skripsi hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di kecamatan kumpeh...

136
1 HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI ANA PUJA PRIHATIN JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2016

Upload: ana-puja-prihatin

Post on 28-Jan-2018

732 views

Category:

Education


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

1

HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN

PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN

DI KECAMATAN KUMPEH ULU

KABUPATEN MUARO JAMBI

SKRIPSI

ANA PUJA PRIHATIN

JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

2

HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN

PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN

DI KECAMATAN KUMPEH ULU

KABUPATEN MUARO JAMBI

SKRIPSI

ANA PUJA PRIHATIN

D1B012062

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi

JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

3

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Kerja Petani

Sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi” oleh Ana Puja Prihatin, NIM

D1B012062 telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 19 Oktober 2016 dihadapan Tim

Penguji yang terdiri dari :

Ketua : Ir. Yusma Damayanti, M.Si.

Seketaris : Ir. Jamaluddin, M.Si.

Penguji Utama : Ir. Arsyad Lubis, M.Si.

Penguji Anggota : 1. Aprollita, S.P, M.Si.

2. Tri Suratno, S.Kom, M.Kom.

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Aprollita, S.P, M.Si. Tri Suratno, S.Kom, M.Kom.

NIP. 19750401 199903 2 002 NIP. 19831030 200604 1 002

Mengetahui

Ketua Jurusan / Progam Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Ir. Emy Kernalis, M.P.

NIP. 19590520 198603 2 002

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

4

ABSTRAK

ANA PUJA PRIHATIN. Hubungan Penyuluhan Pertanian Dengan Produktivitas Kerja

Petani Sayuran Di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Di bimbing oleh Ibu

Aprolita, S.P, M.Si. dan Bapak Tri Suratno, S.Kom, M.Kom.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran dan

mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di

Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8

Agustus sampai 8 September 2016 di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi

terhadap 44 petani sayuran. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif

menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran.

Untuk mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran

digunakan analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²). Hasil penelitian

menunjukkan Produktivitas kerja petani sayuran dilokasi penelitian masih tergolong rendah

yaitu sebesar 43%. Tinggi rendahnya produktivitas kerja petani sayuran dipengaruhi oleh

jumlah produksi yang dihasilkan petani dan besarnya penerimaan yang diterima oleh petani.

Penerimaan yaitu produksi dikali harga. Seringkali harga yang berlaku di kalangan petani

sayuran masih tergolong rendah dan berada dibawah harga pasar, harga yang rendah tentu

akan mempengaruhi besar kecilnya penerimaan serta produktivitas kerja petani.Terdapat

hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran

di kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi sebesar 67,83%, hal ini menunjukkan

bahwa semakin sering petani mendapatkan kegiatan penyuluhan pertanian maka petani akan

semakin terdorong untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dan terdapat delapan unsur

yang mempengaruhi kegiatan penyuluhan pertanian tersebut yaitu penyuluh pertanian,

sasaran penyuluhan, metoda penyuluhan, media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu

penyuluhan, dan tempat penyuluhan.

Kata Kunci : Penyuluhan, Produktivitas Kerja, Petani

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

5

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ANA PUJA PRIHATIN

NIM : D1B012062

Jurusan/Progam Studi : Agribisnis

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan dimanapun juga

dan/atau oleh siapapun juga.

2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima selama

penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan pada bagian yang

relevan dan skripsi ini bebas dari plagiarisme.

3. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam proses

pengajuan oleh pihak – pihak lain dan/atau terdapat plagiarisme di dalam skripsi ini, maka

saya bersedia menerima sanksi sesuai Pasal 12 Ayat (1) butir (g) Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat

di Perguruan Tinggi, yakni Pembatalan Ijazah.

Jambi, 25 Oktober 2016

Yang membuat pernyataan

Ana Puja Prihatin

NIM. D1B012062

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

6

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Pondok Meja Kecamatan Mestong pada

tanggal 22 Juli 1995. Penulis adalah anak pertama dari dua

bersaudara dari pasangan Bapak Sukirno dan Ibu Komariyah. Penulis

memulai pendidikan formal pada Sekolah Taman Kanak-Kanak

Handayani 1dan lulus pada tahun 2000, penulis melanjutkan

pendidikan tingkat Dasar di SD 56/IX Pondok Meja pada tahun 2000-2006. Penulis

melanjutkan pendidikan tingkat Menengah Pertama di SMP Negeri 10 Kabupaten Muaro

Jambi tahun 2007-2009. Penulis melanjutkan tingkat Menengah Atas di SMA Negeri 3

Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010-2012.

Di tahun 2012 memalui seleksi Jalur Penjaringan Khusus Pemanduan Minat (PKPM),

Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Jambi. Penulis mengikuti Progam Magang di

Distrik III PT.Wirakarya Sakti pada tanggal 28 Maret - 23 Mei 2016. Penulis melaksanakan

Ujian Skripsi yang dibimbing oleh oleh Ibu Aprolita SP. M.Si dan Bapak Tri Suratno,

S.Kom, M.Kom dan dinyatakan lulus dan mendapatkan gelar Sarjana pada tanggal 19

Oktober 2016.

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

7

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Kepada kedua orangtuaku, Ayahanda Sukirno dan Ibu Komariyah yang dengan ketulusan

dan segala jerih payah dan pengorbanan serta kasih sayangnya memberikan bimbingan

dan dukungan yang tanpa henti dan adikku Amminah terima kasih atas kasih sayang, doa

dan dukungannya.

2. Ibu Aprolita, S.P, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang banyak membantu dalam

mengarahkan dalam penulisan skripsi.

3. Bapak Tri Suratno, S.Kom, M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing II yang juga banyak

memberi bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi.

4. Ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah

mengarahkan dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan di Fakultas Pertanian

Universitas Jambi.

5. Ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si selaku ketua penguji, Bapak Ir. Jamaluddin, M.Si selaku

sekretaris dan Bapak Ir.Arsyad Lubis, M.Si sebagai Dosen Penguji Utama dalam ujian

skripsi saya, yang telah memberikan saran dan kritik serta nasihat demi kesempurnaan

skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

wawasan baru serta Staf Jurusan atas bantuan pada proses administrasi selama masa studi

dan proses pengurusan skripsi.

7. Teman – teman terbaikku Wulan Dwi Putri, Kaseh Lestari, Ade Regina Okky Dwi,

Isnaini Damayanti, Siswanti Armaini dan Cici Lia Pardede yang telah memberikan

bantuan dan masukan yang begitu berarti.

8. Teman satu magang di PT.Wirakarya Sakti Rumlia Situmorang, Andi Putra, Siti, Nur

Sriyanti dan Rio Al Fikar yang telah memberikan bantuan dan pengalaman yang begitu

berarti.

9. Rekan – rekan agribisnis angkatan 2012. Terima kasih atas motivasi, dukungan dan

bantuan selama masa studi dan proses penyelesaian skripsi.

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

8

10. Ibu Penyuluh Komiati, S.PKP dan Ketua Kelompok Tani Sayur Bapak Gunawan. Terima

kasih atas bantuan yang diberikan selama proses penelitian berlangsung.

11. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan menjawab pertanyaan yang

diberikan.

12. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis

sebutkan satu – persatu. Terima kasih atas bantuannya semoga Allah SWT memberikan

balasan atas semua amal baik. Amin.

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

9

KATA PENGATAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Karunia dan

Rahmat-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan Judul “Hubungan

Penyuluhan Pertanian Dengan Produktivitas Kerja Petani Sayuran Di Kecamatan

Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi”

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Aprolita, S.P,

M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Tri Suratno. S.Kom, M.Kom selaku Dosen

Pembimbing II yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan

skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Yusma Damayanti,

M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan pada masa perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang

tua dan teman-teman yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi

maupun segi penulisan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat

diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan mengharapkan ridho Allah, semoga

proposal skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca

sekalian. Atas perhatian pembaca penulis ucapkan terima kasih.

Jambi, Oktober 2016

Penulis

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

10

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vii

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 10

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ................................................. 11

1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................. 11

1.3.2 Kegunaan Penelitian ............................................................. 11

II. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 12

2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian .................................................. 12

2.2 Unsur-Unsur Penyuluhan Pertanian .............................................. 15

2.3 Konsep Produktivitas ..................................................................... 27

2.3.1 Konsep Produktivitas Kerja............................................. 32

2.4 Identitas Petani Sampel .................................................................. 32

2.4.1 Umur ..................................................................................... 33

2.4.2 Pendidikan ............................................................................ 33

2.4.3 Luas Lahan ............................................................................ 34

2.4.4 Jumlah Anggota Keluarga .................................................... 34

2.4.5 Pengalaman Usaha Tani ....................................................... 35

2.5 Konsep Usahatani ........................................................................... 35

2.5.1 Deskripsi Usahatani Sayuran ................................................ 36

2.6 Konsep Adopsi Inovasi .................................................................. 38

2.7 Hasil Penelitian Terdahulu.............................................................. 40

2.8 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 42

2.9 Hipotesis ......................................................................................... 45

III. METODE PENELITIAN ................................................................... 46

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 46

3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ....................................... 46

3.3 Metode Penarikan Sampel ............................................................. 47

3.4 Metode Analisis Data..................................................................... 49

3.5 Konsepsi dan Pengukuran .............................................................. 52

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 56

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian .............................................. 56

4.1.1 Letak dan Batas Wilayah ...................................................... 56

4.1.2 Luas Daerah dan Penggunaan Lahan .................................... 56

4.1.3 Keadaan Penduduk ............................................................... 57

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

11

4.2 Deskripsi Petani Sampel ................................................................. 59

4.2.1 Umur Petani .......................................................................... 59

4.2.2 Tingkat Pendidikan ............................................................... 60

4.2.3 Jumlah anggota keluarga ...................................................... 62

4.2.4 Pengalaman berusahatani ...................................................... 63

4.3 Keadaan Umum Usahatani Sayuran ............................................... 65

4.3.1 Budidaya sayuran didaerah penelitian .................................. 65

4.3.2 Luas Lahan ............................................................................ 67

4.3.3 Status kepemilikan lahan ...................................................... 68

4.3.4 Produksi sayuran ................................................................... 69

4.3.4.1 Produksi kacang panjang .......................................... 70

4.3.4.2 Produksi timun .......................................................... 71

4.3.4.3 Produksi tomat .......................................................... 72

4.3.4.4 Produksi cabai ........................................................... 73

4.3.4.5 produksi terung ......................................................... 74

4.3.5 Harga sayuran ....................................................................... 75

4.3.6 Penerimaan ........................................................................... 76

4.3.6.1 Peneriman kacang panjang ...................................... 76

4.3.6.2 Penerimaan timun .................................................... 77

4.3.6.3 Penerimaan tomat .................................................... 78

4.3.6.4 Penerimaan cabai ..................................................... 79

4.3.6.5 Penerimaan terung ................................................... 80

4.3.6.6 Total penerimaan ..................................................... 81

4.4 Produktivitas kerja petani responden .............................................. 82

4.4.1 Deskripsi kegiatan responden petani sayur ........................... 85

4.4.2 Produktivitas kerja petani responden .................................... 85

4.5 Penyuluhan pertanian ...................................................................... 86

4.6 Hubungan penyuluhan pertanian dengan

produktivitas tenaga kerja petani sayur ........................................ 89

4.7 Implikasi penelitian......................................................................... 91

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 93

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 93

5.2 Saran ............................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 95

LAMPIRAN ........................................................................................ 97

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

12

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di

Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014 ............ 3

2. Produktivitas Tanaman Sayur di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014 6

3. Produksi Tanaman Sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten

Muaro Jambi Tahun 2014 ....................................................................... 7

4. Produksi Tanaman Sayur Per Desa di Kecamatan Kumpeh Ulu

Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014 .................................................... 8

5. Jumlah petani sampel usahatani sayuran di daerah

penelitian tahun 2015 ............................................................................. 49

6. Model Analisis Uji Chi-Square dengan Kontingensi (c) 2x2 ................. 50

7. Luas wilayah berdasarkan penggunaanya di Kecamatan

Kumpeh Ulu tahun 2015 ........................................................................ 57

8. Jumlah penduduk di lokasi penelitian tahun 2015 .................................. 58

9. Distribusi Responden berdasarkan kelompok umur

di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi ............................ 60

10. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan

di daerah penelitian tahun 2016 .............................................................. 61

11. Distribusi responden berdasarkan jumlah anggota keluarga

di daerah penelitian tahun 2016 .............................................................. 62

12. Distribusi responden berdasarkan pengalaman berusahatani sayuran

di daerah penelitian tahun 2016 .............................................................. 64

13. Distribusi responden berdasarkan luas lahan sayuran

di daerah penelitian tahun 2016 .............................................................. 68

14. Distribusi responden berdasarkan status kepemilikan lahan

di daerah penelitian tahun 2016 .............................................................. 69

15. Distribusi produksi kacang panjang di daerah penelitian tahun 2016 .... 70

16. Distribusi produksi Timun di daerah penelitian tahun 2016................... 71

17. Distribusi produksi Tomat di daerah penelitian tahun 2016 ................... 72

18. Distribusi produksi Cabai di daerah penelitian tahun 2016 .................... 73

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

13

19. Distribusi produksi Terung di daerah penelitian tahun 2016 .................. 75

20. Daftar harga sayur per kg di daerah penelitian tahun 2016 .................... 76

21. Distribusi penerimaan kacang panjang di daerah penelitian tahun 2016 77

22. Distribusi penerimaan timun di daerah penelitian tahun 2016 ............... 78

23. Distribusi penerimaan tomat di daerah penelitian tahun 2016 ............... 79

24. Distribusi penerimaan cabai di daerah penelitian tahun 2016 ................ 80

25. Distribusi penerimaan terung di daerah penelitian tahun 2016 .............. 81

26. Distribusi total penerimaan di daerah penelitian tahun 2016 ................. 82

27. Rata-Rata Jumlah Hari Orang Kerja (HOK) dan Presentase

Pada Kegiatan Usahatani Sayuran Petani Responden Selama

satu Musim tanam Di daerah penelitian tahun 2016.............................. 83

28. Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja Petani

Sayuran Dalam satu musim tanam di derah penelitian tahun 2016 ....... 85

29. Distribusi Responden berdasarkan Penyuluhan Pertanian

di derah penelitian tahun ......................................................................... 88

30. Kotigensi hubungan penyuluhan pertanian dengan

produktivitas kerja petani sayuran didaerah penelitian tahun 2016 ........ 89

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema kerangka pemikiran ..................................................................... 44

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Luas panen tanaman palawija dan sayuran kecamatan kumpeh ulu

tahun 2015............................................................................................... 97

2. Produksi Sayuran di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 .................. 98

3. Nama Kelompok Tani sayuran ............................................................... 99

4. Data identitas petani sampel di daerah penelitian ................................... 100

5. Data produksi, harga, penerimaan dan total penerimaan

di daerah penelitian 2016 ........................................................................ 101

6. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK

pada kegiatan pengolahan tanah pada usahatani penelitian

didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 103

7. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK

pada kegiatan penanaman pada usahatani penelitian

didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 104

8. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK

pada kegiatan penyulaman pada usahatani penelitian

didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 105

9. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK

pada kegiatan penyiraman pada usahatani penelitian

didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 106

10. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK

pada kegiatan penyiangan pada usahatani penelitian

didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 107

11. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK

pada kegiatan pemupukan pada usahatani penelitian

didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 108

12. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK

pada kegiatan pengendalian HPT pada usahatani penelitian

didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 109

13. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK

pada kegiatan pemanenan pada usahatani penelitian

didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 110

14. Data total jumlah HOK pada semua kegiatan usahatani sayur

di daerah penelitian tahun 2016. ............................................................. 111

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

16

15. Data produktivitas kerja petani responden pada

kegiatan usahatani sayuran di daerah penelitian tahun 2016 .................. 113

16. Data kategori skor pada kegiatan penyuluhan pertanian

menurut petani responden di daerah penelitian tahun 2016 ................... 114

17. Uji chi square hubungan penyuluhan pertanian dengan

produktivitas kerja petani sayur di daerah penelitian tahun 2016 .......... 116

18. Kuesioner penelitian mengenai hubungan penyuluhan pertanian

dengan produktivitas kerja petani sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu

Kabupaten Muaro Jambi ......................................................................... 118

19. Lampiran dokumentasi ........................................................................... 128

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

17

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah yang cukup panjang,

dimulai sejak abad 20 di masa penjajahan. Penyuluhan bermula dari adanya kebutuhan

untuk meningkatkan hasil pertanian, baik untuk kepentingan penjajah maupun untuk

mencukupi kebutuhan pribumi. Penyuluhan dilandasi pula oleh kenyataan adanya

kesenjangan yang cukup jauh antara praktik-praktik yang dilakukan para petani di satu

pihak dan adanya teknologi-teknologi yang lebih maju di lain pihak. Kebutuhan peningkatan

produksi pertanian diperhitungkan akan dapat dipenuhi seandainya teknologi maju yang

ditemukan oleh para ahli dapat dipraktikkan oleh para petani sebagai produsen primer.

Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan non formal guna menumbuh

kembangkan kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani sehingga secara

mandiri mereka dapat mengelola unit usaha taninya lebih baik dan menguntungkan sehingga

dapat memperbaiki pola hidup yang lebih layak dan sejahtera bagi keluarganya. Kegiatan

penyuluhan pertanian sebagai proses belajar bagi petani melalui pendekatan kelompok dan

diarahkan untuk terwujudnya kemampuan kerja sama yang lebih efektif sehingga mampu

menerapkan inovasi, mengatasi berbagai resiko kegagalan usaha, menerapkan skala usaha

yang ekonomis untuk memperoleh pendapatan yang layak dan sadar akan peranan serta

tanggung jawabnya sebagai pelaku pembangunan, khususnya pembangunan pertanian, untuk

membangun pertanian dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tersedianya

sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi

pelaku (aktor), penggerak pembangunan di daerah, oleh karena itu untuk membangun

pertanian, kita harus membangun sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang perlu

dibangun di antaranya yaitu masyarakat pertanian (petani, pengusaha pertanian dan pedagang

pertanian), agar kemampuan dan kompetensi kerja petani dapat meningkat. Hal ini bisa

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

18

didapatkan melalui proses pembelajaran dengan mengembangkan sistem pendidikan non

formal secara efektif dan efisien salah satunya adalah melalui penyuluhan pertanian. Melalui

penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu, pengetahuan,

keterampilan, pengenalan teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian, penanaman nilai-

nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi

rajin, kooperatif, inovatif, kreatif.

Mampu mengubah sikap dan perilaku petani agar mereka tahu dan mau menerapkan

informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian. Kegiatan

penyuluhan yang berhasil diterapkan kepada para petani, akan berarti para petani mau dan

mampu untuk selalu menggunakan teknologi yang menguntungkan dalam budidaya tanaman

termasuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. Kemauan dan kemampuan menggunakan

teknologi yang menguntungkan harus didukung sarana produksi yang cukup dan mudah

untuk mendapatkannya, dengan demikian untuk mewujudkan peningkatan kuantitas dan

kualitas produksi serta peningkatan kesejahteraan hidup para petani perlu adanya pola yang

baik dan mantap di bidang penyuluhan pertanian.

Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal) yang

diberikan kepada petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik

(better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih sejahtera (better

living), dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian

lingkungannya (better environment) (Departemen Pertanian, 2009).

Penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya dibatasi oleh suatu wilayah kerja

penyuluh (WKP). Umumnya satu orang penyuluh ditempatkan di satu wilyah desa untuk

jangka waktu satu tahun dari sebuah progama penyuluhan pertanian yang telah ditetapkan

sebelumnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya jumlah tenaga penyuluh pertanian lapangan

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

19

(PPL) yang ditempatkan di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat di

Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Jumlah Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kecamatan Kumpeh Ulu

Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015

No Desa/Kelurahan Penyuluh Pertanian Lapangan

Jumlah Nama

1. Sungai Terap 1 Jusneli, S.PKP

2. Kasang Pudak 1 Ir. Ramli

3. Kasang Lopak Alay 1 HJ.Suriyani

4. Solok 1 Ir. Ramli

5. Sumber Jaya 1 Nurvendi Kasnur, A, Md

6. Arang Arang 1 Nurvendi Kasnur, A, Md

7. Sipin Teluk Duren 1 Muhammad, SP

8. Pemunduran 1 Suhendro, SP

9. Teluk Raya 1 Wahyudianto, S. PI

10. Ramin 1 Muhammad, SP

11. Tarikan 1 Murhalim

12. Lopak Alay 1 HJ.Suriyani

13. Sakean 1 Murhalim, A.Md

14. Kota Karang 1 Komiati, S.PKP

15. Pudak 1 Suhendro, SP

16. Muara Kumpeh 1 Elizarna

17. Kasang Kumpeh 1 Asnawi, S

18. Kasang Kota Karang 1 Ir.Ramli

Jumlah 18 Sumber : Badan Pusat Statistik Kumpeh Ulu 2015

Tabel 1 memperlihatkan bahwa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi

memiliki 18 Desa, yang telah memiliki satu orang penyuluh dimasing-masing desa, dan

beberapa penyuluh pertanian memegang dua desa sekaligus. Manfaat adanya penyuluh

pertanian di desa yaitu agar dapat mengembangkan potensi wilayah desa serta memberikan

pemberdayaan kepada petani yang membutuhkan.

Menurut UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan,

dan Kehutanan. Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama

agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses

informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk

meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

20

Produktivitas adalah perbandingan suatu jumlah keluaran tertentu dengan jumlah

masukan tertentu. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata

fisik (barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan

sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa. Produktivitas

menginginkan adanya pemanfaatan sumber daya yang tersedia dengan baik, dengan kata lain

sumber daya yang ada digunakan dengan maksimal agar hasil yang diperoleh bisa optimal

secara kualitas maupun kuantitas.

Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat

dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja.

Pengukuran produktivitas dengan cara ini menghitung hasil yang diperoleh dalam berapa

lama waktu yang mereka perlukan saat bekerja, selain itu hasil tersebut juga dibandingkan

dengan masukan yang ia perlukan dalam bekerja. Produktivitas kerja yang tinggi sangat

diharapkan oleh setiap petani. Produktivitas kerja adalah hasil pelaksanaan kerja, dengan

sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dalam bekerja. Produktivitas kerja sering

ditunjukkan oleh produktivitas kerja individu dalam perilakunya, yang merupakan

perbandingan angka-angka penggunaan jam kerja dalam usahatani menunjukkan adanya

peningkatan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian. Peningkatan produktivitas tenaga

kerja di sektor pertanian, mampu meningkatkan efesiensi yang dilihat dari sisi penggunaan

tenaga kerjanya (Mubyarto,1987).

Provinsi Jambi memiliki potensi yang sangat mendukung untuk melakukan kegiatan

usahatani sayuran. Provinsi jambi terbagi kedalam dua kota dan sembilan Kabupaten

termasuk didalamnya Kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan data produksi sayur dan buah

Kabupaten Muaro Jambi tahun 2015, terdapat 10 jenis tanaman sayur yang ditanam di

Kabupaten Muaro Jambi. Untuk mengetahui lebih jelasnya produktivitas tanaman sayur di

Kabupaten Muaro dapat dilihat di Tabel 2 berikut ini :

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

21

Tabel 2. Produktivitas Tanaman Sayur di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015

No Komoditi Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Kw)

Produktivitas

(Kw/Ha)

1 Bayam 101 1.607 15,91

2 Cabai Besar 228 6.631 29,08

3 Cabai Rawit 98 2.318 23,65

4 Buncis 7 117 16,71

5 Kacang Panjang 281 9.911 35,27

6 Kangkung 120 1.890 15,75

7 Sawi 77 2.282 29,63

8 Ketimun 270 7.098 26,28

9 Terung 99 3.796 38,34

10 Tomat 44 1.693 38,47

Jumlah 1.325 37.343 269,09 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015

Tabel 2 memperlihatkan 10 jenis tanaman sayur yang ditanam di Kabupaten Muaro

Jambi. Tanaman sayur tersebut meliputi : sawi, cabai besar, cabai rawit, tomat, terung,

buncis, ketimun, kangkung, bayam, dan kacang panjang. Luas panen tanaman sayuran yang

paling besar adalah tanaman kacang panjang yakni sebesar 281 hektar dengan produksi 9.911

kwintal, diikuti dengan tanaman ketimun yang memiliki luas panen seluas 270 hektar dengan

produksi 7.098 kwintal, kemudian tanaman cabai besar dengan luas panen seluas 228 hektar

dengan produksi 6.631 kwintal, sedangkan tanaman yang memiliki luas panen dan produksi

terkecil adalah buncis dengan luas panen sebesar 7 hektar dan produksi sebesar 117 kwintal.

Produktivitas tertinggi yaitu tanaman tomat yaitu sebesar 38,47, tanaman terung sebesar

38,34 dan tanaman kacang panjang dengan produktivitas sebesar 35,27.

Kecamatan Kumpeh Ulu adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi yang

memiliki potensi di bidang pertanian pangan dan hortikultura. Kedua sektor ini memiliki

peran yang cukup besar dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian

masyarakat. Kecamatan Kumpeh Ulu juga dikenal sebagai daerah penghasil sayur dan buah-

buahan utama, dan sebagian besar penduduk di Kumpeh Ulu bermata pencarian sebagai

petani, khususnya tanaman palawija dan hortikultura, hal ini didukung kondisi lahan yang

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

22

sebagian terdiri dari dataran rendah atau lahan basah sehingga sangat cocok untuk budidaya

tanaman buah-buahan dan sayuran. Untuk mengetahui lebih jelasnya produksi tanaman sayur

di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Produksi Tanaman Sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro

Jambi Tahun 2015

No Komoditi Produksi

(Kw)

1 Kacang Panjang 3.606

2 Cabai Besar 915

3 Cabai Rawit 307

4 Tomat 574

5 Terung 874

6 Ketimun 2.448

7 Kangkung 263

8

9

10

Bayam

Sawi

Buncis

238

0

0

Jumlah 9.225 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015

Tabel 3 memperlihatkan delapan jenis tanaman yang ditanam di Kecamatan Kumpeh Ulu

Kabupaten Muaro Jambi tanaman sayur tersebut meliputi : cabai besar, cabai rawit, tomat,

terung, buncis, ketimun, kangkung, bayam, dan kacang panjang. Produksi tertinggi yaitu pada

komoditi kacang panjang sebesar 3.606 kwintal, kemudian pada komoditi ketimun sebesar

2.448 kwintal dan cabai besar mencapai produksi sebesar 915 kwintal. Produksi terendah

yaitu pada tanaman bayam hanya mencapai produksi sebesar 238 kwintal.

Pada tahun 2015, di Kecamatan Kumpeh Ulu, tanaman hortikultura memiliki areal

panen yang cukup luas dibandingkan dengan tanaman pangan. Kecamatan Kumpeh Ulu

memiliki 18 Desa, dari 18 Desa terdapat 13 Desa yang menanam tanaman sayuran dan telah

tergabung dalam kelompok tani sayur. Untuk lebih jelasnya produksi sayur per Desa di

Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4

berikut ini :

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

23

Tabel 4. Produksi Tanaman Sayur Per Desa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten

Muaro Jambi Tahun 2015

Sumber :

Balai

Penyuluh

an

Pertania

n

Kecamat

an

Kumpeh

Ulu

Tahun

2015

Tabel 4. memperlihatkan 13 desa yang mengusahakan usaha tani sayuran di Kecamatan

Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Desa Lopak Alay adalah desa dengan produksi

tertinggi sebesar 1.180 kwintal, selanjutnya yaitu desa dengan produksi rata-rata yaitu Desa

Pudak dengan produksi sebesar 784 kwintal dan desa dengan Produksi terendah yaitu Desa

Kota Karang dengan produksi sebesar 472 kwintal.

Kenaikan produksi dan produktivitas ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan

efesiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan

keterampilan dari tenaga kerjanya. Peningkatan keterampilan tenaga kerja (petani) salah

satunya dapat diperoleh dari adanya seorang penyuluh pertanian, hal ini sejalan dengan

pengertian penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian adalah proses perubahan perilaku

(pengetahuan, sikap, keterampilan) di kalangan masyarakat petani, agar mereka tahu, mau

dan mampu melaksanakan perubahan usahataninya demi peningkatan produksi, pendapatan

dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian.

No Nama Desa Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Kw)

1 Pudak 130 784

2 Kota Karang 78 472

3 Lopak Alay 196 1.180

4 Tarikan 116 700

5 Sungai Terap 85 514

6 Sipin Teluk Duren 111 670

7 Ramin 79 478

8 Pemunduran 89 538

9 Kasang Kumpeh 153 922

10 Kasang Pudak 169 1.018

11 kasang lopak alai 113 682

12 Kasang Kota Karang 110 664

13 Solok 99 598

Jumlah 1.528 9.220

Rata-Rata 117,53 709,23

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

24

Dengan melihat dari adanya peningkatan produktivitas yang hanya dapat dilakukan

oleh sumber daya manusia yang memiliki peningkatan kerja dan keterampilan dalam

mengusahakan usahataninya, serta peningkatan keterampilan kerja seorang petani salah

satunya bisa di dapatkan dari adanya penyuluh pertanian, selain itu usahatani sayur memiliki

prospek cerah bagi petani di Kecamatan Kumpeh Ulu, jika diusahakan secara intensif.

Komoditi ini juga cukup laris dipasaran dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan

juga perputaran modal yang cepat, hal ini erat kaitannya dengan umur tanaman untuk

produksi yang singkat dan adanya permintaan pasar yang tidak pernah berhenti karena setiap

hari orang membutuhkan sayuran untuk dikonsumsi, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Kerja

Pada Usahatani Sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi”

1.2 Rumusan Masalah

Penyuluhan pertanian merupakan suatu pendidikan non formal yang dilakukan oleh

penyuluh kepada petani dan keluarganya. Setiap penyuluh memiliki peran, fungsi dan tugas

masing-masing untuk melakukan penyuluhan, dengan harapkan penyuluh dapat melakukan

perubahan yang lebih terarah terhadap sasaran penyuluhan yaitu petani dalam menjalakan

aktivitas pertanian.

Beberapa faktor dari dalam usaha tani maupun luar usaha tani, yang sering

menyebabkan rendahnya produksi sayur yaitu terbatasnya faktor produksi lahan, tenaga kerja,

modal dan teknologi yang digunakan, seringkali hal ini menjadi kendala utama bagi petani

dalam mencapai tujuannya untuk memperoleh produksi yang maksimal. Pencapaian tingkat

produksi petani yang memuaskan dapat disebabkan oleh usaha petani dalam memadukan

faktor-faktor produksi, tanah, tenaga kerja, modal dan teknologi dengan keterampilan yang

mereka miliki, keterampilan mereka bertambah setelah bertemu dengan penyuluh pertanian.

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

25

Pada hakekatnya setiap kegiatan berproduksi petani selalu mempertimbangkan untung dan

ruginya suatu usaha dan dapat dikatakan nilai produksi yang diperoleh lebih besar dari biaya

yang dikeluarkan petani selama proses produksi. Berdasarkan pemikiran diatas maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana produktivitas kerja petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten

Muaro Jambi ?

2. Bagaimana hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di

Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi ?

1.3 Tujuan Penlitian

1. Untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu

Kabupaten Muaro Jambi.

2. Untuk mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja

petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.

1.4 Kegunaan dari Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi tingkat Sarjana (S1) pada

Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

2. Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya

dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

26

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian

Istilah penyuluhan berasal dari bahasa belanda yaitu voorlirchting yang berarti

memberi penerangan untuk menolong seseorang menemukan jalannya. Penyuluhan

merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informatif secara sadar

dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat

keputusan yang benar (Hawkins, 1999).

Pengertian tersebut mengandung makna bahwa di dalam proses pembelajaran terjadi proses-

proses lain secara simultan, yaitu :

a. Proses komunikasi persuasive yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran

(pelaku utama dan pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari pemecahan

masalah berkaitan dengan dan pengembangan usaha mereka. Proses pemberdayaan,

maknanya adalah memberikan kuasa atau wewenang kepada pelaku utama dan pelaku

usaha sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku usaha (laki-laki dan perempuan)

mempunyai kesempatan yang sama untuk : a) berpartisipasi, b) mengakses teknologi,

sumberdaya, pasar dan modal, c) melakukan kontrol terhadap setiap pengambilan

keputusan dan d) memperoleh manfaat dalam setiap lini, proses dan hasil pembangunan

pertanian.

b. Proses pertukaran informasi timbal balik antara penyuluh dan sasaran mengenai berbagai

alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah berkaitan dengan

pengembangan usahanya.

Hal-hal yang harus penyuluh pertanian lakukan dan persiapkan agar penyuluhan sesuai

dengan harapan petani dan keluarga yang telah dituangkan dalam progama penyuluhan

pertanian dan rencana kerja penyuluhan pertanian (RKPP) bulanan maupun tahunan :

1. memahami kondisi, harapan dan keinginan petani saat ini

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

27

2. memahami materi, media, dan metode penyuluhan yang akan dilakukan

3. menggunakan sarana dan prasarana yang memadai

4. menggunakan waktu yang tepat dan akurat.

Menurut Mardikanto (1991), penyuluhan pertanian merupakan proses penyebarluasan

informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi

tercapainya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, perbaikan kesejahteraan keluarga

yang diupayakan melalui kegiatan pembangunan pertanian.

Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan non formal yang tidak

sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan, tetapi berupaya merubah perilaku

sasarannya agar memiliki pengetahuan pertanian dan berusahatani yang luas, memiliki sikap

progesif untuk melakukan perubahan inovatif terhadap informasi baru, serta trampil

melaksanakan berbagai kegiatan.

Penyuluhan pertanian menurut Margono Slamet dalam Mardikanto (1991) adalah

proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) di kalangan masyarakat

petani, agar mereka tau, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam

usahataninya demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan

kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian.

Penyuluhan pertanian menurut rumusan UU No. 16/2006 adalah proses pembelajaran

bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan

sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efesiensi usaha,

pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup.

Keberhasilan penyuluhan pertanian menurut pengalaman penyuluh pertanian yaitu:

petani senang dengan keberadaannya penyuluh pertanian, keberadaannya memang

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

28

dibutuhkan, indikatornya yaitu pendapatan petani meningkat, kehidupannya sejahtera dan

bahagia, begitu juga penyuluhh yang berhasil, karena penyuluhannya dilakukkan secara

efektif dan efesien sesuai kaidah-kaidah penyuluhan yang diterapkannya, akhirnya penyuluh

senang, tenang, menang, sukses, penyuluh pertanian yang dilakukkannya berhasil, dan itulah

harapan semua penyuluh pertanian yang ada dilapangan.

Penyuluhan pertanian bukanlah atasan petani melainkan rekan yang akan membantu

dan menyemangati petani. Menurut Mosher, petani membutuhkan suatu dorongan semangat

(encouragement), mereka membutuhkan rekan yang akan menyemangati dan mendampingi

mereka untuk percobaan dalam menerapkan teknologi baru dan memfasilitasi mereka untuk

berhasil dalam percobaan tersebut.

Penyuluhan pertanian sangatlah diperlukan dalam pembangunan pertanian saat ini

sebagai proses penyebaran informasi, proses penerangan, proses perubahan perilaku, dan

sebagai proses pendidikan bagi petani dan keluarganya, dengan tujuan untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan sikap petani sehingga dengan penyuluhan, masalah yang

dihadapi petani dan upaya pemecahannya dapat diselesaikan.

2.2 Unsur-Unsur Penyuluhan Pertanian

Menurut Samsudin (1997), yang dimaksud dengan unsur penyuluhan pertanian yaitu

semua faktor atau unsur yang diikut sertakan ke dalam kegiatan penyuluhan pertanian, tidak

dapat dipisahkan satu sama lainnya, semuanya saling menunjang dalam satu kegiatan. Unsur

penyuluhan pertanian terdiri atas penyuluh pertanian, sasaran, metode, media, materi, waktu

penyuluhan pertanian dan tempat penyuluhan (Kartasapoetra, 1987).

1. Penyuluh Pertanian

Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan dan

pengarahan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, sikap dan perilakunya terhadap

perkembangan teknologi (Kartasapoetra, 1987). Lionberger dan Gwin dalam Mardikanto

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

29

(1988) secara tegas menyatakan bahwa seorang penyuluh sebagai change agent sebenarnya

memiliki tugas ganda yakni untuk menyampaikan informasi dan sekaligus berupaya untuk

mengubah perilaku masyarakat sasarannya. Kegiatan penyuluhan melibatkan banyak

pertimbangan nilai, tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberi informasi

demi kepentingan komunikasi sendiri tetapi juga untuk kepentingan masyarakat, dengan

demikian seorang penyuluh menginginkan kemampuannya untuk dapat mendorong proses

belajar petani sekaligus melakukan perubahahan prilaku pelaku tanpa mengabaikan etika dan

akibat moral dari tindakannya (Van den Ban,1999).

Katz dalam Mardikanto menekankan agar setiap penyuluh harus mampu menciptakan

suasana dalam dirinya sendiri maupun terhadap masyarakat sasarannya, seperti :

a. Berkurangnya "ego defensif" (mempertahankan keangkuhan sebagai yang paling hebat),

sebab di dalam penyuluhan yang pada hakekatnya merupakan suatu proses pendidikan

orang dewasa, masing-masing pihak dituntut untuk mau membuka dialog dalam arti mau

menerima pendapat orang lain, dan menempatkan dirinya sejajar atau bahkan berada di

bawah orang lain, tanpa adanya kesediaan untuk menerima pendapat orang lain, mustahil

dialog itu dapat berlangsung dengan baik.

b. Berkurangnya "value expresif" (mempertahankan nilai-nilai yang dianutnya secara kaku),

sebagai proses komunikasi, dialog yang berlangsung di dalam penyuluhan harus dilakukan

dengan kesediaan masing-masing pihak yang berkomunikasi untuk berempati dalam arti

mampu memahami latar belakang sosial budaya dan jalan pikiran serta sudut pandang

orang lain.

c. Berkembangnya sikap "utilitarian" (mencari kebersamaan dan tumbuh berkembangnya

keinginan menambah pengetahuan ("knowledge"). Tingkat pendidikan penyuluh, akan

sangat mempengaruhi kemampuan atau penguasaan materi yang diberikan.

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

30

Keterampilannya memilih metoda penyuluhan dan teknik berkomunikasi yang efektif

dengan masyarakat sasaran yang beragam perlu diperhatikan oleh penyuluh.

Tingkat pendidikan penyuluh, juga mempengaruhi kemampuannya mengembangkan

ide-ide, mengorganisir masyarakat sasaran, serta kemampuannya untuk menumbuhkaan,

menggerakkan dan memelihara partisipasi masyarakat. Menurut pendapat Kurt Lewin dalam

Mardikanto (1991), Penyuluhan pertanian memiliki 3 peran yang harus dilaksanakan ke

masyarakat sasaran. Peran

yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab setiap penyuluh antara lain yaitu :

1. Pencairan diri dengan petani, maksudnya yaitu : penyuluh pertanian berbaur dengan

masyarakat petani dalam melakukan perubahan-perubahan sesuai kebutuhan petani,

dengan melakukan kegiatan-kegiatan :

a. Mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang diperlukan petani sasaran, maksudnya

yaitu penyuluh pertanian dapat memprioritaskan masalah-masalah yang dihadapi petani

atau seorang penyuluh pertanian dapat menyusun skala prioritas masalah atau

kebutuhan yang paling dibutuhkan oleh petani sasaran.

b. Memilih objek perubahan yang tepat, dengan kegiatan awal yang benar-benar diyakini

pasti berhasil dan memliki arti yang strategis bagi berlangsungnya perubahan-

perubahan lanjutan dimasa yang akan datang, maksudnya yaitu seorang penyuluh

pertanian dapat menentukan sebuah penerapan teknologi yang memiliki tingkat

kemungkinan paling besar untuk berhasil dalam penerapan oleh petani sasaran serta

memiliki manfaaat dari adanya sistem penerapan teknologi bagi masa yang akan

datang.

c. Analisis tentang motivasi dan kemampuan petani untuk melakukan perubahan yang

direncanakan sehingga mudah diterima dan dapat dilaksanakan sesuai dengan

sumberdaya (dana, pengetahuan atau keterampilan, dan kelembagaan) yang telah

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

31

dimiliki petani, maksudnya yaitu sebelum adanya penerapan sebuah teknologi penyuluh

pertanian terlebih dahulu melakukan analisis tentang motivasi dan kemampuan petani

sasaran, sehingga sebuah teknologi yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai

sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki petani sasaran.

d. Analisis sumberdaya yang tersedia, yang dapat digunakan oleh penyuluh untuk

perubahan yang telah direncanakan, maksudnya yaitu seorang penyuluh pertanian dapat

terlebih dahulu menganalisis tentang potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh petani

sasaran.

e. Pemilihan peran bantuan yang paling tepat yang akan dilakukan oleh penyuluh, baik

berupa bantuan keahlian, dorongan untuk melakukan perubahan, pembentukan

perubahan, pembentukan kelembagaan, atau memperkuat kerja sama masyarakat dalam

menciptakan suasana yang mendukung agar terciptanya suatu perubahan, maksudnya

yaitu penyuluh dapat menentukan bantuan yang paling dibutuhkan oleh petani sasaran

seperti melakukan kegiatan pelatihan bagi petani, membentuk wadah bagi petani dalam

mengembangkan komoditas yang diusahakannya.

2. Mengerakkan petani untuk melakukan perubahan, maksudnya yaitu:

a. Menjalin hubungan yang akrab dengan petani, maksudnya yaitu penyuluh pertanian

tetap menjalin komunikasi yang baik dengan petani sasaran, baik dalam bentuk tatap

muka secara langsung tidak langsung yang baik maupun tidak langsung (menggunakan

bantuan media komunikasi)

b. Menunjukkan kepada petani tentang pentingnya perubahan yang harus dilakukkan,

dengan menunjukkan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang belum

dirasakan oleh petani, maksudnya yaitu penyuluh pertanian melakukan sebuah

pertemuan atau kegiatan diskusi dengan petani sasaran dan didalam kegiatan tersebut,

penyuluh pertanian menjelaskan dan menerangkan tentang masalah dan kebutuhan

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

32

yang akan dirasakan petani dimasa yang akan datang dan memberikan solusi atau

tindakan pencegahan yang berguna bagi petani sasaran dimasa yang akan datang.

c. Bersama-sama dengan petani, menentukan prioritas kegiatan yang dapat memobilisasi

sumberdaya (mengumpulkan dana, menyelenggarakan pelatihan, membentuk dan

mengembangkan kelembagaan) dan memimpin, maksudnya yaitu di dalam pembuatan

sebuah rencana kerja penyuluh pertanian (progama penyuluhan pertanian) seorang

penyuluh pertanian harus mengikutsertakan petani sasaran didalam proses

pembuatannya.

d. Mengambil inisiatif, mengarahkan dan membimbing perubahan yang telah

direncanakan, maksudnya yaitu seorang penyuluh pertanian harus bisa berinisiatif

didalam kegiatan membimbing dan mengarahkan petani sasaran demi tercapainya

tujuan yang telah direncanakan.

3. Memantapkan hubungan dengan petani, melalui upaya-upaya :

a. Terus menerus menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dengan petani, terutama

dengan tokoh masyarakat (baik tokoh formal maupun informal), maksudnya yaitu :

penyuluh pertanian mengenal dan menjalin hubungan baik dengan petani serta tokoh

masyarakat di lingkungan tersebut.

b. Bersama-sama dengan tokoh masyarakat memantapkan upaya-upaya perubahan dan

merancang tahapan-tahapan perubahan yang perlu dilaksanakan untuk jangka panjang,

maksudnya yaitu : penyuluh pertanian dengan petani dan tokoh masyarakat didalam

pembuatan sebuah rencana atau progama kerja penyuluh pertanian, mereka bisa

diikutsertakan dalam pembuatan dan rancangan yang akan di laksanakan dalam waktu

yang telah ditentukan.

c. Terus menerus memberikan sumbangan (waktu, tenaga dan pikiran) terhadap

perubahan profesionalisme melalui kegiatan penelitian dan rumusan konseptual,

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

33

maksudnya yaitu : penyuluh pertanian dengan sukarela dapat terus membantu

masyarakat petani sasaran demi tercapainya peningkatan kesejahteraan hidup petani

sasaran.

2. Sasaran Penyuluhan Pertanian

Sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan

(Kartasapoetra, 1987). Menurut Soejitno dalam Mardikanto (1991), sasaran penyuluhan

adalah petani dan keluarganya, yaitu : bapak tani, ibu tani, dan pemuda atau anak-anak

petani. Menurut Mardikanto dan Sutarni (1982) terdapat 3 sasaran didalam penyuluhan

pertanian yaitu :

a. Sasaran utama penyuluhan pertanian

Sasaran utama adalah sasaran yang secara langsung terlibat dalam kegiatan bertani

dan pengelolaan usaha tani. Termasuk petani dan keluarganya, sebagai sasaran utama mereka

yang harus menjadi perhatian penyuluh pertanian, sebab mereka inilah yang secara bersama-

sama selalu terlibat dalam pengambilan keputusan tentang segala sesuatu seperti teknik

bertanam, kondisi sarana produksi, dan pola usaha tani yang akan diterapkan didalam usaha

taninya.

b. Sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian

Sasaran penentu adalah sasaran yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam

penentu kebijakan pembangunan pertanian dan menyediahkan segala kemudahan yang

diperlukan petani untuk pelaksanaan dan pengelolaan usahataninya, diantaranya yaitu :

1. Penguasa atau pimpinan wilayah

2. Tokoh-tokoh informal (tokoh keagamaan, tokoh adat, politikus, guru)

3. Para peneliti dan para ilmuan sebagai pemasok informasi tentang (teknik bertani,

pengelolaan usaha tani, dan pengorganisasian petani.

4. Lembaga perkreditan

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

34

5. Produsen

6. Pedagang

7. Pengusaha

c. Sasaran Pendukung Penyuluhan

Sasaran pendukung adalah pihak yang secara langsung maupun tak langsung tidak

memiliki hubungan kegiatan dengan pembangunan pertanian, tetapi dapat dimintai

bantuannya guna melancarkan penyuluhan pertanian, diantaranya sebagai berikut :

1. Para pekerja sosial

2. Seniman

3. Komsumen hasil-hasil pertanian

4. Biro ilkan.

3. Metoda Penyuluhan Pertanian

Metoda penyuluhan pertanian adalah cara-cara yang digunakan pada saat dilakukan

penyuluhan, yang bersifat mendidik, membimbing, dan menerapkan sehingga dapat

mengubah pemahaman, sikap dan prilaku petani agar dapat menolong dirinya sendiri

(Kartasapoetra, 1987). Pemilihan metoda penyuluhan pertanian dapat dilakukan dengan

melakukan pendekatan pendekatan sebagai berikut :

a. Metoda penyuluhan dan proses komunikasi

Menurut Mardikanto (1991) terdapat tiga cara dalam menentukan pemilihan metoda

penyuluhan yang didasarkan pada media yang digunakan, sifat hubungan antara penyuluh

dan sasaran dan pendekatan psiko-sosial dikaitkan dengan tahapan adopsinya.

1. Metoda penyuluhan menurut media yang digunakan yaitu :

a) Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui percakapan tatap muka

atau lewat telepon) secara tidak langsung (lewat radio, televisi dan kaset.

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

35

b) Media cetak, baik berupa gambar atau tulisan (foto, majalah, selebaran, poster) yang

dibagi-bagikan, disebarkan atau dipasang ditempat tempat strategis seperti dijalan atau

pasar.

c) Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide, pertunjukan film.

2. Metoda penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasaranya yaitu :

a) Pendekatan perseorangan, artinya penyuluh berkomunikasi secara pribadi dengan setiap

sasarannya misalnya melalui kunjungan ke rumah, dan kunjungan ditempat-tempat

kegiatan sasarannya.

b) Pendekatan kelompok, artinya penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran

pada waktu yang sama, seperti pada pertemuan dilapangan, dan penyelengaraan latihan.

c) Pendekatan massal, artinya penyuluh berkomunikasi secara langsung atau tak langsung

dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak atau mungkin tersebar tempat tinggalnya

misalnya penyuluhan lewat tv dan penyebaran selebaran.

b. Metoda penyuluhan dalam pendidikan non formal

Penyelengaraan pendidikan non formal dapat diselenggarakan dimana saja dan kapan

saja. Metoda yang bisa diterapkan dalam pendidikan non formal seperti metoda ceramah,

diskusi mandiri. Ciri lain dari kegiatan pendidikan non formal (termasuk penyuluhan

pertanian) selalu diprogam dengan kebutuhan sasaran, artinya berbeda dengan pendidikan

formal yang telah memiliki progam yang dibakukan, sehingga setiap warga belajarnya harus

mengikuti dan menyesuaikan diri dengan progam pendidikan tersebut, sedangkan pendidikan

non formal harus selalu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sasarannya. Dengan

demikian, metoda penyuluhan yang akan dipilih harus disesuaikan dengan karakteristik

sasarannya, sumberdaya yang tersedia atau yang dapat dimanfaatkan, serta keadaan

lingkungan (termasuk tempat dan waktu) diselengarakannya penyuluhan tersebut.

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

36

c. Metoda penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa

Menurut Freire dalam Mardikanto (1991) menyatakan bahwa pendidikan terutama

pendidikan orang dewasa, penyuluhan adalah proses penyadaran menuju kepada

pembebasan. Oleh sebab itu, proses pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya

menciptakan ketergantungana atau bentuk-bentuk penindasan baru. Artinya., melalui

pendidikan, sasaran didik harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan

pengalaman dan mengembangkan daya nalarnya, sehingga di dalam proses pendidikan

tersebut kedudukan pendidik dan yang di didik sama derajatnya.

Ciri utama dari pendidikan orang dewasa adalah keberhasilan pendidikan tidak

tergantung pada seberapa banyak materi yang diajarkan, atau seberapa jauh tingkat

pemahaman warga terdidik terhadap materi yang diajarkan, tetapi lebih dicirikan pada

seberapa jauh progam pendidikan tersebut mampu mengembangkan dialog antara pendidik

dan yang di didik. Pemilihan metoda pendidikan orang dewasa (termasuk penyuluhan) harus

selalu mempertimbangkan:

a. waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu menggangu kegiatan atau pekerjaan pokoknya

b. waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin

c. lebih banyak menggunakan alat peraga.

4. Media penyuluhan pertanian

Media penyuluhan pertanian adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu

menyampaikan materi penyuluhan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian yang

disampaikan pada saat dilakukan penyuluhan (Kartasapoetra, 1987). Menurut Mardikanto

(1991) terdapat dua media atau alat yang digunakan untuk membatu penyuluhan pertanian,

yaitu :

1. Alat pembantu menyeluruh

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

37

Alat pembantu menyaluruh adalah alat-alat atau perlengkapan yang diperlukan di

dalam kegiatan penyuluhan, dengan maksud agar lebih memudahkan penyuluhannya di

dalam melaksanakan penyuluhan pertanian

a. Kurikulum berisi tujuan atau misi (pesan) pengajaran, uraian materi yang akan diajarkan,

uraian pengalaman belajar berisi tentang metoda mengajar, kegiatan mengajar yang

dilaksanakan pengajar, kegiatan belajar dari sasaran didik, dan rencana evaluasi yang akan

dilaksanakan berisi tentang waktu pelaksanaan, aspek yang dievaluasi (sikap,

pengetahuan, keterampilan, dan cara evaluasi dengan cara lisan dan tertulis).

b. Lembar-lembar yang dipersiapkan merupakan lembar persiapan penyuluhan, merupakan

catatan atau uraian singkat yang akan dilaksanakan selama kegiatan penyuluhan

berlangsung seperti : 1. lembar persiapan menyeluruh, 2. lembar petunjuk kerja, 3. Lembar

petujuk latihan.

c. Papan tulis dan papan penempel termasuk dalam kategori papan tulis adalah papan hitam,

papan hijau dan papan putih. Kegunaan semua papan tulis ini adalah untuk

menggambarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi penyuluhan yang akan

disampaikan. Sedangkan papan penempel yang berupa papan magnit, merupakan papan

tempat meletakkan atau menempelkan gambar-gambar yang diperagakan

d. Alat-alat tulis yang dimaksud dengan alat-alat tulis adalah alat untuk menulis,

menggambar, baik yang dipergunakan selama mempersiapkan materi penyuluhan maupun

selama kegiatan penyuluhan berlangsung.

e. Proyektor yang dimaksud dengan proyektor adalah perlengkapan atau peralatan yang

diperlukan untuk memproyeksikan tulisan atau gambar agar dapat dilihat lebih jelas oleh

peserta penyuluhan.

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

38

f. Perlengkapan ruangan yang dimaksud dengan adanya perlengkapan ruangan dapat

memberikan lingkungan dan suasana belajar yang lebih nyaman bagi sasaran peserta

penyuluhan. Perlengkapan ruangan ini berupa :

1) Penata suara berupa (mice, loud speaker, dan amplifier)

2) Penata cahaya berupa (pengaturan lampu)

3) Penata udara berupa (kipas angin, ventilasi dan air conditioner)

5. Materi penyuluhan pertanian

Materi penyuluhan pertanian merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan oleh

seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya, dengan kata lain materi penyuluhan adalah

pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi penyuluhan. Apapun materi

penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, hal pertama yang harus diingat bahwa

materi tersebut harus selalau mengacu pada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat

sasarannya, sehubungan dengan hal itu Mardikanto (1996) memberikan acuan agar setiap

penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada

setiap kegiatan :

a. Materi pokok, yaitu materi yang benar-benar dibutuhkan dan diketahui oleh sasaran

utamanya.

b. Materi yang penting, yaitu materi yang berisi dasar pemahaman yang berkaitan dengan

segala sesuatu yang dirasakan sasaran.

c. Materi penunjang yaitu materi yang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan,

yang sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas cakrawala pemahaman.

Pengembangan isi pesan atau materi dalam strategi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)

pertanian harus memperhatikan kondisi sasaran serta hal-hal lain sebagai berikut :

a) Materi informasi yang dibutuhkan sasaran

b) Bersifat motivatif atau mendorong untuk berprakarsa

c) Memiliki nilai lebih yang menguntungkan serta lebih murah dan mudah

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

39

d) Bersifat sederhana dan mudah dimengerti sasaran (Mardikanto, 1996).

Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan, akan menghasilkan masyarakat yang

dinamis dan progresif secara berkelanjutan, sebab didasari oleh adanya motivasi intrinsik dan

ekstrinsik dalam diri mereka. Sasaran penyuluhan adalah manusia yang memiliki: kebutuhan,

keinginan, harapan, serta perasaan-perasaan tentang adanya tekanan-tekanan maupun

dorongan-dorongan tertentu yang tidak selalu sama pada seseorang dengan orang yang

lainnya.

6. Waktu penyuluhan pertanian

Waktu penyuluhan pertanian adalah waktu yang dipilih seorang penyuluh untuk

melakukan pendekatan-pendekatan kepada petani (Kartasapoetra, 1987). Kegiatan

penyuluhan pertanian dapat dilakukan diwaktu kapan dan dimana saja asalkan tidak

menggangu petani didalam melaksanakan usahatani, dikarenakan beberapa jenis pekerjaan

dilahan usahatani umumnya tidak dapat ditunda dan harus diselesaikan. Penyuluhan yang

dilakukan pada saat petani sedang sibuk, selain kurang mendapat perhatian juga bisa

berakibat fatal karena kehadiran penyuluh bukannya membatu tetapi sebaliknya malah

merepotkan atau menggangu kegiatannya yang harus diselesaikan itu (Mardikanto, 1991)

7. Tempat penyuluhan pertanian

Tempat penyuluhan pertanian adalah tempat yang strategis dan mudah dijangkau petani

untuk melangsungkan kegiatan penyuluhan pertanian.

2.3 Konsep Produktivitas

Produktivitas secara umum diartikan sebagai perbandingan antara keluaran (output)

dengan masukan (input). Produktivitas menurut Hasibuan (1996), adalah perbandingan

output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik dimungkinkan oleh adanya

peningkatan efesiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi, dan adanya

peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

40

efesiensi dalam memproduksi barang atau jasa, produktivitas mengutarakan pemanfaatan

secara baik terhadap sumber daya dalam memproduksi barang.

Menurut Green dalam Sinungan 2014 mendefinisikan produktivitas sebagai

perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas pengeluaran

pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga

diartikan sebagai :

a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil

b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam

satu-satuan (unit) umum.

Dalam berbagai referensi terdapat banyak sekali pengertian mengenai produktivitas,

yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan Produktivitas tidak lain ratio dari apa yang

dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input)

b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan

bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin, dan hari esok lebih baik dari

pada hari ini.

c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni

Investasi termasuk pengunaan pengetahuan dan teknologi, manajemen dan tenaga kerja.

Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menetapkan tujuan yang

efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara untuk menggunakan sumber daya

secara efesien, dan tetap menjaga kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan

pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan, modal, teknologi,

manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan

peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas total.

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

41

International Labour Organization (ILO) mengungkapkan bahwa secara lebih

sederhana maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah

yang dihasilkan dengan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi

berlangsung.

Sumber-sumber itu dapat berupa :

1. Tanah

2. Bahan baku dan bahan pembantu

3. Pabrik, mesin-mesin dan alat-alat

4. Tenaga kerja manusia

Jadi secara umum, menurut Sinungan (2014) bahwa pengukuran produktivitas berarti

perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu :

1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara

historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun

hanya mengetengahkan atau berkurang serta tingkatannya.

2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan

lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian secara relatif.

3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik, sebab

memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.

Ada dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan

produktivitas parsial :

Total Produktivitas

Produktivitas Parsial

Berdasarkan pengalaman negara lain suatu gerakan produktivitas akan melalui tiga

tahap yang disebut A-I-M yaitu awareness (kesadaran), improvement (peningkatan),

maintenance (memelihara). Terdapat 8 faktor-faktor produktivitas secara umum, yakni :

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

42

1. modal

2. manusia

3. metode atau proses

4. lingkungan organisasi (internal)

5. produksi

6. lingkungan negara (eksternal)

7. lingkungan internasional maupun regional

8. umpan balik.

Terdapat tiga jenis sumber yang penting dalam peningkatan produktivitas di perusahaan

yaitu :

1. modal (perlengkapan, material, energi, tanah, dan bangunan)

2. tenaga kerja

3. manajemen dan organisasi

Menurut Sinungan (2014), produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang

dicapai (Output) dengan keseluruhan sumber daya (Input) yang dipergunakan persatuan

waktu. Pengertian makna peningkatan produktivitas yang dapat terwujud dalam empat

bentuk, yaitu :

a. Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang lebih

sedikit. Maksudnya yaitu di dalam melakukan kegiatan usahatani petani dapat

memperoleh jumlah produksi yang sama dengan menggunakan sumberdaya (modal,

tenaga kerja, keahlian, bahan baku) yang lebih sedikit.

b. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang

kurang. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh produksi yang lebih besar

dibandingkan dengan produksi yang didapat biasanya, dengan mengoptimalkan sumber

daya yang lebih sedikit jumlahnya.

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

43

c. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang

sama. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh produksi yang lebih besar dengan

mengoptimalkan sumber daya yang sama dalam melakukan kegiatan usaha tani.

d. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang

relatif lebih sedikit. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh keuntungan dari jumlah

produksi yang jauh lebih besar dari produksi biasanya, dengan meminimalkan penggunaan

faktor-faktor produksi.

Sumber daya masukan (Input) dapat terdiri dari beberapa faktor produksi, seperti tanah,

gedung, mesin, peralatan, bahan mentah, dan sumber daya manusia sendiri. Dalam hal ini,

peningkatan produktivitas faktor manusia merupakan sasaran strategis karena peningkatan

produktivitas faktor-faktor lain sangat bergantung pada kemampuan manusia yang

memanfaatkannya.

2.3.1 Konsep Produktivitas Kerja

Menurut Suratiyah (2011) produktivitas tenaga kerja atau sering disebut efesiensi

tenaga kerja dapat diukur dengan memperhatikan jumlah produksi, penerimaan per hari kerja

dan luas lahan.

a. Memperhatikan produksi

Produktivitas dapat dihitung berdasarkan formula sebagai berikut :

Produktivitas =

b. Memperhatikan penerimaan per hari kerja

Produktivitas =

c. Memperhatikan luas lahan

Produktivitas =

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

44

Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan : produktivitas merupakan

perbandingan antara keluaran dan masukan serta mengutarakan cara pemanfaatan yang baik

terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu barang atau jasa.

2.4 Identitas Petani Sampel

Identitas seseorang merupakan cerminan status sosial orang yang bersangkutan, dimana

ia tinggal atau bermasyarakat atau menentukan dalam mengambil keputusan dalam

mengusahakan sesuatu. Identitas setiap responden berbeda-beda sehingga kemampuannya

dalam menerima hal-hal yang baru juga berbeda. Responden dalam penelitian ini adalah

petani sayuran yang mengusahakan komoditas kacang panjang di Kecamatan Kumpeh Ulu

Kabupaten Muaro Jambi. Identitas responden meliputi, nama, umur, pendidikan, luas lahan,

jumlah anggota keluarga, pengalaman usahatani dan produksi.

2.4.1 Umur

Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan berfikir seseorang. Secara umum

dapat disimpulkan, jika semakin tua umur seseorang maka kemampuan fisik dan

produktivitas kerjanya juga semakin berkurang demikian juga sebaliknya, orang yang masih

dalam kategori usia produktif (muda) memiliki kondisi fisik yang lebih baik serta

produktifitas kerja yang tinggi. Petani yang usianya lebih muda akan lebih mudah untuk

menerima perubahan dan lebih mudah untuk mengadopsi suatu inovasi yang diberikan oleh

penyuluh pertanian. Hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1988), yang menyatakan

bahwa semakin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum

mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan

adopsi inovasi walaupun mereka masih belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi

tersebut.

2.4.2 Pendidikan

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

45

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi pelaku pembangunan pertanian.

Melalui pendidikan formal dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, pola pikir seseorang,

semakin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang maka makin mampu melihat

kemungkinan resiko yang dihadapi, makin efesien dalam bekerja dan makin mampu

menginterprestasi pesan yang diterima. Cepat lambatnya inovasi yang diterima, tergantung

pada tingkat intelektualitasnya , hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1988), yang

menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan petani maka semakin cepat pula dalam

mengadopsi inovasi. Begitu pula sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah, mereka agak

sulit untuk melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat.

2.4.3 Luas Lahan

Luas lahan usahatani merupakan luas lahan garapan yang dikelola petani dan dimiliki

oleh petani serta keluarganya yang dinyatakan dalam satuan hektar. Faktor luas lahan yang

digarap oleh petani sangat menentukan dalam penerapan suatu inovasi. Petani yang memiliki

luas lahan luas memungkinkan untuuk menerima suatu inovasi yang diterapkan dilahannya,

sedangkan petani yang memiliki lahan sempit menyebabkan investasi yang ditanam selalu

tergangu oleh keperluan sehari-harinya karena terbatasnya pendapatan dan produksi. Hal ini

sejalan dengan pendapat Mubyarto (1987) yang mnyatakan luas lahan mempengarruhi petani

dalam mengelola usahataninya.

2.4.4 Jumlah anggota keluarga

Anggota keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Jumlah anggota keluarga

yang dimaksud yaitu jumlah tanggungan didalam sebuah keluarga yang ditanggung oleh

kepala keluarga. Besarnya jumlah tanggungan akan berkaitan dengan penggunaaan jumlah

pendapatan yang diperoleh kepala keluarga dan tinggi rendahnya tingkat konsumsi. Petani

yang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang relatif besar akan selalu berusaha untuk

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

46

meningkatkan produktifitas kerjanya sehingga produksi usahataninya akan meningkat dan

cukup untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya.

2.4.5 Pengalaman Usahatani

Pengalaman berusahatani merupakan salah satu faktor penting terutama dalam

pengambilan keputusan. Seseorang yang mempunyai pengalaman yang cukup, pada

umumnya dapat mengambil keputusan yang lebih baik jika dibandingkan dengan orang yang

belum memiliki pengalaman. Pengalaman mengenai kegagalan dan keberhasilan selama

bekerja akan memperkaya pengetahuannya. Kegagalan akan membuat seseorang lebih

berhati-hati dalam bertindak, sedangkan berdasarkan pengalaman yang telah dialami akan

semakin memantapkan dalam pengambilan keputusan dan akan selalu berusaha

menghasilkan produktivitas kerja yang baik.

2.5 Konsep Usaha Tani

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan

mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal

sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani

merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan, mengorganisasikan penggunaan

faktor-faktor produksi seefektif dan seefesien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan

pendapatan semaksimal mungkin.

Menurut Efferson dalam Ken Suratiyah (2006) ilmu usahatani merupakan ilmu yang

mempelajari cara-cara mengorganisasikan dan mengoperasikan unit usahatani dipandang dari

sudut efesiensi dan pendapatan yang kontinu, menurut Daniel dalam Ken Suratiyah (2006)

Ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani mengkombinasikan dan

mengopersikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga dan modal sebagai dasar

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

47

bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak

sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu.

Sedangkan menurut Prawirokusumo (1990) dalam Ken Surtiyah (2006) ilmu usahatani

merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau

menggunakan sumberdaya secara efesien pada suatu usaha pertanian, perkebunan,

perternakan, atau perikanan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati oleh petani tersebut.

Usahatani merupakan keterpaduan antara lahan, tenaga kerja atau modal, untuk

mengahasilkan produksi yang memerlukan keahlian untuk mengelolah (Mosher, 1985).

Usaha tani adalah usaha produksi dimana berlangsung pendayagunaan lahan, tenaga kerja

dan manajemen. Kegiatan yang melakukan tenaga kerja meliputi hampir seluruh proses

produksi berlangsung (Hernanto, 1998).

2.5.1 Deskripsi Usahatani Sayuran

Sayuran termasuk produk holtikultura, terdiri dari berbagai jenis dan dapat dibedakan

berdasarkan tempat tumbuhnya, kebiasaan tumbuh dan bentuk yang dikonsumsi.

1. Berdasarkan tempat tumbuh

Sayuran dataran rendah, sayuran dataran tinggi dan sayuran dataran rendah maupun

dataran tinggi dengan pertumbuhan dan produksi yang tak terpengaruh. Sayuran dataran

rendah adalah sayuran yang hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah

dataran rendah contohnya yaitu bawang merah, dan timun demikian pula sebaliknya

sayuran dataran tinggi hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada dataran

tinggi contohnya kentang, kubis, dan lobak.

2. Berdasarkan kebiasaan tumbuh

Berdasarkan kebiasaan tumbuh, sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran semusim dan

tahunan. Sayuran semusim adalah sayuran yang melengkapi siklus hidupnya dalam satu

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

48

musim dan di perbanyak dengan biji. Sedangkan sayuran yang berrsifat tahunan adalah

sayuran yang produksinya tak terbatas.

3. Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi

Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi, sayuran dibedakan menjadi sayuran daun, bunga,

umbi dan rebung.

Dalam usaha sayur-sayuran, faktor panca usaha tani perlu mendapat perhatian agar

produksi yang diharapkan dapat tercapai. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Penggunaan benih unggul

Benih atau bibit unggul adalah benih atau bibit yang bermutu tinggi yang merupakan

faktor penentu tinggi rendahnya produksi tanaman.

b. Pengolahan tanah

Masalah pengolahan tanah lebih ditenkankan kepada pemilihan jarak tanam yang tepat,

sebab jarak tanam menentukan jumlah populasi, kebutuhan benih, dan pupuk.

c. Pengairan

Semua tanaman membutuhkan air. Sumber air bagi tanaman dapat diperoleh dari sungai,

sumur, atau air hujan. Di indonesia umumnya petani sayur banyak mengandalkan air

hujan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pertaniannya.

d. Pemupukan

Pupuk adalah unsur hara yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman

dengan maksud memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.

e. Pengendalian Hama dan Penyakit

Penyakit pada sayuran umumnya adalah penyakit fisiologis, penyebabnya adalah

keadaan lingkungan antara lain suhu, kekurangan atau kelebihan unsur hara dalam tanah,

dan drainase yang kurang baik. Penyakit yang disebabkan oleh virus, penularan penyakit

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

49

biasanya disebabkan oleh serangga, gesekan atau pengairan dan penyakit yang

disebabkan oleh cendawan dan bakteri.

2.6 Konsep Adopsi Inovasi

Pertanian telah berkembang melalui penyerapan sejumlah besar pembaharuan dan

perubahan yang telah berhasil meningkatkan taraf hidup petani. Hal ini disadari karena

kemajuan inovasi dibidang pertanian yaitu dengan penerapan pasca usahatani oleh petani

merupakan faktor yang penting bagi terlaksananya tugas penyuluh pertanian dimana inovasi

tersebut telah dikembangkan untuk meningkatkan daya kemampuan petani serta keluarganya

melalui produktivitas usahataninya.

Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi saja,

tetapi mencakup ideologi, kepercayaan, sikap hidup, informasi, perilaku atau gerakan-

gerakan menuju kepada proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat.

Mardikanto (1991) mengatakan, inovasi merupakan ide, perilaku, produk, informasi, dan

praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan oleh sebagian

besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat mendorong terjadinya

perubahan-perubahan disegala aspek kehidupan masyarakat demi selalu terwujudnya

prbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang

bersangkutan.

Pengertian “baru” pada inovasi bukan berarti baru diciptakan, tetapi dapat brupa

sesuatu yang sudah “lama” dikenal, diterima, atau digunakan oleh masyarakat diluar sistem

sosial yang menganggapnya sesuatu yang masih “baru”. Pengertian baru juga tidak harus

selalu datang dari luar, tetapi dapat berupa teknologi setempat (indegenous techology) atau

kebiasaan setempat (kearifan tradisional) yang sudah lama ditinggalkan. Menurut Mardikanto

(1991) terdapat tahapan adopsi inovasi yaitu :

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

50

1. Awareness (kesadaran), yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan

penyuluh.

2. Interest (tertarik), yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginannya

untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak /jauh tentang segala sesuatu yang

berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.

3. Evaluation (penilaian) yaitu penilaian terhadap baik, buruk atau manfaat inovasi yang

telah diketahui informasinya secara lebih lengkap dari aspek teknis, aspek ekonomi,

maupun aspek sosial budaya, bahkan seringkali ditinjau dari aspek politis atau

kesesuaiannya dengan kebijakan pembangunan nasional atau regional

4. Trial (mencoba) yaitu mencoba dalam skala kecil untuk lebih baik meyakinkan

penilaiannya sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.

5. Adoption (menerapkan) dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaiannya, sebelum

menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2010) dengan judul “Peran Penyuluhan Pertanian

Lapangan Terhadap Penerapan Pasca Usahatani Padi Sawah di Desa Singoan Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari” menyimpulkan bahwa tercapainya hasil produksi yang

maksimal petani sebagai pelaku usahatani didukung oleh peran PPL. Upaya peningkatan

produksi padi dapat ditempuh dengan penerapan teknologi pasca usahatani, yaitu : 1)

perbaikan bercocok tanam, 2) penggunaan bibit unggul, 3) pemupukan yang baik,

4)pengaturan dan penyediaan air, 5) pengendalian hama dan penyakit. seorang ppl ikut

mendukung dan memajukan pertanian di wilayah kerjanya, khususnya di desa muara singoan

ppl berperan sebagai : 1) media edukasi. 2) media diseminasi informasi. 3) media konsultasi.

4) media edukasi. Penerapan pasca usahatani padi sawah di Desa Muaro Singoan Kecamatan

Muara Bulian Kabupaten Batanghari tergolong tinggi.

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

51

Penelitian yang dilakukan oleh Pradipta (2011) dalam penelitiannya “Peranan

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Padi

Sawah di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat”

pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian lapang (PPL) dalam upaya perberdayaan

kelompok tani padi sawah di Desa Sri Agung ditunjukkan skor penerapan penyuluhan

pertanian lapangan (PPL) yang cenderung rendah dengan frekuensi 30 orang hanya mencapai

(55,56%). Kegiatan pemberdayaan kelompok tani yang hanya diterapkan pada 6 kelompok

tani di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam, memperlihatkan bahwa (77,22%) masih

sangat rendah dalam menerima dan menjalankan progam pemberdayaan. Sedangkan

responden yang menerima dan menjalankan progam/kegiatan pemeberdayaan hanya (27,78)

dikarenakan peranan PPL yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemberdayaan kelompok tani

yaitu PPL sebagai organisator sangat rendah. Hal ini menunkjukkan sebagian besar petani

dalam kelompok tani masih belum menerima dan menjalankan progam atau kegiatan

pemberdayaan secara maksimal.

Penelitian yang dilakukan oleh Mahendi (2013) dalam penelitiannya “Peranan

Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Penerapan Progam Aksi Desa Mandiri Pangan

Khususnya Teknologi Usahatani Jagung di Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi”

menyimpulkan bahwa tingkat penerapan usahatani jagung ditingkat petani didaerah

penelitian mulai dari pemilihan benih, persiapan lahan, waktu dan cara tanam, pemupukan,

pengairan, penyuluhan, penjarangan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, panen

dan pasca panen tergolong tinggi yaitu sebesar 72%. Peranan penyuluh pertanian lapangan

dengan penerapan usahatani jagung melalui peran pendidik, peran pendamping dan peran

pembina yang dilakukan oleh petani di Desa Sungai Duren dan Desa Muaro Pijoan yang

dilakukan oleh PPL tergolong tinggi dan yang dominan yaitu eran pendidik. Terdapat

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

52

hubungan yang nyata antara peranan penyuluh pertanian lapangan dengan penerapan

teknologi usahatani jagung di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

Penelitian yang dilakukkan oleh Irnanda (2015) dengan judul “ Hubungan Peran

Penyuluh Pertanian Lapangan Dengan Produktivitas Kerja Petani Padi Sawah di Desa Sungai

Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi” menyimpulkan bahwa: a).

peran penyuluh pertanian lapngan baik sebagai pendidik, pemimpin, penasehat dan peran

secara keseluruhan sebagai pendidik, pemimpin, penasehat, dan peran secara keseluruhan

sebagian besar tergolong rendah, untuk peran sebagai pendidik 54,84% sebagi pemimpin

51,61% sebagai penasehat 54,84% dan peran keseluruhan sebesar 54,84%. b). produktivitas

kerja petani padi sawah sebagian besar tergolong tinggi yaitu sebesar 61,29 %. c).terdapat

hubungan yang nyata antara peran penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas kerja

petani padi sawah di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

Jambi.

Penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2015) dalam penelitiannya “Peranan

Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Petani Mengusahakan Padi Sawah di Desa Sungai

Terap Kecamatan Kumpeh Ulu” menyimpulkan bahwa hasil penelitian terhadap peranan

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di desa penelitian terdapat 3 indikator yaitu berperan

sebagai pendidik , berperan sebagai pemimpin, berperan sebagai penasehat. Dapat

disimpulkan bahwa peranan penyuluhan pertanian sedah berjalan dengan baik presentasi 77,7

persen karena sebagian besar petani sudah mengetahui dan mulai menerapkan progam yang

diberikan oleh pemerintah melalui penyuluhan yang diberikan oleh PPL.

2.8 Kerangka Pemikiran

Kegiatan penyuluhan sangat diperlukan dalam pembangunan karena hanya melalui

kegiatan penyuluhanlah para petani dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga

dapat memberikan hasil yang maksimal pada produktivitas kerjanya. Penyuluhan sebagai

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

53

salah satu sarana petani untuk mencapai tujuannya yaitu peningkatan produktivitas kerja

mereka.

Kegiatan penyuluhan sendiri dipengaruhi oleh: penyuluh pertanian, materi penyuluhan,

frekuensi penyuluhan, keanggotaan petani baik petani sebagai pengurus kelompok maupun

anggota kelompok, dan lokasi penyuluhan baik yang jauh maupun yang dekat dengan

pembinaan. Banyak faktor yang mempengaruhi penyuluhan. Pada penelitian ini, yang akan

dikaji yaitu tentang penyuluh pertanian, materi penyuluhan, dan frekuensi penyuluhan, yang

akan mempengaruhi produktivitas kerja petani pada saat penyiapan lahan, pengolahan tanah,

penanaman, pemeliharaan, dan panen. Sedangkan kelimanya itu akan menentukan hasil

panen yang akan diperoleh petani per hektarnya dan peningkatan pendapatan. Berdasarkan

uraian diatas dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut :

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

54

SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN

PETANI PENYULUHAN

PERTANIAN

UNSUR-UNSUR PENYULUHAN

1. Penyuluh pertanian

2. Sasaran penyuluhan

3. Metoda penyuluhan

4. Media penyuluhan

5. Materi penyuluhan

6. Waktu penyuluhan

7. Tempat penyuluhan

(Kartasapoetra, 1987)

Rendah Tinggi

Analisis Chi

Square

Tidak Berhubungan Berhubungan

Produktivitas Kerja

Tinggi Rendah

PENYULUH

PERTANIAN

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

55

2.9. Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu

“diduga adanya hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di

Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi”.

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

56

III. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi, lokasi

penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kecamatan

Kumpeh Ulu merupakan salah satu kecamatan dengan mayoritas penduduknya berusaha tani

sayuran di Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8 Agustus

sampai 8 September 2016. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data

yang berasal dari :

1. Identitas petani sample meliputi : nama, umur, pendidikan, pekerjaan, luas lahan

usahatani, status kepemilikan lahan, jumlah anggota keluarga, lama berusahatani

sayuran,

2. penyuluhan pertanian meliputi : penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan pertanian,

metode penyuluhan pertanian, media penyuluhan pertanian, materi penyuluhan

pertanian, waktu penyuluhan pertanian, tempat penyuluhan pertanian.

3. Produktivitas kerja mencakup penerimaan dibagi hari orang kerja (HOK) yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah hari, jumlah jam dan jumlah tenaga kerja

yang dicurahkan dalam suatu kegiatan usahatani sayuran.

3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

3.2.1 Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan anggota kelompok tani yang

berusaha tani sayuran, dengan menggunakan angket atau kuisioner yang telah disediakan.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari referensi, laporan hasil penelitian, informasi dari

Dinas atau Instasi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

57

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan

petani responden yang disertai dengan pengisian daftar pertanyaan di kuisioner.

3.3 Metode Penarikan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di daerah yang ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu

di Desa Pudak, Desa Lopak alai dan Desa Kota Karang dengan pertimbangan bahwa di Desa

pudak merupakaan desa dengan produksi sayur tertinggi, Lopak alai dengan desa produksi

sayur sedang dan Desa kota karang dengan produksi sayur terendah. Kecamatan kumpeh ulu

terdiri dari 18 Desa akan tetapi hanya 13 desa saja yang mengusahakan usahatani sayuran.

Dari 13 desa tersebut diambilah tiga desa yang dijadikan sebagai sampel yaitu Desa Pudak,

Desa Lopak alai dan Desa Kota Karang.

Penentuan Desa tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

bahwa Desa Lopak alai, Desa Pudak dan Desa Kota Karang merupakan salah satu dari 3 desa

yang mewakili produksi tertinggi, sedang dan rendah. Produksi sayur di Desa Lopak Alai

1.180 kwintal, produksi sayur di Desa pudak sebesar 784 kwintal dan di Desa Kota Karang

produksi sayur sebesar 472 ton. (Tabel.4)

di Desa Lopak Alai terdapat 7 Kelompok tani yang mengusahakan usahatani sayuran

dengan total 108 anggota, di Desa Pudak terdapat 5 Kelompok Tani sayur dengan total 64

anggota sedangkan Desa Kota Karang terdapat 1 kelompok tani sayur dengan total 25

anggota (lampiran 3). Adapun rumus slovin yaitu dengan ketentuan apabila populasi lebih

dari 100 orang maka diambil presisi 15% - 20%, jika populasi berjumlah 51-100 orang maka

presisinya diambil 10% dan jika populasinya kurang dari 50 orang maka populasi diambil

semua (Taro Yamane dalam Riduwan, 2009). Adapun rumus penarikan sampel dapat

diguanakan rumus :

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

58

dimana :

n = jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

d² = Presisi (ditetapkan 15%)

Berdasarkan rumus diatas, diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Taro Yamane di atas maka

diperoleh jumlah sampel petani sebanyak 44 sampel. Selanjutnya jumlah petani sampel yang

akan dijadikan sebagai responden yaitu petani sayuran yang tergabung kedalam kelompok

tani sayur yang berada di ketiga desa dengan produksi sayur tinggi, sedang dan rendah, dan

dari ketiga desa di Kecamatan Kumpeh Ulu tersebut diambil melalui rumus metode alokasi

sampel proporsional (Nazir, 2011), yaitu :

ni = Ni x n

N

Dimana : ni = Jumlah sampel menurut stratum

n = Jumlah sampel satuan

Ni = Jumlah populasi stratum

N = jumlah populasi seluruhnya

Dari rumus diatas, maka diperoleh sampel untuk masing-masing kelompok tani didaerah

penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 :

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

59

Tabel 5. Jumlah petani sampel usahatani sayuran di daerah penelitian tahun 2015

No Nama Desa Populasi

(orang)

Sampel

(orang)

1 Desa LopakAlai 108 24

2 Desa Pudak 64 14

3 Desa Kota Karang 25 6

Jumlah 197 44 Sumber: Badan Penyuluhan Pertanian Kumpeh Ulu

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random

sampling) yaitu sampel diambil sedemikian rupa sehingga tiap populasi mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sampel diambil 44 orang petani dari

populasi 197 orang petani yang dilakukan dengan cara undian dengan menuliskan nama tiap

petani pada secarik kertas, lalu digulung dan dimasukkan dalam kotak. Ditarik satu gulungan

kertas dan nama pada gulungan tersebut merupakan anggota dari sampel yang akan diteliti

(Nazir, 2011).

3.4 Metode Analisis Data

Untuk mengetahui hubungan penyuluh pertanian dengan produktivitas kerja petani

sayuran di daerah penelitian, data diolah secara tabulasi dan dilanjutkan dengan analisis

secara deskriptif menggunakan table distribusi frekuensi untuk mengetahui hubungan dengan

produktivitas digunakan analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²).

Menurut Sugiyono (2015), analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²)

digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya berebentuk nominal

dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat menggunakan tabel kontigensi 2x2, (dua baris x

dua kolom) dengan derajat bebas (db) = 1 dengan rumus sebagai berikut :

(Pers 1)

Sedangkan bila terdapat sel dengan frekuensi kurang dari 5, digunakan rumus :

(Pers 2)

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

60

Adapun tabelnya adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Model Analisis Uji Chi-Square dengan Kontingensi (c) 2x2

Penyuluhan

pertanian

Produktivitas Jumlah

Tinggi Rendah

Tinggi > Rata-rata A B A+B

Rendah < Rata-rata C D C+D

Jumlah A+C B+D N

Kaidah pengambilan keputusan :

Nilai x² hitung dengan derajat bebas (db)=1 pada tingkat kepercayaan 90% adalah 2,71.

Dalam pengujian x² hitung dibandingkan dengan nilai x² tabel, dengan ketentuan sebagai

berikut :

Terima Ho, tolak H1 Jika x hitung ≤ x tabel

Tolak Ho, terima H1 Jika x hitung ≥ x tabel

Dimana :

Terima Ho = Tidak ada hubungan antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja

petani sayur

Terima H1 = Ada hubungan antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani

sayur

Yang kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai C (Koefisien Kontigensi), dengan rumus

sebagai berikut :

C =

Dimana :

N = Jumlah Sampel

x² = Nilai Chi Square

C = Koefisien Kontigensi

Lemah 0 – 0,353

Kuat 0,353 – 0,707

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

61

Formulasi :

r =

C max =

=

= 0,707

r =

Keterangan :

r = koefisien keeratan hubungan

x² = Nilai uji Chi-Square

N = Jumlah Sampel

M = Jumlah kolom

Dalam kategori :

a. Hubungan digolongkan lemah apanila nilai terletak antara 0-0,353

b. Hubungan digolongkan kuat apabila nilai terletak antara 0,353-0,707

Selanjutnya untuk melihat adanya hubungan maka digunakan formulasi yakni :

t hit =

Dimana :

H0 ; r = 0

H1 ; r ≠ 0

Jika t hitung (≤ t tabel = (α = 5 % db = N-2)} Terima Ho

Jika t hitung (≥ t tabel = (α = 5 % db = N-2)} Tolak Ho

Dimana :

H0 = Tidak terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas

kerja petani sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.

Hi = Terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja

petani sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

62

3.5 Konsepsi Pengukuran

Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert (likert scale)

dengan jenjang tiga item yang digunakan yaitu setuju, netral dan tidak setuju dengan skala

skor 1-3. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang, di

dalam skala likert variabel penelitian dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pertanyaan atau peryataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dimana masing-masing jawaban

dapat diberi skor, misalnya

1. Sangat Setuju diberi skor 5

2. Setuju diberi skor 4

3. Ragu-ragu diberi skor 3

4. Tidak setuju diberi skor 2

5. Sangat tidak setuju diberi skor 1

Jenjang yang digunakan pada skala likert tergantung pada kata-kata yang digunakan di

dalam item skala likert. Jika model verbal setuju-tidak setuju, maka minimal terdapat tiga

item yang digunakan yaitu setuju, netral dan tidak setuju. (Sugiyono, 2015). Terdapat dua

variabel penelitian di dalam penelitian ini, variabel bebas yaitu penyuluh pertanian dan

variabel terikat produktivitas kerja petani sayuran. Untuk batasan konsepsi dan variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang didefinisikan secara

operasional sebagai berikut :

1. Penyuluhan pertanian adalah proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan

keterampilan) di kalangan masyarakat petani, agar mereka tau, mau dan mampu

melaksanakan perubahan-perubahan dalam usahataninya demi tercapainya peningkatan

produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

63

pembangunan pertanian, di dalam penyuluhan pertanian terdapat unsur-unsur penyuluhan

pertanian yang terdiri atas penyuluh pertanian, sasaran, metode, media, materi, waktu

penyuluhan pertanian dan tempat penyuluhan.

a. Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan dan

pengarahan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, sikap dan perilakunya

terhadap perkembangan teknologi.

b. Sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan.

c. Metode penyuluhan pertanian adalah adalah cara-cara yang digunakan pada saat

dilakukan penyuluhan, yang bersifat mendidik, membimbing, dan menerapkan

sehingga dapat mengubah pemahaman, sikap dan prilaku petani agar dapat menolong

dirinya sendiri

d. Media penyuluhan pertanian adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu

menyampaikan materi penyuluhan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian

yang disampaikan pada saat dilakukan penyuluhan

e. Materi penyuluhan pertanian merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan

oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya, dengan kata lain materi

penyuluhan adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi

penyuluhan.

f. Waktu penyuluhan pertanian adalah waktu yang dipilih seorang penyuluh untuk

melakukan pendekatan-pendekatan kepada petani

g. Tempat penyuluhan pertanian tempat yang strategis dan mudah dijangkau petani

untuk melangsungkan kegiatan penyuluhan pertanian

Kriteria penyuluhan pertanian :

a. Penyuluhan Pertanian dikatakan tinggi jika besar dari nilai rata-rata yaitu diatas 75.

b. Penyuluhan Pertanian dikatakan rendah jika kecil dari nilai rata-rata yaitu dibawah 75.

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

64

2. Produktivitas Kerja adalah penerimaan dibagi dengan hari orang kerja (HOK), HOK yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah hari, jumlah jam dan jumlah tenaga kerja yang

dicurahkan dalam suatu kegiatan usahatani sayuran.

(1 Hari = 7 Jam Kerja), produktivitas kerja petani dikategorikan dalam :

a. Tinggi jika besar dari nilai rata-rata

b. Rendah jika kecil dari nilai rata-rata

Konsepsi pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini secara deskritif adalah sebagai

berikut :

1. Petani responden adalah pemilik dan pengelola usahatani sayuran (orang)

2. Produksi sayuran adalah jumlah hasil panen sayuran yang diperoleh petani (Kg/Tahun)

3. Luas lahan adalah luas areal yang digunakan petani untuk tanaman sayuran (Ha/Tahun)

4. Harga produksi adalah sejumlah uang yang diterima oleh petni dari penjualan sayuran

(Rp/Kg)

5. Penerimaan usahatani sayuran adalah jumlah produksi yang dihasilkan dikali harga jual

dalam usahatani sayuran (Rp/Tahun)

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

65

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Letak dan Batas Wilayah

Kecamatan Kumpeh Ulu adalah merupakan salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai luas ± 71,38 . Kecamatan Kumpeh Ulu

terdiri dari 18 desa, secara geografis berada pada posisi lintang selatan sampai

dengan lintang selatan dan bujur timur sampai bujur timur.

Adapun batas-batas Kecamatan Kumpeh Ulu sebagai berikut:

1. Sebelah utara dengan Taman Rajo dan Kecamatan Kumpeh

2. Sebelah selatan dengan Kecamatan Sungai Gelam

3. Sebelah barat dengan Kecamatan kecamatan Kumpeh

4. Sebelah timur dengan Kota Jambi

Untuk pemilihan sampel penelitian di Kecamatan Kumpeh Ulu dipilih 3 desa sampel

yaitu Desa Pudak, Desa Lopak Alai dan Desa Kota Karang.

4.1.2 Luas Daerah dan Penggunaan Lahan

Kecamatan Kumpeh Ulu termasuk daerah beriklim tropis, curah hujan diwilayah ini

rata-rata 182.9 mm/tahun. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Januari dengan

hujan terbanyak pada bulan November sebanyak 25 hari. Keadaan temperatur rata-rata di

Kecamatan Kumpeh Ulu adalah c. Luas wilayah Kecamatan Kumpeh Ulu adalah 71.370

ha, dimana sebesar 80% merupakan lahan bukan sawah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

66

Tabel 7. Luas Wilayah Berdasarkan Penggunaannya di Kecamatan Kumpeh Ulu

Tahun 2015

Penggunaan Tanah Luas (ha) Persentase (%)

Tanah Sawah 4.605 6

Tanah Bukan Sawah 57.639 81

Tanah Bukan Pertanian 9.126 13

Jumlah 71.370 100 Sumber : Kecamatan Kumpeh Ulu Dalam Angka Tahun 2015

Dari Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa sebesar 81% luas lahan di Kecamatan Kumpeh

Ulu merupakan tanah bukan sawah. Tanah bukan sawah terdiri atas kebun, ladang dan area

perkebunan, hutan rakyat maupun lahan yang belum diusahakan di kecamatan tersebut.

Dilihat dari jenis penggunaan tanah di Kabupaten Kumpeh Ulu pada umumnya digunakan

untuk bidang pertanian, hal ini menunjukkan bahwa di Kecamatan Kumpeh Ulu merupakan

daerah yang sangat berpotensi untuk sektor pertanian.

4.1.3 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk suatu wilayah merupakan potensi yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu wilayah. Jumlah penduduk yang

bermukim di Kecamatan Kumpeh Ulu adalah sebanyak 54.830 jiwa yang terdiri dari laki-laki

28.198 jiwa dan perempuan 26.632 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 12.381

rumah tangga. Jumlah penduduk untuk Desa Lopak Alai 1.081 jiwa dengan jumlah laki-laki

sebanyak 554 jiwa dan perempuan sebanyak 527 jiwa. Jumlah penduduk untuk Desa Pudak

adalah 5.139 jiwa dengan laki-laki 2.673 jiwa dan perempuan 2.466 jiwa. Sedangkan untuk

Desa Kota Karang penduduk berjumlah 2.462 jiwa dengan laki-laki berjumlah 1.232 jiwa dan

perempuan berjumah 1.230 jiwa. Berikut ini adalah rincian jumlah penduduk di kecamatan

kumpeh ulu.

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

67

Tabel 8. Jumlah Penduduk di Lokasi Penelitian Tahun 2015

No Desa Penduduk (Jiwa) Persentase

(%) Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Sungai Terap 989 949 1.938 4

2 Kasang Pudak 7.242 6.670 13.912 25

3 Kasang Lopak Alay 1.098 955 2.053 4

4 Solok 980 941 1.921 4

5 Sumber Jaya 721 707 1.428 3

6 Arang-arang 1.379 1.267 2.646 5

7 Sipin Teluk Duren 898 859 1.757 3

8 Pemunduran 634 676 1.310 2

9 Teluk Raya 1.013 1.020 2.033 4

10 Ramin 1.027 911 1.938 4

11 Tarikan 1.477 1.422 2.899 5

12 Lopak Alay 554 527 1.081 2

13 Sakean 878 778 1.656 3

14 Kota Karang 1.232 1.230 2.462 4

15 Pudak 2.673 2.466 5.139 9

16 Muara Kumpeh 2.066 1.998 4.064 7

17 Kasang Kumpeh 2.652 2.573 5.225 10

18 Kasang Kota Karang 685 683 1.368 2

Jumlah 28.198 26.632 54.830 100 Sumber : Kecamatan Kumpeh Ulu Dalam Angka Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 8 terlihat jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Kumpeh Ulu

terdapat di Desa Kasang Pudak yaitu sebesar 13.912 jiwa. Pada umumnya masyarakat

dikecamatan Kumpeh Ulu bekerja disektor pertanian yaitu pertanian tanaman hortikultura,

pangan dan perkebunan. Pada sektor ini yang lebih banyak menyerap tenaga kerja dimana

sebagian besar matapencaharian masyarakat kecamatan Kumpeh Ulu sebagai petani.

4.2 Deskripsi Petani Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 petani sayuran yang diperoleh dari 3 desa,

yaitu Desa Lopak Alai, Desa Pudak dan Desa Kota Karang. Dalam melakukan penelitian

pada hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayur, maka

diperlukan identitas petani sampel didaerah penelitian yang mencakup umur petani, tingkat

pendidikan, pekerjaan, luas lahan jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman berusahatani.

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

68

4.2.1 Umur Petani

Umur sangat berpengaruh terhadap kemampuan fisik, mental, dan cara berfikir

seseorang. Secara umum dapat dikatakan bahwa petani yang berusia muda dan sehat fisik

serta mentalnya akan memiliki produktifitas kerja yang lebih tinggi. Umur juga berpengaruh

dalam respon petani terhadap teknologi dan inovasi baru untuk mengambil keputusan tentang

pengembangan usahataninya.

Menurut Hernanto (1998), pada umumnya petani yang berumur makin tua,

pertimbangan dan pengambilan keputusannya relatif lebih lama dibandingkan petani yang

berumur relatif muda dan sehat, memiliki kemampuan fisik yang lebih cepat menerima hal-

hal baru yang dianjurkan, karena petani yang berusia lebih muda lebih berani mengambil

resiko. Dari hasil penelitian terhadap 44 orang petani sayuran didaerah penelitian, umur

petani responden berkisar 30 sampai 60 tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Kumpeh

Ulu Kabupaten Muaro Jambi

Umur Petani Jumlah Petani

KK Presentase(%)

30-34 4 9

35-39 8 18

40-44 5 11

45-49 15 34

50-54 7 16

55-60 5 11

Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari Tabel 9. Menjelaskan bahwa presentase terbesar umur petani di daerah penelitian

terletak pada kelompok umur 45-49 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani di daerah

penelitian masih berada pada usia produktif untuk mengelola usahatani sayurnya. Peryataan

tersebut didukung oleh pertanyaan Hernanto (1998), usia produktif berada pada usia 15-50

tahun. Dengan kondisi petani responden yang rata-rata berumur produktif maka mampu

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

69

mengelola usahataninya secara maksimal guna meningkatkan produksi. Sedangkan jika umur

petani yang lebih dari 50 tahun cenderung hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah

biasa diterapkan oleh warga setempat.

4.2.2 Tingkat Pendidikan

Pendidikan menunjukkan tingkat pengetahuan, wawasan, pola pikir dan perilaku

seseorang. Hal ini sesuai dengan peryataan Hernanto (1998), tingkat pendidikan petani akan

mempengaruhi cara berfikir, menerima dan mencoba hal baru. Dalam penelitian ini tingkat

pendidikan petani diukur berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah dilaluinya.

Pendidikan merupakan suatu landasan bagi seseorang untuk lebih tanggap dengan

perkembangan teknologi pertanian dan lebih mampu menyerap informasi baru dalam

produksi maupun pemasaran pertanian. Berikut distribusi petani sampel menurut tingkat

pendidikan formal di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Daerah Penelitian

Tahun 2016

Tingkat Pendidikan Jumlah Petani

KK Presentase (%)

Tidak Tamat SD 3 7

Tamat SD 17 39

Tamat SLTP/Sederajat 11 25

Tamat SLTA/Sederajat 10 23

Tamat Diploma 0 0

Tamat S1 3 7

Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terbesar pada petani sampel

didaerah penelitian yaitu terletak pada kelompok tamat pada tingkat sekolah dasar (SD)

dengan jumlah 39% atau sebanyak 17 petani. Berdasarkan data pada tabel dapat dinyatakan

bahwa tingkat pendidikan formal petani sampel masih relatif rendah sehingga menimbulkan

kecenderungan kesulitan dalam merubah sikap dan prilaku dalam berusaha tani. Besarnya

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

70

jumlah petani yang hanya sampai sekolah dasar (SD). Hal ini dikarenakan pada masa itu

orang tua mereka menggangap pendidikan tidak terlalu penting bagi anak-anaknya, yang

terpenting bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup agar bisa melangsungkan hidup dengan

normal. Menurut peryataan Soekartawi (1988) bahwa semakin tingginya pendidikan petani,

maka relatif semakin cepat pula dalam mengadopsi inovasi. Hal ini berkaitan erat dengan

penguasaan teknologi dimana petani yang tingkat pendidikannya rendah akan ragu-ragu

dalam memilih teknologi yang digunakan.

4.2.3 Jumlah Anggota Keluarga

Anggota keluarga adalah semua orang yang tinggal dalam satu rumah, memiliki

hubungan kekeluargaan serta menjadi tanggungan biaya hidup oleh kepala keluarga dalam

hal ini adalah petani sayuran. Anggota keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia

yang berpotensi sebagai tenaga kerja dalam mengelola usahatani. Anggota keluarga

diharapkan dapat membantu petani dalam usahatani yang dilakukan. Disamping itu jumlah

anggota keluarga dapat mendorong petani untuk bekerja dengan lebih giat guna memenuhi

kebutuhan hidup anggota keluarganya. Adapun rata-rata jumlah anggota keluarga petani

sampel didaerah penelitian yaitu sebanyak 4 anggota per rumah tangga. Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Daerah

Penelitian Tahun 2016

Jumlah anggota keluarga

(Orang)

Jumlah Petani

KK Prensentase (%)

2 6 14

3 14 32

4 21 48

5 3 7

Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

71

Dari Tabel 11. maka dapat dilihat bahwa jumlah anggota keluarga petani terbanyak

yaitu sebanyak 4 orang dengan presentase 48%. Besarnya jumlah anggota keluarga petani

mempengaruhi besarnya tanggung jawab petani terhadap keluarga, sehingga petani akan

berusaha sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan bagi keluarganya. Jumlah anggota

keluarga juga dapat berhubungan dengan penggunaan tenaga kerja dalam usahatani, kerena

jarang sekali petani mau menggunakan tenaga kerja luar keluarga dan juga banyaknya jumlah

anggota keluarga akan mendorong petani unuk melakukan banyak kegiatan terutama dalam

upaya meningkatkan pendapatan keluarga.

Hernanto (1995), mengatakan bahwa besarnya anggota keluarga akan berpengaruh

dalam kegiatan usahataninya, petani yang memiliki keluarga yang terbesar akan memakainya

dalam kegiatan usahataninya, sehingga tidak memakai tenaga kerja luar keluarga. Besarnya

jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi sumber potensi bagi kegiatan usahataninya,

karena anggota keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia yang berpotensi sebagai

tenaga kerja dalam mengelola usahatani.

Besarnya jumlah tanggungan keluarga petani akan mempengaruhi rasa tanggung jawab

petani dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya. Dalam keadaan ini, petani akan berusaha

dengan kemampuannya dalam memuhi kebutuhan keluarga. Kondisi dari besarnya jumlah

tanggungan keluarga akan mempengaruhi sikap petani dalam penggunaan teknologi yang

digunakan pada saat berusahatani sayuran. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani terdiri

dari 4 orang yaitu suami, istri dan kedua orang anak, hal ini menandakan bahwa petani telah

mengikuti progam keluarga berencana (KB) yang ditetapkan oleh pemerintah.

4.2.4 Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani dapat menjadi tolak ukur keberhasilan suatu usahatani dan

dapat menjadi jaminan perkembangan usahatani yang lebih baik kedepannya. Menurut

Suratiyah (2006), kecakapan seseorang menentukan kinerjanya. Seseorang yang lebih cakap

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

72

tentu saja prestasinya lebih tinggi dari seseorang yang kurang cakap. Kecakapan tersebut

ditentukan oleh pendidikan, pengetahuan, dan pengalamannya. Jadi semakin lama

pengalaman dalam berusahatani maka semakin cakap petani tersebut, karena petani telah

banyak belajar dari pengalaman yang telah lalu guna mendapatkan hasil yang lebih baik.

Pengalaman merupakan salah satu pendidikan non-formal yang sangat bermanfaat Dari

lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata pengalaman berusahatani sayuran di daerah

penelitian yaitu selama 15 tahun dengan pengalaman terendah adalah 5 tahun dan tertinggi

adalah 40 tahun. Adapun distribusi pengalaman berusahatani tersebut secara rinci tertera pada

Tabel 12.

Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani Sayuran di

Daerah Penelitian Tahun 2016

Pengalaman berusahatani Jumlah Petani

KK Presentase(%)

05-10 14 32

11-16 16 36

17-22 10 23

23-28 2 5

29-34 1 2

35-40 1 2

Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa frekuensi pengalaman berusahatani petani

terdistribusi secara merata mulai dari 5 hingga 40 tahun. Mayoritas pengalaman petani

berusahatani didaerah penelitian adalah berkisar 11-16 tahun. Hal tersebut menunjukkan

bahwa petani didaerah penelitian telah cukup memiliki pengalaman dalam berusahatani

sehingga cenderung memahami kondisi usahataninya dan mempermudah proses pengambilan

keputusan dalam berusahatani.

Lamanya berusahatani untuk setiap orang berbeda-beda, oleh sebab itu lamanya

berusaha tani dapat dijadikan pengalaman dan pertimbangan agar tidak melakukan kesalahan

yang sama, sehingga petani dapat melakukan hal yang baik dalam periode selanjutnya. Pada

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

73

umumnya petani responden di daerah penelitian telah diajarkan cara-cara bertani oleh orang

tuanya.

4.3 Gambaran Umum Usahatani Sayuran

4.3.1 Budidaya sayuran di daerah penelitian

Budidaya sayuran merupakan suatu usaha yang dilakukan di daerah penelitian

sepanjang tahun secara terus menerus. Pada tiap selesai panen, petani melakukan pergantian

tanaman yang berbeda dengan tanaman yang sebelumnya pada lahan yang sama namun tetap

menanam komoditi yang sama dilahan yang lain. Tujuannya adalah untuk memutus silkus

hama dan penyakit pada tanaman sebelumnya. Budidaya sayuran kacang panjang, timun,

tomat, cabai, terong di daerah penelitian dapat dilihat pada deskripsi berikut :

1. Kacang panjang

Usahatani kacang panjang didaerah penelitian dilakukan dengan pengolahan lahan

terlebih dahulu. Kemudian dibentuk bedengan, setelah itu benih ditanam kedalam lubang

tanam yang diberi jarak tanam 60cm x 60 cm. Setelah itu 10 hari kemudian diberi pupuk

kandang, lalu dilanjutkan dengan pemberian pupuk kimia yaitu NPK, dan Urea. Kemudian

dilanjutkan pemasangan ajir pada tiap lubang tanam dengan tujuan untuk menjaga tanaman

agar tetap kokoh ketika berbuah. Dilakukan penyiraman dan pemeliharaan seperti

penyemprotan hama dan penyakit secara teratur sesuuai kondisi tanaman dengan

menggunakan pestisida yang dibutuhkan, dan dilakukan pemupukan lanjutan satu kali saat

berada pada proses masa panen. Setelah tanaman berumur 40 hari tanaman dapat dipanen

dengan frekuensi panen 8 hingga 12 kali dalam satu kali masa tanam. Setelah usai masa

panen, selanjutnya petani melakukan penyemprotan menggunakan herbisida bertujuan untuk

mengendalikan gulma dalam proses pembukaan lahan selanjutnya.

2. Timun

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

74

Usahatani timun dilakukan dengan pengelolaan lahan terlebih dahulu dengan

mencampurkan tanah dengan pupuk kandang, pupuk NPK, dan pupuk Urea. Selanjutnya

pembuatan bedengan, setelah itu benih ditanam kedalam lubang tanam yang telah dibuat

dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm dengan jumlah dua benih tiap lubang tanam. Kemudian

dilakukan pemasangan ajir pada tiap lubang tanam untuk menjaga agar tanaman tetap kokoh

ketika berbuah. Pemeliharaan dan penyiraman dilakukan secara teratur hingga tanaman

dipanen. Panen pertama dapat dilakukan pada saat tanaman berumur kurang lebih 40 hari.

Panen dapat dilakukan dengan frekuensi 2-3 hari satu kali hingga tanaman berumur maksimal

2 bulan.

3. Tomat

Usahatani tomat didaerah penelitian diawali dengan penyemaian benih terlebih dahulu.

Setelah bibit berdaun 2-4 helai. Bibit siap dipindahkan ke bedengan yang telah disiapkan dan

telah dicampur pupuk, dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm. Selanjutnya pemupukan diberikan

disekeliling tanaman dengan jarak 15 cm dari batang. Penyiraman dilakukan setiap tiga hari

sekali dari tanam sampai berbunga dan setiap 2 hari setelah tanaman berbunga atau

tergantung curah hujan. Penyemprotan dilakukan sesuai dengan kondisi hama dan penyakit.

Setelah itu dilakukan pemeliharaan teratur hingga tanaman berumur 90-100 hari setelah

tanam. Panen dilakukan dengan frekuensi 2-3 hari.

4. Cabai

Usahatani cabai didaerah penelitian diawali dengan penyemaian benih terlebih dahulu.

Setelah bibit berdaun 2-4 helai. Bibit siap dipindahkan ke bedengan yang telah dibuat lubang

tanam, dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm. Penyiraman dilakukan rutin setiap hari terlebih

jika kemarau. Penyemprotan dilakukan sesuai dengan kondisi hama dan penyakit..

Pemupukan setelah tanaman cabai berumur 2 bulan, dilakukan bersamaan dengan penyiangan

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

75

dan pembumbunan. Pupuk diterbarkan disekeliling tanaman dengan jarak 5-10cm. Panen

dilakukan pada saat tanaman berumur 75-85 hst, dapat dipanen 6-15 kali dan usia produktif

tanaman cabai hanya 6-7 bulan, dapat dipanen 3-4 hari sekali. Pemanenan dilakukan dengan

cara memetik buah dengan tangkainya.

5. Terung

Usahatani terung didaerah penelitian diawali dengan penyemaian benih terlebih dahulu.

Benih berkecambah setelah berumur 7-10 hari setelah tanam. Setelah bibit berdaun 2-4 helai.

Bibit siap dipindahkan ke bedengan yang telah dibuat lubang tanam telah dicampur pupuk,

dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm. Penyiraman dilakukan rutin setiap hari terlebih saat

musim kemarau. Penyemprotan dilakukan sesuai dengan kondisi hama dan penyakit. Setelah

itu dilakukan pemeliharaan teratur hingga tanaman berumur 50 hari setelah tanam. Panen

dilakukan dengan frekuensi 4-6 hari sekali.

4.3.2 Luas Lahan

Luas lahan merupakan salah satu faktor produksi dalam berusahatani, semakin luas

lahan sayuran yang dimiliki petani maka semakin banyak produksi yang dihasilkan. Dari

hasil perhitungan lampiran 4 dapat diketahui bahwa rata-rata luas lahan yang dimiliki rumah

tangga petani sayuran di daerah penelitian yaitu seluas 1 hektar. Adapun distribusi luas lahan

yang dimiliki petani responden di daerah penelitian adalah sebagai berikut.

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

76

Tabel 13. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan Sayuran di Daerah

Penelitian Tahun 2016

Luas Lahan (ha) Jumlah Petani

KK Presentase(%)

0,25-0,55 26 59

0,56-0,86 0 0

0,87-1,17 16 36

1,18-1,48 0 0

1,49-1,79 0 0

1,80-2,00 2 5

Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani sayuran di daerah penelitian

mempunyai luas lahan berkisar antara 0,25-0,55 ha dengan jumlah sampel 26 orang petani

(59%). Luasan lahan yang dimiliki petani akan mempengaruhi terhadap hasil produksi,

semakin luas lahan yang dimiliki petani maka akan semakin besar produksi yang dihasilkan.

Menurut Suratiyah (2006), luas lahan dipandang dari sudut efesiensi, semakin luas lahan

yang diusahakan maka makin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya. Jadi

besar kecilnya luas lahan usahatani akan mempengaruhi jumlah produksi yang diperoleh

petani sampel.

4.3.3 Status Kepemilikan Lahan

Status tanah dimaksudkan sebagai hubungan tanah usahatani dengan pengelolanya.

Dengan demikian status tanah akan memberikan kontribusi bagi pengelolanya. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan, status kepemilikan lahan yang dimiliki petani sayuran terbagi

menjadi tiga yaitu status kepemilikan lahan pribadi dan status kepemilikan lahan pinjaman,

dan status kepemilikan lahan kelompok. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

77

Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Daerah

Penelitian Tahun 2016

Kepemilikan Lahan Jumlah Petani

KK Presentase (%)

Pribadi 41 93

Pinjaman 3 7

Kelompok 0 0

Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani memiliki status kepemilikan

lahan pribadi sebanyak 44 responden (93%), selanjutnya petani yang memiliki status lahan

pinjaman sebanyak 3 responden (7%). Dapat disimpulkan status kepemilikan lahan usahatani

didaerah penelitian pada umumnya adalah kepemilikan pribadi, dan sebagian kecil pinjaman

dengan tidak dikenakan biaya. Status kepemilikian lahan secara tidak langsung berpengaruh

kepada pendapatan petani.

4.3.4 Produksi sayuran

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 5 jenis sayuran yang banyak diusahakan petani di

daerah penelitian. Kelima jenis sayuran tersebut yaitu kacang panjang, timun tomat, cabai

dan terong. Rata-rata produksi sayur dalam satu musim tanam untuk komoditi kacang

panjang sebesar 1.209 kg, timun 1.150 kg, tomat 393 kg, cabai 5 kg, dan terong 74 kg.

4.3.4.1 Produksi Kacang Panjang

Kacang panjang merupakan tumbuhan yang dapat dijadikan sayur atau lalapan.

Tanaman kacang panjang tumbuh dengan cara memanjat atau melilit. Bagian yang dijadikan

sayur atau lalapan adalah buah yang masih muda dan serat-seratnya masih lunak. Dari hasil

perhitungan (lampiran 5) terdapat 36 petani sampel dari 44 responden petani sayuran yang

menanam kacang panjang, dengan produksi rata-rata kacang panjang dalam satu musim

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

78

tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 1.478 kg. Adapun distribusi produksi kacang

panjang di daerah penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 15. Distribusi Produksi Kacang Panjang di Daerah Penelitian Tahun 2016

Produksi Sayur (Kg) Frekuensi Presentase

200-1.833 26 72

1.834-3.466 8 22

3.467-5.100 0 0

5.101-6.734 1 3

6.735-8.363 0 0

8.364-10.000 1 3

Jumlah 36 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari Tabel 15 dapat dilihat produksi kacang panjang terbesar berkisar antara 200-1.833

kg atau sebanyak 26 petani sampel dengan presentase 72%. Dapat disimpulkan produksi

kacang panjang yang dihasikan di daerah penelitian berada di antara produksi rata-rata

kacang panjang yaitu sebesar 1.478. Faktor besar kecilnya produksi kacang panjang

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu : sistem budidaya yang belum intensif dan

rendahnya kesuburan tanah. Salah satu teknik budidaya yang intensif untuk meningkatkan

hasil panen kacang panjang adalah pemasangan turus dan lanjaran. Pemasangan lanjaran

berguna untuk merambatkan tanaman agar produksi polong semakin banyak, selain itu

pemangkasan pada usia 3-4 minggu perlu dilakukan yang bertujuan untuk merangsang

terbentuknya cabang baru yang produktif agar terbentuk bunga dan buah secara maksimum.

4.3.4.2 Produksi Timun

Mentimun, timun, atau ketimun merupakan tumbuhan penghasil buah yang dapat

dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum terlalu masak untuk dijadikan sayuran

atau penyegar. Dari hasil perhitungan (lampiran 5) terdapat 30 petani sampel dari 44

responden petani sayuran yang menanam timun, dengan produksi rata-rata timun dalam satu

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

79

musim tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 1.687 kg. Adapun distribusi produksi timun

di daerah penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 16. Distribusi Produksi Timun di Daerah Penelitian Tahun 2016

Produksi Sayur (Kg) Frekuensi Presentase

300-1.250 15 50

1.251-2.201 11 37

2.202-3.152 1 3

3.153-4.103 1 3

4.104-5.054 0 0

5.055-6.000 2 7

Jumlah 30 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa frekuensi produksi timun terdistribusi secara

merata mulai dari 300 hingga 6000 kg. Mayoritas produksi timun didaerah penelitian berkisar

antara 300-1.250 kg atau sebanyak 15 orang petani sampel dengan presentase 50%. Dapat

disimpulkan jika mayoritas dari produksi timun yang dihasilkan didaerah penelitian rendah

dikarenakan berada dibawah produksi rata-rata yang dihasikan yaitu sebesar 1.687 kg. Faktor

produksi yang masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor produksi antara lain luas lahan,

bibit, pupuk, dan pestisida. Penggunaan pestisida sangatlah penting dalam meningkatkan

produksi tanaman timun, karena peptisida digunakan sebagai pengobatan dan perangsang

untuk menghasilkan produksi timun.

4.3.4.3 Produksi Tomat

Tomat merupakan tumbuhan dengan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1

sampai 3 meter. Tumbuhan ini memiliki buah berawarna hijau, kuning, dan merah yang biasa

dipakai sebagai sayur dalam masakan atau dimakan secara langsung tanpa diproses. Tomat

memiliki batang dan daun yang tidak dapat dikonsumsi karena masih sekeluarga dengan

kentang dan Terung yang mengadung alkaloid. Dari hasil perhitungan (lampiran 5) terdapat

19 petani sampel dari 44 responden petani sayuran yang menanam tomat dengan produksi

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

80

rata-rata tomat dalam satu musim tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 911 kg. Adapun

distribusi produksi tomat di daerah penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 17. Distribusi Produksi Tomat di Daerah Penelitian Tahun 2016

Produksi Sayur (Kg) Frekuensi Presentase

100-500 6 32

501-900 3 16

901-1.300 6 32

1.301-1.700 3 16

1.701-2.100 0 0

2.101-2.500 1 5

Jumlah 19 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari tabel 17 diketahui bahwa produksi tomat tertinggi berkisar antara 100-1300 kg

atau sebanyak 15 petani sampel dengan presentase 80%. Dapat disimpulkan produksi tomat

yang dihasikan di daerah penelitian berada diantara produksi rata-rata yang dihasilkan oleh

petani yaitu sebesar 911 kg. Faktor produksi tomat di pengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain kurangnya penyinaran matahari, suhu, kelembaban, curah hujan atau pengairan dan serta

keasaman tanah. Tomat memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari, karena tanaman

tomat tersebut memerlukan sinar matahari yang cukup untuk pembentukan klorofil,

pertumbuhan, dan produksi yang maksimal. Apabila tanaman tomat mengalami kekurangan

penyinaran, maka tanaman tersebut akan menjadi lemah, dan pucat sehingga pertumbuhan

tanaman tomat terhambat dan berkurangnya produksi yang dihasilkan. Selain itu pemberian

pupuk kimia dan pupuk organik secara berimbang dan tepat dapat meningkatkan

pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman tomat.

4.3.4.4 Produksi Cabai

Cabai merupakan tumbuhan yang dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu,

tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di

Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Dari hasil perhitungan (lampiran 5) terdapat 7

petani sampel dari 44 responden petani sayuran yang menanam cabai, dengan produksi rata-

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

81

rata cabai dalam satu musim tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 34 kg. Adapun

distribusi produksi cabai di daerah penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 18. Distribusi Produksi Cabai di Daerah Penelitian Tahun 2016

Produksi Sayur (Kg) Frekuensi Presentase

15-36 6 86

37-57 0 0

58-79 0 0

80-100 1 14

Jumlah 7 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari tabel 18 diketahui bahwa produksi cabai tertinggi berkisar antara antara 15-36 kg

atau sebanyak 6 responden petani sampel dengan presentase 86%. Dapat disimpulkan jika

produksi cabai yang dihasilkan berada diantara produksi rata-rata yang dihasilkan oleh petani

responden. Beberapa faktor yang menyebabkan produksi cabai yaitu serangan hama dan

penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai karena Serangan penyakit busuk buah

(Colletotrichum sp) dan cendawan tepung (Oidium sp) berkisar antara 5 % -30 % (Rukmana,

1994).

Perlu dilakukannya pemangkasan tunas dan cabang pada tanaman cabai, bertujuan

untuk mengurangi pertumbuhan vegetatif (daun dan cabang) agar tanaman tidak terlalu

rimbun, menghambat pertumbuhan tinggi tanaman untuk mempermudah pemeliharaan,

menjaga kelembaban di sekitar tanaman tetap baik sehingga mengurangi atau menekan

pertumbuhan cendawan penyebab penyakit, meningkatkan pertumbuhan generatif (bunga dan

buah), meningkatkan penerimaan cahaya matahari ke seluruh bagian tanaman, memperbesar

batang utama tanaman cabai dan meningkatkan produksi buah.

4.3.4.5 Produksi Terung

Terung adalah tumbuhan penghasil buah yang dijadikan sayur-sayuran. Terung

berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan agak jauh dari tomat. Terung sering

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

82

ditanam secara tahunan. Dari hasil perhitungan (lampiran 5) terdapat 10 petani sampel dari 44

responden petani sayuran yang menanam terung, dengan produksi rata-rata terung dalam satu

musim tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 325 kg. Adapun distribusi produksi terung di

daerah penelitian adalah sebagai berikut.

Tabel 19. Distribusi Produksi Terung di Daerah Penelitian Tahun 2016

Produksi Sayur (Kg) Frekuensi Presentase

50-162 2 20

163-275 2 20

276-388 1 10

388-500 5 50

Jumlah 10 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari tabel 19 diketahui bahwa produksi terung tertinggi berkisar antara 388-500 kg atau

sebanyak 5 responden petani sampel dengan presentase 50%. Dapat ditarik kesimpulan

produksi terung yang dihasilkan cukup tinggi dari batas interval yang ditetapkan. Namun jika

dilihat secara keseluruhan produksi terung yang dihasilkan masih tergolong rendah. Faktor

produksi yang masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sistem budidaya

yang belum intensif serta rendahnya kesuburan tanah, oleh sebab itu diperlukannya

pemberian pupuk kimia dan pupuk organik secara berimbang dan tepat sehingga dapat

meningkatkan pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman terung.

4.3.5 Harga Sayuran

Harga sayuran tertingi yang diterima petani sampel di daerah penelitian pada saat

penelitian tahun 2016 yaitu Rp.15.000/kg untuk komoditi cabai, dan harga terendah sayuran

untuk komoditi kacang panjang yaitu Rp.2000/kg. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 20.

\

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

83

Tabel 20. Daftar Harga Sayur Per Kg di Daerah Penelitian Tahun 2016

Jenis Komoditi Harga (Rp)

a. Kacang Panjang 2.000

b.Timun 3.000

c.Tomat 6.000

d. Cabai 15.000

e.Terung 3.000 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari tabel 20 dapat diketahui bahwa cabai memiliki harga tertinggi, selanjutnya tomat

dengan harga Rp.6.000/kg, timun Rp.3.000/kg dan harga terendah kacang panjang dengan

Rp.2000/kg. Harga sayuran yang sering mengalami fluktuasi harga. Hal ini disebabkan oleh

karakteristik komoditas yang tidak tahan lama dan mudah busuk. Fluktuasi harga yang tinggi

menyebabkan penerimaan dan keuntungan usaha yang diperoleh petani dari hasil kegiatan

usahatani sayurnya sangat berfluktuasi.

4.3.6 Penerimaan

Penerimaan usahatani adalah nilai usahatani dalam bentuk uang. Penerimaan usahatani

diperoleh dari perkalian total produksi usahatani dengan harga jual per satuan komoditi yang

berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Besarnya penerimaan yang diperoleh petani di

daerah penelitian bervariasi tergantung produksi yang dihasilkan. Namun harga yang diterima

penelitian sama. Terdapat lima penerimaan dari kelima jenis tanaman sayur (kacang panjang,

timun, tomat, cabai, dan terung).

4.3.6.1 Penerimaan Kacang Panjang

Penerimaan usahatani kacang panjang merupakan jumlah produksi yang dihasilkan

dikalikan dengan harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan hasil

penelitian (lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani yang menanam kacang

panjang yaitu sebesar Rp. 2.955.556 dengan penerimaan terendah Rp. 400.000 dan

penerimaan tertinggi Rp.20.000.000 Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 21.

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

84

Tabel 21. Distribusi Penerimaan Kacang Panjang di Daerah Penelitian Tahun 2016

Penerimaan (Rp) Frekuensi Presentase (%)

400.000 - 3.700.000 26 72

3.700.001 - 7.000.000 8 22

7.000.001 - 10.300.000 0 0

10.300.001 - 13.600.000 1 3

13.600.001 -16.900.000 0 0

16.900.001 - 20.000.000 1 3

Jumlah 36 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari tabel 21 diketahui bahwa mayoritas petani 26 petani dengan presentase 72%

memiliki penerimaan antara Rp. 400.0000 - Rp. 3.700.000. Besarnya penerimaan yang

diperoleh petani di kalikan dengan harga kacang panjang yang berlaku pada saat penelitian

seharga Rp.2000/Kg. Penerimaan yang diterima petani bergantung dengan jumlah produksi

yang dihasilkan dengan harga yang berlaku. Dapat dikatakan bahwa produksi yang tinggi

belum tentu menjamin penerimaan yang tinggi, melainkan harus diimbangi dengan harga

yang tinggi dan sebaliknya harga yang tinggi juga harus diimbangi dengan produksi yang

tinggi pula.

4.3.6.2 Penerimaan Timun

Penerimaan usahatani timun merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dikalikan

dengan harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian

(lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani yang menanam timun yaitu sebesar

Rp. 5.060.000 dengan penerimaan terendah Rp. 900.000 dan penerimaan tertinggi

Rp.18.000.000 Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 22.

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

85

Tabel 22. Distribusi Penerimaan Timun di Daerah Penelitian Tahun 2016

Penerimaan (Rp) Frekuensi Presentase (%)

900.000 - 3.750.000 15 50

3.750.001 - 6.600.000 11 37

6.600.001 - 9.450.000 1 3

9.450.001 - 12.300.000 1 3

12.300.001 - 15.150.000 0 0

15.150.001 - 18.000.000 2 7

Jumlah 30 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari tabel 22 dapat diketahui bahwa mayoritas petani yang mengusahakan komoditi

timun, memiliki penerimaan berkisar antara Rp.900.000 - Rp 6.600.000 atau sebanyak 26

petani dengan presentase 94%. Besarnya penerimaan yang dihasilkan dari komoditi ini

tergolong tinggi karena lebih besar dari penerimaan rata-rata. Penerimaan yang tinggi

dipengaruhi oleh harga dan produksi yang dihasilkan oleh petani responden. Harga yang

berlaku pada saat penelitian adalah Rp.3000/kg. Agar penerimaan dari usahatani timun lebih

meningkat, petani perlu meningkatkan produksi usahatani timun yang diusahakannya serta

mencari informasi pasar mengenai harga timun yang berlaku.

4.3.6.3 Penerimaan Tomat

Berdasarkan hasil penelitian (lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani

yang menanam tomat yaitu sebesar Rp. 5.463.158 dengan penerimaan terendah Rp. 600.000

dan penerimaan tertinggi Rp.15.000.000. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 23.

Tabel 23. Distribusi Penerimaan Tomat di Daerah Penelitian Tahun 2016

Penerimaan (Rp) Frekuensi Presentase (%)

600.000 – 3.000.000 6 32

3.000.001 – 5.400.000 3 16

5.400.001 – 7.800.000 6 32

7.800.001 - 10.200.000 3 16

10.200.001 - 12.600.000 0 0

12.600.001 - 15.000.000 1 5

Jumlah 19 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

86

Dari Tabel 23 penerimaan yang diterima petani yang mengusahakan tomat berkisar

antara Rp.600.000-3.000.000 dan Rp.5.400.001-7.800.000 memiliki jumlah responden yang

sama yaitu 6 orang petani dengan presentase sebesar 32%.

Besar kecilnya penerimaan yang diterima oleh petani yang mengusahakan tomat dipengaruhi

oleh harga dan produksi yang dihasilkan. Harga tomat yang berlaku Rp.6000/kg bisa

dikatakan cukup tinggi, jika dibandingkan dengan harga komoditi lain seperti kacang

panjang, timun dan terong. Agar penerimaan untuk komoditi tomat meningkat, sebab harga

dari komoditi ini telah mendukung diperlukan perbaikan cara budidaya dalam menanam

tomat serta mengefesiensikan pengunaan faktor-faktor produksi.

4.3.6.4 Penerimaan Cabai

Penerimaan usahatani cabai merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dikalikan

dengan harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian

(lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani yang menanam cabai yaitu sebesar

Rp.503.571 dengan penerimaan terendah Rp. 225.000 dan penerimaan tertinggi

Rp.1.500.000. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 24.

Tabel 24. Distribusi Penerimaan Cabai di Daerah Penelitian Tahun 2016

Penerimaan (Rp) Frekuensi Presentase (%)

225.000 - 543.750 6 86

543.751 - 862.500 0 0

862.501 - 1.181.250 0 0

1.181.251- 1.500.000 1 14

Jumlah 7 100

Sumber: Hasil olahan data primer

Dari tabel 24 diketahui bahwa sebanyak 86% atau 6 petani memiliki penerimaan antara

Rp.225.000 – Rp.543.750 Besarnya penerimaan yang diperoleh petani di kalikan dengan

harga cabai yang berlaku pada saat penelitian seharga Rp.15000/Kg. Harga cabai merupakan

harga sayuran tertinggi dibandingkan dengan harga komoditi sayuran yang lainnya saat

penelitian dilakukan. Namun penerimaan yang diterima petani masih berada diantara

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

87

penerimaan rata-rata komoditi cabai, hal ini dikarenakan produksi tanaman cabai yang belum

optimal dan masih banyak petani yang belum mengusahakan komoditi ini dikarenakan

perlunya perawatan yang intensif serta mudahnya komoditi ini terserang hama dan penyakit.

Penerimaan yang diterima petani bergantung dengan jumlah produksi yang dihasilkan dengan

harga yang berlaku. Dapat dikatakan bahwa produksi yang tinggi belum tentu menjamin

penerimaan yang tinggi, melainkan harus diimbangi dengan harga yang tinggi dan sebaliknya

harga yang tinggi juga harus diimbangi dengan produksi yang tinggi pula.

4.3.6.5 Penerimaan Terung

Penerimaan usahatani terung merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dikalikan

dengan harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian

(lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani yang menanam terung yaitu sebesar

Rp.975.000 dengan penerimaan terendah Rp. 150.000 dan penerimaan tertinggi

Rp.1.500.000. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 25.

Tabel 25. Distribusi Penerimaan Terung di Daerah Penelitian Tahun 2016

Penerimaan (Rp) Frekuensi Presentase (%)

150.000-487.500 2 20

487.501-825.000 2 20

825.001-1.162.500 1 10

1.162.501-1.500.000 5 50

Jumlah 10 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari tabel 25 diketahui bahwa penerimaan dari petani yang mengusahakan terung

memiliki penerimaan berkisar antara antara Rp.1.162.501 – Rp.1.500.000 atau sebanyak 5

orang dengan presentase sebesar 50%. Jika dilihat dari interval kelas yang ditetapkan, petani

yang mengusahakan terung memiliki penerimaan yang cukup tinggi, akan tetapi jika dilihat

secara keseluruhan penerimaan dari komoditi ini masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan

komoditi terung belum banyak diusahakan oleh petani didaerah penelitian, dapat dilihat dari

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

88

44 responden hanya terdapat 10 orang yang mengusahakan terung. Komoditi terung belum

menjadi komoditi favorite petani didaerah penelitian saat perubahan pola tanam sayuran.

Selain itu, yang mempengaruhi besar kecilnya penerimaan adalah harga dan produksi. Harga

yang berlaku pada saat penelitian adalah Rp.3000/kg.

4.3.6.6 Total Penerimaan

Berdasarkan hasil penelitian (lampiran 5) total penerimaan rata-rata yang diterima

petani yang menanam sayuran yaitu sebesar Rp.8.528.977 dengan penerimaan terendah

Rp.1300.000 dan penerimaan tertinggi Rp.35.000.000. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 26.

Tabel 26. Distribusi Total Penerimaan di Daerah Penelitian Tahun 2016

Total Penerimaan (Rp) Frekuensi Presentase (%)

1.300.000 - 6.916.667 22 50

6.916.668 - 12.533.334 16 36

12.533.335- 18.150.001 2 5

18.150.002-23.766.668 2 5

23.766.669-29.383.335 0 0

29.383.336-35.000.000 2 5

Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Dari tabel 26 diketahui bahwa mayoritas petani memiliki total penerimaan dari

usahatani sayuran berkisar antara Rp 1.300.000 – 6.916.667 atau sebanyak 22 petani

responden dengan presentase 50%. Total penerimaan usahatani adalah nilai keseluruhan total

usahatani yang diperoleh petani dalam bentuk uang. Total penerimaan usahatani diperoleh

dari total keseluruhan produksi usahatani dengan penerimaan yang diperoleh dari semua

usahatani sayuran. Besarnya total penerimaan yang diperoleh petani di daerah penelitian

bervariasi tergantung banyaknya penerimaan dari usahatani sayuran yang diusahakan.

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

89

4.4 Produktivitas Kerja Petani Responden

4.4.1 Deskripsi Kegiatan Responden Petani Sayuran

Salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan usahatani sayuran adalah penggunaan

tenaga kerja. Tenaga kerja untuk usahatani sayuran bersifat musiman artinya pada suatu saat

memerlukan banyak tenaga kerja sedang dilain waktu hanya sedikit tenaga kerja yang

dibutuhkan. Tenaga kerja pria dalam usahatani sayuran digunakan untuk mengolah tanah atau

pekerjaan berat, sedangkan tenaga kerja wanita digunakan untuk memelihara, menanam dan

panen. Penggunaan tenaga kerja pada usahatani sayuran untuk setiap kegiatan relatif

beragam. Keragaman ini terlihat dari jumlah hari, jam kerja dan jumlah hari orang kerja

(HOK).

Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah hari orang kerja (HOK) terendah adalah 2

hari orang kerja dan tertinggi 56 hari orang kerja. Untuk lebih jelasnya mengenai rata-rata

jumlah hari orang kerja pada setiap kegiatan dalam usahatani sayuran petani responden

selama satu musim tanam didaerah penelitian seperti tertera pada tabel 27 berikut :

Tabel 27. Rata-Rata Jumlah Hari Orang Kerja (HOK) dan Presentase Pada Kegiatan

Usahatani Sayuran Petani Responden Selama Satu Musim Tanam Di

Daerah Penelitian Tahun 2016

No Kegiatan Usahatani

Sayuran

Jumlah Hari Orang

Kerja (HOK) Presentase(%)

1 Pengolahan Tanah 20 24

2 Penanaman 3 4

3 Penyulaman 2 2

4 Penyiraman 26 32

5 Penyiangan 7 9

6 Pemupukan 2 2

7 Pengendalian HPT 7 9

8 Pemanenan 15 18

Jumlah 82 100

Sumber: Hasil olahan data primer

Kegiatan pengolahan tanah dilakukan petani responden didaerah penelitian terdapat dua

cara, yang pertama pengolahan tanah dengan cara manual dengan menggunakan cangkul dan

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

90

yang kedua pengolahan tanah dengan mesin atau menggunakan traktor. Pengolahan tanah

bertujuan untuk menyediahkan pertumbuhan yang baik bagi tanaman sayuran sekaligus

mengendalikan gulma. Kegiatan pengolahan tanah merupakan kegiatan berat, oleh karena itu

kegiatan ini hanya dilakukan tenaga kerja pria. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan

pengolahan tanah rata-rata 20 HOK (24%).

Kegiatan penanaman merupakan kegiatan menanam bibit ke lahan. Penanaman

tanaman sayuran dilakukan setelah kegiatan pengolahan lahan selesai. Penanaman tanaman

sayuran dilakukan baik tenaga kerja pria maupun tenaga kerja wanita. Waktu yang diperlukan

untuk kegiatan penanaman rata-rata 3 HOK (4%). Kegiatan penyulaman merupakan kegiatan

mengganti tanaman yang telah mati atau kurang baik pertumbuhannya. Pada kegiatan

penyulaman dapat dilakukan oleh tenaga kerja pria maupun wanita. Waktu yang diperlukan

untuk kegiatan penyulaman rata-rata 2 HOK (2%).

Kegiatan penyiraman merupakan kegiatan menyiram tanaman sayuran dilahan.

Tanaman sayuran untuk komoditi tertentu seperti timun sangat membutuhkan air untuk

pertumbuhannya, oleh sebab itu perlu dilakukan penyiraman setiap hari. Waktu yang

diperlukan untuk kegiatan penyiraman rata-rata 26 HOK (32%). Kegiatan penyiangan

merupakan kegiatan membersikan tanaman utama dari tanaman penggangu seperti rumput

yang menggangu pertumbuhan tanaman. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan penyiangan

rata-rata 7 HOK (9%).

Kegiatan pemupukan merupakan kegiatan pemberian unsur hara yang diberikan

kedalam tanah, bertujuan untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman

sayur. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan pemupukan 2 HOK (2%). Kegiatan

pengendalian hama penyakit tanaman menggunakan peptisida. Waktu yang diperlukan untuk

kegiatan pengendaliaan hama penyakit tanaman rata-rata 7 HOK (9%). Kegiatan pemanenan

merupakan kegiatan terakhir dari serangkan kegiatan usahatani sayur. Panen untuk tanaman

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

91

sayuran dilakukan secara bertahap. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan pemanenan 15

HOK (18%).

4.4.2 Produktivitas Kerja Petani Responden

Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan manusia, oleh karena itu

tenaga kerja merupakan faktor penting untuk mengukur produktivitas. Produktivitas kerja

yang dimaksudkan dalam dalam penelitian ini adalah perbandingan antara penerimaan

dengan jumlah curahan tenaga kerja yang dikerahkan dalam 1 (satu) musim tanam atau

penerimaan per hari orang kerja (HOK).

Hasil penelitian menunjukan bahwa produktivitas kerja petani responden terendah

Rp.29.732 /HOK dan tertinggi Rp.251.540/HOK dengan rata-rata Rp. 96.033 /HOK.

Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi frekuensi dan presentase petani responden

berdasarkan kategori produktivitas kerja dalam satu musim tanam didaerah penelitian seperti

tertera pada tabel 28 berikut :

Tabel 28. Distribusi Responden Berdasarkan Produktivitas Kerja Petani Sayuran

dalam Satu Musim Tanam di Derah Penelitian Tahun 2016

No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Presentase

(%)

1 Tinggi (>Rata-rata) T 19 43

2 Rendah (<Rata -rata) R 25 57

Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer

Tabel 28 menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden berada pada kategori

produktivitas kerja tinggi yaitu sebanyak 19 orang (43%) dan petani responden yang berda

pada kategori produktivitas kerja yang rendah sebanyak 25 orang (57%). Dengan demikian

bisa disimpulkan bahwa curahan tenaga kerja yang dikerahkan petani sayuran dalam satu

musim tanam didaerah penelitian relatif rendah.

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

92

4.5 Penyuluhan Pertanian

Dalam proses penyuluhan pertanian, penyuluh merupakan ujung tombak pertanian yang

paling depan. Penyuluh berperan sangat besar dalam proses pemberian teknologi baru kepada

petani dan perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan petani dalam mengelola usahatani.

Melalui perubahan perilaku ini diharapkan petani dapat meningkatkan produksi dan

pendapatan usahatani yang dikelola petani.

Dalam kegiatan penyuluhan pertanian terdapat delapan unsur yang mempengaruhi

penyuluhan pertanian yaitu penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan, metoda penyuluhan,

media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu penyuluhan, tempat penyuluhan. Penyuluh

pertanian adalah seseorang yang bertugas untuk menyampaikan materi atau informasi

pertanian yang disampaikan oleh penyuluh di antaranya adalah materi tentang pola tanam dan

pergiliran varietas, pengendalian hama, dan pupuk berimbang.

Penyuluh pertanian yang dimaksudkan adalah penyuluh yang berasal dari pemerintah

dan lembaga swasta. Beberapa kriteria harus dimiliki seorang penyuluh agar dapat menjadi

seseorang penyuluh pertanian yang baik. Pertama, seorang penyuluh harus memiliki

pengetahuan tentang pertanian baik itu secara luas maupun secara sempit. Kedua, penyuluh

harus memiliki keterampilan berkomunikasi, memilih pesan dan menggunakan media

penyuluhan.

Materi penyuluhan pertanian adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang pertanian

yang disampaikan penyuluh pertanian. Materi penyuluhan yang disampaikan dalam kegiatan

penyuluhan dilapangan diantaranya pola tanam dan pergiliran varietas, pengendalian hama,

dan pupuk berimbang. Materi penyuluhan pertanian haruslah mempunyai sifat-sifat tertentu

agar mudah dipahami oleh petani. Sifat yang harus dimiliki materi penyuluhan diantaranya

merupakan materi yang dibutuhkan oleh sasaran (petani), bersifat motivatif dan mendorong

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

93

berprakarsa, memiliki nilai lebih yang lebih menguntungkan, serta bersifat sederhana dan

mudah dimengerti oleh petani.

Pelaksanaan penyuluhan di lapangan akan dapat mempengaruhi terciptanya kesadaran

petani serta perubahan sikap, perilaku, dan keterampilan petani. Pelaksanaan penyuluhan

yang secara kontinyu atau terus menerus, dengan didukung kemampuan berkomunikasi

penyuluh pertanian, akan mampu menimbulkan minat dan keinginan petani untuk

memperhatikan materi. Diharapkan dengan adanya kesadaran untuk mau memperhatikan

akan terwujud dalam bentuk perilaku nyata yakni perilaku petani itu sendiri yang mampu

untuk mengembangkan potensi dirinya Lokasi penyuluhan pertanian dalam penelitian ini

yang dibedakan menjadi lokasi yang dekat dengan wilayah pembinaan penyuluhan dan

lokasi yang jauh dari wilayah pembinaan penyuluhan pertanian.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa skor rata-rata yang dicapai memalui kegiatan

penyuluhan pertanian berkisar 74 dengan skor tertinggi 85 dan skor terendah 61. Untuk lebih

jelasnya mengenai distribusi frekuensi dan presentase petani responden dari adanya

penyuluhan pertanian di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 29 berikut :

Tabel 29. Distribusi Responden Berdasarkan Penyuluhan Pertanian di Daerah

Penelitian Tahun 2016

No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Presentase

(%)

1 Tinggi (>Rata-rata) T 23 52

2 Rendah (<Rata-Rata) R 21 48

Jumlah 44 100

Sumber: Hasil olahan data primer

Tabel 29 menunjukkan bahwa frekuensi dan presentase petani responden tertinggi

sebanyak 23 orang atau 52% dan terendah berjumlah 21 orang atau 48%. Dengan demikian,

hal ini menunjukkan bahwa 23 responden setuju dan menganggap penyuluh telah mampu

untuk menyampaikan penyuluhan pertanian di daerah penelitian, yang didalamnya terdapat

kedelapan unsur-unsur penyuluhan pertanian (penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan,

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

94

metoda penyuluhan, media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu penyuluhan, tempat

penyuluhan).

Materi penyuluhan pertanian itu sendiri, keterampilan berkomunikasi dari penyuluh.

Bagi anggota kelompok tani, penyuluh telah dianggap mampu untuk menyampaikan maksud

dari informasi pertanian dan mereka paham apa yang dimaksudkan oleh penyuluh pertanian

tersebut. Pengetahuan tentang masalah pertanian yang ada di lapangan juga tidak lepas dari

faktor pengalaman dari penyuluh itu sendiri. Sebagian besar dari penyuluh memang telah

mengabdikan diri pada Balai Penyuluhan Pertanian selama puluhan tahun karena memang

kurangnya minat dari generasi muda untuk terjun dalam kegiatan penyuluhan pertanian.

Dengan demikian kegiatan penyuluhan pertanian di lapangan dapat dilaksanakan

dengan baik oleh penyuluh. Keterampilan berkomunikasi dari penyuluh yang sudah baik,

akan mendukung pelaksanaan penyuluhan. Penyuluh dapat memahami apa masalah yang

sedang dihadapi oleh sasaran (petani) selain itu penyuluh mampu memberikan solusi yang

tepat dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti oleh petani.

4.6 Hubungan Penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran

Penyuluhan pertanian memiliki tujuh unsur didalam kegiatan penyuluhan pertanian

diantaranya yaitu adanya seorang penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan, metoda

penyuluhan, media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu penyuluhan, dan tempat

penyuluhan. Kegiatan penyuluhan pertanian sangat menentukan perubahan perilaku petani

dalam meningkatkan produktivitas kerjanya, oleh sebab itu kegiatan penyuluhan pertanian

juga perlu ditingkatkan.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat indikasi hubungan antara peran penyuluhan

pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran didaerah penelitian seperti tertera pada

tabel 30 berikut :

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

95

Tabel 30. Kotigensi Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Kerja

Petani Sayuran di Daerah Penelitian Tahun 2016

No Penyuluhan

Pertanian

Produktivitas Kerja Jumlah

Rendah(< Rata-Rata) Tinggi (>Rata-Rata)

1 Rendah (<Rata-Rata) 18 3 21

2 Tinggi (> Rata-Rata) 7 16 23

Jumlah 25 19 44 Sumber: Hasil olahan data primer

Tabel 30 memperlihatkan bahwa dari 21 orang petani responden yang menyatakan

kegiatan penyuluhan pertanian rendah, maka terdapat 18 orang petani responden yang

memiliki produktivitas kerja yang rendah dan 3 petani yang memiliki produktivitas kerja

yang tinggi. Selanjutnya dari 23 orang petani responden yang menyatakan kegiatan

penyuluhan pertanian tinggi, maka terdapat 7 orang petani yang menyatakan produktivitas

kerja rendah dan 16 orang petani responden yang memiliki produktivitas kerja tinggi. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan hubungan antara kegiatan

penyuluhan yang dilakukan dengan produktivitas kerja petani sayuran.

Berdasarkan uji statistik (uji chi-square) didapatkan nilai x2

hitung adalah 13,67 dan

nilai x2

tabel adalah 3,84 (lampiran 18), sehingga keputusan adalah tolak Ho dan terima H1

artinya terdapat hubungan yang nyata antara penyuluh pertanian dengan produktivitas kerja

petani sayur di kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.

Nilai Chit yang didapat adalah 0,4795 dan nilai Cmax adalah 0,707 (lampiran 18) artinya

derajat kencenderungan meningkatnya produktivitas tenaga kerja petani sayur akibat

mengikuti penyuluhan pertanian adalah sebesar 47,95%, dan sebaliknya derajat

kecenderungan rendahnya produktivitas tenaga kerja petani sebagai akibat tidak mengikuti

penyuluhan pertanian adalah sebesar 47,95% .

Nilai keeratan hubungan (r) adalah sebesar 0,6783 artinya terdapat derajat hubungan antara

mengikuti penyuluhan pertanian dengan produktivitas tenaga kerja petani sayur sebesar

67,83%. Nilai thit sebesar 5,98 dan ttab (α 2 = 5% db = 44) = 3,841 maka tolak Ho, artinya

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

96

terdapat derajat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas

tenaga kerja petani sayur pada taraf kepercayaan 95%. Semakin sering petani mendapatkan

kegiatan penyuluhan pertanian maka petani akan semakin terdorong untuk meningkatkan

produktivitas kerjanya.

4.7 Implikasi Penelitian

Suatu kegiatan penyuluhan merupakan bentuk usaha dari instansi pemerintah terkait

dalam menyebarluaskan informasi berkenaan inovasi dan teknologi baru guna meningkatkan

produktivitas usahatani dan pendapatan, sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.

Adanya penyuluhan bisa memberikan pengetahuan yang luas bagi petani responden,

kemudian diskusi yang dilaksanakan di lapangan juga bisa mengeksplor kemampuan

responden serta bisa memudahkan responden untuk memecahkan masalah usahatani yang

mereka hadapi.

Dalam kegiatan penyuluhan pertanian terdapat tujuh unsur yang mempengaruhi

penyuluhan pertanian yaitu penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan, metoda penyuluhan,

media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu penyuluhan, tempat penyuluhan. Berdasarkan

hasil penelitian ditemukan fakta bahwa 23 responden setuju dan menganggap penyuluh telah

mampu untuk menyampaikan penyuluhan pertanian di daerah penelitian, kondisi ini

memberikan arti bahwa kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh penyuluh

pertanian telah berjalan dengan cukup baik. Disisi lain produktivitas kerja petani sayuran

masih belum seperti yang diharapkan atau cukup rendah.

Secara statistik terdapat hubungan yang nyata antara kegiatan penyuluhan pertanian

yang dilakukan penyuluh pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran. Hal ini

memberikan implikasi pada kedua pihak. Disatu sisi pihak penyuluh pertanian khususnya

BP3K Kumpeh Ulu agara lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas dari kegiatan

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

97

penyuluhan yang diberikan yang didalamnya terdapat kegiatan pelatihan, dorongan,

pemberian motivasi kepada petani di daerah penelitian. Disisi lain bagi pihak petani

khususnya kelompok tani sayuran perlu meningkatkan kebersamaan dan kekompakkan dan

produktivitas kerjanya. Melalui peningkatan produktivitas kerja diharapkan pengelolaan

usahatani sayuran akan semakin efesien dan mampu meningkatkan produksi, pendapatan

usahatani serta kesejahteraan petani sayuran didaerah penelitian.

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

98

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Produktivitas kerja petani sayuran dilokasi penelitian masih tergolong rendah yaitu sebesar

43%. Tinggi rendahnya produktivitas kerja petani sayuran dipengaruhi oleh jumlah

produksi yang dihasilkan petani dan besarnya penerimaan yang diterima oleh petani.

Penerimaan yaitu produksi dikali harga. Seringkali harga yang berlaku di kalangan petani

sayuran masih tergolong rendah dan berada dibawah harga pasar, harga yang rendah tentu

akan mempengaruhi besar kecilnya penerimaan serta produktivitas kerja petani.

2. Terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja

petani sayur di kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi sebesar 67,83%, hal ini

menunjukkan bahwa semakin sering petani mendapatkan kegiatan penyuluhan pertanian,

maka petani akan semakin terdorong untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, dan

terdapat tujuh unsur yang mempengaruhi kegiatan penyuluhan pertanian tersebut yaitu

penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan, metoda penyuluhan, media penyuluhan, materi

penyuluhan, waktu penyuluhan, dan tempat penyuluhan.

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

99

5.2 Saran

1. Bagi pemerintah dalam upaya pengembangan potensi penyuluh pertanian. Pemerintah

perlu mengkaji ulang kemampuan kinerja PPL dalam melakukan kegiatan penyuluhan

pertanian kepada petani dengan cara pemberian pelatihan ataupun seminar kepada para

penyuluh pertanian.

2. Bagi petani pentingnya mereka untuk mengikuti ataupun menyempatkan diri dalam

kegiatan penyuluhan yang diadakan secara rutin, sehingga pengetahuan dan

keterampilannya dapat bertambah dan berdampak pada produktivitas kerja yang

meningkat.

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

100

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Arvelia. 2010. Peran Penyuluh Pertanian Lpangan Terhadap Penerapan Panca Usahatani

Padi Sawah di Dsa Singoan Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Universitas

Jambi. Jambi. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).

Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. 2014. Data

kelompok tani sayuran. Kecamatan Kumpeh Ulu.

BPS Daerah Kecamatan Kumpeh Ulu. Statistik Daerah Kecamatan Kumpeh Ulu 2015.

Kecamatan Kumpeh Ulu.

BPS Kabupaten Muaro Jambi. Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015.

Kabupaten Muaro Jambi.

BPS Kecamatan Kumpeh Ulu. Kumpeh ulu Dalam Angka 2015. Kecamatan Kumpeh ulu.

BPS Provinsi Jambi. 2015. Jambi dalam angka tahun 2015. Provinsi Jambi.

Dapartermen Pertanian. 2009. Pedoman Kerja Tim Penyuluh Lapangan. Sekretariat Badan Bimas.

Dapartemen Pertanian. Jakarta.

Dinas Pertanian Kabupaten Muaro Jambi. 2014. Data produk kabupaten muaro jambi. Kabupaten

Muaro jambi

Hernanto, Fadoli. 1995. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Irnanda. 2015. Hubungan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Dengan Produktivitas Kerja Petani

Padi Sawah di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.

Jambi. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).

Kartasapoetra. 1987. Teknologi Penyuluhan Petanian. Bina Aksara. Jakarta.

Maharani. Asri Yulia. 2015. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Petani Mengusahakan

Padi Sawah Di Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu. Universitas jambi. Jambi.

(Skripsi Tidak Dipublikasikan).

Mahendi, Tedi. 2013. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Penerapan Progam Aksi Desa

Mandiri Pangan Khususnya Teknologi Usahatani Jagung di Kecamatan Jaluko Kabupaten

Muaro Jambi. Universitas jambi. Jambi. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).

Mardikanto, Totok. 1991. Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS dan UNS press: Surakarta.

Mosher, AT. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian: Syarat-syarat Pokok Pembangunan

dan Modernisasi.Cetakan Ketiga belas. CV Yasaguna. Jakarta.

Mubyarto. 1987. Pengatar Ilmu Pertanian. LP3ES. Yogyakarta

Nazir. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

101

Pradipta, Amalia Risqi. 2011. Peranan Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) Dalam Upaya

Pemberdayaan Kelompok Tani Padi Sawah di Desa Dri Agun Kecamatan Batang Asam

Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Universitas jambi. Jambi. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).

Riduwan. 2009. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Cabai Hibrida System Mulsa Plastik. Kanisius, Yogyakarta.

Samsudin, U. 1997. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modrenisasi Pertanian. Binacipta. Bandung.

Siagian, Sondang P. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Balai Pustaka.Jakarta.

Siegel, Sidney. 2011. Statistika Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Gramedia. Jakarta.

Sinungan, Muchdarsyah. 2014. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara. Jakarta.

Soeharjo, A dan Patong, 1973. Sendi-Sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial

Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta. UI. Press.

Sugiyono. 2015. Statistika Nonparametris untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Suratiah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

UUD. No 16 Tahun 2006 . Fungsi Penyuluhan Pertanian.

Van den Ban, A. W. Dan Hawkins, H.S. 1999. Penyuluh Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

102

Lampiran I . Luas Panen Tanaman Palawija Dan Sayuran Kecamatan Kumpeh Ulu

Tahun 2015

No Jenis Tanaman Luas Panen

(Ha)

1. Jagung 82

2. Ubi Kayu 136

3. Kacang Tanah 11

4. Ubi Jalar 25

5. Kacang Hijau 2

6. Kacang Panjang 2.800

7. Timun 2.285

8. Cabai Besar 890

9. Kangkung 24

10. Bayam 21

11. Tomat 19

12. Terung 15

13. Jamur 10

14. Cabai Rawit 8

Jumlah 6.328

Sumber : Badan Pusat Statistik Daerah Kumpeh Ulu Tahun 2015

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

103

Lampiran 2 . Produksi Sayuran di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik Daerah Kumpeh Ulu Tahun 2015

No Mestong Bahar Kumpeh

Ulu

Sungai

Gelam Kumpeh

Muaro

Sebo

Tanam

Rajo

Jambi

Luar

kota

Sekernan Total

1 Sawi 70 0 0 2.212 0 0 0 0 0 2.282

2 Kacang

Panjang 734 278 3.606 1.040 1.885 747 476 929 216 9.911

3 Cabai

Besar 367 260 915 895 2.400 831 90 585 288 6.631

4 Cabai

Rawit 107 10 307 417 0 762 77 362 276 2.318

5 Tomat 359 0 574 0 87 0 229 60 384 1.693

6 Terung 533 312 874 1.235 0 713 21 0 108 3.796

7 Buncis 83 0 0 34 0 0 0 0 0 117

8 Ketimun 582 57 2.448 1.120 520 1.224 137 970 40 7.098

9 Kangkung 204 177 263 1.151 0 0 95 0 0 1.890

10 Bayam 0 153 238 1.157 0 0 59 0 0 1.607

Jumlah 3.039 1.247 9.225 9.261 4.892 4.277 1.184 2.906 1.312 3.7343

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

104

Lampiran 3. Nama Kelompok Tani sayuran

Sumber : BPP Kumpeh Ulu Tahun 2015

No Nama Desa Jumlah

Anggota

Nama Ketua

Kelompok Tani

Nama Penyuluh

Pertanian

1 Desa Pudak

1.Sinar Harapan 10 Maryanto

Suhendro, S.P

2. Rezeki Makmur

Sejahtera 9 Imam. AR

3. Sido Mulyo Lestari 11 Kateni

4. Prima Tani 12 Aminto

5. KWT KRPL Melati 22 Mugiati

2 Desa Lopak Alai

1. Tani Bersama 21 Asnawi

HJ. Suriyani

2. Pematang Tenam 15 Asnawi Sabri

3. Usaha Karya 1 12 Kaseno

4. Harapan Bahagia 11 Supriyanto

5. Usaha Karya II 11 Jalmo

6. Harapan Jaya 14 Fahmi

7. KWT Cempaka 24 Rohana U

3 Kota Karang

1. Sumber Rezeki 25 Gunawan Komiati, S.PKP

JUMLAH 197

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

105

Lampiran 4. Data Identitas Petani Sampel di Daerah Penelitian

No Nama Umur Pendidikan Jumlah

Tanggungan

Pengalaman

usaha tani

Luas

Lahan

Status

lahan

1 Gunawan 50 S1 4 16 1 Pinjaman

2 Mulyadi 53 SD 4 40 2 Pribadi

3 Boimin 35 SD 3 10 0,5 Pribadi

4 Misno 47 SMA 4 16 0,5 Pribadi

5 Tukino 34 SD 4 15 0,5 Pinjaman

6 Asmadi 30 SD 3 15 1 Pinjaman

7 Kaseno 51 SMP 4 20 1 Pribadi

8 Iman A.R 48 SD 4 7 1 Pribadi

9 Maryono 49 SLTA 3 15 1 Pribadi

10 Senawi 47 SD 4 14 0,5 Pribadi

11 Amaran 53 SLTP 3 20 2 Pribadi

12 Akirun 55 Tdk Sd 5 20 0,5 Pribadi

13 Agus S 40 SLTP 3 20 0,25 Pribadi

14 Ananiswanto 34 SD 2 6 0,5 Pribadi

15 Sarmono 35 SD 2 15 1 Pribadi

16 Ahadan 49 SD 4 13 0,5 Pribadi

17 Bustami 45 SLTP 2 10 0,5 Pribadi

18 Sarmin 50 SD 4 15 1 Pribadi

19 Haryadi 35 SLTP 3 7 0,5 Pribadi

20 Rahman 47 SLTA 3 14 0,25 Pribadi

21 Sarbani 50 SLTP 4 14 1 Pribadi

22 Sapawi 39 SLTP 4 9 0,5 Pribadi

23 Mujahidin 42 SLTP 4 12 0,25 Pribadi

24 Madiraharjo 35 SMA 4 5 1 Pribadi

25 Iwan 46 SD 5 7 0,5 Pribadi

26 Ari 55 SD 2 20 0,25 Pribadi

27 Komar 45 SD 3 20 1 Pribadi

28 Min 47 SMA 4 6 0,5 Pribadi

29 Bejo 49 SLTP 2 22 0,25 Pribadi

30 Misran 40 SMA 3 20 1 Pribadi

31 Basiran 34 SMA 3 10 1 Pribadi

32 Taslim 35 SMP 4 8 0,5 Pribadi

33 Ismail 40 SMA 3 15 0,25 Pribadi

34 Sudiro 55 SD 3 24 0,5 Pribadi

35 Abdul Latif 38 SMP 4 7 0,25 Pribadi

36 Siqid 46 S1 4 14 0,5 Pribadi

37 Tugino 53 SD 2 18 1 Pribadi

38 Pungut 47 S1 4 8 0,5 Pribadi

39 Tukimin 60 Tdk SD 3 30 0,5 Pribadi

40 Sarmin 35 SD 3 10 1 Pribadi

41 Solikin 45 SMP 4 15 1 Pribadi

42 Nasimun 47 SD 5 21 0,5 Pribadi

43 Ujang 56 Tdk Sd 4 24 0,5 Pribadi

44 Husein 40 SMA 4 13 1 Pribadi

Jlh 1920 153 660 30,75

x 44 - 3 15 1

Sumber: data olahan data primer

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

106

Lampiran 5. Data Produksi, Harga, Penerimaan dan Total Penerimaan di Daerah Penelitian 2016

No Produksi sayur yang diusahakan Harga (Rp) Penerimaan (Rp)

Total

Penerimaan

K.pjg Timun Tomat Cabai Terong K.pjg Timun Tomat Cabai Terong K.pjg Timun Tomat Cabai Terong

1 1500 1200

2000 3000

3.000.000 3600000

6.600.000

2 10000 2000 1500

2000 3000 6000

20.000.000 6000000 9000000

35.000.000

3 900

1200 20

2000

6000

1.800.000

7200000 300.000

9.300.000

4 800

400 2000

15000 3000 1.600.000

1200000 2.800.000

5 2000

2000

4.000.000

4.000.000

6 1000 1500 1000

2000

6000

2.000.000 4500000 6000000

12.500.000

7

4000 1000

3000 6000

12000000 6000000

18.000.000

8 2200 1500

2000 3000

4.400.000 4500000

8.900.000

9

2500 100

3000 6000

15.000.000 1500.000

16.500.000

10 1000

100 2000

15000 3000 2.000.000

300000 2.300.000

11 5500 6000 1000

2000 3000 6000

11.000.000 18000000 6000000

35.000.000

12 2000

500

2000

6000

4000.000

3000000

7.000.000

13 500 500

300 2000 3000

15000 3000 1000.000 1500000

900000 3.400.000

14 200 2000 1000

2000 3000 6000

400.000 6000000 6000000

12.400.000

15 2500 1000

2000 3000

5.000.000 3000000

8.000.000

16 200 1500 800

2000 3000 6000

4.00.000 4500000 4800000

9.700.000

17 1000

200 2000

15000 3000 2.000.000

600000 2.600.000

18 800 1200 500

2000 3000 6000

1.600.000 3600000 3000000 450.000

8.650.000

19 300

1500

200 2000

6000 15000 3000 600.000

9000000

600000 10.200.000

20

400

500

3000

3000

1200000

1500000 2.700.000

21

2200 800

3000 6000

6600000 4800000

11.400.000

22 700

500 30

2000

6000

1.400.000

3000000 450.000

4.850.000

23 550 600 100

2000 3000 6000

1.100.000 1800000 600000

3.500.000

24 2000 800

2000 3000

4.000.000 2400000

6.400.000

25 700

500 2000

15000 3000 1.400.000

1500000 2.900.000

26 200 1000

2000 3000

400.000 3000000

3.400.000

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

107

27 300 2000

2000 3000

600.000 6000000

6.600.000

28 1500

2000

3.000.000

3.000.000

29 200 300

20

2000 3000

15000

400.000 900000

300000

1.600.000

30 3000 2000

2000 3000

6.000.000 6000000

12.000.000

31 3000 1300

2000 3000

6.000.000 3900000

9.900.000

32 750 600

15

2000 3000

1.500.000 1800000

225.000

3.352.500

33 200 300

3000

400.000 900000

1.300.000

34

500

500

3000

3000

1500000

1500000 3.000.000

35

2000

2000

15000

6000000

6.000.000

36 1200

1000

2000 3000 6000

2.400.000

6000000

8.400.000

37 1000 3000 1500

2000 3000 6000

2.000.000 9000000 9000000

20.000.000

38 200 1000

2000

400.000 3000000

3.400.000

39 1200

20 50 2000

15000 3000 2.400.000

300.000 150000 2.850.000

40 1500 1000 200

2000 3000 6000

3.000.000 3000000 1200000

7.200.000

41

6000 100

3000 6000

18000000 600000

18.600.000

42 600 1200

2000 3000

1.200.000 3600000

4.800.000

43 2000

600

2000

6000

4000.000

3600000

7.600.000

44

2000

500

3000

3000

6000000

1500000 7.500.000

Jlh 53200 50600 17300 235 3250 7200

0 90000 114000 135000 30000 106400000 151800000 103800000

3.525.00

0 9750000 372.275.000

X 1.478 1.687 911 34 325 2.000 3000 6000 15.000 3000 2.955.556 5.060.000 5.463.158 503.571 975.000 8.528.977

Sumber: data olahan data primer

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

108

Lampiran 6. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah Hok Pada

Kegiatan Pengolahan Tanah Pada Usahatani Sayuran di Daerah

Penelitian Tahun 2016

No Nama Responden Pengolahan Tanah

Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja

1 Gunawan 1 20 7,0 20

2 Mulyadi 2 30 7 60

3 Boimin 1 8 7 8

4 Misno 1 7 7 7

5 Tukino 1 9 7 9

6 Asmadi 1 23 7 23

7 Kaseno 2 30 7 60

8 Iman A.R 2 25 7 50

9 Maryono 2 15 7 30

10 Senawi 2 3 7 6

11 Amaran 2 21 7 42

12 Akirun 1 10 7 10

13 Agus S 1 4 7 4

14 Ananiswanto 2 5 7 10

15 Sarmono 2 20 7 40

16 Ahadan 2 12 7 24

17 Bustami 2 8 7 16

18 Sarmin 2 14 7 28

19 Haryadi 1 7 7 7

20 Rahman 1 3 7 3

21 Sarbani 1 21 7 21

22 Sapawi 2 4 7 8

23 Mujahidin 2 4 7 8

24 Madiraharjo 2 18 7 36

25 Iwan 2 7 7 14

26 Ari 2 8 7 16

27 Komar 2 16 7 32

28 Min 2 7 7 14

29 Bejo 1 4 7 4

30 Misran 2 10 7 20

31 Basiran 2 20 7 40

32 Taslim 2 7 7 14

33 Ismail 1 6 7 6

34 Sudiro 2 6 7 12

35 Abdul Latif 1 5 7 5

36 Siqid 2 12 7 24

37 Tugino 2 15 7 30

38 Pungut 1 10 7 10

39 Tukimin 1 8 7 8

40 Sarmin 1 20 7 20

41 Solikin 2 27 7 54

42 Nasimun 1 8 7 8

43 Ujang 1 10 7 10

44 Husein 2 15 7 30

Jumlah 70 542 308 901

X 2 12 7 20

Sumber: Data Olahan Data Primer

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

109

Lampiran 7. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah Hok Pada

Kegiatan Penanaman Pada Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian

Tahun 2016

No Nama Responden Penanaman

Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja

1 Gunawan 1 2 7 2

2 Mulyadi 2 3 7 6

3 Boimin 1 2 7 2

4 Misno 1 2 7 2

5 Tukino 1 1 7 1

6 Asmadi 1 3 7 3

7 Kaseno 1 2 7 2

8 Iman A.R 1 2 7 2

9 Maryono 2 2 7 4

10 Senawi 2 2 7 4

11 Amaran 2 3 7 6

12 Akirun 1 2 7 2

13 Agus S 1 3 7 3

14 Ananiswanto 2 3 7 6

15 Sarmono 2 2 7 4

16 Ahadan 2 3 7 6

17 Bustami 2 2 7 4

18 Sarmin 2 3 7 6

19 Haryadi 1 3 7 3

20 Rahman 1 2 4 1

21 Sarbani 1 2 7 2

22 Sapawi 2 3 7 6

23 Mujahidin 2 3 4 3

24 Madiraharjo 2 2 7 4

25 Iwan 2 2 7 4

26 Ari 2 2 4 2

27 Komar 2 2 7 4

28 Min 2 1 7 2

29 Bejo 1 3 4 2

30 Misran 2 2 7 4

31 Basiran 2 2 7 4

32 Taslim 2 2 7 4

33 Ismail 1 2 4 1

34 Sudiro 2 2 7 4

35 Abdul Latif 1 1 7 1

36 Siqid 2 2 7 4

37 Tugino 2 3 7 6

38 Pungut 1 2 7 2

39 Tukimin 1 3 7 3

40 Sarmin 1 3 7 3

41 Solikin 1 2 7 2

42 Nasimun 1 2 7 2

43 Ujang 1 2 7 2

44 Husein 2 2 7 4

Jumlah 67 99 293 145

X 2 2 7 3

Sumber: data olahan data primer

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

110

Lampiran 8. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada

Kegiatan penyulaman Pada Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian

Tahun 2016

No Nama Responden Penyulaman

Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja

1 Gunawan 1 2 4 1

2 Mulyadi 2 3 4 3

3 Boimin 1 2 4 1

4 Misno 1 2 4 1

5 Tukino 1 1 4 1

6 Asmadi 1 3 4 2

7 Kaseno 1 2 4 1

8 Iman A.R 1 2 4 1

9 Maryono 2 2 4 2

10 Senawi 2 2 3 2

11 Amaran 2 3 4 3

12 Akirun 1 2 4 1

13 Agus S 1 3 4 2

14 Ananiswanto 2 3 4 3

15 Sarmono 2 2 4 2

16 Ahadan 2 3 4 3

17 Bustami 2 2 4 2

18 Sarmin 2 3 4 3

19 Haryadi 1 3 4 2

20 Rahman 1 2 2 1

21 Sarbani 1 2 4 1

22 Sapawi 2 3 4 3

23 Mujahidin 2 3 2 2

24 Madiraharjo 2 2 4 2

25 Iwan 2 2 4 2

26 Ari 2 2 2 1

27 Komar 2 2 4 2

28 Min 2 1 4 1

29 Bejo 1 3 2 1

30 Misran 2 2 4 2

31 Basiran 2 2 4 2

32 Taslim 2 2 4 2

33 Ismail 1 2 3 1

34 Sudiro 2 2 4 2

35 Abdul Latif 1 1 4 1

36 Siqid 2 2 4 2

37 Tugino 2 3 4 3

38 Pungut 1 2 4 1

39 Tukimin 1 3 4 2

40 Sarmin 1 3 4 2

41 Solikin 1 2 4 1

42 Nasimun 1 2 4 1

43 Ujang 1 2 4 1

44 Husein 2 2 4 2

Jumlah 67 99 166 82

X 2 2 4 2

Sumber: Data Olahan Data Primer

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

111

Lampiran 9. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada

Kegiatan Penyiraman Pada Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian

Tahun 2016

No Nama Responden Penyiraman

Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja

1 Gunawan 1 42 4 24

2 Mulyadi 2 37 3 32

3 Boimin 1 35 2 10

4 Misno 1 47 2 13

5 Tukino 1 45 2 13

6 Asmadi 2 38 3 33

7 Kaseno 1 35 3 15

8 Iman A.R 1 42 2 12

9 Maryono 1 52 3 22

10 Senawi 1 45 3 19

11 Amaran 2 37 4 42

12 Akirun 1 38 3 16

13 Agus S 2 45 4 51

14 Ananiswanto 2 37 4 42

15 Sarmono 1 40 2 11

16 Ahadan 2 37 2 21

17 Bustami 1 47 2 13

18 Sarmin 2 38 4 43

19 Haryadi 2 40 4 46

20 Rahman 1 45 3 19

21 Sarbani 1 35 3 15

22 Sapawi 1 52 4 30

23 Mujahidin 2 37 4 42

24 Madiraharjo 1 42 2 12

25 Iwan 1 45 3 19

26 Ari 1 42 3 18

27 Komar 1 40 3 17

28 Min 2 45 2 26

29 Bejo 1 52 4 30

30 Misran 1 42 6 36

31 Basiran 2 40 3 34

32 Taslim 2 52 3 45

33 Ismail 1 40 3 17

34 Sudiro 2 45 3 39

35 Abdul Latif 2 40 2 23

36 Siqid 1 35 3 15

37 Tugino 2 37 4 42

38 Pungut 1 42 3 18

39 Tukimin 2 56 4 64

40 Sarmin 1 38 4 22

41 Solikin 1 35 3 15

42 Nasimun 1 42 3 18

43 Ujang 2 37 3 32

44 Husein 1 45 3 19

Jumlah 61 1838 137 1147

X 1 42 3 26

Sumber: Data Olahan Data Primer

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

112

Lampiran 10. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada

Kegiatan Penyiangan Pada Usahatani Penelitian di Daerah Penelitian

Tahun 2016

No Nama Responden

Penyiangan

Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari

Jam

Kerja

1 Gunawan 1 4 7 4

2 Mulyadi 2 6 7 12

3 Boimin 1 4 7 4

4 Misno 1 4 7 4

5 Tukino 1 2 7 2

6 Asmadi 1 6 7 6

7 Kaseno 1 4 7 4

8 Iman A.R 1 4 7 4

9 Maryono 2 4 7 8

10 Senawi 2 4 7 8

11 Amaran 2 6 7 12

12 Akirun 1 4 7 4

13 Agus S 1 6 7 6

14 Ananiswanto 2 6 7 12

15 Sarmono 2 4 7 8

16 Ahadan 2 6 7 12

17 Bustami 2 4 7 8

18 Sarmin 2 6 7 12

19 Haryadi 1 6 7 6

20 Rahman 1 4 7 4

21 Sarbani 1 4 7 4

22 Sapawi 2 6 7 12

23 Mujahidin 2 6 7 12

24 Madiraharjo 2 4 7 8

25 Iwan 2 4 7 8

26 Ari 2 4 7 8

27 Komar 2 4 7 8

28 Min 2 2 7 4

29 Bejo 1 6 7 6

30 Misran 2 4 7 8

31 Basiran 2 4 7 8

32 Taslim 2 4 7 8

33 Ismail 1 4 7 4

34 Sudiro 2 4 7 8

35 Abdul Latif 1 2 7 2

36 Siqid 2 4 7 8

37 Tugino 2 6 7 12

38 Pungut 1 4 7 4

39 Tukimin 1 6 7 6

40 Sarmin 1 6 7 6

41 Solikin 1 4 7 4

42 Nasimun 1 4 7 4

43 Ujang 1 4 7 4

44 Husein 2 4 7 8

Jumlah 67 198 308 304

X 2 5 7 7

Sumber: Data Olahan Data Primer

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

113

Lampiran 11. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada

Kegiatan Pemupukan Pada Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian

Tahun 2016

No Nama Responden

Pemupukan

Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari

Jam

Kerja

1 Gunawan 1 2 4 1

2 Mulyadi 2 3 4 3

3 Boimin 1 2 4 1

4 Misno 1 2 4 1

5 Tukino 1 1 4 1

6 Asmadi 1 3 4 2

7 Kaseno 1 2 4 1

8 Iman A.R 1 2 4 1

9 Maryono 2 2 4 2

10 Senawi 2 2 3 2

11 Amaran 2 3 4 3

12 Akirun 1 2 4 1

13 Agus S 1 3 4 2

14 Ananiswanto 2 3 4 3

15 Sarmono 2 2 4 2

16 Ahadan 2 3 4 3

17 Bustami 2 2 4 2

18 Sarmin 2 3 4 3

19 Haryadi 1 3 4 2

20 Rahman 1 2 4 1

21 Sarbani 1 2 4 1

22 Sapawi 2 3 4 3

23 Mujahidin 2 3 4 3

24 Madiraharjo 2 2 4 2

25 Iwan 2 2 4 2

26 Ari 2 2 4 2

27 Komar 2 2 4 2

28 Min 2 1 4 1

29 Bejo 1 3 4 2

30 Misran 2 2 4 2

31 Basiran 2 2 4 2

32 Taslim 2 2 4 2

33 Ismail 1 2 4 1

34 Sudiro 2 2 4 2

35 Abdul Latif 1 1 4 1

36 Siqid 2 2 4 2

37 Tugino 2 3 4 3

38 Pungut 1 2 4 1

39 Tukimin 1 3 4 2

40 Sarmin 1 3 4 2

41 Solikin 1 2 4 1

42 Nasimun 1 2 4 1

43 Ujang 1 2 4 1

44 Husein 2 2 4 2

Jumlah 67 99 175 86

X 2 2 4 2

Sumber: Data Olahan Data Primer

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

114

Lampiran 12. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada

Kegiatan Pengendalian HPT Pada Usahatani Sayuran di Daerah

Penelitian Tahun 2016

No Nama Responden Pengendalian HPT

Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja

1 Gunawan 1 6 7 6

2 Mulyadi 2 6 7 12

3 Boimin 1 7 4 4

4 Misno 1 8 4 5

5 Tukino 1 6 4 3

6 Asmadi 1 7 7 7

7 Kaseno 1 3 7 3

8 Iman A.R 1 7 7 7

9 Maryono 2 3 7 6

10 Senawi 2 4 4 5

11 Amaran 2 6 7 12

12 Akirun 1 7 4 4

13 Agus S 1 6 3 3

14 Ananiswanto 2 6 4 7

15 Sarmono 2 7 7 14

16 Ahadan 2 6 4 7

17 Bustami 2 7 4 8

18 Sarmin 2 7 7 14

19 Haryadi 1 6 4 3

20 Rahman 1 3 3 1

21 Sarbani 1 4 7 4

22 Sapawi 2 7 4 8

23 Mujahidin 2 5 3 4

24 Madiraharjo 2 6 7 12

25 Iwan 2 6 4 7

26 Ari 2 6 3 5

27 Komar 2 6 7 12

28 Min 2 7 4 8

29 Bejo 1 7 2 2

30 Misran 2 7 7 14

31 Basiran 2 7 7 14

32 Taslim 2 6 4 7

33 Ismail 1 6 3 3

34 Sudiro 2 3 4 3

35 Abdul Latif 1 4 3 2

36 Siqid 2 7 4 8

37 Tugino 2 7 7 14

38 Pungut 1 7 4 4

39 Tukimin 1 6 4 3

40 Sarmin 1 7 7 7

41 Solikin 1 3 7 3

42 Nasimun 1 6 4 3

43 Ujang 1 7 4 4

44 Husein 2 3 7 6

Jumlah 67 258 222 288

X 2 6 5 7

Sumber: Data Olahan Data Primer

Page 115: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

115

Lampiran 13. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada

Kegiatan Pemanenan Pada Usahatani Sayuran di daerah Penelitian

Tahun 2016.

No Nama Responden Pemanenan

jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja

1 Gunawan 4 8 7 32

2 Mulyadi 4 9 7 36

3 Boimin 3 11 4 19

4 Misno 2 6 4 7

5 tukino 3 6 4 10

6 asmadi 2 9 7 18

7 Kaseno 3 9 7 27

8 Iman A.R 3 8 7 24

9 Maryono 2 13 7 26

10 Senawi 3 6 4 10

11 amaran 2 9 7 18

12 akirun 4 11 4 25

13 agus s 2 6 3 5

14 ananiswanto 3 9 4 15

15 sarmono 2 6 7 12

16 Ahadan 2 9 4 10

17 Bustami 2 6 4 7

18 Sarmin 2 8 7 16

19 Haryadi 3 9 4 15

20 Rahman 2 6 3 5

21 Sarbani 2 9 7 18

22 Sapawi 2 13 4 15

23 Mujahidin 2 4 3 3

24 Madiraharjo 3 6 7 18

25 Iwan 2 6 4 7

26 Ari 2 6 3 5

27 Komar 2 6 7 12

28 Min 4 6 4 14

29 Bejo 2 10 2 6

30 Misran 4 7 7 28

31 Basiran 3 7 7 21

32 Taslim 2 10 4 11

33 Ismail 2 7 3 6

34 Sudiro 2 6 4 7

35 Abdul Latif 3 6 3 8

36 Siqid 2 9 4 10

37 Tugino 2 9 7 18

38 Pungut 2 7 4 8

39 Tukimin 2 7 4 8

40 Sarmin 4 9 7 36

41 Solikin 3 9 7 27

42 Nasimun 2 7 4 8

43 Ujang 2 10 4 11

44 Husein 2 6 7 12

Jumlah 111 346 222 656

x 3 8 5 15

Sumber: Data Olahan Data Primer

Page 116: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

116

Lampiran 14. Data Total Jumlah HOK Pada Semua Kegiatan Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian Tahun 2016.

No Nama

Responden

Jumlah HOK

P. Tanah Penanaman Penyulaman Penyiraman Penyiangan Pemupukan P.HPT Pemanenan Jumlah HOK

1 Gunawan 20 2 1 24 4 1 6 32 90

2 Mulyadi 60 6 3 32 12 3 12 36 165

3 Boimin 8 2 1 10 4 1 4 19 49

4 Misno 7 2 1 13 4 1 5 7 40

5 Tukino 9 1 1 13 2 1 3 10 40

6 Asmadi 23 3 2 33 6 2 7 18 93

7 Kaseno 60 2 1 15 4 1 3 27 113

8 Iman A.R 50 2 1 12 4 1 7 24 101

9 Maryono 30 4 2 22 8 2 6 26 101

10 Senawi 6 4 2 19 8 2 5 10 56

11 Amaran 42 6 3 42 12 3 12 18 139

12 Akirun 10 2 1 16 4 1 4 25 64

13 Agus S 4 3 2 51 6 2 3 5 76

14 Ananiswanto 10 6 3 42 12 3 7 15 99

15 Sarmono 40 4 2 11 8 2 14 12 94

16 Ahadan 24 6 3 21 12 3 7 10 87

17 Bustami 16 4 2 13 8 2 8 7 61

18 Sarmin 28 6 3 43 12 3 14 16 126

19 Haryadi 7 3 2 46 6 2 3 15 84

20 Rahman 3 1 1 19 4 1 1 5 36

21 Sarbani 21 2 1 15 4 1 4 18 66

22 Sapawi 8 6 3 30 12 3 8 15 85

23 Mujahidin 8 3 2 42 12 3 4 3 79

24 Madiraharjo 36 4 2 12 8 2 12 18 95

25 Iwan 14 4 2 19 8 2 7 7 64

26 Ari 16 2 1 18 8 2 5 5 58

27 Komar 32 4 2 17 8 2 12 12 90

28 Min 14 2 1 26 4 1 8 14 70

29 Bejo 4 2 1 30 6 2 2 6 52

30 Misran 20 4 2 36 8 2 14 28 115

31 Basiran 40 4 2 34 8 2 14 21 126

32 Taslim 14 4 2 45 8 2 7 11 93

Page 117: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

117

33 Ismail 6 1 1 17 4 1 3 6 39

34 Sudiro 12 4 2 39 8 2 3 7 77

35 Abdul Latif 5 1 1 23 2 1 2 8 41

36 Siqid 24 4 2 15 8 2 8 10 74

37 Tugino 30 6 3 42 12 3 14 18 129

38 Pungut 10 2 1 18 4 1 4 8 48

39 Tukimin 8 3 2 64 6 2 3 8 96

40 Sarmin 20 3 2 22 6 2 7 36 97

41 Solikin 54 2 1 15 4 1 3 27 107

42 Nasimun 8 2 1 18 4 1 3 8 46

43 Ujang 10 2 1 32 4 1 4 11 65

44 Husein 30 4 2 19 8 2 6 12 84

Jumlah 901 145 82 1147 304 86 288 656 3609

X 20 3 2 26 7 2 7 15 82

Sumber: data olahan data primer

Page 118: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

118

Lampiran 15. Data Produktivitas Kerja Petani Responden Pada Kegiatan Usahatani

Sayuran di Daerah Penelitian Tahun 2016

No Nama Penerimaan Total Jumlah

HOK

Produktifitas

Tenaga Kerja Kategori

1 Gunawan 6.600.000 90 73.101 R

2 Mulyadi 35.000.000 165 212.674 T

3 Boimin 9.300.000 49 189.244 T

4 Misno 2.800.000 40 69.751 R

5 Tukino 4.000.000 40 100.719 T

6 Asmadi 12.500.000 93 134.409 T

7 Kaseno 18.000.000 113 158.890 T

8 Iman A.R 8.900.000 101 87.870 R

9 Maryono 16.500.000 101 163.598 T

10 Senawi 2.300.000 56 41.388 R

11 Amaran 35.000.000 139 251.540 T

12 Akirun 7.000.000 64 109.865 T

13 Agus S 3.400.000 76 44.991 R

14 Ananiswanto 12.400.000 99 124.713 T

15 Sarmono 8.000.000 94 85.106 R

16 Ahadan 9.700.000 87 111.311 T

17 Bustami 2.600.000 61 42.723 R

18 Sarmin 8.650.000 126 68.495 R

19 Haryadi 10.200.000 84 121.429 T

20 Rahman 2.700.000 36 75.904 R

21 Sarbani 11.400.000 66 171.983 T

22 Sapawi 4.850.000 85 56.773 R

23 Mujahidin 3.500.000 79 44.545 R

24 Madiraharjo 6.400.000 95 67.674 R

25 Iwan 2.900.000 64 45.618 R

26 Ari 3.400.000 58 58.621 R

27 Komar 6.600.000 90 73.567 R

28 Min 3.000.000 70 43.033 R

29 Bejo 1.600.000 52 30.939 R

30 Misran 12.000.000 115 104.738 T

31 Basiran 9.900.000 126 78.661 R

32 Taslim 3.525.000 93 37.729 R

33 Ismail 1.300.000 39 33.456 R

34 Sudiro 3.000.000 77 38.745 R

35 Abdul Latif 6.000.000 41 144.828 T

36 Siqid 8.400.000 74 113.733 T

37 Tugino 20.000.000 129 154.867 T

38 Pungut 3.400.000 48 70.414 R

39 Tukimin 2.850.000 96 29.732 R

40 Sarmin 7.200.000 97 74.118 R

41 Solikin 18.600.000 107 173.369 T

42 Nasimun 4.800.000 46 105.000 T

43 Ujang 7.600.000 65 116.157 T

44 Husein 7.500.000 84 89.438 R

Jumlah 375.275.000 3609 4.225.458

X 8.528.977 82 96.033

Sumber: data olahan data primer

Page 119: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

119

Lampiran 16. Data Kategori Skor Pada Kegiatan Penyuluhan Pertanian Menurut Petani Responden Di Daerah Penelitian Tahun 2016

N

O

Penyuluh Pertanian TT

L

KT

G 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 3 3 2 2 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 74 R

2 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 84 T

3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 84 T

4 1 1 2 2 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 69 R

5 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 84 T

6 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 85 T

7 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 84 T

8 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 82 T

9 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 84 T

10 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 74 R

11 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 2 82 T

12 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 78 T

13 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 83 T

14 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 70 R

15 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 83 T

16 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 73 R

17 3 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 1 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 2 73 R

18 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 3 3 3 1 2 3 2 62 R

19 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77 T

20 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 73 R

21 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 76 T

22 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 79 T

23 1 1 2 2 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 69 R

24 3 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 1 1 1 1 2 2 3 3 3 1 2 63 R

25 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 79 T

26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 1 1 3 2 1 73 R

27 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 3 3 1 1 1 64 R

Page 120: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

120

28 2 2 1 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 3 71 R

29 1 1 2 2 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 69 R

30 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 78 T

31 3 1 2 2 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 70 R

32 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 76 T

33 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 72 R

34 3 3 1 1 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 3 61 R

35 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 85 T

36 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 76 T

37 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 77 T

38 2 2 3 1 2 3 3 3 3 1 1 1 1 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 2 1 63 R

39 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 1 2 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 74 R

40 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77 T

41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 1 2 73 R

42 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 79 T

43 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 83 T

44 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 73 R

Jl

h

11

6

11

1

11

3

11

1

8

8

9

2

10

5

11

5

9

7

11

7

11

3

11

4

12

0

11

3

11

5

12

0

10

4

11

6

11

3

11

5

11

3

10

9

11

1

11

5

11

6

11

7

11

1

10

0

10

4

11

4

33

18

x 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 75

Sumber: data olahan data primer

Page 121: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

121

Lampiran 17. Uji Chi Square Hubungan Penyuluh Pertanian Dengan

Produktivitas Kerja Petani Sayur Di Daerah Penelitian

Tahun 2016

No Kelas Skor Produktivitas Kerja

Jumlah Rendah(< Rata-Rata) Tinggi (>Rata-Rata)

1 Rendah (<Rata-Rata) 18 3 21

2 Tinggi (> Rata-Rata) 7 16 23

Jumlah 25 19 44

Sumber: data olahan data primer

1db = 1

Nilai X pada tabel dengan derajat bebas (db) = 1, α = 0,05 adalah 3,841 dengan

demikian nilai lebih besar dari nilai sehingga keputusan terima tolak

, artinya terdapat hubungan yang nyata antara penyuluh pertanian dengan produktivitas

kerja petani sayur di kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.

Derajat kecenderungan hubungan antara kedua variabel

C hit =

=

= 0,4795

= 47,95%

Artinya :

Derajat kencenderungan meningkatnya produktivitas tenaga kerja petani sayur

akibat mengikuti penyuluhan pertanian adalah sebesar 47,95%.

Page 122: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

122

Derajat kecenderungan rendahnya produktivitas tenaga kerja petani sebagai akibat

tidak mengikuti penyuluhan pertanian adalah sebesar 47,95%

C max =

=

=

= 0,707

Keeratan hubungan (r) adalah :

r =

r =

r =0,6783

Artinya terdapat derajat hubungan antara mengikuti penyuluhan pertanian dengan

produktivitas tenaga kerja petani sayur sebesar 67,83%.

Nilai =

=

=

= 0,6783 x 8,819

= 5,98

Karena = 5,98 ≥ (α 2 = 5% db = 44) = 3,841 maka tolak Ho, artinya terdapat derajat

hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas tenaga kerja

petani sayur pada taraf kepercayaan 95%.

Page 123: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

123

KUISIONER PENELITIAN No. Kuesioner

Judul Penelitian : Hubungan Penyuluh Pertanian dengan Produktivitas Kerja

Petani Sayuran Di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro

Jambi

Penelitian : Ana Puja Prihatin

No. Mahasiswa : D1B012062

Fakultas : Pertanian

Progam Studi : PPMA

I. Identitas Petani Responden

1. Nama :

2. Umur : Tahun

3. Pendidikan Terakhir :

4. Pekerjaan : a. Pekerjaan Utama :

b. Pekerjaan Sampingan :

5. Luas Lahan : Ha

6. Kepemilikan Lahan : Pribadi / Kelompok/ Pinjaman (*)

7. Jumlah Tanggungan Keluarga : Orang

8. Lama Berusahatani : Tahun

Page 124: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

124

Jenis Sayuran yang diusahakan

Jumlah

Produksi

(Kg)

Harga

(Rp/kg)

1.

2.

3.

4.

5.

Kegiatan Usahatani Sayuran

No Kegiatan

KETERANGAN

Jumlah Orang

Jumlah Hari Jam Kerja

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Pengolahan Tanah

-Manual

-Mekanis

2 Penanaman

3 Pemeliharaan

-Penyulaman

-Penyiraman

-Penyiangan

-Pemupukan

4 Pengendalian Hama

dan Penyakit

5 Pemanenan

-Pasca Panen

-Sortasi

-Pengangkutan

Jumlah

Page 125: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

125

II. Penyuluh Pertanian

1. Apakah Penyuluh Pertanian pernah menanyakan masalah atau kendala dalam

melakukan usahatani sayuran kepada Bapak/Ibu ?

a. Ya 3

b. Kadang-Kadang 2

c. Tidak 1

2. Apakah menurut Bapak/Ibu Penyuluh Pertanian memberikan cara pola tanam

dan pengiliran varietas tanaman sayur?

a. Ya 3

b. Kadang-Kadang 2

c. Tidak 1

3. Apakah Penyuluh Pertanian pernah mengarahkan Bapak/Ibu agar mau

menerapkan cara berusaha tani sayuran yang lebih berhasil guna

meningkatkan produksi ?

a. Ya 3

b. Kadang-Kadang 2

c. Tidak 1

4. Apakah menurut Bapak/Ibu Penyuluh Pertanian rutin mengadakan pertemuan

kelompok tani sayuran (1-2 minggu sekali) ?

a. Ya 3

b. Kadang-Kadang 2

c. Tidak 1

Page 126: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

126

5. Apakah Penyuluh Pertanian pernah menanyakan masalah atau kendala dalam

melakukan usahatani sayuran kepada Bapak/Ibu ?

a. Ya 3

b. Kadang-Kadang 2

c. Tidak 1

6. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai budidaya

tanaman sayur yang diberikan oleh penyuluh pertanian ?

a. Ya 3

b. Kadang-Kadang 2

c. Tidak 1

7. Apakah menurut Bapak/Ibu Penyuluh Pertanian mampu membimbing dan

mengarahkan anggota kelompok tani ?

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

8. Apakah Bapak/Ibu menjalin hubungan baik (komunikasi) dengan Penyuluh

Pertanian yang ada sekarang ini (memiliki nomor telepon penyuluh

pertanian)?

a. Ya 3

b. Kadang-Kadang 2

c. Tidak 1

9. Apakah Bapak/Ibu pernah terlibat (diikut sertakan) dalam proses penyusunan

progama penyuluhan pertanian?

a. Ya 3

Page 127: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

127

b. Kadang-Kadang 2

c. Tidak 1

10. Apakah Bapak/Ibu dapat merasakan manfaat dari adanya Penyuluh Pertanian

sekarang ini ?

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

III. Metode Penyuluhan Pertanian

11. Apakah Bapak/Ibu pernah melakukan percakapan langsung dengan penyuluh

pertanian berkaitan masalah yang Bapak/Ibu hadapi saat ini ?

a. Sering 3

b. Kadang-kadang 2

c. Tidak Pernah 1

12. Apakah penyuluh pertanian pernah melakukan kunjungan kerumah

Bapak/Ibu?

a. Sering 3

b. Kadang-Kadang 2

c. Tidak Pernah 1

13. Apakah menurut Bapak/Ibu waktu diadakannya pertemuan umum dengan

penyuluh pertanian tidak menggangu kegiatan pokok Bapak/Ibu ?

a. Tidak menggangu 3

b. Kadang-Kadang 2

c. Iya menggangu 1

Page 128: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

128

IV. Media Penyuluhan

14. Apakah Bapak/Ibu pernah menerima media cetak (foto, majalah, selebaran

dan poster) yang diberikan penyuluh pertanian ?

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

15. Apakah di dalam pertemuan penyuluhan, peyuluh menggunakan Alat bantu

(seperti : papan tulis, alat tulis, proyektor, dan perlengkapan ruangan) ?

a. Ya 3

b. Kadang-Kadang 2

c. Tidak 1

16. Apakah penyuluh pertanian pernah menggunakan alat peraga dalam proses

penyampaian dalam kegiatan penyuluhan pertanian kepada Bapak/Ibu ?

a. Ya 3

b. Kadang-Kadang 2

c. Tidak 1

V. Materi Penyuluhan Pertanian

17. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang pengolahan tanah sesuai anjuran dalam

berusahatani sayuran? (penggemburan tanah, pembuatan bedengan,

pengapuran jika pH tanah rendah (asam) dan pemberian pupuk dasar).

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

Page 129: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

129

18. Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara pemilihan benih sayuran yang baik

sebelum disemaikan? (ciri benih yang baik yaitu : tidak cacat atau utuh, tidak

mengandung campuran biji atau benda lain, memiliki daya kecambah lebih

dari 80%, dan bebas dari hama dan penyakit).

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

19. Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara penyemaian benih tanaman sayuran ?

(Persemaian adalah tempat untuk kegiatan memproses benih atau bahan lain

dari tanaman menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan)

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

20. Setelah penyemaian, apakah Bapak/Ibu mengetahui ciri bibit tanaman

sayuran yang baik sebelum dipindahkan ke area tanam ? (ciri bibit tanaman

yang telah siap dipindahkan yaitu tanaman yang memiliki tinggi ± 10 cm dan

memiliki 2-3 lembar daun)

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

21. Apakah Bapak/Ibu mengetahui teknik penyulaman tanaman sayur ?

(penyulaman dilakukan bila ada benih tanaman sayur yang mati atau tumbuh

secara tidak normal)

a. Ya 3

Page 130: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

130

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

22. Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara pengendalian hama dengan cara mekanis

dalam usahatani sayuran? (pengendalian secara mekanis dilakukan secara

langsung dengan menggunakan tangan maupun dengan bantuan alat dan

mesin pertanian, juga memasang pelindung antara tumbuhan hama misalnya

dengan rumah tanaman dan plastikultura).

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

23. Apakah bapak/ibu mengetahui pengendalian hama dan penyakit dengan cara

kimia dalam usahatani sayuran? (Pengendalian hama secara kimiawi

merupakan pengendalian hama dengan menggunakan zat kimia contohnya

menggunakan Pestisida).

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

24. Apakah Bapak/Ibu mengetahui jenis serta dosis pupuk yang digunakan dalam

budidaya sayuran ?

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

Page 131: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

131

25. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang kapan pemupukan harus dilakukan

pada usahatani sayuran ?

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

26. Apakah bapak/ibu mengetahui kriteria panen tanaman sayur yang bapak/ibu

tanam sekarang ? (kriteria panen pada tanaman sayur yaitu terjadi perubahan

warna, perubahan bentuk dan ukuran, daun-daun mulai mengering dan buah

sudah berkembang penuh, buah mudah dilepaskan dari tangkainya, dan

meningkatnya berat jenis buah).

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

27. Apakah Bapak/Ibu mengetahui jika keterlambatan panen pada usahatani

sayuran akan menyebabkan produksi sayur yang dihasilkan menurun?

a. Ya 3

b. Ragu-Ragu 2

c. Tidak 1

VI. Waktu Penyuluhan Pertanian

28. Apakah waktu diadakannya kegiatan penyuluhan pertanian, merupakan waktu

senggang Bapak/Ibu ? (waktu senggang yaitu waktu yang tidak menggangu

kegiatan usahatani yang sedang bapak/ibu lakukan)

a. Ya 3

b. Ragu-ragu 2

Page 132: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

132

c. Tidak 1

29. Bagaimana pelaksanaan penyuluhan pertanian yang diadakan oleh Petugas

Penyuluh Lapang (PPL) kepada Bapak/Ibu ?

a. Rutin Tiap Bulan 3

b. Tidak Tiap Bulan (Kadang-Kadang Dilaksanakan) 2

c. Tidak Pernah Dilaksanakan Sama Sekali 1

VII. Tempat Penyuluhan Pertanian

30. Apakah menurut Bapak/Ibu tempat diadakannya penyuluhan strategis dan

mudah dijangkau oleh bapak/ibu ?

a. Ya 3

b. Kadang-Kadang 2

c. Tidak 1

Page 133: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

133

Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian

Gambar : Pengolahan lahan untuk tanaman sayur

Gambar : Tanaman sayuran untuk komoditi timun

Gambar : Tanaman timun yang siap panen

Page 134: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

134

Gambar : Proses pemanen tanaman timun

Gambar : Tanaman timun diangkut ke tempat pengumpulan

Gambar : Tanaman timun yang telah disortir

Page 135: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

135

Gambar : Tanaman sayuran komoditi kacang panjang

Gambar : Tanaman sayuran komoditi terung

Gambar : Tanaman sayuran komoditi cabai

Page 136: SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

136

Gambar : Saat wawancara dengan salah satu responden

Gambar : Saat wawancara dengan salah satu responden