teori organisasi
TRANSCRIPT
RINGKASAN TEORI-TEORI ORGANISASI
OLEH
ACHMAD WASIL
07041014004
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH swt yang telah memberikan rahmat dan
inayahNYA kepada kita seluruh umatNYA. Tidak lupa pula kita memanjatkan salawat dan
taslim kepada nabi besar kita Muhammad saw yang telah mengangkat derajat kaumnya dari alam
lam yang gelap gulita ke alam yang terang menderang dan juga membawa kita dari alam jahilia
kealam berilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Serta tidak henti-hentinya saya pribadi
menghaturkan banyak terimah kasih kepada pembimbing yang telah menyalurkan ilmunya
kepada kami, yang juga telah memberikan kami kesempatan membuat ringkasan sederhana ini
yang berjudul “Teori-Teori Organisasi”, karena melalui pembuatan ringkasan ini telah sedikit
banyaknya menambah pengetahuan saya. Seperti kata peribahasa “tak ada gading yang tak
retak” maka bila masih terdapat beberapa kekurangan dari makalah ini mohon dimaklumi dan
saya berharap saran dan kritik yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Sekian dan terimakasih.
Penulis
Ringkasan Teori-Teori Organisasi
1. Teori klasik
Teori klasik organisasi
Teori klasik organisasi berkembang pada akhir abad sembilan belas dan awal abad dua
puluh kemudian secara umum mulai diakui oleh para ahli organisasi sebagai standar awal
untuk menganalisa dan mengarahkan kegiatan organisasi. Teori klasik menekankan
pentingnya struktur organisasi dan kontrol administrasi pada kinerja organisasi. Dampak
dari teori klasik organisasi telah tersebar luas. Setiap perusahaan besar yang memiliki
hirarki administrasi dan sistem aturan formal mengandalkan pada tersebut.
Teori klasik didasarkan pada tiga perbedaan, bidang studi yang dikembangkan secara
terpisah oleh para teoritikus berbeda: studi birokrasi, studi teori administrasi, dan studi
manajemen ilmiah (Hick dan Gullett, 1975). Teori birokrasi adalah bidang studi akademi
yang dipelajari oleh para sosiolog, di mana teoritikus terkenal tersebut salah satunya
adalah Max Weber. Teori birokrasi memberikan model deskriptif tentang bentuk dan
struktur organisasi hirarki yang efektif. Teori administrasi dan manajemen ilmiah adalah
pendekatan paralel yang dipakai dalam mempelajari perilaku organisasi. Keduanya telah
dikembangkan oleh para insinyur sebagai strategi preskriptif spesifik dalam menerapkan
kaidah-kaidah (yang banyak tercakup dalam hukum birokrasi) hingga praktek aktual yang
dilakukan dengan menerapkan standar dan pembentukan aktivitas organisasi. Perbedaan
di antara dua pendekatan itu terletak pada ruang lingkup dan fokus pehatiannya.
Manajemen ilmiah berhubungan dengan masalah-masalah praktek dan rancangan tugas
mikroskopik, sementara teori administrasi berhubungan masalah-masalah perencanaan
organisasi makroskopis (Hicks dan Gullett, 1975). Teori administrasi dibangun
berdasarkan teori birokrasi dengan menjelaskan strategi spesifik bagi pengembangan
struktur dan tugas dalam organisasi yang rumit. Manajemen ilmiah dibangun dengan teori
birokrasi yang mengidentifikasi strategi spesifik bagi perencanaan tugas dalam
meningkatkan efisiensi organisasi.
2. Teori Hubungan Manusia
Teori Hubungan Manusia Dalam Organisasi
Manusia adalah makhluk social, artinya manusia hanya akan menjadi apa dan siapa
bergantung ia bergaul dengan siapa. Manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab jika hanya
sendirian ia tidak "menjadi"manusia. Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi
yangbermacam-macam. Di satu sisi ia menjadi anak buah, tetapi di sisi lain ia adalah
pemimpin. Di satu sisi ia adalah ayah atau ibu, tetapi di sisi lain ia adalah anak. Di satu
sisi ia adalah kakak, tetapi di sisi lain ia adalah adik. Demikian juga dalam posisi gurudan
murid, kawan dan lawan, buruh dan majikan, besar dan kecil, mantu dan mertua dan
seterusnya. . hubungan antar manusia interpersonal), ada pemimpin yang sangat dipatuhi
dan dihormati rakyatnya, ada juga yang hanya ditakuti bukan dihormati, begitupun guru
atau orang tua, ada yang dipatuhi dan dihormati , ada juga orang tua dan guru yang tidak
dipatuhi dan tidak pula dihormati. Mengapa terjadi demikian ? Ada tiga teori yang dapat
membantu menerangkan model dan kualitas hubungan manusia itu.
1. Teori Transaksional (model Pertukaran Sosial)
Menurut teori ini, hubungan antar manusia (interpersonal) itu berlangsung mengikuti
kaidah transaksional, yaitu apakah masing-merugi. Jika merasa memperoleh
keuntungan maka hubungan itu pasti mulus, tetapi jika merasa rugi maka hubungan
itu akan terganggu , putus, atau bahkan berubah menjadi permusuhan.
Demikian juga rakyat dan pemimpin, suami- isteri, mantu - mertua, direktur-anak
buah, guru-murid, mereka berfikir; kontribusi merekasebanding dengan keuntungan
yang diperoleh atau malah rugi. Demikian juga hubungan antara daerah dengan
pusat, antara satu entitas dengan entitas lain.
2. Teori Peran
Menurut teori ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada
skenario yang disusun oleh masyarakat, yang mengatur apa danbagaimana peran
setiap orang dalam pergaulannya. Dalam skenario itu sudah `tertulis" seorang
Presiden harus bagaimana, seorang gubernurharus bagaimana, seorang guru harus
bagaimana, murid harus bagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran apa yang
harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, mantu, mertua dan seterusnya.
Menurut teori ini, jika seseorang mematuhi skenario, maka hidupnya akan harmoni,
tetapi jika menyalahi skenario, maka iaakan dicemooh oleh penonton dan ditegur
sutradara. Dalam era reformasi sekarang ini nampak sekali pemimpin yang menyalahi
scenario sehingga sering didemo public.
3. Teori Permainan
Menurut teori ini, klassifikasi manusia itu hanya terbagi tiga, yaitu anak-anak, orang
dewasa dan orang tua. Anak-anak itu manja, tidak ngerti tanggungjawab, dan jika
permintaanya tidak segera dipenuhi ia akan nangis terguling-guling atau ngambek.
Sedangkan orang dewasa, ia lugas dan sadar akan tanggungjawab, sadar akibat dan
sadar resiko. Adapun orang tua, ia selalu memaklumi kesalahanorang lain dan
menyayangi mereka. Tidak ada orang yang merasa aneh melihat anak kecil menangis
terguling-guling ketika minta eskrim tidak dipenuhi, tetapi orang akan heran jika ada
orang tua yang masih kekanak-kanakan. Suasana rumah tangga juga ditentukan oleh
bagaimana kesesuaian orang dewasa dan orang tua dengan sikap dan perilaku yang
semestinya ditunjukkan. Jika tidak maka suasana pasti runyam. Demikian juga
hubungan antara pusat dan daerah, antara atasan dan bawahan. Aparat Pemerintah
mestilah bersikap dewasa, Presiden dan Ketua MPR mestilah jadi orang tua.
Memang menjadi tua itu pasti, tetapi menjadi dewasa adalah pilihan.Dewasa ini kita
banyak menjumpai orang-orang yang telah berhasil menduduki "kursi kedewasaan"
tetapi perilaku mereka masih belum beranjak dari kanak-kanak. DPR yang mestinya
sudah dewasa, eh... perilakunya terkadang justru seperti Taman Kanak-kanak , kata
Presiden Gus Dur.
3. Teori Sistem Sosial
Teori Sistem Sosial Dalam Organisasi
Pendekatan ketiga dalam menganalisis organisasi adalah dengan menerapkan konsep
sistem. Teori sistem sudah populer sejak beberapa dasawarsa yang lalu karena
kemampuannya dalam menyuguhkan suatu model sistem universal yang mencakup
berbagai bidang kehidupan: fisik, biologis, sosial, dan fenomena tingkah laku manusia.
Para teoritisi mencoba menemukan generalisasi-generalisasi yang membantu dalam
menjelaskan bagaimana berfungsinya segenap kesatuan dan proses.
Seperti telah disinggung sebelumnya, para teoritisi organisasi sebenamya memperlakukan
organisasi itu sebagai suatu sistem. Sistem adalah suatu keseluruhan yang terorganisir,
terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantungan satu sarna lain. Ada
beberapa konsep penting mengenai penerapan sistem terhadap organisasi, yaitu:
Organisasi manusia lebih bercirikan sistem terbuka, yang-berarti berinteraksi dengan
berbagai unsur yang ada di lingkungan.
Organisasi cenderung mengarah kepada suatu dinamika atau keseimbangan yang
bergerak (moving equilibrium). Anggota-anggota organisasi berusaha mempertahankan
dan memelihara organisasi agar tetap hidup. Mereka mereaksi segenap perubahan dan
kekuatan-kekuatan baik yang ada di luar maupun dalam organisasi itu sendiri guna
menemukan keadaan baru agar tetap seimbang.
Untuk menjaga keseimbangan sistem organisasi, maka dikelola segenap informasi dari
rangkaian kegiatan yang dapat memberikan umpan balik penyempurnaan setiap
penyimpangan.
Organisasi sebenarnya bagian dari hirarkhi sistem yang terdiri dari divisi, departemen,
seksi-seksi dan kelompok individu. Atau tegasnya, organisasi tertentu bisa merupakan
bagian atau sub dari sistem yang lebih besar.
Ketergantungan adalah merupakan konsep kunci bagi teori sistem. Diterapkan dalam
organisasi, berarti didalamnya terdiri dari komponen-komponen yang saling
bergantungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Konsep holism dalam memahami organisasi menunjukkan bahwa keseluruhan suatu
struktur atau kesatuan adalah lebih dari sekedar kumpulan bagian-bagian. Konsep ini
melandasi perlunya tindakan terpadu atau kompak (sinergy), yang berkaitan dengan
kemampuan komponen-komponen organisasi untuk mencapai sasaran bersama. Tindakan
bersama diayakini dapat melebihi hasil yang dicapai , dibandingkan secara perorangan.
Konsep sistem menolong kita dalam mendiagnosa hubungan yang saling berinteraksi di
antara tugas/kegiatan, teknologi, lingkungan dan anggota organisasi. Para praktisi
menerapkan konsep sistem dalam merancang, membangun, mengoperasikan sistem info
manajemen dan proses automasi. Lebih jauh lagi penggunaannya dilihat pada rancangan-
rancangan organisasi matriks dan proyek.
Berbeda dengan model-model organisasi klasik, pendekatan sistem menunjukkan bahwa
para manajer sesungguhnya beroperasi dalam situasi yang mudah berubah, dinamis, dan
sering tidak menentu. Mereka pada umumnya tidak berada dalam kontrol sepenuhnya
(terkendali) terhadap situasi-situasi, dan harus berusaha menyesuaikan kegiatan/tindakan,
mencapai kemajuan ke arah tujuan yang ditetapkan, di samping menyadari bahwa hasil-
hasil yang akan diperoleh itu juga dipengaruhi oleh banyak faktor dan kekuatan.
4. Teori Politik
Teori Politik Dalam Organisasi
Mengkaji tentang sejarah ilmu politik bisa dilihat dari dua pandangan yaitu pembahasan
secara luas atau secara sempit. Secara luas berarti ilmu politik telah ada sejak zaman
dahulu berupa pembahasan dalam buku-buku tertentu yang telah dikarang masa lampau,
sedangkan secara sempit berarti ilmu politik dilihat dari aspek sistematisasinya sebagai
ilmu dan pengakuannya dari aspek akademis.
Sejarah secara luas
Ilmu politik telah ada sejak zaman dahulu, ini bisa dilihat dari karya-karya berikut;
a. Yunani tahun 450 SM terdapat buku karya Herodatus, Plato dan Aristoteles.
b. India tahun 500 SM terdapat kitab Dharmasastra dan arthasastra.
c. Cina tahun 500 SM terdapat tokoh Confucius dan Kung Fu Tzu
d. Arab abad 11 M terdapat karya al-Marwardi berjudul al-Ahkam as-Sulthaniyyah
e. Indonesia abad 13 M terdapat kitab Negarakertagama dan Babad Tanah Jawi.
Sejarah secara sempit
- Abad 18 dan 19 di Jerman, Austria dan Prancis telah muncul pembahasan tentang
politik namun masih kental dipengaruhi hukum dan negara.
- Di Inggris Ilmu politik dipengaruhi oleh filsafat moral dan sejarah
- Di Paris Prancis tahun 1870 lahir Ecole libredes Scienies
- Di Inggris tahun 1895 muncul lembaga London School of Economic and Political
Science
- Di AS tahun 1858 diangkat Francis Lieber sebagai guru besar Sejarah dan Ilmu politik
di columbia College.
- Masih di AS tahun 1904 lahir American Political Science Assosiation (APSA)
- Unesco lembaga dibasah PBB tahun 1948 melahirkan buku Contemporary Political
Science
Dalam Buku Contemporary Political Science ini terdapat 4 bidang ilmu politik, yaitu:
1. Teori Politik
2. Lembaga Politik (Undang-Undang, pemerintah)
3. Partai
4. Hubungan Internasional (politik internasional, organisasi, hukum)
TEORI ILMU POLITIK
Teori politik adalah generalisasi dari phenomena-phenomena politik. Teori politik ini
terdiri dari :
- Tujuan politik
- Cara mencapai tujuan politik tersebut
- Kemungkinan dan kebutuhan untuk cara tersebut
- Kewajiban dalam mencapai kebutuhan tersebut
Ilmu politik secara teoritis terbagi kepada dua yaitu :
1. Valuational artinya ilmu politik berdasarkan moral dan norma politik. Teori
valuational ini terdiri dari filsafat politik, ideologi dan politik sistematis.
2. Non valuational artinya ilmu politik hanya sekedar mendeskripsikan dan
mengkomparasikan satu peristiwa dengan peristiwa lain tanpa mengaitkannya dengan
moral atau norma.
Menurut Harold Laswell terdapat 8 nilai yang dikejar dalam politik, yaitu ;
1. Kekuasaan
2. Pendidikan
3. Kekayaan
4. Kesehatan
5. Keterampilan
6. Kasih sayang
7. Kejujuran/keadilan
8. Keseganan
Adapun konsep-konsep dalam ilmu politik senantiasa berkutat dalam masalah:
a. Kekuasaan – sumber kekuasaan – pengaruh – pembuat dan pelaksanan kebijakan
b. Kewenangan – kekuasaan berdasarkan legitimasi
c. Konflik dan konsensus
d. Pengambilan keputusan dan cara mendistribusikan kekuasaan
Ilmu politik tidak berdiri sendiri namun memiiki kaitan dengan ilmu-ilmu lainnya seperti
sejarah, filsafat, hukum (tiga ilmu penting yang mempengaruhi politik), sosiologi,
antrophologi, ekonomi, geographi dan psikologi sosial.
POLITIK
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang
antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.[1] Pengertian
ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai
hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama
(teori klasik Aristoteles)
politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara
politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat
politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan
publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain: kekuasaan
politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan
juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.
Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana
mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam Teori Politik
antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang sistem politik, negara, masyarakat,
kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial, pembangunan
politik, perbandingan politik, dsb.
Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara di dunia
antara lain: anarkisme,autoritarian, demokrasi, diktatorisme, fasisme, federalisme,
feminisme, fundamentalisme keagamaan, globalisme, imperialisme, kapitalisme,
komunisme, liberalisme, libertarianisme, marxisme, meritokrasi, monarki, nasionalisme,
rasisme, sosialisme, theokrasi, totaliterisme, oligarki dsb.
5. Teori Simbolis
Teori Simbolis Dalam Organisasi
Organisasi memproduksi situasi /lingkungan/ budaya/ realitas sosial melalui pemaknaan
atas interaksi dalam organisasi.Organisasi terbentuk karena adanya interaksi
(komunikasi) yang terjadi antar anggota melalui pemaknaan atas simbol-simbol, baik
symbol verbal maupun non verbal. Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting
dalam budaya organisasi. Ketika seseorang dapat memahami simbol tersebut, maka
seseorang akan mampu bertindak menurut budaya organisasinya.
KESIMPULAN
Perkembangan teori-teori organisasi dapat dilihat dan dikaji sejak sejak tahun-tahun
pertama abad keduapuluh, yang secara garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4 (empat)
kelompok besar yakni: (1) classic; (2) behavioral, (3) system, dan (4) contingency.
DAFTAR PUSTAKA
http://wsmulyana.wordpress.com/
http://mubarok-institute.blogspot.com/
West, Richard dan Turner, Lynn H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan
Aplikasi. Jakarta: PT. Salemba Humanika. Bab 7.
WordPress.com weblog
Adaptasi dan disarikan dari : Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional.2008. Pengorganisasian Sekolah. Materi Diklat Calon Kepala Sekolah/Kepala
Sekolah. Jakarta
JOHN MAYNARD KEYNES, The General Theory of Employment, Interest and Money,
Macmillan, 1936.
Pendahuluan
Teori organisasi berkembang pada akhir abad sembilan belas dan awal abad dua puluh kemudian
secara umum mulai diakui oleh para ahli organisasi sebagai standar awal untuk menganalisa dan
mengarahkan kegiatan organisasi. Teori-teori Organisasi menekankan pentingnya struktur
organisasi dan kontrol administrasi pada kinerja organisasi. Dampak dari teori organisasi telah
tersebar luas. Setiap perusahaan besar yang memiliki hirarki administrasi dan sistem aturan
formal mengandalkan prinsip mereka pada teori klasik tersebut.
Teori klasik didasarkan pada tiga perbedaan, bidang studi yang dikembangkan secara
terpisah oleh para teoritikus berbeda: studi birokrasi, studi teori administrasi, dan studi
manajemen ilmiah (Hick dan Gullett, 1975). Teori birokrasi adalah bidang studi akademi yang
dipelajari oleh para sosiolog, di mana teoritikus terkenal tersebut salah satunya adalah Max
Weber. Teori birokrasi memberikan model deskriptif tentang bentuk dan struktur organisasi
hirarki yang efektif. Teori administrasi dan manajemen ilmiah adalah pendekatan paralel yang
dipakai dalam mempelajari perilaku organisasi. Keduanya telah dikembangkan oleh para
insinyur sebagai strategi preskriptif spesifik dalam menerapkan kaidah-kaidah (yang banyak
tercakup dalam hukum birokrasi) hingga praktek aktual yang dilakukan dengan menerapkan
standar dan pembentukan aktivitas organisasi. Perbedaan di antara dua pendekatan itu terletak
pada ruang lingkup dan fokus pehatiannya. Manajemen ilmiah berhubungan dengan masalah-
masalah praktek dan rancangan tugas mikroskopik, sementara teori administrasi berhubungan
masalah-masalah perencanaan organisasi makroskopis (Hicks dan Gullett, 1975). Teori
administrasi dibangun berdasarkan teori birokrasi dengan menjelaskan strategi spesifik bagi
pengembangan struktur dan tugas dalam organisasi yang rumit.