proses pembentukan puu berdasarkan uu no 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_materi pak...

25
PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 TAHUN 2004 TENTANG P3 WICIPTO SETIADI www.djpp.depkumham.go.id

Upload: vukien

Post on 29-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 TAHUN 2004 TENTANG P3

WICIPTO SETIADI

www.djpp.depkumham.go.id

Page 2: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

PENDAHULUAN

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah proses pembuatan peraturanperundang-undangan yang pada dasarnyadimulai dari perencanaan, persiapan, teknikpenyusunan, perumusan, pembahasan,pengesahan, pengundangan, dan penyebarluasan

Peraturan Perundang-undangan adalahperaturan tertulis yang dibentuk oleh lembaganegara atau pejabat yang berwenang danmengikat secara umum

www.djpp.depkumham.go.id

Page 3: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANa. Kejelasan tujuan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan

harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat adalah bahwa setiap jenis peraturan

perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga/pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan yang berwenang. Peraturan perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila dibuat oleh lembaga/pejabat yang tidak berwenang.

c. kesesuaian antara jenis dan materi muatan adalah bahwa dalam Pembentakan Peraturan Perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis Peraturan Perundang-undangannya.

d. dapat dilaksanakan adalah bahwa setiap Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus memperhitungkan efektifitas Peraturan Perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis.

e. kedayagunaan dan kehasilgunaan adalah bahwa setiap Peraturan Perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

f. kejelasan rumusan adalah bahwa setiap Peraturan Perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan Peraturan Perundang-undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

g. keterbukaan adalah bahwa dalam proses Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan, dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam proses pembuatan Peraturan Perundang-undangan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 4: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

ASAS MATERI MUATAN PERATURANPERUNDANG-UNDANGANa. asas pengayoman adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan

harus berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat.

b. asas kemanusiaan adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.

c. asas kebangsaan adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang pluralistik (kebhinekaan) dengan tetap menjaga prinsip negara kesatuan Republik Indonesia.

d. asas kekeluargaan adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.

e. asas kenusantaraan adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan Peraturan Perundang-undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan Pancasila.

f. asas bhinneka tunggal ika adalah bahwa Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah, dan budaya khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam kehidupan. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 5: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

LANJUTAN...g. asas keadilan adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.

h. asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundangundangan tidak boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.

i. asas ketertiban dan kepastian hukum adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus dapat menimbulkanketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.

j. asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 6: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

JENIS DAN HIERARKI PERATURANPERUNDANG-UNDANGAN

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

c. Peraturan Pemerintah;d. Peraturan Presiden;e. Peraturan Daerah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 7: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

MATERI MUATAN PUU- Materi muatan yang harus diatur dengan Undang-Undang berisi hal-hal yang:

a. mengatur lebih lanjut ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang meliputi:1. hak-hak asasi manusia;2. hak dan kewajiban warga negara;3. pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara;4. wilayah negara dan pembagian daerah;5. kewarganegaraan dan kependudukan;6. keuangan negara,

b. diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untak diatur dengan Undang-Undang.- Materi muatan Perpu sama dengan materi muatan Undang-Undang.- Materi muatan Peraturan Pemerintah berisi materi untuk menjalankan Undang-Undang

sebagaimana mestinya.- Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang

atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah.- Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka

penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

- Materi muatan Peraturan Desa/yang setingkat adalah seluruh materi dalam rangka penyelenggaraan urusan desa atau yang setingkat serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 8: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

PERENCANAAN PUUPerencanaan penyusunan Undang-Undang dilakukan dalam suatu Program Legislasi Nasional.

- Penyusunan Prolegnas antara DPR dan Pemerintah dikoordinasikan oleh DPR melalui alat kelengkapan DPR, yakni Baleg.

- Penyusunan Prolegnas di lingkungan DPR dikoordinasikan oleh Baleg.

- Penyusunan Prolegnas di lingkungan Pemerintah dikoordinasikan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi bidang Peraturan Perundang-undangan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 9: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

PERSIAPAN PEMBENTUKAN PUU¢ Rancangan undang-undang baik yang berasal

dari DPR, Presiden, maupun dari DPD disusun berdasarkan Program Legislasi Nasional. (Rancangan undang-undang yang diajukan oleh DPD, adalah rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.)

¢ Dalam keadaan tertentu, DPR atau Presiden dapat mengajukan rancangan undang-undang di luar Prolegnas.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 10: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

LANJUTAN...RUU Inisiatif Presiden.

Menteri atau pimpinan

lembaga non departemen

Menteri hukum dan HAMPengharmonisasian,

pembulatan, dan pemantapan konsepsi RUU

RUU

Presiden

Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Perpres No. 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan RUU, Rperpu, RPP, dan Rperpres.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 11: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

pemrakarsaPanitia antar dep.

1. Panitia Antardepartemen terdiri atas unsurdepartemen, dan lembagapemerintah nondepartemen yang terkait dengan substansi ruu.

2. Ketua panitia antar dep. Ditunjuk oleh pemrakarsa

3. KaBiro instansi pemrakarsa sebagai sekretaris.

Setelah Prolegnas ditetapkan oleh DPR

Departemen yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang Peraturan Perundang-undangan

Dapat mengundang para ahli dari lingkungan perguruan tinggi atau organisasi di bidang sosial,politik, profesi, dan kemasyarakatan lainnya sesuai dengankebutuhan

Ketentuan Perpres No. 68 Tahun 2005

www.djpp.depkumham.go.id

Page 12: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

RUU Inisiatif Presiden

Pimpinan DPRdiajukan dengan surat Presiden, yang

memuat antara lain tentang menteri yang ditugasi mewakili Presiden dalam melakukan pembahasan rancangan undang-undang di Dewan Perwakilan Rakyat.

DPR mulai membahas paling lambat 60 hari sejak surat

presiden diterima

www.djpp.depkumham.go.id

Page 13: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

LANJUTAN...¢ RUU Inisiatif DPR.¢ Rancangan undang-undang yang berasal dari DPR diusulkan

oleh DPR.¢ Rancangan undang-undang yang berasal dari DPD dapat

diajukan oleh DPD kepada DPR.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengusulan rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat dan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Daerah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 14: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

RUU Inisiatif DPR Presidendiajukan dengan surat Pimpinan DPR

menugasi menteri yang mewakili untuk membahas RUU bersama DPR paling lambat 60 hari sejak surat diterima.

Menteri Hukum dan HAM

www.djpp.depkumham.go.id

Page 15: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

PENYEBARLUASAN RUU¢ Penyebarluasan RUU yang berasal dari DPR

dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal DPR.

¢ Penyebarluasan RUU yang berasal dari Presiden dilaksanakan oleh instansi pemrakarsa.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 16: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

¢Apabila dalam satu masa sidang, Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden menyampaikan rancangan undang-undang mengenai materi yang sama, maka yang dibahas adalah rancangan undang-undang yang disampaikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, sedangkan rancangan undang-undang yang disampaikan Presiden digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 17: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

PEMBAHASAN 1¢ Pembahasan RUU di DPR dilakukan oleh DPR bersama Presiden atau

menteri yang ditugasi.¢ Untuk Pembahasan RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah,

hubungan pusat den daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah dilakukan dengan mengikutkan DPD pada rapat komisi/panitia/alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat yang khasus menangani bidang legislasi. Keikutsertaan Dewan Perwakilan Daerah dalam pembahasan rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diwakili oleh komisi yang membidangi materi muatan rancangan undang-undang yang dibahas.

¢ Pembahasan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui tingkat-tingkat

¢ Pembicaraan yang dilakukan dalam rapat komisi/panitia/alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat yang khusus menangani bidang legislasi dan rapat paripurna.

¢ Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembahasan RUU diatur dengan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 18: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

PEMBAHASAN 2¢ Rancangan undang-undang dapat ditarik kembali

sebelum dibahas bersama oleh DPR dan Presiden.¢ Rancangan Undang-undang yang sedang dibahas

hanya dapat ditarik kembali berdasarkan¢ persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat dan

Presiden.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 19: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

PEMBAHASAN PERPU

¢ Perpu harus diajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan yang berikut dalam bentuk pengajuan rancangan undang-undang tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang menjadi undang-undang.

¢DPR hanya menerima atau menolak Perpu.¢ Jika Perpu ditolak DPR, maka Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang tersebut tidak berlaku. Maka Presiden mengajukan RUU tentang pencabutan Perpu tersebut yang dapat mengatur pula segala akibat dari penolakan tersebut.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 20: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

PENGESAHAN RUU¢ Rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama oleh

Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden, disampaikan oleh pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Presiden untuk disahkan menjadi Undang-Undang dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.

¢ RUU disahkan oleh Presiden dengan membubuhkan tanda tangan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sejak RUU tersebut disetujui bersama oleh DPR dan Presiden.

¢ Dalam hal RUU tidak ditandatangani oleh Presiden dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak RUU tersebut disetujui bersama, maka RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan.

¢ Kalimat pengesahannya berbunyi: UndangUndang ini dinyatakan sah berdasarkan, ketentuan Pasal 20 ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Repuiblik Indonesia Tahun 1945. Dan dibubuhkan pada halaman terakhir UU sebelum Pengundangan naskah UU ke dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 21: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

RUMUSAN PENGUNDANGAN

Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Perundang-undangan harus diundangkan dengan menempatkannya dalam:

a. Lembaran Negara Republik Indonesia;b. Berita Negara Republik Indonesia;c. Lembaran Daerah; ataud. Berita Daerah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 22: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

PENGUNDANGAN

Peraturan Perundang-undangan yang diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, meliputi:a. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang;b. Peraturan Pemerintah;c. Peraturan Presiden mengenai:

1. pengesahan perjanjian antara negara Republik Indonesia dan negara lain atau badan internasional; dan

2. peryataan keadaan bahaya.d. Perataran Perundang-undangan lain yang menurut Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku harus diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Peraturan Perandang-undangan lain yang menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku harus diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 23: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

TAMBAHAN LEMBARAN DAN BERITA NEGARA RI

¢ Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia memuat penjelasan Peraturan Perandang-undangan yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

¢ Tambahan Berita Negara Republik Indonesia memuat penjelasan Peraturan perundang-undangan yang dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia.

¢ Pengundangan Peraturan Perundang-undangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia atau Berita Negara Republik dilaksanakan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang peraturan perundang-undangan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 24: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

LANJUTAN

¢ Peraturan Perandang-undangan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat pada tanggal diundangkan, kecuali ditentukan lain di dalam Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 25: PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/doc/834_MATERI PAK WICIPTO (PROSES...ASAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN a. Kejelasan tujuan adalah bahwa

PENYEBARLUASAN

¢ Pemerintah wajib menyebarluaskan Peraturan Perundang-undangan yang telah diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia atau Berita Negara Republik Indonesia.

www.djpp.depkumham.go.id