keselamatan kerja

Upload: ninosakti62y5150

Post on 12-Jul-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETYKESELAMATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1. Dasar Hukum. Sumber hukum yang paling mendasar tentang keselamatan kerja di Indonesia ialah undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Undang-undang ini dibuat dengan menimbang bahwa : a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejateraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional. b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. c. Bahwwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien. d. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja. e. Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan umu tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi. Sumberdaya manusia merupakan salah satu sumberdaya yang paling oenting dalam kegiatan usaha. Maka perusahaan harus memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi manusia yang terkai dengan kegiatan usahanya ,maupun orang lain yang terkait dengan usaha tersebut. Misalnya PLN sebagai perusahaan yang kegiatan usahanya membangkitkan,

menyalurkan, menditribusikan dan melayani pelanggan. Maka setiap manusia yang terlibat dlama kegiatan usaha tersebut harus dijamin keselamatan dan kesehatannya. Dan orang lain yang berada di sekitar kegiatan usaha maupun yang menggunakan produk energy listrik juga harus menjamin kesehatan dan keselamatannya. Upaya menegakkan keselamatan dan kesehatan kerja memang bukan kegiatan meningkatkan keuntungan, tetapi upaya memanusiakan manusia dan membatasi dan atau memperkecil kerugian dampak kecelakaan. Yang bertanggung jawab melaksanakan tegaknya keselamatan dan 4

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

kesehatan kerja ialah : manajemen, atasan pekerjaan, dan pekerja itu sendiri. Dengan terjaminnya keselamatan dan kesehatan, berarti terciptanya safe production yang bermuara kepada peningkatan kesejateraan dan kemakmuran masyarakat. 2. Pengertian Keselamatan kerja mengatur segala upaya guna mencegah / mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja yang mana daoat mengakibatkan kerugian, baik jiwa / raga dan atau harta. Sedangkan kesehatan kerja mengatur segala upaya guna mencegah / mengurangi sakit akibat melaksanakaan kerja. Dalam Undang-undang ini No. 1 tahun 1970, yang dimaksud dengan tempat kerja ialah segala tempat dimana : a. Tenaga ekerja bekerja, atau yang sering dimasuki tanaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan b. Dimana terdapat sumber aatau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dlaam pasal 2. c. Termasuk tenaga kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang meruapakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan temat kerja tersebut. Dan selanjutnya bahwa tiap tempat kerja harus memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja seperti diuarai pada pasal 3, yakni : Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan. b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. d. Member kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya. e. Member pertolongan pada kecelakaan f. Member alat-alat oerlindungan diri pada para pekerja. g. Mencegah dan mengendalikan timbul ataumenyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusann angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran. 5

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya enyakit akibat bekerja baik fisik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan. i. j. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup. l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang. o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. p. Mengamankan dan memperlancar oekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimanan barang. q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. r. Menyesuaikan dan meyempurnakan pengaman pada pekerjaan yang berbahaya kecelakaannya enjadi bertambah tinggi.

3. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (KKK) Tujuan KKK adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan tercapai : a. Suasan lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. b. Tenaga kerjayang sehat fisik, mental, social dan bebas kecelakaan. c. Meningkatnya roduktivitas dan efisiensi perusahaan. d. Meningkatnya kesejateraan masyarakat tenaga kerja.

4. Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja. Sesuai Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 12. Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk : a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oelh Pegawai Pengawas dan atau Ahli Keselamatan Kerja. b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. 6

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

c. Memenuhi dan manaati semua syarat-syarat keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang diwajibkan. d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan kerja dan keseahatan kerja yang diwajibkan. e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh Pegawai Pengawas dalam batasbatas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

5. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Yang dimaksud dengan jaminan sosail tenaga kerja menurut Undang-undang No. 3 tahun 1992 tentang jaminan Sosial Tenaga Kerja ialah : Suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagaian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Ruang lingkup program Jamsostek meliputi : 1. Jaminan Kecelakaan Kerja. 2. Jaminan Kematian. 3. Jaminan Hari Tua. 4. Jaminan Pemeliharaa Kesehatan. Terlampir kutipan dari bagian pada : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 tahun 1993 tentang

penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 2. Edaran Direksi PLN, guna mendukung pelaksanaan program jamsostek.

7

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTARBAB II. KECELAKAAN KERJA 1. Pengertian Kecelakaan Kerja.

MANAGEMENT SAFETY

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi pada seseorang karena hubungan kerja, dan kemungkinan disebabkan oleh bahaya yang ada kaitannya dengan pekerjaanya. Sedangkan kecelakaan dinas ialah kecelakaan yang terjadi karena hubungan kerja, baik karena pekerjaan langsung ataupun dalam perjalanan menuju tempat kerja sampai kembali ke rumah melalui jalan normal.

2. Proses Kecelakaan. Kecelakaan ialah suatu insiden yang terjadi karena adanya bahaya dan dapat mengakibatkan kerugian berupa jiwa / raga, harta dan ataupun efisiensi perusahaan. Urutan proses terjadinya kecelakaan :

Kultur Lingkungan Budaya Kerja Pola pikir Manajemen

Sebab dasar Visi dan misi kurang mendukung -

Bahaya Unsafe act Unsafe Condition Miss manajemen -

Insiden Kecelakaan Near MIsses -

Kerugian Jiwa/Raga Harta Efisiensi

2.1. Kultur Lingkungan. Kultur lingkungan, dalam hal ini tingkat kematangan budaya dan pola pikir lingkungan masyarakat pada umumnya atau lingkungan tempat kerja pada khususnya akan membentuk suatu behavior para pekerjanya. Lingkungan masyarakat / tempat kerja yang secara sadar : a. Menjunjung tinggi harkat manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling tinggi nilainya. b. Selalu berpikir selamat (think safety) di segala tindakannya, memiliki paradigma untuk memikirkan keselamatan bagi manusia maupun keselamatan bagi proses produksinya. c. Adanya komitmen yang tinggi dari manajemen untuk menegakkan KKK, dsb. 8

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

Akan membentuk visi dan misi yang lebih realities untuk tercapainya safe production 2.2. Bahaya Tidak setiap bahaya mengakibatkan kecelakaan. Tapi kecelakaan terjadi karena ada bahaya, baik itu berupa : a. Tingkah laku yang taka man (unsafe act) b. Kondisi yang taka man (unsafe condition) c. Manajemen / prosedur yang tak benar / tak ada (miss manajemen). Contoh tingkah laku taka man : 1. Bekerja mengabaikan prosedur 2. Mengerjakan pekerjaan bukan bidngnya 3. Bekerja tanpa kompetensi (rendah) 4. Tidak menggunakan alat keselamatan kerja 5. Sikap tubuh yang tidak benar 6. Bekerja dengan bersendau gurau 7. Bekerja dengan kondisi fisik dan atau mental yang stabil 8. Bekerja dengan emosional / panic dll. Contoh kondisi yang taka man : 1. Peralatan pelindung yang tak memenuhi syarat 2. Bahan, perlatan yang aus atau rusak 3. Kondisi lantai yang licin 4. House keeping yang tidak tertata baik 5. Kurang sarana pemberi tanda-tanda keselamatan kerja. 6. Keadaan udara beracun 7. Bising.

Contoh miss manajemen : 1. Tidak tersedianya alat keselamatan kerja 2. Tidak adanya etunjuk / prosedur kerja. 3. Tidak melakukan identifikasi bahaya dan cara penanggulangannya. 4. Tidak melakukan pembahasan tenatng KKK secara terjadwal. 9

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR2.3. Insiden.

MANAGEMENT SAFETY

Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bias berbentuk kecelakaan ataupun near misses yang dapat merugikan. Kerugian dapat berbentuk cidera / tewas, rusaknya barang / material dan ataupun menurunya efisiensi produksi.

Contoh kecelakaan Contoh near misses

: Kejatuhan benda, terjepit, terkena listrik, terbakar : Tersandung pipa atau tereleset tanpa luka maupun rusaknya benda / barang

1 10 30 600

Meninggal Cidera berat atau cacat Cidera ringan Insiden : kecelakaan & near misses

2.4. Kerugian. Baik sang korban maupun perusahaan pemilik tempat kerja mengalami kerugian. Kerugian bagi korban kecelakaan (bila ia pekerja) meliputi : a. Cidera, cacat tetap, bahkan tewas itu berarti menurunkan / hilangnya kesempatan mendapatkan prestasi (penghasilan) karena menurun / hilangnya kemampuan kerja. b. Menurunnya moril dan rasa peran keberadaanya di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan tempat kerja.

Kerugian bagi perusahaan antar alain meliputi : a. Biaya perawatan korban. b. Biaya untuk pemberian santunan-santunan c. Waktu produksi berkurang 10

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

d. Rusaknya peralatan dan atau material, sehingga mnurunnya kemapuan produksi. e. Biaya investasi yang telah dikeluarkan untuk (pembinaan, pendidikan, dll) mencapai tingkat kompetensi seperti saat sekarang. f. Menurunnya citra perusahaan. g. Naiknya biaya asuransi.

Untuk mencegah / mengurangi kerugian bagi manusia (pekerja dan atau orang lain) dan kerugian perusahaan akibat kecelakaan , kita harus menghilangkan / mengurangi bahaya (unsafe act, unsafe condition, dan miss manajemen) tersebut. Salah satu upaya untuk mencegah / mengurangi bahaya antara lain : a. Mengadakan identifikasi bahaya (unsafe act, unsafe condition dan miss manajemen) dan tindakan / cara mengatasinya. b. Setiap bekerja selalu berpikir tentang selamat (think safety)

BAB III. KESELAMATAN DALAM BEKERJA1. Tempat Kerja Bertegangan. Hal penting diperhatikan bila memasuki ruang kerja listrik : a. Mendapat ijin yang berwenang dan diawasi oleh petugas. b. Jangan sendirian (dua orang) c. Sehat jasmani dan rohani d. Pakaian kering dan bersepatu dengan sol berbahan isolasi e. Gunakan alat pengaman yang diperlukan sesuai spesifikasinya (missal : tegangan ijin, daya hantar , dll) f. Perhatikan rambu-rambu peringatan yang ada g. Berada pada jarak yang aman.

1.1. Bekerja Pada Bebas Tegangan. a. Perhatikan perlengkapan bebas tegangan. b. Tempat kerja telah dinyatakan aman oleh pengawas

11

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

c. Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan d. Bila ada sirkuit ganda : - Pekerjaan dilakukan pada salah satu sirkuit - Masing-masing kawat harus dibumikan pada kedua ujungnya. - Tempat yang berdekatan dengan yang dikerjakan. e. Harus ad penanggung jawab / pengawas penuh pada sirkuit tersebut. f. Pekerjaan boleh dimulai bila semua persyaratan tersebut atas telah dipenuhi. 1.2. Bekerja Pada Keadaan Bertegangan. a. Memiliki ijin kerja dari yang berwenang sesuai kompetensinya. b. Minimum harus 2 (dua) orang (1 pengawas, 1 pekerja). c. Pekerjaan dalam keadaan sadar, tidak mengantuk, tidak mabuk d. Pekerja berdiri di tempat yang berisolasi. e. Pekerja menggunakan alat pengaman diri dan peralatan kerja utama yang diwajibkan. f. Semua peralatan harus telah diperiksa setiap kali mau dipakai sesuai petunjuk yang diberikan. g. Cuaca harus baik, tidakmendung, tidak hujan. h. Dilarang menyentuh peralatan listrik bertegangan dengan telanjang. i. Dilarang bekerja dalam keadaan bertegangan di ruang dengan bahaya kebakaran, ruang lembab, ruang sangat panas. 1.3. Bekerja di dekat instalasi bertegangan : a. Harus tahu jarak minimum aman dari perlengkapan bertegangan b. Perlengkapan yang digunakan bebas dari kebocoran isolasi atau imbas yang membahayakan, selain harus dibumikan. c. Tidak menggunakan perlatan yang panjang, tali dari logam, tangga yang diperkuat dengan logam. d. Jika jarak tidak aman, harus menggunakan pengaman dari bahan isoalasi. 12

2. Batas Aman Arus dan Tegangan. Batas aman arus dan tegangan untuk manusia ialah 1.1 mA dan 50V

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETYWaktu maksimum (detik) 5 1 0.5 0.2 0.1 0.05 0.03

2.1. Tegangan sentuh maksimum yang dapat ditahan manusia : Tegangan Sentuh (V efektif) 50 75 90 110 150 220 280 Keterangan

a. Korelasi antara daya tahan terhadap arus dan waktu. Tegangan Sentuh (A efektif) 10 20 20 40 60 80 100 Waktu Maksimum (detik) 10 2 0.2 0.1 Keterangan

b. Kepekaan terhadap kejutan listrik secara continue. Besar Arus (mA) 0.7 0.7 2 2 8 8 20 Akibat arus melaluijantung melalui lintasan tangan ke kaki Tidak terlhat sesuatu akibat Terasa getaran System syaraf terpengaruh, sangat sakit System syarat terpengaruh.Tidak sanggup melepaskan pegangan, karena pengerutan atau kontaksi otot-otot System syaraf terpengaruh. Otot kerongkongan dipaksa mengkerut. 20 50 Paru-paru kirim udara secara tidak normal. Tidak mampu melepaskan pegangan 13

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

3. Jarak Aman Daerah Bertegangan. 3.1. Jarak lendutan penghantar udara ke tanah, minimum : No 1 2 3 Lokasi pemasangan Jalan Umum Bukan Jalan Umum Halaman Rumah Penghantar udara telanjang 5 meter 5 meter 5 meter Penghantar udara berisolasi 5 meter 4 meter 3 meter

3.2. Jarak bebas (minimum) antara SUTT dan SUTET dengan tanah dan benda lain. SUTT No Lokasi 66 kV (m) 1 2 3 4 Lapangan terbuka daerah luar kota Jalan raya Pohon-pohon pada umumnya Bangunan tidak tahan api dan lapangan olah raga 5 6 Bagian bangunan yang tahan api SUTT lainnya : SUTR jaringan telekomunikasi dan kereta gantung 7 8 Rel kereta biasa Jembatan besi, rangka besi penahan penghantar kereta listrik terdekat dsb. 9 Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air pasang pada lalu lintas air 14 3 4 8.5 8.5 8 3 9 4 15 8.5 15 8.5 3.5 3 4.5 4 8.5 8.5 8.5 8.5 6.5 8 3.5 12.5 150 kV (m) 7.5 9 4.5 13.5 SUTET 500 KV Sirkit ganda (m) 10 15 8.5 14 Sirkit tunggal (m) 11 15 8.5 15

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR4. Kebisingan.

MANAGEMENT SAFETY

Kebisingan adalah bunyi yang dikeluarkan oleh sumber bunyi atau peralatan / proses yang menimbulkan bising. Bunyi ini tidak nyaman didengar oleh rasa ppendengaran normal. Tingkat kebisingan diukur decibel skala A.

4.1. Tabel skala tingkat bising : No 1 2 Kriteria Pendengaran Menulikan Sangat hiruk Tingkat Bising dB (A) 100 120 80 100 Ilustrasi Halilintar, meriam Jalan hiruk pikuk Perusahaan sangat gaduh Pluit polisi 3 Kuat 60 80 Kantor gaduh Jalan pada umumnya Radio Perusahaan 4 Sedang 40 60 Rumah gaduh Kantor umumnya Percakapan kuat Radio perlahan 5 Tenang 20 40 Rumah tenang Kantor perorangan Auditorium Percakapan 6 Sangat Tenang 0 20 Suara daun-daun Berbisik Batas dengar bawah

15

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETYLama Mendengar (jam/hari) (T) 8.00 6.00 4.00 3.00 2.00 Tingkat bising dB (A) (L) 102 105 110 115 Lama Mendengar (jam/hari) (T) 1.5 1 0.50 < 0.25

4.2. Tabel lama mendengar yang diijinan pada tingkat bising tertentu. Tingkat bising dB (A) (L) 90 92 95 97 100 Rumus : T = 8 x 2

4.3. Tabel Peredam tingkat bising berbagai jenis pelindung telinga. Jenis Pelindung Peredam Tingkat Bising *) dalam dB (A) 125 HZ Sumbat Kapas 2 (2) Sumbat Kapas belilin 6 (7) Sumbat wol gelas 7 (4) Sumbat telinga ybs tercetak sesuai 15 (7) 250 HZ 3 (2) 10 (9) 11 (5) 15 (8) 500 HZ 4 (3) 12 (9) 13 (4) 16 (5) 1000 HZ 8 (3) 16 (8) 17 (7) 17 (5) 2000 HZ 12 (6) 27 (11) 29 (6) 30 (5) 4000 HZ 12 (4) 32 (9) 35 (7) 41 (5) 8000 HZ 9 (5) 26 (9) 31 (8) 28 (7)

Penutup berperapat busa

8 (6)

14 (5) 20 (6) 17 (5)

24 (6) 33 (6) 29 (4)

34 (8) 35 (6) 32 (5)

36 (7) 38 (7) 28 (7)

43 (8) 47 (8) 59 (9)

31 (8) 41 (8) 54 (9) 16

Penutup berperapat cairan

13 (6)

Helm penerbang

14 (4)

*) Angka dalam kurung menyatakan penyimpangan (deviasi) standard

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETYSiang (06.00 22.00) 60 65 70 70 60 Malam (22.00 06.00) 50 60 60 -

4.4. Batas tingkat bising lingkungan, dB (A) No 1 2 3 4 5 Daerah Peruntukan Perumahan Perkantoran Industri Perdagangan Rekreasi

Batas tingkat bising ini berlaku pada pagar sebelah luar halaman pembangkit. Bila melebihi ketentuan tersebut harus memakai tutup telinga.

4.5. Karakteristik isolasi dari bahan bangunan. Tebal (mm) 6 113 18 75 6 76 Massa (kg/m2) 12 220 12 100 4 70 Indek Reduksi Kebisingan dB (A) 26 35 40 26 23 21 35

No

Material

1 2 3 4 5 6

Papan asbes semen Bata Papan Batako Triplek Papan wol kayu dng plesteran 13 mm pada dua sisi

7

Lembar alumunium

1.5

5

22

17

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

BAB IV. ALAT KESELAMATAN KERJA1. Pengertian. Pengertian alat keselamatn kerja : a. Suatu alat yang dipergunakan untuk melindungi pekerja terhadap kemungkinan timbulnya kecelakaan. b. Suatu alat yang dipergunakan untuk memperlancar / mempermudah pekerja dalam melaksanakan tugas pekerjaan dengan aman.

2. Tiga macam Alat Keselamatan Kerja. 2.1. Terpasang tetap pada perlatan. a. Kap pelindung benda berputar. b. Batas pengaman daerah. 2.2. Untuk dipakai pekerja. a. Alat pelindung batok kelapa b. Alat pelindung muka dan mata c. Alat pelindung badan d. Alat pelindung anggota badan e. Alat pelindung pernapasan f. Alat pelindung pendengaran g. Alat pencegah jatuh h. Alat pencegah tenggelam. 2.3. Pelengkap. a. Peraturan-peraturan b. Penjelasan-penjelasan c. Instruksi kerja d. Tanda-tanda peringatan e. Poster-poster keselamatan kerja f. Komunikasi dan koordinasi g. Pengawasan, dll. 18

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

Yang perlu diperhatikan pada poster : Antara gambar dan tulisan disesuaikan, sehingga focus pesan dapat dimengerti. Jenis isi pesan disesuaikan dengan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja.

Tanda-tanda keselamatan isinya mengingatkan kita terhadap : Bahaya yang dapat timbul di suatu tempat Kemungkinan membuat kesalahan

Tanda peringatan ditempatkan pada tempat yang : Mudah dan kehilangan Menuju ke tempat yang ada bahaya.

3.

Alat Keselamatan Kerja & Penggunaannya. No Alat Keselamatan Kerja 1 Topi Keselamatan Kegunaan / Pemakaiannya Melindungi batk kepala terhadap tertumbuk / kejatuhan benda dari atas 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kap Las Argon Kap Las Kepala Melindungi muka dan mata waktu mengelas listrik Melindungi muka dan mata waktu mengelas listrik

Kap Las Kepala Dengan Melindungi muka, mata dan batok kepala waktu Topi Pelindung Muka Pelindung Mata Kacamata Las Kacamata Warna Bening Kacamata karet Pelindung mata mengelas listrik Mengasah, menotok, bekerja dengan ramuan kimia. Mengasah, menotok, bekerja dengan ramuan kimia. Mengelas dengan las karbit / asitilin. kedok Mengecat, membelah, menotok beton, dsb Bekerja dengan debu Mengasah, berkacamata menetak (terutama) bagi yang 19

(yang dibuka)

11

Pelapisan dada dari kulit

a. Mengelas karbid dan listrik

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETYb. Menempa, menuang, kerja hangat lainnya dada karet Bekerja dengan ramuan kimia a. Bekerja di instalasi TEL b. Membersihkan mengandung TEL tangki-tangki bensin yang

12

Pelapisan hitam

13

Pelapisan dada karet putih

14

Sarung tangan asbes

Kerja panas, tuang, membengkokkan pipa, tukang api, buka tutup kran uap.

15

Sarung tangan kain

Kerja ringan : mematri, mengecat, menyemprot, dsb.

16

Sarung tangan untuk kerja

a. Kerja konstruksi yang ringan. b. Kerja pengangkut yang ringan c. Membuka keran uap

17 18

Sarung tangan Sarung tangan

Mengelas listrik dan gas karbid untuk Bekerja pada hubungan listrik

tukangg listrik 19 Sarung (plastic) 20 21 Pelindung lengan Sepatu hitam karet panjang tangan karet a. Bekerja dengan ramuan kimia b. Bekerja dengan gemuk-gemuk kotor Mengelas listrik, karbid a. Bahan kimia (asam garam, asam belerang, dsb) b. Komponen minyak kasar (bensin, minyak, gas) c. Kerja tanah dan kerja kotor lainnya. Pelindung jari kaki dari tertumbuk benda berat / jatuh. 22 23 Sepatu keselamatan Sepatu karet Pekerjaan tanah

panjang Mengelas listrik, karbid, menempa dan untuk pekerjaan tuang-menuang

hitam sampai paha 24 25 26 Pelindung kaki dari kulit Tali pinggang keselamatan Jarring keselamatan

Untuk bekerja diketinggian > 2.5 meter Dipakai dimana tidakmemungkinkan pakai tali pinggang keselamatan 20

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR27 28

MANAGEMENT SAFETYUntuk mengurangi suaru masuk telinga Untuk mengurangi suara yang bernada tinggi atau keras

Sumbat telinga (ear plug) Tutup telinga (ear muff)

29

Schakel stock

Untuk memasukkan pemisah dilengkapi untuk check tegangan menengah (TM).

30 31

Tester Klem hubungan rendah

Untuk mengetahui adanya tegangan rendah. Untuk membumikan jaringan, tarfo generator.

Terlampir Surat Edaran Direksi tentang ; 1. Kewajiban memakai alat pengaman dan sangsinya. 2. Keselamatan memasuki dan bekerja di dalam ruangan sentral pembangkit tenaga listrik

21

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

BAB VI. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN1. Pengertian. PPPK ialah pertolongan yang harus segera diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan / menderita sebelum ditangani oleh yang ahli (dokter, perawat, rumah sakit) dengan memakai fasilitas atau peralatan yang ada pada saat di tempat kejadian.

2. Tujuan PPPK. Tujuan pertolongan pertama ialah : a. Menyelamatkan jiwa korban. b. Mencegah cacat c. Meringankan beban penderita d. Member rasa tenang

3. Pedoman Tindakan PPPK. Untuk mecapai tujuan tersebut, maka pedoman yang harus diperhatikan pada saat menangani penderita adalah : a. Bersikap tenang b. Perhatikan pernapasan, denyut nadi dan adanya pendarahan. c. Perhatikan adanya gejala pingsan / shok d. Mencegah infeksi e. Kurangi rasa sakit dan bertindak sperlunya. 3.1. Bantuan napas. Ada dua hal pokok bantuan napas : a. Bantuan mulut ke mulut, untuk yang pernapasannya terhenti. b. Rangsang mengembang kempiskan dada, untuk yang pernapasannya sulit. Bantuan nafas mulut ke mulut : a. Yakinkan tidak ada benda asing di rongga mulut. b. Penderita di telentangkan dengan kepala tengadah untuk memperlebar saluran tenggorokan. Dapat dengan diganjal tangan penolong atau bantal. 22

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

c. Tempelkan mulut penolong ke mulut korban, lalu hembus sambil menutup hidung korban. d. Lepaskan mulut dan hidung, lalu tekan dada korban. e. Ulangi c dan d berulang-ulang sampai korban dapat melakukan sendiri.

Bantuan rangsangan mengembang-kempiskan dada: a. Dengan cara penderita terlentang b. Pegang lengan tangan korban lalu tarik ke samping dan atas korban agar dada mengembang. c. Turunkan tangan dan tempatkan di atas dada, lalu tekan agar dada mengempis. d. Ulangi b dan c berulang-ulang sampai korban merasa lega. Cara lain dengan korban terlentang, missal dengan manaik-turunkan pinggang korban berulang-ulang dengan kecepatan sesuai irama napas. 3.2. Resusitasi Jantung Paru. Bila jantung korban terhenti, lakukan resusitasi jantung paru dengan cara : a. Posisikan penderita telentang dengan kepala tengadah untuk memperlebar saluran tenggorokan. Dapat diganjal dengan bantal, atau lainnya yang lunak. b. Tempelkan mulut penolong ke mulut korban, lalu hembus sambil menutup hidung korban. c. Tumpang tindihkan kedua telapak tangan Anda ke dada korban. Lalu tekan kuat-kuat 5 sampai 7 kali. d. Ganti lakukan hembusan mulut satu atau dua kali. e. Ulangi c dan d berulang-ulang sampai korban menunjukkan gejala hidup.

3.3. Menghentikan Pendarahan. Ada tiga macam oendarahan, bergantung pembuluhh darah mana yang terputus : a. Pembuluh rambut (kapiler). Karena pembuluh sangat kecil, maka dengan ditutup sebentar saja butir-butir darah pembeku akan segera menutup pembuluh yang terputus tersebut. Pendarahan cepat terhenti. 23

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

b. Pembuluh balik (arteri) Pendarahan ini, darah berwarna lebih tua darah keluar terus menerus secara tetap. Untuk menghentikan, tutuplah dengan kain steril lalu diikat tidak perlu keras pengikatannya. c. Pembuluh nadi (vena) Pendarahan keluar dengan aliran tidak stabil, mengikuti pemompaan jantung. Darah bewarna segar. Untuk menghentikan caranya : 1) Bawa ke rumah sakit sambil lakukan menghentikan pendarahan dengan cara 2) Lakukan pengikatan menggunakan kain dan batang di atas lukamenuju jantung. 3) Batang diputar untuk menguatkan dan mengendorkan ikatan. Secara periodic ikatan dikendorkan untuk member suplai darah organ di bawahnya agar tidak mati.

3.4. Pingsan / shok. Shok adalah suatu keadaan dimana kesadaran korban hilang 50% (pingsan, kesadarnnya hilang 100%).pada keadaan ini kerja pemompaan jantung lemah, dan pernapasan juga lemah, sehingga korban tampak pucat karena aliran darah ke otak (kepala) berkurang. Panas tubuh cenderung dingin. Tindakan pertolongannya : a. Baringkan telentang dengan kepala agak tengadah. b. Berikan ruangan / udara yang segar c. Berikan selimut agar badannya hangat. d. Rangsang penciumannya dengan parfum yang umum bias diterima orang. e. Miringkan kepala ke kiri / kanan untuk memungkinkan muntahan dapat keluar. f. Jangan memamsukkan minuman ke mulutnya bila ia tidak memerlukan. 24

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR3.5. Mencegah infeksi.

MANAGEMENT SAFETY

Infeksi adalah masuknya kuman melalui luka yang terbuka. Untuk mencegah infeksi, berikan yodium tintur di sekeliling luka. Dapat juga digunakan alcohol untuk membersihkan dan mematikan kuman. Jangan berupaya membersihkan kotoran pada luka yang lebar / dalam, karena kotoran tersebut malah akan tertekan masuk ke dalam jaringan tubuh. Medis memiliki alat untuk itu.

3.6. Patah Tulang. Sasaran pertolongan patah tulang ialah agar bagian yang patah tidak bergeser. Pembidaian diberikan agar ketika korban dibawa ke rumah sakit, sehingga bagian yang patah tidakbergeser. Adalah tidak dibenarkan kita meluruskan / menarik tulang yang patah ke posisi normal, itu sudah pekerjaan pakar medis.

25

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETYPENGUMUMAN No. 023/PST /75 Tentang

KESELAMATAN MEMASUKI DAN BEKERJA DI DALAM RUANGAN SENTRAL PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Untuk menghindari / membatasi terjadinya sesuatu bahaya atau kecelakaan dalam memasuki dan atau bekerja di dalam ruangan Sentral Pembangkit Listrik dalam rangka pengaman serta penyelamatan mesin-mesin pembangkit tenaga listrik termasuk seluruh peralatan yang berada di dalamnya dianggap perlu untuk menggariskan ketentuanketentuan sebagai berikut :

I.

Ketentuan untuk masuk ke dalam ruangan pembangkit listrik : a. Orang dan atau pegawai yang tidak bertugas tidak diperkenankan masuk dan atau berada di dalam ruangan pembangkit tenaga listrik. b. Pegawai sentral yang tidak bertugas dan atau pegawai PLN yang lainnya yang perlu / berkepentingan untuk masuk / berada didalam ruangan sentral harus mendapatkan ijin dari Kepala Jaga. c. Para tamu yang mendapat ijin masuk ke dalam ruangan sentral pembangkit listrik harus didampingi / diantar olehpetugas jaga yang ditunjuk oleh Kepala Sentral. d. Di dalam ruangan sentral dilarang menggunakan / membawa benda atau alat yang meimbulkan bahaya, yang mudah menimbulkan bahaya kebaran, zat atau cairan yang mudah menimbulkan bahaya korosi dan sebagainya.

II. Keselamatan memasuki dan bekerja dalam ruangan-ruangan mesin PLTD / PLTG / PLTA. Pegawai / pekerja pembangkit listrik yang memasuki dan atau bekerja di ruangan mesin pembangkit listrik harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut : a. Menggunakan baju dinas yang memenuhi syarat. b. Menggunaka sepatu kulit atau bahan bukan karet yang telapaknya (zoolnya) tidak pakai paku cermai (paku yang meninjol) c. Menggunakan sarung tangan (dari kulit pendek) 26

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

d. Menggunakan topi pengaman (bukan mental) e. Menggunakan alat peredam untuk kuping, jika suara mesin membising keras.

III. Keselamatan memasuki dan bekerja dalam ruangan-ruangan mesin PLTU yang pendingin generatornya menggunakan hawa / udara biasa : 1. Pegawai / pekerja pembangkit listrik yang memasuki dan atau bekerja di dalam ruangan mesin harus dilengkapi dengan peralatan sbb : a. Menggunakan baju dinas yang memenuhi syarat. b. Menggunakan sepatu kulit atau bahan bukan karet yang telapaknya (zoolnya0 tidak pakai paku cermai (paku yang menonjol) c. Menggunakan sarung tangan (dari kulit pendek) d. Menggunakan topi pengaman (bukan mental) e. Menggunakan alat peredam untuk kuping, jika suara mesin membising keras. 2. Pegawai / pekerja yang bekerja di tempat-tempat yang berbau minyak / instalasi minyak / berminyak dilarang merokok. 3. Pegawai / pekerja yang bekerj di dalam ruangan mesin turbin paling sedikit harus terdiri dari 2 (dua) orang.

IV. Keselamatan memasuki dan bekerja dalam ruangan-ruangan mesin PLTU yang pendingin generatornya menggunakan gas hydrogen (H2). 1. Pegawai / pekerja Pembangkit Listrik yang memassuki dan atau bekerja di dalam ruangan turbin harus dilengkapi dengan peralatan sbb : a. Menggunakan baju dinas yang memnuhi syarat. b. Menggunakan sepatu kulit atau bahan bukan karet yang telapaknya (zoolnya), tidak pakai paku cermai (paku yang menonjol) c. Menggunakan sarung tangan (dari kulit pendek). d. Menggunakan topi pengaman (bukan mental). e. Menggunakan alat peredam untuk kuping, jika suara mesinmembising keras. 2. Di seluruh ruangan sentral, dilarang merokok. 3. Pegawai / pekerja yang bekerja di dalam ruangan mesin trubin paling sedikit harus terdiri dari 2 (dua) orang. 27

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

V. Untuk keseragaman bentuk maka penyediaan peralatan pengaman bekerja dilakukan oleh masing-masing PLN pembangkit / PLN distribusi / PLN Exploitasi. VI. Jika setelah tersedianya peralatan kerja terjadi kecelakaan yang disebabkan karena tidak mengindahkan ketentuan ini dan atau karena tidak menggunakan alat pengaman kerja maka PLN dibebaskan dari kewajiban member ganti rugi dan biaya-biaya lainny untuk maksud tersebut. VII. Ketentuan ini mulai berlaku sejak dikeluarkan untuk ditaati pelaksanaannya.

PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA DIREKSI

28

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETYSURAT EDARAN No. 005/PST/82 Tentang

KEWAJIBAN MEMAKAI ALAT PENGAMAN KERJA DAN SANGSINYA

Guna lebih meningkatkan usaha pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja di lingkungan PLN sebagaimana yang telah digariskan dalam pasal 3 Undang-undang No. 1 tahun 1970, dengan ini diminta perhatian para Direktur / Pemimpin / Kepala satuan PLN agar, secepatnya mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

1. Secara bertahap memenuhi kebutuhan alat pengaman kerja yang sesuai dengan : 1.1. Macam / sifat pekerjaan pada wilayahnya / lingkungannya masing-masing. 1.2. Ukuran kondisi phisik orang Indonesia pada umumnya. Pengadaan alat-alat tersebut hendaknya berpedoman kepada ketentuan dalam surat kolektif Direksi PLN No. E.I. 213/DIR/82 tanggal 30 Juni 1982 perihal R.A.O. keselamatan kerja dan P & PKK No 22

2. Mewajibkan pemakaian alat pengaman kerja bagi setiap petugas yang karena sifat pekerjaannya harus memakai alat pengamanan kerja yang telah disediakan oleh PLN, dan mewajibkan pula untuk memelihara / merawatnya.

3. Mewajibkan kepada semua pengawas kerja yang bertugas di tempat tertutup (sentral, gudang, bengkel dsb) maupun yang bertugas dilapangan untuk : 3.1. Tetap berada di tempat pekerjaan yang dipercayakan kepadanya dan memberikan peringatan-peringatan kepda petugas yang tidak memakai alat pengaman kerja. 3.2. Memberikan petunjuk lisan maupun tertulis kepada petugas-petugas bawahannya mengenai syart-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. 29 4. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut butir 2 dan 3 di atas, kepada yang bersangkutan dapat dikenakan sangsi berupa :

Management Trainee | PT PJB Services

PENGANTAR

MANAGEMENT SAFETY

4.1. Tindakan administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4.2. Tidak diberikan tunjangan kecelakaan dinas termasuk dalam Surat Edaran Direksi PLN No. 12A dan 12B/PST/78: apabila petugas yang bersangkutan mendapat kecelakaan dan ternyata pada waktu emnjalankan pekerjaan tanpa memakai alat pengaman kerja yang telah tersedia.

Demikian, untuk dilaksanakan sebaik-baiknya.

PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA DIREKSI

30

Management Trainee | PT PJB Services