analis pengaruh variabel makroekonomi terhadap …

89
ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH DAN NON SYARIAH Oleh : Rizqi Widi Feirdani NIM : 101081023176 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI

TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH

DAN NON SYARIAH

Oleh :

Rizqi Widi Feirdani

NIM : 101081023176

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Rizqi Widi Feirdani

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta 04 Februari 1983

Agama : Islam

Alamat : Komplek Departemen Agama Blok 7/E1

RT.004 RW.007 Bambuapus Pamulang

Tangerang 15415

Telepon : (021) 7420856

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1989 – 1995 : SDN Bambuapus II

Tahun 1995 – 1998 : SMPN 1 Tasikmalaya

Tahun 1998 – 2000 : SMUN 2 Tasikmalaya

Tahun 2000 – 2001 : SMUN 1 Ciputat

Tahun 2001 – 2008 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENDIDIKAN NON FORMAL

Tahun 1995 – 1996 : Pondok Pesantren Bahrul Ulum

Tasikmalaya

Tahun 1996 – 2000 : Pondok Pesantren Al-Muklisun

Tasikmalaya

PENGALAMAN ORGANISASI

Tahun 2001 - Sekarang : Anggota RIAF Al-Furqon Departemen

Agama Bambuapus Pamulang Tangerang

Tahun 2001 – Sekarang : Anggota Remaja Masjid Bambuapus Raya

Pamulang Tangerang

Page 3: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

3

ABSTRACT

This research aim to find out the influence of macro economic variables,

such as Rupiah exchange, SBI interest rate, inflation, Gross Domestic Product

(GDP) toward Return Syariah and Non Syariah. The research used multiple

regression analysis, to find independent variables influence, partially and

simultaneously and to find independent variables which have dominant influence

to dependent variables. Based on result of this research, show that only one factor

which have significantly influence to Return syariah and Non syariah, that is

Rupiah Exchange, while the others such as SBI interest rate, inflation, Gross

Domestic Product (GDP) didn’t have significantly influence to Return Syariah

and Non Syariah. Mean while the reseacrh’s result simultaneously show that

these independent variables significantly influence to Return Non Syariah but

didn’t have influence to Return Non Syariah

Keywords : Return Syariah, Return Non syariah, Rupiah Exchange rate, SBI

interest rate, inflation, GDP

Page 4: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

4

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel makroekonomi seperti, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, suku bunga SBI, inflasi, Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Return saham Syariah dan Non Syariah. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda, untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial dan simultan serta untuk mengetahui variabel dependen mana yang mempunyai pengaruh yang paling dominan. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, menunjukan bahwa hanya satu faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap Return saham Syariah dan Non Syariah yaitu nilai tukar Rupiah terhapad Dollar, sedangkan variabel lainnya, SBI, inflasi dan PDB tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham Syariah dan Non Syariah. Sementara hasil pengujian secara simultan menunjukan bahwa, variabel-variabel independen berpengaruh signifikan terhadap Return saham Non syariah tetapi tidak berpengaruh terhadap Return saham Syariah. Kata kunci : Return Syariah, Return Non Syariah, Nilai Tukar Rupiah terhadap

Dollar, SBI, inflasi, PDB

Page 5: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

5

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul : “ANALISIS PENGARUH VARIABEL

MAKROEKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH DAN

NONSYARIAH”.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki

sangat terbatas, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta

tanggapan yang positif dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain :

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku Ketua Jurusan

Manajemen dan Dosen Pembimbing I, yang sangat membantu dalam

penyusunan skripsi ini hingga selesai.

2. Bapak Indoyama Nasaruddin SE, MAB, selaku Dosen Pembimbing II

yang telah meluangkan waktu dalam penyusunan skripsi ini hingga

selesai.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Penguji Ahli dan dosen

Metodelogi Penelitian yang senantiasa membimbing berbagai ilmu.

4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen serta seluruh karyawan Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas

partisipasi dan bantuannya selama penulis menuntut ilmu.

5. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan

doa sangat besar bagi penulis, baik dukungan materil maupun

dukungan moril sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan dengan

baik.

6. Kakak dan adik-adikku yang tercinta, yang telah mendukung selama

pendidikan dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

Page 6: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

6

7. Semua sahabat-sahabatku yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang selalu memberikan motivasi dan arti persahabatan, khususnya

sahabat-sahabat angkatan 2001 FEIS UIN, Masjid Bambuapus Raya,

Sahabat-sahabat kecilku,juga bwt bisri untk tabung gasnya, barudak

kosan jeung dulur-dulur urang saperjuangan.

Mudah-mudahan atas segala bantuan serta budi baik yang penulis terima

selama menjalani pendidikan mendapatkan ridha dari Allah SWT.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran dan

saran untuk perkembangan dalam pendidikan.

Jakarta, Desember 2008

Penulis

Page 7: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

7

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………………. i

ABSTRACT………………………………………………………………........ ii

ABSTRAKS………………………………………………………………........ iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………........ iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. vi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. ix

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. x

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah……………………………………………….8

C. Tujuan dan Manfaat penelitian……………………………………. 9

1. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 9

2. Manfaat Penelitian…………………………………………… 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasar Modal Syariah……………………………………………... 10

B. Instrumen Pasar Modal Syariah………………………………….. 11

C. Saham Syariah…………………………………………………… 12

D. Pasar Modal……………………………………………………... 13

E. Instrumen Pasar Modal………………………………………….. 14

F. Inflasi…………………………………………………………….. 15

G. Nilai Tukar………………………………………………………. 16

H. Produk Domestik Bruto………………………………………….. 17

I. Tingkat Suku Bunga SBI………………………………………… 18

J. Pengertian Return…………………………………………………18

K. Pengertian Resiko………………………………………………... 21

Page 8: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

8

L. Resiko Return dan Hubungannya………………………………... 23

M. Estimasi Resiko dan Return……………………………………… 25

N. Analisis Fundamental……………………………………………..29

O. Penelitian Terdahulu……………………………………………... 32

P. Kerangka Pemikiran………………………………………………34

Q. Hipotesis…………………………………………………………. 36

BAB III : METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………...38

B. Metode Penentuan Sampel………………………………….......... 38

C. Metode Pengumpulan Data………………………………………. 39

D. Metode Analisis Data……………………………………………. 40

1. Analisis Regresi Linear Berganda…………………………… 40

2. Uji F………………………………………………………….. 41

3. Uji T…………………………………………………….......... 42

4. Uji Koefisien Determinasi…………………………………… 42

5. Uji Asumsi Klasik……………………………………............. 42

E. Operasional Variabel Penelitian…………………………………. 45

BAB IV : PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian……………………... 48

1. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia…………………………… 48

2. Lembaga-lembaga yang terlibat di BEI……………………… 50

3. Mekanisme Perdagangan…………………………………….. 54

B. Penemuan dan Pembahasan……………………………………… 59

1. Deskripsi Data……………………………………………….. 59

2. Pengujian Asumsi klasik……………………………………... 61

3. Pengujian Statistik…………………………………………… 64

Page 9: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

9

BAB V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. KESIMPULAN…………………………………………............... 71

B. IMPLIKASI……………………………………………………… 72

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 74

LAMPIRAN……………………………………………………………………76

Page 10: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

10

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

3.1 Tabel Autokorelasi 44

4.1 Statistic Descriptive Dependent Variable 59

4.2 Statistic Descriptive Independent Variable 60

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas 61

4.4 Hasil Uji Durbin Watson 62

4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Terhadap Return JII 64

4.6 Hasil Analisis Regresi Linear berganda Terhadap Return LQ45 67

Page 11: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

11

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 35

4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas 63

Page 12: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

12

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Data Indeks JII 76

2 Data Indeks LQ45 77

3 Data Return JII 78

4 Data LQ45 79

5 Data Kurs Tengah Rp/US$ periode April 2003 – Juni 2008 80

6 Data Suku Bunga Indonesia periode April 2003 – Juni 2008 81

7 Data Inflasi Periode April 2003 – Juni 2008 82

8 Data Produk Domestik Bruto periode April 2003 – Juni 2008 83

9 Output Minitab Return Saham Syariah JII 84

10 Output Minitab Return saham Non Syariah LQ45 85

Page 13: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

13

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI

TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH

DAN NON SYARIAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat dalam meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh :

Rizqi Widi Feirdani

NIM : 101081023176

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indoyama Nasarudin, SE, MAB

NIP : 150 317 955 NIP : 150 317 593

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2008

Page 14: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

14

Hari ini Senin Tanggal 24 Bulan November Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Rizqi Widi feirdani NIM : 101081023176 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMI

TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH DAN NON SYARIAH”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 November 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, M.Si

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli

Page 15: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal Indonesia dalam perkembangannya telah menunjukkan

sebagai bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang

dihasilkannya banyak dipicu oleh para peneliti maupun praktisi dalam melihat

gambaran perekonomian Indonesia. Oleh karena itu komitmen pemerintah

Indonesia terhadap peran Pasar Modal tercermin di dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, dimana

dinyatakan bahwa Pasar Modal mempunyai peran yang strategis dalam

pembangunan nasional, sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia

usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Sebagai salah satu instrumen

perekonomian, maka Pasar Modal tidak terlepas dari pengaruh yang

berkembang di lingkungannya, baik yang terjadi di lingkungan ekonomi mikro

yaitu peristiwa atau keadaan para emiten, seperti laporan kinerja, pembagian

deviden, perubahan strategi perusahaan atau keputusan strategis dalam Rapat

Umum Pemegang Saham akan menjadi informasi yang menarik bagi para

investor di Pasar Modal. Disamping lingkungan ekonomi mikro, perubahan

dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi makro seperti nilai tukar rupiah

terhadap dollar, inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga

maupun regulasi pemerintah yang akan mempengaruhi gejolak di Pasar

Modal.

Page 16: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

16

Variabel-variabel ekonomi makro seperti nilai tukar rupiah terhadap

dollar, SBI, inflasi dan PDB mengalami perubahan yang cukup tajam. Jika

diamati secara seksama melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar

Amerika disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: spekulasi para

pedagang valuta asing (valas), jatuh tempo pembayaran utang luar negeri baik

swasta maupun pemerintah, kurang percayanya masyarakat terhadap rupiah,

dan tidak kalah pentingnya adalah lemahnya dasar (fondasi) perekonomian

Indonesia. Ekonom senior Djojohadikusumo (1999) menyatakan bahwa

lemahnya fondasi perekonomian Indonesia yang menyebabkan krisis moneter

di Indonesia berakibat lebih parah dan lebih lama dibandingkan dengan negara

ASEAN lainnya. Kelemahan fundamental ekonomi terlihat dari tingginya

utang luar negeri yang mencapai 140 miliar dolar Amerika atau dua pertiga

dari GDP (Gross Domestic Brutto) Indonesia. Dari jumlah itu, sebesar 23

miliar dolar Amerika merupakan hutang jangka pendek (Kompas, 1998a).

Oleh karena itu diperlukan dana segar untuk membeli dolar guna pelunasan

hutang tersebut. Tidak seimbangnya antara jumlah permintaan dan penawaran

dolar Amerika dalam jumlah yang relatif besar, akibatnya nilai tukar rupiah

terhadap dolar Amerika terus melemah. Keadaan tersebut diperparah lagi pada

akhir tahun 1997 dengan adanya penutupan 38 bank yang tentunya sangat

mempengaruhi pasar modal. Hermanto (1999) menyatakan bahwa dampak

dari penutupan bank ini adalah sangat besar karena bank sebagai sektor

tersendiri dalam pasar modal dan proporsi nilai yang disumbangkan perbankan

terhadap indeks saham cukup besar. Selain itu, penutupan bank juga

Page 17: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

17

mempengaruhi money supply, bukan hanya disebabkan oleh kredit macet saja

tetapi juga kesempatan peredaran uang.

Untuk meredam nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika pemerintah

menaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang pada bulan

Juli1998 menyentuh angka 70,81% per tahun, bahkan suku bunga Pasar Uang

Antar Bank (PUAB) pada bulan Agustus 1998 menyentuh angka 81,01% per

tahun, demikian juga bunga deposito berjangka menunjukan peningkatan.

Suku bunga deposito per bulan pada tahun 1993 sebesar 13,37%; tahun 1994

sebesar 12,42%; tahun 1995 sebesar 16,72%; tahun 1996 sebesar 16,92%;

tahun 1997 sebesar 23,01% dan akhir Juni 1998 sebesar 52,92% (Bank

Indonesia : 1999). Jika suku bunga terus meningkat, maka ada kecenderungan

pemilik modal akan mengalihkan portofolionya ke deposito dan tentunya

berakibat negatif terhadap pasar modal. Investor tidak tertarik menanamkan

modalnya di pasar modal, karena pengembalian (return) saham yang diterima

lebih kecil dibandingkan dengan pengembalian (return) dari bunga deposito.

Hal ini menyebabkan harga saham di pasar modal mengalami penurunan yang

sangat drastis, bahkan ada saham yang harganya hanya 25 per lembar

(Kompas, 1998b). Keadaan ini diperburuk lagi oleh kenyataan bahwa sekitar

90% emiten secara teknis sudah bangkrut karena ekuitasnya minus akibat

kerugian selisih kurs dan menurunnya penjualan (Nazarudin: 1998). Hal ini

terlihat dari Indeks Harga Gabungan (IHSG) yang terus menurun

Inflasi dapat didefinisikan sebagai kenaikan harga secara umum, atau

penurunan nilai rupiah (di Indonesia). Jika ada kenaikan harga barang-barang

Page 18: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

18

dan jasa, maka sejumlah rupiah tertentu tidak dapat dibelikan sebanyak barang

dan jasa yang dibeli sebelumnya. Dengan kata lain, nilai rupiah sekarang

mengalami penurunan daya beli, atau nilai nominalnya mengalami

penyesuaian terhadap tingkat inflasi sekarang. Analisis keuangan sering

memandang saham biasa merupakan salah satu sekuritas yang berfungsi

menghindari risiko inflasi. Suatu definisi yang dipegang secara luas, tentang

saham biasa sebagai inflation hedge adalah jika sekuritas tersebut memiliki

return rill yang independen terhadap tingkat inflasi (Fama dan Mcbeth :1974).

Pandangan umum ini sejalan dengan hipotesis Fisher, yang menyatakan

bahwa tingkat bunga nominal itu merefleksikan secara penuh informasi yang

berhubungan dengan tingkat inflasi yang mungkin terjadi di masa yang akan

datang. Oleh karena itu jika saham biasa berfungsi sebagai inflation hedge,

semestinya return rillnya independen terhadap inflasi dan return nominalnya

berhubungan positif dengan inflasi.

Hubungan kausal antara tingkat inflasi dan return saham masih sebagai

suatu puzzle. Pernyataan ini didasarkan pada literatur, baik teoritis maupun

empiris yang menunjukan perbedaan pandangan mengenai keterkaitan antara

return saham dan inflasi. Independensi return saham rill terhadap inflasi, atau

hubungan positif antara return saham nominal dan inflasi harapan, seperti

dinyatakan dalam hipotesis Fisher, banyak ditolak dalam pengujian empiris di

pasar-pasar besar dunia, seperti U.S, U.K dan pasar lainnya. Kebanyakan studi

justru menemukan hubungan negatif antara return saham rill dan inflasi

Page 19: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

19

harapan. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa hubungan return saham dan

inflasi masih merupkan fenomena yang perlu diteliti lebih lanjut.

Menurut (I Sutopo dan Sudarto : 1999) inflasi berpengaruh terhadap

pergerakan harga saham melalui return saham. Hal ini menunjukan bahwa

secara agregatif naiknya inflasi akan menurunkan return pasar. Merosotnya

nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika menyebabkan inflasi yang tinggi.

Hal ini mendorong pemerintah untuk menarik rupiah yang ada di masyarakat

dengan cara menaikan tingkat suku bunga. Tingginya tingkat suku bunga

menyebabkan berkurangnya investasi dan hal tersebut mendorong turunnya

IHSG di bursa saham (Pancaka : 2000)

Sedangkan variabel makro selanjutnya adalah pertumbuhan ekonomi.

pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan pendapatan nasional bersih.

Pendapatan nasional bersih merupakan ukuran kemampuan ekonomi nasional

yang sesungguhnya. Perkembangan pendapatan nasional bersih dihitung

berdasarkan Produk Nasional Bruto (PDB) rill. Peningkatan PDB merupakan

indikasi terjadinya pertumbuhan nasional.

PDB adalah nilai keluaran yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi

yang berlokasi di dalam negeri. PDB dapat dihitung dengan dua cara. Pertama

dengan menjumlahkan pengeluaran untuk mendapatkan semua barang akhir

selama satu periode tertentu. Perhitungan itu disebut pendekatan pengeluaran.

Kedua, dengan menjumlahkan pendapatan gaji, sewa, bunga, dan laba yang

diterima oleh semua faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi

barang-barang akhir.Perhitungan itu disebut pendekatan pendapatan. Jika

Page 20: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

20

melihat kondisi pertumbuhan ekonomi (PDB) Indonesia, berdasarkan data dari

Badan Pusat Statistik (BPS), PDB Indonesia dari tahun 2003 hingga 2008

mengalami kenaikan yang cukup tajam, hal tersebut menarik untuk ditinjau

kembali, apakah kenaikan PDB tersebut mempengaruhi terhadap return

saham.

Beberapa hasil penelitian tentang pasar modal di Indonesia

menunjukan tingkat pengembalian investasi saham yang dihitung dari

pendapatan deviden dan selisih harga ternyata lebih banyak dipengaruhi oleh

variabel makro daripada variabel mikro. Penelitian di Bursa Efek Indonesia

tentang faktor-faktor penentu tingkat resiko yang diukur dari nilai variabilitas

tingkat pendapatan saham menunjukan hasil bahwa tingkat resiko dipengaruhi

secara nyata oleh variabel-variabel ekonomi makro, yaitu pertumbuhan

ekonomi, tingkat inflasi dan kurs valuta asing (Hidayat, 2003).

Perkembangan pasar modal syariah menunjukkan kemajuan seiring

dengan meningkatnya indeks yang ditunjukkan dalam Jakarta Islamic Index.

(JII). Peningkatan indeks pada JII walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara prosentase indeks pada

JII lebih besar dari IHSG. Hal ini dikarenakan adanya konsep halal, berkah

dan bertambah pada pasar modal syariah yang memperdagangkan saham

syariah. Pasar modal syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi,

instrumentasi, dan aplikasi bersumber dari nilai epistemologi Islam.

Perdagangan beberapa jenis sekuritas, baik pada pasar modal

konvensional maupun pasar modal syariah mempunyai tingkat return dan

Page 21: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

21

risiko yang berbeda. Saham merupakan salah satu sekuritas diantara sekuritas-

sekuritas lainnya yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Risiko tinggi

tercermin dari ketidakpastian return yang akan diterima oleh investor di masa

datang. Hal ini sejalan dengan definisi investasi menurut Sharpe bahwa

investasi merupakan komitmen dana dengan jumlah yang pasti untuk

mendapatkan return yang tidak pasti di masa depan. Dengan demikian, ada

dua aspek yang melekat dalam suatu investasi, yaitu return yang diharapkan

dan risiko tidak tercapainya return yang diharapkan. Return dan risiko secara

teoritis pada berbagai sekuritas mempunyai hubungan yang positif. Semakin

besar return yang diharapkan diterima, maka semakin besar risiko yang akan

diperoleh, begitu pula sebaliknya. Return dan risiko yang tinggi pada saham

berhubungan dengan kondisi karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi

makro.

Penelitian dengan obyek pasar modal syariah khususnya di Indonesia

tidak banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian

dengan obyek pasar modal syariah dilakukan oleh Aruzzi dan Bandi (2003)

serta Hamzah (2005). Penelitian dengan obyek pasar modal syariah mengenai

return yang dipengaruhi oleh variabel-variabel ekonomi makro merupakan hal

yang menarik untuk dilakukan karena sifat dari return dan risiko ini yang akan

selalu melekat pada setiap investasi terutama investasi dalam setiap saham,

baik saham biasa maupun saham yang sesuai dengan kaidah syariah.

Sedangkan penelitian dengan objek pasar modal konvensional telah banyak

dilakukan oleh para peneliti sebelumnya.

Page 22: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

22

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian kembali tentang pengaruh variabel makro ekonomi

terhadap return saham syariah dan non syariah yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Penelitian ini mengangkat judul “Analisis Pengaruh

Variabel Makroekonomi terhadap Return Saham Syariah dan Non

Syariah”.

B. Perumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang penelitian serta hasil penelitian

terdahulu, maka pokok permasalahan yang diangkat yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial dari variabel makroekonomi

(nilai tukar Rp/US$, SBI, inflasi dan PDB) terhadap return saham syariah?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial dari variabel makroekonomi

(nilai tukar Rp/US$, SBI, inflasi dan PDB) terhadap return saham non

syariah?

3. Apakah terdapat pengaruh secara simultan dari variabel makroekonomi

(nilai tukar Rp/US$, SBI, inflasi dan PDB) terhadap return saham syariah?

4. Apakah terdapat pengaruh secara simultan dari variabel makroekonomi

(nilai tukar Rp/US$, SBI, inflasi dan PDB) terhadap return saham non

syariah ?

Page 23: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

23

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dan manfaat

penelitian ini adalah:

1. Tujuan penelitian ini adalah

a. Menganalisis pengaruh variabel makroekonomi (nilai tukar Rp/US$,

SBI, inflasi dan PDB) terhadap return saham syariah secara parsial.

b. Menganalisis pengaruh variabel makroekonomi (nilai tukar Rp/US$,

SBI, inflasi dan PDB) terhadap return saham non syariah secara

parsial.

c. Menganalisis pengaruh variabel makroekonomi (nilai tukar Rp/US$,

SBI, inflasi dan PDB) terhadap return saham syariah secara simultan.

d. Menganalisis pengaruh variabel makroekonomi (nilai tukar Rp/US$,

SBI, inflasi dan PDB) terhadap return saham non syariah secara

simultan.

2. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah

1. Secara teoritis bagi akademisi berguna untuk perkembangan

pengetahuan khususnya di bidang Pasar Modal

2. Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan atau bahan

pertimbangan bagi pemodal dalam menanamkan modalnya di Pasar

Modal untuk mendapatkan keuntungan dengan analisa yang lebih baik.

3. Bagi penulis untuk mengaplikasikan teori-teori ekonomi dan

manajemen pasar modal yang telah diperoleh dalam perkuliahan.

Page 24: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasar Modal Syariah

Pasar modal Syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep

Syariah, di mana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan

transaksi sesuai dengan basis Syariah. Pasar modal Syariah tidak hanya ada

dan berkembang di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain. Lembaga

keuangan yang pertama kali menaruh perhatian di dalam mengoperasikan

portofolionya dengan manajemen portofolio Syariah di pasar modal Syariah

adalah Amanah Income Fund yang didirikan bulan Juni 1986 oleh para

anggota the North American Islamic Trust yang bermarkas di Indiana,

Amerika Serikat. Wacana mengenai pasar modal Syariah ini disambut dengan

antusias di seluruh belahan bumi ini mulai dari kawasan Timur Tengah, Eropa,

Asia dan Amerika. Beberapa negara yang proaktif dalam mengembangkan

pasar modal yang berprinsipkan Syariah dan konsisten dalam menerapkan

Syariah Islam dalam sendi kehidupannya adalah Bahrain Stock di Bahrain,

Amman Financial Market di Amman, Muscat Securities Kuwait Stock

Exchange di Kuwait dan Kuala Lumpur Stock Exchange di Malaysia.

Perkembangan pasar modal Syariah di Indonesia secara tidak langsung

juga dipengaruhi pasar modal yang berpegang pada konsep syariah yang

terlebih dahulu dijalankan oleh negara-negara lain. Pasar modal Syariah di

Page 25: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

25

Indonesia diperkenalkan pada bulan Juli 2000 ditandai dengan berdirinya

Jakarta Islamic Index.

B. Instrumen Pasar Modal Syariah

Investasi keuangan Syariah harus disertai dengan kegiatan sektor riil

atau transaksi yang mendasari (underlying transaction). Untuk itu, penciptaan

instrumen investasi Syariah dalam pasar modal adalah dari sekuritasi

aset/proyek (asset securitisation) yang merupakan bukti penyertaan, sekuritasi

utang (debt securitisation) atau penerbitan surat utang yang timbul atas

transaksi jual beli (al dayn) atau merupakan sumber pendanaan bagi

perusahaan, sekuritasi modal (equity securitisation), merupakan emisi surat

berharga oleh perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal

Syariah dalam bentuk saham.

Adapun instrumen pasar modal yang sesuai dengan Syariah dalam pasar

perdana adalah muqaradah/mudharabah funds, saham biasa (common stock),

muqaradah/mudharabah Bonds. Karena instrumen pasar modal tersebut

diperdagangkan di pasar perdana, maka prinsip dasar pasar perdana adalah

semua efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil, tidak boleh

menerbitkan efek utang untuk membayar kembali utang (bay al dayn bi al

dayn), dana atau hasil penjualan efek akan diterima oleh perusahaan, hasil

investasi akan diterima pemodal (shohibul maal), tidak boleh memberikan

jaminan hasil yang semata-mata merupakan fungsi dari waktu (Harahap,

2001).

Page 26: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

26

Sedangkan untuk pasar sekunder ada beberapa tambahan dari prinsip

dasar pasar perdana, yaitu tidak boleh membeli efek berbasis trend (indeks),

suatu efek dapat diperjualbelikan namun hasil (manfaat) yang diperoleh dari

efek tersebut berupa kupon atau deviden tidak boleh diperjual belikan, tidak

boleh melakukan suatu transaksi murabahah dengan menjadikan objek

transaksi sebagai jaminan. Adapun jenis instrumen pasar modal yang jelas

diharamkan Syariah adalah preferred stock (saham istimewa), forward

contract, option.

C. Saham Syariah

Saham Syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang

memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan

ruang lingkup kegiatan usaha. Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan

Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT.

Bursa Efek Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan

tahun 1 Januari 1995 sebagai base date dengan nilai 100. Bagi perusahaan

yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks paling tidak mereka dinilai telah

memenuhi penyaringan Syariah dan kriteria untuk indeks.

Penyaringan secara Syariah yang difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional

No. 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.

Kriteria untuk indeks adalah Kapitalisasi Pasar (market capitalization) dari

saham dimana JII menggunakan kapitalisasi pasar harian rata-rata selama satu

Page 27: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

27

tahun. Dari kedua penilaian tersebut, untuk perusahaan emiten dapat

digolongkan dalam daftar JII melalui prosedur teknis, yaitu saham dari emiten

dipilih yang tidak bertentangan dengan Syariah dan telah listing minimum 3

bulan, kecuali saham-saham tersebut termasuk 10 besar kapitalisasi pasar.

Saham dipilih dengan kapitalisasi pasar tertinggi sejumlah 60 saham. Saham

dipilih dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi harian sejumlah 30 saham.

Evaluasi terhadap komponen indeks dilakukan setiap 6 bulan sekali.

D. Pasar Modal

Dalam arti sempit, pasar modal dapat didefinisikan sebagai suatu pasar

(tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-

saham, obligasi-obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa

perantara pedagang efek (Sunariyah, 20003: 4-5).

Menurut Suad Husnan dan Pudjiastuti (1998:1) pasar modal adalah pasar

untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan

baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan

pemerintah, perusahaan swasta, maupun public authorities.

David L. Scoot (1988) menjelaskan bahwa pasar modal adalah pasar

untuk dana jangka panjang dimana saham biasa, saham preferen, dan obligasi

diperdagangkan.

Siswanto Sudomo (1990) mendefinisikan pasar modal sebagai tempat

diterbitkan serta diperdagangkan surat-surat berharga jangka panjang,

khususnya obligasi dan saham.

Page 28: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

28

Sedangkan menurut UU no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, bursa

efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau

sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain

dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan

suatu institusi dengan sistem yang terorganisir dengan rapi, dimana

diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan yang diterbitkan oleh

pemerintah, perusahaan swasta, dan public authorities yang dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung.

E. Instrumen Pasar Modal

Menurut Tandelilin, (2001) Beberapa Sekuritas yang yang umumnya

diperjualbelikan di pasar modal adalah:

1). Saham

Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset

perusahaan yang menerbitkan saham.

2). Obligasi

Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah

tetap kepada pemiliknya.

3). Reksadana (mutual fund)

Reksadana adalah sertifiakt yang menjelaskan pemiliknya menitipkan

sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan sebagai

modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang.

Page 29: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

29

4). Instrumen Derivatif (opsi & futures)

Instrumen derivatif adalah sekuritas yang nilainya turunan dari harga

sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif target dari harga sekuritas

lain yang ditetapkan sebagai patokan.

F. Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara

umum dan terus menerus. Dalam praktek, inflasi bisa diamati dengan

mengamati gerak dari indeks harga. Tetapi disini harus diperhitungkan ada

tidaknya ”suppressed inflation” atau inflasi yang ditutupi, yang pada suatu

waktu akan timbul dan menunjukan dirinya karena harga-harga resmi makin

tidak relevan bagi kenyataan.

Terdapat beberapa cara menggolongkan inflasi. Penggolongan pertama,

didasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut. Di sini kita bedakan beberapa

macam inflasi :

- Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)

- Inflasi sedang (antara 10 – 30% setahun)

- Inflasi berat (antara 30 – 100% setahun)

- Hiperinflasi (diatas 100% setahun)

Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab musabab awal dari

inflasi. Atas dasar ini kita bedakan dua macam inflasi :

1. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang

terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut demand inflation.

Page 30: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

30

2. Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Ini disebut cost

inflation.

Penggolongan yang ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi :

a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), misalnya

karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang

baru, panen yang gagal dan sebagainya.

b. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation), adalah inflasi yang

timbul karena kenaikan harga-harga (inflasi) di luar negeri atau di negara-

negara langganan berdagang negara kita.

G. Nilai Tukar

Menurut Salvatore Dominick (1997:140) kar atau sering disebut dengan

kurs adalah jumlah atau harga mata uang domestik dari mata uang luar negeri

(asing). Kurs ini dipertahankan sama disemua pasar melalui arbitrase.

Arbitrase Valuta asing adalah pembelian mata uang asing bila harganya

rendah dan menjual bilamana harganya tinggi. Suatu penurunan dalam nilai

mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing disebut dengan depresiasi.

Sedangkan kenaikan dalam nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang

asing disebut apresiasi. Karena mata uang suatu negara dapat diapresiasikan

terhadap mata uang dan apresiasi terhadap yang lain maka biasanya dapat

dihitung suatu kurs efektif. Kurs efektif merupakan rata-rata tertimbang dari

nilai tukar mata uang suatu negara.

Page 31: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

31

Pada umumnya kurs ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan

pasar dan kurva penawaran dari mata uang asing tersebut.

H. Produk Domestik Bruto

Menurut Herlambang (2002:22) PDB adalah total pendapatan yang

dihasilkan dalam suatu negara, termasuk pendapatan orang asing yang bekerja

di negara tersebut. PDB suatu negara sama dengan :

- Total pendapatan seluruh penduduk dalam perekonomian

- Total pengeluaran atas barang dan jasa dalam perekonomian

PDB dapat dihitung berdasarkan tiga pendekatan sebagi berikut

a) Pendekatan Produksi (production approach), diperoleh dengan

menjumlahkan nilai tambah dari semua produksi.

b) Pendekatan Pendapatan, diperoleh dengan menghitung jumlah balas jasa

bruto (sebelum dipotong pajak) dari faktor produksi yang dipakai. Jika

dalam pendekatan produksi, perhitungan menggunakan aliran barang maka

dalam pendekatan pendapatan perhitungan menggunakan aliran

pendapatannya.

c) Pendekatan pengeluaran, dimana perhitungan dilakukan dengan

menjumlahkan permintaan akhir dari unit-unit ekonomi, yaitu rumah

tangga berupa konsumsi (C), perusahaan berupa investasi (I) dan

pemerintah disebut pengeluaran pemerintah (G).

Page 32: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

32

I. Tingkat Suku Bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia)

Menurut Boediono (1994:75) pengertian dasar dari teori tingkat suku

bunga yaitu harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu.

Pengertian tingkat suku bunga sebagai harga dapat juga dinyatakan sebagai

sebagai harga yang harus dibayar apabila terjadi pertukaran antara satu rupiah

sekarang dengan satu rupiah nanti. Hutang piutang timbul karena terjadi

pertukaran semacam ini. Pembeli dari satu rupiah sekarang sekaligus penjual

dari satu rupiah nanti adalah peminjam (debitur). Sedangkan penjual dari satu

rupiah sekarang yang sekaligus juga pembeli dari satu rupiah nanti adalah

orang yang meminjamkan (kreditur). Debitur harus membayar kepada kreditur

harga dan pertukaran tersebut dan harga ini adalah bunga yang dibayar debitur

dan diterima oleh kreditur.

Sertiifkat Bank Indonesia menurut Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan

Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan

diskonto.

J. Pengertian Return

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat

berupa return realisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum

terjadi, tetapi diharapkan terjadi di masa yang akan datang (exected return).

dalam pengukuran return realisasi banyak digunakan return total yang

merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode

Page 33: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

33

tertentu. dalam return ini juga perhitungannya didasarkan pada data historis.

Return realisasi ini dapat digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja

perusahaan serta dapat sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko

pada masa yang akan datang.

Sebaliknya, return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan

diperoleh oleh investor pada masa yang akan datang. Jadi perbedaan antara

keduanya adalah return realisasi sifatnya sudah terjadi, sedangkan return

ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Jogianto (1998; 85) mengemukakan bahwa return sebagai hasil yang

diperoleh dari investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi.

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi

dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi tersebut dapat

berfungsi, baik sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan maupun

sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko pada masa yang akan

datang. Salah satu jenis pengukuran return realisasi yang sering digunakan

adalah return total, yaitu return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu

periode tertentu.

Return realisasi (Rt) = Pt – Pt-1 + Dt

Pt-1

Keterangan :

Rt = Return saham pada periode t

Pt = Harga saham pada periode t

Pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Page 34: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

34

D1 = Dividen pada periode t

Return ekspektasi (expected retun) adalah return yang diharapkan akan

diperoleh investor pada masa yang akan datang. Secara matematika return

ekspektasi dapat dirumuskan :

.()( .

1

iRREN

i

i ∑=

= pi)

Keterangan :

E (Ri) = Ekspektasi suatu sekuritas

Ri = Return masa depan ke-i

Pi = probabilitas hasil masa depan ke-i

N = jumlah periode waktu observasi

Berbeda dengan Husnan (2001;51) yang menyebutkan bahwa return

ekspektasi dengan probabilitas kejadian setiap periode yang sama dapat

dirumuskan sebagai berikut :

n

RijRE

N

j

i ∑=

=1

)(

Keterangan :

E(Ri) = Return ekspektasi suatu aktiva atau sekuritass ke-i

Rij = Hasil masa depan ke-j dari sekuritas i

n = Jumlah dari hasil masa depan.

Page 35: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

35

Return portopolio saham merupakan rata-rata tertimbang dari return tiap-

tiap saham yang termasuk di dalamnya. Oleh karena itu, expected return

portopolio merupakan rata-rata tertimbang dari expected return saham yang

ada di dalamnya. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut

iiPi RXR .∑=

Keterangan

Rp = Expected return portopolio

Xi = Proporsi saham i

Ri = Rata-rata return saham i

K. Pengertian Resiko

Resiko merupakan penyimpangan tingkat keuntungan yang diperoleh

dari nilai yang diharapkan oleh seorang investor. Markowitz seperti yang

dikutip sunariyah menyatakan bahwa resiko yang diharapkan tergantung pada

keanekaragaman kemungkinan hasil yang diharapkan. Sunariyah (2000:184)

menggunakan standar deviasi untuk menyatakan besar resiko yang

diharapkan.

Hal ini diformulasikan sebagai berikut:

σ = P [r – E(r)]2 Keterangan :

σ = Standar deviasi

Page 36: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

36

P = Probabilitas kejadian dari setiap hasil yang diharapkan

r = Kemungkinan tingkat hasil

E(r) = Hasil yang diharapkan

Jones (1998: 162) menyebutkan bahwa resiko adalah kemungkinan

terjadinya perbedaan antara return yang sesungguhnya dengan return yang

diharapkan.

Pada prinsipnya resiko dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu

sebagai berikut:

1) Resiko Tidak Sistimatik (Unsystematic Risk)

Merupakan resiko yang terkait dengan suatu saham tertentu yang

umumnya dapat dihindari (avoidable) atau diperkecil mealui diversifikasi

(diversifiable).

2) Resiko Sistematik (Systematic Risk)

Merupakan resiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua

saham dalam pasar modal yang bersangkutan. Resiko ini tidak mungkin

dapat dihindari oleh investor melalui diversifikasi sekalipun.

Selain dua bagian resiko tersebut, ternyata sikap investor terhadap

menghadapi resiko yang muncul dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai

berikut :

1) Risk Averse adalah sikap seorang investor yang akan memilih

investasi yang memiliki resiko yang lebih rendah dengan tingkat return yang

diharapkan sama besar.

Page 37: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

37

2) Risk Neutral adalah sikap seorang investor yang akan memilih investasi

yang tingkat return-nya sesuai dengan resiko yang dihadapi.

3) Risk Seeker adalah sikap seorang investor yang akan memilih investasi

yang memiliki resiko investasi yang lebih tinggi dengan tingkat return

yang diharapkan sama besar.

L. Risiko, Return, dan Hubungannya

Risiko terjadi akibat adanya unsur ketidakpastian dalam semua investasi

saham. Berapa hasil yang akan diperoleh dari investasi tidak diketahui dengan

pasti, sehingga investor hanya dapat memperkirakan besar keuntungan yang

diharapkan dan kemungkinan hasil yang sebenarnya akan menyimpang dari

yang diharapkan. Jadi risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan Return

yang diperoleh menyimpang dari Return yang diharapkan. Perbedaan antara

Return yang diharapkan (Return yang diantisipasi investor di masa

mendatang) dengan Return yang benar-benar diterima (Return yang diperoleh

investor) merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses

investasi. Beberapa sumber risiko yang berkaitan dengan besar risiko investasi

di antaranya adalah:

1) Risiko Suku Bunga

Jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku

bunga, misalnya deposito akan naik. Ini dapat menarik minat investor

saham untuk memindahkan dana ke deposito, sehingga banyak yang

Page 38: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

38

akan menjual saham dan harga saham akan turun. Oleh karena itu

perubahan suku bunga mempengaruhi variabilitas return suatu investasi.

2) Risiko Pasar

Perubahan pasar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti resesi

ekonomi, kerusuhan, dan lain-lain menyebabkan perubahan indeks pasar

saham.

3) Risiko Inflasi

Inflasi akan mengurangi daya beli uang, sehingga tingkat pengembalian

setelah disesuaikan dengan inflasi dapat menurunkan hasil investasi

tersebut.

4) Risiko Nilai Tukar

Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh nilai tukar mata uang asing

menjadi risiko dalam investasi.

5) Risiko Likuiditas

Semakin tidak likuid suatu sekuritas, semakin besar risiko yang dihadapi

perusahaan.

6) Risiko Negara

Risiko negara berkaitan dengan kondisi politik suatu negara. Semua risiko

yang dapat menyebabkan penyimpangan tingkat pengembalian investasi

dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu: Risiko Sistematik dan

Risiko Unsistematik.

Melalui investasi, investor berkeinginan untuk memperoleh

keuntungan sebesar mungkin. Akan tetapi harus dipahami adanya hubungan

Page 39: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

39

antara Return dan Risk yang terkandung dalam suatu investasi. Hubungan

Return dan risiko searah dan linier, artinya semakin besar Return yang

diharapkan, maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung. Dengan

kata lain investor yang berharap memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi,

berarti bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Oleh karena itu tidak

relevan mengharapkan keuntungan yang sebesar-besarnya melalui investasi

pada aset yang menawarkan Return paling tinggi, karena harus juga

mempertimbangkan tingkat risiko yang harus ditanggung.

M. Estimasi Risiko dan Return

Menurut Radcliffe (1997, 217-218), beberapa ukuran statistik yang dapat

digunakan untuk menggambarkan suatu risiko, di antaranya adalah :

1) Range

Range menunjukkan interval kemungkinan Return tertinggi dengan Return

terendah. Perhitungannya dilakukan dengan cara mengurangi nilai real

Return tertinggi dengan yang terendah sehingga diperoleh suatu angka

interval. Kelemahan dalam menggunakan cara ini adalah tidak dapat

menggambarkan kemungkinan-kemungkinan yang terdapat di antara

kedua ekstrem nilai tersebut, serta tidak menunjukkan perimbangan antara

kemungkinan terjadinya Return tertinggi dengan return terendah. Dengan

kelemahan ini, range tidak dapat dipakai untuk membandingkan risiko

antara dua portofolio, karena portofolio yang memiliki range yang sama

tidak berarti memiliki risiko yang sama.

Page 40: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

40

2) Mean Absolute Deviation

Mean absolute deviation menunjukkan kemungkinan perbedaan antara

return yang mungkin diterima dengan expected return-nya. Meskipun cara

ini cukup masuk akal untuk menunjukkan tingkat risiko suatu portofolio,

namun secara statistik cukup sulit digunakan. Selain itu sangat sulit untuk

mengetahui hubungan atau correlation di antara return sekuritas.

3) Probability of Negative Return

Probability of Negative Return menunjukkan kemungkinan persentase

Return yang berada di bawah nilai nol. Meskipun sangat mudah dilakukan,

namun perhitungan dengan cara ini tidak dapat mengetahui secara

menyeluruh aspek-aspek dari suatu risiko.

4) Semivariance

Semivariance adalah perhitungan statistik yang menghitung variasi dari

Return yang berada di bawah expected return-nya. Kelemahannya angka

ini tidak mencakup ketidakpastian ketika return yang dihasilkan lebih

besar dari expectednya. Di samping sulit, perhitungan ini tidak dapat

melihat Correlation antara Return masing-masing saham.

5) Standard Deviation

Standard Deviation mengukur volatilitas dari Return, cara ini sering

digunakan untuk mengukur risiko. Secara statistik metode standar deviasi

memiliki beberapa kelebihan diantaranya pengukurannya dilakukan

dengan cara menyebarkan Return (memperhitungkan nilai yang terjadi di

atas dan di bawah Expected Return). Di samping itu standar deviasi juga

Page 41: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

41

dapat digunakan dengan menggunakan data aktual return masa lalu (Ex

Post Standard Deviation) atau dari estimasi potensial returnnya.

Dalam melakukan estimasi Return, harus dibedakan antara Return

realisasi yaitu return yang telah terjadi dan Return ekspetasi (Expected Return)

yaitu Return yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa

mendatang. Return realisasi yang dihitung berdasarkan data historis penting

sebagai salah satu ukuran kinerja suatu perusahaan. Rate of Return saham

yang merupakan keuntungan dari capital gain dan dividen dalam periode

tertentu diperoleh dengan persamaan berikut:

( )

1

1

−−+

=t

ttt

tP

PPDR

Di mana:

Rt = Rate of Return (Return realisasi) saham pada bulan ke-t

Pt = Harga saham pada bulan ke-t

Pt-1 = Harga saham pada satu bulan sebelum bulan ke-t

Dt = Dividen pada bulan ke-t

Return realisasi ini berguna sebagai dasar penentuan tingkat keuntungan

yang diharapkan (Expected Return). Expected Return sangat mungkin

berlainan dengan return yang diterima, karena adanya suatu ketidakpastian.

Perhitungan Expected Return dapat dilakukan dengan menggunakan rata-rata

Page 42: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

42

aritmatik dan rata-rata geometrik. Metode rata-rata aritmatik dinyatakan dalam

persamaan berikut :

n

RiRE

N

i

i ∑=

=1

)( ………………….

Untuk metode rata-rata geometrik, persamaannya dinyatakan sebagai berikut :

[ ] nni RRRRE

/121 )1)......(1)(1()( +++= - 1 …………

Penggunaan perhitungan rata-rata aritmatik dan rata-rata geometrik

adalah tergantung pada tujuan investor. Rata-rata aritmatik diterapkan untuk

mengukur kinerja rata-rata selama satu periode, dan merupakan cara yang

bagus untuk memperkirakan Expected Return pada periode berikutnya.

Sedangkan perhitungan rata-rata geometrik digunakan untuk mengukur

perubahan kekayaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya (Multiple

Periods). Rata-rata geometrik mengukur tingkat pertumbuhan majemuk

(Compound Rate of Growth) selama periode yang ditentukan. Hal ini sering

digunakan dalam investasi dan keuangan untuk merefleksikan tingkat

pertumbuhan (Growth Rate) yang konsisten (Steady) dari dana yang telah

diinvestasikan selama periode-periode sebelumnya (Jones, 2004:153).

Mengacu kepada kedua metode perhitungan tersebut, maka rata-rata

geometrik merupakan metode perhitungan yang sesuai untuk digunakan dalam

penelitian ini. Dengan kata lain, rata-rata aritmatik tidak digunakan

Page 43: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

43

N. Analisis Fundamental

Investasi dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung

maupun investasi tidak langsung. Investasi aktiva langsung dapat dilakukan

dengan pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan. Sedangkan

investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham (surat-surat

berharga) dari perusahaan investasi yang diperdagangkan di pasar modal.

Beberapa penulis memberikan sumbangan pemikiran terhadap model

dalam menganalisis dan menilai saham dengan istilah yang beragam; Karen

(1971) menyebut dengan istilah ”A Flow Diagram of Stock Price

Determination”; Husnan (1998) menyebut dengan analisis teknikal;

sedangkan Sharpe, Alexander dan Bailey (1999) menyebut dengan istilah

”The Big Picture”. Dari ketiga analisis tersebut, secara umum bahwa untuk

menganalisis dan menilai harga saham dapat dilakukan dengan

memperhatikan kondisi ekonomi atau kondisi pasar yang terdiri dari variabel

makroekonomi maupun kondisi spesifik perusahaan. Arbitrage pricing theory

Ross (1976) merumuskan model keseimbangan yang disebut Arbitrage

Pricing Theory (APT), yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi

yang mempunyai sifat yang identik sama tidak dapat dijual dengan harga yang

berbeda. Dalam hal ini hukum yang dianut oleh APT adalah hukum satu harga

(The Law of One Price). Suatu aktiva yang memiliki karakteristik sama

(identik sama) jika dijual dengan harga yang berbeda, maka akan terdapat

kesempatan untuk melakukan Arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga

Page 44: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

44

murah dan pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi

sehingga memperoleh laba tanpa risiko (Husnan, 1994).

Dalam perekonomian suatu negara terdapat empat pasar yang telah

dikenal yaitu: pasar modal, pasar uang, pasar valuta asing maupun pasar

barang. Dari keempat pasar tersebut yang saling terkait erat serta yang

mencerminkan hukum satu harga (The Law of One Price) umumnya tiga pasar

yaitu: pasar modal, pasar uang, dan pasar valuta asing. Ketiga pasar

mempunyai keseimbangan dan identik sama sehingga tidak dapat dijual

dengan harga yang berbeda. Jika tidak terjadi keseimbangan dari pasar-pasar

tersebut, maka akan terjadi proses Arbitrage dari pasar yang satu ke pasar

yang lain sebagaimana diuraikan di atas.

Terkait dengan pasar modal, model APT dinyatakan bahwa tingkat

keuntungan dari saham yang diperdagangkan di pasar modal terdiri dari dua

komponen, yaitu: tingkat keuntungan normal atau tingkat keuntungan yang

diharapkan dan tingkat keuntungan yang tidak pasti atau berisiko (Husnan,

1994). Tingkat keuntungan yang diharapkan merupakan bagian dari tingkat

keuntungan sesungguhnya yang diharapkan oleh investor. Tingkat keuntungan

ini sangat dipengaruhi oleh informasi yang dimiliki oleh investor. Sedangkan

tingkat keuntungan yang tidak pasti atau sebagian tingkat keuntungan yang

bersumber dari informasi yang bersifat tidak diharapkan.

Investor dalam menjalankan aktivitasnya menghadapi dua macam risiko,

yaitu: risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Kedua risiko tersebut

mempengaruhi tingkat keuntungan yang diharapkan investor. Risiko tidak

Page 45: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

45

sistematis dari satu perusahaan tidak berkorelasi dengan perusahaan lainnya.

Sebaliknya, risiko sistematis akan berkorelasi terhadap setiap perusahaan

(saham). Hal ini disebabkan karena faktor-faktor yang mempengaruhi risiko

sistematis adalah sama, misalnya: tingkat inflasi, tingkat bunga dan variabel-

variabel lainnya atau sering disebut dengan variabel makroekonomi. Oleh

karena itu perubahan variabel makroekonomi akan berdampak pada seluruh

perusahaan (saham). Namun demikian perlu diperhatikan bahwa kemungkinan

terdapat perbedaan besar kecilnya perubahan variabel makroekonomi terhadap

harga saham.

Model faktor mendasarkan diri pada anggapan bahwa adanya hubungan

linear antara harga suatu saham dengan harga seluruh saham yang ada di bursa

yang diwakili oleh indeks pasar (IHSG). Atas dasar anggapan itu, maka

tingkat keuntungan suatu saham akan berkorelasi dengan perubahan harga

pasar (Sharpe, Alexander, Bailey (1999). Sebagai proses penghasil imbalan,

model faktor berusaha untuk mencakup kekuatan-kekuatan perekonomian

utama yang secara sistematis menggerakkan atau mempengaruhi harga semua

saham.

Secara implisit, dalam susunan model faktor terdapat asumsi bahwa

imbalan antara dua saham akan berkorelasi, yaitu bergerak bersama hanya

melalui reaksi yang sama terhadap satu atau lebih faktor yang ditentukan oleh

model. Model faktor dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk

menghitung imbalan harapan, varian, maupun kovarian dari setiap saham.

Hasilnya, model faktor adalah alat yang bermanfaat untuk manajemen

Page 46: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

46

portofolio (Sharpe, Alexander, Bailey : 1999). Model multi faktor

mengasumsikan bahwa proses penentuan harga saham melibatkan beberapa

faktor. Artinya terdapat beberapa kemungkinan bahwa lebih dari satu faktor

penyebab (Pervasive Factor) dalam perekonomian yang mempengaruhi harga

saham. Situasi ekonomi mempengaruhi hampir semua perusahaan. Jadi

perubahan dari perekonomian yang diramalkan memiliki dampak yang besar

terhadap harga sebagian besar saham.

O. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai hubungan inflasi, tingkat suku bunga,

exchange rate, dan harga saham dilakukan oleh Solnik (1984), Gultekin

(1983) untuk pasar modal Amerika. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa

korelasi perubahan tingkat bunga dan Stock Return adalah besar dan signifikan

untuk setiap negara. Solnik pada tahun 1973 sampai dengan tahun 1983

melakukan penelitian tentang pergerakan infasi, exchange rate, tingkat bunga

pada mata uang Dollar amerika, Yen, dan Deutch, Mark, British Pound, hasil

penelitian ini ditulis dalam bukunya Internasional Investment. Penelitian ini

membuktikan bahwa tingkat bunga dan inflasi bergerak dalam besar dan arah

yang sama, sedangkan Exchange Rate bergerak lebih besar dalam arah yang

berlawanan. Hal ini menunjukan bahwa exchange rate merupakan variabel

yang penting untuk dipertimbangkan.

Farrel (1997) menyatakan bahwa variabel-variabel yang signifikan

mempengaruhi Return saham adalah tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi,

Page 47: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

47

tingkat bunga, nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang domestik dan

premi resiko. Penelitian lain yaitu Sharpe (1995) mengemukakan bahwa

variabel-variabel Multi-Iindex Model yang mempengaruhi Return saham

adalah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat bunga, tingkat

inflasi, dan harga minyak.

Haruman, Setiawan dan Ariyanti (2005) yang melakukan penelitian di

BEJ menunjukan bahwa indikator makro yang terwakili oleh nilai tukar rupiah

berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, sedangkan tingkat

inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham.

Muhammad Imron (2005) meneliti tentang pengaruh Variabel makro

terhadap tingkat pengembalian pasar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). adapun

variabel makro yang diteliti adalah (1) tingkat pengembalian pasar, dalam hal

ini diwakili oleh IHSG ((2) tingkat inflasi (3) tingkat suku bunga deposito dan

(4) persentase perubahan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Ia

menggunakan analisis Regresi Linear Berganda dengan Uji F, maka hasilnya

adalah bahwa variabel : tingkat inflasi, tingkat bunga deposito bulanan, dan

persentase perubahan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian pasar.

sedangkan dengan menggunakan Uji T, maka dinyatakan bahwa variabel :

tingkat bunga deposito bulanan mempunyai pengaruh paling besar terhadap

tingkat pengembalian pasar.

Heliyanti (2007), meneliti tentang pengaruh tingkat suku bunga (SBI)

dan inflasi terhadap Return saham perusahaan farmasi, dengan periode

Page 48: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

48

penelitian dari tahun 2001 sampai tahun 2005. dengan menggunakan metode

regresi linear berganda, diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa

inflasi dan tingkat suku bunga (SBI) berpengaruh positif terhadap Return

saham pada industri farmasi. Artinya kenaikan inflasi dan tingkat suku bunga

(SBI) akan mengakibatkan kenaikan Return saham pada industri farmasi.

P. Kerangka Pemikiran

Sebagai salah satu instrumen perekonomian, maka kondisi pasar modal

yang dalam hal ini diwakili oleh Return saham (pasar modal Syariah dan Non

syariah) akan selalu dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara makro

yang dalam penelitian ini diwakili oleh kurs rupiah, inflasi, SBI dan PDB.

Untuk menguji variabel makroekonomi (kurs rupiah terhadap dollar,

inflasi, SBI, dan PDB) terhadap return saham (pasar modal Syariah dan Non

Syariah) dilakukan pengujian dalam model regresi linear berganda melalui uji

T dan uji F.

Page 49: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

49

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran.

Jakarta Islamic Index (JII)

LQ45

MAKRO

Variabel Makro

1. Kurs Rupiah 2. Inflasi 3. PDB 4. SBI

Model Regresi Berganda

Uji Asumsi Klasik

UJI Regresi Berganda

Uji Hipotesis

• Uji T

• Uji F

INTERPRETASI

Page 50: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

50

Q. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

1. Ho : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan variabel makroekonomi

(Nilai tukar Rp/US$, SBI, Inflasi dan PDB) secara parsial

(individu) terhadap Return Saham Syariah.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan variabel makroekonomi (Nilai

tukar Rp/US$, SBI, Inflasi dan PDB) secara parsial (individu)

terhadap Return Saham Syariah.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel makroekonomi

(Nilai tukar Rp/US$, SBI, Inflasi dan PDB) secara simultan

(bersama-sama) terhadap Return Saham Syariah.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan variabel makroekonomi (Nilai

tukar Rp/US$, SBI, Inflasi dan PDB) secara simultan (bersama-

sama) terhadap Return Saham Syariah.

Page 51: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

51

2. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel makroekonomi

(Nilai tukar Rp/US$, SBI, Inflasi dan PDB) secara parsial

(individu) terhadap Return Saham Non Syariah.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan variabel makroekonomi (Nilai

tukar Rp/US$, SBI, Inflasi dan PDB) secara parsial (individu)

terhadap Return Saham Non Syariah.

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel makroekonomi

(Nilai tukar Rp/US$, SBI, Inflasi dan PDB) secara simultan

(bersama-sama) terhadap Return Saham Non Syariah.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan variabel makroekonomi (Nilai

tukar Rp/US$, SBI, Inflasi dan PDB) secara simultan (bersama-

sama) terhadap Return Saham Non Syariah.

Page 52: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang termasuk

dalam Jakarta Islamic Index dan LQ45 Index yang listed di BEI selama

periode April 2003 - Juni 2008. Dari perusahaan-perusahaan tersebut

dikumpulkanlah data-data yang sesuai dengan keperluan penelitian, yaitu

perubahan harga saham-saham syariah yang tercermin dari perubahan indeks

JII dan perubahan saham non syariah yang tercermin dari perubahan indeks

LQ45 selama periode penelitian yaitu April 2003 - Juni 2008.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh indeks harga saham yang

terdaftar di BEI, dengan menggunakan metode Purposive Sampling, maka

ditentukan Indeks JII dan Indeks LQ45 sebagai sample dalam penelitian ini

yang mencerminkan Return Saham Syariah dan Return Saham Non Syariah.

Sedangkan untuk variabel independennya dibatasi pada variabel makro, yaitu

nilai tukar Rp/US$, SBI, inflasi dan Produk Domestik Bruto (PDB), dimana

semua data menggunakan data bulanan. Periode penelitian ini mengambil

rentang waktu selama periode April 2003 – Juni 2008.

Page 53: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

53

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam mendapatkan data yang akurat, penulis menggunakan beberapa

cara yang diambil dari subjek penelitian. Menurut pendapat Prof. Dr.

Suahrsimi Arikunto (2000:134) “Tehnik pengolahan data adalah cara-cara

yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”.

Menurut Sugiyono (1999:139) bila dilihat dari sumber datanya, maka

pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber

primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data,

dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, seperti lewat orang lain atau melihat dokumen.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan disatukan secara langsung

dari objek yang diteliti untuk kepentingan penelitian. Data primer dari

penelitian ini berasal dari perusahaan-perusahaan yang menjadi objek

penelitian. Cara untuk mendapatkan data primer yaitu dengan cara meninjau

langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh studi-studi sebelumnya

atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi-instansi lain yang sudah

dipublikasikan atau memanfaatkan data yang sudah ada (Suparmako,

Page 54: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

54

1999:67).Pengumpulan data sekunder dari penelitian ini menggunakan

beberapa teknik, seperti dibawah ini:

a. Riset Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengunjungi

lembaga yang terkait dengan penelitian, seperti Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI), Perpustakaan (UIN, UI, Trisakti), Pusat

Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia, kemudian

mengumpulkan, membaca dan memahami buku, literatur,

laporan/jurnal penelitian terdahulu, catatan perkuliahan, internet

dan lain sebagainya yang berkaitan dengan topik pembahasan penulis.

b. Teknik Dokumentasi

Teknik Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara

mengutip langsung data yang diperoleh dari perusahaan, yang terdiri

dari: sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan bidang usaha.

D. Metode Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen digunakan model regresi linear berganda dengan persamaan

sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + εi

Page 55: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

55

Dimana :

Y : Return Saham

I : Jakarta Islamic Index (JII)

II : Indeks LQ45

X1 : Nilai tukar Rp/US$

X2 : Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

X3 : Inflasi

X4 : PDB

εi : Faktor pengganggu

b : Koefisien regresi dari Variabel independen

2. Uji F (Uji secara simultan )

Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi

tersebut. Bila nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau tingkat signifikannya

lebih kecil dari 5% (α : 5% = 0.05) maka hal ini menunjukan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa variabel independen

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara

simultan, dalam penelitian ini berarti terdapat pengaruh signifikan secara

simultan (nilai tukar Rp/US$, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), inflasi dan

PDB) terhadap Return Saham Syariah dan Return Saham Non Syariah.

Page 56: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

56

3. Uji T (Uji secara parsial )

Uji T digunkan untuk menganalisis pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial. Bila Thitung lebih besar dari Ttabel

atau nilai signifikan T < α : 5% (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima

yang berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel

independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini berarti

terdapat pengaruh signifikan secara parsial (nilai tukar Rp/US$, SBI,

inflasi dan PDB) terhadap Return Saham Syariah dan Non Syariah. Semua

data diolah dengan menggunakan Minitab 14 for Windows, (hasil output

Minitab terlampir).

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang

dilihat melalui adjusted R square karena variabel independennya lebih dari

2.

5. Uji Asumsi Klasik

Dalam penggunaan analisis regresi agar menunjukan hubungan yang

valid atau tidak bias maka perlu pengujian asumsi klasik pada model

regresi yang digunakan. Adapun asumsi dasar yang harus dipenuhi antara

lain :

a. Uji multikolinearitas

Page 57: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

57

( )

2

1

2

1

2

t

n

t

t

a

t

e

eet

DW

=

=

=

Uji Multikolinearitas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

hubungan antar beberapa atau semua variabel independen dalam model

regresi. Multikolinearitas merupakan keadaan di mana satu atau lebih

variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linear dengan variabel

lainnya. Artinya bahwa jika di antara peubah-ubah bebas yang

digunakan sama sekali tidak berkolerasi satu dengan yang lain maka

bisa dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

Untuk menguji asumsi multikolinearitas dapat digunakan VIF

(Variance Inflation Factor), di mana Gujarati (2003) mengatakan bila

nilai VIF lebih dari 10 berarti terdapat kolinearitas sangat tinggi dan

sebaliknya apabila VIF lebih kecil dari 10 maka terjadi

multikolinearitas.

b. Uji Autokorelasi

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (e t )

pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya

(e 1−t ). Prosedur untuk mengetahui adanya masalah autokorelasi pada

model regresi dengan melakukan uji Durbin Watson (uji Dw).

Cara mudah untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat juga

digunakan ketentuan sebagai berikut :

Page 58: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

58

Tabel 3.1

Tabel Autokorelasi

Durbin Watson Kesimpulan

Kurang dari 1,10 1,10 dan 1,54 1,55 dan 2,46 2,46 dan 2,90 Lebih dari 2,91

Ada Autokorelasi Tanpa Kesimpulan Tidak Ada Autokorelasi Tanpa Kesimpulan Ada Autokorelasi

Sumber : Muhammad Firdaus (2004:101)

c. Uji Heteroskesdastisitas

Asumsi ini apabila variasi dari faktor pengganggu selalu sama pada

data pengamatan yang satu ke data pengamatan yang lain. Jika ciri ini

terpenuhi, berarti variasi faktor peganggu pada kelompok data tersebut

bersifat homoskedastik. Jika asumsi itu tidak dapat dipenuhi maka

dapat dikatakan terjadi penyimpangan. Penyimpangan terhadap faktor

pengganggu sedemikian itu disebut heteroskesdasitas. Model regresi

yang baik yang homoskedastik dan tidak terjadi heteroskesdastisitas.

Menurut Bhuono (2005:62), cara untuk memprediksi ada

tidaknya heteroskesdasitas pada suatu model dapat dilihat dari pola

gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot

yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat

heteroskesdasitas jika :

a) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau sekitar angka 0.

b) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.

Page 59: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

59

c) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar

kembali.

d) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

E. Operasional Variabel Penelitian

Agar setiap variabel yang terdapat dalam penelitian ini dapat dimengerti

dengan jelas, serta untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan

pengertian, maka perlu pembatasan pengertian dari variabel yang akan diteliti,

yaitu:

1. Variabel Bebas ( independent variabel)

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari:

a. Nilai tukar rupiah terhadap dollar (X1)

Nilai tukar Rp/US$ yang diperoleh dari perubahan kurs tengah Rp/US$

jangka waktu bulanan.

Nilai tukar Rp/US$ = Kurs tengah Rp/US$t - Kurs tengah Rp/US$t-1

Kurs tengah Rp/US$t-1

b. SBI (X2)

Surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai

pengakuan utang berjangka waktu pendek periode bulanan dengan

sistem diskonto/bunga.

Page 60: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

60

c. Inflasi (X3)

Inflasi diperoleh dari perubahan Indeks Harga Konsumen (indeks

umum) yang merupakan gabungan 66 kota di Indonesia per bulanan.

Inflasi = IHKt – IHKt-1

IHKt-1

t adalah periode bulanan.

d. PDB (X4)

Nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu

negara pada periode tertentu. PDB diperoleh berdasarkan atas dasar

harga yang berlaku periode bulanan.

PDB = C + I + G + X - M

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

a. Return Saham Indeks Jakarta Islamic Indeks (JII)

JII merupakan kumpulan 30 saham yang masuk dalam kriteria

Syariah dan termasuk saham yang likuid. Tingkat keuntungan JII

diperoleh dari perubahan indeks JII periode bulanan. Harga indeks

saham yang digunakan adalah harga penutupan pada akhir bulan.

Return saham yang digunakan adalah return indeks saham

dengan menggunakan rumus :

Page 61: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

61

Return JII = Indeks JIIt – Indeks JIIt-1

Indeks JIIt-1

b. Return Saham Indeks LQ45

LQ45 Indeks merupakan kumpulan 45 saham terpilih setelah

melalui beberapa macam seleksi. Tingkat keuntungan indeks LQ45

diperoleh dari perubahan indeks LQ45 periode bulanan. Harga indeks

saham yang digunakan adalah harga penutupan pada akhir bulan.

Return saham yang digunakan adalah return indeks saham

dengan menggunakan rumus :

Return LQ45 = Indeks LQ45t – Indeks LQ45t-1

Indeks LQ45t-1

Page 62: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

62

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia (JSX Monthly 2002)

Pasar modal merupakan sebagai bagian dari sektor keuangan

bukanlah merupakan barang baru di indonesia. Sejarah pasar modal

Indonesia sebenarnya telah mulai sejak pemerintahan Hindia Belanda

mendirikan bursa efek di Batavia pada tanggal 14 desember 1912 yang

diselenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel, dengan

mendasarkan pada pengalaman di negeri Belanda, pendirian bursa efek

(stock Exchange) di Batavia adalah dalam rangka memupuk sumber

pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh secara besar-

besaran di Indonesia. Efek yang diperjual belikan merupakan saham dan

obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda, serta efek-efek

Belanda lainnya.

Dengan perkembangan Bursa Efek di Batavia, pada tanggal 11

januari 1925 di buka Bursa Efek Surabaya, kemidian disusul dengan

pembukaan bursa efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Sayang

sekali, aktivitas pasar modal di Indonesia terpaksa seluruhnya terhenti

akibat terjadinya perang dunia ke dua.

Sejak tahun 956 pemerintah telah mencoba untuk mengaktifkan

kembali pasar modal sebagaimana sarana pembiayaan kegiatan ekonomi.

Page 63: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

63

Pada awalnya pemerintah mendorong pertumbuhan pasar modal melalui

pemberian fasilitas perpajakan, baik kepada perusahaan-perusahaan yang

go publik maupun para investor serta lembaga-lembaga penunjang yang

terkait termasuk broker dan dealer. Fasilitas perpajakan kemudian

dihapuskan setelah diberlakukan peraturan perpajakan baru pada tahun

1983, sedangkan pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan

berjangka lainnya ditunda pemungutannya. Keadaan ini sudah tentu

mengakibatkan iklim investasi di pasar modal kurang menarik. Oleh

karena itu kemudian pemerintah berusaha mendorong kembali

pertumbuhan pasar modal dengan mengeluarkan paket-paket deregulasi,

seperti paket Desember 1987, paket Oktober 1988, dan paket Desember

1988, salah satu isi paket tersebut yang terpenting adalah dinaikannya

pajak penghasilan atas bunga depositodan tabungan berjangka lainnya

sebesar 15 % final. Kebijaksanaan pengenaan pajak final atas tabungan

dimaksud ternyata berdampak sangat positif terhadap pasar pasar modal,

karena pendapatan masyarakat pemodal menjadi berkurang, sehingga

mereka cenderung mencari alternatif lainnya dalam menginvestasikan

uangnya.

Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan

ditangani oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru

dibawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi

pasar sahampun mulai meningkat seiring dengan perkembangannya pada

tahun 1990, pada tahun 1991, bursa saham yang dinamis di Asia.

Page 64: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

64

Swastanisasi bursa saham menjadi PT. Bursa Efek Jakarta ini

mengakibatkan beralihnya fungsi Badan Pengawas Pasar Modal

(BAPEPAM).

Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Jakarta (BEJ) diswastakan

dan mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal

pertumbuhan baru setelah terhenti sejak didirikan pada awal abad ke 19.

tahun 1995 adalah Bursa Efek Jakarta meluncurkan Jakarta Automated

Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan manual. Sistem baru

ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih

menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem

perdagangan manual.

Tahun 2002 Bursa Efek Jakarta mulai menerapkan perdagangan

jarak jauh (Remote Trading), sebagai upaya meningkatkan akses pasar,

efesiensi pasar, kecepatan dan frekuensi perdagangan.

Tahun 2007 penggabungan antara Bursa Efek Surabaya (BES) dan

Bursa Efek Jakarta (BEJ) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Lembaga-lembaga yang terlibat di Bursa Efek Indonesia

Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial yang sangat luas,

Bursa Efek Indonesia melibatkan banyak lembaga masing-masing pihak

mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling menunjang

kepentingan pihak lainnya. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan di

Bursa Efek Indonesia adalah

Page 65: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

65

a. Perusahaan yang go publik (Emitmen)

Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan

penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna

membelanjai operasi rencana investasi.

b. Perusahaan Efek

Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha

untuk beberapa kegiatan seperti penjamin emisi efek, perantara

perdagangan efek, manajer investasi, atau penasehat investasi.

c. Lembaga Kliring dan Penyelesaian Penyimpanan

Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan

penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa efek, penyimpanan efek

serta penitipan harta untuk pihak lain.

d. Perusahaan Reksa Dana

Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi, investasi

kembali (reinvestasi atau pedagang efek).

e. Lembaga Penunjang

Lembaga penunjang meliputi tempat penitipan harta, wali amanat atau

penanggung yang menyediakan jasa, tempat penitipan harta adalah

pihak yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan

untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa

mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. Wali amanat (trust

agent) adalah pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan

seluruh pemegang obligasi atau sertifikat kredit. Penanggung (gurator)

Page 66: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

66

adalah pihak yang menanggung kembali jumlah pokok atau bunga

emisi obligasi atau sekritas kredit dalam emiten cidera janji.

Sedangkan Biro Administrasi Efek (BAE) yang semula berperan

penting dalam regestrasi saham, setelah skripless berperan memelihara

investasi hingga memantau peroleh deviden, penawaran perdana (IPO),

atau corporate action lainnya. dan saat ini pencatatan semua saham

investor beralih ke kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

f. Profesi Penunjang

Terdiri dari akuntan publik, notaris, perusahaan penilai (appraisal) dan

konsultan hukum. akuntan publik adalah pihak yag memiliki keahlian

dalam bidang akutansi dan pemeriksa akuntan (auditing). Fungsi

akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran laporan keuangan

emiten atau calon emiten. Notaris adalah pejabat yang berwenang

membuat akte otentik sebagaimana dimaksudkan dalam Staad Glad

1860 No. 3 tentang pengaturan jabatan notaris. Peran notaris adalah

membuat perjanjian, penyusunan anggaran dasar dan perubahannya,

perubahan pemilik modal dan lain-lain. Penilaian appraisal adalah

pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai. Laporan

penilai mencangkup pendapat atas aktiva yang disusun berdasarkan

pemeriksaaan menurut keahlian penilai. Konsultan hukum adalah ahli

hukum yang memberikan dan menandatangani pendapat hukum

mengenai emisi atau emiten. fungsi utama konsultan hukum adalah

Page 67: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

67

melindungi pemodal atau calon pemodal dari segi hukum. tugasnya

antara lain meneliti akte pendirian, izin usaha dan lain-lain.

g. Pemodal (investor)

Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modal

dalam efek-efek yang diperdagangkan.

h. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

Badan Pengawas pasar Modal (BAPEPAM) merupakan lembaga

pemerintahan yang mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Memonitor dan mengatur surat pasar dimana sekuritas-sekuritas

dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar, dan

efisien dengan maksud untuk melindungi kepentingan pemodal dan

masyarakat.

2. Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, clearing,

settlement, dan lembaga-lembaga penyimpanan reksa dana,

perusahaan sekuritas dan para pialang, berbagai lembaga

pendukung pasar modal dan para profesional.

3. Untuk memberikan rekomendasi tentang pasar modal kepada Mentri

Keuangan.

Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan Pengawas Pasar

Modal (BAPEPAM) lebih bisa melaksanakan fungsi pengawasan

karena kegiatan perdagangan efek dan berbagai kegiatan yang

berkaitan dengannya diselenggarakan oleh Bursa Efek sendiri, selain

Page 68: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

68

itu peraturan mulai dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal

(BAPEPAM) secara konsisten.

3. Mekanisme Perdagangan

a. Sistem Perdagangan PT. Bursa Efek Indonesia

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpusat di lantai

perdagangan di Jakarta Stock Exchange Building, Jl. Jenderal

Sudirman Kav 52 – 53 Jakarta 12190. Hingga saat ini, instrumen-

instrumen yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia adalah :

saham, bukti right, warant, obligasi, dan obligasi konversi. Sejak 22

mei 1995, sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah

menggunakan komputer. Sistem yang tergolong paling modern di

dunia ini disebut The Jakarta Automated Trading System (JATS),

sedangkan kegiatan administratif dan manajemen Bursa Efek

Indonesia terpusat di lantai empat gedung yang sama.

b. Sistem Pasar : Digerakan oleh Order dan Lelang Terbuka

Bursa Efek Indonesia menganut sistem order – driven market atau

pasar yang digerakan oleh order-order dari pialang dengan sistem

lelang secara terus menerus. Pembeli atau penjual, yang hendak

melakukan transaksi harus menghubungi perusahaan pialang.

Perusahaan pialang membeli dan menjual efek dilantai bursa atas

perintah atau permintaan (order) investor. akan tetapi, perusahaan

Page 69: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

69

pialang juga dapat melakukan jual efek untuk dan atas nama

perusahaan itu sendiri sebagai bagian dari investasi portofolio.

Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasuki

semua order yang diteria ke terminal masing-masing di lantai bursa.

Orang-orang yang bertindak di perusahaan di perusahaan pialang

tersebut disebut wakil Perantara Perdagangan Efek (WPPE). Dengan

menggunakan Jakarta Automated Trading System (JATS), order-order

tersebut diolah oleh komputer yang akan melakukan matching dengan

mempertimbangkan prioritas harga dan prioritas waktu. Dengan

demikian sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah

sistem lelang secara terbuka yang berlangsung terus menerus selama

jam bursa. Hingga saat ini, seluruh order dari pialang memang harus

dimasukan ke dalam sistem melalui terminal yang ada di lantai bursa.

Namun saat ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mulai menetapkan

akses jarak jauh atau remote trading aces untuk Jakarta Automated

Trading System (JATS) sehingga seluruh perusahaan pialang bisa

langsung melakukan perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan dari

luar Jakarta.

a). Penyelesaian Transaksi

Transaksi di Bursa Efek Indonesia secara umum bukan

transaksi yang bersifat tunai. Bursa menentukan apabila transaksi

dilakukan hari ini, maka penyerahan saham dan pembayaran harus

diselesaikan melalui PT. Kliring penjamin Efek Indonesia (KPEI)

Page 70: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

70

dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada hari bursa

ke lima (T+5) setelah terjadinya transaksi. Penyelesaian untuk

transaksi obligasi dilakukan antara anggota bursa yang melakukan

transaksi. Sementara itu, penyelesaian untuk transaksi right

dilakukan pada T+0 dan penyelesaian pada warant dilakukan

melalui PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

b). Sistem Otomatisasi Perdagangan

Otomasi sistem perdagangan atau Jakarta Automated Trading

System (JATS) di mulai tanggal 22 Mei 1995. Awalnya, Bursa

Efek Indonesia menyediakan 444 unit Trader Worksystem di lantai

perdagangan bursa. pada bulan Mei 2000, Bursa Efek Indonesia

melakukan perluasan lantai dengan 360 terminal di lantai 5 gedung

bursa, perluasan ini dilakukan untuk sementara. Terminal-terminal

yang dinamankan Trader Worksystem atau Booth dihubungkan

dengan mesin utama perdagangan (Trading Engine) melalui

Jakarta Stock Exchange Network.

Pada tahap pertama, implementasi Jakarta Automated rading

System (JATS) lebih dipusatkan pada sistem konversi dari manual ke

sistem komputerisasi. Pengembangan implemantasi Jakarta Automated

System (JAT) terdiri atas beberapa tahap, antara lain :

Page 71: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

71

1. Implementasi perdagangan tanpa waran (scripless trading) yang

terintegrasi dengan sistem kliring dan penjamin (clearing and

guarentee system) PT. Kliring dan Penjamin Indonesia.

2. Berkenaan dengan peningkatan transaksi, perluasan lantai

perdagangan dengan kapasitas 804 booth dilakukan untuk

mengantisipasi kebutuhan anggota bursa terhadap fasilitas

perdagangan pada pertengahan tahun 2000.

3. Pengembangan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).

Dengan menggunakan fasilitas ini anggota bursa dapa secara

langsung mengakses Jakarta Automated Trading System (JATS)

dari kantornya, kantor pusat maupun kantor cabang.

c. Biaya Transaksi

Untuk membeli atau menjual saham, investor diwajibkan

membayar biaya transaksi kepada perusahaan pialang berdasarkan

kesepakatan. dalam peraturan Bursa Efek Indonesia, biaya komisi

setinggi-tingginya 1% dari total nilai transaksi (beli atau jual).

Sementara itu, pialang diwajibkan membayar biaya transaksi sebesar

0,004% dari total transaksi di bursa.

Perusahaan pialang diwajibkan membayar biaya-biaya sebagai

berikut:

1. Untuk transaksi saham dan right dikenakan sebesar 0,04% dari

kumulatif nilai transaksi setiap bulan, dan 0,01% dari biaya

Page 72: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

72

tersebut dialokasikan untuk dana jaminan dan kliring yang dikelola

oleh PT. kliring penjamin Efek Indonesia (KPEI), dan sisanya

0,015 % untuk biaya operasional bursa dan 0,006 % untuk PT.

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

2. Untuk trasaksi obligasi asas unjuk tidak dikenakan biaya transaksi.

3. Untuk anggota bursa yang tidak melakukan transaksi sama sekali,

wajib membayar biaya administratif kepada bursa sebeasr Rp.

250.000 per bulan (untuk anggota aktif). Pengenaan komisi dan

biaya-biaya transaksi ini belum termasuk Pajak Penambahan nilai

(PPn) sebesar 0,1 % dari kumulatif nilai transaksi penjulan (khusus

untuk saham).

Page 73: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

73

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Deskripsi Data

Tabel 4.1

Statistic Descriptive Dependent Variable

Sumber : Data diolah

a. Variabel Dependen :

1) Return JII

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengumpulan data bulanan JII

periode bulanan April 2003 – Juni 2008, return tertinggi JII terjadi pada

bulan September 2003 sebesar 0,172 sedangkan return terendah pada

bulan Maret 2008 yaitu sebesar -0,157 dengan jumlah data sebanyak 63

data.

2) Return LQ45

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengumpulan data bulanan

indeks LQ45 periode bulanan April 2003 – Juni 2008, return tertinggi

terjadi pada bulan September 2003 yaitu sebesar 0,165 sedangkan return

terendah pada bulan Agustus 2005 yaitu sebesar -0,116 dengan jumlah

data sebanyak 63 data.

Variabel Mean Std. Deviasi Maximum Minimum N Return JII 0,03276 0,06403 0,172 -0,157 63

Return LQ45 0,03022 0,06367 0,165 -0,116 63

Page 74: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

74

b. Variabel Independen :

Tabel 4.2

Statistic Descriptive Independent Variable

Variabel Mean Std. Deviasi Maximum Minimum N

Nilai tukar Rp/US$

9142,7 450,6 10310 8279 63

SBI 0,7632 0,1469 1,0600 0,6100 63 Inflasi 0,5970 0,4990 2,46 -0,1700 63

PDB 257741 71848 410305 168292 63 Sumber : Data diolah

1) Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengumpulan data bulanan

nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS diketahui untuk nilai terendah

terjadi pada bulan Mei 2003 yaitu Rp. 8279 sedangkan nilai tertinggi

yaitu Rp. 10310 terjadi pada bulan September 2005 dengan jumlah data

sebanyak 63 data.

2) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengumpulan data bulanan

nilai tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia diketahui untuk nilai

terendah terjadi pada bulan Mei 2004 yaitu 0,61 sedangkan tingkat

bunga tertinggi yaitu 1,06 terjadi pada bulan November 2005 dengan

jumlah data sebanyak 63 data.

3) Inflasi

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengumpulan data bulanan

inflasi yang diukur dari IHK (Indeks Harga Konsumen) diperoleh indeks

terendah terjadi pada bulan Februari 2005 yaitu -0,17 sedangkan indeks

Page 75: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

75

tertinggi yaitu 2,46 terjadi pada bulan Juni 2008 dengan jumlah data

sebanyak 63.

4) Produk Domestik Bruto (PDB)

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengumpulan data bulanan

nilai Produk Domestik Bruto (PDB) yang terendah terjadi di April - Juni

(triwulan II) 2003 yaitu sebesar Rp. 168292 (milyar) Sedangkan nilai

tertinggi terjadi di April – Juni (triwulan II) 2008 yaitu sebesar 410305

(milyar) dengan jumlah data sebanyak 63 data.

2. Pengujian Asumsi Klasik

a). Uji Multikolinearitas

Dari hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai VIF Nilai tukar

RP/US$, inflasi, SBI dan PDB memiliki VIF masing-masing di bawah

dari 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas antara

variabel bebas..

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel VIF

Nilai tukar Rp/US$ 1,2

Inflasi 1,1

SBI 1,1

PDB 1,2

Sumber : Data diolah

Page 76: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

76

b). Pengujian Autokorelasi

Tabel 4.4

Hasil Uji Durbin Watson

Pengujian Terhadap DW Terletak pada Keterangan

Return JII 2,02942 1,55-2,46 Tidak AdaAutokorelasi

Return LQ45 2,00950 1,55-2,46 Tidak Ada Autokorelasi

Sumber : Data diolah Pengujian adanya autokorelasi dilakukan dengan melihat nilai

Durbin Watson. Hasil uji Durbin Watson untuk variabel dependen return

JII sebesar 2,02942 dan untuk variabel dependen return LQ45 sebesar

2,00950. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa dalam model regresi

linear berganda terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi dan

model ini layak untuk digunakan.

c). Pengujian Heteroskedastisitas

Output pada gambar Scatterplot menunjukan penyebaran titik-titik

data menyebar diatas dan dibawah atau sekitar 0. Titik- titik data tidak

mengumpul hanya diatas atau dibawah saja. Penyebaran titik ini tidak

berbentuk pola. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linear

berganda bebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak

digunakan dalam penelitian.

Page 77: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

77

Regression Standardized Predicted Value

3210-1-2

Reg

res

sio

n S

tud

en

tized

Re

sid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: Return JII

Regression Standardized Predicted Value

3210-1-2

Reg

ressio

n S

tud

en

tized

Re

sid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: Retun LQ45

Gambar 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Page 78: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

78

3. Pengujian Statistik

a. Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Return Saham Syariah

(JII)

Tabel 4.5

Resume Hasil Analisis Regresi linear Berganda

(Variabel Dependen Return JII)

Sumber : Data diolah

1) Uji F

Berdasarkan tabel di atas diperoleh Fsignifikan > α, dimana F

signifikan sebesar 0,097 > α ;0,05 (5%) maka dapat dikatakan bahwa Ho

diterima dan Ha ditolak yang berarti secara bersama-sama Variabel

Makro (Nilai tukar Rp/US$, Inflasi, PDB dan SBI) tidak berpengaruh

signifikan terhadap return saham Syariah yang tercermin dalam Return

JII

Variabel Koef.Regresi Tsignifikan Keterangan F signifikan

Constanta 0,37 0,028

Nilai tukar Rp/US$ (X1)

-0,00003809 0,048 SIGN

SBI (X2) 0,04742 0,397 UNSIGN

Inflasi (X3) -0,01485 0,379 UNSIGN

PDB (X4) -0,00000006 0,596 UNSIGN

0.097 (UNSIGN)

Adj. R Square 0,064 (6,4%)

Alpha 0,05 (5%)

Page 79: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

79

2) Uji T

Jika nilai Tsignifikan < α, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang

berarti terdapat pengaruh signifikan secara parsial dari variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil perhitungan

diperoleh :

- Tsignifikan variabel nilai tukar Rp/US$ sebesar 0,048 < α . 0,05 (5%),

maka variabel nilai tukar Rp/US$ berpengaruh signifikan terhadap

return saham syariah (JII)

- Tsignifikan variabel SBI sebesar 0,397 > α 0,05 (5%), maka variabel

SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham syariah (JII).

- Tsignifikan variabel inflasi sebesar 0,379 > α 0,05 (5%), maka variabel

inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham syariah

(JII).

- Tsignifikan variabel PDB sebesar 0,596 > α 0,05 (5%), maka variabel

PDB tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham syariah

(JII).

3) Uji Koefisien Regresi

Dari persamaan Y = 0,37 – 0,000038X1 + 0,474X2 -0,0148 X3 -

0,00000006X4 , dapat diartikan

- Nilai tukar Rp/US$ berpengaruh negatif terhadap return syariah (JII)

sebesar 0,000038 yang berarti jika nilai tukar Rp/US$ mengalami

peningkatan sebesar 1% maka return syariah (JII) akan mengalami

penurunan sebesar 0,000038 dan sebaliknya dengan asumsi variabel

Page 80: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

80

lain tetap. Hal ini dapat diartikan bahwa jika nilai tukar Rupiah

melemah terhadap US Dollar maka investor akan menjual sahamnya

dan beralih membeli US Dollar, sehingga mengakibatkan Return

saham turun dan sebaliknya.

- SBI berpengaruh positif terhadap Return Syariah (JII) sebesar 0,474

yang berarti jika suku bunga SBI mengalami peningkatan sebesar 1%

maka akan mengalami peningkatan Return Syariah (JII) sebesar

0,474 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lain tetap, namun

pengaruhnya tidak signifikan.

- Inflasi berpengaruh negatif terhadap Return Syariah (JII) sebesar

0,0148 yang berarti jika inflasi mengalami peningkatan sebesar 1%

maka akan mengalami penurunan Return Syariah (JII) sebesar

0,0148 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lain tetap, namun

pengaruhnya tidak signifikan

- PDB berpengaruh negatif terhadap Return Syariah (JII) yang berarti

jika PDB mengalami peningkatan sebesar 1% maka Return Syariah

akan mengalami penurunan sebesar 0,00000006 dan sebaliknya

dengan asumsi variabel lain tetap, namun pengaruhnya tidak

signifikan.

4) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Page 81: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

81

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai adjusted R2 sebesar

0,064 yang berarti bahwa variabel Return Syariah dapat dijelaskan oleh

Variabel Makro (Nilai tukar Rp/US$, SBI, inflasi, PDB dan IHSG)

sebesar 6,4% dan sisanya sebesar 93,6% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak dimasukan dalam model seperti uang beredar, suku bunga

deposito, tingkat pengangguran, dan variabel makro lainnya.

b. Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Return Saham Non

Syariah (LQ45)

Tabel 4.6

Resume Hasil Analisis Regresi linear Berganda

(Variabel Dependen Return LQ45)

Variabel Koef.Regresi T signifikan Keterangan F Signifikan

Constanta 0,3907 0,018

Nilai tukar Rp/US$ -0,00004042 0,032 SIGN SBI 0,05399 0,323 UNSIGN

Inflasi -0,01703 0,302 UNSIGN PDB -0,00000009 0,465 UNSIGN

0,04 SIGN

Adj. R. Square 0,098 (9,8%) Alpha 0,05 (5%)

Sumber : Data diolah

1) Uji F

Berdasarkan table di atas diperoleh Fsignifikan < α, dimana F signifikan

sebesar 0,04 < a ;0,05 (5%) maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan

Ha diterima yang berarti secara bersama-sama Variabel Makro (Nilai

Page 82: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

82

tukar Rp/US$, SBI, Inflasi dan PDB) berpengaruh signifikan terhadap

Return saham Non Syariah yang tercermin dalam Return LQ 45.

2) Uji T

Jika nilai Tsignifikan < α, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

terdapat pengaruh signifikan secara parsial dari variabel-variabel

independen terhadap dependen. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

:

- Tsignifikan variabel nilai tukar Rp/US$ sebesar 0,032 < α . 0,05 (5%),

maka variabel nilai tukar Rp/US$ berpengaruh signifikan terhadap

Return Non Syariah (LQ45)

- Tsignifikan variabel SBI sebesar 0,323 > α 0,05 (5%), maka variabel

SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Non Syariah

(LQ45).

- Tsignifikan variabel inflasi sebesar 0,302 > α 0,05 (5%), maka variabel

inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Non Syariah

(LQ45)

- Tsignifikan variabel PDB sebesar 0,465 > α 0,05 (5%), maka variabel

PDB tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Non Syariah

(LQ45).

Page 83: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

83

3) Uji Koefisien Regresi

Dari persamaan Y = 0,391 – 0,00004X1 + 0,0540X2 – 0,0170X3 -

0,00000009X4 dapat diartikan

- Nilai tukar Rp/US$ berpengaruh negatif terhadap return syariah (JII)

sebesar 0,00004 yang berarti jika nilai tukar Rp/US$ mengalami

peningkatan sebesar 1% maka Return Non Syariah (LQ45) akan

mengalami penurunan sebesar 0,00004 dan sebaliknya dengan

asumsi variabel lain tetap. Hal ini dapat diartikan bahwa jika nilai

tukar Rupiah melemah terhadap US Dollar maka investor akan

menjual sahamnya dan beralih membeli US Dollar, sehingga

mengakibatkan Return Saham Non Syariah (LQ45) turun dan

sebaliknya.

- SBI berpengaruh positif terhadap Return Non Syariah (LQ45)

sebesar 0,0540 yang berarti jika suku bunga SBI mengalami

peningkatan sebesar 1% maka akan mengalami peningkatan Return

Non Syariah (LQ45) sebesar 0,0540 dan sebaliknya dengan asumsi

variabel lain tetap, namun pengaruhnya tidak signifikan.

- Inflasi berpengaruh negatif terhadap Return Non Syariah (LQ45)

sebesar 0,0170 yang berarti jika inflasi mengalami peningkatan

sebesar 1% maka akan mengalami penurunan Return Non Syariah

(LQ45) sebesar 0,0170 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lain

tetap, namun pengaruhnya tidak signifikan

Page 84: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

84

- PDB berpengaruh negatif terhadap Return Non Syariah (LQ45) yang

berarti jika PDB mengalami peningkatan sebesar 1% maka Return

Syariah akan mengalami penurunan sebesar 0,00000009 dan

sebaliknya dengan asumsi variabel lain tetap, namun pengaruhnya

tidak signifikan.

4) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar

kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai adjusted R2 sebesar

0,098 yang berarti bahwa variabel Return Non Syariah (LQ45) dapat

dijelaskan oleh variabel Makro (Nilai tukar Rp/US$, SBI, inflasi dan

PDB) sebesar 9,8% dan sisanya sebesar 91,2% dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak dimasukan dalam model seperti uang beredar, suku

bunga deposito, tingkat pengangguran, dan variabel makro lainnya.

Page 85: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

85

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. KESIMPULAN

1. Dalam pengujian terhadap variabel dependen Return Syariah (JII),

berdasarkan Uji F dapat diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan

secara simultan variabel nilai tukar Rp/US$, SBI, inflasi dan PDB terhadap

Return Syariah yang tercermin dalam Jakarta Islamic Index (JII) di BEI.

2. Berdasarkan koefisien regresi dan uji t, nilai tukar Rp/US$ berpengaruh

negatif signifikan, sehingga setiap terjadi peningkatan nilai tukar Rupiah

akan mengakibatkan penurunan terhadap Return Syariah. Hal ini dapat

diartikan bahwa jika nilai tukar Rupiah melemah terhadap US Dollar maka

investor akan menjual sahamnya dan beralih membeli US dollar, sehingga

mengakibatkan harga saham turun dan Return JII pun akan turun dan

sebaliknya. Hal ini juga mengindikasikan besarnya peranan investor asing di

pasar modal Indonesia. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Farrel (1997 : 100) yang meneliti tentang pengaruh kurs terhadap return

saham. Variabel lain yakni PDB dan Inflasi berpengaruh negatif sehingga

setiap terjadi peningkatan PDB dan IHSG akan menyebabkan penurunan

Return Syariah, namun pengaruhnya tidak signifikan. Sedangkan SBI tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return Syariah (JII). Hal ini

berarti bahwa kenaikan suku bunga (SBI) tidak berpengaruh secara

langsung terhadap Return Syariah.

Page 86: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

86

3. Pengujian terhadap variabel dependen Return Non Syariah (LQ45),

berdasarkan Uji F dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh signifikan

secara simultan variabel nilai tukar Rp/US$, SBI, inflasi, dan PDB terhadap

Return Non Syariah, yang tercermin dalam indeks LQ45.

4. Di dalam variabel dependen Return Non Syariah (LQ45), secara parsial nilai

tukar Rupiah terhadap Dollar AS berpengaruh negatif signifikan, sehingga

setiap kejadian peningkatan Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS akan

mengakibatkan penurunan Return Non Syariah (LQ45). Sedangkan PDB

dan Inflasi berpengaruh negatif, sehingga setiap kenaikan PDB dan Inflasi

akan mengakibatkan penurunan Return Non Syariah (LQ45), namun

pengaruhnya tidak signifikan. Sedangkan SBI berpengaruh positif terhadap

Return Non Syariah namun pengaruhnya tidak signifikan.

B. IMPLIKASI

1. Bagi Investor

Nilai tukar Rupiah dan PDB ternyata merupakan faktor yang sangat

signifikan mempengaruhi Return Syariah maupun Non Syariah sehinga

dapat dijadikan prediktor dalam mengukur Return Saham baik Syariah

maupun Non Syariah.

2. Bagi Pemerintah

Agar dapat menstabilkan nilai tukar rupiah agar tidak membuka kesempatan

kepada spekulan yang mengalihkan investasinya dari pasar modal dengan

menyimpan Dollar sehingga dapat mengganggu aktivitas pasar modal.

Page 87: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

87

3. Bagi Akademisi

Dapat mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai variabel

makroekonomi lainnya yang mempengaruhi Return saham seperti uang

beredar, suku bunga deposito, tingkat pengagguran dengan melihat

rendahnya adjusted R square.

Page 88: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

88

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, “Analisis Regresi, Teori kasus dan Solusi”, edisi kedua, Yogyakarta,

BPFE, 2000.

Boediono, “Seri Sinopsis : Ekonomi Makro“, edisi 2, Yogyakarta, BPFE, 2000.

Dwi Astuti, Rini, “Analisis makro Kinerja Pasar Modal Indonesia Dengan Pendekatan Error Correlation Model (ECM)”, Jurnal Ekonomi

Pembangunan, JEP, Vol 6, No.1, hal 13-32, 2001.

Daryono, Heliyani, “Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Return Saham pada Industri Farmasi”, Jurnal STIE haji Agus Salim Bukit

Tinggi, Vol 2, No.1, 2007.

Husnan, Suad, “Dasar-Dasar Teori Portopolio dan Analisi Sekuritas”, edisi ketiga, Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 2001.

Irianto, Guntur, ”Pengaruh Bunga Deposito, Kurs Mata Uang dan Harga Emas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)”, Journal Winners, Vol 3, N0 1, Maret 2001.

Kurniawan, Agung dan Hapsoro, Dody “Pengaruh Faktor Fundamental, Resiko Sistematik Dan Indikator Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Wahana, Vol 10, No.1 hal 9-24, 2007.

Nazir, Moh, “Metode Penelitian”, Jakarta, Gahlia Indonesia, 2003.

Putra Anoraga, Fadjar, “Pengaruh Fluktuasi Nilai Rupiah Dan GDP Mitra Dagang Indonesia Terhadap Ekspor Indonesia:, Jurnal Keuangan dan Moneter, Vol 7, No.2, 2004.

Robiatul Auliyah dan Ardi Hamzah, “Analisis karakteristik Perusahaan Industri dan Ekonomi Makro Terhadap Return Dan Beta Saham Syariah Di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Universitas Trunijoyo, K-AKPM 06, 2006.

Ruhendi dan Johan Arifin, “Dampak Perubahan Kurs Rupiah Dan Indeks Saham Dow Jones Di New York Stock Exchange Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di BEJ”, Jurnal Wahana, Vol 6, No.1 hal 45-57, 2003.

Page 89: ANALIS PENGARUH VARIABEL MAKROEKONOMi TERHADAP …

89

Sakhowi, Ahmad, “Analisis Pengaruh Perubahan Kurs Rupiah, Inflasi Dan Tingkat Bunga Terhadap Kinerja Saham di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal

Ekonomi dan Bisnis, Vol 2, No.1, hal 1-16, 2004.

Soebagiyo, Daryono dan Prasetyo, Endah Heni, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham Di Indonesia”, Jurnal Ekonomi

Pembangunan, Vol 4, Desember 2003.

Sakhowi, Ahmad “Analisis Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Rupiah Inflasi dan Tingkat Bunga Terhadap Kinerja Saham di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal

Ekonomi dan Bisnis, Vol 2. No. 1 hal 1-16, Maret, 2004.

Sukirno, Sadono, “Pengantar Makro Ekonomi”, edisi kedua, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 1994.

Wirachman, Tutang, ”Analisa Pengaruh GDP, Laju Inflasi, Bunga SBI, dan Kurs US$ terhadap Imbal Hasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta Dalam Rentang Waktu Tahun 1997 – 2001”, Thesis S2

Program Studi Magister Ilmu Administrasi FEUI, Jakarta, 2002.

Wijaya, Andi, “Interaksi Risk And Return Dalam Investasi Surat Berharga”, Jurnal Manajemen, Februari, 2002.

Usman, Wan, “Metode Kuantitatif”, Jakarta, Universitas Terbuka, 2006.

Widoatmojo, Sawidji,”Cara Sehat Investasi di Pasar Modal”, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2008.

Publikasi : Buletin Bank Indonesia, Bank Indonesia, beberapa penerbit. Buletin Indikator Ekonomi bulanan, Biro Pusat Statistik, beberapa penerbitan JSX Montly, Bursa Efek Indonesia, beberapa penerbitan.