tugas ujian stase rehabilitasi medik

10
TUGAS UJIAN STASE REHABILITASI MEDIK 1. Apa yang dimaksud dengan sudut Q angle? Terdapat gaya resultan pada sendi lutut terkait dengan ketegangan dari kelompok otot quadriceps. Gaya resultan tersebut juga dipengaruhi oleh sudut dari panjangnya otot quadriceps terhadap sendi lutut dan gerak dari sendi patellofemoral. Sudut tersebut biasa disebut dengan Q-angle. Q-angle ini di lihat dengan menarik garis maya lurus dari anterior super iliac spine (ASIS) ke titik tengah dari tulang patela dan dari titik tengah patela ke tuberositas tibia. Sudut ini dapat diukur dengan menggunakan goniometer.

Upload: endang-rahayu-fuji-lestary

Post on 19-Jan-2016

120 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ujian rehab medik

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Ujian Stase Rehabilitasi Medik

TUGAS UJIAN STASE REHABILITASI MEDIK

1. Apa yang dimaksud dengan sudut Q angle?

Terdapat gaya resultan pada sendi lutut terkait dengan ketegangan dari

kelompok otot quadriceps. Gaya resultan tersebut juga dipengaruhi oleh sudut dari

panjangnya otot quadriceps terhadap sendi lutut dan gerak dari sendi patellofemoral.

Sudut tersebut biasa disebut dengan Q-angle. Q-angle ini di lihat dengan menarik

garis maya lurus dari anterior super iliac spine (ASIS) ke titik tengah dari tulang

patela dan dari titik tengah patela ke tuberositas tibia. Sudut ini dapat diukur dengan

menggunakan goniometer.

Menurut Grelsamer et.al (2005) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

tidak ada perbedaan sudut q-angle antara pria dan wanita. Namun akan mengalami

perbedaan jika salah satu dari pria atau wanita dengan tinggi badan yang berbeda.

Page 2: Tugas Ujian Stase Rehabilitasi Medik

Karena pada tubuh dengan tinggi 168 sentimeter sudut q-angle berbeda 2 derajat

dibandingkan dengan tubuh yang tingginya lebih dari 168 sentimeter.

Tata Cara pengukuran Q-angle

Nomor Protokol

1 Posisikan pasien berdiri.

2 Letakkan poros goniometer di titik tengah tulang patella.

3 Kemudian menarik garis superior iliac anterior spine (SIAS) ke patela dan

tuberositas tibia ke patella

4 Lihat derajat yang tertera pada goniometer.

2. Bagaimana memeriksa deformitas genue?

Dalam melakukan pemeriksaan fisik, pakaian harus dilepaskan, sehingga

kedua ekstremitas bawah dapat dievaluasi dengan baik. Penilaian dilakukan baik

dalam posisi berdiri, berjalan, ataupun berbaring terlentang (supine) pada meja

pemeriksaan. Pada posisi berdiri, besarnya angulasi dari lutut dapat dinilai dengan dua

cara:

Sudut femoral-tibial: sudut diantara paha dengan tungkai bawah

Pengukuran jarak antara penanda tulang:

o Jarak interkondilar (genu varum): jarak antara kondilus femoral medial pada

lutut.

o Jarak intermaleolar (genu valgum): jarak diantara kedua medial maleolus pada

pergelangan kaki

Setiap pasien harus diperhatikan cara berjalannya, dengan perhatian tertuju

pada lutut ketika fase melangkah untuk menentukan adanya pembentukan sudut ke

lateral (lateral thrust) atau medial (medial thrust). Pasien dengan varus atau valgus

fisiologis pada lutut umumnya tidak terjadi pembentukan sudut. Namun begitu, pada

kondisi patologis, pembentukan sudut biasanya menunjukkan kelemahan ligamen-

ligamen lutut. Kelemahan ligamen meningkatkan potensi untuk bertambahnya

keparahan deformitas. Pada posisi prone/ supine, dapat dinilai rotasi pinggul interna

dan eksterna (torsi femoral) dan aksis paha-kaki (torsi tibia).

Page 3: Tugas Ujian Stase Rehabilitasi Medik

Pada pemeriksaan fisik, diperiksa juga adanya diskrepansi panjang

ekstremitas, dengan pengukuran true length dan apparent length.

3. Interpretasi warna pemeriksaan aspirasi cairan sendi :

Arthrocentesis dilakukan oleh dokter atau paramedik terlatih dengan mengunakan

alat yang steril dan tepat.

Spuit yang digunakan (19/21 untuk sendi besar, 23/25 untuk sendi kecil)

Antikoagulan sodium heparin (penggunaan EDTA menghasilkan kristal

yang akan membingungkan diagnosis, jangan mengunakan oxalate atau

litium heparin)

Gunakan sarung tangan steril

Anastesi lokal (lidokain atau etiklorida spray

Kapas alkohol dan betadin

 Empat tabung penampungan tanpa antikoagulan

Prosedur :

Tentukan tempat, daerah ektensor lebih aman (bebas saraf) dan beri tanda

Atur posisi

Lakukan tindakan aseptik pada lokasi

Anastesi lokal (inflamasi lidokain/prokain dengan jarum halus atau

etiklorida spray)

Tusuk daerah yang sudah ditandai dengan spuit yang berisi 25 U sodium

heparin (dibilas) dan gunakan jarum yang sesuai hingga terasa jarum

menembus membran sinovia (seperti menusuk kertas)

Aspirasi perlahan-lahan (untuk meminimalisasi nyeri)

Penampungan spesimen (sesuai urutan tabung pertama kali diisi) :

1. Tabung I  (tabung heparin ) steril untuk pemeriksaan mikrobiologis

(gram dan biakan)

2. Tabung II (tabung EDTA) untuk pemeriksaan mikroskopis,

memeriksa kristal, dan hitung jenis sel

3. Tabung III (tanpa EDTA) untuk pemeriksaan kimia atau imunologi

dan untuk pemeriksaan makroskopis.

Interpretasi pemeriksaan makroskopis :

Kuning jernih : Arthritis traumatik, Osteoarthritis dan Rheumatoid

Arthritis ringan.

Page 4: Tugas Ujian Stase Rehabilitasi Medik

Kuning keruh : Inflamasi spesifik dan non spesifik, karena

bertambahnya leukosit.

Seperti susu (chyloid) : Arthritis rheumatoid dengan efusi kronis, Pirai

dengan efusi akut dan Obstruksi limfatik dengan efusi.

Purulent : Arthritis septik yang lanjut

Hemoragik : Pada trauma, Hemofilia dan Sinovisitis Vilonodularis

Hemoragik.

Kuning kecokelatan : Pada perdarahan yang telah lama.

4. Efek samping kortikosteroid

Peningkatan berat badan

Moon face

Peningkatan tekanan darah, Menghilangkan kandungan potasium tubuh

Sakit kepala

Kelemahan otot-otot

Peningkatan kadar gula dalam darah

Osteoporosis

Masalah kulit : timbulnya jerawat dan peningkatan rambut pada wajah

Gangguan pencernaan : ulserasi pada lambung dan duodenum

Suasana hati yang tidak stabil

Penyakit mata : Katarak dan Glaukoma

Penurunan sistem kekebalan tubuh

Gangguan menstruasi pada wanita.

5. Jenis alat bantu pada Osteoarthritis Genue

1. Long Leg Brace, adalah alat penguat anggota gerak bawah (tungkai bawah) pada

kondisi poliomyelitis, Genu Varum,Genu valgum,Genu Recurvatum, membantu

mobilitas pasien pasca fracture. Alat ini di desain dengan bahan duraluminium,

stainless steel yang dilengkapi kulit sebagai penguat. Long Leg brace ini memiliki

berbagai jenis type knee joint/axis yang disesuaikan dengan kasus.

Page 5: Tugas Ujian Stase Rehabilitasi Medik

2. Knee Ankle Foot Orthosis (KAFO) Dewasa, ortosis (alat penguat) anggota gerak bawah yang berfungsi untuk membantu mobilitas pasien post fracture, genu varum,genu valgum,genu recurvatum, poliomyelitis. KAFO ini dibuat dari bahan polyetilene dengan side bar duraluminium,stainless steel dan berbagai jenis joint yang disesuaikan dengan kasusnya.

3. Hip Knee Ankle Foot Orthosis (HKAFO), ortosis yang berfungsi untuk membantu mobilitas pasien post fracture, genu varum, genu valgum, poliomyelitis. Dibuat dari bahan duraluminium yang dikombinasikan dengan stainless steel dan tersedia berbagai macam model knee joint.

Page 6: Tugas Ujian Stase Rehabilitasi Medik

4. Hip Knee Ankle Foot Orthosis (HKAFO), alat penguat anggota gerak bawah (tungkai) yangberfungsi untuk membantu mobilitas pasien post fracture/patah tulang, genu varum,genu valgum,poliomyelitis.HKAFO ini dibuat dengan bahan polyetilene yang dirangkai dengan side bar duraluminium .

Page 7: Tugas Ujian Stase Rehabilitasi Medik

5. Grade pada Osteoarthritis pada gambaran radiologis

(A) (B)

(C) (D)

Gambar 7. Kriteri Kellgren and Lawrence(A) Derajat . (B) Derajat 2. (C) Derejat 3. (D )Derajat 4

1. Derajat 0 : radiologi normal.

2. Derajat 1 : penyempitan celah sendi meragukan.

3. Derajat 2 : osteofit dan penyempitan celah sendi yang jelas.

4. Derajat 3 : osteofit sedang dan multipel, penyempitan celah sendi,

sklerosis sedang dan kemungkinan deformitas kontur tulang.

5. Derajat 4 : osteofit yang besar, penyempitan celah sendi yang nyata,

sklerosis yang berat dan deformitas kontur tulang yang nyata.