daftar isidaftar isi iiirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...vi daftar isidaftar isi...
TRANSCRIPT
vi
DAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISI
KATA KATA KATA KATA
PENGANTAR.....................................................................................PENGANTAR.....................................................................................PENGANTAR.....................................................................................PENGANTAR.....................................................................................
.............i.............i.............i.............i
DAFTAR DAFTAR DAFTAR DAFTAR
ISI.....................................................................................................ISI.....................................................................................................ISI.....................................................................................................ISI.....................................................................................................
.........iii.........iii.........iii.........iii
DAFTAR DAFTAR DAFTAR DAFTAR
TABEL......TABEL......TABEL......TABEL......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
.........v.........v.........v.........v
BAB IBAB IBAB IBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………… 1
B. Pembatasan dan Perumusan
Masalah…………………………………6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………….…………………………. 7
D. Studi Review Terdahulu……………………………………………… 8
E. Kerangka Teori ………………………………………………………12
F. Hipotesis…………………………………………………………….. 10
G. Metode Penelitian……………………………………………………. 14
H. Analisis Data…………………….…………………………………… 17
BBBBAB II TINJAUAN PUSTAKAAB II TINJAUAN PUSTAKAAB II TINJAUAN PUSTAKAAB II TINJAUAN PUSTAKA
vii
A. Kualitas Pelayanan (Service Quality)
1. Kualitas (Quality)………………………………………………. 21
2. Pelayanan (Service)…………………………………………….. 22
3. Dimensi Kualitas Jasa…………………………………………... 24
4. Kualitas Layanan Dalam Persepektif Islam……………………..
28
B. Kepuasan Nasabah (Satisfaction)
1. Definisi Kepuasan………………………………………………. 36
2. Kepuasan Nasabah……………………………………………… 37
3. Strategi Meningkatkan Kepuasan Nasabah
(pelanggan)……...… 38
C. Konsep KPR Konvensional dan KPR Syari’ah pada Bank
1. Definisi Kredit………………………………………………….. 41
2. Konsep KPR Konvensional…………………….………………. 43
3. Konsep KPR Syariah ………………….………………..……… 44
BAB III GAMBARAN UMUM BTN dan BTN SYARI’AHBAB III GAMBARAN UMUM BTN dan BTN SYARI’AHBAB III GAMBARAN UMUM BTN dan BTN SYARI’AHBAB III GAMBARAN UMUM BTN dan BTN SYARI’AH
A. Gambaran Umum BTN Konvensional
1. Sejarah Berdirinya BTN Konvensional…………..……………..
52
2. Visi dan Misi BTN Konvensional………………..……...……… 53
3. Produk-Produk BTN Konvnsional…………..………………….. 54
viii
B. Gambaran Umum BTN Syariah
1. Sejarah Berdirinya BTN Syariah………………………………. 56
2. Visi dan Misi BTN Syariah………………….…………………. 57
3. Produk BTN Syariah…………………………………………… 58
BAB IV ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS BAB IV ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS BAB IV ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS BAB IV ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN KPR PADA BTN dan KPR SYARI’AH PADA PT. BANK PELAYANAN KPR PADA BTN dan KPR SYARI’AH PADA PT. BANK PELAYANAN KPR PADA BTN dan KPR SYARI’AH PADA PT. BANK PELAYANAN KPR PADA BTN dan KPR SYARI’AH PADA PT. BANK
TABUNGAN NEGARA SYARI’AH.TABUNGAN NEGARA SYARI’AH.TABUNGAN NEGARA SYARI’AH.TABUNGAN NEGARA SYARI’AH.
A. Gambaran Umum Responden……………………………………. 60
B. Uji Validitas dan Realibilitas…………………………………….. 67
C. Analisa Deskriptif tingkat kepuasan
nasabah KPR BTN Syariah………………………………………. 74
D. Analisa Deskriptif tingkat kepuasan
nasabah KPR BTNKonvensional………………………………… 79
E. Analisis Non Parametrik Wilcoxon……………………………… 84
F. Uji Beda Kualitas Layanan……...……………………………… 110
BAB V PENUTUPBAB V PENUTUPBAB V PENUTUPBAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………..…..………………………………… 114
B. Saran……………………………..………………………………… 115
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Model Konseptual Kualitas Jasa……………………….…………….26
Tabel 2.2 Model kepuasan dan Ketidakpuasan Pelanggan………………..…....37
Tabel 4.1 Data Valisiditas & Realibilitas Instrumen Pernyataan Harapan
Nasabah KPR BTN Syariah………………………………………….68
Tabel 4.2 Data Valisiditas & Realibilitas Instrumen Pernyataan kenyataan
Nasabah KPR BTN Syariah …………………………………………69
Tabel 4.3 Data Valisiditas & Realibilitas Instrumen Pernyataan Harapan
Nasabah KPR BTN Konvensional…………………….......................71
Tabel 4.5 Data Valisiditas & Realibilitas Instrumen Pernyataan Kenyataan
Nasabah KPR BTN Konvensional ……………………………...…...73
Tabel 4.6 Hasil Analisis deskriptif Harapan Nasabah KPR BTN Syariah…......75
Tabel 4.7 Hasil Analisis deskriptif kenyataan Nasabah KPR BTN Syariah.......78
Tabel 4.8 Hasil Analisis deskriptif Harapan Nasabah KPR BTN Konvensional
……………………………………………………………………… 80
Tabel 4.9 Hasil Analisis deskriptif Kenyataan Nasabah KPR BTN Konvensional
……………………………………………………………….………82
x
Tabel 4.10 Tabel Nilai Presentase Kenyataan (Persepsi) Nasabah….…………..83
Tabel 4.11 Uji Wilcoxon Dimensi Keandalan …………………………………..84
Tabel 4.12 Tabel Statistik Dimensi Keandalan ………....………………..……..85
Tabel 4.13 Uji Wilcoxon Dimensi Daya Tanggap ……………………….……..86
Tabel 4.14 Tabel Statistik Dimensi Daya Tanggap ………….………….……....88
Tabel 4.15 Uji Wilcoxon Dimensi Keyakinan…... ……………………….……..89
Tabel 4.15 Tabel Statistik Dimensi Keyakinan….. ………….………….……....91
Tabel 4.16 Uji Wilcoxon Dimensi Empati…….....……………………….……..92
Tabel 4.17 Tabel Statistik Dimensi Empati…...….. ………….………….….......93
Tabel 4.18 Uji Wilcoxon Dimensi Fisik nyata…...……………………….……..94
Tabel 4.19 Tabel Statistik Dimensi Fisik Nyata…...….. ………….………….....96
Tabel 4.20 Uji Wilcoxon Dimensi Keandalan …………………………………..97
Tabel 4.21 Tabel Statistik Dimensi Keandalan..………....……………………..99
Tabel 4.22 Uji Wilcoxon Dimensi Daya Tanggap ……………………….…....100
Tabel 4.23 Tabel Statistik Dimensi Daya Tanggap ………….………….……..101
Tabel 4.24 Uji Wilcoxon Dimensi Keyakinan…... ……………………….…....103
Tabel 4.25 Tabel Statistik Dimensi Keyakinan….. ………….………….……..104
Tabel 4.26 Uji Wilcoxon Dimensi Empati…….....……………………….…....105
Tabel 4.27 Tabel Statistik Dimensi Empati…...….. ………….………….…….107
Tabel 4.28 Uji Wilcoxon Dimensi Fisik nyata…...……………………….……108
Tabel 4.29 Tabel Statistik Dimensi Fisik Nyata…...….. ………….…………...109
xi
Tabel 4.30 Standar Deviasi Dua Sampel….....…...……………………….……111
Tabel 4.31 Hasil Statistik Uji Beda Dua Sampel…..….. ………….…………...111
BAB IBAB IBAB IBAB I
PENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUANPENDAHULUAN
A. Latar BelakangA. Latar BelakangA. Latar BelakangA. Latar Belakang
Salah satu kegiatan muamalat yang menjadi salah satu motor
pembangunan ekonomi di suatu negara adalah kegaiatan perbankan,
dimana dunia perbankan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu
ekonomi di suatu negara. Sehatnya dunia perbankan menggambarkan
sehatnya perekonomian kita.
Dunia perbankan sudah cukup lama berkembang di Indonesia, akan
tetapi sempat mengalami goncangan ketika terjadinya krisis ekonomi
pada tahun 1997 Ketika banyaknya Bank-bank konvensional yang berbasis
bunga megalami depresi hebat dan bahkan tidak sedikit Bank
Konvensional tutup akibat dilikuidasi hingga mencapai 55 Bank pada bulan
juli 1997 sampai dengan 13 maret 19991, karena disebabkan krisis
ekonomi tersebut. Sehingga berdampak pada lambannya proses
pemulihan ekonomi di Indonesia dan kepercayaan masyarakat terhadap
perbankan nasional sempat menurun.
1 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, (Jakarta
: Alfabet, 1999), edisi pertama, cet.ke-1, hal.vii
xii
Pada saat tingginya tingkat suku bunga pinjaman dan terbatasnya
kemampuan Perbankan untuk menyalurkan dana kepada nasabah, hanya
Bank syariah di Indonesia yang tetap dan semakin memperkuat
eksistensinya setelah terjadinya krisis moneter ini.
Keadaan ekonomi yang belum pulih akibat krisis ekonomi hingga saat
ini berdampak kepada tingkat kestabilan ekonomi yang lamban dan
penurunan tingkat daya beli masyarakat terhadap barang-barang
konsumsi terutama pada kebutuhan hajiat yang semakin hari semakin
terjadi peningkatan harga. Kebutuhan Sandang, Pangan, dan Papan harus
terus terpenuhi. Oleh karenanya Bank Konvensional maupun Bank Syariah
keduanya memberikan jasa layanan kepada nasabah melalui produknya
demi untuk meningkatkan daya beli masyarakat yaitu melalui produk
pinjaman dan pembiayaannya.
Kebutuhan papan (Prasarana Tempat tinggal) merupakan salah satu
kebutuhan yang amat penting dan merupakan salah satu tujuan
pembangunan nasional yang sudah lama menjadi program pemerintah
untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yaitu dibidang
pemukiman dan perumahan. Pembangunan dan pemukiman merupakan
upaya untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia, sehubungan
dengan itu upaya pembangunan dengan jumlah yang semakin meningkat,
dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat terutama golongan
menengah dan menengah kebawah dengan tetap memperhatikan
xiii
persyaratan minimum bagi perumahan dan pemukiman yang layak, sehat
dan aman.
Oleh karena itu pemerintah melalui perbankan merealisasikan
pemberian kredit. Salah satu bentuk kredit yang diberikan adalah berupa
kredit pemilikan rumah atau fasilitas pemilikan kavling siap bangun (KPR).
Bukan hanya perbankan konvensional yang memberikan jasa kredit
kepada nasabahnya akan tetapi perbankan syariah telah memberikan jasa
produknya untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) berupa pembiayaan KPR
Syariah kepada nasabahnya. Kedua produk yang sama ini memiliki sistem
yang berbeda dalam aplikasinya dikarenakan berbedanya prinsip dan
sistem antara kedua bank tersebut.
Perbedaan yang sangat mendasar dan prinsipil antara bank syari’ah
dengan bank konvensioanal adalah pelarangan riba (bunga) pada Bank
Syari’ah dalam menjalankan kegiatannya, diantaranya pada pembiayaan
syari’ah, baik berupa Kontrak kerja seperti Mudharabah, Musyarakah,
maupun pembiayaan Salam, Istishna’ maupun Murabahah. Yang tidak
menggunakan system bunga (riba), akan tetapi berdasarkan prinsip Bagi
Hasil. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat
130 :
��������� �� ������ ���������
�� ������� �!" ����#$%&'��
�()��*+�, (-⌧)���/�� �
xiv
����01"���� ���� 23�45���!'
6�!8�9)�" :+$;<
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat
ganda dan bertakwalah kamukepada Allah supaya kamu mendapat
keutungan”. (QS. Al Imran/3:130)
Pelarangan riba juga diperkuat dengan surat Al-Baqarah ayat
275 :
�� ������ 6����� ��
��=�#$%&'�� �� 6�����0�
>�80 ��☺⌧@ �A��0� B������
D�EFG�HI� J!E9KLM'��
NJ�� 6P�☺9'�� = �Q�'R!S
23��T��8# ��U��'�!�
��☺�T80 V9KQ9'�� �WY��
��=�#$%&'�� 4 1W�D�,��
xv
5��� �V9KQ9'�� AP&�D��
��=�#$%&'�� = J�☺!
Z[�����J \-!���2�� J�]�
^�D8[#P_ =_��IT��! Z�,!�!
�� ��[��` )Z[�&9��,�� a[b80
c��� � d��� �e��
�Qg�!'��h�! E��!*i�,
_�1('�� � 23�j �-kl�
�m���8��N :no8<
Artinya :
“Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali
(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya”.(Al-Baqarah 275).
xvi
Bagi bank konvensional, sistem bunga masih menjadi tonggak pada
aplikasinya, sehingga pada simpanan hingga pembiayaan (kredit) dalam
hal ini KPR, sistem tersebut tetap diaplikasikan, yaitu dengan cara
memberikan pinjaman uang oleh nasabah kepada bank untuk kredit KPR
dengan sistem pembayaran menggunakan bunga yang harus dibayar
nasabah kepada bank dan tidak berubah selama jangka waktu yang telah
ditentukan. Sedangkan bank syari’ah jelas tidak memakai sistem bunga
pada aplikasinya, karena keharaman riba berdasarkan fatwa MUI dan
diganti dengan prinsip jual-beli murabahah dan disebut sebagai
pembiayaan KPR Murabahah, yaitu dengan cara jual-beli dimana penjual
(bank) menyebutkan harga jual yang terdiri atas harga pokok barang dang
tingkat keuntungan tertentu atas barang kepada pembeli (nasabah) dan
telah disepakati oleh nasabah. Pembeli (nasabah) dapat membayar secara
angsur, ataupun secara kontan dengan biaya tambahan margin yang telah
disepakati.
Dengan adanya kedua layanan dan sistem tersebut, dalam
menawarkan dan memberikan jasa produknya, tentunya semakin
bersaing antara keduanya untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
dengan tujuan dapat memberikan kepuasan serta menentramkan kepada
setiap nasabahnya. Karena selain pelayanan dari petugas atau pegawai
bank, kepuasan nasabah sangat bergantung kepada terpenuhinya
kebutuhan dan manfaat dari produk dan jasa yang berkualitas.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
xvii
� � و��� �� ا� � ا�ل�� ر�ل ��ل ��� ا�� ر�� �� ���� ��
� 2)روا* ()�� (�س��� ل�&%$ن أ�سال�
Artinya :
“Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda “Sebaik-baik Kalian adalah yang
memberikan manfaat kepada orang lain” (Al-Hadits).
Berdasarkan uraian diatas mengenai kualitas layanan bank syariah
dan bank konvensional, menjadikan masyarakat memiliki pilihan dalam
memilih jasa bank yang berkualitas untuk melaksanakan pembiayaan
rumah . Akan tetapi dengan kedua pelayanan ini, yaitu antara bank BTN
Konvensional dan BTN Syariah, akankah keduanya memberikan tingkat
kepuasan yang sama ataukah berbeda kepada masing-masing
nasabahnya. Maka penyusun tertarik untuk mengajukan penulisan skripsi
ini dengan judul : “ANALISIS TING“ANALISIS TING“ANALISIS TING“ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH KPR BTN KAT KEPUASAN NASABAH KPR BTN KAT KEPUASAN NASABAH KPR BTN KAT KEPUASAN NASABAH KPR BTN
SYARIAH & BTN KONVENSIONAL TERHADAP KUALITAS LAYANAN (PADA SYARIAH & BTN KONVENSIONAL TERHADAP KUALITAS LAYANAN (PADA SYARIAH & BTN KONVENSIONAL TERHADAP KUALITAS LAYANAN (PADA SYARIAH & BTN KONVENSIONAL TERHADAP KUALITAS LAYANAN (PADA
BTN SYARIAH & BTN KONVENSIONAL (Cabang HarmoniBTN SYARIAH & BTN KONVENSIONAL (Cabang HarmoniBTN SYARIAH & BTN KONVENSIONAL (Cabang HarmoniBTN SYARIAH & BTN KONVENSIONAL (Cabang Harmoni----Jakarta)”.Jakarta)”.Jakarta)”.Jakarta)”.
B. Pembatasan dan Perumusan MasalahB. Pembatasan dan Perumusan MasalahB. Pembatasan dan Perumusan MasalahB. Pembatasan dan Perumusan Masalah
2 Jalaluddin ‘Abdurrahman As Suyuti, Jaami’ Al Ahadits: Al Jam’ Al Shagir Wa Zawaid Wa
Al Jami’ Al Kabir, (Beirut: Daar Al Fikri, 1994) Juz.IV, h.303
xviii
Dalam penulisan skripsi ini dengan judul “ANALISIS TINGKAT “ANALISIS TINGKAT “ANALISIS TINGKAT “ANALISIS TINGKAT
KEPUASAN NASAKEPUASAN NASAKEPUASAN NASAKEPUASAN NASABAH BTN SYARIAH dan KPR BTN KONVENSIONAL BAH BTN SYARIAH dan KPR BTN KONVENSIONAL BAH BTN SYARIAH dan KPR BTN KONVENSIONAL BAH BTN SYARIAH dan KPR BTN KONVENSIONAL
TERHADAP KUALITAS LAYANAN (PADA BTN & BTN SYARIAH Cabang TERHADAP KUALITAS LAYANAN (PADA BTN & BTN SYARIAH Cabang TERHADAP KUALITAS LAYANAN (PADA BTN & BTN SYARIAH Cabang TERHADAP KUALITAS LAYANAN (PADA BTN & BTN SYARIAH Cabang
HarmoniHarmoniHarmoniHarmoni----Jakarta)”Jakarta)”Jakarta)”Jakarta)”, maka penulis akan membatasi permasalahan pada
faktor-faktor apa saja yang menciptakan tingkat kepuasan nasabah KPR
Konvensional dan KPR Syariah terhadap kualitas layanan.
Dalam merealisasikan batasan masalah diatas, maka penulis
mencoba merumuskan masalah dalam penulisan skripsi ini. Masalah
yang akan dirumuskan adalah :
1. Seberapa besar tingkat kepuasan nasabah KPR Syariah terhadap
kualitas layanan di BTN Syariah dan Adakah perbedaan antara
harapan dengan kenyataan kualitas layanan pada BTN Syariah .
2. Seberapa besar tingkat kepuasan nasabah KPR terhadap kualitas
layanan di BTN Konvensional dan adakah perbedaan antara harapan
dengan kenyataan kualitas layanan pada BTN konvensional.
3. Adakah Perbedaan yang signifikan antara kualitas layanan BTN
Syariah dan BTN Konvensional Cabang Harmoni-Jakarta.
C. Tujuan dan Manfaat PC. Tujuan dan Manfaat PC. Tujuan dan Manfaat PC. Tujuan dan Manfaat Penelitianenelitianenelitianenelitian
Secara rinci sesuai dengan pemasalahan diatas, maka tujuan dari
peneltian ini adalah sebagai berikut :
xix
1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan nasabah KPR syariah dan KPR
konvensional terhadap kualitas layanan di BTN Syariah dan BTN
Konvensional cabang Harmoni Jakarta.
2. Untuk mengetahui Adakah perbedaan antara harapan dengan
kenyataan kualitas layanan pada BTN Syariah dan BTN Konvensional
cabang Harmoni - jakarta.
3. Untuk mengetahui Perbedaan antara Kualitas Layanan BTN Syariah
dan BTN Konvensional Cabang Harmoni-Jakarta.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian skripsi ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi penyusun, dapat mengetahui perbedaan lebih mendalam
hubungan antara tingkat kepuasan terhadap kualitas layanan.
2. Bagi masyarakat, dapat menghasilkan informasi yang dapat
dijadikan pertimbangan dalam memperoleh pembiayaan yang
menguntungkan secara lahiriah maupun batiniyah.
3. Bagi Bank BTN dan BTN Sayriah dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam meningkatkan Kualitas layanan pada produk
KPR dan pembiayaan KPR Syariah kepada nasabahnya.
4. bagi dunia pustaka, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai sumbangan yang berguna dalam memperkaya koleksi dan
ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan.
D. STUDI REVIEW TERDAHULUD. STUDI REVIEW TERDAHULUD. STUDI REVIEW TERDAHULUD. STUDI REVIEW TERDAHULU
xx
1.“ANALISA PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN SYARI’AH 1.“ANALISA PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN SYARI’AH 1.“ANALISA PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN SYARI’AH 1.“ANALISA PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN SYARI’AH
(STUDI KASUS : BANK BTN KANTOR CABANG SYARI’AH JAKRTA(STUDI KASUS : BANK BTN KANTOR CABANG SYARI’AH JAKRTA(STUDI KASUS : BANK BTN KANTOR CABANG SYARI’AH JAKRTA(STUDI KASUS : BANK BTN KANTOR CABANG SYARI’AH JAKRTA----
HARMONI)”,HARMONI)”,HARMONI)”,HARMONI)”,
Skripsi ini disusun oleh Saudari Dian Lestari. Skripsi ini
membahas tentang mekanisme, penentuan margin, dan perlakuan
akuntansi pada pembiayaan KPR BTN Syariah, dan menganalisis
dengan matrik swot. Penetapan margin KPR BTN Syariah
menggunakan persentase (penedekatan base lending rate), selama
komponen dan data-data perhitungan yang dipergunakan dan proses
untuk menghasilkan persentase tersebut tidak mengandung unsure
riba dan sesuai syari’ah maka penetapan margin dengan persentase
ini tidaklah salah, dan Perlakuan akuntansi pembiayaan KPR BTN
Syari’ah mengacu pada akuntansi syariah PAPSI dan PSAK no.59.
2. “KESESUAIAN APLIKASI JUAL2. “KESESUAIAN APLIKASI JUAL2. “KESESUAIAN APLIKASI JUAL2. “KESESUAIAN APLIKASI JUAL----BELI MURABAHAH DALAM BELI MURABAHAH DALAM BELI MURABAHAH DALAM BELI MURABAHAH DALAM
PEMBIAYAAN KPR SYARIAH (STUDI PADA UNIT USAHA SYARI’AH PT. PEMBIAYAAN KPR SYARIAH (STUDI PADA UNIT USAHA SYARI’AH PT. PEMBIAYAAN KPR SYARIAH (STUDI PADA UNIT USAHA SYARI’AH PT. PEMBIAYAAN KPR SYARIAH (STUDI PADA UNIT USAHA SYARI’AH PT.
BANK PERMATA TBK.)”BANK PERMATA TBK.)”BANK PERMATA TBK.)”BANK PERMATA TBK.)”
Skripsi ini disusun oleh Saudara Mahfuddin, skripsi ini
membahas tentang ksesesuaian antara jual-beli murabahah dengan
pembiayaan KPR Syariah dalam praktiknya di Permata Bank Syariah.
Dan membahas tentang bagaimana perbandingan antara pembiayaan
berdasarkan akad murabahah pada bank syariah dengan sistem
bunga tetap pada bank konvesional.
xxi
3. “RESPON MASYARAKAT TERHADAP 3. “RESPON MASYARAKAT TERHADAP 3. “RESPON MASYARAKAT TERHADAP 3. “RESPON MASYARAKAT TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN RUMAH PRODUK KEPEMILIKAN RUMAH PRODUK KEPEMILIKAN RUMAH PRODUK KEPEMILIKAN RUMAH
(KPR) DENGAN SISTEM SYARI’AH”.(KPR) DENGAN SISTEM SYARI’AH”.(KPR) DENGAN SISTEM SYARI’AH”.(KPR) DENGAN SISTEM SYARI’AH”.
Skripsi yang disusun oleh Muhammad Khusnul Hakim ini,
membahas tentang respon masyarakat tangerang terhadap produk
pembiayaan KPR Syariah. Mulai dari responden iburumah tangga,
responden bisnis, dan responden pegawai swasta. Hasil dari respon
ini adalah bahwa nasabah potensial dari bank syariah adalah
masyarakat kota yang tinggal dikomplek dan wilayah bisnis.
Skripsi ini menggunkan analisis data Chi-square ( X² ) terhadap
3 variabel (X) yaitu ; status pernikahan, besarnya jumlah pengeluaran,
rata-rata perbulan, dan kepemilikan rumah dengan rekening KPR/Non
KPR terhadap respon masyarakat terhadap KPR dengan sistem
Syariah (Y), dan hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga variable
tersebut, yaitu :
P Pengaruh Status Pernikahan
P Pengaruh Pengeluaran perbulan
P Pengaruh kepemilikan rumah dengan rekening KPR/Non KPR
Tidak mempengaruhi respon masyarakat dalam mengambil KPR Syariah,:
4. “TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP 4. “TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP 4. “TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP 4. “TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP
APLIKASI PAPLIKASI PAPLIKASI PAPLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK SYARI’AH (STUDI EMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK SYARI’AH (STUDI EMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK SYARI’AH (STUDI EMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK SYARI’AH (STUDI
KASUS BTN SYARIAH).KASUS BTN SYARIAH).KASUS BTN SYARIAH).KASUS BTN SYARIAH).
Skripsi ini disusun oleh Saudara Anwari. Skripsi ini
menggunakan penelitian kualitatif dengan meneliti hukum aplikasi
xxii
pembiayaan murabahah dengan meninjau dari hukum islam dan
hokum positifnya. Dan hasil dari peninjauannya adalah bahwa dari segi
para pihak yang melakukan akad pembiayaan KPR BTN Syariah, objek
akad penmbiayaan KPR BTN Syariah, Prosedur akad pembiayaan KPR
BTN Syariah, dan semua ketentuan yang terdapat pada aplikasi
pembiayaan murabahah KPR BTN Syariah ternyata aplikasi
pembiayaan KPR BTN Syariah telah sesuai dengan hukum islam dan
hukum positif.
E. Landasan TeoriE. Landasan TeoriE. Landasan TeoriE. Landasan Teori
Kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin “statis” (artinya
cukup baik memadai dan “facio” (melakukan atau membuat) secara sama
kepuasan dapat diartikan sebagai pemenuhan sesuatu atau sesuatu
memadai3.
Kepuasan pelanggan menurut Kotler adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang akan muncul setelah membandingkan kinerja
produk yang diharapkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diterimanya4.
Kepuasan seseorang atau konsumen dapat dilihat dari kualitas layanan
yang diberikan, dengan melihat dari jasa atau pelayanan yang diharapkan
oleh konsumen dengan jasa yang dipersepsikan setelah menerima
3 Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, (Malang : Bayumedia Publishing, 2005), hal. 349
4 Philip Kotler. “Manajemen Pemasaran”(Jakarta, PT. Indeka, 2005), hal.70.
xxiii
layanan atau jasa. Kualitas Layanan dapat diukur melalui lima dimensi
yaitu
dimensi Keandalan, Daya tanggap, Jaminan, Empati, dan dimensi Fisik nyata.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kepuasan dari nasabah
berdasarkan nilai harapan dan kenyataan kualitas layanan bank yang
diterima mereka. Dan juga melihat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan kualitas layanan yang diterima nasabah KPR BTN Syariah dan
nasabah KPR BTN Konvensional.
Berikut adalah tabel kerangka penelitian :
Harapan
Kualitas
L
Ada
P
e
Dimensi
K
Dimensi
Tanggap
Dimensi
J
Dimensi
E
Dimensi
F
xxiv
F. HipotesisF. HipotesisF. HipotesisF. Hipotesis
Berdasarkam tinjauan teoritis dan perumusan masalah di atas, maka
hipotesisnya adalah :
X1 Y1 (Analisis Tingkat kepuasan nasabah KPR BTN Syariah terhadap
Kualitas Layanan pada BTN Syariah)
X2 Y2 (Tingkat kepuasan nasabah KPR BTN Konvensional terhadap
kualitas layanan pada BTN Konvensional)
Ho : p = 0, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harapan
dengan kenyataan kualitas layanan di BTN Syariah .
Ha : p ≠ 0, terdapat perbedaan yang signifikan antara harapan
dengan kenyataan kualitas layanan di BTN Syariah .
Ho : p = 0, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara harapan
dengan kenyataan kualitas layanan di BTN Konvensional.
Ha : p ≠ 0, terdapat perbedaan yang signifikan antara harapan
dengan kenyataan kualitas layanan di BTN Konvensional
Uji Beda Dua Sampel, Dengan Hipotesis :
Tingkat
K
Kenyataan
xxv
H0 : p = 0, Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kualitas layanan pada BTN syariah dengan BTN Konvensioanl
Cabang Harmoni – Jakarta.
Ha : P = 0, terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas
layanan pada BTN syariah dengan BTN Konvensioanl Cabang
Harmoni – Jakarta.
G. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis membutuhkan perusahaan perbankan
yang memiliki jasa produk KPR dan KPR Syariah untuk dijadikan
sebagai obyek penelitian, dimana objek penelitian yang penulis teliti
akan menjadi sumber data primer untuk mengetahui apakah dimensi
yang diteliti memiliki pengaruh antara satu dimensi dengan dimensi
lainnya.
Adapun perusahaan perbankan yang penulis jadikan sebagai objek
penelitian adalah PT. Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Harmoni-
Jakarta sebagai salah satu Bank Syariah yang memiliki jasa produk
pembiayaan KPR Syariah dan PT. BTN Konvensional dengan Jasa KPR.
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam pembahasan
skripsi ini penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode :
1. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang diperlukan untuk menyelesaikan
penelitian ini adalah :
xxvi
a). Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis melakukan penelitian dengan mengkaji data-data yang
diperoleh dari buku-buku, yang memiliki kaitan dengan penulisan
skripsi ini.
b). Penelitian Lapangan (Field Research)
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara
meninjau langsung ke tempat objek penelitian, yaitu BTN dan BTN
Syariah dan meneliti kepada nasabah KPR dan KPR Syariah
secara langsung.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu
data utama yang erat hubungannya dengan pembahasan maasalah
ini.
2. Jenis dan Sumber Data
1). Sumber Data
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis
sumber data yaitu:
(a). Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari
responden, Data primer yaitu data yang diperoleh langsung
dari nasabah berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam
angket yang dipersiapkan sebelumnya melalui kuesioner
dengan nasabah pengguna KPR di BTN Konvensional dan
xxvii
pembiayaan KPR Syariah di BTN Syariah yang berkaitan
dengan pembahasan dalam skripsi ini.
(b). Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan-
laporan atau data-data yang dikeluarkan dan literatur-
literatur kepustakaan seperti buku-buku, kitab-kitab serta
sumber lainnya yang berkaitan dengan pembahasan skripsi
ini
3. Teknik Pengambilan sampel dan pengumpulan data
Metode pemngambilan sampel yang penulis gunakan adalah
Metode Sampling Non Probabilitas5 Yaitu Memberi kebebasan
kepada peneliti untuk menentukan anggota populasi yang masuk ke
dalam sampe, dan penarikan sampel dilakukan dengan metode
sampling purposive6, yaitu teknik penarikan sampel berdasarkan
pertimbangan, dimana peneliti ingin memilih anggota sampel
berdasarkan kriteria tertentu dalam hal ini sampel diambil khusus
dari nasabah KPR BTN konvensional sebanyak 50 nasabah, dan
Nasabah Pembiayaan KPR BTN Syariah sebanyak 50 nasabah juga,
untuk dijadikan sebagai sampel penelitian oleh peneliti.
Untuk kepentingan penelitian ini, pengambilan data dilakukan
dengan cara
5 Budi Purwadi, Riset Pemasaran Implementasi dalam Bauran Pemasaran.( PT. Grasindo
2000) hal 137. 6 Budi Purwadi, Riset Pemasaran Implementasi dalam Bauran Pemasaran. hal 138.
xxviii
(a). Wawancara
Yaitu dengan mengadakan Tanya-jawab (wawancara)
secara langsung kepada pihak-pihak yang berkompeten dan
mengetahui seputar data-data yang diperlukan sesuai dengan
judul.
(b). Survei
Yaitu penulis mengambil data atau informasi yang
diinginkan dengan cara megajukan daftar pertanyaan berupa
angket kepada responden dalam hal ini nasabah KPR BTN
Syariah di kantor layanan BTN Syariah Harmoni Jakarta
dengan jumlah nasabah KPR mencapai 5300 nasabah, dan
nasabah KPR BTN Konvensional di kantor layanan BTN
Konvensional Harmoni Jakarta dengan jumlah nasabah KPR
7200 nasabah. Dan setiap pertanyaannya pada angket tersebut
sudah disediakan jawaban untuk dipilih (disediakan pilihan
jawaban untuk mengisi jawabannya).
H. Metode Analisis DataH. Metode Analisis DataH. Metode Analisis DataH. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu
metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran secara umum mengenai tingkat kepuasan
nasabah KPR masing-masing terhadap kualitas layanan pada BTN dan
BTN syariah Jakarta.
xxix
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan nasabah
terhadap pelayanan pembiayaan KPR dan KPR Syariah pada BTN dan
BTN Syariah” digunakan Rating Scale yaitu dengan mengembangkan
prosedur perskalaan di mana mewakili suatu kontinum bipolar. Pada
ujung sebelah kiri (dengan angka rendah) menggambarkan suatu
jawaban yang negatif sedangkan ujung sebelah kanan (dengan angka
besar) menggambarkan suatu jawaban yang positif, seperti dalam
bentuk tabel (skala likert) :
Penilaian Tingkat Kualitas pelayanan
Jawaban Kenyataan :
Sangat Puas Sangat Puas Sangat Puas Sangat Puas
(S(S(S(S
P)P)P)P)
PuasPuasPuasPuas
(P)(P)(P)(P)
Cukup PuasCukup PuasCukup PuasCukup Puas
(CP)(CP)(CP)(CP)
Kurang PuasKurang PuasKurang PuasKurang Puas
(KP)(KP)(KP)(KP)
Tidak PuasTidak PuasTidak PuasTidak Puas
(TP)(TP)(TP)(TP)
5555 4444 3333 2222 1111
Jawaban Harapan :
Sangat Sangat Sangat Sangat
PePePePe
ntintintinti
ng ng ng ng
(SP) (SP) (SP) (SP)
PentingPentingPentingPenting
(P)(P)(P)(P)
Cukup Cukup Cukup Cukup
PenPenPenPen
tingtingtingting
(CP)(CP)(CP)(CP)
Kurang Kurang Kurang Kurang
PenPenPenPen
tingtingtingting
(KP)(KP)(KP)(KP)
Tidak Tidak Tidak Tidak
PePePePe
ntintintinti
ngngngng
(TP)(TP)(TP)(TP)
5555 4444 3333 2222 1111
xxx
Selanjutnya data yang diperoleh melalui kuisioner akan dianalisis
dan hasilnya akan diolah serta dipresentasikan dalam bentuk tabel.
Metode analisis yang digunakan adalah :
1. Analisis Deskriptif
Pada penelitian ini, riset deskriptif akan digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskrispikan atau
menggambarkan data secara umum yang telah terkumpul
sebagaimana adanya dari sampel yang diteliti7. Analisis deskriptif
bertujuan untuk mengetahui fakta yang akurat untuk mengetahui
persepsi nasabah terhadap kualitas layanan sebelum dan setelah
menjadi nasabah dan untuk mengetahui secara umum tingkat
kepuasan nasabah KPR terhadap kualitas layanan pada BTN dan BTN
syariah Harmoni – Jakarta.
2. Uji Wilcoxon
Untuk mngetahui apakah ada perbedaan antara dua kondisi
yang berkaitan antara harapan dengan kenyataan maka dilakukan uji
wilcoxon. Analsis non parametric wilcoxon digunakan untuk melihat
lebih dalam lagi perbedaan antara kualitas layanan dalam persepsi
nasabah yang telah dibangun sebelumnya dengan kenyataan layanan
yang diterima oleh nasabah.
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D” (Bandung : Alfabeta, 2007).
h.147.
xxxi
Dalam melakukan analisis data dari tabel ranks didapat :
negatif ranks, yaitu selisih antara kualitas layanan yang telah
dilakukan dengan harapan responden yang bernilai negative, dalam
artian angka kenyataan lebih kecil dari harapan. Positive ranks, yaitu
selisih antara kenyataan dan harapan yang bernilai positif, dalam
artian angka kenyataan lebih besar dari harapan. Ties atau selisih
antara kenyataan dan harapan yang bernilai sama, mean rank, dan
sum of ranks. Analisis pada masing-masing dimensi sebagai jawaban
ditolah atau tidaknya hipotesa yang telah dibangun dan disajikan .
3. Uji T-test (Uji beda dua sampel)
Uji beda dengan menggunakan t-test ini digunakan untuk
mengetahui dan membuktikan adakah perbedaan antara Kualitas
layanan di BTN syariah dengan kualitas layanan di BTN konvensional
Cabang Harmoni Jakarta. Oleh karena jumlah sampel yang digunakan
berpasangan antara kenyataan (persepsi) nasabah KPR BTN syariah
dan nasabah KPR BTN Konvensional, maka digunakan rumus8 :
X1 - X2
t =
S1² + S2² - 2r S1 S2
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D” h.197.
xxxii
n1 n2 n1 n2
Keterangan :
X = Rata - rata
S = Standar deviasi
n1 = Jumlah sampel 1
n2 = Jumlah sampel 2
r = korelasi
BAB IIBAB IIBAB IIBAB II
LANDASAN TEORILANDASAN TEORILANDASAN TEORILANDASAN TEORI
A. Kualitas Layanan (Service Quality)A. Kualitas Layanan (Service Quality)A. Kualitas Layanan (Service Quality)A. Kualitas Layanan (Service Quality)
1. Kualitas (Quality)
Kualitas yang sering disebut mutu adalah sebuah kata yang bagi
penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik.
Kualitas menurut Kotler secara istilah adalah keseluruhan ciri
serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau
tersirat9.
Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang manufaktur
maupun jasa untuk menjaga reputasi atau nama baiknya yaitu dengan
9 Philip Kotler. Manajemen Pemasaran (Jakarta, PT. Indeka, 2005), hal.95.
xxxiii
cara memproduksi barang atau jasa yang bermutu baik atau berkualitas
tinggi. Kualitas memegang peranan penting dalam suatu perusahaan,
karena keberhasilan perusahaan dalam memperluas pasar atau
pelanggan adalah memproduksi barang atau jasa sesuai dengan
standar kualitas yang telah ditetapkan.
Kepuasan pelanggan dan kemampuan perusahaan mencetak laba
berkaitan erat dengan mutu atau kualitas dari produk atau jasa. Oleh
karena itu tugas memperbaiki mutu produk dan jasa seharusnya
menjadi prioritas utama bagi perusahaan10.
Kualitas sebagai suatu yang memenuhi standar, yang berorientasi
kepada konsumen. Konsumen pada umumnya menghendaki barang
atau jasa pelayanan yang baik, harga murah atau relatif, jumlah cukup
serta pengiriman yang tepat waktu.
Maka dapat disimpulkan, kualitas suatu produk adalah keadaan
atau sifat dan ciri suatu produk yang menunjukan tingkat kemampuan
produk tersebut di dalam menjalankan fungsinya untuk memenuhi
kebutuhan konsumen berarti semakin tinggi kualitas produk tersebut,
sebaliknya semakin rendah kemampuan produk tersebut dalam
memenuhi kebutuhan konsumen berarti kualitas produk tersebut
semakin rendah.
2. Pelayanan (Service)
10 Philip Kotler dan Gary Amstrong. Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta : Prenhallindo, 1996),
hal. 199.
xxxiv
Pelayanan atau jasa dapat didefinisikan sebagai setiap tindakan
atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan
tidak menghasilkan sesuatu. Walaupun demikian produk jasa biasanya
berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya ada
produk jasa murni (seperti child care, konsultasi psikologi dan
konsultasi menajemen). Ada pula jasa yang membutuhkan produk fisik
sebagai persyaratan utama (contoh kapal untuk angkutan laut, pesawat
dalam jasa penerbangan dan makanan direstoran)11.
Pelayanan atau jasa yang diberikan konsumen lebih lanjut Kotler
mengungkapkan bahwa jasa yang diberikan kepada konsumen
mengandung karakteristik, seperti12 :
1. Intangibility (tidak berwujud), artinya bahwa suatu jasa memiliki
sifat tidak berwujud, tidak dapt dirasakan dan tidak dapat dilihat,
didengar atau dicium sebelum membelinya.
2. Inseparability (Tidak dapat dipisahkan), artinya adalah bahwa
pada umumnya jasa dikonsumsi (dihasilkan) dan dirasakan pada
waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk
diserahkan kepada pihak yang lain, dia akan merupakan bagian
dari jasa tersebut, dan hal ini tidak berlaku bagi barang fisik yang
11 Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa (Malang : Bayumedia Publishing, 2005), hal 15.
12 Philip kotler. Dasar-dasar Pemasaran, hal 231.
xxxv
diproduksi, ditempatkan pada persediaan dan didistribusikan ke
berbagai pengecer dan akhirnya dikonsumsi.
3. Variability (bervariasi), artinya bahwa barang yang
sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, karena jasa
bergantung pada siapa yang menyajikan dan dimana disajikan.
Pembeli akan berhati-hati terhadap keragaman ini dan sering kali
membicarakannya dengan yang lain sebelum memilih seseorang
penyedia jasa.
4. Perishability (Tidak tahan lama), artinya daya tahan suatu jasa
tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai variabel.
3. Dimensi Kualitas Jasa (Kualitas Layanan)
Kualitas pelayanan atau jasa berfokus pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan penyampaiannya
untuk mengimbangi harapan pelanggan. Menurut Rust sebagaimana
dikutip oleh Fandy Tjiptono, Harapan pelanggan bisa berupa tiga
macam tipe. Pertama, will expectation, yaitu tingkat kinerja yang
diprediksi atau diperkirakan konsumen akan diterimanya, berdasarkan
informasi yang diketahuinya. Tipe ini merupakan tingkat harapan yang
paling sering dimaksudkan oleh konsumen, sewaktu menilai kualitas
jasa tertentu. Kedua, should expectation, yaitu tingkat kinerja yang
dianggap sudah sepantasnya diterima konsumen. Biasanya tuntutan
dari apa yang seharusnya jauh lebih besar dari pada apa yang
xxxvi
diperkirakan akan diterima. Ketiga, ideal expectation, yaitu tingkat
kinerja optimum atau terbaik yang diharapkan diterima konsumen13.
a. Jasa Yang Diharapkan
Model Servqual (kualitas layanan) menekankan arti penting
harapan pelanggan sebelum membeli atau mengkonsumsi suatu
jasa sebagai standar atau acuan dalam mengevaluasi kinerja jasa
yang bersangkutan. Hasil penelitian Zeithaml, sebagaimana dikutip
oleh Fandy Tjiptono14, menunjukan bahwa terdapat sepuluh factor
utama yang memenuhi harapan pelanggan terhadap suatu jasa.
Kesepuluh faktor tersebut di antaranya adalah, (1) harapan yang
sebabkan oleh orang lain dan filosofi pribadi seseorang mengenai
suatu jasa; (2) kebutuhan pribadi, meliputi kebutuhan fisik, sosial,
dan psikologis; (3) transitory service intensifiers, terdiri atas situasi
darurat yang membutuhkan jasa tertentu dan jasa terakhir yang
pernah dikonsumsi pelanggan; (4) persepsi pelanggan terhadap
tingkat layanan perusahaan lain; (5) self-perceived role, yaitu
persepsi pelanggan terhadap tingkat keterlibatannya dalam proses
penyampaian jasa; (6) faktor situasional yang berada di luar kendali
penyedia jasa; (7) janji layanan eksplisit, baik berupa iklan, personal
selling, perjanjian, maupun komunikasi dengan karyawan penyedia
jasa; (8) janji layanan implisit, yang tercermin dari harga dan sarana
13 Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, hal 259. 14 Ibid, hal. 270.
xxxvii
pendukung jasa (9) word-of-mouth, baik dari teman, keluarga, rekan
kerja, pakar, maupun publikasi media massa; dan (10) pengalaman
masa lampau atau masa lalu.
b. Jasa Yang Dipersepsikan
Kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan
berakhir pada persepsi pelanggan. Sebagai pihak yang membeli
dan mengonsumsi jasa, pelangganlah yang menilai tingkat kualitas
jasa sebuah perusahaan. Sayangnya, jasa memiliki karakteristik
variability, sehingga kinerjanya acapkali tidak konsisten. Hal ini
menyebabkan pelanggan menggunakan isyarat intrinsik (output dan
penyampaian jasa) dan isyarat ekstrinsik (unsur-unsur pelengkap
jasa) sebagai acuan atau pedoman dalam mengevaluasi kualitas
jasa. Konsekuensinya, jasa yang sama bsa dinilai secara berlainan
oleh konsumen berbeda.
Model Kualitas pelayanan (Servqual) yang mendominasi riset
kualitas pelayanan menurut Zeithaml sebagaimana dikutip oleh Fandy
Tjiptono15 adalah
15 Ibid, hal. 246.
Kebutuhan
Prib
Pengalaman
Mas
Komunikasi
Geth
Jasa yang
Jasa yang Dipersepsikan
xxxviii
Gambar 2.1Gambar 2.1Gambar 2.1Gambar 2.1
Model Konseptual Kualitas Jasa
Sehingga pengukuran kualitas jasa dalam model Servqual didasarkan
pada skala multi item yang dirancang untuk mengukur harapan dan
persepsi pelanggan, serta gap diantara keduanya dalam dimensi-
dimensi utama kualitas jasa di antaranya yaitu16 :
1. Realibilitas (Reliability), yakni kemampuan memberikan layanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
2. Daya Tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan
tanggap.
16 Ibid, hal. 273.
Penyampaian Jasa
Spesifikasi Kualitas
Persepsi Manajemen
atas Harapan
Komunikasi
Eksternal
xxxix
3. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kompetensi,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf;
bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.
4. Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam menjalin relasi,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas
kebutuhan individual pelanggan.
5. Bukti fisik (Tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai
dan sarana komunikasi.
Menurut Muhammad dengan mengutip pendapat Brill, perusahaan
yang dapat survive dan bersaing dalam era persaingan pasar bebas
adalah perusahaan yang diantaranya berfokus pada dorongan
pelanggan dengan menekankan kualitas atau mutu baik produk ataupun
jasa, memanfaatkan waktu seefisien mungkin pada setiap kegiatan dan
proses serta inovatif17.
4. Kualitas Layanan Dalam Persepektif Islam
Dalam Islam, kualitas pelayanan yang baik dilakukan tidak hanya
bertujuan untuk mempertahankan konsumen dan meningkatkan jumlah
konsumen ataupun nasabah semata, naun dalam islam memberikan
pelayanan yang baik kepada orang lain memang telah diperintahkan
oleh Allah SWT dan dianjurkan.
Sebagaimana dalam surat Al-Maidah ayat 2 :
17 Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek di Indonesia. (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2005 ) hal. 101.
xl
���T�����!"�� a["� 8%l;'9'�� 4p��90qr'���� �
���� ���T�����!" a["� ;s9stu��
<6R��*v��9'���� = ����01"���� ���� �
1680 ���� v��v⌧� ;x�!0�� )2 ة .- ال,� (��'9
Artinya :
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa dan jangnlah kalian tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.” (al-Ma’idah : 2)
Rasulullah SAW besabda :
��� �� �� ر � ا� �� ��ل ��ل ر��ل ا� ��� ا� ��� و ��
18)روا* ()��(��� ال���س أن$%&� ل����س
Artinya :
“Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda “Sebaik-baik Kalian adalah yang
memberikan manfaat kepada orang lain” (Al-Hadits).
18 Jalaluddin ‘Abdurrahman As Suyuti, Jaami’ Al Ahadits: Al Jam’ Al Shagir Wa Zawaiduhu
Wa Al Jami’ Al Kabir, (Beirut: Daar Al Fikri, 1994) Juz.IV, h.303
xli
Berdasarkan dalil diatas, pelayanan yang baik harus dilaksankan pada
segala kegiatan termasuk kegiatan ekonomi (bermuamalah). Di
antaranya19 :
a. Tata kramaa. Tata kramaa. Tata kramaa. Tata krama
Dalam menjalankan segala aktivitas terutama kegiatan bisnis
maka diperintahkan bagi orang yang beriman untuk menjaga tata
krama seperti bermurah hati, sopan dan bersahabat saat melakukan
dealing dengan sesama manusia. Rasulullah telah mengkategorikan
bahwa orang yang beriman adalah orang yang bersahabat dengan
orang lain dan orang lain bersahabat dengannya.
Termasuk dalam murah hati dalam kualitas pelayanan di
antaranya adalah kompensasi (bayaran), dengan arti memberikan
bantuan kapan saja dibutuhkan tanpa berpikir tentang kompensasi
yang akan didapat. Menghilangkan kesulitan yaitu dengan
memberikan jalan keluar dengan kemudahan kepada konsumen
ataupun nasabah yang mengalami kesulitan seperti menambahkan
tenggang waktu pembayaran hutang jika konsumen belum memiliki
uang. Memberikan bantuan Hal ini sangat jelas bahwa bantuan
harus diberikan kepada orang lain terutama dalam melayani
nasabah yang memerlukan bantuan.
b. Tauhid dan Ketakwaanb. Tauhid dan Ketakwaanb. Tauhid dan Ketakwaanb. Tauhid dan Ketakwaan
19 Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta Timur : Pustaka Al-Kautsar 2001),
hal.109.
xlii
Tauhid dan ketakwaan merupakan kunci dari segala amal
ibadah kita kepada Allah SWT. Termasuk dalam hal bermuamalah.
Dengan tujuan agar segala bentuk aktivitas ibadah kita termasuk
dalam bermuamalah, dapat membawa kita kepada ketakwaan yang
semakin meningkat. Sebagaimana dalam Firman Allah dalam Surat
Al-Maidah :
���T�����!"�� a["� 8%l;'9'�� 4p��90qr'����
� ���� ���T�����!" a["� ;s9stu��
<6R��*v��9'���� = ����01"���� ���� �
1680 ���� v��v⌧� ;x�!0�� )2 : ة �� ا��� ( ��'9
Artinya :
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa dan jangnlah kalian tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.” (al-Ma’idah : 2)
Ekonomi Islam adalah ekonomi ilahiah, karena titik
berangkatnya dari Allah, tujuannya mencari ridha Allah, dan cara-
caranya tidak bertentangan dengan syariat-Nya. Kegiatan ekonomi
baik produksi, konsumsi, penukaran, maupun ditribusi dikaitkan pada
prinsip ilahiah dan pada tujuan ilahi. Manusia muslim berproduksi
karena memenuhi perintah Allah, sebagaimana Firman Allah :
xliii
���j p������ �W���y �3�4!' �z2_I{�� (���'!S
����M9���! a8| �-k<}�@��(� ������@��
J�� ^�D��9~%_ � �D9K!'80�� �_��M�'��
)� )15 : ا��
Artinya :
“Dia-lah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka
berjalanlah disegala penjurunya, dan makanlah dari sebagian
rezekinya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu kembali setelah
dibangkitkan.” (al-Mulk : 15).
Oleh karena itu, seorang muslim akan selalu merasa beribadah
kepada Allah ketika dia menjalankan segala amal atau aktivitasnya
seperti menanam, bekerja, ataupun berdagang20.
Seorang muslim ketika membeli atau menjual, menyewakan
dan mempekerjakan, melakukan penukaran dengan yang lainnya
dalam harta atau berbagai kemanfaatan, ia selalu tunduk kepada
aturan Allah dalam muamalahnya21. Ia tidak akan berusaha dengan
20 Muhammad Yusuf al-Qardhawi, Penerjemah Zainul Aifin dan Dhlia Husin. “Norma dan
Etika Ekonomi Islam” (Jakarta, Gema Insani :2006) hal. 31.
21 Muhammad Yusuf al-Qardhawi, Penerjemah Didin Hafiduddin, Setiawan Budiutomo dan
Aunur Rofiq Shaleh Tahmid. “Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam”, (Jakarta ,Rabbani
Press) 1998.hal. 26.
xliv
sesuatu yang haram seperti riba, penimbunan (Ihtikar), zalim,
menipu, berjudi (Maisir), mencuri, menyuap (al-Rasyi), dan menerima
suapan (al-Murtasyi). Allah meletakkan prinsip tauhid (ketakwaan)
sebagai prinsip utama dalam muamalah. Oleh karena itu, segala
aktivitas dalam muamalah harus senantiasa mengarahkan para
pelakunya dalam rangka untuk meningkatkan ketakwaan kepada
Allah. Allah sesungguhnya memberikan garansi kepada siapa saja
perorangan maupun institusi atau lembaga yang melakukan praktek
bisnis yang dilandasi oleh ketakwaan kepada Allah.
c. Al c. Al c. Al c. Al----Adl (Sikap Adil)Adl (Sikap Adil)Adl (Sikap Adil)Adl (Sikap Adil)
Tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa keadilan
merupakan inti semua ajaran yang ada di dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an
sendiri secara tegas menyatakan bahwa maksud diwahyukannya,
adalah untuk membangun keadilan dan persamaan sebagaimana
Allah Berfirman dalam Surat Al-Hadid Ayat 25 :
*v!0!' ��( ��`2_�, ���[�`�_
�t�(;]�Q9'��8# ��(9'pT�,��
�s���� ��r�49'�� �m��B&�☺9'����
A��0�K�' �1�1�'�� ���;09'��8# �
��(9'pT�,�� �v��v-9}�� �De� �1 �#
�v��v⌧� V�)����� 1�1(��'
N3[���K�'�� 5��� J� Z[l�:(�
xlv
Z�,!�`�_�� �9K9'��8# = 1680 ����
�p<�!� ⌦p�$p )�� : ی- ال3- (�
Artinya :
““““Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-rasul kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan Telah kami turunkan bersama
mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan”. (al-Hadid : 25).
Sesungguhnya Pilar penyangga kebebasan ekonomi yang
berdiri di atas pemuliaan fitrah dan harkat manusia disempurnakan
dan ditentukan oleh pilar penyangga yang lain, yaitu “keadilan”22.
keadilan dalam Islam bukanlah yang sekunder, ia adalah cikal bakal
dan fondasi kokoh yang memasuki semua ajaran dan hukum Islam
berupa aqidah, syariah dan akhlak (moral).
Implementasi sikap adil dalam bisnis menurut Al-quran
dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu Imperatif (Bentuk Perintah)
dan Perlindungan :
a). Imperatif (bentuk Perintah) di antaranya :
1). Memenuhi Kontrak dan Janji yang telah disepakati dan
menghormati kesepakatan.
Al-Qur’an mengharuskan agar semua kontrak dan janji
kesepakatan dihormati, dan semua kewajiban dipenuhi. karena
22 Ibid, hal.20.
xlvi
akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah dalam hal yang
berkaitan dengan ikatan janji dan kontrak yang dia lakukan.
2). Jujur tulus hati dan benar dalam melaksanakan transaksi bisnis.
Islam memerintahkan semua transaksi bisnis dilakukan
dengan cara jujur dan terus terang. Untuk itu Allah menjanjikan
kebahagiaan bagi orang-orang melakukan kegiatan bisnis
dengan cara jujur dan terus terang.
3). Efisien dan kompeten
Islam menganjurkan pada kaum muslimin untuk
melakukan tugas-tugas pekerjaannya dengan tanpa ada
penyelewangan dan kelalaian. Ia hendaknya melakukan tugas-
tugas dengan cara yang seefisien mungkin dan penuh
kompetensi. Kompetensi dan kejujuran adalah dua sifat yang
membuat seseorang dianggap sebagai pekerja yang baik.
b. Perlindungan
Dalam rangka penerapan keadilan dalam perilaku bisnis, Al-Qur’an Al-
Baqarah 282-283 telah memberikan petunjuk-petunjuk yang pasti
bagi orang-orang yang beriman yang berguna sebagai alat
perlindungan di antaranya :
1). Penulisan Kontrak
Sebuah kontrak bisnis hendaknya ditulis di atas kertas. Ini secara khusus
direkomendasikan jika transaksi itu berbentuk kredit, baik kredit
itu dalam bentuk yang besar ataupun yang bersifat kecil.
xlvii
2). Prinsip Tanggung jawab Individu
Setiap individu adalah bertanggung jawab terhadap semua
bentuk transaksi yang dilakukan. Tak ada seorang pun yang
memiliki previlige tertentu atau imunitas ini ada semacam alat
pencegah terhadap terjadinya tindakan yang tidak bertanggung
jawab. Setiap orang akan dimintai pertanggung jawabannya baik
didunia maupun diakhirat.
d. Ald. Ald. Ald. Al----Amanah (Terpercaya dan Jujur)Amanah (Terpercaya dan Jujur)Amanah (Terpercaya dan Jujur)Amanah (Terpercaya dan Jujur)
Amanah merupakan nilai transaksi yang terpenting dalam
bisnis23. Amanah adalah mengembalikan hak apa saja kepada
pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya dan tidak
mengurangi hak orang lain. Baik berupa harga atau upah24.
Kehidupan agama tidak akan berdiri tegak dan kehidupan dunia tidak
akan berjalan baik tanpa adanya kejujuran.
Rasulullah SAW bersabda:
23Ibid, hal. 161.
24
Muhammad Yusuf al-Qardhawi, Penerjemah Didin Hafiduddin, Setiawan Budiutomo dan
Aunur Rofiq Shaleh Tahmid. Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam, Hal.177.
xlviii
� : � ا�� �%�- ال7- ري ��ل ���ل ر��ا� ���� ا� ��� و��
روا* (�C� و الAB&-اء ال?����ال9�-وق و ا=(�ن> (; ال��:8��� و ال89-8ی
25)ال?�(Eى
Artinya :
“Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya (penuh amanah) adalah bersama
para nabi, orang-orang yang membenarkan risalah Nabi Saw
(shiddiq), dan para syuhada (orang yang mati syahid).” (HR atHR atHR atHR at----
Tirmidzi dari Abu Sa’id alTirmidzi dari Abu Sa’id alTirmidzi dari Abu Sa’id alTirmidzi dari Abu Sa’id al----Khudri)Khudri)Khudri)Khudri)
Al-Qur’an menuntun kepada manusia untuk dapat menjalankan
hidupnya dengan jujur, ikhlas, dan amanah dalam segala aktivitas
termasuk dalam bidang bisnis. Pada saat penipuan dan tipu daya
dikutuk dan dilarang, bahkan hampir mendekati titik nadir, kejujuran
bukan hnya diperintahkan, ia dinyatakan sebagai keharusan yang
mutlak dan absolut, Allah berfirman :
�-k�v���� NJ������� ����(���� ��
���T����� ���� ��`P&'����
��U�T������� 23�4�r����, 23IT�,��
6�☺[��!" :no<
Artinya :
25 Jalaluddin ‘Abdurrahman As Suyuti, Jaami’ Al Ahadits: Al Jam’ Al Shagir Wa Zawaid Wa
Al Jami’ Al Kabir, (Beirut: Daar Al Fikri, 1994) Juz.IV, h.155.
xlix
”hai orang-orang yang beriman , janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu
mengetahui “(al-Anfaal :27)
Maka dari itu amanah menjadi salah satu prinsip dalam
bermuamalah. Kejujuran, profesionalisme, dan termasuk
penempatan seseorang merupakan bagian dari amanah dalam
muamalah yang islami.
B. Kepuasan Nasabah (Satisfaction)B. Kepuasan Nasabah (Satisfaction)B. Kepuasan Nasabah (Satisfaction)B. Kepuasan Nasabah (Satisfaction)
1. Defini Kepuasan
Kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin “statis”
(artinya cukup baik memadai dan “facio” (melakukan atau membuat)
secara sama kepuasan dapat diartikan sebagai pemenuhan sesuatu
atau sesuatu memadai26.
Kepuasan pelanggan menurut Kotler adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang akan muncul setelah membandingkan
kinerja produk yang diharapkan terhadap kinerja (atau hasil) yang
diterimanya27.
26 Fandy Tijptono “Pemasaran Jasa”, hal. 349.
27 Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”, hal. 70.
l
Sedangkan menurut Mowen sebagaimana dikutip oleh Fandy
Tjiptono28, kepuasan pelanggan adalah penilaian evaluatif purnabeli
yang dihasilkan dari seleksi pembelian spesifik.
Sebagaimana dalam tabel :
28 Fandy Tijptono “Pemasaran Jasa”,, hal..350.
Harapan akan
Kinerja/
Evaluasi
terhada
Pemakaian/
Konsum
Konfirmasi/Diskonfi
rmasi
Evaluasi
Kinerja/
Respons Emosional Atribusi
Penyeb
li
Gambar 2.2Gambar 2.2Gambar 2.2Gambar 2.2
Model Kepuasan/Ketidakpuasan Pelanggan
2. Kepuasan Nasabah
Nasabah merupakan aset perusahaan perbankan yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan, oleh karena itu
perlu adanya strategi-strategi perusahaan untuk mempertahankan
nasabah dengan meningkatkan kepuasan nasabahnya.
Kepuasan Nasabah berhubungan erat dengan keandalan
produk jasa bank yang ditawarkan dan pelayanan yang diberikan bank.
Keandalan produk terkait dengan kualitas produk tersebut. Dalam hal
ini, kualitas merupakan jaminan terbaik kesetiaan nasabah yang lebih
tinggi, sekaligus mendukung harga lebih tinggi dan sering juga biaya
yang lebih rendah. Oleh karena itu, program penyempurnaan kualitas
(Quality Improvement Programs) pada umumnya meningkatkan
profitabilitas29.
Strategi yang perlu dilakukan bank di antaranya adalah30 :
• Bank harus mendengarkan “suara” nasabah sehingga kualitas
produk atau jasa bank tepat seperti yang diinginkan nasabah.
29 Murti Sumarni, manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta: Liberty,2002), Edisi Revisi,
h..229.
30 Ibid, hal. 229.
Kepuasan/Ketidakpuasa
n Pelanggan
lii
Penyempurnaan kualitas jasa bank hanya akan berarti jika disadari
dan dirasakan oleh nasabah. Kualitas produk ini harus diikuti
dengan kualitas promosi, pelayanan dan lain-lain.
• Perbaikan kualitas memerlukan komitmen total dari para petugas
bank. Karyawan harus bekerja selakut team-work untuk
memuaskan nasabah internal dan nasabah eksternal.
• Melalui bench marketing yaitu, mengukur kinerja bank
dibandingkan dengan pesaing terbaik di kelasnya dan berupaya
meniru bahkan melampauinya, penyempurnaan kualitas produk
atau jasa bank dapat ditingkatkan. Jadi, kualitas tidak dapat
diperiksa saja tetapi harus direncanakan semenjak awal.
3. Strategi Peningkatan Kepuasan nasabah (Pelanggan)
Adapun strategi-strategi dalam meningkatkan kepuasan
pelanggan adalah31 :
a). Strategi Pemasaran berupa Relationship Marketing
strategi pemasaran berupa relationship marketing yaitu
Strategi dimana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual
berkelanjutan, dengan kata lain dijlalin suatu kemitraan dengan
nasabah secara teus-menerus yang pada akhirnya akan
menimbulkan kesetiaan nasabah atau yang sering dikenal dengan
istilah Loyalitas Pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan.
b). Barang dan Jasa Berkualitas
31 Fandy Tijptono “Pemasaran Jasa” Op.Cit, hal 354.
liii
Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan
pelanggan harus memiliki produk berkualitas baik dan layanan
prima. Paling tidak, standarnya harus menyamai para pesaing
utama dalam industri.
c). Program promosi loyalitas
Program promosi loyalitas diterapkan untuk menjalin relasi
antara perusahaan dan pelanggan.seperti program penghargaan
(rewards) khusus (seperti bonus, diskon, voucher, dan hadiah yang
dikaitkan dengan frekuensi pembelian atau pemakaian produk atau
jasa perusahaan).
d). Fokus pada pelanggan terbaik (best customers)
Sekalipun program promosi loyalitas beraneka ragam
bentuknya, namun semuanya memiliki kesamaan pokok dalam hal
fokus pada pelanggan yang paling berharga yaitu pelanggan yang
tidak hanya heavy users, tetapi juga berbelanja banyak,
pembayaran yang lancar dan tepat waktu.
d). Strategi Unconditional Guarantees atau Extraordinary Guarantees
Unconditional Guarantees dibutuhkan untuk mendukung
keberhasilan program kepuasan pelanggan. Garansi merupakan
janji eksplisit yang disampaikan kepada para pelanggan mengenai
tingkat kinerja yang dapat diharapkan akan mereka terima.
Garansi ini bermanfaat dalam mengurangi risiko pembelian oleh
pelanggan, memberikan sinyal mengenai kualitas produk, dan
liv
secara tegas menyatakan bahwa perusahaan bertanggung jawab
atas produk atau jasa yang diberikannya.
e). Strategi Penanganan Keluhan yang efisien
Penanganan komplain terkait erat dengan kualitas produk.
Perusahaan harus memastikan bahwa barang dan jasa yang
dihasilkannya benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya sejak
awal, baru setelah itu jika ada masalah, perusahaan segera
berusaha memperbaikinya lewat system penanganan komplain.
Jadi, jaminan kualitas harus mendahului penangan komplain.
f). Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan
Sebagai ujung tombak perusahaan, Karyawan perusahaan yang
berinteraksi langsung dengan pelanggan berkewajiban
memuaskan mereka, karyawan juga harus dipuaskan
kebutuhannya.32
C. Konsep KPR dan KPR Syariah C. Konsep KPR dan KPR Syariah C. Konsep KPR dan KPR Syariah C. Konsep KPR dan KPR Syariah
1. Definisi Kredit1. Definisi Kredit1. Definisi Kredit1. Definisi Kredit
Kata “kredit” itu berasal dari bahasa romawi yaitu Credere yang
artinya “percaya” bila dihubungkan dengan Bank, maka terkandung
pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya meminjamkan
sejumlah uang kepada nasabah atau debitur karena debitur
32 Fandy Tjiptono, Prinsip-prinsip Total Quality Service,(Yogyakarta : Andi, 2002),h.134.
lv
mendapatkan kepercayaan untuk membayar lunas pinjamannya
setelah jangka waktu yang telah ditentukan33. Hal ini menunjukan
bahwa yang menjadi dasar pemberian kredit oleh bank kepada
nasabah debitur adalah kepercayaan.
Istilah kredit bukan hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari
dimasyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang
jual-beli barang dengan kreditur. Jual beli tersebut tidak dilakukan
secara tunai (kontan), tetapi dengan cara mengangsur selain itu
banyak anggota masyarakat yang menerima kredit dari koperasi
maupun bank untuk kebutuhannya. Mereka pada umumnya
mengartikan kredit sama dengan hutang, karena setelah jangka waktu
tertentu mereka harus membayar lunas.
Menurut undang-undang RI No 7 tahun 1992 tentang perbankan
pasal 1 butir 12, pengertian kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian
hasil keuntungan.
33 Gatot Supramono, Perbankan dan Masalah Kredit suatu tinjauan yuridis (Jakarta.:
Djambatan :1996) , hal. 44.
lvi
Dari rumusan tersebut, dapat diketahui bahwa kredit itu
merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang antara Bank sebagai
kreditur dengan nasabah sebagai debitur.
Berdasarkan jangka waktu dan penggunannya kredit dapat
digolongkan menjadi 3 (tiga) jenis, Yaitu34 :
a) Kredit Investasi, yaitu kredit jangka menengah atau panjang yang
diberikan kepada debitur untuk membiayai barang-barang modal
dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan ataupun
pendirian proyek baru, missal pembelian tanah dan bangunan untuk
perluasan pabrik.
b) Kredit Modal Kerja, yaitu kredit modal kerja yang diberikan baik
dalam rupiah maupun valuta asing untuk memenuhi modal kerja
yang habis dalam satu siklus usaha dengan jangka waktu maksimal
1 (satu) tahun dan dapat diperpanjangsesuai kesepakatan antara
para pihak yang beraneka ragam.
c) Kredit Konsumsi, yaitu kredit jangka pendek atau panjang yang
diberikan kepada debitur atau membiayai barang-barang
kebutuhan/konsumsi dalam skala kebutuhan rumah tangga yang
pelunasannya dari penghasilan bulanan nasabah debitur debitur
yang bersangkutan dengan perkataan lain kreit konsumsi
merupakan kredit perorangan untuk tujuan non bisnis, termasuk
kredit pemilikan rumah, kredit konsumsi biasanya digunakan untuk
34 Hermansyah “Hukum Perbankan Nasional Indonesia”(Jakarta : Kencana, 2007), hal. 57.
lvii
membiayai pembelian mobil atau barang konsumsi barang tahan
lama lainnya.
2. Konsep KPR di Bank Ko2. Konsep KPR di Bank Ko2. Konsep KPR di Bank Ko2. Konsep KPR di Bank Konvensionalnvensionalnvensionalnvensional
Dari definisi di atas, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) termasuk
kredit konsumsi berupa rumah yang diberikan oleh bank kepada
debitur untuk membiayai rumah tersebut, yang pelunasannya dari
penghasilan bulanan nasabah dengan jangka waktu tertentu. KPR
adalah salah satu produk kepemilikan rumah yang sudah cukup lama
dijalankan dan dikembangkan oleh dunia perbankan di Indonesia
hingga saat ini. Karena merupakan salah satu program pembangunan
pemerintah juga.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah kredit perumahan rakyat
yang akadnya didasarkan pada prinsip pinjam-meminjam (credit)
dengan memanfaatkan bunga sebagai keuntungan bank. Hubungan
yang terjalin antara pihak bank dengan nasabah yang mengambil
produk KPR ini adalah hubungan antara pihak kreditur dan pihak
debitur. Dimana bank sebaai pihak kreditur yang meminjamkan uang
kepada pihak debitur, dan nasabah sebagai debitur yang meminjam
kepada kreditur (bank).
Pada prakteknya, pihak bank mengucurkan pinjaman bagi
nasabah yang dimanfaatkan untuk keperluan KPR. Bank konvensional
mengambil keuntungan (profit) dari bunga pinjaman yang dikenakan
lviii
kepada nasabah. Di sinilah letak perbedaan yang signifikan antara
KPR Konvensional dengan KPR Syari’ah yaitu pelarangan keras
terhadap bunga bank yang dipraktekan oleh perbankan konvensional
yang diaplikasikan pada setiap pinjaman (kredit) kepada debitur
(nasabahnya).
3. Konsep Pembiayaan KPR syariah di Perbankan Syariah3. Konsep Pembiayaan KPR syariah di Perbankan Syariah3. Konsep Pembiayaan KPR syariah di Perbankan Syariah3. Konsep Pembiayaan KPR syariah di Perbankan Syariah
A. Murabahah A. Murabahah A. Murabahah A. Murabahah
a.. Pengertian Murabahah
Jual-Beli Murabahah (Bai’ al-murabahah) adalah jual-beli
barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah
disepakati35. Dalam ba’I al-murabahah, penjual harus memberi tahu
harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntunngan sebagai tambahannya. Walaupun Al-qur’an tidak
pernah secara langsung membicarakan tentang murabahah, akan
tetapi jual-beli murabahah dianggap halal dan boleh oleh Imam
Syafi’I dan Imam Malik walaupun pendapat mereka tanpa diperkuat
35 Muahammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, (Jakarta :Gema Insani,
2007), edisi kesebelas, h.101.
lix
oleh satu hadits pun36. Akan tetapi transaksi murabahah ini lazim
dilakukan oleh rasulullah dan para sahaatnya.
Menurut Adiwarman A Karim dalam bukunya Bank Islam,
Murabahah adalah suatu penjualan barang seharga barang
tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya,
seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan
keuntungan tertentu atau dalam bentuk presentase dari harga
pembeliannya, misalnya 10% atau 20%37.
Secara sederhana, Murabahah adalah akad jual-beli barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)
yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan
salah satu bentuk Natural certainty contracts, karena dalam
murabahah ditentukan berapa required rate profit-nya (keuntungan
yang ingin diperoleh).
Jadi secara sederhana, KPR syari’ah dengan prinsip
Murabahah adalah akad jual beli rumah antara pihak nasabah
sebagai pembeli dan pihak bank sebagai penjual, di mana nasabah
mula-mula mengajukan usul pembiayaan ke bank untuk membeli
rumah, kemudian bank mewakilkan pada nasabah untuk membeli
rumah tersebut. Kewajiban nasabah selanjutnya adalah
36 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah,(Yogyakarta : Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN 2005), h.121.
37 Adiwarman A Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta : PT.Raja
Grafindo, 2007) h.113.
lx
memberitahu kepada bank tentang kriteria rumah tersebut secara
rinci. Setelah itu baru bank menjual rumah tersebut pada nasabah
dengan angsuran. Dan sewaktu menjual rumah kepada nasabah,
bank meminta marjin keuntungan dari nasabah yang besarnya
berdasarkan akad yang sudah disepakati bersama 38.
b. Landasan Syari’ah
a). Al-Qur’an
��������� �� ������
��������� �� ��U����� �!"
3�4!'R��9��, t�G���#
<W�EG9'��8# ��80 6�,
�m��4!" ��&-��� J� bz�&!"
23�4(�]� = .....
Artinya
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian memakan harta diantara
kalian dengan jalan yang batil kecuali dengan adanya perdagangan
yang saling rela sama rela..(An-nisa : 24 ).
Ayat ini dengan tegas melarang kita untuk mengambil harta
orang lain dengan jalan batil, terutama riba (yang memang pada kala
38Jusmaliani, Investasi Syari’ah Implementasi Konsep Pada Kenyataan Empirik, (Yogyakarta,
Kreasi Wacana : 2008). hal 425.
lxi
itu praktik riba menjadi tradisi dalam masyarakat bahkan hingga kini)
namun sebaliknya, kita dianjurkan untuk mencari harta (keuntungan)
dari jalan yang diridhai Allah yakni melalui jalan perniagaan (jual-beli).
Karena murabahah merupakan salah satu bentuk jual-beli maka ayat
ini dapat dijadikan sebagai landasan syariah akan kebolehan
murabahah.
Rasulullah SAW bersabda
� � و��� ا���� � ا�ل�� ر�ل ��ل ��� ا�� رF�& �ء���G �ث�
I�&���� �8: ال�ة�� إ و> �رC, ال، وK� أل� ا;�:لا: >آ�ل: ا�Bل%��
39) روا* ا�� (��� (;�:�� ل لN�:�ل
Artinya :
“Dari suhaib ar-Rumi r.a. bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga hal yang di
daalmnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh,
muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.” (HR Ibnu Majah)
.
B. B. B. B. AlAlAlAl----Ba’iBa’iBa’iBa’i wal lwal lwal lwal l----Ijarah AlIjarah AlIjarah AlIjarah Al----Muntahi BitMuntahi BitMuntahi BitMuntahi Bit----Tamlik (Financial Lease With Purchase Tamlik (Financial Lease With Purchase Tamlik (Financial Lease With Purchase Tamlik (Financial Lease With Purchase
Option)Option)Option)Option)
39 Jalaluddin ‘Abdurrahman As Suyuti, Jaami’ Al Ahadits: Al Jam’ Al Shagir Wa Zawaid Wa
Al Jami’ Al Kabir, (Beirut: Daar Al Fikri, 1994) Juz.IV, h. 149.
lxii
Transaksi yang disebut dengan al-ijarah al-muntahi bit-tamlik
(IMBT) adalah sejenis perpaduan dua buah akad antara kontrak jual
beli (al-Ba’i) dan sewa (al-Ijarah) atau lebih tepatnya akad sewa yang
diakhiri dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa. Sifat
pemindahan kepemilikan ini pula yang membedakan dengan Ijarah
biasa.
Aplikasi IMBT pada perbankan syari’ah adalah seperti
Leasing, baik dalam bentuk Operating Lease maupun Financial
Lease. Akan tetapi, pada umumnya, bank-bank syari’ah lebih banyak
menggunakan al-Ijarah al-Muntahi bit-tamlik termasuk dalam
pembiayaan KPR Syari’ah karena lebih sederhana dari sisi
pembukuan. Selain itu, bank pun tidak direpotkan untuk mengurus
pemeliaharaan asset, baik apda saat leasing maupun sesudahnya.
Pembiayaan KPR Syari’ah dengan prinsip Ijarah Muntahia bit
Tamlik (IMBT) adalah pelayanan akad jual beli rumah antara pihak
nasabah sebagai penyewa sekaligus pembeli dengan pihak bank
sebagai penjual dan pemberi sewa atas rumah sebagai objeknya. al-
Ijarah al-Muntahia bi al-Tamlik diawali dengan usulan dari nasabah
ke bank untuk pembiayaan pembelian rumah, kemudian bank
mewakilkan kepada nasabah untuk membeli rumah tersebut.
Langkah selanjutnya adalah rumah yang telah dibeli bank tersebut
disewakan kepada nasabah. Setelah masa sewanya berakhir bank
lxiii
memberikan pilihan pada nasabah apakah tetap akan menyewa
atau sewa diakhiri dan rumah tersebut menjadi milik nasabah40.
Pada pelayanan KPR Syariah dengan prinsip ini, pemindahan
milik barang terjadi dengan salah satu dari dua cara berikut ini :
1. Pihak yang menyewakan (Bank syariah) berjanji akan menjual
barang yang disewakan tersebut pada akir masa sewa;
Pada pilihan ini biasanya diambil bila kemampuan finansial penyewa untuk
membayar sewa relatif kecil. Karena sewa yang dibayarkan relatif
kecil, akumulasi nilai sewa yang sudah dibayarkan sampai akhir
periode sewa belum mencukupi harga beli rumah tersebut dan
margin laba yang ditetapkan ileh bank. Karena itu, untuk menutupi
kekurangan tersebut, bila pihak penyewa ingin memiliki barang
tersebut, ia harus membeli barang itu diakhir periode.
2. Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang
disewakan tersebut pada akhir sewa.
Pada pilihan ini biasanya diambil bila kemampuan finansial penyewa untuk
membayar sewa relatif lebih besar. Karena sewa yang yang
dibayarkan relatif besar, akumulasi sewa diakhir peiode sewa
sudah mencukupi untuk menutup harga beli barang dan margin
laba yang ditetapkan oleh bank. Dengan demikian, bank dapat
menhibahkan barang tersebut diakhir masa periode sewa kepada
pihak penyewa.
40 Jusmaliani, Investasi Syari’ah Implementasi Konsep Pada Kenyataan Empirik, hal. 426.
lxiv
C. Musyarakah al C. Musyarakah al C. Musyarakah al C. Musyarakah al----MutanaqisahMutanaqisahMutanaqisahMutanaqisah
Musyarakah Mutanaqisah merupakan kombinasi antara akad
Musyarakah (Perkongsian) dengan akad Ijarah (sewa). Akad
Musyarakah Mutanaqisah diawali dengan akad antara nasabah
dengan bank untuk berkongsi dalam investasi dibidang
perumahan.kemudian disusul dengan akad kedua yaitu akad
Ijarah, yaitu akad yang diperlukan karena rumah tersebut disewa
oleh nasabah41.
Transaksi Musyarakah al-Mutanaqisah adalah akad kerjasama
antara pihak bank dengan nasabah yang bersekutu dalam modal
untuk pembelian rumah secara kontan dan sisa pembayaran
nasabah kepada bank dalam pembelian rumah tersebut dilunasi
beserta penambahan biaya sewa kepada bank karena telah
menempati rumah tersebut. Biaya sewa rumah tersebut, sekaligus
menjadi angsuran bagi nasabah kepada bank yang telah
membiayai bagian yang rumah tesebut oleh bank.dengan demikian,
bagian sewa yang dimiliki nasabah akan memperpendek waktu
bagi nasabah untuk memiliki rumah secara penuh.
Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah diberikan kepada para
nasabah utnuk keperluan investasi (perumahan). Akad Musyarakah
Mutanaqisah digunakan untuk pembiayaan jangka panjang
sehingga harus memiliki perencanaan alokasi dana yang matang
41 Ibid, Hal. 426.
lxv
dan terarah. Pada umumnya, pembiayaan investasi perumahan
diberikan dalam jumlah besar, kompleks dan jangka waktu
pembiayaan yang cukup lama.
Akad Musyarakah Mutanaqisah merupakan gabungan dari
akad Musyarakah dan akad Ijarah maka ketentuan yang berlaku
pada akad Musyarakah dan akad Ijarah berlaku dalam akad
Musyarakah Mutanaqisah. Skema Musyarakah Mutanaqisah adalah
nasabah mengajukan pembiayaan ke bank untuk membeli rumah
dengan dana yang tersedia (kurang dari harga rumah). Jika
disetujui bank dan nasabah mengadakan akad kerja sama untuk
membeli rumah tersebut. Karena tujuan nasabah adalah untuk
memiliki rumah tersebut seutuhnya maka nasabah berusaha
menebus rumah tersebut dengan cicilan. Sewaktu nasabah
mencicil rumah tersebut, nasabah menempati rumah tersebut
sebagian milik nasabah dan sebagian lagi masih milik bank. Bank
dalam hal ini menyewakan bagian rumah yang merupakan milik
bank kepada nasabah42. Akad Musyarakah Mtanaqisah Merupakan
akad transaksi yang digunakan pada bank-bank luar negeri yang
berprinsip syari’ah dan akad ini sudah digunakan di Bank Syariah
Indonesia.
42Ibid, hal. 445.
lxvi
BAB IIIBAB IIIBAB IIIBAB III
GAMBARAN UMUMGAMBARAN UMUMGAMBARAN UMUMGAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum BTN KonvensionalA. Gambaran Umum BTN KonvensionalA. Gambaran Umum BTN KonvensionalA. Gambaran Umum BTN Konvensional
lxvii
1. Sejarah BTN Konvensional1. Sejarah BTN Konvensional1. Sejarah BTN Konvensional1. Sejarah BTN Konvensional
Sejarah beridirinya Bank BTN diikuti oleh banyaknya kejadian
bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantif bagi sejarah
BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No.9 tahun 1950 tanggal 9
Februari 1950 yang mengubah nama “POSTSPAAR BANK IN
INDONESIA” berdasarkan staatsblat No.295 tahun1941 menjadi BANK
TABUNGAN POS dan memindahkan induk kementerian dari
kementerian Perhubungan ke Kementerian Keuangan di bawah
Menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU darurat tersebut
masih bernama BANK TABUNGAN POS, tetapi tanggal 9 Februari 1950
ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA.
Nama BANK TABUNGAN POS menurut undang-undang Darurat
tersebut dikukuhkan dengan UU No.36 Tahun 1953 tanggal 18
Desember 1953. perubahan nama dari BANK TABUNGAN POS
menjadi BANK TABUNGAN NEGARA didasarkan pada PERPU No. 4
Tahun 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No.2 Tahun 1964
tanggal 25 Mei 196443.
Penegasan Status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai bank
milik Negara ditetapkan dengan UU No.20 tahun1968 tanggal 19
Desember 1968 yang sebelumnya (Sejak tahun 1964) BANK
TABUNGAN NEGARA menjadi BNI unit V. jika tugas utama saat
pendirian POSTSPAARBANK (1897) sampai dengan BANK TABUNGAn
43 Bank Tabungan Negara. Laporan Tahunan (Annual Report), (Jakarta, 2008),
lxviii
NEGARA (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana
masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BANK
TABUNGAN NEGARA ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan
KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal
10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati
sebagai hari KPR bagi BTN.
Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun
1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No.24 tahun 1992 tanggal 29
April 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No.7 tahun 1992
bentuk hokum BTN berubah menjadi perusahaan perseroan. Sejak itu
nama BTN menjadi PT. BANK TABUNGAN NEGAR (PERSERO)dengan
call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price
Waterhouse Coopers, pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat
nomor S-554/M-MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002 memutuskan bank
BTN sebagai Bank Umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan
tanpa subsidi.
2. VISI dan MISI2. VISI dan MISI2. VISI dan MISI2. VISI dan MISI
2.1. Visi
Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan
dan mengutamakan kepuasan nasabah.
lxix
2.2. Misi
• Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan
perumahan dan industri yang terkait, serta menyediakan
produk dan jasa perbankan lainnya.
• Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan professional serta memiliki integritas
yang tinggi.
• Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
• Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai
dengan prinsip kehati-hatian dan Good Corporate
Governance untuk meningkatkan Shareholder Value.
• Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
3. Produk3. Produk3. Produk3. Produk----produk BTN Konvensionalproduk BTN Konvensionalproduk BTN Konvensionalproduk BTN Konvensional
3.1. Produk Dana
• Tabungan Batara
• Tabungan Batara Prima
• Sertifikat Deposito
• Tabungan Haji Nawaitu
• Giro
• Deposito Berjangka
3.2. Produk Kredit
lxx
• Kredit Griya Utama
• KPR Paltinum
• Kredit Pemilikan Ruko (KP Ruko)
• Kredit Griya Multi
• Kredit Swa Griya
• Kredit Swadana
• Kredit Perumahan Perusahaan (KPP)
• Real Cash
• Kredit Ringan Batara (KRB)
• Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK)
• Kredit Yasa Griya
• Kredit Pendukung Perumahan
• Kredit Modal kerja Kontraktor
• Kredit Investasi
B. Gambaran Umum BTN Unit Usaha SyariahB. Gambaran Umum BTN Unit Usaha SyariahB. Gambaran Umum BTN Unit Usaha SyariahB. Gambaran Umum BTN Unit Usaha Syariah
1. Sejarah Berdirinya BTN Unit Usaha Syariah 1. Sejarah Berdirinya BTN Unit Usaha Syariah 1. Sejarah Berdirinya BTN Unit Usaha Syariah 1. Sejarah Berdirinya BTN Unit Usaha Syariah
Dalam prakteknya bank syariah bukan hanya diminati oleh
kalangan muslim, tetapi juga dimanfaatkan oleh kalangan non-muslim,
baik kapasitasnya sebagai nasabah, karyawan maupun pemilik. Hal ini
menunjukan bahwa bank syariah merupakan bank yang universal dan
lxxi
tidak semata-mata dimanfaatkan atas pertimbangan agama, tetapi
juga pertimbangan ekonomis dan manfaatnya.
Untuk mengantisipasi kecenderunagn tersebut, maka PT Bank
Tabungan Negara (Persero) pada Rapat Umum Pemegang Saham
tanggal 16 januari telah menetapkan untuk membuka unit Usaha
Syariah pada tahun 2004 dan perubahan Anggaran Dasar dengan akta
No. 29 tanggal 27 Oktober 2004 oleh Emi Sulistyowati, SH Notaris di
Jakarta yang ditandai dengan terbentuknya divisi syariah berdasarkan
ketetapan Direksi No 14/DIR/DSYA/2004 tanggal 4 November 2004.
Bank BTN pula mendapat izin prinsip operasional Unit Usaha Syariah
dari Bank Indonesia melalui surat BI No.6/1350/DPbs tangal 15
desember 2004. selanjutnya Bank BTN Unit Usaha Syariah disebut
“BTN Syariah” dengan motto “Maju dan Sejahtera Bersama”44.
Produk BTN Syariah cukup beragam untuk memenuhi
kebutuhan keluarga namun fokus pada pembiayaan perumahan (di
antaranya : KPR BTN Syariah dan Multiguna Syariah untuk kendaraan
bermotor). BTN Syari’ah berhasil mendapatkan beberapa
penghargaan baik untuk kinerja, tahun 2005 maupun pencapaian
kinerja tahun 2006 yaitu :
1. The Best Customer Service and Teller dari Karim Businees
Consulting 2005.
44 Bank Tabungan Negara. Laporan Tahunan (Annual Report), (Jakarta, 2007), h. 85.
lxxii
2. The Most Growing Earning Asset Market Share Unit Usaha Shariah
untuk kelompok asset > 100 milyar rupiah tahun 2006.
3. The Best Sharia Unti (Overall) peringkat ke 2 Unit Usaha Syariah
untuk kelompok asset > 100 milyar rupiah tahun 2006.
4. Sharia Acceleration Award 2007 sebagai Best Outlet Productivity
(Bank Indonesia) tahun 2007.
2. Visi, Misi BTN Unit Usaha Syariah2. Visi, Misi BTN Unit Usaha Syariah2. Visi, Misi BTN Unit Usaha Syariah2. Visi, Misi BTN Unit Usaha Syariah
Visi dan misi BTN Syariah mengikuti Bank BTN sebagai
induknya. Visi BTN syariah yaitu “menjadi bank yang terkemuka dalam
pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah”
Sedangkan Misi BTN Syariah yaitu :
• Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan
industri yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa
perbankan lainnya.
Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manuisa yang
berkualitas dan Professional serta memiliki integritas yang tinggi.
Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan
prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk
meningkatkan Shareholder Value.
Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
lxxiii
3. Produk3. Produk3. Produk3. Produk----produk BTN Unit Usaha Syariahproduk BTN Unit Usaha Syariahproduk BTN Unit Usaha Syariahproduk BTN Unit Usaha Syariah
Produk Pendanaan dan Jasa BTN Syariah (Funding and Service
Product)
a. Produk Pendanaan BTN Syariah
1) Tabungan Batara Mudharabah
2) Deposito Batara Mudharabah
3) Giro Batara Wadiah
b. Produk Jasa BTN Syariah
1) Real time Gross Settlement (RTGS)
2) Kiriman Uang
3) Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)
4) Inkaso
c. Produk Pembiayaan BTN Syariah (Financing Product)
1) Pembiayaan KPR BTN Syariah (Murabahah)
2) Pembiayaan Multiguna BTN Syariah (Murabahah)
3) Pembiayaan Musyarakah BTN Syariah
4) Pembiayaan Mudharabah Modal Kerja BTN Syariah
5) Pembiayaan KPR indensya BTN Syariah
lxxiv
BAB IVBAB IVBAB IVBAB IV
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH KPR BTN & BTN SYARIAH ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH KPR BTN & BTN SYARIAH ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH KPR BTN & BTN SYARIAH ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH KPR BTN & BTN SYARIAH
TERHADAP KUALITAS LAYANAN BTN & BTN SYARIAHTERHADAP KUALITAS LAYANAN BTN & BTN SYARIAHTERHADAP KUALITAS LAYANAN BTN & BTN SYARIAHTERHADAP KUALITAS LAYANAN BTN & BTN SYARIAH
CABANG HARMONICABANG HARMONICABANG HARMONICABANG HARMONI----JAKARTAJAKARTAJAKARTAJAKARTA
A.A.A.A. Gambaran Umum Responden Gambaran Umum Responden Gambaran Umum Responden Gambaran Umum Responden
1.1.1.1. Deskripsi Profil Nasabah KPR BTN SyariahDeskripsi Profil Nasabah KPR BTN SyariahDeskripsi Profil Nasabah KPR BTN SyariahDeskripsi Profil Nasabah KPR BTN Syariah
Untuk mendapatkan data primer dilakukan penyebaran kuisioner
kepada nasabah KPR BTN syariah sebanyak 50 orang nasabah dari jumlah
minimal yaitu sebanyak 30 orang45.
45 Sukandarrumidi. Metodologi penelitian Untuk Pemula, (Jakarta :
Publishing Media 1998).h. 54.
lxxv
Bagian ini menyajikan informasi mengenai gambaran umum secara
umum responden berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan,
pekerjaan, penghasilan rata-rata bulan, dan pendidikan terakhir nasabah.
Berikut ini adalah penjelasan masing-masing dari responden nasabah
KPR BTN syariah, yaitu :
a.a.a.a. Jenis KelaminJenis KelaminJenis KelaminJenis Kelamin
Perempuan
28%
Laki - Laki
72%
Mayoritas Nasabah KPR BTN Syariah adalah Laki-Laki yaitu
sebanyak 70%, , , , sedangkan dari nasabah perempuan hanya sebesar
28%. Hal ini dikarenakan pengguna KPR BTN Syariah adalah kepala
keluarga yaitu dari kaum laki-laki.
b.b.b.b. Usia Saat IniUsia Saat IniUsia Saat IniUsia Saat Ini
16-25
Tahun
2%
26-35
Tahun
52%
36-45
Tahun
36%
> 46
Tahun
10%
Dari 50 Nasabah KPR BTN Syariah, rata-rata usia dari nasabah KPR
BTN Syariah adalah 26-35 Tahun. Untuk usia 16-25 Tahun sebesar 2%,
lxxvi
sedangkan yang berusia 36-45 tahun sebesar 36%, dan yang berusia
46 Keatas hanya sebanyak 10% saja.
c.c.c.c. Status PernikahanStatus PernikahanStatus PernikahanStatus Pernikahan
Menikah
100%
Belum
Menikah
0%
Status Pernikahan
Secara keseluruhan status pernikahan dari nasabah KPR BTN syariah
adalah sudah menikah dengan presentase 100%.
d.d.d.d. Pekerjaan Saat IniPekerjaan Saat IniPekerjaan Saat IniPekerjaan Saat Ini
PNS
12%
Pegawai
Swasta
58%
Wiraswast
a
14%
Lain-Lain
16%
Mayoritas Pekerjaan dari nasabah KPR BTN syariah adalah Pegawai
atau Karyawan Swasta yaitu sebanyak 58%, sedangkan yang bekerja
sebagai PNS sebesar 12%, Wiraswasta sebanyak 14%, dan Lain-lain
seperti Guru dan Dosen sebanyak 16%.
e. Penghasilan PerbulanPenghasilan PerbulanPenghasilan PerbulanPenghasilan Perbulan
lxxvii
Rp. < 500.000
0%
Rp. 500.000 -
Rp. 1.500.000
8%
Rp. 1.500.000 -
Rp. 2.500.000
44%
Rp. > 2.500.000
48%
Mayoritas penghasilan perbulan dari nasabah KPR BTN Syariah
adalah > Rp. 2.500.000 yaitu sebanyak 48%, penghasilan nasabah
Rp.500.000-1.500.000 sebanyak 8%, sedangkan penghasilan nasabah
Rp.1.500.000-2.500.000 sebanyak 44%. Sedangkan penghasilan
nasabah < Rp.500.000 tidak ada.
f.f.f.f. Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat Pendidikan Terakhir
SD/MI
0%
SMP/MTS
0% SMA/MA
26%
Perguruan
Tinggi
74%
Mayoritas Tingkat Pendidikan Terakhir dari nasabah KPR BTN Syariah
adalah lulusan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 74%, dan lulusan SMA
sebanyak 26%, sedangkan nasabah untuk lulusan tingkat SD dan SMP
tidak ada.
lxxviii
2.2.2.2. Deskripsi Profil Nasabah KPR BTN KonvensionalDeskripsi Profil Nasabah KPR BTN KonvensionalDeskripsi Profil Nasabah KPR BTN KonvensionalDeskripsi Profil Nasabah KPR BTN Konvensional
Sampel penelitian pengukuran tingkat kepuasan nasabah
terhadap kualitas layanan di Bank BTN Konvensional sebanyak 50
orang nasabah juga, dari jumlah minimal yaitu sebanyak 30 orang.
Berikut adalah penjelasan masing-masing gambaran nasabah
KPR BTN Konvensional, yaitu :
a.a.a.a. Jenis KJenis KJenis KJenis Kelaminelaminelaminelamin
Laki - Laki
72%
Perempuan
28%
Mayoritas Nasabah KPR BTN Konvensional adalah Laki-Laki
yaitu sebanyak 72%, , , , sedangkan dari nasabah perempuan hanya
sebesar 28%. Hal ini dikarenakan pengguna KPR BTN Konvensional
adalah kepala keluarga yaitu dari kaum laki-laki.
b.b.b.b. Usia Saat IniUsia Saat IniUsia Saat IniUsia Saat Ini
lxxix
16-25
2%
26-35
48%
36-45
46%
46 Ke Atas
4%
Usia rata-rata dari 50 Nasabah KPR BTN Konvensional adalah 26-35
Tahun sebanyak 48%, yang berusia 16-25 Tahun sebesar 2%,
Sedangkan yang berusia 36-45 tahun sebesar 46%, dan yang berusia
46 Keatas hanya sebanyak 4% saja.
c.c.c.c. Status PernikahanStatus PernikahanStatus PernikahanStatus Pernikahan
Menikah
82%
Belum
Menikah
18%
Secara mayoritas status pernikahan dari nasabah KPR BTN
Konvensional adalah sudah menikah dengan presentase 82%, dan 18%
belum menikah.
d.d.d.d. Pekerjaan Saat IniPekerjaan Saat IniPekerjaan Saat IniPekerjaan Saat Ini
lxxx
PNS
2%
Pegawai
Swasta
76%
Wiraswast
a
12%
Lain-Lain
10%
Mayoritas Pekerjaan dari nasabah KPR BTN Konvensional adalah
Pegawai atau Karyawan Swasta yaitu sebanyak 76%, sedangkan yang
bekerja sebagai PNS sebesar 2%, Wiraswasta sebanyak 12%, dan
Lain-lain seperti Guru dan Dosen sebanyak 10%.
e. Penghasilan PerbulPenghasilan PerbulPenghasilan PerbulPenghasilan Perbulanananan
Rp. < 500.000
0%
Rp. 500.000
-Rp.
1.500.000
14%
Rp. 1.500.000 -
Rp. 2.500.000
44%
Rp. > 2.500.000
42%
Mayoritas penghasilan perbulan dari nasabah KPR BTN Konvenional
adalah Rp. 1.500.00 - Rp. 2.500.000 yaitu sebanyak 44%, penghasilan
nasabah Rp.500.000-1.500.000 sebanyak 14%, sedangkan
penghasilan nasabah Rp.1.500.000-2.500.000 sebanyak 42%.
Sedangkan penghasilan nasabah < Rp.500.000 tidak ada.
lxxxi
f.f.f.f. Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat Pendidikan Terakhir
SD/MI
0%
SMP/MTS
0%
SMA/MA
58%
Perguruan
Tinggi
42%
Mayoritas Tingkat Pendidikan Terakhir dari nasabah KPR BTN
Konvensional adalah lulusan SMA atau seatara dengan SMA yaitu
sebanyak 58%, dan lulusan Perguruan tinggi hanya sebanyak 42%,
sedangkan nasabah untuk lulusan tingkat SD dan SMP tidak ada.
B.B.B.B. Analisis Reliabilitas dan ValiditasAnalisis Reliabilitas dan ValiditasAnalisis Reliabilitas dan ValiditasAnalisis Reliabilitas dan Validitas
Setelah dilakukan penyebaran angket yang sama kepada 50 Nasabah
KPR BTN Syariah dan 50 Nasabah KPR BTN Konvensional, penulis
menganalisis seluruh pertanyaan yang terdiri dari 18 butir pernyataan
mengenai ekspektasi (Harapan) dan 18 butir pernyataan mengenai
persepsi, dari analisis dapat ini diketahui hasil validitas dan reliabilitas
dari sejumlah butir pernyataan.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang
dikumpulkan dari penggunaan instrument. Untuk uji reliabilitas digunakan
Croanbach Alpha sebesar minimal 0,700 yang menandakan instrumen
valid dan reliable,
lxxxii
Hasil uji yang diperoleh sebagai berikut :
1. Validitas dan Reliabilitas Untuk Nasabah KPR BTN Syariah
a. Instrumen Pernyataan Harapan (Ekspektasi) Nasabah KPR BTN
syariah
Tabel 4.1Tabel 4.1Tabel 4.1Tabel 4.1
Hasil Analisis Validitas dan Realibilitas Instrumen Pernyataan Harapan
No Pernyataan
r-
r tabel
α = 0.05; n =
50 Keputusan
1 1 0.571 > 0.279 Valid
2 2 0.624 > 0.279 Valid
3 3 0.712 > 0.279 Valid
4 4 0.647 > 0.279 Valid
5 5 0.846 > 0.279 Valid
lxxxiii
6 6 0.621 > 0.279 Valid
7 7 0.662 > 0.279 Valid
8 8 0.821 > 0.279 Valid
9 9 0.810 > 0.279 Valid
10 10 0.808 > 0.279 Valid
11 11 0.751 > 0.279 Valid
12 12 0.565 > 0.279 Valid
13 13 0.793 > 0.279 Valid
14 14 0.641 > 0.279 Valid
15 15 0.658 > 0.279 Valid
16 16 0.638 > 0.279 Valid
17 17 0.490 > 0.279 Valid
18 18 0.788 > 0.279 Valid
N of Cases = 50
Alpha = 0.948
N of Items =
18
Berdasarkan tabel di atas, dimana jumlah item pertanyaan
sebanyak 18 dan untuk perhitungan validitas digunakan rumus
pearson product moment dengan bantuan SPSS 15.0 dan
menggunakan taraf signifikan 5 %, dengan r tabel = 0.279. setelah diuji
validitasnya, diperoleh hasil bahwa tidak satupun pertanyaan tesebut
yang memiliki nilai korelasi negatif dan hasil analisis tersebut
menunujukan bahwa r hitung > r tabel (0.279), maka dapat disimpulkan
lxxxiv
bahwa konstruk variabel diatas adalah valid. Adapun nilai croanbach
alpha sebesar 0.948, dimana 0.948 > 0.700 sehingga dapat langsung
disimpulkan bahwa pernyataan diatas adalah reliabel.
b. instrumen Pernayataan Kenyataan Nasabah KPR BTN Syariah
Tabel 4.2Tabel 4.2Tabel 4.2Tabel 4.2
Hasil Analisis Validitas dan Realibilitas Instrumen Pernyataan Kenyataan
No Pernyataan
r-
r tabel
α = 0.05; n =
50 Keputusan
1 1 0.487 > 0.279 Valid
2 2 0.537 > 0.279 Valid
3 3 0.481 > 0.279 Valid
4 4 0.650 > 0.279 Valid
5 5 0.587 > 0.279 Valid
6 6 0.713 > 0.279 Valid
7 7 0.630 > 0.279 Valid
8 8 0.684 > 0.279 Valid
9 9 0.673 > 0.279 Valid
10 10 0.675 > 0.279 Valid
lxxxv
11 11 0.723 > 0.279 Valid
12 12 0.458 > 0.279 Valid
13 13 0.458 > 0.279 Valid
14 14 0.592 > 0.279 Valid
15 15 0.733 > 0.279 Valid
16 16 0.625 > 0.279 Valid
17 17 0.392 > 0.279 Valid
18 18 0.6287 > 0.279 Valid
N of Cases = 50
Alpha = 0.915
N of Items = 18
Berdasarkan tabel di atas, dimana jumlah item pertanyaan
sebanyak 18 dan untuk perhitungan validitas digunakan rumus
pearson product moment dengan bantuan SPSS 15.0 dan
menggunakan taraf signifikan 5 %, dengan r tabel = 0.279. setelah diuji
validitasnya, diperoleh hasil bahwa tidak satupun pertanyaan tesebut
yang memiliki nilai korelasi negatif dan hasil analisis tersebut
menunujukan bahwa r hitung > r tabel (0.279), maka dapat disimpulkan
bahwa konstruk variabel diatas adalah valid. Adapun nilai croanbach
alpha sebesar 0.915, dimana 0.915 > 0.700 sehingga dapat langsung
disimpulkan bahwa pernyataan diatas adalah reliabel.
2. Validitas dan Reliabilitas Untuk Nasabah KPR BTN Konvensional
lxxxvi
a. Instrumen Pernyataan Harapan (Ekspektasi) Nasabah KPR BTN
Konvensional.
Tabel 4.3Tabel 4.3Tabel 4.3Tabel 4.3
Hasil Analisis Validitas dan Realibilitas Instrumen Pernyataan Harapan
No Pernyataan
r-
r tabel
α = 0.05; n = 50 Keputusan
lxxxvii
1 1 0.650 > 0.279 Valid
2 2 0.776 > 0.279 Valid
3 3 0.638 > 0.279 Valid
4 4 0.628 > 0.279 Valid
5 5 0.717 > 0.279 Valid
6 6 0.771 > 0.279 Valid
7 7 0.770 > 0.279 Valid
8 8 0.642 > 0.279 Valid
9 9 0.654 > 0.279 Valid
10 10 0.736 > 0.279 Valid
11 11 0.773 > 0.279 Valid
12 12 0.532 > 0.279 Valid
13 13 0.729 > 0.279 Valid
14 14 0.707 > 0.279 Valid
15 15 0.716 > 0.279 Valid
16 16 0.500 > 0.279 Valid
17 17 0.657 > 0.279 Valid
18 18 0.609 > 0.279 Valid
N of Cases = 50
Alpha = 0.944
N of Items = 18
lxxxviii
Berdasarkan tabel di atas, dimana jumlah item pertanyaan
sebanyak 18 dan untuk perhitungan validitas digunakan rumus
pearson product moment dengan bantuan SPSS 15.0 dan
menggunakan taraf signifikan 5 %, dengan r tabel = 0.279. setelah diuji
validitasnya, diperoleh hasil bahwa tidak satupun pertanyaan tesebut
yang memiliki nilai korelasi negatif dan hasil analisis tersebut
menunujukan bahwa r hitung > r tabel (0.279), maka dapat disimpulkan
bahwa konstruk variabel diatas adalah valid. Adapun nilai croanbach
alpha sebesar 0.944, dimana 0.944 > 0.700 sehingga dapat langsung
disimpulkan bahwa pernyataan diatas adalah reliabel instrumen
Pernayataan Kenyataan Nasabah KPR BTN Syariah
b. Instrumen Pernyataan Kenyatan Nasabah KPR BTN Konvensional
lxxxix
Tabel 4.5Tabel 4.5Tabel 4.5Tabel 4.5
Hasil Analisis Validitas dan Realibilitas Instrumen Pernyataan Kenyataan
No Pernyataan
r-
r tabel
α = 0.05; n =
50 Keputusan
1 1 0.646 > 0.279 Valid
2 2 0.618 > 0.279 Valid
3 3 0.749 > 0.279 Valid
4 4 0.690 > 0.279 Valid
5 5 0.598 > 0.279 Valid
6 6 0.730 > 0.279 Valid
7 7 0.479 > 0.279 Valid
8 8 0.635 > 0.279 Valid
xc
9 9 0.594 > 0.279 Valid
10 10 0.717 > 0.279 Valid
11 11 0.739 > 0.279 Valid
12 12 0.669 > 0.279 Valid
13 13 0.808 > 0.279 Valid
14 14 0.505 > 0.279 Valid
15 15 0.716 > 0.279 Valid
16 16 0.384 > 0.279 Valid
17 17 0.373 > 0.279 Valid
18 18 0.665 > 0.279 Valid
N of Cases = 50
Alpha = 0.928
N of Items =
18
Berdasarkan tabel di atas, dimana jumlah item pertanyaan
sebanyak 18 dan untuk perhitungan validitas digunakan rumus
pearson product moment dengan bantuan SPSS 15.0 dan
menggunakan taraf signifikan 5 %, dengan r tabel = 0.279. setelah diuji
validitasnya, diperoleh hasil bahwa tidak satupun pertanyaan tesebut
yang memiliki nilai korelasi negatif dan hasil analisis tersebut
menunujukan bahwa r hitung > r tabel (0.279), maka dapat disimpulkan
bahwa konstruk variabel diatas adalah valid. Adapun nilai croanbach
alpha sebesar 0.928, dimana 0.928 > 0.700 sehingga dapat langsung
disimpulkan bahwa pernyataan diatas adalah reliabel instrumen
Pernayataan Kenyataan Nasabah KPR BTN Konvensional.
C. Analisis Deskriptif Nasabah KC. Analisis Deskriptif Nasabah KC. Analisis Deskriptif Nasabah KC. Analisis Deskriptif Nasabah KPR BTN Syariah Terhadap Kualitas Layanan PR BTN Syariah Terhadap Kualitas Layanan PR BTN Syariah Terhadap Kualitas Layanan PR BTN Syariah Terhadap Kualitas Layanan
BTN Syariah.BTN Syariah.BTN Syariah.BTN Syariah.
xci
a. Analisis Deskriptif Harapan Nasabah KPR BTN Syariah Terhadap
Kualitas Layanan BTN Syariah
Harapan nasabah KPR BTN Syariah terangkum melalui
jawaban-jawaban atas pertanyaan yang ada pada kuisioner. Harapan
nasabah KPR BTN Syariah terhadap Kualitas layanan terlihat sangat
tinggi tercermin pada table berikut :.
Tabel 4.6Tabel 4.6Tabel 4.6Tabel 4.6
Hasil Analisis Deskriptif Harapan Nasabah KPR BTN Syariah
No Variabel Utama Kualitas Layanan Skor
Keandalan (Keandalan (Keandalan (Keandalan (RealibilityRealibilityRealibilityRealibility))))
1 Kemudahan Dalam Proses Pembukaan KPR 5
2 Kemudahan Pelaksanaan Transaksi KPR 5
xcii
3 Pelayanan dengan Sabar dan Siap Menolong 5
Daya Tanggap (Responsiveness)
4
Kemampuan Bank Dalam Menanggapi Masalah yang
Timbul 5
5
Kemampuan Karyawan Berkomunikasi Dengan
Nasabah 5
6
Kemampuan Bank Cepat Tanggap Dengan Keluhan
Nasabah KPR 5
7
Kecepatan Karyawan Dalam Melayani Transaksi
Nasabah KPR 5
Keyakinan (Keyakinan (Keyakinan (Keyakinan (AssuranceAssuranceAssuranceAssurance))))
8 Keramahan Karyawan Dalam Melayani Nasabah KPR 5
9 Kejujuran Karyawan dalam Melayani Nasabah KPR 5
10 Pengetahuan Karyawan Mengenai KPR/KPR Syariah 5
11
Keterampilan Karyawan dalam Menangani Keluhan
Nasabah KPR 5
Empati (Empati (Empati (Empati (EmphatyEmphatyEmphatyEmphaty))))
12
Memeberi Perhatian Secara Individu Kepada Nasabah
KPR 5
13
Bertanggung Jawab Terhadap Keamanan Nasabah
KPR 4
14 Kepekaan Karyawan Terhadap Privasi Nasabah KPR 5
15 Pelayanan Yang Adil Kepada Setiap Nasabah KPR 4
Fisik Nyata (Fisik Nyata (Fisik Nyata (Fisik Nyata (TangibleTangibleTangibleTangible))))
16 Penggunaan Peralatan dan Teknologi Dalam 5
xciii
Operasional Bank
17
Kemudahan bertransaksi KPR Melalui Keberadaan
Mesin ATM 5
18 Kebersihan dan Kerapihan Berpakaian Karyawan 5
Rata-rata 5
Berdasarkan tabel di atas, pada dimensi keandalan yang
meliputi keseriusan dalam memproses KPR, kemudahan dalam proses
pembukaan KPR, dan pelayanan dengan sabar dan siap menolong
dicapai nilai rata-rata 5 dengan presentase sebesar 89% pada masing-
masing dimensi yang artinya keseluruhan responden nasabah BTN
Syariah menginginkan bank memberikan kemudahan dalam
memproses pembukaan KPR, kemudahan dalam transaksi, dan
bersikap sabar dan siap menolong kepada nasabahnya.
Dimensi daya tanggap yaitu dimensi yang berhubungan dengan
keinginan para karyawan membantu nasabah dalam memberikan
layanan dengan cepat dan tanggap. Pada dimensi ini mulai dari
kemampuan bank dalam menangani masalah yang timbul,
Kemampuan karyawan berkomunikasi dengan nasabah, kemampuan
bank cepat tanggap dengan keluhan nasabah, dan kecepatan
karyawan dalam melayani transaksi nasabah KPR BTN syariah
memiliki nilai sebesar 5 yang menunjukan bahwa pada dimensi ini
harapan nasabah sangat tinggi.
xciv
Pada dimensi keyakinan juga terlihat skor rata-rata sangat
tinggi yaitu mulai dari dimensi keramahan, kesopanan, dan kejujuran
karyawan dalam melayani nasabah, serta pengetahuan karyawan
tentang KPR syariah memiliki nilai yang berarti harapan nasabah
sangat tinggi.
Empati adalah dimensi layanan yang meliputi kemampuan bank
atau karyawan memberikan perhatian yang bersifat pribadi kepada
pelanggan, mengerti keinginan nasabah, dan memahami kebutuhan
nasabah. Pada dimensi ini memberi perhatian secara individu kepada
nasabah KPR syariah, dan menjaga kepekaan kaaryawan terhadap
privasi nasabah, masing-masing mendapat skor 5 yang berarti
harapan sangat tinggi, sedangkan pada dimensi empati dengan
pertanyaan bertanggung jawab terhadap keamanan nasabah dan
memberikan pelayanan yang adil kepada setiap nasabah, mendapat
skor masing-masing 4 yang berarti harapan nasabah tinggi.
Pada dimensi fisik nyata ini juga mendapatkan skor rata-rata
sangat tinggi yaitu mulai dari pertanyaan penggunaan peralatan dan
teknologi bank, kemudahan pelaksanaan transaksi KPR melalui ATM,
dan kebersihan dan kerapihan berpakaian karyawan, mendapat skor
rata-rata 5 yang berarti harapan nasabah terhadap fisik nyata juga
sangat tinggi.
Secara keseluruhan harapan nasabah KPR BTN syariah
terhadap kualitas layanan pada BTN syariah adalah sangat tinggi
xcv
dengan presentase sebesar 89 %. Hal ini merupakan sesutau yang
wajar karena setiap konsumen atau nasabah menginginkan layanan
yang bagus, cepat dan memudahkan. Seperti pada kemudahan dalam
pelaksanaan transaksi melaui ATM, sehingga kemudahan dalam
pelaksanaan transaksi KPR dan lain sebagainya merupakan suatu hal
yang mutlak.
b. Analisis Deskriptif Kenyataan Nasabah KPR BTN Syariah Terhadap
Kualitas Layanan BTN Syariah
Kenyataan Pelayanan diperoleh setelah responden berinterkasi
dengan bank. Kenyataan ini bisa jadi tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Meskipun tidak sesuai dengan harapan, namun pelayanan
yang diberikan sudah dianggap baik oleh nasabah yang ditunjukan
oleh nilai skor yang tinggi. Hal ini tercermin dari tabel :
Tabel 4.7Tabel 4.7Tabel 4.7Tabel 4.7
Hasil Analisis Deskriptif Kenyataan Nasabah KPR BTN Syariah
No Variabel Utama Kualitas Layanan Skor
Keandalan (Keandalan (Keandalan (Keandalan (RealibilityRealibilityRealibilityRealibility))))
1 Kemudahan Dalam Proses Pembukaan KPR 4
2 Kemudahan Pelaksanaan Transaksi KPR 4
3 Pelayanan dengan Sabar dan Siap Menolong 4
Daya Tanggap (Daya Tanggap (Daya Tanggap (Daya Tanggap (ResponsivenessResponsivenessResponsivenessResponsiveness))))
4
Kemampuan Bank Dalam Menanggapi Masalah yang
Timbul 4
xcvi
5
Kemampuan Karyawan Berkomunikasi Dengan
Nasabah 4
6
Kemampuan Bank Cepat Tanggap Dengan Keluhan
Nasabah KPR 4
7
Kecepatan Karyawan Dalam Melayani Transaksi
Nasabah KPR 4
Keyakinan (Keyakinan (Keyakinan (Keyakinan (AssuranceAssuranceAssuranceAssurance))))
8 Keramahan Karyawan Dalam Melayani Nasabah KPR 4
9 Kejujuran Karyawan dalam Melayani Nasabah KPR 4
10 Pengetahuan Karyawan Mengenai KPR/KPR Syariah 4
11
Keterampilan Karyawan dalam Menangani Keluhan
Nasabah KPR 4
Empati (Empati (Empati (Empati (EmphatyEmphatyEmphatyEmphaty))))
12
Memeberi Perhatian Secara Individu Kepada Nasabah
KPR 4
13
Bertanggung Jawab Terhadap Keamanan Nasabah
KPR 4
14 Kepekaan Karyawan Terhadap Privasi Nasabah KPR 4
15 Pelayanan Yang Adil Kepada Setiap Nasabah KPR 4
Fisik Nyata (Fisik Nyata (Fisik Nyata (Fisik Nyata (TangibleTangibleTangibleTangible))))
16
Penggunaan Peralatan dan Teknologi Dalam
Operasional Bank 4
17
Kemudahan bertransaksi KPR Melalui Keberadaan
Mesin ATM 3
18 Kebersihan dan Kerapihan Berpakaian Karyawan 4
xcvii
Rata-rata 4
Secara keseluruhan kualitas layanan di BTN syariah yang
diterima oleh nasabah KPR BTN syariah sudah baik hal ini tercermin
dari skor rata-rata 4 yang berarti baik atau dapat dikatakan puas
dengan presentase sebesar 72 %. Dari 18 pertanyaan yang menjadi
parameter kualitas layanan, hanya kemudahan bertransaksi KPR
melalui keberadan mesin ATM yang memiliki nilai skor 3 atau cukup
baik atau cukup puas dengan presentase sebesar selebihnya bernilai
4. Kemungkinan terjadinya kondisi ini dikarenakan keberadaan mesin
ATM BTN syariah yang masih minim karena masih terbatasnya kantor
Cabang Pembantu BTN syariah selain diwilayah Harmoni Jakarta.
Dengan semakin meningkatnya nasabah KPR BTN syariah di setiap
wilayah dan daerah, maka diharapkan BTN syariah dapat
meningkatkan kemudahan transaksi melalui mesin ATM dan
menambah kantor Cabang Pembantu BTN syariah di setiap daerah.
Dengan skor rata-rata 4 penilaian nasabah KPR BTN syariah
terhadap kualitas layanan di BTN syariah setelah menerima pelayanan
adalah baik atau puas dengan presentase sebesar 72 %. Jika
dibandingkan dengan harapan yang sangat tinggi menunjukan kualitas
layanan pada masing-masing poin pertanyaan di setiap dimensi, perlu
ditingkatkan lagi sehingga sesuai dengan harapan atau keinginan
nasabah KPR BTN syariah.
xcviii
C.C.C.C. Analisis Deskriptif Nasabah KPR BTN Konvensional Terhadap Kualitas Analisis Deskriptif Nasabah KPR BTN Konvensional Terhadap Kualitas Analisis Deskriptif Nasabah KPR BTN Konvensional Terhadap Kualitas Analisis Deskriptif Nasabah KPR BTN Konvensional Terhadap Kualitas
Layanan BTN Konvensional.Layanan BTN Konvensional.Layanan BTN Konvensional.Layanan BTN Konvensional.
a. Analisis Deskriptif Harapan Nasabah KPR BTN Konvensional
Terhadap Kualitas Layanan BTN Konvensional
Harapan nasabah KPR BTN Konvensional terangkum melalui
jawaban-jawaban atas pertanyaan yang ada pada kuisioner. Harapan
nasabah KPR BTN konvensional terhadap Kualitas layanan terlihat
sangat tinggi tercermin pada tabel berikut :.
Tabel 4.8Tabel 4.8Tabel 4.8Tabel 4.8
Hasil Analisis Deskriptif Harapan Nasabah KPR BTN Konvensional
No Variabel Utama Kualitas Layanan Skor
Keandalan (Keandalan (Keandalan (Keandalan (RealibilityRealibilityRealibilityRealibility))))
1 Kemudahan Dalam Proses Pembukaan KPR 5
2 Kemudahan Pelaksanaan Transaksi KPR 5
3 Pelayanan dengan Sabar dan Siap Menolong 5
Daya Tanggap (Daya Tanggap (Daya Tanggap (Daya Tanggap (ResponsivenessResponsivenessResponsivenessResponsiveness))))
4
Kemampuan Bank Dalam Menanggapi Masalah yang
Timbul 5
5
Kemampuan Karyawan Berkomunikasi Dengan
Nasabah 5
6
Kemampuan Bank Cepat Tanggap Dengan Keluhan
Nasabah KPR 5
7 Kecepatan Karyawan Dalam Melayani Transaksi 5
xcix
Nasabah KPR
Keyakinan (Keyakinan (Keyakinan (Keyakinan (AssuranceAssuranceAssuranceAssurance))))
8 Keramahan Karyawan Dalam Melayani Nasabah KPR 5
9 Kejujuran Karyawan dalam Melayani Nasabah KPR 5
10 Pengetahuan Karyawan Mengenai KPR/KPR Syariah 5
11
Keterampilan Karyawan dalam Menangani Keluhan
Nasabah KPR 5
Empati (Empati (Empati (Empati (EmphatyEmphatyEmphatyEmphaty))))
12
Memeberi Perhatian Secara Individu Kepada Nasabah
KPR 4
13
Bertanggung Jawab Terhadap Keamanan Nasabah
KPR 5
14 Kepekaan Karyawan Terhadap Privasi Nasabah KPR 5
15 Pelayanan Yang Adil Kepada Setiap Nasabah KPR 5
Fisik Nyata (Fisik Nyata (Fisik Nyata (Fisik Nyata (TangibleTangibleTangibleTangible))))
16
Penggunaan Peralatan dan Teknologi Dalam
Operasional Bank 5
17
Kemudahan bertransaksi KPR Melalui Keberadaan
Mesin ATM 5
18 Kebersihan dan Kerapihan Berpakaian Karyawan 5
Rata-rata 5
Secara keseluruhan harapan nasabah KPR BTN Konvensional
terhadap kualitas layanan di BTN Konvensional sangat tinggi hal ini
tercermin dari skor rata-rata 5 dengan presentase sebesar 90 %, yang
c
berarti harapan nasabah terhadap kualitas layanan sangat tinggi. Dari
18 pernyataan yang menjadi parameter harapan nasabah KPR BTN
konvensional, hanya member perhatian secara individu kepada setiap
nasabah KPR yang mendapat skor rata-rata 4 yang berarti harapan
atau keinginan nasabah tinggi terhadap BTN Konvensional dalam
memberikan perhatian secara individu kepada setiap nasabah KPR
BTN konvensional.
b. Analisis Deskriptif Kenyataan Nasabah KPR BTN Konvensioanl
Terhadap Kualitas Layanan BTN Konvensional
Tabel 4.9Tabel 4.9Tabel 4.9Tabel 4.9
Hasil Analisis Deskriptif Harapan Nasabah KPR BTN Konvensional
ci
No Variabel Utama Kualitas Layanan Skor
Keandalan (Keandalan (Keandalan (Keandalan (RealibilityRealibilityRealibilityRealibility))))
1 Kemudahan Dalam Proses Pembukaan KPR 4
2 Kemudahan Pelaksanaan Transaksi KPR 4
3 Pelayanan dengan Sabar dan Siap Menolong 4
Daya Tanggap (Daya Tanggap (Daya Tanggap (Daya Tanggap (ResponsivenessResponsivenessResponsivenessResponsiveness))))
4
Kemampuan Bank Dalam Menanggapi Masalah yang
Timbul 4
5
Kemampuan Karyawan Berkomunikasi Dengan
Nasabah 4
6
Kemampuan Bank Cepat Tanggap Dengan Keluhan
Nasabah KPR 4
7
Kecepatan Karyawan Dalam Melayani Transaksi
Nasabah KPR 4
Keyakinan (Keyakinan (Keyakinan (Keyakinan (AssuranceAssuranceAssuranceAssurance))))
8 Keramahan Karyawan Dalam Melayani Nasabah KPR 4
9 Kejujuran Karyawan dalam Melayani Nasabah KPR 4
10 Pengetahuan Karyawan Mengenai KPR/KPR Syariah 4
11
Keterampilan Karyawan dalam Menangani Keluhan
Nasabah KPR 4
Empati (Empati (Empati (Empati (EmphatyEmphatyEmphatyEmphaty))))
12
Memeberi Perhatian Secara Individu Kepada Nasabah
KPR 4
13
Bertanggung Jawab Terhadap Keamanan Nasabah
KPR 4
cii
14 Kepekaan Karyawan Terhadap Privasi Nasabah KPR 3
15 Pelayanan Yang Adil Kepada Setiap Nasabah KPR 4
Fisik Nyata (Fisik Nyata (Fisik Nyata (Fisik Nyata (TangibleTangibleTangibleTangible))))
16
Penggunaan Peralatan dan Teknologi Dalam
Operasional Bank 4
17
Kemudahan bertransaksi KPR Melalui Keberadaan
Mesin ATM 4
18 Kebersihan dan Kerapihan Berpakaian Karyawan 4
Rata-rata 4
Secara keseluruhan kualitas layanan di BTN Konvensional yang
diterima oleh nasabah KPR BTN Konvensional sudah baik hal ini
tercermin dari skor rata-rata 4 dengan presentase sebesar 70 % yang
berarti baik atau dapat dikatakan puas. Dari 18 pertanyaan yang
menjadi parameter kualitas layanan, hanya kepekaan karyawan
terhadap privasi nasabah yang memiliki nilai skor 3 atau cukup baik
atau cukup puas selebihnya bernilai 4. Kemungkinan terjadinya
kondisi ini dikarenakan tingginya harapan nasabah KPR BTN
Konvensional untuk lebih mendapatkan perhatian dan dapat menjaga
privasi atau urusan pribadi mereka.
Dengan skor rata-rata 4 penilaian nasabah KPR BTN
Konvensional terhadap kualitas layanan di BTN Konvensional setelah
menerima pelayanan adalah baik atau puas dengan presentase
sebesar 70%. Jika dibandingkan dengan harapan yang sangat tinggi
ciii
menunjukan kualitas layanan pada masing-masing poin pertanyaan
disetiap dimensi, perlu ditingkatkan lagi sehingga sesuai dengan
harapan atau keinginan nasabah KPR BTN Konvensional.
Berikut adalah tabel peringkat tingkat kepuasan berdasarkan
kenyataan yang diterima oleh nasabah :
Tabel 4.10Tabel 4.10Tabel 4.10Tabel 4.10
Nilai Presentae Kenyataan Kualitas LayananNilai Presentae Kenyataan Kualitas LayananNilai Presentae Kenyataan Kualitas LayananNilai Presentae Kenyataan Kualitas Layanan
Nilai PresentaseNilai PresentaseNilai PresentaseNilai Presentase Jawaban KenyataanJawaban KenyataanJawaban KenyataanJawaban Kenyataan
0% - 19,9% Tidak Puas
20% - 39,9% Kurang Puas
40% - 59,9% Cukup Puas
60% - 79,9% Puas
80% - 100% Sangat Puas
D.D.D.D. Analisis WilcoxonAnalisis WilcoxonAnalisis WilcoxonAnalisis Wilcoxon
1.1.1.1. Analisis Wilcoxon Nasabah KPR BTN SyariahAnalisis Wilcoxon Nasabah KPR BTN SyariahAnalisis Wilcoxon Nasabah KPR BTN SyariahAnalisis Wilcoxon Nasabah KPR BTN Syariah
a. Uji Wilcoxon Dimensi Keandalan
TabelTabelTabelTabel 4.11 4.11 4.11 4.11
N Mean Rank
Sum of
Ra
nks
civ
Kenyataan-
Harap
an Negative Ranks 40 21.80 872.00
Positife Ranks 2 15.50 31.00
Ties 8
Total 50
Data ini bersumber dari data lapangan
Dari lima puluh responden hasil uji wilcoxon pada dimensi
keandalan hanya 8 nasabah yang menilai kualitas layanan yang
diterima adalah sama, sedangkan 40 nasabah menilai lebih rendah
dariharapnnya dan 2 nasabah yang menilai lebih tinggi dari yang
diharapkan atau diinginkan.
Negative ranksNegative ranksNegative ranksNegative ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai negative, dalam artian angka sesudah lebih kecil dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 40, berarti terdapat 40 nasabah
menilai kualitas layanan lebih rendah dari yang diharapkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 872.00, dengan
negative ranks 40 menyebabkan rata-rata ranking (mean rank)
adalah 21.80.
Positive ranksPositive ranksPositive ranksPositive ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai positif, dalam artian angka sesudah lebih besar dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 2, maka terdapat 2 nasabah
yang menilai kualitas layanan lebih tinggi dari yang diharapkan
atau yang dinginkannya.
cv
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 31.00, dengan positive
ranks 2 menyebabkan rat-rata ranking (mean rank) adalah 15.50.
TiesTiesTiesTies, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang bernilai
sama. Oleh karena hasil adalah 8, berarti terdapat 8 nasabah yang
menilai kualitas layanan sama dengan yang diharapkannya.
Analisis di atas menunjukkan bahwa kenyataan kualitas layanan
yang diterima oleh mayoritas nasabah KPR BTN Syariah pada
dimensi keandalan ini lebih rendah yaitu sebesar 90 % dari kualitas
layanan yang diharapkan yaitu sebesar 78 %.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah dibangun dapat
digunakan tes statistik pada tabel berikut :
TabelTabelTabelTabel 4.12 4.12 4.12 4.12
K. Andal - H. Andal
Z -5.306
Asymp.Sig (2-tailed) .000
Data ini bersumber dari data lapangan
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada Dimensi
kehandalan.
cvi
Hi : terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas
layanan yang diterima pada Dimensi kehandalan.
Berdasarkan tabel di atas didapat Z hitung adalah -5.30,
sedangkan z tabel pada taraf kepercayaan 95% dan uji dua sisi
didapat nilai z tabel adalah 1.96. dari kedua nilai tersebut dapat
diperbandingkan
t hit t tabel
-5.30 > -1.96
Ho di tolak Ho : Diterima Ho
ditolak -5.30 -1.96 0 1.96
Oleh Karena z hitung di daerah Ho ditolak, maka keputusan adalah
menolak Ho, artinya terdapat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan kualitas layanan yang diterima pada Dimensi keandalan.
Dan perbedaan itu signifikan secara statistik.
b. Uji Wilcoxon Dimensi Daya Tanggap
TabelTabelTabelTabel 4.13 4.13 4.13 4.13
N Mean Rank Sum of
cvii
Ra
nks
Kenyataan-
Harap
an Negative Ranks 42 23.43 984.00
Positife Ranks 2 3.00 6.00
Ties 6
Total 50
Data ini bersumber dari data lapangan
Dari lima puluh responden hasil uji wilcoxon pada Dimensi Daya
tanggap hanya 6 nasabah yang menilai kualitas layanan yang
diterima adalah sama, sedangkan 42 nasabah menilai lebih rendah
dari harapnnya dan 2 nasabah yang menilai lebih tinggi dari yang
diharapkan atau diinginkan.
Negative ranksNegative ranksNegative ranksNegative ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai negatif, dalam artian angka sesudah lebih kecil dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 42, berarti terdapat 42 nasabah
menilai kualitas layanan lebih rendah dari yang diharapkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 984.00, dengan
negative ranks 42 menyebabkan rata-rata ranking (mean rank)
adalah 23.43.
Positive ranksPositive ranksPositive ranksPositive ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai positif, dalam artian angka sesudah lebih besar dari
cviii
sebelum. Oleh karena hasil adalah 2, maka terdapat 2 nasabah
yang menilai kualitas layanan lebih tinggi dari yang diharapkan
atau yang dinginkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 6.00, dengan positive
ranks 2 menyebabkan rat-rata ranking (mean rank) adalah 3.00.
TiesTiesTiesTies, yaitu selsisih antara kenyataan dan harapan yang bernilai
sama. Oleh karena hasil adalah 6, berarti terdapat 6 nasabah yang
menilai kualitas layanan sama dengan yang diharapkannya.
Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa kenyataan
kualitas layanan yang diterima oleh mayoritas nasabah KPR BTN
Syariah pada dimensi daya tanggap ini lebih rendah yaitu sebesar
70 % % dari kualitas layanan yang diharapkan 89 %.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah dibangun dapat
digunakan tes statistik pada tabel berikut :
TabelTabelTabelTabel 4.14 4.14 4.14 4.14
K. Andal - H. Andal
Z -5.730
Asymp.Sig (2-tailed) .000
Data ini bersumber dari data lapangan
Hipotesis :
cix
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada dimensi daya
tanggap.
Hi : terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas
layanan yang diterima pada dimensi daya tanggap.
Berdasarkan tabel di atas, didapat Z hitung adalah -5.73,
sedangkan z table pada taraf kepercayaan 95% dan uji dua sisi
didapat nilai z tabel adalah 1.96. dari kedua nilai tersebut dapat
diperbandingkan
t hit t tabel
-5.73 > -1.96
Ho di tolak Ho : Diterima Ho
ditolak -5.73 -1.96 0 1.96
cx
Oleh Karena z hitung di daerah Ho ditolak, maka keputusan adalah
menolak Ho, artinya terdapat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan kualitas layanan yang diterima pada Dimensi daya
tanggap (Responsiveness). Dan perbedaan itu signifikan secara
statistik.
c. Uji Wilcoxon Dimensi Keyakinan
TabelTabelTabelTabel 4.15 4.15 4.15 4.15
N Mean Rank
Sum of
Ra
nks
Kenyataan-
Harap
an Negative Ranks 42 22.23 933.50
Positife Ranks 1 12.50 12.50
Ties 7
Total 50
Data ini bersumber dari data lapangan
Dari lima puluh responden hasil uji wilcoxon pada Dimensi
keyakinan hanya 7 nasabah yang menilai kualitas layanan yang
diterima adalah sama, sedangkan 42 nasabah menilai lebih rendah
dari harapannya dan 1 nasabah yang menilai lebih tinggi dari yang
diharapkan atau diinginkan.
cxi
Negative ranksNegative ranksNegative ranksNegative ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai negative, dalam artian angka sesudah lebih kecil dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 42, berarti terdapat 42 nasabah
menilai kualitas layanan lebih rendah dari yang diharapkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 933.50, dengan
negative ranks 42 menyebabkan rata-rata ranking (mean rank)
adalah 22.23.
Positive ranksPositive ranksPositive ranksPositive ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai positif, dalam artian angka sesudah lebih besar dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 2, maka terdapat 2 nasabah
yang menilai kualitas layanan lebih tinggi dari yang diharapkan
atau yang dinginkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 12.50, dengan positive
ranks 2 menyebabkan rat-rata ranking (mean rank) adalah 12.50
juga.
TiesTiesTiesTies, yaitu selsisih antara kenyataan dan harapan yang bernilai
sama. Oleh karena hasil adalah 7, berarti terdapat 7 nasabah yang
menilai kualitas layanan sama dengan yang diharapkannya.
Berdasarkan analisis di atas, menunjukkan bahwa kenyataan
kualitas layanan yang diterima oleh mayoritas nasabah KPR BTN
Syariah pada dimensi keyakinan ini lebih rendah yaitu sebesar 74
% dari kualitas layanan yang diharapkan 90 %
cxii
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah dibangun dapat
digunakan tes statistik pada tabel berikut :
TabelTabelTabelTabel 4.15 4.15 4.15 4.15
K. Andal - H. Andal
Z -5.597
Asymp.Sig (2-tailed) .000
Data ini bersumber dari data lapangan
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada Dimensi keyakinan
Hi : terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas
layanan yang diterima pada Dimensi keyakinan.
Berdasarkan tabel di atas didapat Z hitung adalah -5.59, sedangkan z tabel
pada taraf kepercayaan 95% dan uji dua sisi didapat nilai z tabel
adalah 1.96. dari kedua nilai tersebut dapat diperbandingkan
t hit t tabel
-5.59 > -1.96
cxiii
Ho di tolak Ho : Diterima Ho
ditolak -5.59 -1.96 0 1.96
Oleh Karena z hitung di daerah Ho ditolak, maka keputusan adalah menolak
Ho, artinya terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada Dimensi keyakinan
(Assurance). Dan perbedaan itu signifikan secara statistik.
d. Uji Wilcoxon Dimensi Empati
TabelTabelTabelTabel 4.16 4.16 4.16 4.16
N Mean Rank
Sum of
Ra
nks
Kenyataan-
Harap
an Negative Ranks 43 22.93 986.00
Positife Ranks 1 4.00 4.00
Ties 6
Total 50
Data ini bersumber dari data lapangan
cxiv
Dari lima puluh responden hasil uji wilcoxon pada variabel
empati hanya 6 nasabah yang menilai kualitas layanan yang
diterima adalah sama, sedangkan 43 nasabah menilai lebih rendah
dari harapannya dan 1 nasabah yang menilai lebih tinggi dari yang
diharapkan atau diinginkan.
Negative ranksNegative ranksNegative ranksNegative ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai negative, dalam artian angka sesudah lebih kecil dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 43, berarti terdapat 43 nasabah
menilai kualitas layanan lebih rendah dari yang diharapkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 986.00, dengan
negative ranks 43 menyebabkan rata-rata ranking (mean rank)
adalah 22.93.
Positive ranksPositive ranksPositive ranksPositive ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai positif, dalam artian angka sesudah lebih besar dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 1, maka terdapat 1 nasabah
yang menilai kualitas layanan lebih tinggi dari yang diharapkan
atau yang dinginkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 4.00, dengan positive
ranks 1 menyebabkan rat-rata ranking (mean rank) adalah 4.00
juga.
TiesTiesTiesTies, yaitu selsisih antara kenyataan dan harapan yang bernilai
sama. Oleh karena hasil adalah 6, berarti terdapat 6 nasabah yang
menilai kualitas layanan sama dengan yang diharapkannya.
cxv
Berdasarkan analisis di atas, menunjukkan bahwa kenyataan
kualitas layanan yang diterima oleh mayoritas nasabah KPR BTN
Syariah pada dimensi empati ini lebih rendah yaitu sebesar71 %
dari kualitas layanan yang diharapkan yaitu sebesar 88 %
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah dibangun dapat
digunakan tes statistik pada tabel berikut :
TabelTabelTabelTabel 4.17 4.17 4.17 4.17
K. Andal - H. Andal
Z -5.769
Asymp.Sig (2-tailed) .000
Data ini bersumber dari data lapangan
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada Dimensi empati.
Hi : terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas
layanan yang diterima pada Dimensi empati.
Berdasarkan tabel di atas didapat Z hitung adalah -5.76,
sedangkan z tabel pada taraf kepercayaan 95% dan uji dua sisi
didapat nilai z tabel adalah 1.96. dari kedua nilai tersebut dapat
diperbandingkan
cxvi
t hit t tabel
-5.76 > -1.96
Ho di tolak Ho : Diterima Ho
ditolak -5.76 -1.96 0 1.96
Oleh Karena z hitung di daerah Ho ditolak, maka keputusan adalah menolak
Ho, artinya terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kulitas layanan yang diterima pada Dimensi empati. Dan perbedaan
itu signifikan secara statistik.
e. Uji Wilcoxon Dimensi Fisik Nyata
Tabel 4.18Tabel 4.18Tabel 4.18Tabel 4.18
N Mean Rank
Sum of
Ra
nks
Kenyataan-
Harap
an Negative Ranks 44 23.22 1021.50
Positife Ranks 1 13.50 13.50
Ties 5
cxvii
Total 50
Data ini bersumber dari data lapangan
Dari lima puluh responden hasil uji wilcoxon pada Dimensi
empati hanya 5 nasabah yang menilai kualitas layanan yang
diterima adalah sama, sedangkan 44 nasabah menilai lebih rendah
dari harapnnya dan 1 nasabah yang menilai lebih tinggi dari yang
diharapkan atau diinginkan.
Negative ranksNegative ranksNegative ranksNegative ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai negative, dalam artian angka sesudah lebih kecil dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 44, berarti terdapat 44 nasabah
menilai kualitas layanan lebih rendah dari yang diharapkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 1021.50, dengan
negative ranks 43 menyebabkan rata-rata ranking (mean rank)
adalah 23.22.
Positive ranksPositive ranksPositive ranksPositive ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai positif, dalam artian angka sesudah lebih besar dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 1, maka terdapat 1 nasabah
yang menilai kualitas layanan lebih tinggi dari yang diharapkan
atau yang dinginkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 13.50, dengan positive
ranks 1 menyebabkan rat-rata ranking (mean rank) adalah 13.50
juga.
cxviii
TiesTiesTiesTies, yaitu selsisih antara kenyataan dan harapan yang bernilai
sama. Oleh karena hasil adalah 5, berarti terdapat 5 nasabah yang
menilai kualitas layanan sama dengan yang diharapkannya.
Berdasarkan analisis di atas, menunjukkan bahwa kenyataan
kualitas layanan yang diterima oleh mayoritas nasabah KPR BTN
Syariah pada dimensi fisik nyata ini lebih rendah yaitu sebesar 67 %
dari kualitas layanan yang diharapkan yaitu sebesar 90 %.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah dibangun dapat
digunakan tes statistik pada tabel berikut :
TabelTabelTabelTabel 4.19 4.19 4.19 4.19
K. Andal - H. Andal
Z -5.720
Asymp.Sig (2-tailed) .000
Data ini bersumber dari data lapangan
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada dimensi Fisik
Nyata.
Hi : terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas
cxix
layanan yang diterima pada dimensi fisik nyata.
Berdasarkan tabel di atas didapat Z hitung adalah -5.72, sedangkan z tabel
pada taraf kepercayaan 95% dan uji dua sisi didapat nilai z tabel
adalah 1.96. dari kedua nilai tersebut dapat diperbandingkan
t hit t tabel
-5.72 > -1.96
Ho di tolak Ho : Diterima Ho
ditolak -5.72 -1.96 0 1.96
Oleh Karena z hitung di daerah Ho ditolak, maka keputusan
adalah menolak Ho, artinya terdapat perbedaan antara harapan
dengan kenyataan kualitas layanan yang diterima pada Dimensi fisik
nyata (tangible). Dan perbedaan itu signifikan secara statistic
2.2.2.2. Analisis Wilcoxon Nasabah KPR BTN KonvensionalAnalisis Wilcoxon Nasabah KPR BTN KonvensionalAnalisis Wilcoxon Nasabah KPR BTN KonvensionalAnalisis Wilcoxon Nasabah KPR BTN Konvensional
cxx
a. Uji Wilcoxon Dimensi Keandalan
TabelTabelTabelTabel 4.20 4.20 4.20 4.20
N Mean Rank
Sum of
Ra
nks
Kenyataan-
Harap
an Negative Ranks 38 20.43 776.50
Positife Ranks 1 3.50 3.50
Ties 11
Total 50
Data ini bersumber dari data lapangan
Dari lima puluh responden hasil uji wilcoxon pada Dimensi
keandalan hanya 11 nasabah yang menilai kualitas layanan yang
diterima adalah sama, sedangkan 38 nasabah menilai lebih rendah
dari harapannya dan 1 nasabah yang menilai lebih tinggi dari yang
diharapkan atau diinginkan.
Negative ranksNegative ranksNegative ranksNegative ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai negative, dalam artian angka sesudah lebih kecil dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 38, berarti terdapat 38 nasabah
menilai kualitas layanan lebih rendah dari yang diharapkannya.
cxxi
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 776.50, dengan
negative ranks 40 menyebabkan rat-rata ranking (mean rank)
adalah 20.43
Positive ranksPositive ranksPositive ranksPositive ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai positif, dalam artian angka sesudah lebih besar dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 1, maka terdapat 1 nasabah
yang menilai kualitas layanan lebih tinggi dari yang diharapkan
atau yang dinginkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 3.50, dengan positive
ranks 2 menyebabkan rat-rata ranking (mean rank) adalah 3.50.
TiesTiesTiesTies, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang bernilai
sama. Oleh karena hasil adalah 11, berarti terdapat 11 nasabah
yang menilai kualitas layanan sama dengan yang diharapkannya.
Berdasarkan analisis di atas, menunjukkan bahwa kenyataan
kualitas layanan yang diterima oleh mayoritas nasabah KPR BTN
Konvensional pada dimensi keandalan ini lebih rendah yaitu sebear
73 % dari kualitas layanan yang diharapkan yaitu sebesar 89 %.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah dibangun dapat
digunakan tes statistik pada tabel berikut :
TabelTabelTabelTabel 4.21 4.21 4.21 4.21
K. Andal - H. Andal
Z -5.440
Asymp.Sig (2-tailed) .000
cxxii
Data ini bersumber dari data lapangan
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada Dimensi
keandalan.
Hi : terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas
layanan yang diterima pada Dimensi keandalan.
Berdasarkan tabel di atas didapat Z hitung adalah -5.44,
sedangkan z tabel pada taraf kepercayaan 95% dan uji dua sisi
didapat nilai z tabel adalah 1.96. dari kedua nilai tersebut dapat
diperbandingkan
t hit t tabel
-5.44 > -1.96
Ho di tolak Ho : Diterima Ho
ditolak -5.44 -1.96 0 1.96
cxxiii
Oleh Karena z hitung didaerah Ho ditolak, maka keputusan adalah menolak
Ho, artinya terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas layanan BTN Konvnsional yang diterima pada Dimensi
keandalan. Dan perbedaan itu signifikan secara statistik.
b. Uji Wilcoxon Dimensi Daya Tanggap
TabelTabelTabelTabel 4.22 4.22 4.22 4.22
N Mean Rank
Sum of
Ra
nks
Kenyataan-
Harap
an Negative Ranks 45 23.00 1035.00
Positife Ranks 0 .00 .00
Ties 5
Total 50
Data ini bersumber dari data lapangan
Dari lima puluh responden hasil uji wilcoxon pada dimensi Daya
tanggap hanya 5 nasabah yang menilai kualitas layanan yang
diterima adalah sama, sedangkan 45 nasabah menilai lebih rendah
dari harapannya dan tidak ada satupun nasabah yang menilai lebih
tinggi dari yang diharapkan atau diinginkan.
cxxiv
Negative ranksNegative ranksNegative ranksNegative ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai negative, dalam artian angka sesudah lebih kecil dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 45, berarti terdapat 45 nasabah
menilai kualitas layanan lebih rendah dari yang diharapkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 1035.00, dengan
negative ranks 42 menyebabkan rata-rata ranking (mean rank)
adalah 23.00.
Positive ranksPositive ranksPositive ranksPositive ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai positif, dalam artian angka sesudah lebih besar dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 0, berarti tidak terdapat
nasabah yang menilai kualitas layanan lebih tinggi dari yang
diharapkan atau yang dinginkannya.
TiesTiesTiesTies, yaitu selsisih antara kenyataan dan harapan yang bernilai
sama. Oleh karena hasil adalah 5, berarti terdapat 5 nasabah yang
menilai kualitas layanan sama dengan yang diharapkannya.
Berdasarkan analisis di atas, menunjukkan bahwa kenyataan
kualitas layanan yang diterima oleh mayoritas nasabah KPR BTN
Konvensional pada dimensi daya tanggap ini lebih rendah yaitu
sebear 66 % dari kualitas layanan yang diharapkan 89 %.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah dibangun dapat
digunakan tes statistik pada tabel berikut :
TabelTabelTabelTabel 4.23 4.23 4.23 4.23
K. Andal - H. Andal
cxxv
Z -5.858
Asymp.Sig (2-tailed) .000
Sumber : diolah
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada dimensi daya
tanggap.
Hi : terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas
layanan yang diterima pada dimensi daya tanggap.
Berdasarkan tabel di atas didapat Z hitung adalah -5.85, sedangkan z tabel
pada taraf kepercayaan 95% dan uji dua sisi didapat nilai z tabel
adalah 1.96. dari kedua nilai tersebut dapat diperbandingkan
t hit t tabel
-5.85 > -1.96
cxxvi
Ho di tolak Ho : Diterima Ho
ditolak -5.85 -1.96 0 1.96
Oleh Karena z hitung di daerah Ho ditolak, maka keputusan adalah menolak
Ho, artinya terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada Dimensi daya tanggap
(Responsiveness). Dan perbedaan itu signifikan secara statistik.
c. Uji Wilcoxon Dimensi Keyakinan
TabelTabelTabelTabel 4.23 4.23 4.23 4.23
N Mean Rank
Sum of
Ra
nks
Kenyataan-
Harap
an Negative Ranks 43 22.00 946.00
Positife Ranks 0 .00 .00
Ties 7
Total 50
cxxvii
Data ini bersumber dari data lapangan
Dari lima puluh responden hasil uji wilcoxon pada dimensi
keyakinan hanya 7 nasabah yang menilai kualitas layanan yang
diterima adalah sama, sedangkan 43 nasabah menilai lebih rendah
dari harapannya dan tidak ada satupun nasabah yang menilai lebih
tinggi dari yang diharapkan atau diinginkan.
Negative ranksNegative ranksNegative ranksNegative ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai negative, dalam artian angka sesudah lebih kecil dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 43, berarti terdapat 43 nasabah
menilai kualitas layanan lebih rendah dari yang diharapkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 946.00, dengan
negative ranks 42 menyebabkan rata-rata ranking (mean rank)
adalah 22.00.
Positive ranksPositive ranksPositive ranksPositive ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai positif, dalam artian angka sesudah lebih besar dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 0tidak , maka terdapat nasabah
yang menilai kualitas layanan lebih tinggi dari yang diharapkan
atau yang dinginkannya.
TiesTiesTiesTies, yaitu selsisih antara kenyataan dan harapan yang bernilai
sama. Oleh karena hasil adalah 7, berarti terdapat 7 nasabah yang
menilai kualitas layanan sama dengan yang diharapkannya.
Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa kenyataan
kualitas layanan yang diterima oleh mayoritas nasabah KPR BTN
cxxviii
Konvensional pada dimensi keyakinan ini lebih rendah yaitu
sebesar 70 % dari kualitas layanan yang diharapkan yaitu sebesar
91 %.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah dibangun dapat
digunakan tes statistik pada tabel berikut :
TabelTabelTabelTabel 4.24 4.24 4.24 4.24
K. Andal - H. Andal
Z -5.728
Asymp.Sig (2-tailed) .000
Data ini bersumber dari data lapangan
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada dimensi keyakinan.
Hi : terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas
layanan yang diterima pada dimensi keyakinan.
Berdasarkan tabel di atas didapat Z hitung adalah -5.72, sedangkan z tabel
pada taraf kepercayaan 95% dan uji dua sisi didapat nilai z tabel
adalah 1.96. dari kedua nilai tersebut dapat diperbandingkan
t hit t tabel
cxxix
-5.72 > -1.96
Ho di tolak Ho : Diterima Ho
ditolak -5.72 -1.96 0 1.96
Oleh Karena z hitung di daerah Ho ditolak, maka keputusan adalah menolak
Ho, artinya terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada Dimensi keyakinan
(Assurance). Dan perbedaan itu signifikan secara statistik.
d. Uji Wilcoxon Dimensi Empati
TabelTabelTabelTabel 4.25 4.25 4.25 4.25
N Mean Rank
Sum of
Ra
nks
Kenyataan-
Harap
an Negative Ranks 40 23.08 923.00
Positife Ranks 3 7.67 23.00
Ties 7
Total 50
cxxx
Data ini bersumber dari data lapangan
Dari lima puluh responden hasil uji wilcoxon pada dimensi
empati hanya 7 nasabah yang menilai kualitas layanan yang
diterima adalah sama, sedangkan 40 nasabah menilai lebih rendah
dari harapannya dan 3 nasabah yang menilai lebih tinggi dari yang
diharapkan atau diinginkan.
Negative ranksNegative ranksNegative ranksNegative ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai negative, dalam artian angka sesudah lebih kecil dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 40, berarti terdapat 40 nasabah
menilai kualitas layanan lebih rendah dari yang diharapkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 923.00, dengan
negative ranks 43 menyebabkan rata-rata ranking (mean rank)
adalah 23.08.
Positive ranksPositive ranksPositive ranksPositive ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai positif, dalam artian angka sesudah lebih besar dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 3, maka terdapat 3 nasabah
yang menilai kualitas layanan lebih tinggi dari yang diharapkan
atau yang dinginkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 23.00, dengan positive
ranks 1 menyebabkan rat-rata ranking (mean rank) adalah 7.67.
TiesTiesTiesTies, yaitu selsisih antara kenyataan dan harapan yang bernilai
sama. Oleh karena hasil adalah 7, berarti terdapat 7 nasabah yang
menilai kualitas layanan sama dengan yang diharapkannya.
cxxxi
Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa kenyataan
kualitas layanan yang diterima oleh mayoritas nasabah KPR BTN
Konvensional pada dimensi empati ini lebih rendah yaitu sebesar
68 % dari kualitas layanan yang diharapkan yaitu sebesar 89 %.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah dibangun dapat
digunakan tes statistik pada tabel berikut :
TabelTabelTabelTabel 4.26 4.26 4.26 4.26
K. Andal - H. Andal
Z -5.444
Asymp.Sig (2-tailed) .000
Data ini bersumber dari data lapangan
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada dimensi empati.
Hi : terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas
layanan yang diterima pada dimensi empati.
cxxxii
Berdasarkan tabel di atas, didapat Z hitung adalah -5.44, sedangkan z tabel
pada taraf kepercayaan 95% dan uji dua sisi didapat nilai z tabel
adalah 1.96. dari kedua nilai tersebut dapat diperbandingkan
t hit t tabel
-5.44 > -1.96
Ho di tolak Ho : Diterima Ho
ditolak -5.44 -1.96 0 1.96
Oleh Karena z hitung di daerah Ho ditolak, maka keputusan adalah menolak
Ho, artinya terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kulitas layanan yang diterima pada dimensi empati (emphaty). Dan
perbedaan itu signifikan secara statistik.
e. Uji Wilcoxon Dimensi Fisik Nyata
TabelTabelTabelTabel 4.27 4.27 4.27 4.27
N Mean Rank
Sum of
Ra
nks
Kenyataan- Negative Ranks 42 22.44 942.50
cxxxiii
Harap
an
Positife Ranks 1 3.50 3.50
Ties 7
Total 50
Data ini bersumber dari data lapangan
Dari lima puluh responden hasil uji wilcoxon pada Dimensi
empati hanya 7 nasabah yang menilai kualitas layanan yang
diterima adalah sama, sedangkan 42 nasabah menilai lebih rendah
dari harapannya dan 1 nasabah yang menilai lebih tinggi dari yang
diharapkan atau diinginkan.
Negative ranksNegative ranksNegative ranksNegative ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai negative, dalam artian angka sesudah lebih kecil dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 42, berarti terdapat 44 nasabah
menilai kualitas layanan lebih rendah dari yang diharapkannya.
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 942.50, dengan
negative ranks 43 menyebabkan rata-rata ranking (mean rank)
adalah 22.44.
Positive ranksPositive ranksPositive ranksPositive ranks, yaitu selisih antara kenyataan dan harapan yang
bernilai positif, dalam artian angka sesudah lebih besar dari
sebelum. Oleh karena hasil adalah 1, maka terdapat 1 nasabah
yang menilai kualitas layanan lebih tinggi dari yang diharapkan
atau yang dinginkannya.
cxxxiv
Pada jumlah ranking (sum of ranks) sebesar 3.50, dengan positive
ranks 1 menyebabkan rat-rata ranking (mean rank) adalah 3.50
juga.
TiesTiesTiesTies, yaitu selsisih antara kenyataan dan harapan yang bernilai
sama. Oleh karena hasil adalah 7, berarti terdapat 7 nasabah yang
menilai kualitas layanan sama dengan yang diharapkannya.
Berdasarkan analisis di atas, menunjukkan bahwa kenyataan
kualitas layanan yang diterima oleh mayoritas nasabah KPR BTN
Konvensional pada dimensi fisik nyata ini lebih rendah yaitu
sebesar 72 % dari kualitas layanan yang diharapkan yaitu sebesar
91 %.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah dibangun dapat
digunakan tes statistik pada tabel berikut :
TabelTabelTabelTabel 4.28 4.28 4.28 4.28
K. Andal - H. Andal
Z -5.690
Asymp.Sig (2-tailed) .000
Sumber : diolah
Hipotesis :
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara harapan dengan
kenyataan
cxxxv
kualitas layanan yang diterima pada dimensi Fisik
Nyata.
Hi : Terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas
layanan yang diterima pada dimensi fisik nyata.
Berdasarkan tabel di atas didapat Z hitung adalah -5.69, sedangkan z tabel
pada taraf kepercayaan 95% dan uji dua sisi didapat nilai z tabel
adalah 1.96. dari kedua nilai tersebut dapat diperbandingkan
t hit t tabel
-5.69 > -1.96
Ho di tolak Ho : Diterima Ho
ditolak -5.69 -1.96 0 1.96
Oleh Karena z hitung di daerah Ho ditolak, maka keputusan adalah menolak
Ho, artinya terdapat perbedaan antara harapan dengan kenyataan
kualitas layanan yang diterima pada Dimensi fisik nyata (tangible).
Dan perbedaan itu signifikan secara statistik.
cxxxvi
E. Perbedaan Kualitas Layanan Antara BTN Syariah dengan Kualitas E. Perbedaan Kualitas Layanan Antara BTN Syariah dengan Kualitas E. Perbedaan Kualitas Layanan Antara BTN Syariah dengan Kualitas E. Perbedaan Kualitas Layanan Antara BTN Syariah dengan Kualitas
Layanan di BTN Konvensional.Layanan di BTN Konvensional.Layanan di BTN Konvensional.Layanan di BTN Konvensional.
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara kualitas layanan
yang diberikan kepada nasabah KPR di BTN syariah dengan BTN
konvensional cabang Harmoni – Jakarta maka dilakukan Uji beda dengan
menggunakan analisis T-test, dan hipotesanya adalah :
H0 : p = 0, Terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara kualitas layanan
pada BTN syariah dengan BTN Konvensional Cabang Harmoni – Jakarta.
Ha : P ≠ 0, Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas
layanan pada BTN syariah dengan BTN Konvensioanl Cabang Harmoni –
Jakarta
Dan hasil sebagai berikut :
TabelTabelTabelTabel 4.29 4.29 4.29 4.29
Group Statistics
KV N Mean Std. Deviation
Std. Error
BTN Syariah 50 65.2200 7.76778 1.09853 BS
Konvensional 50 63.0600 10.37149 1.46675
cxxxvii
TabelTabelTabelTabel 4.30 4.30 4.30 4.30
Independent Samples Test
BS
Equal variances
assum
ed
Equal
var
ian
ce
s
not
as
su
me
d
Levene's Test for
Equalit
y of
Varian
ces
F
3.762
Sig. .055
t-test for Equality of
Means
t 1.179 1.179
df 98 90.815
Sig. (2-tailed) .241 .242
Mean Difference 2.16000 2.16000
Std. Error Difference 1.83252 1.83252
95% Confidence Lower -1.47657 -1.48017
cxxxviii
Interval of
the
Difference
Upper 5.79657 5.80017
Berdasarkan tabel di atas, didapat hasil dari t hitung adalah sebesar
1.179, sedangkan t tabel pada taraf kepercayaan 5% pada jumlah sampel
sebanyak 98 (hasil dari 50+50-2 = 98) adalah 1.980. dari kedua nilai
tersebut dapat diperbandingkan :
t hit t tabel
1.179 < 1.980
Oleh karena t hitung lebih kecil dari nilai t tabel, dan berada pada
daerah menerima H0, artinya Menunjukan bahwa terdapat perbedaan
antara kualitas layanan pada BTN syariah dengan BTN Konvensional
Cabang Harmoni – Jakarta dan perbedaan itu tidak signifikan secara
statistik.
Berdasarkan hasil rata-rata, kualitas layanan di BTN Syariah yaitu
sebesar 65,22 dan kualitas layanan di BTN Konvensional sebesar 63,06,
menunjukkan bahwa kualitas layanan di BTN syariah lebih tinggi dari
kualitas layanan di BTN Konvensional sebesar 2,16 (65,22 - 63,06 = 2,16).
Nasabah KPR BTN Syariah cenderung lebih puas dibanding Nasabah
KPR BTN Konvensional dikarenakan kenyataan pelayanan yang diterima
oleh nasabah KPR BTN Syariah lebih tinggi yaitu sebesar 72 % dari
Nasabah KPR BTN Konvensional sebesar 70 %, dan harapan Nasabah
cxxxix
KPR BTN Konvensional lebih tinggi yaitu sebesar 90 % dari harapan
Nasabah KPR BTN Syariah sebesar 89 %.
BAB VBAB VBAB VBAB V
KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARANKESIMPULAN DAN SARAN
A.A.A.A. Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pengujian Hipotesis yang menjadi parameter
kualitas layanan berdasarkan persepsi dan ekspektasi nasabah KPR
pada dua bank yaitu BTN Syariah dan BTN Konvensional cabang Harmoni
Jakarta, adalah sebagai berikut :
e. Berdasarkan analisa deskriptif harapan nasabah KPR BTN Syariah
dan nasabah KPR BTN Konvensional terhadap kualitas layanan pada
masing-masing bank sangat tinggi. Dengan nilai presentase sebesar
89 % dan 90 % yang berarti pelayanan yang diberikan harus terbaik
sehingga menciptakan rasa aman, nyaman, tentram dan adil.
f. Berdasarkan analisa deskriptif kenyataan kualitas layanan yang
diterima oleh nasabah KPR BTN Syariah dan nasabah KPR BTN
cxl
konvensional menunjukan skor rata-rata empat dengan presentase
masing-masing sebesar 72 % dan 70 % yang berarti baik dan dapat
dikatakan puas.
g. Pada BTN Syariah, kemudahan bertransaksi melalui keberadaan
mesin ATM berada pada level cukup baik atau dapat dikatakan cukup
puas bagi nasabah KPR BTN Syariah.
h. Pada BTN Konvensional, kepekaan karyawan terhadap privasi
nasabah KPR berada pada level cukup baik atau dapat dikatakan
cukup puas.
i. Perbedaan pada setiap dimensi yang ada yaitu keandalan, daya
tanggap, keyakinan, empati, dan fisik nyata signifikan dengan tingkat
kpercayaan 95% melalui pengujian Wilcoxon.
j. Dari hasil uji beda didapat bahwa terdapat perbedaan yang tidak
signifikan antara kualitas layanan di BTN syariah dengan kualitas
layanan di BTN Konvensional Cabang Harmoni Jakarta, dalam
melayani nasabah mereka masing-masing dengan hasil sebesar 1,179.
Berdasarkan analisis rata-rata menunjukkan bahwa kualitas layanan di
BTN syariah lebih tinggi yaitu sebesar 65,22 dari kualitas layanan di
BTN Konvensional yaitu sebesar 63,06 dengan selisih nilai rata-rata
sebesar 2,16 .
k. Kenyataan pelayanan yang diterima oleh nasabah KPR BTN Syariah
lebih tinggi yaitu sebesar 72% dari Nasabah KPR BTN Konvensional
sebesar 70%, dan harapan Nasabah KPR BTN Konvensional lebih
cxli
tinggi yaitu sebesar 90% dari harapan Nasabah KPR BTN Syariah
sebesar 89%. Hal ini menunjukkan bahwa Nasabah KPR BTN Syariah
cnderung lebih puas dibanding Nasabah KPR BTN Konvensional.
B.B.B.B. Saran Saran Saran Saran –––– Saran Saran Saran Saran
1. Untuk mempertahankan dan meningkatkan nasabah KPR BTN Syariah
dan nasabah KPR BTN Konvensional, maka bank BTN Syariah dan
BTN konvensional perlu mengadakan peningkatan kualitas layanan
pada lima dimensi tersebut.
2. Berdasarkan kesimpulan No.4, pada dimensi tangible (Fisik Nyata),
ternyata BTN Syariah disarankan untuk dapat meningkatkan
keberadaan mesin ATM untuk lebih mempermudah transaksi KPR
melalui keberadaan mesin ATM, dan juga diharapakan bagi BTN
Syariah untuk menambah kantor cabang pembantu di wilayah yang
jauh dari cabang Harmoni Jakarta.
3. Berdasarkan kesimpulan No.5, ternyata karyawan BTN Konvensional
perlu meningkatkan dimensi empati yaitu lebih peka terhadap privasi
atau masalah-masalah nasabah dan menjaga privasi tersebut dengan
sangat baik.
4. Kualitas layanan merupakan salah satu kunci utama dalam upaya
mengatasi persaingan bisnis, loyalitas nasabah merupakan aset yang
paling berharga bagi bank. maka untuk mempertahankannya, pihak
bank hendaknya melakukan penelitian khsusus dan berkala sebagai
upaya untuk mengetahui kebutuhan, dan harapan nasabah yang
cxlii
berubah-ubah, dan demi untuk meningkatkan kualitas layanan untuk
nasabah mereka masing-masing.
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
AL-Qur’an al-Kariim & Al-Hadits.
cxliii
Jusmaliani, Investasi Syari’ah implementasi Konsep Pada Kenyataan
Empirik, (Yogyakarta, Kreasi Wacana : 2008).
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D” (Bandung :
Alfabeta, 2007).
Jalaluddin ‘Abdurrahman As Suyuti, Jaami’ Al Ahadits: Al Jam’ Al Shagir
Wa Zawaiduhu Wa Al Jami’ Al Kabir, (Beirut: Daar Al Fikri,
1994).
Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktek, (Jakarta
:Gema Insani, 2007), edisi kesebelas.
Arifin, Zainul, Memahami Bank Syari’ah linkup, peluang, tantangan dan
prospek, (Jakarta : Alvabet, 1999), edidi pertama, cet.ke-1.
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah,(Yogyakarta :
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN,2005.
Nazir, Muhammad,. Metode Penelitian. (Jakarta : Omalia Indonesia, 1983).
Sukandarrumidi. Metodologi penelitian Untuk Pemula, (Jakarta : Publishing Media
1998).
cxliv
Karim, A Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta :
PT.Raja Grafindo, 2007).
Dewan Syari’ah nasional MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional.
(Jakrta, MUI Pusat, 2003).
Tjiptono, Fandi, Pemasaran Jasa, (Malang : Bayumedia Publishing, 2005).
Prinsip-prinsip Total Quality Service,(Yogyakarta : Andi,2002),
Sumarni, Murti, manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta: Liberty,2002),
Kotler dan Armstong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta. Gramedia 2003).
“Manajemen Pemasaran”(Jakarta, PT. Indeka, 2005)
Aini, Noryamin. Pengolahan dan Analisis Data kuantitatif Melalui Program Spss.
(Jakarta : Makalah Program Pembekalan Calon PNS UIN Syarif
Hidayatullah : 2004).
Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, (Jakarta : PT.
Gramedia Utama). 2002.
cxlv
Yusuf al-Qardhawi, Muhammad. “Norma dan Etika Ekonomi Islam”
(Jakarta, Gema Insani :2006).
“Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam”,( Rabbani Press
:Jakarta 1998)
Ahmad, Mustaq. Etika Bisnis Dalam Islam,(Jakarta Timur : Pustaka Al-
Kautsar) 2001.
Supramono, Gatot. Perbankan dan Masalah Kredit suatu tinjauan yuridis.
(Djambatan : Jakarta 1996)
Http.www.BUMN Online Development.Com
Http.www.BTN Syari’ah.Com