tinjauan pustaka mardel pkb periodik paralisis

Upload: desypermitasari

Post on 06-Jul-2018

242 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    1/23

    TINJAUAN PUSTAKA

    PERIODIK PARALISIS (HIPOKALEMIA)

    Maria Ardelia Purwaningrum

    PENDAHULUAN

    Paralisis periodik merupakan sindroma klinis yang mengakibatkan kelemahan yang

    akut pada anak-anak maupun dewasa muda. Pasien akan mengalami kelemahan progresif dari

    anggota gerak baik tungkai maupun lengan tanpa adanya gangguan sensoris. Gangguan ini

    secara konvensional dibagi menjadi paralisis periodik primer atau diturunkan (familial! dan

     paralisis periodik sekunder. Paralisis periodik primer atau familial merupakan kelompok 

    gangguan akibat mutasi gen tunggal yang mengakibatkan kelainan saluran kalsium! kalium!

    natrium! dan klorida pada sel otot - membran. "leh karena itu! ini juga dikenal sebagai

    channelopathies atau membranopathies.

    Periodik paralisis merupakan kelainan pada membran yang saat ini dikenal sebagai

    salah satu kelompok kelainan penyakit chanellopathies  pada otot skeletal. #elainan ini

    dikarakteristikkan dengan terjadinya suatu episodik kelemahan tiba-tiba yang biasanya

    disertai gangguan pada kadar kalium serum.$

    #alium memiliki fungsi mempertahankan membran potensial elektrik dalam tubuh

    dan menghantarkan aliran saraf di otot. #alium mempunyai peranan yang dominan dalam hal

    eksitabilitas sel! terutama sel otot jantung! saraf! dan otot lurik. #alium mempunyai peran

    vital di tingkat sel dan merupakan ion utama intrasel.

    DEFINISI

    Paralisis periodik (PP adalah sekelompok gangguan otot rangka dengan bermacam

    etiologi! episodik! berlangsung sebentar! dan hiporefleks kelemahan otot rangka! dengan atau

    tanpa myotonia tetapi tanpa defisit sensorik dan tanpa kehilangan kesadaran. Pasienmengalami serangan kelemahan otot dengan durasi dan keparahan yang bervariasi. %erangan

    dapat berlangsung dari beberapa menit sampai beberapa hari. #elemahan dalam serangan

    dapat general atau fokal. &alam perjalanan penyakitnya dari penyakit otot ini! kekuatan

    normal kembali setelah serangan! tetapi kemudian kelemahan otot signifikan yang menetap

    sering berkembang. Pada awal perjalanan penyakit ini! kelumpuhan periodik primer atau

    yang diturunkan (familial! kekuatan otot normal di antara serangan. %etelah bertahun-tahun

    serangan ini! kelemahan interiktal terjadi dan mungkin progresif. Gangguan ini dapat diobati

    dan kelemahan progresif dapat dicegah atau bahkan dapat sembuh.'-

    1

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    2/23

    #elompok penyakit otot yang dikenal dengan periodik paralisis (PP cirinya adalah

    episode kelemahan flaksid otot yang terjadi pada interval yang tidak teratur. )mumnya

    diturunkan dan lebih episode daripada periode. Penyakit ini dapat dibagi dengan baik dalam

    kelainan primer dan sekunder. #arakteristik umum PP primer sebagai berikut * ($

    diturunkan+ (' umumnya dihubungkan dengan perubahan kadar kalium serum+ (

    kadangdisertai myotonia+ dan (, myotonia dan PP primer keduanya akibat defek 

    ion channel.$

    EPIDEMIOLOGI

    Paralisis periodik adalah suatu sindrom klinis dengan kelemahan paralisis otot akut.

    Penyakit yang berat dapat dimulai pada masa anak-anak! sedangkan kasus yang ringan

    seringkali mulai pada dekade ketiga. Penyakit ini sebagian besar bersifat herediter danditurunkan secara autosomal dominan. Prevalensi $ per $. populasi.$

    Periodik paralisis hipokalemia banyak terjadi pada pria daripada wanita dengan rasio

    -, * $. )sia terjadinya serangan pertama bervariasi dari $/' tahun! frekuensi serangan

    terbanyak di usia $0/0 tahun dan kemudian menurun dengan peningkatan usia. &engan

    onset pada dekade pertama! biasanya sebelum $1 tahun! dan jarang sesudah usia '0 tahun.

    KLASIFIKASI

    &ibedakan menjadi paralisis periodik primer dan sekunder. Paralisis periodik primer 

    memiliki karakteristik* bersifat herediter! sebagian besar berhubungan dengan perubahan

    kadar kalium dalam darah! kadang disertai miotonia! adanya gangguan pada ion channels.

    Paralisis periodik primer meliputi paralisis periodik hipokalemia! hiperkalemia dan

     paramiotonia. Atas dasar kadar kalium darah pada saat serangan ! dibedakan jenis paralisis

     periodik yaitu*$

    $. Paralisis periodik hipokalemia

    '. Paralisis periodik hiperkalemia

    . Paralisis periodik normokalemi

    %edangkan paralisis periodik tirotoksikosis adalah paralisis periodik sekunder.

    Paralisis periodik dibagi menjadi dua golongan berdasarkan penggolongan secara

    konvensional yaitu paralisis periodik primer atau familial dan paralisis periodik sekunder.

    Paralisis periodik primer atau familial merupakan kelompok gangguan akibat mutasi gen

    tunggal yang mengakibatkan kelainan saluran kalsium! kalium natrium! dan klorida pada sel

    otot - membran. "leh karena itu! ini juga dikenal sebagai channelopathies  atau

    membranopathies '

    Paralisis periodik sekunder mungkin karena terbukti diketahui oleh beberapa penyebab. Pada

     paralisis periodik sekunder! bahkan antar-iktal tingkat kalium dalam serum tidak normal.

    2

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    3/23

    2iwayat penggunaan A34 inhibitor! angiotensin-55-reseptor-blocker! diuretik! atau

    carbeno6olone memberikan petunjuk untuk diagnosis paralisis periodik sekunder.

    #arakteristik klinis atau biokimia dari gagal ginjal kronis! tirotoksikosis! paramyotonia

    kongenital! atau sindrom Andersen dapat ditemukan kelumpuhan periodik sekunder. 7erikut

    di bawah ini penggolongan paralisis periodik secara konvensional.'

    A. Paralisis periodik primer atau familial*

    i. Paralisis periodik hipokalemik 

    ii. Paralisis periodik hiperkalemik 

    iii. Paralisis periodik normokalemik 

    %emua di atas diturunkan secara autosomal dominan

    7. Paralisis periodik sekunder*

    i. Paralisis periodik hipokalemik.

    a 8irotoksikosis

     b 8hia9ide atau loop-diuretic inducedc :efropati yang menyebabkan kehilangan kalium

    d &rug-induced* gentamicin! carbenicillin!amphotericin-7! turunan tetrasiklin!

    vitamin 7$' ! alkohol! carbeno6olone

    e ;iperaldosteron primer atau sekunder 

    f #eracunan akut akibat menelan barium karbonat sebagai rodentisida

    g Gastro-intestinal potassium loss

    ii. Paralisis periodik hiperkalemik*

    a Gagal ginjal kronis

     b 8erapi A34-inhibitor dosis tinggi! atau nefropati diabetik lanjut

    c Potassium supplements jika digunakan bersama potassium sparing diuretics

    (spironolactone! triamterene! amiloride dan atau A34-inhibitors.

    d Andersen

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    4/23

    hipokalemik diterapi dengan kalium dan mengobati penyakit dasarnya. Analisis yang

    cermat diperlukan untuk mengetahui penyakit dasarnya karena sangat menentukan tata

    laksana dan prognosis selanjutnya.!,!1

    Paralisis periodik hipokalemik adalah kelainan yang ditandai dengan kadar kalium

    yang rendah (kurang dari .0 mmol= pada saat serangan! disertai riwayat episode

    kelemahan sampai kelumpuhan otot skeletal. ;ipokalemia dapat terjadi karena adanya

    faktor pencetus tertentu! misalnya makanan dengan kadar karbohidrat tinggi! istirahat

    sesudah latihan fisik! perjalanan jauh! pemberian obat! operasi! menstruasi! konsumsi

    alkohol dan lain-lain. #adar insulin juga dapat mempengaruhi kelainan ini pada banyak 

     penderita! karena insulin akan meningkatkan aliran kalium ke dalam sel. Pada saat

    serangan akan terjadi pergerakan kalium dari cairan ekstra selular masuk ke dalam sel!

    sehingga pada pemeriksaan kalium darah terjadi hipokalemia. #adar kalium biasanya

    dalam batas normal di luar serangan. Pencetus untuk setiap individu berbeda. $!!,

    Penderita dapat mengalami serangan hanya sekali! tetapi dapat juga serangan berkali-

    kali (berulang dengan interval waktu serangan juga bervariasi. #elemahan biasanya

    terjadi pada otot kaki dan tangan! tetapi kadang-kadang dapat mengenai otot mata! otot

     pernafasan dan otot untuk menelan! di mana kedua keadaan terakhir ini dapat berakibat

    fatal. ;ipokalemik periodik paralisis biasanya terjadi karena kelainan genetik otosomal

    dominan. ;al lain yang dapat menyebabkan terjadinya hipokalemik periodik paralisis

    adalah tirotoksikosis (thyroto6ic periodic paralysis! hiperinsulin. !,!1

    &iagnosa kelainan hipokalemik periodik paralisis ditegakkan berdasarkan kadar 

    kalium darah rendah >kurang dari !0 mmol= (!?/! mmol= @ pada waktu serangan!

    riwayat mengalami episode  flaccid paralysis  dengan pemeriksaan lain dalam batas

    normal. Paralisis yang terjadi pada penyakit ini umumnya berlokasi di bahu dan panggul

    meliputi juga tangan dan kaki! bersifat intermiten! serangan biasanya berakhir sebelum ',

     jam! pada 4MG dan biopsi otot ditemukan miotonia! kekuatan otot normal diluar 

    serangan. 8erdapat ' bentuk kelainan otot yang diobservasi yaitu episode paralitik dan

     bentuk miopati! kedua keadaan ini dapat terjadi secara terpisah ataupun bersama-sama.

    %ering terjadi bentuk paralitik murni! kombinasi episode paralitik dan miopati yang

     progresifitasnya lambat jarang terjadi! demikian pula bentuk miopatik murni jarang

    terjadi. 4pisode paralitik ditandai terutama adanya flaccid paralysis dengan hipokalemia

    sehingga dapat terjadi para paresis atau tetraparesis berpasangan dengan otot pernafasan.

    Pada pasien dengan murni flaccid paralysis dengan hipokalemia dan akan sembuh atau

    remisi sendiri 0/1 jam kemudian! dengan pemberian kalium serangan menjadi lebih

    ringan. 8idak terdapat kelainan pada otot pernafasan. ika terdapat kelainan genetik maka

    4

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    5/23

     pada analisa didapatkan kelainan antara lain adalah autosomal dominan inheritance yaitu

    mutasi pada kromosom 3A3:A$% (BC disebut hipokalemik periodik paralisis tipe $!

    mutasi lokus pada kromosom %3:,A ($C disebut hipokalemik periodik paralisis tipe

    '. ,

    7. Paralisis periodik hiperkalemik 

    =ebih jarang dibanding paralisis periodik hipokalemik. Mulai timbul sebelum umur $

    tahun. Drekuensi dan berat serangan berkurang pada masa remaja dan hilang pada saat

    dewasa. Drekuensi laki-laki dan wanita sama. 7erbagai faktor pencetus terjadinya

     paralisis periodik hiperkalemik diantaranya 1!B.

    $. =apar  

    '. 5stirahat setelah kena dingin atau setelah latihan

    . Asupan kalium yang berlebihan

    ,. 5nfeksi0. #ehamilan

    1. Anestesi

    Pada paralisis periodik hiperkalemia! karbohidrat dan garam bukan merupakan faktor 

     pencetus. Gejala lebih ringan dibandingkan paralisis periodik hipokalemia. 7iasanya

     berlangsung kurang dari $ jam. %erangan lebih sering terjadi pada siang hari dan biasanya

    terjadi waktu istirahat! misalnya sedang duduk. #eluhan berkurang bila penderita

     berjalan-jalan. #elemahan dimulai dari tungkai lalu menjalar ke paha! punggung! tangan!

    lengan dan bahu. %ebelum timbul kelemahan biasanya terdapat rasa kaku dan kesemutan

     pada kedua tungkai. arang terjadi gangguan menelan dan napas. %ering terdapat miotonia

     pada otot mata! wajah! lidah dan faring. Pada saat serangan didapatkan tonus dan refleks

    fisiologis yang menurun dan tanda 3hovstek yang positif. &iluar serangan kekuatan otot

    normal! pada fase lanjut terdapat kelemahan otot-otot proksimal. 1!B

    3. Paralisis Periodik :ormokalemik 

    enis ini paling jarang ditemui. Patofisiologinya belum diketahui. %erangan lebih berat

    dan lebih lama daripada paralisis periodik hiperkalemia. %erangan dapat ditimbulkan oleh pemberian #3l dan dapat dihentikan dengan pemberian :a3l. %erangan tidak dipicu oleh

     pemberian insulin! glukosa ataupun kalium. '!E

    #arakteristik klinis perbedaan dari paralisis periodik hiperkalemik dan paralisis hipokalemik 

    dapat dilihat pada tabel di bawah ini .

    Periodik paralisis

    hiperkalemia

    Paralisis periodik

    hipokalemik 

    "nset &ekade pertama &ekade kedua

    Pemicu 5stirahat sehabis latihan! 5stirahat sehabis latihan!

    5

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    6/23

    dingin! puasa! makanan

    kaya kalium

    kelebihan karbohidrat

    Faktu serangan #apan pun Pada saat bangun tidur 

     pagi hari

    &urasi serangan 7eberapa menit sampai

     beberapa jam

    7eberapa jam sampai

     beberapa hari

    #eparahan serangan 2ingan sampai sedang!

    fokal

    %edang sampai berat

    Gejala tambahan Miotonia atau

     paramiotonia

    -

    #alium serum 7iasanya tinggi! bisa

    normal

    2endah

    Pengobatan Aceta9olamide!

    dichlorphenamide!

    thia9ide! beta-agonist

    Aceta9olamide!

    dichlorphenamide!

    suplemen kalium!

    diuretik hemat kalium

    Gen ion channel  %3:,A* :av$., (sodium

    channel subunit

    #3:'* #ir'.$ (pottasium

    channel subunit

    3A3:A$%* 3av$.$

    (calcium channel

    subunit

    %3:,A* :av$.,

    (sodium channel

    subunit

    #3:'* #ir'.$

    (pottasium channel

    subunit

    MEKANISME FISIOLOGI OTOT

    8imbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap berikut *$$

    $. %uatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujungnya

     pada serat otot.

    '. Pada setiap ujung! saraf mensekresi substansi neurotransmiter! yaitu asetilkolin! dalam

     jumlah sedikit.

    6

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    7/23

    . asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka

     banyak saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat

    otot.

    ,. 8erbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk 

    mengalir kebagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini akan

    menimbulkan suatu potensial aksi dalam serat otot.

    0. Potensial aksi akan berjalan disepanjang membran serat otot dalam cara yang sama

    seperti potensial aksi berjalan disepanjang membran saraf.

    1. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot! dan juga berjalan

    disepanjang serat otot! pada tempat dimana potensial aksi menyebabkan retikulum

    sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium! yang telah disimpan didalam retikulum!

    kedalam miofibril.

    B. 5on-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin dan miosin!

    yang menyebabkannya bergerak bersama-sama! dan menghasilkan proses kontraksi.

    E. %etelah kurang dari satu detik! ion kalsium dipompa kembali kedalam retikulum

    sarkoplasma! tempat ion-ion ini disimpan sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi! pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.

     &engan mengetahui arti penting kalsium

    dalam perannya untuk kontraksi otot! maka

    hampir seluruh membran sel tubuh

    mempunyai pompa kalsium yang mirip

    dengan pompa natrium! dan kalsium bekerja

     bersama dengan natrium dalam beberapa sel

    untuk menghasilkan potensial aksi. $$!$'!$

    %elain itu! terdapat saluran kalsium

     bergerbang voltase. %aluran ini sedikit

     permeabel terhadap ion natrium seperti

    halnya terhadap ion kalsium. Pada paralisis

     periodik hipokalemik! terjadi gangguan

    saluran kalsium.

    7

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    8/23

    %aluran kalsium bergerbang voltase homolog dengan saluran natrium subunit α.

    8erdiri dari 0 rantai polipeptide ( α$! α'! β! δ! dan γ  .   #omponen pusat komplek ini adalah

    subunit α$! dimana mempunyai aksi dicelah konduksi-ion. ;ampir sama dengan saluran

    natrium! saluran kalsium subunit α$ terdiri dari , domain yang homolog (&$-&,! yang

    masing-masing mempunyai 1 segmen (%$-%1. %egmen %, merupakan bagian dengan muatan

    yang tinggi dan merupakan sensor voltase. $$!$'!$

    Pada paralisis periodik hipokalemi! ditemukan adanya kelainan pada kromososm

    $$-'! dimana pada kromosom ini mengandung gen yang mengkode saluran kalsium

    subunit α-$ otot rangka. %ubunit ini! merupakan bagian penting dari komplek reseptor 

    dihidropiridin yang berlokasi di sistim tubulus transversa. 7agian ini dipercaya sebagai

    sensor voltase yang mengontrol pengeluaran kalsium dari retikulum sarkoplasma dan

    memediasi eksitasi-kontraksi otot. %istim tubulus transversa juga merupakan celah konduksi

    kalsium. 7agaimana hubungan fungsi saluran kalsium yang turun dengan keadaan

    hipokalemi yang kemudian menyebabkan kelemahan otot! tidak diketahui.$'!$

    8

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    9/23

    %aluran kalsium bergerbang voltase berperan penting dalam mengatur eksitasi-

    kontraksi. Pada keadaan normal reseptor ryanodine pada membran sarkoplasma mengawali

    terjadinya kontraksi otot sampai mencetuskan depolarisasi yang mengawali pembukaan

    saluran kalsium kecepatan rendah pada retikulum sarkoplasma. $$!$'!$

    Gangguan pada saluran kalsium bergerbang voltase selain mengganggu aliran kalsium juga

    menyebabkan hipokalemi. #eadaan hipokalemi yang disebabkan masuknya ion # ke dalam

    otot mengakibatkan hiperpolarisasi membran otot yang menghalangi transmisi

    neuromuskuler. uga terdapat permeabilitas membran sel yang meningkat terhadap :a dan

    3l.

    PATOFISIOLOGI

    Mekanisme yang mendasari penyakit ini adalah malfungsi pada ion channel pada

    membran otot skelet channelopathy.

    &asar fisiologis kelemahan otot flaksid adalah tidak adanya eksitabilitas membran

    otot (yakni! sarkolema. Pada primer dan tirotoksikosis PP! paralisis flaksid terjadi dengan

    relatif sedikit perubahan dalam kadar kalium serum! sementara pada PP sekunder! ditandai

    kadar kalium serum tidak normal.,

    Periodik paralisis hipokalemi merupakan bentuk umum dari kejadian periodik 

     paralisis yang diturunkan. &imana kelainan ini diturunkan secara autosomal dominan. &ari

    kebanyakan kasus pada periodik paralisis hipokalemi terjadi karena mutasi dari gen reseptor 

    9

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    10/23

    dihidropiridin pada kromosom $. 2eseptor ini merupakan calcium channel  yang bersama

    dengan reseptor ryanodin berperan dalam proses coupling pada eksitasi-kontraksi otot.,!0!B!E!?

    Patofisiologi dari keadaan ini belum begitu jelas! namun agaknya disebabkan oleh

     pergeseran intraseluler dari kalium dan kemungkinan fosfat yang disebabkan oleh perubahan

     pada aktivitas pompa :a# adenosine-trifosfatase atau voltage gated calcium channels.

    %erangan kelemahan didahului oleh masuknya ion # ke dalam sel otot sehingga terjadi

    hipokalemia yang mengakibatkan hiperpolarisasi membran otot yang menghalangi transmisi

    neuromuskuler. uga terdapat permeabilitas membran sel yang meningkat terhadap :a dan

    3l. 

    Gambar * Mekanisme aksi potensial

     Faktor Pencetus

    ;al-hal yang mempermudah terjadinya serangan *

    $. Makan banyak mengandung karbohidrat dan garam.

    '. Alkohol

    . )dara dingin

    ,. 5nfeksi

    0. "perasi

    1. 8rauma

    B. Gangguan emosi

    E. "bat-obatan * epinefrin! insulin! kortikosteroid! tiroid! thia9id

    %inyal listrik pada otot skeletal! jantung! dan saraf merupakan suatu alat untuk 

    mentransmisikan suatu informasi secara cepat dan jarak yang jauh. #ontraksi otot skeletaldiinisiasi dengan pelepasan ion kalsium oleh retikulum sarkoplasma! yang kemudian terjadi

    10

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    11/23

    aksi potensial pada motor end-plate yang dicetuskan oleh depolarisasi dari transverse tubule

    (8 tubule. #etepatan dan kecepatan dari jalur sinyal ini tergantung aksi koordinasi beberapa

    kelas voltage-sensitive kanal ion. Mutasi dari gen dari kanal ion tersebut akan menyebabkan

    kelainan yang diturunkan pada manusia. &an kelainannya disebut chanelopathies  yang

    cenderung menimbulkan gejala yang paroksismal* miotonia atau periodik paralisis dari otot-

    oto skeletal. &efek pada kanal ion tersebut dapat meningkatkan eksitasi elektrik suatu sel!

    menurunkan kemampuan eksitasi! bahkan dapat menyebabkan kehilangan kemampuan

    eksitasi. &an kehilangan dari eksitasi listrik pada otot skeletal merupakan kelainan dasar dari

     periodik paralisis.E

    Gambar * Potensial Aksi

    A. #alium

    #alium memiliki fungsi mempertahankan membran potensial elektrik dalam tubuh

    dan menghantarkan aliran saraf di otot. #alium mempunyai peranan yang dominan dalam

    hal eksitabilitas sel! terutama sel otot jantung! saraf! dan otot lurik. #alium mempunyai

     peran vital di tingkat sel dan merupakan ion utama intrasel. 5on ini akan masuk ke dalam

    sel dengan cara transport aktif! yang memerlukan energi. Dungsi kalium akan nampak 

    11

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    12/23

     jelas bila fungsi tersebut terutama berhubungan dengan aktivitas otot jantung! otot lurik!

    dan ginjal. 4ksitabilitas sel sebanding dengan rasio kadar kalium di dalam dan di luar sel.

    7erarti bahwa setiap perubahan dari rasio ini akan mempengaruhi fungsi dari sel/sel yaitu

    tidak berfungsinya membran sel yang tidak eksitabel! yang akan menyebabkan timbulnya

    keluhan/keluhan dan gejala/gejala sehubungan dengan tidak seimbangnya kadar kalium.

    #adar kalium normal intrasel adalah $0 /$0 m4= dan ekstrasel adalah !0/ 

    0!0m4=. Perbedaan kadar yang sangat besar ini dapat bertahan! tergantung pada

    metabolisme sel. &engan demikian situasi di dalam sel adalah elektro negatif dan terdapat

    membran potensial istirahat kurang lebih sebesar -? mvolt E.

     Hipokalemia

    ;ipokalemia merupakan kelainan elektrolit yang sering terjadi pada praktek klinis

    yang didefinisikan dengan kadar kalium serum kurang dari !0 m4=! pada hipokalemia

    sedang kadar kalium serum '!0- m4=! dan hipokalemia berat kadar kalium serumnya

    kurang dari '!0 m4=. #eadaan ini dapat dicetuskan melalui berbagai mekanisme!

    termasuk asupan yang tidak adekuat! pengeluaran berlebihan melalui ginjal atau

    gastrointestinal! obat-obatan! dan perpindahan transelular (perpindahan kalium dari serum

    ke intraselular. Gejala hipokalemi ini terutama terjadi kelainan di otot. #onsentrasi

    kalium serum pada !-!0 m4= berhubungan dengan suatu keadaan klinis seperti

    kelemahan otot ringan! fatigue! dan mialgia. Pada konsentrasi serum kalium '!0-!

    m4= kelemahan otot menjadi lebih berat terutama pada bagian pro6imal dari tungkai.

    #etika serum kalium turun hingga dibawah dari '!0 m4= maka dapat terjadi kerusakan

    struktural dari otot! termasuk rhabdomiolisis dan miogobinuria. Peningkatan osmolaritas

    serum dapat menjadi suatu prediktor terjadinya rhabdomiolisis. %elain itu suatu keadaan

    hipokalemia dapat mengganggu kerja dari organ lain! terutama jantung yang banyak 

    mengandung otot dan berpengaruh terhadap perubahan kadar kalium serum. Perubahan

    kerja jantung ini dapat kita deteksi dari pemeriksaan elektrokardiogram (4#G.

    Perubahan pada 4#G ini dapat mulai terjadi pada kadar kalium serum dibawah !0 dan

    ! m4=. #elainan yang terjadi berupa inversi gelombang 8! timbulnya gelombang )

    dan %8 depresi! pemanjangan dari P2! H2%! dan H8 interval $!1.

    Periodik paralisis hipokalemi merupakan bentuk umum dari kejadian periodik 

     paralisis yang diturunkan! dimana kelainan ini diturunkan secara autosomal dominan.

    &ari kebanyakan kasus pada periodik paralisis hipokalemi terjadi karena mutasi dari gen

    reseptor dihidropiridin pada kromosom $. 2eseptor ini merupakan calcium channel  yang

     bersama dengan reseptor ryanodin berperan dalam proses coupling  pada eksitasi-

    12

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    13/23

    kontraksi otot. Dontaine et.al telah berhasil memetakan mengenai lokus gen dari kelainan

     HypoPP  ini terletak tepatnya di kromosom $'$$. &imana gen ini mengkode subunit

    alfa dari  L-type calcium channel   dari otot skeletal secara singkat di kode sebagai

    3A3:=$A. Mutasi dari 3A3:=$A ini dapat disubsitusi oleh jenis protein arginin

    (Arg yang berbeda! diantaranya Arg-0'E-;is! Arg-$'?-;is! dan Arg-$'?-Gly. Pada

    Arg-0'E-;is terjadi sekitar 0 C kasus pada periodik paralisis hipokalemi familial dan

    kelainan ini kejadiannya lebih rendah pada wanita dibanding pria. Pada wanita yang

    memiliki kelainan pada Arg-0'E-;is dan Arg-$'?-;is sekitar setengah dan sepertiganya

    tidak menimbulkan gejala klinis ?!$.

    &istribusi kelemahan otot dapat bervariasi. #elemahan pada tungkai biasanya terjadi

    lebih dulu daripada lengan dan sering lebih berat kelemahannya dibanding lengan! dan

     bagian proksimal dari ekstremitas lebih jelas terlihat kelemahannya dibanding bagian

    distalnya. 8erkecuali! kelemahan ini dapat juga terjadi sebaliknya dimana kelemahan

    lebih dulu terjadi pada lengan yang kemudian diikuti kelemahan pada kedua tungkai

    dimana terjadi pada pasien ini. "tot-otot lain yang jarang sekali lumpuh diantaranya otot-

    otot dari mata! wajah! lidah! pharing! laring! diafragma! dan spingter! namun pada kasus

    tertentu kelemahan ini dapat saja terjadi. %aat puncak dari serangan kelemahan otot!

    refleks tendon menjadi menurun dan terus berkurang menjadi hilang sama sekali dan

    reflek kutaneus masih tetap ada. 2asa sensoris masih baik. %etelah serangan berakhir!

    kekuatan otot secara umum pulih biasanya dimulai dari otot yang terakhir kali menjadi

    lemah. Miotonia tidak terjadi pada keadaan ini! dan bila terjadi dan terlihat pada klinis

    atau pemeriksaan 4MG menunjukkan terjadinya miotonia maka diagnosis ;ypoPP kita

    dapat singkirkan $!E.

    %elain dari anamnesa! pemeriksaan penunjang lain seperti laboratorium darah dalam

    hal ini fungsi ginjal! elektrolit darah dan urin! urinalisa urin ', jam! kadar hormonal

    seperti 8, dan 8%; sangat membantu kita untuk menyingkirkan penyebab sekunder dari

    hipokalemia. #eadaan lain atau penyakit yang dapat menyebabkan hipokalemi

    diantaranya intake kalium yang kurang! intake karbohidrat yang berlebihan! intoksikasi

     barium! kehilangan kalium karena diare! periodik paralisis karena tirotoksikosis! renal

    tubular asidosis! dan hyperaldosteronism .

    GEJALA KLINIS

    8erdapat gejala-gejala yang mendahului suatu serangan yaitu rasa lapar! haus! mulut

    kering! berdebar! berkeringat! rasa gugup! diare! nyeri otot! oligouria dan obstipasi. Iang khas

    yaitu serangan timbul saat istirahat! setelah suatu latihan yang berat. #adang-kadang

    13

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    14/23

    serangan terjadi siang hari setelah tidur siang. %etelah bangun tidur penderita merasa lemah

     pada anggota badan. #elemahan bertambah hebat dalam beberapa menit sampai jam atau

     beberapa hari. Drekwensi bervariasi antara sekali seminggu sampai sekali selama hidup.

    %erangan dapat terhenti di tengah perjalanan penyakit! sehingga bersifat ringan. Gangguan

     jantung dapat dijumpai * takikardi! dilatasi jantung dan bising jantung.

    Iang mula-mula terserang adalah anggota badan dan biasanya lebih berat dari

     bagian tubuh yang lain. "tot-otot di bagian proksimal lebih rentan daripada otot-otot di

     bagian distal. 8ungkai lebih dahulu terserang dibanding lengan. Pada pemeriksaan didapatkan

    refleks tendon yang menurun dan refleks kulit dapat menjadi negatif. 8idak didapatkan

    gangguan sensibilitas. %etelah serangan berhenti kekuatan akan pulih yang didahului oleh

     bagian tubuh yang paling terakhir kena dan diakhiri oleh bagian tubuh yang paling dahulu

    kena. 7ila serangan sangat sering dan berlangsung lama! maka lambat laun akan menjadi

    kelemahan yang menetap.

    arang terjadi kematian akibat kelumpuhan otot-otot napas atau gangguan konduksi

     jantung. %etelah serangan berhenti dapat terjadi nyeri kepala! rasa lelah! diuresis dan diare.Pada paralisis periodik terdapat serangan kelemahan flaksid yang hilang timbul

    !dapat bersifat setempat maupun menyeluruh. Penderita mengalami kelemahan bagian

     proksimal ekstremitas yang cepat dan progresif namun otot-otot kranial dan pernafasan

     biasanya terhindar dari kelemahan. %erangan dapat menyebabkan kelemahan yang asimetris

    dengan derajat kelemahan yang berbeda pada beberapa golongan otot saja sampai pada suatu

    kelumpuhan umum. #elemahan biasanya menghilang dalam beberapa jam! namun defisit

    yang permanen bisa terjadi pada penderita yang sering mendapatkan serangan. &i luar 

    serangan tidak ditemukan kelainan neurologi maupun kelainan elektromiografis.$

    14

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    15/23

    %ebagai gejala klinis dari periodik paralisis hipokalemi ini ditandai dengan

    kelemahan dari otot-otot skeletal episodik tanpa gangguan dari sensoris ataupun kognitif 

    yang berhubungan dengan kadar kalium yang rendah di dalam darah dan tidak ditemukan

    tanda-tanda miotonia dan tidak ada penyebab sekunder lain yang menyebabkan hipokalemi.

    Gejala pada penyakit ini biasanya timbul pada usia pubertas atau lebih! dengan serangan

    kelemahan yang episodik dari derajat ringan atau berat yang menyebabkan tetraparesis

    flaksid dengan disertai penurunan kapasitas vital dan hipoventilasi! gejala lain seperti  fatigue

    dapat menjadi gejala awal yang timbul sebelum serangan namun hal ini tidak selalu diikuti

    dengan terjadinya serangan kelemahan. %erangan sering terjadi saat malam hari atau saat

     bangun dari tidur dan dicetuskan dengan asupan karbohidrat yang banyak serta riwayat

    melakukan aktivitas berat sebelumnya yang tidak seperti biasanya. %erangan ini dapat terjadi

    hingga beberapa jam sampai yang paling berat dapat terjadi beberapa hari dari kelumpuhan

    tersebut.0!E

    PEMERIKSAAN

    &iperlukan anamnesis yang cermat dan lengkap meliputi *

    - )sia * penyakit ini jarang mengenai usia dewasa. 7iasanya banyak ditemukan

     pada usia lebih $ tahun! walaupun dapat terjadi pada usia yang lebih awal.

    - enis kelamin * laki-laki lebih sering terkena dibanding perempuan.

    - 2as * banyak ditemukan pada orang Asia.

    - 2iwayat keluarga * adanya riwayat keluarga yang mengalami paralisis periodik 

    akan mengarahkan kita kediagnosis paralisis periodik primer.

    - Gejala yang dikeluhkan * penderita biasanya mengeluh adanya kelemahan yang

     bersifat flaksid tanpa disertai keluhan sensorik.

    - 2iwayat penyakit * adanya keluhan paralisis periodik pada penderita dengan

    thyroid! mengarahkan kita ke paralisis periodik thirotoksikosis.

    #ebiasaan * pada paralisis periodik hipokalemi seperti serangan akan muncul setelah

    makan karbohidrat dalam jumlah banyak! makan permen atau minum teh berlebihan!

     penggunaan obat dan alkoholPada pemeriksaan fisik ditemukan* kelemahan anggota gerak! biasanya simetris! sisi

     proksimal lebih berat. 2efleks tendon menurun! sensoris masih baik! dapat disertai aritmia

    kordis.$!!,

    ;ipokalemia merupakan kelainan elektrolit yang sering terjadi pada praktek klinis

    yang didefinisikan dengan kadar kalium serum kurang dari !0 m4=! pada hipokalemia

    sedang kadar kalium serum '!0- m4=! dan hipokalemia berat kadar kalium serumnya

    kurang dari '!0 m4=.

    15

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    16/23

    #eadaan ini dapat dicetuskan melalui berbagai mekanisme! termasuk asupan yang

    tidak adekuat! pengeluaran berlebihan melalui ginjal atau gastrointestinal! obat-obatan! dan

     perpindahan transelular (perpindahan kalium dari serum ke intraselular.

    Gejala hipokalemi ini terutama terjadi kelainan di otot. #onsentrasi kalium serum

     pada !-!0 m4= berhubungan dengan suatu keadaan klinis seperti kelemahan otot ringan!

    fatigue! dan mialgia.

     Pada konsentrasi serum kalium '!0-! m4= kelemahan otot menjadi lebih berat

    terutama pada bagian pro6imal dari tungkai. #etika serum kalium turun hingga dibawah dari

    '!0 m4= maka dapat terjadi kerusakan struktural dari otot! termasuk rhabdomiolisis dan

    mioglobinuria. Peningkatan osmolaritas serum dapat menjadi suatu prediktor terjadinya

    rhabdomiolisis.

    %elain itu suatu keadaan hipokalemia dapat mengganggu kerja dari organ lain!

    terutama sekali jantung yang banyak sekali mengandung otot dan berpengaruh terhadap

     perubahan kadar kalium serum. Perubahan kerja jantung ini dapat kita deteksi dari

     pemeriksaan elektrokardiogram(4#G. Perubahan pada 4#G ini dapat mulai terjadi pada

    kadar kalium serum dibawah !0 dan ! m4=. #elainan yang terjadi berupa inversi

    gelombang 8! timbulnya gelombang ) dan %8 depresi! pemanjangan dari P2! H2%! dan H8

    interval.0!1!B

    Pemeriksaan penunan!

    Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah $!

    A. =aboratorium

    $ #adar kalium serum

    #alium serum merupakan pemeriksaan laboratorium yang paling penting.

    &iantara serangan paralisis! kalium serum abnormal pada tipe paralisis periodik 

    sekunder! tetapi biasanya normal pada paralisis periodik primer. %elama serangan

    kadar kalium serum dapat tinggi! rendah! atau di atas batas normal dan bisa di bawah

     batas normal. Pemeriksaan secara random kadar kalium serum dapat menunjukan

    fluktuasi yang periodik pada paralisis periodik normokalemik.

    - #onsentrasi kalium serum pada !-!0 m4= berhubungan dengan suatu

    keadaan klinis* kelemahan otot ringan! fatigue! dan mialgia.1

     

    16

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    17/23

    - Pada konsentrasi serum kalium '!0-! m4= kelemahan otot menjadi lebih

     berat terutama pada bagian pro6imal dari tungkai.

    - #etika serum kalium turun hingga dibawah dari '!0 m4= maka dapat terjadi

    kerusakan struktural dari otot! termasuk rhabdomiolisis dan miogobinuria.

    #onsentrasi kalium serum pada !-!0 m4= berhubungan dengan suatu keadaan

    klinis seperti kelemahan otot ringan! fatigue! dan mialgia. Pada konsentrasi serum

    kalium '!0-! m4= kelemahan otot menjadi lebih berat terutama pada bagian

     pro6imal dari tungkai. #etika serum kalium turun hingga dibawah dari '!0 m4=

    maka dapat terjadi kerusakan struktural dari otot! termasuk rhabdomiolisisdan

    miogobinuria.

    ' Dungsi ginjal

    #adar glukosa darah pengambilan glukosa darah ke dalam sel menyebabkan kalim

     berpindah dari luar sel (darah ke dalam sel-sel tubuh.

    , p; darah

    &ibutuhkan untuk menginterpretasikan # J yang rendah. Alkalosis biasa menyertai

    hipokalemia dan menyebabkan pergeseran # J ke dalam sel. Asidosis menyebabkan

    kehilangan # J

     langsung dalam urin.

    0 ;ormon tiroid* 8!8, dan 8%; untuk menyingkirkan penyebab sekunder 

    hipokalemia.

    1 #adar 3P# (creatinin phospokinase dan mioglobin serum

    #adar 3P# tinggi pada paralisis periodik primer selama atau baru saja setelah

    serangan. #adar mioglobin serum juga mungkin tinggi.

    7. 4#G

    Perubahan pada 4#G ini dapat mulai terjadi pada kadar kalium serum dibawah !0

    dan ! m4=. #elainan yang terjadi berupa inversi gelombang 8! timbulnya

    gelombang ) dan %8 depresi! pemanjangan dari P2! H2%! dan H8 interval E.

    17

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    18/23

     

    Gambar * 4#G pada ;ipokalemia

    3. 4MG

    Pada saat serangan terdapat amplitudo yang menurun dan duration muscle action

     potensial yang menurun. uga terdapat fibrilation potensial dan kenaikan jumlah

     polyphasic potensial. #;%8 dalam batas normal.

    &i antara serangan! mungkin ada fibrilasi dan pengulangan keluaran kompleks!

    meningkat dengan dingin dan menurun dengan latihan (dalam paralisis periodik 

    hipokalemik. %elama serangan! 4MG akan menunjukkan listrik diam! baik pada

     paralisis periodik hiperkalemik dan paralisis periodik hipokalemik.

    &. 7iopsi otot

    7iopsi otot diperlukan pada beberapa kasus yang dengan penampilan klinis yang tidak 

    spesifik. Pada paralisis periodik hipokalemik primer muangkin terdapat vakuola

    sentral yang tunggal atau mutipel. Pada paralisis periodik hiperkalemik sekunder!

    vakuola dan agregat tubular dapat ditemukan.

    DIAGNOSIS "ANDING

    Gejala)mur onset

    =ama

    seranganDaktor pencetus

    #eparahan

    serangan

    Gambaran yang

     berhubungan

    Potasium-

    associated

    myotonia

    &ekade

     pertama

    8idak ada

    kelemaha

    n

    •&ingin

    •5stirahat

    setelah latihan

    %erangan

    kekakuan

    dan dariringan

    ;ipertrofi otot

    18

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    19/23

    dampai

     berat

    Paramyotonia

    kongenital

    &ekade

     pertama

    ' / ', jam dingin arang

     parah

    Pseudohipertrofi

    otot

    Paradoksal

    myotonia

    arang kelemahan

    menetap

    8irotoksikosis

     periodik

     paralisis

    &ekade

    ketiga dan

    keempat

    7eberapa

     jam

    sampai B

    hari

    %ama seperti

    hipokalemik PP

    hiperinsulinemi

    a

    %ama

    seperti

    hipokalemi

    k PP

    7isa berkembang

    menjadi

    kelemahan otot

    menetap

    ;ipokalemia

    selama serangan

    TATALAKSANA

    A. Paralisis periodik hipokalemik

    Pasien diberikan edukasi dan berikan informasi untuk mencegah dan menurunkan

    kejadian serangan melalui menghindari kegiatan yang memerlukan kekuatan fisik 

    yang berat! hindari kedinginan! mengkonsumsi buah-buahan atau jus yang tinggi akan

    kalium! membatasi intake karbohidrat dan garam ($1 m4hari.Pemberian obat-obatan seperti penghambat carbonic anhidrase dapat diberikan untuk 

    menurunkan frekuensi dan beratnya serangan kelemahan episodik dan memperbaiki

    kekuatan otot diantara serangan.  Acetazolamide merupakan obat jenis tersebut yang

     banyak diresepkan! dosis dimulai dari $'0 mghari dan secara bertahap ditingkatkan

    hingga dosis yang dibutuhkan maksimum $0 mghari. Pasien yang tidak berespon

    dengan pemberian acetazolamide dapat diberikan penghambat carbonic anhidrase yang

    lebih poten seperti! dichlorphenamide 0 hingga $0 mghari atau pemberian diuretik 

    hemat kalium seperti spironolactone  atau  triamterine (keduanya dalam dosis '0 hingga

    $ mghari. Pemberian rutin kalium chlorida (#3= 0 hingga $ g per hari secara oral

    yang dilarutkan dengan cairan tanpa pemanis dapat mencegah timbulnya serangan pada

    kebanyakan pasien. Pada suatu serangan  HypoPP   yang akut atau berat! #3= dapat

    diberikan melalui intravena dengan dosis inisial !0 hingga !$ m4#g77 dalam bolus

     pelan! diikuti dengan pemberian #3= dalam 0C manitol dengan dosis ' hingga , m4!

    hindari pemberian dalam larutan glukosa sebagai cairan pembawa. #epustakaan lain #3=

    dapat diberikan dengan dosis 0 m4= dalam '0 cc larutan 0 C manitol $!0.

    19

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    20/23

    #oreksi hipokalemia ,!0!E

    Perlu disingkirkan dulu faktor-faktor selain deplesi kalium yang bisa menyebabkan

    hipokalemia! misalnya insulin!obat! dan %tatus asam-basa.

    a. Jumlah alium

    2umus defisit (m4 K ,. / >#J@ L $! untuk menghitung jumlah kalium yang

    dibutuhkan pasien. :amun! ,$ mmol # J  suplemen biasa diberikan pada

    hipokalemia moderat dan berat. Pemberian ,-1 m4 dapat menaikkan kadar kalium

    sebesar $-$.0 m4 =! pemberian $0- $1 m4 dapat menaikkan kadar kalium sebesar 

    '.0-.0 m4 =. Pada hipokalemia ringan (kalium !0 m4= diberikan #3l oral

    ' mmol per hari dan pasien dianjurkan banyak makan makanan yang mengandung

    kalium. #3= oral kurang ditoleransi pasien karena iritasi lambung. Makanan yang

    mengandung kalium cukup banyak dan menyediakan 1 mmol kalium.

    b. ecepatan Pemberian alium !ntravena 

    #ecepatan pemberian tidak boleh dikacaukan dengan dosis. ika kadar serum N '

    m4=! maka kecepatan la9im pemberian kalium adalah $ m4jam dan maksimal '

    m4jam untuk mencegah terjadinya hiperkalemia. Pada anak! !0$ m4kgdosis

    dalam $ jam. &osis tidak boleh melebihi dosis maksimum dewasa. Pada kadar O '

    m4=! bisa diberikan kecepatan , m4jam melalui vena sentral dan monitoring ketat

    di 53). )ntuk koreksi cepat ini! #3l tidak boleh dilarutkan dalam larutan dekstrosa

    karena justru mencetuskan hipokalemia lebih berat.

    c. alium iv 

    • #3l sebaiknya diberikan iv jika pasien tidak bisa makan dan mengalami

    hipokalemia berat. Pada koreksi hipokalemia berat (O ' mmol=! sebaiknya

    gunakan :a3l! bukan dekstrosa. Pemberian dekstrosa bisa menyebabkan penurunan

    sementara # J  serum sebesar !'$!, mmol= karena stimulasi pelepasan insulin

    oleh glukosa.

    • 5nfus yang mengandung #3l !C dan :a3l !?C mengandung , mmol # J  =.

    olume besar dari normal saline bisa menyebabkan kelebihan beban cairan. ika ada

    aritmia jantung! dibutuhkan larutan # J yang lebih pekat diberikan melalui vena

    sentral dengan pemantauan 4#G. Pemantauan teratur sangat penting. Pikirkan

    20

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    21/23

    masak-masak sebelum memberikan N ' mmol # Jjam. #onsentrasi # J  N 1

    mmol= sebaiknya dihindari melalui vena perifer! karena cenderung menyebabkan

    nyeri dan sklerosis vena.

    d. &iet #alium

    &iet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 0-$ m4hari

    (contoh makanan yang tinggi kalium termasuk kismis! pisang! aprikot! jeruk!

    advokat! kacang-kacangan! dan kentang.

    #oreksi Magnesium

    ;ipokalemia tidak dapat dikoreksi apabila konsentrasi magnesium rendah! sehingga

     perlu juga diperiksa kadar magnesium. Peran magnesium dalam fungsi seluler adalah

     berperan dalam pertukaran ion kalsium! natrium dan kalium transmembran pada fase

    depolarisasi dan repolarisasi! melalui aktivasi en9im "a-A#Pase dan  $a-A#Pase.

    &efisiensi Mg akan menurunkan konsentrasi kalium dalam sel dan meningkatkan

    konsentrasi :a dan 3a dalam sel yang pada akhirnya mengurangi A8P intraseluler!

    sehingga Mg dianggap sebagai stabilisator membrane sel. Magnesium juga merupakan

    regulator dari berbagai kanal ion. #onsentrasi Mg yang rendah intraseluler membuat

    kalium keluar sel sehingga mengganggu konduksi dan metabolisme sel. Pada pasien

    dengan hipomagnesium! monitoring untuk serum magnesium yang ingin dicapai adalah

    antara ' / , mmolliter.0

    7. Paralisis periodik hiperkalemik

    Penatalaksanaan dari paralisis periodik hiperkalemik diantaranya $*

    $. Profilaksis * aceta9olamide atau diuretik thia9ide dapat digunakan untuk 

    mencegah serangan.

    '. Pengobatan saat serangan* pada kasus yang sedang tidak membutuhkan terapi

    obat-obatan yang mana hanya dengan minum minuman yang manis atau permen

    gula dapat mengurangi serangan. Pada kasus yang memanjang atau serangan yang

    lanjut diuretik thia9ide dan loop diuretik (furosemide! bumetanide digunakan

    dalam dosis yang cukup tinggi untuk menurunkan kadar kalium menjadi normal.

    ika kadar kalium darah sangat tinggi dapat diberikan secara intravena ' ml

    kalsium glukonas 'C atau drip normal saline atau secara intravena glukosa $C

    ditambah insulin. ika gagal atau intoleransi terhadap diuretik! salbutamol dapat

    diberikan secara intravena untuk mengatasi serangan.

    3. Pengobatan paralisis periodik normokalemik 

    Pengobatan sama dengan paralisis periodik hiperkalemik! seperti $*

    $. &iet tinggi karbohidrat! seperti permen gula

    21

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    22/23

    '. 8hia9ide! seperti chlorthalidone '0-$ mghari

    . Pemberian secara intravena normal saline dan kalsium glukonas

    ,. Pemberian secara intravena insulin dan glukosa

    &. Pengobatan paralisis periodik sekunder 

    Prinsip utamanya adalah penyebeb utamanya harus diobati dahulu! obat-obatan yang

    memperburuk kondisi dihentikan. %uplemen kalium harus diberikan pada paralisis

     periodik hipokalemik. =oop diuretik! glukosa ditambah insulin secara intravena! atau

    kalsium glukonas harus diberikan pada paralisis periodik hiperkalemik $.

    a Paralisis periodik karena tirotoksikosis* pada kelainan ini terdapat hipokalemia!

     pengobatan dengan memberikan kalium klorida dengan beta bloker dan

    carbima9ole (:eomerca9ole. Aceta9olamide tidak efektif Pada kondisi

    emergensi propanolol secara intravena dapat diberikan.

     b Paralisis periodik karena keracunan barium akut* diberikan larutan magnesium

    sulfat '!0 gm secara intravena bolus tunggal. Pada kasus yang masih awal! lavase

    lambung dengan magnesium sulfat ('!0C dapat dibeikan. 7antuan ventilator 

    dapat diberikan jika diperlukan. ;ipokalemia diatasi dengan pemberian secara

    intravena kalium klorida. :atrium sulfat dapat digunakan menggantikan

    magnesium sulfat.

    c Paralisis periodik karena paramyotonia kongenital* biasanya terdapat

    hiperkalemia dan paralisis dipicu oleh dingin. #arenanya itu! pasien harus di

    tempatkan di tempat yang hangat. Pengobatan terdiri dari pemberian oral atau

    secara intravena glukosa dan oral thia9ide.

    d %indrom Andersen* pasien harus dimasukkan ke 53) untuk monitoring jantung

    dan pengobatan segera untuk disritmia jantung. ika kadar kalium serum rendah!

    meningkat! atau normal pengobatan untuk hipokalemia atau hiperkalemia

    dilakukan berdasarkan kadar kalium serum.

    PROGNOSIS

    Paralisis periodik dapat ditangani! dan kelemahan progresif dapat dicegah atau

     bahkan dapat sembuh. :amun! prognosis paralisis periodik bervariasi. Pasien yang tidak 

    mendapatkan terapi mengalami kelemahan anggota badan bagian proksimal yang menetap!

    yang akan membatasi aktivitas. #ebanyakan kasus akan membaik dengan terapi ! sementara

     pada kasus yang lain mengalami kelemahan yang progresif.

    %erangan yang sering berulang akan mengakibatkan kelemahan yang progresif dan menetap

    walaupun diluar serangan.

    7ila hipokalemi ( kadar kalium darah O '!0 m4= terjadi dalam waktu lama! akan

    menyebabkan rhabdomiolisis! mioglobinuria dan aritmia jantung. 7eberapa pasien yang

    22

  • 8/17/2019 Tinjauan Pustaka Mardel PKB Periodik Paralisis

    23/23

    meninggal! dilaporkan akibat aspirasi pneumoni atau tidak adekuatnya dalam membersihkan

    sekresi lendir saluran nafas. Meskipun jarang terjadi kematian akibat kelumpuhan otot-otot

    napas atau gangguan konduksi jantung.$'!$!$,

    23