websitekelasiib.weebly.com · web viewkecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil...

25
MAKALAH MEKANISME PERTAHANAN DIRI OLEH: KELOMPOK :5 1.I Gd. Dodi Artawan (1111 011 053) 2.I Wayan Respaida Arimbawa (1111 011 069) 3.I Kadek Raka (1111 011 085) 4. Ni Putu Erna Wati (1111 011 084) 5. Wayan Wita (1111011089) 6. Ni Made Ayu Narani (1111011086) 7. Wayan Neka riyatna (1111011065) 8. I Made Adnyana (1111011090)

Upload: truongquynh

Post on 15-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

MAKALAH

MEKANISME PERTAHANAN DIRI

OLEH:

KELOMPOK :5

1.I Gd. Dodi Artawan (1111 011 053)

2.I Wayan Respaida Arimbawa (1111 011 069)

3.I Kadek Raka (1111 011 085)

4. Ni Putu Erna Wati (1111 011 084)

5. Wayan Wita (1111011089)

6. Ni Made Ayu Narani (1111011086)

7. Wayan Neka riyatna (1111011065)

8. I Made Adnyana (1111011090)

JURUSAN PENDIDIDKAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

TAHUN AKADEMIK 2012/2013

Page 2: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

Kata Pengantar

Om Swastiastu

Puji syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Ida Sanghyang Widi Wasa karena atas asung kertha waranugraha-NYA penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat padawaktunya.

Makalah ini di buat dengan tujuan agar kita memahami tentang Mekanisme Pertahanan diri

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengakui bahwa kemampuan dalam penulisan makalah ini masih sangat terbatas, namun adanya bantuan dari beberapa pihak yang menjadi faktor penting yang memicu penyelesaian makalah ini. Berkenaan dengan hal tersebut maka penulis mengucapkan trimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis. Maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Singaraja, Maret 2012

Page 3: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

DAFTAR ISI

KataPengantar………………………………………………………………………............ ii

Daftar Isi …………………………………………………………………………............. ..iii

BAB. I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………....1

1.3Tujuan dan Manfaat …………………………………………………………………….....1

BAB. II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Mekanisme pertahanan diri…………………………………........…………...3

2.2. Aspek-aspek mekanisme pertahanan diri............................................................................3

2.3. Hubungan Ego dengan Mekanisme pertahanan diri............................................................6

2.4. Teori klasifikasi mekanisme pertahanan diri.......................................................................7

2.5. Tujuan Mekanisme pertahanan diri...................................................................................17

BAB. III PENUTUP

3.1Kesimpulan……………………………………………………………………..…………14

Daftar Pustaka

BAB I

Page 4: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Maalah

Dalam diri seseorang, selalu terdapat kecemasan-kecemasan terhadap sesuatu hal. Hal ini

juga dapat dialami oleh seorang atlet sekalipun. Kecenderungan perasaan cemas yang

dimiliki atlet pasti memiliki perbedaan dengan kecemasan yang dialami oleh orang yang

memiliki profesi lain. Kecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan

yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta kekhawatiran.

Dalam mengatasi atau bahkan menyembunyikan rasa cemasnya (anxiety) terhadap hal-hal

tersebut, maka timbullah mekanisme pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri ini timbul

akibat dari kecemasan yang tidak dapat teratasi oleh pikiran yang rasional. Oleh sebab itu,

maka dalam ego yang terdapat dalam diri atlet tersebut mencari jalan keluar sendiri untuk

mengatasi kecemasan itu. Ego menggunakan jalan yang tidak realistis guna mengatasi

kecemasan-kecemasan tersebut. Dalam hal ini, mekanisme pertahanan diri yang dilakukan

oleh atlet akan terinvestasi dalam tingkah lakunya, antara lain proyeksi, displacement,

represi, rasionalisasi, kompensasi, dan denial. Dalam makalah ini, penulis menyajikan

beberapa mekanisme pertahanan diri yang telah disebutkan di atas beserta dengan definisi

dan contoh.  

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah yang penulis sajikan dalam makalah ini antara lain:

1. Apa pengertian dari mekanisme pertahanan diri?

2. Aspek-aspek mekanisme pertahanan diri?

3. Bagaimana hubungan ego dengan mekanisme pertahanan diri?

4. Teori Klasifikasi mekanisme petahanan diri?

5. Apa tujuan mekanisme pertahanan diri?

1.3 Tujuan dan Manfaat

2 Untuk mengetahui pengertian dari mekanisme pertahanan diri

3 Mengetahui Aspek-aspek mekanisme pertahanan diri

4 Untuk mengetahui hubungan ego dengan mekanisme pertahanan diri

Page 5: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

5 Untuk mengetahui Teori Klasifikasi mekanisme petahanan diri

6 Untuk mengetahui tujuan mekanisme pertahanan diri

BAB II

Page 6: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mekanisme Pertahanan Diri

Anxiety atau ketakutan, dapat juga diartikan kecemasan, yang terjadi dalam diri

seorang atlet merupakan kecemasan terhadap hal-hal yang akan terjadi atau hal-hal yang

terjadi dalam sebuah pertandingan. Dalam pertandingan, atlet tak hanya mengalami

kecemasan dalam menanti hasil akhir pertandingan yang ia jalani, melainkan juga mengalami

berbagai kecemasan yang berkaitan dengan hubungan yang terjadi dalam sebuah tim, adanya

kecurigaan terhadap lawan, adanya kekhawatiran tentang terjadinya kesalahan-kesalahan

yang mungkin ia perbuat, dan juga kecemasan terhadap segala sesuatu yang membuatnya

tegang dalam menjalani sebuah pertandinga. Untuk mengatasi berbagai kecemasan yang

timbul dalam dirinya, maka seorang atlet akan berusaha untuk menutupi perasaan atau

pikirannya dari segala hal yang menyebabkan kecemasan tersebut. Mekanisme yang

digunakan dalam menutupi perasaan-perasaan cemas tersebut disebut dengan mekanisme

pertahan diri.

 Mekanisme pertahanan diri merupakan mekanisme/alat untuk mempertahankan diri,

dalam hal ini kepribadiannya (Uray Johannes & Mahmud Yunus, 1991;116). Mekanisme

pertahanan diri ini terjadi akibat adanya rasa khawatir akan terancam kamanan pribadinya

dalam diri seorang atlet. Freud, seorang ahli psikoanalitik, menyebutkan bahwa mekanisme

pertahanan diri/mekanisme pertahanan ego terjadi sebagai akibat dari seseorang yang tidak

dapat mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan langsung. Maka

kemudian ego yang terdapat dalam diri seseorang itu akan mengandalkan cara-cara yang

tidak realistis, yakni tingkah laku yang berorientasi pada pertahanan ego.

2.2 Aspek-Aspek Mekanisme Pertahanan Diri

1. RepresiRepresi merupakan paling dasar diantara mekanisme lainnya. Suatu cara pertahanan untuk menyingkirkan dari kesadaran pikiran dan perasaan yang mengancam. Represi terjadi secara tidak disadarai.7 Ini merupakan sarana pertahanan yang biasa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran.2 Mekanisme represi secara tidak sadar menekan pikiran keluar pikiran yang mengganggu, memalukan dan menyedihkan dirinya, dari alam sadar ke alam tak sadar.Bila seseorang bersama-sama dengan saudaranya mengalami sesuatu kecelakaan dan saudaranya kemudian meninggal maka oia merasa “lupa” terhadap kejadian tersebut. Dengan

Page 7: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

cara hynosis atau suntikan Phenobarbital, pengalaman yang direpresi itu dapat dipanggil (di”recall”) dari alam tak sadar kealam sadar.Represi mungkin tidak sempurna bila itu yang terjadi maka hal-hal yang direpresikan akan muncul ke dalam impian, angan-angan, lelucon dan keseleo lidah. Menurut Freud, represi merupakan mekanisme pertahanan yang penting dalam terjadinya neurosis.2. SupresiSuatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari; pengesampingan yang sengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang; kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya.6 Rasa tidak nyaman dirasakan tetapi ditekan.4Perlu dibedakan dengan represi, karena pada supresi seseorang secara sadar menolak pikirannya keluar alam sadarnya dan memikirkan yang lain. Dengan demikian supresi tidak begitu berbahaya terhadap kesehatan jiwa, karena terjadinya dengan sengaja, sehingga ia mengetahui apa yang dibuatnya.3. Penyangkalan (denial)Mekanisme pertahanan ini paling sederhana dan primitive. Penyangkalan berusaha untuk melindungi diri sendiri terhadap kenyataan yang tidak menyenangkan. Hal ini dilakukan dengan cara melarikan diri dari kenyataan atau kesibukan dengan hal-hal lain. Penghindaran penyangkalan aspek yang menyakitkan dari kenyataan dengan menghilangkan data sensoris. Penyangkalan dapat digunakan dalam keadaan normal maupun patologis.4

Sebagai contoh, mereka tidak mau mengerti bahwa dirinya berpenyakit yang berbahaya, menutup mata karena tidak mau melihat sesuatu yang ngeri, tidak mau memikirkan tentang kematian, tidak mau menerima anaknya yang terbelakang dan sebagainya.1,2

4. ProyeksiImpuls internal yang tidak dapat diterima dan yang dihasilkannya adalah dirasakan dan ditanggapi seakan-akan berasal dari luar diri. Pada tingkat psikotik, hal ini mengambil bentuk waham yang jelas tentang kenyataan eksternal,  biasanya waham kejar, dan termasuk persepsi persaan diri sendiri dalam orang lain dan tindakan selanjutnya terhadap persepsi (waham paranoid psikotok). Impuls mungkin berasal dari id atau superego (tuduhan halusinasi) tetapi dapat mengalami tranformasi dalam proses. Jadi menurut analisis Freud tentang proyeksi paranoid, impuls libido, homoseksual dirubah menjadi rasa benci dan selanjutnya diproyeksikan kepada sasaran impuls homoseksual yang tidak dapat diterima.4 Proyeksi merupakan usaha untuk menyalahkan orang lain mengenai kegagalannya, kesulitannya atau keinginan yang tidak baik. Misalnya presentasi olah raga yang kurang baik dengan alasan sedang sakit flu atau tidak naik kelas karena gurunya sentiment. Mekanisme proyeksi ini digunakan oleh pasien yang menyebabkan gejala waham atau pasien paranoid.5. SublimasiSublimasi merupakan dorongan kehendak atau cita-cita yang yang tak dapat diterima oleh norma-norma di masyarakat lalu disalurkan menjadi bentuk lain yang lebih dapat diterima bahkan ada yang mengagumi.2 Orang yang mempunyai dorongan kuat untuk berkelahi disalurkan dalam olah raga keras misalnya bertinju. Dokter yang agresif disalurkan menjadi dokter ahli bedah, mengisap permen sebagai sublimasi kenikmatan menghisap ibu jari.5

6. Reaksi FormasiReaksi formasi atau penyusunan reaksi mencegah keinginan yang berbahaya baik yang diekspresikan dengan cara melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan untuk dilakukannya. Misalnya seorang anak yang iri hati terhadap adiknya, ia memperlihatkan sikap yang sebaliknya, yaitu sangat menyayangi secara berlebihan. Contoh lain seorang yang secara fanatik melarang perjudian dan kejahatan lain dengan maksud agar dapat menekan kecendrungan dirinya sendiri ke arah itu.7. Introyeksi

Page 8: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

Introyeksi akan terjadi bila seseorang menerima dan memasukkan ke dalam penderiannya berbagai aspek keadaan yang akan mengancamnya. Hal ini dimulai sejak kecil, pada waktu seseorang anak belajar mematuhi dan menerima serta kan menjadi milikinya beberapa nilai serta peraturan masyarakat. Lalu ia dapat mengendalikan prilakunya dan dapat mencegah pelanggaran serta hukuman sebagai akibatnya. Dalam pemerintahan dan kekuasaan yang otoriter maka banyak orang mengintroyeksikan nilai-nilai kepercayaan baru sebagai perlindungan terhadap perilaku yang dapat menyusahkan mereka.8. Pengelakan atau salah pindah (Displacement)Terjadi apabila kebencian terhadap seseorang dicurahkan atau “dielakkan” kepada orang atau obyek lain yang kurang membahayakan. Seseorang yang dimarahi oleh atasannya  dielakkan atau dicurahkan kepada istri, anaknya atau pembantunya. Kritik yang distruktif dan desus-desus (gossip) sebagai pembalas dendam merupakan cara yang terselubung dalam menyatakan perasaan permusuhan.9. RasionalisasiRasionalisasi merupakan upaya untuk membuktikan bahwa prilakunya itu masuk akal (rasional) dan dapat disetujui oleh dirinya sendiri dan masyarakat. Contohnya membatalkan pertandingan olah raga dengan alasan sakit dan akan ada ujian, padahal iya takut kalah. Melakukan korupsi dengan alasan gaji tidak cukup.10. SimbolisasiSimbolisasi merupakan suatu mekanisme apabila suatu ide atau obyek digunakan untuk mewakili ide atau obyek lain, sehingga sering dinyatakan bahwa simbolisme merupakan bahasa dari alam tak sadar. Menulis dengan tinta merah merupakan symbol dari kemarahan. Demikian pula warna pakaian, cara bicara, cara berjalan, tulisan dan sebagainya merupakan simbol-simbol yang tak disadarai oleh orang yang bersangkutan.11. KonversiKonversi merupakan proses psikologi dengan menggunakan mekanisme represi, identifikasi, penyangkalan, pengelakan dan simbolis. Suatu konflik yang berakibat penderitaan afek akan dikonversikan menjadi terhambatannya fungsi motorik atau sensorik dalam upayanya menetralisasikan pelepasan afek. Dengan paralisis atau dengan gangguan sensorik, maka konflik dielakkan dan afek ditekan. Hambatan fungsi merupakan symbol dari keinginan yang ditekan. Seringkali konversi memiliki gejala atas dasar identifikasi.12. IdentifikasiIdentifikasi merupakan upaya untuk menambah rasa percaya diri dengan menyamakan diri dengan orang lain atau institusi yang mempunyai nama. Misalnya seseorang yang meniru gaya orang yang terkenal atau mengidentifikasikan dirinya dengan jawatannya atau daerahnya yang maju.13. RegresiRegresi merupakan upaya untuk mundur ke tingkat perkembangan yang lebih rendah dengan respons yang kurang matang dan biasanya dengan aspirasi yang kurang. Contohnya ; anak yang sudah besar mengompol atau mengisap jarinya atau marah-marah seperti anak kecil agar keinginannya dipenuhi.14. KompensasiKompensasi merupakan upaya untuk menutupi kelemahan dengan menonjolkan sifat yang diinginkan atau pemuasan secara frustasi dalam bidang lain. Kompensasi ini dirangsang oleh suatu masyarakat yang bersaing. Karena itu yang bersangkutan sering membandingkan dirinya dengan orang lain. Misalnya karena kurang mampu dalam pelajaran di sekolah dikompensasiakan dalam juara olah raga atau sering berkelahi agar ditakuti.7

15. Pelepasan (Undoing)

Page 9: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

Pelepasan merupakan upaya untuk menembus sehingga dengan demikian meniadakan keinginan atau tindakan yang tidak bermoral. Contohnya, misalnya seorang pedagang yang kurang sesuai dengan etika dalam berdagang akan memberikan sumbangan sumbangan besar untuk usaha social.16. Penyekatan Emosional (Emotional Insulation)Penyekatan emosional akan terjadi apabila seseorang mempunyai tingkat keterlibatan emosionalnya dalam keadaan yang dapat menimbulkan kekecewaan atau yang menyakitkan. Sebagai contoh, melindungi diri terhadap kekecewaan dan penderitaan dengan cara menyerah dan menjadi orang yang menerima secara pasif apa saja yang terjadi dalam kehidupan.17. Isolasi (Intelektualisasi dan disosiasi)Isolisasi merupakan bentuk penyekatan emosional. Misalnya bila orang yang kematian keluarganya maka kesedihan akan dikurangi dengan mengatakan “sudah nasibnya” atau “sekarang sudah tidak menderita lagi”  dan sambil tersenyum.18. Pemeranan (Acting out)Pemeran mempunyai sifat yaitu dapat mengurangi kecemasan yang dibangkitkan oleh berbagai keinginan yang terlarang dengan membiarkan ekspresinya dan melakukannya. Dalam keadaan biasa, hal ini tidak dilakukan. Kecuali bila orang tersebut lemah dalam pengendalian kesusilaannya. Dengan melakukan perbuatan tersebut, maka akan dirasakan sebagai meringankan agar hal tersebut cepat selesai.7

2.3 Hubungan Ego dengan Mekanisme Pertahanan Diri

"Life is not easy", demikian kata Sigmund Freud (1856-1939) yang dikenal sebagai penancang mahzab atau teori Psikoanalisa (Psikodinamika kepribadian). Status internal manusia selalu diselimuti dengan kecemasan sebagai produk dari konflik antar struktur kepribadian yaitu Id, Ego, dan Super Ego. Kemudian termanives ke dalam perilaku kongkrit dalam mekanisme pertahanan diri atau mekanisme pertahanan ego (Ego Defense Mechanism).

The Id (Das Es) adalah Aspek biologis dan merupakan sistem original, suatu realitas psikis yang sesungguhnya (The true psychic reality) dunia Batin atau subyektif manusia dan tidak memiliki koneksi secara langsung dengan realitas obyektif. The Id berisi hal-hal yang dibawa sejak lahir (unsur-unsur biologis), libido seksualitas, termasuk juga instink-instink organisme.

The Ego (Das Ich) adalah aspek psikologis karena adanya kebutuhan sinkronisasi (gateway) antara kebutuhan Id dengan realitas dunia eksternal. Ego bertugas untuk menyelesaikan rangsangan lapar dengan kenyataan tentang objek makanan, sehingga prinsip Ego adalah realitas dunia obyektif.

Super Ego (Das Ueber Ich) adalah aspek sosiologis yang merupakan nilai-nilai tradisional sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya berupa perintah-larangan, ganjaran-hukuman, baik-buruk. Prinsip Super Ego adalah internalisasi norma-norma lingkungan yang berupaya untuk menekan dorongan Id.

Energi Id akan meningkat karena rangsangan (impuls) sehingga menimbulkan ketegangan atau pengalaman yang tidak enak dan menguasai Ego agar bertindak secara kongkrit dalam memenuhi rangsangan tersebut sesegera mungkin. Di sisi lain Super ego berusaha untuk

Page 10: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

menetang dan menguasai Ego agar tidak memenuhi Hasrat dari Id karena tidak sesuai dengan konsepsi Ideal. Dorongan Id yang primitif tersebut bersifat laten pada alam bawah sadar sehingga tidak akan mengendor selama tidak memiliki objek pemuas. Pada taraf-taraf tertentu dorongan ini bisa menjadi distruktif dengan penyimpangan-penyimpangan perilaku.

Ego berdiri di tengah-tengah kekuatan dahsyat kebutuhan biologis dan norma. Ketika terjadi konflik di antara kekuatan-kekuatan ini, ego merasa terjepit dan terancam, serta merasa seolah-olah akan lenyap dan tidak berdaya digilas kedua kekuatan tersebut. Perasaan terjepit dan terancam ini disebut kecemasan (anxiety), sebagai tanda bagi ego bahwa sedang berada dalam bahaya dan berusaha tetap bertahan.

Ada tiga jenis kecemasan tersebut: Pertama, kecemasan realistik, contohnya melihat seekor ular berbisa dihadapan. Kedua, kecemasan moral, ancaman datang dari dunia Super Ego yang telah terinternalisasi, contohnya rasa malu, rasa takut mendapat sanksi, rasa berdosa. Ketiga, kecemasan neurotik, perasaan takut jenis ini muncul akibat impuls-impuls id.

Ego berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan id dan superego. Namun ketika kecemasan begitu menguasai, ego harus berusaha mempertahankan diri. Secara tidak sadar, seseorang akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan atau dengan menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima konsepsi dan tidak terlalu mengancam. Cara ini disebut mekanisme pertahanan diri atau mekanism epertahanan ego (EgoDefenseMechanism).

2.4 Teori Klasifikasi Pertahanan Ego

Daftar mekanisme pertahanan sangat besar dan tidak ada konsensus teoritis pada sejumlah mekanisme pertahanan. Mengklasifikasikan mekanisme pertahanan menurut beberapa sifat mereka (mekanisme yang mendasari yaitu kesamaan atau hubungan dengan kepribadian) telah dicoba. Teori yang berbeda memiliki kategorisasi yang berbeda dan konseptualisasi mekanisme pertahanan. Review besar teori mekanisme pertahanan yang tersedia dari Paulhus, Fridhandler dan Hayes (1997)  dan Cramer (1991). The Journal of Personalitymenerbitkan edisi khusus pada mekanisme pertahanan (1998). 

Otto F. Kernberg (1967) mengembangkan teori organisasi kepribadian yang salah satu konsekuensi mungkin gangguan kepribadian borderline . Teorinya didasarkan pada ego psikologis teori objek hubungan. Organisasi kepribadian borderline berkembang ketika anak tidak dapat mengintegrasikan objek mental yang positif dan negatif bersama-sama. Kernberg memandang penggunaan mekanisme pertahanan primitif sebagai pusat organisasi ini kepribadian. Pertahanan psikologis primitif adalah proyeksi, penolakan, disosiasi atau pemisahan dan mereka disebut batas mekanisme pertahanan. Juga, devaluasi dan identifikasi proyektif dipandang sebagai pertahanan perbatasan. 

Dalam George Vaillant Eman . 's (1977) kategorisasi, pertahanan membentuk sebuah kontinum yang berhubungan dengan tingkat psikoanalisis perkembangan mereka tingkat Vaillant adalah:

Page 11: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

Tingkat I - pertahanan patologis (yaitu psikotik penyangkalan, proyeksi delusi)

Tingkat II - pertahanan belum matang (yaitu fantasi, proyeksi, agresi pasif, bertindak keluar)

Tingkat III - pertahanan neurotik (yaitu intelektualisasi, pembentukan reaksi, disosiasi, perpindahan, represi)

Tingkat IV - pertahanan matang (yaitu humor, sublimasi, penindasan, altruisme, antisipasi)

Robert Plutchik 's (1979) memandang teori pertahanan sebagai turunan dari dasar emosi . Mekanisme Pertahanan dalam teorinya adalah (dalam urutan penempatan dalam model circumplex): Formasi reaksi, penolakan, represi, regresi, kompensasi, proyeksi, pemindahan, intelektualisasi. 

Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental ( DSM-IV ) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association (1994) mencakup sumbu diagnostik sementara untuk mekanisme pertahanan. Klasifikasi ini sebagian besar didasarkan pada pandangan hirarkis Vaillant tentang pertahanan, namun memiliki beberapa modifikasi . Contohnya termasuk: penyangkalan, fantasi, rasionalisasi, regresi, isolasi, proyeksi, dan pemindahan.

Vaillant itu kategorisasi mekanisme pertahana

Tingkat 1 - Patologis

Mekanisme di level ini, ketika mendominasi, hampir selalu adalah sangat patologis . Keempat pertahanan, dalam hubungannya, memungkinkan seseorang untuk secara efektif mengatur ulang pengalaman eksternal untuk menghilangkan kebutuhan untuk mengatasi kenyataan. Para pengguna patologis dari mekanisme ini sering muncul irasional atau gila kepada orang lain. Ini adalah "psikotik" pertahanan, umum di terbuka psikosis . Namun, mereka ditemukan dalam mimpi dan sepanjang masa juga.

Mereka termasuk:

Proyeksi Delusional : delusi terlalu jujur tentang realitas eksternal, biasanya yang bersifat persecutory.

Denial : Penolakan untuk menerima realitas eksternal karena terlalu mengancam; bersitegang terhadap stimulus kecemasan-memprovokasi dengan menyatakan tidak ada; resolusi konflik emosional dan pengurangan kecemasan dengan menolak untuk melihat atau sadar mengakui aspek yang lebih menyenangkan dari realitas eksternal .

Page 12: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

Distorsi : Sebuah kotor membentuk kembali realitas eksternal untuk memenuhi kebutuhan internal.

Memisahkan : Sebuah pertahanan primitif. Impuls negatif dan positif yang memisahkan diri dan tidak terintegrasi. Contoh mendasar: Seorang individu memandang orang lain baik sebagai bawaan yang baik atau jahat bawaan, bukan makhluk terus menerus keseluruhan.

Ekstrim proyeksi : Penolakan terang-terangan terhadap kekurangan moral atau psikologis, yang dianggap sebagai kekurangan dalam individu lain atau kelompok.

Tingkat 2 - belum menghasilkan

Mekanisme ini sering hadir pada orang dewasa. Mekanisme ini mengurangi tekanan dan kecemasan diprovokasi oleh orang-orang yang mengancam atau dengan kenyataan tidak nyaman. Orang yang berlebihan menggunakan pertahanan tersebut terlihat secara sosial tidak diinginkan dalam bahwa mereka belum dewasa, sulit untuk menangani dan serius keluar dari sentuhan dengan realitas. Ini adalah apa yang disebut "belum matang" pertahanan dan berlebihan hampir selalu menyebabkan masalah serius dalam kemampuan seseorang untuk mengatasi secara efektif. Pertahanan ini sering terlihat dalam depresi berat dan gangguan kepribadian.

Mereka termasuk:

Bertindak keluar : ekspresi langsung dari sebuah keinginan tak sadar atau dorongan dalam tindakan, tanpa kesadaran sadar akan emosi yang mendorong bahwa perilaku ekspresif.

Fantasy : Kecenderungan mundur ke fantasi untuk menyelesaikan konflik dalam dan luar.

Idealisasi :. Tanpa sadar memilih untuk melihat individu lain sebagai memiliki kualitas yang lebih positif daripada dia sebenarnya mungkin memiliki

Agresi Pasif : Agresi terhadap orang lain menyatakan secara tidak langsung atau pasif seperti menggunakan penundaan .

Proyeksi : Proyeksi adalah bentuk primitif dari paranoia . Proyeksi juga mengurangi kecemasan dengan memungkinkan ekspresi dari dorongan-dorongan yang tidak diinginkan atau keinginan tanpa menjadi sadar mengetahui mereka; menghubungkan sendiri tidak diakui seseorang yang tidak dapat diterima / tidak diinginkan pikiran dan emosi yang lain; termasuk parah prasangka , parah kecemburuan ,hypervigilance bahaya eksternal, dan "ketidakadilan mengumpulkan ". Hal ini tidak dapat diterima pergeseran pikiran seseorang, perasaan dan

Page 13: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

dorongan dalam diri sendiri ke orang lain, sehingga pikiran-pikiran yang sama, perasaan, keyakinan dan motivasi dianggap dirasuki oleh yang lain.

Identifikasi proyektif : Tujuan dari proyeksi memanggil dalam diri orang justru pikiran, perasaan atau perilaku yang diproyeksikan.

Somatisasi : Transformasi perasaan negatif terhadap orang lain ke dalam perasaan negatif terhadap diri, sakit, sakit, dan kecemasan.

Tingkat 3 - neurotik

Mekanisme ini dianggap neurotik , tetapi cukup umum pada orang dewasa. Pertahanan tersebut memiliki keuntungan jangka pendek dalam mengatasi, tetapi sering dapat menyebabkan masalah jangka panjang dalam hubungan, kerja dan menikmati hidup bila digunakan sebagai gaya utama seseorang untuk mengatasi dunia.

Mereka termasuk:

Pemindahan : Mekanisme Pertahanan yang menggeser impuls seksual atau agresif untuk target yang lebih dapat diterima atau kurang mengancam; mengarahkan emosi ke outlet lebih aman; pemisahan emosi dari objek nyata dan pengalihan emosi yang intens terhadap seseorang atau sesuatu yang kurang menyinggung atau mengancam di Untuk menghindari berurusan langsung dengan apa yang menakutkan atau mengancam. Misalnya, seorang ibu mungkin berteriak pada anaknya karena dia marah dengan suaminya.

Disosiasi : modifikasi drastis sementara identitas pribadi seseorang atau karakter untuk menghindari gangguan emosi; pemisahan atau penundaan perasaan yang biasanya menyertai sebuah situasi atau pikiran.

Hypochondriasis : Sebuah keasyikan yang berlebihan atau khawatir tentang memiliki penyakit serius.

Intelektualisasi : Suatu bentuk isolasi; berkonsentrasi pada komponen intelektual dari sebuah situasi sehingga untuk menjauhkan diri dari kecemasan-memprovokasi emosi yang terkait; pemisahan emosi dari ide; berpikir tentang keinginan di formal, hal afektif hambar dan tidak bertindak atas mereka; menghindari tidak dapat diterima emosi dengan berfokus pada aspek intelektual (misalnya isolasi ,rasionalisasi , ritual , kehancuran , kompensasi , pemikiranmagis).

Isolasi : Pemisahan perasaan dari ide dan aktivitas, misalnya, menggambarkan sebuah pembunuhan dengan rincian grafis tanpa respon emosional.

Page 14: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

Rasionalisasi (membuat alasan) : Dimana seseorang meyakinkan dirinya sendiri bahwa tidak ada yang salah dilakukan dan bahwa semuanya baik-baik saja atau melalui penalaran yang salah dan palsu. Indikator dari mekanisme pertahanan dapat dilihat secara sosial sebagai perumusan alasan nyaman - membuat alasan.

Reaksi formasi : Konversi keinginan sadar atau impuls yang dianggap berbahaya ke kebalikannya; perilaku yang benar-benar kebalikan dari apa yang benar-benar ingin atau merasa; mengambil keyakinan yang berlawanan karena keyakinan yang benar menyebabkan kecemasan. Pertahanan ini dapat bekerja secara efektif untuk mengatasi dalam jangka pendek, tapi akhirnya akan rusak.

Regresi : reversi Sementara ego untuk tahap awal pembangunan daripada penanganan impuls yang tidak dapat diterima dengan cara yang lebih dewasa.

Represi : Proses mencoba untuk mengusir keinginan terhadap naluri menyenangkan, yang disebabkan oleh ancaman penderitaan jika keinginan puas; keinginan tersebut akan dipindahkan ke alam bawah sadar dalam upaya untuk mencegahnya masuk ke kesadaran; naif tampaknya tidak bisa dijelaskan, memori selang atau kurangnya kesadaran akan situasi sendiri dan kondisi;. emosi sadar, tetapi ide di balik itu tidak ada 

Kehancuran : Seseorang mencoba untuk 'pembatalan' pikiran yang tidak sehat, merusak atau mengancam dengan terlibat dalam perilaku sebaliknya.

Penarikan: Penarikan adalah bentuk yang lebih parah pertahanan. Hal ini menuntut menghapus diri dari acara, rangsangan, interaksi, dll di bawah takut teringat pengalaman menyakitkan dan perasaan.

Tingkat 4 - Mature

Ini biasanya ditemukan di antara orang dewasa yang sehat secara emosional dan dianggap dewasa, meskipun banyak memiliki asal-usul mereka dalam tahap belum matang pembangunan. Mereka telah diadaptasi selama bertahun-tahun untuk mengoptimalkan kesuksesan dalam hidup dan hubungan. Penggunaan pertahanan ini meningkatkan kesenangan dan perasaan kontrol. Pertahanan ini membantu kita untuk mengintegrasikan konflik emosi dan pikiran, sementara masih tersisa efektif. Mereka yang menggunakan mekanisme ini biasanya dianggap saleh.

Mereka termasuk:

Altruisme : layanan Konstruktif kepada orang lain yang membawa kesenangan dan kepuasan pribadi.

Page 15: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

Antisipasi : perencanaan yang realistis untuk ketidaknyamanan masa depan.

Humor : ekspresi yang jelas baru ide dan perasaan (terutama yang tidak menyenangkan untuk fokus pada atau terlalu mengerikan untuk dibicarakan) yang memberikan kesenangan kepada orang lain. Pikiran mempertahankan sebagian dari marabahaya bawaan mereka, tetapi mereka "mengitari putaran" oleh gurauan, misalnya Self-bantahan .

Identifikasi : Pemodelan sadar diri seseorang pada karakter orang lain dan perilaku.

Introjeksi : Mengidentifikasi dengan beberapa ide atau obyekbegitu dalam sehingga menjadi bagian dari orang tersebut

Sublimasi : Transformasi emosi negatif atau naluri ke dalam tindakan positif, perilaku, atau emosi.

Pemikiran penindasan : Proses sadar mendorong pemikiran ke prasadar tersebut; keputusan sadar untuk menunda memperhatikan emosi atau kebutuhan untuk mengatasi kenyataan ini; sehingga memungkinkan untuk kemudian mengakses emosi tidak nyaman atau menyusahkan sementara menerima mereka

.2.5 Tujuan Mekanisme Pertahanan Diri

Ego (pribadi) merupakan inti dari kesatuan manusia, dan bila terjadi ancaman terhadap ego hal ini merupakan ancaman terhadap tulang punggung (eksistensi) manusia. Manusia secara bertahap belajar menghadapi mekanisme pembelaan egonya seandainya ada ancaman terhadap keutuhan integritas pribadinya. Mekanisme yang sedemikian ini normal terjadi, kecuali bila sudah sedemikian lanjut sehingga menggangu integritas pribadinya.Mekanisme yang sedemikian ini penting untuk :1.      Memperlunak kegagalan2.      Mengurangi kecemasan3.      Mengurangi perasaan yang menyakitkan4.      Mempertahankan perasaan layak dan harga diri.

Mekanisme pertahanan identifikasi umumnya dipakai untuktiga macam tujuan: 1)

Identifikasi merupakan cara orang dapat memperoleh kembalisesuatu (obyek) yang telah

hilang. Anak yang merasa ditolakorang tuanya cenderung membentuk identifikasi yang

kuatdengan orang tuanya itu dengan harapan dapat memperolehpenerimaan orang tuanya.2)

Identifikasi dipakai untuk mengatasi rasa takut. Anakmengidentifikasi larangan-larangan

orang tuanya agar terhindardari hukuman.3) Melalui identifikasi orang memperoleh informasi

baru denganmencocokkan khayalan mental dengan kenyataan. Berarti orangmenghemat

Page 16: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

waktu dan energi dengan mengambil tingkah laku,sikap, dan gaya orang lain yang telah

terbukti berguna.

Page 17: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

BAB III

PENUTUP

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan

yaitu:

Mekanisme pertahanan yang terdiri dari bermacam-macam cara dan seperti diketahui manusia merupakan mahluk yang tertinggi tingkat perkembangannya sehingga suatu pendektan terhadap manusia harus menyangkut semua unsure baik organik, psikologik dan social. Hal ini dinamakan pendektan holistic.Semua mekanisme pertahanan ini bermaksud untuk mempertahankan keutuhan pribadi dan digunakan dalam berbagai tingkat dengan bermacam-macam cara.Mekanisme pertahanan dapat diangggap normal dan diperlukan atau diinginkan, kecuali bila digunakan secara sangat berlebihan sehingga mengorbankan efisiensi penyesuaian diri dan kebahagiaan individu dan kelompok.Perlu diwaspadai bahwa dengan hanya mengamati satu macam tindakan belum berarti bahwa perilaku tersebut sudah merupakan suatu jenis pembelaan ego. Sebagai contoh, bila seorang terlampau sering memberikan sumbangan sudah berarti pelepasan atau tebusan. Tindakan tersebut perlu dipertimbangan juga kepribadian orang tersebut dan memotivasinya.

Page 18: websitekelasiib.weebly.com · Web viewKecemasan seorang atlet cenderung terletak pada hasil pertandingan yang akan ia capai, ketidakharmonisan hubungan tim, adanya kecurigaan, serta

DAFTAR PUSTAKA

www.google com