bab i.doc mata uveitis anterior

26
Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020) PENDAHULUAN Bola Mata terdiri atas dinding bola mata dan isi bola mata,dimana dinding bola mata terdiri atas sclera dan kornea sedangkan isi bola mata terdiri atas lensa,uvea,badan kaca dan retina.Uvea merupakan lapisan dinding kedua dari bola mata setelah sclera dan tenon.Uvea merupakan jaringan lunak,terdiri dari iris,badan siliar dan koroid. 7 Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris,korpus siliaris,dan koroid) dengan berbagai penyebabnya.Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang mengalami inflamasi biasanya juga ikut mengalami inflamasi.Peradangan pada uvea dapat hanya mengenai bagian depan jaringan uvea atau iris yang disebut iritis. Bila mengenai badan tengah disebut siklitis.Iritis dengan siklitis disebut iridosiklitis atau disebut juga dengan uveitis anterior dan merupakan bentuk uveitis tersering. Dan bila mengenai lapisan koroid disebut uveitis posterior atau koroiditis. 1,2 Uveitis umumnya unilateral,biasanya terjadi pada dewasa muda dan usia pertengahan. Ditandai adanya riwayat sakit,fotofobia,dan penglihatan yang kabur,mata merah (merah sirkumneal) tanpa tahi mata purulen dan pupil kecil atau ireguler.Berdasarkan reaksi radang, uveitis anterior dibedakan tipe granulomatosa dan non granulomatosa. Penyebab uveitis anterior dapat bersifat eksogen dan endogen. Penyebab uveitis anterior meliputi: infeksi, proses 1

Upload: adi-prasetyo

Post on 29-Jun-2015

501 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

PENDAHULUAN

Bola Mata terdiri atas dinding bola mata dan isi bola mata,dimana dinding bola

mata terdiri atas sclera dan kornea sedangkan isi bola mata terdiri atas lensa,uvea,badan

kaca dan retina.Uvea merupakan lapisan dinding kedua dari bola mata setelah sclera dan

tenon.Uvea merupakan jaringan lunak,terdiri dari iris,badan siliar dan koroid.7

Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris,korpus siliaris,dan koroid) dengan

berbagai penyebabnya.Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang mengalami

inflamasi biasanya juga ikut mengalami inflamasi.Peradangan pada uvea dapat hanya

mengenai bagian depan jaringan uvea atau iris yang disebut iritis. Bila mengenai badan

tengah disebut siklitis.Iritis dengan siklitis disebut iridosiklitis atau disebut juga dengan

uveitis anterior dan merupakan bentuk uveitis tersering. Dan bila mengenai lapisan

koroid disebut uveitis posterior atau koroiditis.1,2

Uveitis umumnya unilateral,biasanya terjadi pada dewasa muda dan usia

pertengahan. Ditandai adanya riwayat sakit,fotofobia,dan penglihatan yang kabur,mata

merah (merah sirkumneal) tanpa tahi mata purulen dan pupil kecil atau

ireguler.Berdasarkan reaksi radang, uveitis anterior dibedakan tipe granulomatosa dan

non granulomatosa. Penyebab uveitis anterior dapat bersifat eksogen dan endogen.

Penyebab uveitis anterior meliputi: infeksi, proses autoimun, yang berhubungan dengan

penyakit sistemik, neoplastik dan idiopatik.1

Pola penyebab uveitis anterior terus berkembang sesuai dengan perkembangan

teknik pemeriksaan laboratorium sebagai sarana penunjang diagnostik. Lebih dari 75%

uveitis endogen tidak diketahui penyebabnya, namun 37% kasus di antaranya ternyata

merupakan reaksi imunologik yang berkaitan dengan penyakit sistemik. Penyakit

sistemik yang berhubungan dengan uveitis anterior meliputi: spondilitis ankilosa,

sindroma Reiter, artritis psoriatika, penyakit Crohn, kolitis ulserativa, dan penyakit

Whipple. Keterkaitan antara uveitis anterior dengan spondilitis ankilosa pada pasien

dengan predisposisi genetik HLA-B27 positif pertama kali dilaporkan oleh Brewerton et

al.1,2

1

Page 2: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

Insidensi uveitis sekitar 15 per 100.000 orang.Sekitar 75% merupakan uveitis

anterior.Sekitar 50% pasien dengan uveitis menderita penyakit sistemik terkait.Di

Amerika Serikat,uveitis merupakan penyebab kebutaan nomor tiga setelah Retinopati

Diabetik dan Degenerasi Macular.Umur penderita biasanya bervariasi antara usia

prepubertal sampai 50 tahun. 1,3

Variasi gejala sering dijumpai, hal ini berhubungan dengan faktor penyebabnya

dan dimana kelainan itu terjadi,biasanya pasien datang mengeluh nyeri

ocular,Fotofobia,penglihatan kabur, dan mata merah.Pada pemeriksaan didapatkan tajam

penglihatan menurun,terdapat injeksi siliar,KP,flare,hipopion,sinekia posterior,tekanan

intra okuler bisa meningkat hingga sampai edema macular.1,2,3

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui secara umum mengenai

definisi, etiologi dan fisiologi anatomi, patofisiologi dan patogenesis, manifestasi klinis,

penegakan diagnosis, penatalaksanaan serta prognosis dari uveitis anterior.

DEFINISI

Uveitis adalah inflamasi traktus uvea (iris,korpus siliaris,dan koroid) dengan berbagai

penyebabnya.Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang mengalami inflamasi

biasanya juga ikut mengalami inflamasi.

ETIOLOGI

Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan badan siliar yang dapat berjalan akut

maupun kronis. Penyebab dari iritis tidak dapat diketahui dengan melihat gambaran

klinisnya saja. Iritis dan iridisiklitis dapat merupakan suatu manifestasi klinik reaksi

imunologik terlambat, dini atau sel mediated terhadap jaringan uvea anterior. Uveitis

anterior dapat disebabkan oleh gangguan sistemik di tempat lain, yang secara hematogen

dapat menjalar ke mata atau timbul reaksi alergi mata.5

Penyebab uveitis anterior diantaranya yaitu: idiopatik; penyakit sistemik yang

berhubungan dengan HLA-B27 seperti; ankylosing spondilitis, sindrom Reiter, penyakit

2

Page 3: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

crohn’s, Psoriasis, herpes zoster/ herpes simpleks, sifilis, penyakit lyme, inflammatory

bowel disease; Juvenile idiopathic arthritis; Sarcoidosis, trauma dan infeksi. 1,3, 4,5,6

ANATOMI FISIOLOGI

Uvea terdiri dari : iris, badan siliaris (corpus siliaria) dan koroid. Bagian ini

adalah lapisan vascular tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan sklera. Bagian ini

juga ikut memasok darah ke retina. Iris dan badan siliaris disebut juga uvea anterior

sedangkan koroid disebut uvea posterior. 6,7

Iris adalah lanjutan dari badan siliar ke anterior dan merupakan diafragma yang

membagi bola mata menjadi 2 segmen, yaitu segmen anterior dan segmen posterior, di

tengah-tengahnya berlubang yang disebut pupil. Iris membagi bilik mata depan (camera

oculi anterior) dan bilik mata posterior (camera oculi posterior). Iris mempunyai

kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar ke dalam bola mata. 5,6

Secara histologis iris terdiri dari stroma yang jarang diantaranya terdapat lekukan-

lekukan dipermukaan anterior yang berjalan radier yang dinamakan kripa. Didalam

stroma terdapat sel-sel pigmen yang bercabang, banyak pembuluh darah dan saraf.

Gambar 1. Anatomi mata

Dipermukaan anterior ditutup oleh endotel terkecuali pada kripta, dimana

pembuluh darah dalam stroma, dapat berhubungan langsung dengan cairan di camera

oculi anterior, yang memungkinkan percepatan terjadinya pengaliran nutrisi ke coa dan

3

Page 4: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

sebaliknya. Dibagian posterior dilapisi dengan 2 lapisan epitel, yang merupakan lanjutan

dari epitel pigmen retina, warna iris tergantung dari sel-sel pigmen yang bercabang yang

terdapat di dalam stroma yang banyaknya dapat berubah-ubah, sedangkan epitel pigmen

jumlahnya tetap.6

Didalam iris terdapat otot sfingter pupil (M.Sphincter pupillae), yang berjalan

sirkuler, letaknya didalam sroma dekat pupil dan dipersarafi oleh saaraf parasimpatis, N

III. Selain itu juga terdapat otot dilatator pupil (M. Dilatator pupillae), yang berjalan

radier dari akar iris ke pupil, letaknya di bagian posterior stroma dan diurus saraf

simpatis. 5,6,7

Pasokan darah ke iris adalah dari circulus major iris, kapiler-kapiler iris

mempunyai lapisan endotel yang tidak berlobang. Persarafan iris adalah melalui serat-

serat didalam nervi siliaris. 7

Badan Siliar (Corpus Ciliaris) berbentuk segitiga, terdiri dari 2 bagian yaitu: pars

korona, yang anterior bergerigi, panjangnya kira-kira 2mm dan pars plana, yang postrior

tidak bergerigi panjangnya kira-kira 4 mm. Badan siliaris berfungsi sebagai pembentuk

humor aquous. Badan siliar merupakan bagian terlemah dari mata. Trauma, peradangan,

neoplasma didaerah ini merupakan keadaan yang gawat. 5

Gambar 2. Srkulasi Humour Aquous

4

Page 5: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

Pada bagian pars korona diliputi oleh 2 lapisan epitel sebagai kelanjutan dari

epitel iris. Bagian yang menonjol (processus ciliaris) berwarna putih oleh karena tidak

mengandung pigmen, sedangkan di lekukannya berwarna hitam, karena mengandung

pigmen. Didalam badan siliaris terdapat 3 macam otot silier yang berjalan radier, sirkuler

dan longitudinal. Dari processus siliar keluar serat-serat zonula zinii yang merupakn

penggantung lensa. Fungsi otot siliar untuk akomodasi. kontraksi atau relaksasi otot-otot

ini mengakibatkan kontraksi dan relaksasi dari kapsula lentis, sehingga lensa menjadi

lebih atau kurang cembung yang berguna pada penglihatan dekat atau jauh. Badan siliar

banyak mengandung pembuluh darah dimana pembuluh darah baliknya mengalirkan

darah ke V.vortikosa. Pada bagian pars plana, terdiri dari satu lapisan tipis jaringan otot

dengan pembuluh darah diliputi epitel. 6,7

PATOFISIOLOGI

Peradangan uvea biasanya unilateral, dapat disebabkan oleh defek langsung suatu

infeksi atau merupakan fenomena alergi. Infeksi piogenik biasanya mengikuti suatu

trauma tembus okuli; walaupun kadang-kadang dapat juga terjadi sebagai reaksi terhadap

zat toksik yang diproduksi mikroba yang menginfeksi jaringan tubuh di luar mata.

Uveitis yang berhubungan dengan mekanisme alergi merupakan reaksi hipersensitifitas

terhadap antigen dari luar (antigen eksogen) atau antigen dari dalam badan (antigen

endogen).Dalam banyak hal antigen luar berasal dari mikroba yang

infeksius .Sehubungan dengan hal ini peradangan uvea terjadi lama setelah proses

infeksinya yaitu setelah munculnya mekanisme hipersensitivitas. 2,8

Radang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya Blood Aqueous Barrrier

sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel-sel radang dalam humor akuos yang

tampak pada slitlamp sebagai berkas sinar yang disebuit fler (aqueous flare). Fibrin

dimaksudkan untuk menghambat gerakan kuman, akan tetapi justru mengakibatkan

perlekatan-perlekatan, misalnya perlekatan iris pada permukaan lensa (sinekia posterior). 2,8

5

Page 6: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

Gambar 3. Uvea

Sel-sel radang yang terdiri dari limfosit, makrofag, sel plasma dapat membentuk

presipitat keratik yaitu sel-sel radang yang menempel pada permukaan endotel kornea.

Akumulasi sel-sel radang dapat pula terjadi pada tepi pupil disebut koeppe nodules, bila

dipermukaan iris disebut busacca nodules, yang bisa ditemukan juga pada permukaan

lensa dan sudut bilik mata depan. Pada iridosiklitis yang berat sel radang dapat

sedemikian banyak sehingga menimbulkan hipopion. 2,8

Otot sfingter pupil mendapat rangsangan karena radang, dan pupil akan miosis

dan dengan adanya timbunan fibrin serta sel-sel radang dapat terjadi seklusio maupun

oklusio pupil, sehingga cairan di dalam kamera okuli posterior tidak dapat mengalir sama

sekali mengakibatkan tekanan dalam dalam camera okuli posterior lebih besar dari

tekanan dalam camera okuli anterior sehingga iris tampak menggelembung kedepan yang

disebut iris bombe (Bombans). 2,8

Gangguan pada humor akuos terjadi akibat hipofungsi badan siliar menyebabkan

tekanan bola mata turun. Adanya eksudat protein, fibrin dan sel-sel radang dapat

berkumpul di sudut camera okuli anterior sehingga terjadi penutupan kanal schlemm

sehingga terjadi glukoma sekunder.Pada fase akut terjadi glaucoma sekunder karena

gumpalan – gumpalan pada sudut bilik depan,sedang pada fase lanjut glaucoma sekunder

terjadi karena adanya seklusio pupil.Naik turunnya bola mata disebutkan pula sebagai

peran asetilkolin dan prostaglandin. 2,8

6

Page 7: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

KLASIFIKASI UVEITIS ANTERIOR

Berdasarkan patologi dapat dibedakan 2 jenis uveitis anterior, yaitu granulomatosa dan

non granulomatosa. Pada jenis non granulomatosa umumnya tidak dapat ditemukan

organisme patogen dan karena berespon baik terhadap terapi kortokosteroid diduga

peradangan ini semacam fenomena hipersensitivitas. Uveitis ini timbul terutama dibagian

anterior traktus yakni iris dan korpus siliaris. Terdapat reaksi radang dengan terlihatnya

infiltrasi sel-sel limfosit dan sel plasma dalam jumlah cukup banyak dan sedikit sel

mononuclear. Pada kasus berat dapat terbentuk bekuan fibrin besar atau hipopion didalam

kamera okuli anterior.

Sedangkan pada uveitis granulomatosa umumnya mengikuti invasi mikroba aktif

ke jaringan oleh organisme penyebab (misal Mycobacterium tuberculosis atau

Toxoplasma gondii). Meskipun begitu patogen ini jarang ditemukan dan diagnosis

etiologi pasti jarang ditegakkan. Uveitis granulomatosa dapat mengenai sembarang

traktus uvealis namun lebih sering pada uvea posterior. Terdapat kelompok nodular sel-

sel epithelial dan sel-sel raksasa yang dikelilingi limfosit di daerah yang terkena. Deposit

radang pada permukaan posterior kornea terutama terdiri atas makrofag dan sel epiteloid.

Diagnosis etiologi spesifik dapat ditegakkan secara histologik pada mata yang

dikeluarkan dengan menemukan kista toxoplasma, basil tahan asam tuberculosis,

spirocheta pada sifilis, tampilan granuloma khas pada sarcoidosis atau oftalmia simpatika

dan beberapa penyebab spesifik lainnya.

Perbedaan uveitis granulomatosa dan non granulomatosa

Non granulomatosa Granulomatosa

Onset Akut Tersembunyi

Sakit Nyata Tidak ada atau ringan

Fotofobia Nyata Ringan

Penglihatan kabur Sedang Nyata

Merah sirkumkorneal Nyata Ringan

7

Page 8: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

Perisipitat keratik Putih halus Kelabu besar

Pupil Kecil dan tak teratur Kecil dan tak teratur (bervariasi)

Synechia posterior Kadang-kadang Kadang-kadang

Nodul iris Kadang-kadang Kadang-kadang

Tempat Uvea anterior Uvea posterior dan posterior

Perjalanan Akut Menahun

Rekurens Sering Kadang-kadang

Sedangkan berdasarkan waktu uveitis anterior dikatakan akut jika terjadi kurang

dari 6 minggu,jika inflamasi kambuh diikuti dengan serangan inisial disebut rekuren akut

dan dikatakan sebagai kronik jika lebih dari 6 minggu.

Beberapa keadaan yang menyebabkan tanda dan gejala yang berhubungan dengan

uveitis anterior akut, yaitu:

1. Traumatic Anterior Uveitis

Trauma merupakan salah satu penyebab Uveitis Anterior, biasanya terdapat

riwayat truma tumpul mata atau adneksa mata. Luka lain seperti luka bakar pada

mata, benda asing, atau abrasi kornea dapat menyebabkan terjadinya Uveitis Anterior.

Visual aquity dan tekanan intraocular mungkin terpengnaruh, dan mungkin juga

terdapat darah pada anterior chamber.

2.Idiopathic Anterior Uveitis

Istilah idiopatik dipergunakan pada Uveitis Anterior dengan etiologi yang tidak

diketahui apakah merupakan kelainan sistemik atau traumatic. Diagnosis ini

ditegakan sesudah menyingkirkan penyebab lain dengan anamnesis dan pemeriksaan.

3.HLA-B27 Associated Uveitis

8

Page 9: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

HLA-B27 mengacu pada spesifik genotype atau chromosome. Mekanisme

pencetus untuk Uveitis Anterior pada pasien dengan genotype seperti ini tidak

diketahui. Ada hubungan yang kuat dengan ankylosing spondylitis, sindrom Reiter,

Inflamatory bowel disease, psoariasis, arthritis, dan Uveitis Anterior yang berulang. 9

4.Behcet’s Diseases/syndrome

Sebagian besar menyerang laki-laki dewasa muda dari bangsa mediterania atau

jepang. Terdapat trias penyakit Behcets, yaitu akut Uveitis Anterior dan ulkus pada

mulut dan genital. Penyakit behcet yang menyebabkan Uveitis Anterior akut adalah

sangat langka.

5.Lens Associated Anterior Uveitis

Ada beberapa keadaan yang ditemukan pada peradangan anterior chamber dan

penyebab yang disebabkan oleh keadaan lensa, yaitu : phaco-anaphylactic

andhopthalmitis dan phacogenic (phacotoksik) uveitis; phacolitic glaukoma; dan

UGH syndrome ( Uveitis, Glaukoma dan Hifema).

6.Masquerade syndrome

Merupakan keadaan yang mengancam, seperti lymphoma, leukemia,

retinoblastoma, dan malignant melanoma dari choroid, dapat menimbulkan Uveitis

Anterior.

Beberapa keadaan yang dapat menghasilkan tanda dan gejala yang terdapat pada

diagnosis Uveitis Anterior kronik adalah :

1. Juvenile Rheumatoid Arthritis

Anterior Uveitis terjadi pada penderita JRA yang mengenai beberapa persendian.

Karena kebanyakan dari pasien JRA adalah positif dengan test ANA ( Anti Nuklear

Antibody ), yang merupakan pemeriksaan adjuvant. JRA lebih banyak mengenai anak

9

Page 10: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

perempuan dibanding anak lelaki. Merupakan suatu anjuran pada semua anak yang

menderita JRA untuk diperiksa kemungkinan terdapatnya Uveitis Anterior.

2. Anterior Uveitis Associated with Primary Posterior Uveitis

Penyakit sistemik, seperti sarcoidosis, toksoplamosis, sipilis, tuberculosis, herpes

zoster, cytomegalovirus, dan AIDS mungkin saja terlibat dalam Uveitis Anterior baik

primer ataupun sekunder dari uveitis posterior.

3. Fuch’s Heterochromatic Iridocyclitis

Merupakan suatu penyakit kronik, biasanya asimptomatik, terdapat 2% pasien

Uveitis Anterior.

MANIFESTASI KLINIS

Keluhan subyektif yang menyertai uveitis anterior adalah nyeri , terutama di

bulbus okuli, sakitnya spontan atau pada penekanan di daerah badan siliar, sakit kepala di

kening yang menjalar ke temporal, fotofobia, bervariasi dan dapat demikian hebat pada

uveitis anterior akut, lakrimasi yang terjadi biasanya sebanding dengan derajat fotofobia,

gangguan visus dan bersifat unilateral. 2

Gambar 4. Uveitis anterior granulomatosa dengan muttan-fat keratic presipitat dan nodul koeepe dan busacca

10

Page 11: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

Riwayat yang berhubungan dengan uveitis adalah usia, kelamin, suku bangsa

penting untuk di catat karena dapat memberikan petunjuk ke arah diagnosis uveitis

tertentu. Riwayat pribadi tentang penderita, yang utama adalah adanya hewan peliharaan

seperti anjing dan kucing, serta kebiasaan memakan daging atau sayuran yang tidak

dimasak termasuk hamburger mentah. Hubungan seks diluar nikah untuk menduga

kemungkinan terinfeksi oleh STD atau AIDS. Penggunaan obat-obatan untuk penyakit

tertentu atau narkoba (intravenous drug induced), serta kemungkinan tertular penyakit

infeksi menular (seperti Tbc) dan terdapatnya penyakit sistemik yang pernah diderita.

Riwayat tentang mata didapatkan apakah pernah terserang uveitis sebelumnya atau

pernah mengalami trauma tembus mata atau pembedahan.2

Gambar 5. Uveitis anterior granulomatosa dengan sejumlah nodul busacca pada permukaan iris dan beberapa muttan fat keratik presipitat pada aspek inferior.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan visus umumnya normal atau berkurang

sedikit., konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva dan injeksi siliar, serta kornea keruh

karena udem dan keratik presipitat. Keratik presipitat merupakan kumpulan sel-sel yang

menempel pada endotel kornea, biasanya di bagian bawah. Pada uveitis non

granulomatosa, keratik presipitat berukuran kecil dan sedang berwarna putih. Pada uveitis

granulomatosa, keratik presipitat besar-besar dan lonjong dan dapat menyatu membentuk

bangunan yang lebih besar, sehingga dapat mencapai diameter 1mm. Adanya keratik

presipitat dijumpai pada keratouveitis karena herpes simpleks dan sangat spesifik pada

Heterokromik Fuch.2,8

Pada kamera okuli anterior terdapat flare, terlihat sebagai peningkatan kekeruhan

dalam humor akuos dalam COA, dapat terlihat dengan menggunakan slitlamp atau lampu

kecil dengan intensitas kuat dengan arah sinar yang kecil sehingga menimbulkan

11

Page 12: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

fenomena Tyndal. Pada uveitis non granulomatosa, reaksi flare sangat menonjol tapi

reaksi sel biasanya terdiri dari sel-sel kecil dan jarang sel besar seperti monosit atau sel

raksasa. Sedangkan pada uveitis granulomatosa, sel besar-besar dan reaksi flare biasanya

sangat ringan. 2,8

Pada iris tampak suram, gambaran radier tak nyata, karena pembuluh darah di iris

melebar, sehingga gambaran kripta tak nyata. Warna iris dapat berubah, kelabu menjadi

hijau, coklat menjadi warna Lumpur. Terdapat nodul iris, ditandai sebagai benjolan di

iris, bila pada tepi pupil disebut nodul koeppe, bila pada permukaan depan iris disebut

nodul busacca. Adanya nodul-nodul tersebut merupakan pertanda uveitis granulomatosa

dan terdapat adanya sinekia posterior.2,8

Tabel 2 Pembagian Uveitis Anterior secara klinis* *

Ringan Sedang BeratKeluhan ringan sampai sedang

VA 20/20 to 20/30

Kemerahan sirkumkornel superficial

Tidak ada KPs (keratic presipitat)

1+ cells and flare

tekanan intraokuler berkurang < 4 mmHg

Keluhan sedang sampai berat

VA from 20/30 to 20/100

Kemerahan sirkumkornel dalam

Tampak KPs

1-3+ cells and flare

Miotic, sluggish pupil

Sinekia posterior ringan

Udem iris ringan

tekanan intraokuler berkurang 3-6 mm Hg

Anterior virtreous cells

Keluhan sedang sampai berat

VA < 20/100

Kemerahan sirkumkornel dalam

Tampak KPs

3-4+ cells and flare

pupil terfiksir

Sinekia posterior (fibrous)

Tidak tampak kripte pada iris

tekanan intraokuler meningkat

cells anterior sedang sampai berat

* Reprinted with permission. Catania LJ. Primary care of the anterior segment,2nd ed. Norwalk, CT: Appleton & Lange, 1995:371.

12

Page 13: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

Pada pupil terjadi miosis, pinggir tak teratur karena adanya sinekia posterio atau seklusio

pupil. Pupil dapat terisi membran yang berwana keputiih-putihan yaitu oklusi pupil. Pada

lensa terdapat uveitis rekurens yang dapat menimbulkan kekeruhan pada bagian belakang

lensa (katarak kortikalis posterior).2,8

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding uveitis anterior adalah konjungtivitis,Keratitis atau

keratokonjungtivitis dan Glukoma akut. Pada konjunctivitis penglihatan tidak kabur,

respon pupil normal, dan umumnya tidak ada rasa sakit, fotofobia, atau injeksi ciliar.

Pada keratitis atau keratokonjunctivitis, penglihartan dapat kabur dan ada rasa

sakit dan fotofobia. Beberapa penyebab keratitis seperti herpes simplek dan zoster dapat

mengenai uveitis anterior sebenarnya. Pada glaucoma akut, pupil melebar, tidak ada

synekia posterior, dan korneanya “beruap”. 7

Gambar 6. Glukoma akut

KOMPLIKASI

Pada uveitis anterior dapat terjadi komplikasi berupa katarak, retinitis proliferans,

ablasi retina, glukoma sekunder yang dapat terjadi pada stadium dini dan stadium lanjut,

13

Page 14: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

pada uveitis anterior dengan visus yang sangat turun, sangat mungkin disertai penyulit

edema macula kistoid. 7,8

Gambar 7: Glaucoma sudut tertutup dan Katarak matur

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanan yang utama untuk uveitis tergantung pada keparahannnya dan

bagian organ yang terkena. Baik pengobatan topical atau oral adalah ditujuan untuk

mengurangi peradangan. Tujuan dari pengobatan uveitis anterior adalah memperbaiki

visual acuity, meredakan nyeri pada ocular, menghilangkan inflamasi ocular atau

mengetahui asal dari peradangannya, mencegah terjadinya sinekia, dan mengatur tekanan

intraocular.

Pengobatan uveitis anterior adalah tidak spesifik, pada umumnya menggunakan

kortikosteroid topical dan cycloplegics agent. Adakalanya steroid atau nonsteroidal anti

inflammatory (NSAIDs) oral dipergunakan.Namun obat-obatan steroid dan

imunosupresan lainnya mempunyai efek samping yang serius, seperti gagal ginjal,

peningkatan kadar gula darah, hipertensi, osteoporosis, dan galukoma, khususnya pada

steroid dalam bentuk pil.

Kortikosteroid

14

Page 15: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

Kortikosteroid topikal adalah terapi awal dan secepatnya diberikan.8 Tujuan

penggunaan kortikosteroid untuk pengobatan uveitis anterior adalah mengurangi

peradangan, yaitu mengurangi produksi eksudat, menstabilkan membran sel,

menghambat penglepasan lysozym oleh granulosit, dan menekan sirkulasi limposit.

Efek terapeutik kortikosteroid topikal pada mata dipengaruhi oleh sifat kornea sebagai

sawar terhadap penetrasi obat topikal ke dalam mata, sehingga daya tembus obat topikal

akan tergantung pada konsentrasi dan frekuensi pemberian, jenis kortikosteroid, jenis

pelarut yang dipakai, bentuk larutan.

Konsentrasi dan frekuensi pemberian, makin tinggi konsentrasi obat dan makin sering

frekuensi pemakaiannya, maka makin tinggi pula efek antiinflamasinya. Peradangan pada

kornea bagian dalam dan uveitis diberikan preparat dexametason, betametason dan

prednisolon karena penetrasi intra okular baik, sedangkan preparat medryson,

fluorometolon dan hidrokortison hanya dipakai pada peradangan pada palpebra,

konjungtiva dan kornea superfisial.

Kortikosteroid tetes mata dapat berbentuk solutio dan suspensi. Keuntungan bentuk

suspensi adalah penetrasi intra okular lebih baik daripada bentuk solutio karena bersifat

biphasic, tapi kerugiannya bentuk suspensi ini memerlukan pengocokan terlebih dahulu

sebelum dipakai. Pemakaian steroid tetes mata akan mengakibatkan komplikasi seperti:

Glaukoma, katarak, penebalan kornea, aktivasi infeksi, midriasis pupil, pseudoptosis dan

lain-lain.

Beberapa kortikosteroid topikal yang tersedia adalah prednisolon acetate 0,125% dan 1%,

prednisolone sodium phospat 0,125% , 0,5%, dan 1%, deksamentason alcohol 0,1%,

deksamethasone sodium phospat 0,1%, fluoromethasone 0,1% dan 0,25%, dan

medrysone 1%.

Cycloplegics dan mydriatics

Semua agent cycloplegic adalah cholinergic antagonist yang bekerja memblokade

neurotransmitter pada bagian reseptor dari sphincter iris dan otot ciliaris. Cycloplegic

mempunyai tiga tujuan dalam pengobatan uveitis anterior, yaitu untuk mengurangi nyeri

15

Page 16: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

dengan memobilisasi iris, mencegah terjadinya perlengketan iris dengan lensa anterior

( sinekia posterior ), yang akan mengarahkan terjadinya iris bombe dan peningkatan

tekanan intraocular, menstabilkan blood-aqueous barrier dan mencegah terjadinya

protein leakage (flare) yang lebih jauh. Agent cycloplegics yang biasa dipergunakan

adalah atropine 0,5%, 1%, 2%, homatropine 2%, 5%, Scopolamine 0,25%, dan

cyclopentolate 0,5%, 1%, dan 2%.

Oral steroid dan Nonsteroidal Anti Inflammatory Drugs

Prednisone oral dipergunakan pada uveitis anterior yang dengan penggunaan

steroid topical hanya berespon sedikit. Penghambat prostaglandin, NSAIDs ( biasanya

aspirin dan ibuprofen ) dapat mengurangi peradangan yang terjadi. Sebagai catatan,

NSAIDs dipergunakan untuk mengurang peradangan yang dihubungkan dengan cystoids

macular edema yang menyertai uveitis anterior.

Pengobatan kortikosteroid bertujuan mengurangi cacat akibat peradangan dan

perpanjangan periode remisi. Banyak dipakai preparat prednison dengan dosis awal

antara 12 mg/kg BB/hari, yang selanjutnya diturunkan perlahan selang sehari (alternating

single dose). Dosis prednison diturunkan sebesar 20% dosis awal selama 2 minggu

pengobatan, sedangkan preparat prednison dan dexametaxon dosis diturunkan tiap 1 mg

dari dosis awal selama 2 minggu.

Indikasi pemberian kortikosteroid sistemik adalah Uveitis posterior, Uveitis bilateral,

Edema macula, Uveitis anterior kronik (JRA, Reiter). Pemakaian kortikosteroid dalam

jangka waktu yang lama akan terjadi efek samping yang tidak diingini seperti Sindrom

Cushing, hipertensi, Diabetes mellitus, osteoporosis, tukak lambung, infeksi, hambatan

pertumbuhan anak, hirsutisme, dan lain-lain.

Pengobatan lainnya

Jika pasien tidak koperatif atau iritis tidak berespon banyak dengan penggunaan

topical steroid, injects subkonjuctival steroid ( seperi celestone ) akan berguna. Depot

16

Page 17: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

steroid seharusnya dihindari pada kasus uveitis sekunder, seperti yang diakibatkan oleh

herpes atau toksoplasmosis karena dapat memperparah. 8

Injeksi peri-okular dapat diberikan dalam bentuk long acting berupa Depo

maupun bentuk short acting berupa solutio. Keuntungan injeksi periokular adalah

dicapainya efek anti peradangan secara maksimal di mata dengan efek samping sistemik

yang minimal.

Indikasi injeksi periokular adalah apabila pasien tidak responsif terhadap

pengobatan tetes mata, maka injeksi periokular dapat dianjurkan, Uveitis unilateral, pre

operasi pada pasien yang akan dilakukan operasi mata, anak-anak, dan komplikasi edema

sistoid makula pada pars planitis. Penyuntikan steroid peri-okular merupakan kontra

indikasi pada uveitis infeksi (toxoplasmosis) dan skleritis.

Lokasi injeksi peri-okular sub-konjuctiva dan sub-tenon steroid repository serta

Injeksi sub-tenon posterior dan retro-bulbar. Keuntungan injeksi sub-konjungtiva dan

sub-tenon adalah dapat mencapai dosis efektif dalam 1 kali pemberian pada jaringan

intraokular selama 24 minggu sehingga tidak membutuhkan pemberian obat yang berkali-

kali seperti pemberian topikal tetes mata. Untuk kasus uveitis anterior berat dapat dipakai

dexametason 24 mg. Injeksi sub-tenon posterior dan retro-bulbar, cara ini dipergunakan

pada peradangan segmen posterior (sklera, koroid, retina dan saraf optik).

Komplikasi injeksi peri-okular adalah Perforasi bola mata, Injeksi yang berulang

menyebabkan proptosis, fibrosis otot ektra okular dan katarak sub-kapsular posterior,

Glaukoma yang persisten terhadap pengobatan, terutama dalam bentuk Depo di mana

dibutuhkan tindakan bedah untuk mengangkat steroid tersebut dari bola mata, Astrofi

lemak sub-dermal pada teknik injeksi via palpebra.

PROGNOSIS

Kebanyakan kasus uveitis anterior berespon baik jika dapat didiagnosis secara

awal dan diberi pengobatan. uveitis anterior mungkin berulang, terutama jika ada

penyebab sistemiknya. Karena baik para klinisi dan pasien harus lebih waspada terhadap

17

Page 18: BAB I.doc mata uveitis anterior

Uveitis Anterior Johan B.W. (406091020)

tanda dan mengobati dengan segera. Prognosis visual pada iritis kebanyak akan pulih

dengan baik, tanp adanya katarak, glaucoma atau posterior uveitis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Gunawan wasisdi, Gambaran Klinis Uveitis Anterior Akua pada HLA B27 Positif, FKUGM, Yogyakarta

2. Ilyas Sidarta, Uveitis Anterior, Ilmu Penyakit Mata, ed II, FKUI, Jakarta: 20023. www_preventblindness. Co.id, Causes of Anterior Uveitis . Accessed. September

th. 2006:1-24. www_nlm.nih.gov. co_id, veitis . Accessed. September th. 2006:1-25. Wijana Nana, Uvea, Ilmu Penyakit Mata, hal 126-1276. K George Roger, MD, Uveitis, Nongranulomatous. www emedicine.co.id,

Accessed. June th. 2005:1-3 7. Vaughan G Daniel,Traktus uvealis&sklera, Oftalmologi Umum ed 14, Widya

Medika, Jakarta: 2000 8. www.emedicine.com

18