stat prob06 probabilitytheory_samplespace
TRANSCRIPT
PROBABILITAS :Himpunan & Probabilitas
ARIF RAHMAN
1
Populasi dan SampelPopulasi atau semesta (universe) adalah
set lengkap observasi yang menjadi perhatian peneliti.
Sampel (sample) adalah sejumlah observasi yang diambil dari populasi
Sebaran sampel mengikuti pola distribusi populasi.
2
Populasi dan Sampel3
Ruang Sampel dan Titik SampelRuang sampel (sample space) adalah satu
set lengkap semua keluaran yang mungkin terjadi dalam populasi.
Titik sampel (sample point) adalah setiap keluaran yang menjadi elemen atau anggota ruang sampel.
Ruang sampel dapat dirinci titik sampelnya, atau menggunakan interval atau pernyataan (statement / rule) jika terlalu banyak.
4
Observasi dan EksperimenObservasi (observation) adalah metode
mengumpulkan data atau informasi dari fakta atau fenomena yang terjadi di sistem aktual.
Eksperimen (experiment) adalah metode mengumpulkan data atau informasi melalui eksperimentasi yang telah dirancang kondisinya terlebih dahulu
5
Observasi dan EksperimenData yang diperoleh dari pengumpulan data
biasanya menunjukkan variasi nilai suatu variable yang nilainya berbeda atau berubah secara acak dan tidak pasti.
Eksperimen acak (random experiment) adalah eksperimentasi yang menghasilkan keluaran yang berbeda, meskipun dilakukan perulangan dengan rancangan kondisi eksperimentasi yang sama
6
Faktor dan PerlakuanFaktor (factor) adalah sumber potensial
variabilitas data dalam sistem.Perlakuan (treatment) adalah segenap
pengkondisian beberapa faktor berkategori variabel terkendali (controllable variable) dengan perubahan tertentu (deliberate / purposeful changes)
7
Faktor dan PerlakuanInteraksi (interaction) adalah hubungan
interdependensi antar faktor.Level faktor (factor level) adalah nilai
spesifik dari tingkat kondisi faktor yang dirancang pada eksperimentasi.
8
Eksperimentasi dan Percobaan DasarPercobaan (trial) adalah satu kali aktivitas
pengujian pada studi investigasi ilmiah melalui pengamatan (observation) atau eksperimentasi (experiment) yang dapat dilakukan berulang-ulang dalam kondisi yang sama untuk mendapatkan satu nilai informasi yang menginterpretasikan keluaran (chance outcome) yang muncul.
9
Eksperimentasi dan Percobaan DasarReplikasi (replication) adalah banyaknya
perulangan percobaan pada eksperimentasi dengan faktor-faktor dalam kondisi sama
Pengacakan (randomization) adalah pengaturan percobaan untuk dilakukan secara acak pada desain eksperimentasi
10
Keluaran dan KejadianKeluaran (outcome) adalah fakta hasil
pengumpulan data dalam observasi ataupun eksperimen
Kejadian (event) adalah peristiwa yang termasuk dalam keluaran-keluaran yang mungkin (possible outcomes) terjadi saat pengumpulan data.
11
Variabel AcakVariabel acak (random variable) adalah
suatu nilai bersifat acak dalam numerik (format angka diskrit atau kontinyu) atau nonnumerik yang menandai keluaran dalam ruang sampel tertentu (finite atau infinite).
Variabel acak dinotasikan dengan huruf kapital miring (misal : X). Sedangkan nilai variabel acak dinotasikan dengan huruf kecil miring (misal : x).
12
Himpunan dan Anggota HimpunanHimpunan (set) adalah gugus, gabungan
atau kumpulan objek.Anggota himpunan (element, ) adalah
objek yang menjadi bagian dari himpunan.Himpunan dinotasikan dengan huruf besar
miring (misal: A, B, dst), sedangkan anggota himpunan dinotasikan dengan dengan huruf kecil miring (misal: x, y, dst)
13
HeedcbaH ,,,,
Macam HimpunanHimpunan semesta (universe, U) adalah
himpunan umum semua objek.Himpunan kosong (null set, ) adalah
himpunan yang tidak memiliki anggotaHimpunan bagian (subset, ) adalah
himpunan yang semua anggotanya menjadi bagian himpunan yang lebih besar
14
Macam Himpunan15
U ABC
UABCBCABUA
Semesta, Ruang Sampel dan KejadianRuang sampel (S) menjadi himpunan
bagian dari himpunan semesta (U).Kejadian (E) menjadi himpunan bagian dari
ruang sampel (S).Himpunan kosong menjadi himpunan
bagian dari semua himpunan
16
UESEUS
USE
Semesta, Ruang Sampel dan Kejadian
17
SE
U
UESEUS
Operasi HimpunanKomplemen (complement) dari kejadian
(E) dalam ruang sampel (S) adalah himpunan bagian dari ruang sampel (S) yang anggotanya tidak menjadi elemen kejadian (E).
Komplemen juga disebut dengan negasi (negation), lawan (adjacent atau adjoint)
Dinotasikan dengan E’, Ē, ~E atau Ec
18
ExSxxE ,;'
Operasi Himpunan19
S E E’
ExSxxE ,;'
Operasi HimpunanIrisan (intersection) dua kejadian (E1 dan
E2) adalah himpunan yang anggotanya menjadi elemen kedua himpunan baik kejadian pertama (E1) maupun kejadian kedua (E2)
Dinotasikan dengan
20
2121 dan ; ExExxEE
Operasi Himpunan21
S A
B C
AB AC
BC
ABC
Operasi HimpunanGabungan (union) dua kejadian (E1 dan E2)
adalah himpunan yang anggotanya menjadi elemen salah satu atau kedua kejadian (E1 atau E2)
Dinotasikan dengan
22
2121 atau ; ExExxEE
Operasi Himpunan23
S A
B C
AB AC
BC
ABC
Operasi Boolean24
c212121
2121
2121
; XOR ; OR
; AND
EEEExxEEEExxEE
EExxEE
S A XOR B XOR C
CB
A
Operasi HimpunanHimpunan produk kartesius (cartesian
product set) adalah himpunan yang mempunyai anggota pasangan yang teratur (a,b) di mana a A dan b B
Dinotasikan dengan A x B
25
BbAabaBA dan ;,
Mutually Exclusive atau DisjointDua kejadian (E1 dan E2) bersifat saling
terpisah (mutually exclusive) jika semua anggota himpunan kejadian pertama (E1) tidak menjadi anggota himpunan kejadian kedua (E2) dan sebaliknya.
26
S
A B
AB=
IndependenDua kejadian (E1 dan E2) bersifat saling
bebas (independent) jika kemungkinan terjadinya kejadian pertama (E1) tidak mempengaruhi kemungkinan terjadinya kejadian kedua (E2) dan sebaliknya.
27
Hukum dalam HimpunanHukum penutup (law of closure), untuk setiap
pasang himpunan A dan B terdapat unique sets meliputi AB dan AB
Hukum identitas A = A AU = AA = AU = U
Hukum idempoten AA = A AA = AHukum komplemen AA’ = U AA’ =
(A’)’ = A U’ = ...
28
Hukum dalam HimpunanHukum komutatifAB = BA AB = BAHukum De Morgan(AB)’ = A’B’ (AB)’ = A’B’Hukum asosiatifA(BC) = (AB)C A(BC) = (AB)CHukum distributifA(BC) = (AB)(AC)A(BC) = (AB)(AC)
29
Premise Mayor dan Premise Minor Semua kejadian A
termasuk (menjadi bagian) kejadian B.
Semua kejadian C termasuk kejadian A.
Kesimpulan : Semua kejadian C termasuk
kejadian B Tidak Ada kejadian C yang
bukan kejadian A atau B Tidak ada kejadian A yang
bukan kejadian B
30
S
C
BA
Premise Mayor dan Premise Minor Semua kejadian A
termasuk (menjadi bagian) kejadian B.
Semua kejadian C termasuk kejadian B.
Kesimpulan : Tidak ada kejadian C yang
bukan kejadian B Tidak ada kejadian A yang
bukan kejadian B
31
S
C1
BA
C2
C3
Premise Mayor dan Premise Minor Semua kejadian A
termasuk (menjadi bagian) kejadian B.
Beberapa kejadian C termasuk kejadian A.
Kesimpulan : Beberapa kejadian C
termasuk kejadian B Ada kejadian C yang bukan
kejadian A Tidak ada kejadian A yang
bukan kejadian B
32
S
C1
BA
C2
C3
Premise Mayor dan Premise Minor Semua kejadian A
termasuk (menjadi bagian) kejadian B.
Beberapa kejadian C termasuk kejadian B.
Kesimpulan : Ada kejadian C yang bukan
kejadian B Ada kejadian C yang bukan
kejadian A Tidak ada kejadian A yang
bukan kejadian B
33
S
C1
BA
C2
C3
Premise Mayor dan Premise MinorBeberapa kejadian A
termasuk kejadian B.Beberapa kejadian C
termasuk kejadian A.Kesimpulan :
Ada kejadian C yang bukan kejadian A
Ada kejadian A yang bukan kejadian B
34
S
C1
B
A
C2
C3
Himpunan dan Kejadian35
S
CB
A S={a,b,c,d,e,f,g,h,i,j, k,l,m,n,o,p,q,r,s,t}20.a
.b.c
.d .e
.f .g.h
.i
.j .k
.l.m
.n
.o
.p
.q
.r
.s
A={a,b,c,d,e,m,n,o} 8B={d,e,f,g,h,i,j,o} 8C={j,k,l,m,n,o} 6
AB={d,e,o} 3AC={m,n,o} 3BC={j,o} 2
ABC={o} 1.t
AB={a,b,c,d,e,f,g,h,i,j,m,n,o} 13AC={a,b,c,d,e,j,k,l,m,n,o} 11BC={d,e,f,g,h,i,j,k,l,m,n,o} 12ABC={a,b,c,d,e,f,g,h,i,j,k,l,m,n,o} 15
ProbabilitasProbabilitas kejadian E dalam ruang
sampel S, (P(E), ES), adalah peluang kejadian E menjadi keluaran percobaan dasar (trial) dalam sebuah eksperimen yang mempunyai ruang sampel S di mana kejadian E termasuk sebagai bagian dari ruang sampel tersebut.
36
SEExPEP ,)()(
ProbabilitasProbabilitas kejadian E dalam ruang
sampel S, (P(E), ES), adalah peluang empiris kejadian E yang ekuivalen dengan proporsi banyaknya elemen kejadian E, N(E). dibandingkan dengan segenap elemen ruang sampel S, N(S).
37
)()dan ;(
)();(
SNSEExxN
SNSEENEP
ProbabilitasProbabilitas kejadian E dalam ruang
sampel S, (P(E), ES), adalah total peluang semua titik sampel dalam ruang sampel S yang menjadi elemen kejadian E.
38
1)(,0)(,10 SPPEP
)(,,2,1,,)()()(
1
ENiExxPEP i
EN
ii
ProbabilitasProbabilitas kejadian E dalam ruang
sampel S, (P(E), ES), adalah frekuensi relatif kejadian E.
39
SExf
xfEfEP
Sx
Ex
r
,)(
)()()(
Probabilitas40
S
CB
A.a
.b.c
.d .e
.f .g.h
.i
.j .k
.l.m
.n
.o
.p
.q
.r
.s
P(A) = 8/20 = 0,40P(B) = 8/20 = 0,40P(C) = 6/20 = 0,30
P(AB) = 3/20 = 0,15P(AC) = 3/20 = 0,15P(BC) = 2/20 = 0,10
P(ABC) = 1/20 = 0,05.t
P(AB) = 13/20 = 0,65P(AC) = 11/20 = 0,55P(BC) = 12/20 = 0,60P(ABC) = 15/20 = 0,75
Hukum Total ProbabilitasJika A1, A2, ..., Ak menunjukkan bagian dari
ruang sampel S yang bersifat mutually exclusive, dan tidak ada titik sampel yang tidak menjadi elemennya (A1A2...Ak = S), maka total probabilitas gabungan keseluruhan adalah satu
41
exclusivemutually dan , mana di
1)(0dengan , 1)(
1
1
i
k
ii
i
k
ii
ASA
APAP
SA1
A2
A3
A4 A5
Probabilitas Gabungan Dua KejadianProbabilitas gabungan (probability of a
union) dua kejadian E1 dan E2 dalam ruang sampel S, (P(E1E2); E1S dan E2S), adalah jumlah probabilitas kejadian E1 dan probabilitas kejadian E2 dikurangi probabilitas irisan kedua kejadian tersebut
42
exclusivemutually dan , )()(dan , )()()()(
2121
21212121
EEEPEPSESEEEPEPEPEEP
Probabilitas Gabungan Dua Kejadian
43
exclusivemutually dan , )()(dan , )()()()(
2121
21212121
EEEPEPSESEEEPEPEPEEP
S
CB
A P(A)
P(B)
P(AB)
P(AB) = P(A)+P(B)– P(AB)
Probabilitas Gabungan Tiga KejadianProbabilitas gabungan (probability of a
union) tiga kejadian E1, E2 dan E3 dalam ruang sampel S, (P(E1E2E3); E1 , E2 , E3
S), adalah jumlah probabilitas masing-masing kejadian dikurangi probabilitas irisan setiap pasangan dua kejadian dan ditambah probabilitas irisan serentak ketiga kejadian
44
)()()()()()()()(
3213231
21321321
EEEPEEPEEPEEPEPEPEPEEEP
Probabilitas Gabungan Tiga Kejadian
45
S
CB
A
)()()()()()()()(
3213231
21321321
EEEPEEPEEPEEPEPEPEPEEEP
P(A) P(B)
P(AB)
P(ABC) = P(A)+P(B)+P(C)– P(AB)–P(AC)–P(BC)+ P(AB C)
P(C)
P(AC) P(BC)
P(ABC)
Probabilitas Gabungan Dua dan Tiga Kejadian
46
S
CB
A.a
.b.c
.d .e
.f .g.h
.i
.j .k
.l.m
.n
.o
.p
.q
.r
.s
P(A) = 8/20 = 0,40P(B) = 8/20 = 0,40P(C) = 6/20 = 0,30
P(AB) = 3/20 = 0,15P(AC) = 3/20 = 0,15P(BC) = 2/20 = 0,10
P(ABC) = 1/20 = 0,05.t
P(AB) = P(A)+P(B)–P(AB) = (8/20 + 8/20 – 3/20) = 13/20 = 0,65P(AC) = P(A)+P(C)–P(AC) = (8/20 + 6/20 – 3/20) = 11/20 = 0,55P(BC) = P(B)+P(C)–P(BC) = (8/20 + 6/20 – 2/20) = 12/20 = 0,60P(ABC) = P(A)+P(B)+P(C)–P(AB)–P(AC)–P(BC)+P(A B C)= 15/20 = 0,75
Probabilitas Gabungan Kejadian JamakProbabilitas gabungan (probability of a
union) beberapa kejadian E1, E2,... dan Em dalam ruang sampel S, (P(E1E2...Em); ES dan E mutually exclusive) di mana semua kejadian saling mutually exclusive adalah sebesar jumlah probabilitas segenap kejadian tersebut
47
m
ii
m
m
ii
EP
EPEPEPEP
1
211
)(
)()()()(
Probabilitas Kejadian dengan KomplemennyaProbabilitas gabungan (probability of a
union) kejadian E dengan kejadian komplemennya E’ dalam ruang sampel S, (P(EE’); ES) adalah sebesar total probabilitas atau sama dengan 1.
48
)'(1)(1)'(
EPEPEEP
Probabilitas BersyaratProbabilitas Bersyarat (conditional
probability) kejadian E2 jika kejadian E1 terjadi dalam ruang sampel S, (P(E2|E1); E1S dan E2S), adalah sebesar probabilitas irisan kejadian E1 dengan kejadian E2 dibandingkan pada probabilitas kejadian E1.
49
)()()|(
1
2112 EP
EEPEEP
Probabilitas Bersyarat50
S A
B C
AB
)()()|(
1
2112 EP
EEPEEP
Probabilitas Bersyarat51
S
CB
A.a
.b.c
.d .e
.f .g.h
.i
.j .k
.l.m
.n
.o
.p
.q
.r
.s
P(A) = 8/20 = 0,40P(B) = 8/20 = 0,40P(C) = 6/20 = 0,30
P(AB) = 3/20 = 0,15P(AC) = 3/20 = 0,15P(BC) = 2/20 = 0,10
.t
P(A|B) = P(AB) / P(B) = (3/20) / (8/20) = 3/8 {d,e,o} / {d,e,f,g,h,i,j,o}P(B|C) = P(BC) / P(C) = (2/20) / (6/20) = 2/6 {j,o} / {j,k,l,m,n,o}P(C|A) = P(AC) / P(A) = (3/20) / (8/20) = 3/8 {m,n,o} / {a,b,c,d,e,m,n,o}
Aturan MultiplikasiAturan multiplikasi (multiplication rule)
menunjukkan bahwa probabilitas irisan dua kejadian dapat diperoleh dari probabilitas bersyarat dikalikan dengan probabilitas kejadian syaratnya
52
)().|()().|()( 22111221 EPEEPEPEEPEEP
Aturan Total ProbabilitasAturan total probabilitas (total probability
rule) menunjukkan jika A1, A2, ..., Ak sebagai bagian dari ruang sampel S yang bersifat mutually exclusive, dan kejadian E berada dalam ruang sampel tersebut, maka total probabilitas kejadian E adalah jumlah probabilitas irisan kejadian E dengan masing-masing bagian Ai.
53
Aturan Total Probabilitas54
k
iii
kk
k
AEPAP
AEPAPAEPAPAEPAPAEPAEPAEPEP
1
2211
21
)|().(
)|().()|().()|().()()()()(
SA1
A2
A3
A4 A5
E
Teorema BayesProbabilitas bersyarat kejadian E2 jika
kejadian E1 terjadi dalam ruang sampel S berbanding lurus dengan probabilitas bersyarat kejadian E1 jika kejadian E2 terjadi dalam ruang sampel S dikalikan rasio probabilitas kejadian E2 dibandingkan probabilitas kejadian E1.
55
)()().|()|(
1
22112 EP
EPEEPEEP
Teorema BayesBerdasarkan aturan total probabilitas, jika
A1, A2, ..., Ak sebagai bagian dari ruang sampel S yang bersifat mutually exclusive, maka probabilitas bersyarat kejadian Ar jika kejadian E terjadi dalam ruang sampel S adalah
56
k
iii
rrr
AEPAP
APAEPEAP
1
)|().(
)().|()|(
Kejadian BebasDua kejadian bersifat saling bebas
(independent), jika kemunculan kejadian E1 tak mempengaruhi probabilitas kejadian E2
P(A|B) = P(A) P(B|A) = P(B)
Dua kejadian bersifat saling bebas tidak terikat (independent), jika probabilitas irisan adalah perkalian kedua probabilitasnya.P(AB) = P(A).P(B)
57
Kejadian BebasSejumlah kejadian, E1, E2, ... , Ek bersifat
saling bebas tidak terikat (independent), jika probabilitas irisannya ekuivalen dengan perkalian probabilitasnya
58
k
ii
k
ii
kk
APAP
APAPAPAAAP
11
2121
)(
)(.).().()(
Aturan Umum Kejadian BebasBila kejadian E1 mempunyai probabilitas p1, dan kejadian E2 mempunyai probabilitas p2, di mana kejadian E1 dengan E2 bersifat saling bebas tidak terikat (independent)Aturan perkalian (rule of product)P(E1 dan E2) = p1 × p2
Aturan penjumlahan (rule of sum)P(E1 atau E2) = p1 + p2
59
Aturan Umum Kejadian BebasBila n kejadian, E1,E2,...,En mempunyai probabilitas p1,p2,...,pn dan bersifat saling bebas tidak terikat (independent)Aturan perkalian (rule of product)P(E1E2...En) = p1 × p2 ×...× pn
Aturan penjumlahan (rule of sum)P(E1E2...En) = p1 + p2 +...+ pn
60
Probabilitas Marjinal dan JoinProbabilitas marjinal (marginal probability)
adalah probabilitas masing-masing kejadian tanpa memperhatikan kejadian lainnya.
Probabilitas join (joint probability) adalah probabilitas dua atau beberapa kejadian terjadi bersama dalam satu waktu yang ekuivalen dengan probabilitas irisan serentak.
61
)( 21 kAAAP
Probabilitas Marjinal dan Join62
other)(
tindependen )(.).().(exclusivemutually
)(
21
2121
k
ik
i
k
AAAPAAPAPAPA
AAAP
Probability Inequalities63
2
11)(k
kXkP
Chebyshev’s theorem
Boole’s inequality
n
ii
n
ii EPEP
11
Markov’s inequality
0dan nonnegatifacak variabel jika aXaXEaXP
Probability Inequalities64
0untuk )()(
0untuk )()(.
.
ttMeaXP
ttMeaXPat
at
Chernoff’s bounds
Jensen’s inequality
)()( xEfxfE
65
Terima kasih ...Terima kasih ...
... Ada pertanyaan ???... Ada pertanyaan ???