ornamen pada pura bukit dharma

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Arsitektur Tradisional Bali merupakan perwujudan keindahan manusia dan alamnya yang mengeras ke dalam bentuk-bentuk penggunaan dengan ragam hias yang dikenakannya. Benda-benda alam yang diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk ragam hias, tumbuh-tumbuhan, binatang, unsur alam, nilai-nilai agama dan kepercayaan disarikan ke dalam suatu perwujudan keindahan yang harmonis. Bentuk-bentuk hiasan, tata warna, cara membuat dan penempatannya mengandung arti dan maksud-maksud tertentu. Hiasan bentuk dalam pola-pola yang memungkinkan penempatannya di beberapa bagian tertentu dari bangunan atau elemen-elemen yang memerlukan hiasan. Ciri-ciri hakiki dari benda-benda alam yang dijadikan bentuk-bentuk hiasan masih menampahkan identitas walaupun diolah dalam usaha penonjolan nilai- nilai keindahannya. Dalam pengertian tradisional, bumi terbentuk dari lima unsur yang disebut Panca Mahabuta, apah (air/zat 1

Upload: architecturetheory

Post on 29-Jun-2015

491 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

BAB I PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG Arsitektur Tradisional Bali merupakan perwujudan keindahan manusia dan alamnya yang mengeras ke dalam bentuk-bentuk penggunaan dengan ragam hias yang dikenakannya. Benda-benda alam yang diterjemahkan ke dalam bentukbentuk ragam hias, tumbuh-tumbuhan, binatang, unsur alam, nilai-nilai agama dan kepercayaan disarikan ke dalam suatu perwujudan keindahan yang harmonis. Bentuk-bentuk hiasan, tata warna, cara membuat dan penempatannya mengandung arti dan maksud-ma

TRANSCRIPT

Page 1: ORNAMEN PADA PURA BUKIT DHARMA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Arsitektur Tradisional Bali merupakan perwujudan keindahan manusia

dan alamnya yang mengeras ke dalam bentuk-bentuk penggunaan dengan ragam

hias yang dikenakannya. Benda-benda alam yang diterjemahkan ke dalam bentuk-

bentuk ragam hias, tumbuh-tumbuhan, binatang, unsur alam, nilai-nilai agama dan

kepercayaan disarikan ke dalam suatu perwujudan keindahan yang harmonis.

Bentuk-bentuk hiasan, tata warna, cara membuat dan penempatannya

mengandung arti dan maksud-maksud tertentu. Hiasan bentuk dalam pola-pola

yang memungkinkan penempatannya di beberapa bagian tertentu dari bangunan

atau elemen-elemen yang memerlukan hiasan.

Ciri-ciri hakiki dari benda-benda alam yang dijadikan bentuk-bentuk

hiasan masih menampahkan identitas walaupun diolah dalam usaha penonjolan

nilai-nilai keindahannya.

Dalam pengertian tradisional, bumi terbentuk dari lima unsur yang disebut

Panca Mahabuta, apah (air/zat cair), teja (sinar), akasa (udara), pertiwi (tanah

bebatuan/zat padat), unsur-unsur tersebut melatar belakangi perwujudan bentuk-

bentuk hiasan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Ornamemen apa saja yang biasanya digunakan dalam Arsitektur

Tradisional Bali?

2. Bagaimana penempatan ornamennya pada Arsitektur Tradisional Bali?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk lebih mengetahui dalam

mengenal ornament-ornamen yang biasa disunakan pada Arsitektur Tradisional

1

Page 2: ORNAMEN PADA PURA BUKIT DHARMA

Bali. Karena ragam hias tersebut memiliki makna-makna tertentu dan menmbah

nilai estetika pada bangunan Tradidional Bali itu sendiri.

I.4 MANFAAT PENULISAN

Manfaat dibuatnya makalah ini adalah diharapkan dapat digunakan

sebagai acuan dalam merencanakan Arsitektur Tradisional Bali.

I.5 BATASAN MASALAH

Pada laporan penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah Ragam Hias

Arsitektur Tradisional Bali.

2

Page 3: ORNAMEN PADA PURA BUKIT DHARMA

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pendahuluan

Ragam hias dalam bangunan-bangunan tradisional mengandung arti dan

maksud-maksud tertentu. Penyajian keindahan, ungkapan simbol-simbol dan

penyampaian komunikasi merupakan maksud dan arti ragam hias pada bangunan-

bangunan, peralatan dan perlengkapan.

Demikian penulis mengambil contoh ragam hias pada bangunan

tradisional bali ‘BALE UMAT PESAMUAN’ yang terletak di Pura Bukit

Dharma atau Pura Durga Kutri di di Banjar (Dusun) Kutri, Desa Buruan,

Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.

3

Page 4: ORNAMEN PADA PURA BUKIT DHARMA

4

Page 5: ORNAMEN PADA PURA BUKIT DHARMA

PATRA PAE

Mengambil bentuk tumbuh-tumbuhan sejenis kapu-kapu yang dipolakan dalam

bentuk berulang berjajar memanjang.

PATUNG NAGA

Perwujudan Ular Naga dengan mahkota kebesaran hiasan gelung kepala,

bebadong leher anting-anting telingan rambut terurai, rahang terbuka taring gigi

runcing lidah api bercabang. Patung Naga sikap tegak bertumpu pada dada, ekor

menjulang ke atas gelang dan permata di ujung ekor. Patung naga sebagai

penghias bangunan ditempatkan sebagai pengapit tangga menghadap ke depan

lekuk-lekuk ekor mengikuti tingkat-tingkat tangga ke arah atas.

Pemakaian patung Naga dalam fungsinya sebagai hiasan dan stabilitas losofis

dinamis. Untuk fungsi ritual Patung Naga bersayap juga digunakan untuk pratima

sebagai simbol pemujaan yang disakralkan.

5

Page 6: ORNAMEN PADA PURA BUKIT DHARMA

MURDHA BAJRA

Murdha Bajra ini diambil dari nama bahasa Negara asalnya, yaitu India.

Divariasikan dari gabungan bentuk yang dirangkai dalam satu kesatuan serasi

dengan mewujudkan identitas baru.

ARCA MANUSIA

Arca manusia tersebut diambil dari bentuk seorang wanita yang sedang membawa

guci di kepalanya.

PATUNG SINGA

Wujudnya singa bersayap yang juga disebut Singa Ambara Raja. Dalam keadaan

sebenarnya tidak bersayap. Patung Singa bersayap untuk keagungan keadaan

sebenarnya tidak bersayap. Patung singa difungsikan juga untuk sendi alas tugeh

seperti patung Garuda. Bahannya dari kayu jenis kuat, keras dan awet. Patung

singa digunakan pula untuk sendi alas tiang pada tiang-tiang struktur atau tiang-

tiang jajar dengan bahan dari batu padas keras, atau batu karang laut yang putih

masif dan keras. Patung singa bersayap juga dibuat sebagai kerajinan seni ukur

untuk benda-benda souvenir dari ukuran kecil untuk hiasan meja sampai ukuran

6

Page 7: ORNAMEN PADA PURA BUKIT DHARMA

besar untuk hiasan ruang. Bahannya dari batu padas kelabu atau kayu jenis keras

yang awet, tanpa atau dengan pewarnaan.

Patung-patung singa bersayap ada pula yang disakralkan untuk Pratima sebagai

simbol-simbol pemujaan. Untuk petualangan sebagai tempat-tempat pembakaran

mayat dalam upacara ngaben selain patung lembu, patung singa juga dipakai

dengan perwujudan dan hiasan sementara yang ikut terbakar bersama pembakaran

mayat di badan Petualangan Patung Singan.

PATRA CINA

Patra Cina diambil dari nama negara asalnya, yaitu China. Divariasikan dari

gabungan patra yang dirangkai dalam satu kesatuan serasi dengan mewujudkan

identitas baru.

KARANG GAJAH

Disebut pula karang asti karena asti adalah gajah. Bentuknya mengambil bentuk

gajah yang diabtrakkan sesuai dengan seni hias yang diexpresikan dengan bentuk

kekarangan. Karang asti yang melukiskan kepala gajah dengan belalai dan taring

gadingnya bermata bulat. Hiasan flora Patra Punggel melegkapi ke arah sisi pipi

7

Page 8: ORNAMEN PADA PURA BUKIT DHARMA

asti. Sesuai kehidupannya gajah di tanah karang asti ditempatkan sebagai hiasan

pada sudut-sudut bebaturan di bagian bawah.

KAKUL KAKULAN

Mengambil bentuk kakul yang dipolakan dalam bentuk berulang berjajar

memanjang.

KARANG SIMBAR

Karang Simbar dari jenis flora. Karang simbar, suatu hiasan rancangan yang

mendekati atau serupa dengan tumbuh-tumbuhan lekar dengan daun terurai ke

bawah yang namanya simbar manjangan. Karang simbar dipakai untuk hiasan-

hiasan sudut bebaturan di bagian atas pada pasangan batu atau tatahan kertas

pada bangunan pada bangunan bade wadah, bukur atau hiasan-hiasan sementara

lainnya.

8

Page 9: ORNAMEN PADA PURA BUKIT DHARMA

KARANG GOAK

Bentuknya menyerupai kepala burung gagak atau goak. Disebut pula karang

manuk karena serupa pula dengan kepala ayam dengan penekanan pada paruhnya.

Karang goak dengan paruh atas bertaring dan gigi-gigi runcing mata bulat. Sesuai

dengan kehidupan manuk atau gagak sebagai binatang bersayap, hiasan

Karangmanuk yang juga disebut Karang Goak ditempatkan pada sudut-sudut

bebaturan di bagian atas. Karang Goak sebagai hiasan bagian pipi dan kepalanya

dilengkapi dengan hiasan patra punggel. Karang Goak umumnya disatukan

dengan karang Simbar dari jenis flora yang ditempatkan di bagian bawah Karang

Goak.

9

Page 10: ORNAMEN PADA PURA BUKIT DHARMA

BAB III

PENUTUP

2.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah yang saya buat ini, ornament adalah bagian

salah satu bagian terpenting dari Arsitektur Tradisional Bali karena hampir di

setiap bangunan Arsitektur Tradisional Bali menggunakan ornament-ornamen

tersebut sebagai identitas dari arsitektur tradisional itu sendiri. Karena

ornament juga menambah kesan estetis dari sebuah bangunan.

2.2 SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk

itu diperlukan adanya saran dan kritik dari para pembaca maupun dari semua

yang ingin meningkatkan ilmu pengetahuan di dalam bidang arsitektur,

khususnya dalam Arsitektur Tradisional Bali.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan Kebudayaan dan Parawisata. 2002. Arsitektur

Tradisional Bali. Bali

10