“siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa...

33
| | BAHAN SAAT TEDUH EDISI NO. 262 FEBRUARI 2018 262 | | 二零 “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.” [Amsal 11:25]

Upload: ngokien

Post on 02-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

| |BAHAN SAAT TEDUH EDISI NO. 262 FEBRUARI 2018

262 || 二零

“Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.”

[Amsal 11:25]

Page 2: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

PERSPEKTIF ditulis tidak untuk menggantikan Alkitab, tetapi sebagai alat penunjang yang membantu kita untuk mengerti firman Tuhan lebih dalam dan sistematis untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda. Prinsipnya adalah kem-bali kepada sumber pertumbuhan itu sendiri, yaitu Alkitab. Back to the Bible!

PERSPEKTIF disusun berdasarkan kurikulum yang dalam jangka waktu tertentu, bila Anda setia mengikutinya, maka Anda diharapkan akan memper-oleh gambaran yang cukup jelas secara keseluruhan Alkitab.

Untuk dapat memanfaatkan bahan ini secara maksimal, Anda dapat meng-ikuti saran-saran praktis sebagai berikut:

Sediakan waktu teratur setiap hari sedikitnya 20 menit.Carilah tempat yang tenang, hindari suara-suara yang dapat meng-ganggu konsentrasi Anda.Tenangkan hati dan berdoalah terlebih dahulu memohon pimpinan Tuhan.Bacalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan pada hari itu 2-3 kali hingga paham benar, kemudian renungkanlah.Bacalah artikel yang tersedia, dan berusahalah menjawab pertanyaan refleksi yang ada dengan jujur. Setiap jawaban dapat pula Anda tuliskan pada sebuah agenda pribadi untuk dapat dibaca lagi sewaktu-waktu.Doakanlah apa yang telah Anda renungkan, serahkan diri Anda hari itu kepada Tuhan, mohon kekuatan dari-Nya untuk hidup sesuai firman Tuhan dan melakukan tekad yang Anda buat hari itu maupun hari sebelumnya. (Doakan pula pokok doa syafaat yang telah disediakan)

SARAN-SARANPRAKTIS

BERSAAT TEDUH

Penerbit: BPH Majelis Umum GKA Gloria SurabayaAlamat: Jl. Pacar 9-17, Surabaya 60272 Tel. (031) 534 5898 Fax. (031) 545 2907Email: [email protected] Bank: BCA a/c 256 532 5777 a.n. Gereja Kristen Abdiel Gloria

www.gkagloria.or.idPERSPEKTIF

Penulis edisi 262:Alex Gunawan, Anggiat M. Pandiangan, Christine KurniatiDavid S. Kosasih, Ie David, Hendry Heryanto, Jonatan D. PutraLiem Sien Liong, Liona Margareth, Otniol H. Seba, Pinvatanis GeaRohani, Timotius Alfa, William Liem, Yohanes SudiartoPenerjemah: Tertiusanto

Page 3: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

EDITORIAL

Lectio Divinaemasuki bulan kedua di tahun 2018, tentunya harapan dan doa

Mkita adalah tetap setia membangun hubungan dengan Tuhan melalui saat teduh dan berdoa. Meski kita tahu akan ada kesulitan

dan tantangan yang kita hadapi, iman dan pengharapan itu akan menjadi “sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita” dalam menjalani kehidupan pada tahun ini.

Renungan PERSPEKTIF di tahun 2018 ini disusun secara berurutan mulai dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Kiranya PERSPEKTIF dapat menjadi bahan bagi kita untuk “Lectio Divina” sehingga kita dapat mengerti “apakah yang menjadi kehendak Tuhan untuk kita jalani di dalam hidup kita. Pertanyaan yang muncul, apakah yang dimaksud dengan “Lectio Divina”? Apakah manfaatnya bagi kita?

Lectio Divina adalah sebuah kalimat dari bahasa Latin, yang berarti “pembacaan ilahi” atau Pembacaan Kitab Suci. Ini merupakan sebuah cara untuk mempelajari, menyelami, mendengarkan, berdoa dan melakukan sesuatu dari sabda Tuhan di dalam kehidupan kita. Setidaknya ada 4 langkah dalam melakukan Lectio Divina:

Pertama, Lectio (Membaca). Sisihkanlah waktu dan bacalah bagian Alkitab secara perlahan-lahan. Usahakan untuk memahami Firman Tuhan yang sedang dibaca. Baca nas yang sama untuk kedua kalinya. Dengarkan setiap kata atau frasa yang berbicara kepada anda, dan dengarkan dengan hati anda.

Kedua, Meditatio (Merefleksi). Baca kembali nas itu secara perlahan-lahan. Ketika Anda merasakan ada kata atau frasa yang berbicara kepada Anda, ambillah waktu untuk mempertimbangkan kata atau frasa atau nas Firman Tuhan yang mempunyai keterkaitan dengan hidup anda.

Ketiga, Oratio (Merespon). Baca kembali nas itu secara perlahan-lahan. Pertimbangkan sekarang, bagaimana Firman Allah telah berbicara kepada Anda melalui nas itu dan meresponslah kembali kepada-Nya. Pertimbangkan tindakan-tindakan nyata yang akan Anda lakukan dari nas yang Anda baca.

Keempat, Contemplation (Berdiam Diri). Sekarang ambil beberapa waktu untuk tetap diam di hadapan Tuhan.

Mengakhiri editorial ini, perlulah kita merenungkan perkataan bijak ini, “Seek by reading and you will find by meditating. Knock by praying and it will be opened to you in contemplation.” Dikutip dari St. John of The Cross.

Page 4: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

01KAMIS

FEBRUARI 2018

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 9:1-57Bacaan setahun: Keluaran 27-28, Markus 4

“Apa yang diperbuat orang itu juga yang akan dituainya.” Itulah gambaran yang dapat diberikan terkait kisah ini. Kejahatan yang dilakukan oleh Abimelekh menuai bencana di dalam hidupnya. Abimelekh mati oleh karena kejahatannya sendiri. Nama “Abimelekh” berarti “Raja (yang ilahi) adalah Bapakku.” Dalam nama ini terkandung pengertian: TUHAN adalah Bapakku. Nama ini juga berarti: TUHAN yang memimpin, menjaga, dan memelihara pribadi yang memiliki nama ini. Namun perbuatan Abimelekh tidak sesuai dengan namanya. Perbuatan yang dilakukannya tidak menunjukkan bahwa TUHAN itu raja atas Israel. TUHAN itu pemimpin dan penjaga atas hidupnya. Abimelekh melakukan perbuatan keji. Untuk menjadi raja, dia menghasut saudara-saudara ibunya agar memilih dia, sesudah itu ia membunuh ke-70 saudara-saudaranya, namun Yotam berhasil meloloskan diri (bnd. 9:5). Kemudian, Abimelekh berhasil menjadi raja atas Sikhem. Tiga tahun lamanya Abimelekh memimpin dengan tenang, setelah itu terjadi pemberontakan besar atas kepemimpinan Abimelekh yang dipimpin oleh Gaal bin Ebed (bnd. ay. 26-33). Pertempuran terjadi dan para pengikut Gaal bin Ebed terdesak sampai ke kota Tebes. Orang-orang yang terdesak itu kemudian berlindung di menara kota. Ketika Abimelekh dan pasukannya menyerang, suatu peristiwa terjadi, di mana seorang perempuan yang berada di atas sotoh menara itu, melemparkan batu kilangan dan tepat mengenai kepala Abimelekh, seketika itu pecahlah kepalanya dan robohlah dia, sebelum mati, Abimelekh meminta bujangnya untuk membunuh dia, supaya jangan ia mendapat malu, karena mati di tangan seorang perempuan. Inilah akhir hidup Abimelekh. Pelajaran penting untuk kita renungkan, janganlah pernah melakukan kejahatan di dalam hidup kita. Karena apa yang kita lakukan, itu juga yang akan kita tuai. Allah tidak pernah tutup mata dengan dosa dan kejahatan yang kita perbuat. Ingatlah jalan pengampunan tersedia bagi orang yang mau bertobat dan kembali ke jalan Allah.

Berdoalah: Tuhan kami, jangan biarkan hati kami tergoda untuk melakukan kejahatan di dalam hidup kami. Kuatkan dan teguhkan kami untuk selalu hidup sesuai dengan Firman-Mu.

AKIBAT PERBUATAN JAHAT

“Demikianlah Allah membalaskan kejahatan yang dilakukan oleh Abimelekh kepada ayahnya, yaitu pembunuhan

atas ketujuh puluh saudaranya.”(Hakim-Hakim 9:56)

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang dilakukan Abimelekh untuk menjadi raja Sikhem? (2) Allah tidak membiarkan kejahatan seseorang. Apa yang terjadi kemudian dengan Abimelekh?

Page 5: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

JUMAT

02“Sesudah Abimelekh, bangkitlah Tola bin Pua bin Dodo,

seorang Isakhar, untuk menyelamatkan orang Israel. Ia diam di Samir, di pegunungan Efraim.”

(Hakim-Hakim 10:1)

STUDI PRIBADI: (1) Ceritakan secara singkat kondisi Israel ketika hakim Tola bin Pua bin Dodo berkuasa? (2) Apa sebenarnya yang Tuhan harapkan dari kita, melalui bagian ini?

Berdoalah demikian: Tuhan ajarkan kami supaya kami melayani-Mu dengan penuh kesungguhan hati, agar segenap pelayanan yang Engkau percayakan kepada kami, dapat berjalan seperti yang Engkau kehendaki.

ehidupan pada zaman ini lebih mengutamakan peristiwa-peristiwa

Kyang spektakuler, sehingga hal-hal yang sederhana menjadi sesuatu yang tidak pernah dipedulikan kebanyakan orang. Dengan

kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan hidup seseorang. Memang ada tokoh yang sangat luar biasa, yang mewarnai kehidupan di dunia ini, namun jangan pernah lupa bahwa masih ada banyak orang yang melakukan hal-hal yang sederhana demi menjaga kelangsungan hidup manusia di dunia ini. Hakim Tola bin Pua bin Dodo termasuk seorang hakim muda yang data dirinya hanya sedikit. Tugas utamanya sebagai hakim, tidaklah berbeda dengan para hakim yang sebelumnya, yaitu menyelamatkan Israel sebagai umat Allah yang dikasihi-Nya. Data singkat dari Hakim Tola adalah, bahwa dia disebut sebagai pendiri sebuah kelompok suku (Bil. 26:23). Tola dan Pua adalah nama yang umum di kalangan suku Isakhar. Ia diam di Samir, di pengunungan Efraim, yang sangat mungkin terletak di dekat Yizreel. Tidak memiliki prestasi di bidang militer yang membuat nama mereka diingat, namun dirinya dikenal karena Hakim Tola memiliki kedudukan yang cukup stabil dan menjalankan tugas dalam kurun waktu yang relatif lama, yaitu 23 tahun. Yang menarik adalah keadaan Israel pada masa tugas Hakim Tola dan Yiar; mereka mengalami masa aman, karena tidak ada ancaman dari pihak asing yang mengganggu Israel. Sedangkan Hakim Yair adalah salah satu putra Manasye (Bil. 32:41), yang menjadi hakim menggantikan Hakim Tola. Hakim Yair mengabdi untuk melayani Israel lebih pendek sedikit dibandingkan dengan Hakim Tola, yaitu 22 tahun (Hakim 10:3). Apabila dibandingkan dengan nama-nama besar seperti Gideon atau Debora, maka Tola dan Yair, bukanlah hakim yang terkenal. Mereka hanya mengambil sedikit ruang dalam sejarah Israel. Namun demikian, tugas sederhana yang mereka lakukan dengan setia menjadi sebuah tanggung jawab yang besar dan sangat memberi dampak dalam menciptakan rasa aman dalam kehidupan bangsa Israel.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 10:1-5Bacaan setahun: Keluaran 29-30, Markus 5

FEBRUARI 2018

KESEDERHANAAN YANG MENJAGA KESTABILAN

Page 6: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

03SABTU

“Kata orang Israel kepada TUHAN: Kami telah berbuat dosa. Lakukanlah kepada kami segala yang baik di mata-Mu.

Hanya tolonglah kiranya kami sekarang ini!” (Hakim-Hakim 10:15)

Berdoalah: Tuhan ampunilah kami jika kami sebagai umat-Mu, berlaku tidak setia dengan melanggar Firman-Mu dan hidup tidak kudus di hadapan-Mu. Kiranya hamba-Mu diubahkan dan berbalik menyenangkan-Mu Tuhan.

ehidupan manusia diwarnai dengan pilihan untuk menentukan

Kperjalanan kehidupan mereka. Apabila kita memilih untuk hidup bergaul dengan teman-teman yang tidak baik, maka kita juga akan

memiliki kehidupan yang tidak baik. Namun berita baiknya, adalah bahwa manusia juga diberi kesempatan untuk memulai kehidupan yang lebih baik. Di sinilah kita ditantang kembali untuk memilih sebuah pilihan yang lebih baik daripada yang lampau. Kehidupan Israel, pada masa setelah Hakim Yair, dituliskan: mereka memilih untuk beribadah kepada para Baal dan para Asytoret, kepada para allah orang Amon, dan meninggalkan Allah (Hak. 10:6). Oleh karena pilihan inilah, mereka membangkitkan murka Allah dan penghukuman dari Allah. Kalimat “orang Israel sangat terdesak”, menunjukkan sebuah kondisi yang tidak mungkin lagi untuk diatasi dengan kekuatan sendiri, sebuah tekanan yang sangat berat dalam kehidupan. Dengan kondisi seperti itu, Bangsa Israel berseru (berpaling) kepada Allah, memohon pertolongan-Nya. Ada tiga unsur yang penting dalam sebuah pertobatan, yaitu: Pertama, Mengakui bahwa dirinya telah berdosa terhadap Allah (Hak. 10:10). Pengakuan ini sangat penting, sebab berdasarkan kepada sebuah kesadaran yang paling dalam yaitu bahwa dirinya telah melukai hati Allah dengan sengaja. Kedua, Menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan, baik itu hukuman ataupun pengampunan yang akan ia terima (Hak. 10:15). Kesadaran bahwa hanya Allah saja yang dapat mengampuni kesalahan diri kita atau melakukan sesuatu yang baik, merupakan pengharapan untuk kita memperoleh pertolongan dari Allah. Ketiga, Meninggalkan dosa dan kesalahannya (Hak. 10:16). Berpaling kepada Allah harus disertai dengan sebuah tekad untuk meninggalkan dosa dan melakukan kembali apa yang diperintahkan oleh Allah. Bagian kehidupan Bangsa Israel ini ditutup dengan penyataan yang memberikan kelegaan dan pengharapan untuk sebuah kehidupan lebih baik, bahwa bangsa itu bertobat (bnd. Hak 10:15-16).

STUDI PRIBADI: Apakah yang Allah harapkan dari umat-Nya yang telah jatuh ke dalam dosa dan penyembahan berhala?

BELAS KASIH DARI HATI ALLAH

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 10:6-18Bacaan setahun: Keluaran 31-32, Markus 6

FEBRUARI 2018

Page 7: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

04MINGGU

mumnya, ketika membaca bagian ini, kita langsung tertuju kepada

Utokoh Yefta. Namun, kali ini mari kita mencoba untuk melihat tokoh yang berbeda, yaitu saudara-saudara Yefta.

Tercatat pada ayat 1 bahwa Yefta merupakan seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi dilahirkan dari seorang perempuan sundal. Pada ayat selanjutnya, dikisahkan bagaimana saudara-saudaranya mengusir Yefta (ayat 2). Karena diusir, maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya dan ia diam di tanah Tob (ayat 3). Akan tetapi, beberapa waktu kemudian, mereka justru mendatangi Yefta untuk meminta bantuan darinya (ayat 6). Akhirnya, Yefta pun membantu untuk berperang melawan bani Amon dan Tuhan menyertainya. Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak istrinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain (Hakim-Hakim 11:1-2). Saudara-saudara Yefta menganggap bahwa Yefta tidak berhak untuk menerima warisan keluarga, karena ia lahir dari seorang perempuan sundal. Dengan kata lain, saudara-saudara Yefta telah memandangnya sebelah mata karena ia dilahirkan dari seorang perempuan sundal. Sadar maupun tidak, terkadang kita pun juga melakukan apa yang saudara-saudara Yefta lakukan. Kita terkadang suka memandang orang dengan sebelah mata. Kita cenderung hanya melihat apa yang menjadi kekurangan dari orang tersebut. Sehingga kita lupa bahwa sesungguhnya orang itu pun memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak kita miliki. Di mana kelebihan itu mungkin saja bisa berguna untuk menolong kita, suatu waktu nanti. Oleh karena itu, mari kita belajar untuk tidak memandang orang lain dengan sebelah mata, karena kekurangan yang ada pada diri mereka.

“Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir

Yefta, ... sebab engkau anak dari perempuan lain.” (Hakim-Hakim 11:2)

Berdoalah agar Tuhan memampukan setiap kita untuk dapat menghargai orang lain secara utuh, sehingga kita tidak berdosa kepada-Nya karena memandang orang lain sebelah mata.

STUDI PRIBADI: (1) Siapakah Yefta itu? Jelaskanlah! (2) Mengapa saudara-saudara Yefta mengusir Yefta?

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 11:1-28Bacaan setahun: Keluaran 34-35, Markus 7

FEBRUARI 2018

SERING MEMANDANG SEBELAH MATA

Page 8: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

05SENIN

efta telah merasakan secara langsung tuntunan TUHAN. Bahkan,

Ysesungguhnya TUHAN sendirilah yang berperang sehingga Yefta dapat mengalahkan bani Amon. Akan tetapi pada bagian ini muncul

sesuatu yang tidak umum terjadi, yaitu Yefta bernazar kepada Tuhan, katanya: “Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan Tuhan, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran” (ayat 30-31). Ketika nazar itu telah terucap, maka Yefta harus melakukan apa yang telah ia nazarkan. “Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu; jadi gadis itu tidak pernah kenal laki-laki. Dan telah menjadi adat di Israel, bahwa dari tahun ke tahun anak-anak perempuan orang Israel selama empat hari setahun meratapi anak perempuan Yefta, orang Gilead itu (bnd. ay. 39-40). Nazar merupakan sebuah janji antara seseorang dengan TUHAN. Sehingga, jika seseorang telah mengucapkan nazarnya maka ia harus melaksanakan nazar itu. Dengan demikian, sesungguhnya seseorang tidak boleh mengucapkan nazar dalam keadaan tidak stabil,—terlalu senang ataupun terlalu sedih, atau dalam keadaan tergesa-gesa. Seseorang yang hendak bernazar harus memikirkan nazar itu sungguh-sungguh, baru kemudian nazar itu dapat diucapkan. Berdasarkan bacaan Alkitab hari ini, kita dapat melihat bahwa nazar yang Yefta ucapan merupakan nazar yang terburu-buru. Akibatnya adalah hati Yefta kemudian menjadi hancur, karena ia harus mempersembahkan anaknya perempuan (ayat 35). Yefta tidak dapat mengingkari nazar yang telah diucapkannya, sehingga sekalipun menyakitkan, ia harus tetap melaksanakan apa yang telah dinazarkannya. Marilah kita belajar untuk tidak terburu-buru dalam mengucapkan janji atau nazar di hadapan TUHAN.

“Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, maka... itu akan menjadi kepunyaan Tuhan, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran.”

(Hakim-Hakim 11:30-31)

STUDI PRIBADI: (1) Yefta ataukah TUHAN yang sesungguhnya mengalahkan bani Amon? (2) Apakah nazar yang telah diucapkan dapat diingkari?

Berdoalah agar setiap anak Tuhan tidak sembarangan dalam mengucapkan janji atau nazar di hadapan TUHAN. Dan jika sudah bernazar, ia melakukan nazarnya dengan tuntas.

BOLEHKAH BERNAZAR?

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 11:29-40Bacaan setahun: Keluaran 36-38, Markus 8

FEBRUARI 2018

Page 9: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

SELASA

06

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa suku Efraim merencanakan membunuh Yefta? (2) Tuliskan hal-hal apa yang Tuhan telah kerjakan melalui hidup kita untuk pelayanan-Nya?

erikop yang kita baca adalah kisah Yefta, seorang yang berasal dari

PGilead, suku Manasye. Cerita ini berawal ketika peperangan hebat terjadi antara Yefta dan rakyatnya melawan bani Amon. Pada waktu

itu, Yefta mengajak suku Efraim bergabung dalam peperangan melawan bani Amon, namun panggilan tersebut tidak mereka indahkan. Akhirnya, Yefta bersama rakyatnya, tanpa pasukan suku Efraim, berperang melawan bani Amon. Atas pimpinan Tuhan, pasukan bani Amon akhirnya dikalahkan oleh pasukan yang dipimpin oleh Yefta. Setelah kemenangan diraih Yefta, maka datanglah pasukan suku Efraim. Tujuan mereka datang adalah membunuh Yefta. Mereka beralasan bahwa Yefta tidak pernah mengikutsertakan dan mengajak pasukan suku Efraim untuk berperang melawan bani Amon. Pada saat melawan pasukan suku Efraim ini, Yefta mengumpulkan orang-orang dari suku Gilead, dan berperang melawan pasukan suku Efraim yang pada akhirnya dimenangkan oleh pasukan Yefta. Hal yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini adalah kesombongan suku Efraim telah menjadi sumber kehancuran mereka. Peristiwa ini bukan hanya membawa dampak buruk bagi suku Efraim, sekaligus memberikan peringatan kepada kita semua. Pada waktu kita melayani, seringkali sulit bagi kita bersukacita melihat yang dilakukan Tuhan melalui orang lain yang berhasil dalam pelayanan mereka. Kita lebih mudah bersukacita, apabila diri kita sendiri yang mengerjakannya. Kadang kita sulit melihat pekerjaan orang lain yang berhasil dan diberkati Tuhan, dimana kita tidak berbagian di dalamnya. Sifat ini menunjukkan kesombongan kita. Sifat yang ditunjukkan oleh suku Efraim dimana mereka tidak bersukacita, ketika Yefta diberkati Tuhan dan menang dalam peperangan. Karena suku Efraim tidak berbagian di dalamnya. Kiranya Tuhan terus menolong kita untuk memiliki kerendahan hati dan bersukacita atas karya Tuhan dalam pelayanan yang dikerjakan oleh sesama saudara seiman kita di dalam Tuhan.

Beerdoalah agar Tuhan mengajarkan kepada setiap umat-Nya hati yang senantiasa bersukacita di dalam menjalani panggilan pelayanan yang sudah Tuhan percayakan.

“Ketika kulihat, bahwa tidak ada yang datang menyelamatkan aku, maka aku mempertaruhkan nyawaku dan aku pergi

melawan bani Amon itu, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tanganku...” (Hakim-Hakim 12:3)

BERSUKACITA ATAS KEBERHASILAN ORANG LAIN

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 12:1-7Bacaan setahun: Keluaran 39-40, Markus 9

FEBRUARI 2018

Page 10: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

07RABU

ada bagian Firman Tuhan ini, ada 3 hakim Israel diceritakan secara

Psingkat. Dari kisah tersebut, kita mendapatkan informasi mengenai nama, asal, lama mereka memerintah, keturunannya, serta tempat

mereka dimakamkan. Dari kisah hakim-hakim tersebut, kita memahami bahwa keselamatan Allah atas bangsa Israel dilakukan melalui orang-orang yang memiliki banyak perbedaan dan juga keterbatasan. Ada dua hal yang kita dapat pelajari dari perikop ini: Pertama, Alkitab menceritakan keterlibatan dan penyertaan Tuhan adalah hal yang paling utama dalam sepanjang sejarah hidup manusia. Walaupun manusia juga berperan penting dan selalu dilibatkan dalam menyatakan karya Tuhan, Tuhan ingin menyadarkan bahwa manusia bukanlah pusat dari pekerjaan Tuhan. Tuhanlah yang menjadi pusatnya. Seluruh kemuliaan hanyalah milik Tuhan. Kedua, kita belajar dari ayat-ayat tersebut, ada perbedaan kehidupan di antara setiap manusia yang dipakai Tuhan. Bila dibandingkan dengan perikop sebelumnya mengenai kisah Hakim Yefta, maka ada perbedaan antara Yefta dan Ebzan, khususnya mengenai keturunan mereka. Tuhan memberikan hanya satu anak kepada Yefta, namun Tuhan memberikan banyak anak kepada Ebzan. Sebagai manusia yang lemah dan memiliki keterbatasan, kita seringkali tidak mengerti secara detail cara Tuhan mengasihi dan memimpin umat-Nya. Namun sebagai orang yang percaya akan kedaulatan, keagungan dan kekuasaan Tuhan, kita harus percaya dan selalu bersandar kepada-Nya serta meyakini satu hal, bahwa Tuhan memiliki rancangan yang terbaik dalam kehidupan setiap umat-Nya. Tuhan tidak akan meninggalkan umat yang mengasihi-Nya, Tuhan akan menyertai dan berkerja di dalam segala sesuatu, dan akan memimpin dengan cara-Nya sendiri. Sebagaimana Tuhan memakai setiap hakim dengan segala perbedaannya, demikian pula Tuhan bisa memakai setiap kita dalam keberbedaan kita untuk saling membangun dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.

“Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.”

(Ibrani 13:8)

STUDI PRIBADI: Setelah membaca bagian Firman Tuhan ini, apakah pelajaran rohani yang dapat kita terapkan di dalam kehidupan masa kini?

Berdoalah: Tuhan, kami manusia lemah dan penuh keterbatasan, di dalam kelemahan dan keterbatasan kami, kami mau mempersembahkan diri kami untuk dipakai di dalam pelayanan-Mu, Amin.

HANYA SATU YANG TETAP

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 12:8-15Bacaan setahun: Imamat 1-3, Markus 10

FEBRUARI 2018

Page 11: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

KAMIS

08

STUDI PRIBADI: (1) Jika bangsa Israel layak menerima hukuman Tuhan, mengapa pula Tuhan yang membangkitkan penolong bagi mereka? (2) Apa tujuan Tuhan melakukannya?

“Ia harus berpegang pada segala yang Kuperintahkan kepadanya.”

(Hakim-Hakim 13:14b)

Berdoalah bagi jemaat agar mereka menghayati kasih dan kesetiaan Tuhan dalam kehidupan mereka, sehingga dalam keadaan apapun mereka tetap merasakan kekuatan di dalam Tuhan.

alam Kitab Hakim-Hakim, kita tidak banyak menemukan kesetiaan

Dbangsa Israel terhadap Tuhan. Baru saja mereka mengalami kehidupan yang nyaman dan aman, mereka segera berbalik

membelakangi Tuhan. Seperti pepatah mengatakan: “Kacang lupa dengan kulitnya,” demikian mereka sering kali lupa akan Tuhan. Itulah sebabnya, mereka disebut sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Suatu bangsa yang tidak taat dan sering melupakan Tuhan. Realita kehidupan Israel ini merupakan realita kita juga. Ketika Tuhan memberikan keberhasilan, sering kali kita menjadi takabur dan merasa bahwa semua itu karena kita; kemudian kita berubah setia kepada Tuhan. Namun, Tuhan tidak pernah menyangkali janji dan kasih-Nya terhadap umat pilihan-Nya. Sekalipun mereka mendukakan hati-Nya; kasih-Nya selalu Ia berikan, bersamaan dengan hukuman yang diberikan oleh-Nya. Di awal pasal 13 dicatat: “Orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Filistin empat puluh tahun lamanya” (ay. 1). Inilah konsekuensi ketidaksetiaan mereka. Namun demikian, tidak selamanya Tuhan murka terhadap mereka. Ia pun memberi pertolongan, membangkitkan seorang Nazir, seorang yang dikhususkan Tuhan untuk menolong umat-Nya (ay. 5). Dialah Simson; seorang yang disertai dan diberkati oleh Tuhan (ay. 24-25). Kehadiran Simson bagi bangsa Israel merupakan bukti, bahwa Tuhan tidak bisa menyangkali janji dan kasih-Nya kepada mereka. Tuhan campur tangan dalam kehidupan umat-Nya, sekalipun umat-Nya sering kali tidak melihat dan memahami bagaimana Tuhan mengerjakannya. Orang tua Simson pun merasakan bahwa kesetiaan Tuhan diwujudkan dengan peneguhan janji yang telah diucapkan kepada mereka; bahkan sekalipun mereka telah melihat-Nya, mereka tidak mati (ay. 22-23). Jika Tuhan begitu setia terhadap umat-Nya; maukah Anda setia kepada-Nya? Marilah kita hidup setia kepada Tuhan, sebab Tuhan terlebih dahulu setia dan tetap setia kepada umat-Nya.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 13:1-25Bacaan setahun: Imamat 4-5, Markus 11

FEBRUARI 2018

KESETIAAN TUHAN ATAS UMAT-NYA

Page 12: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

09JUMAT

STUDI PRIBADI: (1) Apakah tiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita memiliki maksud? Bagaimana pendapat Anda? (2) Apa yang terjadi di balik pernikahan Simson?

“Tetapi ayahnya dan ibunya tidak tahu bahwa hal itu dari pada TUHAN asalnya …”

(Hakim-Hakim 14:4)

Berdoalah bagi jemaat Tuhan agar mereka semakin bertumbuh mengenal Tuhan dan menyerahkan segala sesuatu dalam hidup mereka kepada Tuhan yang menjadi sumber perteduhan mereka.

da kalanya hidup berjalan tidak seperti yang kita harapkan; bahkan

A itu terjadi di luar kebiasaan hidup kita. Pada umumnya, ketika hal ini terjadi, mungkin kita menyebut: “kok aneh ya?” atau “ini mungkin

kebetulan aja!?” “Mengapa ini bisa terjadi?” Apapun yang menjadi respons kita terhadapnya, kita tidak dapat menyangkalinya; seolah-olah ada sesuatu di luar diri kita yang sedang memiliki maksud tertentu di balik peristiwa yang kita hadapi. Demikianlah dengan keinginan Simson menikahi gadis dari bangsa Filistin. Keinginan itu bukan keinginan yang biasa pada masa itu. Bukanlah sebuah tradisi bangsa Israel, jika seorang laki-laki Israel mengambil istri dari bangsa lain, yang tidak bersunat. Itulah sebabnya orang tua Simson, dengan bahasa diplomatis mengatakan: “Tidak adakah di antara anak-anak perempuan sanak-saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita seorang perempuan, sehingga engkau pergi mengambil istri dari orang Filistin, orang-orang yang tidak bersunat itu?” (ay. 3). Namun penulis Kitab Hakim-Hakim bersegera memberitahu kepada kita, bahwa apa yang diinginkan Simson terhubung dengan maksud Tuhan untuk menghakimi bangsa Filistin (ay. 4). Simson dengan sadar berkehendak menikahi gadis dari bangsa Filistin, tetapi Tuhanlah yang merancang dan menyatakan kehendak-Nya atas Simson maupun bangsa Filistin. Penghakiman dan penghukuman Tuhan telah dinyatakan kepada bangsa Filistin melalui Simson dan teka-tekinya (ay. 10-20). Dari kisah Simson ini kita belajar, bahwa Tuhanlah yang memegang kendali atas hidup maupun sejarah umat manusia. Tak satupun peristiwa yang lepas dari maksud dan rencana Tuhan atas umat-Nya maupun rencana-Nya atas dunia pada umumnya. Karena itu, marilah kita tidak takut dan gentar atas apa yang terjadi dalam hidup kita; sebab Dia Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang berdaulat atas ciptaan-Nya. Sebaliknya, marilah kita hidup takut akan Tuhan dan mengerjakan firman-Nya. Kiranya Tuhan dipermuliakan atas hidup kita.

BUKAN SEBUAH KEBETULAN

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 14:1-20Bacaan setahun: Imamat 6-7, Markus 12

FEBRUARI 2018

Page 13: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

SABTU

“Ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel dalam zaman orang Filistin, dua puluh tahun lamanya.”

(Hakim-Hakim 15:20)

Berdoalah: Tuhan tolonglah jemaat-Mu ini, supaya kami dapat memahami rencana-Mu atas hidup kami ini. Mampukan kami untuk setia dan bersandar penuh kepada Engkau, Amin.

10

acaan Alkitab hari ini menampilkan sisi yang tampaknya negatif dari

BSimson. Dia membakar ladang gandum orang Filistin, membunuh orang-orang yang telah membakar istri dan mertuanya. Diri Simson

yang ditampilkan dalam bacaan hari ini adalah seorang yang emosional, suka balas dendam dan tidak ragu-ragu untuk membunuh orang. Namun terlepas dari sisi yang tampaknya negatif ini, kita harus melihat apa yang dilakukan Simson ini sebagai “tindakan yang diizinkan Allah” pada masa itu (saya percaya pada zaman sekarang Tuhan tidak lagi mengizinkan umat-Nya melakukan kekerasan dan pembunuhan). Gambaran dalam Hakim-Hakim 14:4 menunjukkan bahwa Tuhan memakai Simson menjadi Hakim (pemimpin) umat Israel untuk menghukum orang Filistin, karena Filistin adalah musuh umat-Nya. Dalam menggenapi rencana agung Tuhan tersebut, Tuhan memberi kekuatan khusus kepada Simson untuk menghukum orang Filistin. Dalam Hakim-Hakim 15:14 dikatakan, Roh Tuhan berkuasa atas Simson sehingga tali-tali yang mengikat tangan Simson menjadi seperti batang rami yang telah habis dimakan api, dan segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya. Dengan kekuatan itu, Simson terlepas dari belenggu dan memukul tewas seribu orang Filistin. Setelah memukul tewas seribu orang Filistin, Simson sangat kehausan dan tidak ada air untuk diminum. Untuk menolong Simson, Allah membelah liang batu yang di Lehi, dan keluarlah air dari situ sehingga Simson kembali kuat dan segar. Melalui kisah Simson ini kita bisa menarik sebuah pelajaran, bahwa dalam menggenapi rencana Tuhan dalam hidup kita, pastilah Tuhan akan menyediakan kekuatan, hikmat, bahkan kebutuhan-kebutuhan mendasar kita. Terlebih, Tuhan bisa memakai hal-hal kecil yang ada di sekitar kita untuk menolong kita menggenapi rencana-Nya. Yang terpenting, adakah kita peka menyadari segala providensia Tuhan dalam kehidupan kita? Mari kita bersama hidup melakukan kehendak Tuhan bersama-sama, sehingga nama Tuhan yang dimuliakan di dalam kehidupan kita.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 15:1-20Bacaan setahun: Imamat 8-10, Markus 13

FEBRUARI 2018

STUDI PRIBADI: (1) Apa alasan utama Simson turun berperang dengan orang Filistin? (2) Pelajaran rohani apa yang dapat kita ambil dan terapkan dari kisah ini?

PANGGILAN DAN PROVIDENSIA ALLAH

Page 14: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

MINGGU

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Simson dapat kehilangan kekuatannya? Mengapa Simson membuka rahasianya kepada Delila? (2) Bagaimana agar kita, umat Tuhan, bisa menang atas godaan-godaan yang ada di dalam dunia ini?

“Aku cinta kepadamu, padahal hatimu tidak tertuju kepadaku? Sekarang telah tiga kali engkau mempermain-mainkan aku

dan tidak mau menceritakan kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar.” (Hakim-Hakim 16:15)

Berdoalah bagi setiap jemaat Tuhan agar dimampukan oleh Tuhan untuk menghadapi segala macam godaan di dalam dunia ini, dan boleh menang dalam nama-Nya.

11

TITIK LEMAHetiap manusia mempunyai titik kuat tetapi sekaligus titik lemah dalam

Skehidupannya. Begitu pula dengan Simson, dia seorang yang kuat secara fisik, tenaganya mampu mencabut daun pintu gerbang kota

yang sangat besar dengan tangan kosong (ay.3). Namun demikian, Simson mempunyai titik lemah dalam hal wanita. Dia mudah untuk jatuh dalam rayuan wanita. Karena itulah, raja-raja orang Filistin membuat sebuah persepakatan jahat dengan seorang wanita bernama Delila, agar membujuk Simson untuk membuka rahasia kekuatannya yang besar dan bagaimana cara untuk dapat mengikat Simson. Awalnya Simson tidak mau membuka rahasia kekuatannya kepada Delila. Tiga kali Simson memberi tahu Delila info yang keliru tentang rahasia untuk dapat mengikatnya. Namun Delila tahu Simson membohonginya, dan ia terus-menerus merengek kepada Simson. Dalam Hakim-Hakim 16:16-17 ditulis: Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya. Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya, katanya: “Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-orang lain.” Kita tahu akhir dari cerita ini, bahwa kepala Simson dicukur dan akhirnya dia dapat ditangkap oleh orang Filistin. Dari sini kita perlu berhati-hati terhadap titik lemah kita. Hal itu bisa dipakai oleh Iblis untuk menjatuhkan kita, bahkan membuat kita jauh dari perjalanan menggenapkan rencana Tuhan. Mari kita bersama merenung bersama, apa yang menjadi titik lemah kita? Mari kita mohon Tuhan yang tolong kita supaya kita dapat mewaspadai titik-titik lemah itu supaya jangan sampai titik-titik lemah itu akhirnya merugikan kehidupan kita dan membuat hidup kita tidak lagi memuliakan Tuhan.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 16:1-22Bacaan setahun: Imamat 11-12, Markus 14

FEBRUARI 2018

Page 15: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

SENIN

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang sering membuat seseorang susah bangkit dari keterpurukan? (2) Mengapa banyak orang “sepertinya” lebih memilih terpuruk dari pada datang kepada Allah saat gagal?

“Berserulah Simson kepada TUHAN, katanya: Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya

Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin.” (Hakim-Hakim 16:28)

Berdoalah bagi seluruh jemaat Tuhan agar Tuhan memberikan setiap kita hikmat sehingga mampu mengambil sikap yang tepat dalam meresponi kegagalan hidup.

12

“Tidak ada gading yang tak retak”, begitulah peribahasa kuno yang menunjukkan bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Peribahasa ini relevan dengan kisah hidup Simson. Pada awal kisah hidupnya, kehidupan Simson begitu sempurna, lahir sebagai Nazir Allah menjadikannya seorang “superhero” yang tidak terkalahkan. Prestasi demi prestasi diraihnya dan Simson menjadi seorang hakim yang mampu melindungi umat Israel dari musuh-musuh mereka. Sayangnya, hal itu tidak bertahan lama, Simson terjebak oleh cinta palsu istrinya sendiri, dia tertipu oleh bujukan mesra penuh manja. Kegagalan ini disebabkan karena dia gagal menjaga kepercayaan yang Tuhan berikan kepadanya. Alhasil, semua berantakan, dia kehilangan kekuatannya, dia jatuh dalam tangan musuh. “Orang Filistin itu menangkap dia, mencungkil kedua matanya dan membawanya ke Gaza. Di situ ia dibelenggu dengan dua rantai tembaga dan pekerjaannya di penjara ialah menggiling” (ay. 21). Bahkan Simson menjadi olok-olokan di antara orang Filistin. Ketika hati mereka riang gembira, berkatalah mereka: “Panggillah Simson untuk melawak bagi kita.” Simson dipanggil dari penjara, lalu ia melawak di depan mereka, kemudian mereka menyuruh dia berdiri di antara tiang-tiang (ay. 25). Kisah hidup Simson merupakan gambaran umum kehidupan manusia, kita seringkali terjatuh dalam kegagalan yang sama. Seringkali kita gagal fokus atau menjadi korban pengkhianatan dari orang-orang yang kita percaya. Syukur kepada Tuhan, melalui kehidupan Simson ini, kita belajar bahwa selalu ada harapan dalam kegagalan kita. Yang penting, ketika kita sadar, kita mau datang kepada Tuhan, merendahkan diri di hadapan-Nya dan menyerahkan hidup kita ke dalam tangan-Nya. Kita bisa menyaksikan bagaimana kuasa Allah yang ajaib bekerja dalam kehidupan Simson ketika dia berdoa kepada Tuhan. Hal yang mustahil terjadi, bukan karena Simson lagi, tetapi karena tangan Allah yang penuh kuasa.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 16:23-31Bacaan setahun: Imamat 13-14, Markus 15

FEBRUARI 2018

KUASA ALLAH NYATA DALAM KELEMAHAN KITA

Page 16: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

SELASA“Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel;

setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.”

(Hakim-Hakim 17:6)

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa banyak orang tidak belajar dari sejarah dan jatuh pada kesalahan yang sama? (2) Hal-hal apa yang akan Anda lakukan untuk mendidik anak-cucu Anda setia memelihara Firman Allah?

Berdoalah supaya orang-orang Kristen peka terhadap anugerah Allah dan senantiasa bersyukur atasnya dengan menyaksikan anugerah Tuhan itu kepada banyak orang.

13

BELAJAR DARI SEJARAH“JASMERAH!” Inilah salah satu ungkapan yang paling diingat dari

tokoh besar revolusioner Indonesia, Presiden Soekarno. “Jangan sekali-kali melupakan sejarah” itulah kepanjangan dari istilah itu.

Seorang Filsuf Spanyol pada abad ke-19, George Santayana, pernah mengatakan bahwa orang yang tidak belajar sejarah akan mengulangi kelasahan yang sama, yang pernah dilakukan sebelumnya. Itulah yang dialami oleh bangsa Israel dalam catatan Hakim-hakim 17:1-13 ini, mereka jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala karena mereka tidak memelihara Firman Allah yang sebenarnya telah menjadi bagian dari sejarah mereka. Catatan dalam ayat 6 merupakan sebuah ironi, karena sebenarnya sekalipun bangsa itu tidak memiliki raja, kesalahan fatal itu sebenarnya tidak perlu terjadi apabila mereka setia memelihara Firman Allah, “Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” Hal ini merupakan sebuah pelajaran penting bagi kita pada zaman ini, kita harus setia memelihara Firman Tuhan, dan mengajarkannya turun-temurun kepada anak-cucu kita sesuai dengan perintah Tuhan dalam Ulangan 6:6-9. Tidak hanya itu, kesaksian-kesaksian kita tentang karya-karya Tuhan yang pernah kita alami, anugerah-Nya, kuasa-Nya yang mengubahkan hidup kita, mujizat-mujizat-Nya yang ajaib, harus senantiasa kita ceritakan kepada anak-anak kita sembari memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh untuk setia kepada Tuhan. Seringkali hal-hal rohani ini kurang kita perhatikan. Kita sangat suka bersaksi di hadapan saudara-saudara kita yang seiman tentang karya-karya Tuhan, tetapi terkadang kita lupa untuk menceritakannya kepada anak-cucu kita. Sejarah itu penting; terlebih sejarah kehidupan kita bersama dengan Tuhan, adalah pelajaran yang sangat penting untuk anak-cucu kita.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 17:1-13Bacaan setahun: Imamat 15-16, Markus 16

FEBRUARI 2018

Page 17: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

RABU

“Allahku yang kubuat serta imam juga kamu ambil, lalu kamu pergi. Apakah lagi yang masih tinggal padaku?”

(Hakim-Hakim 18:24)

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa anak muda dari suku Lewi disebut imam palsu? (2) Kapankah ibadah kita tidak lagi menyembah Allah yang hidup?

Berdoalah bagi setiap orang yang melayani Tuhan, agar sungguh-sungguh menjadi pelayan yang benar dan melayani Tuhan sesuai dengan kebenaran dan menjaga kekudusan hidupnya di hadapan Tuhan.

14

ondisi rohani yang parah bangsa Israel pada zaman Hakim-Hakim,

Kdijabarkan dengan tepat dalam Hakim-Hakim 17:6, “Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang

benar menurut pandangannya sendiri.” Dalam pasal 18 ini, suku Dan belum mendapatkan tanah milik pusaka untuk menetap di tengah-tengah suku-suku Israel. Suatu hari, ada lima pengintai yang gagah perkasa dari suku Dan diperintahkan untuk mengintai kota Lais, kota terpencil yang kaya dan penduduknya hidup aman dan tenteram. Dalam perjalanannya menuju kota Lais, kelima pengintai itu melewati pengunungan Efraim dan bermalam di rumah Milka. Di dekat rumah Milka, mereka bertemu dengan seorang muda dari suku Lewi yang bekerja sebagai imam bagi Milka. Bertanyalah kelima pegintai kepada imam muda ini: “Tanyakanlah kiranya kepada Allah... apakah perjalanan yang kami tempuh ini akan berhasil” (ayat 5). Secara spontan, imam itu menjawab bahwa perjalanan mereka akan berhasil karena hal itu dipandang baik oleh Tuhan. Walau di kemudian hari, kelima pengintai ini berhasil mengintai kota Lais dan pulang dengan selamat ke rumah mereka, itu tidak membuktikan jawaban imam ini berasal dari Allah. Ini dikarenakan dalam pasal 18, Allah tidak pernah memerintahkan suku Dan untuk menyerang dan menaklukkan kota Lais. Lalu bagaimana mungkin, imam ini berani berkata: “Hal itu dipandang baik oleh Tuhan.” Selain itu, siapakah “allah” yang dilayani oleh imam ini dalam rumah Milka? Mereka adalah patung pahatan, efod, terafim, dan patung tuangan yang dibuat oleh Milka sendiri yang kemudian dijadikan “allah” (ay. 24). Imam ini bukan melayani Allah yang hidup. Ia tidak berbeda dengan imam di kuil-kuil. Ia melayani karena dibayar. Ini terbukti, ketika kelima pengintai berhasil mengambil barang-barang sembahyangan Milka dan mengajaknya pergi dengan janji bayaran yang lebih tinggi, imam itu langsung bersedia. Tapi kemudian hari, jabatan imam tidak diberikan kepadanya, tapi diberikan pada Yonatan bin Gerson nin Musa.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 18:1-31Bacaan setahun: Imamat 17-18, Lukas 1

FEBRUARI 2018

IMAM PALSU

Page 18: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

KAMIS“Mereka menggedor-gedor pintu sambil berkata

kepada orang tua, pemilik rumah itu: Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia.”

(Hakim-Hakim 19:22)

STUDI PRIBADI: (1) Gambarkan kejahatan seksual penduduk Gibea terhadap gundik orang Lewi! (2) Apa yang orang Lewi lakukan untuk membalas kejahatan penduduk Gibea?

Berdoalah agar setiap umat Tuhan tidak hidup di dalam dosa, sebagaimana yang dilakukan orang-orang yang tidak mengenal Allah. Berdoalah juga agar setiap orang percaya mampu berdiri teguh atas godaan-godaan dunia ini.

15

KEJAHATAN SEKSUAL DI GIBEAekali lagi kebejatan moral suku Benyamin yang tinggal di Gibea

Sdiekspos dalam kisah ini. Diceritakan seorang Lewi bersama gundik dan bujangnya yang menginap di rumah salah satu penduduk Gibea,

didatangi ramai-ramai oleh penduduk Gibea pada malam hari. Mereka berkata kepada tuan rumahnya: “Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia” (ay. 22). Ungkapan “kami pakai dia” adalah kami perkosa atau jadikan obyek pemuasan seksual. Ada penafsir mengatakan sebagian penduduk suku Benyamin di Gibea telah menjadi kaum homoseksual, Lesbian, pemerkosa dan pembunuh. Sangat disesalkan bahwa orang-orang di Gibea telah menjadi seperti orang Sodom (Kejadian 19:1-11). Tentunya tuan rumah yang menampung orang Lewi itu amat keberatan dengan tuntutan orang banyak itu. Sebagai gantinya, ia menawarkan anak gadisnya yang masih perawan dan gundik orang Lewi itu. Namun, setelah situasi semakin riuh, orang Lewi itu menangkap gundiknya dan menyerahkan kepada mereka. Apa yang terjadi selanjutnya? “Kemudian mereka bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka mempermainkannya, sampai pagi. Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka melepaskan perempuan itu” (ayat 25). Menjelang pagi, gundik itu kembali ke rumah dimana tuannya nginap, tetapi ia jatuh rebah di depan pintu rumah dan tergeletak di sana sampai fajar. Pagi-pagi, orang Lewi ini keluar rumah dan mendapati gundiknya sudah meninggal. Orang Lewi ini membawa mayat gundiknya pulang ke rumah dan sesampai di rumah ia memotong-motong tubuhnya menjadi 12 potongan dan dikirimnya ke seluruh daerah orang Israel. Dan setiap orang yang melihatnya berkata: “Hal yang demikian belum pernah terjadi dan belum pernah terlihat, sejak orang Israel berangkat keluar dari tanah Mesir sampai sekarang.” Pada pasal 21, kita membaca 12 suku Israel menjadi sangat marah, bersatu dan memerangi suku Benyamin. Korbannya amat mengerikan. Dosa satu akan melahirkan dosa lain dan seterusnya.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 19:1-30Bacaan setahun: Imamat 19-20, Lukas 2

FEBRUARI 2018

Page 19: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

JUMAT“Kemudian suku-suku Israel mengirim orang kepada

seluruh suku Benyamin dengan pesan: Apa macam kejahatan yang terjadi di antara kamu itu!”

(Hakim-Hakim 20:12)

Berdoalah agar jemaat Tuhan diberikan kepekaan rohani untuk senantiasa mengutamakan kebenaran Tuhan dibandingkan kebenaran diri sendiri, sehingga mengutamakan Tuhan dalam hidupnya.

16

STUDI PRIBADI: Mengapa Tuhan membiarkan suku Benyamin memenangkan peperangan sampai dua kali padahal orang Israel sudah bertanya kepada Tuhan sebelum berperang? (baca ayat 18, 23 bandingkan dengan ayat 26).

ejahatan yang dilakukan oleh orang-orang Gibea mengingatkan kita

Kakan kejahatan orang-orang Sodom. Namun yang menyedihkan adalah orang-orang Gibea ini merupakan bangsa Israel sendiri,

bagian dari suku Benyamin. Rupanya kemerosotan moral sudah sedemikian hebatnya terjadi di kalangan umat Allah, ketika mereka tidak lagi hidup berpegang pada hukum-hukum Allah. Dan pada saat orang Israel mengirimkan pesan kepada suku Benyamin supaya mereka menyerahkan orang-orang dursila yang ada di Gibea itu untuk dihukum mati, suku Benyamin bukan hanya tidak mau mendengarkan perkataan saudara-saudaranya, terlebih mereka maju berperang melawan orang Israel. Ini berarti suku Benyamin secara terang-terangan membela orang-orang Gibea yang jelas-jelas sudah melakukan kejahatan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Kemungkinan hal ini disebabkan karena kesombongan dan harga diri. Suku Benyamin terlalu sombong untuk mengakui ada kejahatan di antara mereka, dan mereka menolak untuk tunduk kepada suku-suku lain sehingga terjadilah perang saudara di antara bangsa Israel. Dalam kehidupan kita bersama, kesombongan dan harga diri sering kali juga membuat kita tidak bisa mengambil keputusan yang tepat sehingga mengakibatkan terjadinya begitu banyak penderitaan yang tidak perlu. Pada saat menerima kritikan atau masukan, seringkali kesombongan kita membuat kita tidak mampu melihat satu masalah dengan jelas, sehingga dengan gampang kita menjadi marah dan bersikap defensif. Kesombongan seringkali menutupi akal sehat dan hati nurani kita sehingga membuat kita mengambil tindakan yang jauh dari kebenaran. Biarlah apa yang terjadi dengan suku Benyamin ini mengingatkan kita untuk mengutamakan kebenaran lebih dari sekadar mempertahankan ego dan gengsi kita. Menegakkan keadilan dan hukum Tuhan jauh lebih utama dari pada sekadar mempertahankan keakuan kita. Amin.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 20:1-48Bacaan setahun: Imamat 21-22, Lukas 3

FEBRUARI 2018

KEMEROSOTAN MORAL

Page 20: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

SABTU“Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel;

setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.”

(Hakim-Hakim 21:25)

STUDI PRIBADI: Apa yang dilakukan bangsa Israel untuk mempertahankan kelangsungan dari suku Benyamin?

Berdoalah, kiranya Tuhan berbelas kasihan kepada generasi muda sehingga mereka tidak mengambil tindakan berdasarkan emosi dan hikmatnya sendiri, tetapi selalu menempatkan Tuhan sebagai Pemimpin dalam hidup mereka.

17

BENAR MENURUT PANDANGAN SENDIRIerang saudara yang terjadi antara suku-suku Israel dengan suku

PBenyamin pada akhirnya hanya menyisakan kurang dari 600 laki-laki suku Benyamin. Apalagi mereka telah bersumpah di Mizpa untuk

tidak memberikan anak perempuan mereka kepada seorang Benyamin untuk menjadi istrinya, sehingga kelangsungan suku Benyamin terancam punah. Penyesalan pun akhirnya terjadi. Kemarahan bangsa itu telah membuat mereka membuat sumpah yang kemudian mereka sesali. Hal ini mengingatkan kita agar jangan mudah mengucapkan sesuatu yang kemudian akan kita sesali di saat kita sedang marah. Ketika keadaan sudah tenang, barulah mereka menyadari kesalahannya dan menangis dengan keras sambil seolah menyalahkan Tuhan untuk situasi yang mereka hadapi. Mereka bukannya bertobat mengakui kesalahan dan kecerobohan mereka, bukannya mencari Tuhan dan memohon petunjuk bagaimana menyelesaikan persoalan mereka, mereka malah kemudian bertindak sesuai dengan apa yang benar menurut mereka sendiri, yang membuat mereka jatuh pada kesalahan fatal lainnya. Mereka menyerang penduduk Yabesh-Gilead yang juga adalah saudara mereka dan membunuh semuanya kecuali perempuan perawan untuk diberikan kepada suku Benyamin, “Mereka menjumpai di antara penduduk Yabesh-Gilead empat ratus orang anak gadis, perawan yang belum pernah tidur dengan orang laki-laki, lalu gadis-gadis itu dibawa mereka ke perkemahan di Silo, di tanah Kanaan” (ay. 12). Dan karena belum cukup jumlahnya, mereka menculik gadis-gadis Silo (ay. 21). Sungguh sebuah tindakan yang memprihatinkan. Semua ini terjadi karena mereka telah melupakan Tuhan sebagai Pemimpin hidup mereka, sehingga masing-masing bertindak menurut apa yang benar dan baik bagi mereka. Kisah ini mengingatkan kita agar tidak melupakan Tuhan dalam setiap keputusan yang kita ambil. Ketika manusia tidak lagi tunduk pada hukum Allah dan bertindak menurut hukumnya sendiri, maka yang terjadi adalah kekacauan.

Bacaan hari ini: Hakim-Hakim 21:1-25Bacaan setahun: Imamat 23-24, Lukas 4

FEBRUARI 2018

Page 21: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

MINGGU“Tetapi kata Rut: Janganlah desak aku meninggalkan engkau, sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di

mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku.” (Rut 1:16)

Berdoalah dan mohonlah ampun kepada Tuhan, jika kita pernah tidak setia. Mohonlah kepada Tuhan untuk terus mengingatkan dan memampukan kita untuk tetap setia.

18

esetiaan seseorang teruji ketika dihadapkan dengan pilihan yang

K lebih baik dari apa yang dimilikinya. Salah satu contohnya adalah melalui kehidupan Rut dan Orpa.

Naomi yang sebatang kara karena suami dan anak-anaknya meninggal dunia, memberikan tawaran kepada kedua menantunya. Naomi memberikan pilihan bagi mereka untuk kembali pulang ke rumah mereka masing-masing. Tentu ini adalah tawaran yang lebih baik dalam kacamata manusia biasa. Naomi berkata kepada mereka, “Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku” (ay. 12-13). Setelah ditinggal suami dan juga anak-anaknya, tentu hidupnya tidak mudah. Waktu itu, status sebagai janda adalah status yang memalukan, terlebih dia tidak memiliki anak. Dapat dipastikan, apabila Rut atau Orpa memilih tetap mengikuti Naomi, hidup mereka akan menderita. Jika pulang kembali ke Moab, mereka akan kembali hidup bersama kerabat mereka di Moab. Ketika diperhadapkan dengan pilihan ini, Rut memilih untuk tetap setia kepada Naomi. Rut memilih tetap hidup bersama Naomi, meskipun keadaannya tidak mudah. Terlebih Rut berkata: hanya maut yang dapat memisahkannya dari mertuanya. Dalam kehidupan, kesetiaan adalah sikap hati yang harus ditunjukkan, meskipun mungkin ada tawaran atau pilihan yang lebih menarik atau lebih menguntungkan. Kesetiaan kita kepada pasangan kita, kepada gereja kita, dan juga kepada Tuhan akan teruji di tengah tawaran-tawaran dunia. Tuhan akan memberkati setiap umat-Nya yang setia, sebagaimana Ia memberkati Rut, memilihnya sebagai nenek moyang dari Mesias.

Bacaan hari ini: Rut 1:1-22Bacaan setahun: Imamat 25-26, Lukas 5

FEBRUARI 2018

STUDI PRIBADI: (1) Pernahkah Anda mengalami peristiwa di mana kesetiaan Anda diuji? (2) Bagaimana kita menjaga kesetiaan kita kepada pasangan, gereja, dan Tuhan?

KESETIAAN YANG TERUJI

Page 22: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

SENIN “Boas memerintahkan kepada pengerja-pengerjanya: Dari antara berkas-berkas itu pun ia boleh memungut,

janganlah ia diganggu,... supaya dipungutnya; janganlah berlaku kasar terhadap dia.” (Rut 2:15-16)

Doakan supaya Tuhan memberikan kita hati yang berbelas kasihan kepada sesama kita. Doakan supaya kita dapat menjadi saluran berkat Tuhan bagi sesama kita melalui kemurahan hati kita.

19

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang menghalangi Anda untuk bermurah hati kepada orang lain? (2) Kepada siapa dan dengan cara apa Anda dapat menunjukkan kemurahan hati?

BELAJAR MURAH HATIntuk menopang kehidupannya, Rut memunguti bulir-bulir jelai yang

Uberjatuhan ketika para pengerja kebun sedang menuai. Dalam Kitab Taurat, budaya ini sudah ada: setiap orang miskin dari zaman itu,

akan pergi ke kebun yang sedang panen, untuk memunguti apa yang tidak terpanen atau yang tertinggal oleh para pemanen, seperti tertulis, “Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu. Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu” (bnd. Im. 19:9-10). Waktu itu, Rut pergi ke kebun milik Boas untuk mengumpulkan jelai gandum. Ketika Boas mendengar kisah yang dialami oleh Rut, bagaimana Rut harus mencukupi kebutuhan baginya dan Naomi, maka tergeraklah hati Boas. Dia memerintahkan para pekerjanya untuk dengan sengaja menarik bulir-bulir jelai ketika mereka sedang memanen, supaya Rut dan Naomi dapat memiliki makanan yang cukup. Boas memperlakukan Rut dengan baik, bahkan ia memperingatkan para pekerja lelakinya untuk tidak berbuat kasar kepada Rut, “Setelah ia bangun untuk memungut pula, maka Boas memerintahkan kepada pengerja-pengerjanya: Dari antara berkas-berkas itu pun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu, bahkan haruslah kamu menarik sedikit-sedikit dari onggokan jelai itu untuk dia dan meninggalkannya, supaya dipungutnya; janganlah berlaku kasar terhadap dia” (ay. 15-16). Kita melihat bahwa Tuhan menjagai kehidupan Rut dan Naomi melalui kemurahan hati Boas. Melalui kemurahan hati Boas, berkat Tuhan dicurahkan bagi Rut dan mertuanya. Hari ini, Tuhan juga menawarkan kesempatan untuk memakai kehidupan kita menjadi berkat bagi sesama. Melalui kemurahan hati kita, kita pun dapat menjadi saluran berkat Tuhan bagi sesama kita yang membutuhkan.

Bacaan hari ini: Rut 2:1-23Bacaan setahun: Imamat 27, Lukas 6

FEBRUARI 2018

Page 23: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

SELASA

20“Tinggallah di sini malam ini;... jika ia tidak suka menebus

engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah

tidur sampai pagi.” (Rut. 3:13)

Berdoalah untuk diri kita dan semua umat Tuhan agar tetap berharap dan percaya hanya kepada pimpinan Tuhan, karena Tuhan sendirilah yang akan menyertai serta membukakan jalan bagi hidup kita.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang menjadi tujuan firman Tuhan dari Rut pasal 3 ini? (2) Apa yang harus kita lakukan untuk tetap mempunyai harapan?

asal 3:1 ini dimulai dengan Naomi yang manawarkan “tempat

Pperlindungan” buat Rut. Dalam Yesaya 34:14 dituliskan, “tempat perhentian/sarang,” dalam Rat. 1:3 ditulis, “tempat mendapatkan

ketenteraman ini merupakan istilah umum orang Israel kuno yang merujuk pada “keamanan dan ketenangan yang diidamkan dan diharapkan seorang wanita di Israel dengan memperoleh rumah dari seorang suami.” Tujuan tawaran yang dilontarkan Naomi adalah supaya Rut “berbahagia”. Semua orang pasti mengharapkan “kebahagiaan dan perlindungan” yang sama dengan apa yang diharapkan oleh Rut, namun sering kali dengan mudah menyerah dan hilang harapan. Melalui Firman Tuhan hari ini, apa yang harus kita lakukan agar tetap mempunyai harapan? Kita harus hidup taat. Pada ayat 6-8 dengan jelas dicatat bahwa Rut melakukan dengan taat apa yang diperintahkan oleh Naomi kepadanya. Ketika Boas terbangun, ia samar melihat seorang wanita di kakinya, Boas tidak tahu jika wanita itu adalah Rut karena dia bertanya, “siapakah engkau ini?” (ay. 9). Ini menjadi jelas karena Boas biasanya menyapa Rut dengan “anakku” (2:8) dan setelah mengetahui bahwa itu adalah Rut, kembali Boas memanggil Rut dengan sebutan “anakku.” Sebagai ungkapan kasihnya Boas kepada Rut (ay. 10). Tindakan Boas terhadap permintaan Rut ini sungguh menakjubkan/di luar pemikiran. Ini adalah anugerah TUHAN, buah ketaatan Rut atas apa yang sebelumnya diperintahkan oleh Naomi, mertuanya, kepadanya. Boas tidak merendahkan Rut karena permintaannya itu, melainkan justru memuji Rut (ay. 10). Rut dipandang Boas telah berhasil menunjukkan kasih yang lebih dari yang dilakukannya terhadap mertuanya dengan memprioritaskan kepentingan keluarga dibanding dirinya sendiri. Hasil/buah dari ketaatan Rut selanjutnya adalah Boas telah bersumpah “demi TUHAN yang hidup” untuk menebus Rut dan bertanggung jawab untuk seluruh kehidupannya. Yang terakhir, buah dari ketaatan Rut adalah Boas masih memberikan perlindungan keamanan kepada Rut (ay. 14-15).

Bacaan hari ini: Rut 3:1-17Bacaan setahun: Bilangan 1-2, Lukas 7

FEBRUARI 2018

AKU AKAN TETAP BERHARAP

Page 24: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

RABU

21

STUDI PRIBADI: (1) Tema apa yang paling menonjol dalam kitab Rut? (2) Apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan Kasih Allah yang besar dalam hidup kita?

“Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus.

Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel.”(Rut 4:14)

Berdoalah untuk diri kita dan semua umat Tuhan agar tetap tunduk dan setia kepada Tuhan, di dalam setiap aspek kehidupan kita, dan menantikan Allah menyatakan janji berkat-Nya bagi kita.

KASIH ALLAH TAK TERHINGGAalah satu tema yang menonjol di dalam Kitab Rut ini adalah tentang

Spenebusan. Tindakan Boas yang membebaskan tanah milik Naomi dan menikahi Rut adalah tindakan penebusan. Dari keturunan Boas

lah muncul Sang Penebus sejati, Yesus Kristus, keturunan Daud, anak Isai anak Obed. Alkitab menuliskan: Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi istrinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: “Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel...” Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: “Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki”; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud (Rut 4:13-17). Kasih Allah tidak terhingga diperoleh oleh Rut, karena kesetiaannya kepada TUHAN. Tuhan mengembalikan apa yang hilang dan memberkati Rut. Kitab Rut ini menceritakan mengenai seorang wanita yang bernama Naomi, seorang mertua yang mengalami penderitaan dalam hidupnya, tetapi kemudian Tuhan mengubahnya menjadi hidup yang sangat diberkati karena pengaruh seorang wanita yang bernama Rut (ay. 14-17). Melalui Rut, Tuhan memulihkan keluarga, bahkan bangsa Israel. Rut melahirkan Obed yang merupakan kakek Daud. Raja Daud adalah Raja Israel yang terbesar dalam bangsa Israel. Berkat yang kita peroleh dari pembacaan Firman hari ini adalah: 1) Allah kita adalah Allah yang setia, yang bukan hanya memberkati kita tetapi memberkati keturunan kita turun-temurun. 2) Rencana Allah tidak ada yang gagal. Hal ini terbukti dengan pernikahan Rut dan Boas yang melahirkan seorang anak laki-laki yaitu Obed, orang yang akan memperanakkan Daud (ay. 17, 22). Dan dari Daud akan diturunkan kepada Yesus,—Juru Selamat dunia. Jelas semua ini adalah rencana Allah, sudah terlaksana dan sudah terbukti melalui pernikahan Boas dan Rut.

Bacaan hari ini: Rut 4:1-22Bacaan setahun: Bilangan 3-4, Lukas 8

FEBRUARI 2018

Page 25: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

KAMIS

22“Maka setahun kemudian mengandunglah Hana

dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya:

Aku telah memintanya dari pada TUHAN.” (1 Samuel 1:20)

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang mendorong Hana datang berdoa di rumah Tuhan di Silo? (2) Dalam menghadapi pergumulan, apa yang harus kita lakukan supaya mampu bertahan?

Berdoalah: Tuhan Yesus, mampukanlah kami untuk dapat menghadapi pergumulan kami hari lepas hari, dengan hanya mengandalkan kekuatan dan kuasa-Mu, melalui doa.

asal pertama 1 Samuel ini bukan saja berkisah tentang peristiwa

Pkelahiran Samuel, seorang yang punya pengaruh besar bagi Israel dan Daud. Kisah ini juga bukan sekadar bagian awal dari sejarah

kerajaan Israel. Tetapi ini sesungguhnya adalah kisah tentang Allah yang bekerja dalam kehidupan seorang wanita biasa, yang mempercayai Allahnya. Allah yang perduli dengan kehidupan manusia, lalu dari sanalah bergulir sebuah kisah panjang tentang berdirinya kerajaan Israel. Kisah Hana dimulai ketika suaminya, Ellkana, memutuskan menikahi Penina karena menginginkan keturunan baginya. Penina, istri keduanya ternyata melahirkan anak, dan membuatnya tinggi hati. Maka Penina terus menyakiti hati Hana, terutama karena kemandulannya. Dalam pandangan masyarakat masa itu, jika sebuah keluarga tidak memiliki anak, maka itu adalah sebuah aib. Hana tidak mendapatkan dukungan memadai dari suaminya, meski tampaknya Elkana berusaha untuk menghibur hatinya. Mengapa? Karena Elkana tidak mengerti penderitaan hati Hana. Bahkan seorang imam Eli sekalipun tidak mampu memahami penderitaan Hana. Eli menyangka Hana adalah seorang perempuan dursila dan sedang mabuk, padahal Hana sedang sungguh-sungguh berdoa di rumah TUHAN. Benarkah demikian? Sesungguhnya 1 Samuel 1:1-28 mengisahkan tentang kasih dan kepedulian Allah kepada manusia, Allah kepada Hana, seorang wanita biasa. Ia bertindak pada waktu-Nya, mendengarkan doa Hana dan memulihkan hidup Hana. Ia memberikan seorang anak laki-laki seperti doa Hana. Kemudian Hana, seperti nazarnya, mempersembahkan Samuel, anak laki-laki sulungnya, melayani Tuhan. Hana sadar, Samuel adalah jawaban doanya dari Tuhan, seperti katanya “Aku telah memintanya daripada TUHAN”. Kasih dan pertolongan Allah di satu pihak, sementara ketaatan dan kepercayaan Hana kepada Allah di lain pihak, membukakan sebuah kisah besar tentang karya Allah bagi Israel di dalam sejarah. Allah tetap Allah yang sama. Ia peduli dengan kehidupan kita sekarang ini.

Bacaan hari ini: 1 Samuel 1:1-28Bacaan setahun: Bilangan 5-6, Lukas 9

FEBRUARI 2018

AKU TELAH MEMINTANYA DARIPADA TUHAN

Page 26: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

JUMAT

23

ujian Hana sesungguhnya adalah respons imannya kepada Tuhan

Pyang telah menolongnya di masa kesesakan. Fokus pujian Hana adalah Tuhan sendiri dan apa yang telah Tuhan kerjakan dalam

hidupnya. Siapakah Allah yang Hana kenal? Allah adalah sumber kekuatan. Bagi Hana, Allah laksana “Gunung Batu” yang kokoh, yang memberikan kekuatan dalam pergumulannya (ayat 2). Kemudian, bagi Hana, Allah juga Mahatahu (ayat 3). Berkali-kali orang-orang di sekitar Hana tidak mengerti penderitaannya, tapi Allah tahu segala yang ia rasakan. Oleh karena itu, Hana memberikan nasihat supaya tidak seorangpun menyombongkan diri di hadapan Allah. Lalu Hana melihat Allah adalah Pribadi yang Mahakuasa. Ia sanggup membalikkan keadaan seorang manusia (ayat 6-8). Dan Hana tahu bahwa Allah saja yang telah bertindak mengubah hidupnya, dari seorang wanita mandul, kemudian memiliki anak. Mustahil? Tidak, bagi Allah tidak ada yang mustahil. Lebih jauh, Hana memandang Allah sebagai Allah yang melindungi mereka yang berharap kepada-Nya (perhatikan ayat 9). Semua rencana jahat manusia, pada akhirnya tidak terlaksana, karena tangan Allah melindungi. Dan terakhir, Hana menemukan Allah adalah Mahaadil. Keadilan-Nya berlaku di seluruh bumi, termasuk di dalam pergumulan hidup Hana. Pujian Hana kepada Tuhan ini merupakan pujian yang lahir karena pergumulan hidup yang ia telah hadapi. Allah adalah pribadi yang nyata dan bekerja dalam hidup seorang Hana. Bagaimana dengan kita? Adakah kita sedang ada dalam pergumulan hidup? Diperlakukan tidak adil? Disalah-mengerti oleh orang lain? Marilah, datanglah kepada Allah dan berjalanlah bersama-sama dengan Allah melewati pergumulan kita! Karena, di saat kita terus melekat pada-Nya, kita akan merasakan kehadiran dan pertolongan Allah. Kemudian di ujung pergumulan hidup itu, kita bisa menaikkan pujian kemenangan kita seperti Hana. Maukah kita menuliskan “pujian syukur” kita masing-masing bagi Allah?

STUDI PRIBADI: Apakah yang membuat Hana begitu bersukacita sehingga Dia memuji Allah? Jelaskan!

“Lalu berdoalah Hana, katanya: Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN;

mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu.” (1 Samuel 2:1)

Berdoalah agar setiap jemaat Tuhan senantiasa bersukacita dan bersyukur tatkala Tuhan menjawab doa-doanya. Terlebih, jemaat Tuhan senantiasa berpaut kepada Tuhan dalam segala aspek hidupnya.

PUJIAN SYUKUR BAGI ALLAH

Bacaan hari ini: 1 Samuel 2:1-10Bacaan setahun: Bilangan 7-8, Lukas 10

FEBRUARI 2018

Page 27: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

SABTU

24

lkitab memaparkan bahwa Eli telah gagal mendidik anak-anaknya

Auntuk takut dan hormat kepada Tuhan. Dalam ayat 29 dikatakan, “menghormati anak-anakmu” sebagai kontras dari “memandang

dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku”. Eli meremehkan perintah Tuhan tentang korban yang harus dipersembahan kepada Tuhan; terlebih, Eli justru lebih menghormati anak-anaknya dan kompromi dengan dosa yang mereka perbuat, dengan membiarkan mereka melakukan perbuatan dosa di hadapan Tuhan. Eli lebih mengutamakan keinginan anak-anaknya, daripada keinginan dan kehendak Tuhan. Bahkan, Eli turut menikmati hasil dari perbuatan dosa anak-anaknya itu, dengan memakan lemak yang diambil oleh anak-anaknya itu (ay. 15, 29). Bagian “lemak” adalah persembahan yang harus dipersembahkan sebagai korban api-apian bagi TUHAN (Imamat 3). Perbuatan ini sungguh merupakan dosa dan cela di hadapan Tuhan. Dalam hal ini, Eli gagal menggunakan wewenang dan otoritasnya sebagai orang tua untuk mendidik dan menegur anak-anaknya, sehingga anak-anaknya berbuat dosa yang mendatangkan murka Tuhan atas keluarganya. Pengalaman Eli ini harus menjadi peringatan bagi setiap kita, orang tua Kristen hari ini. Tuhan menginginkan kita mendidik anak-anak yang Dia percayakan pada kita. Jikalau kita sebagai orang tua menyadari adanya penyimpangan dalam hidup anak-anak kita, adalah tanggung jawab kita untuk mengingatkan, menegur dengan otoritas dari Tuhan, agar kembali ke jalan yang benar. Kompromi dengan dosa dan penyimpangan yang dilakukan anak-anak kita, hanya akan membawa mereka kepada jalan hidup yang tidak benar, yang akhirnya akan mendukakan Tuhan dan kita, sebagai orang tua di hari-hari mendatang. Di samping tanggung jawab yang berat sebagai orang tua Kristen, Tuhan memberikan anugerah yang tidak berkesudahan, yang akan memampukan kita, setiap orang tua Kristen, untuk mendidik anak-anak, agar mereka bertumbuh dalam takut dan hormat kepada Tuhan.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah nilai-nilai kehidupan yang paling utama yang harus dimiliki anak? (2) Adakah rasa takut dan hormat akan Tuhan kita jumpai dalam diri anak kita?

“Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku,

yang telah Kuperintahkan…” (1 Samuel 2:29a)

Berdoalah agar Tuhan memberikan tuntunan dan hikmat-Nya kepada setiap orang tua Kristen, sehingga mereka dimampukan mendidik anak-anaknya untuk menghormati Tuhan di dalam hidup mereka.

Bacaan hari ini: 1 Samuel 2:11-36Bacaan setahun: Bilangan 9-10, Lukas 11

FEBRUARI 2018

PERGUMULAN MENDIDIK ANAK

Page 28: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

MINGGU

25“Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia

dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur.”

(1 Samuel 3:19)

amuel yang masih muda, berada di bawah asuhan imam Eli,

Smelayani TUHAN di bait Allah. Alkitab menyatakan, Samuel belum mengenal TUHAN secara pribadi (ay. 7). “Mengenal secara pribadi”

menyiratkan bahwa Samuel belum pernah bertemu secara pribadi dengan TUHAN, sekalipun selama ini dia melayani TUHAN di bait Allah. Samuel hanya tahu dan mendengar dari Eli yang mengasuhnya, akan tetapi belum pernah mengenal TUHAN secara pribadi. Perjalanan rohani Samuel, diawali perjumpaan dengan TUHAN secara pribadi. TUHAN mendatangi Samuel dan memanggilnya secara pribadi. Sekalipun Samuel belum mengenal TUHAN, Samuel memiliki hati yang taat. Ungkapan yang dipakai Samuel meresponi panggilan TUHAN kepadanya adalah “hamba-Mu ini mendengar”. “Hamba” di sini menunjukkan Samuel menyadari dirinya hanyalah pelayan TUHAN, yang siap melakukan apa yang TUHAN katakan. “Mendengar” menyatakan kesediaan Samuel memperhatikan apa yang difirmankan Tuhan dan siap sedia melakukannya. Melalui perjumpaan pertama TUHAN dengan Samuel, Samuel pun dititipkan firman untuk disampaikan pada imam Eli. Sejak saat itu, TUHAN menyertai Samuel. Melalui Samuel, TUHAN menyatakan diri kepada bangsa Israel, dan menepati apa yang difirmankan-Nya. Samuel dipakai TUHAN, sebagai imam dan nabi bagi bangsa Israel, menggantikan imam Eli pada zaman itu. Perjalanan rohani setiap kita, orang-orang percaya diawali dengan perjumpaan secara pribadi dengan Allah di dalam Yesus Kristus. Saat kita menerima Yesus, perjalanan rohani kita bersama Allah dimulai. Perjalanan rohani ini terus berlanjut. Relasi yang bertumbuh semakin dekat dengan Tuhan, semakin mengenal Tuhan, semakin taat kepada Tuhan, mewarnai perjalanan rohani kita. Melalui firman-Nya, TUHAN menuntun, membimbing kita serta mempersiapkan kita menjadi seorang yang ingin dipakai-Nya sesuai dengan rencana TUHAN. Inilah keberhasilan dari perjalanan rohani kita, sekaligus makna hidup yang paling berarti: menjadi pribadi yang Tuhan kehendaki dalam hidup ini.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah kita memiliki kerinduan untuk terus berelasi semakin dekat dengan Tuhan? (2) Bagaimana cara menjalin relasi pribadi yang dekat dengan Tuhan?

Berdoalah demikian: Terima kasih Tuhan untuk kesempatan dan anugerah yang Engkau berikan, sehingga kami bisa mengenal Engkau. Biarlah kami terus bertumbuh di dalam pengenalan yang benar tentang Engkau, Amin.

DIBESARKAN OLEH TUHAN

Bacaan hari ini: 1 Samuel 3:1-4:1aBacaan setahun: Bilangan 11-12, Lukas 12

FEBRUARI 2018

Page 29: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

SENIN

26

ni adalah catatan kelam sejarah perang bangsa Israel yang dicatat

IAlkitab. Orang Filistin berhasil menewaskan kira-kira 4000 orang Israel. Ini menjadi pukulan berat bagi para pemimpin Israel saat itu.

Mereka bertanya mengapa Tuhan membuat mereka kalah? Ketika berusaha untuk memenangkan perang, pemimpin Israel justru jatuh pada masalah lain, terjebak pada mistik dengan memberhalakan tabut perjanjian Tuhan. Para tentara mengira, dengan adanya tabut perjanjian Tuhan, maka Tuhan hadir dan memenangkan mereka. Memang benar tabut perjanjian adalah simbol kehadiran Tuhan. Yang paling penting, Tuhan sendiri ada dan hadir di tengah-tengah umat-Nya. Ketika Tuhan meninggalkan umat-Nya dan membiarkan mereka dikalahkan musuh, tentu ini menjadi masalah besar dan serius. Ada apa? Mengapa Tuhan meninggalkan umat-Nya? Setelah pertempuran dimulai, sekali lagi bangsa Israel dipukul kalah. Tragisnya, kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, imam mereka, ikut terbunuh dan tabut perjanjian Allah direbut musuh. Berita ini segera sampai pada Imam Eli yang sudah sepuh. Mendapat kabar kematian dua anaknya dan tabut perjanjian Tuhan direbut musuh, imam Eli kaget dan terjatuh sampai patah batang lehernya dan meninggal. Sebenarnya, masalah utama Allah meninggalkan bangsa Israel dan membiarkan mereka dikalahkan musuh adalah karena dosa anak-anak Imam Eli, dosa keluarga hamba Tuhan. Eli menutup mata dan membiarkan anak-anaknya yang juga melayani sebagai imam, bisa bebas berbuat dosa mencemarkan nama Tuhan. Pengalaman kekalahan bangsa Israel di masa lalu menjadi pelajaran penting untuk kita saat ini. Ada kalanya kita merasa sedang berjuang di jalan Tuhan, segala simbol dan ritual Kristen telah kita gunakan, dan dengan penuh keyakinan dan satu harapan bahwa Allah ada di pihak kita dan membawa kemenangan. Di luar dugaan, kegagalan demi kegagalan kita alami. Bertanyalah pada diri kita, bisa jadi masih ada dosa dan kesalahan yang kita simpan dalam hidup. Inilah yang menyebabkan Allah tidak ada di pihak kita.

“Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: Telah lenyap kemuliaan dari Israel" -- karena tabut Allah sudah dirampas dan karena

mertuanya dan suaminya. Katanya: Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas.”

(1 Samuel 4:21-22)

Berdoalah agar jemaat Tuhan senantiasa hidup jujur dan terbuka di hadapan Tuhan, dan mengakui segala dosa-dosanya serta kembali kepada hidup menuruti jalan kebenaran-Nya.

STUDI PRIBADI: (1) Apa sumber utama kekalahan Israel berperang dengan orang Filistin? (2) Pelajaran rohani apa yang dapat kita ambil dan terapkan dari kisah ini?

Bacaan hari ini: 1 Samuel 4:1b-22Bacaan setahun: Bilangan 13-14, Lukas 13

FEBRUARI 2018

IKABOD: KEMULIAAN TELAH LENYAP

Page 30: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

SELASA

27

uji Tuhan, Allah kita adalah Allah yang luar biasa, Dia adil dan tidak

Ppernah mengingkari janji-Nya pada umat pilihan-Nya. Selamanya Dia mengasihi kita.

Orang Filistin mendapatkan tabut perjanjian Tuhan dan membawanya ke dalam kuil Dagon, dewa sembahyangan orang Asdod. Simbol kehadiran Allah disandingkan dengan patung buatan tangan manusia. Besok paginya patung dewa Asdod itu terjatuh dengan muka ke tanah menghadap tabut Tuhan. Orang Filistin belum sadar dengan apa yang terjadi. Keesokanya, patung Asdod itu sekali lagi terjatuh dengan kondisi yang lebih parah, kepala dan kedua tangannya terpenggal. Setelah itu, Tuhan masih menghajar bangsa Asdod dengan penyakit borok. Para pemimimpin Filistin sepakat memindahkan tabut Tuhan ke Gat; dan di luar dugaan, ternyata penduduk Gat, mulai anak-anak sampai orang dewasa terkena penyakit borok-borok. Akhirnya, mereka berencana memindahkan tabut Tuhan ke daerah Ekron, sesampai di Ekron, orang-orang Ekron berteriak ketakutan, takut tabut Tuhan menjadi sumber kematian. Akhirnya, mereka sepakat untuk mengembalikannya ke tempatnya yang semula, di Israel. Satu pelajaran penting dari cerita di atas adalah, walau tabut perjanjian Tuhan itu satu, namun bagi umat Tuhan, tabut perjanjian adalah simbol kehadiran Tuhan, sumber kekuatan dan kemenangan. Di mana ada tabut Tuhan, di sana mereka merasakan Allah yang hadir bersama umat-Nya. Sebaliknya, bagi orang Filistin, kehadiran tabut perjanjian adalah bencana yang mengerikan; patung dewa sembahyangan mereka jatuh terpenggal kepala dan tangannya. Juga menyebabkan mereka terkena sakit borok, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Satu sumber, namun berkat yang dibawa berbeda; mengapa? Inilah kebenarannya: bagi umat Tuhan, dan yang menjaga kekudusannya, kehadiran Tuhan adalah sumber berkat, penghiburan dan juga kekuatan. Namun, bagi orang yang hidup di dalam kegelapan, hidup dalam dosa dan kecemaran, maka kehadiran Tuhan menjadi satu ancaman, satu hukuman.

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimanakah kehadiran tabut Allah di dalam kuil Dagon? Ceritakan secara singkat! (2) Apakah makna dan pelajaran rohani dari kisah ini bagi kehidupan kita?

Berdoalah: Tuhan, ajarlah segenap umat-Mu untuk tetap hidup di dalam jalan Tuhan, mengutamakan kekudusan dan tetap mengandalkan Firman-Mu, dan bukan pada simbol-simbol kekristenan yang kami miliki, Amin.

“Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah

di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal...” (1 Samuael 5:4)

SATU SUMBER, DUA HASIL YANG BERBEDA

Bacaan hari ini: 1 Samuel 5:1-12Bacaan setahun: Bilangan 15-16, Lukas 14

FEBRUARI 2018

Page 31: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

RABU

28

ada bagian firman Tuhan ini dinyatakan beberapa hal yang dilakukan

Pbangsa Filistin untuk mengembalikan tabut Tuhan kepada Israel, karena Tuhan menekan dengan sangat berat bangsa Filistin yang

telah merampas tabut Tuhan tersebut (ps. 5). Beberapa hal dilakukan oleh bangsa Filistin untuk mengembalikan tabut Tuhan dan menunjukkan penghormatan serta menebus kesalahan mereka kepada Allah Israel (nampaknya mereka melakukan seperti yang mereka percayai terhadap para dewa mereka). Mereka tidak hanya mengantar tabut Tuhan dengan kereta baru dan dua ekor lembu, tetapi juga memberikan tebusan salah, berupa 5 borok emas dan 5 tikus emas. Mereka tidak menyangka bahwa ternyata Allah Israel begitu berkuasa, sehingga walaupun bangsa Israel bisa dikalahkan tetapi Allahnya ternyata tidak. Tujuan dari semua tindakan bangsa Filistin ini adalah agar Allah Israel mengangkat hukuman-Nya dari bangsa Filistin (ay. 5). Sebenarnya dalam kasus bangsa Filistin, Tuhan ingin menunjukkan kekuasaan-Nya dan kedaulatan-Nya atas segala bangsa dan bukan hanya atas bangsa Israel saja. Tetapi nampaknya bangsa Filistin tidak menyadari hal tersebut. Bagi kehidupan kita sebagai umat Tuhan, maka seharusnya motivasi kita ketika menyadari akan kesalahan kita adalah pertobatan yang sejati. Pertobatan yang sejati ialah berbalik dari kesalahan dan kehidupan kita yang berdosa dan semau sendiri untuk menjadi taat dan hidup dalam kehendak Tuhan. Kita bertobat bukan karena takut celaka atau dihukum Tuhan, tetapi karena menyadari bahwa Tuhan adalah yang berdaulat dalam kehidupan kita, sehingga kita tidak mungkin hidup menjauh dari Tuhan. Karena itu, sikap yang kita ambil adalah bertobat dan berbalik kepada Tuhan dengan merendahkan diri dan memohon pengampunan-Nya. Tuhan menjanjikan pengampunan seperti yang dinyatakan dalam 1 Yohanes 1:9, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”

“Mengapa kamu berkeras hati, sama seperti orang Mesir dan Firaun berkeras hati? Bukankah mereka membiarkan

bangsa itu pergi, ketika Ia mempermain-mainkan mereka?” (1 Samuel 6:6)

STUDI PRIBADI: Bagaimana seharusnya sikap umat Tuhan ketika menyadari kesalahannya kepada Tuhan? Apakah setiap kita sudah melakukannya?

Berdoalah bagi setiap jemaat Tuhan agar memiliki pertobatan yang sejati ketika jatuh dalam dosa, sehingga segera berbalik ke jalan yang benar dan belajar hidup taat kepada Tuhan.

Bacaan hari ini: 1 Samuel 6:1-7:1Bacaan setahun: Bilangan 17-18, Lukas 15

FEBRUARI 2018

TAKUT AKAN TUHAN

Page 32: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan

PROYEK KETAATANSaya berjanji akan lebih...

Berikan tanda apabila sudah terlaksana.

Pengertian-pengertian kebenaran yang saya peroleh bulan ini:

Page 33: “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa ...gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif262_Februari2018.pdf · kata lain, popularitas menjadi tolak ukur keberhasilan