transfusi darah
TRANSCRIPT
TRANSFUSI DARAH
PENGERTIAN
Transfusi darah adalah proses mentransfer
darah atau darah berbasis produk dari satu
orang ke dalam sistem peredaran darah orang
lain.
Hb < 8 g/dl Pre operasi Tanpa iskemi
Hb< 8 g/dl
Dengan iskemi Hb<
10 g/dl
INDIKASI TRANFUSI
SARAT DONOR
Keadan umum baik
Usia 17-65 tahun
BB 50 kg atau lebih
Tidak demam < 37,5’C
Denyut nadi normal (reguler, normokardi)
Tekanan darah :
- terendah 90/50 mmHg
- tertinggi 180/100 mmHg
Donor terakhir 8 minggu
Tidak hamil
Bukan tuberkulosis aktif
Bukan asma bronkiale simtomatik
Paska pembedahan :
1. 6 (enam) bulan setelah operasi
2. Luka operasi sembuh dari operasi kecil
3. 3 (tiga) hari setelah ektraksi gigi
Tidak ada riwayat perdarahan abnormal
Tidak ada riwayat kejang
DONOR SETELAH IMUNISASI
1. Tidak ada gejala setelah tindakan
2. Vaksinasi
- cacar : setelah suntikan reda
- Campak, gondong, demam kuning, polio : 2
minggu
- Campak jerman : 2 bulan
DONOR PADA PENDERITA MALARIA
3. Pulang dari daerah endemik : 6 bulan tidak
timbul gejala
4. Penderita pernah malaria : 3 tahun penyakitnya
asimtomatik
7
homolog
atau
allogenic
AutologusTRANSFU
SI DARAH
1. Mengapa darah donor harus disimpan di lemari es ?
2. Berapa lama waktu darah transfusi harus diberikan setelah diambil dari unit penyimpanan ?
3. Mengapa diuretik dan diphenhydramine diberikan kepada pasien saat transfusi darah ?
4. Transfusi darah hanya dapat diberikan secara IV ?
5. Berapakah ukuran needle yang cocok untuk transfusi darah ?
1. mencegah pertumbuhan bakteri dan memperlambat metabolisme sel.
2. Transfusi harus dimulai dalam 30 menit setelah unit telah diambil keluar dari penyimpanan dikendalikan.
3. Sebuah unit (hingga 500 ml) biasanya diberikan selama 4 jam. Pada pasien dengan risiko gagal jantung kongestif, banyak dokter mengelola diuretik untuk mencegah overload cairan, suatu kondisi yang disebut Transfusi Overload Peredaran Darah Terkait atau taco. Acetaminophen dan / atau antihistamin seperti diphenhydramine kadang-kadang diberikan sebelum transfusi untuk mencegah jenis lain reaksi transfusi.
4. Darah hanya dapat diberikan secara intravena. Karena itu membutuhkan insersi kanula yang cocok (18 G)
GOLONGAN DARAH ABO
GOLONGAN DARAH RHESUS
DONOR UNIVERSAL
RECIPIENT UNIVERSAL
Tujuan transfusi darah
Mempertahankan dan memulihkan kekurangan darah
Meningkatkan kapasitas angkut oksigen oleh darah
Mensuplai factor koagulasi
Mensuplai protein
Mensuplai sel darah putih
Mensuplai proteksi imun pasif dan menatalaksana hipogammaglobulinemia
Transfusi darah juga dapat digunakan untuk
mengobati anemia berat atau trombositopenia
yang disebabkan oleh penyakit darah. Orang
yang menderita hemofilia atau penyakit sel sabit
mungkin memerlukan transfusi darah sering.
Awal transfusi darah secara keseluruhan
digunakan, tapi praktek medis modern umumnya
hanya menggunakan komponen darah.
TIPE KOMPONEN INDIKASI JUMLAH
Whole Blood
RBCs Plasma,Plasma proteins
Perdarahan Massive, tambah darah (Expanding volume)
s/d 500 cc 4 jam
Packed RBC’s
RBCs & Sejumlah kecil plasma
Meningkatkan oksigenasi organ dengan ekspansi volume minimal
250-300 cc4 jam
MACAM-MACAM TRANSFUSI DARAH
Platelets
Platelets in small amountof plasma
Thrombocytopenia, Platelet dysfunction
50-400 cc20-60 mnt
FFP Faktor pembekuan (Clotting factors), protein plasma & air
Kehilangan darah, ggn f. pembekuan, def f. pembekuan, DIC , overanticoagu lation
200-250 cc15-30 mnt
(20 min to thawUse within 6 hours)
Cryoprecipitate
Clotting factors, fibrinogen in plasma
Hemophilia, VonWillebrand’s disease
10-20 mL3-15 mnt
Colloid Solutions
Albumin 5% / 25%,immunoglobulins
Volume expanders, Congenital or AADS
Depends on order
Granulocytes
Granulocytes andlymphocytes
Serious microbial infections in a patient with severe neutropenia
200-400Ml1-2 hours
Macam tranfusi darah
DARAH LENGKAP Berisi eri’s, trombo’s, leuko’s, dan plasma (+ hct 40
%)
250ml darah + 37 ml antikoagulan
Darah segar < 48 jam, trombosit, fak. pembekuan
masih baik
Darah baru < 5 hari, 2,3 difosfogliserat menurun
I : untuk kasus perdarahan besar
KI : Anemia kronik yang normovolemik
1 unit naik 1 g%, habis dalam 4 jam
PRC
Berisi : eri, leiko, trombo, sedikit plasma, Hct 60-
70%, volume 150-300ml
I : untuk penderita yang memerlukan peningkatan
pembawa O2 ; gagal ginjal, keganasan dll.
KI : tidak diboleh diberikan dalam jumlah banyak
Dosis : - 1 unit Hb naik 1 g%
Trombosit pekat
Berisi trombosit, beberapa Leuko’s, Eri’s, plasma
Satu katong berisi 5,5 x 10 pangkat 10 dalam volume
50 ml.
disimpan secara Reciprocal agitator, pada suhu 20-24 C
selama 3 hr, tapi hemostatiknya kurang baik
Harus segera diberikan dengan kecepatan cepat
Gunakan infus set khusus = Platelet Administration Set
= TERUFUSSION
1 unit per 10 kg BB, 1 unit meningkatkan 5000/mm3,
ABO-Rh typing saja, tak perlu crossmatch, kecuali pada
keadaan tertentu
INDIKASI
Trombosit < 50.000 dengan perdarahan, untuk operasi/tindakan
invasif
Profilaksis dengan trombosit < 10.000
KONTRA INDIKASI
penyakit destruktif trombosit : ITP, TTP, DIC (Diberikan bila
perdarahan aktif)
Trombositopeni pada sepsis, hipersplenisme kecuali perdarahan aktif.
DOSIS- 1 unit/10 kgBB- 1 unit menaikan 5-10 ribu
ITP TTP
FFP (PLASMA)
Berisi : plasma, fak. pembekuan, koplemen &
protein plasma
Disimpan dalam suhu 18’C, bisa 1 tahun.
Volume 200-250 ml
Coagulation factor replacement : 10 – 20 ml/kg BB
(4-6 u dws)
Dosis ini diharapkan dapat meningkatkan faktor
koagulasi 20 % segera setelah transfusi
CARA PEMBERIAN FFP
Diberikan 6 jam setelah pencairan
Cocok ABO
4-6 unit dapat meningkatkan faktor koagulasi 20-30%
Efek samping : menggigil, demam, overload
Indikasi : Gg pembekuan ; penyakit hati, DIC, TTP,
Dilusi koagulopati tranfusi masif
Kontra indikasi : tidak untuk mempertahankan
volume sirkulasi karena resiko infeksi dan
aloantibodi
KRIOPRESIPITAT
Diencerkan pada suhu 30 – 37 C
1 unit akan meningkatkan fibrinogen 5 mg/dl
pada dewasa
Target hemostasis level: fibrinogen > 100 mg %
Segera transfusikan dalam 4 jam
Dosis untuk pasien hemofilia: rumus
TIPE PENYEBAB GEJALA MANAGEMEN
Febrile Peka untuk donor sel darah putih, platelets or plasma proteins
(antigenantibody Reaction)
Chills (panas dingin) and fever, headache, flushing, anxiety, muscle pain, chest tightness,palpitations, N and V
Give antipyretics Notify MD do no restart keep line open 20 Onset-Immediate- 6 hrs post with NS
Anaphylactic
Infus plasma mengandung IgA , proteins to an IgA, deficient recipient who developed IgA antibodies from pregnancy or previous transfusion
Respiratory symptoms- bronchospasm, wheezing, dyspnea, tacypnea, Cyanosis Cardiovascular- tachycardia, hypotension, shock, cardiac arrest, GI, N and V, cramping diarrheaOnset- Immediate
CPR andAdministerEpinephrinedo not restart
EFEK SAMPING
TIPE PENYEBAB GEJALA MANAGEMEN
Acute Hemolytic
Infusion of incompatible blood that stimulates an antigen-antibody response causing the destruction ofRBCs
Chill, fever, LBP, flushing, tachycardia, tachypnea, hypotension,cardiovascular collapse, hemoglobinuria, bleeding, NV, SOB, chest pain, shock, cardiac arrest, death(Onset- Usually in the first 15 mnt but can occur at any time)
Atasi syok, Ukur output harian,Berikan diuretics (asNeeded)
BacterialContamination
Infusion of contaminated blood components
Rapid onset of chills and fever vomiting and diarrhea
Lakukan kultur darah, kirim kantong darah ke PMI, berikan antibiotik IV dan vasopressors steroids
Komplikasi LOKAL
kegagalan memperole
h akses vena
fiksasi vena tidak
baik
masalah ditempat tusukan
vena pecah saat
ditusuk
KOMPLIKASI
UMUM
reaksi transfusi
transmisi penyakit infeksi
sensitisasi
imunologis
kemokromatosis
RESIKO TRANFUSI (6,6 %)
Dari yang alami reaksi tranfusi :
1. Demam 55 %
2. Menggigil 14 %
3. Alergi (urtikaria, gatal) 20 %
4. Hepatitis serum positif 6 %
5. Reaksi hemolitik 4 %
6. Overload sirkulasi 1 %
REAKSI REAKSI TRANSFUSI DARAH
Yang paling sering timbul:
- reaksi febris
- reaksi alergi
- reaksi hemolitik
REAKSI FEBRIS
Nyeri kepala menggigil dan gemetar tiba tiba
suhu meningkat
Reaksi jarang berat
Berespon terhadap pengobatan
REAKSI ALERGI
Reaksi alergi berat (anafilaksis): jarang
Urtikaria kulit, bronkospasme moderat, edema
larings : respon cepat terhadap pengobatan
REAKSI HEMOLITIK
Reaksi yang paling BERAT
Diawali oleh reaksi :
1. antibodi dalam serum pasien >< antigen corresponding pada eritrosit donor
2. antibodi dalam plasma donor >< antigen corresponding pada eritrosit pasien
Reaksi hemolitik : intravaskular dan ekstravaskular
REAKSI HEMOLITIK
REAKSI INTRAVASKULAR
- hemolisis dalam sirkulasi darah
- jaundice dan hemogolobinemia
- antibodi IgM
- paling bahaya anti-A dan anti-B spesifik dari
sistem ABO
- fatal perdarahan tidak terkontrol dan gagal
ginjal
REAKSI HEMOLITIK
REAKSI EKSTRAVASKULAR
- jarang sehebat reaksi intravaskular
- reaksi fatal jarang
- disebabkan antibodi IgG destruksi eritrosit via
makrofag
- timbul penurunan tiba-tiba kadar Hb s/d 10 hr
pasca transfusi
Crossmatch
Pemeriksaan serologis untuk menetapkan
sesuai/tidak sesuainya darah donor dengan darah
resipien. Dilakukan sebelum *transfusi darah dan
bila terjadi reaksi transfusi darah.
1. mencampur eritrosit donor (aglutinongen donor)
dengan serum resipien (aglutinin resipien);
Crossmatch mayor;
2. mencampur eritrosit resipien (aglutinongen
resipien) dengan serum donor (aglutinin donor);
crossmatch minor.
Cara menilai basil pemeriksaan adalah sebagai berikut:
a) bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak mengakibatkan aglutinasi eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesual dengan darah resipien sehingga transfusi darah boleh dilakukan;
b) bila crossmatch mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa memperhatikan hasil crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipien sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor itu;
c) bila crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan dengan crossmatch minor terjadi aglutinasi, maka crossmatch minor harus diulangi dengan menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ini ternyata tidak menghasilkan aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat dilakukan dengan menggunacan darah donor tersebut, hal ini disesuaikan dengan keadaan pada waktu transfusi. Bila pemeriksaan dengan serum donor yang diencerkan menghasilkan aglutinasi, maka darah donor itu tidak dapat ditransfusikan..
What to do in the event of a Transfusion Reactions :
1. STOP THE TRANSFUSION
2. Using a different IV line, keep the vein open with NS 0.9
3. Notify the physicians
4. Report to the blood bank
5. Check identification, bag and bag label
6. Draw blood for a red top and lavender top tube ( which will be tested for coombs) and have it sent to the blood bank with “Post transfusion” indicated on the label
7. Send a urine sample to the blood bank with “ Post Transfusion” Indicated on the label
8. Complete the transfusion reaction section of the form
9. Complete an incident report
10. Return the remaining blood to the blood bank with the tubing
11. Monitor vital signs
12. Follow orders as written
13. document the following in progress notes Date and time reaction occurred Clinical presentation of the reaction Time the transfusion was stopped Amount of blood that was given The time when physician was notified The time blood bank was notified Blood, urine, blood bag, tubing sent to the blood bank Any other interventions that were done and response of
patients
If an acute transfusion reaction occurs :
1. Stop blood component transfusion immediately
2. Verify the correct unit was given to the correct patient
3. Maintain IV access and ensure adequate urine output with an appropriate crystalloid or colloid solution
4. Maintain blood pressure, pulse
5. Maintain adequate ventilation
6. Notify attending physician and blood bank
7. Obtain blood / urine for transfusion reaction workup
8. Send blood bag and administration set to blood transfusion service immediately
9. Blood bank performs workup of suspected transfusion reaction at follows
a. Check paper work to ensure correct blood component was transfused to the right patient
b. Evaluate plasma for hemoglobinemia
c. Perform direct antiglobulin set
d. Repeat other serologic testing as needed (ABO/RH)
If intravascular hemolytic reaction in confirmed
10. Monitor renal status (BUN, creatinine)
11. Initiate a diuresis
12. Analyze urine for hemoglobinuria
13. Monitor coagulation status (prothrombin time, partial
tromboplastin time, fibrinogen, platelet count)
14. Monitor for sign of hemolysis (lactate dehydrogenase,
bilirubin, haptoglobin, plasma hemoglobin)
15. Repeat compatibility testing (cross match)
16. If sepsis is suspected, culture unit and patients, and treat
as appropiate
TERIMA KASIH