tinjauan pustaka tinea pedis

Upload: haidzar-f

Post on 07-Aug-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    1/22

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    2/22

    8

    Genera Kulit Rambut Kuku

    Trichophyton

     Microsporum  Epidermophyton

    %inea igra

    Black Piera

    !"ite Piera

    2.2 Dermato#ita

    Dermatofita (berasal dari kata *unani yang memiliki arti +tanaman

    kulit termasuk kedalam famili arthrodermataceae dan diperkirakan terdiri

    dari - spesies yang dibagi menjadi tiga genera :  Epidermophyton,

     Microsporum, dan Trichophyton. Di /merika #erikat, spesies

    Trychophyton, seperti Trychophyton rubrum dan Trychophyton

    interdigitale, merupakan spesies terisolasi yang paling umum. Dermatofita

    dibagi lebih dalam berdasarkan habitat alaminya yaitu manusia, binatang,

    atau tanah.

    0emampuan dermatofita untuk terikat dan mengin$asi jaringan

    keratin pada binatang dan manusia serta memanfaatkan produk degradasi

    untuk menjadi sumber nutrisi pada infeksi fungi superfisial di kulit,

    rambut, dan kuku, dinamakan dermatofitosis.12

    2.2.1 %aksonomi

    "odifikasi terbaru untuk taksonomi dermatofita mempengaruhi

     penyebutan pada praktek klinisnya. %aksonomi terdahulu secara garis

     besar hanya berdasarkan karakteristik fenotip dari dermatofita. amun

    inklusi terbaru pada sistem tersebut (memasukkan analisis karakteristik 

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    3/22

    9

    genotip) mengharuskan pengelompokan kembali sebagian taksa

    dikarenakan banyak perbedaan genotip yang tidak tampak secara fenotip,

    dan begitu juga sebaliknya.1!

    %aksonomi terbaru menggunakan fungal ribosomal D/ serta

    karakteristik fenotip. 0esulitan untuk mengurutkan suatu taksonomi untuk 

    dermatofita berhubungan dengan berkurangnya perbedaan genetik 

    dikarenakan populasi pada ruang lingkup ekologi yang sama. #ecara

    fenotip, hal ini terbukti dari adanya kesamaan manifestasi klinis yang

    disebabkan berbagai spesies dermatofita yang berbeda secara taksonomi.

     amun taksonomi terbaru ini masih dalam tahap pengerjaan, dan terus

    diperbaiki. %abel 2 berisi patogen dermatofita yang paling umum

    ditemukan berdasarkan taksonomi baru. iteratur medis tidak selalu

    mengikuti sistem taksnonomi baru. ntuk menghindari kekeliruan, maka

    tabel serta bahasan ini menggunakan kedua nomenklatur.

    %abel !. 3abitat dan 3ost pada Dermatofita.11

     $abitat Dermato#ita $ost

    /ntropofilik  Trichophyton rubrum "anusia

    Trichophyton tonsurans

    %abel ! lanjutan. 3abitat dan 3ost pada Dermatofita

    $abitat Dermato#ita $ost/ntropofilik  Trichophyton interdigitale

    (Trichophyton mentagrophytes

    ar. interdigitale)

    Trichophyton schoenleinii

    T. rubrum (Trichophyton

    megninii, Trichophyton grouilii)

    Trichophyton soundanense

    Trichophyton iolaceum

    (Trichophyton yaoundei)

    Trichophyton concentricum

    "anusia

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    4/22

    10

     Microsporum audouinii

     Microsporum !errugineum

      Epidermophyton !loccosum

    4oofilik  T. mentagrophytes

     (T. mentagrophytes ar.

    "uinc#eanum)

    %ikus

    T. interdigitale

    (T. mentagrophytes ar.

    mentagrophytes,

    T. mentagrophytes ar.

     granulosum)

    %ikus

    Trichophyton simii &rimataTrichophyton errucosum Binatang ternak 

     Microsporum canis

    (Microsporum distrotum,

     Microsporum e"uinum)

    0ucing, /njing, 0uda

     Microsporum amazonicum %ikus

     Microsporum gallinae nggas

     Microsporum nanum Babi

     Microsporum persicolor  %ikus

    5eofilik   Microsporum gypseum

     Microsporum coo#ie

     Microsporum persicolor  %anah

    2.2.2 Dermatofita berdasarkan habitatnya

    /ntropofilik merupakan kelompok spesies dermatofita yang hanya

     berkembang pada host manusia dan transmisi secara kontak langsung.

    0ulit yang terinfeksi atau rambut pada pakaian, topi, sisir, kaus kaki, dan

    handuk juga dapat menjadi sumber reser$oir. %idak seperti sporadic

    geofilik dan infeksi 6oofilik, infeksi antropofilik sering terjadi epidemik.

    Dermatofita ini juga telah beradapatasi pada respon non inflamasi tubuh

    manusia.

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    5/22

    11

    4oofilik merupakan kelompok spesies dermatofita yang menular 

    ke manusia melalui he7an. 0ucing, anjing, kelinci, babi, unggas, kuda,

     binatang ternak, dan binatang lainnya merupakan sumber infeksi pada

    umumnya. &enularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan he7an

    tersebut atau secara tidak langsung melalui rambut he7an terinfeksi. /rea

    terbuka seperti kulit kepala, janggut, 7ajah, dan lengan menjadi tempat

    infeksi tersering. Microsporum canis sering menular pada manusia melalui

    kucing dan anjing, sementara babi dan kelinci sering sebagai sumber 

    infeksi dari T. interdigitale. /daptasi tubuh host terhadap infeksi

    dermatofita 6oofilik memungkinkan terjadinya infeksi tersembunyi (silent

    infections), namun dermatofita ini cenderung menimbulkan respon

    inflamasi akut pada manusia.12

    5eofilik merupakan fungi yang menyebabkan infeksi saat manusia

    kontak langsung dengan tanah.  Microsporum gypseum  merupakan

    dermatofita geofilik tersering yang menginfeksi manusia. /da

    kemungkinan penyebaran epidemik dikarenakan tingginya $irulensi dari

    golongan geofilik serta kemampuan untuk membentuk spora yang dapat

    hidup lama dan berada di selimut atau alat kosmetik. #eperti infeksi

    6oofilik, dermatofita geofilik cenderung menimbulkan respon inflamasi.1-

    %ampilan klinis dermatofitosis tidak hanya bergantung pada

     penyebabnya, namun juga faktor host. &enderita immunocompromised

    lebih rentan untuk terinfeksi dermatofita atau mikosis sistemik.18,19

    "enariknya, beratnya derajat dermatofitosis cenderung meningkat dengan

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    6/22

    12

    adanya infeksi 3', tapi tidak diikuti dengan meningkatnya pre$alensi. 1;

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    7/22

    13

    setempat juga mempengaruhi angkat kejadian dan pola dermatofitosis.

    &enggunaan sepatu dengan tingkat kelembaban tinggi seperti sepatu boot

     pada negara industri, membuat angka kejadian tinea pedis dan

    onychomikosis menjadi lebih umum pada daerah tersebut.1;

    2.2.!  &atogenesis

    Dermatofita memiliki en6im seperti keratinolytic protease, lipase

    dan lainnya yang berperan sebagai faktor $irulensi terhadap in$asi ke

    kulit, rambut, kuku, dan juga memanfaatkan keratin sebagai sumber nutrisi

    untuk bertahan hidup.

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    8/22

    14

    terbentuk oleh fragmentasi hifa, ke permukaan dari jaringan keratin.2!

    #istem pertahanan tubuh host tahap a7al nonspesifik seperti asam lemak 

    fungistatik dalam sebum berusaha membasmi kolonisasi bakteri.2-,28 #tudi=

    studi terbaru terfokus pada tahap molekular yang terlibat pada penempelan

    arhroconidial ke permukaan jaringan keratin. Dermatofita terbukti

    menggunakan proteolytic armamentariumnya secara spesifik selama

     penempelan dan in$asi.29,2;  Dasar serangan ini dapat dijelaskan oleh

    regulasi naik spesifik pada beberapa gen yang diinduksi saat kontak 

    dengan keratin, seperti yang terlihat pada analisis ekspresi gen yang

     berbeda pada T. rubrum.2?  Beberapa jam setelah proses penempelan

     berhasil, spora memulai bertunas untuk mempersiapkan tahap penting

    selanjutnya pada rantai infeksi, yakni in$asi.

    2.2.!.2 'n$asi

    %rauma dan kelelahan memfasilitasi penetrasi dari dermatofita ke

    kulit. 'n$asi dari elemen fungal bertunas didukung oleh sekresi dari

     beberapa en6im spesifik seperti protease, lipase dan ceramidase yang juga

     berperan sebagai nutrisi untuk fungi. "enariknya mannans, yang

    merupakan komponen dari dinding sel fungi, menunjukkan efek inhibisi

     pada proliferasi keratinosit dan imunitas mediasi sel.2A,!,!1

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    9/22

    15

    2.2.!.! Cespon 3ost

    Dermatofita menghadapi berbagai respon tubuh host mulai dari

    mekanisme nonspesifik seperti asam lemak fungistatik, meningkatnya

     proliferasi epidermal hingga sekresi mediator inflamasi terhadap imunitas

    mediasi sel. &ada mekanisme pertahanan, keratinosit berperan sebagai

     benteng pertama dari sel hidup untuk menghadapi elemen fungi yang

    mengin$asi. &osisi penting pada keratinosit terlihat pada respon

    kompleksnya terhadap in$asi termasuk proliferasi untuk meningkatkan

     pengguguran seperti sekresi peptida antimikrobial pada human defensin=

    2 seperti cytokin proinflamasi ('

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    10/22

    16

    imunitas mediasi sel tipe defektif mungkin menghasilkan dermatofitosis

    kronik atau rekuren. Cespon %h2 tidak terlihat protektif karena pasien

    dengan meningkatnya titer antigen antibodi fungal terbukti terinfeksi

    dermatofita yang tersebar. &eran %h1; pada respon terhadap infeksi

    dermatofita diduga adalah adanya keterikatan elemen hifa pada Dectin=2,

    suatu pola pengenalan F=type lectin dari sel dendritik, sangat penting

    untuk menginduksi respon %h1;. amun, hubungan pentingnya respon

    imun %h1; pada dermatofitosis masih dalam penelitian.

    2.2.- &rosedur Diagnostik  

    2.2.-.1 &emeriksaan "ikroskopik 

    &emeriksaan mikroskopik banyak digunakan sebagai

     pemeriksaan cepat dan tidak mahal untuk membuktikan terjadinya

    dermatofitosis. &ada pemeriksaan ini, septa serta cabang hifa

    adalah bagian utama yang diperiksa dengan preparat 0@3 1=

    2>. &emeriksaan ini sangat baik untuk dermatofitosis superfisial.

    2.2.-.2 0ultur 

    &rosedur diagnostik pada infeksi fungi superfisial

    didasarkan pada makroskopik, mikroskopik dan karakteristik 

    metabolik organisme tersebut. #ementara beberapa dermatofita

    lebih dapat diidentifikasi berdasarkan kultur primernya, banyak 

    dermatofita membutuhkan diferensiasi lebih lanjut berdasarkan

    media kultur yang spesifik atau melalui tes biokimia yang spesifik.

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    11/22

    17

    0ultur pada dermatofitosis ditujukan untuk melihat

    mikrokonidia dan makrokonidia pada dermatofita penyebab

    infeksi. Berbagai media yang umumnya digunakan adalah

    #abouradGs detrose agar (#D/), dermatophyte test medium

    (D%"), potato detrose agar (&D/), atau BorelliGs lactrimel agar 

    (B/). 0ultur merupakan tes paling spesifik untuk onychomikosis.

    2.2.-.! 3istopatologi

    Biopsi kulit tidak umum digunakan pada dermatofitosis.

    Biopsi dapat membantu diagnosis dimana agen sistemik 

    diperkirakan sebagai pengobatan. Biopsi dapat digunakan pada

    "ajocchiGs granuloma untuk membuat diagnosis lebih pasti

    dimana pemeriksaan 0@3 pada permukaan menunjukkan hasil

    negatif. Biopsi juga terkadang berguna untuk menunjukkan adanya

    hifa pada kasus capitis.

    2.2.-.- ampu Hood

    &emeriksaan dengan lampu Hood (!98 nm) dapat

    menunjukkan flourescence pada jamur patogen tertentu. Cambut

    yang terdiagnosis positif harus diperiksa lebih lanjut, seperti

     pemeriksaan kultur. %abel - berisis pola umum dermatofita dan

    reaksinya terhadap lampu Hood.

    %abel -. &ola infeksi pada kepala dan berpendarnya.11

    Pola Dermato#ita %lourescence

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    12/22

    18

    ndothri

    Trichophyton soudanese %idak berpendar 

    Trichophyton iolaceum %idak berpendar Trichophyton tonsurans %idak berpendar 

    Trichophyton gourilii %idak berpendar 

    Trichophyton yaoundei %idak berpendar 

    ctotrhi  Microphyton canis 0uning = 3ijau

     Microphyton audouinii 0uning = 3ijau

     Microphyton distortum 0uning = 3ijau

     Microphyton !errugineum 0uning = 3ijau

     Microphyton !ulum %idak berpendar 

     Microphyton gypseum %idak berpendar 

    Trichophyton megninii %idak berpendar 

    Trichophyton interdigitale %idak berpendar 

    Trichophyton rubrum %idak berpendar 

    Trichophyton errucosum %idak berpendar 

    , diperkirakan berhubungan

    dengan pemakaian alas kaki yang modern, 7alaupun meningkatnya

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    13/22

    19

     perjalanan manusia di seluruh dunia juga terlibat. 'nsiden pada

    tinea pedis ditemukan lebih tinggi pada mereka yang menggunakan

     pemandian umum, atau kolam renang. 'nfeksi tinea pedis

    umumnya disebabkan oleh adanya penyebab dermatofitosis yang

     berada dimana=mana, dan juga faktor dari host sendiri seperti

    respon imunitas seseorang terhadap dermatofita.11

    %inea manuum memiliki penyebaran melalui kontak 

    langsung dengan manusia atau he7an yang terinfeksi, tanah, atau

    autoinokulasi. &ada infeksi tinea manuum, umumnya hanya satu

    tangan yang terkena, diikuti dengan infeksi pada kaki dan kuku

    kaki yang biasa disebut sindroma +t7o feet=one hand. %ampilan

    klasik dari manus menunjukkan infeksi sekunder pada tangan

    dikarenakan ekskoriasi dan menyentuh kaki serta kuku kaki yang

    sudah terinfeksi terlebih dahulu. %inea manuum tetap harus

    dicurigai pada indi$idu dengan angka kelembapan yang rendah,

    karena dermatofita penyebab tinea manuum seringkali

    tersembunyi pada lipatan tangan.

    2.!.2. tiologi

    T. rubrum merupakan penyebab paling umum dari %. pedis

    dan tinea manuum, diikuti oleh T. interdigitale dan E. !loccosum.

    2.!.!. %emuan 0linis

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    14/22

    20

    %inea pedis memiliki empat bentuk atau kombinasinya pada

    temuan klinis.

    5ambar 1. %inea &edis. /. %ipe interdigitale. B. %ipe "occasin. F. %ipe

    esikobulosa 11

    2.!.!.1. %ipe 'nterdigital

    %emuan klinis paling umum dari %. pedis pada saat

     pengukuran. %erdapat eritema dan maserasi pada kulit interdigital

    dan subdigital, khususnya pada sisi lateral dari jari ketiga, keempat

    dan kelima. mumnya, infeksi akan menyebar pada sekitar bagian

    dalam dari kaki, dan jarang menyebar ke punggung kaki. /danya

    oklusi dan infeksi dari bakteri lain seperti  $seudomonas, $roteus

    dan %taphylococcus aureus  kemudian membuat erosi dengan

     pruritus dan bau yang merupakan karakteristik dari dermatofitosis

    kompleks atau +athleteGs foot.11

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    15/22

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    16/22

    22

    5ambar 2. %inea pedis dan %inea manus +t7o feet=one hand.11

    %inea manus, infeksi dermatofita pada tangan umumnya

    memiliki tampilan non inflamasi dengan skala kering yang tersebar 

     pada lipatan tangan. /kan tetapi $esikel, pustula dan eksfoliasi

    mungkin ditemukan, khususnya ketika dermatofita 6oofilik terlibat.

    %inea manuum umumnya terjadi berhubungan dengan %inea pedis

    tipe moccasin dan pada onychomikosis, yang harus diterapi untuk 

    meminimalisir relaps.

    2.!.-. Differential Diagnosis

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    17/22

    23

    = 'nterdigital : rosio interdigitalis blastomycetica, eritrasma,

    koinfeksi bakteri.

    = 3iperkeratotik : Dyshidrosis, psoriasis, dermatitis kontak,

    dermatitis atopi, keratoderma.

    = esikobulosa : Dyshidrosis, dermatitis kontak, psoriasi pustular,

     bakterid, pustula palmoplantar, pyoderma, skabies.

    2.!.8. &emeriksaan aboratorium

    &emeriksaan 0@3 pada $esikula dan bula, memiliki angka

    temuan positif tertinggi.

    2.!.9. &engendalian dan pencegahan

    %inea pedis menyukai bagian kulit yang sering lembap dan

     basah. #erta beberapa faktor lain yaitu pemakaian sepatu tertutup

    dalam 7aktu lama yang dapat menyebabkan keringat berlebih

    sehingga menambah kelembapan di daerah sekitar kaki. #elain itu,

     pemakaian kaus kaki, khususnya kaus kaki yang berasal dari bahan

    yang tidak mudah menyerap keringat juga dapat menambah

    kelembapan.!2

    0ondisi ekonomi rendah dikuti status gi6i buruk serta daya

    tahan tubuh terhadap penyakit merupakan faktor pendukung yang

    saling berpengaruh pada infeksi jamur. #elain itu faktor kebersihan

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    18/22

    24

     pribadi yang kurang dijaga ikut mendukung timbulnya infeksi

     jamur karena jamur dapat tumbuh.

    "enjaga kaki agar tetap kering dan bersih merupakan metode

    terbaik untuk pencegahan. "etode lain yang cukup baik adalah

    menggunakan sepatu dengan aliran udara yang baik dan tidak ketat.

    "engganti sepatu setiap hari, pemakaian kaus kaki yang kering dan

     penggantian kaus kaki secara berkala merupakan beberapa metode

    lainnya. 0aus kaki berbahan 7ol sangat dianjurkan karena dapat

    menjaga kulit kaki agar tetap kering serta membuat kaki lebih

    nyaman. "emakai sandal atau alas kaki terbuka pada pemandian

    umum maupun kolam renang juga membantu menghindari tinea

     pedis. &enggunaan bedak kulit pada kaki masih terus diteliti

    meskipun terbukti berpengaruh pada suspek tinea pedis yang sering

    terpapar area dimana jumlah jamur sangat banyak.!2

    2.!.;. %erapi.11

    %erapi topikal %erapi #istemik  

    /lyllalamine

    'mida6ol

    Ficlocipro

    Ben6ylamine

    %olnaftate

    ndecenoic acid

    De7asa :

    %erbinafrine, 28mghari selama 2 minggu

    'tracona6ole, 2mg dua kalihari selama 1 minggu

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    19/22

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    20/22

    26

     bendera, tas, tenda, jaring, sapu tangan, serta parasut. %ekstil juga dapat

    digunakan sebagai bahan penguat antara material seperti fibreglass dan

    geotekstil industrial.

    %ekstil juga dapat digunakan untuk tujuan industrial dan lebih

    ditekankan pada penggunaannya dibandingkan tampilannya dan dikenal

    dengan nama technical tetiles. %echnical tetiles terdiri dari aplikasi

    otomotif, tekstil medis (implan), geotekstil, agrotekstil (pelindung

    tanaman), pakaian pelindung (terhadap panas dan radiasi, terhadap peluru,

    dan lainnya). Dalam hal ini, kegunaan tekstil sangat diperlukan. !;,!?

    2.-.1 &abrik %ekstil

    &abrik tekstil atau industri tekstil merupakan industri mayor. 3al

    ini berdasarkan bah7a tekstil dapat menghasilkan pakaian yang

    merupakan kebutuhan primer manusia. 'ndustri tekstil didasari oleh

    kon$ersi dari tiga tipe serat menjadi benang, lalu kain, lalu tekstil. 3asil

    ini kemudian diolah menjadi pakaian atau bahan lain. 0atun tetap menjadi

    serat alami yang utama. Banyak sekali $ariabel dalam proses

     pembentukkan tekstil seperti penggulungan, pembentukkan kain, hingga

     penyempurnaan dan pe7arnaan.

    'ndustri tekstil tumbuh pesat melalui re$olusi industri pada abad ke

    1?. &ada masa ini, produksi pakaian massal menjadi industri yang sangat

    umum. 'ndustrial ini dia7ali di 'nggris, kota "anchester merupakan kota

     pertama yang mendirikan industri tekstil dengan mesin uap yang sangat

    efisien pada masanya.

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    21/22

    27

    &erubahan drastis dimulai saat abad ke 2, dimana teknologi

    mesin, serat sintetis, serta globalisasi dari bisnis tersebut banyak 

    mempengaruhi industri tekstil. #ebagai contoh adalah serat sintetis seperti

    Cayon yang memiliki kualitas sangat baik menjadikan katun dan 7ol tidak 

    menjadi satu=satunya pilihan utama sebagai sumber serat.2

    &ada tahun 22, industri tekstil memiliki pangsa pasar sekitar -

     juta dollar /merika. 3ingga a7al abad ke 21, negara=negara dengan angka

    impor dan ekspor tekstil tertinggi adalah negara maju, seperti ni ropa,

    /merika #erikat, 0anada, dan Jepang.2 amun saat ini negara berkembang

     juga menyumbang angka ekspor yang tinggi untuk industri tekstil seperti

    'ndia, &akistan, ni mirat /rab, dan 'ndonesia.

    3ingga saat ini 'ndistri %ekstil dan &roduk %ekstil (%&%) 'ndonesia

    masih memainkan peran yang cukup besar terhadap perekonomian

    nasional. &ada tahun 29, industri ini memberikan kontribusi sebesar 11,;

     persen terhadap total ekspor nasional, 2,2 persen terhadap surplus

     perdagangan nasional, dan !,? persen terhadap pembetukan &roduk 

    Domestik Bruto (&DB) nasional. #ementara daya serap industri ini

    terhadap tenaga kerja juga cukup besar, mencapai 1,?- juta tenaga kerja.!A

    3ingga tahun 29, jumlah industri tekstil indonesia diperkirakan

    mencapai 2.9AA perusahaan, dengan total in$estasi 1!8,; triliun rupiah.

    Jumlah ini hanya mengalami sedikit kenaikan dibanding tahun sebelumnya

    yang berjumlah 2.989 perusahaan. okasi industri %&% terkonsentrasi di

    Ja7a Barat (8; persen), Ja7a %engah (1- persen), dan Jakarta (1; persen).

    #isanya tersebar di Ja7a %imur, Bali, #umatera dan *ogyakarta. %otal

    kapasitas produksi mencapai 9,1 juta ton dengan utilitas 9A,? persen.

  • 8/20/2019 tinjauan pustaka tinea pedis

    22/22

    28

    0apasitas produksi tersebut terdiri dari industri pemintalan 2,- juta ton,

    industri pertenunan, perajutan, pencelupan dan finishing 1,? juta ton,

    industri garmen ;8- ribu ton dan tekstil lainnya 11 ribu ton. 0apasitas

     produksi ini mengalami kenaikan sebesar 1,; juta ton dibanding tahun

    28 yang hanya sebesar 8,?9 juta ton.!A

    2.-.2 3ubungan pekerja pabrik tekstil bagian pencelupan dengan terjadinya

    dermatofitosis

    /ngka kejadian dermatofitosis khususnya tinea pedis pada pekerja

     pabrik tekstil bagian pencelupan diperkirakan cukup tinggi karena

    diharuskannya para pekerja untuk memakai alas kaki dengan aliran udara

    yang tidak baik dalam kurun 7aktu yang lama sehingga menyebabkan

    meningkatnya kelembapan pada daerah kaki. Daerah dengan tingkat

    kelembapan tinggi merupakan media yang baik untuk jamur.

    #elain itu, bentuk anatomi kaki seseorang juga dapat berpengaruh

    terhadap tingkat kelembapan tubuh, hal ini disebabkan rentang bagian

    tubuh yang terlalu rapat cenderung lebih lembap dibandingkan bagian

    tubuh yang renggang.