sejarah pura rambut siwi

3
SEJARAH PURA RAMBUT SIWI Cerita ini dimulai ketika ida maharsi markandia bertapa di gunung raung jawa. Pada waktu beliau bertapa digunung raung jawa, beliau melihat sinar suci yang berasal dari suatu daerah (yang nantinya dikenal dengan bali). Singkat cerita, sesuai dengan petunjuk maka kemudian beliau menelusuri ke tempat sinar itu muncul. Kemudian berangkatlah beliau menuju ke bali. Perjalanan pertama beliau dari jawa menuju bali adalah masuk lewat pantai (yang sekarang menjadi lokasi pura rambut siwi). Sesampainya ditempat ini kemudian beliau beristirahat beberapa hari sambil beliau mencari petunjuk kearah mana beliau harus berjalan. Selama beristirahat di tempat ini, beliau senang duduk di sebuah tebing yang agak menjorok ke laut. Kenapa beliau senang duduk di tempat ini karena dari tempat ini beliau bisa mengamati keseluruhan hamparan pesisir pantai barat bali. Dari tempat ini akan bisa dilihat jika ada perahu atau orang yang mau masuk ke bali lewat pantai bali barat. Selama bertapa beberapa pekan di lokasi tebing ini (posisi tebing ini sekarang ada di tebing depan pura melanting yang ada dikomplek pura rambut siwi), beliau mendapat petunjuk dari sanghyang jagatnata (alam semesta) tentang pulau bali. Isi petunjuknya adalah pulau bali merupakan pulau yang sangat suci tempat stana para dewa-dewi, hal inilah yang menyebabkan pulau ini susah bisa dimasuki/didiami oleh manusia, oleh karena ida maharsi markhandia telah diundang sebagai orang pertama yang diijinkan masuk kebali untuk menata pulau bali, maka untuk melindungi pulau bali dari orang-orang yang mencoba mengikuti

Upload: karmany-hachikyu

Post on 04-Aug-2015

164 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Pura Rambut Siwi

SEJARAH PURA RAMBUT SIWI

Cerita ini dimulai ketika ida maharsi markandia bertapa di gunung raung jawa. Pada waktu

beliau bertapa digunung raung jawa, beliau melihat sinar suci yang berasal dari suatu daerah

(yang nantinya dikenal dengan bali). Singkat cerita, sesuai dengan petunjuk maka kemudian

beliau menelusuri ke tempat sinar itu muncul. Kemudian berangkatlah beliau menuju ke bali.

Perjalanan pertama beliau dari jawa menuju bali adalah masuk lewat pantai (yang sekarang

menjadi lokasi pura rambut siwi). Sesampainya ditempat ini kemudian beliau beristirahat

beberapa hari sambil beliau mencari petunjuk kearah mana beliau harus berjalan. Selama

beristirahat di tempat ini, beliau senang duduk di sebuah tebing yang agak menjorok ke laut.

Kenapa beliau senang duduk di tempat ini karena dari tempat ini beliau bisa mengamati

keseluruhan hamparan pesisir pantai barat bali. Dari tempat ini akan bisa dilihat jika ada perahu

atau orang yang mau masuk ke bali lewat pantai bali barat. Selama bertapa beberapa pekan di

lokasi tebing ini (posisi tebing ini sekarang ada di tebing depan pura melanting yang ada

dikomplek pura rambut siwi), beliau mendapat petunjuk dari sanghyang jagatnata (alam semesta)

tentang pulau bali. Isi petunjuknya adalah pulau bali merupakan pulau yang sangat suci tempat

stana para dewa-dewi, hal inilah yang menyebabkan pulau ini susah bisa dimasuki/didiami oleh

manusia, oleh karena ida maharsi markhandia telah diundang sebagai orang pertama yang

diijinkan masuk kebali untuk menata pulau bali, maka untuk melindungi pulau bali dari orang-

orang yang mencoba mengikuti perjalanan ida maharsi markandia, maka sanghyang

jagatnata(alam semesta) menitahkan ida rsi untuk membuat pelindung/benteng dipantai bali barat

sehingga hanya orang-orang yang mendapatkan izin dari alam bali saja yang akan bisa masuk ke

bali. Kemudian ida rsi bertapa di tebing ini memuja dewa wisnu dan dewa baruna yang

menguasai lautan. Karena ketulusan dan ketekunan tapa beliau akhirnya doa ida rsi markandea

dikabulkan oleh para dewa yang berstana dilautan. Sekonyong-konyong, disepanjang tengah laut

barat bali kemudian muncul jaring-jaring seperti jaring net untuk bola voli yang bersinar seperti

nyala lidah api. Jaring-jaring ini terbuat dari rumput laut (dibali dikenal dengan bulung rambut)

yang dijalin/dirangkai seperti jaring. Jaring ini berfungsi sebagai filter untuk orang yang akan

masuk ke bali. Jika orang pantas masuk ke bali maka jaring net ini akan turun ke laut sehingga

orang bisa masuk ke bali. Jika orang tidak pantas masuk ke bali maka jaring ini akan naik ke atas

sehingga akan terjadi fenomena dilautan sehingga orang/perahu yang mencoba masuk tidak akan

bisa menyeberang. Fenomena inilah yang kemudian membuat ida rsi markhandia menamakan

Page 2: Sejarah Pura Rambut Siwi

tempat ini sebagai Rambut Siwi yang artinya jalinan/untaian rumput laut yang berbentuk seperti

rambut. Karena kekuatan tapa dalam melindungi laut barat bali inilah maka ida maharsi

markandia kemudian diberi gelar Sanghyang Baruna Gni. Dan laut dipantai bali barat diberikan

nama Dalem Segara Gni.Saya bercerita ini bukanlah suatu karangan akan tetapi kisah nyata. Jika

ada cerita tentang perjalanan ida peranda sakti wawu rauh terkait dengan rambut siwi, itu tidak

lebih seperti orang jaman sekarang yang melakukan tirta yatra ke suatu pura. Dan sesuai dengan

babad dwijendra tattwa yang mengisahkan perjalanan peranda sakti wawu rauh, di dalam babad

itu jelas diceritakan bahwa ketika peranda sakti wawu rauh sampai ke lokasi pura rambut siwi

sekarang, saat itu sudah ada pura disana itulah pura peninggalan ida maharsi markhandia.

Mudah-mudahan dengan cerita ini para semeton warga bhujangga waisnawa tidak akan lewat

begitu saja ketika melewati pura rambut siwi.