tinea cruris

72
Tinea Cruris Oleh : Trisna Yunita Elan Satria Preseptor : Dr. Sukri Rahman, Sp. THT-KL

Upload: muhamad-azrul

Post on 27-Nov-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dermatophytosis

TRANSCRIPT

Page 1: Tinea Cruris

Tinea Cruris

Oleh :

Trisna YunitaElan Satria

Preseptor :

Dr. Sukri Rahman, Sp. THT-KL

Page 2: Tinea Cruris

Definisi

Tinea Cruris

•dermatofitosis pada sela paha, perineum dan sekitar anus.

Nama lain

•eczema marginatum, jockey itch, ringworm of the groin, dhobie itch

Page 3: Tinea Cruris

Etiologi

Trichopyhton rubrum (90%)

Epidermophython fluccosum,

Trichophyton mentagrophytes (4%

)

Trichopyhton tonsurans (6

%).

Page 4: Tinea Cruris

Epidemiologi

Paling banyak di daerah tropis

lebih sering pada orang dewasa,

terutama laki-laki dibandingkan perempuan

sering terjadi pada orang yang kurang

memperhatikan kebersihan diri atau lingkungan sekitar

yang kotor dan lembab

Page 5: Tinea Cruris

Patofisiologi

Cara penularan jamur

Langsung Tidak langsung

Page 6: Tinea Cruris

PatofisiologiJamur ini menghasilkan keratinase yang mencerna keratin

Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke jaringan epidermis dan menimbulkan reaksi peradangan.

Page 7: Tinea Cruris

Pertumbuhannya dengan pola radial di stratum korneum

timbulnya lesi kulit dengan batas yang jelas dan meninggi

(ringworm)

Page 8: Tinea Cruris

Faktor yang berpengaruh

Faktor virulensi dari dermatofita Faktor trauma Faktor suhu dan kelembapan Keadaan sosial serta kurangnya

kebersihan Faktor umur dan jenis kelamin 

Page 9: Tinea Cruris

Diagnosis

AnamnesisPemeriksaan

FisikPemeriksaan Penunjang

Page 10: Tinea Cruris

Anamnesis

rasa gatal dan kemerahan di regio inguinalis dan dapat

meluas ke sekitar anus, intergluteal

sampai ke gluteus.

Dapat pula meluas ke supra pubis dan abdomen bagian

bawah.

Rasa gatal akan semakin meningkat

jika banyak berkeringat.

Page 11: Tinea Cruris

Pemeriksaan fisik

Page 12: Tinea Cruris

Manifestasi tinea cruris

Plak eritematus dengan central

healing di lipatan inguinal, distal lipat paha, dan proksimal dari abdomen bawah

dan pubis

Daerah bersisik

Pada infeksi akut, bercak-bercak

mungkin basah dan eksudatif

Page 13: Tinea Cruris

Pada infeksi kronis

makula hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya dan

disertai likenifikasi

Area sentral biasanya

hiperpigmentasi dan terdiri atas

papula eritematus yang

tersebar dan sedikit skuama

Page 14: Tinea Cruris

Tinea pada bokong ,sela paha

Page 15: Tinea Cruris

Tinea pada sela paha dan pubis

Page 16: Tinea Cruris

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dengan

sediaan basah

Pemeriksaan kultur dengan

Sabouraud agar

Punch biopsi

Pemeriksaan Lampu Wood

Page 17: Tinea Cruris

Pemeriksaan dengan sediaan basah

Kulit dibersihkan dengan alkohol 70% 

Tetesi KOH 10-20 % 1-2 tetes

Tunggu 10-15 menit untuk melarutkan jaringan 

Page 18: Tinea Cruris

Lihat di mikroskop dengan pembesaran 10-45 kali

didapatkan hifa, sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh sekat, dan bercabang, maupun spora

berderet (artrospora)

Page 19: Tinea Cruris

Gambaran hifa panjang bersekat dan arthrospora pada pemeriksaan KOH

Page 20: Tinea Cruris

Pemeriksaan kultur dengan Sabouraud

agar•menanamkan bahan klinis pada medium saboraud dengan ditambahkan chloramphenicol dan cyclohexamide •Identifikasi jamur biasanya antara 3-6 minggu.

Page 21: Tinea Cruris

Punch biopsi

•Pengecatan dengan Peridoc Acid–Schiff•sensitifitasnya dan spesifisitasnya rendah.

Pemeriksaan Lampu

Wood

•tampak floresensi merah bata

Page 22: Tinea Cruris

Diagnosis Banding

Candidosis intertrigin

osaErytrasma Psoriasis Dermatitis

Seboroik

Page 23: Tinea Cruris

Candidosis intertriginosapenyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida biasanya oleh Candida albicans predisposisi baik endogen maupun eksogen.

mengenai daerah lipatan kulit

bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan kemerahan. gatal yang hebat, kadang-kadang disertai rasa panas seperti terbakar

Page 24: Tinea Cruris

Erytrasma

• penyakit bakteri kronik pada stratum korneum yang disebabkan oleh Corynebacterium minitussismum

• lesi berupa eritema dan skuama halus terutama di daerah ketiak dan lipat paha.

Page 25: Tinea Cruris

Erytrasma

• Efloresensi yang sama berupa eritema dan skuama pada seluruh lesi merupakan tanda khas dari eritrasma.

• Skuama kering yang halus menutupi lesi dan pada perabaan terasa berlemak. 

Page 26: Tinea Cruris

Psoriasis

penyakit yang penyebabnya

autoimun, bersifat kronik dan residif,

bercak-bercak eritema berbatas

tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan,

disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz,

dan Kobner.

Page 27: Tinea Cruris

Dermatitis Seboroik

penyakit inflamasi konis yang mengenai daerah kepala dan

badan.

eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan

dengan batas kurang tegas.

Page 28: Tinea Cruris

Penatalaksanaan

Edukasi kepada pasien

menjaga daerah lesi tetap kering

Bila gatal, jangan digaruk

Jaga kebersihan kulit

Page 29: Tinea Cruris

Penatalaksanaan

Edukasi kepada pasien

mengganti pakaian yang lembab

Gunakan pakaian yang dapat menyerap

keringat

pakaian dan handukdicuci dan

direndam air panas.

Page 30: Tinea Cruris

Terapi Farmakologi

Tinea cruris tanpa

komplikasi

anti jamur topikal saja

golongan

imidazole dan

allynamin

keberhasilan terapi

70-100%

Page 31: Tinea Cruris

Terapi sistemik

•diberikan jika terdapat kegagalan dengan terapi topikal• intoleransi dengan terapi topikal.

Page 32: Tinea Cruris

Obat secara topikal yang digunakan dalam tinea cruris

Golongan Azol

Golongan alinamin

Golongan Benzilamin

Golongan lainnya

Page 33: Tinea Cruris

Golongan Azol

• Clotrimazole (Lotrimin, Mycelec)• Mikonazole (icatin, Monistat-derm)• Econazole (Spectazole)• Ketokonazole (Nizoral)• Oxiconazole (Oxistat)• Sulkonazole (Exeldetm)

Page 34: Tinea Cruris

Golongan alinamin

Naftifine (Naftin)

Terbinafin (Lamisil)

Page 35: Tinea Cruris

Golongan Benzilami

n

•Butenafine (mentax)

Golongan lainnya

•Siklopiroks (Loprox)•Haloprogin (halotex)•Tolnaftate

Page 36: Tinea Cruris

Pengobatan secara sistemik

Ketokonazole

Itrakonazole

Griseofulfin

Terbinafine

Page 37: Tinea Cruris

Komplikasi

•infeksi sekunder oleh candida atau bakteri yang lain. •Pada infeksi jamur kronis dapat terjadi likenifikasi dan hiperpigmentasi kulit

Prognosis

•baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat asalkan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.

Page 38: Tinea Cruris

ILUSTRASI KASUS

Identitas PasienNama/Kelamin/Umur : Ny. M/

Perempuan/ 52 tahun

Pekerjaan/pendidikan : Petani/Tamat SD

Alamat : Jalan Tanah Sirah No 15 , Lubuk Begalung , Padang

Page 39: Tinea Cruris

Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

•Status Perkawinan : Menikah•Jumlah Anak : 3 orang•Status Ekonomi Keluarga:•Kurang mampu, penghasilan Rp 1.000.000,-/bulan•KB : Tidak ada

Page 40: Tinea Cruris

Kondisi Rumah

•Rumah semi permanen, perkarangan sempit•Ventilasi dan pencahayaan kurang•Listrik ada•Sumber air dari PDAM•Jamban ada 1 buah, di dalam rumah•Sampah ditumpuk di belakang rumah untuk kemdudian ditimbun atau dibakar•Kesan : higine dan sanitasi kurang

Page 41: Tinea Cruris

Kondisi Lingkungan Keluarga

•Jumlah penghuni 5 orang, pasien, suami pasien dan 3 anak pasien•Tinggal di daerah pinggiran kota.

Page 42: Tinea Cruris

Aspek Psikologis di keluarga

•Pasien tinggal bersama suami dan 3 orang anaknya•Hubungan dengan keluarga baik•Faktor stress dalam keluarga (-)

Page 43: Tinea Cruris

Riwayat Penyakit dahulu / Penyakit

Keluarga•Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.

Page 44: Tinea Cruris

Keluhan Utama

Bercak merah pada sela paha dan bokong yang

bertambah gatal sejak ± 3 minggu yang lalu

Page 45: Tinea Cruris

Riwayat Penyakit Sekarang

•Bercak merah pada sela paha dan bokong yang bertambah gatal sejak ± 3 minggu yang lalu. •Awalnya bercak muncul di sela paha, kemudian menyebar hingga ke bokong. Bercak dirasakan sangat gatal. •Bercak dirasakan bertambah gatal jika pasien berkeringat.

Page 46: Tinea Cruris

Riwayat Penyakit Sekarang

•Kelainan kulit di tempat lain tidak ada •Riwayat menggunakan pakaian berlapis-lapis ada•Pasien mandi 2 kali sehari dan mengganti pakaian sesudah mandi.•Pakaian dalam diganti 2x sehari sesudah mandi

Page 47: Tinea Cruris

Riwayat Penyakit Sekarang

•Riwayat menggunakan handuk bersama tidak ada.•Riwayat kontak dengan binatang peliharaan seperti anjing dan kucing tidak ada.•Riwayat berkebun atau kontak dengan tanah ada.•Keluhan kuku dan rambut tidak ada

Page 48: Tinea Cruris

Riwayat Penyakit Sekarang

•Pasien pernah membeli obat 1 minggu yang lalu di toko obat, berupa obat salep berwarna putih, tapi pasien lupa nama obat yang diberikan. Setelah menggunakan obat tersebut keluhan gatal tidak berkurang.

Page 49: Tinea Cruris

Pemeriksaan Fisik

• Status Generalis•Keadaan Umum : Baik•Kesadaran : CMC•Nadi : 80x/ menit•Nafas : 19x/menit•TD : 120/80 mmHg•Suhu : 36,7 0C•BB : 65 Kg•TB : 152 cm

Page 50: Tinea Cruris

Mata

•Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Kulit•Turgor kulit baik•Status dermatologikus

Page 51: Tinea Cruris

Dada :

• Paru:•Inspeksi : simetris kiri = kanan•Palpasi : fremitus kiri = kanan•Perkusi : sonor•Auskultasi : suara nafas vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

• Jantung•Inspeksi : iktus tidak terlihat•Palpasi : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V•Perkusi : Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V•Kanan : LSD•Atas: RIC II•Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)

Page 52: Tinea Cruris

Abdomen•Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit•Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )•Perkusi : Timpani•Auskultasi : BU (+) N

Anggota gerak

•Reflex fisiologis ++/++, reflex patologis -/-, Oedem tungkai -/-

Page 53: Tinea Cruris

Status Dermatologikus :•Lokasi : kedua sela paha dan bokong•Distribusi : Terlokalisir•Bentuk : Tidak khas•Susunan: Tidak khas •Batas : Tegas •Ukuran : Plakat •Efloresensi: Plak hiperpigmentasi, papul eritem, skuama putih kasar , pinggir aktif

Page 54: Tinea Cruris

Laboratorium Anjuran

• Kerokan kulit dengan KOH 20%

Diagnosis Kerja

• Tinea Kruris

Page 55: Tinea Cruris

Manajemen Preventif

• Menjaga kebersihan badan dengan mandi 2x sehari

• Sering mengganti pakaian jika lembab

• Memakai pakaian yang menyerap keringat

• Hindari pemakaian pakaian yang berlapis-lapis

Page 56: Tinea Cruris

Manajemen Promotif

• Menganjurkan pasien agar memakai celana dengan bahan yang mudah menyerap keringat.

• Memberikan edukasi kepada pasien bahwa penyakitnya dapat menular sehingga sebaiknya dihindari pemakaian handuk atau pakaian bersama.

Page 57: Tinea Cruris

Manajemen Promotif

• Menjelaskan kepada pasien cara pemakaian obat (obat dioleskan tipis-tipis 2x sehari sesudah mandi dengan batas pemberian salep ± 2-3 cm dari piggir lesi.

• Menjelaskan kepada pasien bahwa pengobatan butuh waktu yang lama yaitu sekitar 2-4 minggu sampai lesi benar-benar sembuh

Page 58: Tinea Cruris

Manajemen Kuratif

• Griseofulvin tablet 1x4 tablet (@125mg) malam hari selama 2-4 minggu

• Ketokonazol cream 2 % (2 x sehari sesudah mandi, dioles tipis-tipis)

• CTM tablet 4mg (3 x 1 tablet/hari)

Page 59: Tinea Cruris

Manajemen Rehabilitatif

•Kontrol teratur ke Puskesmas karena pengobatan memerlukan waktu yang lama.

Page 60: Tinea Cruris

Dinas Kesehatan Kota Padang

Puskesmas Lubuk Begalung

Dokter : Trisna-Elan

Tanggal : 27 Desember 2012

R/ Griseofulvin tab 125 mg No. X

S 1 dd tab IV (malam hari) £

R/ CTM tab 4 mg No. X

S 3 dd tab I £

R/ Ketokonazole cream 2 % tube No. I

S u e (2x sehari sesudah mandi) £

Pro : Ny.M

Umur : 52 tahun

Alamat :Jalan Tanah Sirah No 15, Lubuk Begalung Padang.

Page 61: Tinea Cruris

DISKUSI

• Tinea cruris merupakan dermatofitosis yang terbatas pada daerahgenito-krural saja atau bahkan meluas ke daerah sekitar anus, daerah gluteus dan perut bagian bawah atau bagian tubuh yang lain,

• Etiologi terbanyak adalah Trichopyhton rubrum, • Kelainan kulit ini, dapat bersifat akut atau

menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup.

Page 62: Tinea Cruris

DISKUSI

• faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya kelainan ini

• Pada ilustrasi kasus didapatkan :

•usia dewasa, pekerjaan sebagai petani dan iklim tropis, adanya riwayat menggunakan pakaian berlapis-lapis dan riwayat berkebun atau kontak dengan tanah, menjadi keterangan dalam awal menegakan diagnosis,

Page 63: Tinea Cruris

DISKUSI• Pasien datang dengan

keluhan utama :• bercak merah pada sela

paha dan bokong yang bertambah gatal sejak ± 3 minggu yang lalu.

• Awalnya bercak muncul di sela paha, kemudian menyebar hingga ke bokong.

• Bercak dirasakan sangat gatal, dan bercak dirasakan bertambah gatal jika pasien berkeringat.

Tinea cruris • rasa gatal dan

kemerahan di regio inguinalis dan dapat meluas ke sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus.

• Dapat pula meluas ke supra pubis dan abdomen bagian bawah.

• Rasa gatal akan semakin meningkat jika banyak berkeringat, ini terkait dengan pekerjaan pasien sebagai seorang petani.

Page 64: Tinea Cruris

Pemeriksaan status dermatologikus

• Lokasi : kedua sela paha dan bokong

• Distribusi : Terlokalisir• Bentuk : Tidak khas• Susunan : Tidak khas • Batas : Tegas • Ukuran : Plakat • Efloresensi : Plak

hiperpigmentasi, papul eritem, skuama putih kasar , pinggir aktif

Tinea cruris • lokasi di regio inguinalis dengan makula eritematosa, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif

• Hal ini terjadi karena pertumbuhan jamur dengan pola radial di stratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit dengan batas yang jelas dan meninggi (ringworm).

Page 65: Tinea Cruris

DISKUSI

• Kealinan pada pasien ini bersifat kronis karena efloresensi yang tampak berupa makula hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya dan disertai likenifikasi akibat garukan kronis.

Page 66: Tinea Cruris

DISKUSI

• Untuk memastikan diagnosis ada beberapa pemeriksaan penunjang :

• pemeriksaan dengan sediaan basah • kultur dengan Sabouraud agar• Punch biopsi• Pemeriksaan lampu wood. • karena keterbatasan alat dipuskesmas maka

pemeriksaan tidak dapat dilakukan dan diagnosis hanya ditegakan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Page 67: Tinea Cruris

DISKUSI

• Penatalaksanaan :• Manajemen promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif.• Promotif dan preventif edukasi

Page 68: Tinea Cruris

DISKUSI

• Pengobatan kuratif diberikan Griseofulvin tablet 1x4 tablet (@125mg) malam hari selama 2-4 minggu.

• Ketokonazol cream 2 % (2 x sehari sesudah mandi, dioles tipis-tipis).

• CTM tablet 4mg (3 x 1 tablet/hari).

Page 69: Tinea Cruris

DISKUSI

• Terapi sistemik diberikan karena terdapat kegagalan dengan terapi topikal.

• Griseofulfin dipilih karena merupakan obat fungistatik, bekerja dengan menghambat mitosis sel jamur dengan mengikat mikrotubuler dalam sel.

Page 70: Tinea Cruris

DISKUSI

• Ketokonazol topikal diberikan karena bersifat broad spektrum akan menghambat sintesis ergosterol sehingga komponen sel jamur meningkat menyebabkan sel jamur mati.

• CTM untuk mengurangi rasa gatal sehingga garukan yang berlebihan dan infeksi kronis dapat dihindari.

Page 71: Tinea Cruris

DISKUSI

• Manajemen rehabilitatif pasien dianjurkan kontrol teratur ke Puskesmas

• Menginformasikan prognosis penyakit ini baik terapi yang tepat dan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.

Page 72: Tinea Cruris

Terima kasih