miniproject tinea pedis.doc

Upload: rahmah-fitri-utami

Post on 26-Feb-2018

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    1/38

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau (ponpes),

    adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, di mana parasiswanya semua

    tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal

    dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri.

    Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid

    untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya.

    Perilaku hidup bersih dan sehat terutama kebersihan perseorangan

    di pondok pesantren pada umumnya kurang mendapatkan perhatian dari

    santri. Faktanya, sebagian pesantren tumbuh dalam lingkungan yang

    kumuh, tempat mandi dan WC yang kotor, lingkungan yang lembab, dan

    sanitasi buruk. Ditambah lagi dengan perilaku tidak sehat, seperti

    menggantung pakaian di kamar, tidak membolehkan pakaian santri putri

    dijemur di bawah terik matahari, dan saling bertukar pakai benda pribadi,

    seperti sisir dan handuk sehingga disinilah kuni akrabnya penyakit kulit

    dengan dunia pesantren. !ondisi seperti ini sangat memungkinkan

    terjadinya penularan penyakit kulit apabila para santri dan pengelolanya

    tidak sadar akan pentingnya menjaga kebersihan baik kebersihan

    lingkungan maupunpersonal hygiene (Perdoski "##$).

    Dermato%itosis adalah salah satu in%eksi yang paling sering terjadi

    di dunia. Distribusi, spesies penyebab, dan bentuk in%eksi yang terjadiber&ariasi pada daerah geogra%is,lingkungan dan budaya yang berbeda.

    Dermato%ita berkembang pada suhu "'"C dan timbulnya in%eksi pada

    kulit manusia didukung oleh kondisi yang panas dan lembab. !arena

    alasan ini, in%eksi jamur super%isial relati% sering pada negara tropis pada

    populasi dengan status sosioekonomi rendah yang tinggal di lingkungan

    yang sesak dan hygiene yang rendah (Soekandar "##*).

    $

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    2/38

    Salah satu dermato%itosis yang banyak terjadi adalah tinea pedis.

    +inea pedis atau yang lebih dikenal sebagai tinea pedis atau Athletes foot

    maupun ringworm of the foot merupakan in%eksi kulit oleh jamur yang

    biasanya menyerang sela jari kaki dan telapak kaki. +inea pedis

    disebabkan oleh Trichophyton rubrum yang sering memberikan kelainan

    menahun. Di merika Serikat, tinea pedis diperkirakan menjadi penyakit

    kulit kedua terbanyak setelah jerawat. Di -ropa dan sia +imur, pre&alensi

    tinea pedis diperkirakan sebesar "# (/ansour dan 0amdi "##1).

    Sementara di Spanyol, pre&alensi tinea pedis adalah sebesar ",2

    (*," untuk lakilaki dan $,1 untuk perempuan). Pre&alensi lebih tinggi

    pada ras yang tinggal di daerah tropis. +inea pedis sering menyerang orang

    dewasa yang bekerja ditempat basah seperti tukang ui, petani atau orang

    yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup misalnya pelajar atau

    tentara (Perea, 3amos, et al., "###).

    Selain karena pemakaian sepatu tertutup untuk waktu yang lama,

    bertambahnya kelembaban karena keringat, peahnya kulit karena

    mekanis, tingkat kebersihan perorangan, dan paparan terhadap jamur

    merupakan %aktor risiko yang menyebabkan terjadinya tinea pedis.

    !ondisi lingkungan yang lembab dan panas di selasela jari kaki karena

    pemakaian sepatu dan kaus kaki, juga akan merangsang tumbuhnya jamur

    (Perea, 3amos, et al., "###).

    !ejadian tinea pedis di sela jari banyak ditemukan pada pria

    dibandingkan pada wanita. ngka kejadian tinea pedis meningkat seiring

    bertambahnya usia, karena semakin bertambah usia seseorang maka akanmenurun pula daya tahan tubuhnya.

    !eadaan sosial ekonomi serta kurangnya kebersihan memegang

    peranan yang penting pada in%eksi jamur, yaitu insiden penyakit jamur

    lebih sering terjadi pada sosial ekonomi rendah. 0al ini berkaitan dengan

    status gi4i yang mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang terhadap

    penyakit.

    "

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    3/38

    1.2 Rumusan Masalah

    5agaimana gambaran tingkat pengetahuan santri Pondok Pesantren

    /amba6u Sya%a6atil 7ur6an tentang tinea pedis (kutu air)8

    1.3 Tujuan Peneltan

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat

    pengetahuan santri Pondok Pesantren /amba6u Sya%a6atil 7ur6an tentang

    tinea pedis (kutu air).

    1.! Man"aat Peneltan

    0asil penelitian ini diharapkan dapat memberi man%aat berupa9

    1.!.1 B#ang aka#emk$lmah

    /enambah pemahaman santri Pondok Pesantren /amba6u

    Sya%a6atil 7ur6an tentang tinea pedis (kutu air).

    1.!.2 B#ang %ela&anan mas&arakat

    /enambah wawasan dan sumber in%ormasi bagi orang laintentang penyakit tinea pedis.

    1.!.3 B#ang %engem'angan %eneltan

    0asil penelitian ini dapat menjadi landasan teori bagi

    penelitian selanjutnya dalam hal penyakit tinea pedis sehingga

    dapat berman%aat untuk menurunkan pre&alensi, mengobati atau

    menegah tinea pedis.

    BAB II

    TIN(AUAN PU)TA*A

    :

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    4/38

    2.1 DE+INI)I DAN EPIDEMI,L,-I TINEA PEDI)

    +inea pedis (kaki atlet) adalah salah satu in%eksi jamur super%isial

    yang sering terjadi pada kulit di seluruh wilayah di dunia. ;n%eksi jamur pada

    kaki yang sering terjadi pada pria dewasa dan jarang pada wanita dan anak

    anak. 0al ini lebih sering terjadi pada masyarakat yang hidup berdekatan

    seperti barak tentara, sekolah berasrama, mereka yang sering mengunjungi

    kolam renang, dan kaki yang tertutup sepatu yang tidak menyerap keringat.

    !ejadian in%eksi ini lebih tinggi pada iklim lembab hangat yang diketahui

    sebagai tempat pertumbuhan jamur, tetapi terjadi lebih jarang pada daerah di

    dunia di mana sepatu tidak umum digunakan (Soekandar "##*, 5udimulja

    "##1).

    +inea pedis mengin%eksi melalui kontak langsung dengan

    arthroonidia (diproduksi oleh %ilamen dermatophyti), sekalipun memakai

    sepatu ketat yang memiu in%eksi dan penyebaran. +inea pedis bisa disertai

    dengan in%eksi dermato%it dari bagian tubuh lain termasuk paha, tangan atau

    kuku. Sekitar $' dari populasi mengalami in%eksi jamur kaki pada satu

    waktu tertentu dan lebih dari 1# indi&idu akan mengalami in%eksi jamur

    kaki, kemungkinan besar tinea pedis, selama hidupnya. Setelah terin%eksi,

    organisme akan bertahan lama pada host dan indi&idu berperan sebagai

    arrier.

    Pasien dengan gejala berat mungkin menari bantuan medis dan

    sering dari mereka memiliki in%eksi jamur bersamaan dengan kuku kaki. da

    banyak kasus yang tidak terdiagnosis yang mungkin asimtomatik dan tidakdiduga tinea pedis tetapi kemungkinan sumber in%eksi bagi orang lain.

    2.2 +A*T,R PREDI)P,)I)I TINEA PEDI)

    *

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    5/38

    ;ndi&idu dengan gangguan pertahanan imun sangat rentan terhadap

    in%eksi. 0;

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    6/38

    yang ternyata tidak melemahkan pernyataan tersebut (Perea, 3amos, et al.,

    Pre&alene and 3isk Fators o% +inea Anguium and +inea Pedis in the

    Beneral Population in Spain "###).

    5eberapa %aktor host yang berpengaruh pada peningkatan terjadinya

    tinea pedis diantaranya adalah peningkatan angka kejadian ;DS dan

    banyaknya pasien yang menjalani kemoterapi, penggunaan steroids,

    transpalntasi organ dan pemberian nutrisi parenteral. pasien yang mengalami

    obesitas, penuaan, atau pasien yang mempunyai penyakit sistemik juga

    menyebabkan meningkatnya tinea pedis. Selain itu %aktor lokal yang dapat

    mempengaruhi kejadian tinea pedis adalah trauma, kelembapan yang

    berlebihan, pakaian yang ketat dan penggunaan sarana pemandian umum atau

    kolam renang umum. Penelitian terbaru di ;srael menunjukan bahwa

    penuian kaki berulang kali pada anak sekolah dapat menyebabkan

    delipidasi dan perubahan p0 di stratum orneum yang dapat memau

    pertumbuhan jamur (l 0asan, et al. "##*, Sularsito "##>).

    +iga spesies jamur, Trichophyton rubrum, Trichophyton

    mentagrophytes, dan Epidermophyton floccosum ketiganya bertanggung

    jawab sebagaipenyebab terbanyak terjadinya +inea Pedis di dunia. diantara

    ketiga jamur yang memiliki si%at keratophili tersebut, Trichophyton rubrum

    adalah yang paling umum berhubungan dengan kejadian +inea Pedis kronis.

    Faktor yang mempengaruhi penyebaran dari jamur pathogen ini adalah

    tergantung pada sumber in%eksinya yang biasanya berasal dari manusia lain

    (anthropophili), hewan (4oophili) dan dari tanah (geophili) (l 0asan, et

    al. "##*, Siregar "##').T. rubrummempunyai beberapa mikrokonidia sepanjang hi%anya yang

    membesar pada ujungnya. !onidia merupakan spora aseksual yang

    membentuk ujung dari konidiopor. konidia terdiri dari mikrokonidia dan

    makrokonidia. Trichophyton mentagrophytes seara mor%ologi dan

    karakteristik juga hampir sama dengan T. rubrum. !eduanya berbentuk

    granul granul dengan ditutupi bulubulu halus dan kadang sulit dibedakan jika

    >

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    7/38

    diamati dengan dengan mikroskop.Spesies T. mentagrophytes dapat berwarna

    kuning puat di bagian tepinya sedangkan T. rubrum seringnya tetapi tidak

    selalu berwarna seperti anggur. T. mentagrophytes adalah 4oophili dan

    bere%ek pada banya spesies hewan diantaranya tikus, kuing, anjing, dan kuda

    (l 0asan, et al. "##*).

    Selain itu T. rubrum memiliki si%atsi%at anthropophili, etothri dan

    tes urease negati%. Sedangkan dari hasil kultur, maroonidia jarang dan

    berbentuk seperti pensil. /iroonidia berbentuk seperti tetesan air mata (tear

    shape). T. rubrum juga menghasilkan keratinase yang dapat melisiskan

    keratin pada stratum korneum kulit sehingga menimbulkan gejala klinis

    seperti timbulnya skuama. Dengan rusaknya stratum korneum jamur ini dapat

    mengin&asi ke jaringan yang lebih dalam dan menimbulkan reaksi in%lamasi

    lokal (Perea, 3amos, et al., Pre&alene and 3isk Fators o% +inea Anguium

    and +inea Pedis in the Beneral Population in Spain "###).

    Bambar $. /ekanisme in%eksi tinea pedis

    2. -AMBARAN *LINI* TINEA PEDI)

    1

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    8/38

    da * jenis tinea pedis interdigitalis, moccasin, tipe akut ulserasi dan

    tipe &esiulobulosa semua dengan karakteristik kulit masingmasing.

    a. ;nterdigitalis0al ini terjadi dalam dua bentuk, bentuk paling umum dari in%eksi ini

    biasanya munul di interspaes antara jari kaki keempat dan jari

    kelima, sesekali menyebar ke bagian bawah kaki. @enis pertama

    interdigital tinea pedis, yang dikenal sebagai Dermato%itosis simple,

    sebagian besar asimtomatik dan terlihat kering, bersisik, pengelupasan

    minimal interspaes dengan sesekali pruritus. 5entuk keduanya yaitudermato%itosis kompleks yang simtomatik dan biasanya terlihat basah,

    ruang interdigital maserasi bersama dengan %isura dari sela,

    hiperkeratosis, leukokeratosis dan erosi (Carlo dan 5owe "##*,

    5udimulja "##1).

    Bambar ". +inea pedis interdigitalis. /aserasi dan terdapat opaEue

    putih dan beberapa erosi

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    9/38

    Bambar :. +inea pedis pada bagian bawah jari kaki.b. Moccasin foot (tipe 0iperkeratosis) atau /oasin9

    +ipe ini terdiri dari sisik dan hiperkeratosis melibatkan plantar dan

    aspek lateral kaki, menyerupai sandal. ;n%eksi tinea pedis dengan jenis

    moasin umumnya bilateral dan sering disertai dengan onikomikosis

    subungual. @enis in%eksi ini diduga disebabkan oleh +rihophyton

    rubrum, biasanya pada pasien dengan latar belakang atopik atau

    keenderungan in%eksi turuntemurun (Carlo dan 5owe "##*,5udimulja "##1).

    Bambar *. +inea pedis. +erdapat distribusi tipe moccasin. 5entuk

    ari%orm dari sisik yang merupakan karakteristik.

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    10/38

    ;ni adalah bentuk paling umum dari in%eksi ini. +inea pedis jenis ini

    sering diakibatkan karena T.mentagrophytes. Bambarannya berupa

    &esikel pustul atau bula pada kulit tipis ditelapak kaki dan area

    periplantar. +ipe ini jarang timbul pada anakanak, tapi jika terjadi

    etiology yang sering terjadi pada anakanak adalah T.rubrum.

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    11/38

    2./ DIA-N,)I) BANDIN- TINEA PEDI)

    Diagnosis banding klinis dari erupsi utaneus kaki seperti kontak

    dermatitis, psoriasis, dihydrosis, e4ema, dermatitis atopi, keratoderma,

    liken planus dan beberapa in%eki baterial seperti C.minutissimum,

    streptococcal cellulitisdan lainlain yang umumnya susah dibedakan dengan

    tinea pedis (0ay dan shbee "#$#).Diagnosis banding dari tinea pedis dapat di bedakan menjadi

    1. ;nterdigitalisDiagnosis banding berupa psoriasis, soft corns!, koin%eksi bakteri,

    kandidiasis, erythrasma (Sarah dan eslie "##)". +ipeMoccasin

    Diagnosis banding berupa psoriasis, keturunan atau yang diperoleh

    keratoderma pada telapak tangan dan kaki, dyshidrosis (Sarah dan

    eslie "##)#.

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    12/38

    arthrospora, atau dalam beberapa kasus, selsel tunas memberikan bukti

    in%eksi jamur.") !ultur

    !ultur dari lesi yang diduga tinea pedis dilakukan pada Sabouraud6s

    Detrose gar (SD). p0 asam ',> untuk media ini menghambat banyak

    spesies bakteri dan dapat dibuat lebih selekti% dengan penambahan

    suplemen kloram%enikol. !ultur dapat dilakukan "* minggu.

    Dermatophyte +est /edium (D+/) yang digunakan untuk isolasi selekti%

    dan pengenalan jamur dermatophyti merupakan pilihan diagnostik lain,

    yang mengandalkan indikasi warna yang berubah dari oranye ke merahuntuk menandakan kehadiran dermato%it. 0asil D+/ telah terbukti hanya

    sekitar ># akurat.:) Periodi id Shi%% Stain= Aji 3eaksi PS

    ;ni adalah tes yang lebih disukai untuk diagnosis in%eksi tinea pedis.

    Cairan PS dapat diperaya menunjukkan dinding berisi polisakarida dari

    organisme jamur yang terkait dengan kondisi ini dan merupakan salah

    satu teknik yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi protein

    terikat karbohidrat (glikoprotein). +es ini dilakukan dengan membukajaringan dari berbagai substrat ke serangkaian reaksi reduksioksidasi,

    sebagai hasil akhir, unsurunsur positi% seperti karbohidrat, bahan

    membran basal menjadi seperti manisan apel merah. !omponen

    komponen PS positi% ini kontras tajam dengan latar belakang biru merah

    muda. +idak seperti kultur SD atau D+/, hasil PS tersedia sekitar $'

    menit. PS juga telah ditemukan untuk menjadi tes diagnostik yang

    paling dapat diandalkan untuk tinea pedis, dengan keberhasilan 2,dan biaya paling e%ekti%.

    *) /ikroskop Con%oal+eknik baru dan lebih sensiti% sedang diteliti, seperti mikroskop on%oal,

    namun teknik ini mungkin tidak siap untuk digunakan seara luas untuk

    beberapa waktu. /ikroskop Con%oal adalah teknik nonin&asi% yang

    menyediakan gambar resolusi tinggi dari kulit utuh dibandingkan dengan

    histologi rutin, tanpa membutuhkan persiapan spesimen.

    $"

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    13/38

    ') /etode /olekuler5arubaru ini, teknik berbasis biologi molekul, seperti PC3 diikuti oleh

    restrition %ragment length polymorphism (3FP), 3eal time PC3 dan

    multipleks PC3 telah disesuaikan untuk deteksi dermato%it dari spesimen

    klinis. /etode molekuler ini memiliki potensi yang baik untuk langsung

    mendeteksi dermato%it dalam spesimen klinis, namun metode ini belum

    dibakukan untuk laboratorium klinis rutin. PC3 3FP adalah teknik

    dengan kekuatan diskriminati% keil untuk membuat diagnosis mudah dan

    spesi%ik. 3eal time PC3 tampaknya menjanjikan tetapi tidak ukup

    praktis untuk sejumlah besar laboratorium baik skala keil ataudianggarkan sangat erat. ?ested PC3 untuk dermato%itosis kulit diamati

    lebih sensiti% untuk mendeteksi dermato%it dari kultur isolasi, !G0

    mikroskop, dan singleround PC3. Selanjutnya nested PC3 sangat

    membantu untuk diagnosis kasus dengan dermato%itosis yang barubaru

    ini diobati dengan agen antijamur dan menunjukkan %ilamen yang tidak

    ditanam dan juga tumbuh etakan palsu yang sulit untuk diidenti%ikasi.

    /ungkin karena itu disimpulkan bahwa nested PC3 menargetkan genC0S$ mungkin dianggap sebagai standar emas untuk deteksi dermato%it

    pada pasien dengan dermato%itosis.>) /ass Spetrometry

    +eknik /atri assisted laser desorption= ioni4ation time o% %light (/D;

    +GF) telah diterapkan untuk identi%ikasi epat dan dapat diandalkan

    mikroorganisme termasuk dermato%it milik +ea +rihophyton rubrum,

    +.tonsurans dan /irosporum anis. Pendekatan ini mendeteksi protein

    yang sangat melimpah di kisaran massa antara " dan "# kDa, menjabatsebagai takson biomarker tertentu. !euntungan menolok dari pendekatan

    spektral massa atas prosedur genetik atau mor%ologi adalah prosedur

    persiapan sampel yang sangat sederhana dan lurus dan waktu singkat

    yang dibutuhkan untuk analisis. nalisis lengkap termasuk e&aluasi

    persiapan sampel dan data selesai dalam hitungan menit.

    $:

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    14/38

    2. PENATALA*)ANAAN *,MPREHEN)I+ TINEA PEDI)

    A. TERAPI PR,M,TI+

    Sebagai dokter sebaiknya menanyakan tentang perkembangan

    penyakit tinea pedis seperti penggunaan %asilitas olahraga yang dipakai

    seara umum, tipe sepatu dan kaos kaki yang sering dipakai, dan pekerjaan

    yang seharihari di lakukan serta apakah kaki penderita lebih dominan

    terlibat dalam pekerjaannya.

    +erapi promoti% pada penderita +inea Pedis mengutamakan prinsip

    pemberian in%ormasi atau penyuluhan baik pada penderita maupun pada

    orangorang disekitar penderita yang diharapkan dapat menegahpenularan, kekambuhan serta komplikasi lainnya. Apaya ini antara lain 9

    $) /emberikan in%ormasi kepada masyarakat atau penderita tentang

    gambaran umum tinea pedis.") /emberikan pengetahuan tentang %aktor resiko tinea pedis, sehingga

    diharapkan dapat melakukan penegahan.:) /elakukan penyuluhan untuk tetap menjaga kebersihan pada tubuh dan

    lingkungan dimana penderita lebih sering terpapar (rumah, tempat

    kerja, dan lainlain).*) @ika terdapat penyakit lain yang menyertai seperti diabetes mellitus,

    segera ke dokter. !arena orang dengan penyakit diabetes lebih rentan

    terpapar in%eksi kulit daripada orang normal.') Pada tinea pedis yang kronik dan relapse (kambuh), membutuhkan

    perawatan kaki yang intensi% dan pengobatan untuk kesembuhan

    beberapa minggu.

    Prinsip utama untuk upaya penegahan terhadap tinea pedis adalah

    tetap menjaga kaki penderita agar tetap bersih dan kering, antara lain 9

    $) /enui seluruh kaki setiap hari dan menggunakan kaos kaki yang

    bersih setelah mandi atau terpapar air (berenang, hujan, banjir, dan

    lainlain).") /enjaga agar kaki tetap kering terutama pada setiap sela jari kaki

    sehabis mandi atau terpapar air (berenang, hujan, banjir, dan lainlain).

    $*

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    15/38

    :) @ika pekerjaan penderita berkaitan dengan penggunaan tempat yang

    lembab seperti kolam renang umum, sebaiknya menggunakan sandal

    atau alat perlindungan lain agar kaki tidak kontak langsung dengan

    lantai yang terkontaminasi dengan jamur lainnya.*) /emilih sepatu kulit daripada sepatu dari bahan &inyl, karena sepatu

    kulit lebih menyerap keringat sehingga menjaga kaki tetap kering.') /enggunakan kaos kaki yang dapat menyerap keringat.>) @ika memungkinkan, jangan menggunakan sepasang sepatu yang sama

    dalam dua hari berturutturut. !arena memberikan kesempatan sepatu

    dalam "* jam agar tetap kering.

    1) @angan bergantian menggunakan sepatu dengan orang lain.

    B. TERAPI PREENTI+

    $) Cui tangan dan kaki seara rutin tiap harinya dengan sabun.") !eringkan seluruh kaki setelah diui. @angan mengenakan kaos kaki

    dalam keadaan kaki yang basah karena akan menyebabkan jamur

    mudah tumbuh.:) @angan gunakan handuk yang sama dengan orang lain tanpa terlebih

    dahulu diui.*) Banti kaos kaki setiap hari. !aos kaki berbahan otton dan kulit lebih

    baik dari pada yang berbahan nilon dan plastik karena keduanya

    menyebabkan kaki lebih banyak berkeringat.') Bantilah sepatu setiap ": hari dengan sepatu lain agar masingmasing

    sepatu benarbenar kering setelah dipakai.>) Bunakan sandal apabila berkunjung ke tempat pemandian umum atau

    tempat ganti umum untuk menghindari kontak kaki dengan lantai yang

    mngkin telah terkontaminasi kulit orang yang menderita tinea pedis.1) !etika di dirumah, biarkan kaki kontak dengan udara dan jangan terlalu

    sering menggunakan kaos kaki atau sepatu di dalam rumah.

    . TERAPI *URATI+

    Pengobatan pada umumnya ukup topial saja dengan obatobat

    anti jamur untuk bentuk interdigital dan &esiular. ama pengobatan *>

    $'

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    16/38

    minggu. 5entukMoccasin foot yang kronik memerlukan pengobatan yang

    lebih lama, apalagi bila disertai dengan tinea unguium, pengobatan

    diberikan paling sedikit > minggu dan kadangkadang memerlukan anti

    jamur per oral, misalnya griseo%ul&in, itrakona4ol, atau terbena%in. 5entuk

    klinik akut yang disertai selulitis memerlukan pengobatan antibiotik,

    misalnya penisilin

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    17/38

    misalnya diabetes mellitus, 0;< ;DS. dapun langkahlangkah dalam

    rehabilitasi sebagai berikut 9

    $) namnesis ( %aktor resiko, adanya penyulit misalnya ulkus diabetik)") Pemeriksaan %isik 9 keadaan umum pasien, mobilitas=gerak, %ungsi

    neurologis, sensorik, motorik.:) Pemeriksaan psikis 9 jika pasien mengalai depresi, stress maka

    dilakukan model pendekatan baik seara personal maupun kepada

    keluarga untuk menjelaskan penyakitnya.*) -&aluasi %ungsi nutrisi agar adekuat') atihan jalan=gerak

    >) /engembalikan %ungsi akti&itas kehidupan seharihari agar dapatmaksimal.

    1) /enegah kembalinya penyakit dan mengobati %aktor resiko.

    +arget rehabilitasi medik seara umum 9

    $) /andiri total, dapat bekerja kembali seperti semula") /andiri untuk akti&itas kehidupan seharihari, bekerja dengan super&isi

    dalam proses pekerjaan = bekerja paruh waktu:) /andiri untuk akti&itas kehidupan seharihari , tidak bekerja*) /andiri untuk akti&itas kehidupan seharihari dengan pengawasan') +ergantung sebagian ( Dibantu sebagian )>) +ergantung total ( Dibantu seluruhnya )

    2.4 Pesantren

    Pondok pesantren atau yang sering disingkat ponpes merupakan

    sebuah asrama pendidikan agama tradisional, dimana para siswanya sering

    disebut dengan santri. Para santri tinggal dan menginap bersama di dalam

    asrama. /ereka belajar di bawah bimbingan guru atau yang lebih dikenaldengan sebutan kiai. Pondok pesantren umumnya merupakan kompleks yang

    tidak hanya menyediakan asrama tetapi juga menyediakan masjid untuk

    beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan keagamaan lainnya. !ompleks

    ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya

    para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pondok pesantren

    merupakan dua istilah yang menunjukkan dua pengertian. Pesantren seara

    $1

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    18/38

    har%iah adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok memiliki arti

    rumah atau tempat tinggal sederhana. Pesantren juga dapat dipahami sebagai

    sebuah lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan ara

    nonklasikal, dimana seorang kiai mengajarkan ilmu agama ;slam kepada

    santrisantri berdasarkan kitabkitab yang ditulis dalam bahasa rab oleh

    Alama bad pertengahan dan para santrinya biasanya tinggal di pondok

    (asrama dalam pesantren tersebut).

    Pada umumnya pesantren menyediakan pondok atau tempat tinggal

    dengan biaya yang murah bahkan gratis. 5iasanya para santri harus tinggal

    bersama dalam satu kamar dengan banyak santri lainnya, bahkan ada yang

    menampung $#$' santri dalam satu kamar. /ereka tinggal di dalam kamar

    tersebut ada yang satu tempat tidur dan ada pula yang terpisah. 5eberapa

    pesantren menyediakan sekolah yang murah untuk masyarakat ;ndonesia

    yang ekonominya masih rendah. da beberapa budaya tradisional bahwa para

    santri harus saling bertukar makanan, tempat tidur dan ilmu. !ondisi seperti

    ini sangat menunjang kelangsungan daur hidup berbagai sumber penyakit

    seperti tungau, kutu dan parasit lainnya serta jamur.

    $

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    19/38

    BAB III

    MET,D,L,-I PENELITIAN

    3.1 Desan Peneltan

    Desain penelitian ini berupa penelitian yang bersi%at deskripti% analitik

    dengan metode pengambilan sampel seara cross sectional.

    3.2 Tem%at #an 5aktu Peneltan

    Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren /amba6u Sya%a6atil

    7ur6an !elurahan Bedog, !eamatan Sananwetan, 5litar pada tanggal *

    Gktober "#$'.

    3.3 )am%el #an ara Pemlhan )am%el

    Sampel adalah seluruh santri putra Pondok Pesantren dDa6wahsebagai subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi yang ditentukan.

    3.! *rtera Peneltan

    1. *rtera Inklus

    Seluruh santri Pondok Pesantren /amba6u Sya%a6atil 7ur6an yang

    bersedia mengikuti penelitian.

    $2

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    20/38

    2. *rtera Eksklus

    +idak mendapat persetujuan dari peserta subyek penelitian.

    3. Teknk Pengam'lan )am%el Peneltan

    +eknik pengambilan sampel dilakukan dengan ara total sampling.

    Seluruh santri Pondok Pesantren /amba6u Sya%a6atil 7ur6an yang hadir

    pada saat dilakukan pengambilan sampel. Subjek yang didapat dan

    memenuhi kriteria inklusi pada hari dan tanggal yang telah ditentukan serta

    mengisi kuesioner.

    3./ Instrumen Pengum%ulan Data

    ;nstrumen pengumpulan data pada mini pro&ect ini adalah kuisioner,

    yang terdiri atas data tentang pengetahuan terkait de%inisi, tanda dan gejala,

    serta penegahan +inea Pedis.

    3.0 ara Pengum%ulan Data

    Semua jenis data yang dikumpulkan pada mini pro&ect ini adalah

    data berupa hasil inter&ensi. Pengumpulan data yang dilakukan dengan

    pengisian kuesioner dengan langkahlangkah sebagai berikut9

    a. Pelaksana dalam hal ini dokter internship Puskesmas Sananwetan

    meminta persetujuan responden untuk melakukan pengisian kuesioner.b. /emberikan penjelasan tentang tujuan pengumpulan data dan si%at

    keikutsertaan responden dalam hal ini.. /embagikan kuesioner kepada responden yaitu santri Pondok

    Pesantren /amba6u Sya%a6atil 7ur6an.d. /emberikan penjelasan kepada responden pada masingmasing

    pertanyaan yang belum jelas dan mendampingi selama pengisian

    kuesioner.e. !uesioner yang telah diisi, dikumpulkan dan diperiksa kelengkapannya.

    3. Peren6anaan #an Pemlhan Inter7ens

    a. Met8#e Inter7ens

    "#

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    21/38

    /etode inter&ensi yang digunakan dalam mini pro&ect ini adalah

    penyuluhangroup discussiondengan alat bantu slide dengan kuesioner

    yang dibagikan sebelumnya. !uesioner akan diberikan dalam bentuk

    soal pilihan ganda.'. Petugas Pen&uluhan

    Petugas penyuluhan dari kegiatan mini pro&ectini adalah 9$. Dokter ;nternship Puskesmas Sananwetan periode @uniGktober

    "#$' dalam hal ini dr. 3ahmah Fitri Atami selaku narasumber.". Petugas kesehatan lain dari Puskesmas Sananwetan

    6. L8kas #an 5aktu Pen&uluhan

    !egiatan mini pro&ect ini bertempat di ula Pondok Pesantren

    /amba6u Sya%a6atil 7ur6an. Pelaksanaan pada tanggal * Gktober

    "#$', pukul $#.##$".## W;5.#. )asaran Pen&uluhan

    Sasaran kegiatan mini pro&ect ini adalah santri Pondok Pesantren

    /amba6u Sya%a6atil 7ur6an.

    "$

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    22/38

    BAB I

    HA)IL DAN PEMBAHA)AN

    !.1. Pr8"l *8muntas

    Pondok Pesantren /amba6u Sya%a6atil 7ur6an atau yang biasa

    disingkat /S7 merupakan salah satu pondok pesantren yang berada di

    wilayah !eamatan Sananwetan. Hayasan Pondok Pesantren /S7 ini

    didirikan pada tanggal $' @uni $22". Pendiri Hayasan ini antara lain adalah

    0. bdul Bho%ur ;lham, !yai ?ur Cholis, 5., !.0. li Wa%%a l0a%id4.

    Pada kegiatan harian pesantren, 5apak !.0. li Wa%%a l0a%id4 menjadi

    penangung jawab dalam pendidikan l7uran, sementara 5apak !yai ?ur

    Cholis, 5. bertugas mengurus hal yang berkaitan dengan pesantren seara

    umum.

    Pesantren ini memiliki luas bangunan sebesar $"' : m". Pesantren

    /S7 memiliki %asilitas berupa /asjid, srama Putra, srama Putri, ula,

    !antor Pondok, !antor /adrasah Diniyah (/D;?), Bedung /D;?,

    serta kamar mandi putra maupun putri.

    da banyak kegiatan yang dilakukan para santri selama berada diPesantren antara lain membaa dan mengha%al l7uran, mempelajari

    rebana dan Easidah, tausiyah setiap Senin malam, dan senam pagi. Selain

    itu, Pondok Pesantren mengadakan pengajian umum setiap peringatan 0ari

    5esar ;slam, membina dan mengadakan tadarus antar masjid dan musholla

    sekelurahan Bedog, istighosah bersama wali santri dan warga masyarakat,

    pengajian @umat pagi bagi ibuibu. +idak hanya itu saja, pondok pesantren

    ""

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    23/38

    /S7 juga berperan besar dalam bidang pendidikan dengan mendirikan

    lembaga +P7 /S7, lembaga madrasah diniyah IHambu6ul Alum6.

    Sedangkan di bidang ekonomi, pondok pesantren ini juga mendirikan

    koperasi lBhorib untuk masyarakat sekitar. Pondok pesantren /S7 juga

    memiliki peran dalam kegiatan sosial seperti santunan anak yatim piatu,

    menyalurkan 4akat, in%aE dan shodaEoh, serta menyalurkan daging Eurban

    kepada masyarakat sekitar.

    !.2. Data -e8gra"s #an Dem8gra"k

    5angunan pondok Pesantren /S7 terletak di @alan etda /arkawi

    3+ : 3W " !elurahan Bedog, !eamatan Sananwetan, !ota 5litar. Saat ini

    pondok pesantren /S7 memiliki jumlah santri sejumlah $'# orang, yang

    mana $## orang diantaranya bertempat tinggal di pondok pesantren setiap

    hari, dan '# orang lainnya kembali ke rumah masingmasing setelah selesai

    melakukan kegiatan di pondok. Santri yang bertempat tinggal di pondok

    saat ini sebanyak '' orang berjenis kelamin lakilaki dan *' orang berjenis

    kelamin perempuan. Sebagian besar santri pondok pesantren ini berusia

    remaja, yakni kisaran usia S/P dan S/, dimana santri termuda berusia $#

    tahun, dan yang paling tua berusia ": tahun.

    Seluruh santri yang bertempat tinggal di pondok pesantren menginap

    di asrama yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Pada asrama putra

    terdapat $$ kamar tidur yang dapat ditinggali oleh sekitar ' J > orang per

    kamar. !amar mandi untuk santri putra terdapat * buah dan tersebar di

    beberapa sudut asrama. Sedangkan untuk asrama putri, tersedia * kamarberukuran regular yang dapat ditempati oleh '> orang, dan $ kamar ukuran

    besar (semi aula) yang mampu menampung lebih banyak orang. !amar

    tersebut biasanya baru digunakan pada saat bulan 3amadhan dimana jumlah

    santri yang menginap lebih banyak dibanding hari biasa. Di pesantren ini

    kamar mandi santri putri tersedia $' buah untuk mengantisipasi jumlah

    santri yang meningkat.

    ":

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    24/38

    !.3. )um'er Da&a #an )arana Prasarana *esehatan

    Pondok pesantren /S7 memiliki sebuah Pos !esehatan Pesantren

    (Poskestren) yang telah berdiri sejak tahun "#$". Pada saat ini Poskestren

    memiliki "' orang kader yang membantu jalannya kegiatan, dengan

    sebagian besar anggotanya merupakan santri putri, yang umumnya berusia

    $ dan $2 tahun. Poskestren ini memiliki pendamping yaitu ;bu ;da yang

    juga merupakan salah satu pengurus pondok pesantren. Para kader

    poskestren beserta pembimbing mendapatkan pembinaan seara rutin tiap

    bulan oleh petugas dari bagian Promosi !esehatan Puskesmas Sananwetan.

    !egiatan yang telah dilakukan para kader poskestren antara lain

    mendata teman yang sakit, melakukan pemeriksaan dasar berupa tensi

    darah, nadi, suhu dan perna%asan, memberikan obatobatan atau tindakan

    pertolongan pertama, mendampingi santri sakit untuk melakukan

    pemeriksaan di Puskesmas Pembantu atau Puskesmas ;nduk,

    mengumpulkan iuran bulanan untuk membeli kebutuhan poskestren. Selain

    itu, para kader poskestren juga bertanggungjawab dalam pelaksanaan kerja

    bakti setiap hari @umat dan /inggu untuk menanamkan perilaku hidup

    bersih dan sehat di lingkungan pesantren.

    !.!. *arakterstk Dem8gra" )am%el

    5erdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal * Gktober "#$',

    didapatkan *: orang santri yang bersedia menjadi responden dalam

    penelitian mini projet ini.

    Ta'el 1. Dstr'us *arakterstk Data Res%8n#en

    *arakterstk +rekuens Persentase 9:;

    (ens *elamn

    akilaki "# *>.'"Perempuan ": ':.*

    "*

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    25/38

    Umur

    $#$: tahun ' $$.>:

    $*$> tahun $> :1."$

    $1$2 tahun $" "1.2$

    "#": tahun $# ":."'

    5erdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden laki

    laki dan perempuan tidak berbeda jauh yaitu *>.'" dan ':.*.

    3esponden terbanyak berada dalam kelompok usia $*$> tahun yaitu

    sejumlah :1."$ .

    !.. Hasl #an Pem'ahasan

    !..1 )e'elum Inter7ens

    +ingkat pengetahuan tentang tinea pedis pada responden

    diukur menggunakan kuesioner dengan sepuluh buah pertanyaan

    yang jawabannya berupa benar atau salah. Antuk setiap jawaban

    yang tepat akan diberi skor $ (satu) dan untuk jawaban salah akan

    diberi skor # (nol). Skor kemudian dijumlahkan dan dikategorikan

    sesuai dengan kategori tingkat pengetahuan yang telah ditentukan.

    +ingkat pengetahuan responden dibedakan menjadi :

    kategori9

    $) +ingkat pengetahuan baik 9 jumlah skor $#.

    ") +ingkat pengetahuan sedang 9 jumlah skor '1

    :) +ingkat pengetahuan kurang 9 jumlah skor #*

    "'

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    26/38

    Diagram $. Diagram +ingkat Pengetahuan 3esponden +entang +inea

    Pedis Sebelum Dilakukan ;nter&ensi

    5erdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh dari total *:

    responden, sebanyak * responden memiliki tingkat pengetahuan

    kurang, 1* memiliki tingkat pengetahuan sedang dan ""

    memiliki tingkat pengetahuan baik.+erdapat empat komponen yang dinilai tentang tinea pedis

    pada kuesioner ini, yaitu etiologi dan epidemiologi, gambaran klinis,%aktor predisposisi dan pengobatan.

    ">

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    27/38

    Diagram ". Bra%ik 3erata ?ilai +iap !omponen Pertanyaan (dalam

    Persen)

    Dari *: responden, sebesar :# responden sudah mengetahui

    etiologi dan epidemiologi tinea pedis dengan "1 responden (>:)

    mampu menjawab separuh pertanyaan dan : responden lainnya

    mampu menjawab seluruh pertanyaan terkait. Pada pertanyaan

    mengenai gambaran klinis tinea pedis, seluruh responden ($##)

    mampu menjawab pertanyaan yang diajukan. Sedangkan pada

    pertanyaan mengenai %aktor predisposisi, sebanyak *" responden

    (2) mampu menjawab pertanyaan dari peneliti, namun hanya

    responden ($2) yang menjawab dengan sempurna, sedangkan *

    responden (2) mendapatkan nilai *#, $" responden (")

    mendapatkan nilai >#, $ responden (*") mendapatkan nilai #.

    "1

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    28/38

    Pada pertanyaan terkait pengobatan tinea pedis sebanyak :

    responden () dapat menjawab pertanyaan, namun hanya $:

    responden (:#) yang mampu menjawab $##, sedangkan "' orang

    (') hanya mampu menjawab separuh pertanyaan.

    Diagram :. !omposisi ?ilai pada Pertanyaan tentang -tiologi dan

    -pidemiologi +inea Pedis

    "

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    29/38

    Diagram *. !omposisi ?ilai pada Pertanyaan tentang Bambaran

    !linis +inea Pedis

    Diagram '. !omposisi ?ilai pada Pertanyaan tentang Faktor

    Predisposisi +inea Pedis

    "2

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    30/38

    Diagram >. !omposisi ?ilai pada Pertanyaan tentang Pengobatan

    +inea Pedis

    !..2 )etelah Inter7ens+ahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti setelah

    memberikan pretest, adalah dengan melakukan inter&ensi berupa

    penyuluhan mengenai tinea pedis kepada responden yang sama.

    ;nter&ensi tersebut bertujuan agar responden mengerti dan mampu

    memahami penyebab, %aktor predisposisi, gambaran klinis dan

    pengobatan tinea pedis. Sehingga diharapkan para responden mampu

    menerapkan ara penegahan supaya tidak tertular penyakit tersebut.Setelah memberikan inter&ensi, peneliti kemudian

    memberikan posttest dengan menggunakan kuesioner yang

    memiliki pertanyaan dan jumlah soal yang sama seperti pada pre

    test. kan tetapi terdapat * orang responden yang dropout dalam

    penelitian ini dikarenakan ada keperluan mendadak, sehingga hanya

    :2 responden yang mengikuti penilaian posttest. Sistem skoring dan

    :#

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    31/38

    pengelompokkan tingkat pengetahuan pada posttest sama seperti

    pada pretest.

    Diagram 1. Diagram +ingkat Pengetahuan 3esponden +entang +inea

    Pedis Setelah Dilakukan ;nter&ensi

    5erdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa telah terjadi

    perbaikan tingkat pengetahuan responden mengenai tinea pedis.

    Sebelum dilakukan inter&ensi didapatkan "" responden memiliki

    tingkat pengetahuan baik, dan setalah inter&ensi diperoleh

    peningkatan sejumlah " responden. !emudian sebanyak 1*

    responden memiliki tingkat pengetahuan sedang sebelum inter&ensi,

    dan setelah inter&ensi hanya didapatkan $. Sebelum inter&ensi,

    ada sejumlah * responden yang memiliki tingkat pengetahuan

    kurang, dan setelah inter&ensi tidak didapatkan responden pada

    kelompok tersebut.

    :$

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    32/38

    BAB

    *E)IMPULAN DAN )ARAN

    .1 *esm%ulan

    $) 5erdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan santri

    Pondok Pesantren /amba6u Sya%a6atil 7ur6an terhadap +inea Pedis,

    sebelum inter&ensi diperoleh hasil total *: responden, sebanyak *

    responden memiliki tingkat pengetahuan kurang, 1* memiliki tingkat

    pengetahuan sedang dan "" memiliki tingkat pengetahuan baik.

    ") Setelah dilakukan inter&ensi berupa penyuluhan mengenai +inea Pedisdidapatkan peningkatan yang ukup signi%ikan, yaitu " responden

    memiliki tingkat pengetahuan baik, $ memiliki tingkat pengetahuan

    sedang dan tidak didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan

    kurang.

    .2 )aran

    $) 5agi SantriDiharapkan santri dapat memahami penyebab, %aktor

    predisposisi, gambaran klinis, dan pengobatan tinea pedis serta dapat

    berperilaku hidup bersih dan sehat untuk menegah terjadinya

    penyakit terutama in%eksi tinea pedis.

    ") 5agi Pondok Pesantren

    Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan santri dengan

    bekerja sama dengan instansi kesehatan untuk pelaksanaanpenyuluhanpenyuluhan tentang kesehatan dan penyakit menular,

    terutama penyakit komunitas.

    :) 5agi peneliti selanjutnya

    Diharapkan bisa dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian

    selanjutnya dengan memperluas &ariabel penelitian sehingga akan

    didapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna.

    :"

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    33/38

    DA+TAR PU)TA*A

    l 0asan, /uhannad, S. /atthew Fit4gerald, /ahna4 Saoudian, dan Buha!rishnaswamy. KDermatology %or the pratiing allergist9 +inea pedis andits ompliations.L Clin Mol Allergy", no. ' ("##*).

    5udimulja, A. K/ikosis.L Dalam'lmu penya%it %ulit dan %elamin (th edition, oleh. Djuanda, 2:. @akarta9 Fakultas !edokteran Ani&ersitas ;ndonesia, "##1.

    Carlo, Claire @., dan Patriia /aWilliams 5owe. KPart ; +inea Pedis (thlete6s

    Foot).L Dalam The )ealth Care, oleh @ames @. GMConnell, Stay F. Stain,Chistine . Daniel dan @oslyn S. llen, $'$$'*. 5oston9 5oston 0ealthCare %or the 0omeless Program, "##*.

    0ay, 3. @., dan 0. 3. shbee. K/yology.L Dalam *oo%s Te$tboo% of+ermatology th edition, oleh +ony 5urns, Stephen 5reathnah, ?eil Codan Christopher Bri%%iths, :>:#:>:". Cambridge9 Wiley5alkwell, "#$#.

    !umar, J:":#.

    Sarah, Chamlin ., dan awley P. eslie. 0itzpatric%s +ermatology in eneralMedicine.1th edition. ?ew Hork9 /Braw0ill /ediine, "##.

    Siregar, 3S. 2u%u 3enya%it -amur 4ulit Edisi " . @akarta9 Penerbit 5uku!edokteran -BC, "##'.

    ::

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    34/38

    Soekandar, +/.Ang%a %e&adian dan pola &amur penyebab Tinea pedis di asrama2rimob emarang. Semarang9 ;lmu kesehatan kulit dan kelamin F!

    Andip, "##*.

    Sularsito, Sri di. et al. +ermatologi 3ra%tis. @akarta9 Perkumpulan hliDermatologi dan

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    35/38

    LAMPIRAN

    *UE)I,NER

    I. IDENTITA) RE)P,NDEN

    ?ama 9

    @enis !elamin 9

    Asia=!elas 9

    II. *UE)I,NER

    5aalah pernyataan pada kolom di bawah ini dan beri tanda entang KNL

    pada kolom 5-?3=S0 di sebelah kanan pernyataan.

    N8. Pern&ataan(a Grang yang menjaga kebersihan tubuhnyadapat terkena kutu air

    1 !utu air dapat sembuh hanya dengan

    mandi menggunakan sabun seara teratur Penyakit kutu air tidak ada kaitannya

    dengan kebersihan lingkungan2 !ondisi daya tahan tubuh mempengaruhi

    munulnya kutu air

    :'

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    36/38

    $# Pengobatan kutu air membutuhkan waktu

    minimal satu minggu

    D,*UMENTA)I

    :>

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    37/38

    )antr %utr saat men#engarkan %en&uluhan

    )antr %utra saat men#engarkan %en&uluhan

    :1

  • 7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc

    38/38

    )uasana %em'eran mater %en&uluhan Tnea Pe#s

    +8t8 'ersama Tm D8kter Interns% Puskesmas )anan