tinjauan pustaka analisa proksimat - ipb...

4
TINJAUAN PUSTAKA Analisa Proksimat Analisa proksimat merupakan pengujian kimiawi untuk mengetahui kandungan nutrien suatu bahan baku pakan atau pakan. Metode analisa proksimat pertama kali dikembangkan oleh Henneberg dan Stohman pada tahun 1860 di sebuah laboratorium penelitian di Weende, Jerman (Hartadi et al., 1997). McDonald et al. (1995) menjelaskan bahwa analisa proksimat dibagi menjadi enam fraksi nutrien yaitu kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Gambar 1. Skema analisa proksimat bahan pakan (McDonald et al. 1995). Analisa kadar abu bertujuan untuk memisahkan bahan organik dan bahan anorganik suatu bahan pakan. Kandungan abu suatu bahan pakan menggambarkan kandungan mineral pada bahan tersebut. Menurut Cherney (2000) abu terdiri dari mineral yang larut dalam detergen dan mineral yang tidak larut dalam detergen (Gambar 2). Kandungan bahan organik suatu pakan terdiri protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) (Gambar 1). Kadar protein pada analisa proksimat bahan pakan pada umunya mengacu pada istilah protein kasar. Protein kasar memiliki pengertian banyaknya kandungan nitrogen (N) yang terkandung pada bahan tersebut dikali dengan 6,25. Definisi tersebut berdasarkan asumsi bahwa rata-rata kandungan N dalam bahan pakan adalah 16 gram per 100 gram protein (NRC, 2001). Protein kasar terdiri dari protein dan nitrogen bukan protein (NPN) (Cherney, 2000). Cherney (2000) melaporkan bahwa lemak kasar terdiri dari lemak dan pigmen. Zat-zat nutrien yang bersifat larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan K diduga terhitung sebagai lemak kasar. Pigmen yang sering terekstrak pada analisa lemak kasar seperti klorofil atau xanthophil. Analisa lemak kasar pada umumnya Bahan Makanan Air Bahan Kering Abu Bahan Organik Protein Kasar Bahan Organik Tanpa Nitrogen Lemak Kasar Karbohidrat Serat Kasar Bahan Ekstrak Tanpa Ntirogen

Upload: nguyendieu

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA Analisa Proksimat - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61578/BAB II... · 2 TINJAUAN PUSTAKA Analisa Proksimat . Analisa proksimat merupakan

2

TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Proksimat

Analisa proksimat merupakan pengujian kimiawi untuk mengetahui

kandungan nutrien suatu bahan baku pakan atau pakan. Metode analisa proksimat

pertama kali dikembangkan oleh Henneberg dan Stohman pada tahun 1860 di sebuah

laboratorium penelitian di Weende, Jerman (Hartadi et al., 1997). McDonald et al.

(1995) menjelaskan bahwa analisa proksimat dibagi menjadi enam fraksi nutrien

yaitu kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa

nitrogen (BETN).

Gambar 1. Skema analisa proksimat bahan pakan (McDonald et al. 1995).

Analisa kadar abu bertujuan untuk memisahkan bahan organik dan bahan

anorganik suatu bahan pakan. Kandungan abu suatu bahan pakan menggambarkan

kandungan mineral pada bahan tersebut. Menurut Cherney (2000) abu terdiri dari

mineral yang larut dalam detergen dan mineral yang tidak larut dalam detergen

(Gambar 2). Kandungan bahan organik suatu pakan terdiri protein kasar, lemak

kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) (Gambar 1).

Kadar protein pada analisa proksimat bahan pakan pada umunya mengacu

pada istilah protein kasar. Protein kasar memiliki pengertian banyaknya kandungan

nitrogen (N) yang terkandung pada bahan tersebut dikali dengan 6,25. Definisi

tersebut berdasarkan asumsi bahwa rata-rata kandungan N dalam bahan pakan adalah

16 gram per 100 gram protein (NRC, 2001). Protein kasar terdiri dari protein dan

nitrogen bukan protein (NPN) (Cherney, 2000).

Cherney (2000) melaporkan bahwa lemak kasar terdiri dari lemak dan

pigmen. Zat-zat nutrien yang bersifat larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan

K diduga terhitung sebagai lemak kasar. Pigmen yang sering terekstrak pada analisa

lemak kasar seperti klorofil atau xanthophil. Analisa lemak kasar pada umumnya

Bahan Makanan

Air

Bahan Kering

Abu

Bahan Organik

Protein KasarBahan

Organik Tanpa

Nitrogen

Lemak Kasar

Karbohidrat

Serat KasarBahan

Ekstrak Tanpa

Ntirogen

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA Analisa Proksimat - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61578/BAB II... · 2 TINJAUAN PUSTAKA Analisa Proksimat . Analisa proksimat merupakan

3

menggunakan senyawa eter sebagai bahan pelarutnya, maka dari itu analisa lemak

kasar juga sering disebut sebagai ether extract.

Analisa Proksimat

Komponen Kimia Analisa Van Soest

Protein

kasar

Protein

Nitrogen bukan protein

Lemak

kasar

Lemak

Pigmen

NDS

Bahan Ekstrak

Tanpa Nitrogen

Gula

Asam Organik

Pektin

Hemisellulosa

Lignin yang larut dalam alkali

Serat Kasar

Lignin tidak larut dalam alkali

Serat yang berikatan dengan nitrogen

Sellulosa

Abu

Mineral yang tidak larut dalam detergen

Mineral yang larut dalam detergen

Gambar 2. Perbedaan analisa proksimat dan analisa Van Soest (Cherney, 2000)

Serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat dan didefinisikan sebagai

fraksi yang tersisa setelah didigesti dengan larutan asam sulfat standar dan sodium

hidroksida pada kondisi terkondisi (Suparjo, 2010). Serat kasar sebagian besar

berasal dari sel dinding tanaman dan mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin

(Suparjo, 2010). Lu et al. (2005) menyatakan bahwa serat pakan secara kimiawi

dapat digolongkan menjadi serat kasar, neutral detergent fiber, acid detergent fiber,

acid detergent lignin, selulosa dan hemiselulosa. Peran serat pakan sebagai sumber

Lignin

ADF NDF

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA Analisa Proksimat - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61578/BAB II... · 2 TINJAUAN PUSTAKA Analisa Proksimat . Analisa proksimat merupakan

4

energi erat kaitannya dengan proporsi penyusun komponen serat seperti selulosa,

hemiselulosa dan lignin (Suparjo, 2010). Menurut Cherney (2000) serat kasar terdiri

dari lignin yang tidak larut dalam alkali, serat yang berikatan dengan nitrogen dan

selulosa.

Bahan ekstrak tanpa nitrogen merupakan bagian karbohidrat yang mudah

dicerna atau golongan karbohidrat non-struktural. Karbohidrat non-struktural dapat

ditemukan di dalam sel tanaman dan mempunyai kecernaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan karbohidrat struktural. Gula, pati, asam organik dan bentuk lain

dari karbohidrat seperti fruktan termasuk ke dalam kelompok karbohidrat non-

struktural dan menjadi sumber energi utama bagi sapi perah yang berproduksi tinggi.

Kemampuan karbohidrat non-struktural untuk difermentasi dalam rumen nilainya

bervariasi tergantung dari tipe pakan, cara budidaya dan pengolahan (NRC, 2001).

Menurut Cherney (2000) bahan ekstrak tanpa nitrogen tersusun dari gula, asam

organik, pektin, hemiselulosa dan lignin yang larut dalam alkali.

Fraksi Serat Van Soest

Neutral Detergent Fiber (NDF)

Neutral Detergent Fiber (NDF) menggambarkan semua komponen

karbohidrat struktural dalam dinding sel tanaman yang meliputi selulosa,

hemiselulosa dan lignin (NRC, 2001). Kandungan NDF suatu pakan merupakan

faktor utama yang mempengaruhi tingkat konsumsi pakan dan laju pengisian rumen

terutama pada sapi perah yang berproduksi tinggi (Kendall et al., 2009). Neutral

Detergent Fiber (NDF) merupakan metoda yang terbaik untuk memisahkan antara

karbohidrat struktural dengan karbohidrat non-struktural pada tumbuhan. Proporsi

dari komponen-komponen penyusun NDF (hemiselulosa, selulosa dan lignin) akan

mempengaruhi nilai kecernaan dari NDF. Konsentrasi Neutral Detergent Fiber

dalam pakan atau dalam ransum memiliki korelasi negatif dengan konsentrasi energi.

Pakan atau ransum yang memiliki kandungan NDF yang sama belum tentu memiliki

jumlah energi yang sama, maka untuk pakan atau ransum yang memiliki konsentrasi

NDF yang lebih tinggi kemungkinan memiliki jumlah energi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pakan atau ransum yang memiliki kandungan NDF yang lebih

rendah (NRC, 2001).

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA Analisa Proksimat - IPB Repositoryrepository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61578/BAB II... · 2 TINJAUAN PUSTAKA Analisa Proksimat . Analisa proksimat merupakan

5

Kandungan NDF pada pakan atau ransum tidak selalu menjadi pembatas bagi

nilai konsumsi bahan kering ketika ransum tersebut diformulasikan untuk mencukupi

kebutuhan energi. Kandungan NDF berhubungan dengan nilai pH rumen karena

NDF difermentasi lebih lama dan memiliki nilai kecernaan yang lebih rendah

dibandingkan dengan NFC (Non-Fibrous Carbohydrate). Aktivitas mengunyah dan

tingkat produksi saliva meningkat seiring dengan jumlah NDF yang dikonsumsi

(NRC, 2001).

Acid Detergent Fiber (ADF)

Acid Detergent Fiber atau ADF dapat didefinisikan sebagai banyaknya fraksi

yang tidak terlarut setelah melalui proses pelarutan pada larutan detergent asam (Acid

Detergent Solution). Selulosa dan lignin merupakan komponen penyusun dari ADF

(NRC, 2001). Beberapa persamaan regresi telah dikembangkan untuk menduga

kandungan ADF dari kandungan NDF. Kandungan ADF dari silase jagung dapat

diduga dengan persamaan Y = -1,15 + 0,62 NDF (r2 = 0,89; N = 2425), kandungan

ADF rumput dapat diduga dengan persamaan Y = 6,89 + 0,50 NDF (r2 = 0,62; N =

722) dan kandungan ADF legum dapat diprediksi dengan menggunakan persamaan

Y = -0,73 + 0,82 NDF (r2

= 0,84; N = 2899) (NRC, 2001). Kandungan ADF dapat

digunakan untuk menduga besaran energi pada rumput (Beauchemin, 1996). Analisa

NDF dan ADF memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan dari analisa NDF adalah

terlarutnya pektin yang terdapat dinding sel sehingga untuk bahan pakan yang tinggi

akan pektin nilai NDF tidak mewakili banyaknya komponen karbohidrat struktural

dalam dinding sel. Kekurangan dari analisa ADF adalah adanya sebagian lignin yang

terlarut selama proses analisa sehingga tidak seluruh fraksi lignin terhitung sebagai

bagian dari ADF (Jung, 1997).