teori pelatihan - psikologi pendidikan

28
Teori Pelatihan Ninggar. Adien. Nadia.Sari

Upload: cutiegadget

Post on 13-May-2015

2.287 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Slide presentasi ketika kuliah s2 psikologi pendidikan mengenai teori-teori Pelatihan (Training)

TRANSCRIPT

Page 1: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Teori Pelatihan Ninggar. Adien. Nadia.Sari

Page 2: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Identitas

Peer

MotivasiVokasional

Bullying

Remaja SMA

Page 3: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Status Identitas (James Marcia, 1966, 1980)

Status Identitas Krisis Komitmen

Identity Achievement √ √

Foreclosure - √

Moratorium √ -

Identity Diffusion - -

Page 4: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Identitas

Peer

MotivasiBerprestasi

Vokasional

Bullying

Remaja SMA

Page 5: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Peer Relationship

Bandura (1994 dalam Papalia, 2007): Dengan membandingkan diri mereka dengan individu lain yang sebaya, seorang anak dapat mengukur kemampuan-kemampuannya secara lebih realistis dan mendapatkan kesadaran yang lebih jelas mengenai self-efficacy-nya

• Berbagai hubungan dengan teman sebaya : Hubungan pertemanan (friendship) Kelompok sosial yang lebih besar Hubungan romantis

Page 6: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Peer Relationship

Ormrod (2007): Peer relationship, terutama hubungan dengan teman dekat (friendship), memberikan pengaruh dalam perkembangan personal dan sosial anak-anak dan remaja, yaitu :

mempelajari dan melatih social skill menawarkan dukungan sosial dan emosional agen sosialisasi

• 3 golongan siswa dalam pergaulan : Truly popular students Rejected students Neglected students

Page 7: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Identitas

Peer

MotivasiBerprestasi

Vokasional

Bullying

Remaja SMA

Page 8: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan
Page 9: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Tujuh Topik Motivasi Berprestasi Motivasi ekstrinsik dan intrinsik Atribusi Mastery motivation Self-efficacy Goal setting, perencanaan, dan self

monitoring Kecemasan Strategi instruksional dan motivasi siswa

Page 10: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Motivasi ekstrinsik dan intrinsik• Motivasi ekstrinsik melibatkan insentif dari luar, seperti

reward dan punishment• Motivasi intrinsik dilandasi oleh faktor-faktor internal

seperti self-determination, rasa ingin tahu, tantangan, dan usaha

AtribusiHal-hal yang diperkirakan merupakan penyebab yang mendasari hasil yang muncul (Santrock, 2001)

Locus Stability Controllability

Page 11: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Mastery MotivationMastery vs Performance orientationSelf-efficacy• Self-efficacy adalah kepercayaan bahwa seseorang dapat

menguasai situasi dan memberikan hasil yang positif (Bandura, 1994, 1997, 1998, 2000 dalam Santrock, 2001).

Goal Setting, Perencanaan, dan Self-Monitoring • Para peneliti menemukan bahwa self-efficacy dan prestasi

meningkat saat siswa menetapkan goal (tujuan) yang spesifik, proximal, dan menantang (Bandura, 1997; Schunk, 1997; Schunk & Ertmer, 2000 dalam Santrock, 2001)

Page 12: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Kecemasan• Yang dimaksud dengan kecemasan adalah perasaan takut

dan khawatir yang tidak jelas dan sangat tidak menyenangkan (Santrock, 2001)

Strategi Instruksional dan Motivasi Siswa• Strategi mengajar yang penting adalah memonitor

pengharapan guru dan memastikan bahwa guru memiliki pengharapan positif terhadap siswa berkemampuan rendah.

• Kepercayaan siswa sendiri mengenai strategi instruksional dan motivasional yang efektif juga harus dipertimbangkan.

Page 13: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Identitas

Peer

MotivasiBerprestasi

Vokasional

Bullying

Remaja SMA

Page 14: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Vokasional

• Definisi Karier = serangkaian pengalaman yang dominan dilakukan sepanjang hidup, jenjang pekerjaan dan peran lain dalam bentuk komitmen kerja dan pengembangan diri.

Page 15: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

• Kematangan karier keputusan karier baik• Alasan mengikuti perguruan tinggi (Wright,

1982)

Siswa SMA yg Matang Siswa SMA yg tidak Matang

Kualifikasi profesional utk pekerjaan

Belum jelas apa yang akan dilakukan, tetapi yakin bahwa gelar akan membantu mendapatkan pekerjaan

Betul-betul berminat pada pengetahuan terkait

Merasa terpaksa karena dituntut oleh lingkungan

Ingin menjadi mahasiswa dan sekaligus memberi waktu untuk memikirkan masa depan

Menjadi mahasiswa untuk menunda keputusan

Menjadi mahasiswa untuk menghindar dari menganggur atau pekerjaan membosankan

Page 16: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Fase Perkembangan Vokasional

(Sukadji, 2000)

• Fase fantasi (hingga usia 10th)• Fase tentatif usia 11 sampai 17 tahun. – Pada usia 11-12 tahun, pilihan dan perencanaan dilakukan

berdasarkan minat. – Pada usia 13-14 tahun, anak mulai memilih berdasarkan kapasitas

yang dirasa ia miliki. – Pada usia 15-16 tahun merupakan fase nilai (value). – Selanjutnya, usia 17 tahun yang merupakan masa transisi ke

pertimbangan realitas. • Fase realistis– mencoba pekerjaan secara langsung / tdk langsung

Page 17: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Orientasi Masa Depan Karier

• Gambaran seseorang tentang masa depan• Dasar menetapkan tujuan, perencanaan,

membuat pilihan dan komitmen, serta membantu seseorang menyelesaikan tugas perkembangan(Nurmi, dalam Palupi 2007)

Page 18: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Orientasi Masa Depan Karier

Konstruk:• Ekspektansi, harapan, dan kekhawatiran individu• Seberapa jauh ekspektansi dan harapan diharapkan dapat

tercapai• Pemikiran individu tentang faktor yang dapat mempengaruhi

masa depan (atribusi, kemampuan, usaha)• Perasaan individu terhadap masa depannya (optimis,

pesimis)• Cara individu untuk mencapai tujuan

Page 19: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Orientasi Masa Depan Karier

Faktor-faktor yg mempengaruhi:• Faktor Individual– Usia. Semakin bertambah usia, semakin berorientasi

pada masa depan– Konsep diri dan penghargaan diri (self-esteem). Konsep

diri + lebih memiliki perencanaan dan evaluasi mengenai masa depan

• Konteks Sosial – Peran gender, SES, Interaksi Orang tua-anak

Page 20: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Faktor Pemilihan Karier

Faktor Internal• Karakteristik Genetik– Gender, Etnik, Fisik

• Karakteristik personal – psikologi– Bakat, Minat, Kepribadian

• Karakteristik personal – sosiologi – SES, gaya hidup

Faktor Eksternal• Situasi Kerja, Situasi Sosial (prestise), Kebijakan ekonomi

Page 21: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Kompetensi Karier yang Harus Dikembangkan di

SMA

• Pemahaman tentang pengaruh konsep diri yang positif terhadap pengembangan karier

• Interpersonal dan social skills

• Memahami kaitan antara prestasi akademis, perencanaan, pelatihan, dan penempatan karier

• Sikap positif terhadap belajar dan pekerjaan

• Kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, dan memaknai informasi karier

Source: National Career Development Guideliness: Local Handbook for High School (1989); dalam Isaacson 1997

Page 22: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Kompetensi Karier yang Harus Dikembangkan di

SMA

• Kemampuan untuk menyiapkan, mencari, mendapatkan, menjaga, dan menekuni pekerjaan

• Kemampuan dalam pengambilan keputusan dan memilih alternatif untuk tujuan pendidikan dan karier

• Pemahaman mengenai perubahan peran pada pria/wanita dan bagaimana kaitannya dengan pemilihan karier

• Kemampuan terhadap eksplorasi karier dan perencanaan

Source: National Career Development Guideliness: Local Handbook for High School (1989); dalam Isaacson 1997

Page 23: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Identitas

Peer

Motivasi

BerprestasiVokasional

Bullying

Remaja SMA

Page 24: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

DEFINISI

• Aksi negatif (verbal maupun fisik) yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja dan mengakibatkan kecelakaan atau ketidaknyamanan terhadap orang lain (Olweus, 1993).

• Bullying berulang kali, terus menerus dlm periode tertentu, membuat korban cemas dan terintimidasi.

• Elemen bullying (Coloroso, 2003 dalam Andina, 2004):– Adanya ketidakseimbangan kekuatan/kekuasaan,– Adanya maksud atau tujuan untuk menyakiti orang lain,– Adanya ancaman akan munculnya agresi kembali

Page 25: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

BENTUK-BENTUK BULLYING

Menurut Olweus (1993):• Bullying fisik

menonjok, memukul, mencekik, menendang, menampar,menggigit, mencakar, serta merusak atau menghancurkan pakaian maupun barang-barang milik korban.

• Bullying verbal mengolok-olok orang lain, menghina, meremehan orang lain dan juga mengkritik orang lain dengan kejam

• Relational bullying perilaku mengucilkan orang lain merusak persahabatan, menyebarkan gossip atau rumor, serta gesture tubuh yang mengartikan permusuhan.

Page 26: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Bullying berdasarkan jenis kelamin

Karakteristik bullying yang dilakukan oleh anak perempuan:– Cenderung melakukan bullying terhadap anak perempuan

lain.– Lebih sering bullying berkelompok dibandingkan dengan anak

laki-laki.– Mengakibatkan luka psikologis pada korbannya– Bertingkahlaku baik di depan orang dewasa namun sangat

kejam di kelompoknya.– Sering memberikan komentar yang berkaitan degan perilaku

seksual dari anak perempuan lain yang tidak disukainya.

Page 27: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

Karakteristik bullying yang dilakukan oleh anak laki-laki:– Cenderung melakukan bullying secara fisik.– Menggunakan verbal bullying yang berkaitan

dengan orientasi seksual dan anggota keluarga,– Cenderung melakukan bullying terhadap individu

yang lebih kecil dan lebih lemah.– Terlibat dalam pemerasan dan pelecehan seksual.

Bullying berdasarkan jenis kelamin

Page 28: Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan

ReferensiAndina, Diajeng. (2004). Pemicu Perilaku Bullying pada Siswa SMA “Z”. Depok: Fakultas Psikologi UI. Argaputri, Aida. (2005). Gambaran Self-esteem Remaja Pelaku Bullying. Depok: Fakultas Psikologi UI. Ayuningtyas, Ambar Arum. (2005). Analisis Deskriptif Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah Dasar. Depok: Fakultas Psikologi

UI. Olweus, D (1993). Bullying at school: what we know and what we can do. Oxford: Blackwell. Ormrod, Jeanne Ellis. (2007). Educational Psychology : Developing Learners (4th ed.) . New Jersey : Prentice Hall Palupi, Indah N. (2007). Hubungan Trait Kecemasan dan Keterlibatan dalam Organisasi Kemahasiswaan dengan Orientasi

Masa Depan Bidang Karir. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Papalia, Dianne, S. W. Olds, dan R. D. Feldman. (2007). Human Development (10th Ed). New York: McGraw Hill. Putriani, Krisna. (2004). Pengaruh Tipe Bullying dan Gender Pelaku-Korbannya di SMA terhadap Persepsi Guru. Depok: Fakultas

Psikologi UI. Rigby, Ken. (2008). Children and Bullying: How Parents and Educators Can Reduce Bulying at School. Oxford: Blackwell. Pub. Santrock, John W. (2001). Educational Psychology. Boston : McGraw-Hill Santrock, John W. (2007). Adolescence (11th ed). Boston: McGraw Hill.