rekoleksi untuk melengkapi pembinaan ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_full.pdfiv...

251

Click here to load reader

Upload: lekhuong

Post on 19-May-2019

262 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN KATEKUMEN DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Disusun oleh:

M. Indah Puspitarini

NIM: 031124025

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

Page 2: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

i

REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN KATEKUMEN DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Disusun oleh:

M. Indah Puspitarini

NIM: 031124025

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

Page 3: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

ii

Page 4: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

iii

Page 5: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta

yang telah memberiku tempat untuk belajar

Bapak, Ibu, Mas, Mbak, Ponakan, dan Sahabatku

yang selalu memberi semangat dan menguatkanku dalam berbagai keadaan

Para pembimbing dan almamaterku tercinta

yang memberiku kepercayaan untuk bertindak secara bijaksana

Seluruh umat dan pihak-pihak yang mendukungku dalam karya dan hidup.

Page 6: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

v

MOTTO

”Kunyah dengan lembut, nikmati, siap menerima rasa lain,

dan tetap berharap untuk rasa manis yang akan diberikan-Nya”

Page 7: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : M. Indah Puspitarini Nomor Mahasiswa : 031124025

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN KATEKUMEN DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 31 Maret 2008 Yang menyatakan

(M. Indah Puspitarini)

Page 8: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Februari 2008

Penulis,

M. Indah Puspitarini

Page 9: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

vii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN KATEKUMEN DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA. Penyusunan skripsi berawal dari pengalaman penulis yang melihat dan merasakan berbagai hal yang “aneh” pada Gereja, secara khusus umat yang banyak dijumpai. Penulis merasakan keanehan itu dan timbul pertanyaan ketika menyadari diri sebagai orang Katolik dan mendengar cerita orang Katolik lainnya yang mengalami berbagai tantangan dikarenakan agamanya Katolik. Kejadian seperti ini banyak terjadi, baik dalam dunia kerja maupun relasi antar pribadi di masyarakat, tetapi cukup mengherankan bahwa masih ada orang-orang yang ingin menjadi Katolik. Selain rasa heran terhadap keinginan orang menjadi Katolik, penulis juga melihat keadaan umat Katolik sendiri yang memprihatinkan, berkaitan dengan kurang terlibatnya mereka dalam kegiatan gerejawi.

Menjadi Katolik bukanlah sekedar menerima Sakramen Baptis dan dinyatakan resmi sebagai anggota Gereja, melainkan juga menerima dan menjalankan konsekuensinya. Umat Katolik juga harus menjalani hidup menggereja sesuai dengan yang diteladankan oleh para murid Kristus. Hidup menggereja merupakan hidup yang menampakkan karya Allah, baik di lingkungan Gereja maupun masyarakat. Dengan demikian, baik umat Katolik yang dibaptis saat bayi maupun setelahnya harus menjalankannya. Banyak orang Katolik menginginkan yang enak saja, semaunya sendiri dan mengabaikan orang lain bahkan menjadi kebiasaannya melakukan hal semacam itu. Hal semacam inilah yang ternyata sering menghambat keterlibatan umat Katolik lain dalam berbagai kegiatan. Kegiatan yang sebenarnya bermanfaat dan berdampak positif bagi kehidupan jasmani dan rohani umat Katolik, sekilas dilihat tidak menarik, sering dihindari bahkan ditolak. Hal semacam ini membuat umat Katolik yang bersangkutan semakin jarang berkegiatan bersama dan akibat buruk yang bisa terjadi, semakin lemahnya iman dan perasaan sendiri, ketika mengalami masalah yang pelik dalam hidup.

Penulis ingin mengetahui lebih banyak, bagaimana keterlibatan baptisan baru dewasa dalam berkegiatan gerejawi, maka penulis mengadakan penelitian dan dari sana beberapa hal sebagai hasil dari penelitian ini akhirnya ditindaklanjuti oleh penulis. Sejumlah baptisan baru dewasa yang ditemui penulis mengakui ketidakaktifan mereka dalam kegiatan gerejawi dikarenakan beberapa hal dan penulis menggelompokkannya menjadi tiga. Berdasarkan tiga golongan permasalahan tersebut, penulis mengupayakan antisipasinya yang disusun dalam suatu pembinaan dengan model rekoleksi. Pembinaan dengan model rekoleksi ini diberikan kepada orang-orang yang ingin menjadi Katolik dan sedang dalam masa pembinaan. Pembinaan ini memang tidak dilakukan kepada baptisan baru karena mereka sudah kurang terlibat dan akan amat sulit untuk mengumpulkan mereka dalam suatu kegiatan bersama. Maka, untuk mengantisipasi agar baptisan baru yang akan datang tidak seperti baptisan baru yang dijumpai oleh penulis, dilakukanlah rekoleksi sebagai pelengkap pembinaan katekumen yang sudah rutin dilaksanakan.

Page 10: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

viii

ABSTRACT

This thesis is titled THE RECOLLECTION FOR THE COMPLETION OF CATECHUMEN’S FORMATION IN CHRIST THE KING PARISH OF BACIRO, YOGYAKARTA. The writing started from the experience of the author when she saw and felt sorts of things in the Church that seem strange, especially among the people of God. She felt the strange and questioned since being realized as a Catholic and knowing other Catholic’s experiences of being challenged because of their being, as a catholic. The fact of being challenged happen many times, in work and in daily interpersonal relationship in the society, but it’s such a surprise that there are many people want to be a Catholic. Further, I saw the anxious condition within the church herself regarding to less of involving among Catholics in the church’ ministries.

Being a catholic is not merely accepting the Baptism and being declared formally to be a member of the church, but a catholic also accepts the consequences of being a catholic. Catholics must live out the church’ life as the Christ’ disciples did. Living out the Church’ Life is a life shows God’s work to the church and to the society. Thus, a catholic, whenever he or she was baptized, must live out the life. Many Catholics want a pleasant, egoist life, and therefore neglect other people. It often obstructs catholic to involve in varied activities, actually. The activity that is actually useful and positive for body and soul of a catholic is seen as an unattractive one and (is) avoided, even refused. This kind of fact makes catholic rarely involves in any activity, bad effect possibly happened, such as the weakness of faith when catholic faces problems in life.

The author wants to know further, how the participation of an adult new baptized. Therefore, she made an observation. She worked with the data from the observation and fo llowed-up the data at the end. Some adult new baptized, whom she met, admired that their inactiveness in the church’ ministries because of some things, which she divides into three groups. Based on the three groups of the problem, she try to anticipate the problem in the form of a formation with the recollection as the model. The formation with the recollection as the model is given to people who want to be a catholic and are in the formation itself. This formation is not for the new baptized because they have not been involved anymore and it would not be easy to gather them again in an activity. Therefore, to anticipate the next new baptized is not going to be like some new baptized she met, the recollection as a completion for the catechumen’s fo rmation must be done.

Page 11: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

ix

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur dan pujian kepada Allah Bapa, Putera, dan Roh

Kudus atas kasih melimpah yang boleh diterima. Secara khusus, kasih-Nya

dirasakan penulis selama penyusunan skripsi ini, hingga ada akhirnya penulis

berhasil menyelesaikannya. Penulis merasakan bimbingan-Nya dalam setiap

langkah, ucapan, karya tangan, dan tindakan lainnya. Tanpa kesetiaan-Nya,

penulis tidak dapat melakukan hal-hal yang berarti, positif, dan berguna baik bagi

diri sendiri maupun bagi orang lain.

Skripsi ini disusun karena keprihatinan penulis terhadap ketidakaktivan

banyak umat Katolik dalam kegiatan gerejawi. Banyak orang Katolik yang tidak

menjalankan tugasnya sebagai orang Katolik. Setelah menemukan fakta hasil dari

penelitian, akhirnya penulis berbuat sesuatu untuk mengatasinya. Tindakan itu

berupa usulan kegiatan pembinaan dengan model rekoleksi yang diberikan kepada

katekumen sebagai penyempurnaan atas pembinaan yang biasanya dilaksanakan,

agar mereka lebih terlibat dalam kegiatan gerejawi daripada baptisan baru yang

dijumpai penulis.

Penulis kembali bersyukur mengingat selesainya penyusunan skripsi ini dan

ditemukannya usaha untuk menanggapi permasalahan di atas. Penulis menyadari

segala keterbatasannya. Tanpa bantuan banyak pihak, kiranya penulis akan

merasakan lebih banyak kesulitan. Maka, pada kesempatan ini, penulis ingin

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

Page 12: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

x

1. Pastor dan umat Paroki Kristus Raja Baciro yang terbuka atas kehadiran

penulis dan bersedia memberikan informasi yang diperlukan, secara khusus

baptisan baru yang menyediakan waktunya dan hati dalam membagikan

pengalamannya sehingga semakin memperkaya dan meneguhkan penulis akan

imannya

2. Romo Drs. H.J. Suhardiyanto, SJ yang senantiasa membimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini, dengan segala kerelaan memberikan perhatian, waktu,

motivasi, sumbangan pemikiran, dan hal-hal baru yang positif sehingga

penulis semakin ”kaya” dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan semangat

3. Bapak Y.H. Bintang Nusantara, SFK yang senantiasa membimbing dan

memotivasi secara tidak langsung sehingga penulis semakin terpacu untuk

menyelesaikan skripsi

4. Ibu Dra. J. Sri Murtini, M.Si selaku dosen penguji dan yang masih

menyediakan diri untuk mendampingi dalam penelitian

5. Romo Kaprodi, seluruh staf dosen-karyawan, dan almamater IPPAK-USD

yang memberi semangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir,

penyusunan skripsi ini

6. Bapak, Ibu, Mas-mas, Mbak-mbak, ponakan-ponakan, dan sahabat yang selalu

mendukung dan memberi semangat, terutama saat penulis hampir putus asa

sehingga penulis kembali memiliki semangat untuk melanjutkan karya tulis ini

yang menjadi tanggung jawab penulis

Page 13: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

xi

7. Teman-teman angkatan 2003 yang sebagian, ketika penulis dalam proses

penyelesaian skripsi, telah meninggalkan kota Yogyakarta. Meskipun jauh

secara fisik, tetapi penulis yakin bahwa persaudaraan sejati yang tetap

tertanam dalam hati mereka selalu memberi dorongan untuk tetap semangat

dan segera menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

mendukung dengan penuh kasih, yang pada kesempatan ini tidak dapat disebutkan

satu per satu. Semoga hati banyak orang senantiasa terbuka menerima dan

membagikan kasih Allah yang diberikan kepada umat-Nya. Penulis juga

mengharap saran dan kritik dari siapa pun juga yang membaca skripsi ini, karena

penulis menyadari keterbatasannya. Semoga dengan saran dan kritikan tersebut,

penulis semakin berkembang dan lebih baik dalam menyelesaikan karya-karya

lainnya.

Yogyakarta, 27 Februari 2008

Penulis,

M. Indah Puspitarini

Page 14: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

ABSTRACT..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI.................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................ 4

C. Tujuan Penulisan.......................................................................... 4

D. Manfaat Penulisan........................................................................ 5

E. Metode Penulisan......................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 6

BAB II. SAKRAMEN BAPTIS DALAM GEREJA KATOLIK .................... 8

A. Sakramen Secara Umum.............................................................. 8

1. Pengertian Sakramen............................................................ 8

2. Sakramen-Sakramen Dalam Gereja ..................................... 10

3. Unsur-Unsur Sakramen........................................................ 14

B. Sakramen Baptis .......................................................................... 19

1. Sakramen Inisiasi................................................................. 19

2. Pengertian dan Makna Sakramen Baptis ............................. 20

3. Perutusan Umat yang Telah Dibaptis .................................. 24

Page 15: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

xiii

C. Persiapan Umum Menerima Baptis ............................................. 27

1. Bagi Katekumen................................................................... 27

2. Katekumenat ........................................................................ 29

D. Hidup Menggereja........................................................................ 30

1. Tugas Umat Beriman Kristiani ............................................ 30

2. Keterlibatan Dalam Hidup Menggereja ............................... 31

3. Lingkup Menggereja ............................................................ 32

BAB III. PEMBINAAN KATEKUMEN DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO ........................................................................................... 33

A. Persiapan Penelitian..................................................................... 33

1. Persiapan Penelitian Tentang Gambaran Umum Paroki Kristus Raja Baciro................................................... 34

2. Persiapan Penelitian Tentang Pembinaan Katekumen......... 36

B. Laporan Hasil Penelitian.............................................................. 44

1. Gambaran Umum Paroki Kristus Raja Baciro ..................... 44

2. Pembinaan Katekumen di Paroki Kristus Raja Baciro ........ 56

C. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................... 63

1. Pengelompokkan Inti Jawaban Responden.......................... 64

2. Penilaian Terhadap Jawaban Responden............................. 68

3. Prosentase Jawaban Responden........................................... 69

D. Kesimpulan Hasil Penelitian........................................................ 70

BAB IV. REKOLEKSI SEBAGAI USULAN PENYEMPURNAAN PEMBINAAN KATEKUMEN ....................................................... 74

A. Latar Belakang Penyempurnaan Pembinaan Katekumen............ 74

B. Rekoleksi Sebagai Pilihan Penyempurnaan Pembinaan Katekumen................................................................................... 76

C. Tema dan Tujuan Rekoleksi ........................................................ 80

1. Diri Sendiri........................................................................... 82

2. Sakit Hati Karena Umat Lainnya ......................................... 84

3. Harus Beraktivitas La in ....................................................... 86

Page 16: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

xiv

D. Penempatan Materi Dalam Rekoleksi.......................................... 88

E. Usulan Rekoleksi ......................................................................... 90

1. Rekoleksi Pertama ................................................................ 91

2. Rekoleksi Kedua .................................................................. 121

3. Rekoleksi Ketiga .................................................................. 147

BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 191

A. Kesimpulan .................................................................................. 191

B. Saran............................................................................................. 193

C. Refleksi ........................................................................................ 195

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 197

LAMPIRAN..................................................................................................... 199

Lampiran 1: Jawaban Responden ........................................................ (1)

Lampiran 2: Foto-Foto ......................................................................... (16)

Lampiran 3: Materi Cara Berdoa ......................................................... (19)

Lampiran 4: Lagu-lagu......................................................................... (21)

Lampiran 5: Teks Kitab Suci ............................................................... (28)

Lampiran 6: Sarana Permainan............................................................ (34)

Page 17: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

xv

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan pengantar dan catatan singkat yang

diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. (2003). Teks Alkitab Perjanjian

Lama dan Perjanjian Baru dalam Bahasa Indonesia 1974. Ende: Arnoldus.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

IM : Inter Mirifica, Dekrit Tentang Upaya-Upaya Komunikasi Sosial

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Tentang Gereja

C. Singkatan Lain

APP : Aksi Puasa Pembangunan

ay. : Ayat

CIC : Convention International Catechetic

Depdikbud : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Drs. : Doctorandus / Sarjana Strata 1

GK : Gondo Kusuman

GKS : Gedung Karya Sosial

hal. : Halaman

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

J : Jawaban

Jl. : Jalan

KE : Kidung Ekaristi

KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia

no. : Nomor

Page 18: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

xvi

P : Pertanyaan

Pkl. : Pukul

Prodi : Program Studi

Pr. : Projo

R : Responden

Rm. : Romo

SJ : Societatis Jesu / Serikat Yesus

St. : Santa/Santo

TK : Taman Kanak-kanak

USD : Universitas Sanata Dharma

WIB : Waktu Indonesia Barat

% : Persen

Page 19: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab satu dengan judul ”pendahuluan” merupakan pengantar sebelum

memasuki bab-bab selanjutnya yang lebih mendalam dalam skripsi ini. Bab satu

akan membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Selanjutnya, bahasan

tersebut akan diuraikan satu per satu.

A. Latar Belakang

Gereja Katolik adalah Gereja yang terbuka dan seharusnya memang demikian,

tetapi kenyataannya cukup menimbulkan pertanyaan manakala di sisi lainnya pada

zaman sekarang yang serba “sulit” dan membuat orang Katolik kurang mendapat

peran di bidang-bidang yang strategis di dalam negara ini, tetapi masih menarik

perhatian orang-orang non Katolik untuk menjadi Katolik. Apa sebenarnya yang

ingin mereka temukan dalam Gereja Katolik? Mengingat di lain pihak, anggota

Gereja yang juga disebut Kaum Beriman Kristiani atau Umat Allah memiliki

banyak tanggung jawab dalam negara ini dan mengharuskan mereka untuk tidak

boleh hanya berdiam diri dan tenang-tenang menjalani kehidupannya. Diawali

dengan pembaptisan, baptisan baru harus berani mengakui imannya akan Yesus

Kristus dan siap melakukan tugas perutusannya sebagai murid Kristus dan kalau

perlu juga mempertahankan imannya.

Page 20: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

2

Sakramen Baptis merupakan sakramen yang pertama kali diterimakan kepada

orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebelum sakramen lainnya. Dengan

pembaptisan, umat beriman Kristiani secara resmi menjadi anggota Gereja dan

berhak mengikuti kegiatan gerejawi, salah satu yang penting yakni menghadiri

perayaan Ekaristi. Dengan ikut serta merayakan Ekaristi, seorang umat beriman

Kristiani mengalami persatuan dengan umat lainnya, mengenang peristiwa

penyelamatan Yesus dan bersatu dalam penderitaan Yesus Kristus. Kehadiran

umat dalam Ekaristi merupakan keinginan untuk semakin dekat dengan Tuhan

Yesus Kristus, tetapi pada kenyataannya tidak semua umat Allah memiliki

keinginan ini, mungkin karena kesibukannya atau perasaan tidak perlu. Ada lagi

umat yang dalam meluangkan waktu untuk bersama-sama memuliakan Tuhan

melalui perayaan Ekaristi hanya pada waktu tertentu, seperti hari raya Natal dan

Paskah. Ini semua memberi kesan kurangnya kesadaran akan pentingnya

kebersamaan dalam menyambut Hari Tuhan lewat perayaan Ekaristi. Selain itu,

keterlibatan umat dalam menanggapi tahapan-tahapan dalam perayaan Ekaristi

juga kurang, hal ini tampak dengan sedikitnya suara umat yang menanggapi

dialog Pastor pemimpin Ekaristi.

Umat beriman Kristiani senantiasa diberi tawaran oleh Gereja untuk dapat

memperdalam imannya dalam setiap kegiatan dan diberi ajakan untuk

mewujudnyatakan iman dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kenyataannya

sebagian besar umat memberi kesan bahwa mereka kurang menanggapinya

dengan positif. Banyak umat yang dalam porsi sedikit memberikan waktu untuk

Tuhan dan tidak cukup bertanggung jawab akan tugas yang harus dijalankannya

Page 21: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

3

sebagai umat beriman Kristiani. Gereja berusaha untuk semakin mempersatukan

umat dalam kegiatan bersama, tetapi ada kesan, kesadaran umat untuk

menggunakan kesempatan tersebut masih kurang. Gereja tetap mengusahakan

agar umat beriman Kristiani mengalami keselamatan. Untuk itu, umat diberi

pembinaan seperti ketika akan menerima Sakramen Ekaristi atau akan menerima

Sakramen Baptis.

Umat beriman Kristiani, khususnya yang mengalami baptis dewasa,

seharusnya siap menerima konsekuensinya, salah satunya harus mau menjalankan

tugas-tugas sebagai anggota Gereja, seperti melakukan ibadat bersama. Melihat

sekilas keadaan umat yang ternyata tidak banyak yang terlibat dalam kegiatan

gerejawi, menimbulkan pertanyaan “Mengapa mereka kurang melaksanakan

tanggung jawabnya sebagai orang Katolik? Apakah hal itu disebabkan kekurangan

para pembimbing atau kekurangan cara pembinaannya, atau kekurangan pada

materi pembinaan sehingga baptisan baru menjadi demikian?” Keprihatinan ini

menggugah penulis untuk mengangkatnya dalam skripsi. Lebih jauh, penulis ingin

memberikan usulan pembinaan, menjawab permasalahan yang mungkin

ditemukan selama penyusunan skripsi. Dengan latar belakang dan hasil yang

ditemukan, skripsi ini diberi disusun dengan judul “REKOLEKSI UNTUK

MELENGKAPI PEMBINAAN KATEKUMEN DI PAROKI KRISTUS

RAJA BACIRO YOGYAKARTA”.

Page 22: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan yang akan

dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimana keterlibatan hidup menggereja para baptisan baru Paroki Kristus

Raja Baciro Yogyakarta?

2. Bagaimana pemahaman baptisan baru Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta

atas makna Sakramen Baptis dalam Gereja Katolik?

3. Bagaimana pembinaan katekumen akan hidup menggereja yang sudah

dilaksanakan di Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta?

4. Bagaimana usaha untuk mengembangkan kesadaran katekumen akan hidup

menggereja di Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta?

C. Tujuan Penulisan

Dari rumusan permasalahan dan latar belakang, dapat dirumuskan tujuan yang

ingin dicapai melalui skripsi ini, yaitu:

1. Mengungkapkan keterlibatan hidup menggereja para baptisan baru Paroki

Kristus Raja Baciro Yogyakarta

2. Menguraikan pemahaman baptisan baru Paroki Kristus Raja Baciro

Yogyakarta atas makna Sakramen Baptis dalam Gereja Katolik

3. Menjelaskan pembinaan katekumen, berkaitan dengan hidup menggereja,

yang sudah dilaksanakan di Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta

4. Memaparkan usaha yang dirasa baik dalam mengembangkan kesadaran

katekumen akan hidup menggereja di Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta

Page 23: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

5

5. Memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) Pendidikan,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan, Program

Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas

Sanata Dharma.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diperoleh dengan menyusun skripsi ini ialah:

1. Bagi Umat Katolik

a. Supaya lebih memahami tugasnya sebagai umat beriman Kristiani

b. Supaya semakin terlibat hidup menggereja

2. Bagi Katekis

a. Semakin terbantu dalam merefleksikan diri sehubungan dengan perannya

sebagai fasilitator dalam pengembangan iman umat

b. Semakin kreatif dalam membina katekumen, seperti rencana dan program

pembinaan, metode pembinaan, media yang digunakan, dan sebagainya.

3. Bagi Paroki Kristus Raja Baciro

a. Mengetahui manfaat pembinaan katekumenat

b. Memperoleh masukan demi pembinaan katekumenat yang lebih menghasilkan

Page 24: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

6

4. Bagi Penulis

a. Semakin mengenal umat, khususnya belajar dari baptisan baru untuk semakin

memperdalam iman akan Yesus Kristus

b. Mendapatkan masukan yang membuat semakin yakin akan perannya sebagai

seorang calon katekis

c. Semakin banyak pengalaman, baik yang berhubungan dengan skripsi maupun

pengalaman lainnya yang mendukung untuk hidup yang lebih baik.

E. Metode Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode Deskriptif Analitis,

yaitu metode yang menggambarkan dan menganalisa data-data yang diperoleh

melalui studi pustaka dan penelitian lapangan. Selain dari itu, penulis juga

memanfaatkan hasil refleksi pengalaman sebagai anggota Gereja, khususnya

sebagai calon katekis yang harus berperan memfasilitasi pengembangan iman

umat.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri atas lima bab, yaitu:

Bab I dengan judul “Pendahuluan” menghantar pada isi skripsi, menguraikan

latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode

penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II dengan judul “Sakramen Baptis Dalam Gereja Katolik” berisi uraian

tentang Sakramen Baptis, secara khusus hal-hal sehubungan dengan pembinaan

Page 25: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

7

katekumen, terdiri dari: sakramen secara umum, sakramen baptis, persiapan

sebelum menerima sakramen baptis, dan hidup menggereja.

Bab III dengan judul “Pembinaan Katekumen di Paroki Kristus Raja Baciro”

merupakan bab yang secara khusus melaporakan penelitian mulai dari persiapan

sampai kesimpulan hasil penelitian. Hal-hal yang diuraikan dalam bab ini, yaitu:

persiapan penelitian, laporan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitan, dan

kesimpulan hasil penelitian.

Bab IV dengan judul “Rekoleksi Sebagai Usulan Penyempurnaan Pembinaan

Katekumen” menguraikan usaha untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

melalui penelitian. Penulis mengajukan usulan pembinaan dalam bentuk

“rekoleksi”. Adapun isi dari bab IV ialah: latar belakang penyempurnaan

pembinaan katekumen, rekoleksi sebagai pilihan penyempurnaan pembinaan

katekumen, tema dan tujuan rekoleksi, penempatan materi dalam rekoleksi, dan

usulan rekoleksi.

Bab V merupakan “penutup” berisi kesimpulan, saran, dan refleksi dari

penulis.

Page 26: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

8

BAB II

SAKRAMEN BAPTIS DALAM GEREJA KATOLIK

Bab II menampilkan teori dan pemahaman yang diperoleh dari buku-buku

yang bersangkutan. Dengan adanya kepustakaan, dapat semakin memperkuat

proses dan kesimpulan skripsi, karena dalam penyusunannya menjadi memiliki

dasar dan landasan. Teori yang diambil penulis pun diungkapkan oleh para ahli

dalam bidang yang sama dengan beberapa hal yang diangkat dan disusun oleh

penulis.

A. Sakramen Secara Umum

1. Pengertian Sakramen

Sakramen dimengerti sebagai tanda dan sarana rahmat atau keselamatan.

Pengertian tersebut tidak ada begitu saja, melainkan ada sejarahnya sehingga

terciptalah pemahaman tersebut. Definisi sakramen yang telah disebutkan di atas

tidaklah salah, tetapi masih sangat luas sehingga akan menyulitkan umat dalam

memahami, khususnya umat yang tidak mempelajari secara khusus tentang

sakramen dan ajaran Gereja. Mereka pasti akan bingung dalam memahami

sakramen dan maknanya.

Dilihat dari asal katanya, istilah sakramen berasal dari Bahasa Latin

“sacramentum”, berakar pada kata sacr atau sacer yang berarti “kudus, suci,

lingkungan orang kudus atau hidup yang suci”. Dengan demikian, sacramentum

berarti hal yang berhubungan dengan yang kudus, yang ilahi. Dalam masyarakat

Page 27: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

9

Romawi Kuno, sacramentum juga digunakan untuk 2 hal, yakni menunjuk pada

“sumpah (setia) prajurit dalam dunia militer” dan “uang jaminan”. Pemahaman

tentang sakramen juga terdapat dalam buku Sakramen-Sakramen Gereja:

Pertama, kata sacramentum yang menunjuk “sumpah prajurit” digunakan untuk menyatakan kesediaan diri seseorang untuk mengabdikan diri kepada dewata dan negara. Kedua, kata sacramentum yang menunjuk pada uang jaminan atau denda yang ditaruh dalam kuil dewa oleh orang-orang atau pihak-pihak yang berperkara dalam pengadilan. (Martasudjita, Pr, 2003: 61-62)

Kedua hal tersebut berkaitan dengan hal yang kudus karena pelaksanaannya

dalam peristiwa keagamaan. Karena itulah, sakramen dipahami sebagai hal yang

berhubungan dengan yang kudus. Kata ini tidak terdapat dalam Kitab Suci

terjemahan Bahasa Indonesia. Meskipun demikian, terdapat istilah lain yang

berhubungan dengan “sakramen”, yakni kata dari Bahasa Yunani “mysterion”

yang Bahasa Inggrisnya “mysteri” diterjemahkan dengan “rahasia” sebab kata

tersebut menunjukkan sesuatu yang tersembunyi (Banawiratma, SJ, 1989: 12).

Kerahasiaan tersebut berhubungan dengan Yang Ilahi dan janji-Nya akan akhir

zaman. Martasudjita, Pr dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Liturgi” (1999:

160) mengatakan: “Dalam Perjanjian Lama “mysterion” menunjuk Allah sendiri

yang mewahyukan diri baik dalam sejarah masa kini maupun masa yang akan

datang (eskatologis)”.

Rencana Allah tersebut tidak diketahui oleh manusia kecuali orang-orang

tertentu yang memang dikehendaki-Nya untuk mengetahui “Dalam Kitab Suci

istilah itu dipakai pertama-tama oleh aliran apokaliptis, yang menantikan akhir

zaman lewat penghancuran dasyat dunia ini; di sana “misteri” atau “rahasia”

Page 28: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

10

berarti rencana Allah mengenai akhir zaman, khususnya cara dan saat hari akhirat,

yang tersembunyi bagi manusia, tetapi diberitahukan oleh Allah kepada orang-

orang tertentu” (Banawiratma, SJ, 1989: 12-13).

Adanya Gereja juga tidak terlepas dari kebiasaan orang-orang pada zaman

dulu, secara khusus hidup Gereja Perdana di mana terdapat ritus-ritus yang

mereka miliki, seperti ritus pembaptisan dan pemecahan roti dan ternyata isi ritus

tersebut bersifat khas Kristiani. Pada akhirnya disusunlah rangkaian tindakan yang

menjadi bagian dari ritus Gereja, salah satunya ialah adanya sakramen. Sakramen

diberikan dengan tahapan-tahapan yang telah disepakati bersama. “Apa yang

dimaksudkan ialah upacara-upacara simbolik yang menyertai pemasukan orang

ke dalam kelompok orang yang bersatu dalam kepercayaannya kepada Yesus

Kristus sebagai penyataan definitif Allah sebagai Juruselamat umat manusia”

(Groenen, OFM, 1992: 19).

Dalam sakramen itu terdapat kasih Allah yang diberikan kepada manusia

secara pribadi, yang dapat pula dikatakan sebagai “yang rahasia” karena apa yang

dilakukan Allah kepada manusia, tidak dapat diperkirakan dan diketahui oleh

manusia. Manusia hanya bisa mengusahakan untuk mendapatkan rahmat dari

Allah sendiri, tetapi tidak dapat memaksakan hal tersebut. Manusia dapat secara

bebas menanggapi kasih Allah, dan itulah yang disebut iman.

2. Sakramen-Sakramen Dalam Gereja

Kehadiran Yesus Kristus ke dunia mendatangkan keselamatan dari Allah yang

selalu menyertai umat-Nya. Allah yang menyertai manusia secara nyata, tampak

Page 29: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

11

dalam Yesus sendiri sebagai seorang manusia. “Dalam diri manusia Yesus, Allah

sendiri melawati umat-Nya” (Martasudjita, Pr, 1999: 163). Yesus menjadi simbol

kasih Allah dan mengingatkan manusia bahwa tidak ada hal yang dapat

diselesaikan tanpa bantuan Allah. Demikianlah tampak adanya kuasa Allah

dengan segala kemisterian-Nya. “Perjanjian Baru menyampaikan pewahyuan

bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya mysterion atau sakramen. Dalam diri

Yesus Kristus terlaksanalah karya keselamatan Allah secara historis dan bahkan

personal” (Martasudjita, Pr, 1999: 163).

Kedatangan Yesus ke dunia menghadirkan diri Allah dan dengan demikian,

“Yesus Kris tus itulah Sakramen Hidup Allah” (Martasudjita, Pr, 2003: 111).

Yesus yang datang ke dunia tidak hanya berkata-kata kesana-kemari, tetapi juga

dengan melakukan tindakan nyata yang membawa manusia kepada keselamatan

bagi manusia sendiri. “Yesus mempergunakan tindakan simbolis, tindakan

sakramental. Bahkan Ia sendiri adalah pernyataan-perwujudan-kehadiran Allah

yang menyelamatkan” (Banawiratma, SJ, 1989: 34).

Ketika Yesus yang datang sebagai manusia secara fisik meninggalkan dunia,

Dia tidak begitu saja meninggalkan manusia. Yesus Kristus tetap hadir dan

menyertai manusia yang telah terhimpun menjadi umat-Nya dan Gerejalah tanda

kehadiran Allah yang paling nyata. Di dalam Gereja, misteri dan karya

penyelamatan Yesus dihadirkan dan dirayakan. “Secara khusus, Yesus dapat

dijumpai dalam Gereja melalui liturgi sakramen” (Martasudjita, Pr, 1999: 162).

Gereja menjadi wujud kehadiran Yesus Kristus, dan melalui Gerejalah karya

Yesus diteruskan. Namun, bukan berarti Gereja selalu mengajarkan yang benar

Page 30: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

12

dalam arti tertentu sehubungan dengan tokoh-tokoh yang bersangkutan, bahkan

pernah terjadi masa-masa dimana Gereja tidak cukup mencerminkan Kerajaan

Allah, hal ini dikarenakan sikap tokoh-tokoh Gereja yang tidak baik. Meskipun

demikian, Gereja tetap dapat bangkit dan memperbaiki segala keburukannya.

Peran Gereja tidak akan terasa oleh umat apabila Gereja menjalankan karyanya

hanya untuk memperbesar gedung gereja atau memperkaya pihak-pihak tertentu

sehingga karya Yesus yang seharusnya diperjuangkan, tidak lagi mereka

perjuangkan dan umat tidak merasakan manfaat dari Gereja.

Penetapan jumlah “tujuh” sakramen memerlukan waktu yang lama. Sebagian

sakramen ditetapkan berdasarkan nas dalam Kitab Suci, baik sabda Yesus dalam

Kitab Suci Perjanjian Baru maupun ajaran para nabi dalam Kitab Suci Perjanjian

Lama, tetapi tidak menjadi satu-satunya alasan terciptanya tujuh sakramen. Gereja

meyakini bahwa sakramen diadakan oleh Yesus Kristus selama di dunia dan

dilanjutkan oleh para murid, misalnya dalam manandai diterimanya seseorang

menjadi anggota Gereja dengan pencurahan air yang pada akhirnya akan menjadi

Sakramen Baptis dan pemecahan roti yang pada akhirnya akan menjadi Sakramen

Ekaristi. Terdapat pula praktek mendoakan orang sakit seperti yang terdapat

dalam Yakobus 5: 14-15 “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah

ia memanggil penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya

dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan

menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia

telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.” Yesus juga mengampuni

Page 31: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

13

orang berdosa dan hal itu diajarkan kepada rasul-Nya. Praktek ini kemudian

menjadi Sakraman Pengurapan Orang Sakit.

Memang tidak semua sakramen berasal dari sabda Yesus. Para ahli mengalami

kesulitan untuk menentukan mana-mana yang diajarkan Yesus dan sabda Yesus

yang tidak dimasukkan ke dalam ketujuh sakramen beserta alasannya. “Nyata di

dalam sejarah Gereja bahwa tidak semua sakramen mempunyai dasar sabda yang

asli dari Yesus sendiri, dan bahwa sakramen-sakramen Gereja tumbuh dalam

proses yang panjang sampai akhirnya diyakini berjumlah tujuh dan berasal dari

Yesus Kristus” (Martasudjita, Pr, 2003: 155-156). Kenyataannya memang Gereja

mengakui adanya ketujuh sakramen yang terdiri dari Sakramen Baptis, Sakramen

Krisma, Sakramen Ekaristi, Sakramen Tobat, Sakramen Imamat, Sakramen

Perkawinan, dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit.

Apabila dijelaskan arti dari setiap sakramen secara runtut yakni, sebagai

berikut: melalui “Sakramen Baptis”, manusia lahir kembali secara rohani dan

bersama umat lainnya berjuang mewujudkan cita-cita surgawi; setelah beberapa

waktu menjadi seorang yang mengimani Yesus Kristus, maka umat Allah tersebut

dianggap sudah dewasa dan pantas mendapat tugas yang lebih berat lagi dalam

rangka menyebarluaskan kasih Allah pada sesama manusia dan Allah pun

senantiasa menaungi dengan Roh Kudus-Nya sehingga umat tidak merasa sendiri

dan memiliki iman yang semakin mendalam, saat inilah umat Allah dapat

menerima “Sakramen Penguatan”; umat dipersatukan dan bersama-sama

memakan makanan rohani dalam “Ekaristi”; setiap manusia pernah melakukan

kesalahan dan memiliki dosa tetapi Allah Maha Pengampun, dan akan

Page 32: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

14

membersihkan segala dosa manusia, namun diperlukan penyesalan dan niat untuk

memperbaiki hidupnya dari pihak manusia maka melalui perantaraan imam, umat

Allah dapat kembali hidup damai karena dosanya terampuni melalui “Sakramen

Tobat”; “Sakramen Imamat” membuat Gereja memiliki banyak pemimpin secara

rohani dan semakin banyak orang yang membantu umat secara umum untuk lebih

mendalami imannya; melalui “Sakramen Perkawinan” dua orang manusia yang

ingin bersatu akhirnya dapat disatukan dalam kasih dan nama Tuhan Yesus, selain

itu secara tidak langsung membantu dalam menambah Gereja karena salah satu

tujuan perkawinan ialah melanjutkan karya Allah dalam penciptaan manusia baru;

“Sakramen Pengurapan Orang Sakit” menjadi pilihan seorang beriman Kristiani

ketika dia ingin disembuhkan secara rohani (dan dapat juga jasmani) ataupun yang

rela meninggalkan dunia secara fisik.

3. Unsur-Unsur Sakramen

Selain dari arti dan makna sakramen secara umum, ketujuh sakramen juga

memiliki unsur yang sangat penting untuk dipelajari lebih dalam. Sama halnya

dengan pembuktian ketujuh sakramen yang dikehendaki Yesus, demikian pula

simbol yang digunakan untuk dapat menjadikan suatu sakramen, khususnya dalam

perayaan liturginya, mengalami pembicaraan yang panjang dan lama. Dilihat dari

perayaan liturginya, sakramen secara tradisional memiliki tiga unsur yang menjadi

dekrit ajaran dari Konsili Firenze yakni, materia sacramenti, forma sacramenti,

dan pelayan sakramen. Materia sacramenti merupakan bahan atau tindakan yang

digunakan sebagai tanda sakramen. Bahan atau unsur yang berasal dari alam itu

Page 33: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

15

dinamakan materia remota seperti air, minyak, dan lain- lain. Sedangkan tindakan

dalam menggunakan unsur-unsur itu seperti mencurahkan air, mengolesi minyak,

dan lain- lain dinamakan materia proxima. Forma sacramenti merupakan kata-

kata yang diucapkan oleh pelayan sakramen yang menjelaskan materia, sehingga

materia mempunyai arti sakramental. Misalnya, dalam Sakramen Baptis ketika

pelayan sakramen menuangkan (materia proxima) air (materia remota),

mengatakan: “Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus”

sebagai formanya. Pelayan sakramen ialah orang yang melaksanakan penerimaan

sakramen seperti Uskup, Imam, dan Diakon. Tidak boleh seseorang menerimakan

sakramen untuk dirinya sendiri, kecuali Imam pada Perayaan Ekaristi dan kedua

mempelai dalam Sakramen Perkawinan. Pelayan sakramen menentukan

keabsahan materi dan forma sakramen. Dari segi Kristologi, pelayan sakramen

dilihat sebagai in persona Christi (dalam pribadi Kristus), sebagai pelayan

Kristus. Maka yang sebenarnya, Kristuslah yang berperanan. “Keabsahan

penerimaan sakramen ditentukan oleh pelayan sakramen dan ketetapan yang

menjadi materia dan forma sakramennya” (Martasudjita, 2003: 168).

Unsur sakramen dari segi arti dibedakan menjadi dua hal, yaitu arti biasa

manusiawi dan arti rohani. Arti biasa manusiawi dinilai dari unsur yang kelihatan

dan terbentuk menurut budaya tertentu, seperti air sebagai materia remota

Sakramen Baptis mengingatkan akan pembebasan Israel atau yang paling ringan

memiliki simbol pembersih. Sedangkan arti rohani menunjukkan bahwa terdapat

karya penyelamatan yang diterima oleh di penerima sakramem, seperti baptisan

menghapus dan menyelamatkan dosa seseorang. “Pembedaan menurut arti ini

Page 34: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

16

nampak jelas dalam materia Sakramen Baptis. Dalam hidup, air mempunyai arti

pembersih, mengingatkan pembebasan Israel, sedangkan arti rohani menunjuk

karya penyelamatan yang diterima oleh orang yang dibaptis. (Purwatma, Pr,

2006:5).

Sakramen menghasilkan beberapa hal, dengan kata lain terdapat tujuan dan

akibat dengan diadakannya sakramen. Pertama, Sacramentum tantum (signum),

yakni upacara yang kelihatan dimana didalamnya menggunakan unsur-unsur yang

ada seperti tindakan dan forma sehingga manusia merasakan rahmat Allah.

“Signum atau sacramentum menunjuk tanda lahiriah yang kelihatan” (E.

Martasudjita, 2003: 193). Kedua, Res tantum yakni, sakramen yang menandakan

rahmat sakramental tersebut. Misalnya, Sakramen Baptis mempersatukan manusia

dengan Allah “Res menunjuk isi rahmat atau apa yang dirayakan dan

dianugerahkan dalam sakramen” (E. Martasudjita, 2003: 193). Ketiga,

Sacramentum et res yang berarti akibat dari sakramen yang diterima dan si

penerima memiliki status baru. Misalnya, dengan baptisan seseorang menjadi

warga Gereja. “Dengan istilah res et sacramentum ini menunjuk semacam

“akibat/hasil/buah” (Martasudjita, 2003: 193).

Sakramen Baptis, penguatan, dan imamat merupakan sakramen yang memiliki

sebutan khusus, yaitu meterai (charakter indebilis) yang berarti untuk selamanya

dan tidak dapat hilang, serta tidak dapat diulang untuk kedua kalinya.

Meterai atau charakter indebilis, yang secara harfiah berarti sifat atau ciri yang tak terhapuskan, merupakan status baru sebagai hasil atau akibat penerimaan sakramen dan yang dibedakan dari isi rahmat yang sebenarnya. Charakter indebilis ini hanya terdapat dalam ketiga sakramen: baptisan, penguatan, dan tahbisan. Dengan meterai atau charakter indebilis, mau

Page 35: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

17

dinyatakan bahwa sakramen-sakramen tersebut hanya diterimakan sekali dan tidak dapat diulangi lagi (Martasudjita, 2003: 195).

Sakramen yang diterima memang mengakibatkan perubahan, baik yang

kedudukannya dalam umat seperti menjadi saudara dalam nama Tuhan maupun

hubungannya dengan Allah dimana didalamnya terdapat ikatan roh. Normalnya

kedua akibat itu terjadi bersama-sama tetapi ada kemungkinan kekecualian.

Seseorang bisa saja memenuhi syarat-syarat yuridis dan mengalami perubahan

status, tetapi tidak memiliki sikap jiwa yang semestinya sehingga tidak membawa

akibat dalam hubungan dengan Allah. Misalnya, seseorang ingin dibaptis agar

bisa masuk sekolah Katolik atau seseorang bersedia menjadi imam hanya untuk

memiliki kedudukan yang tinggi dan hidup yang enak

Dari segi persyaratan, ada yang dinamakan syarat “demi syahnya” (ad

validitatem) yakni hal yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan upacara sakramen

agar sakramen menjadi sah. Bidang yang berpengaruh meliputi: tanda

sakramental sendiri misalnya, dalam baptisan harus ada pencurahan air; pelayan

misalnya saat upacara ekaristi harus dipimpin oleh imam dan dengan keinginan

kuat mau menjalankan, apabila imam itu gadungan, sakramen tidak terjadi;

penerima, menunjukan peran si penerima sakramen sendiri. Misalnya, pada saat

hendak menerima Sakramen Tobat, si penerima harus sungguh-sungguh

menyesali dosanya.

Syarat lainnya ialah “demi layaknya” (ad liceitatem) menunjukkan bahwa

terdapat hal-hal yang harus dilakukan agar sakramen boleh diterimakan dan hal ini

menyangkut akibat yuridis. Menjadi berbahaya apabila berhenti pada “demi

bisanya” sehingga dilaksanakan penerimaan sakramen, karena penting juga

Page 36: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

18

memperhatikan hubungan personal dengan Allah. Misalnya, dua orang katolik

yang acuh terhadap kegiatan Gerejawi telah memenuhi persyaratan dan layak

menerima Sakramen Pernikahan. Secara yuridis kedua orang ini dapat menerima

Sakramen Pernikahan tetapi sikap acuhnya terhadap Gereja itu tidak dapat

diterima walaupun tidak mempengaruhi persyaratannya. “Yang diharapkan ialah

supaya sakramen membawa baik akibat yuridis maupun persatuan dengan Allah”

(Banawiratma, SJ, 1989: 32).

Dalam hal ini dipakai istilah ex opere operato (berkat karya yang dikerjakan)

menunjukan peran Kristus (atau oleh Kristus dalam Gereja) dan terdapat istilah

yang menjadi kebalikannya yaitu ex opere operantis yang merupakan usaha

manusia untuk mendapatkan rahmat itu. “Dengan istilah ex opere operato

ditekankan bahwa keselamatan dikerjakan oleh Allah/Kristus, bukan oleh daya

manusia. Sedangkan dengan istilah ex opere operantis ditekankan usaha manusia”

(Banawiratma, SJ, 1989: 59). Namun, sering orang menganggap ajaran ini tidak

masuk akal karena dari satu sisi nampak percuma manusia melakukan banyak hal

untuk keselamatan dirinya karena semua tergantung Allah (ex opere operato) dan

di sisi lain, dengan manusia yang berperan (ex opere operantis) seakan-akan

manusia yang menentukan dan mengatur datangnya rahmat. Hal ini perlu

dijelaskan kembali bahwa memang kedua hal ini dapat terjadi. Ketika Kristus

bersedia disalib, itulah usaha-Nya menyelamatkan manusia (ex opere operato)

namun ketika seseorang memohon untuk diampuni dosanya menunjukkan usaha

dari manusia (ex opere operantis). Namun meskipun manusia mengusahakan

dengan tindakannya, di situ Allah juga berkarya. “Lalu etiket ex opere operato

Page 37: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

19

diberikan kepada peristiwa dimana lebih jelas terlihat dan terasalah segala

tindakan Allah, sedangkan ex opere operantis menunjukan peristiwa dimana lebih

terlihat usaha manusia” (Banawiratma, SJ, 1989: 60).

B. Sakramen Baptis

1. Sakramen Inisiasi

Seperti dalam masyarakat pada umumnya, misalnya ketika seseorang akan

memasuki sekolah, perguruan tinggi, tempat kerja, dan lingkungan kehidupan,

sering diawali dengan penyambutan dan pengenalan lingkungan serta hal-hal yang

dirasa perlu diketahui demi kelancaran di masa yang akan datang. Proses ini

sering disebut dengan istilah “inisiasi”. “Hampir semua kelompok sosial

mengembangkan dan memiliki suatu upacara (entah profan-sipil entah religius-

keagamaan) untuk secara resmi memasukkan orang yang dianggap “orang luar”

menjadi anggota kelompok sosial itu” (Groenen, OFM, 1992: 20).

Masih menurut Dr. C. Groenen, OFM, inisiasi berasal dari Bahasa Latin: in-

ire= masuk ke dalam, memulai; intitiatio= pemasukan ke dalam; intitiare=

memasukkan ke dalam. Kelompok keagamaan seperti agama-agama yang ada di

dunia juga mempunyai upacara insiasi seperti, pengucapan syahadat bagi orang

yang ingin masuk ke Agama Islam. Demikian pula dalam Gereja Katolik dikenal

tradisi inisiasi yang lebih dikenal dengan “Sakramen Inisiasi”. Beberapa tahap

harus dilalui seseorang yang ingin bergabung ke dalam Gereja Katolik, tampak

dalam penerimaan sakramen-sakramen inisiasi Gereja, yakni Sakramen Baptis,

Sakramen Krisma, dan Sakramen Ekaristi.

Page 38: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

20

Ketiga sakramen tersebut menjadi sakramen inisiasi karena adanya tahapan-

tahapan yang selayaknya dilaksanakan. Akan tetapi, pada masa berikutnya

keadaan konkret dari umat menjadi tidak cocok dengan adanya tahapan yang

sebelumnya. Pada awalnya, orang yang ingin menjadi anggota Gereja harus

mengikuti persiapan pembaptisan dan dibaptis. Selama masa persiapan baptis,

orang tersebut tidak boleh menerima Ekaristi. Ketika sudah baptis itulah, orang

dianggap sudah menjadi bagian dari Gereja dan dapat bersama-sama merayakan

Ekaristi. Tahap selanjutnya, orang tersebut diurapi dengan minyak yang

menyatakan kedewasaan imannya akan Yesus Kristus.

Tahapan itu tidak dilanjutkan karena dianggap tidak lagi sesuai. Baptisan tetap

sebagai sakramen yang menjadi pintu masuk seseorang menjadi anggota Gereja

dan tetap disebut sebagai sakramen inisiasi. Sesudahnya, orang tersebut diurapi

dengan minyak yang oleh Gereja dinamakan Sakramen Krisma dan pada

akhirnya dapat mengikuti Perayaan Ekaristi dan menerima komuni.

Sama seperti inisiasi pada lembaga lain, upacara inisiasi dalam Gereja Katolik

juga memiliki proses yang tidak mudah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan,

bahkan dapat dikatakan berbelit-belit. Akan tetapi, jika seseorang memiliki

kesungguhan untuk masuk ke kelompok tersebut maka proses yang seperti apapun

akan dijalankan.

2. Pengertian dan Makna Sakramen Baptis

Sakramen Baptis merupakan sakramen yang pertama kali diterimakan kepada

orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebelum sakramen lainnya. Istilah

Page 39: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

21

“baptisan” berasal dari Bahasa Yunani batizwin, baptismosi= mencelupkan ke

dalam air ataupun membasuh dengan air. Dengan pembaptisan, umat beriman

Kristiani secara resmi menjadi anggota Gereja dan berhak mengikuti kegiatan

gerejawi.

Dilihat dari sejarahnya, Yesus juga pernah mengalami yang pada saat

sekarang disebut Sakramen Baptis, yang pada waktu itu dengan cara

ditenggelamkan ke Sungai Yordan oleh Yohanes Pemandi, tetapi tidak ditemukan

catatan yang menunjukkan kegiatan Yesus dalam membaptis orang. Pembaptisan

tersebut dilakukan oleh para rasul sesuai dengan perintah Yesus. Dalam buku

Iman Katolik (KWI, 1996: 421) dikatakan:

Kiranya upacara pembaptisan diambil alih oleh Gereja dari Yohanes. Dalam Injil malah dikatakan bahwa “Yesus pergi ke Tanah Yudea dan membaptis” (Yoh 3: 33; lih. ay. 26), maksudnya bahwa “Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya” (Yoh 4: 2). Memang tidak ada berita tentang kegiatan Yesus yang membaptis. Tetapi pada hari Pentekosta, sesuai dengan perintah Yesus (Mat 28: 19; Mar 16: 16) Petrus berseru kepada orang: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. “ (Kis 2: 38).

Sampai sekarang upacara pembaptisan tersebut terdapat dalam Gereja Katolik

dan dilakukan oleh orang-orang yang dipercaya Gereja seperti uskup, pastor, dan

diakon tertahbis, tetapi setiap orang tidak dapat membaptis dirinya sendiri. “Tidak

seorang pun (dapat) membaptis dirinya, tetapi selalu dibaptis oleh orang lain,

entah siapa” (Groenen, OFM, 1989: 83).

Selain menjadi anggota Gereja dan menjadi anak Allah, seorang yang dibaptis

juga dihapuskan dosanya. Demikian pula seorang bayi yang belum pernah

Page 40: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

22

melakukan perbuatan dosa tetap akan diampuni dosanya karena setiap manusia

yang terlahir di dunia memiliki dosa yang disebut dosa asal.

Sakramen Baptis memiliki makna teologis seperti diungkapkan dalam buku

Sakramen-Sakramen Gereja (Martasudjita, Pr, 2003: 221-223).

a. Baptisan sebagai tanda iman. Baptisan sebagai tanda iman berarti bahwa di suatu pihak baptisan itu mengandaikan iman dan di lain pihak dari orang yang dibaptis harus dihidupi dan dikembangkan dalam seluruh hidupnya. Dalam teks Kis 2: 37-41, Mrk 16: 16, dan Mat 28: 19 tampaklah bahwa baptisan mengandaikan iman. Artinya, dalam teks-teks itu terlihat suatu struktur dengan urutan: pewartaan Injil à penerimaan melalui iman/pertobatan à baptisan. Dari sini tampaklah bahwa baptisan bisa dipandang sebagai tanda iman dan kesediaan diri untuk bertobat. Teks Rm 6: 1-14 sendiri lebih menunjukkan bahwa iman pada diri orang yang sudah dibaptis harus dikembangkan dan dihayati dalam seluruh hidupnya kemudian.

b. Baptisan sebagai penyerupaan pada Yesus Kristus, artinya dengan baptisan kita menjadi serupa dengan Yesus Kristus. Dengan baptisan, kita berpartisipasi dan mengambil bagian dalam seluruh hidup dan nasib Yesus Kristus. Melalui baptisan, kita bergerak masuk ke dalam misteri Tuhan Yesus Kristus dan berpartisipasi dalam peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya. Makna ini dapat dilihat dari istilah Perjanjian Baru yang menyebut baptisan kita dilakukan “dalam nama Yesus Kristus” (Kis 2: 38; 10: 48; 19: 5). Secara khusus Rm 6: 1-14 menghubungkan peristiwa baptisan kita dengan peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus.

c. Baptisan sebagai pengampunan dosa. Makna ini tampak dalam kata-kata St. Petrus, “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu” (Kis 2: 38). Di beberapa tempat lain, pengampunan dosa dihubungkan dengan kesediaan diri untuk beriman (Kis 10: 43) dan mengubah kehidupan (Kis 3: 19; 5: 31; 26: 18).

d. Baptisan mengaruniakan Roh Kudus. Melalui baptisan, kita menerima karunia Roh Kudus. Makna ini sebenarnya terdapat masih pada Kis 2: 38, “...maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Dalam konteks Kis 2 itu, karunia Roh Kudus memungkinkan para rasul mengalami Tuhan yang bangkit (Kis 2: 32), dan membuat mereka bisa bicara dengan macam-macam bahasa sehingga semua orang bisa mengerti pewartaan Injil itu (Kis 2: 4. 8-11). Selanjutnya, apabila orang-orang mau menyediakan diri dibaptis sebagai tanda pertobatan, maka dosa mereka akan diampuni dan mereka mendapat karunia Roh Kudus. Dengan karunia Roh Kudus itu, mereka juga akan mengalami pengalaman Paskah, yakni pengalaman akan Yesus Kristus yang bangkit dan menyelamatkan kita, seperti dialami oleh para murid.

e. Baptisan mempersatukan kita ke dalam satu tubuh: Gereja. Paulus berkata, “Sebab dalam satu roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani,

Page 41: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

23

baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minuman dari satu Roh” (1 Kor 12: 13). Melalui baptisan, Gereja dibangun dan tumbuh. Hubungan dari orang-orang yang dibaptis itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan jumlah kuantitatif saja, tetapi yang penting lagi: hubungan itu memasukkan orang ke dalam suatu relasi orang-orang Kristiani yang memiliki martabat yang sama dan hidup menurut jiwa solidaritas sebagaimana tampak dalam Kis 2: 41-47.

f. Baptisan sebagai karunia hidup baru. Yohanes mengembangkan gagasan baptisan sebagai kelahiran baru. Dalam percakapan dengan Nekodemus, Yesus bersabda, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah...Jangan engkau heran, Aku berkata kepadamu: kamu harus dilahirkan kembali” (Yoh 3: 5.7). Melalui baptisan, seseorang dilahirkan kembali dalam Roh. Ia dikaruniai hidup baru dan sepanjang hidupnya ia harus mewujudkannya dalam gaya hidup dan tindakannya sehari-hari.

Selain makna tersebut, baptisan memiliki makna lain dimana baptisan

menjadikan seseorang terselamatkan karena masuk ke dalam jemaah yang

mempercayai Sang Penyelamat yakni Yesus Kristus. Jemaah itu merupakan

jemaah Kristen di mana didalamnya diajarkan kasih dengan mengajak orang

menuju kepada keselamatan. Keselamatan bukan berarti mendatangi orang yang

sudah dapat membaptis orang lain melainkan siapapun juga yang memiliki iman

kepada Allah. Apabila melihat siapa yang dibaptis dan yang membaptis akan

semakin meyakinkan bahwa jemaahlah yang menjadi perantara keselamatan

karena dapat pula pembaptisan dilakukan oleh orang yang bukan anggota jemaah

Kristen, mungkin karena alasan tertentu yang mendadak, tetapi keselamatan tetap

dimiliki oleh yang dibaptis.

Menurut tradisi selanjutnya bahkan orang yang tidak percaya dapat membaptis, menginisiasikan orang lain ke dalam jemaah, yang ia sendiri tidak menjadi anggotanya. Hal itu tentu saja sedikit mengherankan dan tidak mudah juga mengerti bagaimana tradisi itu muncul. Hanya nyatanya itu ajaran resmi (bdk. CIC 861, 2). Dengan demikian menjadi jelas bahwa yang “membaptis” sebenarnya jemaah secara menyeluruh (secara teologis malah Kristus sendiri) dan orang yang nyatanya membaptis bertindak atas nama jemaah. (Groenen, OFM, 1989: 83).

Page 42: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

24

Baptisan juga merupakan suatu ungkapan iman jemaah dan iman pribadi.

Iman tersebut merupakan iman akan Yesus Kristus yang sebenarnya telah

merangkul orang yang sudah memiliki niat untuk mengimani-Nya. Keselamatan

tersebut menjadi nyata pada saat adanya pembaptisan.

Penyelamatan itu tentu saja bukan kejadian seketika, melainkan sebuah proses yang berlangsung terus. Dalam baptisan seketika proses penyelamatan itu menjadi nyata nampak sebagai proses yang kini merangkul orang yang diinisiasikan dan selanjutnya tetap akan nampak baginya dalam jemaat penyelamat, yang kini dimasuki orang yang dibaptis. (Groenen, OFM, 1989: 86).

Baptisan merupakan sakramen perjanjian antara umat dengan Allah dimana

umat yang beriman pada Yesus Kristus dijanjikan mendapat tempat dalam

Kerajaan Surga. Dengan demikian, keselamatan berada di tangan umat yang telah

dibaptis. “Allah, yang berprakarsa, menawarkan diri-Nya sebagai kehidupan sejati

dan keselamatan manusia” (Groenen, OFM, 1989: 88). Sakramen Baptis juga

tidak bisa terlepas dari “upacara simbolik” dan yang menjadi simbol serta tidak

dapat terlepas dari upacara pembaptisan ialah “air”. Sakramen Baptis yang

membawa jemaah kepada keselamatan dilihat dari segi negatif merupakan

gambaran Allah yang membebaskan manusia dari dosa dimana manusia pernah

menolak kasih Allah. Sedangkan dari segi positif menunjukkan ajakan dan

pengikutsertaan jemaat kepada keselamatan dan kebahagiaan.

3. Perutusan Umat yang Telah Dibaptis

Beberapa orang beranggapan bahwa baptisan yang diterimakan pada bayi

merupakan pemaksaan iman. Hal ini tidak benar karena sudah menjadi tanggung

Page 43: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

25

jawab orangtua untuk membawa anaknya kepada keselamatan, mau ataupun tidak,

sampai saatnya si bayi sudah dewasa dan dapat menentukan sendiri iman kepada

siapa yang dipilih. Dalam membaptiskan anaknya, hendaklah orangtua

mengajarkan dan mengajak anak untuk melaksanakan ajaran Gereja dan

mengikuti Kristus dengan meneladan tindakan-Nya. “Karena kamu semua, yang

dibaptis dalam nama Kristus, telah mengenakan Kristus” (Gal 3: 27) dan

menjadikan Kristus sebagai guru. Demikian juga orang yang baptis bukan saat

bayi, tidak boleh berdiam diri setelah dibaptis, melainkan harus menjalankan

tugas perutusan di dalam hidupnya bersama umat yang lain. Baptis merupakan

meterai dan tidak dapat diterima untuk kedua kalinya sehingga berlaku untuk

selamanya, meskipun pada kenyataan, terdapat orang-orang yang melepas

perjanjian itu.

Dengan baptisan, manusia melakukan perjanjian dengan Allah melalui Yesus

Kristus. Yesus telah merelakan diri menderita dan wafat disalib demi manusia

sehingga manusia yang mengimani Yesus juga harus melakukan tindakan yang

menuju pada yang dicita-citakan-Nya. Memang, manusia yang dibaptis tidak

harus menderita dan disalib secara fisik, tetapi banyak tugas yang tidak kalah

sulitnya pada zaman sekarang yang harus dilaksanakan. Perkembangan zaman

membuat banyak orang mengalami perubahan yang seringnya ke arah tidak baik.

Tantangan umat Kristiani ialah bagaimana untuk tidak ikut arus dan dengan tegas

menolak setiap tawaran buruk yang menghampiri. Umat Kristiani dengan seluruh

kemampuan hendaklah menanggapi rahmat Allah dalam tindakan sehari-hari.

“Dan bila mereka tidak menanggapi rahmat itu dengan pikiran, perkataan, dan

Page 44: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

26

perbuatan, mereka bukan saja tidak diselamatkan, melainkan akan diadili lebih

keras“ (LG 14).

Cara yang harus dilakukan umat Kristiani sebagai pelaksanaan tugas berbeda-

beda sesuai dengan kedudukannya dalam Gereja. Kedudukan ini dikarenakan

dalam Gereja Katolik Roma memiliki “hirarki” yang memungkinkan seseorang

masuk dalam kedudukan tertentu dan menjalankan tugas sesuai dengan perannya.

Walaupun masing-masing orang masuk dalam statusnya seperti sebagai imam,

biarawan, dan kaum awam dengan tugasnya masing-masing, inti yang harus

dicapai adalah sama yakni, perwujudan Kerajaan Allah. Sering umat yang

menjadi kaum awam tidak cukup diperhatikan oleh Gereja, padahal kaum awam

perlu mendapat pendidikan iman agar kaum awam menjadi “kaya” dan semakin

teguh imannya. “Karena itulah awam diangkat-Nya menjadi saksi dan dibekali-

Nya dengan perasaan iman dan rahmat sabda” (LG 35).

Kaum awam memiliki tugas yang sangat berat karena berhubungan langsung

dengan kenyataan sehari-hari dalam masyarakat, yakni situasi zaman baik dari

orangnya maupun benda-benda ciptaannya dan segala permasalahannya. Sama

seperti orang-orang tertahbis yang secara jelas memiliki tugas mengajar,

menguduskan, dan menggembalakan, demikian pula kaum awam dapat ikut serta

dalam tugas imamat, kenabian, dan rajawi Kristus. Segala usaha dan jerih payah

awam sehari-hari serta beban-beban memang akan ditanggung sendiri, tetapi

sebagai anggota Tubuh Kristus harus menjalaninya dengan penuh ketabahan dan

kesabaran “dalam satu tubuh, kita semua adalah anggota” (Tondowidjojo, CM,

1990: 26) hingga pada Perayaan Ekaristi, semuanya itu dikurbankan dan

Page 45: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

27

dipersembahkan kepada Allah, itulah imamat yang dilakukan oleh umat awam.

Tugas kenabian kaum awam dapat dilakukan tanpa menonjolkan statusnya

sebagai orang beriman Kristiani melainkan dengan tindakan konkret yang baik.

Pewartaan yang tidak langsung tersebut dengan membantu para awam untuk dapat

membaur bersama umat lainnya, seperti halnya Kristus yang melayani banyak

orang dapat diteladani kaum awam, dengan melayani Allah melalui pelayanan

kepada manusia yang ada di sekitarnya.

C. Persiapan Sebelum Menerima Baptis

1. Bagi Katekumen

Setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih agamanya dan diharapkan

pilihannya itu sungguh dari hatinya, bukan karena keterpaksaan atau bukan

kerelaan dirinya sendiri. Dalam masing-masing agama terdapat upacara untuk

menyambut dan menjadikan tanda masuk dan diterimanya seseorang menjadi

anggota jemaatnya. Demikian juga dalam Agama Katolik terdapat upacara

pembaptisan yang disebut sebagai Sakramen Baptis, dimana seseorang yang

percaya akan Yesus dicurahi air dan disertai kata-kata yang menjadi forma

pembaptisan. Umat yang hadir dalam upacara itu menjadi saksi bahwa orang

tersebut telah menjadi anggota Gereja.

Untuk menjadi seorang Katolik tidak dapat begitu saja, melainkan banyak

“syarat” yang harus dipenuhi dan “hal” yang harus dilakukan. Apabila yang akan

dibaptis adalah seorang anak yang belum bisa menentukan pilihan, termasuk

agama yang akan dianutnya, orangtualah yang hendaknya mengurusnya. “Mereka

Page 46: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

28

dibaptis sebagai anak, bukan sebagai orang dewasa yang mandiri, melainkan

sebagai anak yang dalam segala hal bergantung pada orangtua mereka” (KWI,

1996: 425). Dengan demikian, bukan berarti Gereja atau orangtua anak memaksa

anaknya untuk menjadi Katolik dan mengimani Yesus Kristus, melainkan

mengusahakan agar anaknya pun diselamatkan karena dihapus dosa asalnya.

Selain itu, menunjukkan adanya keterlibatan dan penerimaan Gereja terhadap

umat (siapa pun juga) yang ingin menjadi anggotanya. “Pembaptisan kanak-kanak

sebetulnya berarti menerima seluruh keluarga, termasuk anak-anak, ke dalam

lingkungan Gereja” (KWI, 1996: 426). Tugas orangtua tidak hanya membaptiskan

anaknya, tetapi juga mendidik imannya. Untuk itulah, orangtua perlu pembekalan

dan pendidikan iman agar mengerti apa saja yang harus dilakukannya terhadap

anak yang akan dibaptiskan. Orangtua harus sungguh-sungguh memiliki iman

akan Yesus Kristus karena itulah yang pertama akan diajarkan dan diteladankan

kepada anaknya. Orangtua juga harus memiliki pengetahuan yang cukup akan

ajaran Gereja, karena pendidikan pertama bagi anak adalah dari keluarga dan

orangtua adalah salah satunya dan yang penting. Untuk itulah, orangtua harus

mengikuti pendampingan yang dilakukan beberapa kali dan bertahap.

Pendampingan ini dapat dilakukan dalam model rekoleksi yang dipandu oleh

orang-orang yang memiliki kompeten dalam hal ini. Setelah dari pihak orangtua

dirasa cukup “faham”, maka anak mereka diberi izin untuk dibaptis.

Sedangkan pembaptisan yang akan diterima oleh seseorang yang sudah

dewasa, karena telah dapat menentukan pilihan dalam hidupnya, didahului

pembinaan untuk semakin menjernihkan pilihannya tersebut. Keinginan seseorang

Page 47: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

29

dewasa untuk dibaptis menandakan keinginannya pula untuk masuk menjadi

anggota Gereja, apapun motivasinya sebenarnya. Dengan pembaptisan, seseorang

sudah harus siap menerima segala konsekuensinya terutama bersedia bersatu

dalam hidup dan mati Kristus. Hal ini bukan sekedar ungkapan dan ancaman

melainkan suatu rahmat dan tugas yang apabila dijalankan maka akan tercapailah

keselamatan dan kebahagiaan untuk manusia yang dibaptis itu sendiri.

“Pembaptisan merupakan langkah pertama ke arah kesatuan hidup dan mati

dengan Kristus” (KWI, 1996: 418). Iman yang mendalam dapat menjamin

seseorang masuk menjadi anggota Gereja. Iman dapat menggerakkan seseorang

untuk aktif dan dengan hati terbuka mengikuti setiap pembinaan yang

mengarahkan pada pencapaian pengetahuan dan iman yang semakin mendalam.

2. Katekumenat

Dalam Buku Ilmu Kateketik (Telambanua OFMCap., 1999: 6) dikatakan

tentang katekumenat yaitu “masa persiapan calon baptis, umumnya selama satu

tahun”. Sedangkan orang yang menjadi calon baptis disebut katekumen. Selama

masa persiapan tersebut ada beberapa tahap dan masa yang harus ditempuh oleh

katekumen. Dalam hal ini, katekumen yang dimaksud ialah setiap orang yang

sudah dapat membuat pilihan sendiri dan mempunyai keputusan secara pribadi

untuk menjadi Katolik, usia mereka yang dapat dikatakan baptis (atau calon

baptis) dewasa mulai dari usia SD sampai usia tua.

Terinspirasi dari Buku Iman Katolik (KWI, 1996: 420) diuraikan pola Inisiasi

Kristen, khususnya baptis dengan tahap-tahap dan masa-masa sebagai berikut:

Page 48: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

30

Masa paling awal ialah masa “pra-katekumenat” di mana mereka yang ingin

menjadi anggota Gereja dijernihkan motivasinya hingga dapat masuk dalam tahap

pertama yakni, “upacara pelantikan menjadi katekumen”. Katekumen mulai

memasuki “masa katekumenat” dan mendapatkan pembinaan iman untuk lebih

memperdalam pengetahuan dan iman akan Yesus Kristus. Warga Gereja lainnya

sudah memandang para katekumen sebagai warga Gereja dan melibatkan mereka

dalam berbagai kegiatan kegerejaan. Masa ini ditutup dengan “upacara pemilihan

calon baptis” yang menjadi tahap kedua. Setelah itu, calon baptis dipersiapkan

lebih sungguh lagi agar dapat benar-benar siap menjadi anggota Gereja dan

setelah dirasa siap, calon baptis dapat “menerima Sakramen Baptis” dan itulah

tahap yang ketiga. Setelah menjadi baptisan baru atau orang-orang yang telah

dibaptis, masih ada masa pendalaman iman (mistagogi) sehingga baptisan baru

semakin yakin akan imannya dan lebih siap melaksanakan tugasnya dan

memperoleh haknya sebagai anggota Gereja.

D. Hidup Menggereja

1. Tugas Umat Beriman Kristiani

Dalam Gereja Katolik terdapat golongan awam dan religius. Masing-masing

golongan memiliki tugas yang sama, tetapi dalam bidang dan cara yang berbeda.

Kedua golongan tersebut sama-sama umat beriman Kristiani dan diharapkan

melaksanakan setiap tindakan berdasakan pada kasih yang diteladankan oleh

Yesus. Biasanya, kaum religius melaksanakan tugasnya sesuai dengan visi, misi,

dan lingkup karya kongregasinya. Sedangkan, kaum awam memiliki tugas yang

Page 49: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

31

sama beratnya bahkan lingkupnya lebih luas daripada kaum religius, karena kaum

awam dapat dikatakan lebih dekat dengan kenyataan masyarakat yang ada. ”Kaum

awam pun memiliki peran untuk memberi kesaksian dengan cara menunaikan

tugas mereka masing-masing dengan penuh keahlian dan berjiwakan kerasulan”

(IM 13). Secara nyata, dalam bertingkah laku, kaum awam harus sungguh berhati-

hati dan berpegang teguh pada imannya akan Yesus Kristus sehingga tindakan

sehari-harinya pun mencerminkan kasih Allah. Kaum awam dalam masyarakat

merupakan cerminan Gereja. Apabila kaum awam bertingkah laku yang tidak

sesuai dengan ajaran Gereja, maka nama Gereja pun akan terbawa dan mendapat

nilai ”kurang” bagi masyarakat non Katolik.

2. Keterlibatan Dalam Hidup Menggereja

Umat beriman Kristiani tidak hanya menjalani kehidupan dengan memiliki

status Agama Katolik, tetapi harus aktif mengikuti kegiatan gerejawi. Dengan kata

lain, umat Allah harus menjalani hidup menggereja, yakni hidup menampakkan

iman kepada Yesus Kristus dalam dunia. Dapat dikatakan bahwa setiap tindakan

yang menampakkan iman akan Yesus adalah hidup menggereja. Iman yang tidak

diolah, didiamkan saja, dan tidak dikembangkan, tidak akan menghasilkan apa-

apa. “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan,

maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak 2: 17). Selain itu dengan

terwujudnya iman seseorang menandakan terjalinlah relasi manusia dengan Allah

(bdk. Iman Katolik hal.15). Maka dari itu, iman perlu diwujudkan dengan

perbuatan nyata dalam hidup sehari-hari.

Page 50: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

32

3. Lingkup Menggereja

Penghayatan iman meliputi “perwujudan iman” dan “pendalaman iman”. Iman

yang dimiliki seseorang tidak dapat dinilai oleh orang lain, orang tersebut hanya

menunjukkan pada dirinya sendiri dan Allah karena tindakan penghayatan iman

berupa pendalaman iman dilakukan secara diam-diam seperti rajin berdoa,

mengikuti perayaan ekaristi, dan tindakan yang intern. Pendalaman iman

semacam ini hanya sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Sedangkan perwujudan iman dapat dilakukan oleh seluruh umat manusia tidak

memandang agama dan kepercayaan karena semua manusia memiliki hati dan

nurani yang sama. Dengan demikian penghayatan seseorang tidak berhenti pada

tindakan “memuji” Tuhan saja melainkan sungguh nyata dalam setiap tindakan

sehari-harinya, misalnya menolong orang, membantu korban bencana alam, dan

sebagainnya.

Iman yang terwujud sering dapat dirasakan oleh orang lain karena ketika

mewujudkan iman, orang tersebut berhubungan dengan orang lain. Perwujudan

iman pasti baik dan bercirikan Kristiani dan hal tersebut dapat dikatakan sebagai

perwujudan hidup menggereja. Hidup menggereja memiliki dua segi yakni, hidup

menggereja internal dan eksternal. Hidup menggereja internal merupakan hidup

menggereja yang dilakukan dalam lingkup gerejawi, seperti di paroki, stasi,

wilayah, dan lingkungan, sedangkan hidup menggereja eksternal dilakukan dalam

lingkup masyarakat.

Page 51: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

33

BAB III

PEMBINAAN KATEKUMEN

DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA

Bab III dalam skripsi ini menguraikan beberapa hal berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan di Paroki Kristus Raja Baciro. Penelitian dilakukan

untuk mencari jawaban dari pertanyaan dan permasalahan dalam skripsi. Secara

garis besar, bab III terdiri dari 4 bagian meliputi: persiapan penelitian, laporan

hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan kesimpulan penelitian. Masing-

masing bagian diuraikan sebagai berikut.

A. Persiapan Penelitian

Bagian pertama ini memaparkan segala persiapan dan hal-hal yang ingin

ditemukan melalui penelitian. Dua hal utama yang ingin diteliti ialah tentang

gambaran umum Paroki Kristus Raja Baciro dan tentang pembinaan katekumenat.

Penelitian tentang gambaran umum Paroki Kristus Raja Baciro lebih memaparkan

informasi tentang beberapa hal berkaitan dengan tempat di mana penelitian

dilaksanakan, yakni keadaan Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta sedangkan

dalam penelitian tentang pembinaan katekumenat secara khusus meneliti proses

pembinaan selama masa katekumenat.

Page 52: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

34

1. Persiapan Penelitian Tentang Gambaran Umum Paroki Kristus Raja Baciro

Selain melaksanakan penelitian untuk mendapatkan data tentang pembinaan

katekumenat yang berlangsung di Paroki Kristus Raja Baciro, peneliti juga

berusaha mendapatkan informasi gambaran umum paroki sebagai hal yang

penting dan sangat mendukung proses dari inti penelitian. Gambaran umum yang

ingin diketahui dari Paroki Kristus Raja Baciro ialah:

a. Sejarah Paroki, yakni proses berdirinya Paroki Kristus Raja Baciro dan pihak-

pihak yang terkait di dalamnya serta peristiwa penting yang terjadi selama paroki

ini berdiri.

b. Visi dan Misi Paroki. Untuk mendukung perolehan data yang lengkap, peneliti

mengadakan wawancara dengan pastor paroki dengan panduan wawancara

sebagai berikut:

1). Terwujudnya Paroki Kristus Raja yang inovatif dan memiliki semangat

berliturgi, bersaudara dan melayani dengan menjadi saksi Kristus

a). Apa yang mendasari disusunnya visi paroki?

b). Sejauh ini, apakah visi tersebut sudah tercapai?

2). Umat Paroki Kristus Raja Baciro semakin inovatif dalam melaksanakan

panggilan dan perutusan untuk berliturgi, membangun paguyuban yang hidup

dan berkembang dalam pelayanan sejati baik di dalam Gereja maupun dalam

masyarakat

a). Inovasi seperti apa yang telah dilakukan oleh umat paroki?

b). Apakah tim kerja dan paguyuban yang ada di paroki telah melaksanakan

tugasnya sesuai dengan yang diharapkan?

Page 53: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

35

c). Bagaimana bentuk pelayanan untuk Gereja dan masyarakat yang terlaksana

selama ini?

c. Letak Geografis dan Luas Tanah Gereja Paroki.

d. Dinamika Umat Katolik sebagai gambaran jumlah umat paroki dari tahun ke

tahun, walaupun tidak dituliskan secara terperinci.

e. Kebijaksanaan Paroki, dalam hal ini sehubungan dengan pembinaan

katekumenat mulai dari pendaftaran calon baptis hingga proses pembinaan sampai

pada masa sesudah penerimaan Sakramen Baptis. Dalam usaha perolehan data ini,

peneliti juga melakukan wawancara kepada pastor paroki dengan panduan sebagai

berikut:

1). Proses pembinaan

a). Bagaimana cara pembagian tugas antar katekis dalam mendampingi

katekumen?

b). Bagaimana prosedur penerimaan calon katekumen?

c). Bagaimana proses persiapan materi para katekis sebelum mendampingi

katekumen?

d). Bagaimana usaha pastor paroki untuk mengenal katekumen?

2). Penerimaan Sakramen Baptis

a). Kapan pelaksanaan penerimaan Sakramen Baptis di paroki?

b). Bagaimana kebijakan paroki terhadap penerimaan Sakramen Baptis bagi

katekumen?

f. Katekis Paroki, secara khusus ingin melihat jumlah katekis yang ada di paroki

dan perannya bagi Gereja.

Page 54: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

36

g. Baptisan Baru, dinilai dari apa yang telah dilakukannya selama ini.

Menanggapi baptisan baru yang ada di paroki, peneliti bertanya kepada pastor

paroki dengan pertanyaan: “Bagaimana tanggapan pastor melihat baptisan baru

sehubungan dengan keterlibatan mereka dalam kegiatan di paroki?”. Peneliti

mengharapkan jawaban pastor paroki dapat mewakili umat dalam menanggapi

baptisan baru di paroki.

Jadi, pengumpulan data tentang gambaran umum paroki dilakukan dengan

menggunakan metode pengamatan, studi data sekunder yang ada di perpustakaan

paroki, dan wawancara dengan pastor paroki.

2. Persiapan Penelitian Tentang Pembinaan Katekumen

Persiapan penelitian bagian ini juga dipersiapkan sungguh-sungguh agar

penelitian terarah dan memperoleh hasil yang diharapkan. Beberapa hal yang

dimaksud ialah sebagai berikut:

a. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang skripsi yang ditulis pada bab I, peneliti

mengidentifikasikan beberapa pokok permasalahan yang akan diangkat dan diolah

melalui penelitian. Berikut ini merupakan masalah yang telah diidentifikasikan

oleh peneliti, yaitu:

Page 55: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

37

1). Dalam arus zaman yang serba sulit, secara khusus di Indonesia sehubungan

dengan peran orang Katolik dalam bidang-bidang strategis di negara ini,

ternyata masih ada orang non Katolik yang ingin menjadi Katolik.

2). Gereja mengusahakan pemahaman bagi orang yang ingin menjadi Katoilik

serta mengusahakan agar iman mereka akan Yesus Kristus semakin

mendalam, melalui pembinaan pada masa yang disebut masa katekumenat.

3). Orang yang telah tuntas mengikuti pembinaan dan dapat dibaptis, menjadi

baptisan baru dan memiliki tanggung jawab yang besar atas nama Gereja.

Iman yang dimilikinya akan menjadi sia-sia apabila tidak diwujudnyatakan

dalam kehidupan sehari-hari bersama orang-orang yang ada di sekitarnya.

4). Baptisan baru banyak yang tidak terlibat dalam kegiatan gerejawi padahal itu

menjadi salah satu tanggung jawabnya dan seharusnya mengetahui dan

memahami setelah mengikuti pembinaan selama masa katekumenat, mungkin

terdapat kekurangan dalam pembinaan katekumenat.

5). Keprihatinan yang tampak dari para baptisan baru yang kurang terlibat dalam

hidup menggereja membalikkan perhatian kepada masa katekumenat dimana

pada masa inilah dilakukan pembinaan yang salah satunya memberikan

pemahaman akan tugas dan tanggung jawab orang Katolik, salah satunya

dengan terlibat dalam hidup menggereja.

b. Pembatasan Masalah

Masalah yang diperoleh sangat banyak dan luas, maka peneliti membatasinya

sehingga menjadi lebih sempit dan khusus. Peneliti akan meneliti masalah

Page 56: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

38

baptisan baru berusia dewasa, atau dapat dikatakan orang yang baptis bukan bayi,

periode 2003-2007 dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

orang beriman Kristiani. Meskipun sebelum dibaptis telah mengikuti pembinaan,

masih ada baptisan baru yang entah kurang memahami tugasnya entah dengan

sengaja melupakannya, sehingga mereka tidak aktif dan terlibat hidup menggereja

baik dalam lingkup gereja maupun dalam lingkungan masyarakat tempat

tinggalnya. Cap negatif bukan ditunjukkan sepenuhnya kepada baptisan baru,

melainkan peneliti juga menyoroti proses pembinaan selama masa katekumenat.

Dari pembinaan pada masa katekumenat, diharapkan terdapat sumbangan yang

mendorong baptisan baru lebih terlibat dalam hidup menggereja. Apabila

pembinaan tidak mengarahkan pada keterlibatan tersebut, masa pembinaan tidak

memiliki arti bagi pemahaman para katekumen.

c. Rumusan Masalah

Permasalahan yang ada dapat terumuskan, sebagai berikut:

1). Seberapa jauh pemahaman baptisan baru akan makna pembinaan pada masa

katekumenat?

2). Bagaimana tanggapan Anda terhadap proses pembinaan pada masa

katekumenat di Paroki Kristus Raja Baciro?

3). Seberapa jauh keterlibatan baptisan baru Paroki Kristus Raja Baciro dalam

hidup menggereja?

4). Apakah yang mempengaruhi aktif atau tidaknya baptisan baru dalam hidup

menggereja?

Page 57: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

39

d. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ialah:

1). Menilai pemahaman baptisan baru akan makna masa katekumenat

2). Menguraikan tanggapan baptisan baru terhadap proses pembinaan pada masa

katekumenat di Paroki Kristus Raja Baciro

3). Menunjukkan keterlibatan baptisan baru Paroki Kristus Raja Baciro dalam

hidup menggereja

4). Menggambarkan hal-hal yang mempengaruhi aktif atau tidaknya baptisan baru

dalam hidup menggereja.

e. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian ini ialah

1). Bagi Baptisan Baru

a). Lebih tersapa dengan kunjungan yang dilakukan oleh peneliti

b). Diingatkan kembali perannya dalam perkembangan iman Gereja dan terlibat

dalam hidup menggereja

2). Bagi katekis

a). Mengetahui gambaran umum umat, secara khusus baptisan baru yang selama

ini didampingi

b). Terdorong untuk lebih mempersiapkan pembinaan bagi katekumen

berdasarkan hasil penelitian

Page 58: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

40

3). Bagi Umat Paroki Kristus Raja Baciro

a). Mengetahui informasi tentang keadaan umat di parokinya

b). Lebih giat berkegiatan gerejawi dan mengajak umat yang kurang aktif

4). Bagi Peneliti

a). Semakin mengenal dan memahami situasi konkret umat

b). Menambah pengalaman berelasi dengan orang-orang yang baru dijumpai

c). Tersemangati untuk lebih terlibat dalam hidup menggereja

f. Metodologi

1). Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. “Kata deskriptif

sendiri menyiratkan pada proses dan makna yang tidak secara ketat diperiksa

atau diukur dari segi jumlah, intensitas, dan frekuensinya, tetapi menekankan

sifat realitas yang disusun secara sosial, hubungan antara peneliti dan yang

diteliti, dan pembatasan situasional yang membentuk penelitian” (Subagyo,

2004: 62). Data yang diperoleh dalam penelitian ini dilaporkan dalam bentuk

kata-kata atau dideskripsikan, jadi bukan dengan bentuk angka. Meskipun ada

beberapa angka-angka yang ditampilkan, tetapi lebih untuk memudahkan

pembaca memahami hasil penelitian. Dengan metode ini pula, peneliti dapat

lebih dekat dengan responden melalui pengamatan dan wawancara karena

hubungan sosial ini sangat diperlukan dalam proses penelitian dengan metode

ini. Dengan demikian, hasil penelitian dapat terungkap dan disimpulkan.

Page 59: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

41

2). Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta pada

Bulan Oktober hingga Bulan Desember 2007.

3). Populasi dan Sampel

Populasi ialah semua anggota kelompok unsur tertentu seperti orang-

orang, kejadian-kejadian, atau benda-benda. “Objek penelitian kualitatif ialah

manusia maka populasi disebut subyek penelitian atau partisipan” (Subagyo,

2004: 224). Subyek penelitian yang dimaksud ialah baptisan baru dewasa

yang dibaptis dalam waktu antara Tahun 2003-2007 yang berjumlah 362.

Dalam penelitian dikenal istilah “sampel”, yaitu “sebagian dari kelompok

unsur yang lebih luas atau populasi” (Subagyo, 2004: 225). Seperti yang

diungkapkan oleh Curry dalam buku Pengantar Riset Kuantitatif dan

Kualitatif, berdasarkan pedoman umum dalam menentukan sampel, jika

populasi mencapai 100, sampelnya 100 %; jika populasi antara 101-1000,

sampelnya 10 %; jika populasinya antara 1001-5000, sampelnya 5 %; jika

populasinya di atas 10.000, sampelnya 1 %. (Subagyo, 2004: 225). Maka,

sampel penelitian ini dengan populasi 362 adalah 10 %, jadi ditemukan jumlah

sampel sebanyak 36 responden.

Page 60: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

42

g. Teknik Pengumpulan Data

1). Instrumen

Dalam mengumpulkan data, peneliti merupakan instrumen utama yang

memiliki senjata ”dapat-memutuskan” dan senantiasa dapat menilai keadaan

dan dapat mengambil keputusan. (Moleong, 1991: 19). Dapat dikatakan pula

bahwa, dengan peneliti sebagai instrumen utama dapat melihat dan merasakan

yang terjadi sebenarnya dari subyek penelitian atau responden, baik secara

verbal seperti jawaban berupa kata-kata maupun non verbal seperti tatapan

mata dan kelancaran berbicara. Data diperoleh peneliti dengan menggunakan

metode wawancara, yakni “percakapan dengan maksud tertentu” (Moleong,

1991: 135). Dalam hal ini maksud wawancara ialah untuk mencari data dari

pengalaman responden berkaitan dengan pembinaan selama katekumenat dan

keterlibatan dalam kegiatan gerejawi.

2) Pedoman Wawancara

Wawancara yang dilakukan memiliki jenis pendekatan menggunakan

petunjuk umum wawancara sesuai dengan yang dikemukakan oleh Patton

(1980: 197). Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara, dalam hal ini

adalah peneliti, membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang

ditanyakan dalam proses wawancara (Moleong, 1991: 136). Meskipun terlebih

dahulu menyusun pokok-pokok wawancara, saat pelaksanaan, pewawancara

bertanya tidak secara urut melainkan mengajukan sesuai dengan keadaan

responden pada saat wawancara. Pedoman wawancara yang disusun peneliti,

sebagai berikut:

Page 61: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

43

a). Pembinaan Katekumenat

(1). Apa makna masa katekumenat bagi Anda?

(2). Bagaimana tanggapan Anda terhadap proses pembinaan pada masa

katekumenat?

(3). Seberapa sering Anda hadir dalam pertemuan pembinaan?

(4). Bagaimana hasil yang Anda rasakan dari pembinaan pada masa katekumenat?

b). Peran Katekis

(1). Bagaimana kesan Anda terhadap cara katekis dalam membina?

(2). Bagaimana usaha katekis dalam membantu Anda untuk terlibat dalam

kegiatan gerejawi?

c). Keterlibatan Baptisan Baru

(1). Apakah di lingkungan/paroki Anda terdapat kegiatan yang melibatkan umat?

(2). Sejauh mana Anda aktif dalam kegiatan atau bidang-bidang yang ada di

lingkungan/paroki? Apa alasannya?

(3). Bagaimana kesan Anda terhadap umat Katolik yang ada di lingkungan Anda?

h. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. (Moleong,

1991: 103). Perlu diingat selalu bahwa prinsip pokok penelitian kualitatif adalah

menemukan teori dan data. Data yang diperoleh diolah secepatnya melalui proses

yang sudah dilakukan sejak pengumpulan data agar tidak menjadi dingin atau

Page 62: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

44

bahkan kadaluwarsa jika terlalu lama. Banyaknya data yang terkumpul oleh

peneliti akan dikelompokkan dan dikategorikan sehingga dapat menjawab

masalah dalam penelitian.

B. Laporan Hasil Penelitian

Setelah peneliti mempersiapkan segala sesuatu sehubungan dengan penelitian

ini dan melaksanakan proses penelitian, maka terkumpullah data sebagai hasil dari

penelitian.

1. Gambaran Umum Paroki Kristus Raja Baciro

Laporan dari hasil penelitian bagian pertama ialah tentang gambaran umum

paroki yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data yang didapat dan dilaporkan

adalah data sekunder namun sangat mendukung penelitian ini karena selain

sebagai tempat di mana baptisan baru sebagai responden berada, juga sebagai

tempat di mana baptisan baru mengalami pembinaan selama masa katekumenat.

a. Sejarah Paroki

Berdasarkan Buku Rencana Induk Strategik Pengembangan Paroki (2004),

berikut ini adalah ringkasan sejarah berdirinya Paroki Kristus Raja Baciro dengan

beberapa peristiwa penting yang dialami paroki. Pada awalnya (sekitar tahun

1953) Baciro merupakan salah satu kring dari Paroki St. Antonius Kotabaru.

Kring Baciro diizinkan mengadakan Ekaristi sendiri setiap hari Minggu dan hari-

hari besar lainnya yang diadakan di aula/bangsal PT. Pabrik Cerutu Taru Martani

Page 63: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

45

dan dihadiri sekitar 300 umat Katolik. Selanjutnya, Kring Baciro berkembang

menjadi “stasi” dengan romo yang mengepalai yakni Rm. De Quay, SJ. Seiring

berjalannya waktu, pada tahun 1956 terdapat perubahan di beberapa tempat di

Stasi Baciro, jumlah umat pun semakin bertambah dan memungkinkan Stasi

Baciro untuk menjadi paroki, maka Rm. De Quay, SJ mulai mengurus untuk

tujuan tersebut. Sebagai langkah awal, dibentuklah panitia pembangunan gedung

gereja dan mereka mulai mengumpulkan dana. Panitia ini disahkan oleh Uskup

Agung Soegijopranoto, SJ. Panitia itu mengusahakan dana melalui berbagai cara,

antara lain: sumbangan sukarela dari umat Katolik setempat, sumbangan dari

tokoh-tokoh warga Katolik asal Baciro, penyelenggaraan sumbangan berhadiah,

kerjasama dengan berbagai organisasi kesenian, seperti: pertunjukkan wayang

orang “Tjiptokawedar”.

Dengan dana yang terkumpul, dibeli sebidang tanah di daerah Gendeng-

Cantel, tetapi karena lokasinya dinilai kurang strategis, maka tahun 1961

diputuskan membeli tanah persawahan di Gendeng GK yang beralamatkan di Jl.

Melati Wetan no. 9 dari uang hasil penjualan tanah di Gendeng-Cantel. Mulailah

gedung gereja dengan ukuran 16x28 m2 dibangun dan selesai pada tahun 1962

yang oleh beberapa tokoh pendiri disepakati sebagai tahun awal berdirinya Paroki

Baciro. Gereja sudah dapat digunakan dan dari Data Kartu Paroki (Desember,

1962) dapat terlihat bahwa jumlah umat saat itu 2500 jiwa. Pastor Paroki Kristus

Raja yang pertama ialah Rm. JG. Stormmesand, SJ. Panitia pembangunan

dibubarkan tanggal 21 Oktober 1962 dan satu minggu kemudian dilantiklah

Dewan Paroki yang pertama.

Page 64: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

46

Pada tanggal 27 Oktober 1963, setelah bangunan gereja genap 1 tahun,

bersamaan dengan selesainya Panti Paroki, diresmikanlah Paroki Baciro; dengan

alamat Jl. Melati Wetan no. 13, Yogyakarta (dulu no. 9). Paroki ini berupaya

memperhatikan masyarakat sekitarnya dan sebagai bentuk pengabdian bagi

masyarakat, pada tahun 1964 didirikanlah Sekolah Dasar Katolik di Sorowajan

dan di Colombo. Selama menjadi paroki, Paroki Baciro mengalami banyak

perubahan dan perkembangan, seperti jumlah kring, komunitas biara, kelompok

minat bakat, dan kegiatan umat misalnya pertemuan kelompok “Purnaman” di

kring-kring. Pada waktu selanjutnya nama “kring” sendiri diganti menjadi

“lingkungan” berdasarkan pedoman Keuskupan Agung Semarang (KAS) 1987.

Hingga tahun 2004, jumlah lingkungan di seluruh paroki ada 37 lingkungan;

terdiri dari lingkungan di Gereja Induk sejumlah 24 lingkungan, di Gereja

Pangkalan sejumlah 5 lingkungan dan di Gereja Stasi Babarsari 8 lingkungan.

Sebatas pembicaraan, akan ada lagi lingkungan baru dan ada pula stasi yang

semakin siap untuk menjadi paroki baru.

Pada tanggal 27 Mei 2006, sebagian bangunan milik Paroki Kristus Raja

Baciro mengalami kerusakan, bahkan gedung gereja sendiri hancur karena

bencana alam gempa bumi. Paroki mengalami kesulitan dalam pembangunan

kembali gedung-gedung yang rusak, maka banyak proposal diajukan ke berbagai

tempat. Dari dana yang didapatkan, paroki mendirikan kembali bangunan di tanah

paroki dan sampai saat ini, pekerjaan tersebut belum selesai. Pastor Paroki yang

berkarya di Paroki Kristus Raja Baciro saat ini ialah Rm. Gregorius Sutikno, Pr.

Page 65: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

47

b. Visi dan Misi Paroki

Secara umum, Gereja ingin membawa manusia kepada keselamatan,

kebahagiaan, dan kesejahteraan. Dipandang dari aspek lain, Gereja sebagai

kumpulan orang berimankan Kristus yang menanggapi pewartaan itu

menunjukkan usahanya mewujudkan harapan tersebut. Selain harapan akan

hadirnya keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan manusia, Gereja juga

memiliki tujuan eskatologis, maka Gereja mengusahakan membina dan

mengembangkan diri hingga kedatangan Tuhan. Banyak cara dapat dilakukan

Gereja, secara khusus dalam kumpulan umat beriman di suatu wilayah yang

disebut paroki. Paroki Kristus Raja Baciro sebagai salah satu wujud nyata adanya

umat Allah di dunia memiliki visi dan misi yang juga merupakan wujud konkret

dari tujuan Gereja.

Paroki Kristus Raja Baciro memiliki visi: “Terwujudnya Paroki Kristus Raja

yang inovatif dan memiliki semangat berliturgi, bersaudara dan melayani dengan

menjadi saksi Kristus”. Paroki Kristus Raja Baciro memiliki kesan sebagai Gereja

tua yang statis, kurang bergairah, dan pastor sentris, tetapi dengan berani paroki

menyusun visi, yang menuntut semangat muda untuk bisa mencapainya. Dari visi

tersebut, disusun pula misi paroki: “Umat Paroki Kristus Raja Baciro semakin

inovatif dalam melaksanakan panggilan dan perutusan untuk berliturgi,

membangun paguyuban yang hidup dan berkembang dalam pelayanan sejati baik

di dalam Gereja maupun dalam masyarakat”. Misi tersebut sebagai gambaran

langkah-langkah yang harus dijalani agar visi paroki dapat terwujud.

Page 66: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

48

Berdasarkan visi dan misi paroki, peneliti bertanya secara langsung kepada

Pastor Paroki Kristus Raja Baciro sesuai dengan pedoman wawancara yang telah

dipersiapkan.

P 1 : Apa yang mendasari disusunnya visi paroki?

J : Memang visi ini merupakan cita-cita yang diinginkan dan diusahakan agar tercapai. Dari kalimatnya ya itulah yang dicita-citakan, inovasi yang diharapkan tidak membuat bosan umat baik dalam liturgi, persaudaraan, dan pelayanan.

P 2 : Sejauh ini, apakah visi tersebut sudah tercapai?

J : Sulit untuk mewujudkan visi tersebut, tetapi saya merasa sudah hampir terwujud. Sebagian memang dirasa sudah cukup, tetapi memang masih banyak yang harus dilakukan agar visi tersebut benar-benar dapat terwujud dan bukan hanya sebagai susunan kata.

P 3 : Inovasi seperti apa yang telah dilakukan oleh umat paroki?

J : Paroki membuat suatu hal yang baru dan tidak membosankan sehingga umat merasa senang dan nyaman. Dalam perayaan ekaristi harian dan mingguan kami juga mengusahakan agar umat dapat menikmati, menghayati, dan dapat menjadikan gereja paroki di sini sebagai tempat yang dapat membantu dalam berdoa. Yang dilakukan selama ini, seperti dalam hal liturgi, kami mengusahakan agar petugas-petuganya dipersiapkan dengan baik. Paroki juga terbuka terhadap lagu- lagu yang baru, tetapi selama ini umat sendiri yang lebih menyukai dan memilih lagu karangan Romo Wahyo. Lagu yang bersifat pop juga diperkenankan tetapi harus sesuai dengan aturan, biasanya lagu demikian dinyanyikan pada saat-saat terakhir misa.

P 4 : Apakah tim kerja dan paguyuban yang ada di paroki telah melaksanakan

tugasnya sesuai dengan yang diharapkan?

J : Tim kerja di paroki sebagian besar telah melaksanakan tugasnya dengan baik, seperti halnya dalam mempersiapkan liturgi, kepanitian ulang tahun paroki. Memang ada beberapa tim kerja yang beberapa waktu ini tidak tampak hasil kerjanya. Meskipun demikian, saya yakin bahwa umat dan tim kerja di paroki ini saling mendukung dan membantu dalam melaksanakan suatu kegiatan bersama. Paguyuban yang ada di paroki ada beberapa yang tetap berkegiatan dan kelihatan hasilnya.

Page 67: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

49

P 5 : Bagaimana bentuk pelayanan untuk Gereja dan masyarakat yang

terlaksana selama ini?

J : Kegiatan lain yang dibidangi oleh tim-tim yang ada di paroki sifatnya menghibur, memberi semangat hidup, memberi materi, seperti yang dilakukan tim sosial saat gempa kemarin. Sesudah gempa, paroki melalui tim sosial mengambil dari dana APP dibagikan kepada umat baik yang Katolik maupun yang non Katolik. Laporan keuangan itu dibuat transparan biar umat tahu dan memang itu semua dari umat dan untuk umat.

Tanggapan pastor yang panjang tersebut meyakinkan bahwa umat Paroki

Kristus Raja Baciro tidak hanya berdiam diri melainkan melakukan banyak

kegiatan untuk semakin mengembangkan Gereja dan iman masing-masing.

c. Letak Geografis dan Luas Tanah Gereja Paroki Kristus Raja Baciro

1). Letak Geografis

Gereja Paroki Kristus Raja Baciro berada di tempat yang terjangkau oleh

umat, meskipun tidak dilewati oleh kendaraan “bus” umum. Lingkungan di

sekitarnya cukup nyaman dan ketenangan cukup mendukung. Paroki Kristus

Raja Baciro memiliki batas yang memisahkan paroki ini dengan paroki

lainnya, yakni: Utara (Jalan Urip Sumoharjo), Selatan (Jalan Kusumanegara),

Barat (Kali Mambu atau Sungai Bau), Timur (Tambak Bayan). Sedangkan

paroki-paroki yang menjadi tetangga Paroki Kristus Raja Baciro, meliputi:

Utara (Paroki Pringwulung), Selatan (Paroki Bintaran), Barat (Paroki

Kotabaru), Timur (Paroki Kalasan)

2). Luas Tanah

Pada awalnya (1961), gedung gereja Paroki Kristus Raja Baciro berukuran

16 x 28 m2 . Beberapa kali paroki membeli tanah yang berada di sekitar gereja.

Page 68: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

50

Sampai saat ini tanah yang dimiliki oleh Paroki Kristus Raja Baciro luasnya

62 x 35 m2. Di atas tanah milik paroki ini, didirikan pula beberapa bangunan

(foto terlampir), antara lain: pastoran, sekretariat paroki, TK Indriyasana, aula

paroki. Paroki sendiri belum memiliki bangunan gereja, yang ada saat ini

adalah aula yang digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan aktivitas

layaknya gereja. Pembangunan gedung gereja sendiri masih dalam

pembicaraan. Beberapa ruangan di tanah milik paroki sedang dalam perbaikan

dan pembangunan (foto terlampir).

d. Dinamika Umat Katolik

1). Jumlah Umat Katolik

Seperti diungkapkan dalam sejarah Gereja Paroki Kristus Raja Baciro,

pada awalnya paroki ini merupakan “kring” dari Paroki St. Antonius

Kotabaru dan terdiri dari 300 jiwa umat Katolik (dilihat ketika mereka

mengadakan Ekaristi di aula/bangsal PT Pabrik Cerutu Taru Martani). Setelah

Stasi Baciro menjadi paroki dan didirikanlah gedung gereja, jumlah umat yang

ada dalam data kartu paroki (1962) berjumlah 2.500 jiwa. Pada tahun-tahun

berikutnya umat semakin bertambah dan menurut data yang terakhir (2004),

jumlah umat di Paroki Kristus Raja Baciro ialah 6.628 jiwa dengan 1500

kepala keluarga.

2). Kegiatan Paroki

Selain bertambahnya jumlah umat, perkembangan umat pun semakin

nyata dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan, baik dalam lingkup

Page 69: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

51

gerejawi maupun kemasyarakatan, seperti organisasi yang pada awal

berdirinya Paroki Kristus Raja Baciro, dijalankan sesuai dengan pengetahuan

dan kemampuan terbatas yang dimiliki saat itu. Setelah umat dengan

bimbingan pastor paroki dapat diajak berpikir lebih jauh lagi, semakin

bertambahlah ide- ide dalam rangka pengembangan Gereja. Maka, di Paroki

Kristus Raja Baciro mulai disusun kepengurusan Dewan Paroki.

Dalam kepengurusan Dewan Paroki terdapat berbagai bidang dan bagian

yang harus diurus, seperti Bidang Liturgi membawahi koor & dirigen,

organis, lektor & pemazmur, dan sebagainya. Dari hasil wawancara dengan

pastor paroki yang sudah dituliskan di awal, menunjukkan banyak sekali

kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh umat dikoordinir oleh

bidang-bidang yang ada di paroki.

e. Kebijaksanaan Paroki

Menyangkut kebijaksanaan paroki, peneliti telah menyusun pedoman

wawancara kepada pastor paroki seperti yang tertulis dalam persiapan, berkaitan

dengan pembinaan katekumen. Hasil wawancara ialah sebagai berikut:

P 1 : Bagaimana cara pembagian tugas antar katekis dalam mendampingi

katekumen?

J : Pembagian tugasnya sebenarnya diserahkan pada katekis. Katekis di paroki banyak tapi yang khusus melayani katekumen ada 14 orang. Mereka sering mengadakan pertemuan, khususnya kalau menjelang pembinaan katekumen tahap pertama. Sebenarnya, diharapkan katekumen itu dibina di lingkungan masing-masing, tetapi tidak semua lingkungan memiliki katekis. Maka, terkadang kalau di lingkungan tersebut banyak katekumennya, dibina oleh katekis dari lingkungan lain. Bisa juga walaupun di lingkungan ada katekisnya tetapi waktu pembinaannya tidak

Page 70: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

52

cocok dengan katekumen, katekumen dapat mengikuti pembinaan yang tempatnya di gereja oleh katekis yang rutin setiap minggunya mengadakan pembinaan. Jadi semua itu tergantung waktu saja, baik katekumen maupun katekisnya.

P 2 : Bagaimana prosedur penerimaan calon katekumen?

J : Mereka yang mau ikut pembinaan, dapat mendaftarkan diri di sekretaris paroki, ketua lingkungan, atau juga kepada katekis yang mungkin dikenalnya. Mereka yang mendaftar sesuai dengan waktu yang direncanakan, maksudnya pada awal-awal pembinaan dalam satu putaran maka dapat langsung mengikuti pembinaan dan kalau lancar serta tidak ada sesuatu yang terlalu menghalangi, maka katekumen tersebut pada akhir periode dapat langsung dibaptis. Paroki tetap terbuka bagi yang mendaftar pada tengah-tengah periode pembinaan tetapi memang tidak bisa langsung baptis seperti yang sudah mengikuti pembinaan lebih dulu.

P 3 : Bagaimana proses persiapan materi para katekis sebelum mendampingi

katekumen?

J : Masing-masing katekis cara menyampaikan materi berbeda-beda, tetapi apa yang disampaikan sudah dibicarakan lebih dahulu. Sebagian besar katekis menggunakan buku Mengikuti Yesus Kristus, tetapi untuk pengembangannya dapat menggunakan berbagai sumber.

P 4 : Bagaimana usaha pastor paroki untuk mengenal katekumen?

J : Selama masa pembinaan, saya memang tidak ikut membina secara langsung tetapi pada waktu mendekati penerimaan Sakramen Baptis, saya sendiri mengadakan wawancara dengan katekumen. Dengan wawancara itu, saya dapat melihat kesungguhan, motivasi, dan hal-hal lainnya yang dapat menentukan mereka dapat menerima Sakramen Baptis atau perlu ditunda pada periode yang akan datang.

P 5 : Kapan pelaksanaan penerimaan Sakramen Baptis di paroki?

J : Secara umum, Sakramen Baptis dewasa di paroki diadakan dua kali yaitu pada waktu Natal dan Paskah, biasanya satu atau dua hari sebelum hari raya tersebut. Sedangkan penerimaan Sakramen Baptis untuk anak dapat dilakukan kapan saja, tetapi memang perlu ada pembicaraan khusus antara orangtua dan pihak paroki.

Page 71: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

53

P 6 : Bagaimana kebijakan paroki terhadap penerimaan Sakramen Baptis bagi

katekumen?

J : Dengan wawancara yang saya lakukan sendiri bersama katekumen, saya dapat menilai dan menentukan kebijakan akan siapa saja yang sudah boleh menerima Sakramen Baptis dan siapa yang ditunda dulu, mungkin ada hal yang belum beres. Bagi katekumen yang belum bisa menerima Sakramen Baptis itu, baik saya maupun katekis dapat membantu menyelesaikan apa yang menjadi penghalang belum bisanya katekumen menerima Sakramen Baptis.

f. Katekis Paroki

Data tentang katekis paroki terbagi menjadi dua, yaitu:

1). Jumlah Katekis

Katekis yang berada di Paroki Kristus Raja Baciro pada periode 2006-

2008 berjumlah 19 orang dengan bidangnya masing-masing, seperti

pembinaan katekumen, pembimbing krisma, dan pembimbing komuni

pertama. Untuk pembimbing katekumen sendiri berjumlah 14 orang. Berikut

adalah nama dan alamat katekis pembimbing katekumen.

NO NAMA ALAMAT 1 MM. Wuri Hartono Miliran Selatan 2 N. Arwita Yani Atmaji Semaki Gede 3 M. Dewi Sukmawati Pengok Kidul 4 Fx. Sutrisno Gedong Kuning 5 Fx. Muryoto Gendeng Utara 6 J.S. Budiwinoto Sorowajan Selatan 7 Fl. Susilo Hardo Gathak 8 Ida Gathak 9 Alex Sutadi Kanoman 10 VM. Prihatiningtyas Gedong Kuning 11 A.R. Muji Mulyo Sanggrahan GK 12 Murtini Brotowiratmo Sanggrahan GK 13 MG. Gani Sardjito Gendeng Selatan 14 Paul Martadi Gendeng Selatan

Page 72: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

54

Katekis di paroki dengan jumlah seperti dalam tabel memiliki tugas

pelayanan dalam membina katekumen. Seperti dikatakan oleh pastor paroki,

bahwa tidak semua katekis “memiliki” katekumen yang dibina. Meskipun

demikian, semua katekis saling mendukung dalam pelayanan ini dengan cara

yang berbeda-beda, seperti dengan siap menggantikan pembinaan apabila

katekis yang membina tidak dapat melaksanakan pembinaan.

2). Peran Katekis

Katekis yang mendampingi katekumen sering disebut sebagai “guru” bagi

katekumen. Katekis tersebut memiliki peran yang sangat besar. Secara umum,

katekis mengajar, membimbing, dan mengantar katekumen kepada

pemahaman akan ajaran Gereja serta membantu katekumen dalam penjernihan

motivasi sampai pada persiapan menjelang penerimaan Sakramen Baptis.

Secara khusus, hidup katekis menjadi contoh dan teladan bagi katekumen.

Untuk itu, katekis perlu memberi teladan yang baik agar semakin meyakinkan

katekumen akan pribadi pengikut Kristus yang baik.

Menjadi katekis yang demikian tidaklah mudah, bahkan banyak terjadi hal

negatif yang tampak dari seorang katekis. Katekis Paroki Kristus Raja Baciro

sebagian besar telah melaksanakan tugasnya dengan baik bahkan menjadi

teladan dan motivator bagi katekumen. Ketika peneliti bertanya kepada pastor

paroki dengan kalimat pertanyaan: “Apakah katekis sudah melaksanakan

tugas pembinaan bagi katekumen dengan baik?” Jawaban pastor ialah:

“Memang tidak semua katekis aktif dalam mendampingi, bisa karena waktu

yang tidak sesuai dengan katekumen atau memang karena sangat sibuk.

Page 73: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

55

Mungkin karena itulah, beberapa katekis memilih untuk tidak membina

daripada tetap membina tetapi tidak maksimal”.

Tanggapan pastor menunjukkan suatu keprihatinan akan pelayanan

katekis. Memang katekis memiliki tanggung jawab yang lain selain membina

katekumen, seperti mencari nafkah bagi keluarga. Mungkin dengan

pengalaman seperti ini dapat menjadi bahan untuk diangkat dan dibicarakan

kembali akan spiritualitas katekis. Katekis yang memiliki tekanan dalam

hatinya tidak akan dengan maksimal melayani orang lain, yang dalam hal ini

adalah katekumen. Hal ini menunjukkan pentingnya peran katekis dalam

Gereja, secara khusus dalam pembinaan katekumen.

g. Baptisan Baru

1). Jumlah Baptisan Baru

Sakramen Baptis yang diberikan kepada katekumen dilaksanakan pada

hari Natal dan Paskah. Katekumen yang telah dibaptis tersebut menjadi

baptisan baru dan bertempat tinggal di berbagai tempat, baik di Paroki Kristus

Raja Baciro maupun di luar paroki. Jumlah baptisan baru dari Tahun 2003

sampai Tahun 2007 (Paskah) sebanyak 362 orang. Sedangkan penerima

Sakramen Baptis bukan bayi atau berusia dewasa berjumlah 129 orang.

(Kesekretariatan Paroki Kristus Raja Baciro, 2003-2007).

2). Keterlibatan Baptisan Baru

Baptisan baru yang terlibat dalam kegiatan gerejawi merupakan harapan

Gereja, tetapi tidak semua baptisan baru demikian. Peneliti meminta

Page 74: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

56

tanggapan pastor paroki terhadap baptisan baru perihal keterlibatan mereka

dalam hidup menggereja, sebatas yang dilihat selama ini.

P : Bagaimana tanggapan pastor melihat baptisan baru sehubungan dengan

keterlibatan mereka dalam kegiatan di paroki?

J : Baptisan baru ada yang aktif ada yang tidak. Jika untuk menjadi pengurus mereka kurang berani karena merasa masih baru. Keaktivan mereka tergantung masing-masing pribadi. Dalam hal berkegiatan, umat lainnya misalnya pengurus di lingkungan pasti mengundang, tetapi kalau baptisan baru sendiri yang benar-benar tidak mau pasti yang mengajak juga capai.

Memang tanggapan pastor ini masih secara umum sesuai dengan yang

terlihat selama ini, sikap dan cara umat dalam mengungkapkan imannya

beragam. Peneliti juga tidak bisa memberi nilai atau cap-cap terhadap apa

yang dilakukan umat, khususnya baptisan baru dengan sekali melihat. Perlu

dilihat lebih jauh, apa yang melatarbelakangi kemauan atau ketidakmauan

baptisan baru dalam mengikuti kegiatan gerejawi.

2. Pembinaan Katekumen di Paroki Kristus Raja Baciro

Berikut ini adalah laporan, hasil, dan pembahasan penelitian yang berupa

jawaban responden melalui wawancara. Wawancara dilakukan kepada responden

yang berjumlah 25 orang. Jumlah responden ini memang tidak sesuai dengan yang

telah direncanakan, yaitu 36 responden. Kurangnya sampel yang ditemukan dan

diwawancarai oleh peneliti dikarenakan beberapa hal, antara lain: Pertama,

sebagian besar populasi yang telah dibaptis tidak lagi berada di Paroki Kristus

Raja Baciro bahkan ada yang ke luar kota, karena pada waktu mengikuti

pembinaan sampai menerima Sakramen Baptis ada keperluan sehingga mengikuti

Page 75: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

57

proses tersebut di paroki ini. Kedua, alamat lengkap baptisan baru tidak tercatat

dalam arsip sekretaris paroki dan ketua lingkungan pun tidak mengetahui

keberadaan baptisan baru yang ada di lingkungannya. Jawaban responden sesuai

dengan pertanyaan dan pedoman wawancara dapat dilihat dalam lampiran 1,

halaman (1)-(15).

Inti jawaban responden yang dirasa sama, dikelompokkan dalam bentuk tabel,

sebagai berikut :

Tabel 1. Pengelompokkan Inti Jawaban Responden

NO TEMA WAWANCARA

INTI JAWABAN RESPONDEN JUMLAH RESPONDEN

Semakin yakin untuk menjadi pengikut Kristus

5

Belajar banyak tentang Gereja Katolik

3

Menambah pengetahuan tentang agama Katolik

4

Merasa didampingi 1 Menambah banyak teman untuk saling menguatkan

4

1

Makna masa katekumenat

Supaya bisa menerima Sakramen Baptis

10

Menyenangkan

16

Menarik 2 Menambah ilmu 1 Tidak menambah ilmu 3

2

Tanggapan terhadap proses pembinaan pada masa katekumen

Membosankan

6

Selalu

13

Sering 5

3

Frekuensi kehadiran responden dalam pertemuan pembinaan

Kadang-kadang 7

Page 76: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

58

Motivasi untuk menjadi Katolik menjadi kokoh dan kuat

2

Terdukung dan terdorong untuk lebih kuat mendalami iman Katolik

5

Lebih yakin untuk masuk ke agama Katolik

4

Semakin menjiwai iman yang mulai tumbuh

1

Semakin pintar/bertambah pengetahuan akan ajaran Gereja Katolik

17

Kenalan baru 1

4

Hasil yang dirasakan dari pembinaan pada masa katekumenat

Menerima Sakramen Baptis

2

Mengulang-ulang materi

2

Sulit dimengerti 4 Memberikan contoh yang konkret 6 Menyentuh perasaan responden 3 Tanya jawab 3 Memberitahu dengan kata-kata 6 Menggunakan perumpamaan-perumpamaan

1

Materinya monoton Terbuka terhadap pertanyaan dari responden

1

Terbuka terhadap pertanyaan responden

2

Berbicaranya baik 1 Memberi semangat (memotivasi) dengan kata-kata

1

Memberi catatan 1 Mengajak berbincang di luar jam pertemuan

1

5

Kesan terhadap cara katekis dalam membina

Memberitahukan dengan pelan-pelan

1

Memberi contoh sebagai umat yang aktif

3

Mengiingatkan terus untuk terlibat 13

6

Usaha katekis dalam membantu responden untuk terlibat dalam kegiatan gerejawi

Bertanya tentang keterlibatan responden di luar pertemuan

2

Page 77: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

59

Memberi buku untuk minta tanda tangan menunjukkan keterlibatan

11

Mengetahui

22

Kurang tahu 2

7

Pengetahuan responden terhadap adanya kegiatan yang melibatkan umat di lingkungan/paroki

Tidak tahu 1

Aktif Alasan: • Senang dan tenang bisa berdoa

bersama orang Katolik (6) • Senang berkegiatan (1) • Tidak ada kegiatan lain yang

menyita waktu (2) • Merasakan punya banyak

saudara (1) • Memiliki teman bercerita (1) • Supaya lebih mengenal umat (1)

7

8

Keaktivan dalam kegiatan atau bidang-bidang yang ada di lingkungan/paroki dan alasannya

Kurang Aktif Alasan: • Tidak kuat berjalan jika kegiatan

di luar rumah (1) • Waktu kegiatan terkadang

bertabrakan dengan jam kerja, tetapi kadang masih sempat ikut kegiatan (3)

• Anak yang rewel (1) • Untuk doa rosario lebih memilih

doa sendirii (1) • Lelah berkegiatan di sekolah (2) • Lelah karena kegiatan yang

bermacam-macam (1) • Waktu kegiatan di lingkungan

bertabrakan dengan kegiatan lainnya (1)

• Malas (2) Supaya mengenal umat (1)

13

Page 78: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

60

Tidak aktif Alasan: • Waktunya bertabrakan dengan

jam bekerja (3) • Sakit hati dengan orang-orang

di paroki (1) • Memiliki anak yang nakal/rewel

(2) • Sebal dengan umat yang

bicaranya kasar (1) • Lelah bekerja (1) • Belum terbiasa berkumpul (1) • Ragu-ragu dan malu (2)

5

Seperti keluarga

1

Baik 12 Ramah 2 Biasa saja 3 Gak tahu 7 Suka gosip 4

9

Kesan terhadap umat Katolik yang ada di lingkungan

Tidak terbuka

1

Selain hasil wawancara yang diringkas seperti dilaporkan dalam tabel 1,

peneliti juga meringkas dan menggelompokkan dengan memberi penilaian dari

tanggapan responden. Peneliti mengelompokkan tanggapan responden menjadi

dua, yaitu positif dan negatif. Nilai Positif diberikan kepada tanggapan responden

yang bersifat baik dan mendukung, baik proses, pembimbing, keterlibatan mereka,

maupun kesan baik terhadap yang dilakukan oleh umat. Sedangkan nilai negatif

diberikan kepada tanggapan responden yang bersifat tidak baik, tidak mendukung

proses dan pembimbing, ketidakterlibatan responden dalam kegiatan yang ada di

lingkungan/paroki, serta kesan responden terhadap umat yang tidak baik.

Page 79: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

61

Tabel 2. Penilaian Terhadap Jawaban Responden

NO ASPEK YANG DIUKUR POSITIF NEGATIF (1) (2) (3) (4)

1

Pembinaan Katekumenat • Makna masa katekumenat • Tanggapan terhadap proses

pembinaan pada masa katekumenat

• Kehadiran dalam pertemuan

pembinaan • Hasil dari pembinaan pada

masa katekumenat

2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 17, 18, 19, 21, 22, 25 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 25 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 17, 18, 19, 22, 24 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25

1, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 23, 24 1, 4, 12, 14, 15, 16, 23, 24 1, 2, 3, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 21, 23, 25, 14

2

Peran Katekis • Kesan terhadap cara katekis

dalam membina • Usaha katekis melibatkan

dalam kegiatan gerejawi

1, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25

2, 4, 9, 14, 16, 23 1, 2, 4, 9, 16

3

Keterlibatan Baptisan Baru • Pengetahuan akan kegiatan

di lingkungan/paroki • Keaktivan dan alasan dalam

kegiatan di lingkungan/paroki

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 2, 4, 6, 8, 10, 17, 20,

11, 12, 16, 1, 3, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21,

Page 80: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

62

• Kesan terhadap umat di

lingkungan/paroki

2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 14, 15, 19, 21, 22, 25

23, 24 1, 5, 9, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 20, 23, 24

Jumlah 149 76

Setelah menilai dan mengelompokkan jawaban responden dalam nilai positif

dan negatif, peneliti membandingkan kedua nilai tersebut dengan menghitung

prosentasenya berdasarkan pedoman wawancara dan pertanyaannya.

Tabel 3. Prosentase Pembinaan Katekumen

NO PERTANYAAN JUMLAH JAWABAN

RESPONDEN POSITIF (%) NEGATIF (%)

(1) (2) (3) (4) 1 2

3

4

Makna masa katekumenat

Tanggapan terhadap proses pembinaan pada masa katekumenat Kehadiran dalam pertemuan pembinaan Hasil dari pembinaan pada masa katekumenat

15 (60 %)

17 (68 %)

12 (48 %)

24 (96 %)

10 (40 %)

8 (32 %)

13 (52 %)

1 (4 %)

Page 81: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

63

Tabel 4. Prosentase Peran Katekis

NO PERTANYAAN JUMLAH JAWABAN RESPONDEN

POSITIF (%) NEGATIF (%) (1) (2) (3) (4)

1 2

Kesan terhadap cara katekis dalam membina Usaha katekis melibatkan dalam kegiatan gerejawi

19 (76 %)

20 (80 %)

6 (24 %)

5 (20 %)

Tabel 5. Prosentase Keterlibatan Baptisan Baru

NO PERTANYAAN JUMLAH JAWABAN RESPONDEN

POSITIF (%) NEGATIF (%) (1) (2) (3) (4)

1 2 3

Pengetahuan akan kegiatan di lingkungan/paroki Keaktivan dan alasan dalam kegiatan di lingkungan/paroki Kesan terhadap umat di lingkungan/paroki

22 (88 %)

7 (28 %)

13 (52 %)

3 (12 %)

18 (82 %)

12 (48 %)

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilaporkan, akan dibahas satu per satu dalam

bagian ini. Pembahasan terdiri dari: pengelompokkan inti jawaban responden,

penilaian terhadap jawaban responden, dan prosentase jawaban responden.

Page 82: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

64

1. Pengelompokkan Inti Jawaban Responden

Peneliti melaporkan wawancara dengan responden secara utuh. Laporan

wawancara sesuai dengan pedoman wawancara. Peneliti memang tidak

melaporkan wawancara berupa jawaban responden secara detail karena selain

peneliti tidak menggunakan alat bantu selama wawancara, seperti alat perekam.

Bahasa yang digunakan oleh responden dalam menjawab pertanyaan peneliti juga

bukanlah bahasa yang baku sehingga peneliti tidak dapat menuliskan dalam

laporan ini. Apabila bahasa sebenarnya dari responden yang dilaporkan oleh

peneliti, maka pembaca akan mengalami kesulitan mencari inti dari jawaban

tersebut. Dengan demikian peneliti membantu dengan menambah atau mengganti

beberapa kata dari jawaban responden dengan kata-kata peneliti sendiri. Meskipun

demikian, peneliti tidak merubah arah dan inti dari jawaban responden. Peneliti

melakukan wawancara dengan responden satu per satu sehingga baik dari segi

peneliti maupun responden tidak merasakan ada pengaruh dari luar untuk bertanya

atau menjawab.

Jenis wawancara yang dilakukan peneliti bukanlah dengan bertanya secara

“runtut” sesuai dengan pedoman wawancara dan pertanyaan-pertanyaan yang

telah dipersiapkan, melainkan peneliti dalam proses wawancara bertanya dengan

kesan santai sesuai dengan situasi responden. Demikian pula dengan pertanyaan

yang telah dipersiapkan tidak ditanyakan secara runtut karena peneliti merasa jika

bertanya secara runtut, proses wawancara akan terkesan kaku. Dengan jenis

wawancara yang digunakan peneliti ini sebenarnya memang membuat peneliti

kesulitan dalam hal perangkuman. Maka peneliti selalu dengan segera membaca

Page 83: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

65

kembali catatan singkat yang dibuat selama wawancara dan menyusunnya sesuai

dengan panduan wawancara. Segi positif yang didapat dari jenis wawancara ini

ialah bahwa peneliti memperoleh jawaban yang kaya dari sekedar menjawab

pertanyaan yang disusun oleh peneliti. Dengan kekayaan jawaban ini, membuat

peneliti sedikit merubah desain dan menambah pertanyaan wawancara yang

sebelumnya tidak direncanakan. Peneliti sebagai instrumen utama dapat melihat

dengan dekat dan berusaha memahami setiap ungkapan responden. Dengan

demikian, peneliti merasa terbantu pula dalam pembuatan kesimpulan.

Wawancara secara utuh yang telah dilaporkan, dicari intinya oleh peneliti.

Metode penelitian kualitatif ini sangat membantu dalam menemukan inti dari

tanggapan responden terhadap pertanyaan peneliti. Peneliti sebagai instrumen

utama dapat menangkap maksud dari setiap ucapan responden sehingga peneliti

dapat menemukan inti jawaban. Wawancara yang telah dilaporkan dicari intinya

dan dikelompokkan dalam jawaban-jawaban yang sama. Cara ini membantu

melihat prosentase jawaban responden. Peneliti juga dapat melihat dan

mengelompokkan jawaban akan pertanyaan “Apa saja yang dialami responden

dan alasannya?”. Pertanyaan umum ini menuju pada pertanyaan khusus dalam

rumusan masalah.

a. Makna Masa Katekumenat:

Responden memaknai masa katekumenat sebagian besar positif karena hampir

sesuai dengan tujuan dari pembinaan pada masa katekumenat. Meskipun demikian

Page 84: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

66

ada yang secara dangkal memaknai masa katekumenat hanya agar bisa menerima

Sakramen Baptis.

b. Tanggapan terhadap proses pembinaan pada masa katekumenat:

Proses pembinaan sebagian besar ditanggapi oleh responden secara positif,

yakni menyenangkan. Kata ”menyenangkan” menunjukkan ungkapan reaksi dari

apa yang telah dilakukan oleh orang atau pihak lain. Dalam hal ini, katekis

sebagai pembimbing katekumen dapat membuat reaksi positif dari responden atau

katekumen. Rasa senang ini apabila dikembangkan, dapat memiliki makna yang

lebih mendalam lagi.

c. Kehadiran dalam pertemuan pembinaan:

Sebagian besar responden selama menjadi katekumen selalu mengikuti

pembinaan, tetapi ada beberapa responden yang mengatakan jarang karena

beberapa alasan.

d. Hasil yang dirasakan dari pembinaan pada masa katekumenat:

Sebagian besar mengatakan bahwa dengan pembinaan memperoleh hasil

berupa pengetahuan tentang ajaran Gereja Katolik. Semua responden

mendapatkan hasil, walaupun ada pula yang dangkal. Terdapat beberapa

responden mengatakan bahwa dengan pembinaan, hasilnya adalah Sakramen

Baptis. Apabila hasilnya ini, maka semua katekumen pasti juga mendapatkan.

Page 85: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

67

e. Kesan terhadap cara katekis dalam membina:

Di sini secara khusus, peneliti meminta responden untuk menilai katekis

sebagai pembimbing responden selama masa katekumenat. Sebagian besar

responden menilai positif terhadap katekis karena cara katekis dalam

menyampaikan materi dirasakan menarik dan mudah dimengerti.

f. Usaha katekis dalam membantu untuk terlibat dalam kegiatan gerejawi:

Sebagian besar katekis berusaha agar katekumen aktif mengikuti kegiatan

dengan terus mengingatkan, bahkan katekis sendiri memberi contoh

keterlibatannya dalam hidup menggereja.

g. Pengetahuan akan kegiatan yang di lingkungan/paroki yang melibatkan umat:

Peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan responden akan kegiatan

yang ada di lingkungan dan parokinya. Jadwal Misa di gereja paroki, diketahui

oleh semua responden, tetapi untuk kegiatan di lingkungan tidak semua responden

tahu. Sedangkan dari hasil penelitian, di lingkungan banyak diadakan kegiatan

dan sebagian besar responden mengetahui hal itu.

h. Keaktivan dalam kegiatan atau bidang-bidang yang ada di lingkungan/paroki

dan alasannya:

Kegiatan di lingkungan diketahui oleh hampir semua responden tetapi dari

hasil wawancara dan jawaban responden sendiri, sebagian besar dari responden

tidak aktif mengikuti kegiatan tersebut. Alasan yang melatarbelakangi tindakan

Page 86: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

68

responden bermacam-macam. Ada pula responden yang aktif dan memiliki alasan

yang sangat baik, baik bagi dirinya maupun bagi umat di lingkungannya.

i. Kesan terhadap umat Katolik yang ada di lingkungan:

Pertanyaan terakhir ini dibuat oleh peneliti setelah melakukan wawancara

kepada responden pertama yang ternyata dianggap baik untuk dimasukkan dalam

pedoman wawancara. Peneliti menjadi terbuka akan keadaan umat yang

sebenarnya, baik suka maupun duka. Ketika peneliti memberi pertanyaan ini

kepada responden yang lain, memang ditemukan segi negatif pandangan

responden terhadap umat lainnya. Segi positif memang lebih banyak dan ini

menunjukkan keadaan umat yang tidak terlalu buruk.

2. Penilaian Terhadap Jawaban Responden

Tabel 2 dalam laporan penelitian, merupakan laporan hasil penelitian yang

telah dikelompokkan oleh peneliti secara positif dan negatif. Peneliti memasukkan

jawaban responden ke kolom positif dan negatf sebagai bentuk penilaian terhadap

jawaban responden. Penilaian yang dilakukan juga bukan mengada-ada,

melainkan dari jawaban sesungguhnya dari responden. Ada beberapa jawaban

yang secara “harafiah” seharusnya masuk dalam kolom positif, tetapi oleh peneliti

dimasukkan dalam kolom negatif. Hal ini dikarenakan peneliti sendiri yang pada

waktu mewawancarai responden, melihat ekspresi responden secara langsung.

Perlu diingat lagi bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen

utama.

Page 87: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

69

3. Prosentase jawaban responden.

Perhitungan jawaban responden atas seluruh pertanyaan lebih mengarah ke

positif daripada negatif. Jumlah jawaban yang positif sebanyak 149 dan yang

negatif sebanyak 76.

Dari pertanyaan bagian A “Pembinaan Katekumenat” yang pertama, yaitu:

“Apa makna masa katekumenat bagi Anda?”, sebagian besar (60 %) memaknai

secara positif dan sebagian kecil (40 %) memaknai secara negatif dan dirasa

dangkal oleh peneliti. Kedua, “Bagaimana tanggapan Anda terhadap proses

pembinaan pada masa katekumenat?”, sebagian besar (68 %) mengatakan

prosesnya baik dan menyenangkan. Ketiga: “Seberapa sering Anda hadir dalam

pertemuan pembinaan?”, sebagian besar (52 %) mengatakan tidak selalu hadir

(negatif). Keempat: “Bagaimana hasil yang Anda rasakan dari pembinaan pada

masa katekumenat?, sebagian besar (96 %) mengatakan mendapatkan hasil yang

positif.

Dari pertanyaan bagian B “Peran Katekis” yang pertama, yaitu: “Bagaimana

kesan Anda terhadap cara katekis dalam membina?” sebagian besar (76 %)

menilai positif dan berarti cara katekis dirasa sudah baik. Kedua: “Bagaimana

usaha katekis dalam membantu Anda untuk terlibat dalam kegiatan gerejawi?”,

sebagian besar responden (80 %) mengatakan sudah baik (positif) dan mereka

merasakan sungguh usaha dari katekis.

Dari pertanyaan bagian C “Keterlibatan Baptisan Baru” yang pertama, yaitu:

“Apakah di lingkungan/paroki Anda terdapat kegiatan yang melibatkan umat?”,

sebagian besar responden mengetahui bahwa ada kegiatan di lingkungan/paroki

Page 88: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

70

(positif). Kedua: “Sejauh mana Anda aktif dan alasannya dalam kegiatan atau

bidang-bidang yang ada di lingkungan/paroki?”, sebagian besar responden (82 %)

mengatakan kurang aktif (negatif). Ketiga: “Bagaimana kesan Anda terhadap

umat Katolik yang ada di lingkungan Anda?”, pertanyaan ini ingin melihat banyak

hal seperti apakah responden mengenal umat di sekitarnya dan penilaian

responden terhadap umat yang berpengaruh terhadap keaktivan responden dan

umat lainnya. Tanggapan responden terhadap umat di lingkungan sebagian besar

(52 %) baik (positif).

D. Kesimpulan Hasil Penelitian

Setelah mengadakan penelitian kualitatif dan mendeskripsikan hasil penelitian

ini, peneliti akan memberikan kesimpulan. Penelitian dengan metode deskriptif

kualitatif yang digunakan oleh peneliti ini lebih menekankan proses daripada

hasil, walaupun sebelum mengadakan penelitian sudah berharap akan menemukan

hasil seperti yang direncanakan. Proses yang ditekankan dalam penelitian ini

menghantar peneliti dalam mencari data dengan menggunakan alat bantu

instrumen berupa wawancara. Sebelum wawancara, peneliti telah menyusun

pedoman yang akan membantu dalam proses wawancara. Memang pedoman

wawancara tersebut membantu dalam proses wawancara, tetapi kembali diingat

penekanan dalam metode penelitian ini bahwa instrumen utama adalah peneliti

sendiri, sehingga peneliti perlu berusaha semampunya untuk menemukan data

yang dibutuhkan baik yang telah direncanakan maupun yang ditemukan tanpa

direncanakan.

Page 89: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

71

Sebagian besar responden telah memahami makna dari masa katekumenat,

meskipun banyak yang memaknainya sebatas pengetahuan, dalam artian memberi

makna masa katekumenat sebagai masa untuk mempersiapkan katekumen kepada

upacara penerimaan Sakramen Baptis. Selain itu, yang banyak pula diungkapkan

responden ialah materi yang diberikan selama pembinaan pada masa katekumenat

menambah pengetahuan dan pemahaman tentang Gereja dan ajarannya. Ada pula

responden yang memaknai masa katekumenat secara mendalam, yakni semakin

meyakinkan mereka untuk menjadi pengikut Yesus.

Proses pembinaan pada masa katekumenat dirasakan sebagian besar baptisan

baru sudah baik. Penilaian “baik” tersebut dilihat dari segi suasana dan

manfaatnya, seperti menyenangkan, menambah pengetahuan, dan menarik.

Walaupun pada kenyataannya, sebagian besar responden jarang menghadiri

pertemuan pembinaan. Pembinaan pada masa katekumenat sudah berhasil sebatas

pemahaman katekumen yang siap dibaptis. Dalam membina, katekis dirasakan

sudah cukup baik oleh responden. Metode yang digunakan pun bermacam-macam

walaupun belum sepenuhnya menggunakan alat-alat modern sesuai dengan

perkembangan zaman, tetapi responden sudah dapat menerimanya. Katekis tidak

tinggal diam berkaitan dengan keterlibatan responden, melainkan terus

mengupayakan agar responden, baik sebelum maupun sesudah dibaptis, terus

terlibat dalam kegiatan menggereja.

Hampir semua responden tahu jadwal kegiatan, baik di paroki maupun di

lingkungan, tetapi tidak semua bahkan sebagian besar mengatakan tidak aktif

berkegiatan. Ketidakaktivan umat dalam kegiatan gerejawi dikarenakan beberapa

Page 90: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

72

hal yang beragam, seperti sibuk bekerja, lelah sepulang kerja atau sekolah, dan

sebagainya. Kenyataan bahwa banyak baptisan baru yang tidak terlibat secara

langsung dalam kegiatan gerejawi dapat membawa umat kepada kerenggangan

hubungan dengan umat lainnya dan apabila hal demikian terjadi terus-menerus,

baptisan baru pun akan merasakan kesendirian. Perasaan ”sendiri” yang demikian

akan mengakibatkan hal lainnya yang lebih memprihatinkan. Dengan demikian,

perlu diupayakan agar umat dapat mengatasi kendala-kendalanya dan lebih

terlibat dalam kegiatan gerejawi sehingga tidak merasakan dampak-dampak

negatif seperti yang disebutkan di atas.

Alasan ketidakaktivan responden dalam kegiatan gerejawi, apabila disoroti

lebih dalam, ditemukan dan dapat digolongkan menjadi 3, yaitu dikarenakan diri

sendiri, orang lain, dan hal-hal lain yang tidak dapat dikendalikan oleh responden

sendiri. Diri sendiri sebagai penentu tindakan dan hidup setiap orang, demikian

juga responden, terkadang malah menghalang-halangi responden untuk aktif

berkegiatan. Diri sendiri yang tidak memiliki semangat dan tekad sering

membawa responden kepada kepasivan. Apabila responden selalu mencari

kesenangan diri sendiri saja dan mengabaikan kepedulian orang lain ataupun

kebahagiaan bersama dengan orang lain, maka selamanya tidak akan ‘mengenal’

orang lain dalam suatu kegiatan bersama. Alasan yang berasal dari umat Katolik

yang ada di lingkungan dan paroki membuat peneliti prihatin. Umat Katolik yang

sama-sama berimankan Yesus Kristus, yang seharusnya saling mendukung

dengan penuh kasih, tidak jarang ternyata malah secara tidak disadari

menghalang-halangi umat lainnya untuk memperoleh kebahagiaan. Perlakuan dan

Page 91: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

73

sikap umat yang tidak wellcome terhadap kehadiran umat Katolik yang baru,

bahkan terkadang terang-terangan berbicara tidak baik, berpengaruh negatif

terhadap umat yang baru sehingga mereka enggan terlibat dalam kegiatan yang

ada. Alasan yang masuk dalam golongan ketiga ialah hal yang tidak dapat

dikendalikan oleh responden dan mau tidak mau harus diikuti, seperti bekerja, les,

dan sebagainya. Alasan tersebut dikatakan tidak dapat dikendalikan karena entah

berhubungan dengan pihak lain maupun waktu dan kegiatan yang membutuhkan

kehadiran responden karena tidak dapat digantikan di lain waktu atapun oleh

orang lain. Ketiga golongan penyebab ketidakaktivan responden dalam hidup

menggereja yang ditemukan oleh responden perlu dipandang serius dan

terhadapnya perlu dilakukan sesuatu.

Page 92: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

74

BAB IV

REKOLEKSI SEBAGAI USULAN PENYEMPURNAAN

PEMBINAAN KATEKUMEN

Bab IV merupakan bentuk konkret kegiatan dan upaya yang akan dilakukan

penulis dalam menanggapi hasil penelitian yang diuraikan pada bab III. Bab IV

terdiri dari 5 bagian, meliputi: latar belakang penyempurnaan pembinaan

katekumen, rekoleksi sebagai pilihan penyempurnaan pembinaan katekumen,

tema dan tujuan rekoleksi, penempatan materi dalam program, dan usulan

rekoleksi.

A. Latar Belakang Penyempurnaan Pembinaan Katekumen

Pembinaan bertujuan menjadikan orang yang dibina menjadi lebih baik. Iman

seseorang juga harus terus dibina agar tetap terolah dan terjaga, walaupun tidak

menutup kemungkinan dengan pembinaan iman malah membuat iman seseorang

memudar. Pudarnya iman seseorang setelah pembinaan bukan berarti pembinaan

yang dilakukan telah gagal, melainkan ada kemungkinan lain yang dapat

dikatakan bahwa: “itulah hasil yang lebih baik dari apa yang dimilikinya selama

ini”. Pilihan seseorang adalah kebebasan selama masih dalam taraf wajar dan

sesuai dengan norma umum yang ada di masyarakat. Pemilihan agama juga

merupakan suatu kebebasan dan tidak ada yang bisa menghalang-halangi ataupun

memaksakannya. Setiap orang bebas menentukan pilihan agamanya. Kebebasan

itu juga mengarah kepada keterikatan di mana dapat dikatakan terikat namun

Page 93: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

75

bebas. Arti dari kalimat tersebut dalam hal ini bahwa seseorang yang telah

memilih suatu agama dengan bebas akan masuk dalam keterikatan di mana orang

tersebut harus siap menjalani konsekuensi yang ada didalamnya.

Seseorang yang memilih untuk beragama Katolik diajak untuk terlibat dalam

kegiatan-kegiatan Gereja Katolik. Orangtua Katolik juga memiliki kewajiban

membawa anaknya kepada keselamatan, yakni dengan membaptis dan mendidik

secara Katolik. Demikian juga si anak yang dibaptis pada waktu masih bayi, tidak

bisa “marah-marah” kepada orangtuanya karena dianggap memaksakan kehendak

mereka. Anak yang dibaptis pada waktu bayi perlu bersyukur bahwa orangtua

memikirkan iman dan masa depannya. Bagi anak yang tidak menerima status

agamanya, dapat menggunakan kebebasannya memilih agama dan iman yang lain

ketika sudah bisa berfikir dan bertanggung jawab. Umat beragama non Katolik

pun demikian, ketika memilih untuk menjadi Katolik harus menjalani pembinaan

yang dilakukan oleh Gereja dengan bantuan katekis. Masa pembinaan tersebut

dinamakan masa katekumenat dan orang yang dibina disebut katekumen. Baptisan

baru adalah mereka yang telah menyelesaikan masa katekumenat dan menerima

Sakramen Baptis. Dengan demikian, baptisan baru adalah anggota Gereja yang

wajib menerima konsekuensinya sebagai orang Katolik. Konsekuensi menjadi

anggota Gereja ada yang “membahagiakan” tetapi ada pula yang “menakutkan”.

Segala hak baptisan baru dan umat Katolik lainnya mengarah kepada kebahagiaan

surgawi dan kewajibannya pun sebenarnya juga untuk mendatangkan rahmat dan

kebahagiaan apabila dilaksanakan dengan ketekunan. Baptisan baru yang telah

menyelesaikan pembinaan pada masa katekumenat dan menerima Sakramen

Page 94: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

76

Baptis bukan berarti sudah menyelesaikan tugasnya melainkan masih banyak lagi

yang harus dilakukan untuk meneladani Yesus sebagai murid atau pengikut-Nya.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab III, penulis menemukan

alasan ketidakaktivan baptisan baru dalam hidup menggereja dan mengangkat

kembali dalam bab IV ini. Memang selama pembinaan, katekis sudah melakukan

banyak hal sebagai pendorong katekumen untuk terlibat dalam hidup menggereja,

tetapi pada kenyataannya banyak baptisan baru tidak terlibat dalam hidup

menggereja. Alasannya yang mempengaruhinya pun bermacam-macam dan

penulis telah menggolongkan menjadi 3 golongan, yakni diri sendiri, dari umat

Katolik (orang lain), dan hal yang sulit dihindarkan. Ketiga golongan alasan

tersebut memiliki tingkatan pengaruh terhadap keaktivan baptisan baru.

Berdasarkan alasan tersebut, penulis akan mengupayakan suatu program

pengembangan bagi katekumen sebelum menerima Sakramen Baptis. Memang

masalah di atas diungkapkan oleh baptisan baru, tetapi untuk berbuat sesuatu bagi

mereka teramat sulit karena mereka amat sulit dikumpulkan. Oleh sebab itu

penulis ingin berbuat sesuatu untuk katekumen yang belum mengalami masalah di

muka dan diharapkan bisa mengatasi kendala-kendala di muka tersebut.

B. Rekoleksi Sebagai Pilihan Model Penyempurnaan Pembinaan

Katekumen

Pembinaan khusus bagi katekumen sebagai pengembangan ini akan

dilaksanakan dalam model rekoleksi dengan 3 kali di waktu yang berbeda. Penulis

berharap bahwa dengan rekoleksi pada waktu yang sudah diperhitungkan dan

Page 95: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

77

menjadi kegiatan yang berkelanjutan dapat membantu katekumen dalam

mengantisipasi hal-hal negatif yang mungkin dialami sebagai orang Katolik,

sekaligus dalam mengembangkan motivasi guna menghadapi kendala-kendala

tersebut. Rekoleksi ini tidak terlepas dari pembinaan rutin yang dilakukan oleh

katekis karena maksud rekoleksi ini ialah sebagai pemantapan setelah katekumen

mengikuti beberapa rangkaian pembinaan.

Kata dalam Bahasa Indonesia “koleksi” berarti kumpulan (Depdikbud, 1988:

450). Istilah ini dapat mengantar pada pengertian rekoleksi yang dalam Bahasa

Inggris terdapat istilah re-col lect yang berarti mengumpulkan kembali dan istilah

rec-ol lection yang berarti kemampuan mengingat (Salim Peter, 1990: 1597).

Istilah rekoleksi yang dikenal dan sering didengar di telinga umat, khususnya

umat Katolik memiliki arti yang tidak jauh berbeda dari arti kata dasarnya. Dalam

Buku “Membimbing Rekoleksi”, dijelaskan pengertian rekoleksi yaitu sebagai

usaha untuk memperkembangkan kehidupan iman atau rohani (Mangunhardjana,

SJ., 1985: 7). Rekoleksi juga membantu umat atau peserta rekoleksi meresapkan

pengalaman hidup rohani, mengevaluasi pengalaman selama ini, dan mencoba

menemukan langkah- langkah baru, bagi perjuangan hidup selanjutnya

(Darmawijaya, Pr., 1990: 5).

Terdapat berbagai macam rekoleksi berdasarkan waktu penyelenggaraannya

yang ditulis berdasarkan inspirasi dari Buku Membimbing Rekoleksi

(Mangunhardjana, SJ., 1985: 17-18), yaitu: Periodik selama sepanjang tahun,

seperti rekoleksi para imam dan biarawan-biarawati yang dilakukan satu bulan

satu kali; Periodik bukan selama sepanjang tahun, melainkan hanya dalam masa-

Page 96: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

78

masa liturgis tertentu, seperti rekoleksi di kalangan umat selama masa Adven atau

Prapaskah yang diadakan setiap minggu; Aksidentil tidak tetap, karena

berhubungan dengan peristiwa penting tertentu, seperti pelantikan pengurus

Mudika, terpecahkannya masalah dalam sebuah keluarga, dan sebagainya;

Aksidentil tanpa ada hubungan dengan peristiwa atau peringatan tertentu,

melainkan karena sedang ada minat, biaya, waktu, dan ada pendampingnya,

seperti rekoleksi keluarga Katolik lingkungan.

Rekoleksi dapat dilaksanakan secara pribadi maupun kelompok. Rekoleksi

pribadi dapat dilakukan tanpa pembimbing dan dengan pembimbing. Demikian

pula dengan rekoleksi kelompok ada yang tanpa pembimbing, tetapi tetap

diperlukan seseorang untuk menyampaikan uraian secara singkat kepada peserta

rekoleksi dan ada yang dilakukan dengan bimbingan seseorang atau beberapa

orang pembimbing (tim). Bahan yang dioleh diambil dari pengalaman hidup yang

sudah dijalani sebelumnya. Waktu rekoleksi biasanya setengah sampai satu hari

penuh sehingga dapat dikatakan waktu dalam rekoleksi sangat sedikit

dibandingkan dengan retret, yakni mengasingkan diri ke tempat sunyi

(Mangunhardjana, SJ., 1985: 7) dan biasanya waktunya lebih lama dan bahannya

diambil dari pengalaman peserta pada masa lampau atau masa sesudah retret yang

terakhir, apabila peserta retret sering mengadakan retret (periodik).

Mengingat waktu rekoleksi yang pendek, maka bahan yang digunakan

dibatasi. Pembatasan bahan tersebut dapat dilakukan dengan menentukan tema.

Dengan tema, perhatian pembimbing dan peserta dipusatkan dan diarahkan

kepada satu hal saja. Tinjauan dalam rekoleksi ialah karya Allah, cara kerja serta

Page 97: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

79

bimbingan-Nya dan tanggapan kita atas karya Allah. Dibandingkan dengan retret,

rekoleksi yang memiliki waktu lebih pendek dan bahan dibatasi maka rekoleksi

dapat juga disebut sebagai retret mini.

Peserta rekoleksi bermacam-macam baik dari sujud jenis kelamin, umur dan

status hidup. Rekoleksi dapat diikuti baik oleh pria, wanita, tua, muda, dewasa,

anak-anak, awam, biarawan, berkeluarga, bujangan, berpendidikan tinggi,

berpendidikan rendah, petani, pedagang, maupun wiraswastawan. Setiap sekali

pelaksanaan rekoleksi, jumlah peserta juga mempengaruhi. Biasanya yang terjadi

ialah semakin besar jumlah peserta, semakin terbatas tehknik yang dapat dipakai

dan sukar mengatur sesuai dengan perkembangan proses dan tujuan rekoleksi,

serta semakin sulit mengamati dan mengarahkan peserta rekoleksi. Demikian

sebaliknya, semakin sedikit peserta rekoleksi akan memudahkan dalam segala hal.

Dari pengalaman (Mangunhardjana, SJ., 1985: 23), jumlah kelompok peserta

rekoleksi yang ideal terdiri 40 sampai 45 orang, karena jumlah tersebut dapat

dikatakan cukup besar namun tetap cukup mudah “dikuasai” dalam arti baik.

Dalam menanggapi permasalahan dan demi peningkatan baptisan baru ke arah

yang lebih baik daripada beberapa baptisan baru yang pernah ditemui penulis,

maka penulis melakukan tindakan yang diharapkan bisa tepat guna. Penulis

mengupayakan tindakan pembinaan dalam model rekoleksi karena pembinaan ini

memungkinkan bisa memberi suasana yang berbeda dari pembinaan rutin yang

biasa dialami katekumen. Dengan pembinaan dalam model rekoleksi, penulis

ingin menyampaikan materi-materi khusus yang diperlukan dan kiranya sesuai

dalam menanggapi permasalahan yang telah ditemukan. Rekoleksi memuat materi

Page 98: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

80

yang lebih memantapkan dan meneguhkan katekumen sekaligus dimungkinkan

metode yang lebih menarik.

Rekoleksi yang dipersiapkan penulis memiliki jangka waktu yang berbeda.

Rekoleksi pertama dilaksanakan selama 6 jam pada suatu hari Minggu, yakni dari

jam 8 pagi sampai jam 2 siang. Rekoleksi kedua dilaksanakan selama 9 jam pada

suaru hari Minggu dari pagi sampai sore. Rekoleksi ketiga dilaksanakan dengan

waktu yang lebih lama lagi, yakni dari hari Sabtu sore sampai hari Minggu siang.

Peserta rekoleksi ialah katekumen, tetapi dipersempit lagi sebutannya pada setiap

rekoleksi sehubungan dengan masa pembinaan yang sedang dijalaninya. Peserta

rekoleksi pertama disebut simpatisan atau calon katekumen, rekoleksi kedua

disebut katekumen (yang telah beberapa kali mengikuti pembinaan masa

katekumenat), rekoleksi ketiga disebut katekumen yang telah menyelesaikan

pembinaan pada masa katekumenat dan siap memasuki masa persiapan akhir.

Kelompok peserta rekoleksi ini masuk kelompok yang heterogeen karena baik

dari usia, pekerjaan, latar belakang, tingkat pendidikan, dan sebagainya beragam

sesuai dengan siapa saja yang mengikuti pembinaan pada periode tersebut

sehingga pemanfaatan metode yang diusulkan perlu penyesuaian.

C. Tema dan Tujuan Rekoleksi

“Katolik” memang nama salah satu dari sekian banyak agama, tetapi memiliki

makna yang lebih dalam apabila umat yang menganutnya menjiwai dan mencari

maknanya. Melalui pembinaan katekumenat, seseorang yang ingin menjadi orang

Katolik perlu juga dimantapkan dan disiapkan untuk menerima konsekuensi

Page 99: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

81

baptis, termasuk tantangannya. Tantangan yang mungkin dialami, bukan hanya

berasal dari orang-orang yang secara jelas terlihat jahat dan mencelakai,

melainkan bisa pula berupa ajakan mencapai tujuan yang terkesan baik dan

menyenangkan, padahal sebenarnya menyesatkan. Menjadi Katolik dapat

dikatakan “sulit-sulit mudah”. Umat Katolik perlu menunjukkan diri sebagai

orang yang meneladani Yesus Kristus karena Dialah yang diimani dan diikuti.

“Menjadi orang Kristiani berarti mengikuti Yesus Kristus sehingga harus

berusaha menjadi seperti Dia dan bertindak menurut kehendak-Nya” (Romain St.

Philip, 2002: 19). Tawaran-tawaran menarik perlu ditanggapi dengan kritis dan

bijaksana karena belum tentu sesuai dengan kehendak Dia yang diimani, bahkan

banyak yang sebenarnya bertentangan dengan Dia.

Kesenangan diri sendiri, ketidakpedulian terhadap kegiatan bersama umat

lainnya, dan keinginan untuk hal-hal yang belum pasti mendatangkan

kebahagiaan, mudah mengakibatkan umat khususnya baptisan baru memilih untuk

tidak mengikuti kegiatan bersama umat, padahal tantangan yang berada di sekitar

akan lebih mudah diatasi apabila dihadapi bersama-sama. Selain itu, kekuatan

iman yang tumbuh dengan seringnya berbagi dan bersatu dalam pertemuan

bersama umat seiman seringkali juga memampukan orang untuk mengatasi

tantangan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri.

Berdasarkan permasalahan dan pengalaman baptisan baru tersebut, peneliti

menyusun tema umum “Menjadi Katolik Lahir dan Batin” dengan tujuan

katekumen semakin memahami dan menyadari panggilannya sebagai pengikut

Kristus, sekaligus tantangannya, dan dengan tabah menjalankan tugas

Page 100: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

82

perutusannya bersama umat lainnya, sehingga sebagai baptisan baru kelak

diharapkan mereka lebih terlibat. Untuk mencapai hal itu, penulis mempersiapkan

pembinaan yang mengantisipasi 3 golongan permasalahan yang telah ditemukan.

Materi yang dipersiapkan dengan maksud untuk menanggapi “permasalahan dari

dirinya sendiri”, antara lain: iman, keterlibatan, dan liturgia dan koinonia. Materi

menanggapi “permasalahan sakit hati karena umat lainnya” antara lain:

konsekuensi menjadi murid Kristus dan komunikasi antar manusia. Materi

menanggapi “permasalahan karena harus beraktivitas lain”, antara lain: ajakan

untuk tidak khawatir yang berlebihan dan menyiasati aktivitas di luar kontrol

pribadi.

Materi yang telah dipersiapkan dan disebutkan di atas dijabarkan lebih lanjut,

sebagai berikut:

1. Diri Sendiri

Permasalahan dari dirinya sendiri ditanggapi dengan materi dan alasan sebagai

berikut:

a. Iman

Menjadi Katolik berarti mengimani Allah, melalui Yesus Kristus, di dalam

Gereja. Mengimani Yesus Kristus bukan hanya lewat perkataan, tetapi perlu

perwujudan. Dalam mewujudkan iman akan Allah dapat dilakukan bersama

jemaat yang berhubungan dengan Allah melalui Yesus Kristus. Hal demikian

dapat terjadi apabila bersama jemaat, berkumpul dan berdoa serta melibatkan diri

dalam kehidupan ibadat dan persaudaraan jemaat. Artinya, setiap ada pertemuan

Page 101: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

83

diusahakan hadir, terlibat, dan melakukan aksi konkret di masyarakat dan

keluarga. Dalam Kitab Suci pun dikatakan bahwa ”Iman tanpa perbuatan pada

hakekatnya adalah mati”, dengan dimikian iman harus dipupuk dengan selalu

mewujudnyatakan dalam kehidupan bersama, agar iman akan Allah semakin

berkembang dan mendalam.

b. Keterlibatan

Panggilan Allah dan teladan Yesus Kristus bukan hanya menuntut umat-Nya

untuk rajin berdoa dan pergi ke Gereja setiap hari Minggu, melainkan lebih dari

itu. Allah mengharapkan karya Yesus yang nyata dilanjutkan dengan karya yang

nyata pula oleh manusia. Keterlibatan secara nyata umat Katolik di mana saja

dengan melakukan tindakan yang mencerminkan sebagai pengikut Yesus,

merupakan kehendak Allah. Meskipun hal kecil, tetapi jika dilakukan dengan

penuh suka cita dan memegang kasih Allah, akan mendatangkan berkat dan

kebahagiaan bagi manusia. Melalui pemahaman di atas, diharapkan katekumen

semakin terlibat dalam kegiatan gerejawi, baik ketika masih menjadi katekumen

maupun ketika sudah menerima Sakramen Baptis.

c. Liturgia dan Koinonia

Gereja mengakui adanya kehendak Allah untuk dilakukan oleh manusia.

Perintah Allah yang diimani dan hadir melalui perantaraan Musa pun menjadi

pegangan umat Katolik. Ada pula tugas yang dirangkum oleh Gereja dan dengan

beberapa istilah yang cukup dikenal umat Katolik. Lima tugas pastoral Gereja

yang terdiri dari koinonia (persaudaraan), liturgia (peribadatan), kerygma

(pewartaan), diakonia (pelayanan), dan martiria (kesaksian). Seluruh tugas ini

Page 102: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

84

diharapkan dilaksanakan oleh umat Katolik dengan cara yang berbeda sesuai

dengan kemampuannya. Sebagai warga baru Gereja, yakni orang yang ingin

menjadi Katolik tetapi belum dibaptis, dapat menjalankan tugas tersebut sedikit

demi sedikit, langkah awal yang dapat dilaksanakan ialah koinonia dan liturgia.

Membiasakan untuk berkumpul dan berdoa bersama jemaat akan dapat memupuk

persaudaraan dan selain berdampak positif bagi jemaat, pada suatu ketika akan

berdampak baik pula kepada komunitas yang lebih luas, yaitu masyarakat.

Kesediaan waktu dan diri untuk berkumpul akan lebih baik lagi ketika diisi

dengan kegiatan bersama, baik dalam bentuk ibadat, katekese, maupun perayaan

Ekaristi bersama. Pelaksanaan kedua tugas pastoral Gereja ini mengawali

terlaksananya tugas-tugas lainnya.

2. Sakit Hati Karena Umat Lainnya

Sejumlah baptisan baru yang dijumpai penulis mengatakan ingin mengikuti

kegiatan yang diadakan oleh lingkungan atau paroki, tetapi merasa tidak

bersemangat ketika ada hal-hal yang dirasa mengganggu. Hal mengganggu yang

dimaksudkan di sini lebih pada perlakuan umat Katolik sendiri yang seringkali

tanpa disengaja membuat baptisan baru sakit hati karena “omongan” mereka atau

tindakan yang mereka lakukan. Sakit hati ini membawa baptisan baru kepada rasa

enggan untuk terlibat dalam kegiatan gerejawi, untuk menanggapi permasalahan

di atas akan diberikan materi berikut:

Page 103: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

85

a. Konsekuensi menjadi murid Kristus

Katekumen diajak menyadari bahwa mengikuti Yesus banyak tantangannya.

Banyak konsekuensi yang harus diterima, baik yang positif maupun negatif. Entah

positif entah negatif, kesemuanya akan mendatangkan kebahagiaan apabila

dijalani dengan tekun. Konsekuensi negatif berupa tantangan, baik dari benda-

benda yang diciptakan manusia maupun manusianya sendiri. Manusia yang

memiliki karakter beragam perlu saling menyesuaikan dan mengerti satu sama

lain. Tantangan dari manusia tidak hanya berasal dari umat agama non Katolik,

bahkan dari umat Katolik pun ada. Disadari ataupun tidak, sering baik kata-kata

maupun tindakan umat Katolik menyakitkan hati beberapa baptisan baru yang

dijumpai penulis. Perlakuan umat lainnya yang menyebabkan sakit hati ini

menjadi salah satu tantangan warga baru Gereja dan diharapkan dengan materi

yang diberikan ini, katekumen dapat mengantisipasinya kelak.

b. Komunikasi antar manusia

Manusia seringkali merasa sudah puas dengan kemampuannya berbicara.

Sering tidak disadari, dari lidahnya sering keluar kata-kata yang menyakitkan.

Melalui materi ”komunikasi”, katekumen dihantar kepada penyadaran, bahwa

keadaan orang bermacam-macam dan perlu juga berhati-hati dengan sikap yang

dapat mempengaruhi cara bertindak dan berucap. Diperlukan komunikasi yang

baik antar manusia yang bukan hanya menggunakan lidah untuk berbicara,

melainkan lebih dalam, pembicaraan perlu juga melibatkan hati dan rasio,

sehingga dapat dihindarkan kata-kata yang menyakitkan, orang perlu lebih bijak

dalam berbicara atau berkomunikasi.

Page 104: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

86

3. Harus Beraktivitas Lain

Golongan permasalahan ketiga ini memang sulit dalam mengupayakan

penyelesaiannya karena terdapat hal-hal di luar kendali orang yang bersangkutan,

baik pembina maupun katekumen sendiri. Kegiatan katekumen yang menyangkut

kehidupan atau masa depannya tidak dapat ditinggalkan begitu saja, perlu

pemikiran dan keputusan yang bijak agar diri sendiri tidak dirugikan. Meskipun

demikian, penulis mengusahakan beberapa materi, antara lain:

a. Ajakan Untuk Tidak Khawatir Yang Berlebihan

Seringkali orang tidak bisa memutuskan suatu perkara dengan bijak. Mereka

menganggap keputusan yang dibuatnya sudah baik, mungkin sesaat memang

nampak baik tetapi kemudian akan tampak bahwa keputusan itu ternyata tidak

bijak, ketika di kemudian hari dirasakan dampak negatif dari keputusan itu.

Memang setiap keputusan ada dampaknya, tetapi menjadi bijaksana dapat pula

dilatih dengan beberapa macam latihan. Kebiasaan orang untuk tidak melarikan

diri dari masalah dapat melatih seseorang dalam mengatasi masalah. Mungkin

orang pernah mengambil keputusan yang tidak bijaksana karena merasakan

dampak negatifnya pada waktu berikutnya. Pengalaman itu dapat membuat

seseorang belajar dan diharapkan semakin terlatih sehingga pada waktu

selanjutnya semakin bijaksana. Banyak pula orang yang memikirkan pekerjaannya

secara berlebihan. Orang menganggap, bekerja dengan banyak waktu pasti akan

membuahkan rezeki yang lebih banyak pula. Pernyataan tadi nampaknya benar

apabila dipikirkan secara manusiawi, tetapi rencana Tuhan siapa yang tahu?

Sering tidak disadari bahwa segala perkara di dunia ini sudah diatur oleh Tuhan

Page 105: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

87

dan rezeki pun diatur oleh-Nya. Selain badan terasa lelah, waktu untuk kegiatan

lainnya pun semakin berkurang serta sering mengganggu relasi dengan orang lain

di luar orang-orang yang memiliki relasi pekerjaan. Menyediakan waktu untuk hal

lain selain pekerjaan, akan menambah banyak dampak positif. Berkumpul

bersama jemaat untuk berdoa bersama ataupun berkarya sosial bersama akan

semakin mempersatukan hati dan memperdalam iman karena dari sana terdapat

relasi kasih yang saling mendukung dalam nama Yesus Kristus, sedangkan soal

rezeki pada mereka yang percaya kepada Tuhan, akan diatur oleh-Nya.

b. Menyiasati Aktivitas di Luar Kontrol Pribadi

Keharusan seseorang beraktivitas di tempat lain di luar kontrol dirinya

memang membingungkan dan sulit untuk membuat keputusan selain memang

“harus hadir di sana”. Biasanya aktivitas ini berhubungan dengan pekerjaan atau

kegiatan sekolah dimana jadwalnya memang demikian. Apabila banyak hal di luar

kontrol pribadi yang harus dilaksanakan, kemungkinannya kecil untuk bisa

berkumpul bersama jemaat dalam kegiatan seperti ibadat. Dalam menanggapi

masalah ini perlu kebijaksanaan baik dari pihak yang mengontrol maupun yang

dikontrol. Kerelaan dan tanggungjawab pihak yang dikontrol diperlukan dalam

hal ini. Selama bersedia berkegiatan bersama jemaat, maka hal ini dapat

diusahakan seperti meminta izin kepada atasan atau mengganti waktu kegiatan,

akan tetapi jika tidak bisa apa hendak dikata dan harus dilakukan. Kegiatan

bersama umat memang tidak dapat selalu dilakukan, tetapi pada waktu tertentu

yang memang bisa, diharapkan hadir karena apabila terlalu lama tidak berkumpul

bersama jemaat, akan banyak dampak negatif, seperti kurang mengenal satu

Page 106: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

88

dengan yang lain. Selain berdoa bersama, khususnya apabila sama sekali tidak

bisa berkumpul bersama jemaat, diharapkan selalu rutin mengusahakan berdoa

pribadi. Berdoa sangat banyak manfaatnya, seperti merasa tenang karena semua

diserahkan Tuhan dan Dia yang akan mengaturnya, orang yang bersangkutan juga

akan merasa lebih tenang ketika mengalami halangan dalam hidup.

D. Penempatan Materi Dalam Rekoleksi

Terdapat tujuh materi yang dipersiapkan penulis untuk mengantisipasi tiga

golongan permasalahan yang telah ditemukan. Materi untuk mengantisipasi

golongan permasalahan pertama “Karena Dirinya Sendiri” dipersiapkan dan

diberikan pada rekoleksi pertama, yang dilaksanakan pada akhir masa pra

katekumenat. Penulis merasakan bahwa pemberitahuan dan penyadaran akan

konsekuensi menjadi orang Katolik bagi orang yang ingin menjadi Katolik, sangat

baik dilakukan sejak dini, yakni sebelum katekumen memasuki masa pembinaan

yang dilaksanakan secara rutin. Iman sebagai dasar, membawa konsekuensi bagi

katekumen kepada keterlibatan secara nyata, hal ini pun perlu dipahami dan

diusahakan oleh katekumen.

Rekoleksi kedua yang dilaksanakan pada pertengahan masa katekumenat

berisikan materi yang dipersiapkan untuk mengantisipasi permasalahan dalam

golongan kedua, yakni “Sakit Hati Karena Umat Lainnya”. Setelah katekumen

mengalami rekoleksi yang pertama dan beberapa kali pembinaan secara rutin,

diharapkan mereka semakin mengerti tentang iman dan agama Katolik. Meskipun

demikian, perlu pembinaan yang lebih mendalam lagi sehubungan dengan

Page 107: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

89

konsekuensi yang dapat berupa hak-hak sebagai anggota Gereja dan

tantangannya. Materi ini memang sedikit “keras dan menakutkan” karena

merupakan tantangan sebagai konsekuensi pengikut Yesus Kristus. Diharapkan

dengan memahami hal ini dari awal, pada masa yang akan datang, entah selama

masih menjadi katekumen maupun sudah dibaptis dan menjadi anggota Gereja,

mereka dapat lebih siap dan mampu mengantisipasi kemungkinan terjadinya

permasalahan ini.

Materi yang mengantisipasi permasalahan “Sakit Hati Karena Umat Lainnya”

dipersiapkan lagi pada rekoleksi ketiga yang dilaksanakan pada akhir masa

katekumenat dan memasuki masa persiapan akhir. Materi ini memang

dipersiapkan dalam porsi yang sangat banyak. Bagi penulis, tanggapan yang

serius terhadap masalah ini sangat penting karena merasa bahwa persoalan

perasaan seperti ini (sakit hati) sangat sulit dalam mengatasinya. Selain materi

yang dipersiapkan untuk mengantisipasi masalah ini, dalam rekoleksi ketiga juga

dipersiapkan materi untuk mengantisipasi permasalahan “Karena Harus

Beraktivitas Lain”. Setelah menerima materi yang dipersiapkan untuk menanggapi

dua golongan permasalahan di muka, materi menanggapi masalah ini dapat

diberikan. Penempatan materi ini pada rekoleksi ketiga, bukan berarti

menganggap materi atau masalah ini tidak penting, tetapi memang saat inilah

waktu yang tepat. Materi rekoleksi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

diberikan secara bertahap, sedikit demi sedikit agar peserta dapat sungguh-

sungguh merefleksikannya.

Page 108: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

90

E. Usulan Rekoleksi

Pembinaan yang dipilih berupa rekoleksi yang dilaksanakan tiga kali. Waktu

yang digunakan dari masing-masing rekoleksi berbeda. Rekoleksi pertama

memerlukan waktu sebanyak 6 jam pada suatu Hari Minggu, rekoleksi kedua

memerlukan waktu sebanyak 8 jam pada suatu Hari Minggu, sedangkan rekoleksi

ketiga memerlukan lebih banyak waktu, yakni mulai dari Sabtu sore sampai

Minggu siang, dalam hal ini berarti peserta dan pendamping menginap di suatu

tempat bersama-sama. Katekis yang ingin melaksanakan program ini, perlu

memberitahukan kepada semua katekumen jauh-jauh hari sebelum hari

pelaksanaannya. Pemberitahuan ini dengan alasan agar peserta dapat

mempersiapkan segala sesuatunya baik lahir maupun batin, seperti menyesuaikan

waktu dengan kegiatan di tempat lain dan uang untuk beaya.

Penulis memberi gambaran, bahwa pembinaan masa pra katekumenat dimulai

pada Hari Minggu pertama Bulan Juli. Rekoleksi pertama dapat diadakan setelah

selesainya masa pra katekumenat dan akan memasuki masa katekumenat yang

terhitung sekitar minggu pertama Bulan Agustus. Rekoleksi kedua diadakan

setelah katekumen mengikuti pembinaan selama 15 minggu yakni pada Hari

Minggu kedua Bulan Oktober. Rekoleksi ketiga diadakan setelah selesainya masa

katekumenat, yakni sekitar Hari Minggu pertama Bulan Februari pada tahun

berikutnya. Gambaran waktu dari penulis ini bersifat fleksibel, sesuai dengan

kesiapan dan waktu mulainya pelaksanaan pembinaan di paroki setiap periodenya.

Page 109: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

91

1. Rekoleksi Pertama a. Program Rekoleksi 1). Tema Umum : Menjadi Katolik Lahir dan Batin 2). Tujuan : Calon baptis semakin memahami dan menyadari panggilannya sebagai pengikut Kristus, sekaligus

tantangannya, dan dengan tabah menjalankan tugas perutusannya bersama umat lainnya, sehingga sebagai baptisan baru kelak diharapkan mereka lebih terlibat

3). Tema Rekoleksi 1 : Allah Maha Kasih 4). Tujuan : Agar simpatisan merasakan kasih Allah yang telah memanggil dan mengutus untuk melaksanakan

tugas Gereja demi kebahagiaan sesama dan diri sendiri lahir dan batin

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 07.00-08.00 Heregistrasi Mendata peserta

yang hadir dalam rekoleksi

• Daftar Hadir

• Call Card

• Peserta mengisi daftar hadir

• Peserta menerima call card dan memakainya

-

-

-

2 08.00-08.30 Pembukaan Membuka pertemuan rekoleksi dengan semangat dan saling mengenal, sehingga dengan keakraban satu sama lain, semakin siap pula

• Doa Pembuka

• Ucapan Selamat Datang

• Lagu “Dengar Dia Panggil

• Pembina memimpin doa pembuka pertemuan

• Pembina memberikan ucapan selamat datang kepada

-

Teks Lagu “Dengar Dia Panggil Nama Saya”

Buku Lagu “Choice Week-end”

Page 110: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

92

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) dalam mengikuti

rangkaian pertemuan rekoleksi

Nama Saya” • Perkenalan

peserta • Bernyanyi lagu

“Dengar Dia Panggil Nama Saya”

• Perkenalan peserta dengan permainaan ”ekspresi”

3 08.30-10.00 Menyelami Kasih Allah

Simpatisan semakin merasakan kasih Allah dan mensyukuri dengan melakukan apa yang dikehendaki-Nya

• Iman • Keterlibat-

an

• Sharing pengalaman dan memaknainya secara iman

• Penjelasan tentang iman

• Penjelasan tentang keterlibatan

• Mendalami bacaan Kitab Suci

• Sharing • Dialog • Cera-

mah • Diskusi • Tanya

jawab • Refleksi

• LCD • Laptop • Layar • Kitab

Suci

• Yak 2: 14-26

• Penga-laman Hidup Simpa-tisan

• Diktat Mata Kuliah “Hidup Meng-gereja”

• Buku “Iman Katolik”

Page 111: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

93

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 4 10.00-10.15 Istirahat-

Minum - - - - - -

5 10.15-12.30 Melangkah Menuju Kebahagia-an

Simpatisan semakin memahami dan menyadari konsekuensi menjadi orang Katolik dan siap menjalankannya sehingga mengalami kebahagiaan sebagai orang Katolik

• Lagu “Jangan Lelah”

• Permainan “Gerakan Maut”

• Koinonia dan Diakonia

• Ajakan Berkumpul

• Bernyanyi lagu ”Jangan Lelah”

• Mencari makna dari permainan “Gerakan Maut” sehubungan dengan tema

• Penjelasan tentang koinonia dan diakonia

• Mendalami bacaan Kitab Suci

• Bernya-nyi

• Berma-in

• Diskusi • Sharing • Cera-

mah

• Teks Lagu “Ja-ngan Lelah”

• Kertas • Pena • LCD • Laptop • Layar • Kitab

Suci

• Penga-laman hidup baptisan baru

• Buku “Iman Kato-lik”

• Luk 14: 16b-20

6 12.30-13.00 Makan Siang

- - - - - -

7 13.00-14.00 Ibadat Sabda

Simpatisan semakin merasakan kasih Allah yang menyatukan dalam iman bersama umat yang hendak mengikuti-Nya

• Musa Meminta Penyertaan Tuhan di Gurun

• Dua Macam Dasar

-

• Bernya-nyi

• Hening • Berdoa

Spontan • Berdoa

Bersama

• Madah Bakti

• Kitab Suci

• MB hal.172

• Kel.33: 10-17

• MB hal.210

• Luk.6: 46-49

Page 112: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

94

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) • MB

hal.30 8 14.00 Sayonara-

Pulang Peserta dan pembina pulang ke tempat tinggal masing-masing dengan perasaan suka cita

-

-

-

-

-

Page 113: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

95

b. Satuan Persiapan

1). Pertemuan Pertama

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Pembukaan

(2). Tujuan Pertemuan : Membuka pertemuan rekoleksi dengan semangat dan

saling mengenal, sehingga dengan keakraban satu sama

lain, semakin siap pula dalam mengikuti rangkaian

pertemuan rekoleksi

(3). Peserta : Simpatisan

(4). Tempat : GKS Widyamandala-Kotabaru

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 08.00-08.30 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Minggu pertama Bulan Agustus

b). Pemikiran Dasar

Peserta rekoleksi ialah para simpatisan, yakni calon katekumen yang baru

beberapa kali mengalami pembinaan baik dalam bentuk pertemuan formal

maupun secara tidak formal, dengan berbincang-bincang saja antara pembimbing

dan simpatisan tersebut. Semua simpatisan belum tentu saling mengenal karena

mungkin pembimbingnya berbeda atau bagi yang pembimbingnya sama, mungkin

hanya mengenal sekilas karena baru bertemu selama beberapa kali.

Perasaan akrab sangat membantu dalam pembinaan simpatisan pada waktu

selanjutnya. Rasa akrab dan persaudaraan, dapat lebih memotivasi dan

Page 114: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

96

meneguhkan para simpatisan untuk dengan setia melewati pembinaan pada masa

katekumenat dan masa-masa selanjutnya. Keakraban sangat diperlukan bukan

hanya ketika mereka berkumpul, melainkan juga pada saat mereka jauh secara

fisik. Dengan demikian, kerinduan untuk bertemu dan saling mendukung dalam

mendekatkan diri dengan Tuhan semakin terasa, karena Dialah yang telah

mempertemukan dan mempersatukan mereka.

Harapan untuk dapat akrab dapat dibangun bersama dalam kegiatan

mengawali rekoleksi, yakni dalam bentuk perkenalan yang berkesan. Bentuk

perkenalan ini bukan hanya menyebutkan nama “sambil lalu”, melainkan dengan

melakukan gerakan-gerakan yang berkesan sehingga akan mudah dan terus

diingat oleh simpatisan yang lain.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Doa Pembuka

Pembimbing memimpin doa sebelum memulai rekoleksi:

“Tuhan Yesus yang Maha Kasih, kami mengucapkan puji dan syukur atas

kasih dan cinta yang sungguh besar dari-Mu. Kami dapat merasakan semuanya

itu, terutama ketika kami masih bisa bernafas dan berkumpul di tempat ini. Kami

ingin mengolah diri kami untuk semakin mengenal-Mu. Sertai kami dalam

perenungan ini agar kami dapat lebih merasakan kasih-Mu dan memiliki niat

untuk melakukan hal yang lebih baik. Jadikanlah hati kami baru dengan kasih

yang berlimpah seperti kasih-Mu. Nama-Mu kami puji kini dan sepanjang masa.

Amin”.

Page 115: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

97

(2). Ucapan Selamat Datang

Pembimbing menyampaikan ucapan selamat datang bagi peserta rekoleksi,

dalam hal ini adalah simpatisan:

“Selamat pagi bapak, ibu, dan saudara-saudari terkasih. Senang sekali melihat

Anda semua hadir di sini. Hal ini menunjukkan keseriusan motivasi untuk

mengikuti Yesus Kristus. Selama kurang lebih 6 jam, kita akan mendalami kasih

Allah dengan materi-materi yang akan kita alami dalam rekoleksi ini”.

(3). Lagu “Dengar Dia Panggil Nama Saya” (Terlampir)

Agar suasana tidak terlalu “tegang”, pembimbing mencoba mencairkan

dengan mengajak peserta bernyanyi. Apabila peserta tidak mengenal lagu ini,

pembimbing mengajari secara pelan-pelan.

(4). Perkenalan

Pembimbing mengajak untuk saling memperkenalkan diri. Perkenalannya

dengan ”permainan ekspresi”, caranya:

(a). Seluruh peserta dan pembimbing membuat lingkangan besar berhadapan

(b). Masing-masing maju dengan melakukan gerakan yang lucu sambil

menyebutkan namanya

(c). Setelah selesai, kembali (mundur) ke tempatnya semula

(d). Peserta lainnya mengikuti gerakan yang dilakukan salah satu peserta tadi

sambil juga mengucapkan namanya. Demikian seterusnya sampai semua yang

hadir selesai perkenalan

Page 116: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

98

(e). Setelah semua peserta memperkenalkan diri dengan caranya masing-masing

yang khas, pembimbing menanggapi dan memberi kesimpulan yang intinya

agar baik peserta maupun pembimbing lebih santai, tetapi juga serius, lebih

akrab, dan lebih siap mengikuti rekoleksi.

2). Pertemuan Kedua

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Menyelami Kasih Allah

(2). Tujuan Pertemuan : Simpatisan semakin merasakan kasih Allah dan

mensyukuri dengan melakukan apa yang dikehendaki-Nya

(3). Peserta : Simpatisan

(4). Tempat : GKS Widyamandala-Kotabaru

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 08.30-10.00 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Minggu pertama Bulan Agustus

b). Pemikiran Dasar

Pengalaman simpatisan berbeda-beda satu dengan yang lain, karena memang

latar belakangnya pun berbeda. Kesamaan yang dapat dilihat ialah simpatisan

sama-sama “mau” mengikuti pembinaan karena keinginannya untuk menjadi

anggota Gereja. Mereka mulai mengimani Yesus sebagai Tuhan, meskipun belum

sepenuhnya. Pengalaman dalam mengimani Yesus sebagai Tuhan juga bermacam-

Page 117: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

99

macam. Pengalaman yang berbeda tersebut dapat berdampak pada kualitas iman

yang terwujud dalam perbuatannya di masa mendatang.

Iman merupakan keyakinan terhadap “Yang Maha Tinggi”, yakni Tuhan yang

telah menciptakan alam semesta dan segala isinya. Iman dapat diungkapkan

melalui berbagai cara dan bentuk. Ungkapan dengan kata-kata juga dapat

menunjukkan kalau seseorang memang beriman terhadap Tuhan, tetapi ungkapan

dengan tindakan yang kelihatan dan dapat dirasakan baik oleh diri sendiri maupun

orang lain juga menjadi ungkapan iman yang sangat baik.

Orang yang beriman kepada Tuhan berarti memiliki sikap pasrah pada segala

rencana-Nya. Dengan demikian, setiap pengalaman hidupnya akan diserahkan

pada kehendak Tuhan. Seringkali manusia tidak menyadari bahwa peristiwa yang

dialami dalam kehidupan, ada yang mengaturnya. Sang Pencipta, Tuhan sendiri

telah merencanakan segala sesuatu. Apabila pengalaman, baik yang “manis”

maupun yang “pahit” diterima, dijalani dan dimaknai maka akan menjadi

pengalaman yang layak disyukuri. Pengalaman yang diberikan oleh Tuhan

merupakan berkat dan sebagai bentuk syukur manusia, perlu penyerahan dan

tindakan nyata. Tindakan tersebut merupakan wujud dari imannya, karena seperti

dikatakan dalam Surat Yakobus (2: 14-26), bahwa: “Iman tanpa perbuatan-

perbuatan adalah mati”. Maka seharusnyalah orang yang mengimani Tuhannya,

melakukan perbuatan seturut dengan kehendak-Nya.

Allah Maha Kasih memiliki rencana yang merupakan misteri bagi manusia.

Bagamanapun keadaannnya, manusia perlu menerima dan mengusahakan agar

semua seperti yang dikehendaki-Nya. Melalui rekoleksi dengan judul “Menyelami

Page 118: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

100

Kasih Allah”, diharapkan simpatisan dapat sungguh-sungguh merasakan kasih

Allah yang hadir melalui pengalamannya, baik yang telah lalu maupun yang akan

datang.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Pengantar

Sebelum memasuki session pertama, pembimbing memberikan pengantar agar

peserta lebih memahami arah dari session pertama ini:

“Pada saat ini, kita bersama-sama akan mengingat kembali kasih Allah yang

pernah kita terima. Mungkin kita memiliki pengalaman, entah menyenangkan,

entah menyedihkan, tetapi bagaimana kita sekarang memaknai pengalaman itu.

Pengalaman yang pada saat kita mengalaminya dulu dianggap biasa saja, ketika

dimaknai dengan iman, seringkali bermakna yang tidak terbayangkan

sebelumnya”.

(2). Sharing Pengalaman Peserta Tentang Peristiwa Hidup yang Berkesan

Setelah memberikan pengantar sebelum memasuki session pertama ini,

pembimbing mengajak peserta untuk mengingat kembali peristiwa yang pernah

dialami. Peserta diberi waktu beberapa menit untuk mengingat- ingat dan

mempersiapkan diri dan hati untuk membagikan kepada peserta lainnya. Sebagai

bantuan, diberikan pertanyaan sebagai berikut:

(a). Manakah peristiwa dalam hidup Anda, baik menyedihkan maupun

menyenangkan, yang sampai saat ini masih membekas?

Page 119: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

101

(b). Bagaimana perasaan Anda saat mengalami peristiwa tersebut dulu?

(c). Bagaimana perasaan Anda sekarang setelah melewati peristiwa tersebut dan

mengalami peristiwa lainnya sebagai akibat dari peristiwa tersebut?

(d). Jika Anda diperkenankan menganalisis pengalaman tersebut, apakah maksud

dari semua pengalaman tersebut?

Beberapa menit setelah waktu perenungan peserta, diminta dua atau tiga orang

untuk membagikan kepada teman lainnya dalam kelompok besar (seluruh peserta

dan pendamping).

(3). Peneguhan

Setelah beberapa peserta membagikan pengalaman tersebut, pembimbing

mulai memberikan peneguhan dan merangkum keseluruhan sharing peserta:

“Selama beberapa menit, mungkin kita telah melihat kembali pengalaman di

masa lalu yang menyedihkan dan sulit diterima, serta yang menggembirakan.

Pengalaman yang bermacam-macam satu dengan yang lain telah saudara-saudara

maknai masing-masing. Mungkin ada dari kita yang belum bisa memaknai

pengalaman itu, hal itu tidak bisa disalahkan. Terkadang kita masih merasa aneh,

bahkan belum bisa menerima pengalaman hidup kita. Mengapa sih aku harus

begini? Kita sering bertanya akan maksud Allah di balik pengalaman kita. Sering

pula kita lupa bahwa Allah senantiasa menjaga dan mempersiapkan kebahagiaan

untuk kita, tetapi yang sering terjadi, kita menyia-nyiakan itu dan berjalan seturut

keinginan kita yang membuat kebahagiaan semakin menjauh. Apabila kita

percaya akan kasih Allah, maka kita tidak akan menentang peristiwa apapun yang

Page 120: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

102

mendatangi kita atau yang kita alami. Jika kita memiliki iman mendalam akan

Allah, kita akan yakin pula bahwa semua ini adalah rencana-Nya dan kebahagiaan

menanti kita”.

(4). Uraian Materi

Iman berarti tanggapan kita akan wahyu Allah. Allah yang terlebih dahulu

memanggil dan dengan menjawab-Nya berarti kita telah mengimani-Nya.

Keinginan kita untuk menjadi Katolik merupakan panggilan Allah dan kita telah

menjawabnya, meskipun kita belum sepenuhnya mengimani-Nya. Masing-masing

dari kita memiliki alasan masing-masing sehingga bersedia untuk dibina dan

diarahkan untuk masuk ke dalam Gereja. Meskipun dengan alasan yang berbeda,

tetapi tanggapan akan panggilan Allah itu sudah pernah kita lakukan. Allah juga

memberikan kebebasan kepada kita dan tidak memaksakan agar kita menjawab

panggilan-Nya dan melaksanakan kehendak-Nya. Ungkapan bahwa kita

mengimani Yesus Kristus memang dapat dengan mudah kita ucapkan, tetapi ada

hal yang jauh lebih diperlukan jika kita mengimani Yesus Kristus. Iman yang kita

miliki, entah pada saat sekarang dimana kita sedang mengalami pembinaan untuk

menjadi anggota Gereja maupun kelak ketika kita sudah benar-benar menjadi

anggota Gereja, tidak akan mendalam ataupun abadi manakala kita tidak

mengembangkannya. Ada beberapa cara agar iman kita tetap terjaga dan mati sia-

sia.

Page 121: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

103

(5). Sharing Pengalaman Peserta Tentang Keterlibatan

Secara berkelompok, peserta diminta mensharingkan pengalamannya terlibat

dalam kegiatan yang ada di lingkungan sekitarnya. Kelompok dibagi dengan cara

berhitung ulang sesuai jumlah kelompok yang diperlukan. Setelah berkumpul

dalam kelompoknya, semua diberi panduan pertanyaan yang sama untuk

direnungkan dan disharingkan dalam kelompok kecil dan diminta masing-masing

kelompok mencatatkan butir-butir penting yang didapatkan dalam sharing

kelompok kecil. Pertanyaan yang diberikan kepada peserta, sebagai berikut:

(a). Kegiatan apa saja yang pernah Anda ikuti di lingkungan masyarakat atau

bersama umat seagama dahulu?

(b). Bagaiman perasaan Anda ketika mengikuti kegiatan tersebut?

Butir-butir penting dari sharing kelompok kecil yang diutarakan dalam

kelompok besar dicatat oleh pembimbing dan dikelompokkan sesuai dengan

kelompoknya, misalnya jika ada yang mensharingkan pernah “lotisan” bersama

para ibu, maka akan digabungkan menjadi satu kelompok dengan kegiatan

“kumpul-kumpul” di sore hari. Kegiatan ini akan diarahkan pada “lima tugas

pastoral Gereja”, maka diperlukan kecermatan pembimbing. Setelah

pengelompokkan dan pembahasan butir-butir sharing, pembimbing memberikan

peneguhan, sebagai berikut:

“Surat Yakobus yang mengatakan “iman tanpa perbuatan pada hakekatnya

adalah mati” memang benar. Perwujudan iman memang bermacam-macam,

dengan perkataan dan perbuatan. Perbuatan pun bermacam-macam, perbuatan

Page 122: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

104

yang dampaknya untuk diri sendiri dan berdampak baik untuk orang lain.

Perbuatan untuk diri sendiri dengan berdoa pribadi memang sangat diperlukan,

tetapi tidak bisa juga terlepas dari kegiatan yang memiliki dampak bagi orang lain,

seperti membantu orang lain yang mengalami kesulitan. Kita di sini memang

belum dibaptis, tetapi dengan menyatakan kesediaan untuk mengikuti pembinaan

dan mengimani Yesus Kristus, berarti kita perlu siap dengan konsekuensinya.

Menjawab panggilan Allah tidak cukup dengan mengikuti pembinaan kemudian

menerima Sakramen Baptis melainkan lebih dari itu. Kita juga perlu terlibat

dalam tugas-tugas yang menampakkan diri sebagai murid Kristus. Tugas tersebut

dapat disebut sebagai Tritugas Kristus yakni sebagai nabi, imam, dan raja. Ketiga

tugas ini tidak dapat dilepaspisahkan dari hidup dan perutusan kita. Keterlibatan

dalam kegiatan yang ada di lingkungan, baik di masyarakat di daerah maupun

lingkungan gerejani akan memiliki banyak dampak positif. Selain diri sendiri

semakin diperteguh karena merasakan banyak saudara yang menemani perjalanan

iman, juga akan membahagiakan bagi orang lain. Mungkin tanpa kita sadari,

orang lain juga membutuhkan dorongan kita dan kehadiran kita dalam kegiatan

tersebut semakin memperteguh iman orang lain”.

(6). Pendalaman Kitab Suci

Pembimbing meminta salah satu peserta untuk membacakan dari Kitab Suci,

Yak 2: 14-26. Setelah selesai dibacakan oleh peserta, pembimbing membacakan

sekali lagi agar peserta semakin memahami isi bacaan. Setelah selesai membaca,

Page 123: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

105

pembimbing mempersilakan peserta untuk menanggapi bacaan tersebut, dengan

panduan pertanyaan sebagai berikut:

(a). Bagaimana perasaan Anda setelah mendengar isi bacaan tadi?

(b). Ayat manakah yang berkesan bagi Anda? Mengapa?

(c). Bagaiman sapaan Tuhan yang Anda rasakan lewat ayat “Iman tanpa perbuatan

adalah iman yang kosong”?

(d). Bagaimana tanggapan Anda atas sapaan Tuhan yang Anda rasakan ini?

(e). Apa niat yang muncul setelah merenungkan ayat tadi?

Diminta beberapa peserta mengutarakan tanggapannya. Setelah beberapa

menit diadakan dialog, pembimbing menyampaikan hikmah iman dari bacaan

tadi:

“Iman dapat dikatakan sebagai kepercayaan kepada Yang Maha Tinggi.

Dengan menyatakan diri beriman kepada Tuhan, berarti di sana terdapat

kepercayaan dan kepasrahan atas apapun yang akan terjadi dan dialami. Secara

jelas dalam surat Yakobus diutarakan tentang iman yang pada hakekatnya mati

jika tidak ada perwujudannya. Tidak ada gunanya kalau seseorang mempunyai

iman yang tidak disertai perbuatan; iman itu sendiri tidak dapat menyelamatkan,

atau dengan perkataan lain, iman itu takkan diterima Allah. Yakobus hendak

membuktikan dalil ini dengan dua cara. Ia mulai dengan perbandingan dari hidup

sehari-hari, mengucapkan selamat jalan (syaloom!), selamat makan, dan

sebagainya, adalah omong kosong kalau orang untuk siapa ucapan itu ditujukan

tidak mempunyai makanan dan sebagainya, sedangkan orang yang

mengucapkannya tidak menyertai ucapannya itu dengan pertolongan yang nyata

Page 124: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

106

(Gunning, 1971: 23). Pembuktian tersebut sangat mudah dimengerti dan karena

juga berasal dari keseharian manusia berhubungan dengan manusia lain. Hal lain

lagi, sebagai penjelasan maksud dari bacaan, tidak ada artinya ketika dimana-

mana mengungkapkan bahwa dirinya beriman, terutama kepada Yesus Kristus,

tetapi perbuatannya tidak mencerminkan sebagai orang yang beriman kepada

Yesus Kristus. Orang yang beriman kepada Yesus Kristus juga akan meneladani-

Nya atau mematuhi ajaran-Nya. Bila kita mengaku beriman kepada Yesus Kristus,

berarti kita juga harus menjalankan ajaran-Nya. Kita harus meneladani Tuhan

Yesus, karena tanpa perbuatan meneladani Yesus itu, iman kita sebenarnya mati”.

3). Pertemuan Ketiga

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Melangkah Menuju Kebahagiaan

(2). Tujuan Pertemuan : Simpatisan semakin memahami dan menyadari

konsekuensi menjadi orang Katolik dan siap

menjalankannya sehingga mengalami kebahagiaan sebagai

orang Katolik

(3). Peserta : Simpatisan

(4). Tempat : GKS Widyamandala-Kotabaru

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 10.15-12.30 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Minggu pertama Bulan Agustus

Page 125: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

107

b). Pemikiran Dasar

Simpatisan mungkin pernah hidup bersama (dalam satu rumah atau

masyarakat) dengan orang beragama Katolik, tetapi mereka sudah pasti belum

pernah menjadi Katolik. Pengalaman menjadi Katolik yang belum pernah dialami

ini akan mereka alami setelah menerima Sakramen Baptis. Mungkin ada yang

pernah membayangkan rasanya menjadi orang Katolik, tetapi mungkin juga ada

yang sama sekali tidak dapat membayangkan.

Perkenalan tentang agama Katolik yang dilakukan pada masa pra katekumenat

belum menyeluruh sehingga pemahaman simpatisan masih kurang. Hal ini adalah

wajar karena masih ada pembinaan selanjutnya yang diharapkan dapat menambah

pemahaman, motivasi, dan niat untuk menjalankan konsekuensi menjadi orang

Katolik. Memang menjadi Katolik bukan berarti harus mengenal dan tahu semua

tentang Gereja, tetapi paling tidak, ada hal-hal yang penting untuk diketahui

bahkan dilakukan. Sebagai calon anggota Gereja pun harus mengetahui kegiatan

apa yang dilakukan Gereja dan sebisa mungkin mengikutinya.

Lukas 14: 16b-20 mengangkat topik ini dan memberikan pesan untuk dapat

menentukan pilihan dalam melakukan kegiatan dengan bijaksana. Dalam

kisahnya, ditampilkan perumpamaan seseorang yang mengadakan perjamuan lalu

mengundang banyak orang, tetapi orang-orang yang diundang itu menolak dan

memberikan alasan masing-masing. Melalui perumpamaan tersebut, digambarkan

bahwa banyak orang yang seringkali menolak untuk datang pada beberapa

kegiatan gerejawi dengan berbagai alasan atau dalih. Makna dari undangan orang

yang mengadakan perjamuan tersebut bermacam-macam, ada yang mengundang

Page 126: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

108

untuk berkomunikasi, mengundang untuk berrekonsiliasi, dan sebagainya.

Sedangkan dalam hal ini, yang dimaksud ialah undangan untuk mengadakan

kegiatan bersama sebagai orang yang sama-sama mengimani Yesus sebagai

Tuhan dan Penyelamat.

Konsekuensi menjadi angota Gereja harus dijalankan apabila ingin benar-

benar menjadi anggota Gereja. Meskipun terdapat materi yang membicarakan

konsekuensi menjadi orang Katolik dalam pembinaan rutin pada masa

katekumenat, tetapi dalam pembinaan dengan model rekoleksi ini, hal tersebut

diangkat juga. Melalui rekoleksi ini, materi yang memaparkan dan menguatkan

simpatisan terhadap konsekuensi menjadi orang Katolik, sudah dimulai agar

simpatisan memahaminya dari awal dan lebih siap terhadap peristiwa-peristiwa

yang bisa mengejutkan di masa yang akan datang. Tawaran-tawaran menarik yang

akan menghampiri, perlu ditanggapi dengan sikap dan tindakan yang bijaksana.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Bernyanyi “Jangan Lelah” (Terlampir)

Pembimbing mengawali pertemuan ini dengan mengajak peserta untuk

bernyanyi. Apabila peserta belum mengenal lagu ini, maka pembimbing

mengajari secara pelan-pelan.

Page 127: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

109

(2). Bermain “Gerakan Maut”

Pembimbing memfasilitasi peserta untuk bermain permainan yang tersirat

makna. Sebelum memulai permainan, pembimbing memberikan cara-cara

permainannya, sebagai berikut:

(a). Peserta dibagi menjadi 2 (atau lebih) kelompok, diusahakan jumlahnya sama

(b). Peserta dalam masing-masing kelompok diminta berbaris lurus

(c). Peserta yang paling depan diberitahu tindakan apa yang harus dilakukan,

misalnya “mandi”

(d). Setelah mendengar kata kerja dari pembimbing, peserta tersebut berhadapan

dengan peserta di belakangnya

(e). Peserta pertama mengucapkan kembali kata kerja dari pembimbing tetapi

melakukan gerakan yang berbeda dari kata yang diucapkan, misalnya

“memasukkan tangan ke dalam mulut” sebagai tanda “makan”

(f). Peserta kedua menebak tindakan peserta pertama dan mengucapkan sambil

melakukan tindakan yang berbeda dari yang diucapkan

(g). Demikian seterusnya sampai peserta melakukan semua tindakan tersebut

Setelah permainan selesai, diminta beberapa peserta mengungkapkan kesan

dan makna dari permainan yang kiranya sesuai dengan apa yang telah diterima

selama beberapa jam mengalami rekoleksi.

(a). Bagaimana perasaan Anda ketika melakukan permainan tadi?

(b). Apa makna yang Anda peroleh dari permainan, sehubungan dengan materi

yang kita bicarakan?

Page 128: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

110

Adapun makna permainan yang diberikan oleh pembimbing ialah:

(a). Manusia hidup di dunia ini bersama dengan manusia lain bahkan makhluk lain

yang diciptakan Tuhan, dengan keadaan ini masing-masing makhluk saling

memperhatikan dan diharapkan memberitahu jika ada yang tidak mengerti apa

yang harus dilakukan sebagai tindakan yang terbaik

(b). Manusia seringkali saling memberitahu, tetapi tidak semua yang diketahuinya

menjadi acuan untuk mereka melakukan yang baik. Terkadang sudah tahu,

tetapi yang dilakukan tidak sesuai dengan aturan yang ada. Sering terjadi

ketidakseimbangan antara akal dan budi serta perbuatan.

Selain makna dari permainaan yang dirangkum berdasarkan sharing peserta

maupun makna sebenarnya, pembimbing memberikan rangkuman secara

menyeluruh dan mengarah pada inti pertemuan:

“Permainan tadi dapat menggambarkan tindakan kita sehari-hari, secara

khusus sebagai manusia yang hidup bersama dengan manusia lainnya. Orang yang

pertama kali memberitahukan apa yang harus dilakukan dalam permainan tadi,

diandaikan pembimbing, baik orangtua, pembimbing katekumen, ataupun pemuka

agama. Mereka seringkali memberitahukan mana yang baik untuk dilakukan,

tetapi seringkali yang mendengar tidak menuruti apa yang sebenarnya baik dan

diberitahukan oleh mereka. Dari permainan tadi, kita yang melakukan permainan

hampir sama dengan orang-orang yang diberitahu. Kita sudah mendengar apa

yang diminta, tetapi melakukan hal yang berbeda, atau kita melihat contoh

gerakan teman tetapi kita memilih untuk melakukan gerakan lain. Jika

Page 129: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

111

dihubungkan dengan kegiatan gerejawi sebagai perwujudan iman, kita seringkali

tahu apa yang seharusnya dilakukan, tetapi perasaan negatif lainnya lebih berhasil

mempengaruhi. Mungkin adanya rasa malas berdoa sendiri atau bersama orang

lain, baik ketika masih aktif dalam kegiatan agama yang dulu maupun saat-saat ini

ketika sudah menjadi warga Gereja. Memilih berkegiatan sendiri daripada

mengikuti latihan koor di lingkungan, dan sebagainya. Perasaan-perasaan negatif

yang menang ini memang menyesatkan dan apabila kita selalu mengikutinya,

selamanya kita tidak akan tahu dan mau akan yang sebaiknya dilakukan”.

(3). Uraian Materi

“Pada session kedua tadi telah kita cari bersama, kegiatan-kegiatan sebagai

perwujudan keterlibatan kita di lingkungan. Kegiatan tersebut ternyata tidak

sekedar kegiatan mengisi waktu, tetapi ternyata setelah kita kelompokkan, banyak

kesempatan berikutnya, kita semakin bijaksana dalam melakukan tindakan. Kita

sudah tahu mana kegiatan kita yang penting dan berdampak baik dan mana yang

tidak penting untuk kita kurangi. Dari kelima tugas pastoral Gereja tersebut,

terdapat dua tugas yang bagi kita saat ini menjadi fokus dan baik untuk dilakukan.

Kita memang belum secara resmi menjadi anggota Gereja, tetapi kita sudah

menjadi warga Gereja dan mengusahakan untuk bisa menjadi anggota Gereja.

Kedua tugas tersebut ialah koinonia atau persaudaraan dan liturgia atau ibadat.

Sampai saat ini, itulah hal yang bisa dikatakan paling mudah unttuk dilakukan.

Meskipun tampak biasa saja, tetapi dari sharing pada session satu tadi, ternyata

banyak dampak positifnya. Dengan demikian kedua tugas ini perlu ditingkatkan

Page 130: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

112

dengan semakin sering mengikuti ibadat bersama atau dalam perayaan Ekaristi

berkumpul dalam berbagai acara positif.

(4). Pendalaman Kitab Suci

Pembimbing membacakan kisah dari Kitab Suci, Lukas 14: 16b-20. Setelah

kisah dari Injil dibacakan, pembimbing meminta beberapa peserta untuk

mensharingkan pengalaman menolak ajakan orang untuk melakukan kegiatan

yang baik dan alasannya menolak.

(a). Bagaimana pengalaman Anda ketika diajak teman atau kerabat untuk

mengikuti kegiatan, tetapi Anda menolaknya?

(b). Apa yang Anda rasakan ketika menolak ajakan tersebut?

(c). Adakah peristiwa selanjutnya sebagai akibat dari pengalaman Anda menolak

tersebut?

Setelah beberapa peserta mensharingkan pengalaman itu, pembimbing

memberikan tafsir bacaan dan peneguhan:

“Lukas 14: 16b-20 mengkisahkan tentang orang-orang yang berdalih, sesuai

dengan judul yang diberikan kepada bacaan ini, yakni “Perumpamaan Tentang

Orang-orang Yang Berdalih”. Dalih merupakan tindakan pembelaan atas dirinya

dengan berbagai hal yang menjadi alasan. Munculnya keinginan seseorang untuk

berdalih dikarenakan banyak hal, seperti memang karena ada hal yang sebenarnya

dan mendesak, atau ada hal yang sebenarnya ada tetapi “dilebih- lebihkan” karena

Page 131: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

113

memang lebih ingin melakukan hal itu dan kurang peduli hal lain, seperti

undangan yang baru diterima.

Lukas mengangkat hal “berdalih” sebagai bentuk penolakan akan apa yang

ditawarkan seseorang kepada yang lain. Seseorang yang mengadakan perjamuan

besar sama halnya dengan orang yang “terbuka” dan ingin menjalin relasi yang

lebih akrab dengan orang lain. Tindakan yang dilakukan pun bermacam-macam,

ada yang berupa sapaan, ajakan, bahkan memberikan kepercayaan dengan mau

membuka hati terhadap orang yang ingin diajak menjalin relasi. Kemungkinan

banyak orang yang menyukai punya banyak teman dan sedikit yang tidak suka

memiliki musuh, tetapi seringkali banyak orang yang tidak tahu cara yang baik

agar relasi dapat terbentuk dengan baik. Orang-orang yang menolak undangan

perjamuan itu sama halnya dengan orang-orang yang tidak ingin memulai

menjalin relasi, walaupun sebenarnya mereka ingin relasinya baik dengan yang

mengadakan perjamuan, tetapi dengan dalih mereka memutuskan untuk tidak

menghadiri perjamuan tersebut yang diartikan bahwa mereka tidak ingin

menyambut orang lain yang membuka hati untuk menjalin dan menumbuhkan

relasi dengan orang lain. Tawaran itu mungkin tidak menyenangkan bagi orang

tersebut sehingga orang tersebut menolaknya.

Seringkali kita memikirkan kesenangan sendiri dan mengabaikan orang lain

selama kita merasa tidak memerlukannya. Hal-hal yang nampaknya tidak

menyenangkan bagi diri kita, cenderung kita hindari dan mungkin kita tolak.

Mungkin kita pernah diajak untuk melakukan suatu aktivitas yang bagi kita tidak

menguntungkan sehingga kita tidak mau mengikutinya. Tawaran-tawaran yang

Page 132: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

114

mungkin tidak akan datang untuk kedua kalinya itu dirasakan tidak bermanfaat,

padahal ada manfaat yang memang tidak langsung dapat dirasakan tetapi akan

terasa pada suatu ketika. Selama kita menghitung-hitung kegiatan apa saja yang

sebaiknya kita lakukan karena itulah yang dirasakan menguntungkan, maka tidak

akan ada makna dari aktivitas itu. Satu peristiwa dalam hidup sudah pasti

berhubungan dengan peristiwa lainnya dalam hidup, misalnya ketika kita makan

nasi goreng di pagi hari menandakan kita tidak memilih menu lainnya untuk

dimakan, dengan kita makan nasi goreng ada pula dampak lainnya, baik yang

positif maupun negatif yang berbeda apabila kita memakan menu lainnya. Pilihan-

pilihan dalam hidup ditawarkan pada kita dan kitalah yang harus bijak

memilihnya, bisa jadi sekali melangkah akan menjadi penentu apa yang terjadi

selanjutnya. Semua berada di tangan kita, lembaran kehidupan kita, kitalah yang

menulisnya dan mengisi dengan kegiatan-kegiatan kita. Mari kita memohon

kepada Tuhan agar kita diberi kejernihan hati dan pikiran sehingga senantiasa

mengetahui mana yang baik untuk dilakukan dan diberi kekuatan da ketabahan

untuk bisa melakukannya”.

Setelah menyampaikan uraian materi, pembimbing memberitahukan acara

selanjutnya, yakni Ibadat Sabda. Peserta juga diberitahu bahwa pada saat doa

umat nanti, diberikan kesempatan bagi yang ingin menyampaikan doa secara

spontan.

Page 133: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

115

4). Pertemuan Keempat

a). Ibadat Sabda

Tujuan : Simpatisan semakin merasakan kasih Allah yang

menyatukan dalam iman bersama umat yang hendak

mengikuti-Nya

Tempat : GKS Widyamandala-Kotabaru

Pelaksana : Pembimbing Katekumen

Waktu : Pkl. 13.00-14.00 WIB

Hari/Tanggal : Hari Minggu pertama Bulan Agustus

Pemikiran Dasar :

Musa adalah hamba Tuhan atau nabi yang membebaskan bangsa Israel dari

Mesir. Kisah Musa tidak berhenti sampai karunia yang diberikan Tuhan untuk

bisa membawa bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir melainkan ada kisah

selanjutnya yang sangat penting. Dalam Keluaran 33: 10-17 dikisahkan

pengalaman dan perasaan Musa setelah beberapa lama Bangsa Israel keluar dari

Tanah Mesir. Musa merasakan kekuatiran yang sangat besar ketika melihat

Bangsa Israel seperti tidak memiliki tujuan yang jelas. Meskipun Musa merasakan

kuatir, tetapi Musa tetap percaya kepada kuasa Tuhan dan merasa pasti Tuhan

akan selalu menyertai dan memberikan akhir yang terbaik karena Tuhanlah yang

telah mengawalinya.

Menjadi pengikut Yesus tidaklah mudah, banyak hal yang harus dilakukan

karena sebagai anggota Gereja yang memiliki banyak kegiatan untuk mencapai

tujuannya, ia harus ikut menjalankannya. Yang diperlukan agar semua hal dapat

Page 134: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

116

dijalankan dengan baik dan benar, perlu ada keyakinan dan iman kepada Tuhan

yang dapat membantu menenangkan dan membuat semuanya berjalan dengan

baik. Dalam Lukas 6: 46-49 diungkapkan dasar atau landasan yang kiranya perlu

dimiliki oleh manusia. Pasti dasar yang dibuat di tempat yang benar dan kuatlah

yang akan menopang bangunan dengan kuat. Iman yang kuat dapat mangalahkan

segala kesulitan, karena dengan iman tersebut berarti ada keyakinan akan campur

tangan Tuhan yang menyelamatkan dalam setiap perkara hidupnya.

Iman dapat diolah dengan banyak cara, baik berhubungan langsung dengan

Tuhan melalui doa dan ibadat maupun melalui hubungan dengan manusia dengan

seringnya mengadakan pertemuan entah yang bersifat liturgis maupun non

liturgis. Melalui rekoleksi yang dialami simpatisan, mereka diberi pemahaman

dan semangat untuk senantiasa setia akan tugas-tugasnya dan tetap yakin akan

penyertaan Tuhan atas apa yang dilakukan, selain untuk mempertebal iman, juga

sebagai ungkapan syukur atas kasih Tuhan yang besar dan telah diberikan kepada

manusia. Pemahaman dan buah refleksi dari masing-masing simpatisan sebagai

peserta pastilah tidak sama. Ada yang mampu menemukan makna dari materi

dalam rekoleksi ini sehingga meyakinkan niatnya untuk melakukan sesuatu hal,

tetapi mungkin ada pula yang masih mengalami kebingungan dan tidak mengerti

harus berbuat apa untuk menindaklanjuti kegiatan ini. Dengan ibadat sabda

sebagai penutup kegiatan rekoleksi ini diharapkan simpatisan semakin diperteguh

dan merasakan eratnya persaudaraan antar simpatisan dan dengan pembimbing

sendiri, sehingga imannya semakin diperteguh dan lebih siap untuk menjalani

masa pembinaan dengan tekun.

Page 135: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

117

b). Proses Pelaksanaan

(1). Nyanyian Pengantar

Hatiku Gembira (MB. 172)

(2). Pengantar

P : Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus

U : Amin

P : Semoga kita senantiasa diberi rahmat untuk dapat melanjutkan kegiatan dan

berdoa bersama

U : Sekarang dan selama-lamanya

Saudara-saudari terkasih, kita bersama-sama telah mengalami dan melewati

rekoleksi mulai dari tadi pagi sampai siang ini. Sebagai penutup pertemuan

rekoleksi dan sebagai bentuk ungkapan syukur, karena masih diberi kesehatan dan

kesempatan mengadakan rekoleksi, kita haturkan dalam ibadat sabda. Ibadat

sabda merupakan salah satu bentuk kegiatan yang selain agar kita bisa berkumpul

bersama umat Allah, kita juga akan semakin merasakan iman yang mendalam

karena dengan perjumpaan dengan umat yang telah atau akan mengimani Yesus

Kristus, kita pun secara tidak langsung akan merasa terdukung dan semakin kuat

mempertahankan iman masing-masing.

(3). Seruan Tobat

P : Kita sama-sama sebagai manusia tidak pernah luput dari doa, kesalahan-

kesalahan sering kita buat, meskipun terkadang kita tidak menyadari

bahwa itu adalah salah. Hal tersebut dapat terjadi ketika kita kurang

terbuka hati terhadap sapaan Tuhan. Tuhan kasihanilah kami

Page 136: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

118

U : Tuhan kasihanilah kami

P : Dengan sering melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kehendak-

Nya, dapat mengaburkan iman yang mulai tumbuh akan Yesus Kristus.

Kristus kasihanilah kami

U : Kristus kasihanilah kami

P : Hanya kepada Tuhanlah kita memohon pengampunan, karena Dialah

yang berkuasa atas kehidupan dan kematian dan rela mengampuni dosa

manusia. Tuhan kasihanilah kami

U : Tuhan kasihanilah kami

Semoga hati kita senantiasa terbuka untuk mendnegar panggilan-Nya dan

dosa-dosa kita diampuni oleh Allah yang Maha Kuasa. Amin.

(4). Doa Pembukaan

Marilah berdoa.

Tuhan Yesus, Engkau telah menanugerahi kami kesehatan sampai siang ini.

Kami pun yakin, Engkaulah yang telah memberi kekuatan bagi kami untuk tetap

setia mengikuti rekoleksi. Kami hendak mempersembahkan segala kegiatan, niat,

dan harapan kami akan hari mendatang yang lebih baik kepada-Mu. Bukalah hati

kami agar selalu merasakan kehadiran-Mu yang senantiasa menemani kami.

Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.”

(5). Bacaan I

Keluaran 33: 10-17 “Musa Meminta Penyertaan Tuhan di Gurun”

(6). Nyanyian Antar Bacaan

Firman Tuhan Halus Mengundang (MB. 210)

Page 137: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

119

(7). Bacaan Injil

Lukas 6: 46-49 “Dua Macam Dasar”

(8). Homili, dengan butir-butir sebagai berikut:

(a). Bacaan pertama mengkisahkan tentang nabi Musa yang mengakui

keterbatasannya sebagai manusia dan hamba Tuhan tidak memiliki kekuatan

apa-apa tanpa campur tangan Tuhan. Meskipun Musa merasa tidak mampu

menjalankan tugasnya, tetapi Musa tetap berusaha dan memohon bantuan dan

perlindungan Tuhan. Musa memberikan contoh sikap pasrah dan percaya

kepada Tuhan. Dari dulu, Tuhan senantiasa menjadi pegangan hidup dan

selalu menjaga. Tuhan mengerti apa yang kita inginkan dan kita haruslah

bersyukur atas itu semua dengan melakukan apa yang dikehendaki-Nya

(b). Kepercayaan dan penyerahan terhadap kuasa Tuhan yang adalah iman harus

tetap dijaga dan diolah. Iman sama halnya dengan landasan atau dasar, yang

juga terdapat dalam bacaan yang kedua. Apabila dasarnya lemah, maka

bangunan yang berdiri di atasnya pun tidak akan kuat. Maka perlu diupayakan

hal-hal yang dapat mengokohkan iman akan Tuhan.

(9). Doa Umat

Tuhan Yesus Maha Pemurah, kami yang sering melakukan dosa tetap Engkau

perhatikan. Kami percaya Engkau pun akan mengabulkan permohonan yang akan

kami hunjukkan kepada-Mu:

P : Kami bersyukur atas kesehatan yang boleh kami rasakan dan miliki, serta

kesempatan mengikuti rekoleksi. Semoga materi dan pengalaman selama

rekoleksi dapat semakin mendekatkan kami dengan Engkau.

Page 138: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

120

Kami mohon...

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

P : Berilah kesehatan bagi saudara dan keluarga yang kami cintai.

Kami mohon...

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

Silakan bagi umat yang ingin menyampaikan doa permohonannya secara

spontan. (Diberi beberapa waktu untuk umat mengungkapkan doanya secara

spontan). Tuhan Yesus, kami bersyukur Engkau masih memberi kami kesempatan

mengingat dan mengakukan dosa-dosa kami serta memohon belakasih-Mu atas

kehidupan kami yang akan datang. Kami mohon Engkau berkenan mengabulkan

permohonan kami. Mari saudara-saudari terkasih, kita satukan syukur dan

permohonan kita dengan doa yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Bapa kami...

(10). Doa Penutup

“Tuhan Yesus, kasih-Mu yang berlimpah telah menaungi kami. Kami

bersyukur telah Kau satukan dalam rekoleksi dan ibadat ini. Kami akan memasuki

masa katekumenat, dampingi kami agar senantiasa sabar dan dengan tekun

mendalami ajaran-Mu. Bukalah hati dan pikiran kami, jernihkanlah motivasi kami

agar mampu membuat keputusan yang lebih bijaksana demi masa depan umat-Mu

di dunia. Engkau kami puji, kini dan sepanjang masa. Amin”.

(11). Nyanyian Penutup

Nafas Iman (MB. 308)

Page 139: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

121

2. Rekoleksi Kedua a. Program Rekoleksi 1). Tema Umum : Menjadi Katolik Lahir dan Batin 2). Tujuan : Calon baptis semakin memahami dan menyadari panggilannya sebagai pengikut Kristus, sekaligus

tantangannya, dan dengan tabah menjalankan tugas perutusannya bersama umat lainnya, sehingga sebagai baptisan baru kelak diharapkan mereka lebih terlibat

3). Tema Rekoleksi 2 : Kasih Persaudaraan 4). Tujuan : Agar katekumen semakin memahami makna persaudaraan dalam komunitas Gereja dan dapat

mengantisipasi hal buruk yang mungkin terjadi di dalam relasi para pengikut Kristus tersebut

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan

Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 07.00-08.00 Heregistrasi Mendata peserta

yang hadir dalam rekoleksi

• Daftar Hadir • Call Card

• Peserta mengisi daftar hadir

• Peserta menerima call card dan memakainya

- -

- -

- -

2 08.00-08.30 Pembukaan Membuka pertemuan rekoleksi dalam iman Kristus dan menghangatkan suasana dengan bernyanyi dan menari

• Doa • Ucapan

Selamat Datang

• Lagu “Lai-lai”

• Pembina memimpin doa pembuka pertemuan

• Pembina memberikan ucapan selamat datang kepada

-

• LCD • Laptop • Layar

-

Page 140: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

122

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan

Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) peserta

• Bernyanyi lagu “Lai- lai”

• Teks Lagu “Lai-lai”

3 08.30-10.00 Bersama Melangkah Menuju Surga

Katekumen semakin merasakan makna kebersamaan yang dapat mengatasi segala perkara

• Pengalaman “Menegang-kan” Bersama Orang Lain

• Penganiaya-an Terhadap Jemaat di Yerusalem

• Sharing pengalaman merasa “tegang” berhadapan dengan orang lain

• Pendalaman Kitab Suci

• Bernya-nyi

• Sharing • Diskusi • Renung

an

• Teks Lagu “Apa Kha-bar”

• Kitab Suci

• Penga-laman Peserta

• Kis. 8: 1b-3

4 10.00-12.30 Melanjut-kan Pertemuan Sebelum-nya

-

• Film “Dawn of The Died”

• Konsekuensi Menjadi Katolik

• Menonton dan mencari makna dari film “Dawn of The Died”

• Penjelasan tentang konsekuensi menjadi Katolik

• Menon-ton

• Cera-mah

• Sharing • Refleksi

• CD Film “Dawn of The Died”

• LCD • Laptop • Layar

• Film “Dawn of The Died”

12.30-13.00 Makan Siang

- - - - - -

5 13.00-16.00 Semua Berarti di

Katekumen semakin merasakan

• Permainan • Mencari makna • Berma- • Benda- • Buku

Page 141: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

123

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan

Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Mata

Tuhan kasih Allah melalui sesama dan berbesar hati untuk siap menjalin relasi dengan orang lain karena merasa dirinya berarti

“Posisiku” • Permainan

“Menyusun Puzzle”

• Komunikasi Antar Manusia

• Membuat Daftar Kelebihan

dari permainan “Posisiku”

• Mencari makna dari permainan “Menyusun Puzzle”

• Penjelasan tentang komunikasi antar manusia

• Peserta mencari dan membuat daftar kelebihan dirinya

in • Ceram-

ah • Refleksi

benda milik kateku-men

• Puzzle • Laptop • LCD • Layar • Kerta • Pena • White

board • Spidol

“Asas-Asas Komunikasi Antar Manu-sia”

• Buku “Komu-nikasi Menge- na”

• Penga-laman Hidup Kate-kumen

6 16.00-17.00 Ibadat Sabda

Katekumen semakin merasakan banyaknya saudara yang ada di sekitarnya yang saling mendukung

• Terhadap Penyem-bahan Berhala dan Ibadah yang Sesat

-

• Bernya-nyi

• Hening • Berdoa

Spontan • Berdoa

• Kidung Ekaris-ti

• Madah Bakti

• Kitab

• KE hal.12

• Ul.13: 1-5

• KE hal.21

Page 142: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

124

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan

Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) bagaimanapun

keadaannya • Pencobaan di

Padang Gurun

Bersama Suci • Luk.4: 1-13

• KE hal.45

7 17.00 Sayonara-

Pulang Peserta dan pembina pulang dan saling merindukan untuk bertemu kembali

-

-

-

-

-

Page 143: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

125

b. Satuan Persiapan

1). Pertemuan Pertama

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Pembukaan

(2). Tujuan Pertemuan : Membuka pertemuan rekoleksi dalam iman Kristus dan

menghangatkan suasana dengan bernyanyi dan menari

(3). Peserta : Katekumen

(4). Tempat : Auditorium IPPAK-USD

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 08.00-08.30 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Minggu Kedua Bulan Oktober

b). Pemikiran Dasar

Katekumen sebagai peserta rekoleksi telah beberapa kali mengikuti

pembinaan dengan model pertemuan secara rutin. Kebersamaan yang dialami

selama masa pembinaan dapat membantu mengakrabkan hubungan katekumen

satu dengan yang lainnya. Meskipun ada beberapa katekumen yang kurang

mengenal karena tempat dan pembimbingnya yang berbeda.

Pertemuan pada rekoleksi pertama menjadi awal perkenalan mereka dan

diharapkan masing-masing secara pribadi menjalin hubungan yang lebih erat lagi.

Selama pembinaan dalam beberapa minggu kiranya katekumen semakin akrab dan

termotivasi untuk terus bersemangat mengikuti pembinaan, serta semakin

diperteguh karena merasa ada banyak saudara yang mendukungnya.

Page 144: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

126

Dalam rekoleksi kedua ini, pembukaan juga dibuat menarik dan melibatkan

katekumen. Melalui acara ini diharapkan katekumen dapat lebih bersemangat dan

merasakan kehangatan satu dengan yang lain.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Doa Pembuka

Pembimbing mengawali pertemuan dengan doa:

“Tuhan Yesus, kami beryukur atas hari ini. Pada kesempatan yang

membahagiakan ini, kami pun bersyukur karena boleh berkumpul kembali

bersama teman-teman katekumen untuk melaksanakan rekoleksi. Kami memohon

agar hubungan kami semakin akrab sehingga kami tidak merasa sendiri dalam

menghadapi rintangan hidup kami. Kami memohon agar melalui hubungan ini,

kasih persaudaraan sejati terjalin di antara kami dan kami semakin kuat

menjalankan konsekuensi hidup kami karena ingin mengikuti-Mu. Dampingilah

kami sekalian di sini, kegiatan kami, dan sanak saudara yang kami tinggalkan.

Nama-Mu kami puji, kini dan sepanjang masa. Amin.”

(2). Ucapan Selamat Datang

Pembimbing menyambut kedatangan peserta, yakni katekumen, dengan

bersemangat dan menunjukkan keakraban yang juga ingin dibangun dalam

rekoleksi ini:

“Selamat pagi, selamat datang di tempat ini. Bapak, ibu, dan saudara saudari

sekalian, kembali saya merasa senang karena bisa bertemu dan berkumpul

Page 145: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

127

bersama saudara sekalian selain dalam pertemuan rutin setiap minggu. Kita akan

berproses lagi selama rekoleksi ini. Dengan kebersamaan ini, semoga kita juga

semakin erat hubungannya dan saling mendukung dalam nama Tuhan Yesus”.

(3). Bernyanyi Lagu “Lai- lai” (Terlampir)

Pembimbing melibatkan peserta untuk bernyanyi dan menari bersama.

Pembimbing mengajarkan nadanya, setelah hampir semua peserta bisa,

dilanjutkan dengan mengajarkan gerakan atau tariannya, kemudian

menggabungkan lagu dengan tariannya. Setelah dirasakan semua peserta lancar

dalam bernyanyi dan gerakannya, serta saling akrab yang tampak dengan tawa

mereka, maka kegiatan ini pun dirasa cukup. Pembimbing mempersilakan peserta

untuk berkomentar atau menanggapi kegiatan yang baru saja berlangsung, dengan

pertanyaan ringan sebagai berikut:

(a). Suasana dan kondisi tubuh sudah terasa hangat?

(b). Sudah bisa semua dalam menyanyikan dan melakukan gerakan dari lagu tadi?

(c). Adakah kesulitan dalam bernyanyi atau melakukan gerakannya?

Dari berbagai macam jawaban peserta, pembimbing pun menanggapi:

“Ternyata ada yang pintar menari dan langsung bisa, ada yang suaranya bagus

dan membantu saya dalam menyanyikan dengan keras, tetapi ada pula yang masih

ragu-ragu, tidak mengapa. Senang sekali bisa bernyanyi, menari, dan tertawa

bersama Anda semua. Semoga semangat dan senyum kita saat ini tetap dibawa

Page 146: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

128

selama pertemuan rekoleksi ini bahkan ketika sudah sampai di rumah ataupun

sampai besok, besok, dan seterusnya. Amin”.

2). Pertemuan Kedua

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Bersama Melangkah Menuju Surga

(2). Tujuan Pertemuan : Katekumen semakin merasakan makna kebersamaan yang

dapat mengatasi segala perkara

(3). Peserta : Katekumen

(4). Tempat : Auditorium IPPAK-USD

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 08.30-12.30 WIB (diselingi istirahat-minum pada pkl.

10.00 WIB)

(7). Hari/Tanggal : Hari Minggu Kedua Bulan Oktober

b). Pemikiran Dasar

Katekumen mungkin memiliki keluarga yang beragama Katolik atau keluarga

yang non Katolik. Dukungan dari keluarga dalam pengembangan imannya akan

Yesus sebagai Tuhan tidak dapat diketahui secara langsung oleh pembimbing.

Katekumen yang tidak memiliki keluarga yang beragama Katolik, sering merasa

kesulitan, terlebih dalam mendapatkan dukungan untuk terus tegar menghadapi

konsekuensi dan tantangan dalam mengikuti Yesus. Tantangan memiliki bentuk

Page 147: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

129

yang bermacam-macam, keyakinan pada kasih Yesus Tuhan yang senantiasa

menyertai sangat diperlukan.

Bersama dengan katekumen lainnya, yakni mereka yang sama-sama ingin

mengikuti Yesus dan memperdalam imannya, mereka akan merasakan dukungan.

Perkara dalam hidup sudah pasti ada, tetapi berkat kebersamaan dan dukungan

banyak orang, hal itu akan terasa lebih ringan dalam menghadapinya. Para murid

Yesus dulu pun mengalami bahaya pengejaran dan pembunuhan sebagai

konsekuensi mengikuti Yesus. Kisah tersebut dapat dijumpai dalam Kis. 8: 1b-3,

setelah naiknya Yesus ke Surga dan secara fisik meninggalkan dunia. Apabila

dilihat dari sisi lain, ada anggapan bahwa Yesus datang membawa bencana bagi

orang-orang yang percaya dan mengikuti-Nya. Memang Yesus sendiri pernah

mengatakan bahwa Yesus datang dengan membawa pedang, bukannya kedamaian

dan rasa tenang. Meskipun secara harafiah dikatakan demikia, tetapi maksudnya

bukan mengakibatkan peperangan yang melenyapkan banyak nyawa murid-

murid-Nya, melainkan semangat yang membara dalam menjalani kehidupan.

Demikian pula yang mengikuti Yesus, harus memiliki semangat itu, apapun yang

terjadi, bahkan terancamnya nyawa diharapkan tidak membuatnya memilih jalan

yang mudah untuk bisa mendapatkan kedamaian, misalnya dengan menanggalkan

imannya akan Yesus. Kadar iman yang berbeda-beda dari para murid Yesus tidak

dipedulikan oleh para pengejar. Seberapa pun besar kadar iman akan Yesus, di

mata para pengejar, mereka sama, yakni orang-orang yang mengikuti Yesus.

Maka semua dianggap sama dan disingkirkan dengan dibunuh.

Page 148: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

130

Katekumen diingatkan kembali bahwa tantangan sebagai pengikut Yesus

bermacam-macam bentuknya. Dalam rekoleksi pertemuan kedua ini, katekumen

diajak merasakan pentingnya hidup bersama orang lain, khususnya orang seiman.

Memang tidak menjadi jaminan jika bersama orang seiman, hidup akan menjadi

lebih baik, bahkan ada pula yang mendapatkan masalah karena hidup bersama

orang seiman. Meskipun demikian, katekumen diarahkan untuk memahami bahwa

itulah tantangan dalam hidup, tinggal bagaimana cara mengantisipasinya sehingga

menghasilkan buah yang membahagiakan.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Pembagian Kelompok

Sebelum berlanjut ke acara berikutnya, peserta dibagi menjadi beberapa

kelompok yang anggotanya sekitar 4 atau 5 orang per kelompok. Pembagian

kelompok ini bertujuan agar sharing peserta dapat lebih mendalam dan mereka

memiliki waktu, karena jumlah anggota kelompoknya sedikit. Pembagian

kelompok dilakukan dengan cara berbeda, langkah- langkahnya adalah sebagai

berikut :

(a). Peserta membuat lingkaran besar, bergandengan tangan dan bernyanyi lagu

“Apa Kabar”, serta melakukan gerakan seperti kata-kata dalam syair lagu.

(Terlampir )

(b). Pembimbing menyebutkan jumlah anggota kelompok baru untuk membuat

lingkaran, bernyanyi, dan membuat gerakan yang sama

Page 149: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

131

(c). Tindakan ini dilakukan berkali-kali sampai pada jumlah anggota kelompok

sesuai dengan yang diharapkan.

(2). Sharing Pengalaman

Peserta diajak untuk mengingat pengalaman akan peristiwa yang menakutkan

berhubungan dengan orang lain. Agar peserta lebih terarah, disampaikan butir-

butir pertanyaannya, yaitu:

(a). Bagaimana pengalaman Anda bersama seseorang yang membuat takut atau

sungkan untuk dekat dengannya?

(b). Mengapa Anda takut terhadap orang tersebut?

(c). Bagaimana tindakan Anda selanjutnya menghadapi orang tersebut?

Setelah peserta mengingat-ingat pengalaman tersebut, mereka

membagikannya dalam kelompok yang sebelumnya telah dibentuk. Setelah waktu

yang ditentukan sudah habis, salah satu wakil dari kelompok diminta untuk

menyampaikan butir-butir penting kepada kelompok besar. Sesudahnya,

pembimbing memberikan kesimpulan.

(3). Pendalaman Kitab Suci

Pembimbing membacakan dari Kitab Suci, Kisah Para Rasul 8: 1b-3. Setelah

selesai membacakan, pembimbing meminta peserta menanggapi bacaan tersebut.

Setelah beberapa peserta memberikan tanggapan, pembimbing memberikan tafsir

dari bacaan dan peneguhan sebagai berikut:

Page 150: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

132

“Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul yang mengkisahkan tentang

penganiayaan para murid Yesus. Dari awal Yesus lahir ke dunia sampai wafat dan

naik ke Surga, permasalahan selalu ada. Banyak orang yang mempertentangkan

kehadiran-Nya di dunia, bahkan setelah Yesus “dibunuh”, orang-orang yang

mengikuti-Nya pun disingkirkan dengan dibunuh. Penganiayaan yang terjadi

dapat dikatakan karena “ulah” Stefanus. Kisahnya dapat dibaca dalam bacaan

sebelumnya. Perkataan Stefanus yang tajam dan membuat Mahkamah Agama

tersinggung menjadi provokator banyak pihak dan banyak pula yang ingin

memusnahkan Stefanus dan orang-orang yang terkait dengannya, yang pasti

adalah para pengikut Yesus. Setelah kematian Stefanus, semakin banyaklah

kesulitan terjadi pada jemaat Kristen. Murid-murid Yesus itu menyebar dan dapat

pula dikatakan sebagai tahap penyebarluasan Gereja. Menjadi orang yang

mengikuti Yesus pada zaman dulu memang banyak resikonya, karena banyak

ancaman datang kepada mereka. Meskipun demikian, Tuhan tidak membiarkan

mereka sendiri. Nyata bahwa sampai sekarang pun masih banyak pengikut Yesus,

bahkan semakin banyak. Hal ini merupakan bukti bahwa Tuhan senantiasa

membimbing dan melindungi orang-orang yang dengan setia mengikutinya”.

(4). Bernyanyi “Tuhan Ada” (Terlampir)

Pembimbing mengajak peserta untuk bernyanyi yang syairnya juga

diharapkan dapat meneguhkan dan memberikan kekuatan. Maka, setelah

menyanyi, pembimbing mengarahkan peserta untuk tetap yakin bahwa Tuhan ada

dan selalu menjaga.

Page 151: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

133

(5). Menonton Film “Dawn of the Died”

Peserta diajak menonton film, tetapi sebelumnya disampaikan pengantar agar

peserta memperhatikan bagian-bagian tertentu yang penting untuk dibicarakan:

“Saya memang tidak pernah menemukan makna atau tafsiran dari film yang

akan kita tonton. Oleh karena itu, setelah menyaksikan film ini, kita bersama-

sama akan mencari maknanya. Makna dari film ini mungkin bermacam-macam

dilihat dari berbagai segi, tetapi saya ingin mengajak Anda sekalian untuk

memaknainya mengarah pada permasalahan yang kita bicarakan, tantangan-

tantangan yang kita hadapi di dunia ini.”

Sinopsis cerita adalah sebagai berikut:

Seorang perawat Rumah Sakit, sepulang bekerja dan ketika tiba di rumah,

bertemu dengan suaminya. Keesokan hari, ketika baru bangun tidur dilihatnya

anak dan suaminya menjadi monster menakutkan yang ingin menggigitnya.

Ketika dia lari keluar rumah, ternyata ada banyak orang yang demikian dan orang

yang digigit mereka yang telah menjadi monster, akan menjadi monster pemburu

manusia juga. Dalam pelariannya, ditemukan beberapa orang yang selamat dan

mereka mengupayakan untuk bisa pergi dari tempat itu. Setelah dengan susah

payah mencoba meninggalkan tempat itu dan sampai di tempat yang dirasa jauh,

ternyata mereka bertemu kembali dengan manusia-manusia yang telah menjadi

monster. Sampai film ini selesai, tidak tahu apa yang menyebabkan banyaknya

manusia yang berubah menjadi monster seperti itu.

Page 152: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

134

Setelah film ini selesai, peserta diminta memberikan tanggapan: “Bagaimana

tanggapan Anda terhadap film ini sehubungan dengan pembicaraan kita tentang

ketakutan dan situasi zaman sekarang?”

(6). Uraian Materi

“Dari film ditemukan bermacam-macam tanggapan dan penafsiran,

terimakasih karena telah menyampaikan buah pikirannya dan membantu kita yang

hadir di sini. Pada awal tadi, kita bersama-sama melihat kembali pengalaman

merasakan ketakutan berhadapan dengan orang lain. Orang lain yang membuat

kita takut hanyalah salah satu tantangan, masih banyak tantangan lain yang akan

datang dan harus kita hadapi. Tantangan yang berkaitan dengan kita sebagai

pengikut Yesus merupakan konsekuensi yang memang harus kita terima. Mulai

dari manusia lain, pemerintah, warga masyarakat, maupun warga Gereja sendiri

akan menjadi tantangan untuk kita. Lebih luas lagi, tantangan itu dapat berasal

dari isi bumi ini yang sekarang beragam. Hal-hal baru itu dibuat oleh manusia dan

tidak jarang malah mencelakakan manusia sendiri. Contoh konkretnya, alat

komunikasi berupa handphone yang setiap waktu diupayakan bentuk atau featur

yang berbeda dan lebih baik, menurut pembuat atau pecinta handphone. Alat

tersebut memang baik dibuat dan digunakan karena ada beberapa dampak

positifnya, tetapi apakah ada dampak negatifnya? Rasanya ada dan salah satunya

ialah ketergantungan pada alat tersebut sehingga kurang maksimalnya hubungan

dua orang atau lebih secara langsung atau tatap muka. Tantangan lainnya pun siap

di depan kita dan kita pun harus siap mengantisipasinya. Seperti dalam film tadi,

Page 153: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

135

manusia di sekitanya tidak lagi seperti manusia yang diharapkan, semua saling

membunuh. Berdekatan dengan manusia lain secara fisik tidak lagi menenangkan

bahkan membuat ketakutan, karena memikirkan bahwa jangan-jangan mereka

akan mencelakakan kita. Untuk itu, kita dianjurkan berhati-hati dan melakukan

tindakan yang tidak mengundang manusia lain mencelakakan kita dan kita pun

tidak menjadi ancaman untuk manusia lainnya itu”.

3). Pertemuan Ketiga

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Semua Berarti di Mata Tuhan

(2). Tujuan Pertemuan : Katekumen semakin merasakan kasih Allah melalui

sesama dan berbesar hati untuk siap menjalin relasi dengan

orang lain karena merasa dirinya berarti

(3). Peserta : Katekumen

(4). Tempat : Auditorium IPPAK-USD

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 13.00-16.00 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Minggu Kedua Bulan Oktober

b). Pemikiran Dasar

Tidak semua katekumen yakin akan dapat menjadi orang Katolik yang baik,

terlebih ketika pada pertemuan pertama diberikan materi yang “berat” dan

menantang mereka. Bagi mereka yang merasa tidak mampu, mungkin akan

Page 154: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

136

mengurungkan niatnya untuk menjadi orang Katolik. Bahkan dapat terjadi,

mereka mengalami kebingungan akan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Tuhan memberikan kemampuan kepada manusia secara seimbang. Semua

manusia diciptakan Tuhan kuat dan bisa melakukan apa yang ingin dilakukannya

sebatas memang kehendak Tuhan. Kemampuan dan kelebihan manusia diberikan

oleh Tuhan karena manusia berarti di mata Tuhan. Tuhan akan senantiasa

membimbing dan mengarahkan mana jalan yang baik untuk dilalui.

Dalam pertemuan ketiga, katekumen diajak untuk menyadari kemampuannya

sehingga lebih siap dan berani untuk hidup dalam dunia bersama manusia lain dan

benda-benda buatan manusia itu.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Bermain “Posisiku”

Peserta diajak bermain dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(a). Beberapa kelompok yang telah dibagi pada pertemuan sebelumnya

digabungkan sehingga terbentuk 2 atau 3 kelompok

(b). Masing-masing diminta memilih benda yang dimilikinya (baik yang dipakai

maupun dibawa) dan memiliki makna khusus

(c). Masing-masing kelompok diminta untuk membuat satu bentuk bangunan atau

benda yang berbeda antar kelompok, dengan benda yang dimilikinya tadi

(d). Masing-masing orang diberi kebebasan untuk meletakkan benda miliknya

pada bagian mana saja demi terciptanya bentuk yang diinginkan

Page 155: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

137

Setelah semua kelompok menyelesaikan bentuk yang diminta, pembimbing

memberikan penilaian dari peserta agar permainan lebih menarik.

Makna permainan:

(a). Masing-masing orang memiliki sesuatu yang berharga (Walaupun sebenarnya

semuanya berharga)

(b). Sesuatu yang berharga itu dipilih dan diberikan untuk kelompok agar dapat

menjadi bentuk yang diinginkan

(2). Bermain “Menyusun Puzzle”

Pembimbing mempersiapkan “puzzle” dan diberikan satu buah kepada

masing-masing kelompok. Semua kelompok harus menyusun “puzzle” tersebut

tetapi tidak boleh ada yang bersuara. Jika ada anggota kelompok yang bersuara,

maka dianggap kalah sebelum permainan selesai.

Makna permainan: Diperlukan komunikasi dalam melakukan sesuatu baik

dengan orang lain maupun dengan Tuhan. Apabila tanpa komunikasi, ada

kemungkinan suatu pekerjaan akan sulit dilakukan dengan cepat dan baik.

Setelah kedua permainan tadi dimainkan, pembimbing meminta peserta untuk

menanggapinya.

(a). Bagaimana perasaan dan tanggapan Anda ketika melakukan 2 permainan tadi?

(b). Apa makna yang didapat dari pemainan, sehubungan dengan pengalaman

hidup Anda?

Page 156: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

138

Jawaban dari kedua pertanyaan itu, diungkapkan dalam kelompok besar oleh

peserta secara bebas.

(3). Uraian Materi

“Kita semua berarti di mata Tuhan, tetapi tidak jarang kita melakukan

tindakan yang membuat hidup kita tidak berarti baik bagi diri sendiri maupun

orang lain. Seringkali kita tidak mengerti apa yang ingin orang lain lakukan,

demikian juga sebaliknya, orang sering tidak mengerti apa yang kita inginkan.

Keadaan saling tidak mengerti itu dapat mengakibatkan hal lain yang merugikan.

Keadaan tersebut dapat diistilahkan “mis communication” atau komunikasi yang

meleset, dalam arti terdapat komunikasi tetapi tidak mengena. Maka dari itu

diperlukan komunikasi yang bukan hanya berbicara “sambil lalu” melainkan

pembicaraan yang mendalam. Pembicaraan yang mendalam bukan juga

pembicaraan dengan materi yang berat-berat melainkan materi apa saja pun bisa.

Yang diperlukan adalah sikap saling menghargai dan mendengarkan lawan bicara.

Kejujuran dan kerelaan diri untuk membagi dan mengungkapkan apa yang

dirasakan juga akan mendukung lancarnya komunikasi. Wajar apabila suatu kali

kita mengalami salah paham dengan orang lain, tetapi ketika baik dengan orang

yang sama ataupun berbeda kita selalu salah paham, maka perlu dipertanyakan

“Apa yang sebenarnya terjadi? Adakah yang salah dalam hubungan ini?”

Mungkin permasalahannya adalah sepele, tetapi dampak negatifnya itu sangat

besar maka diperlukan tindak lanjutnya”.

Page 157: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

139

(4). Membuat Daftar Kelebihan Diri

Pembimbing mengajak peserta menuliskan apa saja yang menurutnya menjadi

kelebihan atas dirinya. Hal ini bukan untuk menyombongkan diri, tetapi agar

dapat dikembangkan dan membantu dalam kelancaran komunikasi dengan orang

lain. “Cari dan tulislah kelebihan yang Anda miliki dan mungkin jarang dimiliki

oleh orang lain!”. Peserta diberi waktu untuk mencari dan menuliskannya. Setelah

selesai, pembimbing mempersilakan peserta satu per satu menuliskannya di papan

yang telah disediakan, tetapi sebelumnya diberi pengantar atau dapat juga sebagai

pesan:

“Kita telah menemukan kelebihan masing-masing dan sekarang akan

menunjukkan kepada teman lainnya. Bagi yang akan menuliskannya, jangan malu

atau ragu dan bagi yang lainnya, diharapkan untuk tidak mengomentari bahkan

mencela. Silakan, bisa dimulai dari yang paling pinggir di sebelah kanan saya”

Setelah semua menuliskan di papan, pembimbing memberikan tujuan dari

pencarian kelebihan diri tersebut.

“Saya sudah mengatakan bahwa dengan mencari kelebihan diri dan

memberitahukan kepada orang lain bukan untuk menyombongkan diri, melainkan

dengan melihat hal positif dari diri kita masing-masing dapat membantu kita

dalam mengembangkan diri karena kita mengetahui bahwa diri kita punya

keunggulan atau hal yang positif. Dengan memberitahukan keunggulan kita

tersebut, dapat membantu memolakan kebaikan tersebut dalam diri kita dan

memotivasi kita untuk mengembangkannya. Tidak berhenti di sini, karena

Page 158: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

140

tindakan tersebut akan membuat kita terbiasa mencari keunggulan lainnya. Ketika

pada suatu waktu kita merasa tidak ada hal positif dari tindakan kita atau sikap

kita, maka kita pun akan terpacu untuk melakukan hal-hal yang positif”.

4). Pertemuan Keempat

a). Ibadat Sabda

Tujuan Pertemuan : Katekumen semakin merasakan banyaknya saudara yang

ada di sekitarnya yang saling mendukung bagaimanapun

keadaannya

Peserta : Katekumen

Tempat : Auditorium IPPAK-USD

Pelaksana : Pembimbing Katekumen

Waktu : Pkl. 16.00-17.00 WIB

Hari/Tanggal : Hari Minggu kedua Bulan Oktober

Pemikiran Dasar :

Katekumen telah mendalami materi persaudaraan dan komunikasi. Relasi

persaudaraan dapat dibentuk baik dalam keluarga, masyarakat maupun umat

seiman. Walaupun dalam relasi itu tidak selamanya berjalan lancar, terkadang

relasi yang tampak baik itu berakibat buruk. Hal ini dapat terjadi salah satunya

karena kurangnya komunikasi antara kedua pihak atau lebih. Ibadat Sabda yang

dilaksanakan di ujung acara rekoleksi mengajak katekumen untuk semakin

merasakan banyaknya saudara yang siap dan saling mendukung, bukan malah

Page 159: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

141

membinasakan. Godaan-godaan yang sering menyesatkan harus “diusir” dan

sebagai manusia, perlu waspada agar tidak mudah terjebak.

Tuhan telah menciptakan manusia tidak sendirian, selain alam yang kaya,

diciptakanlah pula manusia lain dengan harapan dapat bersama-sama menjaga

alam itu dan hubungan antara manusia sendiri. Masing-masing orang diberikan

kelebihan dan diharapkan dapat dikembangkan untuk membantu kelancaran

proses komunikasi. Kejelasan diperlukan dalam berkomunikasi agar komunikasi

tidak meleset. Ketegasan dalam menerima ataupun menolak setiap tawaran juga

diperlukan, tetapi memang diperlukan keterampilan dalam mengungkapkannya.

Bacaan pertama dalam ibadat sabda yang diambil dari Ul. 13: 1-5 mengingatkan

untuk selalu waspada. Disadari ataupun tidak, banyak cobaan di sekitar manusia,

baik yang tampak menyenangkan maupun yang secara nyata tidak menyenangkan.

Peringatan yang terdapat dalam bacaan pertama ialah untuk dapat menerima dan

memilih dengan bijaksana tawaran dari orang-orang yang menyatakan dirinya

“benar” dan apa yang dilakukannya berasal dari Allah, walaupun yang dimaksud

mereka adalah allah yang lain dari Allah orang Kristiani.

Bukan hanya manusia yang mendapat godaan dari orang-orang yang hendak

menyesatkan, bahkan Yesus sendiri yang adalah Tuhan juga digoda. Godaan

terhadap Yesus ditemukan dalam Lukas 4: 1-13 ketika Yesus sedang berpuasa.

Setan yang menggoda Yesus ditanggapi dengan “cerdik” oleh Yesus, hingga

akhirnya setan pergi meninggalkan Yesus. Setan yang memiliki niat jahat tidak

berhenti sampai di sana, tetapi masih selalu berusaha masuk melalui celah-celah

yang dirasa dapat dimasuki. Bukan hanya Yesus yang “diincar” setan, tetapi juga

Page 160: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

142

orang-orang yang mengikuti Yesus, sampai saat sekarang. Godaan yang dilakukan

setan memiliki banyak bentuk. Karena itulah perlu waspada yang tinggi, kesiap-

siagaan, dan kebijaksanaan dalam memilihnya.

b). Proses Pelaksanaan

(1). Nyanyian Pengantar

Kidung Kasih (KE. 012)

(2). Pengantar

P : Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus

U : Amin

P : Semoga kasih Allah dapat kita rasakan bersama

U : Sekarang dan selama-lamanya

Saudara-saudari yang terkasih, dalam rekoleksi yang kita jalani selama hampir

satu hari telah mengajak kita mengingat pengalaman berelasi dengan orang lain

yang penuh halangan. Halangan tersebut merupakan salah satu bentuk konkret

pengalaman dalam kehidupan. Pengalaman lain yang telah atau akan kita alami

harus kita hadapi, terlebih pengalaman yang menjadi konsekuensi karena kita

memilih menjadi pengikuti Yesus. Setelah merenung selama rekoleksi, dalam

ibadat ini kita juga memiliki waktu untuk memutuskan apa yang akan kita pilih,

terus mengikuti Yesus dengan banyaknya konsekuensi yang harus ditanggung dan

dihadapi atau memutuskan berhenti mengikuti Yesus dan memilih beriman

kepada allah lain. Saudara-saudari, mari kita mohonkan ampun atas diri kita yang

Page 161: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

143

sering kurang percaya pada Allah ketika banyak pengalaman buruk yang kita

alami.

(3). Seruan Tobat

P : Tuhan Yesus yang Maha Cinta kami seringkali mengeluh atas pengalaman

yang tidak menyenangkan. Tuhan kasihanilah kami

U : Tuhan kasihanilah kami

P : Hidup kami terasa tidak berarti manakala kedukaan yang kami alami

tanpa merasakan bahwa sebenarnya Engkau seantiasa menemani dan

mengarahkan kami kepada kebahagiaan. Kristus kasihanilah kami

U : Kristus kasihanilah kami

P : Hati kami yang buta, tidak dapat melihat bahwa Engkau hadir dan

mempersiapkan surga bagi kami. Tuhan kasihanilah kami

U : Tuhan kasihanilah kami

Semoga kesalahan dan dosa kita diampuni oleh Allah yang Maha Kuasa,

karena Dialah pencipta dan yang senantiasa menaungi hidup kita, kini dan

sepanjang masa. Amin.

(4). Doa Pembukaan

Marilah berdoa.

“Tuhan Yesus, Engkau telah merencanakan segala yang indah untuk umat-

Mu. Meskipun demikian, kami sering merasakan ketakutan dan enggan untuk

melanjutkan hidup bersama-Mu. Kami memohon kepada-Mu agar iman kami

tidak akan memudar meskipun banyak tantangan yang harus kami hadapi. Semoga

semua orang yang beriman kepada-Mu membawa kedamaian dan menunjukkan

Page 162: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

144

jalan menuju Kerajaan-Mu. Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.

Amin.”

(5). Bacaan I

Ulangan 13: 1-5 “Peringatan Terhadap Penyembahan Berhala dan Ibadah yang

Sesat”

(6). Nyanyian Antar Bacaan

Sabda Kehidupan (KE. 021)

(7). Bacaan Injil

Lukas 4: 1-13 “Pencobaan di Padang Gurun”

(8). Homili, dengan butir-butir sebagai berikut:

(a). Dunia penuh dengan hal-hal yang menarik yang tidak jarang membawa

manusia semakin menjauhi Sang Pencipta

(b). Cobaan ada di mana-mana, pada masa sebelum Yesus, pada masa Yesus di

dunia, bahkan sesudah Yesus secara fisik meninggalkan dunia dan sampai

masanya kita hidup di dunia

(c). Jika tidak bijak memilih segala tawaran di sekitar kita, akan membawa kepada

kesesatan

(d). Tuhan menghendaki kebahagiaan kita, tetapi juga membebaskan kita dan tidak

menuntut. Maka, kita sendiri yang hendaknya memikirkan jalan hidup

masing-masing.

(9). Doa Umat

Tuhan Yesus Sang Pencipta kehidupan, kami yakin yakin bahwa Engkaulah

yang menciptakan kami. Engkau menciptakan dan merencanakan kehidupan yang

Page 163: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

145

membahagiakan bagi kami. Kepada-Mulah kami bersyukur dan memohon atas

apa yang kami harapkan:

P : Tuhan, ampunilah segala dosa kami dan orang-orang yang telah melakukan

kesalahan kepada kami.

Kami mohon...

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

P : Berilah kesabaran dan ketabahan bagi kami dalam menjalani kehidupan yang

penuh dengan warna baik yang menyenangkan ataupun yang membuat kami

sedih.

Kami mohon...

U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan

Silakan bagi umat yang ingin menyampaikan doa permohonannya secara

spontan. (Diberi beberapa waktu untuk umat mengungkapkan doanya secara

spontan). Tuhan Yesus, syukur atas cinta-Mu dan pendampingan-Mu dalam

perjalanan hidup kami. Kami serahkan syukur dan permohonan ini hanya kepada-

Mu. Kami yakin bahwa Engkaupun mengetahui isi hati dan permohonan kami

masing-masing, semoga itulah yang terbaik sehingga dapat terwujud dalam

kehidupan kami. Kami serahkan semua kepada-Mu dan kami satukan dengan doa

seperti yang Engkau ajarkan kepada kami. Bapa kami...

(10). Doa Penutup

“Tuhan Yesus, sumber cahaya abadi, kami bersyukur kepada-Mu atas

anugerah dan teladan yang Kau berikan kepada kami. Semoga terang-Mu dapat

membimbing dan menguatkan kami, sehingga dapat melawan bahkan mengusir

Page 164: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

146

godaan yang menyesatkan. Engkaulah pengantara kami, kini dan sepanjang masa.

Amin.”

(11). Nyanyian Penutup: Kutemukan Cinta (KE. 045)

Page 165: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

147

3. Rekoleksi Ketiga a. Program Rekoleksi 1). Tema Umum : Menjadi Katolik Lahir dan Batin 2). Tujuan : Calon baptis semakin memahami dan menyadari panggilannya sebagai pengikut Kristus, sekaligus

tantangannya, dan dengan tabah menjalankan tugas perutusannya bersama umat lainnya, sehingga sebagai baptisan baru kelak diharapkan mereka lebih terlibat

3). Tema Rekoleksi 3 : Rencana Tuhan Indah Pada Waktunya 4). Tujuan : Agar katekumen siap menjadi pengikut Kristus dengan segala konsekuensinya serta percaya bahwa

Kristus senantiasa membimbing dan mengarahkan pada kebahagiaan

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan

Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Hari Sabtu

pertama Bulan Februari

1 16.30-17.00 Heregistrasi Mendata peserta yang hadir dalam rekoleksi

• Daftar Hadir • Call card

• Peserta mengisi “daftar hadir”

• Peserta menerima call card dan makainya

• Pemberitahuan kamar peserta

-

-

-

2 17.00-17.30 Pembukaan Membuka rekoleksi dan

• Doa • Ucapan

• Pembina memimpin doa

• LCD

Page 166: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

148

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan

Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) memberitahukan

hal-hal teknis yang mungkin diperlukan

Selamat Datang

• Hal-hal Teknis

• Lagu “Bernyanyi Gembira”

memulai rekoleksi • Pembina

memberikan ucapan selamat datang kepada peserta rekoleksi

• Pembina menyampaikan hal-hal yang sifatnya teknis berkaitan dengan tempat mengadakan rekoleksi (jika ada)

• Bernyanyi lagu “Bernyanyi Gembira” sambil bergoyang

-

• Lap-top

• Layar -

-

3 17.30-19.00 Masa Penantian yang Panjang

Calon baptis mengingat kembali pengalaman selama menjalani masa katekumenat dan menemukan

• Pengantar • Pengalaman

calon baptis selama menjalani masa

• Pembina mengantar peserta ke tujuan pertemuan

• Menggali dan membagikan

• Cera-mah

• Sharing

-

• Penga-laman Hidup Peserta

Page 167: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

149

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan

Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) maknanya katekumenat pengalaman

selama menjalani masa katekumenat

4 19.00-19.30 Makan Malam

- - - - - -

5 19.30-21.00 Keterbuka-an Hati Menghantar Kepada Kasih

Calon baptis semakin menyadari pentingnya keterbukaan sehingga dapat saling memahami dan mengalami keakraban

• Permainan “Kenalan Donk…”

• Pengalaman Keterbukaan

• Pengenalan Diri Dan Orang Lain

• Bermain dan menggali makna dari permainan “kenalan Donk…”

• Menggali dan mebagikan pengalaman terbuka hati

• Penjelasan tentang pengenalan diri dan orang lain

• Berma-in

• Sharing • Cera-

mah

• Kertas • Pena • Penga-

laman kateku-men

• Penga-laman Hidup Peserta

6 21.00-21.30 Renungan Malam

Merefleksikan pengalaman seharian dan materi yang telah diterima dalam rekoleksi sehingga siap membangun niat

• Kasih Setia Allah Kepada Orang Israel

• Pengalaman katekumen

• Mendalami kasih setia Allah yang diungkapkan dalam mazmur

• Merefleksikan pengalaman katekumen

• Bernya-nyi

• Bere-fleksi

• Mende- ngarkan lagu

• Kitab Suci

• Madah Bakti

• Kidung Ekaris-ti

• Mazmur 136: 1-26

• Kaset Lagu “Hero”

Page 168: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

150

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan

Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) tobat untuk hari

yang akan datang • Speaker

• MP4

7 21.30-22.00 Jam Bebas Calon baptis menggunakan waktu untuk saling mengakrabkan diri satu sama lain

-

-

-

-

-

8 22.00 Istirahat-Tidur

- - - - - -

Hari Minggu pertama Bulan Februari

9 05.30-06.30 Bangun-Olahraga Bersama

Calon baptis dan Pembina memulai hari dengan semangat dan siap mengikuti acara selanjutnya

Menari “Poco-Poco”

Peserta dan pembimbing menari dengan iringan musik dan lagu “Poco-Poco”

Menari • Tape • Kaset

Kaset “Poco-Poco”

10 06.30-07.00 Mandi - - - - - - 11 07.00-07.30 Makan Pagi - - - - - - 12 07.30-08.30 Mengenal

Lebih Mendalam

Calon baptis semakin mengenal keadaan diri sendiri

• Lagu “Semua Karena

• Bernyanyi lagu “Semua Karena Cinta”

• Bernya-nyi

• Berma-

• Teks Lagu “Se-

• Buku “Per-mainan

Page 169: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

151

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan

Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) dan orang lain Cinta”

• Permainan “Surat Cinta Untuk Kekasih”

• Jendela Johari

• Bermain dan mencari makna dari permainan “Surat Cinta Untuk Kekasih”

• Penjelasan Jendela Johari

in • Cera-

mah

mua Karena Cinta”

• Surat Cinta Untuk Kekasih

• Laptop • LCD

Asyik” • Bahan

Retret semes-ter VII-IPPAK

13 08.30-11.00 Bersyukur Lewat Doa

Calon baptis semakin memahami makna doa dan termotivasi untuk selalu berdoa baik pribadi maupun bersama umat lainnya

• Doa Pribadi dan Bersama

• Doa Calon Baptis

• Penjelasan tentang doa pribadi dan bersama

• Latihan menyusun doa pribadi dan bersama

• Cera-mah

• Latihan menulis buah pemi-kiran

• Laptop • LCD • Layar • Kertas • Pena

• Bahan Retret semes-ter VII-IPPAK

14 11.00-11.15 Istirahat-Minum

- - - - - -

15 11.15-12.30 Waktu Untuk Berkomunikasi

Calon baptis semakin menghargai waktu dan bersedia

• Bernyanyi “Pagi Berseri”

• Hal

• Bernyanyi “Pagi Berseri” dan mendalami makna lagu bersama-

• Ber-main

• Diskusi • Refleksi

• Kertas • Pena • Teks

lagu

• Buku “Per-mainan Asyik”

Page 170: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

152

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan

Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Dengan

Tuhan menyediakan waktu untuk Tuhan

Kekuatiran • Permainan

“Prioritas Hidup”

• Lagu “Sediakan Waktu Untuk…”

sama • Mendalami

bacaan Kitab Suci • Bermain dan

mencari makna dari permainan “Prioritas Hidup”

• Bernyanyi dan mencari makna dari lagu “Sediakan Waktu Untuk…”

• Bernya-nyi

“Pagi Ber-seri”

• Teks lagu “Sedia-kan Waktu Untuk...”

• Kitab Suci

• Mat 6: 25-34

• Penga-laman Peserta

• Buku “Komu-nikasi Me-ngena”

16 12.30-13.30 Ibadat Sabda

Calon baptis semakin merasa yakin akan imannya terhadap Yesus Kristus serta siap menjalankan konsekuensi sebagai orang Katolik

• Tentang Tolong-Menolong

• Jalan Yang Benar

• Doa Permohonan yang disusun Peserta

-

• Bernya-nyi

• Hening • Berdoa

Spontan • Berdoa

Bersama

• Madah Bakti

• Kitab Suci

• Kidung Ekaris-ti

• Doa yang disu-sun oleh umat

• MB. 160

• Ulangan 22: 1-4

• MB. 210

• Matius 7: 12-14

• KE. 006

Page 171: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

153

NO Waktu Judul Pertemuan

Tujuan Pertemuan

Materi Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 17 13.30-14.00 Makan

Siang - - - - - -

18 14.00 Sayonara-Pulang

- - - - - -

Page 172: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

154

b. Satuan Persiapan

1). Pertemuan Pertama

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Pembukaan

(2). Tujuan Pertemuan : Membuka rekoleksi dan memberitahukan hal-hal teknis

yang mungkin diperlukan

(3). Peserta : Calon Baptis

(4). Tempat : Wisma di Kaliurang

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 17.00-17.30 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Sabtu pertama Bulan Februari

b). Pemikiran Dasar

Katekumen telah melewati masa katekumenat dan akan memasuki masa

persiapan akhir. Para pembimbing telah memberikan pemahaman tentang materi

yang dipersiapkan secara khusus bagi katekumen. Materi tersebut bukan hanya

mengembangkan pengetahuan, tetapi juga hati dan iman akan Yesus Kristus.

Diharapkan melalui pembinaan pada masa katekumenat, motivasi katekumen

untuk mengikuti Yesus semakin jernih dan siap menjadi anggota Gereja.

Pembimbing pun diharapkan mampu menjadi orang yang siap membimbing

kapan pun juga.

Setelah dilewatinya masa katekumenat, dirasakan perlu pembinaan yang

khusus dengan waktu yang lebih panjang untuk setiap kali pertemuan. Pertemuan

Page 173: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

155

khusus itu dikemas dalam bentuk rekoleksi yang waktunya satu hari penuh

sehingga para katekumen cukup leluasa dalam mengolah diri dan imannya secara

intensif dengan bimbingan para pembimbing rekoleksi.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Doa

Pembimbing memulai pertemuan dengan berdoa:

“Tuhan Yesus, kami mengucapkan syukur atas kasih-Mu yang Kau berikan

pada kami. Selama masa katekumenat, kami mendapat pembinaan dan semakin

memahami tentang Engkau dan Gereja-Mu. Pada saat ini, secara khusus kami

akan mendalami kembali makna panggilan sebagai pengikut-Mu. Meskipun

banyak tantangan, kami ingin tetap berani menjalankan bersama saudara umat

seiman. Kami mohon kekuatan agar kami berani mengungkapkan apa yang ingin

kami lakukan demi keluhuran nama-Mu. Engkau kami puji, kini dan sepanjang

masa. Amin.”

(2). Ucapan Selamat Datang

Pembimbing memberikan ucapan selamat datang kepada para peserta

rekoleksi:

“Saudara-saudara, kita sama-sama tahu dan mengalami bahwa kita telah

mengikuti pembinaan selama kurang lebih satu tahun. Pembinaan itu belum

selesai, baik menuju penerimaan Sakramen Baptis maupun dalam memperdalam

iman akan Yesus. Kita perlu pembinaan yang terus-menerus, walaupun bentuknya

Page 174: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

156

berbeda-beda. Dalam rekoleksi ini kita akan mendalami kembali makna

panggilan, baik panggilan menjadi pengikut-Nya maupun panggilan menjalankan

apa yang dikendaki-Nya. Rekoleksi akan berlangsung sampai besok, minggu

siang, semoga saudara sekalian turut berpartisipasi karena jika tidak, rekoleksi

tidak akan berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan yang diharapkan.”

(3). Hal-hal Teknis

Pembimbing menyampaikan beberapa hal teknis, baik peraturan dari tempat

dimana diadakannya rekoleksi ini maupun peraturan yang disusun oleh

pembimbing sendiri, seperti:

(a). Selama berlangsungnya acara, diharapkan Hand Phone disilent atau di

nonaktivkan

(b). Tidak diperkenankan merokok selama acara berlangsung, di ruangan

pertemuan dan di kamar-kamar

(c). Tidak diperkenankan memotret selain tim pendamping selama berlangsungnya

acara

(d). Semua diharapkan berpartisipasi dalam menyukseskan acara dengan terlibat

berbicara dan bertindak

(4). Lagu “Bernyanyi Gembira” (Terlampir)

Peserta diajak bernyanyi bersama dengan gerakannya. Lagu dan gerak

disudahi ketika hampir semua peserta tampak menguasai lagu dan gerakannya,

serta tampak semangat. Setelah itu, pembimbing menanyakan perasaan peserta:

Page 175: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

157

“Bagaimana, sudah merasa segar setelah perjalanan jauh menuju gunung ini?”

(diberi beberapa waktu bagi peserta untuk menjawab secara spontan).

Pembimbing juga mempersilakan peserta duduk, kemudian mengajak untuk

siap mengikuti setiap session dalam rekoleksi.

“Setelah kita bernyanyi gembira, berdendang dan berlenggang, semoga bukan

cuma fisik kita yang gembira, tetapi juga hati kita dan semangat dapat selalu kita

miliki sehingga sampai rekoleksi ini berakhir, kita tetap siap, semangat, dan

gembira mengikutinya”.

2). Pertemuan Kedua

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Masa Penantian yang Panjang

(2). Tujuan Pertemuan : Calon baptis mengingat kembali pengalaman selama

menjalani masa katekumenat dan menemukan maknanya

(3). Peserta : Calon Baptis

(4). Tempat : Wisma di Kaliurang

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 17.30-19.00 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Sabtu pertama Bulan Februari

Page 176: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

158

b). Pemikiran Dasar

Masa katekumenat sama seperti masa penantian bagi para katekumen akan

datangnya kesempatan untuk bisa menjadi anggota Gereja. Masa yang memakan

banyak waktu tersebut menghasilkan banyak pengalaman bagi katekumen.

Pengalaman merupakan hal yang bermakna apabila direfleksikan. Pengalaman

yang menyedihkan akan membuahkan makna yang sangat kaya, pengalaman yang

menyenangkan pun akan bermakna macam-macam.

Pertemuan dalam rekoleksi ingin menggali kembali pengalaman para

katekumen dan memaknainya bersama-sama. Sehingga akan ditemukan makna

yang mendalam dan mampu memahami bahwa semua itu adalah pemberian dan

kehendak Tuhan.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Pengantar

Pembimbing memberikan pengantar, sebelum masuk ke sharing peserta:

“Pengalaman dan perasaan setiap manusia atau kita semua berbeda-beda. Ada

yang merasakan senang terus, sedih terus ataupun seimbang antara senang dan

sedih. Pengalaman dan perasaan senang dan sedih tersebut sudah wajar dialami

oleh manusia, tetapi memaknai setiap pengalaman baik senang maupun sedih

berbeda satu dengan yang lain. Ada orang yang marah-marah dengan peristiwa

menyedihkan atau menjengkelkan dalam hidupnya, tetapi ada yang bahagia

karena di sana menemukan makna yang sangat mendalam bagi hidupnya.

Pengalaman saudara yang hampir sama adalah telah menjalani masa katekumenat.

Page 177: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

159

Memang masa tersebut bersama-sama dialami oleh kita semua, tentu ada hal

khusus yang berkesan bagi kita masing-masing pribadi. Kita akan mengingat

kembali pengalaman tersebut dan mensharingkan kepada teman-teman yang ada

di sini, untuk menambah kekayaan dan bahan pembelajaran teman lainnya.”

(2). Sharing Pengalaman Peserta Selama Masa Katekumenat

Peserta diminta bersharing dengan panduan pertanyaan sebagai berikut:

(a). Adakah pengalaman yang berkesan selama menjalani masa katekumenat?

(b). Apakah hasil yang Anda peroleh dari pembinaan pada masa katekumenat?

(c). Bagaimana perasaan Anda setelah melewati masa katekumenat?

Setelah peserta mensharingkan pengalamannya, pembimbing memberikan

kesimpulan dan peneguhan dengan inti sebagai berikut:

“Pengalaman selama menjalani masa katekumenat ada banyak dan bervariasi

satu dengan yang lain. Demikian pula hasilnya, ada merasakan hasil yang banyak,

tetapi ada pula yang sedikit sesuai dengan pengalaman tersebut. Sudah pasti yang

sama bagi kita ialah, kita sama-sama akan menyelesaian pembinaan di masa

katekumenat walaupun perasaannya pun berbeda-beda. Mungkin ada yang senang

karena selama ini sibuk dan dengan pembinaan tersebut, mengalami kesulitan

dalam membagi waktu. Mungkin ada juga yang merasa kehilangan karena tidak

ada lagi pembinaan yang sangat bermanfaat secara rutin. Meskipun demikian,

pembinaan bukan hanya dialami pada saat persiapan menerima Sakramen Baptis

Page 178: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

160

karena selama hidup, kita selalu ada pembinaan baik dari Gereja maupun orang-

orang yang dijumpai. Sama seperti belajar, tidak akan berhenti sampai mati”.

3). Pertemuan Ketiga

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Keterbukaan Hati Menghantar Kepada Kasih

(2). Tujuan Pertemuan : Calon baptis semakin menyadari pentingnya keterbukaan

sehingga dapat saling memahami dan mengalami keakraban

(3). Peserta : Calon Baptis

(4). Tempat : Wisma di Kaliurang

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl.19.30-21.00 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Sabtu pertama Bulan Februari

b). Pemikiran Dasar

Pertemuan pertama dalam rekoleksi sudah membantu peserta untuk mau

terbuka dan membuka hatinya dalam membagikan pengalamannya. Keterbukaan

itu sangat baik sehubungan dengan keterbukaan perasaan akan pengalaman yang

akan dialami pada masa mendatang.

Adanya keterbukaan itu menjadikan seseorang mampu mengkomunikasikan

apa yang dirasakan baik kepada keluarga maupun orang lain yang ditemuinya.

Dengan komunikasi tersebut, orang akan saling mengerti dan bersama-sama

menentukan apa yang akan dilakukan.

Page 179: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

161

Pertemuan ketiga dalam rekoleksi mengajak katekumen menyadari bahwa

dengan keterbukaan, akan menghasilkan pengertian sehingga memperkecil

kemungkinan salah paham dan hal negatif lainnya sehubungan dengan relasi

pribadi.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Bermain “Kenalan Donk…”

Pembimbing mengajak peserta bermain dengan tujuan agar peserta semakin

akrab, bahkan mengetahui hal-hal yang selama ini kurang diperhatikan, seperti

ukuran sepatu, dan sebagainya. Cara permainnannya sebagai berikut:

(a). Peserta berhitung masing-masing satu sampai tiga untuk mendapatkan 3

kelompok (dapat disesuaikan dengan jumlah peserta yang ada)

(b). Setelah terbentuk tiga kelompok (atau yang diharapkan), peserta berbaris lurus

ke belakang dalam kelompoknya

(c). Setelah itu, pembimbing meminta peserta membuat barisan sesuai urutan

panjangnya rambut, jadi yang rambutnya paling panjang berada di depan dan

yang paling pendek di belakang (diberi waktu beberapa menit)

(d). Setelah waktu habis, pembimbing menilai masing-masing kelompok

(e). Demikian seterusnya dengan beberapa permintaan, seperti: mancung-

mancungan hidung, besar-besaran ukuran sepatu, tinggi-tinggian badan, dan

sebagainya.

Page 180: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

162

Setelah permainan selesai, masing-masing diberi kesempatan mengungkapkan

perasaan selama bermain.

(a). Bagaimana perasaan Anda ketika dan sesudah bermain?

(b). Apa makna yang Anda dapatkan dari permainan tadi?

Peserta diberi waktu beberapa menit untuk menggali pengalaman selama

bermain tadi dan mempersiapkan diri untuk mengungkapkan perasaannya.

Setelah beberapa peserta mengungkapkan perasaannya, pembimbing

menyudahi dan memberikan kesimpulan, sebagai berikut:

“Permainan tadi saya rasa menarik, karena kita masing-masing pasti akan

terbuka mengatakan yang menjadi jawaban dari permintaan. Jarang sekali kita

bertanya atau mengatakan kepada orang tentang diri kita, walaupun dalam

permainan tadi masih secara fisik, tetapi itu dapat menjadi awal kita mau terbuka

terhadap perasaan kita baik kepada orang lain maupun diri sendiri. Demikian juga

ketika kita tadi saling memperhatikan dan mempersilakan diri untuk diperhatikan,

hal itu menunjukkan bahwa kita bersedia dikoreksi demi kebaikan kita dan kita

pun mengoreksi dan memberikan saran kepada sesama sesuai dengan kebenaran,

seperti tadi setelah mengukur panjang rambut dan ternyata rambut teman kita

lebih panjang, kita meintanya untuk berdiri di depan kita dan teman itu pun

menyetujuinya karena memang sudah jelas. Baiklah, semoga dengan permainan

ini, kita menjadi lebih terbuka dan pengalaman keterbukaan ini akan kita olah lagi

dalam session berikutnya, terimakasih”.

Page 181: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

163

(2). Sharing Pengalaman Keterbukaan

Peserta diminta untuk mensharingkan pengalamannya terbuka dengan orang

lain, seperti ketika ada hal mengganjal dalam hatinya tentang seseorang, ada

keberanian untuk mengungkapkannya pada orang tersebut.

(a). Bagaimana pengalaman Anda ketika memendam rasa kepada seseorang

kemudian mengungkapkannya pada orang tersebut?

(b). Bagaimana perasaan Anda setelah mengungkapkan perasaan tersebut?

(c). Bagaimana akibat dari pengungkapan perasaan Anda tersebut?

Peserta mensharingkan dalam kelompok besar. Setelah beberapa waktu yang

ditentukan selesai, pembimbing memberikan kesimpulan dan peneguhan. Intinya

ingin mengatakan bahwa memang menyakitkan ketika memendam perasaan

tentang orang lain dan ketika mau mengungkapkan hal itu pasti ragu atau takut,

tetapi ketika sudah dapat menerima dan mampu mengungkapkannya pasti akan

terasa lebih ringan.

(3). Pengenalan Diri Dan Orang Lain

Pembimbing memberikan uraian materi tentang pengenalan diri dan orang

lain, sebagai berikut:

“Kita seringkali tidak menyadari keadaan diri kita sendiri, apa sebenarnya

yang kita inginkan atau ingin kita lakukan. Diri sendiri saja kadang kurang kita

kenal, apalagi orang lain. Kita akan mengalami kesulitan mengenal orang lain,

apabila kita tidak mau terbuka memperkenalkan diri kepada orang lain. Paling

tidak, ketika orang lain mengetahui tentang kita, mereka menjadi berkeinginan

Page 182: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

164

pula membuka diri bagi kita. Atau paling tidak lebih mengerti tentang apa yang

kita inginkan atau tidak kita inginkan. Terbuka menjadi salah satu kunci dari

komunikasi, meskipun masih ada kunci lainnya seperti jujur dan percaya.

Komunikasi bukan banyak berbicara, berupa tanya jawab atau saling memberi

informasi, melainkan lebih dari itu. Komunikasi itu berarti kesalingan ungkapan

sehingga apa yang dirasakannya dapat disalurkan kepada orang lain. Dengan

komunikasi yang baik itu, dapat tercipta hubungan kasih yang baik pula sekaligus

dapat pula melestarikannya. Komunikasi yang mendalam menjadi awal dua

pribadi atau lebih, semakin erat dan saling merasakan menjadi bagian. Dalam arti

relasinya bukan sekedar saling mengenal secara fisik, melainkan sampai pada

saling mengerti satu dengan lainnya”.

4). Pertemuan Keempat

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Renungan Malam

(2). Tujuan Pertemuan : Merefleksikan pengalaman seharian dan materi yang telah

diterima dalam rekoleksi sehingga siap membangun niat

tobat untuk hari yang akan datang

(3). Peserta : Calon Baptis

(4). Tempat : Wisma di Kaliurang

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 21.00-21.30 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Sabtu pertama Bulan Februari

Page 183: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

165

b). Pemikiran Dasar

Katekumen sebagai peserta rekoleksi telah beberapa jam mengikuti jalannya

rekoleksi. Materi yang diberikan melalui berbagai metode diharapkan dapat

dipahami oleh peserta. Pertemuan pada hari ini akan selesai dan peserta akan

dipersilakan tidur.

Sebelum tidur, peserta diajak untuk merefleksikan keberadaan dirinya,

peristiwa yang dialaminya sehari ini, secara khusus selama rekoleksi. Maka

diperlukan saat yang tenang untuk bersama-sama berefleksi.

Saat itu dapat dilakukan renungan malam bersama, dengan demikian ada

waktu bersama-sama dan peserta dapat hening dan merefleksikan pengalaman

tersebut.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Pengantar

Saudara-saudara, kita telah menyelesaikan pertemuan dalam rekoleksi pada

hari ini. Sebentar lagi kita akan istirahat, tetapi sebelum kita lelap, kita bersama-

sama akan merenungkan dan bersyukur atas hari indah yang diberikan Tuhan

kepada kita. Mari kita awali pujian kita dengan bernyanyi “Terimakasih ya

Tuhan” (KE. 32)

(2). Tanda Salib

(3). Doa Pembuka

Terimakasih Tuhan, telah Kau beri kami kesehatan sampai malam ini. Kami

hendak memuji-Mu dan bersyukur atas kuasa-Mu yang melimpah dan boleh kami

Page 184: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

166

alami. Kami yang penuh dosa ini telah Kau angkat, kami mohon pengampunan

dari-Mu karena tanpa-Mu kami bukanlah apa-apa. Saya mengaku.......

(4). Bacaan: Mazmur 136: 1-26 “Kasih Setia Allah Kepada Orang Israel”

(Dikidungkan bergantian antara laki- laki dan perempuan)

(5). Lagu: Karena Aku Kau Cinta (Terlampir)

(6). Hening

Pada saat hening, peserta diperdengarkan alunan dan lagu berjudul “Hero”

dari Mariah Carey, tetapi sebelumnya diberitahu arti dari lagu tersebut.

(Terlampir)

(7). Renungan

Saudara-saudari terkasih, mari kita mengingat dan merenungkan pengalaman

hidup kita. Kita dapat mulai merenungkan apa yang kita alami hari ini, mulai dari

bangun tidur sampai kita duduk bersama di tempat ini. Apa yang kita rasakan

ketika bangun tidur tadi pagi? Kita masih bisa bernafas, bisa merasakan hangatnya

sinar mentari dan angin sepoi-sepoi. Allah sungguh maha setia dan kasih-Nya

tiada berkesudahan, Dia senantiasa bersama dan menaungi kita. Kita masih bisa

bertemu dan bertegur sapa dengan orang lain, merasakan sapaan dan senyum

orang-orang yang mendamaikan hati kita. Apabila Allah tidak lagi mencintai kita,

kehidupan pun akan berakhir dan manusia serta segala ciptaan lainnya akan

musnah. Tidak ada lagi senyum yang menyejukkan di hari-hari kehidupan kita.

Semenjak nenek moyang kita hingga sekarang, Allah senantiasa menjaga. Adakah

pengalaman yang berkesan bagi kita hari ini? Pengalaman menyenangkan kah?

Menyedihkan? Atau pengalaman yang membingungkan bagi kita, mau dibawa

Page 185: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

167

kemana hidup kita? Dalam pengalaman hidup kita, baik yang menyenangkan

maupun yang menyedihkan, Allah hadir dan siap menopang kita. Ketika kita

mengakui bahwa Allah lah yang diimani, maka sikap pasrah dan percaya pun

harus dimiliki. Yesus yang datang ke dunia secara nyata dan hidup bersama

manusia meneladankan banyak sikap dan cara hidup, dan kita yang mengaku

ingin menjadi pengikut-Nya pun harus meneladani itu. Kita bersyukur, perjalanan

kita menuju tempat ini berjalan dengan lancar. Kita masih diberi keselamatan dan

kesehatan sehingga boleh bertemu teman-teman lainnya di tempat ini. Kita

bersyukur karena sampai saat ini pula masih diberi kekuatan sehingga dapat

duduk dan mengucap syukur. Kepada Dialah kita beryukur, memuliakan, dan

memohon atas kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di surga.

(8). Doa Permohonan

Tuhan Yesus, Engkau memanggil kami dan pasti merencanakan hal yang

indah bagi kami, tetapi kami sering merasa takut dan belum siap menyelesaikan

segala perkara kami. Kami ingin menyampaikan permohonan kami. Silakan bagi

yang ingin menyampaikan doa permohonan secara spontan. (Ada waktu beberapa

menit bagi peserta yang ingin menyempaikan permohonannya). Demikian

permohonan yang kami haturkan kepada-Mu, kami yakin bahwa Engkau Maha

Tahu, demikian juga atas permohonan yang belum sempat kami ungkapkan.

Semoga semua yang terbaik dan berasal dari-Mu dapat kami rasakan sehingga

hidup kami pun terasa membahagiakan.

Page 186: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

168

(9). Penutup

Tuhan Yesus, kami bersyukur atas hari ini. Kesempatan yang Kau berikan

sangat berharga, khususnya dengan diizinkannya kami mengalami rekoleksi ini.

Kegiatan kami masih terus berlanjut sampai besok siang, kami mohon

pendampingan-Mu dan rahmat kesehatan, semoga kami dapat mengikuti proses

rekoleksi dengan maksimal. Saat ini, kami ingin beristirahat. Kami mohon

pendampingan-Mu dalam istirahat kami semoga ketenanganlah yang kami

rasakan dan besok pagi dapat bangun kembali dengan segar dan siap mengikuti

proses rekoleksi. Kemuliaan...

(10). Tanda Salib

5). Pertemuan Kelima

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Bangun-Olahraga Bersama

(2). Tujuan Pertemuan : Calon baptis dan Pembimbing memulai hari dengan

semangat dan siap mengikuti acara selanjutnya

(3). Peserta : Calon Baptis

(4). Tempat : Wisma di Kaliurang

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 05.30-06.30 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Minggu pertama Bulan Februari

Page 187: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

169

b). Pemikiran Dasar

Setelah melewati istirahat malam, peserta bangun dengan perasaan tenang dan

badan yang segar. Kesempatan ini dipergunakan untuk berolahraga bersama.

Dalam keadaan badan yang belum mandi, pambimbing memutarkan kaset lagu

dan tari “Poco-Poco”. Dengan aktivitas ini, diharapkan peserta dan pendamping

dapat lebih segar dan semangat serta siap mengikuti proses rekoleksi sampai

selesai.

c). Proses Pelaksanaan

Gerakan tari dipimpin oleh Tim (Tim pembimbing diharapkan siap

sebelumnya dengan gerakan yang akan dipergunakan).

6). Pertemuan Keenam

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Mengenal Lebih Mendalam

(2). Tujuan Pertemuan : Calon baptis semakin mengenal keadaan diri sendiri dan

orang lain

(3). Peserta : Calon Baptis

(4). Tempat : Wisma di Kaliurang

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 07.30-08.30 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Minggu pertama Bulan Februari

Page 188: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

170

b). Pemikiran Dasar

Peserta mulai dari pertemuan pertama, sudah diajak dan diarahkan untuk mau

membuka hati mengenal diri sendiri dan orang lain. Keterbukaan menjadi kunci

komunikasi, walaupun masih ada kunci lainnya seperti jujur dan percaya.

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang mengena dan dua arah,

sehingga baik dua orang maupun lebih yang berkomunikasi dapat saling

memahami dan menciptakan suasana yang akrab.

Peserta dapat diajak kembali untuk lebih mengenal secara mendalam, baik diri

sendiri maupun orang lain, baik secara fisik maupun secara batin. Dengan

mengenal lebih mendalam, diharapkan peserta dapat semakin mengenal dan

terciptalah hubungan layaknya keluarga, walaupun sebenarnya memang satu

keluarga, yakni keluarga Yesus.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Lagu “Semua Karena Cinta” (Terlampir)

Pembimbing mengajak peserta untuk bernyanyi. Setelah selesai, pembimbing

memberikan sedikit peneguhan bahwa:

“Kita semua adalah orang-orang yang terpilih, karena masih bisa duduk

dengan tenang di sini dan menerima pembinaan untuk merasakan kasih Tuhan.

Semua karena cinta-Nya yang Dia berikan dan dapat kita rasakan. Hal berharga

yang diberikan-Nya dan paling nyata kita rasakan ialah udara yang masih bisa kita

hirup. Demikian juga alat pernafasan kita yang masih berfungsi dengan baik

Page 189: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

171

sehingga kita masih bisa, secara gratis menikmati udara tersebut, bukankah kita

seharusnya bersyukur atas semuanya itu”.

(2). Permainan “Surat Cinta Untuk Kekasih”

Pembimbing mengajak peserta untuk bermain dengan cara sebagai berikut:

(a). Pembimbing meminta peserta (atau pembimbing sendiri yang melakukan)

mencari pasangan (kalau bisa laki- laki dan perempuan)

(b). Setelah semua mendapat pasangan (apabila peserta ganjil, pembimbing dapat

menjadi pasangannya), peserta diminta berhadap-hadapan dengan

pasangannya dan saling memandang, pembimbing memberikan kertas yang

berisi kalimat buatan pembimbing sendiri (Terlampir)

(c). Kalimat itu seperti halnya surat kepada seorang kekasih/sahabat, tetapi ada

kata-kata yang dihilangkan dan menjadi tugas peserta untuk

mengisi/melengkapi kata-kata yang hilang tersebut

(d). Peserta mengisi titik-titik sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada

pasangannya.

(e). Setelah semua peserta mengungkapkan apa yang dilihat dari pasangannya,

pembimbing meminta beberapa dari mereka membacakan surat itu

(f). Surat tersebut diberikan kepada pasangannya

Pembimbing meminta peserta untuk mengungkapkan apa yang dirasakan atau

berkesan dari permainan tadi. Inti permainan ingin mengajak peserta

memperhatikan orang lain, paling tidak secara fisik.

Page 190: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

172

(3). Jendela Johari

Pembimbing menjelaskan materi “Jendela Johari”:

“Ada hal-hal dalam diri kita yang kita tidak tahu, demikian juga orang lain

tidak mengetahui tentang kita. Ada pula yang kita tidak tahu akan diri kita, tetapi

orang lain mengetahui. Terkadang kita juga tidak tahu tentang diri kita, tetapi

malah diketahui oleh orang lain. Ada banyak cara untuk memahami diri dengan

maksud untuk menjernihkan dan memperkembangkan diri. Keadaan paham-diri di

sini perlu mengarah ke makin luasnya bidang hati, batin, pikiran, ataupun sikap

yang disebut “terbuka”. Makin luas bidang atau daerah yang “terbuka” ini, makin

mudah pula orang menjernihkan dan memperkembangkan diri.

TERBUKA Saya tahu, orang lain tahu

BUTA Saya tidak tahu, orang lain tahu

TERTUTUP Saya tahu, orang lain tidak tahu

GELAP Saya tidak tahu, orang lain tidak tahu

Bidang yang “terbuka” merupakan bidang yang Anda ketahui dan yang

diketahui oleh pihak lain. Bidang ini merupakan bidang yang telah terbuka dan

dibuat terbuka. Bidang yang “tertutup” merupakan bidang yang Anda ketahui,

tetapi tidak diketahui pihak lain. Bidang yang “tertutup” dapat menjadi terbuka,

jika Anda “membukanya”, misalnya rahasia; mengakuinya, misalnya kesalahan;

dan membagikannya, misalnya isi hati. Apabila terdapat kesalahan atau dosa, kita

dapat mengakuinya di hadapan Tuhan dan Gereja Katolik mengakui Sakramen

Tobat dimana kita bisa mengakukan dosa kita dengan perantaraan Romo. Bidang

yang “buta” merupakan bidang yang diketahui oleh pihak atau orang lain, tetapi

tidak Anda ketahui. Bidang ini dapat menjadi bidang yang “terbuka” jika Anda

Page 191: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

173

bertanya atau meminta pendapat orang lain, misalnya cacat kita, kekurangan kita,

dan arah hidup kita. Bidang yang “gelap” merupakan bidang yang tidak Anda

ketahui dan juga tidak diketahui pihak atau orang lain. Bidang gelap ini dapat

menjadi “terbuka” jika terbukakan, tanpa kita sengaja dan rencanakan. Dalam

hidup iman, dapat diistilahkan dengan “diwahyukan”, maka perlunya berdoa salah

satunya ialah untuk mohon rahmat “terang” sehingga kita dapat mengetahui

kedalaman diri kita, kekurangan dan kelebihannya serta mengontrol semuanya itu.

Memang paling baik adalah saya tahu dan orang lain pun tahu, karena sama

halnya dengan terbuka dan dapat mengarah pada kesalingmengertian. Meskipun

demikian seringkali kita menyimpan rahasia sehingga orang lain tidak tahu atau

tidak ingin mereka tahu, yang disebut rahasia kita. Memang sebagai manusia,

memiliki rahasia adalah hal yang wajar, tetapi apabila semua yang terjadi pada

kita dirahasiakan maka orang lain tidak akan mengenal kita segara lebih

mendalam. Kita juga tidak selalu mengetahui tentang diri kita, tetapi aneh karena

terkadang orang lain malah tahu tentang kita. Ketidaktahuan kita akan diri kita

terkadang juga tidak diketahui oleh orang lain, yang dapat dikatakan “buta”

karena semua orang tidak tahu apa yang terjadi. Dalam hal ini perlu ada waktu

untuk berefleksi agar mendapat pencerahan akan apa yang baik dan harus kita

lakukan, demikian juga diupayakan agar orang lain pun mengetahui dan

mengontohnya. Apabila kita sudah tahu hal negatif dan positif yang ada dalam diri

kita, kita dapat mengupayakan tindak lanjutnya. Dengan mengetahui hal positif

kita, dapat dikembangkan sehingga apa yang kita lakukan lebih bersifat positif

dan akan berkurang kesempatan kita melakukan hal-hal negatif”.

Page 192: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

174

Setelah uraian materi tersebut, pembimbing mengajak peserta

“mempraktekkan” teori “Jendela Johari” yang telah dibahas.

(a). Pembimbing membagi peserta menjadi dua kelompok yang berganggotakan

sama (apabila peserta ganjil, pembimbing melengkapi)

(b). Dua kelompok tersebut membuat dua lingkaran, satu lingkaran lebih kecil dan

berdiri di dalam lingkaran kelompok satunya yang lebih besar

(c). Pembimbing memberikan petunjuk bahwa: “Akan ada musik yang

diperdengarkan, pada saat itu peserta bersama teman lainnya dalam kelompok

berjalan berputar. Putaran kedua kelompok berbeda, salah satu ke arah keri

dan kelompok satunya ke arah kanan. Di saat tertentu ketika semua sedang

berjalan berputar, musik akan dihentikan dan kedua kelompok berhadap-

hadapan. Masing-masing akan menemukan teman dari kelompok lain yang

ada di depannya dan dialah yang akan menjadi pasangannya. Bersama

pasangan masing-masing, dipersilakan mengungkapkan penilaian (baik positif

maupun negatif) terhadap pasangannya (fisik dan sikap) dari hasil pengamatan

atau perjumpaan mulai dari pertama bertemu. Setelah beberapa waktu yang

ditentukan, semuanya kembali dalam lingkaran dan melakukan hal yang sama

selaam beberapa kali (diusahakan jangan sampai ada pasangan yang sama

untuk kedua kalinya).

Setelah tindakan tersebut selesai, semua berkumpul dan pembimbing

memberikan peneguhan, bahwa: “Ketika tadi kita mendapat penilaian dari teman,

mungkin ada yang sebelumnya sudah diketahui, tetapi ada juga yang belum

Page 193: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

175

diketahui sebelumnya dan “ternyata saya demikian”. Dengan mengetahui hal yang

positif dan negatif diharapkan kita lebih siap dalam bertindak selanjutnya. Hal

negatif yang kita miliki dan diketahui dapat sedikit demi sedikit kita kikis,

sedangkan dengan mengetahui hal yang positif dari kita, dapat kita kembangkan

lagi sehingga diupayakan semuanya menjadi positif”.

7). Pertemuan Ketujuh

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Bersyukur Lewat Doa

(2). Tujuan Pertemuan : Calon baptis semakin memahami makna doa dan

termotivasi untuk selalu berdoa baik pribadi maupun

bersama umat lainnya

(3). Peserta : Calon Baptis

(4). Tempat : Wisma di Kaliurang

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 08.30-11.00 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Minggu pertama Bulan Februari

b). Pemikiran Dasar

Katekumen memang sedang belajar mengenal Gereja dan apa yang harus

diupayakan. Tindakan nyata perlu dilakukan apabila mereka menyatakan diri

beriman terhadap Yesus Kristus. Kedekatan dengan Yesus Kristus dapat terjadi

bersama orang lain yang sama-sama melakukan tindakan sesuai teladan-Nya.

Page 194: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

176

Selain bersama umat lainnya, mendekatkan diri dengan Tuhan dalam

permenungan dapat dilakukan dengan bentuk doa, baik secara pribadi maupun

bersama orang lain.

Berdoa bukanlah paksaan dari Tuhan, melainkan kerelaan dan niat masing-

masing orang. Berdoa pribadi dapat dilakukan di mana saja dengan ketentuan

sesuai diajarkan oleh Yesus sendiri. Berdoa merupakan cara mengungkapkan apa

yang dirasakan kepada Tuhan, maka tidak ada paksaan untuk melakukannya.

Meskipun tidak ada paksaan, umat Tuhan yang mengaku beriman kepada-

Nya, diharapkan menyediakan waktu untuk berdoa. Dampak doa bermacam-

macam dan biasanya sesuai dengan perasaan dan pengalaman masing-masing

orang.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Doa Pribadi dan Bersama

Pembimbing bertanya kepada peserta dan peserta diminta menjawab secara

spontan, sebaga i berikut:

(a). Apakah sebagai orang beriman dan beragama, berdoa itu penting? Mengapa?

(b). Apa hasil yang didapatkan jika berdoa?

(c). Bagaimana atau apa dampaknya jika tidak pernah berdoa?

Setelah beberapa waktu dan beberapa peserta menjawab, pembimbing

memberikan kesimpulan dari jawab peserta, kemudian menyampaikan uraian

materi sebagai berikut:

Page 195: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

177

“Berdoa dapat dilakukan secara pribadi dan bersama. Doa pribadi dilakukan

seorang diri dalam situasi apapun sesuai dengan keinginannya. Berdoa pribadi

baik dilakukan dalam ruangan tertutup seperti yang diajarkan oleh Yesus.

Meskipun di tempat terbuka pun kita bisa melakukannya, tidak mengapa apabila

tidak berlebihan dan terlalu mengundang perhatian banyak orang, seperti ketika

membeli makan di warung dapat berdoa sebelum memulai dan selesai makan.

Berdoa pribadi dapat menggunakan kata-kata sesuai keinginan sendiri karena itu

merupakan peristiwa khusus yakni komunikasi antara seseorang dengan Tuhan.

Berdoa yang dilakukan bersama-sama memang merupakan ungkapan seseorang

bersama Tuhan, tetapi perlu disiapkan secara khusus. Persiapan ini bertujuan

teknis, yakni agar umat yang melakukan doa bersama lebih memahami arah doa,

yang berbeda dengan doa pribadi yang pasti dimengerti oleh masing-masing orang

yang berdoa. Dampak berdoa bermacam-macam, meskipun sebenarnya sesuai

dengan pengalaman masing-masing pribadi. Ada orang yang biasa saja meskipun

tidak berdoa, tetapi ada pula orang yang merasa jika tidak berdoa hidupnya tidak

tenang atau bahkan sering mendapat musibah. Akibat yang bermacam-macam

dirasakan dan dinilai oleh masing-masing orang, tetapi yang pasti doa sama

halnya kita bersyukur atas kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita. Syukur

tersebut dapat diungkapkan sendiri, dapat pula diungkapkan secara bersama-sama

dengan orang lain”.

Page 196: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

178

(2). Uraian Materi Cara Berdoa (Terlampir)

Sebelum kita mulai menyusun doa secara pribadi, saya akan memberikan

uraian materi tentang cara berdoa. Cara ini dapat digunakan baik di tempat ini

maupun di rumah. Cara ini tidaklah baku, maka bagi kita semua yang memiliki

cara yang lebih membantu dan baik, dapat pula digunakan atau menggabungkan

dengan cara yang akan disampaikan.

(3). Doa Calon Baptis

Setelah diuraikan cara berdoa, pembimbing meminta peserta untuk menyusun

doa pribadi dan bersama dengan tema yang bebas, serta menyempatkan diri

berdoa secara pribadi.

(a). Susunlah doa, yang merupakan ungkapan syukur atas peristiwa hidup yang

Anda alami!

(b). Susunlah doa atas pengalaman yang dirasakan bersama orang lain!

Setelah memberitahukan apa yang harus dilakukan peserta, pembimbing

meminta masing-masing peserta berdoa secara pribadi. Sedangkan doa yang

termasuk doa bersama, dapat diungkapkan pada saat Ibadat Sabda di akhir

pertemuan rekoleksi, yakni pada saat “Doa Umat”.

8). Pertemuan Kedelapan

a). Identitas Pertemuan

(1). Judul Pertemuan : Waktu Untuk Berkomunikasi Dengan Tuhan

Page 197: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

179

(2). Tujuan Pertemuan : Calon baptis semakin menghargai waktu dan bersedia

menyediakan waktu untuk Tuhan

(3). Peserta : Calon Baptis

(4). Tempat : Wisma di Kaliurang

(5). Pelaksana : Pembimbing Katekumen

(6). Waktu : Pkl. 11.15-12.30 WIB

(7). Hari/Tanggal : Hari Minggu pertama Bulan Februari

b). Pemikiran Dasar

Mungkin ada beberapa dari peserta rekoleksi yang tidak pernah berdoa, karena

karena tidak ada waktu, malas, atau karena bingung bagaimana cara berdoa.

Pertemuan sebelumnya mengajarkan dan mengajak peserta untuk menyusun dan

membiasakan diri berdoa, mengucap syukur atas karunia-Nya. Berdoa bukan

paksaan melainkan kebebasan dan manusia perlu menyadarinya sehingga mau

menyediakan waktu untuk berdoa. Tuhan sebagai yang dituju ketika orang berdoa,

tidak berdampak apa-apa atas doa manusia. Dengan manusia berdoa, Tuhan tidak

semakin bertambah besar ataupun Agung karena Tuhan sudah Maha segalanya.

Dengan demikian sebenarnya doa bukan untuk Tuhan, melainkan untuk manusia

sendiri.

Menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan Tuhan sebenarnya adalah

kebutuhan manusia karena ia membutuhkan kekuatan dan keberanian untuk

mengatasi segala masalah dalam hidupnya. Banyak orang merasa terlalu sibuk

sehingga “rasanya” tidak ada waktu untuk berdoa. Sikap pasrah yang terbentuk

Page 198: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

180

melalui doa akan semakin menguatkan dan meyakinkan bahwa “Segala perkara

yang dimulai oleh Tuhan, akan diselesaikan pula oleh-Nya”. Kesibukan seseorang

menunjukkan kurangnya rasa pasrah sehingga dengan sekuat tenaga dan seluruh

waktu digunakan untuk mengerjakan tugas-tugasnya.

Matius 6: 25-34 mengingatkan untuk tidak kuatir akan rejeki yang dibutuhkan.

Peringatan tersebut diungkapkan langsung oleh Yesus yang juga menyatakan rasa

percaya-Nya akan Allah karena merasa Diri-Nya sebagai Putera Allah yang diutus

ke dunia. Selama hidup-Nya di dunia, Yesus tidak pernah meratapi hidup yang

mengarah pada kematian dengan cara yang mengerikan. Memang Yesus pernah

merasa takut, sebelum menjalani masa penderitaan disiksa dan dihianati manusia

hingga akhirnya disalibkan, tetapi Yesus tetap pasrah dan menyerahkan semua

kepada kehendak Tuhan serta yakin bahwa apa yang direncanakan Tuhan ini

sangat “sempurna” yakni demi keselamatan dunia. Tentang Yesus ini dapat

menjadi teladan manusia lainnya untuk tetap mempercayakan semua kepada

Tuhan. Yesus mengingatkan dan membesarkan hati manusia yang merasa putus

asa ataupun dirundung kesedihan karena memikirkan hidupnya sekarang dan yang

akan datang. Manusia yang adalah ciptaan paling baik daripada ciptaan Tuhan

lainnya, pasti akan senantiasa disertai dan diberikan kebahagiaan dalam hidup.

c). Proses Pelaksanaan

(1). Bernyanyi “Pagi Berseri” (Terlampir)

Pembimbing mengajak peserta bernyanyi dan mencari maknanya :

Page 199: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

181

“Syair lagu menggambarkan ketenangan dan sikap pasrah kepada Tuhan.

Tidak ada rasa kuatir sebagai manusia atas apa yang akan terjadi di masa

mendatang. Diumpamakan ada burung pipit dan bunga bakung yang adalah

ciptaan Tuhan, mereka diberikan banyak hal kasih dan keindahan. Manusia juga

ciptaan Tuhan, bahkan diciptakan secara khusus, mengapa kita harus kuatir?

Ciptaan lainnya pun diberikan hal-hal yang baik oleh Tuhan, terlebih diri kita

yang diciptakan menjaga dan menjadi pemilih ciptaan Tuhan lainnya”.

(2). Pendalaman Kitab Suci

Pembimbing membagikan teks Kitab Suci dari Matius 6: 25-34 “Hal

Kekuatiran” dan dibacakan bersama-sama secara bergantian antara laki- laki dan

perempuan. Setelah selesai membaca, pembimbing meminta peserta hening

sejenak dan membaca sendiri dalam hati, kemudian memberikan pertanyaan

refleksi sebagai berikut:

(a). Dari bacaan tadi, ayat manakah yang berkesan bagi Anda? Mengapa?

(b). Apa makna yang Anda dapat dari bacaan?

(c). Adakah pengalaman yang mengena setelah mendalami bacaan tadi?

Setelah beberapa menit diberikan kepada peserta untuk merenungkan

jawabannya, pembimbing mempersilakan beberapa peserta mengungkapkan buah

refleksinya. Setelah dirasa cukup, pembimbing memberikan kesimpulan dan

peneguhan yang pada intinya ialah sebagai berikut:

Page 200: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

182

“Lukas 12: 22-31 mengungkapkan sabda Yesus yang mengingatkan banyak

orang untuk tidak kuatir akan rejeki dalam hidupanya. Dalam perikop ini terdapat

kalimat “Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih

penting dari pada pakaian?” Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang

sering diupayakan manus ia di dunia sebenarnya bukanlah yang terpenting.

Memang benda-benda dan rasa senang itu perlu juga ada demi kelangsungan

hidup manusia secara normal dan sama dengan manusia pada umumnya, tetapi

kalimat “hidup itu lebih penting” mempertegas bahwa selain hal lainnya, seperti

makanan dan pakaian, yang perlu diupayakan sungguh-sungguh ialah

mempersiapkan diri untuk menerima kebahagiaan surgawi bersama Yesus Tuhan.

Perikop ini berupa ucapan Yesus yang penuh makna dan mengingatkan banyak

orang untuk berpasrah kepada Allah Bapa. Usaha yang dilakukan manusia

memang penting untuk hidup yang lebih baik, tetapi lebih ditekankan pentingnya

menyerahkan semuanya kepada tangan kasih Allah. Seringkali orang memilih

melakukan hal yang menyenangkan atau menghasilkan. Yang lebih sering adalah

menghasilkan secara fisik atau kelihatan tanpa memikirkan apa dampaknya lebih

lanjut. Orang terlalu kuatir akan hidupnya yang akan datang dikarenakan

kurangnya kepercayaan akan campur tangan Tuhan. Padahal Yesus sendiri

mengajarkan untuk tidak kuatir, semua sudah diatur oleh Bapa. Tidak hanya

manusia, makhluk lain ciptaan-Nya pun diberi ketenangan dan kebahagiaan

apalagi manusia tentunya yang secara khusus diciptakan dengan banyak

kelebihan. Yesus membandingkan manusia dengan ciptaan Allah yang lain,

seperti tumbuhan dan binatang berupa burung yang diciptakan untuk dikuasai

Page 201: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

183

manusia. Gambaran ini semakin menegaskan kasih Allah bagi manusia, dimana

yang secara khusus diciptakan, melebihi ciptaan lainnya. Maka, kalau ciptaan lain

pun dilindungi, apalagi manusia? Bacaan ini apabila dibaca dengan lebih seksama,

darinya akan ditemukan makna yang membuat manusia bersuka cita, tetapi bukan

berarti lalu menyerahkan semua begitu saja kepada Allah, manusia pun harus

berusaha seturut dengan kehendak-Nya”.

(3). Bermain “Prioritas Hidup”

Pembimbing mengajak peserta bermain dengan cara sebagai berikut:

(a). Peserta diminta mempersiapkan pena dan kertas

(b). Pembimbing meminta peserta memilih tindakan mana yang dilakukan terlebih

dahulu dan selanjutnya atas peristiwa yang terjadi

(c). Diumpamakan peserta berada sendiri dalam rumah, kemudian hujan tampak

turun dari langit, di jemuran masih ada baju yang dijemur, padahal pada waktu

bersamaan, anaknya yang masih bayi menangis, terdengar telepon berdering,

kran di kamar mandi rusak dan bocor sehingga air mengalir dengan deras, dan

terdengar pintu depan rumah diketuk. Diharapkan peserta mencatat peristiwa-

peristiwa yang sedang terjadi tersebut

(d). Setelah perumpamaan tersebut disampaikan dan peserta mencatat semua

peristiwanya, diminta untuk mengurutkan mana yang terlebih dahulu

dikerjakan

(e). Setelah semua peserta selesai memilih dan mengurutkan tindakan yang

dilakukan, diminta beberapa peserta membacakannya

Page 202: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

184

(f). Setelah itu, pembimbing memberitahukan arti dari setiap peristiwa yang harus

dilakukan tersebut. “Bayi menangis sama dengan urusan keluarga, tamu yang

memencet bel sama dengan urusan sosial (dengan orang lain), telepon

berdering sama dengan urusan pekerjaan atau karir, kran yang rusak sama

dengan urusan keuangan, dan baju di jemuran sama dengan kehidupan

pribadi”

(g). Setelah pembimbing menyampaikan arti tersebut, dipersilakan peserta yang

mau, merubah pilihan tindakannya.

Setelah permainan selesai, pembimbing meminta satu atau dua peserta

mengungkapkan perasaan dan makna yang didapat dari permainan tadi. Setelah

itu pembimbing memberikan kesimpulan dan peneguhan, yang pada intinya

adalah sebagai berikut:

“Pilihan dalam hidup bermacam-macam dan menjadi kebebasan manusia

untuk menentukan mana yang akan diambil. Meskipun tidak jarang, manusia

merasa kebingungan mana yang harusnya dipilih, sehingga sering pula mengalami

salah memilih. Pilihan yang bijak ialah pilihan yang mendatangkan kebahagiaan

yang bukan hanya rasa senang dan puas diri. Untuk itu diperlukan latihan-latihan

dan banyak pengalaman yang menuntut kita memilih yang baik hingga sampai

pada pilihan yang bijaksana”.

Page 203: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

185

(4). Bernyanyi: “Sediakan Waktu Untuk…” (Terlampir)

Pembimbing mengajak peserta menyanyikan lagu “Sediakan Waktu Untuk...”,

di mana kalimat dalam lagu tersebut sangat sesuai untuk membawa peserta

memikirkan apa yang baik untuk dilakukan dan menyediakan waktu untuk hal-hal

yang berguna. Secara khusus peserta diarahkan untuk menyediakan waktu

berkomunikasi dengan Tuhan.

9). Pertemuan Kesembilan

a). Ibadat Sabda

Tujuan Pertemuan : Calon baptis semakin merasa yakin akan imannya

terhadap Yesus Kristus serta siap menjalankan konsekuensi

sebagai orang Katolik

Peserta : Calon Baptis

Tempat : Wisma di Kaliurang

Pelaksana : Pembimbing Katekumen

Waktu : Pkl. 12.30-13.30 WIB

Hari/Tanggal : Hari Minggu pertama Bulan Februari

Pemikiran Dasar :

Rekoleksi sudah hampir berakhir dan peserta akan memasuki masa persiapan

akhir sebelum menerima Sakramen Baptis. Materi dalam rekoleksi menegaskan

banyak hal, salah satunya ialah konsekuensi menjadi orang Katolik yang bukan

hanya menyenangkan tetapi ada pula yang sulit untuk dilaksanakan. Dalam

Page 204: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

186

bacaan pertama yang diambil dari Kitab Ulangan 11: 1-4, diberikan pula contoh

yang tampak mudah untuk dilakukan tetapi pada kenyataannya, jarang orang

melakukan sebagaimana yang terdapat dalam bacaan. Meskipun ada banyak

konsekuensi yang sulit untuk dilakukan, kebersamaan dengan orang lain,

khususnya umat seiman dapat lebih menenangkan dan membantu dapat

penyelesaiannya. Keterbukaan yang mengarahkan pada komunikasi dapat

membawa seseorang semakin dekat dengan orang lain sehingga dapat saling

memahami.

Manusia hidup di dunia saling berdampingan dan berhubungan satu dengan

yang lain sehingga perlu ada komunikasi agar “perkara” dalam hidup dapat

terselesaikan. Bacaan pertama dari Kitab Ulangan 21: 1-4 mengingatkan bahwa

manusia yang hidup bersama manusia lainnya perlu tolong menolong karena

tanpa bertindak bersama-sama, yang ada hanyalah keegoisan dan kebahagiaan pun

tidak akan terwujud. Demikian pula dalam bacaan Injil (Matius 7: 12-14) yang

mengingatkan untuk tidak egois, memang tidak mudah dalam menjalani hidup

dengan mendahulukan kepentingan orang lain, tetapi dengan dapat

membahagiakan orang lain, kebahagiaan pun akan dapat dirasakan seperti dalam

ayat 12, dikatakan bahwa: “Sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat

kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”. Kalimat tersebut memang

menujukkan adanya timbal balik atau hubungan sebab akibat, namun bukan

berarti bahwa tindakan baik yang dilakukan hanya untuk mendapatkan balasan.

Rencana Tuhan memang misteri dan tidak dapat diterka manusia, maka baik atau

buruk balasan yang diterima juga tidak diketahui oleh manusia. Namun yang pasti

Page 205: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

187

bahwa menjadi murid Yesus memang bukan merupakan pilihan yang mudah

karena banyak tantangan di sana dan manusia harus siap menjalaninya.

Kebahagiaan memang tidak mudah didapatkan karena cara yang harus ditempuh

tidaklah mudah. Jika dalam bacaan diberi istilah “jalan” yang menyimbolkan

pengalaman yang harus dijalani dengan segala tawaran dan pilihan. Apabila

memilih dengan tidak bijak, mungkin akan sama dengan salah memilih jalan dan

arah yang dituju pun bukan yang benar dan berkemungkinan akan tidak

membahagiakan.

Ibadat Sabda sebagai penutup pertemuan rekoleksi, mengajak peserta untuk

mendalami dan merefleksikan pengalamannya dan dengan iman menyerahkan

semua pada kehendak Tuhan.

b). Proses Pelaksanaan

(1). Nyanyian Pengantar

Kelana (MB. 160)

(2). Pengantar

P : Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus

U : Amin

P : Semoga iman kita akan Allah semakin tumbuh dengan subur

U : Sekarang dan selama-lamanya

Rekoleksi yang dilakukan ini merupakan rekoleksi terakhir yang diadakan

oleh paroki sebelum katekumen menerima Sakramen Baptis. Setelah kita semua

mengikuti rekoleksi, diharapkan iman kita semakin dalam dan siap menghadapi

Page 206: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

188

konsekuensi sebagai calon orang Katolik, demikian juga setelah dibaptis dan

secara resmi menjadi anggota Gereja. Kita juga mohon bimbingan Tuhan Allah

agar semua diberi kelancaran dalam menjalani hidup dan memutuskan sebuah

pilihan.

(3). Seruan Tobat

P : Kami sering mengorbankan iman akan Engkau. Tuhan kasihanilah kami

U : Tuhan kasihanilah kami

P : Pilihan yang kami rasa mengenakkanlah yang kami dahulukan tanpa kami

sadari bahwa itu merupakan pilihan yang tidak baik. Kristus kasihanilah

kami

U : Kristus kasihanilah kami

P : Konsekuensi menjadi pengikut-Mu yang kami ketahui sering kami abaikan

dan lebih memilih mencari kesenangan sendiri. Tuhan kasihanilah kami

U : Tuhan kasihanilah kami

Semoga Tuhan mengampuni dosa kita dan iman kita semakin kokoh akan

Tuhan Sang Maha segalanya. Dialah Tuhan kita sampai selama-lamanya. Amin.

(4). Doa Pembukaan

Marilah berdoa.

Tuhan Yesus, kami Kau utus di dunia ini untuk berkelana mencari

kebahagiaan yang sebenarnya sudah Engkau persiapkan. Kami mengucap syukur

karena melalui rekoleksi ini Kau bawa kepada pengenalan diri dan orang lain

sehingga secara bersama-sama, kami dapat menghadapi segala rintangan dalam

Page 207: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

189

hidup ini. Kami serahkan semua kepada tangan kasih-Mu, kini dan selamanya.

Amin.

(5). Bacaan I

Ulangan 21: 1-4 “Tentang Tolong-Menolong”

(6). Nyanyian Antar Bacaan

Firman Tuhan Halus Mengundang (MB. 210)

(7). Bacaan Injil

Matius 7: 12-14 “Jalan Yang Benar”

(8). Homili, dengan butir-butir sebagai berikut:

(a). Manusia hidup di dunia tidak sendiri, entah bersama manusia lain maupun

makhluk lain, seperti manusia yang tinggal di hutan sendirian pasti ada

makhluk lainnya, pohon dan binatang

(b). Apabila mengharapkan kebahagiaan baik untuk diri sendiri maupun untuk

orang lain, perlu kerjasama seperti terungkap dalam bacaan pertama

(c). Bacaan dari Injil juga menunjukkan mana jalan yang benar, memang

terkadang sulit untuk dilalui tetapi perlu yakin bahwa kebahagiaan sudah

menanati

(d). Hidup bersama orang lain tidak akan membahagiakan apabila yang ada hanya

keegoisan dan hanya memikirkan enaknya sendiri. Perlu ada keterbukaan hati,

berbagi dan menerima orang lain.

(9). Doa Umat

Page 208: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

190

Tuhan Yesus, kami ingin menghaturkan permohonan bagi hidup kami,

semoga Engkau senatiasa mengabulkan segala permohonan kami ini. Kami

mohon...

Silakan saudara-saudara menyampaikan doa permohonan yang telah disusun

secara pribadi dalam waktu bersamaan tadi. (Diberikan beberapa waktu untuk

peserta menyampaikan doa permohonannya. Waktu ini cukup lama karena ada

kemungkinan semuanya menghaturkan doanya).

Kami bersyukur Engkau senantiasa menaungi kami, membukakan jalan bagi

kami menuju ke kebahagiaan. Semoga berkat kebersamaan kami ini, dapat saling

meneguhkan dan iman kami akan Engkaupun semakin kokoh. Kami serahkan

semuanya ke dalam kuasa kasih-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus dan doa

yang Engkau ajarkan kepada kami. Bapa Kami...

(10). Doa Penutup

Tuhan Yesus, teladan kami, Engkau mengajarkan segala hal yang

mendatangkan kebahagiaan. Meskipun demikian, kami sering meninggalkan cara

yang mendatangkan kebahagiaan tersebut, kami seringkali menolak untuk

mengikuti-Mu dengan banyak alasan. Jarangnya kebersamaan dengan umat-Mu

yang lain sering membuat kami merasa sendiri dan terasa semakin beratlah

tantangan yang harus kami hadapi. Kuatkan hati kami dan bantulah agar iman

kami yang nyata melalui perbuatan kami dapat membawa kami untuk semakin

merasakan kebahagiaan. Engkaulah Tuhan, Sang Penyelamat, dan yang selalu

membawa kami ke dalam kebahagiaan sampai selama-lamanya. Amin.

(11). Nyanyian Penutup: Hati Kudus Yesus (KE. 006)

Page 209: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

191

BAB V

PENUTUP

Bab V menjadi penutup dari seluruh isi skripsi. Dalam penutup diuraikan

kesimpulan dari isi skripsi, saran untuk beberapa pihak yang bersangkutan selama

penulis menyusun skripsi, dan refleksi penulis.

A. Kesimpulan

Penulis telah menyelesaikan penyusunan skripsi dan menguraikan banyak hal

yang diperoleh baik buah pemikiran penulis sendiri, inspirasi dari pihak lain,

kepustakaan, dan hasil dari penelitian yang sengaja dilakukan. Setelah melewati

berbagai proses dalam menyusun skripsi, penulis dapat menyimpulkan sebagai

berikut.

Sakramen Baptis bukan hanya merupakan tanda bahwa seseorang sudah resmi

menjadi orang Katolik, melainkan ada makna yang lebih dalam, yaitu beriman dan

siap menjadi murid Yesus Kristus. Dengan dibaptis, seseorang harus berani

menerima dan menjalankan konsekuensinya sebagai murid Yesus Kristus.

Konsekuensi menjadi anggota Gereja ada yang menyenangkan, tetapi ada pula

yang sulit untuk dilakukan. Sebelum seseorang bersedia menerima Sakramen

Baptis, dalam arti dianggap sudah mampu membuat keputusan atas agama yang

dipilih, perlu ada pembinaan yang bertujuan selain untuk menjernihkan motivasi

juga untuk memberikan pemahaman tentang segala hal yang berkaitan dengan

Page 210: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

192

agama Katolik, salah satunya ialah konsekuensi menjadi orang Katolik atau murid

Yesus tersebut.

Pembinaan yang dialami oleh katekumen diharapkan menambah pemahaman

mereka sehingga mereka pun mampu menjalankan konsekuensi tersebut. Salah

satu konsekuensi yang harus dijalankan ialah terlibat dalam hidup menggereja

atau hidup yang menampakkan iman akan Yesus Kristus. Iman yang diungkapkan

calon baptis ataupun sesudah menjadi baptisan baru akan menjadi sia-sia apabila

tidak diwujudkan dalam kegiatan yang nyata dan mengembangakan, baik bagi diri

sendiri maupun orang lain.

Tidak semua baptisan baru terlibat dalam kegiatan menggereja, bahkan ada

yang lebih memilih melakukan kegiatan lain yang membuat dirinya sendiri

merasa senang tanpa mempedulikan orang lain, walaupun banyak pula yang

memahami konsekuensi menjadi Katolik seperti yang telah disampaikan para

pembimbing selama masa katekumenat. Para pembimbing sudah berusaha sebaik

mungkin dan mengarahkan agar katekumen, sesudah menjadi baptisan baru lebih

terlibat dalam kegiatan gerejawi, bahkan pembimbing memberikan contoh yang

nyata. Kurangnya keterlibatan baptisan baru dikarenakan banyak faktor yang

mempengaruhi, dan penulis pun menggolongkannya menjadi tiga. Pertama,

karena dirinya sendiri. Kedua, karena ada pihak lain yang mempengaruhi dan

membuat sakit hati. Ketiga, karena terpaksa berkegiatan lain seperti tuntutan

pekerjaan dan kegiatan sekolah yang tidak dapat dihindari.

Dari permasalahan yang ditemukan tersebut, penulis mencoba mengantisipasi

dengan menyusun kegiatan pembinaan dengan model rekoleksi bagi para

Page 211: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

193

katekumen. Materi pembinaan dipersiapkan khusus dan diupayakan bisa menarik

sehingga terasa berbeda dari pertemuan pembinaan yang biasa dialami oleh

katekumen. Suasana dan tempat yang berbeda ini diharapkan bisa membuat

katekumen semakin menyadari dan lebih siap menjalankan konsekuensi menjadi

orang Katolik, apapun yang terjadi.

B. Saran

Selama penulis menyusun skripsi dan berproses bersama banyak pihak,

penulis menemukan banyak hal yang berkesan. Berdasarkan pengalaman tersebut,

penulis ingin menyampaikan beberapa saran dengan harapan di masa mendatang

bisa menjadi lebih baik.

Saran penulis diberikan kepada:

1. Paroki Kristus Raja Baciro

a). Pastor paroki diharapkan untuk lebih sering mengadakan kunjungan keluarga,

agar lebih banyak umat yang dikenal. Banyak umat yang ingin disapa dan

mengenal lebih dekat dengan pastornya, terlebih ada beberapa umat yang

merasa “asing” dengan parokinya bahkan mengalami sakit hati dikarenakan

beberapa pihak yang menjadi bagian dari Gereja

b). Data umat akan sangat baik apabila didokumentasikan dan disimpan dengan

rapi agar pada suatu saat, dapat lebih mempermudah menemukan dan

mengurusnya, apabila diperlukan baik dalam rangka pastoral maupun kegiatan

lainnya

Page 212: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

194

c). Para pembimbing katekumen diharapkan bukan hanya menyampaikan materi,

melainkan juga membimbing dengan hati sehingga calon baptis sungguh

merasakan sapaan pribadi sehubungan dengan keadaannya sebagai calon

anggota baru Gereja

2. Umat Paroki Kristus Raja Baciro

a). Lebih berhati-hati dalam berbicara dan bertingkah laku karena tanpa disadari,

bisa melukai perasaan umat lainnya

b). Akan berdampak baik jika menunjukkan sikap terbuka terhadap umat yang

baru, baik dengan kata-kata maupun tindakan, sehingga akan mengundang

umat lainnya, khususnya baptisan baru, untuk mau terlibat dalam kegiatan

bersama

3. Baptisan Baru Paroki Kristus Raja Baciro

a). Menjadi orang Katolik memang banyak konsekuensinya dan dari awal sudah

diberitahukan, maka jalanilah dengan tabah dan pasrah pada kehendak Tuhan

b). Iman tanpa perbuatan adalah kosong, demikian pula jika hanya mengatakan

“telah mengimani Yesus Kristus”, tetapi dalam hidup sehari-hari tidak

menampakkan sikap dan tindakan yang mencerminkan diri sebagai pengikut

Yesus, maka yang ada hanyalah kesia-siaan

Page 213: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

195

4. Prodi IPPAK-USD

a). Menyusun program yang bisa melibatkan mahasiswa untuk aktif dalam

kegiatan gerejawi

b). Menyapa mahasiswa dalam setiap mata kuliah, untuk mengingatkan arah

pendidikan yang ditempuh di IPPAK yang pada intinya mereka akan kembali

kepada umat dan masyarakat sehingga dari sekarang diharapkan untuk

membiasakan diri terlibat bersama umat dan masyarakat

5. Mahasiswa Prodi IPPAK-USD

a). Selalu berefleksi akan tujuan kuliah di Prodi IPPAK

b). Mengupayakan kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan dan arah belajar

di Prodi IPPAK demi keberhasilan mahasiswa sendiri.

C. Refleksi

Ketika penulis menyusun kata-kata refleksi ini, terlintas gagasan “akhirnya

selesai juga” dan ada perasaan senang. Penulis sangat bersyukur telah diberi

kesempatan menyusun dan menyelesaikan tugas skripsi ini. Meskipun selama

proses banyak pengalaman dan peristiwa yang tidak mengenakkan, tetapi berkat

kasih Allah dan keyakinan penulis, langkah demi langkah berhasil ditapaki.

Sahabat dan keluarga yang sering “menanyai” kabar dan proses penyusunan

skripsi menjadi pemacu penulis untuk bersemangat terus menyelesaikan tugas ini.

Kadang muncul pikiran untuk bermalas-malasan atau mundur dari tugas ini, tetapi

Page 214: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

196

hal itu tidak boleh terjadi karena “ini adalah pilihanku sendiri dan aku harus

bertanggung jawab menerima dan menindaklanjuti pilihanku ini”.

Segala bentuk tolakan banyak diterima penulis, tetapi seiring pula dengan

kebahagiaan karena perjumpaan dan dukungan dari banyak pihak, penulis

bersyukur atas semua pengalaman ini. Dari sini pula, penulis belajar dari orang-

orang yang ditemui. Penulis yang mempertanyakan “keterlibatan” umat, memiliki

tanggung jawab pula untuk “terlibat” karena kesia-siakan belaka jika hanya

berbicara mempersoalkan.

Dengan terselesaikannya skripsi ini, bukan berarti berakhirlah tugas penulis,

karena apa yang telah disusun ini haruslah “disampaikan” kepada banyak orang.

Hal itu dapat dilakukan pula dengan memberikan teladan kepada umat baik

dengan perkataan maupun dengan tindakan yang dapat secara langsung dilihat

oleh umat. Penulis merasakan semakin dekatlah peran dan tanggung jawab

sebagai katekis yang harus dijalani. Seperti halnya pengalaman selama menyusun

skripsi ini, penulis pun yakin dengan pengalaman di masa mendatang akan ada

yang menyenangkan maupun menyedihkan. Bagaimanapun pengalaman di masa

mendatang, semuanya pasti memiliki kesan dan mendatangkan kebahagiaan

apabila percaya dan mau merefleksikan dan mengolahnya dalam terang iman akan

Yesus Kristus.

Page 215: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

197

DAFTAR PUSTAKA

Andrew. (1993). Bukankah Hidup Ini Berharga?. Cipta Olah Pustaka. Banawiratma, JB., SJ. (1989). Baptis Krisma Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius. Cooke Bernard, SJ. (1972). Seri Puskat 110: Iman dan Katekis. Yogyakarta:

Puskat. Darmawijaya, St., Pr. (1990). Aneka Tema Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius. Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. (1998). Dokumen Konsili

Vatikan II. Jakarta: Obor. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1988). Kamus Beesar Bahasa Inggris.

Jakarta: Balai Pustaka. Dipojudo, M. S., O.Carm. (1958). Hidup Katolik. Malang. Duckworth Ruth. (1972). Seri Puskat no. 109: Mendidik Katekis Menghadapi

Dua Pluralis. Yogyakarta: STKat. Pradnyawidya. Gereja Biru Kotabaru. (1999). Kidung Ekaristi. Yogyakarta. Groenen, Dr., C., OFM. (1990). Sakramentologi. Yogyakarta: Kanisius. ____________(1992). Teologi Sakramen Inisiasi Baptisan-Krisma Sejarah &

Sistematik. Yogyakarta: Kanisius Handoko Martin. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:

Kanisius. Hardjana, A.M. (1993). Penghayatan Agama: Yang Otentik dan Tidak Otentik.

Yogyakarta: Kanisius. Hartono Heselaars, Fred., SJ. (1997). 6 Tempayan Air. Yogyakarta: Kanisius. Jacobs Dr., T., SJ. (1979). Dinamika Gereja. Yogyakarta: Kanisius. Kamari, Fx. Kepribadian Seorang Katekis. Yogyakarta: STKat. Pradnyawidya. Kincaid D, Lawrence & Wilbur Schamm. (1977). Asas-Asas Komunikasi Antar

Manusia. Jakarta: LP3ES BPMR. Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang. (1997). Mengikuti Yesus

Kristus 3. Yogyakarta: Kanisius. Komisi Kateketik KWI. (1993). Membina Iman Yang Terlibat Dalam

Masyarakat: PKKI V. Jakarta: Obor. ____________(1997). Upaya Pengembangan Katekese di Indonesia. Yogyakarta:

Kanisius. ____________(2005). Identitas Katekis di Tengah Arus Perubahan Jaman.

Jakarta: Komkat KWI. Konferensi Wali Gereja Indonesia. (1996). Iman Katolik. Yogyakarta: Kanisius. Lunadi, AG. (1987). Komunikasi Mengena. Yogyakarta: Kanisius. Mangunhardjana, A. M., SJ. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta:

Kanisius. ____________(1986). Pembinaan: Arti dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius. Martasudjita, E., Pr. (1999). Pengantar Liturgi: Makna, Sejarah, dan Teologi

Liturgi. Yogyakarta: Kanisius. ____________(2003). Sakramen-Sakramen Gereja: Tinjauan Teologis, Liturgis,

dan Pastoral. Yogyakarta: Kanisius. Moleong, Lexy, Dr., J., M.A. (1991). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya Offset.

Page 216: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

198

Nico Syukur Dister, Dr., OFM. (1988). Pengalaman dan Motivasi Beragama. Yogyakarta: Kanisius.

Powell John, SJ. (1991). Beriman Untuk Hidup Beriman Untuk Mati. Yogyakarta: Kanisius.

Purnawan Kristanto. (2003). 77 Permainan Asyik 3. Yogyakarta: Andi. Purwadarminto, W., J., S. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Obor. Purwatma, Dr., M., Pr. (2006). Diktat Mata Kuliah Sakramentologi Prodi IPPAK-

JIP-FKIP-USD. Yogyakarta. Reksosusilo, Dr., S., CM. (1997). Reksa Pastoral Dalam Situasi Dewasa Ini.

Malang: Dioma. Setyakarjana, SJ. (2007). Bahan Retret Semester VIII. Yogyakarta. Shelton, M. Charles, SJ. (1988). Menuju Kedewasaan Kristen. Yogyakarta:

Kanisius. Subagyo Andreas. B, Ph.D. (2004). Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif.

Bandung : IKAPI. Suharyo, I., Pr. (1997). Berkembang Dalam Hidup. Yogyakarta: Kanisius. Telaumbanua Marinus, Dr., OFMCap. (1999). Ilmu Kateketik. Jakarta: Obor. Tim Choice Indonesia. Buku Lagu Choice Weekend. Tim Penyusun Buku Paroki Kristus Raja Baciro. (2004). Buku Rencana Induk

Strategik Pengembangan Paroki. Yogyakarta. Tondowidjojo John, Dr., CM. (1990). Asal dan Dasar Kerasulan Awam.

Yogyakarta: Kanisius.

Page 217: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(1)

Lampiran 1: Jawaban Responden P 1 : Apa makna masa katekumenat bagi Anda? J : R1 : Pada masa katekumenat itu kan saya dibina dan itu membantu agar saya

bisa menerima Sakramen Baptis R2 : Saya semakin yakin untuk menjadi seorang Katolik R3 : Saya dapat belajar banyak tentang Gereja Katolik R4 : Agar lebih mantap waktu nanti jadi orang Katolik R5 : Masa dimana saya diajari banyak hal tentang ajaran Katolik R6 : Saya bisa tahu banyak tentang agama Katolik R7 : Benar-benar bermakna karena tanpa pembinaan itu, saya tidak tahu apa-

apa tentang agama Katolik. Pembinaan itu sangat berguna karena saya merasa didampingi sebelum terjun bersama umat Katolik.

R8 : Saya mendapat banyak pengetahuan tentang ajaran Gereja R9 : Saya tahu banyak tentang agama Katolik R10 : Semakin memantapkan saya untuk terus mengimani Yesus Kristus R11 : Saya dapat dibaptis karena dari dulu saya menginginkan itu. Pembinaan

yang saya alami dari dulu tersendat-sendat dan syukur pada pembinaan yang sekarang dapat berjalan dengan lancar.

R12 : Biar bisa dibaptis R13 : Biar bisa menerima Sakramen Baptis R14 : Membantu saya agar bisa menerima Sakramen Baptis R15 : Pembinaan merupakan langkah awal sebelum dibaptis, jadi harus dilalui R16 : Biar bisa dibaptis R17 : Mengenalkan saya pada Gereja, jadi ketika belajar bersama teman lain

yang mau baptis saya merasa sudah punya teman dan juga saling mendukung.

R18 : Menambah pengetahuan tentang ajaran Gereja R19 : Semakin memotivasi saya untuk semangat dan setia mengikuti Yesus

Kristus R20 : Supaya dapat menerima Sakramen Baptis. R21 : Pembinaan mempertemukan saya dengan teman lainnya yang sedang

mempelajari ajaran Gereja. R22 : Saya bisa bertemu dengan banyak orang yang sama-sama belajar seperti

saya untuk mengetahui tentang ajaran agama Katolik. R23 : Biar saya bisa dibaptis, tetapi memang sedikit menambah pengetahuan

saya. R24 : Saya ingin dibaptis jadi saya menganggap penting pembinaan itu. R25 : Saya mendapat banyak teman dan didukung pula oleh gurunya dengan

pembinaan itu membuat saya semakin yakin untuk dibaptis. P 2 : Bagaimana tanggapan Anda terhadap proses pembinaan pada masa

katekumenat? J :

Page 218: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(2)

R1 : Pembinaan yang alami menyenangkan tetapi tidak menambah banyak ilmu, mungkin karena saya ikut pembinaan juga telat tetapi karena dipercaya beberapa orang, saya pun cepat dapat menerima Sakramen Baptis.

R2 : Saya kan dulunya Islam jadi belum tahu tentang agama Katolik. Walaupun saya tinggal bertahun-tahun dengan orang beragama Katolik seperti isteri dan anak-anak saya, tetapi saya belum pernah mempelajari tentang agama Katolik dan mereka juga tidak memaksa saya untuk mempelajarinya. Selama pembinaan, saya senang dan tidak mengalami tekanan karena memang saya ingin belajar.

R3 : Prosesnya lancar, menambah pengetahuan, tidak membosankan karena itu memang penting

R4 : Enak sih karena pelajarannya di rumah jadi gak perlu kemana-mana, tapi emang kadang rasanya bosen tapi mau gimana lagi jadi harus tetap ikut.

R5 : Prosesnya menyenangkan R6 : Gimana ya?....baik, menarik R7 : Pembinaan diadakan seminggu satu kali selama 8 bulan, lalu dibaptis pada

Paskah 2005. Prosesnya menyenangkan, tidak ada mistagogi tuh, tetapi saya juga tidak tahu karena saya langsung pindah ke paroki lain, di rumah mertua saya.

R8 : Saya senang dengan pembinaan waktu itu, apalagi bersama-sama dengan anak-anak saya, di rumah lagi.

R9 : Saya juga baptis bersama Ibu dan adik-adik saya jadi pelajarannya juga bersama, senang sih. Pertama karena ramai-ramai, lalu saya juga ingin tahu bagaimana tentang agama Katolik. Saya juga bersyukur karena keluarga saya hampir sebagian mau menjadi Katolik, tetapi waktu itu adik yang paling kecil belum ikut pelajaran baru tahun berikutnya akhirnya ikut juga.

R10 : Pembinaan waktu itu menyenangkan karena memang saya ingin sekali menjadi Katolik. Saking semangatnya, waktu itu saya mau ikut pelajaran di paroki tapi jauh sekali dan kalau pulang malam tidak ada angkot, ternyata di lingkungan juga diadakan. Ya sudah saya ikut yang di lingkungan bersama beberapa orang dari lingkungan sini.

R11 : Pembinaan saya dilakukan di lingkungan bersama teman-teman yang dari lingkungan sini atau yang mau jadi umat lingkungan karena calon suaminya dari lingkungan sini. Saya senang dengan pembinaan ini apalagi sebenarnya sudah lama saya ingin menjadi orang Katolik. Sebenarnya belasan tahun yang lalu saya pernah pelajaran, tetapi karena ada beberapa masalah saya tidak bisa melanjutkan pembinaan dan baru 2 tahun yang lalu saya memproses lagi dan ikut pelajaran, akhirnya saya dapat dibaptis.

R12 : Sebenarnya ya karena saya ingin menikah dengan suami saya sekarang jadi saya dibaptis dan ikut pembinaan. Kadang saya gak mengerti apa yang dikatakan pembinanya, tetapi saya ikut- ikut saja, untung waktu tes saya bisa menjawab. Waktu menjelang dibaptis, katekisnya minta belajar karena mau dites romo, saya pun belajar dengan serius tapi ternyata sama romo hanya ditanya mantap tidak? Ya sudah gak apa-apa, mungkin biar saya lebih menguasai bahan.

Page 219: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(3)

R13 : Pembinaan diadakan di gereja setiap Senin selama 10 bulanan gitu. Saya senang selama pembinaan apalagi membantu proses baptis.

R14 : Saya dibaptis 2 tahun sesudah ibu dan kakak-kakak saya, waktu itu ya karena masih bingung mau ikut Katolik atau tetap beragama Islam seperti Bapak. Pertemuannya setiap hari Senin di gereja. Senang juga sih, tetapi kadang kurang konsentrasi karena banyak tugas sekolah. Saya kadang gak ngerti yang dibicarakan guru itu.

R15 : Mungkin adik dan ibu saya pernah bilang kalau pelajarannya di rumah sini, ramai-ramai. Kadang bosan juga sih karena yang dibicarakan itu- itu saja, tetapi mau gimana lagi memang harusnya begitu kan?

R16 : Pembinaan diadakan di gereja setiap hari Senin gabung sama orang-orang tua, mbak-mbak, dan kayaknya saya yang paling muda deh. Pembinaan kurang mengena, saya gak begitu senang.

R17 : Menyenangkan kog, seminggu sekali jadi gak bosen tapi memang lama sekali waktunya pembinaan, hampir satu tahun tapi tidak apa-apa.

R18 : Saya senang dengan pembinaan sebelum dibaptis. R19 : Pertemuannya itu sekitar 2 jam setiap hari Senin, menyenangkan kog. R20 : Saya mengikuti pembinaan di paroki ini karena memang saya ingin

dibaptis di sini. Kegiatannya setiap senin, jadi saya bisa mengatur waktu dan mengusahakan hadir setiap pertemuan.

R21 : Prosesnya ya...bentuknya pertemuan sekitar 2 jam, lalu gurunya mengajar trus. Kadang gurunya tanya sama kami yang belajar ini tentang materi yang baru saja diajarkan Senang kog, banyak teman, banyak tahu.

R22 : Saya senang dengan pertemuan itu, jadi kenal banyak orang yang sama seperti saya, ingin belajar tentang agama Katolik.

R23 : Saya tidak begitu sreg dengan waktu pertemuannya karena pada jam-jam itu saya sedang asik tidur. Saya pulang sekolah sudah sore jadi kadang datang pertemuan setengah hati.

R24 : Ya...pertemuan dengan teman lainnya yang mau dibaptis. Gurunya dari awal sampai dibaptis sama, ya...mau tidak mau mengusahakan senang.

R25 : Asyik kog, gurunya sering melucu. P 3 : Seberapa sering Anda hadir dalam pertemuan pembinaan? J : R1 : Saya sudah lama ingin menjadi Katolik, tetapi masih belum berani

berjalan ke sana. Waktu itu, ada keluarga dari Paroki Baciro membantu kesulitan saya, khususnya dalam pekerjaan, saya merasa ada jalan dan lebih berani melangkah. Selain sungguh-sungguh ingin menjadi Katolik, tempat bekerja saya mengharapkan pegawainya beragama Katolik, maka saya pun ingin cepat-cepat dibaptis. Jadi, dengan bantuan banyak pihak saya mengikuti pembinaan hanya 6 bulan lalu dibaptis. Saya pernah tidak hadir karena kesibukan pekerjaan yang mengharuskan saya bekerja sampai sore.

R2 : Badan saya kan tidak sehat benar jadi kadang pertemuan, kadang tidak. Tempatnya di rumah karena saya juga tidak kuat jalan jauh. Pembinanya

Page 220: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(4)

rajin dan mau datang atau kadang juga pulang dengan senang hati waktu saya tidak bisa dibina.

R3 : Saya sering hadir tapi pernah dua kali saya tidak datang karena terhambat pekerjaan

R4 : Pembinaan diadakan di rumah bersama dengan keluarga yang lain, saya selalu ikut.

R5 : Saya sering hadir tapi pernah sekali tidak hadir karena saya sakit. R6 : Wah, saya hadir terus malah dibilang yang paling rajin. R7 : Rumah saya kan dekat jadi mudah sampai di gereja jadi saya ikut terus,

pernah waktu itu hujan deras sekali dan saya tetap datang. R8 : Saya ikut terus, memang ada sering anak-anak saya bergantian tidak bisa

ikut tetapi saya saat-saat itu tidak ada pekerjaan yang mengganggu jadi ikut terus.

R9 : Saya tidak bisa hadir terus karena harus bekerja sampai malam, tapi kalau tidak kerja ya saya ikut terus.

R10 : Saya hadir terus loh, di gereja yang jauh saja datang apalagi tempatnya di sini, dekat sekali, ya saya datang terus.

R11 : Saya rajin datang kog, apalagi tempatnya dekat. R12 : Kalau hadir sih saya sering, tetapi memang kadang tidak bisa karena saya

sering sakit. R13 : Saya gak selalu datang karena tempat tinggal saya dulu bukan di paroki

sini, kalau gak ada kendaraan dan yang mengantar ya saya tidak datang. R14 : Kalau hadir sih saya terus, tapi ya itu tadi walaupun hadir saya kadang gak

konsen ingat tugas sekolah. R15 : Saya sering bolong karena harus jaga toko sampai malam, memang punya

sendiri tapi kalau lagi rame-ramenya masak ditinggal begitu saja. R16 : Mungkin dari sekian banyak yang ikut pembinaan, saya yang sering gak

berangkat. Saya sering les pelajaran jadi gak ada waktu sore, jadwalnya dari dulu udah tabrakan jadi kadang saya korbankan salah satunya. Saya bagi-bagi deh waktunya.

R17 : Datang terus donk he.. Saya gak banyak kegiatan dan senang sih dengan pembinaan ini jadi saya usahakan dan memang bisa datang setiap kali pertemuan.

R18 : Saya hadir terus selama pertemuan sampai dibaptis. R19 : Saya selalu hadir karena ada absensi dan tanda tangan pengajar juga dalam

buku yang pernah dibagikan. R20 : Saya memang mengusahakan untuk hadir, tapi karena banyak hal

membuat saya tidak bisa hadir terus. Beberapa kali saya gak datang tapi saya tetap mempelajari sendiri materi yang pernah diberikan.

R21 : Saya tidak hadir terus, pernah gak datang karena benar-benar gak bisa datang. Selain itu, saya mengusahakan untuk bisa hadir.

R22 : Saya hadir terus sampai mau dibaptis itu karena saya memang gak ada kegiatan rutin di sore hari.

R23 : Saya hadir terus walaupun kadang gak fokus tapi ada absennya loh, kuatir juga kalau gak bisa dibaptis.

R24 : Saya hadir terus donk

Page 221: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(5)

R25 : Saya pernah tidak hadir tapi kalau ada waktu ya pasti hadir. P4 : Bagaimana hasil yang Anda rasakan dari pembinaan pada masa

katekumenat? J : R1 : Dengan adanya pembinaan sebelum dibaptis, membuat saya lebih tahu

atau menambah pengetahuan dan ketika ditanya-tanya saya bisa menjawab. Seperti pengalaman saya dengan keponakan yang beragama Islam, dia pernah bertanya-tanya tentang agama Katolik dan dengan ilmu yang saya miliki, saya berusaha menjawab pertanyaannya. Pembinaan juga menguatkan saya dan memperkokoh motivasi untuk menjadi Katolik, apalagi saya berada dalam keluarga yang beragama Islam dan yang benar-benar tidak menerima jika ada anggotanya pindah agama. Dengan pembinaan, saya didukung dan merasa terdorong untuk lebih kuat dan semakin mendalami iman Katolik.

R2 : Saya sudah lama hidup dengan keluarga yang beragama Katolik, tapi belum ingin jadi Katolik dan keluarga tidak juga mempengaruhi. Sudah beberapa tahun saya sakit stroke, tidak bisa jalan jadi tidak bisa kemana-mana. Waktu itu teman saya yang baik dan juga agamanya Katolik menanyai tentang keinginan saya untuk masuk agama Katolik. Saya waktu itu tiba-tiba merasa ingin, saya juga berharap semoga saya menjadi lebih sehat. Teman saya itu baik sekali loh, dia ingin mendampingi saya tetapi rumahnya jauh jadi tidak bisa. Jadi, yang mendampingi saya selama beberapa bulan itu orang dari paroki yang rumahnya juga tidak terlalu jauh dari sini. Pembinaan penting, karena seperti saya yang sebelumnya beragama Islam tidak tahu tentang agama Katolik jadi dengan pembinaan membuat saya tahu dan lebih yakin untuk masuk ke agama Katolik.

R3 : Dengan pembinaan membuat saya semakin menjiwai iman yang mulai tumbuh

R4 : Pembinaan itu baik, jadi membuat saya semakin tahu tentang agama Katolik. Kayak belajar di sekolah itu loh, semakin pinter.

R5 : Dari pembinaan itu, saya bertambah pengetahuannya tentang Gereja juga menuntun dan membantu saya untuk bisa masuk dalam agama Katolik.

R6 : Saya tambah pengetahuan dan lebih paham R7 : Saya menjadi lebih tahu tentang agama Katolik, saya sama sekali belum

pernah belajar tentang agama Katolik. Dari kecil saya muhamadiyah dan tidak banyak tahu tentang agama Katolik. Keluarga inti Islam tapi ada keluarga jauh yang Katolik.

R8 : Saya lebih pintar hehe.. Saya senang kog bisa ikut pelajaran. Saya menjadi banyak tahu tentang ajaran agama Katolik. Saya dulu hanya dengar sedikit dari saudara-saudara saya. Waktu itu saya tidak ingin belajar karena memang tidak mau berpindah agama.

R9 : Pembinaan ini membuat saya semakin tahu tentang ajaran Katolik. Saya juga jadi deg-degan karena mau berpindah agama tapi saya senang.

R10 : Saya mendapat banyak hal dari pembinaan ini. Saya memang menikah dengan orang Katolik tapi saya belum berkeinginan untuk menjadi Katolik

Page 222: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(6)

tapi untuk Misa, saya sering ikut tapi memang gak menerima hosti. Bukannya gak mau menjadi orang beragama Katolik tapi saya belum ingin ikut pelajaran. Setelah suami saya meninggal baru ada keinginan untuk pelajaran dan ternyata banyak yang mendukung jadi saya mulai ikut.

R11 : Saya kan sudah banyak tahu tentang Katolik jadi dengan pembinaan ini saya lebih- lebih semakin yakin dengan iman saya dan membantu untuk bisa dibaptis.

R12 : Hasil yang saya dapat banyak, materi yang diberikan banyak juga tapi kadang saya tidak mengerti jadi kadang tanya dengan calon suami saya walaupun kadang dia juga gak banyak tahu. Suami saya sebagai tempat untuk saya tanya-tanya apalagi kalau mau tes, lumayan kan hehe..

R13 : Dari pembinaan ini saya mendapat banyak pengetahuan lalu saya menjadi lebih sreg untuk menjadi orang Katolik walaupun banyak yang tidak mendukung, seperti keluarga saya.

R14 : Ada sih pengetahuan yang saya dapat tapi gak banyak. Saya sebenarnya sudah sedikit tahu dari ibu dan kakak saya tentang agama Katolik.

R15 : Materinya memang sedikit dan diulang-ulang jadi saya bosan, tapi saya merasakan manfaatnya juga dan sangat penting untuk saya sebagai orang Katolik. Saya jadi lebih faham deh, saya kadang belajar sendiri waktu gak ikut pelajaran.

R16 : Saya mendapat banyak hal, walaupun saya jarang datang. Dengan bahan yang diberikan dan saya pelajari lagi, saya semakin mengerti tentang Gereja.

R17 : Saya dapat banyak hal, pengetahuan, pemahaman, dan saya lebih yakin untuk menjadi Katolik.

R18 : Saya dikuatkan dengan pembinaan ini, walaupun banyak yang tidak mendukung tapi saya merasa punya banyak teman.

R19 : Saya semakin termotivasi untuk menjadi Katolik karena seperti kata pengajarnya bahwa menjadi Katolik bukanlah paksaan, bahkan kalau dipaksa lebih baik tidak usah melanjutkan pelajaran.

R20 : Banyak hal yang saya dapatkan, saya mempunyai banyak kenalan dan kadang masih kontak. Dalam hal materi, saya mendapat banyak pengetahuan dan pemahaman tentang agama Katolik.

R21 : Saya semakin tahu tentang ajaran Gereja. R22 : Hasil pembinaan membuat saya semakin mengetahui ajaran agama Katolik

dan pasti mebuat saya bisa dibaptis. R23 : Pembinaan ini membuat saya lebih berani menghadapi orang-orang yang

selama ini menentang saya untuk masuk ke agama Katolik. R24 : Saya jadi tahu tentang agama Katolik dan lebih siap untuk dibaptis. R25 : Banyak sekali, saya senang sekali ada yang mau mendampingi kami-kami

yang mau dibaptis. Emang kadang bosan karena lama banget pelajarannya tapi kalau gak kayak gitu kami jadi orang Katolik dan tdak tahu apa-apa tentang Katolik. Pembinaan yang saya alami kurang lebih satu tahun ini membuat saya semakin pinter, dan lebih yakin untuk menjadi orang Katolik.

Page 223: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(7)

P 5 : Bagaimana kesan Anda terhadap cara katekis dalam membina? J : R1 : Materi yang dibahas sedikit tapi diulang-ulang jadi saya semakin paham.

Cara menyampaikan materi itu berdasarkan pengalaman sehari-hari jadi mudah dimengerti.

R2 : Saya bisa mengerti dia bicara apa, tetapi memang sebagian apa yang dikatakan tidak saya tangkap dengan jelas. Yang ngajar sabar sekali selama mendampingi saya.

R3 : Iya, saya menjadi banyak tahu setelah ikut pembinaan. Cara mengajarnya santai dan contoh yang dibuat itu konkret jadi saya mudah menangkap.

R4 : Tidak semua yang disampaikan oleh pembimbing dapat saya mengerti R5 : Pembimbing sangat baik dan perhatian bahkan sering ketika akhir

pertemuan, saya didoakan secara khusus. Beliau juga memberi tips-tips untuk menyelesaikan masalah misalnya dikatakan bahwa doa jam 3 pagi sangat bagus jadi saya berdoa jam 3 pagi selama 9 hari berturut-turut bahkan beliau berjanji untuk membantu saya.

R6 : Katekisnya baik, caranya mengajar dengan tanya jawab jadi yang belajar juga aktif bicara. Memang tidak memakai alat banyak, tapi dengan bukunya dapat membuat saya mengerti. Beliau juga memberi contoh-contoh yang konkret.

R7 : Katekisnya asyik, enak, dan sangat membantu. Sehari-hari juga bertegur sapa tapi memang jarang bertemu karena kalau Minggu saya Misanya di Paroki Jetis tempat saya tinggal. Cara katekis membahas materi sperti misalnya 1 materi diumpamakan 1 bulatan lalu peserta diminta sharing dan memaknai hingga sampai pada satu kesimpulan. Kalau materi itu selesai, waktu yang akan datang ganti materi. Peserta diajak berpikir atau dilibatkan.

R8 : Katekisnya mau datang ke rumah kami, senang sekali. Bapak itu tidak pakai alat macam-macam tapi saya sudah bisa menangkap yang dikatakan.

R9 : Kadang saya merasa bosan dengan pertemuan itu karena cara menyampaikan materi katekis itu terasa kaku. Biarpun begitu, saya tetap ikut tapi ya itu tadi kalau ada kerja sampai malam, saya tidak bisa ikut.

R10 : Saya senang dengan katekisnya, orangnya, caranya, benar-benar menyentuh dan membuat saya semakin paham akan banyak hal. Saya juga dikuatkan dan diingatkan lagi bahwa menjadi Katolik bukan berarti masalah dalam hidup lalu hilang melainkan malah mungkin akan tambah banyak.

R11 : Katekis yang dulu, belasan tahun lalu membuat saya tidak sreg, sudah tua sih. Yang kemarin sebelum saya dibaptis sangat menyenangkan. Caranya bagus, ngajak yang belajar untuk ngomong. Saya sih ngomong terus, tanya macam-macam. Kalau ditanya ya saya jawab setahunya saja. Sampai-sampai yang lain heran, kenapa setiap ditanya saya bisa jawab. Saya bilang sih kalau sebenarnya saya asal-asalan. Saya tidak yakin kalau jawaban saya benar.

R12 : Caranya katekis sebenarnya baik dan saya bisa menangkap tapi sering saya bingung karena sebelumnya saya sama sekali tidak mengerti tentang ajaran

Page 224: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(8)

Katolik. Kalau dari pihak katekisnya saya merasa beliau sudah berusaha sebaik-baiknya.

R13 : Katekisnya ramah dan caranya berbicara enak jadi saya mudah menangkap materi yang disampaikan.

R14 : Kalau katekisnya baik dan sering ketemu kalau misa tapi waktu ngajar itu loh, saya gak begitu ngerti yang diomongkan. Kadang yang banyak tanya itu yang tua-tua dan saya gak ngerti. Cara penyampaian materinya dengan dikatakan dan dijelaskan oleh katekisnya, seperti guru di sekolah gitu.

R15 : Katekisnya baik dalam menyampaikan materi, sedikit diulang-ulang walaupun bosan tapi bermanfaat. Kadang ngasih contoh yang cocok sama keadaan keluarga kami.

R16 : Saya kenal dengan katekisnya dan memang orangnya baik, kadang mengingatkan saya untuk terus semangat ikut pelajaran. Dalam membina ya kadang saya senang kadang bosan, kadang saya gak konsen karena inget tugas sekolah.

R17 : Saya bisa menangkap yang dibicarakan katekis, materinya mudah saya pahami. Cara beliau juga santai, kadang mencatat kadang tanya jawab.

R18 : Caranya pertama ngomong atau menyampaikan bahan pelajaran trus diminta peserta untuk bertanya atau menanggapi. Kami kadang juga ditanya secara spontan dan siapa yang bisa langsung menjawab tapi gak dinilai.

R19 : Katekisnya saya rasa perhatian sekali, saya sering ngobrol misalnya sebelum pelajaran dimulai dan hampir tahu permasalahan yang saya hadapi jadi kadang waktu beliau bicara hampir mengena saya dan saya merasa lebih tenang.

R20 : Katekis bisa dikatakan bersahabat dan dekat dengan kami yang sedang belajar. Cara menerangkan materi juga mudah ditangkap. Beliau memberikan banyak contoh yang konkret jadi kami atau saya mudah menangkap.

R21 : Memang materinya banyak dan belum pernah saya dengar tapi katekisnya dengan sabar memberi pengertian kepada yang waktu itu belajar. Membuat agak ngerti kalau katekis memberikan contoh yang hampir sama dengan yang saya alami.

R22 : Saya bisa menangkap Bapak itu ngomong apa, walaupun saya jarang menjawab kalau beliau bertanya pada katekumen yang angkatan saya itu.

R23 : Saya ini kadang gak ngerti yang dibilang sama katekisnya, tapi ya saya iya-iya aja. Kalau mau tes, saya tanya-tanya sama teman tentang materi itu.

R24 : Caranya enak sih, mudah ditangkap apalagi contoh-contohnya yang konkret, mudah buat saya untuk menangkapnya.

R25 : Saya senang dengan gurunya karena mengajarnya itu pelan-pelan dan saya bisa mengerti. Kalau dari kami ada yang bertanya, beliau bisa menjawabnya dan kami yang mendengar itu puas. Kadang kalau guru itu tidak bisa menjawab, dijadikan PR buat beliau dan minggu depannya dijawab.

P6 : Bagaimana usaha katekis dalam membantu Anda untuk terlibat dalam kegiatan gerejawi?

J :

Page 225: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(9)

R1 : Pada awal saya ikut pertemuan, saya diberikan buku untuk minta tanda tangan ke banyak pihak tetapi tidak selalu diperiksa karena menganggap sudah dewasa. Mungkin di awal pertemuan dulu pernah diminta macam-macam hal, tetapi karena saya datang telat jadi tidak tahu dan tidak diulangi. Selain itu tidak pernah diminta secara pribadi saat bertemu padahal saya satu lingkungan dengan guru itu.

R2 : Selama ini sudah sering ikut kegiatan jadi tidak diminta apa-apa lagi R3 : Pada waktu pembinaan, kami diberi buku untuk tempat tanda tangan ketua

lingkungan dan masyarakat. Diberitahu juga bahwa sebagai orang Katolik juga harus berkegiatan di masyarakat dan ikut doa bersama di lingkungan

R4 : Saya lupa, beliau pernah mengingatkan bagaimana tetapi sepertinya memang pernah mengingatkan tapi gak banyak.

R5 : Katekis juga mengharapkan untuk terlibat. Ada mistagosi setelah baptis tetapi hanya sekali. Isi pertemuan itu saya lupa, maklum sudah lama sih. Selama ini, saya kadang Misa di Baciro tetapi waktu ke Baciro dan bertemu dengan katekis yang dulu, masih diajak ngobrol dan ditanyai kegiatan sekarang juga diingatkan untuk aktif di paroki sendiri.

R6 : Kalau ketemu beliau selalu menanyakan kegiatan yang saya lakukan di lingkungan. Perhatian sekali kog, kan sering ketemu di gereja. Kata katekis waktu pelajaran dulu, berdoa bersama orang lain sangat baik dan memang iman tana perbuatan pada hakekatnya mati.

R7 : Katekis meminta untuk aktif di lingkungan, katanya karena pelajaran bukan hanya saat sama katekis dan katekumen lainnya tetapi bisa di banyak tempat dan dengan siapa saja di luar Gereja dan kegiatan yang macam-macam.

R8 : Katekis hanya mengatakan kalau berkegiatan bersama orang lain itu baik dan diharapkan sebagai orang Katolik juga ikut kegiatan.

R9 : Saya kan tidak sepenuhnya ikut pelajaran jadi kadang ada hal-hal yang dibicarakan katekis tidak saya terima, mungkin katekis pernah minta untuk itu tapi gak tahulah. Saya juga lupa bertanya tentang itu tapi selama ini tidak ada tugas apa-apa tuh, mungkin saat mau dibaptis baru disuruh belajar karena mau dites romo.

R10 : Katekis tahu kalau saya sudah sering ikut Misa walaupun belum ikut kegiatan di lingkungan. Saya hanya diingatkan untuk terus berkegiatan bersama umat di lingkungan karena walaupun tidak ada yang membantu secara konkret, dengan bersama umat di lingkungan pasti semua akan mendukung.

R11 : Katekis terus mengingatkan kami waktu itu untuk aktif. Kami berlima, hanya saya dan seorang ibu yang sudah sering berkegiatan bersama umat Katolik, yang 3 lainnya masih baru dan sepertinya dibaptis karena mau menikah dengan orang Katolik.

R12 : Kami diberi buku kecil untuk tempat tanda tangan ketua lingkungan dan romo, jadi kalau saya ikut kegiatan, saya minta yang memimpin untuk tanda tangan. Pembinanya juga tanda tangan kalau kami hadir pelajaran dan menuliskan materi hari itu.

Page 226: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(10)

R13 : Iya tu, kami diminta macam-macam maksudnya untuk berkegiatan di lingkungan, di paroki, di masyarakat, malah diberi buku ya seperti bukti ikut kegiatan apa tidak, begitu Mbak.

R14 : Kalau tentang keaktivan itu ada tugasnya, seperti dikasih buku yang kalau ikut kegiatan nanti minta tanda tangan. Sering kog diingatkan untuk aktif di lingkungan.

R15 : Katekis juga mengajak untuk aktif di lingkungan masing-masing dan di gereja.

R16 : Saya kan jarang datang jadi tugas-tugas yang diberi juga jarang saya tahu, tapi memang pernah diberikan buku untuk tempat tanda tangan kalau saya ikut kegatan.

R17 : Katekisnya gak cuma ngomong waktu ngajak kami untuk aktif, beliau juga aktif.

R18 : Kami diberi tugas untuk mencari tanda tangan jadi kami harus aktif berkegiatan di lingkungan.

R19 : Sering katekisnya mengingatkan untuk sering aktif dalam setiap kegiatan di mana saja, kalau ada waktu ya diusahakan untuk adir dan ikut.

R20 : Beliau sering menanyai tentang kegiatan kami di lingkungan R21 : Kami diberi buku untuk dibawa kalau berkegiatan biar kalau sudah selesai

bisa dimintakan tanda tangan. R22 : Sering kog kami diingatkan untuk terlibat dalam kegiatan di lingkungan,

paling enggak misa hari minggu itu. R23 : Iya, sering kami dibilangin kalau jadi orang Katolik bukan cuma

hubungannya dengan Tuhan, doa sendiri terus tapi harus berhubungan dengan orang lain jadi baik kalau ikut doa di lingkungan dan kegiatan macam-macam.

R24 : Sering dikasihtahu apa saja yang harus dilakukan. R25 : Guru saya mengajarkan untuk aktif di lingkungan dan saya tau bahwa

beliau juga aktif dalam setiap kegiatan. P 7 : Apakah di lingkungan/paroki Anda terdapat kegiatan yang melibatkan

umat? J : R1 : Setahu saya di lingkungan ada sembahyangan setiap malam Rabu, lalu

setiap tanggal 11 atau 12, setiap bulan kayaknya juga ada Novena. R2 : Ada doa lingkungan, mau natal, mau paskah lalu doa rosario. R3 : Di lingkungan ada pertemuan atau sembahyangan setiap minggu juga

kadang menjadi petugas koor pada waktu Misa di gereja. R4 : Di lingkungan ada kegiatan seperti masa adven, prapaskah dan bulan

rosario. R5 : Di lingkungan ada kegiatan seperti doa lingkungan setiap minggu, doa

selama masa adven dan pra paskah. R6 : Banyak kegiatan di lingkungan, koor, adven, dan prapaskah R7 : Sekarang saya tinggal di paroki Jetis, di lingkungan saya ada kegiatan

seperti rosario, pendalaman iman, doa atau ibadat arwah.

Page 227: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(11)

R8 : Ada banyak kegiatan di lingkungan seperti doa rosario, ibadat masa adven dan masa prapaskah.

R9 : Ada kog kegiatan, seperti ibadat masa prapaskah, kadang juga diadakan di rumah sini.

R10 : Banyak sekali kegiatan di lingkungan seperti latihan koor, doa rosario, dan banyak lagi

R11 : Sepertinya banyak kegiatan, saya kurang tahu mbak. R12 : Aduh saya tidak banyak tahu tentang keadaan di lingkungan, tapi

sepertinya ada kog tapi harinya kapan, saya juga tidak jelas. R13 : Ada sih kegiatan, mertua saya juga sering ikut. Kegiatannya seperti doa

rosario atau kalau ada umat yang meninggal 100 hari ada misa. R14 : Iya ada, kayak rosario, pendalaman iman gitu. R15 : Ada doa bersama, doa mingguan, doa orang meninggal, doa rosario, pra

paskah, adven dan banyak lagi. R16 : Em..saya nggak tahu mbak, undangan juga gak ada, mungkin karena papa

sering pergi jadi memang tidak diundang. R17 : Di paroki ada misa hari minggu, ada misa harian. Di lingkungan, ada

kegiatan macam-macam seperti rosario, pendalaman iman. R18 : Lingkungan kami memang ada kegiatan tapi kalau pas masa-masa tertentu

seperti adven dan pra paskah. R19 : Saya tahu kegiatan yang ada di lingkungan, ada banyak kog. Tempatnya

bergantian, acaranya kadang doa rosario kalau waktu Bulan Maria, pendalaman iman pada waktu masa prapaskah, dan banyak lagi deh.

R20 : Di paroki saya atau di lingkungan kegiatannya sepertinya sama dengan di Baciro. Ada doa arwah, ibadat adven, pra paskah, di sini juga sering latihan koor.

R21 : Kegiatannya seperti rosario, pendalaman iman R22 : Banyak kegiatan, doa masa adven biasanya pendalaman iman, latihan koor

untuk tugas di gereja. R23 : Doa adven dan pra paskah. R24 : Setiap malam Kamis ada doa bersama, rosario kalo bulan Maria, adven,

misa arwah. R25 : Hampir setiap minggu kami adakan kegiatan, doa, latohan koor, dan

banyak lagi P 8 : Sejauh mana Anda aktif dalam kegiatan atau bidang-bidang yang ada di

lingkungan/paroki? Apa alasannya? J : R1 : Di lingkungan saya tidak pernah ikut kegiatan karena badan sudah capai

karena seharian kerja, kegiatannya kan malam. Sebenarnya saya juga tidak mau, di gereja paroki saja saya juga tidak mau ikut Misa. Beberapa orang sudah buat saya sakit hati jadi saya tidak mau ketemu. Biasanya saya Misa di Gua Maria, di sana lebih enak. Saya juga bisa dibilang trauma karena pernah dicuekin oleh tokoh di gereja jadi saya malas untuk berkegiatan. Saya tidak banyak tahu tentang umat di lingkungan, sepertinya mereka

Page 228: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(12)

baik-baik saja. Tidak ada yang mengajak saya doa di lingkungan, padahal guru saya dulu juga satu lingkungan loh.

R2 : Kalau di rumah saya mau ikut, tetapi kalau tidak di rumah saya tidak kuat jalan jadi tidak ikut. Sebenarnya ingin sekali bisa ikut tetapi kondisi badan yang seperti ini membuat saya tidak bisa kemana-mana, kalau doa sendiri saya malah sering. Seperti kalau pagi saya bangun jam3 lalu berdoa rosario, lalu jalan-jalan dan tidur lagi. Kalau sinar matahari sudah terasa, saya keluar lagi untuk jalan-jalan lagi.

R3 : Kadang saya ikut sembahyangan atau pertemuan mingguan dan Misa di gereja tetapi memang tidak selalu karena kadang waktunya bertabrakan dengan waktu bekerja dan saya memilih bekerjanya.

R4 : Saya menjadi ketua Mudika di di lingkungan dan sering mengadakan kegiatan, seperti pendampingan anak. Untuk kegiatan bersama orangtua juga sering ikut. Saya merasa senang bisa bersama umat Katolik dan senang berkegiatan.

R5 : Dulu saya aktif berkegiatan tapi semenjak saya punya anak yang nakal, jadi jarang. Sekarang di lingkungan juga jarang. Saya malas dengan omongan orang-orang ketika saya tidak terlihat ikut kegiatan. Bisa dikatakan, umat tidak merangkul umat yang baru datang.

R6 : Saya aktif, sering ikut sembahyangan dan pertemuan di lingkungan, di gereja ya Misa, kadang tugas koor. Malah suami saya yang kurang aktif, katanya biar saya yang mewakili he..he.. Saya senang bisa berdoa bersama umat.

R7 : Dulu saya aktif Misa dan berkegiatan, tapi semenjak punya anak jadi gak bisa ikut karena anak sering rewel. Saya tetap mau berkegiatan dan saya usahakan besok untuk terlibat lagi. Untuk doa arwah saya sering ikut, tapi kalau pendalaman iman dan rosario jarang, karena saya suka dan lebih nyaman doa sendiri.

R8 : Saya sering ikut kegiatan, saya senang bisa berdoa bersama umat di lingkungan. Misa di gereja juga saya usahakan dan jarang saya tidak Misa.

R9 : Pekerjaan saya ini kadang tidak tentu, memang fokusnya pagi sampai sore tapi kadang ada pekerjaan yang banyak dan harus segera diselesaikan lagi ya di tempat kerja sampai malam. Saya jarang ikut kegiatan di lingkungan, Misa mingguan juga jarang. Sebenarnya itu karena pekerjaan, saya sih ingin ikut terus tapi dimana lagi, yaudahlah...Tuhan ngerti kog he...

R10 : Di lingkungan saya usahakan untuk datang kalau ada kegiatan, seperti kemarin itu waktu doa mingguan saya datang walaupun tidak ada undangan karena itu sudah menjadi kegiatan rutin. Entah karena apa ya? Saya ini merasa kurang kalau kegiatan di lingkungan hanya sekali seminggu, kalau bisa sih dua sampai tiga kali seminggu. Atau mungkin karena saya tidak ada kesibukan, tidak seperti umat lainnya?

R11 : Sebelum saya dibaptis, saya aktif tapi waktu saya sudah dibaptis dan anak saya menikah, kegiatan saya sepertinya berubah. Anak saya yang menikah itu kan dulu yang sering membantu saya bekerja tapi sesudah menikah, dia pergi ikut suami dan saya sendirian. Memang ada anak yang lain tapi tidak seperti anak saya yang menikah itu. Jadi sekarang saya jarang ikut kegiatan

Page 229: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(13)

di lingkungan. Aneh ya, sudah dibaptis malah tidak aktif tapi mau gimana lagi, kalau saya tidak bekerja, dapat uangnya dari mana? Besoklah, kalau saya sudah bisa membagi waktu, saya ikut doa di lingkungan lagi.

R12 : Kadang-kadang sih, kalau saya tidak cape’. Kalau mertua saya mengajak ya saya ikut acara di lingkungan, tetapi seringnya saya tidur di toko jadi karena toko buka sampai malam jadi banyak gak bisa ikut kegiatan sih.

R13 : Saya ini belum terbiasa berkumpul seperti itu jadi saya jarang ikut, mertua saya sering mengajak tapi saya ragu-ragu untuk datang, kadang malu juga. Sebenarnya juga karena anak saya sering rewel kalau diajak sembahyangan, pengen pulang terus, jadi mending gak usah ikut. Misa di gereja saja kadang saya gak berangkat daripada gak konsentrasi karena anak saya ribut.

R14 : Saya ini ikut kegiatan di lingkungan kalau diadakan di rumah saja karena biasanya yang ikut doa itu yang tua-tua, mungkin yang muda seperti kakak saya dan teman-temannya, udah tua juga sih he... Saya juga sering cape’ pulang dari sekolah atau kegiatan ekstra.

R15 : Saya ini kalau malam jarang di rumah, maksudnya pulangnya udah malam sekali. Seperti mbak ini bisa ketemu saya ya kalau ke sini, kalau nunggu di rumah gak tahu sampai jam berapa he.. Saya gak sempet ikut kegiatan di lingkungan.

R16 : Saya jarang sekali ikut kegiatan, hampir setiap sore saya les seperti sekarang ini. Apalagi menjelang ujian, semakin sering saya les dan ini juga baru pulang loh mbak.

R17 : Saya sering sekali ikut kegiatan di lingkungan, saya juga usahakan untuk Misa harian tapi gak bisa terus menerus. Merasa tenang aja bisa berdoa bersama umat lainnya.

R18 : Saya selalu mengusahakan ikut kegiatan tapi tidak bisa selalu ikut karena selain di lingkungan gereja, saya juga aktif di masyarakat jadi kadang lelah kadang waktu pertemuan bertabrakan.

R19 : Saya hari-hari ini kurang aktif karena kegiatan saya semakin padat. Saya sudah dapat kerja dan ingin fokus ke pekerjaan itu. Memang sayang karena harus mengorbankan kegiatan di lingkungan. Kalau misa minggu di gereja, saya masih bisa terus. Dengan berkegiatan bersama umat Katolik, sebenarnya membuat saya dapat lebih tenang karena merasakan punya saudara.

R20 : Iya, saya cukup aktif berkegiatan. Selesai acara seperti ibadat, saya bergabung kalau habis pertemuan. Biasanya kan ibu- ibu itu ngobrol dulu baru pulang. Senang karena punya teman bercerita.

R21 : Saya ikut kalau ada pertemuan, tapi tidak selalu. Kalau doa yang harus ngomong gitu males.

R22 : Iya, saya usahakan untuk ikut biar lebih kenal umat. R23 : Saya jarang ikut karena umatnya sudah tua gitu loh jadi malu, males, gak

maulah. R24 : Kadang-kadang saja saya ikut kegiatan biar kenal sama umat di

lingkungan. R25 : Saya senang kalau bisa berkumpul bersama umat Katolik. Saya sering ikut

kegiatan, Misa harian juga bisa dibilang sering.

Page 230: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(14)

P 9 : Bagaimana kesan Anda terhadap umat Katolik yang ada di lingkungan Anda?

J : R1 : Di lingkungan, walaupun saya jarang ikut kegiatan tapi saya tidak pernah

mendengar mereka nyindir-nyindir, tapi ya gak taulah. Saya belum berani aktif, mudah-mudahan besok bisa.

R 2 : Umat baik dan ramah-ramah, sayang saya tidak bisa ikut terus kegiatan bersama mereka. Ketua lingkungan juga baik, pernah mengantar saya ke gereja waktu mau baptis. Itu loh, ketemu dengan romo untuk tanya jawab.

R3 : Umat di lingkungan baik, bahkan yang non Katolik pun baik. Entah mengapa, saya dikenal banyak orang.

R4 : Umat di lingkungan baik dan mendukung kegiatan yang diadakan kaum muda

R5 : Saya tidak menyukai semua orang-orang Katolik di lingkungan. Memang beberapa masih saya hormati, tapi sebagian besar dari mereka seperti tidak menghendaki kehadiran saya. Mereka kan tahu kalau saya baru sebagai umat Katolik, harusnya kan mereka mengajak saya e...malah membicarakan yang jelek-jelek tentang saya.

R 6 : Orang-orang di lingkungan juga baik apalagi tahu saya orang baru dan mereka juga heran sih karena saya aktif ikut kegiatan lingkungan.

R7 : Umat di sana ya biasa aja, mereka sering mengundang saya sekeluarga tapi karena saya tidak bisa ikut ya gimana lagi, mungkin besok-besok lagi saya ikut.

R8 : Saya sudah lama tingga l di daerah ini dan kurang lebih sudah kenal dengan umat lainnya, baik yang agamanya seperti saya dulu ataupun yang Katolik. Mereka tidak membuat saya bagaimana gitu, malah saling membantu kalau ada apa-apa. Pokoknya biasalah seperti sama saja, agama sama atau beda.

R9 : Saya hanya tahu sedikit tentang umat jadi gak tahu bagaimana sebenarnya mereka tapi saya rasa selama ini baik-baik saja.

R10 : Umat di lingkungan ada yang aktif ada yang tidak, ketua lingkungannya menyenangkan bahkan mau berkorban untuk umatnya misalnya dengan mengeluarkan mobil untuk kegiatan umat.

R11 : Pernah ada 2 ibu datang ke sini, mungkin untuk memata-matai saya ya? He.he.. Gak tahulah apa maksudnya, tapi waktu itu mereka datang ke sini dan menanyai kabar saya. Katanya mau mengajak ikut doa di lingkungan, tapi mau gimana lagi, saya tetap tidak bisa ikut. Terserah mereka bilang apa.

R12 : Maaf, saya tidak tahu tentang umat di lingkungan tapi kalau bertemu ya saya merasa baik-baik saja. Mungkin karena jarang bertemu saja jadi jarang ngobrol dengan umat lingkungan.

R13 : Saya tidak banyak mengenal umat di lngkungan sini tapi satu dua orang saya tahu. Tapi sama siapa saja saya berusaha baik jadi orang lain pasti baik dengan saya.

R14 : Umat di lingkungan baik, saya juga banyak mengenalnya. R15 : Selama ini saya rasakan baik.

Page 231: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(15)

R16 : Saya juga tidak banyak tahu tentang umat di lingkungan. R17 : Di lingkungan orangnya baik-baik, tapi yang ikut kegiatan itu- itu saja jadi

bosan juga. Padahal umat lainnya banyak loh tapi gak kelihatan, malah yang baptis sudah lama atau dari bayi ada juga yang gak aktif. Gak tahu mereka ini sibuk apa ya? Tapi ya mungkin memang sibuk.

R18 : Biasalah orang kalau udah berkumpul, ada aja yang diomongin. Sebenarnya mereka baik tapi kadang kalau ada setan mampir yaudah yang dibicarakan jadi melenceng. Kalau ketidakaktivan umat yang lain biasanya juga dibicarakan oleh mereka, tapi memang gak tahu mereka yang gak aktif tu sibuk apa.

R19 : Mereka sangat baik, saya masih sering diundang kalau ada kegiatan. Mereka juga menanyakan keadaan saya yang mungkin bagi mereka lama tidak kelihatan.

R20 : Umat di lingkungan saya baik tapi kadang kalau berkumpul ya ngrumpi, wajar lah.

R21 : Mereka baik, saling menyapa. R22 : Biasa saja, tapi memang kami gak pernah ada masalah. R23 : Saya jarang bertemu dengan mereka, kalau yang muda ya kalau ketemu di

sekolah R24 : Saya kurang sreg dengan umat di lingkungan. Kadang saya mendengar

kata-kata gak enak tentang saya atau kalau saya ikut sembahyangan ada tatapan gak enak yang saya rasakan.

R25 : Saya senang bisa mengenal mereka, mereka seperti keluarga saya sendiri.

Page 232: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

Lampiran 2: Foto-Foto

GERBANG MASUK GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO

SISI KIRI AULA PAROKI

(16)

Page 233: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

SISI KANAN AULA PAROKI

TK INDRIYASANA

(17)

Page 234: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

PROSES PEMBANGUNAN DI GEREJA PAROKI

PINTU PASTORAN DAN SEKRETARIAT PAROKI

(18)

Page 235: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(19)

Lampiran 3: Materi Cara Berdoa 1. Sebelum berdoa, hendaklah diperhatikan, bahwa berdoa Anda akan lebih

berhasil jika Anda menetapkan waktu dan tempat khusus untuk berdoa, dan menepatinya dengan cermat

2. Anda akan lebih siap berdoa apabila Anda telah membuat persiapan untuk berdoa, khususnya dengan memilih bahan yang hendak Anda gunakan. Misalnya suatu kutipan Injil, suatu gagasan, dan sebagainya

3. Hendaknya Anda selanjutnya memperhatikan hal ini: Doa berarti mengangkat jiwa dan hati kepada Allah. Maka Anda perlu mulai dengan mohon kepada Allah agar Anda dapat memasuki hadirat-Nya. Anda mengakui bahwa seluruh diri Anda telah dikenal Allah Sang Pencipta, yang menciptakan Allah saat demi saat dari ketiadaan. Dengan demikian Anda akan berada di hadirat Allah secara sadar seperti yang terjadi sekarang ini, dengan rasa gembira, dengan penuh keyakinan atau keraguan, dengan segala keberhasilan atau kegagalan yang sekarang ini Anda bawa.

4. Sewaktu mulai berdoa, kadang kala hendaknya Anda menempatkan diri di tempat yang konkret. Misalnya, Anda berdoa dengan membayangkan sedang menimbang-nimbang ilalang di ladang, Anda dapat membayangkan diri beberapa saat berada di ladang yang penuh dengan tumbuhan liar. Kegiatan ini bermaksud supaya Ada mengatur diri Anda dengan lebih mudah.

5. Apabila menimbang-nimbang sesuatu yang bernilai sejarah, Anda hendaknya secara sekilas ingat di mana bahan Anda bertepatan dengan kisahnya itu sendiri. Misalnya, kisah kelahiran Yesus ada di dalam proses penyelamatan manusia, dan letaknya ada sesudah pewartaan kepada Maria, oleh alaikat Gabriel. Hal ini bisa bermanfaat bagi Anda dan dapat membatu Anda mengingat pengalaman yang telah lalu dalam hidup Anda

6. Pada awal doa, ingatlah agar Anda mohon kepada Tuhan apa yang Anda maui. Ada anugerah khusus pada setiap latihan rohani. Misalnya: mengenal Yesus dan mencintai-Nya, menyadari cinta Allah yang menciptakan Anda, dapat berkembang seperti yang dicita-citakan Allah. Janganlah Anda sampai tidak pernah memohon kepada Allah apa yang sekarang Anda maui

7. Selama berdoa jangan menuruti keinginan menyelesaikan bahan tertentu. Jika Anda memperoleh sesuatu yang bermakna, berhentilah di situ dengan tenang. Baru melanjutkan jika sekiranya dirasa cukup

8. Sikap badan perlu diperhatikan. Apabila sewaktu berdoa Anda berdiri dan dapat berdoa dengan baik, seyogyanya tidak mengubah sikap itu. Apabila suatu sikap (misalnya duduk di lantai) membuyarkan Anda, gantilah sikap itu. Boleh mencoba sikap apa saja, asal itu merupakan sikap untuk berdoa

9. Anda akan memetik manfaat banyak dan memperlihatkan sikap dan tanggung jawab Anda kepada Allah, apabila Anda berbuat hal-hal yang sesuai dengan apa yang sedang Anda doakan sekarang ini. Misalnya, Anda sedang berdoa dengan bahan peristiwa kebangkitan Yesus, taruhlah bungan di atas meja Anda, atau nyalakanlah lilin. Anda sedang berdoa merenungkan dosa, berpuasalah sedikit. Mengapa demikian? Karena memang sekujur diri

Page 236: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(20)

Andalah yang memasuki suasana doa, bukan hanya pikiran Anda. Kita perlu mempersiapkan dan mengajak suluruh diri kita untuk doa itu.

10. Apabila Anda sudah mendekati akhir doa yang Anda tentukan, berhentilah sejenak untuk bertanya kepada diri Anda apa yang secara khusus hendak Anda haturkan kepada Allah. Anda ingat akan apa yang ingin Anda bicarakan atau sahabat terhormat. Pada saat ini mungkin Anda hendak berbicara dengan Yesus atau dengan salah seorang rasul atau dengan salah seorang dari kelompok wanita yang menyertai Yesus. Apabila Anda mengahiri doa, hendaklah Anda selalu menyapa Allah dengan hormat.

11. Jika Anda belum mengambil keputusan untuk memasuki doa lain, Anda sebaiknya mengakhiri waktu doa Anda dengan berdoa Bapa Kami

12. Setelah itu, sisihkan waktu untuk meninjau Doa. Tulislah apa yang Anda lakukan selama waktu itu. Apa yang Anda alami. Apa gagasan, emosi, afeksi, keyakinan, doanya. Dengan cara ini Anda akan memetik manfaat menyiapkan doa lebih lanjut.

13. Yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakan doa: Sebelum waktu berdoa, misalnya sore hari sebelumnya, lihatlah bahan-bahan yang hendak Anda gunakan untuk berdoa. Kadang-kadang Anda bahkan akan melihat butir-butir tertentu yang muncul dari bahan. Catatlah butir itu. Misalnya “...lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan” (Luk 2: 7)

Dalam segala hal, ingatlah bahwa Anda tidak pernah boleh mengambil sikap

tanggung-tanggung terhadap Allah Tuhan kita. Sikap tidak tanggung-tanggung Anda tidak akan pernah melampaui sikap tidak tanggung-tanggung yang dilakukan Allah terhadap diri kita. Oleh karena itu, tunjukkanlah sikap tidak tanggung-tanggung Anda kepada Allah, misalnya dengan senantiasa bertekad untuk selalu setia kepada doa di saat-saat ketika doa itu terasa amat sulit dilakukan. Atau pun dengan menambah sedikit waktunya. Dengan kebesaran hati Allah yang serba tidak tanggung-tanggung, Allah pasti selalu mencurahkan anugerah-anugerah-Nya kepada kita apabila dari pihak kita sendiri memang berupaya dengan jujur.

Page 237: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(21)

Lampiran 4: Lagu-Lagu

DENGAR DIA PANGGIL NAMA SAYA 1=d 4/4

3 3 . 3 2 2 3 2 / 1 . 5 . / Dengar Dia panggil na-ma sa - ya 3 3 . 3 2 2 3 4 / 3 . . . / Dengar Dia panggil na-ma - mu 3 3 . 3 3 3 5 5 / 5 . 4 . / Dengar Dia panggil na-ma sa - ya 3 3 . 3 2 2 3 2 / 1 . . . / Ju ga Dia panggil na-ma - mu

1 . 3 4 / 5 . . . / O girang - lah i . 7 6 / 5 . . . / O girang - lah 6 6 i 7 6 / 5 6 5 4 3 . / Yesus amat cin - ta pada saya 5 . 4 2 / 1 . . . // O girang - lah! 0 1 1 2 / 3 . 2 . / 1 . Ku – ja - wab ya.. ya.. ya.. 0 3 3 4 / 5 . 4 . / 3 . Ku – ja – wab ya.. ya.. ya.. 0 5 5 5 / 6 4 4 0 6 6 6 / 5 3 3

Ku – ja - wab ya Tuhan ku – ja - wab ya Tuhan 0 1 1 2 3 . 2 . / 1 . 0 // Ku – ja - wab ya.. ya.. ya..

LAI-LAI 3 . 4 / 4 4 4 5 4 . 3 / 3 . Sungguh in-dah dan menye nang - kan 5 6 5 4 / 3 1 7 2 1 . . bersa ma ber sau - da - ra 3 . 4 / 4 4 4 5 4 . 3 / 3 . Sungguh in-dah dan menye nang - kan 5 6 5 4 / 3 1 7 2 1 . . bersa ma ber sau - da - ra

Page 238: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(22)

1 2 4 . 5 / 6 5 4 5 / 6 . . Bersa tu dan ber - pa - du 5 6 7 / 6 5 4 3 2 1 / 2 . . Lailai lai lai lai lai lai lai lai lai 1 2 4 . 5 / 6 5 4 5 / 6 . . Bersa tu dan ber - pa - du 5 6 7 / 6 5 4 3 2 1 / 2 . . 0 // Lailai lai lai lai lai lai lai lai lai

Contoh gerakan:

Posisi badan semua peserta “membuat lingkaran, tangan menyilang di depan dada dengan tangan kanan di atas dan semua telapak tangan menghadap ke bawah, berpegangan tangan dengan teman di samping kanan dan kiri”.

Mulai dari syair pertama sampai sebelum syair “bersatu dan berpadu...”, menghentakkan tumit kanan ke depan, menghentakkan jari-jari kanan ke belakang, bergantian dengan kaki kiri.

Syair berikutnya, kaki kanan menyilang ke kiri depan dan kiri belakang lalu memutar ke kanan tanpa melepaskan pegangan, lalu kembali dengan memutar ke kiri.

APA KABAR

1=d, 2/2 4 4 4 / 4 . 3 4 3 / 4 5 6 . A pa ka bar ki ta ber gem bi ra (Menggenggam tangan teman di kanan dan di kiri sambil menggoyang-goyangkan) 3 4 4 3 / 3 4 4 3 Te puk ta ngan tepuk ka ki (Menepuk tangan teman di samping kanan dan kiri sambil menghentakkan kaki) 3 4 5 4 5 6 . / putar kan badan mu (Memutarkan badan)

3 4 5 6 6 . / 6 7 7 i 6 . / Goyang ke ki ri goyang ke ka nan (Bergoyang dan bergeser ke kiri dan ke kanan) 3 4 5 5 / 3 4 5 5 Berke liling ber ke liling (Keluar dari lingkaran, berkeliling-keliling) 4 4 4 5 5 6 . 0 // menca ri yang ba ru (Mencari teman/posisi)

Page 239: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(23)

PAGI BERSERI 1=d, 4/4 3 3 3 / . 3 4 3 3 2 . / Burung pun bernya nyi nya nyi 2 2 2 / . 2 4 3 4 3 . / Menyambut men ta ri pa gi 4 4 4 / . 4 5 5 6 7 . / Lihat lah semua berse ri 7 6 4 . / 3 4 3 2 2 1 . / Riang me mu ji na ma Tuhan

3 3 3 / . 3 4 . 3 3 2 Bunga pun me na ri na ri 2 2 2 / . 2 4 . 3 4 3 Di ti up si a ngin pa gi 4 4 4 / . 4 5 5 6 7 . / Lihat lah semua berse ri 7 6 4 . / 3 4 3 2 2 1 . / Riang me mu ji na ma Tuhan

3 3 1 3 / 2 . 3 2 . / Burung pi pit yang ke - cil 3 3 1 4 / 6 4 3 . / di ka si hi Tu - han 4 5 4 6 / 7 . 6 . Ter le bih di ri ku 5 4 3 . 2 / 1 . 1 . 0 // di ka si hi Tu han 3 3 1 3 / 2 . 3 2 . / Bu nga ba kung di la dang 3 3 1 4 / 6 4 3 . / di be ri ke in da han 4 5 4 6 / 7 . 6 . Ter le bih di ri ku 5 4 3 . 2 / 1 . 1 . 0 // di ka si hi Tu han

Page 240: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(24)

SEDIAKAN WAKTU UNTUK... Lagu Asli : Dona-dona Musik : Sholom Secunda 0 3 / 6 6 7 i / 2 3 / 6 7 i / 2 1. Se di a - kan wak - tu un - tuk be ker - ja 2. Se di a - kan wak - tu un - tuk ber ma - in 3. Se di a - kan wak - tu un - tuk mencin - ta 4. Se di a - kan wak - tu un - tuk memba - ca 5. Se di a - kan wak - tu un - tuk bermim - pi 6. Se di a - kan wak - tu un - tuk memban- tu 7. Se di a - kan wak - tu un - tuk berdo - a 8. Se di a - kan wak - tu ra - wat tu - buh - mu . 3 / 6 4 4 3 / 2 1 2 / 3 . 1. me - nyi ap kan ma - sa de pan - mu 2. me - nyu bur kan se - ma ngat mu - da 3. me - ya yang ser - ta di sa - yang 4. mem per ka ya pe - nge ta hu - an 5. me - mu puk a ne - ka ha ra - pan 6. ri - ngan kan be ban se sa ma - mu 7. Tu - han ma kin de - kat te ra - sa 8. bi - ar jangan ha - us fi sik - mu 0 3 / 6 6 7 i / 2 3 / 6 7 i / 2 1. Ke - ber - ha sil - an a - da ong kos - nya 2. Se - di a kan wak - tu un - tuk ter ta - wa 3. Ling ku ngan ha - ngat mam- pu membu - at 4. Bu - ku - ma ja - lah dan su rat ka - bar 5. Se - di a kan wak - tu tuk ma was di - ri 6. U - lu ran ta ngan- mu ra - mah si kap - mu 7. Sir - na ra sa ce - mas ser - ta ge li - sah 8. Ber - o lah ra ga - lah dan is ti ra - hat . 3 / 6 4 4 3 / 2 i 7 / 6 . 1. i - ngin sukses per - lu u sa - ha 2. bum - bu penye dap ke hi dup- an 3. hi - dup se la lu ber se ma - ngat 4. me - nga sah trampil da ya na - lar 5. a - gar cermat mem - ba wa di - ri 6. ja - di sumber ke - ba ha gia - an 7. de - bu di ma - ta hilang mus- nah 8. ser - ta cukup ma - kan yang se - hat

Page 241: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(25)

Reff: 0 0 / 5 5 5 / 0 4 3 2 / 1 . / 0 A yo lah ka wan ka wan 1 / 2 . 2 / 5 4 / 3 . bu lat kan te kad mu 0 0 / 5 5 5 / 0 4 3 2 / 1 . / 0 Ha ra pan ma sa de pan 0 2 / 3 0 2 / i 7 / 6 a - da di pundak mu 0 0 / 7 7 7 7 / 2 0 2 / 1 2 3 / . . / Ja di nya su - ram a - tau ce rah 2 2 2 2 / 5 5 4 3 . ja ngan cu ma ter se - rah 0 0 / 7 7 7 7 / 2 0 2 / 1 2 3 / . . / Ki ta sen di - ri ren - ca na kan 3 7 1 2 / i 7 6 . langkah ser ta tu ju an

BERNYANYI GEMBIRA . 1 3 2 / 1 . 7 1 / . 7 7 1 / 1 2 1 2 / . Ber nyanyi gem bi - ra, berdendang dan berlenggang . 1 3 2 / 1 . 7 1 / . 7 7 1 / 1 2 1 2 / . Ber nyanyi gem bi - ra, berdendang dan berlenggang 1 2 . 2 3 . / . 2 3 4 / . 5 4 3 Lenggang- lenggang, berlenggang di tempat 1 2 . 2 3 . / . 2 3 4 / . 5 4 3 Lenggang- lenggang, berlenggang gembira

. 2 3 2 / . 1 1 7 . / 6 7 2 3 4 3 2 Ke mu - ka ke b’la - kang, ke samping la - lu silang . 2 3 2 / . 1 1 7 . / 6 7 2 3 4 3 2 Ke mu - ka ke b’la - kang, ke samping la - lu silang 1 3 . 4 5 / 4 5 6 7 6 4 Muka b’lakang, samping la - lu samping 1 3 . 4 5 / 4 5 6 5 6 4 Muka b’lakang, samping la - lu silang

Page 242: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(26)

TUHAN ADA 2 4 2 4 . 2 4 . 2 4 2 4 6 5 6 7 Ku da ki da ki da ki da ki gu nung yang tinggi 2 4 2 4 . 2 4 . 2 4 2 6 5 4 5 6 Ku tu run tu run tu run tu run lem bah yang dalam 2 4 2 4 . 2 4 . 2 4 2 4 6 5 6 6 7 . Ku ter bang ter bang ter bang ter bang lu as ang ka sa 6 7 . 5 6 4 . 3 Yesus be ser ta ku

3 . 5 6 4 . 5 6 / 3 . 4 3 2 . 4 4 Di ki ri Kau a da, di kanan Kau a da 3 . 4 3 . 1 0 . 3 3 3 . 2 3 2 1 . Di a tas dan di ba wah Kau ad a 3 . 5 6 4 . 5 6 / 3 . 4 5 7 . 6 . 5 5 Di lu ar Kau a da, di dalam pun Kau a da 4 3 4 . 4 5 6 . 5 . 6 Ka re na Engkau Ye sus ku

JANGAN LELAH

Jangan lelah bekerja di ladangnya Tuhan Roh Kudus yang b’ri kekuatan Yang mengajar dan menopang Tiada lelah bekerja bersama-Mu Tuhan Yang selalu mencukupkan, akan segalanya

Ratakan tanah bergelombang Timbunlah tanah yang berlubang Menjadi siap dibangun di atas dasar iman 2X

SEMUA KARENA CINTA

Cipt. Glenn. F

Hari ini adalah lembaran baru bagiku Ku disinii karena Kau yang memilihku Tak pernah kuragu akan cinta-Mu Inilah diriku dengan melodi untuk-Mu

Dan bila aku berdiri tegak sampai hari ini Bukan karena kuat dan hebatku Semua karena cinta

Page 243: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(27)

Semua karena cinta Tak mampu diriku dapat berdiri tegak Terimakasih cinta

HERO (SANG PAHLAWAN) By. Mariah Carey

There is a hero (Ada seorang pahlawan) If you look inside your heart (Jika kau melihat ke kedalaman hatimu) You don’t have to be afraid (Kau tidak perlu takut) Of what you are (Akan siapa kamu sebenarnya) There’s an answer (Ada sebuah jawaban) If you reach into your soul (Jika kau menggapai ke kedalaman jiwamu) And the sorrow that you know (Dan duka yang kau tahu) Would melt away (Akan hancur lebur) Reff:

And then a hero comes a long (Kemudian datanglah sang pahlawan itu) With the strength to carry on (Bersama kekuatan untuk mengatasi semuanya) And you cast the fear aside (Dan kamu dapat menghalau ketakutan) And you know you can survive (Dan kau tahu kau dapat bertahan) So when you feel like hope is gone (Jadi ketika kau merasakan bahwa harapan telah sirna) Look inside you and be strong (Lihatlah ke kedalaman dirimu dan kuatlah) And you finally see the truth (Dan akhirnya kau melihat kebenaran itu) That a hero lies in you (Bahwa sang pahlawan ada di dalam dirimu)

It’s a long road (Ini adalah jalan yang panjang) When you face the world alone (Ketika kau menghadapi dunia ini sendirian) No one reaches out a hand for you to hold (Tak seorang pun yang memberikan tangan mereka untuk kau pegang) You can find love (Tetapi kamu dapat menemukan cinta) If you search within your self (Jika kamu mencari ke kedalaman hatimu) And the emptiness you felt will disappear (Dan kesendirian yang kau rasakan, akan lenyap). Reff Lord knows (Tuhan tahu) Dreams are hard to follow (Bahwa angan-angan sulit untuk dicapai) But don’t let anyone tear them away (Tetapi jangan biarkan seorang pun mengahancurkan angan-angan itu) Hold on there would be tomorrow (Bertahanlah, akan ada hari esok) In time you’ll find the way (Pada waktunya kau akan menemukan jalan). Reff

Page 244: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(28)

Lampiran 5: Teks Kitab Suci

Iman Tanpa Perbuatan Pada Hakekatnya Mati (Yak 2: 14-26)

Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan,” aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gentar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.” Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, katika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian juga iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Perumpamaan Tentang Orang-orang Yang Berdalih (Luk 14: 16b-20)

“Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak

orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.”

Page 245: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(29)

Musa Meminta Penyertaan Tuhan di Gurun (Kel. 33: 10-17)

Setelah seluruh bangsa itu melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah,

maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. Lalu berkatalah Musa kepada Tuhan: “Memang Engkau berfirman kepadaku: Suruhlah bangsa ini berangkat, tetapi Engkau tidak memberitahukan kepadaku, siapa yang akan Kau utus bersama-sama dnegan aku. Namun demikian, Engkau berfirman: Aku mengenal namamu dan juga engkau mendapat kasih karunia di hadapanku. Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu.” Lali Ia berfirma: “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu.” Berkatalah Musa kepada-Nya: “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?” Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Juga hal yang telah kau katakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapanKu dan Aku mengenal engkau.”

Dua Macam Dasar

(Lukas 6: 46-49)

“Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya-Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat diselamatkan-, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataanKu, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah rusahnya.”

Page 246: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(30)

Penganiayaan Terhadap Jemaat di Yerusalem (Kis. 8: 1b-3)

Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di

Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Srefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki- laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.

Peringatan Terhadap Penyembahan Berhala

(Ul.13: 1-5)

Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, dan apabila tanda atau mujizat yang ditandakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Tuhan, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dnegarkan, kepada-Nya kamu harus berbakti dan berpaut. Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad kepada TUHAN, allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan-dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.

Pencobaan di Padang Gurun (Luk.4: 1-13)

Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu

dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.” Jawab Yesus kepadanya: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.”

Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siap saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

Page 247: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(31)

Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk batu.” Yesus menjawabnya, kata-Nya: “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”

Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.

Kasih Setia Allah Kepada Orang Israel

(Mazmur 136: 1-26) Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bersyukurlah kepada TUHAN segala tuhan Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Kepada Dia yang menjadikan langit dengan bijaksana! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Kepada Dia yang menghamparkan bumi di atas langit! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Kepada Dia yang menjadikan benda-benda penerang yang besar; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Matahari untuk menguasai siang; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bulan dan bintang-bintang untuk menguasai malam! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Kepada Dia yang memukul mati anak-anak sulung Mesir; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Dan membawa Israel keluar dari tengah-tengah mereka; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Dan menyeberangkan Israel dari tengah-tengahnya; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Kepada Dia yang memukul kalah-raja-raja yang besar;

Page 248: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(32)

Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Dan membunuh raja-raja yang mulia; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Sihon, raja orang Amori; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Dan Og, raja negeri Basyan; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Milik pusaka kepada Israel, hamba-Nya! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Dia yang mengingat kita dalam kerendahan kita; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Dan membebaskan kita dari pada para lawan kita; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Dia yang memberikan roti kepada segala makhluk; Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bersyukurlah kepada Allah semesta langit! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Hal Kekuatiran (Mat 6: 25-34)

“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa

yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendadani rumput di ladang, yang hari ini ada dan esok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendadani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahuku Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

Page 249: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(33)

Tentang Tolong-Menolong (Ulangan 22: 1-4)

“Apakah engkau melihat, bahwa lembu atau domba saudaramu tersesat,

jangalah engkau pura-pura tidak tahu; haruslah engkau benar-benar mengembalikannya kepada saudaramu itu. Dan apabila saudaramu itu tidak tinggal dekat denganmu dan engkau tidak mengenalnya, maka haruslah engkau membawa hewan itu ke dalam rumahmu dan haruslah itu tinggal padamu, sampai saudaramu itu datang mencarinya; engkau harus mengembalikannya kepadanya. Demikianlah harus kau perbuat dengan keledainya, demikianlah kau perbuat dengan pakaiannya, demikianlah kau perbuat dengan setiap barang yang hilang dari saudaramu dan yang kau temui; tidak boleh engkau pura-pura tidak tahu.

Apabila engkau melihat keledai saudaramu atau lembunya rebah di jalan, janganlah engkau pura-pura tidak tahu; engkau harus benar-benar menolong dan membangunkannya bersama-sama dengan saudaramu itu.”

Jalan Yang Benar (Matius 7: 12-14)

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”

Page 250: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(34)

Lampiran 6: Sarana Permainan

PUZZLE

Keterangan: Gambar di atas hanya salah satu contoh gambar sebagai sarana permainan “puzzle”, pembimbing dapat mencari gambar lain. Garis- garis yang ada dalam gambar sebagai garis yang akan digunting.

Page 251: REKOLEKSI UNTUK MELENGKAPI PEMBINAAN ...repository.usd.ac.id/22595/2/031124025_Full.pdfiv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Gereja, secara khusus Paroki Kristus Raja Baciro

(35)

SURAT CINTA UNTUK KEKASIH Buat Kekasihku yang………………. Dalam selembar surat ini, aku ingin mengguratkan perasaanku saat ini kepadamu. Pertama kali kita bertemu, hatiku merasakan getaran yang………………. Engkau terlihat sangat……………….dan kata-kata yang terlontar dari mulutmu begitu…………………….. Menurutku, Engkau seperti burung merpati yang kalau berjalan terlihat…………………… Sejak saat itu, aku tidak bias tidur karena selalu memikirkan dirimu. Setiap kali makan, aku merasa………………….. Setiap kali bekerja, aku selalu melamunkan dirimu. Oh kekasihku yang………………..apakah Engkau pun merasakan hal yang sama?

Dariku, Yang………………..mu