referat fibromyalgia
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fibromyalgia adalah kelainan yang sering ditemui,dicirikan oleh adanya nyeri
muskuloskeletal yang menyebar dengan penyebaran yang simetris, kekakuan, mudah
lelah,parestesi, dan gangguan tidur. Istilah fibromialgia baru muncul belum terlalu lama,
meskipun gejalanya telah banyakdibahas dalam literatur kedokteran sejak awal tahun
1900an.Baru pada tahun 1989, fibromialgia muncul pada salah satu buku teks reumatologi
dengan istilah fibrositis yang pada tahun 1990 diubah oleh American College of
Rheumatology (ACR) menjadi sindrom fibromialgia, mengingat istilah fibrositis yang kurang
tepat. Bersama dengan penyakit nyeri dan kelelahan kronik lainnya, fibromialgia dapat
dikatakan sebagai beban kesehatan yang besar yang belum dapat diatasi secara efektif oleh
ilmu kedokteran barat konvensional.Pasien rata-rata sudah berobat selama 5 tahun sebelum
diagnosis yang tepat ditegakkan. Lebih dari 50% pasien fibromialgia mengalami salah
diagnosis dan menjalani operasi yang tidak perlu. Setelah tatalaksana selama 7 tahun, 50%
pasien fibromyalgia belum merasa puas dengan kesehatan mereka, 59% Menilai kesehatan
mereka tidak membaik atau bahkan memburuk. Dengan kata lain tatalaksana medis saat ini
belum menghasilkan perbaikan pada status kesehatan maupun keparahan penyakit. Hal
tersebut menyebabkan tingkat kecacatan akibat fibromialgia relatif tinggi, yaitu 44%. Sekitar
sepertiga pasien Amerika Serikat harus memodifikasi pekerjaan mereka. Biasanya mereka
harus mempersingkat waktu kerja, sehingga pendapatannya menurun dan beban finansial
meningkat. Beban biaya kesehatan akibat fibromyalgia di Amerika Serikat diperkirakan
mencapai 9 milyar dolar per tahun.
1.2 Tujuan
Referat ini disusun sebagai salah satu tugas persyaratan mengikuti kegiatan
kepaniteraan klinik Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa .
1
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penyusunan referat ini, yaitu:
a) Bagi Institusi Pendidikan:
Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan untuk menjadi kepustakaan untuk
penyusunan karya ilmiah lainnya.
b) Bagi rekan sejawat:
1. Mampu mengaplikasikan semua ilmu yang telah diperoleh selama proses
penyusunan referat ini.
2. Menambah wawasan dalam memahami ilmu yang diperoleh selama proses
penyusunan referat ini.
BAB II
FIBROMYALGIA
2.1 Definisi Fibromyalgia
Penyakit fibromyalgia adalah kondisi kronis yang menyebabkan nyeri, kekakuan otot, dan
kepekaan dari otot-otot, tendon-tendon, dan sendi-sendi. Fibromyalgia juga ditandai dengan
tidur yang gelisah, bangun dengan perasaan lelah, kelelahan, ketakutan, depresi, dan
gangguan-gangguan dalam fungsi usus.,
Fibromyalgia adalah salah satu dari penyakit-penyakit yang paling umum yang
mempengaruhi otot, penyebabnya saat ini belum diketahui. Jaringan-jaringan yang terasa
menyakitkan tidak disertai oleh peradangan jaringan. Oleh karenanya, meskipun nyeri tubuh
yang berpotensi melumpuhkan, pasien-pasien dengan fibromyalgia tidak mengembangkan
kerusakan atau kelainan bentuk tubuh. Fibromyalgia juga tidak menyebabkan kerusakan pada
organ-organ internal tubuh. Oleh karenanya, fibromyalgia adalah berbeda dari banyak
kondisi-kondisi rematik lain (seperti rheumatoid arthritis, systemic lupus, dan polymyositis).
Pada penyakit-penyakit tersebut, peradangan jaringan adalah penyebab utama dari nyeri,
kekakuan, dan kepekaan dari sendi-sendi, tendon-tendon dan otot-otot, dan dapat menjurus
pada kelainan bentuk sendi dan kerusakan pada organ-organ internal atau otot-otot
Banyak pasien mengeluhkan penurunan fungsi kognitif seperti gangguan short term
memory, long term memory, penurunan konsentrasi juga atensi. Fibromyalgia juga sering
2
diasosiasikan dengan anxiety dan gejala depresif. Pasien dengan fibromyalgia memeiliki
tender point. Di mana, saat ditekan titik tertentu, pasien fibromyalgia akan merasa kesakitan.1
2.2 Epidemiologi
Berdasarkan data di Amerika Serikat, kira-kira 20% pasien klinik rheumatologi adalah pasien
fibromyalgia, yang kebanyakan berusia 30-50 tahun. Dari data tersebut dapat dikatakan 1 dari
5 pasien yang berobat adalah fibromialgia. Thompson melaporkan fibromialgia sebagai
penyakit terbanyak kedua yang ditemui dalam praktek rheumatologis. Fibromyalgia lebih
banyak menyerang perempuan dibandingkan laki-laki, dengan rasio 9:1. Prevalensi
fibromyalgia pada populasi umum di Amerika Serikat untuk perempuan ialah 3,4%,
sedangkan untuk laki-laki 0,5%. Fibromialgia juga lebih sering ditemukan pada perempuan di
atas 50 tahun.2
2.3 Etiologi
Hingga kini, penyebab pasti fibromialgia belum dapatditemukan, namun telah diketahui
bahwa fibromialgia dapat dipicu oleh stres emosional, infeksi, pembedahan, hipotiroidisme,
dan trauma. Fibromialgia juga telah ditemukan pada pasien yang terinfeksi hepatitis C, HIV,
parvovirus B19, dan lyme disease. Pendapat lain menyebutkan kurangnya latihan,
penggunaan otot secara berlebihan, dan perubahan metabolisme otot sebagai kemungkinan
penyebab fibromialgia.
Gangguan mekanisme nyeri pada SSP diperkirakan sebagai faktor penyebab sindrom ini.
Pasien dengan FMS memiliki ambang nyeri yang lebih rendah dari pada mereka yang tidak
memiliki kelainan ini. Teori lain juga termasuk defisiensi hormon pertumbuhan,
abnormalitas axis hypothalamic-pituitary-adrenal, dan abnormalitas aktivasi respon stress
simpatetik. Faktor genetik diduga kuat sebagai penyebab dari sindrom ini karena first degree
realatives memiliki risiko terkena FMS 8 kali lebih besar.2
2.4 Patogenesis
Meskipun penyebab pasti fibromialgia masih menjadi misteri, secara umum para ahli sepakat
mengenai adanya mekanisme pengolahan input yang tidak normal, khususnya input nyeri
(nosiseptif), pada sistem saraf pusat. Pada studi dolorimetri dan pemberian stimuli seperti
panas, dingin dan elektrik, ditemukan ambang rangsang yang rendah pada pasien
fibromialgia. Pasien fibromialgia mempersepsikan stimuli non-nosiseptif sebagai stimuli
3
nosiseptif serta kurang mampu mentoleransi nyeri yang seharusnya dapat ditoleransi oleh
orang normal.Beberapa kelainan fisiologik dan biokimia telah ditemukan pada susunan saraf
pusat pasien fibromyalgia sehingga fibromialgia tidak lagi dapat disebut sebagaikeluhan
subjektif. Kelainan tersebut adalah kadar serotonin yang rendah, disfungsi poros hipotalamus
hipofisis, kadar hormon pertumbuhan yang rendah, kadar substansi P yang meningkat dan
faktor pertumbuhan saraf yang meningkat.3,4
Kadar Serotonin yang Rendah
Serotonin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam tidur, nyeri dan perubahan mood.
Serotonin yang disekresikan oleh ujung serat neuron rafe, dapat menyebabkan perangsangan
daerah tertentu dari otak yang kemudian menyebabkan tidur. Serotonin yang disekresi oleh
radiks dorsalis medula spinalis dapat merangsang sekresi enkefalin yang menimbulkan
hambatan presinaptik dan postsinaptik pada serabut nyeri. Kadar serotonin yang rendah
diduga memiliki peran dalam patogenesis fibromyalgia yaitu dengan menurunkan efek
hambatan pada serabut nyeri. Hal tersebut diperkuat dengan penemuan bahwa pasien
fibromialgia ternyata memiliki kadar serotonin yang rendah di cairan serebrospinalnya. Bukti
lain menunjukkan bahwa obat yang mempengaruhi serotonin ternyata tidak menunjukkan
efek dramatis pada fibromialgia.
Disfungsi Poros Hipotalamus Hipofisis
Poros hipotalamus hipofisis berperan penting dalam respons adaptasi terhadap stres. Pada
sistem yang berfungsi normal, hipotalamus mensekresi corticotropin-releasing hormone
(CRH) yang kemudian merangsang sekresi adrenocorticotropic hormone (ACTH) oleh
hipofisis. ACTH kemudian merangsang korteks adrenal mensekresi glukokortikoid yang
berperan dalam respons adaptasi terhadap stress.Regulasi sirkadian sistem poros hipotalamus
hipofisis sebagian dipengaruhi metabolisme serotonin. Disfungsi sistem poros hipotalamus
hipofisis diperkirakan sebagai akibat dari rendahnya kadar serotonin. Sebaliknya, disfungsi
sistem poros hipotalamus hipofisis juga diperkirakan memperburuk abnormalitas kadar
serotonin di sistem saraf pusat. Beberapa kelainan yang dapat ditemukan berkaitan dengan
disfungsi sistem poros hipotalamus hipofisis adalah kadar kortisol 24 jam yang rendah,
hilangnya ritme sirkadian dengan peningkatan kadar kortisol sore hari, hipoglikemia yang
diinduksi insulin berkaitan dengan produksi ACTH yang berlebihan, kadar hormon
pertumbuhan yang rendah dan sekresi glukokortikoid yang rendah.Selain itu ditemukan juga
4
kadar kortisol bebas pada urin yang rendah, serta berkurangnya respons kortisol terhadap
corticotropin-releasing hormone pada pasien fibromialgia.
Kadar Growth Hormone yang Rendah
Growth hormone (GH) adalah suatu hormon yang berperan dalam pertumbuhan karena
sifatnya yang meningkatkan sintesis protein, meningkatkan penggunaan lemak untuk energi,
menurunkan pemakaian glukosa untuk energi, dan merangsang pertumbuhan tulang. Hormon
tersebut secara normal disekresi pada tahap 4 dari tidur, sehingga gangguan tidur diduga
dapat menurunkan sekresinya.Pada pasien fibromialgia ditemukan penurunan kadar GH yang
penting untuk proses repair otot dan kekuatan, yang diduga diakibatkan oleh gangguan tidur.
Hal itu didukung oleh bukti adanya hasil EEG yang menunjukkan gangguan tahap 4 dari tidur
normal (non-REM) dan gangguan gelombang a yang berulang pada pasien fibromialgia.
Kadar Substansi P yang Meningkat
Substansi P adalah neurotransmiter yang dilepaskan bila akson distimulasi. Peningkatan
kadar substansi P meningkatkan sensitivitas saraf terhadap nyeri. Kadar substansi P yang
tinggi menyebabkan stimulus normal dipersepsikan sebagai stimulus nosiseptif oleh penderita
fibromialgia.Kadar substansi P yang meningkat di cairan serebrospinal pasien fibromialgia
juga mungkin berperan dalam menyebarkan nyeri otot. Peneliti pada 4 studi yang independen
melaporkan kadar substansi P pada pasien fibromyalgia meningkat sampai 2-3 kali kadar
pada individu normal. Selain hal-hal di atas ditemukan juga abnormalitas lain seperti
berkurangnya aliran darah ke talamus, nucleus kaudatus, serta tektum pontine, yang
merupakan area signaling, integrasi, dan modulasi nyeri.Penelitian dalam bidang genetik
memperkirakan adanya peran polimorfisme gen sebagai etiologi fibromialgia. Gen yang
diperkirakan mengalami abnormalitas adalah gen yang mengatur sistem serotonergik,
katekolaminergik dan dopaminergik.3,4
Faktor genetik dan faktor risiko lainnya
Polimorfisme pada gen serotonin transporterdan katekolamin o-metil transferase
Gangguan metabolism dan transport monoamine neurotransmitterSerotonin dan norepinefrin
5
Ansietas
Intoleransi Aktivitas
Penurunan kadar serotonin dan norepinefrin
Penurunan sensitivitas sistem proses nyeri
Penurunan ambang nyeri Penurunan produksi melatonin
Gangguan rasa nyaman : nyeri Hyperalgia dan allodyniaGangguan pola tidur
Kelelahan
Sumber : The American Journal of Managed Care, 2009;15:199-200
2.5 Manifestasi Klinis
Nyeri dari fibromyalgia umumnya tersebar luas, melibatkan kedua sisi tubuh. Nyeri biasanya
mempengaruhi leher, pantat-pantat, pundak-pundak, lengan-lengan, punggung, dan dada.
"Titik-titik kepekaan" adalah area-area perih tubuh yang dilokalisir yang dapat membawa
nyeri yang tersebar luas dan kekejangan otot jika disentuh. Titik-titik perih, atau titik-titik
tekanan, umumnya ditemukan disekitar siku-siku tangan, pundak-pundak, lutut-lutut,
pinggul-pinggul, belakang kepala, dan sisi-sisi dari tulang dada.
Kelelahan terjadi pada 90% dari pasien-pasien. Kelelahan mungkin berhubungan dengan
pola-pola tidur yang abnormal yang umumnya diamati pada pasien-pasien ini. Normalnya,
ada beberapa tingkat-tingkat dari kedalaman tidur. Mendapatkan cukup dari tingkat-tingkat
yang lebih dalam dari tidur mungkin adalah lebih penting dalam menyegarkan seseorang
daripada jumlah total dari jam-jam tidur. Pasien-pasien dengan fibromyalgia kekurangan
tingkat tidur yang dalam, yang menyembuhkan, yang disebut tidur "non-rapid-eye-
movement" (non-REM). Sebagai konsekwensinya, pasien-pasien dengan fibromyalgia
seringkali terbangun di pagi hari tanpa merasakan istirahat yang penuh.
Gejala-gejala lain dari fibromyalgia termasuk migrain dan sakit-sakit kepala yang menegang,
mati rasa atau kesemutan dari bagian-bagian tubuh yang berbeda, nyeri perut yang
berhubungan dengan irritable bowel syndrome ("spastic colon"), dan kantong kemih yang
6
teriritasi, menyebabkan buang air kecil (kencing) yang menyakitkan dan seringkali. Seperti
fibromyalgia, irritable bowel syndrome dapat menyebabkan nyeri perut yang kronis dan
gangguan-gangguan usus lain tanpa peradangan yang dapat terdeteksi dari lambung atau
usus-usus. Setiap pasien dengan fibromyalgia adalah unik. Segala dari gejala-gejala diatas
dapat terjadi dengan sebentar-sebentar dan pada kombinasi-kombinasi yang berbeda . 1,4
Satu-satunya penemuan abnormal ialah adanya beberapa titik nyeri (tender point). Pasien
biasanya sadar akan kemungkinan adanya titik-titik ini dan merasa gembira bila dokter dapat
menemukannya. Bila dokter tidak mengenal lokasi titik tersebut, biasanya hasil
pemeriksaannya normal dan pasien merasa kecewa. Tender point dapat dirasakan dengan
perabaan halus menggunakan ibu jari tangan. Titik nyeri ini lebih sensitif daripada titik
control.
Penelitian dengan menggunakan dolorimeter menunjukkan bahwa pada lokasi tender point
penderita fibromialgia didapatkan ambang nyeri yang lebih rendah dibandingkan dengan
orang normal.
7
Sumber : Anonim, 2010. Fibromialgia. http://www.scribd.com/doc/55499574/Fibromyalgia
2.6 Diagnosis
1. Kriteria Diagnostik
Pada tahun 1990 kriteria diagnostik resmi untuk FM didirikan oleh American College of
Reumatologi (ACR).
Riwayat nyeri yang meluas : kronis, luas, nyeri muskuloskeletal berlangsung lama
lebih dari tiga bulan di keempat kuadran tubuh ("Nyeri yang meluas" didefinisikan
sebagai nyeri di atas dan di bawah pinggang pada kedua sisi tubuh juga pada daerah
cervical, dada anterior, tulang dada, atau punggung bawah) harus ada.
Nyeri pada 11 tempat dari 18 Point Tender Site dengan Palpasi : Ada delapan belas
tender point yang dokter cari dalam membuat diagnosis fibromyalgia. Menurut ACR
yang termasuk persyaratan, yaitu pasien harus memiliki 11 dari 18 poin tender untuk
didiagnosa dengan fibromyalgia. Sekitar empat kilogram tekanan (atau sekitar 9 lbs.)
Harus diterapkan ke titik tender, dan pasien harus menunjukkan bahwa lokasi tender
point terasa sakit. 3,4
8
Beberapa ahli percaya bahwa seseorang tidak perlu memiliki yang dibutuhkan 11
poin tender untuk didiagnosis dan diobati untuk fibromyalgia. Kriteria ini awalnya
ditujukan untuk tujuan penelitian. Diagnosis fibromyalgia masih dapat dilakukan jika
seseorang memiliki kurang dari 11 titik tender diperlukan selama mereka mengalami
sakit luas dan banyak gejala umum dan gejala terkait terhubung ke fibromyalgia, seperti
gangguan tidur dan irritable bowel syndrome.
Jika seorang pasien memiliki beberapa gejala tetapi tidak memenuhi kriteria
tender titik, diagnosis "mungkin sindrom fibromyalgia" dapat diberikan. Anda juga harus
ingat bahwa self-diagnosis tidak disarankan, dan bahwa Anda harus berkonsultasi
dengan profesional medis terampil untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.3,4
2. Delapan belas tender point site :
o 1 & 2, tengkuk: bilateral, pada insersi otot suboccipital.
o 3 & 4, cervical bawah: bilateral, pada aspek anterior dari ruang intertransverse di C5-
C7.
o 5 & 6, trapezius: bilateral, pada titik tengah batas atas.
o 7 & 8, supraspinatus: bilateral, di atas tulang belakang skapula dekat perbatasan
medial.
o 9 & 10, Kedua tulang iga: bilateral, di persimpangan kostokondral kedua, hanya
lateral persimpangan pada permukaan atas.
o 11 & 12, lateral epikondilus: bilateral, cm 2 distal ke epicondyles.
o 13 & 14, glutealis: bilateral, dalam kuadran atas luar pantat di lipatan anterior otot.
o 15 & 16, Greater trokanter: bilateral, posterior ke trokanterika prominens.
o 17 & 18, Lutut: bilateral, di lapisan lemak proksimal medial.
3. Keterbatasan kriteria diagnostik
Karena penderita fibromyalgia memiliki hasil laboratorium atau tes x-ray biasanya
normal maka kriteria yang tercantum diatas penting untuk mendiagnosis dan
mempelajari sindrom. Namun, kriteria tersebut bukan tanpa kelemahan.
Pertama, paradigma titik tender mengasumsikan bahwa penderita fibromyalgia hanya
mengalami sakit di 18 lokasi anatomi tubuh. Penelitian terakhir telah membuatnya
menjadi jelas bahwa individu-individu dengan fibromyalgia sensitif terhadap rangsangan
nyeri seluruh tubuh, bukan hanya di lokasi diidentifikasi.
9
Kedua, banyak pasien dengan fibromyalgia akan sering menemukan bahwa pada hari
tertentu mereka akan memiliki kurang dari 11 poin diagnostik tender di tubuh mereka.
Sensitivitas pasien bervariasi dari hari ke hari dan, sebagai hasilnya, jumlah titik tender
pada beberapa hari dapat berada di bawah sementara 11 yang diperlukan pada hari-hari
lain mungkin melampaui itu. Selain itu, beberapa pasien tidak akan selalu mengalami
sakit di keempat kuadran tubuh. Beberapa mengalami rasa sakit hanya pada satu sisi atau
pada bagian atas atau bawah tubuh. Yang lain berkata, dengan tidak adanya tanda
laboratorium sangat memudahkan untuk mendiagnosis fibromyalgia, kriteria yang
dijelaskan di atas tetap merupakan alat diagnostik terbaik untuk kondisi ini.3,4,5
2.7 Tata Laksana
Tatalaksana fibromialgia dapat dibagi menjadi tatalaksana farmakologis dan non-
farmakologis.
a. Tatalaksana farmakologis
digunakan untuk mengatasi nyeri,gangguan tidur serta depresi dan kecemasan.
Sebuah studi mengenai penatalaksanaan FMS menemukan bahwa Tricyclic antidepressant
termasuk amitryptiline (10-50 mg) dan doxepin (10-25 mg) efektif dalam mengendalikan
gejala FMS seperti nyeri, gangguan tidur, fatigue, dan depresi. Bagaimanapun juga, toleransi
terhadap obat ini merupakan masalah yang penting. Pengobatan diberikan mulai dari dosis
rendah, dan ditingkatkan bila perlu. Efek samping seperti konstipasi, mulut kering,
peningkatan berat badan, dan kesulitan berpikir juga perlu dipertimbangkan. Selain obat di
atas Serotonin re-uptake inhibitor (fluoxetine, seratiline) ditoleransi lebih baik oleh tubuh
dan mengatasi depresi lebih baik daripada TCA, akan tetapi kurang efekt if dalam menangani
gejala lain. Untuk mengobati nyeri, salisilat atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
lainnya dapat digunakan, namun hanya mengurangi sebagian gejala. Glukokortikoid
memberikan manfaat yang kecil dan sebaiknya tidak diberikan. Opiat dan analgesik harus
dihindari. Untuk nyeri, asetaminofen, tramadol, atau gabapentin (300-1200 mg/d dengan
dosis yang dibagi) dapat bermanfaat.Tramadol memiliki efek mengurangi nyeri, tapi efeknya
terhadap gejala lain kurang atau bahkan tidak efektif. Menariknya, NSAID dan
kortikosteroid tidak memberi keuntungan dalam perawatan FMS. Selain mengatasi depresi
dan nyeri, penting juga untuk meminimalkan fatigue dengan meningkatkan pola tidur yang
sehat. Hal ini termasuk strategi perilaku sederhana seperti tidur dan bangun pada waktu yang
10
sama setiap hari, memberikan lingkungan tidur yang kondusif, mengurangi kafein, atau
pemberian obat-obatan (zolpidem, zopiclone).
Pada sindrom fibromialgia, penggunaan obat analgetik dan anti inflamasi non-steroid maupun
relaksan otot tidak banyak manfaatnya untuk jangka panjang; penggunaan antidepresan
trisiklik banyak membantu. Sebaliknya pada sindrom miofascial, penyuntikan anestetik lokal
pada trigger point akan sangat membantu penderita. Pada keadaan ini OAINS dan analgetik
ringan dapat membantu untuk jangka waktu tertentu).5,6
b. Tatalaksana non-Farmakologis
Salah satu caranya ialah edukasi pasien. Edukasi pasien merupakan salah satu tatalaksana
fibromyalgia yang paling penting. Edukasi pasien harus dilakukan sebagai langkah pertama
dalam tatalaksana pasien fibromialgia. Pasien perlu diinformasikan mengenai penyakit yang
sedang dialaminya. Pasien juga perlu diinformasikan bahwa fibromyalgia tidak menyebabkan
kelumpuhan dan tidak bersifat degeneratif, serta terdapat pengobatan untuk penyakit
ini.Setelah itu, barulah dapat dilakukan usaha untuk menghilangkan berbagai keluhan pasien.
Hal ini termasuk strategi perilaku sederhana seperti tidur dan bangun pada waktu yang sama
setiap hari, memberikan lingkungan tidur yang kondusif, mengurangi kafein, atau pemberian
obat-obatan (zolpidem, zopiclone).
1. Pendidikan Pasien
Pendidikan pasien adalah langkah pertama yang penting dalam membantu pasien-pasien
mengerti dan mengatasi bermacam-macam gejala-gejala. Sayangnya, tidak semua
dokter-dokter berkenalan secara intim dengan tingkah-tingkah laku yang aneh dari
penyakit ini. Kelompok-kelompok pendukung rumah sakit komunitas juga menyediakan
arena untuk pasien-pasien untuk berbagi pengalaman-pengalaman dan sukses-sukses dan
kegagalan-kegagalan perawatan mereka.
2. Pengurangan Stres
Adalah sangat sulit untuk mengukur tingkat-tingkat stres pada pasien-pasien yang
berbeda.Oleh karenanya, pengurangan stres dalam perawatan dari fibromyalgia harus
dibedakan dari individu ke individu. Pengurangan stres mungkin termasuk modifikasi
stres yang sederhana di rumah atau di tempat kerja, biofeedback, relaxation tapes,
menasehati secara psikologi, dan/atau dukungan diantara anggota-anggota keluarga,
teman-teman, dan dokter-dokter. Adakalanya, perubahan-perubahan dalam faktor-faktor
11
lingkungan (seperti kegaduhan, temperatur, dan paparan cuaca) dapat memperburuk
gejala-gejala dari fibromyalgia, dan faktor-faktor ini perlu dimodifikasi.
3. Latihan
Latihan-latihan aerobik yang low-impact, seperti berenang, bersepeda, jalan dan
stationary cross-country ski machines dapat menjadi perawatan-perawatan yang efektif
untuk fibromyalgia. Cara-cara latihan adalah paling bermanfaat ketika dilaksanakan pada
basis setiap hari kedua, di pagi hari. Bagaimana latihan menguntungkan fibromyalgia
tidak diketahui. Latihan mungkin menggunakan efek menguntungkannya dengan
memajukan tidur tingkat dalam (non-REM sleep). Dengan cara yang sama, menghindari
alkohol dn kafein sebelum waktu tidur dapat juga membantu memajukan tidur yang lebih
penuh istirahat. Sementara perubahan-perubahan diet ini mungkin tidak berlaku pada
setiap orang, mereka dapat sangat membantu untuk beberapa orang-orang. Tidak ada diet
atau suplemen makanan yang spesifik fibromyalgia yang direkomendasikan nuntuk
semua pasien-pasien.5,6
4. Untuk mengurangi nyeri, dapat dilakukan aplikasi panas dan dingin ke otot secara
bergantian masing-masing 15-20 menit diselingi waktu untuk kembali ke suhu
normal.Pemijatan dan peregangan juga dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri.Terapi
lain dapat membantu dengan derajat yang berbeda-beda, misalnya injeksi, modifikasi
perilaku, hipnoterapi, kompresi iskemik, olahraga dan pengaturan stres, namun, yang
tidak boleh dilupakan ialah perbaikan postur dan mekanika tubuh.Pelatihan biofeedback
yang intens (misalnya dua kali sehari untuk seminggu) seringkali penting untuk nyeri otot
yang kronik dan menyebar. Teknik tersebut terutama berguna untuk otot-otot postural
yang biasanya berfungsi tanpa disadari. Elektroda permukaan ditempelkan ke atas otot
untuk mendeteksi aktivitasnya. Pelatihan biofeedback dilakukan untuk menolong pasien
mengembalikan otot ke keadaan istirahat normal setelah kontraksi.Teknik lain untuk
mengurangi nyeri ialah spray and stretch. Vapocoolant spray disemprotkan dengan pola
menyapu searah serat otot untuk melemaskan otot, sambil dilakukan peregangan otot
secara pasif oleh pasien atau klinisi. Peregangan adalah elemen kunci dari pengurangan
nyeri, meskipun mekanismenya belum diketahui. Hal lain yang perlu diatasi pada pasien
fibromyalgia adalah gangguan yang terjadi pada otot. Untuk itu, olahraga dapat menjadi
solusi dan penting untuk disarankan. Selain meregangkan dan memperkuat otot, olahraga
juga dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular. Pada pasien fibromyalgia, mungkin
terdapat keengganan berolahraga akibat rasa nyeri atau kelelahan. Apabila tidak
12
berolahraga, akan terjadi inaktivitas dan dekondisi otot, sehingga otot mulai kehilangan
fungsinya. Hal tersebut selanjutnya dapat menyebabkan depresi, menurunnya rasa
percaya diri, dan stres yang memicu nyeri lebih lanjut.
Olahraga aerobik juga baik untuk pasien dan dimulai setelah terjadi perbaikan tidur serta
berkurangnya nyeri serta kelelahan. Olahraga dilakukan mula-mula pada level rendah dan
pasien sebaiknya berolahraga 20-30 menit, 3-4 hari seminggu. Seperti yang sudah
dikemukakan sebelumnya, konsultasi psikiatrik memiliki peran yang sangat penting dalam
tatalaksana depresi dan cemas pada pasien fibromialgia. Stres dalam kehidupan harus
diidentifikasi dan didiskusikan dengan pasien, dan pasien harus diberikan pertolongan
mengenai bagaimana menghadapi stres.5,6
2.8 Prognosis
Studi lanjut jangka panjang tentang FMS telah menunjukkan bahwa itu adalah suatu kondisi
kronis yang gejalanya berkurang dari waktu ke waktu. Sedangkan dampak dari FMS dapat
memiliki konsekuensi serius pada kegiatan sehari-hari dan kemampuan untuk bekerja pada
pekerjaan penuh waktu, ada variasi individu yang signifikan antara pasien. Pasien yang tidak
mencari pengobatan mungkin menemukan diri mereka sangat lemah dan tertekan. Penting
bahwa pasien mencari pengobatan pada kesempatan pertama dan embarks pada program
pengobatan yang dikelola oleh seorang dokter yang memahami sindrom ini secara
menyeluruh. Dengan program pengobatan yang dirancang untuk melestarikan dan
mempertahankan fungsi yang optimal, kebanyakan pasien melakukannya dengan sangat baik
mampu tinggal di kontrol dari tubuh mereka dan kehidupan mereka. Dengan pengobatan,
dampak keseluruhan dari penyakit ini pada kegiatan sehari-hari dan kerja dapat minimal.
Sangat penting bahwa setiap pasien berpartisipasi dalam / perawatan sendiri dan menjadi luas
pada semua aspek ini sindrom penyakit misterius.Orang dengan fibromyalgia menderita lebih
banyak dibandingkan dengan yang lain rheumatologic penyakit kronis, seperti rheumatoid
arthritis. Prognosis bervariasi antara tiga himpunan yang cukup berbeda dari pasien, yang
telah disebut copers adaptif, interpersonal tertekan, dan disfungsional. Copers adaptif, banyak
di antaranya tidak mencari perawatan untuk fibromyalgia, melakukannya dengan baik
sehubungan dengan rasa sakit dilaporkan sendiri, tidur terganggu, dan kelelahan.
Interpersonal pasien penderita juga menanggapi pendekatan terapi yang komprehensif
interdisipliner. Pasien disfungsional dengan tingkat tinggi rasa sakit, gelisah, dan
ketergantungan opioid lakukan buruk, seperti halnya pasien dengan tertunda litigasi. Tujuan
13
pengobatan yang merespon setidaknya untuk terapi adalah perbaikan dalam fungsi sehari-
hari.5,6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Fibromialgia adalah suatu kelainan yang ditandai oleh nyeri muskuloskeletal yang menyebar
secara simetris, disertai kekakuan, kelelahan, parestesi, dan gangguan tidur. Fibromyalgia
merupakan beban kesehatan yang besar dan belum dapat ditangani dengan baik, sehingga
menyebabkan tingkat kecacatan yang relatif tinggi. Untuk menangani fibromialgia, gejala
serta karakteristiknya harus dikenali sehingga diagnosis yang tepat dapat dibuat. Penata
laksanaan utama fibromialgia adalah perbaikan gaya hidup. Untuk mengatasi gejala dan
komplikasi, terapi farmakologis maupun modalitas fisik dapat digunakan. Gejala utama
fibromialgia yang berupa nyeri, kaku dan kelelahan tidak memberikan hasil bermakna dengan
pengobatan simtomatik. Aspirin dan OAINS memberikan hasil di bawah optimal, demikian
pulakortikosteroid sistemik. Pemanasan, pijat, akupunktur, TENS (Transcutaneous Nerve
Stimulation), peregangan otot dan penyuntikan tender point dengan anestetik lokal hanya
memberikan hasil sementara dan tidak efektif untuk peng- obatanjangka panjang. Bila pasien
tidak terlibat aktif dalam proses pemulihan, maka prognosisnya buruk. Yang lebih penting
ialah keterlibatan langsung pasien daripada pemberian resep oleh seorang dokter.
Pasien perlu:
Menyadari bahwa fibromialgia ialah gangguan disfungsi dan bukan penyakit fisik
yang akan mengakibatkan cacat;
Memperbaiki kesegaran fisik;
Mengurangi stres;
Menyesuaikan kebiasaan tidur;
Tetap dalam aktivitas semula.
Perawatan Fibromyalgia sering membutuhkan pendekatan tim, antara dokter dan seorang
terapis fisik, profesional kesehatan lainnya, dan yang paling penting, diri sendiri, semua
memainkan peran aktif.
14
Istilah fibromyalgia merupakan label diagnostik untuk nyeri muskuloskeletal dari nyeri yang
tidak spesifik. Analisis bukti menunjukkan bahwa tidak ada label yang bisa dibuktikan
dengan tanda-tanda fisik yang berat atau dengan bukti laborator kelainan patologis atau
pemeriksaan biokimia. Tidak ada bukti obyektif untuk gangguan otot, fasia atau jaringan
berserat, Alternatif istilah-istilah seperti 'sindrom daerah nyeri' atau 'sindrom sakit kronis'
hanya mendefinisikan kembali masalah klinis tanpa memberikan mekanisme atau dasar untuk
diagnosis. Walaupun kriteria diagnostik yang berbeda, kondisi ini, bersama dengan sindrom
kelelahan kronis, memiliki kesamaan demografi dan klinis banyak, terutama tender memicu
poin.
REFERENSI
1. Bruce, M., 2005. Fibromyalgia Syndrome : A Clinical Case Definitions and Guidelines for Medical Practitioner. An Overview of the Canadian Consensus Document.
2. Faull, K., 2005. Rehabilitation for fibromyalgia : Comparison of Holistic and Complementary Alternative Medicine (CAM) Therapy Effectivenes.
3. Anonim, 2004. Fibromyalgia: Symptoms, Diagnosis, Treatment & Research Diagnosis. National Fibromyalgia Partnership, Inc.
4. Anonim, 2010. Fibromialgia. http://www.scribd.com/doc/55499574/Fibromyalgia5. Winfield J. Fibromyalgia [Online]. 2013 September 15 [cited 2007 Dec 26];
Available from: URL: http://www.emedicine.com/med/topic790.htm6. Gilligand RP. Fibromyalgia [Online]. 2013 September 15 [cited 2007 Dec 26];
Available from: URL: http://www.emedicine.com/pmr/topic47.htm
15