struktur makro saluran pernapasan

Upload: vanesha-cicilia

Post on 13-Oct-2015

137 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

Mekanisme Pernafasan Struktur Organ Pernafasan Atas pada ManusiaFERDINAN SIBARANI102013451KELOMPOK [email protected] KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) [email protected]

AbstrakRespirasi adalaah proses pertukaran udara dialveoli dan mungkin terkena berbagai macam gangguan. Sistem respirasi pada manusia terdiri atas hidung, faring, laring, bronkus primer, bronkus kecil, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris, dan alveolus.makalah ini membahas tentang saluran pernafasan atas yang terdiri dari lubang hidung(cavum nasalis), Sinus paranasalis,faring,laring.Dalam makalah ini semua organ pernafasan tersebut akan dibahas dengan ilmu anatomi atau secara makro dan dengan histologinya atau secara mikro.Pernafan dibagi menjadi pernafasan external dan pernafasan internal.Mekanisme pernafasan dibagi menjadi beberapa aspek yaitu:kapasitas dan polume paru,otot-otot pernafasan,pengaturan pusat pernafasan,inspirasi dan juga inspirasi dan aspek yang terakhir Perubahan Tekanan Terhadap Transport O2 & CO2.Selain mekanisme pernafasan diperlukan juga suatu proses agar o2 didalam paru-paru bisa sampai ke dalam jaringan dan co2 sisa sisa dari proses metabolisme yang telah dilakukan oleh jaringan dapat dibuang oleh paru-paru diperlukan proses difusi pasif yang menggunakan perbedaan tekaan untuk melakukan proses tersebut.Jadi dapat disimpulkan gangguan pernafasan dapat terjadi karena gangguan pada struktur paru yang akan mengganggu mekanisme pernafasan ataupun mengganggu proses pertukaran zatnya.Kata kunci:sistem respirasi,organ pernafasan atasabstractRespiration is the process of air exchange dialveoli and may be exposed to a variety of disorders . Human respiratory system consists of the nose , pharynx , larynx , bronchi primary , small bronchi , bronchioles , terminal bronchioles , respiratory bronchioles , alveolar ducts , alveolar sacs , and alveolus.this is about the upper respiratory tract consists of the nostrils ( nasal cavity ) , Sinus paranasalis , pharynx , laring.Dalam this paper all the respiratory organs will be discussed with the science of anatomy or the macro and the histology or mikro.Pernafan divided into external and respiratory respiratory respiratory internal.Mekanisme divided into several aspects: capacity and polume lungs , respiratory muscles , respiratory center setting , inspiration and also inspiration and latter aspect Pressure Change Against Transport & CO2.in other O2 breathing mechanism is needed also a process that o2 in the lungs can get to the rest of the rest of the network and co2 of the metabolic processes that have been carried out by the network can be disposed of by the lungs required a passive diffusion process that uses the difference tekaan to perform the process can be concluded tersebut.Jadi respiratory problems may occur due to interference with the lung structure that would disrupt or interfere with the mechanism of the respiratory exchange of substance .Keywords : respiratory system , upper respiratory tractPendahuluan Respirasi adalah suatu proses yang sangat penting ditubuh semua mahkluk hidup termasuk manusia.Respirasi sendiri diartikan sebagai suatu proses pertukaran udara didalam alveoli.Pertukaran gas tersebut bukanlah suatu proses yang mudah karena harus melalui jalan bercabang cabang dan harus melewati membrab-membran.Menjadi semakin rumit juga karena saluran pernafan juga bias terjadi kerusakan sehingga bias terjadi berbagai gangguan seperti gangguan menelan dan berbagai macam gangguan lainnya.Dalam makalah ini akan dibahas stuktur pernafas atas secara makro dan secara mikro tentunya juga akan membahas mekanisme pernafasan

SkenarioSeorang anak berusia 12 tahun dibawa ayahnya ke praktek dokter pribadi,karena sakit menelan,demam dan berbicaranya serak.Dokter yang melakukan pemeriksaan terhadap anak tersebut mendiagnosanya tosilopharyngis akut.

Struktur Makro Saluran PernapasanSistem pernapasan pada manusia terdiri atas hidung, faring, laring, bronkus primer, bronkus kecil, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris, dan alveolus.

Gambar 1. Saluran pernapasanSaluran pernapasan atasLubang hidung (cavum nasalis)Fungsi hidung adalah sebagai saluran udara, saringan udara (partikel debu kasar dan halus), menghangatkan udara pernapasan, melembabkan udara pernapasan, dan alat pembau.11. Hidung eksternal berbentuk piramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini tersusun dari kerangka kerja tulang, kartilago hialin, dan jaringan fibroareolar.a. Septum nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kananrongga nasal. Bagian anterior septum adalah kartilago.3b. Naris (nostril) eksternal dibatasi oleh kartilago nasal.31) Kartilago nasal lateral terletak di bawah jembatan hidung.2) Ala besar dan ala kecil kartilago nasal mengelilingi nostril.c. Tulang hidung.41) Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung.2) Vomer dan lempeng perpendikular tulang etmoid membentuk bagian posterior septum nasal.3) Lantai rongga nasal adalah palatum keras yang terbentuk dari tulang maksila dan palatinum.4) Langit-langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform tulang etmoid, pada sisi anterior dari tulang frontal dan nasal, dan pada sisi posterior dari tulang sfenoid.5) Konka (turbinatum) nasalis superior, tengah dan inferior menonjol pada sisi medial dinding lateral rongga nasal. Setiap konka dilapisi membran mukosa (epitel kolumnar bertingkat dan bersilia) yang berisi kelenjar pembuat mukus dan banyak mengandung pembuluh darah. Pada konka nasalis inferior terdapat plexus venosus yang fungsinya hangatkan udara yang masuk melalui hidung.6) Meatus superior, medial dan inferior merupakan jalan udararongga nasal yang terletak di bawah konka.

Gambar 2. Hidung2. Membran mukosa nasala. Struktur1) Kulit pada bagian eksternal permukaan hidung yang mengandung folikel rambut, keringat, dan kelenjar sebasea, merentang sampai vestibula yang terletak di dalam nostril. Kulit di bagian dalam ini mengandung rambut (vibrissae) yang berfungsi untuk menyaring partikel dari udara terhisap.2) Di bagian rongga nasal yang lebih dalam, epitelium respiratorik membentuk mukosa yang melapisi ruang nasal selebihnya. Lapisan ini terdiri dari epitelium bersilia dengan sel goblet yang terletak pada lapisan jaringan ikat tervaskularlsasl dan terus memanjang untuk melapisi saluran pernapasan sampai ke bronkus.Sinus paranasalisSinus paranasalis berfungsi untuk meringankan tulang kranial, memberi area permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mukus, dan memberi efek resonasi dalam produksi wicara.2Sinus paranasalis terdiri atas :1. Sinus sphenoidalisa. Terletak di dalam corpus os sphenoid.b. Bermuara melalui lubang pada dinding anteriornya.c. Ke dalam melalui rongga hidung.2. Sinus ethmoidalis, terdiri dari :a. Sinus ethmoidalis anterior.b. Sinus ethmoidalis medius.c. Sinus ethmoidalis posterior.d. Sinus ethmoidalis anterior dan medius bermuara ke dalam meatus nasi superior.e. Sedangkan sinus ethmoidalis posterior bermuara ke dalam meatus nasi medius.3. Sinus frontalisa. Terletak di tepi superior orbita.b. Bermuara ke dalam perluasan superior hiatus semilunaris4. Sinus maxillarisa. Terletak dalam os maxilla.b. Bermuara ke dalam meatus nasi inferior.

Gambar 3. Sinus Paranasalis

FaringB. Faring (rongga tekak) merupakan pertigaan saluran pencernaan (esofagus), saluran pernapasan (tenggorakan), dan saluran yang menuju ke rongga hidung.1 Faring adalah tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring.1. Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka kearahrongga nasal melalui dua naris internal (koana).a. Dua tuba Eustachius (auditorik) menghubungkan nasofaring dengantelinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udarapada kedua sisi gendang telinga.b. Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatikyang terletak di dekat naris internal. Pembesaran adenoid dapatmenghambat aliran udara.2. Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muscular,suatu perpanjangan palatum keras tulang.a. Uvula ("anggur kecil") adalah prosesus kerucut (conical) kecil yangmenjulur ke bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak.b. Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.3. Laringofaring mengelilingi mulut, esophagus, dan laring, yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.2

Laring2Laring (kotak suara) menghubungkan faring dengan trakea. Laring tersusun atas epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet kecuali ujung plika vokalis berlapis gepeng. Fungsi dari laring adalah untuk membentuk suara (fonasi) dan mencegah benda asing memasuki jalan nafas dengan adanya refleks batuk. Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh sembilan katilago (tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan).1. Kartilago tidak berpasangana. Kartilago tiroid (jakun) terletak di bagian proksimal kelenjar tiroid.Biasanya berukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki-lakiakibat hormon yang disekresi saat pubertas.b. Kartilago krikoid adalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebihtebal, terletak di bawah kartilago tiroid.c. Epiglotis adalah katup kartilago elastis yang melekat pada tepiananterior kartilago tiroid. Saat menelan, epiglotis secara otomatismenutupi mulut laring untuk mencegah masuknya makanan dancairan.2. Kartilago berpasangana. Kartilago aritenoid terletak di atas dan di kedua sisi kartilagokrikoid. Kartilago ini melekat pada pita suara sejati, yaitu lipatanberpasangan dari epltelium skuamosa bertingkat.b. Kartilago kornikulata melekat pada bagian ujung kartilago aritenoid.c. Kartilago kuneiform berupa batang-batang kecil yang membantumenopang jaringan lunak.

3. Dua pasang lipatan lateral membagi rongga laring.a. Pasangan bagian atas adalah lipatan ventrikular (pita suara semu)yang tidak berfungsi saat produksi suara.b. Pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati yang melekat padakartilago tiroid dan pada kartilago aritenoid serta kartilago krikoid.Pembuka di antara kedua pita ini adalah glottis.1. Saat bernapas, pita suara terabduksi (tertarik membuka) oleh otot laring, dan glotis berbentuk triangular.2. Saat menelan, pita suara teraduksi (tertarik menutup), dan glotis membentuk celah sempit.3. Dengan demikian, kontraksi otot rangka mengatur ukuran pembukaan glotis dan derajat ketegangan pita suara yang diperlukan untuk produksi suara.2

Gambar 5. Bagian Laring

Struktur Mikro Saluran Pernapasan atasBagian ini terdiri dari:1. Rongga hidung (kavum nasi)a. VestibulumMerupakan Epitel berlapis gepeng, terdapat vibrissae (rambut 2 kasar yang berfungsi menyaring udara pernafasan) terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. 3b. Fossa nasalisDari masing-masing dinding lateral fossa nasalis keluar 3 tonjoilan mirip rak yang biasa disebut konka. Antara lain: konka nasalis superior, konka nasalis media, konka nasalis inferior. Hanya konka nasalis inferior dilapisi oleh epitel respirasi.32. Faring adalah ruangan dibelakang kavum nasi,yang menghubungkan traktus digestivus dan traktus respiratorius. Yang termasuk bagian dari faring :a. Nasofarings1) Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet.2) Dibawah membrane basalis pada lamina propria terdapat kelenjar campur.3) Pada bagian posterior terdapat jaringan limfoid yang membentuk tonsila faringea. 4) Terdapat muara dari saluran yang menghubungkan rongga hidung dan telinga tengah disebut osteum faringeum tuba auditiva.5) Sekelilingnya banyak kelompok jaringan limfoid disebut tonsila tuba.b. Orofarings1) Epitel berlapis gepeng. 2) Terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah.3) Orofaring akan dilanjutkan ke bagian atas menjadi epitel mulut dan ke bawah ke epitel oesophagus.4) Disini terdapat tonsila palatina ,yang sering meradang disebut tonsillitis. c. Laringofarings1) Epitel bervariasi,sebagian besar Epitel Berlapis Gepeng Tanpa Lapisan Tanduk. 2) Terletak di belakang laring. 3. Laringa. Menghubungkan faring dan trakea.b. Bentuk tidak beraturan atau irregular. c. Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet kecuali ujung plika vokalis berlapis gepeng. d. Dinding:1) Tulang rawan hialin dan tulang rawan elastis. 2) Jaringan ikat.3) M.Vokalis (otot skelet).4) Kelenjar campur.Mekanisme pernafasan Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Mekanisme pernafasan dibagi ke dalam berbagai aspek yaitu:1. Kapasitas dan Volume ParuJumlah udara yang masuk ke dalam paru setiap inspirasi (atau jumlah udara yang keluar dari paru setiap ekspirasi) dinamakan volume alun napas ( tidal volume / TV). Jumlah udara yang masih dapat masuk ke dalam paru pada inspirasi maximal, setelah inspirasi biasa disebut volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume / IRV). Jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dari dalam paru melalui kontrkasi otot ekspirasi, setelah ekspirasi biasa disebut volume cadangan ekspirasi (ekspiratory reserve volume / ERV), dan udara yang masih tertinggal di dalam paru setelah ekspirasi maksimal disebut volme residu (residual volume / RV). Nilai normal berbagai volume dan istilah yang digunakan untuk kombinasi berbagai volume paru tersebut. Ruang didalam saluran napas yang tidak ikut serta dalam proses pertukaran gas dengan darah dalam kapiler paru disebut ruang rugi pernapasan. Pengukuran kapasitas vital, yaitu jumlah udara terbesar yang dapat dikeluarkan dari paru paru setelah inspirasi maximal, seringkali digunakan di klinik sebagai indeks fungsi paru. Nilai tersebut bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kekuatan otot otot pernapasan serta beberapa aspek fungsi pernapasan lain. Fraksi volume kapasitas vital yang dikeluarkan pada satu detik pertama melalui ekspirasi paksa dapat memberikan informasi tambahan, mungkin diperoleh nilai kapasitas vital yang normal pada nilai FEV menurun pada penderita penyakit seperti asma, yang mengalamai peningkatan tahanan saluran udara akibat konstriksi bronkus. Pada keadaan normal, jumlah udara yang dinspirasikan selama 1 menit sekitar 6L. Ventilasi volunteer maximal atau yang dahulu disebut kapasitas pernapasan maximum adalah volume gas terbsesar yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan selama 1 menit volunter. Pada keadaan normal, MVV berkisarkan antara 125 170 L/menit.62. Otot-otot PernafasanGerakan diafragma menyebabkan perubahan volume intratorakal sebesar 75 % selama inpirasi tenang. Otot diafragma melekat di sekeliling bagian dasar rongga toraks, membentuk kubah di atas hepar dan bergerak ke bawah seperti piston pada saat berkontrkasi. Jarak pergerakan diafragma berkisar antara 1.5 sampai 7 cm saat inpirasi dalam.Diafragma terdiri atas 3 bagian : bagian kostal, dibentuk oleh serat otot yang bermula dari iga iga sekeliling bagian dasar rongga toraks, bagian krural, dibentuk oleh serat otot yang bermula dari ligamentum sepanjang tulang belakang, dan tendon sentral, tempat bergabungnnya serat serat kostal dan krural. Serat serat krural melintasi kedua sisi esophagus. Tendon sentral juga mencakup bagian inferior pericardium. Bagian kostal dank rural diafragma dipersarafi oleh bagian lain dari nervbus prenicus dan dapat berkontrkasi secara terpisah. Sebagai contoh, pada waktu muntah dan bersendawa, tekanan intra abdominal meningkat akibat kontrkasi serat kostal diafragma, sedangkan serat serat krural tetap lemas, sehingga memungkina bergeraknya berbagai bahan dari lambung ke dalam esophagus.Otot inspirasi penting lainya adalah muskulus interkostalis eksternus yang berjalan dari iga ke iga secara miring kea rah bawah dan kedepan. Iga- iga berputar seolah olah bersendi di bagian punggung, sehingga ketika otot interkostalis eksternus berkontraksi, iga-iga dibawahnya akan terangkat. Gerakan ini akan mendorong sternum ke luar dan memperbesar diameter anteroposterior rongga dada. Diameter transversal boleh dikatakan tidak berubah. Masing masing otot interkostalis eksternus maupun diafragma dapat mempertahankan interkasi yang kuat pada keadaan istirahat. Potongan melintang medulla spinalis di atas segmen servikalis ketiga dapat berakibat fatal bila tidak diberikan pernapasan buatan, namun tidak demikiannya halnya bila dilakukan pemotongan di bawah segmen servikalis ke lima, karena nerfus frenikus yang mempersarafi diafragma tetap ututh, nerfus frenikus yang memersarafi diafragma tetap utuh, nervus frenicus timbul dari medulla spinalis setinggi segmen servikal 3-5. Sebaliknya, pada penderita dengan paralisis bilateral nervus frenikus yang mempersarafi diafragma tetap utuh, pernapasan agak sukar tetapi cukup adekuat untuk mempertahankan hidup. Muskulus skalenus dan sternokleidomastoideus di leher merupakan otot otot inspirasi tambahan yang ikut membantu mengangkat yang sukar dan dalam.Apabila otot ekspirasi berkontrakasi, terjadi penurunan volume intratorakal dan ekspirasi paksa. Kemampuan ini dimiliki oleh otot otot interkostalis internus karena otot ini berjalan miring ke arah bawah dan belakang dari iga ke iga, sehingga pada waktu berkontrkasi akan menarik rongga dada ke bawah, kontrkasi otot dinding abdomen anterior juga ikut membantu proses ekspirasi dengan cara menarik iga iga ke bawah dan ke dalam serta dengan meningkatkan tekanan intra abdominal yang akan mendorong diafragma ke atas.53. Pengaturan Pusat PernafasanPusat kontrol pernapasan yang terdapat di batang otak menghasilkan pola napas yang berirama. Pusat control pernapasan primer, pusat respirasi medulla, tridiri dari beberapa agregat badan saraf ke otot otot pernapasan. Selain itu, dua pusat pernapasan lain terletak lebih tinggi di batang otak di pons pusat pneumostatik dan pusat apneustik. Kedua pusat di pons ini mempengaruhi sinyal kluar dari pusat pernapasan di medulla. Di sini dijelaskan bagaimana berbagai region ini berinterkasi untuk menghasilkan irama pernapasan. Neuron Inspirasi dan ekspirasi terdapat di pusat medula.Kita menghirup dan menghembuskan napas secara ritmis karena kontrakasi dan relaksasi bergantian otot otot inspirasi yaitu diafragma dan otot interkostal eksternal, yang masing masing disarafi oleh saraf frenikus dan saraf interkostal. Badan badansel dari serat serat saraf yang membentuk saraf ini terletak di medulla spinalis. Impuls yang berasal dari pusat di medulla berakhir di badan badan sel neuron motorik ini. Ketika neuron motorik diaktifkan maka neuron tersebut sebaliknya mengaktifkan otot otot pernapasan, menyebabkan inspirasi; ketika neuron-neuron ini tidak menghasilkan impuls maka otot inspirasi melemas dan berlangsunglah ekspirasi.5Pusat pernapasan medulla terdiri dari dua kelompok neuron yang dikenal sebagai kelompok repiratorik dorsal dan kelompok repiratorik ventral. Kelompok respiratorik dorsal (KRD) terutama terdiri dari neuron inpiratorik yang serat serat desendens berakhir di neuron motorik yang menyarafi otot inspirasi. Ketika neuron neuron KRD ini melepas muatan maka terjadi inspirasi, ketika mereka tidak menghasilkan sinyal terjadilah ekspirasi. Ekspirasi diakhiri karena neuron neuron inpiratorik kembali mencapai ambang dan melepaskan muatan. KRD memiliki hubungan penting dengan kelompok respiratorik ventral.5 Kelompok respiratorik ventral (KRV) terdiri dari neuron inspiratorik dan neuron respiratorik yang keduanya tetap inaktif selama bernapas normal tenang. Bagian ini diaktifkan oleh KRD sebagai mekanisme penguat selama periode periode saat kebutuhan akan ventilasi meningkat. Hal ini terutama penting pada ekspirasi aktif. Selama bernapas tenang tidak ada impuls yang dihasilkan di jalur desendens oleh neuron ekspiratorik. Hanya ketika ekspirasi aktif barulah neuron ekspiratorik merangsang neuron motorik yang menyarafi otot otot ekspirasi. Selain itu, neuron neuron inspiratorik KRV, ketika dirangsang KRD, memacu aktivitas inspirasi ketika kebutuhan akan ventilasi tinggi.54. Inspirasi dan EkspirasiParu-paru dan dinding dada adalah struktur elastic. Pada keadaan normal, hanya ditemukan selapis tipis cairan diantara paru paru dan dinding dada. Paru paru dengan mudah dapat bergeser sepnjang dinding dada, tetapi sukar untuk dipisahkan dari dinding dada seperti halnya 2 lempengan kaca yang direkatkan dengan air dapat digeser tetapi tidak dapat dipisahkan. Tekanan di dalam ruang antara paru paru dan dinding kaca (tekanan intrapleura) bersifat subatatmosferik. Pada saat kelahiran jaringan paru dikembangkan sehingga teregang, dan pada akhir ekspirasi tenang, kecenderungan daya recoil jaringan paru untuk menjauhi dinding dada diimbangi oleh daya recoil dinding dada kearah yang berlawanan. Apabila dinding dada dibuka, paru paru akan kolaps dan apabila paru paru kehilangan elastisitasnya, dada akan mengembang menyerupai bentuk gentong. Proses ekspirasi tenang merupakan proses pasif yang akan menyertai diafragma menjadi relaks dan mengembang, volume paru mengecil, beda tekanan negative dan udara keluar.6Inspirasi merupakan proses aktif. Kontrakasi otot-otot inspirasi akan meningkatkan volume intrakolateral. Tekanan intrapleura di bagian basis paru akan turun dari nilai normal sekitar - 2.5 mmHg pada awal inspirasi, menjadi 6 mmHg. Jaringan paru semakin teregang. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negative, udara mengalir ke dalam paru. Pada akhir inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding dada kembali ke kedudukan ekspirasi, sampai tercapai keseimbangan kembali antara daya recoil jaringan paru dan dinding dada. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih positif dan udara mengalir meninggalkan paru paru. Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot untuk menurunkan volume intratorakal. Namun pada awal ekspirasi, masih terdapat kontrakasi ringan otot inspirasi. Kontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya recoil paru dan memperlambat ekspirasi.Pada inspirasi kuat, tekanan intrapleura turun mencapai 30 mmHg, menimbulkan pengembangan jaringan paru yang lebih besar. Apabila ventilasi meningkat, derajat pengempisan jaringan paru juga ditingkatkan melalui kontraksi aktif otot otot ekspirasi yang menurunkan volume intrakolateral.75. Perubahan Tekanan Terhadap Transport O2 & CO2Tujuan utama bernapas adalah secara kontinyu memasuk O2 segar untuk diserap oleh darah dan mengeluarkan CO2 dari darah. Darah bekerja sebagai sistem trnaspor untuk O2 dan CO2 antara paru dan jaringan, dengan sel jaringan mengekstraksi O2 dari darah dan mengeliminasi CO2 ke dalamnya. Gas Mengalir Menuruni Gradient Tekanan ParsialPertukaran gas di tingkat kapiler paru dan kapiler jaringan berlangsung secara difusi pasif sederhana O2 dan CO2 menuruni gradient tekanan parsial. Tekanan ParsialUdara atmosfer adalah campuran gas : udara kering tipikal mengandung 79% nitrogen (N2) dan 21% O2 , dengan presentasi CO2, uap H2O, gas gas lain dan polutan hampir dapat diabaikan. Secara keseluruhan, gas gas ini menimbulkan tekanan atmosfer total sebesar 760 mmHg di permukaan laut. Tekanan total ini sama dengan jumlah tekanan yang disumbangkan oleh masing masing gas dalam campuran. Tekanan yang ditimbulkan oleh gas tertentu berbanding lurus dengan presentasi gas tersebut dalam campuran udara total. Setiap molekul gas, berapapun ukurannya, menimbulkan tekanan yang sama; sebagai contoh, sebuah molekul N2 menimbulkan tekanan yang sama dengan sebuah molekul O2. Karena 79% udara terdiri dari N2, maka 79% dari 760 mmHg tekanan atmosfer, atau 600 mmHg, ditimbulkan oleh molekul molekul N2 , demikian juga, karena O2 membentuk 21% atmosfer, maka 21% dari 760 mmHg tekanan atmosfer, atau 160 mmHg, ditimbulkan oleh O2. Tekanan ayng ditimbulkan secara independen oleh masing - masing gas dalam suatu campuran gas yang disebut gas parsial, yang dilambangkan oleh Pgas, Karena itu, tekanan parsial O2 dalam udara atmosfer , PO2 , normalnya 160 mmHg. Tekanan parsial CO2 atmosfer, PCO2, hampir dapat diabaikan (0.23 mmHg).7Gas-gas yang larut dalam cairan misalnya darah / cairan tubuh lain juga menimbulkan tekanan parsial. Semakin besar tekanan parsial suatu gas dalam cairan, semakin banyak gas tersebut terlarut. Gradien Tekanan ParsialPerbedaan tekanan parsial antara darah kapiler dan struktur sekitar dikenal dengan nama gradient tekanan parsial. Terdapat gradient tekanan parsial antara udara alveolus dan darah kapiler paru. Demikian juga terdapat gradient tekanan parsial antara darah kapiler sistemik dan jaringan sekitar. Suatu gas selalu berdifusi menuruni gradien tekanan parsialnya dari daerah dengan tekanan parsial tinggi ke daerah dengan tekanan parsial rendah, serupa dengan difusi menuruni gradient konsentrasi.7

PO2 dan PCO2 AlveolusKomposisi udara alveolus tidak sama dengan komposisi udara atmosfer karena dua alasan. Pertama, segere setelah udara atmosfer masuk ke saluran napas, pajanan ke saluran napas yang lembab menyebabkan udara tersebut jenuh dengan H2O. Seperti gas lainnya, uap air menimbulkan tekanan parsial. Pada suhu tubuh, tekanan parsial H2O adalah 47 mmHg. Humidifikasi udara yang dihirup ini pada hakekatnya mengencerkan tekanan parsial gas gas inspirasi sebesar 47 mmHg. Karena jumlah tekanan tekanan parsial harus sama dengan 760 mmHg. Dalam udara lembab, PH2O = 47 mmHg, PN2 = 53 mmHg dan PO2 = 150 mmHg.7Kedua PO2 alveolus juga lebih rendah daripada PO2 atmosfer karena udara segar yang masuk bercampur dengan sejumlah besar udara lama yang tersisa dalam paru dan dalam ruang rugi pada akhir ekspirasi sebelumnya. Pada akhir inspirasi, kurang dari 15% udara di alveolus adalah udara segar. Akibatnya pelembapan dan logis jika kita berpikir bahwa PO2 akan meningkat selama inspirasi karena datangnya udara segarb dan menurun selama ekspirasi. Namun fluktuasi yang terjadi kecil saja karena dua sebab. Pertama, hanya sebagian kecil dari udara alveolus total yang dipertukarkan setiap kali bernapas. Volume udara inpirasi kaya O2 yang relative lebih kecil cepat bercampur dengan volume udara alveolus yang tersisa dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Karena itu, O2 udara inspirasi hanya sedikit meningkatkan kadar PO2 alveolus total. Bahkan peningkatan PO2 yang kecil ini berkurang oleh sebab lain. Oksigen secara terus menerus berpindah melalui difusi pasif menuruni gradien tekanan parsialnya dari alveolus ke dalam darah. O2 yang tiba di alveolus dalam udara yang baru diinpirasikan hanya mengganti O2 yang berdifusi keluar alveolus masuk ke kapiler paru. Karena itu, PO2 alveolus relative konstan pada setiap 100 mmHg sepanjang siklus pernapasan. Karena PO2 darah paru seimbang dengan PO2 alveolus, maka PO2 darah yang meninggalkan paru juga cukup konstan pada nilai yang sama ini. Karena itu, jumlah O2 dalam darah yang tersedia ke jaringan hanya bervariasi sedikit selama siklus pernapasan.7Situasi serupa namun terbalik terjadi pada CO2. Karbon dioksida yang secara . secara tetap ditambahkan ke darah di tingkat kapiler sistemik. Di kapiler paru, CO2 berdifusi menuruni gradient tekanan parsialnya dari darah ke dalam alveolus dan kemudia dikeluarkan dari tubuh sewaktu ekspirasi. Seperti O2, PCO2 alveolus relative tetap konstan sepanjang siklus pernapasan tetapi dengan nilai yang lebih rendah yaitu 40 mmHg.

KesimpulanBatuk, serak dan sakit saat menelan seperti pada skenario dipengaruhi oleh mekanis pernafasan yang mencakup otot-otot pernafasan, perubahan tekanan, inspirasi-ekspirasi, pengaturan pusat pernafasan, kapasitas paru dan juga pengaruh tekanan terhadap transport O2 dan CO2 serta dipengaruhi oleh struktur organ pernafasan.Daftar Pustaka1. Pearce EC. Anatomi & fisiologi u.ps. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.3. Santoso G. Anatomi sistem pernapasan. Edisi I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.4. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedoktreran EGC; 2002.5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2006; 498-9.6. Woodson G.E. Upper airway anatomy and function. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins; 2005; 479-86.7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2008; 669-708.

1