uveitis yesi

24
UVEITIS Bola Mata terdiri atas dinding bola mata dan isi bola mata, dimana dinding bola mata terdiri atas sclera dan kornea sedangkan isi bola mata terdiri atas lensa, uvea, badan kaca dan retina. Uvea merupakan lapisan dinding kedua dari bola mata setelah sclera dan tenon. Uvea merupakan jaringan lunak, terdiri dari iris,badan siliar dan koroid. Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris, korpus siliaris, dan koroid) dengan berbagai penyebabnya. Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang mengalami inflamasi biasanya juga ikut mengalami inflamasi. Peradangan pada uvea dapat hanya mengenai bagian depan jaringan uvea atau iris yang disebut iritis. Bila mengenai badan tengah disebut siklitis. Iritis dengan siklitis disebut iridosiklitis atau disebut juga dengan uveitis anterior dan merupakan bentuk uveitis tersering. Dan bila mengenai lapisan koroid disebut uveitis posterior atau koroiditis. Uveitis umumnya unilateral, biasanya terjadi pada dewasa muda dan usia pertengahan. Ditandai adanya riwayat sakit, fotofobia,dan penglihatan yang kabur, mata merah (merah sirkumneal) tanpa tahi mata purulen dan pupil kecil atau ireguler.Berdasarkan reaksi radang, uveitis anterior dibedakan tipe granulomatosa dan non granulomatosa. Penyebab uveitis anterior dapat bersifat eksogen dan endogen. Penyebab uveitis

Upload: yesi-fadilah

Post on 12-Aug-2015

83 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uveitis Yesi

UVEITIS

Bola Mata terdiri atas dinding bola mata dan isi bola mata, dimana dinding bola

mata terdiri atas sclera dan kornea sedangkan isi bola mata terdiri atas lensa, uvea, badan

kaca dan retina. Uvea merupakan lapisan dinding kedua dari bola mata setelah sclera dan

tenon. Uvea merupakan jaringan lunak, terdiri dari iris,badan siliar dan koroid.

Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris, korpus siliaris, dan koroid) dengan

berbagai penyebabnya. Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang mengalami

inflamasi biasanya juga ikut mengalami inflamasi. Peradangan pada uvea dapat hanya

mengenai bagian depan jaringan uvea atau iris yang disebut iritis. Bila mengenai badan

tengah disebut siklitis. Iritis dengan siklitis disebut iridosiklitis atau disebut juga dengan

uveitis anterior dan merupakan bentuk uveitis tersering. Dan bila mengenai lapisan koroid

disebut uveitis posterior atau koroiditis.

Uveitis umumnya unilateral, biasanya terjadi pada dewasa muda dan usia

pertengahan. Ditandai adanya riwayat sakit, fotofobia,dan penglihatan yang kabur, mata

merah (merah sirkumneal) tanpa tahi mata purulen dan pupil kecil atau

ireguler.Berdasarkan reaksi radang, uveitis anterior dibedakan tipe granulomatosa dan

non granulomatosa. Penyebab uveitis anterior dapat bersifat eksogen dan endogen.

Penyebab uveitis anterior meliputi: infeksi, proses autoimun, yang berhubungan dengan

penyakit sistemik, neoplastik dan idiopatik.

Pola penyebab uveitis anterior terus berkembang sesuai dengan perkembangan

teknik pemeriksaan laboratorium sebagai sarana penunjang diagnostik. Lebih dari 75%

uveitis endogen tidak diketahui penyebabnya, namun 37% kasus di antaranya ternyata

merupakan reaksi imunologik yang berkaitan dengan penyakit sistemik. Penyakit sistemik

yang berhubungan dengan uveitis anterior meliputi: spondilitis ankilosa, sindroma Reiter,

artritis psoriatika, penyakit Crohn, kolitis ulserativa, dan penyakit Whipple. Keterkaitan

antara uveitis anterior dengan spondilitis ankilosa pada pasien dengan predisposisi genetik

HLA-B27 positif pertama kali dilaporkan oleh Brewerton et al.

Page 2: Uveitis Yesi

Insidensi uveitis sekitar 15 per 100.000 orang. Sekitar 75% merupakan uveitis

anterior. Sekitar 50% pasien dengan uveitis menderita penyakit sistemik terkait. Di

Amerika Serikat, uveitis merupakan penyebab kebutaan nomor tiga setelah Retinopati

Diabetik dan Degenerasi Macular. Umur penderita biasanya bervariasi antara usia

prepubertal sampai 50 tahun.

Variasi gejala sering dijumpai, hal ini berhubungan dengan faktor penyebabnya dan

dimana kelainan itu terjadi,biasanya pasien datang mengeluh nyeri ocular, Fotofobia,

penglihatan kabur, dan mata merah. Pada pemeriksaan didapatkan tajam penglihatan

menurun, terdapat injeksi siliar, KP, flare, hipopion, sinekia posterior, tekanan intra okuler

bisa meningkat hingga sampai edema macular.

Definisi

Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris, korpus siliaris, dan koroid) dengan

berbagai penyebabnya. Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang mengalami

inflamasi biasanya juga ikut mengalami inflamasi.

Anatomi uvea

Uvea terdiri dari : iris, badan siliaris (corpus siliaria) dan koroid. Bagian ini adalah

lapisan vascular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera. Bagian ini juga ikut

memasok darah ke retina. Iris dan badan siliaris disebut juga uvea anterior sedangkan

koroid disebut uvea posterior. 

Page 3: Uveitis Yesi

Gambar 1. Anatomi mata

Iris adalah lanjutan dari badan siliar ke anterior dan merupakan diafragma yang

membagi bola mata menjadi 2 segmen, yaitu segmen anterior dan segmen posterior, di

tengah-tengahnya berlubang yang disebut pupil. Iris membagi bilik mata depan (camera

oculi anterior) dan bilik mata posterior (camera oculi posterior).  Iris mempunyai

kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar ke dalam bola mata. 

Secara histologis iris terdiri dari stroma yang jarang diantaranya terdapat lekukan-

lekukan dipermukaan anterior yang berjalan radier yang dinamakan kripa. Didalam stroma

terdapat sel-sel pigmen yang bercabang, banyak pembuluh darah dan saraf.

Page 4: Uveitis Yesi

Dipermukaan anterior ditutup oleh endotel terkecuali pada kripta, dimana

pembuluh darah dalam stroma, dapat berhubungan langsung dengan cairan dicamera oculi

anterior, yang memungkinkan percepatan terjadinya pengaliran nutrisi ke coa dan

sebaliknya. Dibagian posterior dilapisi dengan 2 lapisan epitel, yang merupakan lanjutan

dari epitel pigmen retina, warna iris tergantung dari sel-sel pigmen yang bercabang yang

terdapat di dalam stroma yang banyaknya dapat berubah-ubah, sedangkan epitel pigmen

jumlahnya tetap.

Didalam iris terdapat otot sfingter pupil (M.Sphincter pupillae), yang berjalan

sirkuler, letaknya didalam stroma dekat pupil dan dipersarafi oleh saraf parasimpatis, N III.

Selain itu juga terdapat otot dilatator pupil (M. Dilatator pupillae), yang berjalan radier dari

akar iris ke pupil, letaknya di bagian posterior stroma dan diurus saraf simpatis. 

Pasokan darah ke iris adalah dari circulus major iris, kapiler-kapiler iris mempunyai

lapisan endotel yang tidak berlobang. Persarafan iris adalah melalui serat-serat didalam

nervi siliaris. 

Badan Siliar (Corpus Ciliaris) berbentuk segitiga, terdiri dari 2 bagian yaitu: pars

korona, yang anterior bergerigi, panjangnya kira-kira 2mm dan pars plana, yang postrior

tidak bergerigi panjangnya kira-kira 4 mm. Badan siliaris berfungsi sebagai pembentuk

humor aquous. Badan siliar merupakan bagian terlemah dari mata. Trauma, peradangan,

neoplasma didaerah ini merupakan keadaan yang gawat. 

Gambar 2. Srkulasi Humour Aquous

Pada bagian pars korona diliputi oleh 2 lapisan epitel sebagai kelanjutan dari epitel

iris. Bagian yang menonjol (processus ciliaris) berwarna putih oleh karena tidak

mengandung pigmen, sedangkan di lekukannya berwarna hitam, karena mengandung

Page 5: Uveitis Yesi

pigmen. Didalam badan siliaris terdapat 3 macam otot silier yang berjalan radier, sirkuler

dan longitudinal. Dari processus siliar keluar serat-serat zonula zinii yang merupakn

penggantung lensa. Fungsi otot siliar untuk akomodasi. kontraksi atau relaksasi otot-otot

ini mengakibatkan kontraksi dan relaksasi dari kapsula lentis, sehingga lensa menjadi lebih

atau kurang cembung yang berguna pada penglihatan dekat atau jauh. Badan siliar banyak

mengandung pembuluh darah dimana pembuluh darah baliknya mengalirkan darah

ke V.vortikosa. Pada bagian pars plana, terdiri dari satu lapisan tipis jaringan otot dengan

pembuluh darah diliputi epitel. 

Koroid merupakan bagian uvea yang paling luar, terletak antara retina (di sebelah

dalam ) dan sklera (di sebelah luar). Koroid berbentuk mangkuk yang tepi depannya

berada dicincin badan siliar. Koroid adalah jaringan vascular yang terdiri atas anyaman

pembuluh darah. Retina tidak menimpali (overlapping) seluruh koroid, tetapi berhenti

beberapa milimeter sebelum badan siliar. Bagian koroid yang tidak terselubungi retina

disebut pars plana.

Etiologi

Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan badan siliar yang dapat berjalan

akut maupun kronis. Penyebab dari iritis tidak dapat diketahui dengan melihat gambaran

klinisnya saja. Iritis dan iridisiklitis dapat merupakan suatu manifestasi klinik reaksi

imunologik terlambat, dini atau sel mediated terhadap jaringan uvea anterior. Penyebab

terjadinya uveítis anterior dibagi menjadi beberapa golongan yaitu autoimun, injeksi,

keganasan, dan lain- lain.

a. Penyebab autoimun

- Artritis

- Rhematoid juvenile

- Spondilitis ankilosa

- Sindrom reiter

- Kolitis ulseratif

Page 6: Uveitis Yesi

- Uveítis terinduksi lensa

- Sarkoidosis

- Penyakit crohn

- psoriasis

b. Penyebab infeksi

- Sipilis

- Tuberkulosis

- Lepra

- Herpes zooster

- Herpes simpleks

- Onkoserkiasis

- Adenovirus

c. Penyebab keganasan

- Sindrom masquerada

- Retinoblastoma

- Leukemia

- Linfoma

- Melanoma maligna

d. Penyebab lainnya berasal dari :

- Iridopati

- Uveítis traumatika

- Ablatio retina

- Gout

- Crisis glaukomatosiklitik

Page 7: Uveitis Yesi

Selain itu menurut Rosenbaum (2007) etiologi dari uveítis anterior digolongkan menurut

agen penyebab infeksi, seperti dalam tabel berikut :

Tabel 1. Etiologi uveitis anterior menurut golongkan agen penyebab infeksi

BACTERIAL/

SPIROCHETALVIRAL FUNGAL PARASITIC

Atypical mycobacteria

Brucellosis

Cat scratch disease

Leprosy

Leptospirosis

Lyme disease

Propionibacterium

Syphilis

Tuberculosis

Whipple's disease

Cytomegalovirus

Epstein-Barr

Herpes simplex

Herpes zoster

Human T cell leukemia virus

Mumps

Rubeola

Vaccinia

HIV-1

West Nile virus

Aspergillosis

Blastomycosis

Candidiasis

Coccidioido-mycosis

Cryptococcosis

Histoplasmosis

Sporotrichosis

Acanthamoeba

Cystercercosis

Onchocerciasis

Pneumocystis carinii

Toxocariasis

Toxoplasmosis

Klasifikasi

Uveitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada lapisan traktus uvealis

yang meliputi peradangan pada iris, korpus siliaris dan koroid. Klasifikasi uveitis

dibedakan menjadi empat kelompok utama, yaitu klasifikasi secara anatomis, klinis,

etiologis, dan patologis. Penyakit peradangan traktus uvealis umumnya unilateral, biasanya

terjadi pada oreng dewasa dan usia pertengahan. Pada kebanyakan kasus penyebabnya

tidak diketahui.

Page 8: Uveitis Yesi

1. Klasifikasi Anatomis

a) Uveitis anterior

Merupakan inflamasi yang terjadi terutama pada iris dan korpus siliaris atau

disebut juga dengan iridosiklitis.

b) Uveitis intermediet

Merupakan inflamasi dominan pada pars plana dan retina perifer yang disertai

dengan peradangan vitreous.

c) Uveitis posterior

Merupakan inflamasi yang mengenai retina atau koroid.

d) Panuveitis

Merupakan inflamasi yang mengenai seluruh lapisan uvea.

2. Klasifikasi Klinis

a) Uveitis akut

Uveitis yang berlangsung selama < 6 minggu, onsetnya cepat dan bersifat

simptomatik.

b) Uveitis kronik

Uveitis yang berlangsung selama > 6 minggu bahkan sampai berbulan-bulan

atau bertahun-tahun, seringkali onset tidak jelas dan bersifat asimtomatik.

Page 9: Uveitis Yesi

3. Klasifikasi Etiologis

a) Uveitis infeksius

Uveitis yang disebabkan oleh infeksi virus, parasit, dan bakteri

b) Uveitis non-infeksius

Uveitis yang disebabkan oleh kelainan imunologi atau autoimun.

4. Klasifikasi patologis

a) Uveitis non-granulomatosa

Infiltrat dominan limfosit pada koroid

b) Uveitis granulomatosa

Infiltrat dominan sel epiteloid dan sel-sel raksasa multinukleus

PATOFISIOLOGI

Peradangan uvea biasanya unilateral, dapat disebabkan oleh defek langsung suatu

infeksi atau merupakan fenomena alergi. Infeksi piogenik biasanya mengikuti suatu trauma

tembus okuli; walaupun kadang-kadang dapat juga terjadi sebagai reaksi terhadap zat

toksik yang diproduksi mikroba yang menginfeksi jaringan tubuh di luar mata. Uveitis yang

berhubungan dengan mekanisme alergi merupakan reaksi hipersensitifitas terhadap

antigen dari luar (antigen eksogen) atau antigen dari dalam badan (antigen endogen).Dalam

banyak hal antigen luar berasal dari mikroba yang infeksius .Sehubungan dengan hal ini

peradangan uvea terjadi lama setelah proses infeksinya yaitu setelah munculnya

mekanisme hipersensitivitas. 

Radang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya  Blood Aqueous

Barrrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel-sel radang dalam humor akuos

yang tampak pada slitlamp sebagai berkas sinar yang disebuit fler (aqueous flare). Fibrin

dimaksudkan untuk menghambat gerakan kuman, akan tetapi justru mengakibatkan

perlekatan-perlekatan, misalnya perlekatan iris pada permukaan lensa (sinekia posterior).  

nmbn

Page 10: Uveitis Yesi

Gambar 3. Uvea

Sel-sel radang yang terdiri dari limfosit, makrofag, sel plasma dapat membentuk

presipitat keratik yaitu sel-sel radang yang menempel pada permukaan endotel kornea.

Akumulasi sel-sel radang dapat pula terjadi pada tepi pupil disebutkoeppe nodules, bila

dipermukaan iris disebut busacca nodules, yang bisa ditemukan juga pada permukaan lensa

dan sudut bilik mata depan. Pada iridosiklitis yang berat sel radang dapat sedemikian

banyak sehingga menimbulkan hipopion.

Otot sfingter pupil mendapat rangsangan karena radang, dan pupil akan miosis dan

dengan adanya timbunan fibrin serta sel-sel radang dapat terjadi seklusio maupun oklusio

pupil, sehingga cairan di dalam kamera okuli posterior tidak dapat mengalir sama sekali

mengakibatkan tekanan dalam dalam camera okuli posterior lebih besar dari tekanan

dalam camera okuli anterior sehingga iris tampak menggelembung kedepan yang disebut

iris bombe (Bombans). 2,8

Gangguan pada humor akuos terjadi akibat hipofungsi badan siliar menyebabkan

tekanan bola mata turun. Adanya eksudat protein, fibrin dan sel-sel radang dapat

berkumpul di sudut camera okuli anterior sehingga terjadi penutupan kanal schlemm

sehingga terjadi glukoma sekunder.Pada fase akut terjadi glaucoma sekunder karena

gumpalan – gumpalan pada sudut bilik depan,sedang pada fase lanjut glaucoma sekunder

terjadi karena adanya seklusio pupil.Naik turunnya bola mata disebutkan pula sebagai

peran asetilkolin dan prostaglandin.

Page 11: Uveitis Yesi

KLASIFIKASI UVEITIS ANTERIOR

Berdasarkan patologi dapat dibedakan 2 jenis uveitis anterior, yaitu granulomatosa

dan non granulomatosa. Pada jenis non granulomatosa umumnya tidak dapat ditemukan

organisme patogen dan karena berespon baik terhadap terapi kortokosteroid diduga

peradangan ini semacam fenomena hipersensitivitas. Uveitis ini timbul terutama dibagian

anterior traktus yakni iris dan korpus siliaris. Terdapat reaksi radang dengan terlihatnya

infiltrasi sel-sel limfosit dan sel plasma dalam jumlah cukup banyak dan sedikit sel

mononuclear. Pada kasus berat dapat terbentuk bekuan fibrin besar atau hipopion didalam

kamera okuli anterior.

Sedangkan pada uveitis granulomatosa umumnya mengikuti invasi mikroba aktif ke

jaringan oleh organisme penyebab (misal Mycobacterium tuberculosis atau Toxoplasma

gondii). Meskipun begitu patogen ini jarang ditemukan dan diagnosis etiologi pasti jarang

ditegakkan. Uveitis granulomatosa dapat mengenai sembarang traktus uvealis namun lebih

sering pada uvea posterior. Terdapat kelompok nodular sel-sel epithelial dan sel-sel

raksasa yang dikelilingi limfosit di daerah yang terkena. Deposit radang pada permukaan

posterior kornea terutama terdiri atas makrofag dan sel epiteloid. Diagnosis etiologi

spesifik dapat ditegakkan secara histologik pada mata yang dikeluarkan dengan

menemukan kista toxoplasma, basil tahan asam tuberculosis, spirocheta pada sifilis,

tampilan granuloma khas pada sarcoidosis atau oftalmia simpatika dan beberapa penyebab

spesifik lainnya.

Perbedaan uveitis granulomatosa dan non granulomatosa

Non granulomatosa Granulomatosa

Onset Akut Tersembunyi

Sakit Nyata Tidak ada atau ringan

Fotofobia Nyata Ringan

Penglihatan kabur Sedang Nyata

Merah

sirkumkorneal

Nyata Ringan

Page 12: Uveitis Yesi

Perisipitat keratik Putih halus Kelabu besar

Pupil Kecil dan tak teratur Kecil dan tak teratur

(bervariasi)

Synechia posterior Kadang-kadang Kadang-kadang

Nodul iris Kadang-kadang Kadang-kadang

Tempat Uvea anterior Uvea posterior dan posterior

Perjalanan Akut Menahun

Rekurens Sering Kadang-kadang

Sedangkan berdasarkan waktu uveitis anterior dikatakan akut jika terjadi kurang

dari 6 minggu, jika inflamasi kambuh diikuti dengan serangan inisial disebut rekuren akut

dan dikatakan sebagai kronik jika lebih dari 6 minggu.

Beberapa keadaan yang menyebabkan tanda dan gejala yang berhubungan dengan

uveitis anterior akut, yaitu:

1. Traumatic Anterior Uveitis

Trauma merupakan salah satu penyebab Uveitis Anterior, biasanya terdapat

riwayat truma tumpul mata atau adneksa mata. Luka lain seperti luka bakar pada mata,

benda asing, atau abrasi kornea dapat menyebabkan terjadinya Uveitis Anterior. Visual

aquity dan tekanan intraocular mungkin terpengnaruh, dan mungkin juga terdapat

darah pada anterior chamber. 9

2.Idiopathic Anterior Uveitis

Istilah idiopatik dipergunakan pada Uveitis Anterior dengan etiologi yang tidak

diketahui apakah merupakan kelainan sistemik atau traumatic. Diagnosis ini ditegakan

sesudah menyingkirkan penyebab lain dengan anamnesis dan pemeriksaan.9

3.HLA-B27 Associated Uveitis

HLA-B27 mengacu pada spesifik genotype atau chromosome. Mekanisme

pencetus untuk Uveitis Anterior pada pasien dengan genotype seperti ini tidak

diketahui. Ada hubungan yang kuat dengan ankylosing spondylitis, sindrom

Page 13: Uveitis Yesi

Reiter, Inflamatory bowel disease, psoariasis, arthritis, dan Uveitis Anterior yang

berulang. 9

4.Behcet’s Diseases/syndrome

Sebagian besar menyerang laki-laki dewasa muda dari bangsa mediterania atau

jepang. Terdapat trias penyakit Behcets, yaitu akut Uveitis Anterior dan ulkus pada

mulut dan genital. Penyakit behcet yang menyebabkan Uveitis Anterior akut adalah

sangat langka. 

5.Lens Associated Anterior Uveitis

Ada beberapa keadaan yang ditemukan pada peradangan anterior chamberdan

penyebab yang disebabkan oleh keadaan lensa, yaitu : phaco-anaphylactic

andhopthalmitis dan phacogenic (phacotoksik) uveitis; phacolitic glaukoma; dan

UGH syndrome ( Uveitis, Glaukoma dan Hifema).

6.Masquerade syndrome

Merupakan keadaan yang mengancam, seperti lymphoma, leukemia,

retinoblastoma, dan malignant melanoma dari choroid, dapat menimbulkan Uveitis

Anterior.

Beberapa keadaan yang dapat menghasilkan tanda dan gejala yang terdapat pada diagnosis

Uveitis Anterior kronik adalah :

1. Juvenile Rheumatoid Arthritis

Anterior Uveitis terjadi pada penderita JRA yang mengenai beberapa persendian.

Karena kebanyakan dari pasien JRA adalah positif dengan test ANA ( Anti Nuklear

Antibody ), yang merupakan pemeriksaan adjuvant. JRA lebih banyak mengenai anak

perempuan dibanding anak lelaki. Merupakan suatu anjuran pada semua anak yang

menderita JRA untuk diperiksa kemungkinan terdapatnya Uveitis Anterior. 

2. Anterior Uveitis Associated with Primary Posterior Uveitis

Penyakit sistemik, seperti sarcoidosis, toksoplamosis, sipilis, tuberculosis, herpes

zoster, cytomegalovirus, dan AIDS mungkin saja terlibat dalam Uveitis Anterior baik

primer ataupun sekunder dari uveitis posterior.

3. Fuch’s Heterochromatic Iridocyclitis

Merupakan suatu penyakit kronik, biasanya asimptomatik, terdapat 2% pasien

Uveitis Anterior.

Page 14: Uveitis Yesi

MANIFESTASI KLINIS

Keluhan subyektif yang menyertai uveitis anterior adalah nyeri , terutama di bulbus

okuli, sakitnya spontan atau pada penekanan di daerah badan siliar, sakit kepala di kening

yang menjalar ke temporal, fotofobia, bervariasi dan dapat demikian hebat pada uveitis

anterior akut, lakrimasi yang terjadi biasanya sebanding dengan derajat fotofobia,

gangguan visus dan bersifat unilateral. 

Gambar 4. Uveitis anterior granulomatosa dengan muttan-fat keratic presipitat dan nodul

koeepe dan busacca

Riwayat yang berhubungan dengan uveitis adalah usia, kelamin, suku bangsa

penting untuk di catat karena dapat memberikan petunjuk ke arah diagnosis uveitis

tertentu. Riwayat pribadi tentang penderita, yang utama adalah adanya hewan peliharaan

seperti anjing dan kucing, serta kebiasaan memakan daging atau sayuran yang tidak

dimasak termasuk hamburger mentah. Hubungan seks diluar nikah untuk menduga

kemungkinan terinfeksi oleh STD atau AIDS. Penggunaan obat-obatan untuk penyakit

tertentu atau narkoba (intravenous drug induced), serta kemungkinan tertular penyakit

infeksi menular (seperti Tbc) dan terdapatnya penyakit sistemik yang pernah diderita.

Riwayat tentang mata didapatkan apakah pernah terserang uveitis sebelumnya atau

pernah mengalami trauma tembus mata atau pembedahan.

Page 15: Uveitis Yesi

Gambar 5. Uveitis anterior granulomatosa dengan sejumlah nodul busacca pada

permukaan iris dan beberapa muttan fat keratik presipitat pada aspek inferior.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus umumnya normal atau berkurang sedikit.,

konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva dan injeksi siliar, serta kornea keruh karena udem

dan keratik presipitat. Keratik presipitat merupakan kumpulan sel-sel yang menempel

pada endotel kornea, biasanya di bagian bawah. Pada uveitis non granulomatosa, keratik

presipitat berukuran kecil dan sedang berwarna putih. Pada uveitis granulomatosa, keratik

presipitat besar-besar dan lonjong dan dapat menyatu membentuk bangunan yang lebih

besar, sehingga dapat mencapai diameter 1mm. Adanya keratik presipitat dijumpai pada

keratouveitis karena herpes simpleks dan sangat spesifik pada Heterokromik Fuch.

PENATALAKSANAAN

Tujuan terapi uveitis adalah mencegah komplikasi yang mengancam penglihatan,

menghilangkan keluhan pasien, dan jika mungkin mengobati penyebabnya. Ada empat

kelompok obat yang digunakan dalam terapi uveitis, yaitu midriatikum, steroid, sitotoksik,

dan siklosporin. Sedangkan uveitis akibat infeksi harus diterapi dengan antibakteri atau

antivirus yang sesuai.

a. Kortikosteroid topikal, periokuler, sistemik (oral, subtenon, intravitreal) dan

sikloplegia

b. Pemberian antiinflamasi non steroid

c. Pemberian obat jenis sitotoksik seperti ankylating agent (siklofosfamid,

klorambusil), antimetabolit (azatrioprin, metotrexat) dan sel T supresor

Page 16: Uveitis Yesi

(siklosporin)

d. Terapi operatif untuk evaluasi diagnostik (parasentesis, vitreus tap dan biopsi

korioretinal untuk menyingkirkan neoplasma atau proses infeksi) bila

diperlukan.

e. Terapi untuk memperbaiki dan mengatasi komplikasi seperti katarak,

mengontrol glaukoma dan vitrektomi.

f. Midriatikum berfungsi untuk memberikan kenyamanan pada pasien, mencegah

pembentukan sinekia posterior, dan menghancurkan sinekia. Memberikan

kenyamanan dengan mengurangi spasme muskulus siliaris dan sfingter pupil

dengan menggunakan atropin. Atropin tidak diberikan lebih dari 1-2 minggu.

g. Steroid topikal hanya digunakan pada uveitis anterior dengan pemberian steroid

kuat, seperti dexametason, betametason, dan prednisolon. Komplikasi

pemakaian steroid adalah glaukoma, posterior subcapsular cataract, komplikasi

kornea, dan efek samping sistemik

DIAGNOSIS BANDING

Penting untuk menentukan apakah lesi yang terjadi akibat inflamasi, tumor, proses

vaskuler, atau proses degenerasi. Meksipun flare dan sel di COA merupakan tanda utama

uveitis, tapi bukan merupakan suatu tanda diagnostik pasti uveitis karena proses nekrotik

atau metastasis neoplasma juga dapat menyebabkan proses inflamasi. Debris seluler

vitreus juga dapat terjadi akibat proses degeneratif seperti retinitis pigmentosa atau retinal

detachment. Beberapa kelainan yang sering di kelirukan dengan uveitis antara lain :

a. Konjungtivitis dibedakan dengan adanya sekret dan kemerahan pada

konjungtiva

b. Keratitis di bedakan dengan adanya pewarnaan atau defek pada epitel atau

adanya penebalan atau infiltrat pada stroma

c. Glaukoma akut sudut tertutup ditandai dengan peningkatan tekanan intra

okular, kekeruhan dan edema kornea dan sudut bilik mata depan yang

sempit.

KOMPLIKASI

Page 17: Uveitis Yesi

Komplikasi terpeting yaitu terjadinya peningkatan tekanan intraokuler (TIO) akut

yang terjadi sekunder akibat blok pupil (sinekia posterior), inflamasi, atau penggunaan

kortikosteroid topikal. Katarak juga dapat terjadi akibat pemakaian kortikosteroid.

Penggunaan siklopegik dapan mengganggu akomodasi pada pasien yang berusia diatas 45

tahun. Peningkatan TIO dapat menyebabkan atrofi nervus optikus dan kehilangan

penglihatan permanen. Komplikasi lain meliputi corneal band-shape keratopathy, katarak,

pengerutan permukaan makula, edema diskus optikus dan makula, edema kornea, dan

retinal detachment.

PROGNOSIS

Prognosis uveitis tergantung pada banyak hal diantaranya derajat keparahan,

lokasi, dan penyebab peradangan. Secara umum, peradangan yang berat perlu waktu lebih

lama untuk sembuh serta lebih sering menyebabkan kerusakan intraokular dan kehilangan

penglihatan dibandingkan dengan peradangan ringan atau sedang. Selain itu uveitis

anterior cenderung lebih cepat merespon pengobatan dibandingkan dengan uveitis

intermediet, posterior atau difus. Umumnya kasus uveitis anterior prognosisnya baik bila

di diagnosis lebih awal dan diberi pengobatan yang tepat. Prognosis visual pada iritis

kebanyakan pulih dengan baik tanpa adanya katarak, glaukoma dan uveitis posterior.

Keterlibatan retina, koroid atau nervus optikus cenderung memberi prognosis yang lebih

buruk.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Uveitis Yesi

Vaughan & Asbury. 2007. Oftalmologi Umum Edisi 17 (hl 150-153). Jakarta : EGC.

Ilyas, H. Sidarta, prof, dr. 2005. Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 (hl 6-10, 172-174, 199).

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

“Diagnosis etiologik uveitis anterior” (diakses tanggal 23 Juni 2012)

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14DiagnosisEtiologik087.pdf/

14DiagnosisEtiologik087.pdf

“Uveitis Anterior” http://yumizone.wordpress.com/2009/02/24/uveitis-anterior/ (di

akses tanggal 23 Juni 2012)

“Iritis dan Uveitis” http://emedicine.medscape.com/article/798323-overview (di akses

tanggal 23 Juni 2012)