teori belajar untuk rangkuman presentasi

36
NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004 KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS RANGKUMAN TEORI- TEORI BELAJAR A. TEORI BELAJAR THORNDIKE 1. Definisi Belajar Menurut Thorndike Menurut Thorndike (Budiningsih, 2005: 21) belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Dalam teori trial dan error ini, berlaku bagi semua organisme dan apabila organisme ini dihadapkan dengan keadaan atau situasi yang baru maka secara otomatis organisme ini memberikan respon atau tindakan-tindakan yang bersifat coba-coba atau bisa juga berdasarkan naluri karena pada dasarnya disetiap stimulus itu pasti ditemui respon. 2. Ciri-ciri Belajar Menurut Thorndike Adapun beberapa ciri-ciri belajar menurut Thorndike (Kartika, 2013: 6), antara lain: a. Ada motif pendorong aktivitas. b. Ada berbagai respon terhadap sesuatu. c. Ada eliminasi respon-respon yang gagal atau salah. d. Ada kemajuan reksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya itu. 3. Hukum-hukum yang Digunakan Edward Lee Thorndike Thorndike menyatakan bahwa belajar pada hewan maupun manusia berlangsung berdasarkan tiga macam hukum pokok belajar, yaitu : a. Hukum Kesiapan (Law of Readiness) Dalam belajar seseorang harus dalam keadaan siap dalam artian seseorang yang belajar harus dalam keadaan yang baik dan siap, jadi seseorang yang hendak belajar agar dalam belajarnya menuai keberhasilan maka seseorang dituntut untuk memiliki kesiapan, baik fisik maupun psikis. Menurut Thorndike (Ayuni, 2011: 9) ada tiga keadaan yang menunjukkan berlakunya hukum ini, yaitu :

Upload: andrew-oscar-simanjuntak

Post on 15-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kumpulan teori belajar

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

RANGKUMAN TEORI- TEORI BELAJAR

A. TEORI BELAJAR THORNDIKE1.      Definisi Belajar Menurut Thorndike

Menurut Thorndike (Budiningsih, 2005: 21) belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Dalam teori trial dan error ini, berlaku bagi semua organisme dan apabila organisme ini dihadapkan dengan keadaan atau situasi yang baru maka secara otomatis organisme ini memberikan respon atau tindakan-tindakan yang bersifat coba-coba atau bisa juga berdasarkan naluri karena pada dasarnya disetiap stimulus itu pasti ditemui respon.

2.      Ciri-ciri Belajar Menurut Thorndike Adapun beberapa ciri-ciri belajar menurut Thorndike (Kartika, 2013: 6),

antara lain:a.       Ada motif pendorong aktivitas.b.      Ada berbagai respon terhadap sesuatu.c.       Ada eliminasi respon-respon yang gagal atau salah.d.      Ada kemajuan reksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya itu.3.      Hukum-hukum yang Digunakan Edward Lee Thorndike

Thorndike menyatakan bahwa belajar pada hewan maupun manusia berlangsung berdasarkan tiga macam hukum pokok belajar, yaitu :

a.      Hukum Kesiapan (Law of Readiness)Dalam belajar seseorang harus dalam keadaan siap dalam artian seseorang

yang belajar harus dalam keadaan yang baik dan siap, jadi seseorang yang hendak belajar agar dalam belajarnya menuai keberhasilan maka seseorang dituntut untuk memiliki kesiapan, baik fisik maupun psikis. Menurut Thorndike (Ayuni, 2011: 9) ada tiga keadaan yang menunjukkan berlakunya hukum ini, yaitu :

a.       Bila pada organisme adanya kesiapan untuk bertindak atau berprilaku, dan bila organisme itu dapat melakukan kesiapan tersebut, maka organisme akan mengalami kepuasan.

b.      Bila pada organisme ada kesiapan organisme untuk bertindak atau berperilaku, dan organisme tersebut tidak dapat melaksanakan kesiapan tersebut, maka organisme akan mengalami kekecewaan.

c.       Bila pada organisme tidak ada persiapan untuk bertindak dan organisme itu dipaksa untuk melakukannya maka hal tersebut akan menimbulkan keadaan yang tidak memuaskan.

b.      Hukum Latihan (Law of Exercise)Untuk menghasilkan tindakan yang cocok dan memuaskan untuk

merespon suatu stimulus maka seseorang harus mengadakan percobaan dan latihan yang berulang-ulang, adapun latihan atau pengulangan perilaku yang cocok yang telah ditemukan dalam belajar, maka ini merupakan bentuk peningkatan existensi dari perilaku yang cocok tersebut semakin kuat (Law of Use). Dalam suatu teknik agar seseorang dapat mentransfer pesan yang telah ia dapat dari sort time memory ke long time memory ini dibutuhkan pengulangan

Page 2: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

sebanyak-banyaknya dengan harapan pesan yang telah didapat tidak mudah hilang dari benaknya.

c.       Hukum Akibat (Law of Effect)Hukum akibat Thorndike mengemukakan (Dahar, 2011: 18) jika suatu

tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan tindakan itu diulangi dalam situasi yang mirip akan meningkat. Akan tetapi, bila suatu perilaku diikuti oleh suatu perubahan yang tidak memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan perilaku itu diulangi akan menurun. Jadi konsekuensi perilaku seseorang pada suatu waktu memegang peranan penting dalam menentukan perilaku orang itu selanjutnya.

Selain hukum pokok belajar tersebut di atas, masih terdapat hukum subside atau hukum-hukum minor lainnya, yaitu :

a.      Law of Multiple ResponseSupaya sesuatu respons itu memperoleh hadiah atau berhasil, maka

respons itu harus terjadi. Apabila individu dihadapkan pada sesuatu soal, maka dia akan mencoba-coba berbagai cara, apabila tingkah laku yang tepat (yakni yang membawa penyelesaian atau berhasil) dilakukan maka sukses terjadi, dan proses belajar pun terjadi. Hal tersebut akan berlaku sebaliknya.

b.      Law of Attitude (Law of Set, Law of Disposition)Respons-respons apa yang dilakukan oleh individu itu ditentukan oleh cara

penyelesaian individu yang khas dalam menghadapi lingkungan kebudayaan tertentu. Sikap (attitude) tidak hanya menentukan apa yang akan dikerjakan oleh seseorang tetapi juga cara yang kiranya akan memuaskan atau tidak memuaskan baginya. Proses belajar ini dapat berlangsung bila ada kesiapan mental yang positif pada siswa

c.       Law of Partial Activity (Law of Prepotency Element)Pelajar dapat bereaksi secara selektif terhadap kemungkinan-kemungkinan

yang ada dalam situasi tertentu. Manusia dapat memilih hal-hal yang pokok dan mendasarkan tingkah lakunya kepada hal-hal yang pokok itu serta meninggalkan hal-hal yang kecil.

d.      Law of Response by Analogy (Law of Assimilation)Orang bereaksi terhadap situasi yang baru sebagaimana dia bereaksi

terhadap situasi yang mirip dengan itu yang dihadapinya diwaktu yang lalu, atau dia bereaksi terhadap hal atau unsur tertentu dalam situasi yang telah berulang kali dihadapinya. Jadi, respons-respons selalu dapat diterangkan dengan apa yang telah pernah dikenalnya, dengan kecenderungan asli yang berespons.

e.       Law of Assosiative ShiftingBila suatu respons dapat dipertahankan berlaku dalam serangkaian

perubahan -perubahan bahan dalam situasi yang merangsang, maka respons itu akhirnya dapat diberikan kepada situasi yang sama sekali baru.

4.      Prinsip-prinsip Belajar yang Dikemukakan oleh Thorndikea.       Pada saat berhadapan dengan situasi yang baru, berbagai respon ia lakukan.

Adapun respon-respon tiap-tiap individu berbeda-beda tidak sama walaupun menghadapi situasi yang sama hingga akhirnya tiap individu mendapatlan respon atau tindakan yang  cocok dan

c.       Apa yang ada pada diri seseorang, baik itu berupa pengalaman, kepercayaan, sikap dan hal-hal lain yang telah ada pada dirinya turut menentukan tercapainya tujuan yang ingin dicapai.

Page 3: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

d.      Orang cenderung memberi respon yang sama terhadap situasi yang sama. Seperti apabila seseorang dalam keadaan stress karena diputus oleh pacarnya dan ia mengalami ini bukan hanya kali ini melainkan ia pernah mengalami kejadian yang sama karena hal yang sama maka tentu ia akan merespon situasi tersebut seperti yang ia lakuan seperti dahulu ia lakukan.

e.       Orang cenderung menghubungkan respon yang ia kuasai dengan situasi tertentu tatkala menyadari bahwa respon yang ia kuasai dengan situasi tersebut mempunyai hubungan.

f.       Manakala suatu respon cocok dengan situasinya maka relatif lebih mudah untuk dipelajari.

5.      Keunggulan-keunggulan Teori Belajar Koneksionisme Thorndike1.      Teori ini sering juga disebut dengan teori trial dan error  dalam teori ini orang

bisa menguasai hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya sehingga orang akan terbiasa berpikir dan terbiasa mengembangkan pikirannya.

2.      Dengan sering melakukan pengulangan dalam memecahkan suatu permasalahan, anak didik akan memiliki sebuah pengalaman yang berharga. Selain itu dengan adanya sistem pemberian hadiah, akan membuat anak didik menjadi lebih memiliki kemauan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

6.      Kelemahan-kelemahan Teori Belajar Koneksionisme Thorndike 1.      Terlalu memandang manusia sebagai mekanismus dan otomatisme belaka

disamakan dengan hewan. Meskipun banyak tingkah laku manusia yang otomatis, tetapi tidak selalu bahwa tingkah laku manusia itu dapat dipengaruhi secara trial and error. Trial and error tidak berlaku mutlak bagi manusia. 

2.      Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon. Sehingga yang dipentingkan dalam belajar ialah memperkuat asosiasi tersebut dengan latihan-latihan, atau ulangan-ulangan yang terus-menerus.

3.      Karena belajar berlangsung secara mekanistis, maka pengertian tidak dipandangnya sebagai suatu yang pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan pengertian sebagai unsur yang pokok dalam belajar.

Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemempuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.

2.2.  Penerapan Teori Thorndike dalam Pembelajaran Matematika

Setiap pembelajaran yang berpegang pada teori belajar behavioristik telah

terstruktur rapi, dan mengarah pada bertambahnya pengetahuan pada

siswa.Penerapan yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran matematika adlah

sebagai berikut:

Page 4: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

a.         Sebelum memulai proses belajar mengajar, pendidik harus memastikan siswanya

siap mengikluti pembelajaran tersebut. Jadi setidaknya ada aktivitas yang dapat

menarik perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.

b.        Pembelajaran yang diberikan sebaiknya berupa pemebelajaran yang kontinu, hal

ini dimaksudkan agar materi lampau dapat tetap diingat oleh siswa.

c.         Dalam proses belajar, pendidik hendaknya menyampaikan materi matematika

denagn cara yang menyenangkan, contoh dan soal latihan yang diberikan tingkat

kesulitannya bertahap, dari yang mudah sampai yang sulit. Hal ini agar siswa

mampiu menyerap materi yang diberikan.

d.        Pengulangan terhadap penyampaian materi dan latihan, dapat membantu siswa

mengingat materi terkait lebih lama.

e.         Supaya peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran, proses hars bertahap

dari yang sederhana hingga yang kompleks.

f.         Peserta didik yang telah belajar dengan baik harus segera diberi hadiah, dan yang

belum baik harus segera diperbaiki.

g.        Dalam belajar, motivasi tidak begitu penting, karena perilaku peserta didik

terutama ditentukan oleh penghargaan eksternal dan bukan oleh intrinsic

motivation. Yang lebih penting dari ini ialah adanya respon yang benar terhadap

stimulus.

h.        Materi yang diberikan kepada peserta didik harus ada manfaatnya untuk

kehidupan anak kelak setelah dari sekolah

i.          Thorndike berpendapat, bahwa cara mengajar yang baik bukanlah mengharapkan

murid tahu bahwa apa yang telah di ajarkan, tetapi guru harus tahu apa yang

hendak diajarkan. Dengan ini guru harus tahu materi apa yang harus diberikan,

respon apa yang diharapkan dan kapan harus memberi hadiah atau membetulkan

respons yang salah.

j.          Tujuan pendidikan harus masih dalam batas kemampuan belajar peserta didik dan

harus terbagi dalam unit – unit sedemikian rupa sehingga guru dapat menerapkan

menurut bermacam – macam situasi.

Page 5: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

B. Teori Belajar Pavlov dan Aplikasinya

a. Teori belajar Pavlov (Conditioning theory)

Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang

ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli

dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga

memunculkan reaksi yang diinginkan.

b. Hukum-hukum belajar Pavlov

Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan

hukum-hukum belajar, diantaranya :

1). Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika

dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi

sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.

2). Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika

refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan

kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

c. Aplikasi teori Pavlov

Aplikasi teori Pavlov terhadap pembelajaran siswa yaitu : mementingkan

pengaruh lingkungan, mementingkan bagian-bagian, mementingkan peranan

reaksi, mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur

stimulus respon, mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk

sebelumnya, mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan

pengulangan, hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang

diinginkan.

d. Kekurangan

Proses pembelajaran sangat tidak menyenangkan bagi siswa karena guru sebagai

sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan

menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif, Perlu

Page 6: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru.

Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa

yang didengar dan dipandang sebagai belajar yang efektif. Guru tidak

memperhatikan individual-differences.

f. Kelebihan

Cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan

pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti : kecepatan, spontanitas,

kelenturan, refleks, daya tahan dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan

untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa,

suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-

bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.

C.Teori Belajar B.F Skinner dan Aplikasinya

a. Sejarah Munculnya Teori Kondisioning Operan B.F    Skinner

Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu

keluarnya teori S-R. Pada waktu keluarnya teori-teori S-R. Skinner tidak

sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana

stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut

Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap

untuk menjelaskan bagaimana organisme berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Kajian Umum Teori B.F Skinner

Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning

operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana

konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas

prilaku itu akan diulangi. Ada 6 asumsi yang membentuk landasan untuk

kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu

adalah sebagai berikut:

1. Belajar itu adalah tingkah laku.

Page 7: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan

adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi

lingkungan.

3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya

dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya

di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi

yang di control secara seksama.

4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya

sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya

tingkah laku.

Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua

bagian:

-      Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi

respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding).

-       Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi

respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan

(tidak menyenangkan).

Belajar, yang digambarkan oleh makin tingginya angka keseringan respons,

diberikan sebagai fungsi urutan ketiga unsure (SD)-(R)-(R Reinsf).

c. Prinsip Belajar Teori Belajar Skinner

Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner

antara lain:

-      Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan,

jika benar diberi penguat.

-      Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

-      Materi pelajaran, digunakan sistem modul.

-      Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

-      Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini

lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.

Page 8: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

-      Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya

-      Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

d. Hukum-Hukum Teori Belajar Skinner

Disamping itu pula dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus

dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar,

diantaranya :

1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan

stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.

2.  Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah

diperkuat melalui proses conditioning  itu tidak diiringi stimulus penguat,

maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.

e. Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran.

Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai

berikut:

-      Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.

-      Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan

dan jika benar diperkuat.

-      Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

-      Materi pelajaran digunakan sistem modul.

-      Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.

-      Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

-      Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.

-      Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari

pelanggaran agar tidak menghukum.

-      Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.

-      Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)

Page 9: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

-      Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat

mencapai tujuan.

-      Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.

-      Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.

-      Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.

-      Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas

menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya.

Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru

berat, administrasi kompleks.

f.       Analisis Perilaku Terapan Dalam Pendidikan

Analisis Perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengkondisian operan untuk

mengubah perilaku manusia. Ada tiga penggunaan analisis perilaku yang penting

dalam bidang pendidikan yaitu

1. Meningkatkan perilaku yang diinginkan.

2. Menggunakan dorongan (prompt) dan pembentukkan (shaping).

3. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.

g. Kelebihan dan Kekurangan Teori Skinner

Kelebihan

Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini

ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan

adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan

meminimalkan terjadinya kesalahan.

Kekurangan

Beberapa kelemahan  dari teori ini berdasarkan analisa teknologi (Margaret E. B.

G. 1994) adalah bahwa: (i) teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa

lengkap; analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan teknologis, (ii)

keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran

peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan

dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang

Page 10: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-

mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning, tugas guru akan menjadi

semakin berat.

D.      TEORI BELAJAR BANDURA

1. Teori Pembelajaran Sosial

Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku

yang tradisional (behavioristik). Dalam pandangan belajar social “ manusia “ itu

tidak didorong oleh kekuatan – kekuatan dari dalam dan juga tidak dipengaruhi

oleh stimulus – stimulus lingkungan.

2. Teori Peniruan ( Modeling )

Menurut Bandura, sebagian besar tingkah laku manusia dipelajari melalui

peniruan maupun penyajian, contoh tingkah laku ( modeling ). Dalam hal ini

orang tua dan guru memainkan peranan penting sebagai seorang model atau tokoh

bagi anak – anak untuk menirukan tingkah laku membaca.

Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam

diri(kognitif) dan lingkungan. pandangan ini menjelaskan, beliau telah

mengemukakan teori pembelajaran peniruan, Berdasarkan teori ini terdapat

beberapa cara peniruan yaitu meniru secara langsung. Seterusnya proses peniruan

melalui contoh tingkah laku.. Proses peniruan yang seterusnya ialah elisitasi.

Proses ini timbul apabila seseorang melihat perubahan pada orang lain.

3. Unsur Utama dalam Peniruan (Proses Modeling/Permodelan)

Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan gambaran

kognitif dari tindakan, secara rinci dasar kognitif dalam proses belajar dapat

diringkas dalam 4 tahap , yaitu : perhatian / atensi, mengingat / retensi, reproduksi

gerak , dan motivasi.

1) Perhatian (’Attention’)

Page 11: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat mempelajarinya.

Subjek memberi perhatian tertuju kepada nilai, harga diri, sikap, dan lain-lain

yang dimiliki.

2) Mengingat (’Retention’)

Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam sistem

ingatannya.

3) Reproduksi gerak (’Reproduction’)

Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku, subjek juga dapat

menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam

bentuk tingkah laku.

4) Motivasi

Motivasi juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah

penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu.

4. Ciri – ciri teori Pemodelan Bandura

a. Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan

b. Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain – lain

c. Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru

sebagai model

d. Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang

positif

e. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku

atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang positif

5. Eksperimen Albert Bandura

Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang

menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa

disekitarnya.

Eksperimen Pemodelan Bandura :

Kelompok A = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa memukul,

menumbuk, menendang, dan menjerit kearah patung besar Bobo.

Hasil = Meniru apa yang dilakukan orng dewasa malahan lebih agresif

Page 12: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

Kelompok B = Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa bermesra

dengan patung besar Bobo

Hasil = Tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif seperti kelompok A

Rumusan :

Tingkah laku anak – anak dipelajari melalui peniruan / permodelan adalah hasil

dari penguatan.

Hasil Keseluruhan Eksperimen :

Kelompok A menunjukkan tingkah laku yang lebih agresif dari orang dewasa.

Kelompok B tidak menunjukkan tingkah laku yang agresif

6. Jenis – jenis Peniruan (modelling)

Jenis – jenis Peniruan (modeling):

1. Peniruan Langsung

Ciri khas pembelajaran ini adalah adanya modeling , yaitu suatu fase dimana

seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi

bagaimana suatu ketrampilan itu dilakukan.

2. Peniruan Tak Langsung

Peniruan Tak Langsung adalah melalui imaginasi atau perhatian secara tidak

langsung.

3. Peniruan Gabungan

Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabungkan tingkah laku yang

berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung.

4. Peniruan Sesaat / seketika.

Tingkah laku yang ditiru hanya sesuai untuk situasi tertentu saja.

5. Peniruan Berkelanjutan

Tingkah laku yang ditiru boleh ditonjolkan dalam situasi apapun.

Hal lain yang harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai

prinsip – prinsip sebagai berikut :

1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara

mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian

Page 13: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

melakukannya2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan

nilai yang dimilikinya.

3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model tersebut disukai dan

dihargai serta perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.

7. Aplikasi Teori Belajar Bandura dalam Pembelajaran

Proses belajar masih berpusat pada penguatan, hanya terjadi secara langsung

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Motivasi banyak ditentukan oleh

kesesuaian antara karakteristik pribadi pengamat dengan karakteristik modelnya.

8. Kelemahan Teori Albert Bandura

Teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan

adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami

sesuatu yang ditiru.

Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan

hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang

menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative ,

termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.

9. Kelebihan Teori Albert Bandura

Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya ,

karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan

melalui system kognitif orang tersebut. Pendekatan teori belajar social lebih

ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation

( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan pentingnya

penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini

berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social

dan kognitif.

Page 14: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

E. Teori Belajar Ausubel

1.      Pengertian Belajar Menurut Ausubel

Menurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi.

Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran

disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua

menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur

kognitif yang telah ada. Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat

dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang

menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupaun dengan bentuk belajar

penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau

seluruh materi yang akan diajarkan. Pada tingkat kedua, siswa menghubungkan

atau mengaitkan informasi itu pada pengetahuan (berupa konsep-konsep atau lain-

lain) yang telah dimilikinya; dalam hal ini terjadi belajar bermakna.

           2.       Prinsip dan Karakteristik belajar Menurut Ausubel

I..       Belajar Bermakna

Inti dari teori Ausubel tentang belajar ialah belajar bermakna (Ausubel, 1996).

Bagi Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi

baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

Peristiwa psikologi tentang belajar bermakna menyangkut asimilasi informasi

baru pada pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Jadi,

dalam belajar bermakna informasi baru diasimilasikan pada subsume-subsumer

relevan yang telah ada dalam struktur kognitif.

II.       Belajar Hafalan

Page 15: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

Bila dalam struktur kognitif seseorang tidak terdapat konsep-konsep relevan

atau subsumer-subsumer relevan, maka informasi baru dipelajari secara hafalan.

Bila tidak dilakukan usaha untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada

konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi belajar

hafalan.

.

III.       Langkah-langkah Pembelajaran

Sebelum dimulainya suatu proses belajar, maka penting untuk

memperhatikan apa-apa saja yang telah diketahui siswa, sebab ini merupakan

faktor dalam mempengaruhi keberhasilan belajar. Untuk itu perlu dibuat langkah-

langkah pembelajaran agar tidak terjadi kerancuan dalam kegiatan belajar. Berikut

merupakan langkah-langkah pembelajaran menurut teori Ausubel:

1.         Menentukan tujuan pembelajaran.

2.         Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awwal, motivasi, gaya

belajar, dan sebagainya)

3.         Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya

dalam bentuk konsep-konsep inti.

4.         Menentukan topik-topik dan menampilkanya dalam bentuk advance organizer

yang akan dipelajari siswa.

5.         Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya dalam bentuk

nyata/konkret.

6.         Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

IV.    Kegiatan Pembelajaran

Hakikat belajar merupakan suatu aktivitas yang berkaitan dengan

penataan informasi, reorganisasi, perceptual, dan proses internal. Berikut

merupakan bentuk kegiatan kegiatan pembelajaran:

1.      Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya.

2.      Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,

terutama jika menggunakan benda-benda kongkrit.

Page 16: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

3.      Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya

dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan

dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.

4.      Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan

pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si

pelajar.

5.      Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan

menggunakan pola atau logika tertentu, dan sederhana ke kompleks.

6.      Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal.

7.      Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor

ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

V.        Faktor - faktor yang Mempengaruhi Belajar Bermakna

Prasyarat-prasyarat dari belajar bermakna adalah sebagai berikut:

1.      Materi yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial

2.      Anak yang akan belajar atau siswa harus bertujuan untuk melaksanakan belajar

bermakna, jadi mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar bermakna

Tujuan siswa merupakan faktor utama dalam belajar bermakna. Banyak

siswa mengikuti pelejarn – pelajaran yang kelihatannya tidak relevan dengan

kebutuhan mereka pada saat itu.

Kebermaknaan materi pelajaran secara potensial tergantung pada dua

faktor :

1.      Materi itu harus memiliki kebermaknaan logis

2.      Gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa.

Materi yang memiliki kebermaknaan logis merupakan materi yang

nonarbitrer ( materi yang konsisten dengan apa yang telah diketahui) dan

substantif ( materi itu dapat dinyatakan dalam berbagai cara tanpa mengubah arti

VI.            Kelebihan dari belajar menurut teori Ausubel

Menurut Ausubel dan juga Novak (1997), ada tiga kebaikan dari belajar

bermakna,yaitu:

Page 17: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

1.      Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.

2.      Informasi yang tersubsumsi berakibatkan peningkatan diferensiasi dari

subsumer-subsumer,   jadi memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi

pelajaran yang mirip.

3.      Informasi yang dilupakan sesudah subsumsi obliteratif, meninggalkan efek

residual pada   subsume, sehingga mempermudah belajar hal-hal yang mirip,

walaupun telah terjadi “lupa”.

F. TEORI BELAJAR GAGNE

1. Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne 

Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan

lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu

seseorang. Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena

belajar itu bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil

belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan

kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang.

Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara.

Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar,

situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari

stimulasi

2. Sistematika ”Delapan Tipe Belajar”

            Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu:

1. Tipe belajar tanda (Signal learning)

Belajar dengan cara ini dapat dikatakan sama dengan apa yang dikemukakan oleh

Pavlov. Semua jawaban/respons menurut kepada tanda/sinyal.

2. Tipe belajar rangsang-reaksi (Stimulus-response learning)

Page 18: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

Tipe ini hampir serupa dengan tipe satu, namun pada tipe ini, timbulnya respons

juga karena adanya dorongan yang datang dari dalam serta adanya penguatan

sehingga seseorang mau melakukan sesuatu secara berulang-ulang.

3. Tipe belajar berangkai (Chaining Learning)

Pada tahap ini terjadi serangkaian hubungan stimulus-respons, maksudnya adalah

bahwa suatu respons pada gilirannya akan menjadi stimulus baru dan selanjutnya

akan menimbulkan respons baru.

4. Tipe belajar asosiasi verbal (Verbal association learning)

Tipe ini berhubungan dengan penggunaan bahasa, dimana hasil belajarnya yaitu

memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsang.

5. Tipe belajar membedakan (Discrimination learning)

Hasil dari tipe belajar ini adalah kemampuan untuk membeda-bedakan antar

objek-objek yang terdapat dalm lingkungan fisik.

6. Tipe belajar konsep (Concept Learning)

Belajar pada tipe ini terutama dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman atau

pengertian tentang suatu yang mendasar.

7. Tipe belajar kaidah (RuleLearning)

Tipe belajar ini menghasilkan suatu kaidah yang terdiri atas penggabungan

beberapa konsep.

8. Tipe belajar pemecahan masalah (Problem solving)

Tipe belajar ini menghasilkan suatu prinsip yang dapat digunakan untuk

memecahkan suatu permasalahan.

3. Sistematika “Lima Jenis Belajar”

Page 19: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

       Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika delapan tipe belajar,

dimana isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari sistematika delapan tipe

belajar.

Kelima kategori hasil belajar tersebut adalah informasi verbal, kemahiran

intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.

1. Informasi verbal (Verbal information)

 Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam

bentuk bahasa, lisan, dan tertulis.

2.Kemahiran intelektual (Intellectual skill)

Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup

dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan

berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar).

3. Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive strategy)

Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas belajar dan

berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila

menemukan kesulitan yang sama.

4. Keterampilan motorik (Motor skill)

Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu rangkaian gerak-gerik

jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik

berbagai anggota badan secara terpadu.

5. Sikap (Attitude)

Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali dalam mengambil

tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.

4. Fase-Fase Belajar

            Fase-fase belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4

buah fase dalam proses belajar, yaitu:

1.      Fase penerimaan (apprehending phase)

Page 20: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang belajar. Ini ada beberapa

langkah.

2.      Fase penguasaan (Acquisition phase)

Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah belajar atau belum

3.      Fase pengendapan (Storage phase)

Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak cepat hilang sehingga dapat

digunakan bila diperlukan.

4.      Fase pengungkapan kembali (Retrieval phase)

Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dsalam ingatan) dengan maksud

untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan.

5. Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran

1. Mengontrol perhatian siswa.

2. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang

diharapkan guru.

3. Merangsang dan mengingatkan kembali  kemampuan-kemampuan siswa.

4. Penyajian stimuli yang tak bisa dipisah-pisahkan dari tugas belajar.

5. Memberikan bimbingan belajar.

6. Memberikan umpan balik.

7. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang

telah dicapainya.

8. Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learning.

9. Memberikan kesempatan untuk melakukahn praktek dan penggunaan

kemampuan yang baru diberikan.

Page 21: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

G.         TEORI BELAJAR PIAGET

Menurut Piaget, intelegensi terdiri dari tiga aspek yaitu:1.      Struktur (structure)

Terbentuk dari hubungan fungsional anak antara tindakan fisik, tindakan

mental dan perkembangan berpikir logis anak dalam berinteraksi dengan

lingkungan

2.      Isi  (content)

Isi disebut juga dengan content, yaitu pola perilaku anak yang khas yang

tercermin pada respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi

yang dihadapi.

3.       Fungsi (function)

Fungsi adalah cara yang digunakan organisme dalam mencapai kemajuan

intelektual.

Menurut piaget perkembangan intelektual anak terdiri dari dua fungsi

yaitu

a.       Organisasi, yaitu kemampuan untuk mengorganisasi proses-proses fisik atau

proses-proses psikologi menjadi sistem-sistem yang teratur dan berhubungan.

b.      Adaptasi, yaitu penyesuaian diri individu terhadap lingkungannya.

Proses terjadinya adaptasi  dari skemata yang telah terbentuk dengan stimulus

baru dilakukan dengan dua cara yaitu:Pertama asimilasi

A.      Tahap-Tahap Perkembangan

Berdasarkan hasil penelitiannya, piaget menemukan empat tahapan

perkembangan kognitif yaitu:

1.      Tahap sensori motor (0-2 tahun)

            Merupakan gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi langsung dari

rangsangan

2.      Tahap pra operasi (2-7 tahun)

Page 22: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

Tahap pra operasi terbagi atas dua yaitu pertama pemikiran prakonseptual (sekitar

usia 2-4 tahun Kedua periode pemikiran intuitif (sekitar usia 4-7 tahun).

3.      Tahap operasi konkrit (7-11 tahun)

      Pada tahap ini umumnya anak sudah berada di Sekolah Dasar, sehingga

semistanya guru sudah mengetahui benar kondisi anak pada tahap ini.

      

4.      Tahap operasi formal (usia 11 keatas)

         Periode operasi formal ini disebut juga periode operasi hipotetik-deduktif

yang merupakan tahap  tertinggi dari perkembangan intelektual.

B.        Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Piaget mengidentifikasi lima faktor yang mempengaruhi transisi tahap

perkembangan anak, yaitu:

1.      Kedewasaan atau kematangan

Proses perkembangan sistem saraf sentral, otak, koordinasi motorik, dan

manifestasi fisik lainnya mempengaruhi perkembangan kognitif.

2.      Pengalaman fisik

Interaksi dengan lingkungan fisik digunakan untuk mengabstrak berbagai

sifat fisik dari benda-benda

3.      Pengalaman logika-matematik

Interaksi dengan lingkungan dengan cara mengamati benda-benda

disekililingnya atau

4.      Transmisi sosial

Interaksi dan kerja sama anak dengan orang lain atau dengan lingkungnya.

Hal ini amat penting bagi perkembangan mental anak.

5.      Penyetimbangan (Equilibrium

Proses adanya kehilangan stabilitas di dalam struktur mental sebagai 

akibat pengalaman dan informasi baru dan kembali setimbang melalui proses

asimilasi dan akomodasi.

C.       Sikus Belajar

Prinsip belajar piaget adalah kontruktivis yaitu pengajaran efektif yang

menghendaki guru agar mengetahui bagaimana para siswa memandang fenomena

Page 23: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

yang menjadi subjeks pengajaran. Pengajaran kemudian dikembangkan dari

gagasan yang telah ada, melalui langkah-langkah intermediet dan berakhir degan

gagasan yang telah mengalami modifikasi.

 Strategi yang digunakan adalah

 a.      Fase deskriptif

Siklus belajar deskriptif menghendaki hanya pola-pola deskriptip

(misalnya seriasi, klasifikasi, konsurvasi).

b.      Fase Empiris Deduktif

Yaitu, para siswa menemukan dan memberikan suatu pola empiris dalam

suatu konteks khusus (eksplorasi), tetapi mereka selanjutnya mengemukakan

sebab-sebab yang mungkin tentang terjadinya pola itu.

c.       Fase Hipotesis-Deduktif

Yaitu dimulai dengan pernyataan berupa suatu pertanyaan sebab.

D. Implikasi Teori Belajar Piaget

Penerapan teori perkembangan kognitif Piaget di kelas adalah:

a)   Guru harus mengerti cara berpikir anak, bukan sebaliknya anak yang beradaptasi

dengan guru.

b) Agar pembelajaran yang berpusat pada anak berlangsung efektif, guru tidak

meninggalkan anak-anak belajar sendiri, tetapi mereka memberi tugas khusus

yang dirancang untuk membimbing para siswa menemukan dan menyelesaikan

masalah sendiri. c)      Tidak menghukum siswa jika menjawab pertanyaan yang

salah.

d) Menekankan kepada para siswa agar mau menciptakan pertanyaa-pertanyaan  dari

permasalahan yang ada serta pemecahan permasalahannya.

e)      Tidak meninggalkan anak pada saat di beri tugas.

f)       Membimbing siswa dalam menemukakan dan menyelesaikan masalahnya sendiri.

g)      Menghindari istilah-istilah teknis.

h)      Menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak karena Bahasa dan

cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa.

i)        Menganjurkan para siswa berpikir dengan cara  mereka sendiri.

j)        Memilih pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Page 24: TEORI BELAJAR Untuk Rangkuman Presentasi

NAMA : ANDREW OSCAR SIMANJUNTAK NIM : 8156171004KELAS : A-1 PENDIDIKAN MATEMATIKA PPS

k)      Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

l)        Memberi peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

m)    Didalam kelas, anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara  dan

berdiskusi dengan teman-temannya.

E. Inti dari implementasi teori Piaget dalam pembelajaran antara lain

sebagai berikut :

1.    Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada

produknya.

2.   Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam

inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran.

3.   Tidak menekankan pada praktek - praktek yang diarahkan untuk menjadikan anak-

anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.