ringkasan buku, daftar pustaka

Upload: zalsuradin

Post on 10-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RINGKASAN BUKU : Sumber Cahaya Alami dan Pemanfaatannya Dalam Arsitektur

Bab I : Menjelaskan tentang cahaya serta pengetahuan dasar tentang sifat-sifat cahaya yang harus diketahui oleh seorang arsitek agar bisa merancang sebuah karya arsitektur yang hemat energi. Pengetahuan-pengetahuan yang tepat menjadi dasar menciptakan suatu bangunan dengan kenyamanan visual. Salah satu manfaat cahaya alami yakni akan sangat berpengaruh pada kualitas kesehatan penghuninya. Selain itu cahaya juga memiliki warna tertentu yang bisa ditampilkan untuk menambah estetika dalam bangunan. Sifat-sifat cahaya itu sendiri adalah cahaya bisa dipantulkan dan diserap. Pemantulan dan penyerapan ini tergantung pada warna permukaan benda. Semakin gelap warnanya maka semakin tinggi koefisien serapnya yang kesemuanya ini tentunya dapat mempengaruhi estetika suatu ruangan atau bangunan.Bab II : Allah swt menciptakan matahari sebagai sumber energi bagi kehidupan manusia di bumi. Matahari memiliki waktu edar tertentu yang memiliki efek yang berbeda jika dirasakan pada belahan bumi berbeda. Waktu beredar matahari dari terbit hingga tenggelam akan menimbulkan efek bayangan yang apabila digunakan secara maksimal akan dapat menambah estetika pada bangunan. Matahari juga mempengaruhi kondisi iklim setempat. Pada iklim tropis matahari akan dirasakan bersinar sepanjang tahun, berbeda dengan daerah iklim subtropis atau daerah kutub. Di dalam bangunan cahaya yang harus dimasukkan adalah daylight (terang langit) sedangkan sinar matahari langsung sebaiknya dihindari karena akan menyebabkan silau di dalam ruang.Bab III : Lebih jauh, zat yang ada dalam matahari menghasilkan energi. Energi cahaya bisa dihasilkan atau diubah menjadi energi listrik. Sumber energi yang dihasilkan oleh matahari merupakan sumber energi yang tidak akan habis dan selalu dapat diperbarui. Penggunaannya secara maksimal akan dapat membantu menghemat sumber energi di bumi yang kian menipis. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan teknologi photovoltaic yang terintegrasi dalam bangunan sehingga bangunan dapat menghasilkan energi sendiri. Bangunan yang menggunakan teknologi ini disebut dengan bangunan hemat energi atau low/zero energy building.Bab IV : Dalam merancang pencahayaan di dalam bangunan harus diperhatikan kenyamanan visual. Kebutuhan pencahayaan sesuai dengan standar adalah hal yang harus diperhatikan pertama kali. Setelah itu dilakukan perancangan elemen-elemen yang nantinya akan berfungsi untuk memasukkan pencahayaan alami seperti jendela, skylight dan lain sebagainya. Perancangan elemen-elemen ini tentunya memperhatikan orientasinya terhadap sinar matahari. Setelah itu dilakukan kontrol terhadap sinar matahari yaitu perancangan shading device. Perancangan shading yang tepat adalah yang memperhatikan arah edar sinar matahari.Bab V : Beberapa karya arsitektur muslim, yaitu masjid, sudah menerapkan perancangan bangunan dengan pencahayaan alami. Penerapan pada perancangan masjid-masjid ini antara lain adalah dengan penempatan bukaan jendela yang berfungsi untuk memasukkan cahaya alami. Selain itu, dipergunakan juga kaca yang berwarna warni yang bisa membiaskan cahaya sehingga berfungsi sebagai elemen estetika. Perletakan bukaan pada sela-sela kubah juga banyak dilakukan. Hal ini selain berfungsi sebagai penyebaran cahaya juga berfungsi sebagai penambah estetika interior ruangan.

Dengan menerapkan strategi-strategi perancangan elemen arsitektur dengan memasukkan unsur cahaya alami di dalam penyusunan buku ini, diharapkan cahaya bukan lagi menjadi suatu masalah dalam perancangan arsitektur selanjutnya. Pemanfaatan cahaya secara optimal akan mengantarkan sebuah bangunan menjadi obyek arsitektur yang hemat energi dan berkelanjutan. Bahkan, apabila perancangannya menerapkan matahari secara aktif, maka dapat dikatakan bangunannya termasuk bangunan zero energy. Diharapkan dengan perancangan yang memperhatikan kenyamanan dan kebutuhan daylight, tidak ada lagi bangunan yang boros energi dengan memakai banyak cahaya buatan. Dengan demikian, penerapan perancangan pencahayaan alami yang benar di dalam obyek arsitektur bisa dikatakan sebagai salah satu wujud rasa syukur manusia atas nikmat Allah swt, sekaligus wujud dari upaya pelestarian alam yang bernilai ibadah di mata Allah swt.

DAFTAR PUSTAKA

Budihardjo, Eko, & Hardjohubojo, Sudanti. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Bandung: Penerbit Alumni.

Budihardjo, Eko. 1999. Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Andi.

Egan, David & Victor W.Olgay. 2002. Architectural Lighting. New York:McGraw Hill.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research Jilid 3. Yogyakarta: Andi

Hasan, M.I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Karyono, T.H, 1999. Arsitektur, Kemapanan, Pendidikan, Kenyamanan dan Penghematan Energi. Jakarta : PT. Catur Libra Optima

Lechner, N. 2001. Heating, Cooling, Lighting, Metode Desain Arsitektur. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Mintogoro, Danny Santoso. 2000. Strategi Aplikasi Sel Surya (Photovoltaic Cells) pada Perumahan dan Bangunan Komersial. Dimensi Teknik Arsitektur. 28(2):129-141.

Neufert, Ernst & Peter. 2002. Architects Data. Blackwell Science.

Philips, Derek. 2004. Daylighting Natural Light in Architecture. Oxford: Architectural Press.

Priatman, Jimmy. 2000. Perspektif Arsitektur Surya di Indonesia. Dimensi Teknik Arsitektur. 28(1):1-7.

Purnomo, Agus Budi. 2003. Pengaruh Bayangan Bangunan dan Vegetasi pada Suhu Udara di Kampus A, Universitas Trisakti. Dimensi Teknik Arsitektur. 31(2):152-157.

Rahim, R, dkk. 2009. Buku Daras Mata Kuliah Fisika Bangunan. Makassar : UIN Alauddin Makassar

Satwiko, P. 2004. Fisika Bangunan 1. Yogyakarta : ANDISetiyowati, Ernaning. 2009. Cahaya Dalam Arsitektur Perspektif Islam: UIN-Malang Press.

Soegijanto, 1998, Bangunan di Indonesia dengan Iklim Tropis Lembab Ditinjau dari Aspek Fisika Bangunan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Wiryoprawiro, Z. 1986. Perkembangan Arsitektur Masjid di Jawa Timur. Surabaya : PT. Bina Ilmu