stres dan keselamatan kerja

17
STRES DAN KESELAMATAN KERJA Ellenoor Tasya Lubna Fadhilah

Upload: lunahasyim

Post on 15-May-2015

390 views

Category:

Education


26 download

DESCRIPTION

Kelompok 14 Psikologi Industri dan Organisasi - Ellenoor Tasya - Lubna Fadhilah Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Kampus D

TRANSCRIPT

STRES DAN KESELAMATAN

KERJA

Ellenoor TasyaLubna

Fadhilah

Dr. Hans Selye, penemu stres mengatakan, “Stres adalah satu abstraksi. Orang tidak dapat melihat pembangkit stress. Yang dapat dilihat adalah akibat dari pembangkit stress.

Ia mengamati serangkaian perubahan biokimia dalam sejumlah organism yang beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan lingkungan (general adaptation syndrome) yang terdiri dari tiga tahap. Yaitu :

a) Tahap alarm (tanda bahaya)b) Tahap resistence (perlawanan)c) Tahap exhaustion

Menurut Selye jika reaksi badan tidak cukup, berlebihan, atau salah, maka reaksi badan itu sendiri dapat menimbulkan penyakit, hal ini dinamakan diseases of adaptation (penyakit dari adaptasi), karena penyakit-penyakittersebut lebih disebabkan oleh reaksi adaptif yang kacau dari badan kita daripada oleh hasil yang merusak langsung dari penimbul stress.

Pada suatu penelitian yang membuktikan bahwa semakin tinggi dorongan untuk berprestasi, makin tinggi tingkat stresnya dan makin tinggi juga produktivitas dan efiesiensinya. Stres dalam jumlah tertentu dapat mengarah ke gagasan-gagasan yang inovatif dan keluaran yang konstruktif.

Stres yang meningkat sampai unjuk-kerja mencapai titik optimalnya merupakan stress yang baik, yang menyenangkan, eustress. Dekat, sebelum mencapai titik optimalnya, situasinya dialami sebagai tantangan yang merangsang. Melewati titik optimal stres menjadi distress. Peristiwanya atau situasinya dialami sebagai ancaman yang mencemaskan.

Tanda-tanda distress-nya adalah sebagai berikut:

TANDA-TANDA SUASANA HATI (MOOD):

1) Menjadi overexcited2) Cemas3) Merasa tidak pasti4) Sulit tidur pada malam

hari (somnabulisme)5) Menjadi mudah

bingung dan lupa6) Menjadi sangat tidak-

enak (uncomfortable) dan gelisah (ill at ease)

7) Menjadi gugup (nervous)

TANDA-TANDA OTOT KERANGKA (MUSCULOSKELETAL)

1) Jari-jari dan tangan gemetar

2) Tidak dapat duduk diam atau berdiri di tempat

3) Mengembangkan tic (gerakan tidak sengaja)

4) Kepala mulai sakit5) Merasa otot menjadi

tegang atau kaku6) Gagap saat berbicara7) Leher menjadi kaku

TANDA-TANDA ORGAN-ORGAN DALAM BADAN (VISCERAL)

1) Perut terganggu2) Merasa jantung berdebar3) Banyak berkeringat4) Merasa kepala ringan

atau akan pingsan5) Mengalami kedinginan

(cold chills)6) Wajah menjadi ‘panas’7) Mulut menjadi kering8) Mendengar bunyi

berdering dalam kuping9) Mengalami ‘rasa akan

tenggelam’ dalam perut (sinking feeling)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN & STRES KERJA

Lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yang dapat menimbulkan stres kerja (White, 1983), yaitu:

1) Sikap terhadap pekerjaan2) Keadaan lingkungan kerja3) Sikap terhadap organisasi tempat kerja4) Manfaat dan jumlah gaji yang diperoleh5) Sikap terhadap penyelia atau

kepenyeliaan

Faktor lain yang turut memberi pengaruh terhadap kepuasa kerja dan stres kerja ialah nilai pekerjaan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Nilai tersebut merupakan suatu bentuk yang mempunyai hubungan dengan sesuatu aktivitas atau objek.Nilai pekerjaan yang bersifat intrinsik (Wallace et al, 1971) yang terdiri atas tiga subskala, yaitu:

1) Kebanggaan dalam pekerjaan2) Keterlibatan kerja3) Prioritas kegiatan

Nilai pekerjaan ekstrinsik terdiri atas dua subskala, yaitu:

1) Status sosial dalam bekerja2) Sikap terhadap penghasilan

FAKTOR PEMICU TERJADINYA STRES DI TEMPAT KERJAAda tiga kelompok utama pemicu stres

(biasa disebut stressor) di tempat kerja, yaitu:

Kelompok pertama adalah faktor pribadi, seperti: keluarga, ekonomi rumahtangga, dan karakteristik kepribadian

Kelompok kedua adalah faktor organisasi, seperti: pekerjaan, peran, dan dinamika hubungan atau interaksi antar karyawan.

Kelompok ketiga adalah faktor lingkungan, seperti: ekonomi, politik, dan teknologi.

MANAJEMEN STRES Stres dalam pekerjaan dapat dicegah

timbulnya dan dapat dihadapi tanpa memperoleh dampaknya yang negatif. Memanajemeni stres berarti berusaha mencegah timbulnya stres, meningkatkan ambang stres dari individu dan menapung akibat fisiologi dari stres.

Memanajemeni stres bertujuan untuk mencegah berkembangnya stres jangka pendek atau stres yang kronis. Reaksi yang dikenal selama ini dalam menghadap stres ialah ‘flight or fight’ yang secara fisik maupun psikis dari situasi yang penuh stres atau melawan stres.

Pandangan interaktif mengatakan bahwa stres ditentukan oleh faktor-faktor di lingkungan dan faktor-faktor dari individunya. Dalam memanajemeni stres dapat diusahakan untuk:

A. Mengubah faktor-faktor di lingkungan agar tidak merupakan pembangkit stres

B. Mengubah faktor-faktor dalam individu agar:1) Ambang stres meningkat, tidak cepat

merasakan situasi yang dihadapi sebagai penuh stres

2) Toleransi terhadap stres meningkat, dapat lebih lama bertahan dalam situasi yang penuh stres, tidak cepat menunjukkan akibat yang merusak dari stres pada tubuh sehingga dapat mempertahankan kesehatannya.

Teknik-teknik yang dapat digunakan ialah: Kerekayasaan organisasi

Dapat dilakukan strategii yang diajukan oleh Everly & Guidano, yaitu sasaran berdasarkan kerja dan manajemen waktu, yang khusu berlaku untuk para manajer menengah keatas.

Sasaran berdasarkan kerja (SbK) ini merupakan salah satu teknik yang termasuk dalam jenis manajemen berdasarkan sasaran yang terdiri dari 4 langkah yaitu:

i. Menetapkan sasaran realistik bagi satuan kerjanya, yang dapat dicapai dalam waktu yang dimiliki

ii. Merancang perangkat perencanaan, tindakan atau metode untuk dapat mencapai sasaran

iii. Menciptakan strategi untuk dapat mengukur keberhasilan mencapai sasaran pada akhir suatu periode tertentu

iv. Pada akhir waktu yang sudah ditentukan mengukur keberhasilanmencapai sasarannya

Manajemen waktu (MW) memiliki tiga tahap, yaitu:i. Analisis waktuii. Strategi untuk mngorganisasiiii. Strategi untuk follow up

Kerekayasaan kepribadian Strategi yang digunakan dalam kerekayasaan

kepribadian ialah upaya untuk menimbulkan perubahan-perubahan dalam kepribadian individu agar dapat dicegah timbulnya stres dan agar ambang stres dapat ditingkatkan.

Team building dan teknik-teknik pengembangan organisasi yang laindapat mencegah atau mengatasi stres yang timbul karena adanya konflik peran, ketaksaan peran, hubungan interpersonal yang tidak baik, serta struktur dan iklim organisasi.

Strategi berikutnya adalah pemberian penyuluhan jabatan jabatan kepada tenaga kerja

Teknik penenangan pikiran Meditasi Pelatihan relaksasi autogenic Pelatihan relaksasi neuromuscuklar

Teknik penenangan melalui aktifitas fisik Aktifitas fisik bisa juga dilakukan

sebelum stres timbul. Aktifitas fisik memiliki sifat preventif (penghindaran). Selama melakukan aktifitas fisik seluruh sistem badan dirangsang untuk beraksi, bergerak.

KESIMPULAN Stres merupakan suatu abstraksi yang mana orang tidak

dapat melihat penyebabnya tetapi dapat melihat akibatnya. Stress tidak selalu sesuatu yang negative, apabila ditinjau melalui porsinya stress yang berada sebelum titik optimal sampai titik optimal adalah stress yang baik, dan menyenangkan, lebih dari itu barulah stress yang negatif.

Stres berkaitan dengan kepuasan kerja, maka dari itu selain membahas mengenai faktor stress yang dapat timbul di tempat kerja, perlu juga mengetahui faktor stress yang berkaitan dengan kepuasan kerja.

Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa memperoleh dampaknya yang negatif. Memanajemeni stres berarti berusaha mencegah timbulnya stres, meningkatkan ambang stres dari individu dan menapung akibat fisiologi dari stres. Memanajemeni stres bertujuan untuk mencegah berkembangnya stres jangka pendek atau stres yang kronis.

DAFTAR PUSTAKA Jehangir, M., Kareem, N., Khan, A., Jan, M. T., &

Soherwardi, S., PhD. (2011). EFFECTS OF JOB STRESS ON JOB PERFORMANCE & JOB SATISFACTION. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 3(7), 453-465. 

Munandar, A. S. (2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Wallace, J. E. (2005). Job stress, depression and work-to-family conflict: A test of the strain and buffer hypotheses.Relations Industrielles, 60(3), 510-537.

Wijono, Sutarto. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi: Dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada Media Group.