kisah nabi ibrahim dalam al - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/4320/1/bab i,v, daftar...
TRANSCRIPT
KISAH NABI IBRAHIM DALAM AL-QUR’AN
(Kajian Nilai-nilai Teologi-Moralitas Kisah Nabi Ibrahim Perspektif
Muhammad A. Khalafullah dan M. Quraish Shihab)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Dalam Bidang Ilmu Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh:
Kholilurrahman Aziz
05530054
JURUSAN TAFSIR DAN HADITS
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010
ii
iii
iv
MOTO
bersemayam sempana di jembala gembala
duliat jelita bapakku Ibrahim
keturunan intan dua cahaya
pancaran bunda berlainan putra
kini kami bertikai pangkai
di antara dua, mana mutiara
Jauhari ahli lalai menilai
lengah langsung melewat abad
aduh kekasihku
padaku semua tiada berguna
hanya satu kutunggu hasrat
merasa dikau dekat rapat
serupa Musa di puncak Tursina
(Puisi Amir Hamzah)
� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �
� � � � � � � � � � � � � � � � � �
� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �
� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �
� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �
� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �
� � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �
� � � � � � � � (Hassan Hanafi)
��
PERSEMBAHAN
Skiripsi ini kupersembahkan bagi semua yang konsen terhadap kajian
al-Qur’an.
���
ABSTRAK
Secara garis besar, kisah yang terdapat dalam al-Qur’an mengandung dua
unsur pokok yang sangat penting, yakni unsur teologi dan unsur moral. Kedua
unsur tersebut merupakan materi dakwah al-Qur’an untuk menunjukkan
kebenaran risalah yang dibawa para nabi dan rasul yang diutus oleh Allah. Dari
materi dakwah al-Qur’an tersebut diharapkan manusia dapat mengambil hikmah
dan pelajaran, baik dari nilai teologi maupun nilai moralnya. Seperti kisah-kisah
lain dalam al-Qur’an, kisah Nabi Ibrahim tentunya juga mengandung dua materi
dakwah al-Qur’an tersebut. Sebab pada dasarnya, kisah yang ada dalam al-Qur’an
sepenuhnya merupakan mediator untuk menyampaikan pesan Tuhan yang ada di
dalamnya. Oleh karenanya, penelitian ini diarahkan untuk mengungkap pesan
yang ada dibalik kisah Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an tersebut.
Untuk melakukan pembacaan pada kisah Nabi Ibrahim tersebut, penulis
mengacu pada karya dua tokoh, yakni Muhammad A. Khalafullah dan M. Quraish
Shihab, dengan rumusan masalah yang akan dipecahkan, bagaimana pandangan
kedua tokoh tersebut tentang kisah Nabi Ibrahim ini? Serta nilai teologi-moralitas
seperti apa yang hendak disampaikan dalam materi kisah tersebut? Dipilihnya
kedua karya tokoh ini sebagai acuan sekaliagus obyek penelitian didasari oleh
beberapa pertimbangan, yaitu pertama, belum adanya peneliti yang mencoba
membandingkan pemikiran keduanya. kalaupun ada hanya sebatas penelitian
tokoh pertokoh. Kedua, terkait dengan letak geografis keduanya yang berbeda.
Perbedaan letak geografis dan latar belakang keilmuan, memungkinkan untuk
mempengaruhi penafsiran keduanya. Maka dari itu penelitian ini sangat urgen
untuk melihat sisi perbedaan dan persamaan keduanya dalam menafsirkan kisah
al-Qur’an. Metode yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah analisis-
komparatif, yakni dengan menganalisis karya kedua tokoh tersebut tentang kisah
Nabi Ibrahim, dengan pendekatan historis- biografis. Selanjutnya, hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi khazanah
keilmuan Islam, terutama di bidang kajian tafsir al-Qur’an.
Setelah penulis melakukan deskripsi dan analisis terhadap penafsiran
Khalafullah dan Quraish Shihab tentang kisah Nabi Ibrahim, maka penulis
mendapatkan kesimpulan bahwa pesan teologi yang dimaksudkan dalam kisah
Nabi Ibrahim adalah bentuk ketauhidan yang utuh hanya kepada Allah, yang
menyadari tentang hakikat wujud Tuhan yang hakiki. Adapun nilai moral dalam
kisah Nabi Ibrahim ini adalah, pertama adanya sikap pengorbanan untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan. Kedua, sikap dialogis-demokratis dalam
menyampaikan pesan Tuhan. Ketiga, sikap santun �������� dan toleran terhadap
orang lain. Keempat, kesabaran dalam menghadapi kegagalan berdakwah
(berusaha). Kelima, sikap peduli terhadap sesama manusia, terutama faqir miskin.
Khalafullah dengan Quraish Shihab menyepakati bahwa hendaknya suatu kisah
dalam al-Qur’an tidak dilihat dari segi historisitasnya, akan tetapi dilihat sebagai
teks yang mengandung pesan-pesan Ilahiah. Namun, pada level tertentu Quraish
Shihab tetap meyakini sepenuhnya bahwa kisah al-Qur’an itu merupakan fakta
sejarah dan benar-benar terjadi. Hal ini yang menjadikannya berbeda dengan
Khalafullah yang meyakini bahwa tidak semua kisah al-Qur’an memiliki fakta
sejarah, karena menurutnya sebagian besar kisah al-Qur’an bersifat khayali.
����
KATA PENGANTAR
��������������� ������������ ����������� �� ���� ��� ������ �� ����� � ��������� �������������� ���������� ��������� �!��� �����" �# �$�"��%���"
������ ���&��
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan petunjuk,
pertolongan dan kekuatan, serta limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulisan tugas akhir ini bisa tercapai. Tentunya hal yang
paling wajar dalam penelitian ini adalah ada, bahkan banyak, kekurangan dan
kesalahan. Sangatlah tidak wajar, bahkan mendekati mustahil, apabila
penelitian ini sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Dzat Yang
Mahasempurna. Oleh karenanya, krtik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak senantiasa diharapkan untuk menjadi bahan perbaikan dan
tambahan dari kekurangan yang ada pada penelitian ini.
Di samping itu, penulis menyadari bahwa selesainya tugas akhir ini
tidak terlepas dari banyak pihak yang telah membantu dan terlibat dalam
proses penulisan ini, baik bantuan materi maupun komentar, do’a dan motivasi
yang memungkinkan penulis menyelesaikan tugas akhir ini. Dengan itu,
penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan mendalam kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Ushuluddin, Ibu Dr. Sekar Ayu Aryani, M.A. beserta
Pembantu Dekan.
3.
viii
�
4. Ketua Jurusan Tafsir Hadis, Bapak Dr. Suryadi, M.Ag, beserta Sekretaris
Jurusan, Bapak Dr. Ahmad Baidhawi, M.Ag. yang secara tidak langsung telah
memberikan motivasi kepada penulis.
5. Bapak Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A, selaku pembimbing I dan Dr.
H. Abdul. Mustaqim, M.Ag selaku pembimbing II, sekaligus sebagai
Penasihat Akademik. Keduanya merupakan inspirator dan motivator yang
begitu melekat pada penulis, ”aku ingin seperti mereka”, kata yang sering
terbersit dalam hati penulis. Di sela-sela kesibukan keduanya, mereka telah
sempat meluangkan waktu untuk penulis dalam rangka memberikan arahan,
bimbingan kritik dan koreksi terhadap hasil penulisan skripsi ini.
6. Kedua Orangtua penulis, Abd. Aziz dan Khalilah, entah apa yang harus
penulis katakan, penulis benar-benar malu. Entah akan jadi apa anak
bandelmu ini. Entah kenapa anakmu ini masih seperti yang dulu, tidak bisa
belajar dengan benar, sehingga pilihan untuk sekolah di Jurusan Tafsir-Hadits
menjadi begitu lama untuk ditempuh.
7. Mas Fatharrozi yang sering mengingatkanku untuk selalu bijak dalam
mengelola waktu, (mator kaso’on Cak pon epaengak agih). Untuk keluarga
semuanya yang telah sabar memberi suport terhadapa penulis, terutama kedua
keponakanku, Makinul Aziz dan Dina Khilyatus Sofiyah. Kalianlah
inspirasiku.
8. Semua guru-guru, kiai dan ustadz yang pernah mengajar penulis dari sejak
kecil hingga sekarang. Tanpa mereka semua, penulis tidak akan seperti
sekarang (mele’ pengetahuan).
���
9. Kang Jeky (Muzakki), yang telah rela bolak-balik kekost memberikan
pinjaman buku pada penulis, dan selalu bertanya kapan skripsi saya selesai. Si
Boy (Syaichuddin) anggota Madhab Gratis, yang telah meluangkan waktu
ketika penulis mintai masukan tentang penulisan ini, dan Paonk (Fatkhul
Hadi) yang telah dengan rela meminjami penulis printer secara gratis dengan
jasa antarnya ke kost. Sungguh saya sangat berterimakasih. Serta kawan-
kawan penulis dan semua pihak (tidak bisa disebut satu persatu) yang telah
membantu dan terlibat selama studi, terutama dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
Untuk mereka semua, penulis tidak bisa membalas apa-apa kecuali
hanya memohon kepada Allah Swt. semoga kebaikan mereka semua
mendapatkan balasan yang terbaik ������������ ������� ���������� Akhir kata,
semoga karya ini bermanfaat, walaupun hanya sebiji ������. Amin........!!
Yogyakarta, 04 Januari 2010
Khalilurrahman Aziz
NIM.: 05530054
��
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….....
HALAMAN NOTA DINAS……………………………………………....
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………...
HALAMAN SURAT PERNYATAAN........................................................
HALAMAN MOTO.....................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………...
HALAMAN ABSTRAK……………………………...................................
HALAMAN KATA PENGANTAR……………………………………....
HALAMAN DAFTAR ISI ………………………………………………
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN…………………………..
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………....
B. Rumusan Masalah …………………………………………..
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………..
D. Telaah Pustaka..………………………………………………
E. Metode Penelitian……………………………………………
F. Sistematika Pembahasan……………………………………..
BAB II. TINJAUAN UMUM KISAH AL-QUR’AN
A. Definisi Kisah al-Qur’an…………………………………..
B. Tipologi Kisah al-Qur’an………………………………….
C. Karakteristik Kisah al-Qur’an……………………………..
D. Fenomena Pengulangan Kisah…………………………….
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
xi
xiii
1
8
9
9
12
13
16
20
32
36
���
BAB III. SETTING BIOGRAFI DAN SKETSA PEMIKIRAN
A. Biografi Muhammad A. Kahalafullah…………………….
B. Biografi Muhamamd Quraish Shihab…………………….
BAB IV ��������������������������������� ������������� ������������� ������������� ��������������������� ���� ��!� ��������� ���� ��!� ��������� ���� ��!� ��������� ���� ��!� �!�� �� "���� ����! �!�� �� "���� ����! �!�� �� "���� ����! �!�� �� "���� ����! ������������#��� ��#��� ��#��� ��#��� ������$�� ��� � #� $�� ��� � #� $�� ��� � #� $�� ��� � #� ������������$%�&����� ������ $%�&����� ������ $%�&����� ������ $%�&����� ������ "�� ����! ��#��� ��"�� ����! ��#��� ��"�� ����! ��#��� ��"�� ����! ��#��� ���������!� ���!� ���!� ���!�
A. Sinopsis Kisah Nabi Ibrahim .......................... ...................
B. Nilai Teologi Kisah Nabi Ibrahim ......................................
C. Nilai Moral Kisah Nabi Ibrahim..........................................
D. Analisis Kritis......................................................................
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………......
B. Saran-saran…………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ………………….………………………………...
CURRICULUM VITAE............................................................................
LAMPIRAN................................................................................................
42
54
71
74
96
109
116
118
119
123
124
����
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan
Skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987
dan 0543b/U/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Nama
���
���
���
���
���
���
���
��
��
���
���
��
���
���
���
���
���
���
���
Alif
ba’
ta’
sa’
jim
h�a’
kha
dal
�al
ra’
zai
sin
syin
s�ad
d�ad
t�a
z�a
‘ain
gain
Tidak dilambangkan
b
t
�s
j
h�
kh
d
z
r
z
s
sy
s�
d�
t�
z�
‘
g
Tidak dilambangkan
be
te
es (dengan titik di atas)
je
ha (dengan titik di bawah)
ka dan ha
de
zet (dengan titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (dengan titik di bawah)
de (dengan titik di bawah)
te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di bawah)
koma terbalik
ge
�����
���
���
���
���
���
���
���
���
���
�
fa
qaf
kaf
lam
mim
nun
waw
ha’
hamzah
ya
f
q
k
l
m
n
w
h
'
Y
ef
qi
ka
‘el
‘em
‘en
w
ha
apostrof
ye
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap
� !"#
$�%
ditulis
ditulis
Muta'addidah
‘iddah
C. Ta’ marbutah di Akhir Kata ditulis h
&'()��
&*$��
�+,-�.��&#�/0��
/12-���+0�
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
H�ikmah
'illah
Kar�mah al-auliy�'
Zak�h al-fit�ri
D. Vokal Pendek
__3___
4!5
66666
7
fath�ah
kasrah
ditulis
ditulis
ditulis
A
fa'ala
i
����
/0
666866
9:;<
d�ammah
ditulis
ditulis
ditulis
�ukira
u
ya�habu
E. Vokal Panjang
Fath �ah + alif
����
Fath �ah + ya’ mati
� ��
Kasrah + ya’ mati
����
D�ammah + wawu mati
����
Ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
A
j�hiliyyah
�
tans�
i
karim
�
fur�d�
F. Vokal Rangkap
Fath �ah + ya’ mati
�����
Fath �ah + wawu mati
���
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ai
bainakum
au
qaul
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan
Apostrof
=">��
��% $
=?/(@�AB-
ditulis
ditulis
ditulis
a’antum
u’iddat
la’in syakartum
���
H. Kata Sandang Alif + Lam
Diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan
huruf "al".
��/C-�
+,C-�
�+'D-�
E'F-�
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
al-Qur’�n
al-Qiy�s
al-Sam�’
al-Syam
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisannya.
��/2-��G�
&HD-��4:�
ditulis
ditulis
�awi al-fur�d�
ahl al-sunnah
����
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upaya penafsiran merupakan suatu keharusan yang tidak boleh tidak
harus dilakukan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam teks al-
Qur’an. Ia merupakan upaya dan ikhtiar untuk memahami pesan Ilahi. Namun
sehebat apapun manusia, ia hanya bisa sampai derajat pemahaman relatif dan
tidak bisa mencapai derajat pemahaman absolut dalam membaca teks.1 Di
samping memang setiap pembacaan memiliki subyektivitas dan kebenarannya
sendiri. Akan tetapi setiap pembacaan yang hakiki adalah eksperimen yang
melahirkan sesuatu bagi khazanah ilmu pengetahuan, baik berkaitan dengan
alam semesta atau beragam wacana, dengan memproduksi realitas atau teks-
teks baru.2 Terlepas dari itu berbagai ragam bentuk penafsiran telah banyak
ditulis oleh ulama, baik dalam bentuk tafsir bi al-ma’ts>ur maupun tafsir bi
al-ra’yi.
Di sisi lain al-Qur’an memberikan kemungkinan-kemungkinan arti
yang tidak terbatas �'��(����� )�*��� ����������� Kesan yang diberikan oleh
ayat-ayatnya mengenai pemikiran dan penjelasan pada tingkat wujud adalah
���������������������������������������� ��������������+ ,-����.-��� (-��-/�( �-���(���� 0�.����� �-����� 0-�1�� �-���(�� 0�� �2�0��� �2����
'��1 /-�*���� 0-�1�� .-��/���� ����� �-/�� ���*�(3 ����( ��������� �-(��)��3 ���$��&�� ��(�/ ���(�� �-�/-��� �421'����(�5 -���$ ,�-��3 6778�3 ���� +�
6 ��� ��/3 �-��(�9�(�� �-/-�����3 (-�*� %��� !������ 0�� ���� ��/��2�3
�421'����(�5 ��:��2"3 677;�3 ���� +<�
��
tidak mutlak. Dengan demikian ayat selalu terbuka untuk ditafsirkan, tidak
pasti dan tertutup dalam penafsiran tunggal.3
Meskipun demikian, hal itu justru menunjukkan bahwa upaya
penafsiran di kalangan umat Islam tidak pernah berhenti. Karena pada
umumnya umat Islam dan al-Qur’an ingin menjadikan proses dialog tersebut
sebagai panduan dalam menjalani kehidupan dan pengembangan peradaban.
Proses dialektika antara teks yang terbatas dan konteks yang tidak terbatas
menjadikan pemicu dan pemacu bagi perkembangan penafsiran.
Hingga sekarang usaha para pengkaji al-Qur’an tidak pernah
berhenti, bahkan mereka selalu menemukan alternatif metode baru untuk
mengkaji teks suci tersebut. Hal itu karena kerja penafsiran merupakan upaya
umat Islam untuk mendialogkan antara al-Qur’an dengan konteks sosial
budaya yang sedang terjadi. Menurut Nasr Hamid, dialektika tersebut yang
nantinya membentuk peradaban dan kebudayaan, di samping dialektika
manusia dengan realitas itu sendiri.4
Tanpa argumen-argumen teologis apapun, harus diakui bahwa al-
Qur’an telah membuktikan diri sebagai sesuatu yang mampu menciptakan
peradaban dan tradisi tulis menulis yang sangat tinggi. Dari al-Qur’an,
berbagai produk dan karya telah memenuhi jutaan rak di berbagai
���������������������������������������� ��������������= �� $������ �����/3 �-�/������ ���$��&��5 #��1�� 0�� ,-��� >��'� 0����
�-��0�.�� ���'�����( �!��0��15 ���� ,��(���+<<;�3 ���� ?6� @ ���� ���0 �/� A��03 �-�(����(�� ���$��&��3 ���(�� (-���0�. %����� $��&��3 (-�*�
��2��2� ���0�'�� �421'����(�5 ����3 6778�3 ���� +�
��
perpustakaan. Semua itu muncul karena adanya kebenaran dan keyakinan
bahwa al-Qur’an adalah kalam Allah dan kitab suci umat Islam.5
Di samping itu, pesona al-Qur’an sebagai wahyu Allah, telah banyak
membuat orang kagum dan tertarik. Ada faktor inhern dalam teks al-Qur’an
itu sendiri yang membuat orang merasakan demikian. Betapa banyak cerita
yang memnggambarkan kenyataan ini. Misalnya ketika Umar gemetar ketika
membaca surat T}a>ha. Keampuhan yang sifatnya intrinsik inilah yang sering
ditegaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an. al-Qur’an menekankan keampuhan
“yang tersembunyi” yang tercermin dalam pernyataan bahwa seandainya al-
Qur’an diturunkan pada gunung ia akan tunduk dan hancur lebur.6 Pernyataan
ini memiliki efek pada manusia bukan saja bersifat mental, bahkan tubuh
orang yang takut kepada Tuhan akan gemetar apabila mendengarnya, dan hati
mereka menerima peringatan Allah.7
Kisah al-Qur’an adalah salah satu kajian yang sering diangkat oleh
ulama pengkaji al-Qur’an. Ia merupakan partikel yang terdapat dalam al-
Qur’an, dan merupakan metode dialektika yang dipakai oleh al-Qur’an untuk
menyampaikan pesan-pesan Ilahi pada manusia. Karena selain sebagai
penghibur Nabi, kisah al-Qur’an mempunyai maksud dan tujuan memberi
���������������������������������������� ��������������8 �� $������ �����/3 B��(� ,-�1��(��C 0���� ���D�� �0��� ����3 �-�2��(�����
�-*���� ���$��&�� �421'����(�5 #�!�3 677+�3 ���� E9��� ; $� �� ���!�F����5 6+=� ? �������0 G�(� �����03 �-*���� ����� �����3 (-�*� ����� !� ��-�2�1 �����(�5
�-��*� ����3 677@�3 ���� H;�
��
pelajaran, tuntunan, bimbingan, peringatan dan menjelaskan pelbagai prinsip-
prinsip dakwah agama Islam.8
Pemaparan kisah atau cerita dalam al-Qur’an telah melahirkan
berbagai pemahaman pada orang-orang yang membacanya. Terutama ketika
cerita itu menyisakan ruang-ruang yang perlu diisi imajinasi.9 Namun dengan
demikian kisah-kisah al-Qur’an tidak sama dengan kisah imajinatif lainnya.
Ada unsur moral dan pembelajaran yang hendak disampaikan dalam materi
kisah tersebut.
Secara keseluruhan kisah dalam al-Qur’an dimuat dalam 35 surat dan
sebanyak 1600 ayat. Dalam kisah-kisah tersebut digunakan gaya bahasa yang
sangat variatif, perintah ataupun ajaran moral disampaikan secara tidak
langsung sehingga pesan yang disampaikan kepada manusia sebagai penikmat
sekaligus sasaran kisah ini akan lebih mengena.10
Salah satu kisah yang ada di dalam al-Qur’an adalah kisah Nabi
Ibrahim. Kisah ini terdapat pada 186 ayat yang tersebar di 25 surat. Dalam
beberapa karya ilmiah kisah Nabi Ibrahim sudah sering menjadi obyek
penelitian untuk mengungkap nila-nilai yang terdapat dalam kisah tersebut,
khususnya nilai teologis. Karena pada setiap ayat yang menceritakan Nabi
Ibrahim tidak lepas dari ajaran tauhid, dan sebab itu pula Nabi Ibrahim disebut
sebagai bapak monoteisme.
���������������������������������������� ��������������H �������0 ����0 �����D�����3 ���#��� ���$������� D� ���$��&��� ��������� ��2�02��
!����(�:���25 ���� �� ������'� )� �����(��'�� ������/�3 +<<<�3 ���� 68@� < �/0�� ���/�� �'����3 ,-�I�.(��� ��/� �0�� ��(2� �(�� �-���(�� (-�*� ���D ��)���
�421'����(�5 ����F ,�-��3 677@�3 ���� �E� +7 �'���/�00�� $��'�/�3 �(����(��� ���$��&��5 ����� 0� !���� ����� �/�����
�421'����(�5 ����3 677<�3 ���� �E�
��
Secara garis besar kisah yang terdapat dalam al-Qur’an mengandung
dua unsur pokok yang sangat penting, yakni unsur nilai teologi dan nilai
moral. Kedua unsur tersebut merupakan materi dakwah al-Qur’an untuk
menunjukkan kebenaran risalah yang dibawa oleh para nabi dan rasul yang
diutus oleh Allah. Dari materi dakwah al-Qur’an tersebut diharapkan manusia
dapat mengambil hikmah di dalamnya, baik dari nilai teologi yang meliputi
ketuhanan, kerasulan dan kemu’jizatan, maupun dari nilai moralnya.
Seperti kisah-kisah lain dalam al-Qur’an, kisah Nabi Ibrahim
tentunya juga mengandung dua materi dakwah al-Qur’an tersebut. Karena
pada dasarnya kisah yang ada dalam al-Qur’an sepenuhnya merupakan
mediator untuk menyampaikan pesan teologis dan pesan moral yang
terkandung di dalamnya. Di samping memang kisah merupakan salah satu
cara al-Qur’an untuk berdialog dengan para pembacanya.
Terkait dengan nilai teologi-moralitas yang ada dalam kisah al-
Qur’an inilah maka kemudian penulis hendak meneliti pesan atau nilai-nilai
tersebut dalam kisah Nabi Ibrahim. Tentunya pada kisah Nabi Ibrahim ini ada
pesan yang berbeda dari yang ada pada kisah lainnya dalam al-Qur’an. Hal ini
berdasarkan pada fakta bahwa Nabi Ibrahim adalah sebagai bapak
monoteisme. Dalam hal ini penulis menangkap ada sesuatu yang menarik
dalam kisah Nabi Ibrahim tersebut sehingga dia dijuliki bapak monoteisme
tersebut.
Menariknya lagi dari kisah Nabi Ibrahim ini, selain sebagai bapak
monoteisme dia juga sering dikaitkan dengan ritual keagamaan, seperti
qurban, ibadah haji, bahkan satu-satunya nabi selain Nabi Muhammad, yang
�
disebutkan dalam shalat. Bahkan dalam al-Qur’an dia disebut sebagai manusia
pilihan.
“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang
mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan
(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu
mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya
mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang
paling baik”. (Q.S Sha>d: 45-47)
Dawam Raharjo menyebutkan bahwa ada beberapa ciri
keistimewaan Nabi Ibrahim dari pada nabi-nabi sebelumnya. Pertama, ia
memperoleh pengertian tentang Tuhan melalui suatu proses perjuangan
berpikir sejak muda dengan cara observasi dan pengamatan. Kedua ia
menyebarkan dan memperjuangkan keyakinannya itu kepada berbagai bangsa.
Ketiga, ia adalah orang yang teruji dengan berbagai perintah dan larangan
Allah, dan karena itu ia dipilih sebagai pemimpin umat manusia, sebagaimana
dikatakan al-Qur’an.11
Pengukuhan atas Nabi Ibrahim sebagai bapak monoteisme bukan
hanya terbatas pada tradisi lisan, tapi secara langsung berada pada titik jantung
agama, yakni al-Qur’an. Dalam kitab suci inilah ketetapan-ketetapan Nabi
Ibrahim terpaparkan. Ia dalam tradisi agama-agama monoteis disanjung
sebagai orang yang berpikiran terlalu maju waktu itu tentang Tuhan,12
sehingga perbuatannya menghancurkan patung-patung sesembahan warga
Babilonia mendapatkan penentangan yang cukup keras bahkan dari
���������������������������������������� ��������������++ "�)�� �����*23 �����2.-0� ���$��&��3 ��D��� �2���� !-�0������� �2��-.��2��-.
���I� �����(�5 ,�����0���� 6776�3 ���� ?H� +6 ���'�0 A��*�0�3 B�(�0� �1���3 �- ���� ,-�-1���� �0�2�21�C3 0���� �-�/��13
����� �(�0� �1��� "�� "-�2����� �����/�'�5 -���"3 ��(��"-�� 6776�3 ���� ++�
�
orangtuanya. Dalam persepsi Nabi Ibrahim tidak masuk akan menyembah
batu yang bisu dan tuli yang tidak bisa memberikan modharat.13
Demikian pentingnya kisah Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an sehingga
tidak sedikit materi kisahnya dijadikan obyek penelitian oleh pemerhati al-
Qur’an. Maka dengan itu, selanjutnya penulis dalam meneliti kisah Nabi
Ibrahim ini akan mengacu pada dua buah karya yang mempunyai keterkaitan
panafsiran mengenai kisah Nabi Ibrahim tersebut, yakni penafsiran
Muhammad A. Khalafullah dalam kitab ���#��� ���$������� D� ���$��&��� ���
������, dan penafsiran Muhammad.Quraish Shihab dalam kitab Tafsir al-
Misbah.
Ada beberapa alasan akademik mengapa penulis meneliti penafsiran
kedua tokoh tersebut. Pertama, Khalafullah dan Quraish Shihab sama-sama
berangkat dari pandangan bahwa ���$��&��� ��������� �� ������ ����� )� ������,
sehingga benuk penafsiran keduanya merupakan jawaban atas realitas yang
melingkupi pada zamannya.
Kedua, sejauh pengamatan penulis, belum ada penelitian yang
berusaha mendialogkkan kedua tokoh tersebut secara serius, tajam dan kritis.
Kebanyakan penelitian yang ada masih mencerminkan penelitian tokoh
pertokoh, sehingga belum terlihat perbedaan dan persamaan dalam
menafsirkan al-Qur’an.
Ketiga, metodologi yang dipakai keduanya dalam menafsirkan al-
Qur’an, terutama materi kisah, yang berbeda. Khalafullah menggunakan
metode sastra yang ia kembangkan dari gurunya, Amin al-Khulli. Di mana
���������������������������������������� ��������������+= $� �����/�'�& 86�8;�
��
dipakai oleh Khalafullah untuk melihat pada psikologi ayat al-Qur’an ketika
memaparkan kisah-kisahnya. Metode Khalafullah ini berimplikasi pada
penafsirannya yang tidak melihat pada aspek historisitas kisah dalam al-
Qur’an. Sedangkan Quraish Shihab dalam menafsirkan al-Qur’an
menggunakan metode (��J����, di mana bentuk penafirannya berupa
menjelaskan makna dan kandungan ayat secara menyeluruh. Dalam metode
ini ada upaya penafsir untuk menanamkan ide, yang berlatar belakang ilmu,
kepahaman dan keahlian yang dimilki dalam menafsiri ayat itu.14
Selain alasan-alasan di atas ada alasan yang mendasar dari sebuah
kajian tokoh. Lebih-lebih dalam studi komparatif, adalah perbedaan seting
geografis di mana keduanya tinggal dan menjalani aktifitas keilmuan, yang
tentunya hal itu sangat berpengaruh pada bentuk penafsiran keduanya.
B. Rumusan Masalah
Mengacu kepada latar belakang di atas, maka selanjutnya tulisan ini
akan diarahkan untuk menjawab dua masalah yang coba akan dipecahkan
sebagai berikut: bagaimanakah pandangan Muhammad A. Khalafullah dan
Muhammad Quraish Shihab terhadap kisah Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an?
Serta nilai teologi-moral seperti apa yang hendak disampaikan dalam materi
kisah tersebut?
���������������������������������������� ��������������+@ ��� �-�/����3 ��D��� ���0��&� ������(���3 92�� �3 �421'����(�5 ����3 677@�3 ���3
+?�
��
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang kisah
Nabi Ibrahim dalam perspektif kedua tokoh yang dikaji.
b. Penelitian ini juga bertujuan untuk membaca titik temu antara
pemikiran Muhammad A. Khalafullah dengan Muhammad Quraish
Shihab.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara akademis, penelitian ini merupakan satu sumbangan sederhana bagi
pengembangan studi al-Qur’an. Dan untuk kepentingan studi lanjutan,
diharapkan juga berguna sebagai bahan acuan, referensi dan lainnya bagi
para penulis lain yang ingin memperdalam studi tokoh dan pemikiran.
b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi ilmu pengetahuan dalam ranah studi keislaman pada umumnya dan
studi al-Qur’an pada khususnya.
D. Telaah Pustaka
Pembahasan kisah nabi Ibrahim dalam al-Qur’an bukanlah kajian
yang sama sekali baru. Telah banyak peneliti yang mencoba mengungkap
pesan moral yang ada dibalik kisah tersebut. Misalnya saja Ismail Lubis dalam
tulisannya yang berjudul “Segi-segi Filsafat Pendidikan Islam Pada Kisah
Nabi Ibrahim Dalam al-Qur’an”.15
Dalam tulisannya tersebut Ismail Lubis
���������������������������������������� ��������������+8 ����� 4���D3 ��/� �/����� 0���� ���$��&�� 0�� �����(�/3 ����.�� #����(��
%�����00�� %�� ����� ����*�1�3 (�0�� 0�(-�/�(���3 67783 ���� +=�
�
membagi pada tiga pesan moral yang terdapat kisah Nabi Ibrahim yakni,
pertama proses penanaman akidah yang benar kedalam jiwa keluarga dan
kaumnya adalah berkaitan dengan pertanyaan esensi dalam pendidikan yaitu
bagaimana cara memperoleh pengetahuan.
Kedua, tujuan yang hendak dicapai oleh Nabi Ibrahim dalam
menanamkan akidah tersebut adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ketiga, kisah Nabi Ibrahim mengandung
konsep-konsep pendidikan Islam yang terdapat dalalm agama, manusia, ilmu,
hikmah, keadilan dan amal perbuatan. Konsep hikmah dalam kisah ini
mengandung nilai filosofi yang amat luas.
Karya akademis lain terkait dengan kisah Nabi Ibrahim adalah buku
karya Sayyid Mahmud al-Qimni, Nabi Ibrahim Titik Temu Titik Tengkar
Agama-Agama. Dalam bukunya ini ia mengkaji kisah nabi Ibrahim dalam tiga
kitab suci yakni al-Qur’an, Taurat dan Injil. Baginya hal yang terpenting yang
ditegaskan oleh al-Qur’an tentang Nabi Ibrahim adalah status Ibrahim sebagai
founding father agama Islam (millah Islam),16
guna menguatkkan pendapatnya
ini ia mengutip Q. S Ali Imran: 67, sebagai berikut:
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan
tetapi Dia adalah seorang yang lurus, lagi berserah diri (kepada Allah)
dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik.”
(Q.S Ali Imran: 67)
���������������������������������������� ��������������+; ��''�0 �����0 ���$����3 ��/� �/����� ��(�� �-�� ��(�� �-�1��� �1�����1���3
(-�*� ������ ��&�0 ���'�0� �421'����(�5 ����3 677@�3 ��� ;�
���
Penelitian yang dilakukan oleh al-Qimmi ini berangkat dari
kegelisahan untuk mencarikan titik temu kisah Nabi Ibrahim dalalm al-
Qur’an, Injil, dan Taurat. Di sisi lain dia juga meninjau dari segi kesejarahan
kisah nabi Ibrahim. Fakta yang ia temukan bahwa tidak sedikit pun data-data
arkeologis dan situs-situs peninggalan eksistensi Nabi Ibrahim.17
Selain Itu penelitian yang dilakukan oleh al-Qimmi hampir sama
dengan yang dilakukan oleh Nurul Yusuf dalam Skripsinya. Ia mengkaji kisah
Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an dan Injil saja tanpa Taurat. Ia mencoba
merefleksikan keagamaan Nabi Ibrahim dalam Islam dan Kristen.18
Berbeda dengan yang lainnya, Syihabuddin Qalyubi dalam mengkaji
materi kisah Nabi Ibrahim, ia menggunakan teori stilistika, di mana teori ini
masih jarang digunakan dalam mengkaji al-Qur’an. Dalam bukunya, Stilistika
al-Qur’an, Makna di Balik Kisah Ibrahim ia menyebutkan bahwa kisah Nabi
Ibrahim ditampilkan dalam beberapa fragmen yang tersebar dalam beberapa
surat dengan menggunakan pilihan kosa kata dan gramatika yang has. Dalam
bukunya tersebut ia mencoba mengungkap kehasan makna, baik dari segi
gramatika dari setiap fragmen yang ditampilkan dengan tujuan memperoleh
makan yang utuh dari kisah Nabi Ibrahim tersebut.
���������������������������������������� ��������������+? ��''�0 �����0 ���$����3 ��/� �/��������3 ���� <� +H ����� 4���D3 ��/� �/����� 0���� ���$��&�� 0�� �����(�/3 ����.�� #����(��
%�����00�� %�� ����� ����*�1�3 (�0�� 0�(-�/�(���3 67783 ���� +@�
���
E. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research).
Karena itu, langkah awal yang ditempuh penulis adalah dengan
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Data-data yang terkumpul akan
diklasifikasi dan dianalisis dengan metode yang relevan.
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis dan perilaku yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini
penulis akan mengumpulkan tulisan dan data-data yang berkaitan dengan
penafsiran dan penjelasan Muhammad A. Khalafullah dan Muhammad
Quraish Shihab tentang kisah Nabi Ibrahim.
Sumber data penelitian ini ada dua macam, yaitu sumber data primer
dan sekunder. Sumber data primer yang dimaksud adalah al-Qur’an,
khususnya yang menjelaskan tentang kisah Nabi Ibrahim, karya Muhammad
A. Khalafullah, yaitu ���#��� ���$������� D� ���$��&��� ��������� dan karya
Muhammad Quraish Shihab yaitu kitab Tafsir al-Mishbah.
Sedangkan sumber data sekunder yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah karya-karya ilmiah yang berkaitan dan membantu
memperjelas pembahasan dalam penelitian ini, baik berbentuk buku, jurnal,
majalah, Koran, maupun media lainnya seperti internet.
Adapun untuk menganalisis data yang telah terkumpul dan
terklasifikasikan, penulis akan menggunakan pendekatan historis-biografis. Di
sini penulis berupaya memadukan, mencatat, menganalisa dan
menginterpretasikan pemikiran kedua tokoh tersebut. Lebih tepatnya, dalam
���
hal ini penulis akan mendeskripsikan secara sistematis dan mengevaluasi
penafsiran serta penjelasan Muhammad A. Khalafullah dan Muhammad
Quraish Shihab tentang kisah Nabi Ibrahim.
F. Sistematika Pembahasan
Secara keseluruhan, kajian dalam penelitian ini terdiri dari lima bab.
Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metodologi
penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua berisi tentang tinjauan umum kisah yang meliput, definisi
kisah al-Qur’an, tipologi kisah al-Qur’an, karakteristik kisah al-Qur’an dan
sub bab yang terakhir adalah fenomena pengulangan kisah dalam al-Qur’an.
Pengulasan ketiga sub bab tersebut dianggap penting karena mempunyai
peranan senteral dari pembahasan tentang kisah al-Qur’an.
Bab ketiga akan dibahas tentang biografi Muhammad A.
Khalafullah serta tentang kitab ���#��� ���$�������� D� ���$��&��� ���������.
Dan juga akan dibahas setelahnya biografi Muhammad Quraish Shihab serta
karyanya, yakni Tafsir al-Misbah. Pada bab tiga ini penulis akan mengulas
sekilas tentang latar belakang dan aktifitas pendidikan kedua tokoh tersebut.
Kemudian akan diulas juga seputar karya keduanya; mengenai latar belakang
ditulisnya karya tersebut, metodelogi dan pendekatan yang dipakai oleh
keduanya. Dengan demikian nantinya penulis diharapkan dapat mengetahui
alasan-alasan kedua tokoh tersebut ketika memberikan statemen tertentu
mengenai obyek kajian ini, yaitu kisah Nabi Ibrahim.
���
Bab keempat merupakan aplikasi dari metode yang gunakan oleh
kedua tokoh tersebut. Dari padanya analisis dalam bab ini diarahkan pada
bentuk penafsiran keduanya mengenai obyek yang dikaji, yakni kisah Nabi
Ibrahim dalam al-Qur’an. Sub bab yang ada dalam bab ini terdiri dari,
pertama, sinopsis kisah Nabi Ibrahim. Pada sub bab ini akan dipaparankan
sekilas tentang riwayat Nabi Ibrahim. Kedua, nilai teologi dalam kisah Nabi
Ibrahim. Ketiga, nilai moralitas yang ada pada kisah Nabi Ibrahim. Kedua sub
bab ini akan dikaji dengan menggunakan sudut pandang dan penafsiran yang
ada dalam kitab ���#��� ���$�������� D� ���$��&��� ��������� dan juga kitab
Tafsir al-Misbah. Sub bab terakhir dalam bab ini adalah analisis kritis penulis
terhadap penafsiran kedua tokoh yang ada dalam penilitian ini, yaitu
Khalafullah dan Qurais Shihab.
Bab kelima merupakan bab penutup yang akan memberikan
kesimpulan dari hasil pembacaan penulis mengenai penafsiran Khalafullah
dan Quraish Shihab tentang nilai teologi-moralitas yang ada dalam kisah Nabi
Ibrahim. Dan juga pada sub bab terkhir pada bab ini penulis akan memberikan
saran-saran untuk penelitian yang selanjutnya.
���
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai metode al-Qur’an untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan,
kisah merupakan medium yang efektif untuk menyampaikan nilai-nilai
teologi-moralitas yang terkandung dalam pesan Tuhan berupa kisah tersebut.
Untuk menemukan kandungan nilai-nilai ini, terutama dalam kisah Nabi
Ibrahim, Khalafullah maupun Quraish Shihab pertama kali sama-sama
mendudukkan kisah-kisah al-Qur’an bukan sebagai teks sejarah, dengan
mempertanyakan tentang fakta historisitas kisah-kisah tersebut. Namun, kisah-
kisah al-Qur’an itu dilihat sebagai sistem komonikasi Tuhan dengan pembaca
teks. Jadi keduanya sama-sama sepakat bahwa kisah al-Qur’an adalah sebagai
media untuk diambil hikmah pembelajaran yang ada di baliknya.
Walaupun demikan, ada beberapa perbedaan yang terjadi di antara
keduanya. Meskipun Quraish Shihab tidak hendak melihat teks kisah dari segi
historisitasnya, namun terkadang dia juga cenderung terbawa oleh fakta
sejarah kisah tersebut, dan meyakini bahwa kisah-kisah al-Qur’an itu
sepenuhnya benar-benar terjadi meskipun manusia tidak bisa
membuktikannya. Hal inilah yang membedakannya dengan Khalafullah.
Dalam asumsinya Khalafullah meyakini bahwa sebagian besar kisah dalam al-
Qur’an merupakan kisah yang bersifat khayali. Bahkan kisah al-Qur’an yang
benar-benar fakta sejarah hanya ada dua baginya, yakni tentang kisah Nabi
Ibrahim yang bukan Nasrani atau Yahudi dan tentang kisah penciptaan Nabi
���
Isa. Dari sinilah tampak perbedaan ketika keduanya mengungkap pesan-pesan
kisah al-Qur’an. Di samping metode keduanya memang berbeda.
Adapun pesan teologi kisah Nabi Ibrahim dalam penafsiran
keduanya, adalah bentuk pentauhidan yang secara sungguh-sunguh, yang tidak
bercampur dengan kepercayan-kepercayaan lain yang nantinya akan
membawa pada bentuk kemusyrikan. Nilai teologi yang diambil dari kisah
Nabi Ibrahim ini akan membawa dampak pada penyadaran tentang hakikat
Tuhan sepenuhnya. Penyadaran tentang hakikat Tuhan inilah yang akhirnya
akan menimbulkan kepasrahan total kepada-Nya. Serta pada akhirnya,
penyadaran ini akan menggerakkan seorang hamba untuk melaksanakan
perintah dan menjauhi larangan-Nya, sebagai bentuk ketaqwaan kepada-Nya.
Sedangkan pesan moral terdapat dalam kisah Nabi Ibrahim adalah,
pertama, adanya sikap pengorbanan yang didasarkan untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Dan juga mendahulukan kecintaan terhadap-Nya daripada yang
lain. Hal itu disimbolkan dengan penghancuran ego yang menjadikan manusia
lupa terhadap Tuhan seperti kecintaa terhadap anak istri, harta benda ataupun
jabatan. Kedua, sikap dialogis-demokratis dalam menyampaikan perintah
Tuhan. Hal ini tergambar dalam dialog Nabi Ibrahim ketika diperintahkan
untuk menyembelih anaknya. Ketiga, sikap santun (������) dan (toleran)
terhadap siapapun yang berbeda dengan keyakinan diri sendiri, lebih-lebih
terhadap orang tua. Hal ini tergambar ketika Nabi Ibrahim mendo’akan
orangtuanya yang berbeda keyakinan. Keempat, sikap sabar dalam
menghadapi kegagalan dalam menjalankan dakwah. Hal ini tergambar ketika
Nabi Ibrahim gagal meyakinkan orangtua dan kaumnya. Kelima, adanya sikap
����
perduli terhadap sesama manusia dangan tetap menjaga sodilaritas di antara
mereka.
B. Saran-saran
Dalam melakukan perbandingan pemikiran ini, ada beberapa ruang
yang belum berhasil dimasuki oleh penulis, terutama ketika membaca
pemikiran Khalafullah, dengan metode sastranya. Penulis mengakui
kewalahan, terlebih latar belakang penulis yang tidak mengenal susastra yang
dipakai oleh Khalafullah. Barang kali ini yang bisa dijadikan pertimabangan
untuk dilakukan pengkajian ulang dengan pendekatan kritik sastra terhadap
pemikiran Kahalafullah maupun Quraish Shihab terebut.
Dalam tinjauan kajian niali-nilai teologi-moralitas, nilai yang
terkandung dalam kisah Nabi Ibrahim cukup beragam, tidak terbatas pada apa
yang telah diungkapkan di sini. Maka dari itu hal ini bisa dijadikan lahan
untuk melakukan kajian yang lebih konprehensif, guna melengkapi makna
yang telah penulis ungkapkan dalam penelitian ini.
����
DAFTAR PUSTAKA
Audifax. Mite Harry Potter, Psikosemiotika dan Misteri Simbol di Balik Kisah
Harry Potter, Yogyakarta: Jala Sutra, 2005.
Baljon, J.N.S. Tafsir al-Qur’an Muslim Moderen terj. A. Niamullah Muiz,
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991.
Esposito, Jhon L. The Oxford Incyclopedia Biografi of The Modern Islamic
World, terj. Eva Y. N. Femmy, S. Femmy, W. Purwanto. Rofik. S,
Vol. 6, Bandung: Mizan, 2006.
Farmawi, Abd. Al-Hayy Al-. Metode Tafsir Mawdhu’i: Suatu Pengantar. terj.
Surya A. Jamrah, Jakarta: PT RajaGarafindo Persada, 1994.
Fauzan, Aris. “Pemikiran Khaled Abou el-Fadl Tentang Makna dan Pesan Moral
Serta Implikasinya Dalam Hukum Islam, Otoritas dan Perempuan”,
dalam Jurnal an-Nur, Jurnal Studi Islam, Vol. II, No. 5, September
2006
Ghafur, Waryono Abdul. Millah Ibrahim Dalam al-Mizan fi Tafsir al-Qur’an
Karya Muhammad Husein ath-Thabathaba’i, Desertasi,
diterbitkan oleh Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2008.
Hanafi, A. Segi-segi Kesusasteraan Pada Kisah-kisah al-Qur’an, Jakarta:
Pustaka al-Husna, 1984.
Hidayat, Komaruddin. Menafsirkan Kehendak Tuhan, Jakarta: TrajuMizan, 1996.
_______________. Tragedi Raja Midas, Moralitas Agama dan Krisis
Modernisme, Jakarta: Paramadina, 2002.
_______________. Politik Panjat Pinang, Di Mana Peran Agama?, Jakarta:
Kompas, 2006.
Harb, Ali. Relativitas Kebenaran, terj. Umar Bukhari dan Ghazi Mubarok,
Yogyakarta: IRCiSoD, 2006.
Hitti, Philip K. History of The Arabs, Rujukan Induk dan Paling Otoritatif
Tentang Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Serambi, 2005.
Ilyas, Hamim. “Kata Pengantar”, dalam Muhammad Yusuf dkk (ed.), Studi Kitab
Tadsir, Menyuarakan Teks Yang Bisu, Yogyakarta: TH Press,
2004.
Jansen, J.J.G. Diskursus Tafsir al-Qur’an Moderen, terj. Hairus Salim dan Syarif
Hidayatullah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997.
Karim, Khalil Abdul. Syari’ah; Sejarah Perkelahian Pemaknaan, terj. Kamran
As’ad, Yogyakarta: LKiS, 2003.
Kattsoff, Louis O. Pengantar Filsafat, terj. Soejono Soemargono, Yogyakarta:
Tiara Wacana, 2006.
Khulli, Amin Al- dan Nasr Hamid Abu Zaid. Metode Tadsir Sastra. terj. Khairon
Nahdyyin, Yogyakarta: Adab Press, 2004.
Khalafullah, Muhammad Ahmad. ���#��� ���$�������� D� ���$��&�K� ���������,
London-Bairut-Cairo: Sina li al-Nasyr wa al-intisyar al-Arabi,
1999.
Khaeruman, Badri. Sejarah Perkembangan Tafsir al-Qur’an, Bandung: Pustaka
Setia, 2004.
Madjid, Nurcholish. Islam Doktrin Pradaban; Sebuah Tela’ah Kritis Tentang
Maslah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemoderenan, Paramadina:
2000.
Nasution, Hasyimsyah. “Dialog Islam-Barat: Analisi Semiotik Terhadap Filsafat
Bahasa Wittgenstin” dalam Jurnal Kebudayaaan dan Pradaban,
Tentang Neo-Feodalisme, No. 4 VII/ 1997.
Noor, Fauz. Berpikir Seperti Nabi, Perjalanan Menuju Kepasrahan, Yogyakarta,
LKiS, 2009.
___________. Tapak Sabda; Novel Filsafat, Yogyakarta: LKiS, 2009.
Raharjo, Dawam. Ensklopedi al-Qur’an, Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-
Konsep Kunci, Jakarta: Paramadina. 2002.
Setiawan, Nurkhalis. al-Qur’an Kitab Sastra Terbesar, Yogyakarta: eLSAQ
Press, 2005.
Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,
Vol. 1, 4, 5, 6, 10, 12, Jakarta: Lentera Hati, 2002.
______________. “Kata Pengantar” dalam Taufik Adnan Amal. Rekonstruksi
Sejarah al-Qur’an, Yogyakarta: FkBA, 2001.
______________. Membumikan al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan Pustaka1996.
______________. Mu’jizat al-Qur’an Ditinjau Dari Aspek Kebahasaan, Isyarat
Ilmiah, Dan Pemberitaan Gaib, Bandung: Mizan, 1998.
Sid, Muhammad ‘Ata Al-. Sejarah Kalam Tuhan, terj. Ilham B. Saenong, Jakarta:
Teraju Mizan, 2004.
Syahin, Abdus Shabur. Penciptaan Nabi Adam Mitos atau Realitas terj. Hanif
Anwari, Yogyakarta: Elsaq Press, 2004.
Syamsuddin, Sahiron. “The Qur’an In Syiria: Muhammad Syahrur Inner-Qur’anic
Exegetical Method”, dalam Khaled Muhammed dan Andrew
Rippin Coming to Terms Qur’an, Nort Haledon, New Jersy:
Islamic Publication Internationa, 2008.
______________. “Ranah-ranah Penelitian dalam Studi al-Qur’an dan Hadis”,
kata pengantar dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an dan
Hadis, Yogyakarta: TH Press, 2007.
Tharawanah, Sulaiman Ath-. Rahasia Pilihan Kata dalam al-Qur’an, terj. Agus
Faisal Karem dan Anis Maftukin, Jakarta: Qisthi Press, 2004.
Tim Sembilan. Tafsir Maudhu’i al-Muntaha Vol. 1, yogyakarta: LKiS, 2004.
Qalyubi, Syihabuddin. Stilistika al-Qur’an: Makna di Balik Kisah Ibrahim,
Yogyakarta: LKiS, 2009.
Qimni, Sayyid Mahmud Al-. Nabi Ibrahim Titik Temu Titik Tengkar Agama-
agama. terj. Kamran As’ad Irsyadi, Yogyakarta: LKiS, 2004.
Qattan, Manna’ Khalil Al-. StudiIlmu-ilmu Qur’an, terj. Mudzakkir AS., Bogor:
Pustaka Lentera AntarNusa, 2009.
Zamjadi, Irsyad. “Studi Agama, Ke Arah Penegasan Idiologi”, dalam Gerbang,
Jurnal Studi Agama Dan Demokrasi, Surabaya: eLSAD, Okt.-Des.
2002.
Zamakhsyari, Abu al-Qasim Az-. al-Kasysya>f ‘an Haqa at-Tanzil wa Uyun al-
Aqawil fi Wujuh at-Ta’wil, Vol. II, Teheran: Intisy>arat Iftab, t.t.
Zarqani, Muhammad ‘Abd al-Azim Az-. Manahi>l al-‘Irfan, Vol. II, Cairo: Isa
al-Babi al-Halabi wa Sruka>h, t.t.
Zaid, Nasr Hamid Abu. Tektualitas al-Qur’an, Kritik terhadap Ulumul Qur’an,
terj. Khoiron Nahdiyin, Yogyakarta: LKiS, 2005.
Internet dan Koran
httpmariaelfauzy.blogspot.com2008_09_01_archive.html, diakses pada tanggal 19
Agustus 2009.
httpid.wikipedia.orgwikiMuhammad_Quraish_Shihab, diakses pada tanggal 19
Agustus 2009.
http://id.shvoong.com/books/1927632-sistem-nilai-dan-moral-islam//, diakses
pada tanggal 19 Agustus 2009.
http://grms.multiply.com/journal/item/26, diakses pada tanggal 19 Agustus 2009.
Muchsin, Basori, “Melawan Neo-Namrudisme” dalam Jawa Pos, tanggal 26
November, 2009.
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
• Nama : Kholilurrahman Aziz
• Tempat/Tgl Lahir : Bondowoso, 28 September 1985
• Almat Asal : Pelalangan, Wonosari,
Bondowoso, Jawa Timur.
• Alamat di Yogyakarta : Demangan GK I / 191 Yogyakarta.
• Motto ”Sebaik-baik manusia adalah
orang yang bermanfaat untuk orang
lainnya.”
Pendidikan Formal
• SDN Bondoarum 03 (1993-1999)
• Madrasah Tsanawiyah Negeri II Bondowoso (1999-2002)
• Madrasah Aliyah Keagamaan Nurul Jadid Paiton Probolinggo(2002-2005)
• Fakultas Ushuluddin UIN Suka Yk, Jurusan Tafsir Hadits (2005-2009)
Pendidikan Non Formal
• Madrasah al-Asyari (1994-1996)
• Madrasah Diniyah Taswirul Afkar Pondok Pesantren Kauman (1999-
2002)
• Pondok Pesantren Nurul Jadid (2002-2005)
Pengalaman Organisasi
• Staf Redaksi LPM HumaniusH (2008-2009)
• UKM KOPMA UIN Sunan Kalijaga (2006)
• Bagian Advokasi BEM-J TH (2006-2008)
• IPNU Cabang Sleman (2007)
• Lakpesdam Sleman (2007)
LAMPIRAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN
No. hlm Surat Ayat
1 5 Al-Sa>d: 45-
47 ���� ���� ����� ����� �� �������������������� ��������� ����� � ������� �������
��� � ������ ������������ ����� �� � �� ���� ����� ���� �������������� ��� ���
����������� ���������������� �! ���" �#�� ��� !�� ����� �$�� �������%����
2 10 Ali Imran: 67 � �&��'������$������������ �� ���(��)�����* ��� ���� �+� �,� �����-����
���* �� �����!�� �� �&���& ����'����� �&��"#�� ���� !�� �����%���
3 16 Al-A’raaf:
176 � ������ �.����/� ��� ��� ��������0 �/ ���,� � ����� ��� ������ ��� �� ������!�� �"�� ���
�/�� �����0 ��� #�! �� 1 #�!���!$ "� �2�����'���1�!�% �&��/ �*�� ����'�� "� ��������
�/ �����( "�' �� "� ������3���#���1 # �&��4� ��� ����56�� #� ����� ���)���
����*� ��� �7�����$+%� �8�� ���+� �������� � �� � ���'���#,���,����9%�����
4 16 Ali Imran: 62 �'��� �)� ���� � �� +� ��� ���& ��� �������&���� �&�'/� ����) ���- �����(- �����- ���� � ��).� . � �� ���*:$ �,��� �����;����
5 17 Al-Qashash:
11 �/ �� 8���<�/ �*������/* �+�,8�-��0��%��� ��<�/ ��� ���.$ �� �1��� ,�����)�
�-� ��� �2 =��99����
6 17 Al-Kahfi: 64 �>� 8��3 ��� ����&���� ���/3�������� 0� " �� �� ��� �?�����!�����4��@��1� � 8�
�������
7 21 Al-Qamar:
18-21 �/ ���)���2���5��A�* , ���'���� �6� �) �����) ������9B�� � ���������� "� ���� ���
����C �� ����3%D ��� ��7 ��7� �8��4� ���49 �% �E�56��!�*�� �&��9F�� � ��:;G "�
�<� ���������� ���=����>��?�����51�� �E�5�� �� �&��;H�� � ��A �* , ���'����
�6� �)�����)������;9����
8 27 al-Qa>f: 30 �I� ����> �������#J�� �? ��� 1����0�K�,�& ����> �� "����1��� �&���� �.�&�
�LH����
9 30 Yunus: 39 �1����� ���) �����!����: ���� ��$ �% �D�<�/ �!"� � ����0! � �������@ "A ���0 �� �� �"A "����3 ����)����� �)����"6�� #� ��� �&��:�� �� �B 8�-���%C��� ���A �*����-����
,� �� !�� ����5# �!���#C�����LF����
10 30 Al-Baqarah:
275 �56 �� #� ����' ,� ��"A����� ����6�� ����)��' �& ������) ����!����I�����
M ��#� ����/ ��7B�D �,��� � ��* �2� ���� �&�$89 �!�� ������3��� ���� � ���A ���
�� 9 ��� 8���!���� !�*�� ������1�E�&��� � ���6�� ���:��1��������- ����!�*�� �� ����I ;��� ���
�� � ���6�� ����� �! ��0�N �@���F�2� C ��� �&� �<&�<�/ �=�;���O �� �,��� ��0 �� � ����&�
�A �� ����0 �N ���& ����� �� ���- ���-�>P�&������ ����3Q �� ��� A ��?$���G ���
��������-���,�����C����-� �� ��� ����;%�����
11 80 Al-Syu’ara:
72-76 �>� 8��1����� �,�� � �!�� =������' ���� "��%;������������,�� � ��� ��������
�'���@H=��%L������ ��� 8��1����� �����F �������@����� �@��3����) ����',� � �� ���
�%��� � ��>� 8�: �,���@�� ������&��:�,� ����'� � ��� "��%��� � ��: �,����
�����R ����� �@����'�& ���8������%�����
12 83 Al-An’am:
74-83 A��������>� 8�*:$��� �������/$ ������� �>� �@��)�D B* "����C&��� �G���D��� ��� �@�-�
9 �ES ���3��� ����3�& � 8��� �8�51� �� I�F"# ���&��%����������)�� ���G������
�:$���������0 �,�� �&��0��� �!H�� ���� �� ���� ����' �,�* �� ���� �&��"# �� �8 !�� ����%��� � ��0!�� ��0 �1��/ �*�� ����1�*#� ���� �@����IB��� ���-��>� 8�
� �)� ��� �=6 ���-��� 0!�� ���1 �����>� 8��)�J$ �� ���5# �� ���T ����%�����
� 0!�� ��� �@������! ��� �����J�>�����>� 8�� �)� ��� �=6 ���-���0!�� ���1 � ����>� 8�" U ��
�� #�� �S ���� �(� �=6���(5 V �� ��� �&��4� �������"�K��� �K�����%%����
� 0!�� ��� �@����9 �!�2� ����� �J�>�����>� 8�� �)� ��� �=6����� �)� ������L �����-��� 0!�� ���/�� � ����>� 8�!4� �� ��� �ES ��L@G�������0!�<&��' �� ���� ,M��%B���� �ES ��
�/��;1 ����O �� �1 ������ #������ � ������� �!H������W�� �������
���* �� ���-����& ���!�������P�&��5# �� ���� !�� ����%F�� � �0 �/ ;1 ���N ���
0 �/ �& � 8����>� 8� �ES 9M? �� �% &��� �8��- ����� 8 ���� ��� ������)��� X� O �����&�
�- ������ ,M��<�/ ���") ��'����@���2 =� �=6 ���� 37�*���:��!�� ��� �=6 ����1���'@�Y �P��N!"� ���:��Z � ����'������)�, "��BH�����A�* ����� X� O������&�
���*����OQ����)����- ,�� � �&����,�����: �*�� ��OQ����- �� �����&��� ��
�><;�G���<�/ ����� �2�*�� �5��I�� �"� ����&��A �� "�# �� ������ ���& �����
� �& �������-�'�����[� ����- !�� � "��B9�� � ��"6�� #� ������� �&� �@��: � ���
�� 9 %� �B "� ���: � ����!� ��P: "�%C ����3Q �� ��� ���� � �� �&�� ���� ,����
�'� ��*�� �&��B;�� � ��3 "��"������� �,�?����� ��� � �$ "��@��:$ ���������� �?���
<�/ �& � 8��� ! � �����Q/� �1�� ��� �&�)@���2 R+�:��'��� B����S:*�,���T:$�� �5�
�BL������
13 87 Al-Baqarah:
258 �� � ����� "� �� ����� #����UR ���N���\��������� �8��<�/ �=�����'����/� "��@��- ���
�"� !�� ��������>� 8���\����������O �=����M�� #� ���<�O� ����/*�!�����
�>� 8�!������<$Y �S���/*�& ����-��>� 8���\ ���������V- �T ���-��� �U"A ���
$9 �!�2� ������ �&�!]���� �!�� ����0"A ����� ��� �&�!����V�!�� ���/ �� �B ��
��� #�����������:��- �� ����)���� ���(��I� �������"# �!��� #C�����;�B����
14 90 Maryam: 41-
50 ���� ���� ��� �8�!$��*�,�������������������0 �/ �����'�������� �W��G��X* �W�����9������ ��
�>� 8��/* ������/�� �A�� �������� ��� � "���&��)� !�!�� ����)��������� ����)���
Y ^ �V����3�����37 �*�����;�� � ��/ ���A�� ��� �ES ���� 8� �S �@���F��P�&�
!:"� � �� ���� �&��� ���3 �""A���YY �̂ �� �"�� ���_�� ������ZX����7���� �����L����
�/���A �� ����)��� ��� "�� � ��* �2� ���-��'��� � � �* �2� ����'����� � �̀ �Y ;�� ���
��$�� �������� � ��/���A �� ���9 �ES �� X� O���'����3H� �!���T�� �)���� �<&�� � �̀ �Y;�� ����' �,�* ��� � ��$ �2� �����$ ���������� � ��>� 8�[$ �J��� ���/����
� ���Y !Z�� ����@������������T �� ���-�" U ���: #���/ �*a "��3 ���̀ �[�� ��-� �S ���? ���� ���
��* �� �&������ � ��>� 8�S�� �� ����3 �*�� ���-������V�*���A ����3 ��9 �=6���-�0 �/����
�-���� �6���* �������%�� � ��� �,��;�(���������& ����-���� "� �&� '� ���-����� ���� ����� �=6 ����Y \ ���") ����' �� ����@���5 � ��� �=6 �����* !����
��B�����0!�� �����b#c�;�(������ �&����'� ��� � ��� �&� '� ���- ���� � �� ������0 �� ��
����� ������� �����-�\Z�� ���� �� "� � �1���$�W�����F�� � ��� �� ���� ���d�b#c�
�<&�� ���,�̀ �Y ;����� "� � �1������b#c��'�� ���P] ���G���$�� �����H����
15 91 Al-Ankabut:
24-27 ��! ���-� ������ � �1��<�/ �&� 8�")��'����� ��� 8��N,��*�8��������
�N ,8�6�����/��]E�A ���- ����P�&��� ���������'�� �8��3��� ��Q/��� $T�
.4� ��]���' �� �& �e����;��� � ��>� 8�����!����:,"O) � ^&��� �<&� '� ���- ���
�I���4 ������f ��� �&��� �,�� �*��� �8�f � �$� �������* ��&�� ���-�U:,4��4� ������!� �$ !������
����O,���� �2�K � ���4 �̂ �� ���_P� "� �������2�K � �����K � ���
�� �,���"A �&���)����� ���� �&���� �2 �� �<&��56����� ����;��� � �A�� �&��7 ��0�/ ��`_���%��>� 8��� �ES ��S��1��� �&�� �� ��9 �=6 ���-�0 �/ ����� ,��
).� .� �� ���*:*�,�% �g����;��� � ��� ������ ����0 �� ����� �� ���� ��� �����
��� "� � �1 ��� �8��/ �*B� 6� ,���f ; �� a�����$� �*�,�� �� ����/� � �h "� �@���0 �N ���1 ��� �8���* ��&�� ���-�0 �/ ������ �8�f���� �T���� �! ���"# � ���U������;%������
16 97-
98
As-Shafat:
99-108 �>� 8 ��� �ES ��[$��� ��� �� �� �=6 ��� "6���� �C ����FF����!8� ����$ ��� ��� �&�
�"#� ��� U������9HH�� � ��/� �����2�B ��P:��� �V���.:$�� ����9H9�� � ��7` i ���3�� ���
�/ � �&��Y � H̀�� ����>� 8�UY ̂ �B����9 �ES ��&��� ��� �8��4��� �!�����9 �ES ����3 �% �������
��%C��� ��� ���&�'M �� "����>� 8��/ ���A�� ����1� �� ���� �&����& �e ,"�-�9 �S � !?�,���
'���@�� ����-���� �&��"6��!L� U������9H;�� � ���0! �� ����!�� �� ���0 �� #� "���
"#�� �? "� ����9HL�����/� ��� ��� �����'���*:$ ������� �T�� ����9H������� 8�/ �80� G�
���� �@b�� ������ �����3 ����)�����.�]�E��"#���� � !�� ����9H�����(- ��� �)� ���
��b#c��� �e �� �� �� ����� "#�� !�� ����9H��� � ��/� � ���� � ���ca ��!)���.:$�C ����9H%����
�� �� �� "����/�*�� ��� �8��"6���� �T����9HB����
17 102 Al-Kahfi: 46 �>��!�� ����'�� �B ���� ���,� ����>�f ��$ ��� ���� �*�� &�� ���-��/� �$!�� �� �� �����
�/�� ��� U�����d��j����������3�=�����3�� � �4�d��j�� ���ZZ�& ������������
18 103-
104
Hud: 69-76 �� � � ����0�@�� �F�����,� � )��������������'M���� �B�� ������� ��� 8���!� �� ���-��>� 8�L�� �� ���-���! ���' �� ��'����@���F�e1�?� ����)$�������F�� � ��7` i ��
�� �@��������( ��������)��1�� "��/ �* ����� ,����2����9�1 ��������� ���k �&�
�� ��* ������� ��� 8��)��A �D "����������� "� ���� ��� �� ���4� 8��_����%H����
0 �/ ,"���b �l�� ���2� �!m�� 8��/ ,� �K ������ �����2 �B ����� �� �T��� �&����@�� �� ���
����� ���� ��� ����%9�� � ��/ �� 8��Y �Z�� ���� ����� �����@�!��������2>�? ���
��)� ����� ? � ���� ND�*���-�(-��� �)� ���S@�Y�c ��T$*!?����%;����
�� 9 ��� 8��"# �� �? � "���� �&����&����-���-��/�̀ �Y����-���0 �/ �,� �� ��������� �,�*�� �5�
�1������/�h ���� �����0 �/ ����f�$�` �Y�f�* �]�n��%L�� � ��0!�� ��$�� ��� ���
�������������:��;�� ����/ �"�@���F ���&������B �������� ����� �]�D� �8��4� 8�'_���
�%������'��������������d���� �o ��2N� �����T$$ �� �&��%����������� ���� �T�� ���� d �����
� ����� �)� ���-�0 �/ ������ 8��@���F�)b�l����3�=����-��� �����������C�"� �@�[���) ���
���j�J���� � �b l��%�����
19 105 At-Taubah:
114 ��& ����-����)�� ���V�*�� ����:$����������/$������) �� ���Qf ����� �&�
������������N�B� ���0!�� ���" �#�� "��0 �� ��0�/ �����(� ����)-���;��L "��/ ���&����'���:$���������dN��� ��T:$ �� ����99�����
20 106 Al-
Mumtahanah:
4
�� 8��/���������, ��df ��� ��2� ��� ���9 �8��:$����������"6�� #� �� ����0 �/� �&��� ���� ��� 8���p�&� ����������� �Rq�@��������,� �&��0!�&����'� ��� � "� �&� '� ��
�-���� ������������,������ �������� ��h ������,�� �h������f ����� � �����)@���K �V�� �� �� ���
� g�������YRZ����� �� �& �e ,"��- ������0�N ���� ����) ���>� 8����������� ���/*�����
�'�����V�*�� ���3 �����& ����3�� �&����3 ��� �&��-��� �&�F@�Y �P�-���� B�;��
�3 �*�� ������ "� #�� "��3 �* � ������ �W������3 �* �������j�� �!�� ���������
21 106 Maryam: 47 �>� 8�S�� �� ����3�*�� ���-������V�*�� �A ����3 ��9 �=6 ���-�0�/ �����-���� �6�� �*�������%����
22 107 Maryam: 46 �>� 8�[$ �J��� ���/����� ���Y !Z �� ����@������������T�� ���-�" U ���:#���/�*a "�
�3 ���̀ �[�� ��-� �S ���?���� �����* �� �&��������
23 109 Luqman: 14-
15 � ���$UG ������ � �+*r ����/ ���� ���� ����/�,�� �̀ �Y�0�/�& ���C� ������ �?���5 �����
0 �/ ,��� �� ��� �8� " �#�&��5� '������2�� ��� ���3 �������� �� ���h �� ����j�� �!�� ����9��� � �'� ���� � ����� �1�� �?���'���� ��2 ,M� �6���&�
�9�$ ���3 ��<�/ ���L�"� �5��Z ����! � � ��,"�-�� �! � �B ���G ��� �8���* ��&�� ���
�i����� �&�-��!�� �"�� ����1* �B���� �&���������h �� ����U:,4�h �� ���� �,� �1 ���&�
��2 �s �jW��A ����!����: �,� ����' ,� �!� "��9�������