tambahan psikodiagnostik

36
Tugas Terstruktur Dosen Pengampu Pengantar Psikodiagnostik Sri Wahyuni, M.A, M.Psi MAKALAH TES GRAFIS, WARTEG, DAN EPPS DISUSUN OLEH : AI SITI NURHASANAH NADIATUL HUSNA RIEAN MASLINI RIA RAMADHANI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

Upload: ai-nurhasanah

Post on 30-Jun-2015

2.178 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tambahan psikodiagnostik

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu Pengantar Psikodiagnostik Sri Wahyuni, M.A, M.Psi

MAKALAH TES GRAFIS, WARTEG, DAN EPPS

DISUSUN OLEH :

AI SITI NURHASANAH

NADIATUL HUSNA

RIEAN MASLINI

RIA RAMADHANI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

2012

Page 2: Tambahan psikodiagnostik

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam dekade terakhir, pemeriksaan psikologi mempunyai pengaruh besar

pada kehidupan manusia Indonesia. Kebanyakan dari mereka yang bersekolah, masuk

perguruan tinggi, melamar pekerjaan, ikut seleksi untuk menduduki jabatan tertentu,

pernah mengikuti suatu pemeriksaan psikologi. Pemeriksaan psikologi yang mereka

jalani tidak selalu sama, tergantung dari tujuan pemeriksaan dan alat pemeriksaan yang

digunakanpun berlainan. Misalnya siswa Taman Kanak-kanak menjalani pemeriksaan

psikologi agar dapat diketahui kesiapan anak untuk mengikuti pelajaran di Sekolah.

Tes yang berbeda dipakai untuk siswa kelas I Sekolah Menengah Umum yang

bertujuan untuk menentukan apakah yang bersangkutan lebih sesuai untuk jurusan A1,

A2, A3 atau A4. Dengan semakin meningkatnya penggunaan jasa psikologi dalam

berbagai bidang, maka tidaklah mengherankan apabila muncul banyak biro psikologi

dan meningkatnya peminat untuk mengikuti pendidikan psikologi karena psikologi

kini dianggap sebagai lahan yang dapat memberikan penghasilan yang layak.

Meskipun istilah kepribadian kadang kala di gunakan dalam pengertian lebih luas,

dalam terminologi sikometri konfensional tes-tes kepribadian adalah instrumen untuk

mengukur ciri-ciri emosi, motivasi, antar pribadi dan sikap yang dibedakan dari

kemampuan.

Meskipun sejumlah tes kepribadian digunakan sebagai instrumen penyaringan

kelompok, kerbanyakan diterapkan dalam lingkungan klinis dan konseling. Dalam

keadaan yang berkembang dewasa ini kebanyakan tes kepribadian seharusnya dipandang

sebagai bantuan dalam penafsiran individu atau sebagai instrumen risert.

Page 3: Tambahan psikodiagnostik

BAB II

PEMBAHASAN

A. TES GRAFIS

Tes Grafis adalah segala macam dan bentuk urutan tulisan tangan, gambar dan

lukisan-lukisan yang dikerjakan dan dihasilkan atas akibat pengaruh tak sadar terhadap

dirinya ataupun karena adanya kendali dalam dirinya.

Tes Grafis merupakan proyeksi dari :

Self concept

Attitude (sikap) terhadap seseorang dalam lingkungan

Ideal self images

Ekspresi dari pola-pola kebiasaan (habit pattern)

Ekspresi dari emotional tone (irama emosional)

Attitude subjek terhadap pemeriksa atau terhadap situasi tes yang berlaku

Ekspresi dari attitude terhadap hidup atau masyarakat

Tes Grafis dipengaruhi oleh :

1. Determinan : Berbagai unsur, keadaan apapun yang ada di luar individu atau

person

2. Variabel : Unsur-unsur yang sifatnya intrinsik yang ada di dalam kepribadian

yang mempersatukan dinamika psikis individu tsb dan bisa dilihat dari hasil

gambar

Karakteristik Pokok Tes Grafis :

1. Gerak : memberi petunjuk mengenai energetis/kekuatan yang mencakup potensi-

potensi dan kekuatan-kekuatan, dorongan, vitalitas serta arah dari penyaluran

dorongan tsb.

2. Bentuk :memberi petunjuk pada kemantapan pribadi dan tipe-tipe pribadi

3. Ruang : memberi petunjuk pada orientasi orang dalam hubungannya dengan

lingkungan sosialnya

Page 4: Tambahan psikodiagnostik

4. Tema : memberi petunjuk luasnya perhatian orang pada lingkungan aktualnya.

5. Warna : memberi petunjuk aspek-aspek emosi individu

Gerak

Elemen Gerak :

Sifat coretan :

- Garis lengkung : berkaitan dengan sifat-sifat feminin - introversif

- Garis lurus / tegas : berkaitan dengan sifat-sifat maskulin - ekstraversif

Arah coretan : keluar atau ke dalam

Tekanan :tekanan lemah/kuat

Ciri khas dari gambar dan sambungan : kelancaran dan kecepatan gerak

Ruang

Elemen dari ruang :

Besarnya jangkauan coretan : gambar besar atau kecil

Kedudukan gambar :

Secara vertikal

- Bagian atas : berkaitan dengan intelektual,kerohanian, etika, norma, religius,

obsesi, idealisme

- Bagian Tengah : berkaitan dengan sensitivitas, altruisme

- Bagian bawah : berkaitan dengan hal-hal di bawah sadar meliputi kehidupan

erotik, dorongan seksual, mimpi-mimpi

Secara horizontal

- Kecenderungan ke kiri : indikasi intraversif. Jika ekstrim : sensitif

- Kecenderungan ke kanan : indikasi ekstraversif. Jika ekstrim : altruisme

Page 5: Tambahan psikodiagnostik

Warna

- Hitam / goresan : dikaitkan dengan banyak sedikitnya dorongan-dorongan pada

individu yang terhambat yaitu : kecemasan

- Warna memiliki arti khusus :

o Warna ekstravert : merah, jingga, kuning

o Warna intravert : Hijau, Biru dan ungu

Warna (Lusher Heiss) :

Mengarah pada afeksi: Merah/hijau

Mengarah pada kognisi : Biru dan kuning

Mengarah pada drive/dorongan : Coklat, jingga, ungu

Mengarah pada defense : putih, abu-abu, hitam

a. Jenis – Jenis Tes Grafis

1. Tes BAUM ( Menggambar Pohon )

Diciptakan oleh : Emil Jucker ® awalnya untuk pemilihan jurusan di

sekolah-sekolah. Dikembangkan oleh : Charles Koch Mengapa harus Pohon????,

Jucker mengatakan : Pohon itu memiliki karakteristik yang hampir sama seperti

manusia. Pohon selalu tumbuh & berkembang dan untuk hidup pohon memerlukan

makanan dan minuman. Dari hasil penelitian budaya dikatakan pohon memiliki arti

dan makna yang penting bagi manusia. Oleh karena itu pohon dianggap mewakili

manusia.

Tiga ( 3 ) pendekatan untuk menjelaskan Tes BAUM :

Psikoanalisa ® menekankan pada masalah-masalah ketidaksadaran diri.

Pohon termasuk dalam tes proyeksif karena dapat memancing hal-hal yang

tidak disadari oleh orang tersebut

Page 6: Tambahan psikodiagnostik

Fenomenologis ® Sesuatu yang dibuat orang merupakan gejala yang

ditampilkan. Gejala tsb memiliki makna bagi orang tersebut

Perkembangan ® Sifatnya eksperimental. Pada usia tertentu ternyata

gambar-gambarnya sama

Bagian-bagian dalam Tes BAUM :

- Mahkota (crown) : Daun, Bunga & Buah

- Cabang (branch)

- Batang

- Pangkal Batang

- Akar

Fungsi bagian-bagian gambar Tes BAUM :

Akar

Fungsi : tempat menghisap makanan dan menopang pohon

Interpretasi : Makanan adalah energi. Energi itu adalah Id yang menyangkut

primitivitas, instingtif

Batang

Fungsi : Penyalur makanan dari akar dan daun, tempat rambatan tumbuhan lain

dan menopang pohon

Interpretasi : Menyangkut ego, sebagai usaha untuk menyalurkan keluar (fungsi

ego)

Mahkota

Fungsi : Untuk memperindah pohon, melindungi/sebagai peneduh, memasak

makanan melalui fotosintesis

Interpretasi : Yang paling banyak berhubungan dengan dunia luar. Hubungan diri

dengan lingkungan merupakan fungsi dari superego, menyangkut kognitif, rohani

a. Administrasi dalam Tes BAUM

1. Alat-alat yang digunakan :

- Kertas putih, ukuran 8,5 X 11 inch (folio)

Page 7: Tambahan psikodiagnostik

- Pensil HB

- Meja

- Tempat duduk yang nyaman

- Penerangan yang cukup

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

- Identitas : Nama, usia, jenis kelamin, tk pendidikan

- Waktu : 10 menit

b. Intruksi dalam Tes BAUM

Gambarlah pohon berkayu selain jenis rumput-rumputan, perdu-perduan, pisang-

pisangan, cemara/pinus, kapuk/randu, kelapa/palma, pohon bambu, pohon singkong”.

c. Aspek Perkembangan dalam Tes BAUM

1. Umur 2 tahun

Pohon tidak menyerupai pohon biasanya ® hanya berupa coretan pendek karena

belum mampu mengekpresikan sesuatu

2. Umur 3 tahun

Sudah mulai timbul coretan yang naik-turun yang sifatnya melingkar

Seringkali batang digambarkan 1 garis, demikian juga dahan. Batang menyerupai

huruf T (T stamp) ® pohon cemara

Dahan di ® gambar horizontal (bukan arah pertumbuhan ® kiri – kanan

Dimulai dari atas ke bawah

3. Umur 4 tahun

Posisi mulai naik ke atas

Dahan yang semula mendatar mulai naik ke atas

4. Umur 5 tahun

Mulai mengenal apa yang disebut sebagai kompensasi (hambatan dalam

menggambar)

Di atasi dengan menggambar rumah dulu, sedang gambar pohon persis seperti

anak 4 tahun

Posisi mulai naik ke atas

Dahan dan ranting menyiku

Page 8: Tambahan psikodiagnostik

Posisi gambar makin mendekati pertengahan atas

5. Umur 6 tahun

Gambar pohon sama dengan anak usia 5 tahun, namun sudah lebih besar

Ranting mulai diberi buah

Tekanan mulai lebih tebal dan hitam

6. Umur 7 tahun

Gambar pohon seperti umur 6 tahun akan tetapi ranting yang mendatar dan

mentiku mulai hilang

Coret dahan mulai ke arah pertumbuhan dan gejala dasar mulai timbul

Garis dasar menunjukkan orientasi ruang yang berkaitan dengan dasar berpijak /

berdiri

Mungkin aksesoris timbul (12%), ex : burung kecil, dll

7. Umur 8 tahun

Mulai timbul batang bergaris rata

Dari batang tumbuh dahan dan ranting yang masih garis tunggal tetapi batang

dengan bentuk T mulai hilang

2. Tes DAP ( Draw A Person )

a. Sejarah Tes DAP

- Tahun 1885 : Awal digunakan untuk memahami kepribadian seseorang di

bidang Psikologi

- Tokoh : Ebenezer Cooke

- Objek : Anak

- Asumsi : Gambar yang dihasilkan anak menggambarkan karakteristik

kepribadian anak tersebut

- Tahun 1900-1915 : 2 proyek penelitian mengawali studi tentang hasil gambar

yang dibuat oleh anak

- Tahun 1920 : Florence L. Goodenough menulis tentang “Measurement of

Intelegence by Drawings”

- Tahun-tahun berikutnya muncul tokoh-tokoh : Bemder, Buck Hammer, Jolles,

Levy dan Machover

Page 9: Tambahan psikodiagnostik

- Orang pertama yang menggunakan tes menggambar untuk keperluan

pemeriksaan kepribadian : Machover (1949)

b. Asumsi- Asumsi dalam Tes DAP

1. Bahwa setiap perilaku mempunyai arti (psikoanalitik), termasuk tingkah laku

saat tes, yaitu :

- Gestures

- Facial Expresion

- Doodling (gumaman)

- Motor Movement/gerakan-gerakan kaki yang lainnya

2. Tidak menganggap DAP sebagai sesutau yang main-main

c. Administrasi Tes DAP

1. Peralatan

Kertas putih berukuran 8,5” x 11 “ (kwarto/folio)

Pensil HB

2. Instruksi

“Draw a Person” : Silahkan anda menggambar orang

d. Hal – Hal Yang Harus Diingat :

- Yang tidak boleh dilakukan tester : “Memberikan jawaban yang bisa

memancing ketegangan, mengarahkan atau jawaban yang bersifat normatif

dan evaluatif”

- Jika ada subjek Yang mengatakan : “Saya tidak bisa menggambar”

Jawaban tester : “Gambarlah semampu anda

- Jika muncul kembali komentar : “Saya tidak bisa menggambar dengan baik”

o Jawaban tester : “Tidak apa-apa, bukan baik dan jelek yang dilihat

dari gambar tsb”

o Jawaban tester : “Gambarlah semampu anda”

- Gambar yang benar : “orang yang lengkap”

Page 10: Tambahan psikodiagnostik

- Apabila testee menggambar yang lain : Gambar pertama diterima, beri angka

romawi I. Beri instruksi dan kertas baru : “ulangi instruksi”

- Apabila masih salah : Terima gambar kedua, beri angka romawi II. Beri kertas

baru dan instruksi lagi : “Gambarlah seorang manusia seperti yang dihayati

sehari-hari

- Bila subjek menggambar jenis kelamin yang berbeda : “Silahkan anda

gambar orang yang jenis kelaminnya berlawanan dari gambar yang tadi”

e. Minta Testee DAP untuk Menuliskan :

1. Siapa Orang yang digambar

2. Berapa usianya & apa jenis kelaminnya

3. Apa yang sedang ia lakukan

4. Apa cita – cita / keinginan yang terpendam dari orang tersebut

5. Uraikan kelebihan-kelebihan dan kelemahan - kelemahan pribadi orang

tersebut

6. Bagaimana upaya orang tersebut dalam mengatasi kelemahannya

f. Penting dalam Interpretasi :

a) Kesan Awal

Apakah yang digambar tua atau muda

Sedih atau gembira

Kuat atau Lemah

Agresif atau pasif

b) Observasi pelaksanaan tes : Negativistik (menolak instruksi) atau tidak?

g. Bagian- Bagian Tes DAP :

- Kepala

- Lengan, tangan, bahu dan dada

- Torso / trunk of the body

- Tungkai / paha dan kaki

Page 11: Tambahan psikodiagnostik

1. Tes HTP ( House, Tree, Person )

- Tes HTP merupakan tes proyektif dimana testee diminta untuk menggambar 3 objek

yaitu : rumah, pohon, dan orang (Buck 1948, 1981).

- Hampir sama dengan DAP, awalnya untuk mengukur performansi optimal

(intelegensi) namun sampai saat ini banyak digunakan untuk melihat kepribadian

seseorang.

- Guna : mengetahui hubungan keluarga

- Tujuan : mengukur keseluruhan pribadi

- Interpretasi : menekankan keseluruhan yaitu apakah setiap bagiannya digambar scr

harmonis atau tidak.

Penting dalam Interpretasi HTP :

1. Kesan umum :

- Proporsional atau tidak? (proporsi gambar secara keseluruhan)

- Kesatuan atau keterpisahan? (masing-masing gambar membentuk kesatuan

atau keterpisahan)

- Rasional atau tidak? (penempatan atau komposisi gambar)

Kelengkapan bagian Tes Grafis

Apakah ada bagian-bagian yang tidak digambar

- Setiap bagian yang hilang / rusak dapat mengartikan “subjek memiliki

permasalahan yang berhubungan dengan bagian yang rusak/hilang tersebut

- Biasanya menggambarkan konflik dalam diri

- Adanya shading atau penghapusan harus dieksplor lebih lanjut

B. TES WARTEG

Tes Warteg adalah bentuk pemeriksaan kepribadian dengan menggunakan

gambar-gambar yang diperoleh melalui sarana tes. Sarana ini berisi sejumlah elemen

Page 12: Tambahan psikodiagnostik

grafis kecil yang berfungsi sebagai suatu seri tema-tema formal yang harus

dikembangkan menurut cara subjek itu sendiri.

Penelitian Kinget:

Kinget mengunakan 383 orang dewasa(18-50 thn) sebagai kelompok eksperimen.

Selain diberi DCT, dibuat 3 macam data validasi. Dua diantaranya bersifat self report

(terdiri dari kuesioner dan tes pilihan). Yang ketiga adalh rating scale (diisi oleh teman

dan kenalan yang kenal baik dengan Subjek). Hasilnya analisis mengenai signifikansi

deskriptif dan diagnostik.

Tujuan utama dari tekhnik ini adalah untuk mengeksplorasi struktur kepribadian

terutama fungsi-fungsi dasar yang meliputi emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan

fungsi realitas yang terdapat pd semua individu ttp dengan intensitas yang berbeda dan

interelasi yang berlainan.

Sifat Tes : Setiap elemen dari gambar yang dibuat, tidak dapat dilihat secara terpisah

satu dengan lainnya, tetapi harus dalam keseluruhan gambar dgn mempertimbangkan

data lain, seperti : usia, tingkat pendidikan, pekerjaan subjek.

Nilai Tes : DCT ( Draw Completion Test ) menggunakan sejumlah qualities yang

memberikan keuntungan khusus dan membenarkan pemunculannya dalam sejumlah

tekhnik proyektif.

Qualities dari tes DCT adalah :

1. Sebagai alat diagnostik

2. Praktis

Alasan Ukuran Kertas:

Membantu subjek untuk memusatkan perhatian pada bidang yang terbatas dan

kemudian pada rangsang

Ukuran ini memungkinkan kita melihat semua gambar pada satu halaman.

Dengan demikian mempermudah perbandingan yang dilakukan dalam skoring

dan interpretasi hasil

Page 13: Tambahan psikodiagnostik

Catatan : Kerangka hitam & tebal yang dirancang adalah untuk membantu

konsentrasi pikiran subjek pada rangsang.

Administrasi Tes Warteg

1. Tes ini dapat diberikan secara kelompok maupun individual

2. Nilai diagnostiknya terletak pada grafis individu

3. Pengambilan tes secara individual akan lebih menguntungkan karena kontak

langsung antara pemeriksa dan subjek serta verbalisasi yang cenderung terjadi

selama tes

4. “NO” hiasan dinding pd ruangan krn dapat menurunkan nilai proyektif dari

gambar

Peralatan :

1. Pensil HB

2. Kertas yang berisi 8 kotak (disediakan olh tester)

Intruksi Tes:

“ Pada kertas ini saudara lihat 8 buah kotak. Di dalam setiap kotak terdapat tanda kecil.

Tanda-tanda ini tidak memiliki arti khusus karena mereka hanya bagian dari gambar yang

akan atau harus anda buat nanti dalam tiap kotak. Anda boleh menggambar apa saja dan

dari kotak mana saja. Anda tidak perlu mengikuti urutan kotak-kotak seperti pada kertas

ini, tetapi anda diminta untuk memberi nomor urut pada gambar-gambar yang anda buat

sesuai dengan urutan anda menggambar”.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Menuliskan apa yang digambarnya

Memberikan tanda (+) pada gambar yang paling disukai, tanda (-) pada

gambar yang paling tidak disukai, tanda (M) pada gambar yang paling mudah,

tanda (S) pada gambar yang dianggap paling sulit

Mencatat waktu yang digunakan subjek untuk menyelesaikan seluruh gambar

Page 14: Tambahan psikodiagnostik

Untuk subjek yang menolak menggambar dengan alasan tidak dapat menggambar

maka tester dapat berkata :”Kami tidak melihat keindahan dari gambar yang anda

buat karena tes ini tidak untuk melihat kemampuan menggambar”.

SKEMA EMPAT DIMENSI

WARTEG

ASPEK FUNGSI

EMOSI Out going Seclusive

IMAJINASI Combining Creative

INTELEK Practical Speculative

WILL Dinamis Terkontrol

Emosi Out going/ Ekstraversi : Orientasi ke dunia luar, mudah bergaul, ramah,

gembira, easy going, bebas dari ketegangan, mudah menyesuaikan diri, emosi

dangkal, minat banyak tapi fluktuatif sehingga tdk efisien dan prestasi terhambat.

Emosi Seclusive/ Intraversi : Orientasi ke dlm diri, melihat dgn kaca mata pribadi,

sgt peka, mudah depresif, menarik diri dan lari ke dunia impian, penuh spekulasi,

spiritualitas, penuh kesan thd pengalaman2, reflektif, cenderung berpikir, cenderung

mengembangkan konflik dan kekhawatiran, tampak kurang merasa puas, punya

sesuatu yang khas.

Page 15: Tambahan psikodiagnostik

Imajinasi Kombinasi : Berdasarkan nilai-nilai objektif, sesuai pengalaman sensorial,

berdasarkan persepsi dan orientasi ke arah realitas, produk yang dihasilkan cenderung

estetis walau konvensional.

Imajinasi Kreatif : Kurang kontak dengan realitas yg dpt diamati, menyenangi

konstruk abstrak/simbol-simbol yang bersifat emosional, filosofis atau mistis. Bila

imajinasi terlalu kreatif dapat menjadi ganjalan untuk penyesuaian dalam kehidupan

sehari-hari.

Intelektualitas Praktis : Orientasi pada persepsi dan observasi (orientasi pada fakta,

kenyataan konkrit) dan ditandai dengan adanya kesadaran yang jernih, cara berpikir

teratur.

Intelektual Spekulatif : Orientasi pada prinsip-prinsip, logika dan teori. Jika subjek

pd tipe ini memiliki taraf kecerdasan tinggi, maka ia suka membuat teori.

Aktivitas Dinamis : Mudah masuk pd usaha–usaha baru, memiliki passion

padapekerjaan yg dilakukan, energi besar.

Aktivitas Terkontrol : Pengambilan keputusan mantap, perilaku konsisten, hati-hati,

penuh perencanaan, senang keheningan dan keteraturan perilakunya tampak

konsisten, seragam dan tenang.

Page 16: Tambahan psikodiagnostik
Page 17: Tambahan psikodiagnostik

a. SDR rangsang 1 : Titik

- Sesuatu yang kecil, ringan,bundar, sentral, tidak menyolok dan mudah terlewati

(tidak terlihat oleh subjek yang kurang perseptif dan kurang sensitif).

- Posisinya yang di tengah membuatnya penting, meminta perhatian dan

pengakuan.

b. SDR rangsang 2 : Garis Lengkung Kecil

- Memberi sugesti sesuatu yang hidup, bergerak, lepas, bergetar, tumbuh dan

mengalir.

- Sifat rangsang ini menolak perlakuan matter of fact atau penggunaan teknis dan

menuntut integrasi menjadi sesuatu yang organis atau dinamis.

c. SDR rangsang 3 : tiga garis vertikal Sejajar Bertahap dari Rendah ke Tinggi

- Menyatakan sifat-sifat kekakuan, kekerasan, keteraturan, keurutan dan kemajuan.

Page 18: Tambahan psikodiagnostik

- Menghasilkan sesuatu yang rumit dari suatu pengaturan yang dinamis,

perkembangan bertahap, konstruksi dan konsep-konsep serupa.

d. SDR rangsang 4 : Segi Empat Hitam

- Nampak berat, kokoh, kaku, dan statis serta membangkitkan materialitas kongkrit,

inorganis, pasif, mempunyai penampilan yang muram, menghasilkan asosiasi

yang depresif atau kadangkala bersifat mengancam.

e. SDR rangsang 5 : Dua Garis Miring Berlawanan

- Menyatakan ide, konflik dan dinamisme, memperlihatkan perlawanan /

pertentangan, sugesti ke arah konstruksi dan penggunaan teknis.

f. SDR rangsang 6 : Garis Vertikal & Horizontal

- Mempunyai aspek matter of fact (tidak berbelat-belit), sederhana, kaku,

membosankan dan tidak memberi ilham

- Selintas hanya cocok untuk menyelesaikan pola-pola geometrik sederhana atau

objek-objek elementer

- Posisi yang tidak di tengah dari dua garis ini membuat penyelesaian sesuatu yang

seimbang menjadi tugas sukar, yang menuntut kegiatan perencanaan yang cukup

kuat.

g. SDR rangsang 7 : Titik-titik yang Membentuk Setengah Lingkaran

- Memberi sugesti sesuatu yang halus, bulat, lembut dan lentur.

- Lokasinya agak janggal dalam kotak seakan menolak perlakuan kasar atau biasa.

h. SDR rangsang 8 : Garis Lengkung Lebar

- Tenang, besar, lancar dan mudah diselesaikan

- Memberi sugesti penyelesaian menjadi sesuatu yang organis, animate atau

inanimate.

- Gerakan melengkung ke bawah dan lokasi mengandung arti menutup, naungan,

perlindungan,

- Ukuran yang relatif besar juga membangkitkan ekspansi dan kekuasaan.

Interpretasi :

Dalam penilaian/analisis, tiap elemen harus dipertimbangkan dalam konteks

seluruh gambar dengan memperhitungkan: Usia, jenis kelamin, taraf pendidikan,

Page 19: Tambahan psikodiagnostik

pekerjaan dan mungkin latar belakang budaya subyek dalam melakukan interpretasi

ada 3 tahap yang harus dilakukan yaitu:

1. Stimulus Drawing Relation, yaitu bagaimana hubungan antara rangsang

dengan gambar yang dibuat. Apakah rangsang merupakan bagian dari

gambar atau terlepas dari gambar? SDR merupakan dasar untuk eksplorasi

struktus persepsi dan afektivitas.

2. Vontent atau Isi, merupakan manifestasi dari asosiasi bebas. Gambar

mempunyai isi apabila mewakili sebagian dunia fisik yang dapat dilihat.

Manifestasi asosiasi bebas mengungkapkan pandangan ke orientas yang

lebih kuat dari kecenderungan-kecenderungan, minat dan pekerjaan

subyek dan ini merupakan sumber data proyektif tes.

3. Execution (pelaksanaan), yakni meliputi Bagaimana gambar dibuat? Penuh,

kosong? Adakah ekspansi? Tes Warteg mencoba untuk mencari tahu pola

reaksi yang permanen dari kepribadian si penggambar. Dari penilaian

kuantitatif dapat dibuat suatu profil kepribadian dalam istilah fungsi-fungsi

yaitu emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan reality function yang ada pada

tiap manusia.

C. Tes EPPS ( Edwards Personal Preference Schedule )

Tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) adalah tes kepribadian yang

diturunkan dari teori H.A.Murray yang mengukur tingkat individu dalam 15 kebutuhan

dan motivasi umum.

Dalam tes EPPS ini tak ada jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Namun

hanya merupakan tes yang mengetahui tipe-tipe motivasi, kebutuhan dan kesukaan

pribadi. Dalam dunia kerja tes EPPS ini dipergunakan untuk mengetahui karakter

masing-masing karyawan ataupun calon karyawan sehingga perusahaan dapat

menempatkannya pada bidang yang tepat sehingga kelebihan dan kemampuannya dapat

dioptimalkan. Psikotes EPPS ini adalah tes yang tidak memakai gambar, namun memakai

sejumlah pertanyaan, sehingga tergolong "Psikotes Kuesioner"

Page 20: Tambahan psikodiagnostik

a. Aspek - Aspek Dalam Tes EPPS

Dalam pembuatan tes EPPS ini seorang tester harus memperhatikan 15 aspek

dalam pengukurannya. Aspek – aspek yang di ukur adalah sebagai berikut :

Variabel Skor Tinggi Skor Rendah

Achievement

(ach)

Dorongan untuk bertindak

lebih baik, tertarik dengan

tugas menantang dan rumit.

Dorongan untuk meraih prestasi rendah,

cepat menyerah dengan situasi rumit atau

menghindar apabila dihadapkan pada

situasi kompleks.

Deference

(def)

Kecenderungan pribadi mudah

terpengaruh oleh orang lain,

ketertarikan akan kesuksesan

orang lain, banyak tergantung

dari orang lain.

Tidak tertarik dengan kesuksesan orang

lain, fokus pada diri sendiri, sulit patuh

terhadap orang lain dan cenderung

melakukan dengan caranya sendiri.

Order (ord) Kecenderungan memiliki

keteraturan yang tinggi,

terorganisir, rapi termasuk

dalam perencanaan dan

aktivitasnya.

Cara kerja atau bertindak cenderung tidak

teratur, lebih dikuasai oleh situasi perasaan,

kurang terencana dalam bertindak dan

sikapnya mudah berubah-ubah.

Exhibition

(exh)

Kecenderungan tinggi untuk

pamer, menampilkan apa yang

dimiliki ke lingkungan sekitar.

Ketidaktertarikan dengan situasi sosial,

cenderung tidak peduli dengan apa yang

terjadi di sekitarnya, acuh terhadap apa

yang dialami oleh orang lain.

Autonomy

(aut)

Kemudahan pribadi untuk

bertindak sesuai keinginan,

tidak tergantung dari orang

lain.

Ketergantungan tinggi dengan figur lain,

harus mencari persetujuan orang lain untuk

bertindak, menghindari tindakan yang

dapat menjadi perhatian sosial dan

cenderung mencari figur perlindungan

sebelum bertindak.

Page 21: Tambahan psikodiagnostik

Affiliation

(aff)

Loyalitas tinggi terhadap

situasi sosial, mudah

berpartisipasi dan beraktivitas.

Pribadi tertutup, introversi tinggi, sulit

bergaul dan tidak senang dengan aktivitas

sosial.

Intraception

(int)

Mudah untuk berintrospeksi,

menilai dan mengevaluasi diri

dan perasaannya.

Terlalu mengabaikan perasaan, hampir

tidak pernah mengevaluasi setiap tindakan

berdasarkan perasaan, sikap lebih

didominasi atas dasar logika atau kognitif.

Succorance

(suc)

Ketergantungan tinggi

terhadap orang lain, mencari

support orang lain untuk

meyakinkan tindakannya

dengan meraih afeksi dan

keramahan dari orang lain.

Pribadi yang independen, tidak tergantung

dengan situasi sosial, senang dengan

aktivitas diri dan mengacuhkan situasi

sosial meskipun dirinya menjadi pusat

perhatian

Dominance

(dom)

Dominasi tinggi terhadap

situasi sosial, mudah

mengendalikan dan

mengarahkan kelompok,

termasuk memimpin untuk

bertindak sesuai keinginannya.

Pribadi pengikut dalam kelompok, yes-man

terhadap otoritas, mudah dikendalikan.

Sulit untuk mengatakan tidak terhadap

situasi kelompok.

Abasement

(aba)

Kecenderungan pribadi mudah

merasa bersalah, menyesali

diri, layak untuk dihukum

akibat tindakannya. Pribadinya

mengarah pada inferioritas.

Pribadi yang berpikir positif, tidak terlalu

mempedulikan kesalahan yang telah

dilakukan, terbuka, mudah memaafkan dan

meminta maaf apabila terjadi kesalahan

yang telah dilakukannya.

Nurturance

(nur)

Pribadi terbuka, mudah

membantu orang lain, santun

dan mudah bersimpati.

Ketertutupan pribadinya dianggap sebagai

individu yang kaku, sulit bersimpati dan

mudah berkata kasar.

Change (chg) Ketertarikan tinggi pada situasi Situasi rutin menjadikan dirinya nyaman,

Page 22: Tambahan psikodiagnostik

baru, berubah-ubah termasuk

dalam tindakannya bekerja

berupaya dengan cara baru.

tenang dengan aktivitas harian yang

monoton, mementingkan prosedur dan cara

kerja berdasarkan kebiasaan.

Endurance

(end)

Tanggung jawab tinggi

terhadap pekerjaan,

menyelesaikan apa yang telah

dimulai. Tekun dan tidak

mudah jenuh dengan situasi

yang dihadapi.

Daya tahan rendah terhadap situasi yang

menekan;konflik, ketidakjelasan situasi

atau tujuan, mudah menyerah dan cepat

jenuh terhadap situasi yang tidak nyaman.

Heterosexualit

y (het)

Ketertarikan tinggi untuk

bergaul dengan lawan jenis,

berupaya mendapatkan afeksi

dan perhatian terhadap lawan

jenis.

Tidak mudah tertarik dengan lawan jenis,

tidak terlalu terpengaruh dengan lawan

jenis, sulit dipengaruhi oleh figur lawan

jenis.

Aggression

(agg)

Dorongan agresi tinggi, mudah

terpicu dengan konflik dan

senang dengan konfrontasi

apabila terjadi perbedaan

pendapat.

Pribadi tenang, mengandalkan kedamaian,

saling menerima, menghindari konflik dan

konfrontasi.

b. Cara Menyajikan Tes EPPS

1. Berikan lembar jawaban pada subjek, kemudian minta subjek untuk mengisi

identitas (nama, umur, jenis kelamin, dan tanggal tes)

2. Bagikan buku soal pada subjek

3. Penguji memberikan petunjuk kepada Subjek bagaimana cara mengerjakan tes

4. Penguji menanyakan kembali apakah subjek ada pertanyaan sebelum

mengerjakan tes

Page 23: Tambahan psikodiagnostik

5. Sebelum tes berakhir ada baiknya penguji meminta subjek untuk mengecek

kembali apakah ada soal yang terlewati.

6. Pastikan Penguji menyajikan tes sesuai waktu yang ditentukan, untuk Indonesia

lebih kurang 60 menit.

Contoh soal EPPS :

1. Soal pertama      

a. Saya suka menolong teman - teman saya, bila mereka berada dalam kesulitan

b. Saya ingin melakukan pekerjaan apa saja sebaik mungkin

2. Soal kedua:

a. Saya suka memuji orang yang saya kagumi

b. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa saja yang saya kehendak.

Testee diminta untuk memilih salah satu kecenderungan yang menurutnya ada pada diri

testee.

c. Penilaian / Skoring Alat Tes EPPS 

Cara pemberian penilaian dalam tes ini adalah sebagai berikut :

1. Periksa jangan ada item yang telewat

2. Buatlah garis merah melalui

No. 1, 7, 13, 19, 25

No. 101, 107, 113, 119, 125

No. 201, 207, 213, 219, 225

3. Buatlah garis biru melalui

No. 26, 32, 38, 44, 50

No. 51, 57, 63, 69, 75

No. 151, 157, 163, 169, 175

4. Disebelah kanan ada kolom bertuliskan :

a. n (need)

b. r (raw)

Dihitung secara horisontal

Hanya dihitung A yang dilingkari, kecuali A yang terkena garis merah tdk

dihitung (baik yg dilingkari atau tdk)

c. c (column)

Page 24: Tambahan psikodiagnostik

Dihitung secara vertikal

Hanya dihitung B yang dilingkari, kecuali yang terkena garis merah

d. s (sum )

Jumlah r + c

Cara menghitung konsistensi pada Tes EPPS ini adalah :

1. Membandingkan jawaban A/B yg kena garis merah dengan jawaban A/B yg kena

garis biru

2. Bila sama dalam kotak di bawah beri tanda Ö bila berbeda tidak diberi tanda apa-

apa

sama à yg kena garis merah A, yg biru juga A

atau à yg kena garis merah B, yg biru juga B

3. Jumlahkan kotak yang diberi tanda Ö

4. Tulis jumlah tanda pada con (consistency)

5. Maksimal 15 dan Minimal 10

Tips Mengerjakan EPPS :

1. Sebelum mengerjakan tes hendaknya melakukan istirahat yang cukup

2. Cermati betul dan lakukan yang diminta penguji anda

3. Jangan pernah asal-asalan dalam menjawab soal, karena jawaban anda sangat

berpengaruh sekali dengan hasil tes.

4. Jangan pernah melakukan kebohongan pada saat menjawab soal. Percuma saja

anda berbohong karena tes EPPS ini telah disusun sedemikian rupa oleh

penyusunnya, korelasi yang tinggi antara keadaan keluar dengan keadaan

“dalamnya” dan menyajikan dua pernyataan yang mengungkapkan trait yang

berbeda dalam setiap nomor.

5. Kerjakan soal dengan rileks, dengan itu anda mampu mengerjakan dengan

baik

Page 25: Tambahan psikodiagnostik

Kekurangan Alat Tes EPPS :

1. Cara pengskoringnya butuh ketelitian serta kejelian.

2. Ada kemungkinan orang bosan mengerjakan , karena jumlah item soal yang

tidak sedikit.

3. Ada beberapa pertanyaan yang kadang tidak dapat menggambarkan apa yang

dirasakan testee sebenarnya.

4. Lembar jawaban yang membingungkan.

 

Page 26: Tambahan psikodiagnostik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tes Grafis adalah salah satu teknik proyeksi yangdigunakan untuk memahami

kepribadian seseorang dalam bentuk gambar.Tes grafis terdiri dari : BAUM (gambar

pohon), DAP (Draw a Person), HTP (House Tree Person ) serta Tes Warteg juga

termasuk ke dalam jenis tes grafis. Adapun hal-hal umum yang perlu di perhatikan dalam

menginterpretasi gambar dari suatu tes grafis antara lain :

1. Garis, meliputi : tarikan garis, konsistensi garis, tekanan garis.

2. Warna atau shading, shading tebal atau tipis.

3. Posisi gambar, atas, tengah atau bawah. Kiri, tengah atau kanan.

4. Proporsi dan komposisi.

5. Gerak.

6. Eksekusi atau penyelesaian gambar, detail atau global, selesai atau tidak.

7. Ukuran gambar, kecil, sedang, atau besar.

8. Indikator lain, cara menggambar, posisi kertas, urutan menggambar, gambar lain yang

tidak diminta, tulisan.

Tes EPPS juga digunakan untuk mengukur tingkat kepribadian seseorang, tetapi

tidak dalam bentuk gambar melainkan dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan.

B. Saran

Dalam penggunaan alat ataupun jenis tes yang telah di sebutkan diatas, terster

harus memiliki kecermatan dalam memberikan penilaian maupun interpretasi. Karena

kesalahan dalam menginterpretasikan suatu hasil tes akan berakibat fatal dan merugikan

testee.

Page 27: Tambahan psikodiagnostik