laporan transfusi darah 3

Download Laporan Transfusi Darah 3

If you can't read please download the document

Upload: novi-andriani

Post on 24-Nov-2015

146 views

Category:

Documents


38 download

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Transfusi DarahLaporan Praktikum Transfusi Darah2012Page 8PRAKTIKUM IIIJudul Praktikum: Pemeriksaan Reaski Silang/ Cocok Serasi (Cross Match Mayor dan Minor)Hari/ Tanggal Praktikum: Selasa/ 29 Oktober 2013Tempat Praktikum : Laboratorium Biologi STABATujuan:Untuk mengetahui adanya antibody dalam serum yang dapat merusak sel darah merah (eritrosit) sehingga menghindarkan terjadinya reaksi hemolitik. Prinsip: Antigen/Aglutinogen + Antibodi/Aglitinin (yang sesuai/sejenis) Aglutinasi/ penggumpalanLandasan Teori:Reaksi silang (cross match) perlu dilakukan sebelum melakukan transfusi darah untuk melihat apakah darah penderita sesuai dengan darah donor. Pemeriksaan Cross Match ini sangat perlu agar penderita menderita mendapat transfusi darah yang cocok tanpa ada bahaya.Pada Cross Match Mayor serum pasien dicampur dengan eritrosit donor, sehingga kita dapat menemukan zat anti lengkap (complete antibodies) maupun zat anti tidak lengkap (incomplete antibodies). Pemerisaan ini dianjurkan hanya dilakukan dengan cara tabung saja, sebab penggunaan kaca objek kurang menjamin hasil pemeriksaan. Pada Cross Match Minor serum donor diuji dengan eritrosit pasien, sehingga kita dapat menemukan zat anti lengkap (complete antibodies) maupun zat anti yang tidak lengkap (incomplete antibodies). Jika golongan darah (sistem ABO) antara donor dan pasien sama, baik mayor maupun minor tidak bereaksi. Namun jika berlainan misalnya donor golongan O dan pasien golongan A, maka akan terjadi aglutinasi pada tes minor.Cross Match Mayor merupakan tindakan terakhir untuk melindungi keselamatan penerima darah dan sebaiknya dilakukan demikian sehingga complete antibodies maupun incomplete antibodies dapat ditemukan dengan cara tabung saja. Ada beberapa cara untuk menentukan reaksi silang yaitu reaksi silang dalam larutan garam faal dan reaksi silang pada objek glass.Reaksi silang adalah suatu jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum pelaksanaan transfusi darah. Tujuannya adalah untuk melihat apakah darah dari pendonor cocok dengan penerima (resipien) sehingga dapat mencegah terjadinya reaksi transfusi hemolitik. Selain itu juga untuk konfirmasi golongan darah.Macam dari reaksi silang :Reaksi silang mayor: eritrosit donor + serum resipienMemeriksa ada tidaknya aglutinin resipien yang mungkin dapat merusak eritrosit donor yang masuk pada saat pelaksanaan transfusi. Sumber:http://drdjebrut.wordpress.com/2010/08/31/reaksi-silang-crossmatch-reaction/(diakses tanggal 7 Desember 2013)Reaksi silang minor : serum donor + eritrosit resipienMemeriksa ada tidaknya aglutinin donor yang mungkin dapat merusak eritrosit resipien. Reaksi ini dianggap kurang penting dibanding reaksi silang mayor, karena agglutinin donor akan sangat diencerkan oleh plasma di dalam sirkulasi darah resipien.Tahapan Reaksi Silang :Reaksi silang salinTes ini untuk menilai kecocokan antibody alami dengan antigen eritrosit antara donor dan resipien, sehingga reaksi transfusi hemolitik yang fatal bisa dihindari. Tes ini juga dapat menilai golongan darah.Sumber:http://drdjebrut.wordpress.com/2010/08/31/reaksi-silang-crossmatch-reaction/(diakses tanggal 7 Desember 2013)Reaksi silang albuminTes ini untuk mendeteksi antibody anti-Rh dan meningkatkan sensitivitas tes antiglobulin dengan menggunakan media bovine albumin.Reaksi silang antiglobulinUntuk mendeteksi IgG yang dapat menimbulkan masalah dalam transfusi yang tidak dapat terdeteksi pada kedua tes sebelumnya. Terutama dikerjakan pada resipien yang pernah menerima transfusi darah atau wanita yang pernah hamil.Serum antiglobulin meningkatkan sensitivitas pengujian in vitro. Antibodi kelas IgM yang kuat biasanya menggumpalkan eritrosit yang mengandung antigen yang relevam secara nyata, tetapi antibodi yang lemah sulit dideteksi. Banyak antibodi kelas IgG yang tak mampu menggumpalkan eritrosit walaupun antibodi itu kuat. Semua pengujian antibodi termasuk uji silang tahap pertama menggunakan cara sentrifugasi serum dengan eritrosit. Sel dan serum kemudian diinkubasi selama 15-30 menit untuk memberi kesempatan antibodi melekat pada permukaan sel, lalu ditambahkan serum antiglobulin dan bila penderita mengandung antibodi dengan eritrosit donor maka terjadi gumpalan..Alat dan BahanTabung SerologiPipet TetesWaterbath (suhu 370C)SentrifugeKaca ObjekMikroskopMedium Salin (NaCl 0.9%)Bovine Albumin 22%Serum Coombs (Anti Human Globulin)Sel Uji Coombs (Control Cell Coombs)Contoh Darah PasienContoh Darah DonorCara KerjaDisiapkan serum dari contoh donor/pasien (setelah pemeriksaan golongan darah dan rhesus).Disiapkan suspense eritrosit 5% dalam salin darah donor/pasien (1 bagian eritrosit 100% + 19 bagian NaCl 0,855 = suspense eritrosit 5% = 1/20).Fase I = Fase suhu kamar dalam medium salin, dilakukan dengan cara dicampur 2 tetes serum donor/pasien + 1 tetes suspensi eri 5% donor/ pasien dalam tabung. Disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 1 menit kemudia dilihat ada tidaknya aglutinasi/ hemolisis.Fase II = Fase inkubasi 370C dalam medium Bovine Albumin 22%. Ini dilakukan bila fase I tidak ada aglutiasi/ hemolisis. Caranya: ditambahkan 2 tetes Bovine Albumin 22% pada tabung (bersisi campuran serum pasien + eri donor), kemudian dikocok. Diinkubasi pada suhu 370C dalam waterbath selama 15 menit. Disentrifuge kembali dengan kecepatan 3000 rpm selama 1 menit. Bila aglutinasi (-), dilakukan pecucia dengan salin sebanyak tiga (3) kali.Fase III = Fase Anti Globulin Test, dilakukan dengan cara: 2 tetes Serum Coombs (Anti Human Globulin) kemudian dikocok. Disentrifuge kembali dengan kecepata 3000 rpm selama 1 menit. Dilihat di bawah mikroskop, bila tidak ada reaksi maka darah donor tersebut cocok diberikan epada pasien.Uji Validitas, dilakukan dengan cara: ditambahkan 1 tetes Uji Sel Coombs (Control Cell Coombs) untuk menguji Serum Coombs (Anti Human Globulin). Disentrifuge kembali dengn kecepatan 3000 rpm selama 1 menit. Bila tidak ada reaksi, pemeriksaan diulang (menunjukkan bahwa Serum Coombs sudah jelek). Bila ada reaksi maka darah donor tersebut cocok diberikan kepada pasien (menunjukkan bahwa Serum Coombs bagus).Tabel Hasil Pengamatan Cross Match MayorDonor(Eritrosit)Pasien (Serum)O(Anti AB)A(Anti B)B(Anti A)AB(Anti -)O(Ag -)----A(Ag A)+-+-B(Ag B)++--AB(Ag AB)+++-Tabel Hasil Pengamatan Cross Match MinorDonor(Eritrosit)Pasien (Eritrosit)O(Ag -)A(Ag A)B(Ag B)AB(Ag AB)O(Anti AB)----A(Anti B)+-+-B(Anti A)++--AB(Anti -)+++-Keterangan:(+): Aglutinasi, tidak boleh dilakukan transfusi darah.(-): tidak terjadi aglutinasi, boleh dilakukan transfusi darah.Hal yang perlu diperhatikan:Cross Match Mayor & Minor dilakukan pada darah donor dan pasien dengan golongan darah ABO dan Rhesus yang SAMA. Bila donor Rhesus (-) maka hanya diberikan untuk pasien Rhesus (-).Bagan Pemeriksaan/ Form Check ListCross Match Mayor dan MinorFASE I2 tetes serum donor/pasien1 tetes sel 5% donor / pasienKocok, Sentrifuge 3000 rpm 1Baca reaksi(makro dan mikro+-STOPLanjutkan Fase IIGambar Fase I Cross Match Mayor & Minor+STOP-Lanjutkan Fase IIIBaca reaksi(makro & mikroSentrifuge 3000 rpm 1 menitFASE II2 tetes Bovine Albumin (BA) 22%Inkubasi370C, 15Gambar Fase II Cross Match Mayor & Minor2 tetesSerum CoomsKocok, Sentrifuge 3000 rpm 1FASE IIICuci sel 3xBuang supernatan+STOP-Uji ValiditasBaca reaksi(makro & mikroGambar Fase III Cross MatchInvalid; ulang pemeriksaanValid; kompatibel; berikan darahUJI VALIDITAS1 tetes Sel Uji CoombsBaca reaksi(makro & mikro)Sentrifuge3000 rpm, 1 menitGambar Uji Validitas Cross MatchTeknik Pemeriksaan Serum Coombs1 tetes Sel Uji Coombs (Control Cell Coombs) + 2 tetes serum coombs yang digunakan.Disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 1 menit.Dilihat hasilnya, bila aglutinasi (+) berarti serum coombs test baik sehingga dapat dipastika bahwa prosedur pemeriksaan yang harus diulang dan dikerjakan kembali dengan sebaik-baiknya. Bila aglutinasi (-) berarti serum coombs test rusak, pemeriksaan tetap harus diulang dengan serum coombs yang baru dan sudah dites dengan Sel Uji Coombs (Control Cell Coombs).Pembuatan Sel Uji Coombs (Control Cell Coombs):Dicampur 1 tetes anti D ortho (IgM) + 39 tetes salin, sehingga didapat pengenceran anti D 1/40.Dalam tabung lain, dicampurkan 1 tetes washed eritrosit golongan O Rh positif + 19 tetes salin sehingga diperoleh suspensi 5%.Dicampurkan anti D 1/40 + suspensi washed O Rh positif 5% sama banyak.Diinkubasi 30-60 menit pada suhu 370C.Dicuci dengan salin 3x (sentrifuge 1500-2000 rpm selama 3-5 menit).Dibuat kembali suspensi 5% dari larutan tersebut.Catatan: Sel Uji Coombs (Control Cell Coombs) ini dapat dipakai dalam waktu 24 jam. Setiap hasil aglutinasi (-), harus dilakukan pemeriksaan serum coombs.Hasil PengamatanCross Match Mayor:Sampel: Eri O2 + Serum O1Fase IFase IIFase IIIUji Validitas (-) Pemeriksaan Serum CoombsGambar hasil pengamatanCross Match Minor:Sampel: Eri A1 + Serum O1Fase IFase IIGambar hasil pengamatanPertanyaanApa fungsi dilakukannya masing-masing fase pada pemeriksaan Cross Match Mayor ini?Untuk apa uji validitas dilakukan dalam pemeriksaan Cross Match?Bagaimana bila hasil pemeriksaan Cross Match Mayor secara keseluruhan menunjukkan aglutinasi (+)?Sebutkan perbedaan mendasar antara Cross Match Mayor dengan Cross Match Minor?Untuk apa dilakukannya pemeriksaan Serum Coombs?JawabanFase I: untuk mendeteksi Ab komplit (IgM)Fase II: untuk mendeteksi kehadiran IgG/ antibody inkomplit.Fase III: untuk menyempurnakan reaksi Ag + Ab inkomplit.Untuk menguji Serum CoombsPemeriksaan dihentikan (Stop) dan tidak boleh dilakukan transfusi darah.Pada Cross Match Mayor serum pasien dicampur dengan eritrosit donor sedangkan pada Cross Match Minor serum donor diuji dengan eritrosit pasien.Untuk mencari Human Globulin dalam darah donor dan untuk uji kelayakan Serum CoombsPembahasan Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa hasil yang diperoleh valid atau tidak, dilanjutkan dengan uji validitas. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah reaksi silang yang kita lakukan valid atau tidak. Bila reaksi silang yang kita lakukan valid, maka akan terjadi positif aglutinasi, sehingga hasil dari reaksi silang ini benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.Pada uji validitas ini dilakukan dengan penambahan Coombs Control Cell, selanjutnya dilakukan sentrifugasi dan dilihat agultinasinya. Untuk melihat aglutinasinya, dilakukan dengan cara mengocoknya secara perlahan dan hati hati, dan cara mengocoknyapun tidak sekuat saat melihat hasil pada fase I, II, III. Hal ini dikarenakan kekuatan aglutinasinya rendah dan tidak sekuat yang dihasilkan pada tiap fase.Pada uji validitas, hasil pemeriksaan menunjukan hasil positif +2, sehinnga darah pendonor bisa diberikan kepada pasien. Sedangkan jika uji validitas menunjukan hasil negatif (-) itu menunjukan bahwa dalam mengerjakannya terdapat kesalahan atau reagen yang digunakan sudah tidak layak untuk digunakan dalam pemeriksaan.KesimpulanDari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan Cross Match Minor pada fase II hasil yang didapat +1, sehingga tidak bisa dilanjutkan ke fase III dan darah tidak bisa didonorkan. Pada pemeriksaan Cross Match Mayor hasil menunjukan aglutinasi negative (-), dan pada uji validitas menunjukan hasil positif (+). Sehingga darah pendonor bisa diberikan kepada pasien dengan cara transfusi darah. Daftar PustakaOktari, Anita. 2012. Penuntun Praktikum Transfusi Darah. Bandung: Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih. http://drdjebrut.wordpress.com/2010/08/31/reaksi-silang-crossmatch-reaction/ (diakses tanggal 7 Desember 2013)http://labku1rskd.wordpress.com/tag/crossmatch-reaksi-silang-serasi/ (Diakses tanggal 7 Desember 2013)