siapa yang belajar dari rumah? - smeru

27
Siapa yang Belajar dari Rumah? Ulfah Alifia Arjuni Rahmi Barasa Luhur Bima Rezanti Putri Pramana Shintia Revina Florischa Ayu Tresnatri

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

Siapa yang Belajar dari Rumah?

Ulfah Alifia

Arjuni Rahmi Barasa

Luhur Bima

Rezanti Putri Pramana

Shintia Revina

Florischa Ayu Tresnatri

Page 2: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

Outline

2

Isu Utama1

Tentang Penelitian2

Potret “Belajar dari Rumah”3

Kesimpulan & Rekomendasi4

Page 3: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

InfrastrukturKetersediaan infrastruktur dasar dalam implementasi Belajar dari Rumah sangat bervariasi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

Rerata pengeluaran perkapita Pengguna internet (% dari populasi) Pengguna Internet (% dari populasi nasional)

Pelaksanaan kegiatan Belajar dari Rumah (BdR) sangat bertumpu pada internet. Di sisi lain, masih ada keberagamanpada penetrasi internet di Indonesia

Page 4: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

THE SMERU RESEARCH INSTITUTE

Bagaimana kebijakan saat ini?Pelaksanaan Belajar dari Rumah akan diperpanjang hingga paling tidak akhir tahun 2020

Page 5: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

Isu UtamaApa implikasi dari variasi tersebut terhadap kesempatan belajar siswa?

Pemetaanvariasi BdR

Pemetaankesenjangan

KebijakanPraktik BdR

Mengatasi kesenjangansaat BdR untuk

memitigasi penurunankemampuan siswa saat

masuk sekolah

Page 6: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

Tentang Penelitian

Ketersebaran responden survei

6

Page 7: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

Tentang PenelitianResponden

7

Catatan:Informasi yang didapatkan dalam survei kuantitatif adalah berdasarkan pelaporan dan persepsi guru.

• Pemilihan responden mempertimbangkan:a. Domisili guru (Jawa & Luar Jawa)b. Jenis sekolah (swasta & negeri) c. Jenis wilayah (perkotaan & perdesaan)

• Wali murid dan kepala sekolah ditelusuri setelahpemilihan guru.

Guru:Pendaftar PPG

Prajabatan2017

Dari guru yang telah mengisisurvei daring, dipilih guru kelasuntuk mendalami praktik BdR

Kuantitatif

Kualitatif

54.1%

58.6%

83.5%

29.0%

45.9%

41.4%

16.6%

71.0%

Pendidikan Guru

Wilayah

Status Sekolah

Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan

Negeri Swasta

Pulau Jawa Luar Pulau Jawa

Lulusan PPG Prajabatan Bukan Lulusan PPG Prajabatan

16Guru Kelas

8Wali Murid

7Kepala Sekolah

Jumlah responden : 290 guru kelas

Page 8: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

Potret Belajar dari Rumah di IndonesiaPertanyaan penelitian

Bagaimana guru memahami kegiatan Belajar dari Rumah?01

Faktor apa yang memengaruhi praktik Belajar dari Rumah?02

Bagaimana Belajar dari Rumah memengaruhi ketimpangan dalam kegiatan belajar mengajar?03

Page 9: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

01. Bagaimana guru memahami kegiatan Belajar dariRumah?

THE SMERU RESEARCH INSTITUTE

Page 10: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

Pemahaman GuruPemahaman “libur” di awal mempengaruhi pelaksanaan BdR hingga menjelang pergantian tahun ajaran

Penutupan sekolah pada dua minggu pertama diterjemahkan sebagai libur sekolah. Akhirnya, pelaksanaan BdR hinggasekarang, yang diharapkan sudah bisa mendekati rutinitas di sekolah, tidak bisa dicapai. Hal ini dapat berimplikasi pada tahun ajaran berikutnya karena pembelajaran murid pada jenjang sebelumnya tidak efektif.

“… Nggak mau ngerjain (tugas) anaknya. Jawabannya, ‘ini liburan, Ma. Kok disuruh mikirterus?’ Gitu” (Orang tua murid, Perempuan, Banyumas)

“Baru Bupati yang kasih kita instruksi bahwa ‘sudah, liburkan’… isinya (surat edaran) ya itu: liburkarena ada pandemi. Libur sampai waktu yang tidak ditentukan. Kemudian… menekankankepada murid bahwa kita belajar di rumah, tidak libur sepenuhnya, tapi namanya belajar di rumah… tetap dikasih tugas” (Guru, Perempuan, Enrekang)

Page 11: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

02.Faktor apa saja yang memengaruhi praktikkegiatan belajar jarak jauh?Orang Tua, Guru, dan Sekolah

THE SMERU RESEARCH INSTITUTE

Page 12: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

12

“Kok pembelajaran dikembalikan ke kita. Ini kita

mau ngajarin apa? Begitu. Kita kan petani. Tiba-

tiba kok diharapkan untuk jadi guru.”

(Orang tua murid, Perempuan, Enrekang)

“Anak saya jadwal pembelajarannya jam 08:00 –10:00. Setelahnya anak akan melakukan prakarya, saya bantu untuk uploadnya. Oleh gurunya sihdikasih batasan jam 8 malam tapi saya bilang keanaknya untuk langsung dikerjakan jangan ditunda-tunda. Baru setelahnya anak akan bermain”

(Orang tua murid, Perempuan, Semarang)

Orang TuaPendampingan orang tua memengaruhi partisipasi anak dalam kegiatan BdR

Page 13: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

Orang TuaFaktor yang memengaruhi kemampuan orang tua dalam mendukung BdR

Page 14: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

14

87% guru mengeluh orang tua tidakresponsif dalam berkomunikasi selamakegiatan BdR.

Faktor utama kurangnya komunikasiorang tua dengan guru yaitu:1. Kepemilikan alat komunikasi & kuota2. Kesibukan orang tua3. Kepedulian orang tua terhadap

pendidikan

Orang TuaKomunikasi orang tua dan guru

Page 15: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

Dalam komunikasi antara guru dengan wali murid, hal yang biasa dibahas meliputi materipelajaran, tugas, dan perkembangan belajar anak.

Wali murid yang berpendidikan tinggi, tinggal di wilayah perkotaan, dan menyekolahkananaknya di sekolah swasta juga secara rutin menginformasikan kepada guru terkait kondisianaknya→ guru secara berkala dapat membantu dalam penyesuaian pengajaran guru.

15

Orang TuaFokus orang tua pada saat BdR tetap pada perkembangan akademik anak

Page 16: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

6%4%

31%

23%

4%

9%

23%

Bingung dengan teknikpengajaran jarak jauh

Sulit membagi waktu antarabekerja dan mengurus rumahtangga

Tidak bisa memantauperkembangan belajar murid

Jaringan internet tidak stabil

Guru harus ke rumah murid

Keterbatasan anggaran (kuotainternet, foto kopi, dll)

Lainnya

GuruKendala yang dihadapi selama Belajar dari Rumah

Banyak guru mengalami kendaladalam memantau perkembanganbelajar murid selama BdR.

Beberapa guru merasa bingungtentang teknik apa yang harusdilakukan agar pembelajaran tetapberlangsung.

Page 17: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

Guru di sekolah swasta dan di daerahkota di Pulau Jawa sibuk untukmenyiapkan materi ajar dan penilaian.

Guru di sekolah negeri dan di daerahdesa di Pulau Jawa sibuk karena harusberkunjung ke rumah murid ataumelakukan komunikasi dengan orang tuadi luar jam sekolah.

GuruMayoritas guru menjadi lebih sibuk, tetapi karena permasalahan yang berbeda

Page 18: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

18

▪ Sekitar 43% guru menerima dana tambahan dari sekolah untuk operasional selama BdR.▪ Sekitar 24% guru menerima pelatihan terkait penggunaan teknologi pembelajaran.▪ Guru di perkotaan dan guru di sekolah swasta lebih banyak mendapatkan pelatihan dan dana tambahan dari sekolah.

SekolahDukungan dari sekolah belum merata

Page 19: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

19

Peran kepala sekolah masih kurang optimal dalammenyampaikan informasi kepada guru jika dibandingkandengan rekan guru, televisi/internet, dan sumber lainnya.

SekolahPeran kepala sekolah belum optimal

40

137

183

33

Kepala sekolah Rekan guru Televisi daninternet

Lainnya

Sumber Informasi Layanan Daring

55

21

143

19

41

112

82

Penyusunanmateri ajar

Penggunaansumber untuk

menyusunmateri ajar

Praktik mengajarjarak jauh

Caramenggunakanaplikasi digital

Perilaku murid Hambatan walimurid

Lainnya

Topik Diskusi Kepala Sekolah dan Guru Terkait Pelaksanaan BdR

Masih kurangnya pembahasan terkait penggunaan aplikasi digital, penggunaansumber-sumber alternatif dalam menyusun materi, dan bagaimana cara menyusunmateri ajar selama BdR.

Page 20: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

03.Bagaimana pelaksanaan Belajar dari Rumahmemengaruhi ketimpangan dalam kegiatan belajarmengajar?

THE SMERU RESEARCH INSTITUTE

Page 21: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

Guru dengan fasilitas memadai di perkotaanPulau Jawa dapat memanfaatkan aplikasidigital seperti Whatsapp, Youtube, Google Classroom, Google Form, Zoom dan Google Meet.

Guru di perdesaan di luar Pulau Jawa terpaksabertemu murid secara berkala untukmemberikan atau mengumpulkan tugas. Akan tetapi, hal ini tidak didukung dengan kegiatanpembelajaran yang memadai.

Penggunaan Media DigitalPenggunaan aplikasi digital bervariasi antar karakteristik wilayah

Page 22: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

22

Separuh guru di perdesaan Luar Jawatidak melakukan pengajaran setiap hari.

Hambatan utama adalah ketersediaanjaringan internet.

Guru lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan lebih cenderung untukmemberikan pengajaran setiap haridibandingkan guru yang bukan lulusanPPG Prajabatan.

Praktik PengajaranAda yang mengajar setiap hari, ada yang kadang mengajar, dan ada yang libur mengajar

Page 23: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

23

Guru yang berada di Pulau Jawa relatiflebih sering memberikan kesempatanuntuk sesi tanya jawab dengan muridnya.

Proporsi guru yang mengalokasikan waktuuntuk sesi tanya jawab secara rutin lebihbesar di kelompok guru lulusan PPG.

Tidak ditemukan perbedaan signifikanpada jenis sekolah dan akses internet.

Sesi Tanya JawabBanyak guru yang tidak memberikan siswa kesempatan untuk tanya jawab

Page 24: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

24

Proporsi guru yang memberikan penilaian belajar murid setiap haridi wilayah perkotaan relatif lebih besar dari guru di wilayah desa di Pulau Jawa.

Guru lulusan PPG cenderung mengembalikan hasil penilaian kepadamurid, jika dibandingkan dengan guru bukan lulusan PPG.

PenilaianGuru memberikan materi dan tugas tapi tidak semua memberi umpan balik

Page 25: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

25

Ketimpangan di Dalam KelasAnak dengan kemampuan di atas rata-rata cenderung berada di lingkungan yang lebih mendukung

Anak dengan kemampuan di atas-rata-rata cenderung lebihmemiliki akses terhadap perangkat gawai dan mempunyaiorang tua yang aktif berkomunikasi dengan guru.

Anak dengan kemampuan di atas-rata-rata mendapatkandukungan dari orang tua yang berpendidikan cukup tinggi.

Page 26: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

26

Kesimpulan dan RekomendasiSiapa yang Belajar dari Rumah?

Rekomendasi

1. Menyusun kebijakan yang mendorong Kepala Sekolah untuklebih aktif dalam mendukung para guru di sekolahnya dalammengimplementasikan Belajar dari Rumah secara lebih baik.

2. Kemendikbud dan Dinas Pendidikan Daerah perlumemberikan intervensi khusus kepada para guru agar ketimpangan kemampuan belajar tidak semakin melebar.

3. Perlu adanya panduan bagi para guru agar dapat lebihmemperhatikan keragaman kemampuan murid dalamkelasnya dan dukungan peningkatan kemampuan mengajaruntuk dapat melakukan pendekatan pengajaran berdasarkankebutuhan setiap murid.

Kesimpulan

1. Peran Kepala Sekolah dalam pelaksanaan kegiatan Belajar dariRumah masih belum optimal.

2. Murid-murid yang kurang beruntung yang umumnya bersekolah di sekolah negeri yang berlokasi di wilayah desa, khususnya di luarPulau Jawa → rentan mengalami penurunan kemampuan belajar(learning loss)

3. Kesenjangan juga terjadi antar murid dalam satu kelas → siswadengan kemampuan diatas rata-rata cenderung memiliki aksesterhadap fasilitas BdR yang lebih baik dan orang tua yang lebihmemperhatikan proses belajar.

4. Walaupun guru lulusan PPG menunjukan usaha lebih pada aspek-aspek tertentu dalam BdR, secara umum praktik pengajaran antaralulusan PPG dan bukan lulusan PPG cenderung tidak berbeda.

Page 27: Siapa yang Belajar dari Rumah? - SMERU

Terima Kasih