teori psikologi belajar dan aplikasinya dalam pendidikan

17

Click here to load reader

Upload: ade

Post on 15-Jun-2015

10.814 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

1

Teori Psikologi Belajar dan Aplikasinya

Dalam Pendidikan

Teori-teori pembelajaran merujuk kepada prinsip-prinsip dan hukum-hukum pembelajaran yang dihasilkan daripada kajian ahli-ahli psikologi pendidikan. Melalui teori-teori pembelajaran ini, guru akan memahami pelbagai cara pelajar-pelajar belajar dan seterusnya menghubungkaitkan prinsip dan hukumnya dengan kaedah dan teknik mengajar untuk mencapai objektif pelajaran dengan berkesan. Adapun teori pembelajaran dibagi menjadi Teori Behavioristik; Teori Kognitif; Teori Pembelajaran Sosial; dan Teori Humanistik. Jika digambarkan dalam tabel maka: Teori Pembelajaran Unsur Berkaitan Tokoh Psikologi

Behavioristik

o Produk Lingkungan o Tingakah laku, o Karakter o Mencoba-coba (Trial and Error)

Pavlov Watson Thorndike Skinner

Kognitif (Gestalt)

o Pemikiran, o Penemuan, o Kategori pembelajaran

Jean Piaget Gagne

Sosial (neo behavioris)

o Prestasi o Pemodelan

Bandura

Humanis

o Kemanusiaan o Keperluan asas dan meta.

Carl Rogers

I. Konsep Belajar Behavioral Klasik

Konsep belajar behavioristik juga menjelaskan bahwa belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (Stimulus-Respon).

Page 2: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

2

A. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia.

Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi

behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands

(1902) dan Conditioned Reflexes (1927).

1. Karakter Classical Conditioning

Classical conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah

sebuah prosedur penciptaan refleks baru dengan cara mendatangkan

stimulus sebelum terjadinya refleks tersebut. Pavlov mengadakan

eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap

binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan

segala kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan binatang. Ia

mengadakan percobaan dengan cara melakukan operasi leher pada seekor

anjing sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila

diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing

tersebut. Namun sebelum makanan diperlihatkan, diperdengarkan bunyi

bel terlebih dahulu. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar. Apabila

perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu

ketika dengan hanya membunyikan bel saja tanpa makanan maka air

liurpun akan keluar dengan sendirinya. Eksperimen ini kemudian diulang-

ulang dengan berbagai variasi, namun dapat disimpulkan bahwa: - anjing

dibiarkan lapar, setelah itu bel dibunyikan; anjing mendengarkan benar-

benar bunyi bel tersebut. Setelah bel berbunyi selama 30 detik, makanan

diberikan dan terjadilah refleks pengeluaran air liur

Dari eksperimen ini, dapat diketahui bahwa:

- Bel merupakan CS (Conditioned Stimulus/perangsang bersyarat) dan

makanan merupakan US ( Unconditioned Stimulus/ perangsang tak

bersyarat)

- Keluarnya air liur karena bel merupakan CS (Conditioned

Stimulus/perangsang bersyarat)

Page 3: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

3

- Makanan atau perangsang wajar (US) disebut juga reinforcer

(penguat). Karena memperkuat refleks bersyarat dan menimbulkan

respon lebih kuat daripada refleks bersyarat. Makanan adalah

rangsangan wajar, sedang bel adalah rangsangan buatan. Ternyata

kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan

buatan ini akan menimbulkan syarat (kondisi) untuk timbulnya air liur

pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Refleks Bersyarat atau

Conditioned Response.

Dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan

melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk

mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu

tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari

luar dirinya. Dengan demikian, pembiasaan klasik (classical conditioning)

dari Pavlov didasarkan atas reaksi tak terkontrol dalam individu setelah

menerima rangsangan dari luar.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa karakter dari klasikal

kondisioning, antara lain:

- Learning took place (Belajar akibat tempat).

Dalam hal ini, behavioral klasik menekankan bahwa seseorang itu

dapat belajar bahkan berubah dari pengalamannya. Dengan kata lain,

bisa mengantisipasi kelemahannya atau mempelajari dan menyiasati

sehingga dapat memecahkan/ menemukan solusinya.

- Respon yang terbentuk bersifat emosional/fisiologikal dan tidak

disengaja. Maksudnya, Respon yang ada tersebut diluar kontrol

kesadaran siswa

- Stimulus yang tadinya tidak ada hubungan, menjadi berhubungan ·

Conditioned-unconditioned respon adalah identik atau serupa

2. Classical Conditioning Di Kelas

Aplikasi/penerapan klasikal kondisioning di kelas adalah dengan cara:

Menjadikan lingkungan belajar yang nyaman & hangat, sehingga kelas

Page 4: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

4

menjadi satu kesatuan (saling berhubungan) dengan emosi positf

(adanya hubungan persahabatan/kekerabatan)

Pada awal masuk kelas, guru tersnyum dan sebagai pembukaan

bertanya kepada siswa tetang kabar keluarga, hewan peliharaan/hal

pribadi dalam hidup mereka. Guru berusaha agar siswa merespek satu

sama lain pada prioritas tinggi di kelas, misalnya, pada diskusi kelas

guru merangsang siswa untuk berpendapat

Pada sesi tanya jawab, guru berusaha membuat siswa berada dalam

situasi yang nyaman dengan memberikan hasil (positf outcome,

masukan positif). Misalnya, jika siswa diam/tidak aktif, maka guru

bisa memulai dengan pertanyaan; apa pendapatmu tentang masalah ini;

atau bagaimana kamu membandingkan dua contoh ini. Dengan kata

lain, guru memberi pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk

berpendapat. Namun jika dengan cara inipun siswa tidak sanggup/

segan untuk merespon, maka tugas guru untuk membimbing/ memacu

sampai siswa memberi jawaban yang dapat diterima.

B. Edward Lee Thorndike (1874-1949)

Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang

berkebangsaan Amerika. Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa

terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut

stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari

lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme

untuk beraksi atau berbuat, sedangkan respon adalah sembarang tingkah

laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.

Dalam hal ini, akan akan menjadi lebih kuat atau lebih lemah

dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Oleh karena itu,

teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan

teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Dengan adanya pandangan-

pandangan Thorndike yang memberikan sumbangan cukup besar di dunia

pendidikan tersebut, maka ia dinobatkan sebagai salah satu tokoh pelopor

dalam psikologi pendidikan. Selain itu, bentuk belajar yang paling khas

Page 5: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

5

baik pada hewan maupun pada manusia menurutnya adalah trial and error

learning atau selecting and connecting learning dan berlangsung menurut

hukum-hukum tertentu.

Eksperimennya yang terkenal adalah dengan menggunakan kucing

yang masih muda dengan kebiasaan-kebiasaan yang masih belum kaku,

dibiarkan lapar; kemudian dimasukkan ke dalam kurungan yang disebut

problem Dimana konstruksi pintu kurungan tersebut dibuat sedemikian

rupa, sehingga kalau kucing menyentuh tombol tertentu pintu kurungan

akan terbuka dan kucing dapat keluar dan mencapai makanan (daging)

yang ditempatkan diluar kurungan itu sebagai hadiah atau daya penarik

bagi si kucing yang lapar itu. Pada usaha (trial) yang pertama, kucing itu

melakukan bermacam-macam gerakan yang kurang relevan bagi

pemecahan problemnya, seperti mencakar, menubruk dan sebagainya,

sampai kemudian menyentuh tombol dan pintu terbuka. Namun waktu

yang dibutuhkan dalam usaha yang pertama ini adalah lama. Percobaan

yang sama seperti itu dilakukan secara berulang-ulang; pada usaha-usaha

(trial) berikutnya dan ternyata waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan

problem itu makin singkat. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya

kucing itu sebenarnya tidak mengerti cara membebaskan diri dari

kurungan tersebut, tetapi dia belajar mempertahankan respon-respon yang

benar dan menghilangkan atau meninggalkan respon-respon ang salah.

Dengan demikian diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara

simulus dan respons perlu adanya kemampuan untuk memilih respon yang

tepat serta melalui usaha-usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan

kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu.

Percobaan tersebut menghasilkan Teori Trial and Error atau

selecting and conecting, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara

mencoba-coba dan membuat salah.

Menurut Thorndike, ada tiga hukum belajar yang utama dan ini

diturunkannya dari hasil-hasil penelitiannya. Hukum tersebut antara lain:

Page 6: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

6

1. The Law Of Readiness (Hukum Kesiapan)

Hukum kesiapan yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh

suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut

akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung

diperkuat. Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar

merupakan suatu kegiatan membentuk asosiasi (connection) antara

kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak.

2. The Law of Exercise (Hukum Latihan)

Hukum latihan yaitu semakin sering tingkah laku diulang/dilatih

(digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat. Dalam hal ini,

hukum latihan mengandung dua hal:

a. The Law of Use: hubungan-hubungan atau koneksi-koneksi akan

menjadi bertambah kuat, kalau ada latihan yang sifatnya lebih

memperkuat hubungan itu.

b. The Law of Disue: hubungan-hubungan atau koneksi-koneksi akan

menjadi bertambah lemah atau terlupa kalau latihan-latihan

dihentikan, karena sifatnya yang melemahkan hubungan tersebut.

3. The Law of Effect (Hukum Akibat)

Hukum akibat yaitu hubungan stimulus respon yang cenderung

diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah

jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin

kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu

perbuatan yang disertai akibat menyenangkan cenderung

dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan

yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan

tidak akan diulangi. Koneksi antara kesan panca indera dengan

kecenderungan bertindak dapat menguat atau melemah, tergantung

pada buah hasil perbuatan yang pernah dilakukan. Misalnya, bila anak

mengerjakan PR, ia mendapatkan muka manis gurunya. Namun, jika

sebaliknya, ia akan dihukum. Kecenderungan mengerjakan PR akan

membentuk sikapnya.

Page 7: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

7

C. Burrhus Frederic Skinner (1904-1990)

Burrhus Frederic Skinner lahir 20 Maret 1904, di Pennsylvania

Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner

mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku.

Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The

Behavior of Organism. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia

mengemukakan Teori Operant Conditioning. Di mana seorang dapat

mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang

bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal,

pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning clasic. Gaya

mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara

searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan.

Menajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk

memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi

penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan

apapun pada perilaku yang tidak tepat. Operant Conditioning adalah suatu

proses perilaku operant (penguatan positif atau negatif) yang dapat

mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang

sesuai dengan keinginan.

Skinner membuat eksperimen sebagai berikut :

Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan

dalam kotak yang disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan

berbagai peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung

makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialir

listrik. Karena dorongan lapar tikus beruasah keluar untuk mencari

makanan. Selam tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak

sengaja ia menekan tombol, makanan keluar.Secara terjadwal diberikan

makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si

tikus, proses ini disebut shapping.

Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati

Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah

Page 8: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

8

penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan

stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner

membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan

negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau

penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau

tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau

menunjukkan perilaku tidak senang.

Beberapa prinsip Skinner antara lain :

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah

dibetulkan, jika bebar diberi penguat.

2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.

4. Dalam proses pembelajaran, tidak digunkan hukuman. Untuk itu

lingkungan perlu diubah, untukmenghindari adanya hukuman.

5. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.

6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah..

7. Dalam pembelajaran digunakan shaping.

Aplikasi Teori Behavioral Klasik Dalam Pendidikan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori behavioral

adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu:

a. Mementingkan pengaruh lingkungan

b. Mementingkan bagian-bagian

c. Mementingkan peranan reaksi

d. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur

stimulus respon

e. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya

f. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan

g. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

Sebagai konsekuensi dari teori ini, para guru yang menggunakan

paradigma behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang

sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa

Page 9: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

9

disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah,

tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri

maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang

sederhana sampai pada yang kompleks. Sementara itu, tujuan pembelajaran

dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan

tertentu.

Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati,

serta kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan

supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang

diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah tebentuknya suatu

perilaku yang diinginkan. Dimana perilaku yang diinginkan mendapat

penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai, mendapat penghargaan

negatif. Dalam hal ini, evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang

tampak/kelihatan.

Implikasi Teori Behaviral Klasik Dalam Pendidikan

Penerapan teori behaviroristik yang salah dalam suatu situasi

pembelajaran juga mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat

tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter,

komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang

harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan

sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru. Murid hanya

mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang

didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan

hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap

sebagai metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.

Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang

membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti:

kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya,

contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan

komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan

untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang

Page 10: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

10

dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang

dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau

pujian.

II. Teori Pembelajaran Kognitif

Pengembangan konsep pembelajaran kognitif sudah tentu sangat

dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif. Terdapat tiga tokoh penting di

dalamnya yaitu: Piaget, dan Robert Gagne.

1. Jean Piaget Tiga prinsip utama pembelajaran yang dikemukakan Piaget,

antara lain:

o Belajar aktif Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena

pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar. Untuk membantu

perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi

belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya: melakukan

percobaan sendiri; memanipulasi symbol-simbol; mengajukan

pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri; membandingkan

penemuan sendiri dengan penemuan temannya.

o Belajar lewat interaksi sosial.

Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan

terjadinya interaksi di antara subyek belajar. Menurut Piaget belajar

bersama baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih dewasa

akan membantu perkembangan kognitif mereka. Karena tanpa

kebersamaan kognitif akan berkembang dengan sifat egosentrisnya.

Dan dengan kebersamaan khasanah kognitif anak akan semakin

beragam.

o Belajar lewat pengalaman sendiri.

Dengan menggunakan pengalaman nyata maka perkembangan kognitif

seseorang akan lebih baik daripada hanya menggunakan bahasa untuk

berkomunikasi. Berbahasa sangat penting untuk berkomunikasi namun

jika tidak diikuti oleh penerapan dan pengalaman maka perkembangan

kognitif seseorang akan cenderung mengarah ke verbalisme.

Page 11: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

11

2. Robert Gagne. Ia adalah seorang ahli psikologi pendidikan dengan

teorinya yang terkenal yaitu Condition of Learning. Teorinya menjelaskan

tiga hal, yaitu taksonomi hasil belajar, kondisi belajar khusus, dan 9

peristiwa pembelajaran.

• Taksonomi hasil belajarnya dikategorikan ke dalam lima komponen,

yaitu: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

sikap, dan keterampilan motorik. hasil belajar yang berbeda tersebut

memerlukan kondisi belajar yang berbeda pula. Artinya begini, untuk

membangun strategi kognitif siswa memerlukan kondisi berbeda

dengan ketika kita ingin membangun sikap atau keterampilan motorik.

• Hal kedua dari teorinya Gagne adalah kondisi belajar khusus (specifik

learning condition). Ia menekankan bahwa sangatlah penting untuk

mengkategorisasikan tujuan pembelajaran sesuai dengan tipe hasil

belajar, alias taksonomi seperti dijelaskan di atas. Dengan cara seperti

ini guru/tutor/dosen dapat merancang pembelajarannya untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Ia juga menekankan

bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, harus sangat-

sangat memperhatikan kondisi khusus (critical condition) yang harus

disiapkan untuk mencapai itu. Misal, jika tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai adalah mengingat sejumlah kosa kata, katakanlah maka

kita harus menyiapkan kondisi khusus yaitu berupa petunjuk (cues)

atau tips alias trik tertentu, sehingga siswa bisa mengingat dan

memahaminya.

• Hal ketiga adalah 9 peristiwa pembelajaran, yaitu:

1. Gaining Attention; yaitu upaya ata cara kita untuk meraih perhatian

siswa.

2. Informing learner of the objectives; memberitahukan siswa tujuan

pembelajaran yang akan mereka capai/peroleh;

3. Stimulating recall of prior learning; guru biasa menyebutnya

dengan appersepsi, yaitu merangsang siswa untuk mengingat

Page 12: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

12

pelajaran terkait sebelumnya dan menghubungkannya dengan apa

yang akan dipelajari berikutnya;

4. Presenting stimulus; setelah itu mulailah dengan menyajikan

stimulus;

5. Providing learning guidance; berikan bimbingan belajar;

6. Eliciting performance; tingkatkan kinerja;

7. Providing feed back; alias berikan umpan balik;

8. Assessing performance; ukur capaian hasil belajar mereka;

9. Enhancing retention and transfer; tingkatkan capaian hasil belajar

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan untuk

dicapai.

Pada dasarnya konsep pembelajaran kognitif disini menuntut adanya

prinsip-prinsip utama sebagai berikut:

a. Pembelajaran yang aktif, maksudnya adalah siswa sebagai subyek belajar

menjadi faktor yang paling utama. Siswa dituntut untuk belajar dengan

mandiri secara aktif.

b. Prinsip pembelajaran dengan interaksi social untuk menambah khasanah

perkembangan kognitif siswa dan menghindari kognitif yang bersifat

egosentris.

c. Belajar dengan menerapkan apa yang dipelajari agar siswa mempunyai

pengalaman dalam mengeksplorasi kognitifnya lebih dalam. Tidak melulu

menggunakan bahasa verbal dalam berkomunikasi.

d. Adanya guru yang memberikan arahan agar siswa tidak melakukan

banyak kesalahan dalam menggunakan kesempatannya untuk memperoleh

pengetahuan dan pengalaman yang positif.

e. Materi yang diberikan akan sangat bermakna jika saling berkaitan karena

dengan begitu seseorang akan lebih terlatih untuk mengeksplorasi

kemampuan kognitifnya.

Page 13: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

13

III. Teori Pembelajaran Sosial

Albert Bandura, lahir 4 Desember 1925 di Mundare Alberta

berkebangsaan Kanada. Ia seorang psikolog terkenal dengan Teori Belajar

Sosial /Kognitif Social serta Efikasi Diri.

Teori pembelajaran sosial berdasarkan pendekatan behavioris atau

pembelajaran, tetapi menekankan pembelajaran berdasarkan faktor sosial.

Pendiriannya ialah manusia berfikir dan bertingkah laku melalui perhatian

terhadap orang lain dan meniru tingkah laku yang boleh memberi manfaat

kepadanya. Teori pembelajaran sosial melibatkan tiga unsur asas yang utama.

Di antaranya ialah individu (process), persekitaran (environment) dan tingkah

laku (behavior).

Di dalam tiga unsur asas ini, individu dirujuk sebagai keadaan motivasi

intrintiknya, persekitaran sebagai rangsangan dari luar, dan tingkah laku

sebagai perlakuannya. Terdapat empat elemen penting dalam pembelajaran

pemerhatian yang perlu dipertimbangkan, yaitu memberi perhatian, mengingat

perintah, menghasilkan tingkah laku dan motivasi serta peneguhan keyakinan.

Di dalam kelas, murid tahun satu mempunyai tahap pemikiran yang

masih rendah dimana mereka banyak mempelajari sesuatu secara formal atau

tidak formal. Mereka akan melihat sesuatu melalui pemerhatian, kemudian

mereka akan coba mengingat perintah dengan coba mengikuti dan

menghasilkan tingkah laku yang apa mereka lihat atau mereka pelajari. Oleh

itu, guru perlu memahami cara pembelajaran murid dan setiap perbuatan

murid, guru perlu melihat samasa murid mengikut sesuatu pelajaran dengan

cara yang baik atau sebaliknya.

IV. Teori Belajar Humanistik

Tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar

dianggap berhasil jika telah memahami lingkungan & dirinya sendiri. Teori

belajar berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang perilakunya

bukan sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah

mambantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-

Page 14: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

14

masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang

unik & membantu dalam mewujudkan potensi- potensi yang ada pada diri

mereka.

Tokoh penting dalam teori belajar humanistik Carl Rogers yang lahir 8

Januari 1902 di Oak Park, Illinois, Chicago. Menurut Rogers yang penting

dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip

Pendidikan & Pembelajaran, yaitu : 1) menjadi manusia berarti memiliki

kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal- hal

yang tidak ada artinya. 2) Siswa akan mempelajari hal- hal yang bermakna

bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan

bahan & ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.

3) pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan & ide

baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.belajar yang bermakna dalam

masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

Dalam buku Freedom To Learn, menunjukkan prinsip- prinsip

humanistik:

Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.

Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid

mempunyai relevansi dengan maksud – maksud sendiri.

Belajar yang menyangkut perubahan didalam persepsi mengenai dirinya

sendiri dianggap mengancam & cenderung untuk ditolaknya.

Tugas tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan

diasimilasikan apabila ancaman- ancaman dari luar semakin kecil.

Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah,pengalaman dapat diperoleh

dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.

Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.

Belajar diperlancar bilamana siswa melibatkan dalam proses belajar dan

ikut tanggung jawab terhadap proses belajar itu.

Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya baik

perasaan maupun intelek,merupakan cara yang memberikan hasil yang

mendalam dan lestari.

Page 15: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

15

Kepercayaan terhadap diri sendiri,kemerdekaan,kreativitas,lebih mudah

dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengkritik

dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara ke dua yang

penting.

Belajar yang paling berguna secara sosial didalam dunia modern adalah

belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus

terhadap pengalamandan penyatuaanya terhadap diri sendiri mengenai

proses perubahan itu.

Aplikasi Teori Humanistik lebih menunjuk pada ruh / sepirit selama

proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran

guru dalam pembelajaran humaristik adalah menjadi fasilisator bagi para

siswa. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya dari pada hasil

belajar.proses yang umumnya:

1 Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk

belajar atas inisiatif sendiri.

2 Mendorong siswa untuk peka berfikir kritis,memaknai proses

pembelajaran secara mandiri.

3 Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapat memilih pelihannya

sendiri,melakukan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari

prilaku yang ditunjukan.

4 Guru menerima siswa apa adanya,berusaha memahami jalan pikiran

siswa,tidak menilai secara normative tetapi mendorong siswa untuk

bertanggung jawab atas segala resiko perbuatan / proses belajarnya.

5 Memberikan kesempatan siswa untuk maju sesuai dengan kecepatannya.

6 Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.

Pembelajaran berdasarkan teori humaristik ini cocok diterapkan untuk

materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian,hati

nurani,perubahan sikap,dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari

keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif

dalam belajar dan terjadi perubahan pola fikir, prilaku dan sikap atas kemauan

sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat

Page 16: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

16

oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung

jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar

aturan,norma,disiplin / etika yang berlaku.

Pendekatan humanistik juga menekan kepentingan peranan guru dalam

memberi sokongan dan mengambil berat, serta bergantung lebih kepada

menerangkan sebab sesuatu perkara perlu dilakukan dengan cara tertentu.

Teori ini diamalkan didalam bilik darjah dimana guru perlu mengambil berat

terhadap murid khasnya murid tahun satu dimana mereka memerlukan

perhatian guru dan mereka masih banyak perkara yang perlu dipelajari

contohnya cara menulis nota, cara melukis gambar, cara menjawab persoalan

serta aktivitas kelompok atau aktivittas di dalam diskusi.

Oleh itu, guru perlu mengajar serta membimbing murid dengan melihat

kelemahan murid contohnya bagi murid yang masih lemah dalam penulisan

atau pemahaman, guru perlu mendekati murid dengan mengajar cara

penulisan yang betul, ejaannya serta bacaanya.Guru memerlukan perhatian

yang lebih bagi murid yang lemah dan perlahan cara memahami pembelajaran

di dalam kelas. Guru perlu menerangkan sebab sesuatu perkara perlu

dilakukan dengan cara tertentu.

Bagi teori ini, guru perlu memberi sokongan serta motivasi kepada

murid kerana murid yang lemah dari segi pelajaran kurang berminat untuk

belajar.. Oleh itu murid perlu dididik dengan tegas dan prihatin kerana mereka

perlu perhatian dari guru. Dari itu teori ini bercirikan kesadaran mereka

sebagai insan yang unik mempunyai potensi yang unggul dan mereka

berusaha sedaya upaya untuk mengembangkan potensi tersebut sepenuhnya.

Page 17: Teori Psikologi Belajar Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan

Tugas Mata Kuliah Belajar Pembelajaran PPKPP UAD 2009

17

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. 2002. Hardy, Malcom, (diterjemahkan Soenardji), Pengantar Psikologi, Erlangga,

Jakarta, 1988 Sarwono, Sarlito Wirawan. Berkenalan dengan Alirah Aliran dan Tokoh-Tokoh

Psikologi, Bulan Bintang: Jakarta 1986 Sugandi, Achmad.. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES 2004 Suryabrata, S..Psikologi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. 1995. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, edisi Revisi.

Remaja Rosdakarya, 1997. Tim Pengembangan MKDK.. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang 1989 http://www.guru-gorontalo.com/teori belajar behavioristik dan humanistik.htm http://www.massofa.wordpress.com/2008/09/12/677/ didownload 29 Maret 2009 www.google.com keyword Contoh Penerapan Teori Pembelajaran