tambahan untuk laporan dpt

8
Definisi hama Hama adalah suatu gangguan yang terjadi pada tanaman atau pada komoditas tertentu yang disebabkan oleh binatang sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan dan kerugian secara ekonomis (Raharjo,2012). Raharjo, B. T. 2012. Ilmu Hama Tanaman. Kuliah Ilmu Hama Tanaman. FP-UB. Malang Pembahasan Ciri-ciri Nezara viridula : Serangga dewasa biasanya berwarna hijau yang merata pada seluruh tubuh, tetapi kadang-kadang berwarna kuning pada bagian kepala dan protorak, dan jarang sekali yang seluruh tubuhnya berwarna kuning. Tubuhnya berbentuk segilima seperti perisai, panjang tubuh sekitar 1-1.5 cm dan kepalanya bersungut. Di punggungnya terdapat 3 bintik berwarna hijau. Sedangkan nimfanya (kepik muda) memiliki warna berbeda-beda tergantung perkembangan instarnya. Pada awalnya berwarna coklat muda, kemudian berubah menjadi hitam dengan bintik-bintik putih. Selanjutnya warna berubah menjadi hijau dan berbibtik-bintik hitam dan putih. Kepik betina dewasa bertelur pada permukaan bawah daun dan jumlahnya mencapai 1100 butir selama hidupnya. Telurnya berwarna kekuningan, kemudian berubah menjadi kuning, tetapi menjelang menetas warnanya berubah menjadi kemerahan (merah bata). Telur berbentuk oval agak bulat seperti tong. Periode telur 4-6 hari. Perkembangan dari telur sampai menjadi serangga dewasa kurang lebih selama 4-8 minggu.

Upload: anggoro-putra-pradita

Post on 25-Nov-2015

34 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

referensi laporan dpt

TRANSCRIPT

Definisi hamaHama adalah suatu gangguan yang terjadi pada tanaman atau pada komoditas tertentu yang disebabkan oleh binatang sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan dan kerugian secara ekonomis (Raharjo,2012).Raharjo, B. T. 2012. Ilmu Hama Tanaman. Kuliah Ilmu Hama Tanaman. FP-UB. Malang

Pembahasan Ciri-ciri Nezara viridula :Serangga dewasa biasanya berwarna hijau yang merata pada seluruh tubuh, tetapi kadang-kadang berwarna kuning pada bagian kepala dan protorak, dan jarang sekali yang seluruh tubuhnya berwarna kuning.Tubuhnya berbentuk segilima seperti perisai, panjang tubuh sekitar 1-1.5 cm dan kepalanya bersungut.Di punggungnya terdapat 3 bintik berwarna hijau. Sedangkan nimfanya (kepik muda) memiliki warna berbeda-beda tergantung perkembangan instarnya. Pada awalnya berwarna coklat muda, kemudian berubah menjadi hitam dengan bintik-bintik putih. Selanjutnya warna berubah menjadi hijau dan berbibtik-bintik hitam dan putih. Kepik betina dewasa bertelur pada permukaan bawah daun dan jumlahnya mencapai 1100 butir selama hidupnya.Telurnya berwarna kekuningan, kemudian berubah menjadi kuning, tetapi menjelang menetas warnanya berubah menjadi kemerahan (merah bata). Telur berbentuk oval agak bulat seperti tong.Periode telur 4-6 hari.Perkembangan dari telur sampai menjadi serangga dewasa kurang lebih selama 4-8 minggu. Gejala serangan :Nimfa dan serangga dewasa merusak tanaman dengan cara mengisap polong kedelai.Pada polong yang masih muda dan terserang kepik hijau menyebabkan polong tersebut menjadi kosong (hampa) dan kempis karena biji tidak terbentuk dan polong gugur. Pada polong tua menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik hitam yang pada akhirnya biji menjadi busuk.

Pengendalian : Prinsip pengendalian hama secara terpadu atau PHT merupakan suatu cara pengendalian hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan ekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan masih menjadi alternative utama dalam pengendalian hama pengisap polong kepik hijau (Nezara viridula). Penggunaan pestisida merupakan alternative terakhir yang apabila serangan hama kepik hijau telah melampaui batas ambang kendali yaitu bila telah ditemukan kerusakan polong lebih dari 2% atau terdapat sepasang kepik dewasa per tanaman saat tanaman kedelai berumur lebih dari 45 hari setelah tanam. Adapun komponen pengendalian hama pengisap polong kedelai adalah dengan cara sebagai berikut :

Tanam serempak dalam tidak lebih dari 10 hari.Pergiliran tanaman bukan inang.Pengumpulan kepik dewasa ataupun nimfa untuk dimusnahkan.Menjaga kebersihan lahan dari tanaman penganggu atau gulma.Menggunakan pestisida apabila serangan telah melampaui batas ambang kendali.Penulis : Siti Nurjanah, Penyuluh Pertanian Madya Pusbangluhtan.Sumber : Balitan, 1985. Petunjuk bergambar untuk identifikasi hama dan penyakitkedelai di Indonesia. Teknologi Budidaya Kedelai, 2008. BPTP Yogyakarta.

Lalat Buah Bactrocera dorsalis, B. neohumeralis, B.Nama umum : Bactrocera frauenfeldi (Schin.)Klasifikasi : Kingdom : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : DipteraFamili : TephritidaeSumber gambar : CABI Lalat Buah : Bactrocera dorsalis, B. neohumeralis, B. pedestrisFamili : TephritidaeOrdo : Diptera

Morfologi/Bioekologi

Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, diletakkan berkelompok 2 - 15 butir dan dalam waktu 2 hari. Telur yang diletakkan di dalam buah akan menetas menjadi 1arva. Seekor lalat betina mampu menghasilkan telur 1200 - 1500 butir.Larva berwarna putih keruh atau putih kekuning-kuningan, berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva terdiri atas tiga instar, dengan lama stadium larva 6 - 9 hari. Larva setelah berkembang maksimum akan membuat lubang keluar untuk meloncat dan melenting dari buah dan masuk ke dalam tanah untuk menjadi pupa. Pupa berwarna coklat, dengan bentuk oval, panjang 5 mm dan lama stadium pupa 4 - 10 hari.Imago rata-rata berukuran panjang 7 mm, lebar 3 mm dengan warna toraks dan abdomen antar spesies lalat buah bervariasi misalnya oranye, merah kecoklatan, coklat, atau hitam. Demikian pula sayapnya transparan dengan bercak-bercak pita (band) yang bervariasi merupakan ciri masing-masing spesies lalat buah. Pada lalat betina ujung abdomennya lebih runcing dan mempunyai alat peletak telur, sedangkan abdomen lalat jantan lebih bulat. Secara keseluruhan daur hidup lalat buah berkisar 25 hari.Hama lalat buah pada tanaman mangga banyak dijumpai di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.

Gejala serangan

Gejala awal pada permukaan kulit buah ditandai dengan adanya noda/titik bekas tusukan ovipositor (alat peletak telur) lalat betina saat meletakkan telurnya ke dalam buah. Selanjutnya akibat gangguan larva yang menetas dari telur di dalam buah, maka noda-noda tersebut berkembang menjadi bercak coklat di sekitar titik tersebut. Larva memakan daging buah, dan akhirnya buah menjadi busuk dan gugur sebelum matang.

Tanaman inang lain

Menyerang lebih dari 20 jenis buah-buahan, diantaranya belimbing, pepaya, jeruk, jambu, pisang, dan cabai merah

PengendalianCara peraturan- Menerapkan peraturan karantina antar area/wilayah/negara yang ketat untuk tidak memasukkan buah yang terserang dari daerah endemis.Cara kultur teknis- Pencacahan tanah di bawah tajuk pohon yang agak dalam dan merata agar pupa yang terdapat di dalam tanah akan terkena sinar matahari dan akhirnya mati.- Pembungkusan buah saat masih muda dengan kantong plastik, kertas semen, kertas koran, atau daun pisang. Cara fisik/mekanis- Mengumpulkan buah yang terserang baik yang masih berada pada pohon maupun yang gugur, kemudian dibakar atau dibenamkan 60 70 cm dalam tanah agar larvanya terbunuh.- Pengasapan di sekitar pohon dengan membakar serasah/jerami sampai menjadi bara yang cukup besar untuk mengusir lalat. Pengasapan dilakukan 3 4 hari sekali dimulai pada saat pembentukan buah dan diakhiri 1 2 minggu sebelum panen. Cara biologi- Penggunaan perangkap yang diberi umpan atau atraktan (misalnya Methyl Eugenol)- Menurunkan populasi lalat dengan melepas serangga jantan mandul (steril) dalam jumlah yang banyak, agar kemungkinan berhasilnya perkawinan dengan lalat fertile di lapang menjadi berkurang.- Pemanfaatan musuh alami antara lain Biosteres sp., Opius sp., (Braconidae), semut (Formicidae), laba-laba (Arachnidae), kumbang (Staphylinidae) dan cocopet (Dermaptera).- Penanaman tanaman selasih di sekitar kebun. Cara kimiawi- Dilakukan apabila dijumpai lalat buah dalam perangkap dan diulang setiap 47 hari sampai populasi turun- Pemberian umpan semprot (bait spray), yaitu umpan protein yang mengandung ammonia dicampur dengan insektisida khlorfirifos atau malation.

Epilachna sparsa(Hbrst)

Serangga hama ini dikenal dengan kumbang daun kentang ataupotato leaf beetle,termasuk ordo Coleptera, famili Coccinellidae dan mempunyai daerah penyebaran di Indonesia. TelurE. sparsadiletakkan pada daun yang masih much. Larva berukuran panjang 10 mm den mullah terlillat karena pada bagian dorsal terdapat driri-duri lunak.

Larva ini memakan daun kentang. Kumbangnnya berukuran panjang 10 mm, berwarna merah dengan spot hitam. Banyaknya spot hitam ini membedakan species yang satu dengan yang lainnya. Daur hidup kumbang 7-10 rninggu. Tanaman inangE. sparseadalah terung, tomat, jagung, padi,dan kacang tanah

Gejala SeranganLarva dan kumbangE. Sparsamemakan permukaan alas dan bawah daun kentang sehingga tinggal epidermis dan tulang daunnya (karancang).

Semangun, H. 2007.Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia (Revisi).Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Belalang (Locusta sp.,danOxya chinensis)Belalang yang menyerang tanaman jagung ada dua jenis, yaituLocusta sp.,danOxya chinensis. Seperti halnya ulat tanah, hama jenis ini menyerang tanaman jagung saat masih muda, dengan cara memakan tunas jagung muda (baru tumbuh). Hama belalang pada tanaman jagung merupakan hama migran, dimana tingkat kerusakannya tergantung dari jumlah populasi serta tipe tanaman yang diserang.

Gejala Serangan:Hama ini menyerang terutama di bagian daun, daun terlihat rusak karena serangan dari belalang tersebut, jika populasinya banyak serta belalang sedang dalam keadaan kelaparan, hama ini bisa menghabiskan tanaman jagung sekaligus sampai tulangtulang daunnya.

Pengendalian hama belalang pada budidaya jagung secara kimiawi bisa dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif profenofos, klorpirifos, sipermetrin, betasiflutrin atau lamdasihalortrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

Tethranicus sp. Hama ini menyerang tangkai daun, bunga dan buah ditandai perubahan warna pada bagian yang terserang (warna perunggu) serta permukaan atas daun terdapat bercak berwarna kekuningan. Serangan pada permukaan bawah daun akan menyebabkan kerusakan jaringan mesofil daun, pada buah sehingga transpirasi tanaman meningkat. Serangan pada buah mengakibatkan timbulnya bercak-bercak kecil pada permukaan, buah menjadi kurang segar sehingga mengurangi kualitas buah. Tungau merusak kulit buah dengan cara menghisap cairan sel kulit buah sampai kering dan rusak. Pada serangan berat kulit buah menjadi kusam. Terdapat gejala burik relatif halus pd kulit buah.Pengendalian Secara Fisik/Mekanis :Lakukan pembungkusan buah.Pengendalian Secara Biologi :Mengunakan musuh alami Predator dari familiphytoseiidae, Cunaxidae dan Cheyletidae Coccinellidae,danChrysophidaePengendalian Secara Kimiawi :Apabila cara pengendalian lainnya tidak mampu menekan populasi serangan tungau, aplikasi akarisida selektif dan efektif sesuai dosis/ konsentrasi yang telah direkomendasikan. Petani banyak menggunakan akarisida Antimit 570 EC berbahan aktif progargit dengan konsentrasi 2 cc/liter;