proses penyusunan prolegnas pasca putusan mahkamah konstitusi nomor 92/puu-x/2012

15
PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012 Oleh: Dr. Wicipto Setiadi , S.H., M.H. Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI Hotel Puri Denpasar, 24 Juli 2013 24/07/2013 1

Upload: heman

Post on 13-Jan-2016

75 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012. Oleh: Dr. Wicipto Setiadi , S.H., M. H . Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM R I Hotel Puri Denpasar, 24 Juli 2013. » PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. PERENCANAAN. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS PASCA PUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

Oleh:Dr. Wicipto Setiadi , S.H., M.H.

Kepala Badan Pembinaan Hukum NasionalKementerian Hukum dan HAM RI

Hotel Puri Denpasar, 24 Juli 2013

24/07/2013 1

Page 2: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

» PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan adalah pembuatan

Peraturan Perundang-undangan melalui tahapan perencanaan, penyusunan,

pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan.

[Pasal 1 angka 1 UU No. 12 Tahun 2011]

PERENCANAAN PENYUSUNAN PEMBAHASAN

PENGESAHAN/PENETAPAN

Partisipasi Masyarakat/Penyebarluasan Penyebarluasan

24/07/2013 2

Page 3: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

PERENCANAAN

UU

PP

PERPRES

PER- UU-ANLAINNYA

PERDA KAB/KOTA PERDA

PROV.

PERENCANAAN

PERENCANAAN

PERENCANAANPerencanaan Pembentukan UU dilakukan dengan instrumen PROGRAM LEGISLASI NASIONAL (PROLEGNAS)

Berisi skala prioritas program pembentukan Undang-Undang dalam rangka mewujudkan

sistem hukum nasional.

Sebagai arahan atau potret politik yang dijadikan dasar pijak untuk membuat

dan melaksanakan pembentukan hukum dalam mencapai tujuan negara.

Instrumen perencanaan pembentukan Undang-Undang yang disusun secara terencana,

terpadu dan sistematis.

24/07/2013 3

Page 4: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

Dalam konteks pembentukan peraturan perundang-undangan, Prolegnas berfungsi:

Penyusunan Prolegnas dilakukan secara:

24/07/2013 4

Page 5: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

1• TERENCANA

Dimulai dengan perencanaan substansial yang didasarkan pada ketentuan Pasal 18 UU No. 12 Tahun 2011.

NO DASAR PENYUSUNAN PRIORITAS RUU DALAM PROLEGNAS

12

perintah UUD NRI Tahun 1945;perintah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

3 perintah Undang-Undang lainnya;

4 sistem perencanaan pembangunan nasional;

5 rencana pembangunan jangka panjang nasional;

6 rencana pembangunan jangka menengah;

7 rencana kerja pemerintah, rencana strategis DPR dan rencana strategis DPD; dan

8 aspirasi dan kebutuhan hukum masyarakat.

Putusan MK :Pasal 18 huruf g bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 sepanjang tidak dimaknai, “rencana kerja pemerintah, rencana strategis DPR, dan rencana strategis DPD”.

Pasal 18 huruf g tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai, “rencana kerja pemerintah, rencana strategis DPR, dan rencana strategis DPD”.

24/07/2013 .5

Page 6: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

2• TERPADU

Penyusunan dilakukan secara terkoordinasi antara DPR, DPD dan Pemerintah.

D P DD P DPEMERINTAHPEMERINTAH DPRDPR

Pasal 20 ayat (1) UU No.12 Tahun 2011 :“Penyusunan Prolegnas dilaksanakan oleh DPR dan Pemerintah”.Putusan MK :Pasal 20 ayat (1) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai, “penyusunan Program Legislasi Nasional dilaksanakan oleh DPR, DPD, dan Pemerintah”; Pasal 20 ayat (1) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai, “penyusunan Program Legislasi Nasional dilaksanakan oleh DPR, DPD, dan Pemerintah”;

PROLEGNASPROLEGNASPROLEGNASPROLEGNAS

24/07/2013 6

Page 7: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

Koordinator Prolegnas di lingkungan DPR: BADAN LEGISLASI DPR.Ayat (1) : Penyusunan Prolegnas antara DPR dan Pemerintah dikoordinasikan oleh DPR melalui alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi.Ayat (2) : Penyusunan Prolegnas di lingkungan DPR dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi.Ayat (3) : Penyusunan Prolegnas di lingkungan DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan mempertimbangkan usulan dari fraksi, komisi, anggota DPR, DPD, dan/atau masyarakat.

Putusan MK :Pasal 21 ayat (1) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai, “penyusunan Prolegnas antara DPR, DPD, dan Pemerintah dikoordinasikan oleh DPR melalui alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi”;Pasal 21 ayat (3) sepanjang kata “DPD” bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 21 ayat (3) sepanjang kata “DPD” tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

2• TERPADU

Koordinatif antara DPR, DPD dan Pemerintah maupun di internalnya masing-masing.

(Pasal 21)

24/07/2013 7

Page 8: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

Kewenangan untuk mengajukan RUU yang dimiliki DPD sesuai Pasal 22 D ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan: “Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.”

Putusan MK untuk Pasal 21 ayat (3) yang menghilangkan kata “DPD” berimplikasi :

Usulan DPD tidak lagi bersifat “sub ordinat” kepada DPR, dengan menempatkan usulan DPD sama seperti usulan dari fraksi atau komisi,

implikasinya penyusunan Prolegnas di lingkungan DPD akan dikoordinasikan secara mandiri oleh alat kelengkapan DPD.

24/07/2013 8

Page 9: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

Penetapan Prolegnas

Pasal 22 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 :Hasil penyusunan Prolegnas antara DPR dan Pemerintah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) disepakati menjadi Prolegnas dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPR.

Pasal 22 ayat (1) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai, “hasil penyusunan Prolegnas antara DPR, DPD, dan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) disepakati menjadi Prolegnas dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPR”;

Pasal 22 ayat (1) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai, “hasil penyusunan Prolegnas antara DPR, DPD, dan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) disepakati menjadi Prolegnas dan ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPR”;

24/07/2013 9

Page 10: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

2• TERPADU

Bagan Penyusunan Prolegnas antara DPR, DPD dan Pemerintah maupun di internalnya masing-masing.

D P DD P D

PROLEGNASPROLEGNASPROLEGNASPROLEGNAS

PEMERINTAHPEMERINTAH D P RD P R

Koordinator :MENTERI HUKUM

& HAM

Koordinator :Koordinator :BALEGBALEG DPR DPR

KOORDINATOR DI LINGKUNGAN DPD ?????

BELUM DIATUR DLM UU No. 12 Tahun 2011 ATAU TATIB

PARIPURNA DPRPARIPURNA DPR

Penyusunan Prolegnas di lingkungan DPR, DPD,

dan Pemerintah dilakukan di internalnya

masing-masing

Koordinator :Koordinator :BALEGBALEG DPR DPR

Penyusunan Prolegnas antara DPR, DPD, dan Pemerintah dikoordinir oleh DPR

melalui alat kelengkapan DPR di bidang legislasi.

24/07/2013 10

Page 11: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

3

Dengan cara, metode dan syarat tertentu, baik di lingkungan DPR maupun Pemerintah.

PROLEGNASPROLEGNASPROLEGNASPROLEGNAS

PROLEGNASPROLEGNAS JANGKA MENENGAH JANGKA MENENGAHPROLEGNASPROLEGNAS JANGKA MENENGAH JANGKA MENENGAH

PROLEGNASPROLEGNAS PRIORITAS TAHUNAN PRIORITAS TAHUNANPROLEGNASPROLEGNAS PRIORITAS TAHUNAN PRIORITAS TAHUNAN

• Penyusunan dan penetapan Prolegnas jangka menengah dilakukan pada awal masa keanggotaan DPR sebagai Prolegnas untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. (Pasal 20 ayat(5))

• Prolegnas jangka menengah dapat dievaluasi setiap akhir tahun bersamaan dengan Penyusunan dan penetapan Prolegnas prioritas tahunan. (Pasal 20 ayat(4))

• Penyusunan dan penetapan Prolegnas prioritas tahunan sebagai pelaksanaan Prolegnas jangka menengah dilakukan setiap tahun sebelum penetapan Rancangan Undang-Undang tentang APBN. (Pasal 20 ayat(5))

Periodisasi dalam penetapan prioritas Prolegnas berkorelasi erat dengan penentuan arah politik pembangunan substansi

hukum pada periode tersebut.24/07/2013 11

Page 12: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

Pengajuan RUU di Luar ProlegnasDalam keadaan tertentu, DPR , DPD atau Presiden dapat mengajukan Rancangan Undang-Undang di luar Prolegnas mencakup :a)untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam; danb)keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi nasional atas suatu Rancangan Undang-Undang yang dapat disetujui bersama oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

Putusan MK :Pasal 23 ayat (2) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai, “dalam keadaan tertentu, DPR, DPD, atau Presiden dapat mengajukan Rancangan Undang-Undang di luar Prolegnas mencakup:a)untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam; danb)keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi nasional atas suatu Rancangan Undang-Undang yang dapat disetujui bersama oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

24/07/2013 12

Page 13: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

Pengajuan RUU di Luar Prolegnas

Catatan:Memperhatikan Putusan MK terhadap Pasal 23 ayat (2) dinyatakan “dalam keadaan tertentu, DPR, DPD, atau Presiden dapat mengajukan Rancangan Undang-Undang di luar Prolegnas “. Akan tetapi , dalam penentuan adanya Urgensi nasional sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 23 ayat (2) butir b hanya disetujui bersama oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum tanpa pelibatan DPD.

Putusan MK :Pasal 23 ayat (2) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai, “dalam keadaan tertentu, DPR, DPD, atau Presiden dapat mengajukan Rancangan Undang-Undang di luar Prolegnas mencakup:a)untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam; danb)keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi nasional atas suatu Rancangan Undang-Undang yang dapat disetujui bersama oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

24/07/2013 13

Page 14: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

Rekomendasi :Penyempurnaan UU No. 12 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Penyempurnaan UU No. 27 Tahun 2009 tentang

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Penyempurnaan Tatib DPR dan DPD.

24/07/2013 14

Page 15: PROSES PENYUSUNAN PROLEGNAS  PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 92/PUU-X/2012

Terima Kasih

24/07/2013 15