persamaan diferensial

85
1 BAB I PENDAHULUAN I. Sebuah hubungan antara dua perubah x dan y dan turunan-turunan dari y ke x, yang berbentuk f(x, y, 2 2 , dx y d dx dy ,..... 0 ) n n dx y d disebut persamaan diferensial antara perubah x dan y. Jika turunan tertinggi yang terdapat dalam persamaan diferensial itu adalah turunan ke-n, maka persamaan diferensial disebut berordo n. Jika persamaan diferensial itu bulat dan rasional dalam turunan-turunan dari y ke x, maka tingkat tertinggi yang terdapat dalam turunan tertinggi disebut derajat persamaan diferensial. Contoh : 1) xy ( dy dx ) 5 – 2xy 2 ( dx dy ) 6 + y 2 ( dy dx ) 3 – ( 2 2 dx y d ) 2 – 4x = 0 adalah persamaan diferensial ordo 2 derajat dua. 2) ( 3 3 dx y d ) 4 – 2xy 2 ( dx dy ) 6 + x 3 2 2 dx y d = 0 adalah persamaan direfensial ordo tiga derajat empat. Jika dalam suatu persamaan diferensal terdapat tiga perubah x, y, z dan turunan-turunan parsial dari z ke x dan z ke y, maka persamaan diferensial disebut persamaan diferensial parsial. F(x,y,z, 0 ,...) , , , , 2 2 2 2 2 dxdy z d dx z d dx z d dy dz dx dz

Upload: moch-hasanudin

Post on 25-Oct-2015

486 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Persamaan Diferensial merupakan materi matakuliah matematika

TRANSCRIPT

Page 1: Persamaan Diferensial

1

BAB I

PENDAHULUAN

I. Sebuah hubungan antara dua perubah x dan y dan

turunan-turunan dari y ke x, yang berbentuk

f(x, y, 2

2

,dx

yd

dx

dy ,..... 0)

n

n

dx

yd

disebut persamaan diferensial antara perubah x dan y.

Jika turunan tertinggi yang terdapat dalam persamaan

diferensial itu adalah turunan ke-n, maka persamaan

diferensial disebut berordo n.

Jika persamaan diferensial itu bulat dan rasional dalam

turunan-turunan dari y ke x, maka tingkat tertinggi yang

terdapat dalam turunan tertinggi disebut derajat persamaan

diferensial.

Contoh :

1) xy (dy

dx)5 – 2xy2 (

dx

dy)6 + y2 (

dy

dx)3 – (

2

2

dx

yd)2 – 4x = 0

adalah persamaan diferensial ordo 2 derajat dua.

2) (3

3

dx

yd)4 – 2xy2 (

dx

dy)6 + x3

2

2

dx

yd = 0

adalah persamaan direfensial ordo tiga derajat empat.

Jika dalam suatu persamaan diferensal terdapat tiga

perubah x, y, z dan turunan-turunan parsial dari z ke x dan z

ke y, maka persamaan diferensial disebut persamaan

diferensial parsial.

F(x,y,z, 0,...),,,,2

2

2

2

2

dxdy

zd

dx

zd

dx

zd

dy

dz

dx

dz

Page 2: Persamaan Diferensial

2

Jika dalam suatu persamaan diferensial hanya terdapat dua

perubah � dan �, dan turunan-turunan dari � ke �, maka

persamaan diferensial disebut persamaan deferensial biasa.

II. Kesamaan Diferensial suatu berkas kurva

Jika C suatu parameter, maka persamaan

�(�, �, �) = 0 grafiknya berupa suatu berkas kurva.

Misalnya : 2

1) �� + �� – �� = 0 menyatakan berkas lingkaran

berpusat dititik asal 0.

2) �� – 2�� = 0 menyatakan berkas parabola yang

sumbu simetrinya adalah sumbu �.

Jika kedua rumus persamaan �(�, �, �) = 0

diturunkan ke �, didapat dx

dy

y

f

x

f.

= 0, yang pada

umumnya masih memuat parameter C.

Jika parameter C dihilangkan dari persamaan ini dan

persamaan �(�, �, �) = 0, maka persamaan hasil berbentuk

� ��, �,��

��� = 0, yang disebut persamaan diferensial berkas

kurva itu.

Ternyata bahwa suatu berkas kurva yang memuat satu

parameter C, persamaan diferensialnya berordo satu.

Contoh : Tentukan persamaan diferensial berkas parabola

�� = 2��, jika � suatu parameter.

Jawab : Jika kedua ruas persamaan �� = 2�� diturunkan ke

�, diperoleh 2���

��= 2�.

Page 3: Persamaan Diferensial

3

Jika parameter p dihilangkan, didapat y2 = 2xy dx

dy atau y =

2x dx

dy, yaitu persamaan diferensial yang diminta.

Diketahui berkas kurva f (x, y, c1, c2) = 0 dengan dua

buah parameter C1 dan C2.

Bagaimana cara menentukan persamaan diferensialnya ?

Jika kedua ruas diturunkan ke x, didapat = 0,

yang pada umumnya memuat parameter C1 dan C2.

Dengan menurunkan sekali lagi ke x, kita peroleh

.0.)(.22

2

2

22

2

2

y

yd

y

f

dx

dy

y

f

dx

dy

yx

f

x

f

Jika parameter C1 dan C2 dihilangkan dari ketiga persamaan

itu, maka persamaan hasil berbentuk F (x, y,

Ternyata bahwa suatu berkas kurva yang memuat

dua parameter C1 dan C2, persamaan diferensialnya berordo

dua.

Pada umumnya : suatu berkas kurva yang memuat n buah

parameter, persamaan diferensialnya berordo n.

Contoh :

Tentukan persamaan diferensial berkas parabola y2 = 2px + q,

jika p dan q adalah parameter.

Jawab : Jika kedua ruas y2 = 2px + q diturunkan ke x, didapat

2y dx

dy= 2p.

Jika diturunkan sekali lagi ke x, didapat 2 (2

22 2)

dx

ydy

dx

dy = 0.

dx

dy

y

f

x

f.

0),2

2

dx

yd

dx

dy

Page 4: Persamaan Diferensial

4

Karena persamaan terakhir ini tidak memuat p dan q maka jika

p dan q dihilangkan dari ketiga persamaan itu, persamaan

hasil adalah ( )2 + y = 2

2

dx

yd = 0, yaitu persamaan

diferensial yang diminta.

III. Penyelesaian suatu persamaan diferensial

Persamaan diferensial suatu berkas kurva dapat

diperoleh dengan menurunkan kedua ruas persamaan berkas

kurva itu, dan menghilangkan parameter.

Sebaliknya bila diketahui suatu persamaan diferensial, maka

dapat ditanyakan persamaan berkas kurva mula-mula, yang

disebut persamaan pokok. Persamaan pokok dapat diperoleh

dengan mengintegralkan persamaan diferensial yang

diketahui.

Menentukan persamaan pokok disebut menyelesaikan

persamaan diferensial. Dalam penyelesaian umum suatu

persamaan diferensial ordo n, terdapat n buah paramater.

Jika parameter – parameter itu diberi nilai tertentu, maka

diperoleh penyelesaian khusus (penyelesaian partikuler)

persamaan diferensial itu .

Contoh :

Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial x + y

dx

dy = 0.

Tentukan pula penyelesaian khusus, yang memenuhi syarat :

untuk x = 2 dx

dy = 1.

Jawab :

x + y dx

dy = 0 x dx + y dy = 0.

dx

dy

Page 5: Persamaan Diferensial

5

Jika kedua ruas diintegrasikan didapat x dx + y dy = C1 atau

½ x2 + ½ y2 = C1.

Penyelesaian umum : X2 + Y2 = C, yang menyatakan berkas

lingkaran berpusat di titik asal 0.

Jika dalam persamaan x + y dx

dy = 0 dimasukkan x = 2,

dx

dy =

1, maka y = -2.

Jika dalam persamaan x2 + y2 = C dimasukkan x = 2, y = -2,

maka C = 8.

Penyelesaian khusus : x2 + y2 = 8, yang menyatakan lingkaran

berpusat 0, berjari-jari 2V2.

BAB II

PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDO SATU DERAJAT SATU

Page 6: Persamaan Diferensial

6

Dalam persamaan diferensial ordo satu derajat satu F (x, y,

dx

dy) = 0, setiap pasang nilai x dan y menentukan satu nilai

dx

dy.

Dalam geometri berarti bahwa persamaan itu pada setiap titik P (x, y)

pada bidang koordinat menentukan satu arah dx

dy.

Menyelesaikan persamaan diferensail itu berarti menentukan kurva

pada bidang koordinat yang gradien singgung disetiap titiknya

memenuhi persamaan yang diketahui.

Bentuk umum persamaan diferensial ordo satu derajat satu

ialah f (x, y) + (x, y) = 0 atau f (x, y) dy + (x, y) dx = 0.

Dalam beberapa kejadian khusus, persamaan ini mudah

diselesaikan.

I. Persamaan diferensial dengan peubah terpisah

Persamaan yang dapat diubah ke dalam bentuk f (x) dx +

(y) dy = 0, yaitu koefisien dx merupakan fungsi x saja dan

koefisien dy merupakan fungsi y saja, disebut persamaan

diferensial dengan perubah terpisah.

Persamaan ini dapat diselesaikan dengan mengintegrasikan

kedua ruas, sehingga diperoleh f (x) dx + (y) dy = C.

Contoh 1

Selesaikan persamaan diferensial x (y2 – 1) dx – y (x2 -1) dy = 0

Jawab :

dx

dy

Page 7: Persamaan Diferensial

7

Persamaan diubah menjadi 11 22

y

ydx

x

x dy= 0

��

�� − 1�� − �

�� − 1�� = ��

1

2ln(�� − 1) −

1

2ln(�� − 1) =

1

2ln �

atau 1

12

2

y

x = C

Penyelesaian umum : x2 – 1 = C (y2 – 1)

Contoh 2

Selesaikan x dx

dy + (2x2 -1) cotg y = 0.

Jawab :

Persamaan diubah menjadi

x

x 12 2 dx + tg y dy = 0

� 2��� − ���

�+ �

sin �

cos ��� = 0

�� − ln � − ln cos � = ln �

ln ���= ln � + ln cos � + ln �

ln ���= ln(�� cos �)

Penyelesaian umum : ���= �� cos �

Soal-soal

Selesaikan persamaan diferensial

1. 21 y dx +

21 x dy = 0

2. (x2 – x) dy = (y2 + y) dx

Page 8: Persamaan Diferensial

8

3. 2xy (x + 1) dx

dy = y2 + 1

4. dx

dy + (1 – y2) tg x = 0

5. x (1 – x2) dx = (x2 – x + 1) y dx

II. Persamaan diferensial homogen

Persamaan berbentuk f(x

y) dx + (

x

y) dy = 0 disebut

persamaan diferensial homogen.

Persamaan itu dapat diselesaikan dengan substitusi u = x

y

atau y = ux, jadi dy = u dx + x du.

Persamaan menjadi f (u) dx + (u) . (udx + x du) = 0 atau [f(u)

+ u. (u)] dx + x . (u) du = 0 atau )(.)(

)(

uuuf

u

x

dx

du = 0, yaitu persamaan diferensial dengan persamaan

terpisah.

Contoh 3.

Selesaikan (x – u) dx + x du = 0

Jawab : Persamaan diubah menjadi (1 - x

u) dx + du = 0, yaitu

persamaan diferensial homogen.

Substitusi v = x

u atau u = vx . du = v dx + x dv

Persamaan menjadi :

(1 – v) dx + v dx + x dv = 0

Page 9: Persamaan Diferensial

9

dx + x dv = 0. x

dx + dv = 0

x

dx + dv = In C, In x + In ev = In C

xev = C . Penyelesaian umum x eu/x = C

Contoh 4

Selesaikan x dx

dy = y – x cos2

x

y

Jawab :

Persamaan diubah menjadi

x dy = (y – x cos2 x

y) dx

dy = (x

y - cos2

x

y) dx = 0

Substitusi u = x

y atau y = ux

Persamaan menjadi

u dx + x du = (u – cos2 u) dx = 0

x du + cos2 u dx = 0, x

dx+

u

du2cos

= 0

x

dx+

u

du2cos

= In C, In x + tg u + In C, In x + In e tg u = In

C, x e tg u = C.

Penyelesaian umum :

x e rg y/x = C.

Page 10: Persamaan Diferensial

10

SOAL-SOAL

Selesaikan persamaan diferensial

1. (2y e y/x – x) dx

dy + 2x + y = 0

2. (x2 – 2xy – y2) dx

dy = x2 + 2 xy – y2

3. x (x2 – 6 y2) dy = 4y (x2 + 3y2) dx

4. y – x dx

dy =

22 yx

5. (x + y)2 dx

dy = x2 – 2xy + 5y2

III. Persamaan Diferensial berbentuk

(ax + by + c) dx + (px + qy + r) dy = 0

Persamaan ini dapat dijadikan homogen, dengan substitusi

u = ax + by + c, v = px + qy + r

du = a dx + b dy, dv = p dx + q dy

Dengan aturan Cramer didapat

bpaq

dupdvady

bpaq

dvbduqdx

,

Persamaan menjadi :

u ( q du – b dv) + v (a dv – p du) = 0

(qu – pv) du + (av – bu) dv = 0

(q – p, u

v) du + (a.

u

v - b) dv = 0

yaitu persamaan diferensial homogen.

Page 11: Persamaan Diferensial

11

Contoh 5

Selesaikan persamaan diferensial dx

dy =

12

74

yx

yx

Jawab : Persamaan diubah menjadi

(4x – y + 7) dx – (2x + y – 1) dy = 0

Substitusi u = 4x – y + 7, v = 2x + y – 1

Maka du = 4 dx – dy, dv = 2 dx + dy

Jadi dx = 6

1 (du + dv), dy =

6

1 (4 dv – 2 du)

Persamaan menjadi

U (du + dv) – v(4 dv – 2 du) = atau (u + 2v) du + (u-4v) dv = 0

(1 + u

v2) dv = 0

Substitusi t = u

v atau v = tu, dv = t du + u dt

Persamaan menjadi

(1 + 2t) du + (1 – 4t) (t du + u dt) = 0

(1 + 3t – 4t2) du + u (1 – 4t) dt = 0

134

142

tt

t

u

du dt = 0,

15

3

145

8

tdt

td

du dt = 0

���

�+

8

5�

��

4� + 1+

3

5�

��

� − 1= 0

In u + 5

2In (4t + 1) +

5

3 In (t – 1) = ln C1

5 In u + 2 In (4t + 1) + 3 In (t-1) = In C2

u5 (4t + 1)2 (t-1)3 = C2

(4x – y + 7)5 .

32

74

822.

74

3312

yx

yx

yx

yx= C2

Page 12: Persamaan Diferensial

12

Penyelesaian umum :

(4x + y + 1)2 (-x + y – 4)3 = C

Kejadian khusus :

1) Jika aq – bp = 0 atau c

r

b

q

a

p , maka dengan

memisalkan b

q

a

p = m, persamaan menjadi (ax + by +

c) dx + [ m (ax + by) + r] dy = 0

Dengan substitusi u = ax + by, persamaan menjadi (u +

C) dx + (mu + r) dy = 0.

b

adxdu = 0 yaitu persamaan diferensial dengan

perubah terpisah.

2) Jika c

r

b

q

a

p (=m), maka persamaan dapat ditulis (ax

+ by + c) dx + m (ax + by + c) dy = 0 atau dx + m dy = 0

Penyelesaian umum : x my = C

Perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 6

Selesaikan (2x - 4y + 5) dy + (x -2y + 3) dx = 0

Jawab : [2(x – 2y) + 5] dy + (x – 2y + 3) dx = 0

Misalkan u = x – 2y, du = dx – 2 dy, maka (2u + 5) dy + (u

+ 3) (du + 2 dy) = 0

(4u + 11) dy + (u + 3) du = 0

dy +

114(4

1

4

1,0

114

3

udydu

u

u du = 0

Page 13: Persamaan Diferensial

13

01144

1

4

1

u

dududy

y + 16

1

4

1u In (4u + 11 = C1

Penyelesaian rumus :

Y + 16

1)2(

4

1 yx In (4x – 8y + 11) = C1

SOAL-SOAL

Selesaikan persamaan diferensial

1. (x – 5y + 5) dy + (5 = y + 1) dy = 0

2. (3y –x) dx

dy = 3x – y + 4

3. (4x + 2y – 1) dx = (2x + y + 2) dy

4. (3x – y + 1) dx = (-6x + 2y – 2) dy

IV. Persamaan Diferensial Linier

Suatu persamaan direfensial disebut linier, jika persamaan itu

berderajat satu dalam dx

dy dan y, jadi berbentuk

Persamaan ini dapat diselesaikan dengan dua cara yaitu :

a) Cara Bernoulli

b) Cara Lagrange (cara variasi parameter)

c) Cara Bernoulli

f (x) . dx

dy + (x) . y = (x)

Page 14: Persamaan Diferensial

14

Dengan substitusi y = u x v, maka dx

dy = u

dx

dv + v

dx

du

Persamaan menjadi

f(x)

dx

duv

dx

dvu + uv . (x) = (x) atau

u

)(.)( xv

dx

dvxf + v.f (x)

dx

du= (x)

Karena y dimisalkan sebagai hasil kali dua perubah baru u

dan v, maka antara u dan v (sebagai fungsi x) boleh diambil

sebarang hubungan lagi.

Hubungan ini dapat dipilih sehingga

f(x) dx

dy + v. (x) = 0,

)(

)(

xf

x

v

dv dx = 0

In v + )(

)(

xf

x dx = In C, jadi v = Ce - )(

)(

xf

x dx

Terdapat tak hingga banyak nilai v sebagai fungsi x yang

memenuhi.

Jika diambil C = 1, maka : V = Ce - )(

)(

xf

xdx

Untuk nilai v ini, persamaan menjadi

- )(

)(

xf

xdx . f(x)

dx

du = (x) atau

dx

du = )(

)(.

)(

)(

xf

xe

xcf

x dx , jadi

u = )(

)(.

)(

)(

xf

xe

xf

x dx + c

Page 15: Persamaan Diferensial

15

Dengan memasukkan nilai u dan v ini dalam y = u x v,

diperoleh penyelesaian persamaan diferensial linier itu.

Perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 7

Selesaikan x (1 – x2) dx

dy + (2x2 -1) y = ax3

Jawab :

Misalkan y = uv, maka dx

dy = u

dx

duv

dx

dv

Persamaan menjadi

X(a-x2) (u dx

duv

dx

dv ) _ (2x2 -1) uv = ax3 atau

u

)12()1( 22 xv

dx

dvxx + x (1 – x2 v

dx

du = ax3

Hubungan antara u dan v (sebagai fungsi x) dipilih

sehingga.

x(1 – x2) dx

dv + v (2x2 – 1) = 0 atau

v

dv+

)1(

122

2

xx

x

dx = 0,

v

dv + (-

2

1 +

xx

12

1

12

1

) dx

= 0

Cln = x)+ (1ln2

1

12

1

x

dx

x

dx

v

dv atau

v = Cx 22 11 xxx (C diambil 1)

Page 16: Persamaan Diferensial

16

Persamaan diferensial menjadi

X(a – x2 2xa dx

du= ax3, du =

22 )( xaxa

dxax

atau

u = a 22 1)( xxa

dxx = -

2

1a

2/32 )( xa d(1 –

x2) = 2xa

a

+ C

Penyelesaian umum y = uv = ax + Cx 2xa

a) Cara Lagrange (Cara variasi parameter)

Untuk menyelesaikan persamaan diferensial f(x) dx

dy +

(x) . y = (x), diselesaikan lebih dulu persamaan teredusir

f(x) dx

dy + (x) . y = 0, yang merupakan persamaan

diferensial dengan perubah terpisah.

Kita peroleh y

dy+ dx = 0, In y + )(

)(

xf

x dx = 0, In

y + )(

)(

xf

x dx = In C

Jadi y = Ce - )(

)(

xf

x dx, yang merupakan penyelesaian

umum persamaan teredusir dengan C sebagai parameter.

Sekarang parameter C dipasang sebagai fungsi x, dan akan

ditentukan fungsi ini sehingga memenuhi persaaan

diferensial linier (tidak teredusir).

)(

)(

xf

x

Page 17: Persamaan Diferensial

17

Jika kedua ruas persamaan In y + dxxf

x

)(

)( = In C

diturunkan ke x didapat y

1. dx

dy +

)(1

)(

x

x = c

1. dx

dc,

dimana ruas kiri identik dengan ruas kiri persamaan

diferensial linier.

y = C1 e - )(

)(

xf

xdx + e - )(

)(

xf

x dx . )(

)(

xf

x . e

)(

)(

xf

x dx

Perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 8

Selesaikan persamaan diferensial

x(1 – x2) dx

dy+ (2x2 – 1) y = ax3

Jawab : Diselesaikan persamaan teredusir

x(1 – x2) dx

dy + (2x2 – 1) y = 0

y

dy+

)1(

122

2

xx

x

=

dx

dc

c.

1 = ax3 atau

dC = 22 1)( xxa

dxax

, jadi C =

1

21C

x

a

Penyelesaian rumus :

Y = Cx 21 x = C1 x

21 x

Page 18: Persamaan Diferensial

18

SOAL-SOAL

Selesaikan persamaan diferensial berikut ini

1) x dx

dy - y = x3 + 1

2) x dx

dy + y = x In x

3) (x2 + 3) dx

dy = xy + 3 ?

V. Persamaan Bernoulli

Persamaan diferensial berbentuk

f (x) dx

dy + (x) . y = yn . (x)

Disebut persamaan Bernoulli

Persamaan ini dapat diubah menjadi persamaan diferensial

linier, jika kedua ruas dibagi yn. Didapat

f(x) . )(..)(.1

xyyxdx

dy

yn

n

Misalkan z = 1

1ny

. Y 1-n, maka

dx

dz=

ny

n1. dx

dy, atau

ny

1 . dx

dy =

n1

1. dx

dz

Persamaan menjadi :

dx

dz

n

xf.

1

)(

+ (x) . z = (x), yaitu suatu persamaan diferensial

linier.

Page 19: Persamaan Diferensial

19

Perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 9.

Selesaikan persamaan Bernoulli y’ cos x + y sin x + y3= 0

Jawab :

Cos x . dx

dy + y sin x = -y3

Kedua ruas dibagi y3, didapat 1sin

.cos

23

y

x

dx

dy

y

x

Substitusi � =�

��, maka ��

��= −

��

��

��

Persamaan menjadi −�

�cos �

��

��+ � sin � = −1

Atau cos x dx

dz - 2z sin x = 2

Substitusi z = uv, maka

Cos x ( u dx

dv+ v dx

du) – 2 u v sin x = 2 atau

u (cos x dx

dv - 2 v sin x) + v cos x

dx

du = 2

Hubungan antara u dan v dipilih sehingga cos x dx

dv - 2 v sin x =

0, v

dv -

x

x

cos

sin2 dx = 0 atau In v + 2 In cos x = In c v =

x

c2cos

untuk C = 1, maka v = x2cos

1

Page 20: Persamaan Diferensial

20

Persamaan menjadi

dx

du

x.

cos

1= 2, jadi u = 2 2cos dxx sin x + C

Maka z = u v = 22

1

cos

sin2

yx

cx

Penyelesaian umum :

y2 = Cxsin2

cos2

SOAL-SOAL

Selesaikan persamaan Bernoulli berikut ini.

1) xy1 = 4y – 4 y

2) xy1 = y + 2 xy2

3) x3 y1 = 2 x2y + y3

4) y1 + 2y = 2 xy y

VI. Persamaan Diferensial Eksak

Persamaan diferensial ordo satu derajat satu f (x,y) dx + (x, y)

dy = 0 disebut eksak, jika memenuhi syarat :

xy

f

Untuk dapat menyelesaikan persamaan diferensial eksak,

terlebih dulu kita perhatikan persoalan berikut ini.

Jika C suatu parameter, maka persamaan F (x, y, c) = 0

grafiknya merupakan berkas kurva.

Page 21: Persamaan Diferensial

21

Untuk menentukan persamaan diferensial berkas kurva itu,

kedua ruas persamaan F(x, y) = C diturunkan ke x, didapat :

dx

dy

y

F

x

F.

= 0

Jika parameter C dihilangkan dari kedua persamaan itu, maka

persamaan hasil ialah :

dx

dy

y

F

x

F.

= 0 atau 0

dy

y

Fdx

x

F

yaitu persamaan diferensial berkas kurva itu.

Ternyata merupakan persamaan diferensial eksak, sebab

memenuhi syarat :

)()(y

F

xx

F

y

Kesimpulan :

Penyelesaian umum persamaan diferensial eksak f(x, y) dx +

(x, y) dy = 0 berbentuk F (x, y) = C, dimana

x

F f(x, y) .... (1)

y

F

= (x, y) .... (2)

Untuk memperoleh F (x, y), kedua ruas persamaan (1)

diintegralkan ke x (berarti y tetap). Diperoleh

F(x, y) = f(x, y) dx + (y) ... (3)

Jika kedua ruas persamaan ini diturunkan persial ke y (berarti x

tetap), maka didapat

)(),( 1 ydxyxyy

Fx

Page 22: Persamaan Diferensial

22

Menurut persamaan (2) :

x

dxyxfy

yxy

F),(),( + 1 (y)

Dari persamaan ini dapat dicari 1 (y), kemudian dengan

mengintegrasikan ke y didapat (y).

Jika nilai (y) ini dimasukkan dalam persamaan (3), terdapatlah

F (x, y).

Penyelesaian umumnya adalah F (x, y) = C.

Untuk mendapatkan F(x, y), dapat juga kedua ruas

persamaan (2) diintegrasikan ke y (berarti x tetap).

Didapat F(x, y) = (x, y) dy + (x), dst nya.

Contoh 10

Selesaikan persamaan diferensial eksak (cos x – x cos y) dy –

(sin y + y sin x) dx = 0.

Jawab :

Penyelesaian umum berbentuk F (x, y) = C, dimana

x

Fsin y – y sin x ... (1)

y

F cos x – x xos y .... (2)

Jika kedua ruas persamaan (1) diintegrasikan ke x (berarti y

tetap), didapat F (x, y) – x sin y + y cos x - 1 (y)

Page 23: Persamaan Diferensial

23

Jika diturunan parsial ke y, maka

y

F-x cos y + cos x + 1 (y)

Menurut persamaan (2) maka

-x cos y + cos x + 1 (y) = cos x – x cos y, sehingga 1 (y) = 0

atau (y) = C1.

Penyelesaian umum –x sin y + y cos x = C

Contoh 11

Tunjukkan bahwa persamaan diferensial (x arcsin x

y + arcsin

x) dx + 22 yx dy = 0 adalah eksak, kemudian selesaikan

persamaan itu.

Jawab :

x

(x arcsin

x

y+ arcsin x) = x .

22 /

1

xya

x

=

22 yx

x

sedangkan x

22 yx =

222

2

yx

x

=

22 yx

x

Jadi persamaan digerensial itu eksak.

Penyelesaian umum adalah F (x, y) = C, dimana

xx

F

arcsin

x

y + arcsin x … (1)

dan y

F

= 22 yx ..... (2)

Page 24: Persamaan Diferensial

24

Jika kedua ruas persamaan (2) diintegrasikan ke y (berarti x

tetap), didapat

F (x, y) = dyyx 22

Dengan substitusi y = x sin t diperoleh

F (x, y) = 2

2

1cos.cos xdttxtx (1 + cos 2t) dt

= ½ x2 (t + ½ sin 2t)

= ½ x2 arcsin x

y + ½ x2 .

x

y . )(1

2

2

xx

y

= ½ x2 arcsin x

y + ½ y 22 yx + (x)

Jika diturunkan parsial kex (berarti y tetao) didapat

x

F

= x arcsin

x

y + 1 (x)

Menurut (1) : x arcsin y

x + 1 (x) =

x arcsin x

y + arcsin x, jadi 1 (x) = arcsin x

Maka (x) = arcsin x dx

= x arcsin x - x . 21 x

dx

= x arcsin x + +C1

Penyelesaian umum :

½ x2 arcsin x

y+ ½ y 22 yx + x arcsin x +

21 x = C

2xa

Page 25: Persamaan Diferensial

25

SOAL-SOAL

Selesaikan persamaan diferensial eksak

1) (2x3 + 3y) dx + (3x + y – 1) dy = 0

2) y (x2 y2 + 2) dx + x (2 + x2 y2 dy = 0

3) y

x2

dy + 2x In y dx = 0

4) 2

22

)1(

)1()1(

xy

dyxdxy

= 0

5) ex (x2 + y2 + 2x) dx + 2ex y dy = 0

VII. Faktor Integrasi

Jika persamaan diferensial ordo satu derajat satu f (x, y) dx +

(x, y) dy = 0 tidak eksak, berarti xy

f

7. Maka dapat

ditentukan sebuah fungsi v (x, y), sehingga v. F (x, y) dx + v.

(x, y) dy = 0 menjadi eksak.

Syaratnya ialah :

y

[v. f (x, y)] =

x

[v . (x, y)] atau

v . y

f

+ f .

x

v

= v.

x

+ .

x

v

Karena persamaan ini adalah persamaan diferensial parsial,

maka pada umumnya fungsi v (x, y) tidak dapat dicari

Hanya dalam kejadian-kejadian khusus saja fungsi v dapat

dicari.

Page 26: Persamaan Diferensial

26

Fungsi v ini disebut faktor integrasi.

Beberapa kejadian khusus :

1) Jika v merupakan fungsi x saja, maka v dapat dicari dari

persamaan

v. x

y

xv

y

f

..

atau

v

dv =

xy

f

dx, dimana

xy

f

= f (x).

Jadi In v = )(xf dx atau v = e

Jika v merupakan fungsi y saja, maka dapat dicari dari

persamaan

v . x

yv

y

vf

y

f

.. atau

v

dv =

f

y

f

x

v

dx, dimana f

y

f

x

= g (x).

Jadi In v = g (y) atau v = e.

Contoh 12

Selesaikan persamaan diferensial

(x2 + y2 + x) dx + xy, dy = 0

Jawab :

f(x, y3w) = x2 + y2 + x dan (x, y) = xy. Maka

xxy

yyxy

f

12

= f (x)

Page 27: Persamaan Diferensial

27

Jadi v = e x

dx = e In x = x. Maka

X(x2 + y2 + x) dx + x2y dy = 0 adalah persamaan diferensial

eksak.

Penyelesaian umum ialah F (x, y) = C, dimana

x

F x (x2 + y2 + x) .... (1)

dan y

F

= x2 y ............ (2)

Jika kedua ruas persamaan (2) diintegralkan ke y, diperoleh

F(x, y) = x2 y dy = ½ x2 y2 + (x)

Jika diturunkan parsial ke x, didapat

x

F xy2 + 1 (x) = x (x2 + y2 + x), jadi

(x) = x3 + x2 atau

(x) = (x3 * x2) dx = ¼ x4 + 1/3 x3 + C1

Penyelesaian umum : ½ x2y2 + ¼ x4 + 1/3 x3 = C.

Contoh 13

Selesaikan persamaan diferensial

(2xy4ey + 2 xy3 + y) dx + (x2 y4 ey – x2 y2 – 3x) dy = 0

Jawab : Dalam soal ini

f(x, y) = 2 xy4 ey + 2 xy3 + y dan

(x, y) x = x2y4ey – x2 y2 – 3x.

Ternyata bahwa xy

f

, jadi tidak eksak

Page 28: Persamaan Diferensial

28

Dicoba diselidiki bentuk ( fy

f

x:

)122(

)1628(32223

24324

xyexyy

xyexyexyxyexy

f

y

f

xy

yyy

= - )(4

)12.2(

48.823

23

ygyxyexyy

xyexyy

y

-4 ydy

- 4 In y

Jadi v = e = 4

1

y

Diperoleh persamaan diferensial eksak

(2 xoy + )3

12

y

x dx + (x2ey - )

342

2

y

x

y

x dy = 0

Penyelesaian umum berbentuk F (x, y) = C

Dimana

x

F2 xyy +

y

x2+

3

1

y

Jadi

x

F x2 ey -

42

2 3

y

x

y

x , dan seterusnya

Contoh 14

Persamaan diferensial

y(2xy + 1) dx + x (1 + 2xy – x3 y3) dy = 0 mempunyai faktor integrasi

yang merupakan fungsi xy.

Carilah faktor integrasi itu, kemudian selesaikan persamaan itu.

Page 29: Persamaan Diferensial

29

Jawab :

Misalkan v = f (u) dimana u = xy. Maka persamaan diferensial

vy (2xy + 1) dx + xv (1 + 2 xy – x3 y3) dy = 0 harus eksak,

Syaratnya adalah :

v (4 xy + 1) (2xy2 + y) du

dv. y

v

= v (1+ 4 xy – 4 x3 y3) + (x + 2

x2y – x4 y3) du

dv . x

v

.

Karena y

u

= x dan

x

u

= y, maka

v (1 + 4 xy + 4 x3 y3) + (x + 2 x2 y – x4 y3) y. u

v

, atau 4 vu3 +

u4 u

v

= 0, 4 v + u

u

v

= 0, In v + 4 In u = In C, v. v4 =

Jika diambil C = 1, maka v = 444

11

yxu

Persamaan diferensial eksak

34

12

yx

xy dx +

43

3321

yx

yxxy = dy = 0.

Penyelesaian umum ialah F (x, y) = C, dimana

34

12

yx

xy

x

F

..... (1) dan

y

F

=

43

3321

yx

yxxy, . (2)

Page 30: Persamaan Diferensial

30

Jika kedua ruas persamaan 91) diintegralkan ke x, didapat

F (x, y) = 3

1

y

43

12(

xx

y) dx = -

3322 3

11

yxyx + (y)

Jika diturunkan parsial ke y, didapat

y

F

= )(

12 1

4322y

yxyx =

43

3321

yx

yxxy, jadi

1 (y) = - y

1, (y) = - In y + C1

Penyelesaian umum

- 3322 3

11

yxyx = In y + C

Contoh 15

Persamaan diferensial

(x + x4 + 2 x2y2 + y4) dx + y dy = 0 menjadi faktor integrasi

yang merupakan fungsi x2 + y2.

Tentukan faktor integrasi itu.

Jawab :

Misalkan v = f (u), dimana u = x2 + y2

Maka persamaan v (x + x4 + 2 x2 y2 + y4) dx + vy dy = 0 harus

eksak.

Syaratnya ialah

v (4 x2y + 4 y3) + (x + x4 + 2 x2y2 + y4) du

dv. y

u

= y du

dv. x

u

Page 31: Persamaan Diferensial

31

Karena y

u

= 2 y dan

x

u

= 2x, maka

v (4 x2y + 4 y3) + (x + x4 + 2 x2y2 + y4) . 2y u

v

= 0

2 yu (2v + u u

v

) = 0,

v

dv + 2

u

dv = 0

In v +2 In u = In C atau vu2 = C

Jika diambil C = 1, maka v = 2222 )(

11

yxu

SOAL-SOAL

1) Tunjukkan bahwa v (x, y) = xy2 + 1 adalah faktor integrasi

persamaan diferensial (y4 – 2y2) dx + (3 xy3 – 4 xy + y) dy = 0.

Kemudian selesaikan persamaan itu.

2) Persamaan (1 – xy) dx + (1 – x2) dy = 0 mempunyai factor

integrasi yang merupakan fungsi x. Selesaikan persamaan itu.

3) Persamaan dx + [1 + (x + y) tg y] dy = 0 mempunyai faktor

integrasi yang merupakan fungsi x + y.

Selesaikan persamaan itu.

4) Persamaan (3 xy3 -4 xy + y) dy + y2 (y2 – 2) dx = 0

mempunyai faktor integrasi yang merupakan fungsi xy2.

Tentukan faktor integrasi itu.

5) Tunjukkan bahwa v (x, y) = (1 + x2 + y2 = 2

3

Faktor integrasi persamaan diferensial (1 * y2) y dx + (1 + x2) x

dy = 0

Selesaikan persamaan itu.

Page 32: Persamaan Diferensial

32

BAB III

PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDO

& DERAJAT SATU

I. Persamaan diferensial berbentuk

n0 n

n

dx

yd a1 1

1

n

n

dx

yd + a2 2

2

n

n

dx

yd + ... + an-1

dx

dy+ any=

f(x) dimana koefisien a0, a1, a2, … an adalah fungsi x, diebut

persamaan diferensial ordo n derajat satu.

Persamaan yang diperoleh jika ruas kanan disamakan nol,

disebut persamaan teredusir.

Jika koefisien a0, a1, a2 … an adala suatu konstanta, maka

persamaan disebut persamaan diferensial ordo n derajat satu

dengan koefisien konstanta.

II. Penyelesaian umum persamaan teredusir

Jika y = y1 sebuah penyelesaian khusus persamaan teredusir

a0 n

n

dx

yd + a1 1

1

n

n

dx

d + … + an-1 . + any = 0

Maka y = C1y1 (c1 suatu parameter) juga merupakan

penyelesaian khusus, sebab ini berarti bahwa setiap suku ruas

kiri dikalikan dengan c1.

Jika y = y2 penyelsaian khusus yang lain, maka y = c2y2 (c2

suatu parameter) juga merupakan penyelesaian khusus.

Akibatnya y = c1y1 + c2y2 adalah penyelesaian khusus.

dx

dy

Page 33: Persamaan Diferensial

33

Umum jika diketahui n buah penyelesaian khusus y = y1, y = y2

y = y3 .... y = yn, maka penyelesaian umum persamaan

teredusir adalah...

Y = c1y1 + c2y2 + c3y3 + .... + cnyn, yang memuat n buah

parameter.

III. Penyelesaian persamaan teredusir dengan koefisien

konstanta

Menurut metode Euler dimisalkan

y = e tx

dimana konstanta t akan ditentukan, sehingga memenuhi

persamaan teredusir.

Jika y = etx, maka = t e tx, 2

2

dx

yd = t2 etx,

3

3

dx

yd

= t3etx, ...... n

n

dx

yd = tn etx

Jika nilai-nilai ini dimasukan dalam persamaan teredusir

a0 n

n

dx

yd+ a1 . 1

1

n

n

dx

yd+ .... + an-2 2

2

dx

yd + an-1 .

dx

dy + an . y =

0

kita peroleh

etx (aotn + a1 tn-1 + a2tn-2 + …. + an-2 t2 + an-1t + an) = 0

atau F (t) = ao tn + a1tn-1 + …. + an-2 t2 + an-1+ an = 0

Persamaan berderajat n dalam t ini disebut persamaan

karakteristik.

Misalkan akar-akar persamaan karakteristik ini t1, t2, t3 .... tn

Berarti y = et1x, y = e t2x ...., y = e txx

Adalah penyelesaian khusus.

Maka penyelesaian umumnya adalah...

Y = c1e t1x + c2e t2x + c3et3x + ..... + cn e tnx

Contoh 16

dx

dy

Page 34: Persamaan Diferensial

34

Selesaikan persamaan diferensial y111 ... 2 y11 – 5 y1 + 6 y = 0

Jawab :

Dengan substitusi y = e tx, diperoleh persamaan karakteristik

F (t) = t3 – 2 t2 – 5t + 6 = 0

(t – 1) ( t – 3) (t + 2) = 0

Akar-akarnya t1 = 1, t2 = 3, t3 = -2.

Penyelesaian umum y = c1 ex + c2 e 3x + c3 e-2x

Beberapa kejadian khusus

1. Jika persamaan karakteristik mempunyai dua akar

kompleks sekawan a + bi dan a – bi , maka penyelesaian

umumnya :

y = c1 e (a + bi) x + c2 e (a – bi) x

= eax (c1 ebxi + c2 e –bxi)

= eax (c1 (cos bx + I sin x) + c2 (cos bx – i sin bx)

= oax [(c1 + c2) cos bx + i (c1 – c2) sin bx]

Misalkan c1 + c2) cos bx + i (c1 – c2) = c4

Penyelesaian umum menjadi

y = oax (c3 cos bx + c4 sin bx)

Contoh 17

Selesaikan persamaan diferensial

y11 – 2 y1 + 5y = 0

Jawab :

Persamaan karakteristik F (t) = t2 – 2t + 5 = 0

Akar-akarnya t1 = 1 + 2i, t2 = 1 – 2i

Penyelesaian umum

y = 0x (c1 cos 2x + c2 sin 2x)

Page 35: Persamaan Diferensial

35

2. Jika persamaan karakteristik mempunyai dua akar yang

sama, misalnya t1 = t2, maka penyelesaian umum bukan

y = c1 e t1x + c2 e t1x = (c1+ c2) e t1x , tetapi

y = c1 e t1x + c2 xe t1x = (c1 + c2) e t1x

Bukti : Persamaan karakteristik

F(t) = ao (t – t1) (t – t2) = ao (t – t1)2 = 0. Maka

F1 (t)= 2 ao (t-t1). Jadi F (t1) = 0 dan F1 (11) = 0

Persamaan a0y11 + a1y1 + a2y = 0 dapat ditulis secara lain,

sebagai berikut :

Jika operator ao 2

2

dx

d + a1

dx

d + a2 disebut

Maka ao 2

2

dx

yd + a1

dy

dx + a2 y dapat ditulis (y)

Sehingga (e t1x) = e t1x . F (t1) = 0

Jika diturunkan ke t1 didapat

(x e t1x) = e t1x . F-1 (t1) + x e . F (t1) = 0

Berarti y1 = e dan y2 = x e t1x adalah penyelesaian khusus.

Penyelesaian umumnya

Y = c1 e t1x + c2 xe t1x = (c1 + c2x) e t1x

Catatan :

Jika persamaan karakteristik mempunyai n buah akar

yang sama, misalnya t1 = t2 = t3 = ... tn ( = t), maka

penyelesaian umumnya

Y = (c1 + c2 x + c3 x2 + ... + cn xn-1 . e tx

Contoh 18

Selesaikan persamaan diferensial

y111 – 6 y11 + 12 y1 – 8 y = 0

Jawab :

Page 36: Persamaan Diferensial

36

F (t) = t3 – 6 t2 + 12 t – 8 = (t – 2)3 = 0

Akar-akarnya t1 = t2 = t3 = 2

Penyelesaian umum y = (c1 + c2 x + c3 x2) e2x

3. Jika persamaan karakteristik mempunyai dua pasang

akar kompleks sekawan yang sama, misalnya a + bi, a –

bi, a + bi dan a – bi, maka penyelesaian umumnya.

y = eex [(c1 + c2x) cos bx + (c3 + c4x) sin bx]

Contoh 19

Selesaikan persamaan diferensial

y111 + 8 y11 + 16 y = 0

Jawab :

Dengan substitusi y = etx, kita peroleh

F (t) = t4 + 8 t2 + 16 = (t2 + 4) 2 = 0

Akar-akarnya t1 = 2i, t2 = -2i, t2 = -2i

Penyelesaian umum :

y = (. C1 + c2 x) cos 2x + (c3 + c4 x) sin 2x.

IV. Penyelesaian persamaan teredusir dengan koefisien

fungsi x.

Jika koefisien persamaan teredusir berbentuk

Ap = Ap (a + bx)n-p , dimana Ap suatu konstanta, sehingga

persamaan berbentuk

Ao (a + bx)n . n

n

dx

yd + A1 (a + bx)n-1 .

1n

1n

dx

yd

+ ... +

An-1 (a + bx) dx

dy + Any = 0, maka persamaan itu dapat diubah

menjadi persamaan dengan koefisien konstanta, dengan

substitusi

a + bx = eu atau u = In (a + bx)

Page 37: Persamaan Diferensial

37

Sebab dx

dy =

du

dy .

bxa

b

atau (a + bx)

dx

dy = b

du

dy

Jika kedua ruas diturunkan kex, didapat

Contoh 21

Selesaikan Persamaan x2y11 + 3 xy1 + y = 0

Jawab :

Misalkan x = eu atau u = In x.

Maka dx

dy = du

dy . x

1 atau x

dx

dy = du

dy

Jika kedua ruas diturunkan ke x, didapat :

x 2

2

dx

yd + dx

dy =

2

2

du

yd . x

1 atau x2

2

2

dx

yd =

2

2

du

yd - du

dy

Persamaan menjadi :

2

2

du

yd- du

dy + 3

du

dy + y = 0 atau

2

2

du

yd + 2

dx

dy + y = 0

Dengan substitusi y = etu diperoleh persamaan karaktersitik

F (t) = t2 + 2t + 1 = (t + 1)2 = 0

Akar-akarnya t1 = t2 = -1

Penyelesaian Umum

Y = (c1 + c2u) etu = (c + c2u) e- u = x

1 (c1 + c2 In x)

Contoh 21

Selesaikan persamaan diferensial

(1 + x)3 y111 + (1 + x)2 y11 + 3 (1 + x) y1 – 8 y = 0

Page 38: Persamaan Diferensial

38

Jawab :

Misalkan 1 + x = eu atau u = In (1 + x)

Maka dx

dy = du

dy .

x1

1 atau (1 + x)

dx

dy = du

dy

Jika kedua ruas diturunkan ke x, didapat

(1 + x) 2

2

dx

yd + dx

dy =

2

2

du

yd -

x1

1 atau (1 + x)2

2

2

dx

yd =

2

2

du

yd - dx

dy

Jika diturunkan lagi ke x didapat

(1 + x)2 3

3

du

yd+ 2 (1 + x)

2

2

dx

yd =

3

2

du

yd- dx

dy + 3

du

dy- 8 y =

0 atau

3

3

du

yd - 2

2

2

du

yd + 4

du

dy - 8 y = 0

Dengan substitusi y = e tu, diperoleh persamaan karakteristik

t3 – 2 t2 + 4 t – 8 = 0

(t – 2) (t2 + 4) = 0

t = 2, t = 2i atau t = -2i

Penyelesaian Umum

y = c1 e2u + c2 cos 2u + c3 sin 2u

= c1 (1 + x)2 + c2 cos In (1 + x)2 + c3 sin In (1 + x)2

V. Penyelesaian persamaan tak teredusir

Penyelesaian umum persamaan tak teredusir dapat diperoleh

dari penyelesaian umum persamaan teredusir (yang disebut

fungsi komplementer) dengan menambah sebuah fungsi x,

yaitu yp = F (x) yang disebut penyelesaian partikulir.

Penyelesaian umum berbentuk

Page 39: Persamaan Diferensial

39

y = c1y1 + c2y2 + …. + cnyn + f (x), dimana F (x) masih akan

ditentukan sehingga memenuhi persamaan tak teredusir dan

memuat n buah parameter.

Penyelesaian partikulir F (x) dapat ditentukan dengan cara

koefisien tak tentu.

Cara ini dipakai, jika ruas kanan dari persamaan tak teredusir

merupakan fungsi x yang mudah, yaitu fungsi yang dapat

dinyatakan sebagai jumlah suku-suku berbentuk c xP e qx, C

xp e ax cos bx dan Cxp eax sin bx, dimana p adalah bilangan

cacah dan q, a, b dan c suatu konstanta.

Contoh 22.

Selesaikan persamaan y11 – 5y1 + 6 y = x2 + x – 2

Jawab : Persamaan teredusir :

y11 – 5 y1 + 6 y = 0

Dengan substitusi y = etx, diperoleh persamaan karakteristik F

(t) = t2 – 5t + 6 = 0, (t –2) (t-3) = 0, jadi t1 = 2, t2 = 3.

Penyelesaian umum y = C1 e2x + C2 e3x + F (x)

Maka y1 = 2c1 e2x + 3 c2 e3x + F1 (x)

Y11 = 4 c1 e2x + 9 c2 e3x + F11 (x)

Jika nilai y . y1 dan y11 dimasukkan dalam persamaan yang

diketahui, didapat F11 (x) – 5 F1 (x) + 6 F (x) = x2 + x – 2.

Misal F (x) = ax2 + bx + c

Maka F1(x) = 2 ax + b dan F11 (x) = 2a.

Diperoleh 6 (ax2 + bx + c) – 5 (2ax + b) + 2a = x2 + x – 2

Atau 6 ax2 + (6 b-10 a) x + 6c – 5b + 2a = x2 + x – 2

Page 40: Persamaan Diferensial

40

Koefisien x2 : 6a = 1 a + 6

1

Koefisien x : 6 h – 10 a = 1 b = 9

4

Konstanta : 6c – 5b + 2a = -2 C = -54

1

Penyelesaian umum :

y = c1 e2x + c2 e3x + 6

1 x2 +

9

4x -

54

1

Contoh 23

Tentukan penyelesaian umum persamaan

y11 + y1 + y = cos x

Jawab :

Persamaan teredusir y11 + y1 + y = 0

Substitusi y = etx, maka F (t) = t2 + t + 1 = 0

Akar-akarnya t1 = - ½ + ½ i V3, t2 = - ½ - ½ i V3

Penyelesaian Umum :

Y = e1/2 x (c1 cos 1/2x V3 + c2 sin ½ x V3) + f (x)

Karena ruas kanan memuat bentuk cos x

Maka dimisalkan F (x) = a sin x + b cos x

Jadi F1 (x) = a cos x – b sin x

F11 (x) = -a sin x – b cos x

Kita peroleh :

-a sin x – b cos x + a cos x – b sin x + a sin x + b cos x = a cos

x b sin x = cos x.

Maka a = 1 , b = 0

Penyelesaian umum :

Y = e-1/2x (c1 cos ½ x V3 + c2 sin ½ x V3_ + sin x.

Page 41: Persamaan Diferensial

41

SOAL-SOAL

Selesaikan persamaan berikut ini :

1) y11 + y1 – 6y = 8 e3x

2) y11 – 3 y1 – 4y = 10 cos 2x

3) y11 – 5 y1 + 6y = 4 x2+ ex

4) y11 – 2 y1 + y = x3 – 6 x2

5) (2 + 3x)2 y11 + 3 (2 + 3x) y1 – 9 y = 6 (2 + 3x)2

6) Sebuah kurva memenuhi persamaan diferensial y11 – 2y1

+ y = x2, melalui titik A (0,8), sedangkan garis

singgungnya di titik A bersudut 45o dengan sumbu x

positif.

Tentukan persamaan kurva itu.

Page 42: Persamaan Diferensial

42

BAB IV

PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDO SATU DERAJAT n

I. Penyelesaian ke p = du

dy

Jika persamaan diferensial ordo satu derajat n yang berbentuk

f (x, y, du

dy) = 0 dapat diselesaikan ke p, maka diperoleh n

buah penyelesaian untuk p, yang masing-masing merupakan

fungsi x dan y. Misalkan penyelesaian p1 = f1 (x, y), P2 = f2 (x,

y) …. Pn = fn (x, y) yang masing-masing berdejatar satu dalam

p.

Jika penyelesaian persaman-persamaan diferensial itu adalah

F1 (x, y, c) x F2 (x, y, c) X … X Fn (x, y, c) = 0

Dimana parameter c1, c2 … cn boleh diambil sama.

Contoh 24.

Selesaikan persamaan x2 p2 + 3 xyp + 2 y2 = 0

Jawab : Jika diselesaikan ke p, didapat

P = 22

3

x

xyxy, jadi P1 = -

x

y, p2 = -

x

y2

Dari p1 = du

dy = -

x

ydiperoleh

y

dy + x

dx = 0

Jdi penyelesaiannya x2y – c = 0

Dari P2 = du

dy = -

x

y2diperoleh

y

dy +

x

dx2 = 0.

Jadi penyelesaian x2y – C = 0. Maka penyelesaian umum

persamaan yang ditanyakan ialah (xy – C) (x2y – c = 0

Page 43: Persamaan Diferensial

43

Dari P2 = dx

dy = -

x

y2 diperoleh

y

dy +

x

dx2 = 0. Jadi

penyelesaiannya x2y – C = 0. Maka penyelesaian umum

persamaan yang ditanyakan ialah (xy – C) (X2y – C) = 0

II. Penyelesaian ke y

Persamaan diferensial ordo satu derajat n dikatakan dapat

diselesaikan y, jika dapat ditulis berbentuk y = f (x, p)

Jika kedua ruas diturunkan ke x, didapat.

P = dx

dp

p

f

x

f.

Jika penyelesain persamaan diferensial ini adlaah F (x, p, c) =

0, maka dengan menghilangkan p dari persamaan ini dan

persamaan diferensial yang diketahui, diperoleh persamana

yang diketahui.

Contoh 25

Selesaikan persamaan xp2 – 2 yp = x

Jawab : Jika diselesaikan ke y didapat

= p

xyppx

2

2( 2

= 2

1

2

22 )1()1(

pdx

dppx

dx

dpxppp

atau

p 3 = p3 – p + xp2 dx

dp - xp2

dx

dp + x

dx

dp

Page 44: Persamaan Diferensial

44

(p2 +1) dx

dp = p )1( 2 p x

dx

dp = p

x

dp = 0, in p – in c, jadi p = cx

parameter p dihilangkan dari persamaan p = cx dan xp2 – 2 yp

= x dapat x (c2x2) – 2y. cx=x atau c2 x 2 - 2 cy -1=0,

itu penyelesaian umum persamaan yang diketahui

III. Penyelesaian ke X

Persamaan diferensial ordo satu derajat n dikatakan dapat

dielesiakan ke x, jika dapat ditulis berbentuk x = f (y, p).

Kedua ruas diturunkan ke y, didapat :

dy

dp

p

f

y

f

p.

1

Penyelesaian persamaan ini adlaah F (y, p, c) = 0, maka

dengan menghilangkan p dari persamana ini dan persamaan

diferensial yang di lalui, diperoleh penyelesiaan umum yang

ditanyakan.

Contoh 26.

Selesaikan persaman xp2 – 2 yp = x

Jawab : Jika diselesaikan ke x, didapat

x = 1

22 p

yp

Jika kedua ruas diturunkan ke y, maka

22

2

)1(

2.()1(

21

p

dy

dppypp

dy

dpyp

p atau

Page 45: Persamaan Diferensial

45

(p2 – 1)2 = 2p (p2 – 1) ( y dy

dp+ p) – 3 yp3

dy

dp

= -2p (p2 + 1) y dy

dp + 2 p2 (p2 – 1)

- (p2 – 1) (p2 + 1) = -2p (p2 + 1) y dy

dp

p2 – 1 = 2 py dy

dp

1

2

2

p

dpp = y

dp

In (p2 – 1) = In y + In c p2 – 1 = cy.

Jika parameter [ dihilangkan dari persamaan p2 – 1 = cy dan x

=

1

2

2

p

yp

Didapat x2 c2 y2 = 4 y2 (cy + 1) atau

C2 x2 – 4 cy – 4 = 0, yaitu penyelesaian umum yang

ditanyakan.

IV. Persamaan Clairaut

Persamaan diferensial berbentuk

Y = px + f (p)

Disebut persamaan Clairaut

Jika diselesaikan ke y, didapat.

P = p + x dx

dp + f1 (p)

dx

dp atau [x + f1 (p)]

dx

dp = 0.

Jadi dx

dp = 0 maka x + f1 (p) = 0

Dari dx

dp = 0 diperoleh p = c

Page 46: Persamaan Diferensial

46

Jika p dihilangkan dari persamaan ini dan persaman Clairut

diperoleh penyelesaian umum yaitu y = cx + f (c), yang

merupakan bekas garis lurus.

Jika p dihilangkan dari persamaan x + f1 (p) = 0 dan

persamaan Clairaut, maka hasil eliminasinya tidak memuat

parameter, dan disebut penyelesaian singular dari persamaan

C;airout (singular artinya tidak termasuk penyelesaian umum).

Dalam geometri, penyelesaian singular ini merupakan

selubung dari penyelesaian umum.

Contoh 27.Selesaikan persamaan Clairout y = px + p – p2

Jawab : Jika diselesaikan ke y, didapat

P = p + x dx

dp + (1 – 2p)

dx

dp atau

dx

dp (x + 1 – 2p) = 0.

Dari dx

dp = 0 didapat p – C.

Jika p dihilangkan diperoleh penyelsaian umum y = Cx + C –

C2.

Penyelesaian singular diperoleh dengan menghilangkan p dari

x + 1 – 2p = 0 dan y = px + p – p2.

Hasil eliminasi adalah 4y = (x + 1)2, yang merupakan sebuah

parabola.

V. Persamaan d’ Alembert.

Persamaan diferensial berbentuk.

y = x . f (p) + (p)

disebut persamaan d’ Alembert

Jika diselesaikan ke y diperoleh

P = f (p) + [x. f1 (p) + 1 (p) ] dx

dp atau

Page 47: Persamaan Diferensial

47

[p – f (p)] dx

dp - x. f1 (p) = 1 (p) yang merupakan persamaan

diferensial linier, Substitusi x u, v, seterusnya.

Contoh 28

Selesaikan persamaan d’ Alembert

y + x (p2 – 4p + 2) = p2 – 4p + 3

Jawab :

Y = (-p2 + 4p – 2) x + p2 + 3

Jika kedua ruas diturunkan ke x, maka

P = -p2 + 4p – 2 + x (-2p + 4) dx

dp + (2p – 4)

dx

dp atau

P2 – 3p + 2 = dx

dp [x (-2p + 4) x (2p – 4)]

(p2 – 3p + 2) dx

dp = -2p + 4) x + 2p – 4

(-p – 2) (p – 1) dx

dp + 2 (p-2) x – 2 (p-2) = 0

(p – 2) [(p – 1) dx

dp + 2x – 2] = 0

p – 2 = 0 atau (p – 1) dx

dp + 2x – 2 = 0

Jika p dihilangkan dari persamaan p – 2 = 0 dan persamaan

yang diketahui, diperoleh penyelesaian singular 2x – y = 1.

Dari (p – 1) dx

dp + 2x – 2 = 0 atau

1p

dp+

)1(2 x

dx = 0

Didapat In (p – 1) + ½ In (x – 1) In C atau (p – 1) 1x = C

Page 48: Persamaan Diferensial

48

Jika p dihilangkan dari persamaan ini dan persamaan yang

diketahui, diperoleh penyelesaian umum yaitu :

y = x + C = 2 )1( xC

SOAL-SOAL

Selesaikan persamaan berikut ini.

1) xp2 – 2 yp – x = 0

2) Cos x (1-p2) = 2p sin x

3) (p-x)2 = p-x

4) p2 (1-x2) = (y2 –1) arcsin x

5) y – 2px – yp2 = 0

6) y = x (p + 11 p

7) y = p2 + p

1

Page 49: Persamaan Diferensial

49

BAB V

PERSAMAAN DIFERENSIAL YANG KERAPKALI TERPAKAI

I. Persamaan Diferensial n

n

dx

yd = f (x)

Jika kedua ruas diintegrasikan ke x, kita peroleh

1

1

n

n

dx

ydf (x) dx = F1 (x) + C

Jika diintegrasikan lagi ke x, didapat

2

2

n

n

dx

yd= F1 (x) dx + C1x = F2 (x) + C1x + C2

Dengan mengintegralkan lagi ke x, didapat

3

3

n

n

dx

yd = F2(x) dx + 2

1

1

2x

c + C2x = F3 (x) + 2

1

1

2x

c + C2

+ C3

Jika proses ini dilanjutkan, maka setelah mengintegrasikan

berturut-turut sampai n kali, kita peroleh penyelesaian umum.

y = Fn (x) + 1

1

)1( n

C xn-1 +

2

2

)1( n

Cxn-2 + … Cn

Contoh 29.

Selesaikan persamaan diferensial

2

2

dx

d

3

2)(

2

2

dx

yd = 0

Jawab :

3

2)(

2

2

dx

yd

dx

d = C1

Page 50: Persamaan Diferensial

50

Selanjutnya : (2

2

dx

yd = -

3

2 = C1x + C2 atau

2

2

dx

yd = (C1x + C2) -

2

3

Jika diintegralkan ke x, didapat

dy

dx= (C1 x + C2) –2/3 dx =

1

2

C

(C1x + C2) –1/2 + C3

Jika diintegralkan lagi ke x, didapat penyelesaian umum, yaitu

y = - 21

4

e (C1 x + C2) ½ + C3 x + e4

II. Persamaan diferensial 2

2

dx

yd = f (y)

Jika kedua ruas dikalikan d dx

dy, kita peroleh

2dx

dy .

2

2

dx

yd = 2 f (y)

dx

dy .

Jika kita integralkan ke x, maka

(dx

dy)2 = 2 f (y) dy = F (y) + C atau

dx

dy = CyF )( , jadi

CyF

dy

)(= x + C2

Contoh 30

Selesaikan persamaan differensial 2

2

dx

yd = 4y

Jawab : d dx

dy .

2

2

dx

yd = 8 y

dx

dy

Page 51: Persamaan Diferensial

51

Jika kita integralkan ke x, maka

(dx

dy)2 = 4 y2 + C1 atau

dx

dy = Cy 24 , jadi

Cy

dy

24 = x + C2

Penyelesaian umum :

½ In (y + 12

2

1Cy ) = x + C2

III. Persamaan Differensial n

n

dx

yd= f (

1

1

n

n

dx

yd)

Dengan substitusi u = 1

1

n

n

dx

yd, persamaan menjadi

dx

du = f

(u) atau )(uf

du= dx, yaitu persamaan differensial dengan

perubah terpisah.

Contoh 31.

Selesaikan persamaan differensial y11 – (y1) 2 = 1

Jawab : Dengan substitusi u = y1, maka

dx

du - u2 = 1 atau

12 u

du= dx

Jadi arctg u = x + C atau u = dx

dy = tg (x + C)

Kita peroleh y = tg (x + c) dx = - In cos (x + C) + C1

Penyelesaian umum :

Y = - In Cos (x + C) + C1

Page 52: Persamaan Diferensial

52

Persamaan differensial n

n

dx

yd = f (

2

2

n

n

dx

yd)

Dengan substitusi u = 2

2

n

n

dx

yd, persamaan menjadi

2

2

dx

ud =

f (u)

Yaitu persamaan (II)

Contoh 32 : Selesaikan 4

4

dx

yd = a.

2

2

dx

yd

Jawab :

Dengan substitusi u = 2

2

dx

yd, persamaan menjadi

2

2

dx

ud = su

Jika kedua ruas dikalikan 2 dx

du, maka 2 .

dx

du,

2

2

dx

ud = 2 au

dx

du atau (

dx

du)2 = au2 + C1, jadi

dx

du = 1

2 Cau

Terdapat

12 Cau

du

= dx atau

12 Cau

du

Jadi a

1 In (u +

a

cu 12 = x + C2

u + a

Cn 12 = e a (x + C2) atau

a

Cn 12 = e a (x

+ C2) – u

Jika kedua ruas dikuadratkan, maka :

u2 + ea

C1 a (x + C 2 )- 2 ue - a (x + C 2 ) + u2

Page 53: Persamaan Diferensial

53

2 ue a (x + C 2 ) = 2 a (x + C 2 ) - u

C1

u = 2

2

dx

yd = ½ e a (x + C 2 ) +

aVa

C1 . e - a (x + C 2 ) +

C3

Penyelesaian umum

y = ½ a

1 e a (x + C 2 )-

a

C1 . e - a (x + C 2 ) + C3 x + C4

IV. Persamaan differensial f (x, dx

dy, dx

yd 2

) = 0

Dengan substitusi p = dx

dy, maka persamaan menjadi f (x, p,

dx

dp= 0

Dari persamaan ini p dinyatakan sebagai fungsi eksplisit

dalam x. Jika kedua ruas diintegrasikan ke x, maka

terdapatlah y.

Contoh 33 : Selesaikan x2y11 = y1 (y1 – 2 x) + 2 x2

Jawab : Misalkan y1 = p, maka y11 = dx

dp

Persamaan menjadi x2 (dx

dp - 2) = p (p –2x) atau

X2dp = (p2 – 2 px + 2 x2) dx, yaitu persamaan diferensial

homogen dp = 2

2

x

p - 2

x

p+ 2) dx

Page 54: Persamaan Diferensial

54

Substitusi z = x

p maka dp = z d x + x dz

Persamaan menjadi z dx + x dz = (z2 – 2z + 2) dx, x dz = (z2 –

3z + 2) dx.

1

2,

12)2)(1_(

z

zIn

x

dx

z

dz

z

dz

zz

dz = In Cx,

z = x

p =

1

2

Cx

Cx, maka p =

dx

dy=

1

)2(

Cx

Cxx

Penyelesaian Umum :

y = )1(

11

CxCC

x dx = ½ x2 - c

x -

2

1

CIn (Cx-1) + C1

Contoh 34 :

Selesaikan persamaan differensial (a + x2) y” + 1 + (y’)2 = 0

Jawab :

Misalkan p = y’, maka

(1 + x2) dx

dp + 1 + p2 = 0,

21 p

dp

+

21 x

dx

= 0, jadi arctg p +

arctg x = arctg C1

Menyatakan p sebagai fungsi eksplisit dari x

Misalkan = arctg p, berarti p = tg

= arctg x, berarti x = tg , + = x tg C

tg ( + ) = px

xp

1 atau + = arctg

px

xp

1 = arctg C1

Berarti px

xp

1 = C1 atau p =

dx

dy=

xC

xC

2

1

1

.

Page 55: Persamaan Diferensial

55

Jadi y = xC

xC

2

1

1

dx = -

1

1

C

1

111

1xC

CCx, dx =

- 1

1

C

1

0

1

1

1

1

xC

C

dx dx

Penyelesaian umum

y = - 2

1

21

1

1

C

C

c

x In (C1x + 1) + C2

VI. Persamaan differensial f (y, 2

2

,dx

yd

dx

dy)

Misalkan p = dx

dy, maka

2

2

dx

yd=

dy

dpp

dx

dy

dy

dp

dx

dp .

Persamaan menjadi f (y, p, p dy

dp) = 0

Dari persamaan ini p dinatakan sebagai fungsi eksplisit dari y.

Contoh 35.

Selesaikan y y” = (y’)2 – (y’)3

Jawab : Misalkan p = y’, maka y” = p dy

dp

Persamaan menjadi yp dy

dpp2 – p3 atau

y

dy

pp

dp

2 = 0, In p – In (1 – P) – In y = In C1

Page 56: Persamaan Diferensial

56

yCp

p1

1

atau p =

dx

dy =

yC

yC

yC

yC

1

1

1

1 1,

1

dy = dx

Penyelesaian umum y + 1

1

CIn y = x + C2

Contoh 36 :

Selesaikan y y” + 2 (y’)2 = 3 y y’

Jawab : Andaikan p = y’, maka y” = p dy

dp + 2 p = 3 y, yaitu

persamaan differensial linier.

Substitusi p = uv, maka

Y (u dy

duv

dy

dv ) + 2 uv = 3 y atau u (y

dy

dp+ 2 v) + y v

dy

du =

3y

Hubungan antara u dan v dapat dipilih sehingga

y dy

dv + 2v = 0 atau

v

dv + y

dv = 0

Maka v = 2

1

y, persamaan menjadi

y

1 dy

du = 3 y

Atau u = 3 y2 dy = y3 + C

P = dx

dv =

2

3

y

Cy atau

Cy

y

2

2

dy = dx

Penyelesaian umum 3

1In (y3 + C) = x + C1

Page 57: Persamaan Diferensial

57

Contoh 37.

Selesaikan y (1 – In y) y” + (1 + In y) (y’)2 = 0

Jawab :

Misalkan y’ = p maka y” = p dy

dp

Persamaan menjadi :

Y (1 – In y) p dy

dp + (1 + In y) p2 = 0, y (1 – In y) dp + (1 + In y) p

dy = 0

p

dp +

)1(

1

yiny

yIn

dy = 0, In p + yin

yIn

1

1 . d In y = In

C, p = Cy (I – In y)2,

2)1( yIny

dy

= C dx,

2)1( yIn

yInd

= C x + C1 ,

Penyelesaian umum yIn1

1= C x C1

VII. Persamaan diferensial y” + P . y’ + Qy = R, dimana P, Q

Substitusi y = y1 u, dimana u adalah perubah baru dan y1 adalah

fungsi x yang akan ditetukan.

Maka y’ = 11y u + y1 u’ dan y” = y”1 u + 2 y’1 u’ + y1 u”

Persamaan menjadi + y”1 u + 2 y’1 u’ + P (y’1 u + y1 u’) + Q y1 u =

R atau

y1 u” + (2 y’1 + P y1) u’ + (Y”1 + P y’1 ) + Q y1) u = R atau

u” + (1

1'2

y

y+ P ) u’ +

1

111 '"

y

yQyPy u =

1y

R

Page 58: Persamaan Diferensial

58

u” + P1 u’ + !1u = R1, dimana P1 = 1

1'2

y

y+ P,

Q1 = 1

111 '"

y

yQyPy dan R1 =

1y

R

a) Jika y1 adalah penyelesaian khusus dari persamaan

teredusir y” + Py’ + Qy = 0, maka Q1 = 0, persamaan

menjadi u” + P1u’ = R1 atau dx

du ' + P1 u’ = R, yaitu

persamaan differensial linier.

b) Jika tidak diketahui penyelesaian khusus dari y” + Py’ + Qy

= 0, maka kadang-kadang substitusi y = y1 u dapat

digunakan untuk menjadikan P1 = 0

P1 = 0

P1 = 1

1'2

y

y + P = 0,

1

1'

y

y= - ½ P, y1 = e – ½ P dx, jadi

1

1'

y

y= e – 1/2 P dx . ( - ½ P) = - ½ P y1, maka

1

"

y

y = - ½ P’ y1 – ½ P y’1 = - ½ p’ y1 + ½ P)2 y1,

Q1 = 1

12

12

12

1)

2

1('

2

1

y

QyyPyPyP atau

Q1 = Q - dx

d( ½ P) – ( ½ P)2

Substitusi ini berhasil, jika,

Q1 = suatu bilangan tetap atau

Q1 = bilangan tetap dibagi x2

Page 59: Persamaan Diferensial

59

Contoh 38

Selesaikan y” – 2y’ tg x – 5 sin x

Jawab :

Q1 = -5 + xCos 2

1- tg2x = -4 (bilangan tetap)

y1 = e tg X dx = e -In cos x = xcos

1, substitusi y =

x

u

cos

y1 = x

xuux2cos

sin'.cos ,y” =

2cos

sin2

,cos

" x

x

uu

. u’ +

x

x3

2

cos

sin2. u

Persamaan menjadi u” – 4u = sin x cos x = ½ sin 2x

Fungsi komplementer u = C1 e2x + C2 e –2x

Penyelesaian partikulir up = b sin 2x = C cos 2x

u’ = 2b cos 2x – 2C sin 2X

u”p = - 4b sin 2x – 4C cos 2x

Jadi –4 b sin 2x – 4 cos 2x – 4 (b sin 2x + C cos 2x) = ½

2x

Maka – 8b = ½ dan – bc = 0, jadi b = - 16

1 sin 2x atau y =

sec x (C1e2x + C2 e-2x) - 8

1 sin x

Contoh 39.

Selesaikan persamaan differensial

X2y” – 2x (1 + x) y’ + 2 (1 + x) y = x3 jika persamaan

teredusir diketahui mempunyai penyelesaian khusus y = x.

Page 60: Persamaan Diferensial

60

Jawab : Substitusi y = xu, maka y’ = xu + u dan y” = xu” + 2 u’.

Persamaan menjadi x2 (xu” + 2u’) – 2x (1 + x) (xu’ + u) + 2 (1 +

x) xu = x3+, x3 u” – 2x3+ u’ = x3 atau u” – 2u’ = 1

Misalkan p = u’, persamaan menjadi dx

dp - 2 p = 1 yaitu

persamaan diferensial linier.

Dengan substitusi p = vw terdapat

v dx

dw + w

dx

dv - 2 vw = 1 atau v (

dx

dw - 2 w) + w

dx

dv = 1

Hubungan antara v dan w dipilih, sehingga

dx

dw - 2 w = 0,

w

dw - 2 dx = 0, w = e2x

Persamaan menjadi e2x dx

dv = 1 atau dv = e –2 dx

Jadi v = - ½ e –2x + C, Terdapat

P = dx

du = e2x (- ½ e –2x + C) = - ½ + C1 e 2x

u = - ½ x + ½ C1 e2x + C2

Penyelesaian umum y = - ½ x2 + ½ C1 x e 2x + C2 x

Contoh 40

Selesaikan persamaan differensial

X2y” – 2 x2 y’ + (x2 -6) y = x5 – 6 x4

Jawab :

Y” – 2 y’ + (1 - 2

6) y = x3 – 6 x2

P = -2, Q = 1 - 2

6

x

x

) dan R = x3 – 6 x2

Page 61: Persamaan Diferensial

61

Q1 = Q - dx

d ( ½ ) – ( ½ P)2 = (1 -

2

6

x)-1 = -

2

6

x (bilangan

tetap di bagi x2)

Substitusi y = ex u, maka y’ = ex (u’ + u) dan y” RP ex (u” + 2 u’

+ u).

Persamaan menjadi

ex (u” + 2 u’ + u) – 2 ex (u’ + u) + (1 -

2

6

x) exu = x3 – 6 x2

atau ex u” - 2

6

x . exu = x3 – 6 x2

atau x2 u” – 6 u = e-x (x5 – 6 x4)

Substitusi x = et atau t = In x, maka u’ = dt

du - x

1 atau xu’ =

dt

du

Selanjutnya xu” + u’ = 2

2

dt

ud - x

1 atau

X2 u” + x u’ = 2

2

dt

ud.

Persamaan teredusir x2 u” – 6 u = 0

Menjadi 2

2

dt

ud - dt

du - 6 u = 0

Persamaan karakteristik t2 – t – 6 = (t + 2) (t – 3) = 0,

Fungsi komplementer u = C1 e3t + C2 e-2t = C1 x3 + C2 x-2

Penyelesaian partikuler up dicari dengan variasi parameter.

U’ = 3 x2 C1 – 2 C2 x-3 + x3 dx

dc1 - 2x-3 dx

dc2

Page 62: Persamaan Diferensial

62

Persamaan menjadi : x2 (3 x2 dx

dc1 - 2x-3 dx

dc2 ) = e-x (x5 – 6 x4) .

(2)

Dari persamaan (1) dan (2) dapat dicari dx

dc1 dan dx

dc2

Terdapat dx

dc2 = - 5

1e-x (x6 – 6 x5) atau C2 = -

5

1 x6e-x dx +

5

6

x5 e-x d x = 5

1(x6 e-x –6 x5 e-e dx) +

5

6 x5 e-x dx =

5

1

x6 e–x

Selanjutnya dx

dc1 = 5

1 e-x (x-6) atau C1 =

5

1 x e-x dx -

5

6 e-

x dx = - 5

1 (x e-x - e-x dx) -

5

6 e-x dx = -

5

1 x c-x + o-x

Up = x3 (-5

1 x e-x + e –x) + x-2 .

5

1 x6 e-x = x3 e-x

Penyelesaian umum u = C1 x3 + C2 x-2 + x3 e-x atau y = ex (C1 X3 +

C2 x-2 + x3 e-x).

SOAL-SOAL

Selesaikan persamaan diferensial

1) y’ sin x + 2 y’cos x + 3 y sin x = ox

2) (1 – x) y” + xy’ – y = (1 – x)2

3) xy” – (2x – 1) y’ + *x – 1) y = x2 – 2

4) xy” + 2y’ – xy = 2 ex

5) y” + (x – 2) . (y’)3 = 0

6) x2y” = (y’) – 2 xy’)2 = y’

7) y” + cot y . *y’)2 = y’

8) yy” – y2 = 3 (y’)2

Page 63: Persamaan Diferensial

63

BAB VI

TRAYEKTORI ORTOGONAL

I. Trayektori ortoginal suatu berkas garis lengkung dengan

persamaan f (x, y, suatu parameter, ialah kumpulan garis

lengkungn yang memotong tegak lurus suatu anggota berkas

garis lengkung itu.

Jika kedua ruas persamaan f (x, y, ) = 0 diturunkan ke x, maka

terdapat x

f

+ y

f

. x

y

= 0

Dengan menghilangkan dari persamaan ini dan persamaan

bekas, maka hasil eliminasi berbentuk (x, y, dx

dy) = 0, yaitu

persamaan differensial berkas garis lengkung itu, dan dipenuhi

oleh koordinat x dan y dari tiap titik pada anggota berkas garis

lengkung itu. Anggota trayektori orthogonal yang melalui titik P

(x, y) harus memenuhi

(dx

dy) tr = -

dx

dy

1 atau

dx

dy= -

)(

1

dx

dy tr

Jadi persamaan differensial dari trayektori orthogonal itu ialah

(x, y, -

dx

dy

1) = 0

Penyelesaian umum persamaan differensial ini adalah

persamaan trayek tori yang dicari.

Page 64: Persamaan Diferensial

64

Contoh 41.

Tentukan persamaan trayek teori orthogonal dari berkas garis

lengkung.

Y2 (2 -x) = x3, dimana suatu parameter.

Jawab : Jika kedua ruas diturunkan ke x terdapat 2 yy’ (2-x) –

y2 = 3 x

2

Jika parameter dihilangkan, maka

2yy’ . 2

3

y

x- y2 = 3 x2 atau 2x3 y’ = 3x2 y + y3, yaitu

persamaan diferensial berkas garis lengkung itu.

Persamaan eksak 2

22

)2(

4

2

2

x

xxydy

x

y dx = 0

Penyelesaian umum adalah F (x, y) = C, dimana x

F

=

2

22

)2(

4

x

xyx

dan 2

2

x

y

y

F.

Maka F (x, y) =

22

2 2

x

y

x

dyy + (x)

x

F

= -

2

2

)2( x

y + (x) =

2

22

)2(

4

x

xyx, jadi ’ (x)

2

2

)2(

4

x

xx atau (x)

2)2(

41

xdx = x +

2

4

x + C1

Page 65: Persamaan Diferensial

65

Persamaan trayekteori orthogonal

2

2

x

y + x +

2

4

x= C atau x2 + y2 – (2 + C) x + 4 + 2C = 0

yang merupakan berkas lingkaran pula.

Contoh 42 :

Jika C sebuah parameter, maka tentukanlah persamaan

trayektori berkas garis lengkung.

X2 + y2 = C ( yx + y)

Jawab : Jika kedua ruas diturunkan ke x, maka

2 (x + yy’) = C (22

'

yx

yyx

parameter C dihilangkan, terdapat :

2xy + (y2 – x2) y’ + (x + yy’) 22 yx = 0

Persamaan differensial trayektorimortogonal

2 xy y’ + x2 – y2 + (xy’ –y) 22 yx = 0 atau (2 xy + x

22 yx ) y’

Dengan substitusi u = x

y atau y = u x terdapat

(2 u + 21 u ) (x du + u dx) + (1 – u2 – u 21 u dx = 0

atau x

dx +

1

122

2

u

uu d u = 0 jadi

Persamaan eksak 2

22

)2(

4

2

2

x

xxydy

x

y dx = 0

Page 66: Persamaan Diferensial

66

Penyelesaian umum adalah F (x, y) = C, dimana

x

F

2

22

)2(

4

x

xyx

Dan

x

F =

2

2

x

y. Maka F (x, y) =

2

2

x

dyy+ (x)

x

F = -

2

2

)2( x

y + ’ (x) =

2

22

)2(

4

x

xyx, jadi ’ (x) =

2

2

)2(

4

x

xx

atau (x) =

2)2(

41

x dx = x +

2

4

x+ C1

Persamaan trayektori orthogonal

2

2

x

y + x

2

4

x = C atau x2 + y2 – (2 + C) x + 4 + 2C = 0

yang merupakan berkas lingkaran pula.

Contoh 43 :

Jika C sebuah parameter, maka tentukanlah persamaan

trayektori orthogonal berkas garis lengkung

x2 + y2 = C ( 22 yx + y)

Jawab : Jika kedua ruas diturunkan ke x, maka

2 (x + yy’) = C ( )''22

yyx

yyx

Page 67: Persamaan Diferensial

67

Parameter C dihilangkan, terdapat

2xy + (y2 – x2) y’ + (x + yy’) 22 yx = 0

Persamaan diferensial trayektori orthogonal

2 xy + (y2 – x2) y’ + (x + yy’) 22 yx = 0 atau (2 xy + x

22 yx ) y’ + x2 –y2 –y 22 yx = 0

Dengan substitusi u = x

yatau y = u x terdapat

(2 u + 21 u ) (x du + u dx) + (1 – u2 – u 21 u ) dx = 0

atau x

dx +

1

22

2

u

uau du = 0, jadi

In x + In (u2 + 1) + In (u + 21 u ) = In C atau

X (u2 + 1) (u + 21 u ) = C

Persamaan trayektori orthogonal

(x2 + y2) (y + 22 yx ) = C x2

Soal.

Jika C suatu parameter, maka carilah persamaan trayektori

orthogonal berkas garis lengkung di bawah ini.

1) y2 = 2x2 (1 – Cx)

2) x (x2 + y2) = 2 Cy

3) xy + C (x – 1)2 = 0

4) (x2 + y2)2 = C (2 x2 + y2)

5) x3 – 3 xy2 = C

6) x (x2 + y2) + C (x2 – y2) = 0

7) y = x – 1 + C e –x

Page 68: Persamaan Diferensial

68

8) ex2 + y2 = Cy

II. Trayektori orthogonal dalam koordinat kutub

Jika suatu parameter, maka F (r, , ,) = 0 menyatakan

persamaan berkas garis lengkung dalam koordinat kutub.

Maka persamaan differensialnya berbentuk F (r, , d

dr) = 0

Jika } (r , ) sebuah titik pada salah satu anggouta berkas garis

lengkung itu, maka dapat dibuktikan bahwa :

Tg =

a

dr

r

Dimana adalah sudut antara jari-jari arah 0} dengan garis

singgung di titik } pada garis lengkung.

Q

R

sumbu kutub

0

Gambar 1

Bukti : ditentukan dua titik l (r, ) dan Q (r + r, + ) pada

garis lengkung itu.

Page 69: Persamaan Diferensial

69

Lihat gambar 1

Ditarik } R tegak lurus 0, maka } R = r sin dan

RQ = r + r – r cos r,

Tg R Q P =

)cos1(

sin

r

r

rr

r

)2

1sin2

sin

2

=

sinr x

rr 2

1

21

21

sinsin

.

1

Jadi tg = lim tg R Q P =

a

dr

r

Untuk trayektori orthogonal beerlaku 1 = + 90o, dimana 1

adalah sudut antara jari-jari arah OP dengan garis singgung di P

pada trayektori orthogonal. Maka :

1 = + 90o, jadi tg = tg ( 1 - 90o) = - cotg

r

d

dr

Jadi jika dalam persamaan differensial F (r, , d

dr) = 0

Bentuk

a

dr

r diganti dengan

r

d

dr

maka terdapat persamaan

diferensial trayektori orthogonal dalam koordinat kutub./

Page 70: Persamaan Diferensial

70

Contoh 44.

Carilah persamaan trayektori orthogonal berkas garis lengkungn

r = 2 n cos , jika a suatu parameter.

Jawab : dr = -2 a sin d

Parameter a dihilangkan, maka 2a = cos

r, jadi dr – r tg d

atau

a

dr

r = - cotg d

Persamaan differensial trayektori orthogonal -

r

d

dr

= - cotg

Atau r

dr= cotg d

, jadi in r = In sin + In C

Persamaan trayektori orthogonal r = C sin

III. Trayektori isogonal

Trayektorim isogonal dengan sudut dari suatu berkas garis

lengkung dengan perasaan f (x, y, ) = 0 ialah kumpulan garis

lengkung yang memotong semua anggota berkas garis lengkung

itu dengan sudut .

Misalkan persamaan differensial berkas garis lengkung itu

F (x, y, dx

dy) = 0, dimana

dx

dy berarti tangens sudut antara

garis singgung disebuah titik P pada anggota berkas itu dengan

sumbu x positif.

Page 71: Persamaan Diferensial

71

Lihat gambar 2

Y

P

0 Q X

Untuk trayektori isogonal dengan sudut berlaku (dx

dy) tr

= tg , dimana = + , jadi

Tg =

tgtg

tgtg

1

=

trdx

dytg

trdx

dytg

)(.1

)(

Persamaan differensial trayektori isogonal dengan sudut ialah

Fn (x, y, 0

.1

tgdx

dy

tgdx

dy

Contoh 45. Jika a sebuah parameter, tentukanlah persamaan

trayektori isogonal dengan sudut 45o dari berkas hiperbola xy = a

Page 72: Persamaan Diferensial

72

Jawab :

Persamaan diferensial berkas hiperbola ialah xy’ + y = 0

bersamaan differensial trayektori isogonal dengan sudut 45o ialah

dx

dydx

dy

1

1 + y = 0 atau x (

dx

dy- 1) + y (1 + ) = 0

r + y) dy + (y – x) dx = 0, (1 : x

y) dy + (

x

y - 1) dx = 0

Institusi t = x

y atau y = tx , maka

(1 + t) (t dx + x dt) + ( t-1) dx = 0, x

dx + 0

12

12

dt

tt

t

(tx + ½ In (t2 + 2t – 1) = In C, x2 ) (t2 + 2t –1) = x2 (2

2

x

y+ x

y2- 1) = C

Persamaan trayektori isogonal y2 + 2 xy – x2 = C

Contoh 46

Tentukan trayektori isigonal dengan sudut 45o dari berkas

lingkaran dari berkas lingkaran x2 + y2 = 2 k (x + y) dimana k suatu

parameter.

Jawab : 2x + 2 yy’ = 2 k (a + y’)

Parameter k dihilangkan, maka 2 k = yx

yx

22

Jadi 2x + 2yy’ = yx

yx

22

(1 + y’) atau

(2x + 2 yy’) (x + y) = (x2 + y2) (1 + y’)

Page 73: Persamaan Diferensial

73

(2 xy + 2 y2 – x2 – y2) y’ + 2 x2 + 2 xy – x2 – y2 = 0

(y2 – x2 + 2 xy) y’ + (x2 – y2 + 2 xy) = 0

Persamaan diferensial trayektori isogonal

(y2 – x2 + 2 xy)

dx

dydx

dy

1

1 + (x2 – y2 + 2 xy) = 0

(y2 – x2 + 2 xy) (y’ – 1) + (x2 – y2 + xy) (1 + y’) = 0

2 xy . y’ + x2 – y2 = 0, x

y2dy + (1 -

2x

y) dx = 0

Substitusi u = x

y atau y = ux, maka

2 u (u dx + x du) + (1 – u2) dx = 0 atau

(u2 + 1) dx + 2 xu = 0, x

dx +

1

22 u

duu= 0

In x + In (u2 + 1) = In C atau

x ( )12

2

x

y= C jadi persamaan trayektori isogonal ialah

x2 + y2 = Cx (berkas lingkaran).

SOAL :

1) Tentukan persamaan trayektori isogonal dengan sudut 45o

dari berkas lingkaran (x – a)2 + y2 = a2, dimana a suatu para

meter.

Jika a suatu parameter, maka tentukan trayektori artogonal berkas

garis lengkung dalam koordinat kutub.

2) R = a (1 – cos )

3) R cos = sin 2

4) R = a (sec + tg )

5) R2 sin 2 = a

Page 74: Persamaan Diferensial

74

BAB VII

PERSAMAN DIFFERENSIAL SIMULTAN

Jika x dan y masing-masing adalah fungsi dari arguimen t, maka

persamaan persamaan differensial yang menyatakan hubungan

antara x, y t dan turunan-turunan ke t, disebut persamaan differensial

simultan, misalnya

f (x, y, t, x’, y’, x”, y”, … ) = 0

(x, y, t, x’, y’, x”, y”, … ) = 0

dimana banyaknya persamaan sama dengan banyaknya fungsi yang

tidak diketahui.

Menyelesaikan persamaan differensial simultan berarti menentukan

fungsi-fungsi itu.

Caranya ialah dengan menghilangkan salah satu fungsi (misalnya y)

dari persamaan-persamaan itu beserta turunan-turunan dari y ke t.

Untuk itu diambil prsamaan yang bertingkat terendah dalam y,

misalnya bertingkat satu. Dari persamaan ini y’ dapat dicari, artinya

dinyatakan dalam y, x, t dan turunan-turunan dari x ke t.

Dengan menurunkan ke t dapat diperoleh y”, Y”’ dst nya.

Jika nilai-nilai ini dimasukkan dalam persamaan lainnya, maka dalam

ersamaan itu tidak terdapat lagi turunan-turunan dari y ke t, sehingga

y dapat dicari, artinya dinyatakan dalam x, t dan turunan-turunan dari

x ke t. Jika kedua ruas persamaan ini diturunkan lagi ke t dan

hasilnya dimasukkan dalam persamaan pertama, maka y dapat

dihilangkan.

Contoh 47.

Selesaikan persamaan differensial simultan

x’ – 4x – y = -36 t

y’ + 2x – y = -2 et

Page 75: Persamaan Diferensial

75

Jawab : x” – 4x’ – y’ = -36

X” – 4 x’ + 2x – y + 2 et + 36 = 0

-y = -x’ + 4x – 36 t

Jadi x” – 5x’ + 6x = 36 (t – 1) –2 et

Persamaan teredusir x” – 5x’ + 6x = 0

Substitusi x = eut, maka u” – 5u + 6 = 0; (u – 2) (u – 3) = 0

Penyelesaian umum

x = C1 e2t + C2 c3t + 6 t – 1 - et

x1 = 2 C1 e 2t + 3 C2 e3t + 6 - et

y = x’ – 4x + 36 t

= 2 C1 e2t + 3 C2 ct3 + 6 – et – 4 (C1 e2t + C2e3t

6t – 1 – et) + 36 t

atau y = -2 C1 – C2 e3t – 12 t + 10 + 3 et

Contoh 48 :

Selesaikan persamaan differensial simultan

x” = 2x + 3y + e2t

y” + 2y + x = 0

Tentukan pulapenyelesaian khusus yang memenuhi syarat : untuk t = 0

maka x = y = 1 dan x’ = y’ = 0

Jawab :

x = -y” – 2y, jadi x” = -y (4) – 2 y”

Terdapat – y(4) – 2 y” + 2y” + 4y – 3 = e2t atau

Y(4) – y = - e2t, jadi

y = C1 et + C2 e-t + C3 cos t + C4 sin t -

15

1e2t

y” = C1 et + C2 e-t – C3 cos t – C4 sin t - 15

4e2t, maka

x = -3C1 et – 3 C2 e-t – C3 cos t – C4 sin t, 5

2 e2t

Page 76: Persamaan Diferensial

76

Untuk t = 0 maka x = -3 C1 – 3 C2 – C3 + 5

2 = 1,

Y = C1 + C2 + C3 - 15

1 = 1, y’ = C1 – C2 + C4 -

15

2 = 0

Dan x’ = -3C1 + 3 C2 – C4 + 5

4 = 0

Terdapat C1 = - ¼ , C2 = - 12

7, C3 =

10

19dan C4 = -

5

1

Penyelesaian khusus :

X = 4

3 et +

4

7 e-t -

10

19cos t +

15

1 sin : -

15

1 sin : +

3

2 e2t

Y = ¼ et - 12

1 e –t +

10

19 cos t -

5

1 sin : -

15

1 e2t

Contoh 49 :

Selesaikan persamaan differensial simultan

Y” + 2y – 3 z’ = 5 cosx – 5 sin x …. (1)

Z’ – 8 z + 2 y’ = 15 cos x …. (2)

Jawab : Akan dihilangkan fungsi y, jadi juga y’ dan y”

Dari (2) didapat y’ = ½ (-2” + 8 z’ – 15 cos x)

Maka y” = ½ (-z”’ + 8 z’ – 15 sin x)

Jika nilai-nilai ini dimasukkan dalam (1) , terdapat

-z”’ + 6z’ – 15 sin x + 4y – 6 z’ = 10 cos x + 10 sin x atau 4y = z”’ – 2

z’ + 10 cos x + 25 sin x

Jika diturunkan ke x, terdapat 4y’ = z (4) – 2 z” = 10 sin x + 25 cos x

Dimasukkan dalam (2) memberikan

Z(4)+ - 2 z” – 10 sin x + 25 cos x = -2 z” + 16 z + 30 cos x

Atau z (4) – 16 z = 5 cos x + 10 sin x

Persamaan teredusir z(4) – 16 z = 0 mempunyai penyelesaian

z = C1 e2x + C2 e-2x + C3 cos 2x + C4 sin 2x

Page 77: Persamaan Diferensial

77

Penyelesaian partikuler z = p cos x + q sin x,

Dimana p = -3

1 dan q = -

3

2

Penyelesaian umum :

z = C1 e2x + C2 e-2x + C3 cos 2x + C4 sin 2x - 3

1 cos x -

3

2 sin x

Jika nilai x ini dimasukkan dlaam (2) terdapat

2 y’ = - z” + 8 z + 15 cos x atau

y’ = 6 C3 cos 2x + 6 C4 sin 2x + 2C1 e2x, 2 C2 e-2x + 6 cos x – 3 sin x.

Jadi penyelesaian umum

y = C1 e2x – C2 e –2x + 3 C3 sin 2x – 3 C4 cos 2x + 6 sin x + 3 cos x + C5

Soal :

Tentukan penyelesaian umum persamaan differensial simultan

berikut ini.

1) x’ + x – 2y = sin t, y’ + x – y = 3t

2) x” – 4x + y’ + 12 = 0, y” – y – 10 x’ + 7 = 0

3) y’ – z’ = x – y, y’ + z = x2 + y

4) x” – 3 y’ + 2 z = 0, x – y’ = e2t, y – z’ = e-2t

5) x’ + 5x + y = ct , y’ + 3y – x = e2t

Page 78: Persamaan Diferensial

78

BAB VIII

PEMAKAIAN DALAM GEOMETRI

Contoh 50.

Tentukan persamaan garis lengkung yang mempunyai sifat bahwa

setiap titik padanya, panjang normal, sama dengan jarak titik asal 0

ke titik potong normal itu dengan sumbu x.

Jawab : Lihat gambar 3.

P

Y = f (x)

n

t y

R

Q st S sn

Gambar 3

PQ = tempat t

PR = normal n

QS = sub tangent st

SR = sub normal sn

Panjang normal di titik P (x’ y) adalah PR = y 2)'(1 y

Page 79: Persamaan Diferensial

79

Persamaan normal dititik p (x, y) ialah Y – y = - '

1

y ( X – x)

Titik potong dengan sumbu x : Y = 0, maka X = yy’ + x

Persamaan differensial berkas garis lengkung yang dicari adalah

Y 2)'(1 y = yy’ + x atau (x2 – y2) dx + 2 xy dy = 0

1 - 2

2

x

y dx +

x

y2dy = 0; substitusi u =

x

y atau

y = ux, maka (1 – u2) dx + 2 u (u dx + x du) = 0

(1 + u2) dx + 2 xu du = 0, x

dx+

21

2

u

duu

= 0

In x + In (1 + u2) = In C

Persamaan berkas garis lengkung x2 + y2 = Cx (berkas lingkaran).

Contoh 51

Tentukan persamaan garis lengkungn yang mempunyai sifat bahwa s

= a tg dimana s menyatakan panjang busur dari titik asal 0 dan

menyatakan sudut antara garis singgung dengan sumbu x positif.

Jawab

Tg = y’, maka s = 1 y’

Jika kedua ruas diturunkan ke x, maka

dx

ds = a

2

2

dx

yd atau 2)(

dx

dya = a

2

2

dx

yd jadi

1 +

2

dx

dy = a2

2

2

2

dx

yd

Misalkan p = dx

dy, maka

dx

dp=

2

2

dx

yd jadi

Page 80: Persamaan Diferensial

80

1 + p2 = a2

2

dx

dp atau

21 p

pda

= dx

Terdpat C (p + 2pa = ea

x - e a

x

Jadi y = ½ a (aa

x + e -

a

x) + C1

Karena untuk x = 0, y = 0, maka C1 = -a

Persamaan garis lengkungn y = ½ a (ex/a + a –x/a) – a

Contoh 52

Fungsi y = f (x) memenuhi persamaan differensial yy” = 1 + (y’)2

Grafik y = f (x) melalui titik P (0,5) dan menyinggung garis y = 3.

Tentukan f (x).

Jawab : Misalkan y’ = p, maka y’ = p dy

dp

Jadi py dy

dp = p2 + 1 atau

y

dy

p

dp

12,

½ In (p2 + 1) = In y + ½ In C atau p2 + 1 = Cy2

Karena f (x) menyinggung garis y = 3, berarti untuk y = 3, p = 0,

maka 0 = 9

1

Terdapat p2 = 9

1 (y2 – 9) atau p = y’ =

3

1 92 y

9

32 y

dy= dx, jadi 3 In (y + 92 y ) = x + C1

Untuk x = 0, y = 5, maka C1 = 3 In 9

Page 81: Persamaan Diferensial

81

Persamaan garis lengkung ialah :

3 In y + 92 y = x + 3 In 9

Contoh 53

Tentukan persamaan garis lengkungn melalui titik A (0, a) yang

mempunyai sifat bahwa untuk semua titik P padanya, proyeksi

ordinat titik P pada normal di titik P adalah tetap sama dengan a.

Jawab : Lihat gambar 4

Y

Y = f(x) P

a

y

X

0

cos = 2)'(1

1

y= y

a

atau y = a 2)'(1 y

1 + (y’)2 = 2

2

a

y, (y’)2 =

2

22

a

ay

atau a y’ = 22 ay

Page 82: Persamaan Diferensial

82

22 ay

dya

a In ( y + 22 ay ) = x + C

untuk x = 0, y = a, maka C = a In a

Terdapat a Ln

y

cyy 22

= x

y

1 + 22 ay = a e

a

x= a cosh

a

x

Contoh 54

Pada grafik y = f (x) terletak titik sebarang P.

Garis singgung dan normal di titik P memotong sumbu y berturut

turut di titik A dan B.

Jika titik asal 0 adalah titik tengah AB, maka tentukanlah f (x).

Jawab : Garis singgung di titik P (x, y) persamaannya Y – y = p (X –

x) maka yA = y = px. Normal di titik P (x, y) persamaannya

Y – y = - p

1 (X – x), maka yB = y +

p

x

Karena titik asal 0 adalah titik tengah AB, maka yA + yB = 0 atau y =

½ px - p

x

2, yaitu persamaan d’ Alembert

Jika kedua ruas diturunkan ke x, maka kita peroleh

P = ½ p + ½ x dx

dp- ½

2p

xp dx

dp

atau

Page 83: Persamaan Diferensial

83

½ (p

p 12 )= x ½ x.

2

2 1

p

p . dx

dp . Jadi

p

dp = x

dx,

p = C x dx

dy atau dy = C x dx

Persamaan garis lengkungn y = ½ C x2 + C1

Contoh 55;

Tentukan persamaan garis lengkungn yang mempunyai sifat bahwa

di tiap titik padanya, proyeksi jari-jari kelengkungan pada sumbu x

panjangnya tetap = a.

Jawab : Lihat gambar 5

M

r

R Q

Gambar 5

Page 84: Persamaan Diferensial

84

MP = r = "

)'1( 2/32

y

y

R Q = P sin = a

Persamaan diferensial garis lengkungn yang ditanyakan ialah :

"

)'1( 2/32

y

y x

2'

11

1

y

atau "

'

y

y(1 + y’2) = a, y’ (1 + y’2) = a y”

Misalkan y’ = p maka y” = dx

dp, jadi

P (1 + p2) = a dx

dp atau

)1( 2pp

adp

= dx

a =

21 p

dpp

p

dp = dx, jadi

a In p – ½ a In (1 + P2) = x + C

2 In p – In (1 + p2) = a

2 (x + C) atau p2 =

)(2

2

1

)(

Cxa

a

e

Cxe

,

dx

dy=

)(2

2

1

)(

Cxa

a

e

Cxe

jadi

Page 85: Persamaan Diferensial

85

y = a

)(

2)(

2

1Cx

a

a

Cx

Cxa

a

Cx

a

Cx

ea

dea

e

de

Persamaan garis lengkungn y =a arcsin

a

Cx

e + C1

SOAL-SOAL

1) Titik P (x, y) adalah titik sebarang pada garis lengkungn y =

f (x). Garis singgung di titik P pemotong sumbu y di titik Q.

Jika OQ2 = ax )2 tetap), maka tentukanlah f (x)

2) Tentukan persamaan garis lengkungn melalui titik asal 0

yang mempunyai sifat di tiap titik P padanya, panjang garis

singgung antara P dan titik potongnya dengan sumbu x = ½

busur OP.

3) Tentukan persamaan garis lengkungn yang di tiap titiknya,

normalnya dibagi dua sama oleh sumbu y.

4) Tentukan persamaan garis lengkungn melalui titik A ( ½ a,

0) sehingga di tiap titik P (x, y) padanya, panjang busur AP

sama dengan a

1 . x2

5) Tentukan persamaan garis lengkungn yang di tiap titik

padanya panjang jari-jari kelengkungannya sama dengan

panjang normal di titik itu.

6) Tentukan persamaan garis lengkungn yang di tiap titik P

padanya, luas trapezium yang dibatasi oleh sumbu x,

sumbu y, garis singgung di P dan ordinat titik P, nilai tetap

= a2.