perkembangan psikologi

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia khususnya pelajar pasti akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang tidak akan dapat ditolak, terlepas dari kehendak individu yang bersangkutan. Proses tersebut berjalan dengan kodrati dan melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan oleh-Nya. Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa setiap manusia akan mengalami pertumbuhan yaitu seperti bertambahnya tinggi, berat badan, tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu, dan lain-lain. Berarti pertumbuhan merupakan suatu proses perubahan secara jasmaniah (fisik). Tetapi tidak dipungkiri juga bahwa setiap manusia khususnya pelajar akan mengalami perkembangan secara rohaniah atau mental (jiwa). Maka dari itu agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik dan mengarah ke perkembangan yang positif, diperlukanlah sebuah ilmu yang dapat mempelajarinya yaitu salah satu cabang ilmu Psikologi yaitu Psikologi Perkembangan. Survai membuktikan bahwa hampir 60% perkembangan mental (psikis) seorang manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan lebih mudah terserap, sehingga banyak yang mengandalkan dunia pendidikan untuk membantu mengawasi dan mengarahkan perkembangan mental (psikis) itu ke arah yang lebih baik selain dari pengawasan dan pengarahan dari pihak keluarga. Karena kedua pihak tersebut sangat berperan penting dalam perkembangan psikis anak (pelajar) maka haruslah saling bekerjasama. Di dalam dunia pendidikan terdapat beberapa aspek perkembangan, seperti yang disampaikan Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Landasan Psikologi Proses Pendidikan mengatakan bahwa perilaku kegiatan Individu dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik.

Upload: eman-sy

Post on 13-Jul-2015

139 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perkembangan psikologi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia khususnya pelajar pasti akan mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan yang tidak akan dapat ditolak, terlepas dari kehendak individu yang

bersangkutan. Proses tersebut berjalan dengan kodrati dan melalui tahapan-tahapan

yang telah ditentukan oleh-Nya.

Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa setiap manusia akan mengalami

pertumbuhan yaitu seperti bertambahnya tinggi, berat badan, tumbuhnya rambut pada

daerah-daerah tertentu, dan lain-lain. Berarti pertumbuhan merupakan suatu proses

perubahan secara jasmaniah (fisik). Tetapi tidak dipungkiri juga bahwa setiap

manusia khususnya pelajar akan mengalami perkembangan secara rohaniah atau

mental (jiwa).

Maka dari itu agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik dan

mengarah ke perkembangan yang positif, diperlukanlah sebuah ilmu yang dapat

mempelajarinya yaitu salah satu cabang ilmu Psikologi yaitu Psikologi

Perkembangan.

Survai membuktikan bahwa hampir 60% perkembangan mental (psikis) seorang

manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan lebih mudah terserap, sehingga banyak

yang mengandalkan dunia pendidikan untuk membantu mengawasi dan mengarahkan

perkembangan mental (psikis) itu ke arah yang lebih baik selain dari pengawasan dan

pengarahan dari pihak keluarga. Karena kedua pihak tersebut sangat berperan penting

dalam perkembangan psikis anak (pelajar) maka haruslah saling bekerjasama.

Di dalam dunia pendidikan terdapat beberapa aspek perkembangan, seperti yang

disampaikan Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Landasan Psikologi

Proses Pendidikan mengatakan bahwa perilaku kegiatan Individu dikelompokkan

menjadi tiga kategori yaitu: Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik.

Page 2: Perkembangan psikologi

2

Tetapi pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang Pertumbuhan dan

Perkembangan dalam Psikologi Pendidikan.

B. Perkembangan dan Pertumbuhan

Perkembangan merupakan suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik

dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh

lingkungan. Perkembangan ditunjukkan dengan perubahan yang bersifat sistematis,

progresif dan berkesinambungan.

Menurut Hadis (2003: 5), secara garis besar ada empat aspek perkembangan yang

perlu ditingkatkan dalam kegiatan pengembangan anak, yaitu: perkembangan fisik,

kognitif, bahasa, dan sosial-emosional.

Pertumbuhan fisik yang dialami anak akan mempengaruhi proses perkembangan

motoriknya. Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian jasmaniah

melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot-otot yang terkoordinasi. Sebagian

besar waktu anak dihabiskan dengan bergerak dan kegiatan bergerak ini akan sangat

menggunakan otot-otot yang ada pada tubuhnya.

C. Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan merupakan studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-

faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses

pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington,

1982:10). Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi

pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa

ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi

pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan

perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor

yang berhubungan dengan tindakan belajar.

Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan yang

senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini

pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai

bidang ilmu ini agar mereka, dalam menjalankan fungsinya, dapat menciptakan

kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya

tindakan-tindakan belajar secara efektif.

Page 3: Perkembangan psikologi

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sebelum membahas lebih lanjut, perlu diketahui beberapa pengertian yang

menyangkut kajian makalah ini. Seperti pengertian dari pertumbuhan, perkembangan,

psikologi dan psikologi pendidikan.

1. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan (growth) secara Biologi merupakan perubahan ukuran organisme

karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang bisa diukur oleh

alat ukur atau bersifat kuantitatif.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pertumbuhan adalah suatu proses

perubahan bentuk (bertambah besar) jasmaniah (fisik) yang terjadi secara

alamiah pada setiap makhluk hidup.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan merupakan proses perubahan yang

bersifat kuantitatif dan menyangkut jasmaniah. Contoh :

Seorang remaja yang tingginya 156 cm beberapa tahun kemudian berubah

menjadi 162 cm,

Seorang balita yang beratnya 13 kg berubah menjadi 15 kg, dan lain

sebagainya.

2. Pengertian Perkembangan

Perkembangan (development) secara biologi merupakan proses perubahan

organism ke arak kedewasaan dan biasanya tidak bias diukur oleh alat ukur atau

bersifat kualitatif. Pengertian lainnya bahwa perkembangan adalah pola

perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang

hidup.

Dan ada pula perkembangan adalah suatu proses bertambah sempurnanya suatu

hal dalam sudut pandangnya, dan menandakan sebagai hasil proses pematangan.

Tapi biasanya lebih banyak berkeitan dengan psikis.

Page 4: Perkembangan psikologi

4

Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah proses perubahan yang

dimulai sejak pembuahan hingga rentang hidupnya yang bersifat kualitatif dan

bersangutan dengan psikis manusia.

Contoh :

Hormon-hormon di dalam tubuh mulai matang dan mulai berfungsi

Alat reproduksi mulai sempurna

Emosi mulai berkembang

Intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan

mulai terangsang

Perubahan-perubahan pada pengetahuan, kemampuan, sifat sosial, moral,

kecerdasan, keyakinan agama, dan lain sebagainya.

3. Pengertian Psikologi

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan

proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja.

Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa

manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari

sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu

pengetahuan).

4. Pengertian Pendidikan

Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk

interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal maupun

informal, sampai dengan suatu taraf kedewasaan tertentu.

Pengertian pendidikan menurut para ahli:

J.J. Rousseau : memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-

kanak, akan tetapi kita membutuhkan pada waktu dewasa

Driyarkara: Pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manuisa

muda ke taraf insani

Ki Hajar Dewantara : menuntun segala kekuatan kodrati yang ada pada

anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat

dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya

Undang Undang No 20 Tahun 2003 : pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Page 5: Perkembangan psikologi

5

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi untuk memiliki

kekuatan spirituan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

5. Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang dari ilmu Psikologi yang

bersifat ilmu terapan, sehingga Psikologi Pendidikan dapat diartikan sebagai

berikut, yaitu “Disiplin Ilmu yang mempelajari tingkah laku (prilaku) manusia

khususnya peserta didik (pelajar) dalam penerapan prinsip-prinsip belajar dan

kurikulum yang digunakan”.

Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya

telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :

Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku

individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan

pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua

peserta didik dan masyarakat pendidikan.

Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil

psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui

berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara

pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.

Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan

dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.

Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang

psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi

pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan

teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode

ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.

B. Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan

Makna perkembangan pada seorang anak adalah terjadinya perubahan yang besifat

terus nenerus dari keadaan sederhana ke keadaan yang lebih lengkap, lebih komleks

dan lebih berdiferensiasi (Berk, 2003). Jadi berbicara soal perkembangan anak yang

Page 6: Perkembangan psikologi

6

dibicarakan adalah perubahan. Pertanyaannya adalah perubahan apa saja yang terjadi

pada diri seorang anak dalam proses perkembangan ? Untuk menjawab pertanyaan itu

maka perlu dipahami tentang aspek-aspek perkembangan, yaitu :

1) Perkembangan Fisik ; yaitu perubahan dalam ukuran tubuh, proporsi anggota

badan, tampang, dan perubahan dalam fungsi-fungsi dari sistem tubuh seperti

perkembangan otak, persepsi dan gerak (motorik), serta kesehatan.

2) Perkembangan Kognitif ; yaitu perubahan yang bervariasi dalam proses berpikir

dalam kecerdasan termasuk didalamnya rentang perhatian, daya ingat,

kemampuan belajar, pemecahan masalah, imajinasi, kreativitas, dan keunikan

dalam menyatakan sesuatu dengan mengunakan bahasa

3) Perkembangan sosial-emosional ; yaitu perkembangan berkomunikasi secara

emosional, memahami diri sendiri, kemampuan untuk memahami perasaan orang

lain, pengetahuan tentang orang lain, keterampilan dalam berhubungan dengan

orang lain, menjalin persabatan, dan pengertian tentang moral.

Harus dipahami dengan sungguh sungguh bahwa ketiga aspek perkembangan itu

merupakan satu kesatuan yang utuh (terpadu), tidak terpisahkan satu sama lain. Setiap

aspek perkembangan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek lainnya. Sebagai

contoh perkembangan fisik seorang anak seperti meraih, duduk, merangkak, dan

berjalan sangat mempengaruh terhadap perkembangan kognitif anak yaitu dalam

memahami lingkungan sekitar di mana ia berada.

Ketika seorang anak mencapai tingkat perkembangan tertentu dalam berpikifr

(kognitif) dan lebih terampil dalam bertindak, maka akan mendapat respon dan

stimulasi lebih banyak dari orang dewasa, seperti dalam melakukan permaianan,

percakapan dan berkomunikasi sehingga anak dapat mencapai keterampilan baru

(aspek sosial-emosional). Hal seperti ini memperkaya pengalaman dan pada

gilirannya dapat mendorong berkembangnya semua aspek perkembangan secara

menyeluruh. Dengan kata lain perkembangan itu tidak terjadi secara sendiri-sendiri.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Nativisme ; Aliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu semata-

mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Jadi, perkembangan

individu semata-mata tergantung kepada dasar.

Page 7: Perkembangan psikologi

7

Empirisme ; Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata

tergantung kepada faktor lingkungan, sedangkan dasar tidak berpengaruh sama

sekali.

Konvergensi ; Aliran ini berpendapat bahwa didalam perkembangan individu itu

baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting.

Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu, akan tetapi

bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya

dapat berkembang.

D. Hubungan Perkembangan dan Pertumbuhan dalam Psikologi Pendidikan

Pertumbuhan dan perkembangan sangat erat hubungannya dengan psikologi

pendidikan. Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak merupakan kajian ilmu

dalam psikologi yang biasanya dikenal dengan psikologi perkembangan.

Dunia pendidikan merasa penting memperhatikan perkembangan anak, khususnya

peserta didik. Terutama dalam tahap perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif

yang meliputi perkembangan mental anak.

Faktor kognitif memiliki pemahaman bahwa ciri khasnya terletak dalam belajar

memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasiyang mewakili obyek-

obyek yang dihadapi dan dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan

atau lambang yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental. Dari

pernyataan ini dapat dikatakan bahwa makin banyak pikiran dan gagasan yang

dimiliki seseorang, makin kaya dan luaslah alam pikiran kognitif orang tersebut.

Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar,

karena sebahagian besar aktivitasnya dalam belajar selalu berhubungan dengan

masalah mengingat dan berfikir dimana kedua hal ini merupakan aktivitas kognitif

yang perlu dikembangkan.

Hal-hal yang termasuk dalam aktivitas kognitif adalah:

Mengingat ; merupakan aktivitas kognitif dimana orang menyadari bahwa

pengetahuan berasal dari kesan-kesan yang diperoleh dari masa lampau.

Bentuk mengingat yang penting adalah reproduksi pengetahuan, misalnya

ketika seorang anak diminta untuk menjelaskan kembali suatu pengetahuan

atau peritiwa yang telah diperolehnya selama belajar.

Page 8: Perkembangan psikologi

8

Berfikir ; pada saat berfikir anak dihadapkan pada obyek-obyek yang diwakili

dengan kesadaran. Jadi tidak dengan langsung berhadapan dengan obyek

secara fisik seperti sedang mengamati sesuatu ketika ia melihat, meraba atau

mendengar. Dalam berfikir obyek hadir dalam bentuk representasi, bentuk-

bentuk representasi yang paling pokok adalah tanggapan, pengertian, atau

konsep dan lambang verbal. Makin berkembang seseorang, makin kayalah

anak akan tanggapan-tanggapan. Hubungan atas tanggapan-tanggapan mulai

dipahami manakala hubungan yang satu dengan yang lain mulai dipahami

secara logis. Perkembangan berikutnya anak akan mampu menentukan

hubungan sebab akibat.

Menurut Piaget pertumbuhan mental mengandung dua macam proses yaitu

perkembangan dan belajar. Perkembangan adalah perubahan struktur sedangkan

belajar adalah perubahan isi. Proses perkembangan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:

(a) heriditas, (b) pengalaman, (c) transmisi sosial dan (d) ekuilibrasi.

Heriditas ; heriditas tidak hanya menyediakan fasilitas kepada anak yang baru

lahir untuk menyesuaikan diri dengan dunianya, lebih dari itu heriditas akan

mengatur waktu jalannya perkembangan pada tahun-tahun mendatang. Inilah

yang dikenal dengan faktor kematangan internal. Kematangan mempunyai

peranan penting dalam perkembangan kognitif, akan tetapi faktor ini saja tidak

mampu menjelaskan segala sesuatu tentang perkembangan kognitif.

Pengalaman ; Pengalaman dengan heriditas fisik merupakan dasar

perkembangan struktur kognitif. Dalam hal ini sering kali disebut sebagai

pengalaman fisis dan logika matematis. Kedua pengalaman ini secara

psikologi berbeda. Pengalaman fisis melibatkan obyek yang kemudian

membuat abstraksi dari obyek tersebut. Sedangkan pengalaman logika

matematis merupakan pengalaman dimana diabstraksikan bukan dari obyek

melainkan dari akibat tindakan terhadap obyek (abstraksi reflektif).

Transmisi social ; transmisi sosial digunakan untuk mempresentasikan

pengaruh budaya terhadap pola berfikir anak. Penjelasan dari guru, penjelasan

orang tua, informasi dari buku, meniru, merupakan bentuk-bentuk transmisi

sosial. Kebudayaan memberikan alat-alat yang penting bagi perkembangan

kognitif, seperti dalam berhitung atau membaca, dapat menerima transmisi

sosial apabila anak ada dalam keadaan mampu menerima informasi. Untuk

Page 9: Perkembangan psikologi

9

menerima informasi itu terlebih dahulu anak harus memiliki struktur kognitif

yang memungkinkan anak dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan

informasi tersebut.

Ekuilibrasi ; ekuilibrasi merupakan suatu keadaan dimana pada diri setiap

individu akan terdapat proses ekuilibrasi yang mengintegrasikan ketiga faktor

tadi, yaitu heriditas, pengalaman dan transmisi sosial. Alasan yang

memperkuat adanya ekuilibrasi yaitu dimana anak secara aktif berinteraksi

dengan lingkungan. Sebagai akibat dari interaksi itu anak berhadapan dengan

gangguan atau kontradiksi, yaitu apabila situasi pada pola penalaran yang

lama tidak dapat menanggapi stimulus. Kontradiksi ini menimbulkan keadaan

menjadi tidak seimbang. Dalam keadaan ini individu secara aktif mengubah

pola penalarannya agar dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan

stimulus baru yang disebut ekuilibrasi.

E. Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar

Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan

aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti

perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.

Perhatian

Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif

dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh

besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik

ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti

menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik,

menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif,

seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.

Pengamatan

Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan,

pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang

bai masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu

pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.

Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu memahami

keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah

di antara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya

dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa unsur

Page 10: Perkembangan psikologi

10

lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi pengetahuan

oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran.

Ingatan

Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1)

menerima kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin

karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan

untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.

Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui

kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.

Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di

antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang

disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih

dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang

mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama

untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang

tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah mengingat nama-nama kunci nada g

(gudeg), d (dan), a (ayam), b (bebek) dan sebagainya.

Berfikir

Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep

(Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang.

Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan

antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa

pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya

adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan

pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.

Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam

keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat

yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses

pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya

melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan

penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung

melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang

lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau

konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya

mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan

Page 11: Perkembangan psikologi

11

menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-

kesimpulannya secara mandiri.

Motif

Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti

pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif

semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di

dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek

didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang

sesuatu.

Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka

panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek

didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini,

umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu

maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk

berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus

memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.

Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni

menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek

didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus

membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat

grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak

berada di bawah prestasi orang lain.

Page 12: Perkembangan psikologi

12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pertumbuhan dan perkembangan sangat erat hubungannya dengan psikologi

pendidikan. Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak merupakan kajian ilmu

dalam psikologi yang biasanya dikenal dengan psikologi perkembangan.

Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar,

karena sebahagian besar aktivitasnya dalam belajar selalu berhubungan dengan

masalah mengingat dan berfikir dimana kedua hal ini merupakan aktivitas kognitif

yang perlu dikembangkan.

Faktor psikologi berpengaruh pada dunia pendidikan terutama dalam proses

pembelajaran, proses belajar mengajar, karena mencakup perilaku individu yang

merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh

antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.

B. Saran

Diharapkan kepada semua penyelenggara pendidikan agar perlu memperhatikan aspek

pertumbuhan dan perkembangan anak dalam proses belajar mengajar, serta

mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Karena bagaimanapun

kondisi psikologi seorang anak memiliki hubungan yang erat dengan dunia

pendidikan.