soal atau mencapai
kompetensi yang ditetapkan. Makin rendah kemampuan peserta didik
dalam memahami materi pembelajaran, makin kecil pula peluang
menjawab benar soal untuk mengukur pencapaian kompetensi yang
ditetapkan.
Syarat soal yang bermutu adalah bahwa soal harus sahih (valid),
dan handal. Sahih maksudnya bahwa setiap alat ukur hanya mengukur
satu aspek saja. Bahan ujian atau soal sosiologi hanya mengukur
materi pembelajaran sosiologi saja, bukan mengukur keterampilan atau
kemampuan materi yang lain. Handal maksudnya bahwa setiap alat
ukur harus dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat,
dan ajeg. Untuk dapat menghasilkan soal yang sahih dan handal,
penulis soal harus merumuskan kisi-kisi dan menulis soal berdasarkan
kaidah penulisan soal yang baik (kaidah penulisan soal bentuk
objektif/pilihan ganda, uraian, atau praktik).
2. Rincian Item Hasil Analisis Validitas Item (Lampiran)
3. Sebaran Item Valid (Lampiran)
F. Indeks Kesukaran Item (p)
13
Taraf kesukaran suatu item dinyatakan oleh suatu indeks yang dinamakan
indeks kesukaran item disimbolkan huruf p. rumusnya sebagai berikut.
= Banyaknya siswa yang menjawab item dengan benar.
N = Banyaknya siswa yang menjawab item.
P > 0,5 = rendah atau mudah
P = 0,5 = ideal
P < 0,5 = tinggi atau sukar
Berdasarkan penghitungan, maka diperoleh 21 butir item dengan
kriteria rendah atau mudah, 1 item dengan kriteria ideal, dan 8 item dengan
kriteria tinggi atau sukar. Yang dijabarkan dalam tabel berikut :
Tabel 11. Analisis Kesukaran Item
No item
Ni/N p Keterangan
1 27/30 0,9 Mudah2 13/30 0,4 Sukar 3 27/30 0,9 Mudah 4 28/30 0,9 Mudah 5 26/30 0,8 Mudah 6 11/30 0,5 Ideal7 14/30 0,4 Sukar 8 28/30 0,9 Mudah 9 28/30 0,9 Mudah
10 28/30 0,9 Mudah 11 28/30 0,9 Mudah 12 28/30 0,9 Mudah 13 30/30 1 Mudah 14 0/30 0 Sukar 15 30/30 1 Mudah 16 28/30 0,9 Mudah 17 18/30 0,9 Mudah 18 27/30 0,9 Mudah 19 27/30 0,9 Mudah
14
20 1/30 0,03 Sukar 21 26/30 0,8 Mudah 22 29/30 0,9 Mudah 23 2/30 0,06 Sukar 24 29/30 0,9 Mudah 25 4/30 0,1 Sukar 26 30/30 1 Mudah 27 2/30 0,06 Sukar 28 29/30 0,9 Mudah 29 21/30 0,7 Mudah 30 3/30 0,1 Sukar
Tabel 12. Klasifikasi Item Mudah dan Item Sukar
No. Kriteria Nomor butir Total
1. Rendah
atau mudah
1, 2, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18,
19, 21, 22, 24, 26, 28, 29.
70 %
2. Ideal 6 3 %
3. Tinggi atau
sukar
2, 7, 4, 20, 23, 25, 27, 30. 27 %
Pada umumnya p yang berada di sekitar 0,50 dianggap yang terbaik.
Kadang-kadang dikehendaki harga p yang lebih kecil daripada 0,50 Yaitu itemnya
lebih sulit. Dan p lebih besar dari 0,50 lebih mudah.
G. Indeks Daya Diskriminasi Item (d)
Indeks daya diskriminasi adalah kemampuan item dalam membedakan antara
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi (dalam hal ini diwakili oleh mereka
yang termasuk Kelompok Tinggi) dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah
(diwakili oleh mereka yang termasuk dalam kelompok rendah).
15
Suatu item dikatakan mempunyai data beda tinggi haruslah dijawab dengan
benar oleh semua atau sebagian besar subjek Kelompok Tinggi dan tidak dapat
dijawab dengan benar oleh semua atau sebagian besar subjek Kelompok Rendah.
Semakin besar perbedaan antara proporsi penjawab benar dari Kelompok Tinggi
dan Kelompok Rendah, semakin besarlah daya beda suatu item.
Kalau proporsi penjawab benar dari kedua kelompok tersebut sama, berarti
item yang bersangkutan tidak dapat membedakan antara mereka yang
berkecakapan tinggi dan mereka yang berkecakapan rendah. Apabila suatu item
ternyata dapat dijawab benar oleh sebagian besar subjek dari kelompok rendah
sedangkan sebagian besar kelompok tinggi tidak banyak yang dapat menjawab
dengan benar maka item tersebut akan menyesatkan karena daya bedanya terbalik.
Formulasi daya beda item adalah sebagai berikut :
d = niт / Nт – niR / NR
niт = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi
Nт = banyaknya penjawab dari kelompok tinggi
niR = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok rendah
NR = banyaknya penjawab dari kelompok rendah
Indeks diskriminasi item yang ideal adalah yang mendekati angka 1.
semakin besar indeks diskriminasi (semakin mendekati 1) berarti item tersebut
semakin mampu membedakan antara mereka yang menguasai bahan yang
diujikan dan mereka yang tidak. Semakin kecil indeks diskriminasi item (semakin
mendekati 0) berarti semakin tidak jelaslah fungsi item yang bersangkutan dalam
membedakan mana subjek yang menguasai bahan pelajaran dan mana subjek yang
tidak tahu apa-apa.
Tabel 13. Analisis Daya Diskriminasi Item
No Item
(niт / Nт) – (niR / NR) d Keterangan
1 15/15 – 12/15 0,2 Cukup
16
2 9/15 – 4/15 0,3 Baik3 14/15 – 13/15 0,1 Jelek4 15/15 – 13/15 0,1 Jelek5 15/15 – 11/15 0,3 Baik 6 9/15 – 3/15 -0,4 Tidak memiliki arti7 7/15 -7/15 0 Jelek8 15/15 – 13/15 0,2 Cukup9 15/15 – 13/15 0,1 Jelek
10 15/15 – 13/15 0,1 Jelek11 15/15 – 13/15 0,1 Jelek12 15/15 – 13/15 0,1 Jelek13 15/15 -15/15 0 Jelek14 0/15 – 0/15 0 Jelek15 15/15 – 15/15 0 Jelek16 15/15 – 13/15 0,1 Jelek17 15/15 – 13/15 0,1 Jelek18 15/15 – 12/15 1,1 Jelek19 15/15 – 12/15 1,1 Jelek20 1/15 – 0/15 0,1 Jelek21 12/15 – 14/15 -0,1 Tidak memiliki arti 22 15/15 – 14/15 0,1 Jelek23 1/15 – 1/15 0 Jelek24 15/15 – 14/15 0,1 Jelek25 3/15 – 1/15 0,1 Jelek26 15/15 – 15/15 0 Jelek27 2/15 – 0/15 0,1 Jelek28 15/15 – 14/15 0,1 Jelek29 13/15 – 9/15 0,3 Baik30 3/15 – 0/15 0,2 Cukup
Dalam seleksi item, setiap item yang memiliki indeks, d lebih besar daripada
0,50 dapat langsung dianggap sebagai item yang berdaya diskriminasi baik, item
yang memiliki indeks d dibawah 0,20 dapat langsung dibuang, sedangkan item
lainnya dapat ditelaah lebih lanjut untuk direvisi (Thorndike et.al., 1991). Ahli
lain, yaitu Ebel, menyarankan kriteria evaluasi indeks diskriminasi dalam 4
kategori, yaitu :
Tabel 14. Evaluasi Ebel
Indeks diskriminasi Evaluasi
0,40 atau lebih Bagus sekali (sangat baik)
17
0,30 – 0,39
0,20 – 0,29
Kurang dari 0,20
Lumayan bagus tapi mungkin masih perlu peningkatan
(baik)
Belum memuaskan, perlu diperbaiki (cukup)
Jelek dan harus dibuang (jelek)
( Diadaptasi dari Ebel, 1979 )
Berdasarkan perhitungan daya pembeda item maka diperoleh 22 item yang
jelek dan harus dibuang; 3 item dengan kriteria cukup, berarti item ini belum
memuaskan dan harus diperbaiki; 3 item termasuk kriteria baik tetapi mungkin
masih perlu peningkatan; dan 0 item masuk dalam kriteria sangat baik. Sedangkan
item yang memiliki skor d = min (-), maka item tersebut tidak memiliki arti.
Tabel 15. Indeks Daya Diskriminasi Item
No. Kriteria Nomor butir Bobot
1. Sangat Baik - 0 %
2. Baik 2, 5, 29 10 %
3. Cukup 1, 8, 30 10 %
4. Jelek 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28
80 %
Berdasarkan perhitungan daya diskriminasi item maka diperoleh 22 item
yang jelek hal itu berarti bahwa 22 item tersebut tidak mampu membedakan
kemampuan siswa pada kelompok tinggi dan kelompok rendah dalam menjawab
item; 3 item dengan kriteria cukup berarti bahwa 3 item tersebut cukup baik untuk
membedakan kemampuan siswa pada kelompok tinggi dan kelompok rendah; 3
item termasuk kriteria baik merupakan item yang mampu untuk membedakan
18
kemampuan siswa pada kelompok tinggi dan kelompok rendah dalam menjawab
item.
H. Efektifitas Distraktor (Lampiran)
BAB V
NORMA
A. Analisis Raw Skor
Skor mentah atau raw score merupakan hasil performansi siswa dalam
suatu tes, yang dinyatakan dalam bentuk angka. Angka ini dapat berasal dari
jumlah item yang dijawab dengan benar, dari banyaknya waktu yang diperlukan
oleh siswa guna menyelesaikan jawaban, dari jumlah jawaban yang benar
ditambah bonus, dari bobot setiap jawaban benar, ataupun berasal dari jumlah
jawaban yang benar dikurangi oleh angka hukuman. Dalam hal ini, skor mentah
siswa diperoleh dari jumlah item yang dijawab benar oleh siswa.
Sebenarnya skor mentah tidak banyak memberikan informasi mengenai
penguasaan bahan yang dimiliki oleh siswa dan tidak pula menceritakan posisi
siswa didalam kelasnya.
Adapun skor mentahnya adalah sebagai berikut:
No Nama Skor Total
1 Alvin Ni’matul M. 252 Awanda Puspita S. 243 Feoni Tunjung W. 244 Nova Putri A. 235 Nur Endah C. 236 Alfian Septarini 237 Ready B. P. 238 Eka Setia Hapsari D. 239 Fitria Risna 2310 Kurniyawati Indah S. 22
19
11 Yoga Andar P. 2212 Kiki Oktasari 2213 Latief Maulana 2214 Stefanus Bintang 2215 Erixs Ibrahim 2216 Desi Rahmawati 2117 Hervian P. 2118 Afif Firman S. 2119 Fachri Yusrifar 2120 Merkurina Dwi Y. 2121 Ika Novi L. 2122 Maesaroh 2123 M. Syaifudin N. 2124 Risa Kusuma P. 2125 Laiva Mailina 2126 Diana Nurma I. 2027 Zeyga Grovid J. 1928 Liana Evita Sari 1529 Noviana Ayu 1330 Gilang Telaga 12
TOTAL 632
Mean = ∑xt/ N
= 632/30
= 21,1
JK = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 30
= 1 + 4,93
= 5,93
= 6
R = Xt – Xr
= 25 – 12
= 13
I = R/JK
= 13/6
= 2,16
= 3
Tabel Tabel Frekuensi
Nilai f Cf
27 – 29 0 30
20
24 – 26 3 30
21 – 23 22 27
18 – 20 2 5
15 – 17 1 3
12 – 14 2 2
Median = Bb + ( (1/2 N – Cfb)/ fd ) i
= 20,5 + ((15 – 5) /22) 3
= 22
Modus = Bbny + { b1/ (b1 + b2) } i
= 20,5 + {20/(20+19)}3
= 20,5 + 1,53
= 22
Dari ukuran tendensi sentral yang telah diperoleh, maka kedudukan mean, median,
modus adalah sebagai berikut :
Mean = Median = Modus
Kurva normal
21
Mean = Median = Modus
B. Analisis Z Skor
Diketahui :
Mean = ∑xt/ N
= 632/30
= 21,1
Sd =√[ ∑x² - ( ∑x )²/N ]
= √[ 13564 - (632)²/30 ]
= √[ 13564 – 13314,13 ]
= √249,87
= 15,81
Z = (X – M)
Sd
Tabel 17. Analisis Z skor
No Nama ∑fx (X-M)/sd Z Keterangan 1 Alvin N.M. 25 (25-21,1)/15,81 0,25 menyimpang 0,25 SD dari Mean2 Awanda P.S. 24 (24-21,1)/15,81 0,18 menyimpang 0,18 SD dari Mean
22
3 Feoni Tunjung W. 24 (24-21,1)/15,81 0,18 menyimpang 0,18 SD dari Mean4 Nova Putri A. 23 (23-21,1)/15,81 0,12 menyimpang 0,12 SD dari Mean5 Nur Endah C. 23 (23-21,1)/15,81 0,12 menyimpang 0,12 SD dari Mean6 Alfian Septarini 23 (23-21,1)/15,81 0,12 menyimpang 0,12 SD dari Mean7 Ready B. P. 23 (23-21,1)/15,81 0,12 menyimpang 0,12 SD dari Mean8 Eka Setia H. D. 23 (23-21,1)/15,81 0,12 menyimpang 0,12 SD dari Mean9 Fitria Risna 23 (23-21,1)/15,81 0,12 menyimpang 0,12 SD dari Mean10 Kurniyawati I.S. 22 (22-21,1)/15,81 0,06 menyimpang 0,06 SD dari Mean11 Yoga Andar P. 22 (22-21,1)/15,81 0,06 menyimpang 0,06 SD dari Mean12 Kiki Oktasari 22 (22-21,1)/15,81 0,06 menyimpang 0,06 SD dari Mean13 Latief Maulana 22 (22-21,1)/15,81 0,06 menyimpang 0,06 SD dari Mean14 Stefanus Bintang 22 (22-21,1)/15,81 0,06 menyimpang 0,06 SD dari Mean15 Erixs Ibrahim 22 (22-21,1)/15,81 0,06 menyimpang 0,06 SD dari Mean16 Desi Rahmawati 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean17 Hervian P. 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean18 Afif Firman S. 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean19 Fachri Yusrifar 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean20 Merkurina Dwi Y. 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean21 Ika Novi L. 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean22 Maesaroh 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean23 M. Syaifudin N. 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean24 Risa Kusuma P. 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean25 Laiva Mailina 21 (21-21,1)/15,81 0,006 menyimpang 0,006 SD dari Mean26 Diana Nurma I. 20 (20-21,1)/15,81 -0,06 menyimpang -0,06 SD dari Mean27 Zeyga Grovid J. 19 (19-21,1)/15,81 -0,13 menyimpang -0,13 SD dari Mean28 Liana Evita Sari 15 (15-21,1)/15,81 -0,39 menyimpang -0,39 SD dari Mean29 Noviana Ayu 13 (13-21,1)/15,81 -0,51 menyimpang -0,51 SD dari Mean30 Gilang Telaga 12 (12-21,1)/15,81 -0,56 menyimpang -0,56 SD dari Mean
C. Analisis T Skor
T = 50 + 10Z
Tabel 18. Analisis T Skor
No Nama Z 50 + 10Z T1 Alvin N. M. 0,25 50 + (10.0,25) 52,52 Awanda P.S. 0,18 50 + (10.0,18) 52,83 Feoni Tunjung W. 0,18 50 + (10.0,18) 52,84 Nova Putri A. 0,12 50 + (10.0,12) 51,25 Nur Endah C. 0,12 50 + (10.0,12) 51,26 Alfian Septarini 0,12 50 + (10.0,12) 51,27 Ready B. P. 0,12 50 + (10.0,12) 51,28 Eka Setia H.D. 0,12 50 + (10.0,12) 51,29 Fitria Risna 0,12 50 + (10.0,12) 51,210 Kurniyawati I.S. 0,06 50 + (10.0,06) 50,611 Yoga Andar P. 0,06 50 + (10.0,06) 50,612 Kiki Oktasari 0,06 50 + (10.0,06) 50,613 Latief Maulana 0,06 50 + (10.0,06) 50,614 Stefanus Bintang 0,06 50 + (10.0,06) 50,615 Erixs Ibrahim 0,06 50 + (10.0,06) 50,616 Desi Rahmawati 0,006 50 + (10.0,006) 50,0617 Hervian P. 0,006 50 + (10.0,006) 50,0618 Afif Firman S. 0,006 50 + (10.0,006) 50,06
23
19 Fachri Yusrifar 0,006 50 + (10.0,006) 50,0620 Merkurina Dwi Y. 0,006 50 + (10.0,006) 50,0621 Ika Novi L. 0,006 50 + (10.0,006) 50,0622 Maesaroh 0,006 50 + (10.0,006) 50,0623 M. Syaifudin N. 0,006 50 + (10.0,006) 50,0624 Risa Kusuma P. 0,006 50 + (10.0,006) 50,0625 Laiva Mailina 0,006 50 + (10.0,006) 50,0626 Diana Nurma I. -0,06 50 + (10.-0.06) 49,427 Zeyga Grovid J. -0,13 50 + (10.-0,13) 48,728 Liana Evita Sari -0,39 50 + (10.-0,39) 46,129 Noviana Ayu -0,51 50 + (10.-0,51) 44,930 Gilang Telaga -0,56 50 + (10.-0,56) 44,4
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis item yang telah dilakukan penulis menunjukkan
bahwa terdapat 15 kelomok subjek kelompok tinggi dan 15 subjek kelompok
rendah dari jumlah keseluruhan 30 subjek. Kemudian dari hasil perhitungan
Indeks Kesukaran Item, diperoleh 21 butir item dengan kriteria rendah atau
mudah, 1 item dengan kriteria ideal, dan 8 item dengan kriteria tinggi atau sukar.
Bila dihitung secara persentase dapat diketahui bahwa 70 % mudah, 3 % item
yang ideal dan 27 % sukar.
Dalam hal ini ada 14 item dinyatakan valid, dari hasil perhitungan
reliabilitas diperoleh hasil 0,9 yang berarti item tersebut memiliki reliabilitas
tinggi.
Secara presentase hanya ada 6,7% item yang baik daya diskriminasi
itemnya. Kemudian 23,3% item perlu direvisi atau diperbaiki dan 70 % item
perlu dibuang atau diganti dengan item yang baru.
Berdasarkan perhitungan daya diskriminasi item maka diperoleh 22 item
yang jelek dan harus dibuang, yaitu nomor 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 ; 3 item dengan kriteria cukup yaitu
nomor 1, 8, 30, berarti item ini belum memuaskan dan harus diperbaiki; 3 item
termasuk kriteria baik tetapi mungkin masih perlu peningkatan yaitu nomor 2, 5,
24
29 ; dan 0 item masuk dalam kriteria sangat baik. Sedangkan item yang memiliki
skor d = min (-), maka item tersebut tidak memiliki arti.
Raw score menunjukan menunjukan performansi siswa dalam suatu tes,
yaitu jumlah item yang dijawab dengan benar dimana skor terendahnya 12 dan
skor tertinggi 25. Hasil perhitungan skor Z diperoleh dari masing-masing siswa
mengacu pada besar dan arah penyimpangan yaitu dari harga nol. Sedangkan pada
hasil perhitungan atau analisis dalam T – skor harus mengacu pada besar dan arah
penyimpangan skor X dari harga 50, yaitu mean skor T.
B. Kelebihan Penyusunan Alat Ukur
Dalam hal ini penyusunan tes Sosiologi SMA kelas XI IPS mid
semester dua menggunakan jenis soal pilihan ganda. Kelebihan
menggunakan jenis tes pilihan karena dalam waktu yang singkat dapat
memuat lebih banyak item, pemeriksaan jawaban dan pemberian skornya
mudah dan cepat, penggunaan lembar jawaban menjadi tes efisien dan
hemat bahan, kualitas item dapat dianalisis secara empirik, objektivitasnya
tinggi, dan umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan.
C. Kelemahan Alat Ukur
Adapun kelemahan dalam penyusunan alat ukur, yaitu dengan
menggunakan jenis soal pilihan ganda yaitu kurang tepat untuk mengukur
sintetis dan evaluasi. Menyusun pertanyaan yang baik itu tidak mudah dan
memakan waktu yang lama. Selain itu hasil kemampuan siswa dapat terganggu
oleh kemampuan membaca dan terkaan.
D. Hambatan
Adapun yang menjadi kendala atau dalam pelaksanaan tes
Sosiologi SMA kelas XI IPS mid semester dua ini antara lain dikarenakan
proses yang cukup panjang karena harus membuat surat ijin penelitian
secara berkelanjutan yaitu dari Fakultas menuju ke Dinas Kesatuan Bangsa
dan Polotik, kemudian ke Dinas Pendidikan, baru diperbolehkan ke SMA
25
N 2 Ungaran. Lamanya pembuatan soal, dan cukup sulit membuat
distraktor bagi penulis sehingga memerlukan waktu yang cukup lama
untuk membuatnya. Selain itu dalam pelaksanaaan tes Sosiologi kurang
kondusif dikarenakan siswa seperti menyepelekan tes ini sehingga mereka
kurang mengerjakan dengan sungguh – sungguh, serta penjagaan yang
kurang ketat sehingga pekerjaan mereka adalah hasil mencontek teman
sebangku atau yang lain.
26