rehabilitasi penderita ami

Upload: la-ode-rinaldi

Post on 10-Apr-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    1/26

    REHABILITASI MEDIKPADA PENDERITA AMI

    Dr. Siti Hanan Darodjah, Sp.RM

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    2/26

    PROGRAM REHABILITASI MEDIK

    Program rehabilitasi medik pada penderita jantung, menurut WHOadalah :suatu gabungan dari beberapa aktivitas yang diperlukanmengenai kondisi fisik, mental maupun sosial dengan tenaganyasendiri untuk mendapatkan posisi senormal mungkin dalamkehidupan bermasyarakat.

    Prinsip program rehabilitasi medik adalah dilakukan sedinimungkin,dengan memperhatikan ada tidaknya kontraindikasi ataukomplikasi yang mungkin terjadi.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    3/26

    Program rehabilitasi medik yang dilakukan sedini mungkin.Keuntungan sebagai berikut:1. Mengurangi risiko infark berulang (recurrent)2. Mengurangi komplikasi IMA yang mungkin terjadi

    3. Mengurangi terjadinya komplikasi alat penafasan dan tromboemboli4. Mencegah terjadinya katabolisme otot dan gangguan metabolisme

    elektrolit akibat immobilisasi lama.5. Mengurangi beban ekonomi pada penderita dan keluarga dengan

    mengurangi jumlah hari perawatan di rumah sakit

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    4/26

    Program Fase Rehabilitasi:

    1. Rehabilitasi Fase I A

    Rehabilitasi dilakukan ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU).

    Apabila tidak ada penyulit/komplikasi IMA, maka mobilisasi dimulaipada hari kedua.

    Sedangkan penderita IMA dengan aritmia berat,sakit dada yangberlangsung terus atau berulang-ulang, adanya gagal jantung atausyok, mobilisasi dapat dimulai sesudah komplikasidapat diatasi.

    Aktivitas di ICCU bersifat isotonik dengan intensitas rendah yaitu

    1-2 Mets. Misalnya menggerakkan ekstremitas secara aktifsetengah duduk dengan sandaran, duduk dengan sandaran,duduk tanpa sandaran, makan sendiri di tempat tidur, dudukongkang-ongkang di tepi tempat tidur.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    5/26

    Mobilisasi dapat dilakukan apabila:

    Denyut jantung tidak boleh melebihi 120x/menit Tidak ada nyeri dada Tidak sesak nafas, tidak lelah sekali

    Tidak timbul aritmia Pada pemantauan EKG, tidak ada depresi segmen ST Tekanan sistolik tidak menurun lebih dari 15 mmHg Biasanya respon terhadap exercise, sistolik justru sedikit

    meningkat.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    6/26

    2. Rehabilitasi Fase I B

    Yaitu program rehabilitasi yang dilakukan di ruang perawatanrumah sakit, setelah penderita keluar dari ICCU.

    Tujuan program rehabilitasi pada fase ini adalah melanjutkan

    program pada fase I A.

    Program yang diberikan bertujuan untuk menambah fungsikardiovaskuler sampai penderita dapat mencapai taraf melakukanself-care dan melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan, jika

    nanti penderita keluar dari rumah sakit.

    Penderita biasanya dipulangkan pada akhir minggu kedua (harike-14) setelah IMA tanpa komplikasi.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    7/26

    Aktivitas fisik pada fase ini adalah aktivitas fisik dengan intensitasrendah (2-3 Mets) dengan pengawasan fisioterapis.

    Aktivitas yang diberikan adalah kalistenik dengan intensitas rendah

    Untuk mempertahankan tonus otot dan mobilisasi sendi, programberjalan-jalan di dalam ruang perawatan yang secara bertahapdiperpanjang jaraknya.

    Aktivitas isometrik harus dihindari, karena aktivitas ini dapatmenyebabkan kenaikkan tekanan darah dengan tiba-tiba.

    Selama di RS disamping rehabilitasi fisik, dilakukan pula

    rehabilitasi psikik.

    Konsultasi dengan psikolog diperlukan, kalau pada penderitaterlihat adanya ketakutan yang luar biasa terhadap penyakitnya.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    8/26

    Sebelum penderita dipulangkan, dilakukan latihan naik turun tangga.

    Pada waktu penderita dipulangkan, penderita paling sedikit harusdapat melakukan pekerjaan sebesar 3 Mets tanpa keluhan yangberarti.

    Penderita dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) di

    rumah secara mandiri, dapat berjalans

    150 meter, dapatmempergunakan sepeda statis tanpa tahanan selama 5 menit, dandapat melakukan aktivitas kalistenik yang ringan.

    Sebelum atau segera setelah keluar dari rumah sakit, penderitadiminta melakukan Uji Latih Jantung dengan Beban (exercise stress

    test). ULJB merupakan alat bantu yang sangat baik untukmenentukan derajat kemampuan fungsionil maupun tingkatkebugaran penderita dan sebagai alat bantu untuk menentukanprogram rehabilitasi medik.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    9/26

    3. Rehabilitasi Fase II (Rehabilitasi selama masa penyembuhan)

    Yaitu program rehabilitasi yang diberikan pada penderita, setelah

    keluar dari rumah sakit, selama 4-6 minggu di rumah.

    Penyembuhan jaringan infark memerlukan waktu paling cepat 4minggu, umumnya memerlukan waktu 6-8 minggu, dimana jaringaninfark diganti dengan jaringan perut.

    Masa penyembuhan dimulai apabila penderita telah dapat berdiri,berjalan, memanjat tangga satu tingkat.

    Program rehabilitasi direncanakan secara bertahap untukmenambah ketahanan tubuh (endurance).

    Penderita diberi catatan mengenai apa yang boleh dan yang tidakdianjurkan selama di rumah sakit sesuai dengan hasil ULJBsewaktuakan meninggalkan rumah sakit.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    10/26

    Dianjurkan jalan 2 kali sehari, dan bertahap menambah jarak dankecepatan disamping melakukan aktivitas senam/kalistenik ringan.

    Berikan patokan sampai berapakah denyut jantung yang harusdicapai pada saat mencapai tingkat aktivitas diharapkan.

    Selama 3-4 minggu I dari fase ini, aktivitas fisik tidak dipaksakan.

    Pada fase ini selain rehabilitasi fisik dan mental, rehabilitasi sosialdiberikan untuk persiapan kembalinya penderita di masyarakat.

    ULJB sebaiknya dikerjakan kembali setelah 6 minggu dari saattimbulnya IMA guna menilai kapasitas fungsional penderita.

    Penderita dapat bekerja kembali di masyarakat minimal harusmampu melakukan aktivitas sebesar 3-4 Mets, tanpa keluhan.

    Biasanya penderita IMA yang tidak disertai dengan komplikasi,pada akhir minggu ke 6-8 sudah dapat bekerja kembali.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    11/26

    4. Rehabilitasi Fase III (Setelah masa penyembuhan)

    Fase ini dimulai apabila penderita telah kembali bekerja.

    Fase ini, sebaiknya penderita mengikuti program rehabilitasi medik

    melalui berbagai klub jantung yang sudah ada.

    Faktor psikologik dan sosial mempunyai arti penting pada fase ini.

    Penderita harus diberitahu pentingnya untuk mengoreksi/mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada, guna mencegah

    serangan Infark ulangan.

    Penderita juga harus merubah gaya hidupnya ke gaya hidup sehat.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    12/26

    Tahapan rehabilitasi pada IMA:

    Tahap 0:

    Latihan nafas, gerak bebas anggota tubuh / kalau perlu

    latihan pasif.

    Tidur dengan posisi enak untuk mengurangi keluhan.

    Aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) dibantu Perawat /terapis

    Menenangkan penderita yang gelisah, kalau perlu psikolog

    jika pada penderita ditemukan problem emosional lain.

    Tahap ini terutama untuk penderita dengan sakit yang berat, gagaljantung kelas III atau IV, aritmnia, IMA dengan komplikasi atau masih

    nyeri dada.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    13/26

    Tahap I:

    Latihan nafas, latihan aktif anggota gerak (2-4 gerak masing-

    masing) -> 2x / hari.

    Tidur miring-miring atau 1/2 duduk dengan sandaran.AKS masih dibantu.

    Tahap II:

    Duduk dgn sandaran di tempat tidur 3x (10-15 menit) sehari.

    Latihan nafas dan anggota gerak sambil duduk atauberbaring.

    Makan minum dapat sambil duduk, kalau perlu dibantu.

    Tahap III:

    Duduk sendiri tanpa sandaran di tempat tidur 3x (15-20 ment)sehari.

    Latihan nafas dan anggota gerak pada posisi duduk ditambah

    latihan gerak leher dan kepala.

    AKS sambil duduk (makan, minum, cuci muka, gosok gigi,

    berhias, dan lain-lain).

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    14/26

    Tahap IV:

    Duduk ongkang-ongkang di tepi tempat tidur 3x (10-15 menit)

    sehari.

    Duduk sendiri tanpa sandaran di tempat tidur 3x 30 menit

    sehari.

    Latihan-latihan lain ditingkatkan.

    Ke kamar mandi diantar dengan kursi roda.

    AKS masih dibantu.

    Tahap V:

    Berdiri dan berjalan di sekitar tempat tidur (+ 5 meter) 2 x

    sehari.

    Latihan-latihan lain ditingkatkan, masih dalam posisi duduk.

    Makan dan minum dapat dengan duduk di kursi di samping

    tempat tidur.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    15/26

    Tahap VI:

    Jalan di dalam ruangan sejauh 10 m, 2 x sehari.

    Latihan lain tetap. Ke kamar mandi diantar dengan kursi roda, tetapi sudah

    boleh mandi sendiri dengan pengawasan.

    Tahap VII:

    Jalan sejauh 30 m, dilanjutkan dengan senam kalistenik

    sambil berdiri, terutama gerak lengan dan bahu.

    Ke kamar mandi berjalan sendiri, mandi sendiri dengan

    pengawasan.

    Tahap VIII:

    Jalan sejauh 100 m, dilanjutkan dengan senam kalistenik,

    ditambah dengan pergerakan badan.

    AKS ke kamar mandi dengan pengawasan dari jauh

    (penderita lapor kalau akan ke kamar mandi atau WC).

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    16/26

    Tahap IX: Jalan sejauh 300 m, kalistenik ditambah latihan gerak tungkai

    AKS mandiri. Membaca yang ringan-ringan atau melihat

    televisi.

    Tahap X: Jalan sejauh 500 m, intensitas kalistenik ditingkatkan.

    Tahap XI:

    Latihan naik turun tangga sebanyak satu tingkat (misal dari

    lantai 1 ke lantai 2), dengan jumlah anak tangga + 20-25 anaktangga.

    Aktivitas dalam ruangan atau dalam kamar, bebas tetapi hati-

    hati.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    17/26

    Tahap XII:

    Low level atau low grade exercising testing, dengan beban

    60-70% dengan mempergunakan ergocycle.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    18/26

    Rehabilitasi fase IA:

    Dimulai dengan bertahap. Apabila tidak ada keluhan atau tidak ada

    komplikasi, setelah 24 jam dirawat di ICCU, penderita diberikanprogram tahap I.

    Tetapi apabila msih ada keluhan atau terdapat komplikasi, penderitatetap diberikan tahap 0 sampai komplikasi teratasi.

    Penderita dipindahkan ke Unit Penyakit Jantung sesudah tahap IIIatau tahap IV.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    19/26

    Rehabilitasi Fase I B

    Pada tahap XII, dilakukan ULJB pada penderita.

    Penderita dipulangkan dengan program latihan di rumah, berobatjalan di poliklinik jantung.

    Dan 6 minggu pasca serangan dilakukan tes ulang ULJB.

    Penderita dengan komplikasi misalnya gagal jantung atau aritmia,program rehabilitasi disesuaikan.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    20/26

    Rehabilitasi Fase II: Aktivitas umum 2 minggu pertama, lebih kurang sama dengan hari-

    hari akhir di rumah sakit.

    Latihan kalistenik dan jalan sejauh yang terakhir dilakukan di rumahsakit pada tempat yang datar. Usahakan aktivitas tanpa beban/melawan gravitasi.

    Sesudah 2 miggu pertama, tidak keluhan, penderita diperbolehkanbepergian di sekitar rumah, mulai dari yang dekat dahulu.

    Aktivitas dan latihan sedikit demi sedikit dinaikkan sampaimencapai target sesuai hasil ULJB sewaktu keluar dari rumah sakit

    . 6 minggu pasca serangan ULJB diulang,menilai hasil pengobatan

    dan hasil latihan. Sehingga dengan hasil ULJB ini, dapatditentukan program selanjutnya termasuk program rehabilitasi

    pekerjaan.

    Pada fase ini, penderita dapat berlatih sendiri di rumah, atau

    berlatih di klub Jantung Sehat yang ada. Selanjutnya ULJB

    ,dapat diulang setiap 3 bulan, untuk memantau kesehatan penderita

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    21/26

    Pengelolaan PJI Pasca Infark

    Tujuan pengelolaan PJI pasca infark adalah mencegah terjadinyainfark ulangan.

    Sejumlah besar penderita pasca infark miokard (PIM), tidakmengalami nyeri dada dan biasa disebut sebagai silent myocardial

    infarction.

    Pengelolaan penderita PIM setelah keluar dari rumah sakitmerupakan hal yang penting.Karena 10% penderita akanmeninggal pada tahun pertama dan 5% pada tahun kedua.

    Risiko kematian terbesar terjadi pada awal-awal meninggalkanrumah sakit, dimana 1/3 kematian pada tahun pertama terjadi padabulan pertama, dan kematian pada tahun pertama terjadi pada3 bulan pertama.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    22/26

    Kematian pada umumnya disebabkan oleh fibrasi ventrikelmenyebabkan kematian mendadak.

    ULJB dalam hal ini merupakan pemeriksaan yang baik untukmenemukan adanya iskemia pasca infark, ULJB biasa dilakukan 3atau 6 minggu pasca infark.

    Dalam ULJB, apabila tidak mampu mencapai 4 Mets atau terdapatdepresi segmen ST > 2mm, mortalitas dalam satu tahun mencapai6-11%. Sedang bila mencapai beban 4 Mets tanpa depresi segmenST, maka dalam satu tahun hanya 3%.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    23/26

    Pada saat penderita akan keluar rumah sakit dilakukan ULJBdengan beban sub maksimal (HR Limited).

    ULJB tersebut bertujuan di samping untuk stratifikasi risiko, jugauntuk mengetahui kapasitas fungsional.

    Dengan mengetahui kapasitas fungsional penderita, bisa diberikanprogram aktivitas fisik dengan lebih tepat yaitu memberikan

    petunjuk kepada penderita mengenai hal-hal yang boleh dikerjakandan yang tidak boleh dikerjakan.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    24/26

    Dalam memberikan program tersebut, perlu diketahui aktivitaskehidupan sehari-hari berdasarkan kebutuhan MET(1 MET : jumlah

    oksigen yang dibutuhkan pada saat istirahat: 3,5 cc/kg BB/menit):

    1. Minimal activities: membutuhkan kurang dari 1,5 MET. Contoh:duduk di tempat tidur, setengah duduk dengan sandaran. Makan ditempat tidur, dan melakukan percakapan.

    2. Light activities (1,5-2,5 METs): transfer dari tempat tidur ke kursi,

    menggunakan dan melepas pakaian, mencuci tangan dan muka ditempat tidur.

    3. Moderate activities (2,5-3,5 METs): menyiapkan makan, berjalandengan kecepatan 2-2,5 mil / jam.

    4. Heavy activities (3,5-5 METs): hubungan seks termasuk kategori

    aktivitas berat jantung.5. Severe activities (5,0-7,0 METs): naik turun tangga, berjalandengan kecepatan 3,5 mil / jam.

    6. Excessively severe activities (lebih dari 7,0 METs): naik turuntangga, bersepeda cepat, jogging dengan kecepatan 5 mil / jam.

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    25/26

    Kebutuhan MET untuk beberapa aktivitas:

    Aktivitas METs

    Bekerja dengan duduk 1,5-2

    Menggunakan dan melepas pakaian 2-2,3

    Setir mobil 2

    Memancing 2-4

    Berkebun 3-8

    Pekerjaan rumah: Ringan

    Berat

    2-4

    3-6

    Naik tangga > 8 anak tangga 5-5,5

    Cuci muka, tangan 2

    Cuci pakaian 2,5-3,5Bersepeda 5,5 mil / jam 3,5

    Badminton 5-9

    Sexual intercourse 5-5,5

  • 8/8/2019 Rehabilitasi Penderita AMI

    26/26

    Penderita penyakit jantung digolongkan berdasarkan klasifikasifungsional serta beban kerja maksimal yang bisa dicapai sebagai

    berikut:Kelas

    Fungsional

    Beban Kerja METs

    I Tidak ada pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas biasa tak

    menyebabkan kelelahan berlebihan, berdebar-debar, sesak

    napas atau nyeri angina

    7

    II Sedikit pembatasan pada aktivitas fisik. Dengan istirahat

    keluhan hilang. Aktivitas yang biasa sudah menyebabkan

    kelelahan, sesak napas dan nyeri angina.

    5-6

    III Pembatasan nyata dalam aktivitas fisik. Dengan istirahat

    merasa enak. Aktivitas yang lebih ringan dari biasanya sudah

    menyebabkan kelelahan, berdebar-debar, sesak napas, dan

    nyeri.Bisa melakukan AKS sendiri atau dibantu.

    3-4

    IV Ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik apapun tanpa

    menimbulkan keluhan.

    Setiap peningkatan aktivitas dari keadaan ini akan

    menyebabkan keluhan bertambah.

    1-2