plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk filepetidin pada mencit jantan putih dengan...
TRANSCRIPT
PENGARUH STRES TERHADAP EFEK ANALGESIK PETIDIN
PADA MENCIT JANTAN PUTIH DENGAN
METODE LEMPENG PANAS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Widdy Kurniawan Santoso
NIM : 058114007
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH STRES TERHADAP EFEK ANALGESIK PETIDIN
PADA MENCIT JANTAN PUTIH DENGAN
METODE LEMPENG PANAS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Widdy Kurniawan Santoso
NIM : 058114007
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
”Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”
(Filipi 4 : 14)
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kekuatan, bimbingan, semangat, dan
kemampuan kepadaku dalam menyelesaikan skripsi ini
Thank’s God.........
Juga kupersembahkan untuk papa mamaku tercinta, Demas (adikku tercinta),
Boh-Kung, Kong Ling-Emak Som Nio buat kepedulian, motivasi, dan kasih
sayangnya yang besar kepadaku sehingga aku dapat meyelesaikan skripsi ini tepat
waktu sesuai dengan yang diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas kasih karunia dan
anugerah-Nya yang senantiasa menjadi kekuatan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Stres Terhadap Efek Analgesik
Petidin Pada Mencit Jantan Putih Dengan Metode Lempeng Panas” ini
dipersiapkan dan disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program
pendidikan strata satu Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini dapat selesai dengan baik atas doa dan dukungan dari berbagai
pihak yang telah banyak membantu penulis. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih atas segala dukungannya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan hikmat, tuntunan, dan
pertolongan kepada penulis sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan
sesuai dengan rencana-Nya.
2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Mulyono, Apt. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
mengarahkan serta memberikan bimbingan, bantuan dan saran kepada penulis
selama menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen penguji atas kesediaan
menguji serta saran-saran yang diberikan
5. Bapak Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen penguji atas kesediaan
menguji serta saran-saran yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
6. Bapak Yohanes Dwiatmaka selaku Kepala Penanggungjawab Laboratorium
Fakultas Farmasi yang telah memberi izin dalam penggunaan fasilitas
Laboratorium Farmakologi demi terselesaikannya skripsi ini.
7. Papa, Mama, Demas (adikku tercinta) serta kakek-nenekku tercinta atas cinta,
doa, motivasi, dan kasih sayang yang begitu besar kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Stefanus Dani, Inus, dan Ines Septi atas dukungan, bantuan dan semangat
yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Teman- teman FST’05 (khususnya untuk Aster, Tyas, Mia, dan Adrian) atas
kekompakan, kerjasama dan canda tawanya.
10. Laboran Laboratorium (Mas Kayat, Mas Parjiman, dan Mas Heru) yang telah
banyak membantu penyediaan sarana dan prasarana penelitian.
11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun terhadap skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca. Tuhan memberkati.
Yogyakarta, Desember 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISIHal
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………
PRAKATA............................................……………………………………….
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
DAFTAR TABEL..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
INTISARI……………………………………………………………………...
ABSTRACT.........................................................................................................
BAB I. PENGANTAR.........………………………………………………….
A. Latar Belakang ......................................................................................
1. Rumusan permasalahan...................................................................
2. Keaslian penelitian...........................................................................
3. Manfaat penelitian...........................................................................
B. Tujuan Penelitian...................................................................................
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA..............................................................
A. Stres........................................................................................................
B. Distres....................................................................................................
I
ii
iii
iv
v
vii
viii
xi
xviii
xix
xxvii
xxviii
1
1
3
3
3
4
5
5
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
C. Eustres....................................................................................................
D. Pendekatan-Pendekatan Stres................................................................
E. Reaksi Terhadap Stres............................................................................
F. Stres Memicu Timbulnya Nyeri.............................................................
G. Hubungan Stres Dengan Sistem Endokrin.............................................
H. Nyeri......................................................................................................
I. Mekanisme Terjadinya Nyeri.................................................................
J. Mekanisme Penghantaran Impuls, Lokalisasi, dan Rasa Nyeri serta
Inhibisi Nyeri Endogen..........................................................................
K. Analgetika..............................................................................................
L. Petidin....................................................................................................
M. Metode Pengujian Daya Analgesik Secara in-vivo................................
N. Pengujian Analgesik Secara in-vitro......................................................
O. Landasan Teori.......................................................................................
P. Hipotesis.................................................................................................
BAB III. METODE PENELITIAN...................................................................
A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional........................................
C. Bahan Penelitian....................................................................................
D. Alat Penelitian........................................................................................
E. Tata Cara Penelitian...............................................................................
F. Analisis Hasil.........................................................................................
6
7
9
10
11
11
15
16
17
19
20
24
25
26
27
27
27
29
29
29
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................
A. Hasil Uji Pendahuluan...........................................................................
1. Penentuan kelompok kontrol..........................................................
2. Penentuan kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB
(dosis terapi)...................................................................................
3. Penentuan kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-
perlakuan stres................................................................................
4. Hasil orientasi penetapan pengukuran WR pada mencit menjilat
kaki belakang setelah pengukuran WR normal tetapi sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB (dosis terapi
mencit)............................................................................................
B. Hasil Uji Pengaruh Stres Terhadap Efek Analgesik Petidin Dosis
Terapi.....................................................................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................................
BIOGRAFI PENULIS.......................................................................................
34
34
34
35
37
38
46
61
61
61
62
64
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
HalTabel I. Data waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang akibat
pemberian aquadest................................................................... 35
Tabel II. Data waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang akibat
pemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB pada menit ke
10, 20, 30, 45, 60, dan 90.......................................................... 37
Tabel III. Data penentuan waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang
sebelum pemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB
dengan selang waktu 5 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60
menit, dan 90 menit................................................................... 39
Tabel IV. Data penentuan waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang
sebelum pemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB
dengan selang waktu 10 menit setelah pengukuran WR
normal pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit,
60 menit, dan 90 menit.............................................................. 39
Tabel V. Data penentuan waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang
sebelum pemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB
dengan selang waktu 15 menit setelah pengukuran WR
normal pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit,
60 menit, dan 90 menit.............................................................. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Tabel VI. Data uji distribusi normal purata perpanjangan waktu reaksi
(PWR) mencit sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg
BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit setelah
pengukuran WR normal pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30
menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit dengan one-sample
Kolmogorov-Smirnov tests........................................................ 41
Tabel VII. Data uji homogenitas penentuan waktu reaksi mencit
sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan
selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran
WR normal pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45
menit, 60 menit, dan 90 menit..................................................42
Tabel VIII. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu
5 menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 10 menit dengan one-way Anova tests.................43
Tabel IX. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu
5 menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 20 menit dengan one-way Anova tests.................43
Tabel X. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu
5 menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 30 menit dengan one-way Anova tests.................43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Tabel XI. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu
5 menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 45 menit dengan one-way Anova tests.................44
Tabel XII. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu
5 menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 60 menit dengan one-way Anova tests.................44
Tabel XIII. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu
5 menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 90 menit dengan one-way Anova tests................. 44
Tabel XIV. Data perpanjangan waktu reaksi (PWR) dan purata PWR
mencit menjilat kaki belakang akibat pemberian aquadest
(kontrol) pada menit ke 10, 20, 30, 45, 60, dan 90................... 47
Tabel XV. Data perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit menjilat kaki
belakang akibat pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB
kelompok perlakuan (tanpa diberi pra-perlakuan stres) pada
menit ke 10, 20, 30, 45, 60, dan 90........................................... 47
Tabel XVI. Data perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit menjilat kaki
belakang akibat pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB
kelompok perlakuan (diberi pra-perlakuan stres) pada menit
ke 10, 20, 30, 45, 60, dan 90..................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel XVII. Data uji distribusi normal perpanjangan waktu reaksi (PWR)
mencit pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin
dosis 9,1 mg/kg BB, dan kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t =
10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit
dengan one-sample Kolmogorov-Smirnov tests…….………... 48
Tabel XVIII. Data uji homogenitas purata perpanjangan waktu reaksi
mencit kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit,
20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit….………... 49
Tabel XIX. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit
pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit
dengan one-way Anova tests………….……………………… 50
Tabel XX. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit
pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 20 menit
dengan one-way Anova tests………….……………………… 51
Tabel XXI. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit
pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 30 menit
dengan one-way Anova tests………….……………………… 51
Tabel XXII. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit
pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 45 menit
dengan one-way Anova tests………….……………………… 51
Tabel XXIII. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit
pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 60 menit
dengan one-way Anova tests………….……………………… 52
Tabel XXIV. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit
pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 90 menit
dengan one-way Anova tests………….……………………… 52
Tabel XXV. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit
antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit
dengan Post-Hoc tests (LSD tests)…….……………………... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel XXVI. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit
antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 20 menit
dengan Post-Hoc tests (LSD tests)…….……………………... 54
Tabel XXVII. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit
antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 30 menit
dengan Post-Hoc tests (LSD tests)…….……………………... 55
Tabel XXVIII. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit
antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 45 menit
dengan Post-Hoc tests (LSD tests)…….……………………... 56
Tabel XXIX. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit
antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 60 menit
dengan Post-Hoc tests (LSD tests)…….……………………... 57
Tabel XXX. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit
antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 90 menit
dengan Post-Hoc tests (LSD tests)…..……………………….. 57
Tabel XXXI. Tabel perhitungan selisih kenaikan purata PWR antar
kelompok……………………………………………............... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
HalGambar 1. Stres sebagai suatu stimulus..................................................... 7
Gambar 2. Stres sebagai suatu respon ....................................................... 8
Gambar 3. Skema General Adaptation Syndrome (GAS)......................... 10
Gambar 4. Hubungan stres dengan sistem endokrin.................................. 11
Gambar 5. Mediator-mediator nyeri.......................................................... 14
Gambar 6. Mekanisme terjadinya nyeri..................................................... 15
Gambar 7. Struktur kimia petidin............................................................... 20
Gambar 8. Kurva hasil orientasi penentuan pengukuran waktu reaksi
mencit sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB
dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit................... 45
Gambar 9. Kurva purata PWR kelompok kontrol, kelompok perlakuan
petidin, dan kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-
perlakuan stres.......................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
HalLampiran 1. Foto lempeng panas (hot-plate) untuk uji analgesik.................. 64
Lampiran 2. Foto mencit di atas lempeng panas (hot-plate).......................... 64
Lampiran 3. Foto pipa pralon yang digunakan untuk memberi kondisi
stres............................................................................................ 65
Lampiran 4. Foto mencit yang diberi perlakuan stres dalam pipa
pralon.......................................................................................... 65
Lampiran 5. Perhitungan pembuatan petidin dosis 9,1 mg/kg BB dari
petidin dosis 50 mg/ml dengan volume ampul 2
ml................................................................................................ 66
Lampiran 6. Data waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang akibat
pemberian aquadest.................................................................... 67
Lampiran 7. Data waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang akibat
pemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB pada menit ke
10, 20, 30, 45, 60, dan 90...........................................................68
Lampiran 8. Data waktu reaksi menjilat kaki belakang sebelum pemberian
petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5
menit setelah pengukuran WR normal.......................................69
Lampiran 9. Data penentuan waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang
sebelum pemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB
dengan selang waktu 5 menit setelah pengukuran WR normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60
menit, dan 90 menit............................................................. 69
Lampiran 10. Data waktu reaksi menjilat kaki belakang sebelum pemberian
petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 10
menit setelah pengukuran WR normal.......................................70
Lampiran 11. Data penentuan waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang
sebelum pemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB
dengan selang waktu 10 menit setelah pengukuran WR
normal pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit,
60 menit, dan 90 menit...............................................................
70
Lampiran 12. Data waktu reaksi menjilat kaki belakang sebelum pemberian
petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 15
menit setelah pengukuran WR normal.......................................71
Lampiran 13. Data penentuan waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang
sebelum pemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB
dengan selang waktu 15 menit setelah pengukuran WR
normal pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit,
60 menit, dan 90 menit...............................................................71
Lampiran 14. Data uji distribusi normal purata perpanjangan waktu reaksi
(PWR) mencit sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg
BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit setelah
pengukuran WR normal pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30
menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit dengan one-sample
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Kolmogorov-Smirnov tests......................................................... 72
Lampiran 15. Data uji homogenitas penentuan waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5
menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60
menit, dan 90 menit....................................................................73
Lampiran 16. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5
menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 10 menit dengan one-way Anova tests.................. 73
Lampiran 17. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5
menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 20 menit dengan one-way Anova tests.................. 73
Lampiran 18. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5
menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 30 menit dengan one-way Anova tests.................. 74
Lampiran 19. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5
menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 45 menit dengan one-way Anova tests.................. 74
Lampiran 20. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5
menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 60 menit dengan one-way Anova tests.................. 74
Lampiran 21. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5
menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal
pada saat t = 90 menit dengan one-way Anova tests................ 75
Lampiran 22. Kurva hasil orientasi penentuan pengukuran waktu reaksi
mencit sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB
dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit……………. 75
Lampiran 23. Data perpanjangan waktu reaksi (PWR) dan purata PWR
mencit menjilat kaki belakang akibat pemberian aquadest
(kontrol) pada menit ke 10, 20, 30, 45, 60, dan 90.................... 75
Lampiran 24. Data perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit menjilat kaki
belakang akibat pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB
kelompok perlakuan (tanpa diberi pra-perlakuan stres) pada
menit ke 10, 20, 30, 45, 60, dan 90............................................ 76
Lampiran 25. Data perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit menjilat kaki
belakang akibat pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB
kelompok perlakuan (diberi pra-perlakuan stres) pada menit
ke 10, 20, 30, 45, 60, dan 90...................................................... 76
Lampiran 26. Data uji distribusi normal perpanjangan waktu reaksi (PWR)
mencit pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
dosis 9,1 mg/kg BB, dan kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10
menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit
dengan one-sample Kolmogorov-Smirnov tests……………..... 77
Lampiran 27. Data uji homogenitas purata perpanjangan waktu reaksi
mencit kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit, 20
menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit………….......... 78
Lampiran 28. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit
pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1
mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB
yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit dengan
one-way Anova tests…………………………………………... 78
Lampiran 29. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit
pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1
mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB
yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 20 menit dengan
one-way Anova tests……………………………………...…… 78
Lampiran 30. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit
pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1
mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB
yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 30 menit dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiv
one-way Anova tests……………………………………...…… 79
Lampiran 31. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit
pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1
mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB
yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 45 menit dengan
one-way Anova tests…………………………………………... 79
Lampiran 32. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit
pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1
mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB
yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 60 menit dengan
one-way Anova tests……………………………………...…… 79
Lampiran 33. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit
pada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1
mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB
yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 90 menit dengan
one-way Anova tests……………………………………...…… 80
Lampiran 34. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit
antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit
dengan Post-Hoc tests (LSD tests)…………………………..... 80
Lampiran 35. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit
antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxv
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 20 menit
dengan Post-Hoc tests (LSD tests)……………………..……... 81
Lampiran 36. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit
antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 30 menit
dengan Post-Hoc tests (LSD tests)…………………………..... 82
Lampiran 37. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit
antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 45 menit
dengan Post-Hoc tests (LSD tests)…………………………..... 83
Lampiran 38. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit
antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 60 menit
dengan Post-Hoc tests (LSD tests)………………………..…... 84
Lampiran 39. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit
antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis
9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 90 menit
dengan Post-Hoc tests (LSD tests)…………………………..... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvi
Lampiran 40. Perhitungan selisih kenaikan purata PWR antar kelompok....... 85
Lampiran 41. Tabel perhitungan selisih kenaikan purata PWR antar
kelompok.................................................................................... 87
Lampiran 42. Contoh perhitungan PWR dan purata PWR............................... 87
Lampiran 43. Kurva purata PWR kelompok kontrol, kelompok perlakuan
petidin, dan kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-
perlakuan stres............................................................................ 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvii
INTISARI
Petidin merupakan salah satu obat yang digunakan sebagai analgesikgolongan narkotik yang bekerja pada sistem saraf pusat (SSP). Dalam penelitianini digunakan senyawa uji berupa petidin karena metode pengujian denganlempeng panas (hot-plate) merupakan metode analgesik narkotik Tujuan daripenelitian ini yaitu untuk membuktikan adanya stres dapat menurunkan efekanalgesik obat (petidin).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni denganrancangan penelitian acak lengkap pola searah. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode hot-plate. Penelitian ini menggunakan mencit putihjantan galur lokal, umur 2-3 bulan, dan berat badan 20-30 gram. Mencit dibagimenjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (hanya diberi aquadest), kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB (tanpa perlakuan stres), dan kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres. Data hasilpercobaan berupa data waktu reaksi (WR) tiap waktu tertentu yang kemudiandigunakan untuk menghitung data PWR (perpanjangan waktu reaksi) tiap waktutertentu dengan cara mengurangkan antara WR uji/obat saat waktu tertentudengan WR normal mencit. Dari hasil PWR tiap satuan waktu tertentu maka dapatdiketahui purata PWR tiap waktu tertentu dengan cara merata-rata keseluruhanPWR mencit pada saat waktu tertentu. Data purata PWR yang diperoleh dariperhitungan kemudian dianalisis secara statistik dengan one-sample Kolmogorov-Smirnov tests sehingga dapat diketahui distribusi datanya normal/tidak dandilakukan uji homogenitas antar kelompok yang dibandingkan. Apabila data yangakan diuji terdistribusi normal dan homogen maka pengujian dapat dilanjutkandengan one-way Anova tests dan Post Hoc tests (LSD) dengan taraf kepercayaan95%. Selain itu juga dilakukan perhitungan selisih kenaikan purata PWR tiapinterval waktu sehingga dapat diketahui perbedaan lebih jelas antar kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres mampu menurunkan efekanalgesik petidin yang ditunjukkan dengan adanya penurunan selisih purata PWRkelompok perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres terhadap kelompokperlakuan petidin (tidak diberi pra-perlakuan stres) pada tiap interval waktutertentu.
Kata kunci : petidin, SSP, stres, efek analgesik, rangsang panas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxviii
ABSTRACT
Petidin is one of narcotic analgesic drugs which works in central nervoussystem. Petidin is used in this research because hot-plate method is one of narcoticanalgesic method. The aim of this research is to prove that stress will decreasepetidin analgesic.
The genre of this research is pure experimental in which the program ofthis research is random research plan, complete, and one-direction pattern. Themethod used in this research is hot-plate method. The research uses male mice oflocal groove; their weight is 20-30 grams and the age is 2-3 months. The mice aredivided into 3 groups based on its treatment, i.e : control group is given aquadestper orally (p.o); petidin treatment group is given petidin per orally but is not givenstress; and petidin treatment group is given stress and petidin per orally. Theoutput data of experiment is the data of time reaction which later is used tocalculate the data of extra time reaction by reducing between time reaction ofexperiment and normal time reaction of mice and then calculate the mean of extratime reaction. The mean of extra time reaction which is got from the calculation,later, is analyzed statistically with one-sample Kolmogorov-smirnov tests andhomogeneity test. After being known that the distribution of the data is normaland homogen, it is continued with one-way Anova tests, Post Hoc tests (LSD)with interval 95%, and then calculate the increasing of PWR mean for each groupto know the increasing of PWR mean if compared with each group.
The result of the research shows that stress can decrease Petidin’s effect inwhich is shown by decreasing PWR mean if compared with control group.
Key words : petidin, central nervous system, stress, analgesic effect, hot-plate
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Setiap individu pasti pernah mengalami tekanan-tekanan (stres) dalam
hidupnya. Stres tersebut dapat dipicu oleh beberapa kejadian-kejadian
hidup/pengalaman yang dialami masing-masing individu. Stres dapat dipandang
sebagai sesuatu yang memberi motivasi tetapi dapat juga sebagai sesuatu yang
tidak mengenakkan. Itu semua tergantung bagaimana setiap individu menyikapi
sumber-sumber stres yang menerpa dirinya.
Stres jika dipandang dari sisi yang tidak mengenakkan ternyata memicu
ketegangan otot dan pikiran karena stres menekan fungsi fisiologi dan psikologi.
Oleh karena itu tidak mengherankan pada beberapa bagian bagian tubuh sering
terasa nyeri (Bishop, 1994). Rasa nyeri yang dirasakan pada masing-masing
individu tidaklah sama, hal ini tergantung intensitas nyeri dan kepekaan terhadap
rasa nyeri pada masing-masing individu.
Pada pasien pasca operasi kanker, rasa nyeri tersebut akan terasa benar-
benar hebat/kuat. Nyeri yang hebat ini sering menyebabkan kondisi stres pada
pasien. Di satu sisi stres dapat menyebabkan dua kemungkinan yaitu emotional
stress tetapi juga dapat menimbulkan nyeri yang hebat. Untuk mengurangi rasa
nyeri yang hebat ini, dokter atau tenaga medis sering memberikan obat analgesik
yang potensinya kuat (golongan narkotika atau obat-obat yang dosisnya lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tinggi) seperti : alfentanil, fentanil, meptazinol, nalbufin, fenoperidine,
remifentanil, tramadol dan salah satunya petidin (Anonim, 2000).
Petidin merupakan salah satu obat tergolong analgesik opioid/analgesik
narkotika golongan II yang memiliki potensi kuat (menurut UU No. 21 tahun
1997). Efek analgesik opiat ini 80 kali lebih kuat daripada morfin. Mulai kerjanya
cepat, yaitu dalam 2-3 menit (i.v). Zat ini digunakan pada anastesi dan infark
jantung. Efek sampingnya mirip morfin, termasuk depresan pernafasan,
bronchospasme, dan kekakuan otot (thorax) (Sardjono dan Dewoto, 1995).
Di sisi lain, ada penelitian yang dilakukan oleh Joko Suwito, dkk dengan
judul Pengaruh Stressor Psikososial Terhadap Peningkatan Kadar Kortisol dan IL-
1 Beta Serum Pada Tikus Jantan Galur Wistar (2004), membuktikan bahwa
stressor psikososial restraint test tidak saja dapat melakukan perubahan pada cell
signalling nyeri melalui pengaktifan HPA Axis dengan memproduksi kortisol
tetapi juga terjadi peningkatan sekresi Interleukin-I Beta oleh sel imun di mana
keduanya merupakan mediator nyeri.
Berdasarkan hal itu, pada penelitian ini penulis ingin melihat sisi lain dari
penelitian sebelumnya dengan melihat pengaruh stres terhadap efek analgesik
petidin sehingga diharapkan informasi yang diperoleh dapat memberikan
informasi baru kepada masyarakat mengenai keefektifan penggunaan obat-obat
analgesik dalam kondisi stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1. Rumusan permasalahan
Dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat
digunakan untuk mengetahui :
Apakah stres dapat menurunkan efek analgesik petidin pada mencit putih jantan ?
2. Keaslian penelitian
Sejauh pengamatan penulis, telah dilakukan penelitian Pengaruh Stressor
Psikososial Terhadap Peningkatan Kadar Kortisol dan IL-1 Beta Serum pada
Tikus Jantan Galur Wistar yang dilakukan oleh Suwito, dkk. (2004).
Penelitian mengenai pengaruh stres terhadap efek analgesik petidin pada mencit
jantan putih belum pernah dilakukan sebelumnya.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai suatu
informasi baru kepada masyarakat tentang pengaruh stres terhadap obat-obat
yang memiliki efek analgesik.
b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang kefarmasian tentang pengaruh stres
terhadap efek analgesik petidin.
c. Manfaat metodologis. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan salah satu
metode alternatif untuk pengujian pengaruh stres terhadap efek analgesik
suatu obat di mana metode alternatif ini merupakan gabungan dua buah
metode yaitu metode perlakuan stres dan metode hot-plate.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa adanya stres dapat
menurunkan efek analgesik dari suatu obat khususnya petidin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Stres
Stres dapat didefinisikan sebagai sebuah keadaan yang dialami oleh
individu ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima
dan kemampuan untuk mengatasinya. Ketika diminta untuk mendefinisikan stres,
sebagian orang mengacu pada sisi buruknya. Kebanyakan individu
menggambarkan stres sebagai suatu pengalaman yang tidak menyenangkan,
misalnya berada pada di bawah tekanan yang terlampaui besar atau terlampaui
kecil, merasa frustasi atau bosan, berada dalam situasi yang dirasakan tidak bisa
diatasi atau dikendalikan, menganggap semua itu adalah sebuah kegagalan. Di
lain pihak, sebagian orang menggambarkan stres sebagai pengalaman yang
menyenangkan, menggairahkan, merangsang, dan menggetarkan. Mereka merasa
benar-benar mampu menangani tuntutan-tuntutan yang mereka hadapi dan dengan
sengaja menempatkan diri mereka ke dalam situasi-situasi yang menantang yang
sekarang dapat mereka atasi (Looker and Gregson, 2005).
Individu beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah dengan
mengaktifkan respon stres individu tersebut pada suatu tingkatan yang hampir
tidak disadari. Sesungguhnya, jika individu sepenuhnya sadar pada setiap
perubahan kecil dalam tubuhnya, individu tersebut akan kurang begitu efektif
dalam mengatasi tantangan-tantangan, situasi baru dan darurat ketika semua ini
muncul (Looker and Gregson, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Distres
Ketika individu menghadapi jumlah tuntutan yang semakin meningkat
atau memandang tuntutan-tuntutan yang menghadangnya sebagai sesuatu yang
sulit atau mengancam, individu tersebut perlu membuat satu penilaian tentang
kemampuannya untuk menghadapinya (Looker and Gregson, 2005).
Distres dapat juga muncul karena terlalu sedikitnya tuntutan yang
merangsang, yang menyebabkan kebosanan dan frustasi. Mempunyai terlampau
sedikit hal untuk dikerjakan atau terlampau sedikit tugas yang menuntut bisa
menjadi sama menyedihkannya dengan memiliki terlampau banyak tugas atau
menangani pekerjaan yang kompleks. Situasi ini umumnya muncul ketika orang-
orang memasuki masa pensiun atau diberi pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai
dengan kemampuan-kemampuan mereka (Looker and Gregson, 2005).
C. Eustres
Eustres dapat dialami ketika kemampuan yang individu rasakan untuk
mengatasi masalah melebihi tuntutan-tuntutan yang dirasakan. Situasi eustres
membangkitkan rasa percaya diri, menjadi terkontrol dan mampu mengatasi dan
menangani tugas-tugas, tantangan-tantangan dan tuntutan-tuntutan (Looker,
2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
D. Pendekatan-Pendekatan Stres
1. Stres sebagai ’stimulus’
Pendekatan yang pertama menitikberatkan pada lingkungan dan
menggambarkan stres sebagai suatu stimulus. Berikut adalah gambar yang
menunjukkan stres sebagai suatu stimulus :
Gambar 1. Stres sebagai suatu stimulus
Menurut model ini, seorang individu bertemu secara terus menerus
sumber-sumber stressor yang potensial yang ada di dalam lingkungan. Contoh :
kejadian pada orang-orang yang mempunyai pekerjaan dengan tingkat stres yang
tinggi. Orang demikian akan merasa tegang dan tidak enak. Kejadian atau
lingkungan yang menimbulkan perasaan-perasaan tegang disebut stressor (Smet,
1994).
Kelemahan model ini ditunjukkan dengan tidak adanya kriteria yang
obyektif yang bisa mengukur situasi yang penuh stres, kecuali ukuran pengalaman
individu (Smet, 1994).
RKetegangan
stres
LINGKUNGAN
stres
stres
stress S = stimulus
R = respon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Stres sebagai ’respon’
Pendekatan yang kedua memfokuskan pada reaksi individu terhadap
stressor dan menggambarkan stres sebagai suatu respon. Berikut adalah gambar
bagan stres sebagai suatu respon :
Gambar 2. Stres sebagai suatu respon
Dalam konteks ini sering terdapat contoh sebagai berikut : seseorang akan
merasa stres bila suruh pidato di depan suatu pertemuan. Respon yang dialami itu
mengandung dua komponen yaitu : komponen psikologis yang meliputi : perilaku,
pola pikir, emosi dan perasaan stres; dan komponen fisiologis, berupa rangsangan-
rangsangan fisik yang meningkat seperti : jantung berdebar-debar, mulut menjadi
kering, perut mules, badan berkeringat. Respon-respon psikologis dan fisiologis
terhadap stressor ini disebut juga strain atau ketegangan (Smet, 1994).
Ditambahkan oleh Sutherland dan Cooper (1990), bahwa stres sebagai
suatu respon tidak selalu bisa dilihat. Hanya akibatnya saja yang bisa dilihat
(Smet, 1994).
LINGKUNGAN
Agenstres
Responstres
Psikologi
Fisiologi
Tingkah Laku
Stimulus Respon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Stres sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan
Pendekatan ketiga menggambarkan stres sebagai suatu proses yang
meliputi stressor dan strain dengan menambahkan dimensi hubungan antara
individu dengan lingkungan. Di sini stres bukan hanya suatu stimulus atau sebuah
respon saja tetapi juga suatu proses di mana seseorang adalah pengantara (agen)
yang aktif yang dapat mempengaruhi stressor melalui strategi-strategi perilaku,
kognitif dan emosional (Smet, 1994). Dengan kata lain stres dapat diartikan
sebagai suatu proses tawar-menawar antara individu dan lingkungannya dimana
terjadi penilaian dari individu tersebut terhadap tantangan yang dihadapinya
dengan sumber-sumber coping yang dimilikinya seiring respon fisiologi dan
psikologi yang dirasakan saat itu (Bishop, 2004).
E. Reaksi Terhadap Stres
Menurut ahli fisiologi Hans Selye, terdapat tiga tahap reaksi terhadap
stres secara fisik dan psikologi yang disebut General Adaptation Syndrome
(GAS). Tahap 1 adalah reaksi alarm, dimana tubuh mengenali bahwa harus ada
perlawanan fisik dan psikologis terhadap bahaya yang terjadi. Tahap 2 yaitu
proses pertahanan (resistance), di mana selama tahap ini muncul gejala fisik atau
usaha-usaha perlawanan terhadap situasi yang mengancam. Apabila gagal, maka
akan sampai pada tahap 3 yaitu mulai terjadinya kelelahan (exhaustion) dimana
dengan adanya tambahan stressor, individu sudah tidak mampu lagi bertahan dan
melawan karena individu sudah tidak mampu lagi mengatasi situasi yang terjadi
dengan coping yang dimilikinya. Oleh karena itu, kebanyakan individu mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
berusaha melarikan diri dari situasi tersebut dan mulai muncul perilaku yang tidak
wajar yang dapat membahayakan dirinya dan tidak menutup kemungkinan mulai
muncul gejala penyakit pada dirinya (Bishop, 1994). Berikut adalah bagan
General Adaptation Syndrome (GAS) menurut Han Seyle secara skematis :
Gambar 3. Skema General Adaptation Syndorme (GAS)
(Bishop, 1994)
F. Stres Memicu Timbulnya Nyeri
Tanpa mengetahui sumbernya dari mana, nyeri/rasa sakit dapat juga
dipengaruhi oleh adanya stres. Laporan-laporan yang ada menunjukkan bahwa
meningkatnya rasa sakit/nyeri disebabkan karena adanya tekanan-tekanan yang
bersumber dari lingkungan seperti konflik dalam keluarga, masalah pernikahan
dan beberapa kejadian hidup utama yang lain. Bahkan selanjutnya beberapa bukti
menunjukkan bahwa kecemasan yang disebabkan oleh stres dapat meningkatkan
rasa sakit/nyeri. Satu penjelasan yang masuk akal mengenai fenomena ini bahwa
emotional stress mungkin meningkatkan rasa sakit/nyeri dimana terjadi
ketegangan otot dan respon fisiologik yang lain, yang memicu timbulnya sensasi
nyeri (Bishop, 1994).
Stressor Alarm Pertahanan Keletihan Penyakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
G. Hubungan Stres Dengan Sistem Endokrin
Gambar 4. Hubungan stres dengan sistem endokrin (Bishop, 1994)
H. Nyeri
Nyeri (pain) merupakan suatu gejala yang umum dan sering terjadi
mengikuti salah satu atau lebih penyakit. Hampir sebagian besar penyakit
memberi gejala nyeri yang dimanifestasikan dalam bentuk rasa sakit pada organ
atau jaringan pada tubuh (Anonim, 1991). Nyeri adalah perasaan sensoris dan
emosional yang tidak enak dan yang berkaitan dengan (ancaman) kerusakan
jaringan. Keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat
menimbulkan sakit kepala atau memperhebatnya, tetapi dapat pula
menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi
Stres
Sistem SarafSimpatik
Hipotalamus
Medula Adrenal menghasilkanEpinefrin dan Norepinefrin :- meningkatkan
aktivitas`kardiovaskular- meningkatkan respirasi- meningkatkan perspirasi- membawa darah menuju otot- menstimulasi aktivitas mental- meningkatkan metabolisme
KelenjarPituitari
Korteks Adrenal menghasilkankortikosteroid :- meningkatkan pelepasan energi- menekan respon inflamasi- menekan respon imun
Sistem Hypothalmic-pituitary-adrenocortical (HPAC)
Sistem Sympathoacdreno-medullary (SAM)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. Ambang nyeri
didefinisikan sebagai tingkat (level) dimana nyeri dirasakan untuk pertama kali.
Jadi, intensitas terendah saat seseorang merasakan nyeri. Rasa nyeri dalam
kebanyakan hal hanya merupakan gejala yang berfungsi melindungi tubuh (Tjay
dan Rahardja, 2002). Menurut Guyton dan Hall (1996), nyeri merupakan suatu
mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan yang rusak. Hal ini
menyebabkan individu beraksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri.
Nyeri menurut tempat terjadinya dibagi atas nyeri somatik dan nyeri
dalaman (viseral). Dikatakan nyeri somatik apabila rasa nyeri berasal dari dalam
kulit, otot, tulang, jaringan ikat. Nyeri viseral terjadi pada tegangan otot perut,
kejang otot polos, aliran darah kurang dan penyakit yang disertai radang
(Mutschler, 1986).
Berdasarkan perjalanannya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri yang
sifatnya akut dan kronis. Pada nyeri yang sifatnya akut umumnya terjadi beberapa
saat setelah terjadi lesi atau trauma jaringan, berlangsung singkat dan biasanya
cepat membaik bila diberi obat pengurang rasa nyeri (analgesik). Bila diberikan
stimulus nyeri, maka rasa nyeri akan timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik. Rasa
sakit akut juga digambarkan dengan banyak nama pengganti, seperti rasa sakit
tajam, rasa tertusuk, rasa sakit cepat, rasa sakit elektrik, dan sebagainya. Rasa
sakit akut, rasa sakit tajam tak akan terasa di sebagian besar jaringan dalam dari
tubuh (Anonim, 1991; Guyton dan Hall, 1996). Nyeri yang kronik umumnya
berhubungan dengan terjadinya lesi jaringan yang bersifat permanen, atau dapat
sebagai kelanjutan dari nyeri akut yang tidak ditangani dengan baik. Nyeri kronik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
ini biasanya berlangsung lama, atau biasanya terjadi selama lebih dari 6 bulan.
Rasa sakit kronik timbul setelah satu detik atau lebih dan kemudian rasa sakit ini
secara perlahan bertambah untuk selama beberapa detik dan kadang kala sampai
beberapa menit. Rasa sakit kronik diberi banyak nama tambahan seperti rasa sakit
terbakar, rasa sakit pegal, rasa sakit berdenyut-denyut, rasa sakit mual, dan rasa
sakit lambat. Rasa sakit kronik dapat menyakitkan dan dapat menjadi penderitaan
yang tak tertahankan. Rasa sakit ini dapat terasa di kulit dan hampir di semua
jaringan dalam atau organ (Anonim, 1991; Guyton dan Hall, 1986).
Rangsang nyeri yang cukup untuk menimbulkan rasa nyeri ialah kerusakan
jaringan atau gangguan metabolisme jaringan. Hal ini menyebabkan
dibebaskannya mediator nyeri (peningkatan ion kalium, penurunan pH,
asetilkolin, serotonin, histamin), akibatnya merangsang reseptor nyeri. Potensial
aksi yang terbentuk pada reseptor nyeri diteruskan melalui serabut aferen ke
dalam akar dorsal sumsum tulang belakang, akhirnya menuju ke arah pusat dalam
tractus spinotalamicus (Mutschler, 1986). Berikut adalah mediator-mediator yang
dapat menimbulkan rangsang nyeri :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 5. Mediator-mediator nyeri(Mutschler, 1986)
Mediator nyeri kini juga disebut autacoid dan terdiri dari antara lain :
histamin, serotonin, bradikinin, leukotrien, dan prostaglandin. Bradikinin adalah
polipeptida (rangkaian asam amino) yang terbentuk dari protein plasma.
Prostaglandin mirip strukturnya dengan asam lemak dan terbentuk dari asam
arachidonat. Menurut perkiraan, zat-zat ini meningkatkan kepekaan ujung saraf
sensoris bagi rangsang nyeri yang diakibatkan oleh mediator lainnya (Tjay &
Rahardja, 2002).
Noksius
Pembebasan PembentukanH+ (pH < 6) Kinin (misalnya baradikin)K+ (> 20 mmol/L) ProstaglandinAsetilkolinSerotonin Sensibilisasi reseptor
Kerusakan jaringan
Nyeri pertama Nyeri lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
I. Mekanisme Terjadinya Nyeri
Gambar 6. Mekanisme terjadinya nyeri (Rang, Dale, Ritter dan Flower, 2007)
Fosfolipid
Dihambat Glukokortikoid
Liso-gliseril-fosforilkolin
Dihambat agonis PAF
Arakhidonat
Fosofolipase A2
5-HPETE
LTA4
LTB4
LTC4
LTD4
LTE4
(bronkokonstriktor,meningkatkanpermeabilitas
pembuluh darah)
12-HETE(Kemotaksin)
LipoksinA dan B
12-Lipoksigenase
15-Lipoksigenase
Siklusendoperoksid
siklooksigenase
TXA2
(trombotik,vasokonstriktor)
PGI2
( vasodilator,hiperalgesik,stops plateletaggregation)
Induksipenghambatanglukokortikoid
PGF2α(bronkokonstriktor,
kontraksimiometrial)
PGD2(menghambat
plateletaggregation,vasodilator)
DihambatNSAID 5-lipooksigenase
PGE2(vasodilator,hiperalgesik)
DihambatAntagonis
PG
Penghambat 5-lipooksigenase
(contoh :zileutin)
PenghambatTXA2 synthase
Dihambat olehagonis reseptor
Leukotrien(Contoh :zafirukast,
montelukast)
PAF(vasodilator,
meningkatkanpermeabilitas
pembuluh darah,bronkokonstriksi,
kemotaksin)
DihambatAntagonis
TXA2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
J. Mekanisme Penghantaran Impuls, Lokalisasi, dan Rasa Nyeriserta Inhibisi Nyeri Endogen
(Mutschler, 1986)
Rasa nyeri Lokalisasi nyeriPenilaian nyeri
Reaksipertahananterkoordinasi
Reaksi vegetatif
Refleks pertahanan
Pembebasan zat mediator
Rangsang nyeri
Impuls penghantar nyeri yang meningkatReaksi nyeriInhibisi nyeri endogen
korteks
Thalamus optikus
Formatio reticularis
Sumsum tulang
Resepor nyeri
Otak kecil
Sistem Limbik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
K. Analgetika
Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau
menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anastesi umum. Efek analgesik dapat
terjadi dengan berbagai cara seperti menekan kepekaan reseptor terhadap
rangsang nyeri mekanik, kimiawi, termik atau listrik di pusat atau dengan cara
menghambat pembentukan prostaglandin sebagai mediator sensasi nyeri (Anonim,
1991). Berdasarkan proses terjadinya, rangsang nyeri dapat dilawan dengan
beberapa cara :
1. Mencegah sensibilisasi reseptor nyeri dengan cara penghambatan síntesis
prostaglandin dengan analgetik yang bekerja perifer
2. Merintangi penyaluran rangsang di saraf-saraf sensoris
3. Blokade pusat nyeri susunan saraf pusat dengan analgetika sentral
4. Mencegah pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri dengan memakai
anastetika lokal
Nyeri ringan dapat diatasi dengan obat perifer, seperti parasetamol,
acetosal, propifenazon. Nyeri sedang dapat ditambahkan kofein atau kodein,
sedangkan nyeri yang disertai pembengkakan sebaiknya diobati dengan suatu
analgetika antiradang seperti aminofenazon dan NSAID. Nyeri yang hebat diobati
dengan morfin atau opiat lainnya (Tjay dan Rahardja, 2002). Berdasarkan potensi
kerja dan mekanisme kerja, analgetika dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Analgetika yang berkhasiat kuat, bekerja pada pusat (hipoanalgetika,
kelompok opiat).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Analgetika yang berkhasiat lemah (sampai sedang), bekerja pada perifer
dengan sifat antipiretika dan kebanyakan juga mempunyai sifat antiinflamasi
dan antireumatik (Mutschler, 1986).
1). Analgetika kuat
Analgetika narkotik adalah zat yang bekerja terhadap reseptor opioid di
susunan saraf pusat (SSP), hingga persepsi nyeri dari rasa emosional terhadap
nyeri berubah (dikurangi). Atas dasar cara kerjanya, golongan ini dibagi dalam
tiga kelompok, yaitu :
a. Agonis opiat, dibagi menjadi alkaloida candu (mofin, kodein, heroin) dan zat-
zat sintesis (metadon, derivat metadon, petidin, derivat petidin).
b. Antagonis opiat (nalokson, nalorfin)
c. Kombinasi (mengikat pada reseptor opioid, tetapi tidak mengaktivasi kerjanya
dengan sempurna) (Tjay dan Rahardja, 2002).
2). Analgetika perifer (non narkotik)
Analgetika perifer adalah obat yang bekerja mengurangi atau menghalau
rasa nyeri tanpa kesadaran (Mutschler, 1986). Obat-obat ini mampu meringankan
atau menghilangkan rasa nyeri, tanpa mempengaruhi susunan saraf pusat (SSP)
atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan juga
berdaya antipiretis dan/atau antiradang. Oleh karena itu obat ini tidak hanya
digunakan sebagai obat antinyeri saja tetapi juga pada gangguan demam dan
peradangan (Tjay dan Rahardja, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Secara kimiawi, analgetika perifer dapat dibagai dalam beberapa
kelompok, yaitu :
a. Derivat para amino fenol (parasetamol)
b. Derivat salisilat (acetosal, salisilamida)
c. Derivat antranilat (mefenamat)
d. Derivat pirazolon (aminofenazon, metamizol) (Tjay dan Rahardja, 2002).
L. Petidin
Petidin jarang digunakan lagi karena efek samping dan sifat adiksinya.
Efek analgesik opiat ini 80 kali lebih kuat daripada morfin. Mulai kerjanya cepat,
yaitu dalam 2-3 menit (i.v). Zat ini digunakan pada anastesi dan infark jantung.
Efek sampingnya mirip morfin, termasuk depresan pernafasan, bronchospasme,
dan kekakuan otot (thorax) (Sardjono dan Dewoto, 1995). Pada pasien pasca
bedah yang menggunakan petidin ini perlu dimonitor secara ketat untuk efek
sampingnya terutama depresi perrnafasan (Anonim 2000).
Mekanisme penghambatan nyeri dengan obat ini yaitu dengan mengurangi
pelepasan beberapa neurotransmiter seperti : asetilkolin, norepinefrin, dopamin, 5-
hidoksitriptamin. Pelepasan neurotransmiter ini berhubungan dengan keluar
masuknya kalsium ke dalam neuron. Kerja opiat ini tergantung atas
kesanggupannya untuk mempengaruhi secara selektif influks kalsium dan
merendahkan kalsium otak. Pengurangan kalsium intrasel dalam neuron spesifik
tempat opiat bekerja menyebabkan defisiensi neurotransmiter yang dilepaskan
(Katzung, 1987). Berikut adalah gambar struktur petidin :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
N R1
R2
R3
Keterangan : R1 = -CH3, R2 = -H, R3 = -OCOCH2CH3
Gambar 7. Struktur kimia petidin (Sardjono dan Dewoto, 1995)
M. Metode Pengujian Daya Analgesik Secara in-vivo
1. Golongan analgetika narkotik
a. Metode jepit ekor
Sekelompok tikus diinjeksi dengan senyawa uji dengan dosis tertentu
secara subkutan atau intravena. Setelah beberapa menit penjepit dipasang pada
pangkal ekor yang telah dilapisi karet tipis selama 30 menit. Tikus yang diberi
analgetik tidak akan berusaha untuk melepaskan jepitan, sedangkan yang tidak
diberi analgetik akan berusaha untuk melepaskan jepitan. Sehingga respon yang
dicatat adalah ada atau tidaknya usaha untuk melepaskan diri dari jepitan tersebut
(Turner, 1965).
b. Metode rangsang panas
Pada metode ini alat yang digunakan adalah lempeng panas (hot-plate)
yang terdapat silindernya untuk mengendalikan panas. Lempeng panas diatur
suhunya antara 50o – 55oC, dilengkapi dengan penangas yang berisi campuran
aseton dan etil formiat dengan perbandingan 1 : 1. Hewan uji yang telah diberi
larutan uji secara subkutan atau per-oral diletakkan pada hot-plate, kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
diamati reaksinya ketika hewan uji mulai menjilat kaki belakang dan kemudian
melompat (Turner, 1965).
c. Metode pengukuran tekanan
Alat yang digunakan pada metode ini menggunakan dua buah syringe
yang dihubungkan pada kedua ujungnya, bersifat elastis, fleksibel serta terdapat
pipa plastik yang diisi dengan cairan. Sisi dari pipa dihubungkan dengan
manometer. Syringe yang pertama diletakkan dengan posisi vertikal dengan
ujungnya menghadap ke atas. Ekor tikus diletakkan di bawah penghisap syringe,
ketika tekanan diberikan pada syringe kedua, maka tekanan akan terhubung pada
sistem hidrolik pada syringe yang pertama lalu pada ekor tikus. Tekanan yang
sama pada syringe kedua akan meningkatkan tekanan pada ekor tikus, sehingga
kan menimbulkan respon dan akan terbaca pada manometer. Respon tikus yang
pertama dalah meronta-ronta kemudian akan mengeluarkan suara (mencicit)
sebagai tanda kesakitan (Turner, 1965).
d. Metode antagonis nalorfin
Uji analgetik dengan menggunakan metode ini untuk mengetahui aksi-aksi
obat seperti morfin, karena mempunyai kemampuan untuk meniadakan aksi
morfin. Hewan uji yang bisa digunakan pada metode ini adalah tikus, mencit, dan
anjing. Hewan tersebut diberi obat dengan dosis toksik kemudian segera diberi
nalorfin (0,5-10,0 mg/kg BB) secara intravena. Teori menyebutkan bahwa
nalorfin dapat menggantikan ikatan morfin dengan reseptornya, sehingga ikatan
antara morfin dan reseptornya terlepas (Turner, 1965).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
e. Metode potensiasi petidin
Metode ini kurang baik karena dibutuhkan hewan uji yang cukup banyak,
tiap kelompok terdiri dari tikus sebanyak 20 ekor, setengah kelompok dibagi-bagi
menjadi tiga bagian yang diberi petidin dengan dosis 2, 4, dan 8 mg/kg. Setengah
kelompok yang lainnya diberi senyawa uji dengan dosis 20% dari LD50. Persen
daya analgesik dihitung dengan metode rangsang panas (Turner, 1965).
f. Metode kejang oksitosin
Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari
posterior, yang dapat menyebabkan kontraksi uterin sehingga menimbulkan
kejang pada tikus. Responnya berupa kontraksi abdominal, sehingga menarik
pinggang dan kaki ke belakang. Penurunan jumlah kejang diamati dan ED50 dapat
diperkirakan. Selain morfin senyawa analgetik yang dapat diuji dengan
menggunakan metode ini adalah heroin, metadon, kodein, dan meperidina
(Turner, 1965).
g. Metode pencelupan pada air panas
Tikus disuntik secara intraperitonial dengan senyawa uji, kemudian ekor
tikus dicelupkan pada air panas (suhu 580 C). Respon tikus terlihat dari hentakan
ekor menghindari air panas (Turner, 1965).
2. Golongan analgetika non-narkotik
a. Metode rangsang kimia
Metode ini menggunakan zat kimia yang diinjeksikan pada hewan uji
secara intraperitonial, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri. Beberapa zat kimia
yang biasa digunakan antara lain : asam asetat dan fenil kuinon. Metode ini cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
peka untuk menguji senyawa analgetik dengan daya analgesik lemah, selain itu
metode ini sederhana. Pemberian analgetik akan mengurangi rasa nyeri sehingga
jumlah geliat dalam jangka waktu tertentu akan berkurang. Daya analgesik dapat
dievaluasi dengan menggunakan persen penghambatan terhadap geliat
menggunakan persamaan menurut Handershot dan Forsaith :
% proteksi geliat = 100 - 100)/( xKP
Keterangan :
P = kelompok perlakuan
K = kelompok kontrol (Turner, 1965)
b. Metode pododolorimetri
Hewan uji diletakkan pada kandang yang bagian alasnya terbuat dari
kepingan metal sehingga bisa dialiri arus listrik. Respon yang timbul yaitu ketika
hewan uji mengeluarkan teriakan dengan pengukuran dilakukan tiap 10 menit
selama 1 jam (Turner, 1965).
c. Metode rektodolorimetri
Tikus diletakkan di sebuah kandang yang dibuat dengan alas tembaga
yang dihubungkan dengan sebuah penginduksi berupa gulungan. Ujung lain dari
gulungan tersebut dihubungkan dengan silinder elektrode tembaga. Sebuah
voltmeter yang sensitif untuk mengubah 0,1 volt dihubungkan dengan konduktor
pada gulungan di bagian atas. Pada penggunaan tegangan 1 sampai 2 volt akan
menimbulkan teriakan pada tikus (Turner, 1965).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
N. Pengujian Analgesik Secara in-vitro
Pada tahun 1973 telah dilaporkan adanya afinitas yang tinggi ikatan
stereospesifik pada radiolabel senyawa-senyawa opiat dengan membran CNS
buatan. Potensi farmakologik secara in vivo pada agonis opiat dan pergantian
antagonis paralel secara in vitro pada 3H-Naloxon (antagonis narkotik poten).
Dengan adanya penemuan ini, pengujian ikatan 3H-Naloxon diperkenalkan untuk
evaluasi analgesik opiat poten (Vogel, 2002).
Prinsip metode pengujian analgesik secara in vitro yaitu terjadinya
pergantian ikatan reseptor dan antagonis 3H-Naloxon dengan zat X dimana
apabila ditambah zat X yang belum diketahui potensi analgesiknya dan zat X
menduduki reseptor dengan sangat kuat maka terjadi pelepasan 3H-Naloxon.
Jumlah 3H-Naloxon yang dilepaskan inilah yang menjadi fokus pengujian
analgesik secara in-vitro (Vogel, 2002).
Berdasarkan profil farmakologik opiat, beberapa tipe reseptor telah
diidentifikasi yang meliputi reseptor μ, δ, σ, dan k. Untuk reseptor μ, subtipe μ1
dan μ2 telah dideskripsikan. Daya tahan terhadap rasa sakit diakibatkan karena
pengaktifan reseptor-reseptor μ (secara luas pada bagian supra-spinal) dan
reseptor-reseptor k (secara prinsip dengan spinal cord); reseptor-reseptor δ juga
mungkin dilibatkan pada tingkatan spinal dan supraspinal. Konsekuensi-
konsekuensi lain akibat pengaktifan reseptor μ meliputi depresi saluran
pernafasan, miosis, penurunan motilitas gastrointestinal, dan euforia. Reseptor-
reseptor μ1 dipostulatkan mampu sebagai perantara aksi analgesik supraspinal dan
reseptor-reseptor μ2 mampu sebagai perantara terjadinya depresi pernafasan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
supresi motilitas gastrointestinal. Ternyata reseptor μ ini juga berpengaruh
terhadap kecepatan pompa jantung (Vogel, 2002).
Berbagai macam reseptor opioid telah dapat diisolasi dari jaringan dimana
neurotransmisi sensitif akibat penghambatan oleh antagonis opioid. Potensi relatif
dari agonis opioid ditetapkan berdasarkan kemampuannya untuk menghambat
kontraksi yang dibangkitkan dengan adanya listrik pada jaringan terisolasi dari
lima macam spesies yang berbeda yang meliputi kontraksi vas deferens pada tikus
yang dihambat dengan agonis μ, δ, dan k; kontraksi otot myenteric plexus-
longitudinal pada babi yang dihambat dengan agonis μ dan k; kontraksi vas
deferens kelinci dihambat dengan agonis k; dan kontraksi vas deferens hamster
dihambat dengan agonis δ (Vogel, 2002).
O. Landasan Teori
Stres dapat diartikan sebagai sebagai sebuah keadaan yang kita alami
ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan
kemampuan untuk mengatasinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
stres yaitu faktor internal (respon masing-masing individu) maupun faktor
eksternal (pengaruh dari luar).
Penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai pengaruh stressor pada
kadar kortisol dan IL-1 beta pada serum tikus jantan dan hasilnya membuktikan
bahwa stres ternyata menyebabkan terjadinya peningkatan kadar Interleukin-1
beta maupun kortisol sebagai mediator nyeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
P. Hipotesis
Stres dapat menurunkan efek analgesik petidin dosis terapi pada mencit
putih jantan. Hal ini diketahui dengan mengukur waktu reaksi kelompok kontrol,
kelompok perlakuan petidin maupun kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-
perlakuan stres yaitu waktu dari awal mencit diletakkan di atas plat panas sampai
mencit melompat tinggi pertama kali lalu dihitung PWR dan purata PWR mencit
tiap waktu tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dimana dilakukan
manipulasi atau perlakuan terhadap subyek uji dan bersifat eksploratif yaitu untuk
mengetahui pengaruh stres terhadap efek analgesik petidin.
Rancangan penelitian ini termasuk rancangan acak lengkap pola searah.
Acak berarti pengelompokkan mencit dilakukan secara random. Rancangan
lengkap berarti variabel dalam penelitian ini sudah dipertimbangkan sebelumnya
dalam hal bahan uji, sampel uji, maupun hewan uji yang digunakan. Termasuk
penelitian pola searah karena hanya digunakan satu variabel bebas saja yaitu
kondisi mencit yang mengalami stres/tidak yang menentukan variabel
tergantungnya yaitu berupa data perpanjangan waktu reaksi (PWR) tiap satuan
waktu.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1). Variabel penelitian
Variabel-variabel yang ada dalam penilitian ini, antara lain :
a. Variabel bebas yaitu kondisi hewan uji yang mengalami stres/tidak.
b. Variabel tergantung yaitu pengaruh stres terhadap efek analgesik petidin pada
hewan uji yang ditunjukkan berupa data waktu reaksi (WR) dan perpanjangan
waktu reaksi (PWR) mencit menjilat kaki belakang sebagai respon terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
rangsang panas dari hot-plate pada menit ke-10, 20, 30, 45, 60, dan 90 setelah
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB secara per-oral.
c. Variabel pengacau terkendali yaitu kondisi hewan uji (mencit putih jantan
galur lokal, berat badan ± 20 – 30 gram, umur : 2 – 3 bulan, WR normal
terhadap rangsang panas, hot-plate meliputi suhu yang digunakan selama
penelitian ini agar tetap 55±0,5oC.
d. Variabel pengacau tak terkendali meliputi kondisi patologis dari mencit yang
digunakan sebagai hewan uji dalam penelitian ini.
2). Definisi operasional
a. Stres dapat diartikan sebagai sebuah keadaan yang kita alami ketika ada
sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan
kemampuan untuk mengatasinya.
b. Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak enak dan yang
berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan.
c. Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau
menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anastesi umum.
d. Petidin merupakan salah satu obat golongan analgesik opioid.
e. Metode lempeng panas merupakan salah satu metode pengujian efek analgesik
dimana yang diukur yaitu waktu dari awal mencit diletakkan di atas plat panas
sampai mencit melompat tinggi pertama kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
C. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tiga puluh ekor
mencit jantan putih galur lokal (berat badan ± 20 – 30 gram, umur : 2 – 3 bulan),
sediaan ampul injeksi petidin 50 mg/ml (generik) yang diperoleh dari Apotek
Kimia Farma Yogyakarta, dan aquadest yang diproduksi oleh Laboratorium
Kimia Organik Fakultas Farmasi USD Yogyakarta.
D. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pipa pralon dengan
ukuran diameter 2,5 cm dan panjang 5,5 cm, strimin kawat sebagai penutup kedua
ujung pipa pralon dengan ukuran lubang strimin 0,5 cm x 0,5 cm, alat-alat gelas
(beaker glass, labu ukur, batang pengaduk, pipet volume), spuit oral 1 ml,
stopwatch, dan hot- plate.
E. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan larutan stock petidin dosis 9,1 mg/kg BB
Dosis petidin pada manusia dikonversikan terlebih dahulu ke dosis untuk
mencit agar diperoleh dosis terapi untuk mencit lalu kita dapat mengetahui
konsentrasi larutan stock petidin yang kita butuhkan.
2. Pemilihan hewan uji
Penelitian ini menggunakan mencit putih jantan, sehat, umur 2-3 bulan,
berat badan 20-30 gram, memiliki WR normal 5-10 detik. Mencit putih jantan
galur lokal ini diperoleh dari seorang peternak mencit yang bernama Momon yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
bertempat tinggal di Jl. Kaliurang Km.5 (kompleks Perumahan Merapi View),
Yogyakarta.
3. Orientasi penentuan pengukuran waktu reaksi mencit sebelumpemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB (dosis terapi mencit)
Menurut Turner (1965), waktu penentuan waktu reaksi sebelum pemberian
petidin (obat uji) yaitu 5-10 menit sebelum pemejanan senyawa uji (petidin). Pada
penelitian ini dilakukan orientasi penentuan pengukuran waktu reaksi mencit
sebelum pemberian petidin meliputi 5, 10, 15 menit. Lalu ketiga perlakuan ini
dilakukan pengujian secara statisitik untuk menentukan waktu pengukuran waktu
reaksi sebelum pemberian petidin. Pada orientasi ini digunakan sebanyak 9 ekor
mencit jantan dimana pada masing-masing orientasi perlakuan digunakan 3 ekor
mencit jantan.
4. Perlakuan pada mencit sebelum pengujian
Sebelum mencit jantan digunakan dalam penelitian ini, terlebih dahulu
mencit jantan diadaptasikan dengan lingkungan laboratorium selama ± 1 minggu.
Selain itu sebelum mencit jantan digunakan terlebih dahulu dipuasakan selama 18
jam tetapi tetap diberi minum.
5. Metode rangsang panas (hot-plate)
Hewan percobaan yang dibutuhkan sebanyak 21 ekor mencit jantan
dimana dibagi menjadi 3 kelompok secara acak yaitu kelompok kontrol,
kelompok perlakuan petidin dan kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-
perlakuan stres (masing-masing kelompok mendapatkan 7 ekor mencit jantan).
Lalu semua mencit jantan ditimbang berat badannya dan dicatat sehingga dapat
digunakan untuk menentukan volume pemberian Petidin dosis terapi (9,1 mg/kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BB) ke mencit. Setelah itu, masing-masing kelompok diukur waktu reaksi (WR)
normal/basal dengan plat panas sebelum pengukuran WR reaksi mencit. Lalu
mencit pada kelompok kontrol, kontrol perlakuan petidin maupun kelompok
perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres dibiarkan selama selang waktu 5
menit (hasil orientasi) sebelum pemejanan petidin. Mencit jantan kelompok
kontrol hanya diberi aquadest saja (tanpa diberi perlakuan apapun). Lalu mencit
jantan kelompok perlakuan petidin tidak diberi perlakuan stres. Selain itu juga ada
kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres setelah pengukuran
WR normal dengan dimasukkan ke dalam pipa pralon yang kedua ujungnya
ditutup dengan strimin yang terbuat dari kawat (diameter lubang 0,5 cm x 0,5 cm)
dan mencit jantan dibiarkan di dalam pipa pralon tersebut selama 30 menit
(memberi kondisi stres pada mencit). Untuk kelompok perlakuan petidin, hewan
uji langsung dipejani dengan petidin dosis terapi (senyawa uji) secara per-oral
tanpa diberi pra-perlakuan stres. Setelah 30 menit pada kelompok perlakuan
petidin yang telah diberi pra-perlakuan stres, langsung dipejani dengan petidin
secara per-oral. Pengukuran waktu reaksi mencit jantan dilakukan setelah
pemejanan senyawa uji (petidin) pada menit ke- 10, 20, 30, 45, 60, 75, dan 90.
Lalu masing-masing data yang diperoleh pada masing-masing kelompok
dikumpulkan pada satu tabel dan dihitung rata-rata perpanjangan waktu reaksi
(PWR) untuk tiap interval waktu tertentu serta selisih kenaikan purata PWR tiap
interval waktu tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
F. Analisis Hasil
Data WR per-mencit yang diperoleh dari percobaan kemudian dikurangi
dengan WR normal (basal) sehingga diperoleh PWR pada waktu tertentu
pengukuran. Lalu PWR tiap mencit pada waktu pengukuran yang sama dirata-rata
sehingga diperoleh purata PWR untuk pada waktu tertentu. Berikut adalah rumus
menghitung PWR :
PWR (t) = WR obat (t) – WR normal
Keterangan :PWR (t) = perpanjangan waktu reaksi mencit pada waktu tertentuWR obat (t) = purata waktu reaksi mencit setelah pemejanan obat pada waktu
tertentuWR normal = waktu reaksi mencit awal sebelum perlakuan
Data purata PWR mencit pada waktu tertentu yang diperoleh dari hasil
perhitungan kemudian dianalisis secara statistik dengan one-sample Kolmogorov-
Smirnov tests untuk mengetahui distribusi data hasil percobaan normal atau tidak.
Lalu dilanjutkan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data tersebut layak
dibandingkan/dilihat perbedaan satu sama lain atau tidak. Bila hasil statistik
membuktikan bahwa data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen maka
dapat dilanjutkan dengan Parametrik tests yaitu one-way Anova tests untuk
melihat ada atau tidaknya perbedaan bermakna antar kelompok uji, bila ada
perbedaan bermakna dapat dilanjutkan dengan Post-Hoc test yaitu LSD test
dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan bermakna secara
lebih jelas antar masing-masing kelompok.
Selain itu juga dilakukan perhitungan selisih kenaikan purata PWR di
mana dengan adanya data ini maka dapat diketahui selisih perbedaan kenaikan
purata PWR antara kelompok perlakuan petidin dengan kelompok kontrol tiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
interval waktu, kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres
dengan kelompok kontrol tiap interval waktu, kelompok perlakuan petidin (tanpa
diberi pra-perlakuan stres) dengan kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-
perlakuan stres tiap interval waktu. Apabila selisih kenaikan purata PWR ternyata
hasilnya positif maka terjadi kenaikan purata PWR, tetapi apabila selisih kenaikan
purata PWR ternyata hasilnya negatif maka dapat dikatakan terjadi penurunan
selisih purata PWR. Berikut adalah rumus selisih kenaikan PWR :
Selisih Kenaikan Purata PWR (t) = PWR kp (t) – PWR kn (t)
Keterangan :Selisih Kenaikan Purata PWR (t) = selisih kenaikan purata perpanjangan waktu reaksi
pada waktu tertentuPWR kp (t) = perpanjangan waktu reaksi pada waktu tertentu
kelompok kontrol perlakuanPWR kn (t) = perpanjangan waktu reaksi tiap waktu tertentu
kelompok kontrol
Sebagai informasi tambahan, data purata PWR mencit pada tiap waktu
tertentu kemudian dibuat kurva (interval waktu vs purata PWR) untuk
dibandingkan penurunan purata PWR antara kelompok perlakuan petidin dengan
kontrol, kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres dengan
kelompok kontrol, dan kelompok perlakuan petidin (tanpa diberi pra-perlakuan
stres) dengan kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Pendahuluan
Sebelum dilakukan pengujian pengaruh stres terhadap efek analgesik
petidin, perlu dilakukan uji pendahuluan. Tujuan dilakukan uji pendahuluan ini
yaitu agar proses pengambilan data lebih efisien dan efektif sehingga dapat
diperoleh data yang dapat menggambarkan keadaan yang akan diteliti. Ada pun
uji pendahuluan yang dilakukan, antara lain : penentuan kelompok kontrol,
penentuan perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, penentuan kelompok perlakuan
petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi para-perlakuan stres, dan orientasi
penetapan pengukuran waktu reaksi mencit setelah pengukuran WR normal tetapi
sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB.
1. Penentuan kelompok kontrol
Tujuan dilakukan penentuan kelompok kontrol ini yaitu untuk memastikan
bahwa pelarut aquadest yang digunakan tidak memiliki efek analgesik. Pada
kelompok kontrol ini, subyek uji tidak mendapat perlakuan apa-apa (hanya
aquadest saja) sehingga dapat dijadikan pembanding dengan petidin yang
memiliki efek analgesik yang kuat. Hasil pengujian yang membuktikan bahwa
aquadest ternyata tidak memiliki efek analgesik karena tidak ada data WR dalam
tiap mencit yang nilainya > 30 detik (Anonim, 1991), hal ini dapat dilihat pada
tabel di bawah ini (Tabel I) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel I. Data waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang akibat pemberian aquadest
No.Mencit
WR Normal(detik)
Setelah Pemberian
t (menit) WR (detik)1 7,55 10 7,15
20 7,2230 8,8645 10,0360 9,9490 7,75
2 6,51 10 7,7020 6,8930 6,2445 7,7160 6,9990 6,54
3 8,29 10 8,1920 8,4430 9,1045 10,6960 8,8890 8,31
Keterangan :WR : Waktu Reaksi mencit
2. Penentuan kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB (dosis terapi)
Pada penelitian ini, kelompok perlakuan ini digunakan petidin dengan
dosis 9,1 mg/kg BB (dosis terapi pada mencit). Hal ini dikarenakan pada
penelitian ini hanya ingin melihat pengaruh stres terhadap efek analgesik petidin
denga dosis 9,1 mg/kg BB (dosis terapi) di mana variabel bebasnya yaitu adanya
stres/tidak, bukan dosis petidin. Dalam penelitian ini digunakan petidin (golongan
narkotika) sebagai kontrol positifnya karena uji daya analgesik metode lempeng
panas (hot-plate) ini termasuk uji analgesik golongan narkotika dan terjadi potensi
nyeri yang sangat kuat yaitu dari lempeng panas itu sendiri dan adanya pra-
perlakuan stres yang memberikan sensasi nyeri yang cukup kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Penentuan dosis petidin yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan
berdasarkan dosis terapi petidin untuk manusia dengan berat badan 50 kg yang
telah dikonversikan ke mencit dengan berat badan 20 g (dengan mengalikan faktor
konversi). Dosis terapi petidin untuk berat badan 50 kg yaitu sebesar 50 - 150 mg
(Anonim, 2000). Pada penelitian ini dipilih dosis 50 mg karena pada kemasan
ampul tertera dosis 50 mg tiap ml. Dosis 50 mg untuk 50 kg BB manusia,
diubah/dikonversikan untuk berat badan manusia 70 kg maka diperoleh dosis
sebesar 70 kg BB / 50 kg BB x 50 mg = 70 mg untuk 70 kg BB. Dosis untuk
mencit 20 g yaitu sebesar 70 mg/70 kg BB x 0,0026 = 0,182 mg/20 g BB atau
diubah satuannya dalam bentuk mg/kg BB sehingga menjadi 0,182 mg/20 g = 9,1
mg/kg BB. Nilai 0,0026 merupakan nilai faktor konversi dari manusia Eropa
dengan berat badan 70 kg ke mencit dengan berat badan 20 g menurut tabel
konversi Laurence & Bacarach (1964). Jadi, dosis untuk mencit dari hasil
perhitungan sebesar 9,1 mg/kg BB.
Penggunaan petidin dengan dosis terapi sebesar 9,1 mg/kg BB ternyata
dapat digunakan sebagai kontrol positif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya data
yang WR tiap mencitnya > 30 detik (dapat dilihat pada tabel II) sesuai dengan
Anonim (1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel II. Data waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang akibat pemberian petidindengan dosis 9,1 mg/kg BB pada menit ke 10, 20, 30, 45, 60, dan 90
No.Mencit
WR Normal(detik)
Setelah Pemberian
t (menit) WR (detik)1 8,16 10 15,35
20 31,2830 33,8445 35,4960 34,6690 27,80
2 7,02 10 11,75
20 21,1330 32,4545 34,9560 28,3690 23,27
3 8,05 10 27,83
20 33,0730 38,1845 40,2260 35,6390 29,60
Keterangan :WR : Waktu Reaksi mencitYang dicetak tebal menunjukkan data WR > 30 detik
3. Penentuan kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres
Pada kelompok perlakuan ini, mencit diberi perlakuan stres selama 30
menit dengan dimasukkan ke dalam pipa pralon yang ukurannya sama dengan
ukuran tubuh mencit sehingga mencit tidak dapat membalikkan tubuhnya lalu
kedua ujung pipa pralon ditutup dengan kawat strimin yang ukuran lubangnya 0,5
cm x 0,5 cm. Penentuan waktu pemberian stres selama 30 menit, mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Joko Suwito, dkk dengan judul Pengaruh Stressor
Psikososial Terhadap Peningkatan Kadar Kortisol dan IL-1 Beta Serum Pada
Tikus Jantan Galur Wistar (2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4. Hasil orientasi`penetapan pengukuran WR pada mencit menjilat kakibelakang setelah pengukuran WR normal tetapi sebelum pemberianpetidin dosis 9,1 mg/kg BB (dosis terapi mencit)
Latar belakang dilakukannya orientasi pengukuran waktu reaksi mencit
setelah pengukuran WR normal tetapi sebelum pemberian petidin yaitu
berdasarkan literatur dari Turner (1965) yang berpendapat bahwa pengukuran
waktu reaksi yang optimum pada selang waktu 5 atau 10 menit sebelum
pemberian obat (senyawa uji). Lalu pada penelitian ini masih tetap dilakukan
orientasi waktu pengkuran waktu reaksi mencit setelah pengukuran WR normal
tetapi sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB (dosis terapi pada mencit)
karena kondisi fisiologis dari masing-masing mencit berbeda-beda (ketahanan
mencit terhadap rangsang panas berbeda-beda), galur maupun spesies dari mencit
yang digunakan bisa jadi berbeda dengan mencit yang digunakan pada penelitian
ini. Sebenarnya tujuan dilakukannya orientasi ini yaitu untuk meminimalisasi
kemungkinan masih terasanya efek panas pertama yang dirasakan mencit (akibat
pengukuran WR normal) ketika pengukuran WR reaksi (setelah pemberian
petidin) sehingga WR reaksi yang terukur pada mencit diharapkan bukan akibat
masih adanya rasa panas yang dirasakan mencit setelah pengukuran WR normal.
Orientasi penetapan pengukuran waktu reaksi mencit sebelum pemberian
petidin yang dilakukan dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit
setelah pengukuran WR normal pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45
menit, 60 menit, 90 menit dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Tabel III, IV, V) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel III. Data penentuan waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang sebelum pemberianpetidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit setelahpengukuran WR normal pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit,60 menit, dan 90 menit
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PurataPWR(t)
10 3,94 6,19 11,39 7,1720 11,76 22,03 26,93 20,2430 20,73 25,47 30,7 25,6345 23,88 25,56 34,16 27,8760 20,27 23,65 31,57 25,1690 7,45 14,95 17,59 13,33
Keterangan :PWR R-1 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 1PWR R-2 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 2PWR R-3 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 3Purata PWR (t) : Purata Perpanjangan Waktu Reaksi pada waktu tertentu
Tabel IV. Data penentuan waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang sebelum pemberianpetidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 10 menit setelahpengukuran WR normal pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit,60 menit, dan 90 menit
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PurataPWR(t)
10 5,56 9,74 4,44 6,5820 8,36 13,21 8,64 10,0730 12,64 12,95 13,79 13,1345 25,39 27,22 25,94 26,1860 23,74 24,15 22,66 23,5290 12,21 9,97 12,49 11,56
Keterangan :PWR R-1 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 1PWR R-2 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 2PWR R-3 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 3Purata PWR (t) : Purata Perpanjangan Waktu Reaksi pada waktu tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel V. Data penentuan waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang sebelum pemberianPetidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 15 menit setelahpengukuran WR normal pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit,60 menit, 90 menit
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PurataPWR
10 3,65 7,32 14,53 8,520 8,80 9,17 22,71 13,5630 9,88 14,71 22,90 15,8345 23,67 23,35 26,20 24,4160 15,47 22,50 24,03 20,6790 13,64 17,88 19,62 17,05
Keterangan :PWR R-1 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 1PWR R-2 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 2PWR R-3 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 3Purata PWR (t) : Purata Perpanjangan Waktu Reaksi pada waktu tertentu
Dari ketiga orientasi ini (ditunjukkan pada tabel di atas), diperoleh data
berupa purata PWR tiap waktu tertentu untuk masing-masing orientasi perlakuan
(selang waktu 5, 10, dan 15 menit). Data purata PWR tiap waktu tertentu yang
diperoleh pada masing-masing orientasi perlakuan kemudian dilakukan analisis
statistik dengan terlebih dahulu dilakukan uji distribusi normal pada data yang
diperoleh (masing-masing orientasi perlakuan) dengan menggunakan uji statistik
one-sample Kolmogorov-Smirnov tests. Berikut adalah hasil uji statistik distribusi
normal dengan menggunakan one-sample Kolmogorov-Smirnov tests (ditunjukkan
pada tabel VI) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel VI. Data uji distribusi normal purata perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencitsebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit,10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal pada saat t = 10 menit, 20menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit dengan one-sampleKolmogorov-Smirnov tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
9 9 9 9 9 9
7,4178 14,6233 18,1967 26,1522 23,1156 13,9778
3,73968 7,25071 7,04380 3,26766 4,20115 3,95573
,184 ,244 ,245 ,272 ,292 ,153
,184 ,244 ,245 ,272 ,292 ,091
-,157 -,194 -,119 -,196 -,220 -,153
,553 ,732 ,736 ,816 ,875 ,458
,920 ,658 ,651 ,519 ,428 ,985
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
t-10 t-20 t-30 t-45 t-60 t-90
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Uji distribusi normal purata PWR pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30
menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit menggunakan one-sample Kolmogorov-
Smirnov tests ternyata menghasilkan nilai signifikansi ≥ 0,05 (p ≥ 0,05) di mana
saat t = 10 menit diperoleh nilai signifikansi 0,920 ≥ 0,05, t = 20 menit diperoleh
nilai signifikansi 0,658 ≥ 0,05, t = 30 menit diperoleh nilai signifikansi 0,651 ≥
0,05, t = 45 menit diperoleh nilai signifikansi 0,519 ≥ 0,05, t = 60 menit diperoleh
nilai signifikansi 0,428 ≥ 0,05, t = 90 menit diperoleh nilai signifikansi 0,985 ≥
0,05. Hal ini berarti bahwa distribusi data orientasi ini ternyata terdistribusi
normal. Lalu perlu juga dilanjutkan dengan uji homogenitas karena syarat mutlak
untuk dapat dilanjutkan uji statistik one-way Anova tests yaitu data yang diuji
harus terdistribusi normal dan homogen. Tujuan perlu dilakukannya uji
homogenitas yaitu untuk mengetahui apakah data antar kelompok yang akan diuji
dapat/layak dibandingkan atau tidak. Berikut adalah data uji homogenitas
pengukuran waktu reaksi mencit sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dengan selang waktu 5, 10, dan 15 menit setelah pengukuran WR normal pada
saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit. dengan
(dapat dilihat pada tabel VII) :
Tabel VII. Data uji homogenitas penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberianpetidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menitsetelah pengukuran WR normal pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit,45 menit, 60 menit, dan 90 menit
Test of Homogeneity of Variances
1,576 2 6 ,282
2,558 2 6 ,157
1,200 2 6 ,365
5,054 2 6 ,052
2,030 2 6 ,212
2,070 2 6 ,207
t-10
t-20
t-30
t-45
t-60
t-90
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
Dari hasil uji homogenitas pada tabel VII di atas menunjukkan bahwa data
orientasi ini saat t = 10 menit, t = 20 menit, t = 30 menit, t = 45 menit, t = 60
menit, t = 90 menit ternyata homogen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikasi
≥ 0,05 (p ≥ 0,05) dimana saat t = 10 menit diperoleh nilai signifikansi 0,282 ≥
0,05, t = 20 menit diperoleh nilai signifikansi 0,157 ≥ 0,05, t = 30 menit diperoleh
nilai signifikansi 0,365 ≥ 0,05, t = 45 menit diperoleh nilai signifikansi 0,052 ≥
0,05, t = 60 menit diperoleh nilai signifikansi 0,212 ≥ 0,05, t = 90 menit diperoleh
nilai signifikansi 0,207 ≥ 0,05. Setelah diketahui bahwa data tersebut terdistribusi
normal dan homogen maka data tersebut dapat dilanjutkan uji statistik one-way
Anova tests. Berikut adalah data uji statistik penentuan pengukuran waktu reaksi
mencit sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal pada saat t = 10 menit,
20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit dengan one-way Anova tests :
Tabel VIII. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberian petidindosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit setelahpengukuran WR normal pada saat t = 10 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-10
5,798 2 2,899 ,164 ,852
106,083 6 17,681
111,882 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Tabel IX. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberian petidindosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit padasetelah pengukuran WR normal pada saat t = 20 menit dengan one-way Anovatests
ANOVA
t-20
160,231 2 80,116 1,846 ,237
260,351 6 43,392
420,583 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Tabel X. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberian petidindosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit setelahpengukuran WR normal pada saat t = 30 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-30
25,532 2 12,766 ,206 ,819
371,389 6 61,898
396,920 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel XI. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberian petidindosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit setelahpengukuran WR normal pada saat t = 45 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-45
17,962 2 8,981 ,799 ,493
67,459 6 11,243
85,421 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Tabel XII. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberian petidindosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit setelahpengukuran WR normal pada saat t = 60 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-60
31,054 2 15,527 ,846 ,475
110,144 6 18,357
141,198 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Tabel XIII. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberian petidindosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit setelahpengukuran WR normal pada saat t = 90 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-90
47,098 2 23,549 1,810 ,243
78,084 6 13,014
125,182 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Dari hasil uji statistik one-way Anova tests (pada tabel VIII hingga tabel
XIII) ternyata didapatkan hasil bahwa penentuan pengukuran waktu reaksi mencit
sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10
menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal pada saat t = 10 menit, 20 menit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit ternyata tidak berbeda bermakna. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikansi ≥ 0,05 (p ≥ 0,05) dimana pada saat t = 10
menit diperoleh nilai signifikansi 0,852 ≥ 0,05, t = 20 menit diperoleh nilai
signifikansi 0,237 ≥ 0,05, t = 30 menit diperoleh nilai signifikansi 0,819 ≥ 0,05, t
= 45 menit diperoleh nilai signifikansi 0,493 ≥ 0,05, t = 60 menit diperoleh nilai
signifikansi 0,475 ≥ 0,05, t = 90 menit diperoleh nilai signifikansi 0,243 ≥ 0,05.
Dari hasil ini, ditetapkan waktu pengukuran waktu reaksi mencit sebelum
pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB (dosis terapi) dengan selang waktu 5 menit
setelah pengukuran WR normal karena efisiensi waktu dan hasil statistik one-way
Anova tests telah menujukkan tidak adanya perbedaan bermakna saat t = 10 menit,
20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit.
Selain dari hasil statistik, hal ini dapat diperjelas dengan adanya gambar
kurva hasil orientasi ini. Berikut adalah gambar kurva hasil orientasi penentuan
pengukuran waktu reaksi mencit sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB
dengan selang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit :
KURVA ORIENTASI
0
5
10
15
20
25
30
0 20 40 60 80 100
menit ke-
PW
R
5'
10'
15'
Gambar 8. Kurva hasil orientasi penentuan pengukuran waktu reaksi mencit sebelumpemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10menit, 15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Dari gambar kurva di atas dapat diketahui bahwa walaupun data ketiga kelompok
terlihat berbeda bermakna tetapi hasil statistik membuktikan tidak adanya
perbedaan bermakna antar ketiga kelompok. Informasi lain yang dapat kita
ketahui dari kurva di atas yaitu terjadi peningkatan perpanjangan waktu reaksi
sejak menit ke-10 hingga menit ke-45 akibat pemberian petidin tetapi setelah
menit ke-45 terjadi penurunan PWR Hal ini disebabkan karena pada menit-menit
awal petidin sedang mengalami proses distribusi tetapi setelah menit ke-45 mulai
terjadi penurunan efek dari petidin akibat adanya proses metabolisme dari petidin.
B. Hasil Uji Pengaruh Stres Terhadap Efek Analgesik Petidin Dosis Terapi
Pada penelitian ini, ingin melihat pengaruh stres terhadap efek analgesik
petidin dosis 9,1 mg/kg BB mencit (dosis terapi). Pada penelitian ini digunakan
aquadest sebagai kontrol karena petidin HCl larut dalam air. Kelompok perlakuan
petidin dosis 91 mg/kg BB mencit (dosis terapi) ada yang diberi pra-perlakuan
stres tetapi ada juga kelompok yang tanpa perlakuan stres. Kelompok perlakuan
petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres, dimasukkan dalam
pipa pralon dengan panjang 5,5 cm yang kedua ujung pipa ditutup dengan kawat
strimin yang ukuran lubangnya 0,5 cm x 0,5 cm selama 30 menit setelah
pengukuran WR normal. Ketiga kelompok ini diuji dengan metode lempeng panas
(hot-plate) lalu diperoleh data purata PWR mencit pada saat t = 10 menit, 20
menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit. Berikut adalah data PWR dan
purata PWR tiap waktu tertentu hasil pengujian ketiga kelompok (dapat dilihat
pada tabel XIV, XV, XVI) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel XIV. Data perpanjangan waktu reaksi (PWR) dan purata PWR mencit menjilatkaki belakang akibat pemberian aquadest (kontrol) pada menit ke 10, 20, 30,45, 60, dan 90
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PWRR-4
PWRR-5
PWRR-6
PWRR-7
PurataPWR
10 -0,4 1,19 -0,1 -0,63 -0,22 -0,76 -2,8 -0,5320 0,17 0,38 0,15 0,00 0,27 -0,29 -1,06 -0,3830 1,31 -0,27 0,81 0,31 1,73 0,16 -0,90 0,4545 2,48 1,20 2,40 3,33 1,98 2,04 0,03 1,9260 2,39 0,48 0,59 0,76 0,80 1,93 -0,2 1,0590 0,2 0,03 0,03 0,35 0,52 0,99 -0,96 0,17
Keterangan :PWR : Perpanjangan Waktu Reaksi mencitPWR R- : Perpanjangan Waktu Reaksi pada replikasi mencit
Tabel XV. Data perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit menjilat kaki belakangakibat pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB kelompok perlakuan (tanpadiberi pra-perlakuan stres) pada menit ke 10, 20, 30, 45, 60, dan 90
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PWRR-4
PWRR-5
PWRR-6
PWRR-7
PurataPWR
10 7,19 4,73 19,78 7,18 19,99 3,70 11,17 10,5320 23,12 14,11 25,02 21,36 21,43 10,36 20,02 19,3530 25,68 25,43 30,13 24,65 29,86 15,96 23,21 24,9945 27,33 27,93 32,17 26,00 34,46 27,16 28,41 29,0760 26,50 21,34 27,58 22,99 29,22 25,28 25,16 25,4490 19,64 16,25 21,55 20,52 18,66 22,76 21,08 20,07
Keterangan :PWR : Perpanjangan Waktu Reaksi mencitPWR R- : Perpanjangan Waktu Reaksi pada replikasi mencit
Tabel XVI. Data perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit menjilat kaki belakangakibat pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB kelompok perlakuan (diberipra-perlakuan stres) pada menit ke 10, 20, 30, 45, 60, dan 90
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PWRR-4
PWRR-5
PWRR-6
PWRR-7
PurataPWR
10 5,42 3,78 1,67 2,87 4,05 5,02 6,30 4,1620 8,35 5,61 3,98 6,45 5,23 8,18 9,15 6,7130 16,17 19,99 21,79 13,81 10,56 18,28 15,00 16,5145 20,78 21,25 22,26 23,86 21,53 23,53 19,97 21,8860 20,41 17,68 13,62 21,22 20,34 17,26 17,76 18,3390 16,85 15,23 9,71 19,13 11,77 12,90 13,57 14,17
Keterangan :PWR : Perpanjangan Waktu Reaksi mencitPWR R- : Perpanjangan Waktu Reaksi pada replikasi mencit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dari ketiga data kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin, dan
kelompok perlakuan petidin yang diberi perlakuan stres, didapatkan data berupa
purata PWR (perpanjangan waktu reaksi) mencit pada saat t = 10 menit, 20 menit,
30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit. Untuk memastikan apakah ketiga
kelompok tersebut berbeda bermakna atau tidak, perlu dilakukan uji statistik yang
didahului dengan uji distribusi normal dengan menggunakan uji statistik one-
sample Kolmogorov-Smirnov tests, kemudian setelah itu dilakukan uji
homogenitas. Berikut adalah hasil uji distribusi normal dengan uji statistik one-
sample Kolmogorov-Smirnov tests (dapat dilihat pada tabel XI) :
Tabel XVII. Data uji distribusi normal perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit padakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, dankelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuanstres pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90menit dengan one-sample Kolmogorov-Smirnov tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
21 21 21 21 21 21
4,7205 8,6662 13,9843 17,6238 14,9100 11,4657
6,05566 8,78690 10,96243 11,92548 10,74137 8,81099
,199 ,160 ,202 ,245 ,211 ,216
,199 ,160 ,202 ,218 ,211 ,216
-,135 -,140 -,113 -,245 -,206 -,142
,911 ,735 ,923 1,121 ,969 ,990
,377 ,652 ,361 ,162 ,305 ,281
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
t-10 t-20 t-30 t-45 t-60 t-90
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Dari hasil uji distribusi normal purata PWR ketiga kelompok (kelompok
kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, dan kelompok
perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi para-perlakuan stres) pada saat t
= 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit dengan one-sample
Kolmogorov-Smirnov tests, menunjukkan bahwa distribusi data PWR ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kelompok (kontrol, kelompok perlakuan petidin, dan kelompok perlakuan petidin
yang diberi pra-perlakuan stres) ternyata terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai signifikansi ≥ 0,05 (p ≥ 0,05) dimana saat t = 10 menit diperoleh nilai
signifikansi 0,377 ≥ 0,05, t = 20 menit diperoleh nilai signifikansi 0,652 ≥ 0,05, t
= 30 menit diperoleh nilai signifikansi 0,361 ≥ 0,05, t = 45 menit diperoleh nilai
signifikansi 0,162 ≥ 0,05, t = 60 menit diperoleh nilai signifikansi 0,305 ≥ 0,05, t
= 90 menit diperoleh nilai signifikansi 0,281 ≥ 0,05. Lalu dilanjutkan dengan uji
homogenitas di mana tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah data antar
kelompok yang akan diuji dapat/layak dibandingkan atau tidak. Berikut adalah
hasil uji homogenitas kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1
mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi para-
perlakuan stres :
Tabel XVIII. Data uji homogenitas purata perpanjangan waktu reaksi mencit kelompokkontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres padasaat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit
Test of Homogeneity of Variances
,762 2 18 ,481
1,426 2 18 ,266
,689 2 18 ,515
,736 2 18 ,493
,814 2 18 ,459
,296 2 18 ,747
t-10
t-20
t-30
t-45
t-60
t-90
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
Dari hasil uji homogenitas pada tabel di atas (Tabel XVIII) menunjukkan
bahwa data purata perpanjangan waktu reaksi mencit kelompok kontrol,
kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit, 20
menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit ini ternyata homogen. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikasi ≥ 0,05 (p ≥ 0,05) dimana saat t = 10 menit
diperoleh nilai signifikansi 0,481 ≥ 0,05, t = 20 menit diperoleh nilai signifikansi
0,266 ≥ 0,05, t = 30 menit diperoleh nilai signifikansi 0,515 ≥ 0,05, t = 45 menit
diperoleh nilai signifikansi 0,493 ≥ 0,05, t = 60 menit diperoleh nilai signifikansi
0,459 ≥ 0,05, t = 90 menit diperoleh nilai signifikansi 0,747 ≥ 0,05. Setelah
diketahui bahwa data tersebut terdistribusi normal dan homogen maka data
tersebut dapat dilanjutkan uji statistik one-way Anova tests. Berikut adalah data uji
statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit kelompok kontrol, kelompok
perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1
mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30
menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit dengan one-way Anova tests :
Tabel XIX. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit pada kelompokkontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres padasaat t = 10 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-10
431,890 2 215,945 12,891 ,000
301,530 18 16,752
733,420 20
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel XX. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit pada kelompokkontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres padasaat t = 20 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-20
1357,558 2 678,779 65,465 ,000
186,635 18 10,369
1544,193 20
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Tabel XXI. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit pada kelompokkontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres padasaat t = 30 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-30
2174,705 2 1087,352 85,546 ,000
228,793 18 12,711
2403,498 20
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Tabel XXII. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit pada kelompokkontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres padasaat t = 45 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-45
2769,036 2 1384,518 330,947 ,000
75,303 18 4,184
2844,339 20
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel XXIII. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit pada kelompokkontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres padasaat t = 60 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-60
2219,074 2 1109,537 225,752 ,000
88,467 18 4,915
2307,542 20
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Tabel XXIV. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit pada kelompokkontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres padasaat t = 90 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-90
1462,580 2 731,290 146,111 ,000
90,091 18 5,005
1552,671 20
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Dari hasil uji statistik one-way Anova tests (pada tabel XIX hingga tabel
XXIV) ternyata didapatkan hasil bahwa purata perpanjangan waktu reaksi mencit
kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, dan
kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres
pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit ternyata
berbeda bermakna. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi ≤ 0,05 (p ≤ 0,05)
dimana pada saat t = 10 menit diperoleh nilai signifikansi 0,00 ≤ 0,05, t = 20
menit diperoleh nilai signifikansi 0,00 ≤ 0,05, t = 30 menit diperoleh nilai
signifikansi 0,00 ≤ 0,05, t = 45 menit diperoleh nilai signifikansi 0,00 ≤ 0,05, t =
60 menit diperoleh nilai signifikansi 0,00 ≤ 0,05, t = 90 menit diperoleh nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
signifikansi 0,00 ≤ 0,05. Lalu perlu dilanjutkan dengan uji Post-Hoc tests dengan
tujuan untuk mengetahui secara lebih jelas perbedaan bermakna antar ketiga
kelompok. Berikut adalah hasil uji statistik statistik antara kelompok kontrol,
kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, dan kelompok perlakuan petidin
dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit, 20
menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit dengan Post-Hoc tests (dapat
dilihat pada tabel XXV) :
Tabel XXV. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit antara kelompokkontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres padasaat t = 10 menit dengan Post-Hoc tests (LSD tests)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: t-10
LSD
-11,06571* 2,18774 ,000 -15,662 -6,4694
-4,69000* 2,18774 ,046 -9,2863 -,0937
11,06571* 2,18774 ,000 6,4694 15,662
6,37571* 2,18774 ,009 1,7794 10,972
4,69000* 2,18774 ,046 ,0937 9,2863
-6,37571* 2,18774 ,009 -10,972 -1,7794
(J) Kelompok
Kelompok perlakuanpetidin
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin
(I) Kelompok
Kelompokkontrolnegatif
Kelompokperlakuanpetidin
Kelompokperlakuanpetidin danpra-perlakua
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig.LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel XXVI. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit antara kelompokkontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres padasaat t = 20 menit dengan Post-Hoc tests (LSD tests)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: t-20
LSD
-19,40000* 1,72118 ,000 -23,016 -15,784
-6,76143* 1,72118 ,001 -10,377 -3,1454
19,40000* 1,72118 ,000 15,7839 23,0161
12,63857* 1,72118 ,000 9,0225 16,2546
6,76143* 1,72118 ,001 3,1454 10,3775
-12,63857* 1,72118 ,000 -16,255 -9,0225
(J) Kelompok
Kelompok perlakuanpetidin
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin
(I) Kelompok
Kelompokkontrolnegatif
Kelompokperlakuanpetidin
Kelompokperlakuanpetidin danpra-perlakua
MeanDifference
(I-J)Std.Error Sig.
LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel XXVII. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit antarakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 30 menit dengan Post-Hoc tests (LSDtests)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: t-30
LSD
-24,53857* 1,90569 ,000 -28,54 -20,53
-16,06429* 1,90569 ,000 -20,07 -12,06
24,53857* 1,90569 ,000 20,53 28,54
8,47429* 1,90569 ,000 4,4706 12,48
16,06429* 1,90569 ,000 12,06 20,07
-8,47429* 1,90569 ,000 -12,48 -4,471
(J) Kelompok
Kelompok perlakuanpetidin
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin
(I) Kelompok
Kelompokkontrolnegatif
Kelompokperlakuanpetidin
Kelompokperlakuanpetidin danpra-perlakua
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig.LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel XXVIII. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit antarakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 45 menit dengan Post-Hoc tests (LSDtests)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: t-45
LSD
-27,14286* 1,09329 ,000 -29,44 -24,85
-19,96000* 1,09329 ,000 -22,26 -17,66
27,14286* 1,09329 ,000 24,85 29,44
7,18286* 1,09329 ,000 4,8859 9,4798
19,96000* 1,09329 ,000 17,66 22,26
-7,18286* 1,09329 ,000 -9,480 -4,886
(J) Kelompok
Kelompok perlakuanpetidin
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin
(I) Kelompok
Kelompokkontrolnegatif
Kelompokperlakuanpetidin
Kelompokperlakuanpetidin danpra-perlakua
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig.LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel XXIX. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit antara kelompokkontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres padasaat t = 60 menit dengan Post-Hoc tests (LSD tests)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: t-60
LSD
-24,47429* 1,18501 ,000 -26,96 -21,98
-17,36286* 1,18501 ,000 -19,85 -14,87
24,47429* 1,18501 ,000 21,98 26,96
7,11143* 1,18501 ,000 4,6218 9,6010
17,36286* 1,18501 ,000 14,87 19,85
-7,11143* 1,18501 ,000 -9,601 -4,622
(J) Kelompok
Kelompok perlakuanpetidin
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin
(I)Kelompok
Kelompokkontrolnegatif
Kelompokperlakuanpetidin
Kelompokperlakuanpetidin danpra-perlaku
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig.LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Tabel XXX. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit antara kelompokkontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompokperlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres padasaat t = 90 menit dengan Post-Hoc tests (LSD tests)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: t-90
LSD
-19,90000* 1,19583 ,000 -22,41 -17,39
-14,00000* 1,19583 ,000 -16,51 -11,49
19,90000* 1,19583 ,000 17,39 22,41
5,90000* 1,19583 ,000 3,3877 8,4123
14,00000* 1,19583 ,000 11,49 16,51
-5,90000* 1,19583 ,000 -8,412 -3,388
(J) Kelompok
Kelompok perlakuanpetidin
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin
(I) Kelompok
Kelompokkontrol negatif
Kelompokperlakuanpetidin
Kelompokperlakuanpetidin danpra-perlakuan
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig.LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Post-Hoc tests yang dipilih yaitu LSD tests. Hasil LSD tests menunjukkan
bahwa nilai signifikansi antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan
petidin dosis 9,1 mg/kg BB, kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan
petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres, dan kelompok
perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan kelompok perlakuan petidin
dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres ≤ 0,05 (0,00 ≤ 0,05). Hal
ini berarti bahwa ada perbedaan bermakna antar masing-masing kelompok
terutama antara kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan
kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres..
Pada penelitian ini juga dilengkapi dengan perhitungan selisih kenaikan
purata PWR antar kelompok tiap interval waktu. Tujuan dilakukannya
perhitungan ini yaitu untuk melihat selisih kenaikan purata PWR antara kelompok
perlakuan petidin terhadap kelompok kontrol, kelompok petidin yang diberi pra-
perlakuan stres terhadap kelompok kontrol, dan kelompok petidin yang diberi pra-
perlakuan stres terhadap kelompok perlakuan petidin pada tiap interval waktu.
Berikut adalah hasil perhitungan selisih kenaikan purata PWR antar masing-
masing kelompok pada tiap interval waktu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel XXXI. Tabel perhitungan selisih kenaikan purata PWR antar kelompok
KenaikanPWR (10)
(detik)
KenaikanPWR (20)
(detik)
KenaikanPWR (30)
(detik)
KenaikanPWR (45)
(detik)
KenaikanPWR (60)
(detik)
KenaikanPWR (90)
(detik)A 11,06 19,73 24,54 27,15 24,39 19,90
B 4,69 7,09 16,06 19,96 17,28 14,00
C - 6,37 - 12,64 - 8,48 - 7,19 - 7,11 - 5,90
Keterangan :A : perlakuan petidin terhadap kontrolB : perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres terhadap kontrolC : perlakuan petidin diberi pra-perlakuan stres terhadap perlakuan petidin
Dari data perhitungan di atas dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan
selisih purata PWR kelompok perlakuan petidin terhadap kelompok kontrol pada
tiap interval waktu, terjadi kenaikan purata PWR kelompok perlakuan petidin
yang diberi pra-perlakuan stres terhadap kelompok kontrol pada tiap interval
waktu, dan terjadi penurunan purata PWR kelompok perlakuan petidin yang diberi
pra-perlakuan stres terhadap kelompok perlakuan petidin (tidak diberi pra-
perlakuan stres) tiap interval waktu.
Pada penelitian ini ingin membuktikan adanya stres dapat menurunkan
efek analgesik, hal ini telah ditunjukkan oleh hasil analisis statistik yang telah
membuktikan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan
petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg
BB yang diberi pra-perlakuan stres pada tiap interval waktu t = 10 menit, 20
menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit. Hal ini dapat diketahui dengan
nilai signifikansi ≤ 0,05 (p ≤ 0,05) pada tiap interval waktu. Lalu untuk
mengetahui terjadinya penurunan efek analgesik akibat adanya stres dapat
ditunjukkan dengan adanya penurunan selisih purata PWR kelompok perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres terhadap kelompok
perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB (tanpa diberi pra-perlakuan stres) tiap
interval waktu atau dengan kata lain bahwa stres mampu menurunkan efek
analgesik suatu obat (khususnya petidin). Penjelasan ini dapat semakin diperjelas
dengan gambar kurva di bawah ini :
KURVA PWR
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
0 50 100
menit ke-
Pu
rata
PW
R
PWR Kontrol
PWR Kel.PerlakuanPetidin
PWR Kel. PerlakuanPetidin + Stres
Gambar 9. Kurva purata PWR kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin, dankelompok perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres
Dari kurva di atas selain dapat diamati penurunan nilai PWR kelompok
perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres terhadap kelompok perlakuan
petidin (tanpa diberi pra-perlakuan stres), dapat juga diambil sebuah informasi
tambahan bahwa terjadi peningkatan nilai PWR pada semua kelompok sampai
menit ke-45 lalu setelah menit ke-45 terjadi penurunan nilai PWR.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis data dan pembahasan
adalah :
1. Nilai purata PWR tiap interval waktu antara kelompok perlakuan petidin
dosis 9,1 mg/kg BB (tanpa pra-perlakuan stres) dengan kelompok perlakuan
petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres ternyata berbeda
bermakna.
2. Stres dapat menurunkan efek analgesik petidin dosis 9,1 mg/kg BB (dosis
terapi) yang ditandai dengan terjadinya penurunan selisih purata PWR tiap
interval waktu pada kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang
diberi pra-perlakuan stres terhadap kelompok kelompok perlakuan petidin
dosis 9,1 mg/kg BB (tanpa diberi pra-perlakuan stres) tiap interval waktu
tertentu.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perubahan kadar mediator nyeri
(Misal : interleukin) setelah diberi obat analgesik dengan kadar mediator
nyeri setelah diberi obat analgesik yang diberi pra-perlakuan stres terlebih
dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1991, Penapisan Farmakologis, Pengujian Fitokimia dan PengujianKlinik, 259, Yayasan Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan AlamPyitomedika, Jakarta.
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Edisi I, 173-174, 183,194-195, Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat PengawasanObat Tradisional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Bishop, G.D., 1994, Health Psychology : Integrating Mind and Body, 127, 129-130, 395-396, Allyn and Bacon, Boston London Toronto Sydney TokyoSingapore.
Guyton, A.C., 1986, Text book of Medical Physiology, diterjemahkan olehTengadi, L., Mawadi, M., Rahardja, B., Tandean, R., Edisi 9, Bagian II, 76,443, 761-762, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Katzung, B.G., 1987, Farmakologi Dasar dan Klinik, 298-299, Penerbit SalembaMedika, Jakarta.
Looker, T., dan Gregson, O., 2005, Mengatasi Stres Secara Mandiri, 1-2, 44, 48-50, Penerbit Baca, Yogyakarta.
Morris, C.G., Maisto, A.A., with the assistance of Levine, A., 2002, Psychology:an Introduction, 11th ed., 479, Prentice Hall, USA.
Mutschler, E., 1986, Dinamika Obat Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi,Edisi kelima, 177-197, Penerbit ITB, Bandung.
Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., and Flower, R.J., 2007, Pharmacology, 6th
ed., 215, Churcill Livingstone, London.
Sardjono, S.O., dan Dewoto, H.R., 1995, Analgesik Opioid & Antagonis, dalamGaniswarna, S. G.,(Ed.), Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 207-216, GayaBaru, Jakarta.
Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan, 107-118, PT Grasindo, Jakarta.
Suwito, J., Putra, S.T., Sudiana, I.K., dan Mu’afiro, A., 2004, Pengaruh StresorPsikososial Terhadap Peningkatan Kadar Kortisol dan IL-1 Beta Serum PadaTikus Jantan Galur Wistar, Artocarpus, 4 : 1, 14-20.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, Edisi 5, 297, PT.Gramedia, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Turner, P.A., 1965, Screening Method in Phamacology, 100-117, AcademicPress, New York.
Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery Evaluation Pharmacological Assays, 671-672, Springer-Verlag Berlin Heidelberg, New York.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 1. Foto lempeng panas (hot-plate) untuk uji analgesik
Lampiran 2. Foto mencit di atas lempeng panas (hot-plate)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 3. Foto pipa pralon yang digunakan untuk memberi kondisi stres
Lampiran 4. Foto mencit yang diberi perlakuan stres dalam pipa pralon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 5. Perhitungan pembuatan petidin dosis 9,1 mg/kg BB dari petidin dosis50 mg/ml dengan volume ampul 2 ml
Dosis petidin dalam 1 ampul (volume 2 ml) = 50 mg/ml
Perhitungan :
Konversi dosis petidin dari manusia ke mencit 20 g BB :
kgBB
mg
50
50=
kgBB
mg
70
70
kgBB
mg
70
70x 0,0026 = 0,182 mg/20 g BB = 0,0091 mg/g BB = 9,1 mg/kg BB
Perhitungan konsentrasi petidin :
D x BB = C x V
0,0091 mg/g BB x 20 g = C x 0,5 ml
0,182 mg = C x 0,5 ml C = 0,364 mg/ml
Konsentrasi 0,364 mg/ml petidin dibuat sebanyak 10 ml
Pengenceran :
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 50 mg/ml = 10 ml x 0,364 mg/ml
V1 = 0,0728 ml
Untuk membuat petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB, diambil dengan seksama
0,0728 ml petidin dosis 50 mg/ml lalu ditambah aquadest ad 10 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 6. Data waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang akibat pemberianaquadest
No.Mencit
WR Normal(detik)
Setelah Pemberian
T (menit) WR (detik)1 7,55 10 7,15
20 7,2230 8,8645 10,0360 9,9490 7,75
2 6,51 10 7,7020 6,8930 6,2445 7,7160 6,9990 6,54
3 8,29 10 8,1920 8,4430 9,1045 10,6960 8,8890 8,31
Keterangan :WR : Waktu Reaksi mencit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 7. Data waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang akibat pemberianpetidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB pada menit ke 10, 20, 30, 45, 60,dan 90
No.Mencit
WR Normal(detik)
Setelah Pemberian
t (menit) WR (detik)1 8,16 10 15,35
20 31,2830 33,8445 35,4960 34,6690 27,80
2 7,02 10 11,75
20 21,1330 32,4545 34,9560 28,3690 23,27
3 8,05 10 27,83
20 33,0730 38,1845 40,2260 35,6390 29,60
Keterangan :WR : Waktu Reaksi mencitYang dicetak tebal menunjukkan data WR > 30 detik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 8. Data waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang sebelum pemberianpetidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menitsetelah pengukuran WR normal
No.Mencit
WR Normal(detik)
Setelah Pemberian
t (menit) WR (detik)1 7,65 10 11,59
20 19,4130 28,3845 31,5360 27,9290 15,10
2 8,12 10 14,31
20 30,1530 33,5945 33,6860 31,7790 23,07
3 8,73 10 20,12
20 35,6630 39,4345 42,8960 40,3090 26,32
Keterangan :WR : Waktu Reaksi mencitYang dicetak tebal menunjukkan data WR > 30 detik
Lampiran 9. Data penentuan waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang sebelumpemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5menit setelah pengukuran WR normal pada saat t = 10 menit, 20menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PurataPWR(t)
10 3,94 6,19 11,39 7,1720 11,76 22,03 26,93 20,2430 20,73 25,47 30,7 25,6345 23,88 25,56 34,16 27,8760 20,27 23,65 31,57 25,1690 7,45 14,95 17,59 13,33
Keterangan :PWR R-1 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 1PWR R-2 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 2PWR R-3 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 3Purata PWR (t) : Purata Perpanjangan Waktu Reaksi pada waktu tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 10. Data waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang sebelumpemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu10 menit setelah pengukuran WR normal
No.Mencit
WR Normal(detik)
Setelah Pemberian
t (menit) WR (detik)1 7,29 10 12,85
20 15,6530 19,9345 32,6860 31,0390 19,50
2 7,14 10 16,88
20 20,3530 20,0945 34,3660 31,2990 17,11
3 8,61 10 13,05
20 17,2530 22,4045 34,5560 31,2790 21,10
Keterangan :WR : Waktu Reaksi mencitYang dicetak tebal menunjukkan data WR > 30 detik
Lampiran 11. Data penentuan waktu reaksi mencit menjilat kaki belakangsebelum pemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB denganselang waktu 10 menit setelah pengukuran WR normal pada saat t =10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PurataPWR(t)
10 5,56 9,74 4,44 6,5820 8,36 13,21 8,64 10,0730 12,64 12,95 13,79 13,1345 25,39 27,22 25,94 26,1860 23,74 24,15 22,66 23,5290 12,21 9,97 12,49 11,56
Keterangan :PWR R-1 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 1PWR R-2 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 2PWR R-3 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 3Purata PWR (t) : Purata Perpanjangan Waktu Reaksi pada waktu tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 12. Data waktu reaksi mencit menjilat kaki belakang sebelumpemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu15 menit setelah pengukuran WR normal
No.Mencit
WR Normal(detik)
Setelah Pemberian
t (menit) WR (detik)1 6,49 10 10,14
20 15,2930 16,3745 30,1660 21,9690 20,13
2 7,71 10 15,03
20 16,8830 22,4245 31,0660 30,2190 25,59
3 8,19 10 22,72
20 30,9030 31,0945 34,3960 32,2290 27,81
Keterangan :WR : Waktu Reaksi mencitYang dicetak tebal menunjukkan data WR > 30 detik
Lampiran 13. Data penentuan waktu reaksi mencit menjilat kaki belakangsebelum pemberian petidin dengan dosis 9,1 mg/kg BB denganselang waktu 15 menit setelah pengukuran WR normal pada saat t =10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PurataPWR
10 3,65 7,32 14,53 8,520 8,80 9,17 22,71 13,5630 9,88 14,71 22,90 15,8345 23,67 23,35 26,20 24,4160 15,47 22,50 24,03 20,6790 13,64 17,88 19,62 17,05
Keterangan :PWR R-1 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 1PWR R-2 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 2PWR R-3 : Purata Waktu Reaksi replikasi mencit 3Purata PWR (t) : Purata Perpanjangan Waktu Reaksi pada waktu tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 14. Data uji distribusi normal purata perpanjangan waktu reaksi (PWR)mencit sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selangwaktu 5 menit, 10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normalpada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 90menit dengan one-sample Kolmogorov-Smirnov tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
9 9 9 9 9 9
7,4178 14,6233 18,1967 26,1522 23,1156 13,9778
3,73968 7,25071 7,04380 3,26766 4,20115 3,95573
,184 ,244 ,245 ,272 ,292 ,153
,184 ,244 ,245 ,272 ,292 ,091
-,157 -,194 -,119 -,196 -,220 -,153
,553 ,732 ,736 ,816 ,875 ,458
,920 ,658 ,651 ,519 ,428 ,985
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
t-10 t-20 t-30 t-45 t-60 t-90
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 15. Data uji homogenitas penentuan waktu reaksi mencit sebelumpemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit,10 menit, 15 menit setelah pengukuran WR normal pada saat t = 10menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit, dan 90 menit
Test of Homogeneity of Variances
1,576 2 6 ,282
2,558 2 6 ,157
1,200 2 6 ,365
5,054 2 6 ,052
2,030 2 6 ,212
2,070 2 6 ,207
t-10
t-20
t-30
t-45
t-60
t-90
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
Lampiran 16. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberianpetidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit,15 menit setelah pengukuran WR normal pada saat t = 10 menitdengan one-way Anova tests
ANOVA
t-10
5,798 2 2,899 ,164 ,852
106,083 6 17,681
111,882 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Lampiran 17. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberianpetidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit,15 menit pada setelah pengukuran WR normal pada saat t = 20menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-20
160,231 2 80,116 1,846 ,237
260,351 6 43,392
420,583 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 18. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberianpetidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit,15 menit setelah pengukuran WR normal pada saat t = 30 menitdengan one-way Anova tests
ANOVA
t-30
25,532 2 12,766 ,206 ,819
371,389 6 61,898
396,920 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Lampiran 19. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberianpetidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit,15 menit setelah pengukuran WR normal pada saat t = 45 menitdengan one-way Anova tests
ANOVA
t-45
17,962 2 8,981 ,799 ,493
67,459 6 11,243
85,421 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Lampiran 20. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberianpetidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit,15 menit setelah pengukuran WR normal pada saat t = 60 menitdengan one-way Anova tests
ANOVA
t-60
31,054 2 15,527 ,846 ,475
110,144 6 18,357
141,198 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 21. Data uji statistik penentuan waktu reaksi mencit sebelum pemberianpetidin dosis 9,1 mg/kg BB dengan selang waktu 5 menit, 10 menit,15 menit setelah pengukuran WR normal pada saat t = 90 menitdengan one-way Anova tests
ANOVA
t-90
47,098 2 23,549 1,810 ,243
78,084 6 13,014
125,182 8
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Lampiran 22. Kurva hasil orientasi penentuan pengukuran waktu reaksimencit sebelum pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BB denganselang waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit
KURVA ORIENTASI
0
5
10
15
20
25
30
0 20 40 60 80 100
menit ke-
PW
R
5'
10'
15'
Lampiran 23. Data perpanjangan waktu reaksi (PWR) dan purata PWR mencitmenjilat kaki belakang akibat pemberian aquadest (kontrol) padamenit ke 10, 20, 30, 45, 60, dan 90
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PWRR-4
PWRR-5
PWRR-6
PWRR-7
PurataPWR
10 -0,40 1,19 -0,10 -0,63 -0,22 -0,76 -2,80 -0,5320 0,17 0,38 0,15 0,00 0,27 -0,29 -1,06 -0,3830 1,31 -0,27 0,81 0,31 1,73 0,16 -0,90 0,4545 2,48 1,20 2,40 3,33 1,98 2,04 0,03 1,9260 2,39 0,48 0,59 0,76 0,80 1,93 -0,20 1,0590 0,20 0,03 0,03 0,35 0,52 0,99 -0,96 0,17
KeteranganPWR : Perpanjangan Waktu Reaksi mencitPWR R- : Perpanjangan Waktu Reaksi pada replikasi mencit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 24. Data perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit menjilat kakibelakang akibat pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BBkelompok perlakuan (tanpa diberi pra-perlakuan stres) padamenit ke 10, 20, 30, 45, 60, dan 90
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PWRR-4
PWRR-5
PWRR-6
PWRR-7
PurataPWR
10 7,19 4,73 19,78 7,18 19,99 3,70 11,17 10,5320 23,12 14,11 25,02 21,36 21,43 10,36 20,02 19,3530 25,68 25,43 30,13 24,65 29,86 15,96 23,21 24,9945 27,33 27,93 32,17 26,00 34,46 27,16 28,41 29,0760 26,50 21,34 27,58 22,99 29,22 25,28 25,16 25,4490 19,64 16,25 21,55 20,52 18,66 22,76 21,08 20,07
KeteranganPWR : Perpanjangan Waktu Reaksi mencitPWR R- : Perpanjangan Waktu Reaksi pada replikasi mencit
Lampiran 25. Data perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit menjilat kakibelakang akibat pemberian petidin dosis 9,1 mg/kg BBkelompok perlakuan (diberi pra-perlakuan stres) pada menit ke10, 20, 30, 45, 60, dan 90
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PWRR-4
PWRR-5
PWRR-6
PWRR-7
PurataPWR
10 5,42 3,78 1,67 2,87 4,05 5,02 6,30 4,1620 8,35 5,61 3,98 6,45 5,23 8,18 9,15 6,7130 16,17 19,99 21,79 13,81 10,56 18,28 15,00 16,5145 20,78 21,25 22,26 23,86 21,53 23,53 19,97 21,8860 20,41 17,68 13,62 21,22 20,34 17,26 17,76 18,3390 16,85 15,23 9,71 19,13 11,77 12,90 13,57 14,17
KeteranganPWR : Perpanjangan Waktu Reaksi mencitPWR R- : Perpanjangan Waktu Reaksi pada replikasi mencit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 26. Data uji distribusi normal perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencitpada kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kgBB, dan kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberipra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45menit, 60 menit, 90 menit dengan one-sample Kolmogorov-Smirnovtests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
21 21 21 21 21 21
4,7205 8,6662 13,9843 17,6238 14,9100 11,4657
6,05566 8,78690 10,96243 11,92548 10,74137 8,81099
,199 ,160 ,202 ,245 ,211 ,216
,199 ,160 ,202 ,218 ,211 ,216
-,135 -,140 -,113 -,245 -,206 -,142
,911 ,735 ,923 1,121 ,969 ,990
,377 ,652 ,361 ,162 ,305 ,281
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
t-10 t-20 t-30 t-45 t-60 t-90
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 27. Data uji homogenitas purata perpanjangan waktu reaksi mencitkelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit, 20 menit, 30 menit, 45 menit,60 menit, 90 menit
Test of Homogeneity of Variances
,762 2 18 ,481
1,426 2 18 ,266
,689 2 18 ,515
,736 2 18 ,493
,814 2 18 ,459
,296 2 18 ,747
t-10
t-20
t-30
t-45
t-60
t-90
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
Lampiran 28. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit padakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-10
431,890 2 215,945 12,891 ,000
301,530 18 16,752
733,420 20
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Lampiran 29. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit padakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 20 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-20
1357,558 2 678,779 65,465 ,000
186,635 18 10,369
1544,193 20
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 30. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit padakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 30 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-30
2174,705 2 1087,352 85,546 ,000
228,793 18 12,711
2403,498 20
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Lampiran 31. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit padakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 45 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-45
2769,036 2 1384,518 330,947 ,000
75,303 18 4,184
2844,339 20
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Lampiran 32. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit padakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 60 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-60
2219,074 2 1109,537 225,752 ,000
88,467 18 4,915
2307,542 20
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 33. Data uji statistik purata perpanjangan waktu reaksi mencit padakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 90 menit dengan one-way Anova tests
ANOVA
t-90
1462,580 2 731,290 146,111 ,000
90,091 18 5,005
1552,671 20
Between Groups
Within Groups
Total
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Lampiran 34. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit antarakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 10 menit dengan Post-Hoc tests (LSDtests)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: t-10
LSD
-11,06571* 2,18774 ,000 -15,662 -6,4694
-4,69000* 2,18774 ,046 -9,2863 -,0937
11,06571* 2,18774 ,000 6,4694 15,662
6,37571* 2,18774 ,009 1,7794 10,972
4,69000* 2,18774 ,046 ,0937 9,2863
-6,37571* 2,18774 ,009 -10,972 -1,7794
(J) Kelompok
Kelompok perlakuanpetidin
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin
(I) Kelompok
Kelompokkontrolnegatif
Kelompokperlakuanpetidin
Kelompokperlakuanpetidin danpra-perlakua
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig.LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 35. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit antarakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 20 menit dengan Post-Hoc tests (LSDtests)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: t-20
LSD
-19,40000*1,72118 ,000 -23,016 -15,784
-6,76143*1,72118 ,001 -10,377 -3,1454
19,40000*1,72118 ,000 15,7839 23,0161
12,63857*1,72118 ,000 9,0225 16,2546
6,76143*1,72118 ,001 3,1454 10,3775
-12,63857*1,72118 ,000 -16,255 -9,0225
(J) Kelompok
Kelompok perlakuanpetidin
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin
(I) Kelompok
Kelompokkontrolnegatif
Kelompokperlakuanpetidin
Kelompokperlakuanpetidin danpra-perlakua
MeanDifference
(I-J)Std.Error Sig.
LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 36. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit antarakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 30 menit dengan Post-Hoc tests (LSDtests)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: t-30
LSD
-24,53857* 1,90569 ,000 -28,54 -20,53
-16,06429* 1,90569 ,000 -20,07 -12,06
24,53857* 1,90569 ,000 20,53 28,54
8,47429* 1,90569 ,000 4,4706 12,48
16,06429* 1,90569 ,000 12,06 20,07
-8,47429* 1,90569 ,000 -12,48 -4,471
(J) Kelompok
Kelompok perlakuanpetidin
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin
(I) Kelompok
Kelompokkontrolnegatif
Kelompokperlakuanpetidin
Kelompokperlakuanpetidin danpra-perlakua
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig.LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 37. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit antarakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 45 menit dengan Post-Hoc tests (LSDtests)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: t-45
LSD
-27,14286* 1,09329 ,000 -29,44 -24,85
-19,96000* 1,09329 ,000 -22,26 -17,66
27,14286* 1,09329 ,000 24,85 29,44
7,18286* 1,09329 ,000 4,8859 9,4798
19,96000* 1,09329 ,000 17,66 22,26
-7,18286* 1,09329 ,000 -9,480 -4,886
(J) Kelompok
Kelompok perlakuanpetidin
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin
(I) Kelompok
Kelompokkontrolnegatif
Kelompokperlakuanpetidin
Kelompokperlakuanpetidin danpra-perlakua
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig.LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 38. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit antarakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 60 menit dengan Post-Hoc tests (LSDtests)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: t-60
LSD
-24,47429* 1,18501 ,000 -26,96 -21,98
-17,36286* 1,18501 ,000 -19,85 -14,87
24,47429* 1,18501 ,000 21,98 26,96
7,11143* 1,18501 ,000 4,6218 9,6010
17,36286* 1,18501 ,000 14,87 19,85
-7,11143* 1,18501 ,000 -9,601 -4,622
(J) Kelompok
Kelompok perlakuanpetidin
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin
(I)Kelompok
Kelompokkontrolnegatif
Kelompokperlakuanpetidin
Kelompokperlakuanpetidin danpra-perlaku
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig.LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 39. Data uji statistik perpanjangan waktu reaksi (PWR) mencit antarakelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB,kelompok perlakuan petidin dosis 9,1 mg/kg BB yang diberi pra-perlakuan stres pada saat t = 90 menit dengan Post-Hoc tests (LSDtests)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: t-90
LSD
-19,90000* 1,19583 ,000 -22,41 -17,39
-14,00000* 1,19583 ,000 -16,51 -11,49
19,90000* 1,19583 ,000 17,39 22,41
5,90000* 1,19583 ,000 3,3877 8,4123
14,00000* 1,19583 ,000 11,49 16,51
-5,90000* 1,19583 ,000 -8,412 -3,388
(J) Kelompok
Kelompok perlakuanpetidin
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin danpra-perlakuan stres
Kelompok kontrol negatif
Kelompok perlakuanpetidin
(I) Kelompok
Kelompokkontrol negatif
Kelompokperlakuanpetidin
Kelompokperlakuanpetidin danpra-perlakuan
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig.LowerBound
UpperBound
95% ConfidenceInterval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Lampiran 40. Perhitungan selisih kenaikan purata PWR antar kelompokKelompok perlakuan petidin terhadap kelompok kontrol :
Selisih Kenaikan PWR (10) = 10,53 – (- 0,53) = 11,06 detik
Selisih Kenaikan PWR (20) = 19,35 – (- 0,38) = 19,73 detik
Selisih Kenaikan PWR (30) = 24,99 – 0,45 = 24,54 detik
Selisih Kenaikan PWR (45) = 29,07 – 1,92 = 27,15 detik
Selisih Kenaikan PWR (60) = 25,44 – 1,05 = 24,39 detik
Selisih Kenaikan PWR (90) = 20,07 – 0,17 = 19,90 detik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres terhadap kelompokkontrol :
Selisih Kenaikan PWR (10) = 4,16 – (- 0,53) = 4,69 detik
Selisih Kenaikan PWR (20) = 6,71 – (- 0,38) = 7,09 detik
Selisih Kenaikan PWR (30) = 16,51 – 0,45 = 16,06 detik
Selisih Kenaikan PWR (45) = 21,88 – 1,92 = 19,96 detik
Selisih Kenaikan PWR (60) = 18,33 – 1,05 = 17,28 detik
Selisih Kenaikan PWR (90) = 14,17 – 0,17 = 14,00 detik
Kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres terhadap kelompokperlakuan petidin (tanpa diberi pra-perlakuan stres) :
Selisih Kenaikan PWR (10) = 4,16 – 10,53 = - 6,37 detik
Selisih Kenaikan PWR (20) = 6,71 – 19,35 = - 12,64 detik
Selisih Kenaikan PWR (30) = 16,51 – 24,99 = - 8,48 detik
Selisih Kenaikan PWR (45) = 21,88 – 29,07 = - 7,19 detik
Selisih Kenaikan PWR (60) = 18,33 – 25,44 = - 7,11 detik
Selisih Kenaikan PWR (90) = 14,17 – 20,07 = - 5,90 detik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 41. Tabel perhitungan selisih kenaikan purata PWR antar kelompok
KenaikanPWR (10)
(detik)
KenaikanPWR (20)
(detik)
KenaikanPWR (30)
(detik)
KenaikanPWR (45)
(detik)
KenaikanPWR (60)
(detik)
KenaikanPWR (90)
(detik)A 11,06 19,73 24,54 27,15 24,39 19,90
B 4,69 7,09 16,06 19,96 17,28 14,00
C - 6,37 - 12,64 - 8,48 - 7,19 - 7,11 - 5,90
Keterangan :A : perlakuan petidin terhadap kontrolB : perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres terhadap kontrolC : perlakuan petidin diberi pra-perlakuan stres terhadap perlakuan petidin
Lampiran 42. Contoh perhitungan PWR dan purata PWR
t PWRR-1
PWRR-2
PWRR-3
PWRR-4
PWRR-5
PWRR-6
PWRR-7
PurataPWR
10 -0,40 1,19 -0,10 -0,63 -0,22 -0,76 -2,80 -0,5320 0,17 0,38 0,15 0,00 0,27 -0,29 -1,06 -0,3830 1,31 -0,27 0,81 0,31 1,73 0,16 -0,90 0,4545 2,48 1,20 2,40 3,33 1,98 2,04 0,03 1,9260 2,39 0,48 0,59 0,76 0,80 1,93 -0,20 1,0590 0,2 0,03 0,03 0,35 0,52 0,99 -0,96 0,17
Rumus :
PWR (t) = WR mencit (t) – WR normal/basal
PWR R-1 (10) = 7,15 – 7,55 = - 0,14
PWR R-2 (10) = 7,70 – 6,51 = 1,19
PWR R-3 (10) = 8,19 – 8,29 = - 0,10
PWR R-4 (10) = 7,27 – 7,90 = - 0,63
PWR R-5 (10) = 8,38 – 8,60 = - 0,22
PWR R-6 (10) = 7,11 – 7,87 = - 0,76
PWR R-7 (10) = 6,00 – 8,80 = - 2,80
Purata PWR (10) =7
)80,2()76,0()22,0()63,0()10,0(19,1)14,0(
= - 0,53Keterangan :Cara perhitungan pada tabel selanjutnya juga menggunakan cara yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 43. Kurva purata PWR kelompok kontrol, kelompok perlakuan petidin,dan kelompok perlakuan petidin yang diberi pra-perlakuan stres
KURVA PWR
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
0 50 100
menit ke-
Pu
rata
PW
R
PWR Kontrol
PWR Kel.PerlakuanPetidin
PWR Kel. PerlakuanPetidin + Stres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
BIOGRAFI PENULIS
Penulis dilahirkan di Purwokerto pada tanggal 26
November 1987, merupakan anak pertama dari dua
bersaudara dari pasangan Eddy Santoso dan Jenny
Philantrofa dan diberi nama Widdy kurniawan
Santoso. Penulis menempuh pendidikan di SD
Santo Yoseph Purwokerto pada tahun 1993 – 1999.
Pada tahun 1999 – 2002 menmpuh pendidikan di SLTP N 01 Purwokerto,
kemudian melanjutkkan ke SMU Kolese De Britto Yogyakarta dan tamat pada
tahun 2005. Setelah itu melanjutkkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Selama di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, penulis pernah menjadi Asisten FTS Semi-Solid Liquid dan
Asisten Analisis Sediaan Obat Tradisional (ASOT) pada tahun 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI