hapusan darah
DESCRIPTION
praktikum hapusan darahTRANSCRIPT
HAPUSAN DARAH
Pemeriksaan hapusan darah dilakukan dengan menggunakana darah vena
sampel perempuan usia 19 tahun.Darah vena sampel diambil dengan menggunakan
syringe dan disimpan dalam tabung yang telah diberikan antikoagulan.Setetes darah
diambil dengan menggunakan syringe kemudian diletakkan pada 1 cm dari salah satu
ujung object glass.Lalu gelas penghapus dipegang sedemikian rupa hingga
membentuk sudut 30ᵒ terhadap gelas object dengan darah terletak dalam sudut.Gelas
penghapus digerakkan ke arah darah lalu digeserkan lagi dengan arah yang
berlawanan dengan gerakan pertama hingga didapatkan lapisan hapusan darah yang
tipis.Lalu hapusan darah dikeringkan sesegera mungkin untuk menghindari terjadinya
krenasi sel eritrosit dan rouleou sel leukosit.Hapusan darah yang sudah kering
kemudian dicat dengan menggunakan cat giemsa yang sudah dicampur dengan
buffer.Giemsa dan buffer kemudian diteteskan pada hapusan darah sampai seluruh
permukaan hapusan darah tertutupi giemsa dan buffer.Tunggu hingga 20 menit
kemudian dicuci dengan menggunakan air untuk mencuci catnya.Yang perlu
diperhatikan pada saat pencucian jangan memiringkan object glass karena dapat
menyebabkan terjadinya pengendapan metallic scum yang akan menyebabkan tidak
terpenuhinya syarat penilaian hapusan darah yang baik.Setelah dicuci kemudian
dikeringkan dengan mengangin-anginkannya di udara dan jangan mengeringkan
dengan kertas saring maupun tissue.Setelah kering kemudian dinilai kualitas hapusan
darahnya pada perbesaran objektif 10x dan didapatkan hasil penilaian hapusan darah
yang memenuhi syarat.
Gambar 1.1 penampang hapusan darah pada perbesaran objektif 10x.
Hapusan darah kemudian diberi minyak imersi kemudian dilakukan perhitungan
differensial leukosit di bawah perbesaran mikroskop 1000x.Perhitungan differensial
ini dilakukan dengan jumlah leukosit paling sedikit 100 dan perhitungannya
dilakukan dengan bantuan table untuk mempermudah perhitungan.Hasil seperti pada
table di bawah ini.
Leukosit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Eosinofil I 1
Basofil 0
Stab I I I I II II 8
Segmen IIIII
I
IIIII
I
IIIII IIII IIII IIIII
II
IIII
I
III
IIIII IIIII
I
IIIII 56
Limfosit IIII III IIII IIII IIIII
I
II II IIIII II II 34
Monosit I 1
Jumlah 100
=100
Adanya jumlah stab dan limfosit yang melebihi jumlah normal mungkin
disebabkan karena adanya kesalahan interpretasi jenis-jenis leukosit karena pada
sampel perempuan usia 19 tahun juga tidak sedang dalam keadaan sakit atau dalam
kondisi peradangan. Biasanya jumlah limfosit akan meningkat jumlahnya dari normal
jika dalam tubuh terjadi peradangan. Mungkin juga sampel perempuan memang
mengalami infeksi sehingga jumlah limfosit jumlahnya lebih dari normal.
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan terhadap pereparat hapusan darah, diketahui bahwa preparat
secara fisik cukup baik, bersih, rapi dan berwarna ungu. Hasil dari perhitungan
differential leukosit adalah Eo/Ba/St/Seg/Ly/Mo (1/0/8/56/34/1). Dari sini terlihat
bahwa jumlah stab dan limfosit melebihi jumlah normal.
URINALISIS
A. PEMERIKSAAN FISI URIN
Pemeriksaan Warna dan BuihPada sampel urine didapatkan warna urine yang kuning. pada pemeriksaan buih,
urine dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dikocok dan diperoleh urine yang berbuih.
Gambar 2.1 Pemeriksaan buih urinKekeruhanPada sampel urine yang di dapat tidak menunjukkan adanya kekeruhan dan urine
terlihat jernih.BauPemeriksaan bau urine, didapati urine tidak berbau keras. hal ini dapat terjadi
karena asam yang terdapat pada urine mudah menguap.Derajat Keasaman (pH)Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan kertas nitrazin yang
dimasukkan ke dalam gelas beker berisi urine. kemudian kerta nitrazin tersebut diangkat dan dikeringkan. setelah kering dilakukan pencocokan dengan warna standart dan didapatkan pH urine sebesar 5.
Gambar 2.2 Pemeriksaan pH urinBerat JenisPemeriksaan berat jenis urine dilakukan dengan alat urinometer dan tabung gelas
urometer. sebelumnya, urinometer ditera dengan akuades dengan berat jenis 1,000 pada suhu tertentu, dan didapatkan berat jenis akuades pada urinometer sebesar 1,003. Setelah dilakukan peneraan dengan akuades, pemeriksaan dimulai dengan menuangkan urine 3/4 penuh pada tabung gelas urometer yang diletakkan pada bidang datar. kemudian urinometer dimasukkan sambil memutarnya pada sumbunya. urinometer tidak boleh menyentuh dinding dan dasar tabung. lalu dilakukan pembacaan pada mensicus, dan didapatkan berat jenis sebesar 1,023. Sehingga berat jenis urine sesungguhnya adalah 1,023-0,003= 1,020.
Gambar 2.3 Pemeriksaan berat jenis urin
B. PEMERIKSAAN KIMIAWI URIN
Protein
Pada praktikum pemeriksaan protein pada urin ini, alat yang digunakan yakni
tabung centrifuge, tabung reaksi, bunsen/pemanas, dan asam cuka 6%. Pertama-
tama, urin dimasukkan ke dalam tabung centrifuge sebanyak 3 ml, lalu dipusingkan
selama 5 menit menggunakan centrifuge. Setelah itu, urin pada tabung centrifuge
dipindah ke tabung reaksi untuk dipanaskan sampai mendidih. Setelah dipanaskan,
ditambahkan 3 tetes asam cuka 6%. Lalu, dipanaskan kembali sampai mendidih dan
dilihat hasilnya. Hasil yang didapatkan yakni warnanya tetap jernih. Hal ini
menandakan bahwa urin pada sample tidak mengandung protein.
Gambar 2.4 Pemeriksaan protein dalam urin
Karbohidrat
Pada pemeriksaan kimia yaitu pemeriksaan kandungan karbohidrat dalam urin,
dilakukan dengan metode reduksi yaitu menggunakan reagen Fehling. Dimana
prinsip dari metode ini adalah dalam keadaan alkali, glukosa dapat mengubah cupri
menjadi cupro dan akan mengendap serta berwarna merah. Pertama, campurkan
Fehling A 2 ml dengan fehling B 2 ml ke dalam tabung reaksi. Kemudian campurkan
ke dalam tabung tersebut 1 ml urin sample. Setelah tercampur, panaskan diatas
Bunsen tabung reaksi tersebut sampai mendidih setelah itu didinginkan. Setelah
didinginkan didapatkan campuran fehling dan urin tersebut berubah warna dari biru
menjadi hijau terang yang menandakan bahwa didalam urin tidak terkandung
karbohidrat sehingga dapat disimpulkan bahwa urin normal.
Gambar 2.5 Pemeriksaan karbohidrat dalam urin
Bilirubin
Pemeriksaan billirubin pada urin dilakukan dengan teknik Horrison. Prinsip kerja dari dari cara ini adalah bilirubin dapat mereduksi feriklorida menjadi senyawa yang berwarna hijau, dimana sebelumnya bilirubin diendapkan dalam urin oleh larutan BaCl2. Pada percobaan ini digunakan reagen fouchet dan BaCl2 10%. Harus diperhatikan bahwa bilirubin dalam urin tidak stabil, sehingga pemeriksaan harus dikerjakan segera. 3 ml urin dari sampel wanita berusia 20 tahun dicampur dengan 3 ml BaCl2 sehingga didapatkan endapan berwarna putih. Endapan ini kemudian disaring menggunakan kertas saring. Endapan yang terdapat di kertas saring kemudian ditetesi larutan fouchet sebanyak 2 tetes. Penetesan ini tidak memberikan perubahan yang nyata terhadap endapan. Normalnya, urin tidak mengandung bilirubin. Adanya bilirubin dalam urin mengindikasikan adanya gangguan hati atau saluran empedu. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan, endapan dari urin yang telah ditetesi larutan fouchet tidak mengalami perubahan warna atau coklat.
Gambar 2.6 Pemeriksaan bilirubin dalam urin
Kesimpulan
Urin sampel wanita berusia 20 tahun berwarna jernih, tidak bebau menyengat
dan berbuin setelah dilakukan pengocokan. pH urin adalah 5 dengan berat jenis
1,020. Hasil pemeriksaan kimia urin tidak ditemukan karbohidrat, protein maupun
bilirubin. Hal ini menunjukkan bahwa urin sampel normal.
LAPORAN
PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK
HEMATOLOGI DAN URINALISIS
BLOK SISTEMIK
Oleh :
Nabilah M Amandani 121610101044
Puspita Firdausa 121610101045
Alifah Nur Jannah 121610101046
Cici W Anggraini 121610101048
Mindiya 121610101049
Naufanisa Muthia 121610101052
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember
2013/2014