Download - Perkembangan psikologi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia khususnya pelajar pasti akan mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan yang tidak akan dapat ditolak, terlepas dari kehendak individu yang
bersangkutan. Proses tersebut berjalan dengan kodrati dan melalui tahapan-tahapan
yang telah ditentukan oleh-Nya.
Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa setiap manusia akan mengalami
pertumbuhan yaitu seperti bertambahnya tinggi, berat badan, tumbuhnya rambut pada
daerah-daerah tertentu, dan lain-lain. Berarti pertumbuhan merupakan suatu proses
perubahan secara jasmaniah (fisik). Tetapi tidak dipungkiri juga bahwa setiap
manusia khususnya pelajar akan mengalami perkembangan secara rohaniah atau
mental (jiwa).
Maka dari itu agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik dan
mengarah ke perkembangan yang positif, diperlukanlah sebuah ilmu yang dapat
mempelajarinya yaitu salah satu cabang ilmu Psikologi yaitu Psikologi
Perkembangan.
Survai membuktikan bahwa hampir 60% perkembangan mental (psikis) seorang
manusia dipengaruhi oleh lingkungan dan lebih mudah terserap, sehingga banyak
yang mengandalkan dunia pendidikan untuk membantu mengawasi dan mengarahkan
perkembangan mental (psikis) itu ke arah yang lebih baik selain dari pengawasan dan
pengarahan dari pihak keluarga. Karena kedua pihak tersebut sangat berperan penting
dalam perkembangan psikis anak (pelajar) maka haruslah saling bekerjasama.
Di dalam dunia pendidikan terdapat beberapa aspek perkembangan, seperti yang
disampaikan Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Landasan Psikologi
Proses Pendidikan mengatakan bahwa perilaku kegiatan Individu dikelompokkan
menjadi tiga kategori yaitu: Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik.
2
Tetapi pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang Pertumbuhan dan
Perkembangan dalam Psikologi Pendidikan.
B. Perkembangan dan Pertumbuhan
Perkembangan merupakan suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik
dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh
lingkungan. Perkembangan ditunjukkan dengan perubahan yang bersifat sistematis,
progresif dan berkesinambungan.
Menurut Hadis (2003: 5), secara garis besar ada empat aspek perkembangan yang
perlu ditingkatkan dalam kegiatan pengembangan anak, yaitu: perkembangan fisik,
kognitif, bahasa, dan sosial-emosional.
Pertumbuhan fisik yang dialami anak akan mempengaruhi proses perkembangan
motoriknya. Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian jasmaniah
melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot-otot yang terkoordinasi. Sebagian
besar waktu anak dihabiskan dengan bergerak dan kegiatan bergerak ini akan sangat
menggunakan otot-otot yang ada pada tubuhnya.
C. Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan merupakan studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses
pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington,
1982:10). Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi
pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa
ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi
pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan
perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan yang
senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini
pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai
bidang ilmu ini agar mereka, dalam menjalankan fungsinya, dapat menciptakan
kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya
tindakan-tindakan belajar secara efektif.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sebelum membahas lebih lanjut, perlu diketahui beberapa pengertian yang
menyangkut kajian makalah ini. Seperti pengertian dari pertumbuhan, perkembangan,
psikologi dan psikologi pendidikan.
1. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) secara Biologi merupakan perubahan ukuran organisme
karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang bisa diukur oleh
alat ukur atau bersifat kuantitatif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pertumbuhan adalah suatu proses
perubahan bentuk (bertambah besar) jasmaniah (fisik) yang terjadi secara
alamiah pada setiap makhluk hidup.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan merupakan proses perubahan yang
bersifat kuantitatif dan menyangkut jasmaniah. Contoh :
Seorang remaja yang tingginya 156 cm beberapa tahun kemudian berubah
menjadi 162 cm,
Seorang balita yang beratnya 13 kg berubah menjadi 15 kg, dan lain
sebagainya.
2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development) secara biologi merupakan proses perubahan
organism ke arak kedewasaan dan biasanya tidak bias diukur oleh alat ukur atau
bersifat kualitatif. Pengertian lainnya bahwa perkembangan adalah pola
perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang
hidup.
Dan ada pula perkembangan adalah suatu proses bertambah sempurnanya suatu
hal dalam sudut pandangnya, dan menandakan sebagai hasil proses pematangan.
Tapi biasanya lebih banyak berkeitan dengan psikis.
4
Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah proses perubahan yang
dimulai sejak pembuahan hingga rentang hidupnya yang bersifat kualitatif dan
bersangutan dengan psikis manusia.
Contoh :
Hormon-hormon di dalam tubuh mulai matang dan mulai berfungsi
Alat reproduksi mulai sempurna
Emosi mulai berkembang
Intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
mulai terangsang
Perubahan-perubahan pada pengetahuan, kemampuan, sifat sosial, moral,
kecerdasan, keyakinan agama, dan lain sebagainya.
3. Pengertian Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan
proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja.
Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa
manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari
sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu
pengetahuan).
4. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk
interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal maupun
informal, sampai dengan suatu taraf kedewasaan tertentu.
Pengertian pendidikan menurut para ahli:
J.J. Rousseau : memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-
kanak, akan tetapi kita membutuhkan pada waktu dewasa
Driyarkara: Pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manuisa
muda ke taraf insani
Ki Hajar Dewantara : menuntun segala kekuatan kodrati yang ada pada
anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya
Undang Undang No 20 Tahun 2003 : pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
5
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi untuk memiliki
kekuatan spirituan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
5. Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang dari ilmu Psikologi yang
bersifat ilmu terapan, sehingga Psikologi Pendidikan dapat diartikan sebagai
berikut, yaitu “Disiplin Ilmu yang mempelajari tingkah laku (prilaku) manusia
khususnya peserta didik (pelajar) dalam penerapan prinsip-prinsip belajar dan
kurikulum yang digunakan”.
Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya
telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku
individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan
pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua
peserta didik dan masyarakat pendidikan.
Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil
psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui
berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara
pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan
dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.
Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang
psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi
pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan
teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode
ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
B. Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan
Makna perkembangan pada seorang anak adalah terjadinya perubahan yang besifat
terus nenerus dari keadaan sederhana ke keadaan yang lebih lengkap, lebih komleks
dan lebih berdiferensiasi (Berk, 2003). Jadi berbicara soal perkembangan anak yang
6
dibicarakan adalah perubahan. Pertanyaannya adalah perubahan apa saja yang terjadi
pada diri seorang anak dalam proses perkembangan ? Untuk menjawab pertanyaan itu
maka perlu dipahami tentang aspek-aspek perkembangan, yaitu :
1) Perkembangan Fisik ; yaitu perubahan dalam ukuran tubuh, proporsi anggota
badan, tampang, dan perubahan dalam fungsi-fungsi dari sistem tubuh seperti
perkembangan otak, persepsi dan gerak (motorik), serta kesehatan.
2) Perkembangan Kognitif ; yaitu perubahan yang bervariasi dalam proses berpikir
dalam kecerdasan termasuk didalamnya rentang perhatian, daya ingat,
kemampuan belajar, pemecahan masalah, imajinasi, kreativitas, dan keunikan
dalam menyatakan sesuatu dengan mengunakan bahasa
3) Perkembangan sosial-emosional ; yaitu perkembangan berkomunikasi secara
emosional, memahami diri sendiri, kemampuan untuk memahami perasaan orang
lain, pengetahuan tentang orang lain, keterampilan dalam berhubungan dengan
orang lain, menjalin persabatan, dan pengertian tentang moral.
Harus dipahami dengan sungguh sungguh bahwa ketiga aspek perkembangan itu
merupakan satu kesatuan yang utuh (terpadu), tidak terpisahkan satu sama lain. Setiap
aspek perkembangan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek lainnya. Sebagai
contoh perkembangan fisik seorang anak seperti meraih, duduk, merangkak, dan
berjalan sangat mempengaruh terhadap perkembangan kognitif anak yaitu dalam
memahami lingkungan sekitar di mana ia berada.
Ketika seorang anak mencapai tingkat perkembangan tertentu dalam berpikifr
(kognitif) dan lebih terampil dalam bertindak, maka akan mendapat respon dan
stimulasi lebih banyak dari orang dewasa, seperti dalam melakukan permaianan,
percakapan dan berkomunikasi sehingga anak dapat mencapai keterampilan baru
(aspek sosial-emosional). Hal seperti ini memperkaya pengalaman dan pada
gilirannya dapat mendorong berkembangnya semua aspek perkembangan secara
menyeluruh. Dengan kata lain perkembangan itu tidak terjadi secara sendiri-sendiri.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Nativisme ; Aliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu semata-
mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Jadi, perkembangan
individu semata-mata tergantung kepada dasar.
7
Empirisme ; Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata
tergantung kepada faktor lingkungan, sedangkan dasar tidak berpengaruh sama
sekali.
Konvergensi ; Aliran ini berpendapat bahwa didalam perkembangan individu itu
baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting.
Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu, akan tetapi
bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya
dapat berkembang.
D. Hubungan Perkembangan dan Pertumbuhan dalam Psikologi Pendidikan
Pertumbuhan dan perkembangan sangat erat hubungannya dengan psikologi
pendidikan. Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak merupakan kajian ilmu
dalam psikologi yang biasanya dikenal dengan psikologi perkembangan.
Dunia pendidikan merasa penting memperhatikan perkembangan anak, khususnya
peserta didik. Terutama dalam tahap perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif
yang meliputi perkembangan mental anak.
Faktor kognitif memiliki pemahaman bahwa ciri khasnya terletak dalam belajar
memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasiyang mewakili obyek-
obyek yang dihadapi dan dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan
atau lambang yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental. Dari
pernyataan ini dapat dikatakan bahwa makin banyak pikiran dan gagasan yang
dimiliki seseorang, makin kaya dan luaslah alam pikiran kognitif orang tersebut.
Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar,
karena sebahagian besar aktivitasnya dalam belajar selalu berhubungan dengan
masalah mengingat dan berfikir dimana kedua hal ini merupakan aktivitas kognitif
yang perlu dikembangkan.
Hal-hal yang termasuk dalam aktivitas kognitif adalah:
Mengingat ; merupakan aktivitas kognitif dimana orang menyadari bahwa
pengetahuan berasal dari kesan-kesan yang diperoleh dari masa lampau.
Bentuk mengingat yang penting adalah reproduksi pengetahuan, misalnya
ketika seorang anak diminta untuk menjelaskan kembali suatu pengetahuan
atau peritiwa yang telah diperolehnya selama belajar.
8
Berfikir ; pada saat berfikir anak dihadapkan pada obyek-obyek yang diwakili
dengan kesadaran. Jadi tidak dengan langsung berhadapan dengan obyek
secara fisik seperti sedang mengamati sesuatu ketika ia melihat, meraba atau
mendengar. Dalam berfikir obyek hadir dalam bentuk representasi, bentuk-
bentuk representasi yang paling pokok adalah tanggapan, pengertian, atau
konsep dan lambang verbal. Makin berkembang seseorang, makin kayalah
anak akan tanggapan-tanggapan. Hubungan atas tanggapan-tanggapan mulai
dipahami manakala hubungan yang satu dengan yang lain mulai dipahami
secara logis. Perkembangan berikutnya anak akan mampu menentukan
hubungan sebab akibat.
Menurut Piaget pertumbuhan mental mengandung dua macam proses yaitu
perkembangan dan belajar. Perkembangan adalah perubahan struktur sedangkan
belajar adalah perubahan isi. Proses perkembangan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
(a) heriditas, (b) pengalaman, (c) transmisi sosial dan (d) ekuilibrasi.
Heriditas ; heriditas tidak hanya menyediakan fasilitas kepada anak yang baru
lahir untuk menyesuaikan diri dengan dunianya, lebih dari itu heriditas akan
mengatur waktu jalannya perkembangan pada tahun-tahun mendatang. Inilah
yang dikenal dengan faktor kematangan internal. Kematangan mempunyai
peranan penting dalam perkembangan kognitif, akan tetapi faktor ini saja tidak
mampu menjelaskan segala sesuatu tentang perkembangan kognitif.
Pengalaman ; Pengalaman dengan heriditas fisik merupakan dasar
perkembangan struktur kognitif. Dalam hal ini sering kali disebut sebagai
pengalaman fisis dan logika matematis. Kedua pengalaman ini secara
psikologi berbeda. Pengalaman fisis melibatkan obyek yang kemudian
membuat abstraksi dari obyek tersebut. Sedangkan pengalaman logika
matematis merupakan pengalaman dimana diabstraksikan bukan dari obyek
melainkan dari akibat tindakan terhadap obyek (abstraksi reflektif).
Transmisi social ; transmisi sosial digunakan untuk mempresentasikan
pengaruh budaya terhadap pola berfikir anak. Penjelasan dari guru, penjelasan
orang tua, informasi dari buku, meniru, merupakan bentuk-bentuk transmisi
sosial. Kebudayaan memberikan alat-alat yang penting bagi perkembangan
kognitif, seperti dalam berhitung atau membaca, dapat menerima transmisi
sosial apabila anak ada dalam keadaan mampu menerima informasi. Untuk
9
menerima informasi itu terlebih dahulu anak harus memiliki struktur kognitif
yang memungkinkan anak dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan
informasi tersebut.
Ekuilibrasi ; ekuilibrasi merupakan suatu keadaan dimana pada diri setiap
individu akan terdapat proses ekuilibrasi yang mengintegrasikan ketiga faktor
tadi, yaitu heriditas, pengalaman dan transmisi sosial. Alasan yang
memperkuat adanya ekuilibrasi yaitu dimana anak secara aktif berinteraksi
dengan lingkungan. Sebagai akibat dari interaksi itu anak berhadapan dengan
gangguan atau kontradiksi, yaitu apabila situasi pada pola penalaran yang
lama tidak dapat menanggapi stimulus. Kontradiksi ini menimbulkan keadaan
menjadi tidak seimbang. Dalam keadaan ini individu secara aktif mengubah
pola penalarannya agar dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan
stimulus baru yang disebut ekuilibrasi.
E. Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar
Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan
aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti
perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.
Perhatian
Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif
dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh
besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik
ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti
menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik,
menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif,
seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.
Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan,
pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang
bai masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu
pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.
Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu memahami
keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah
di antara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya
dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa unsur
10
lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi pengetahuan
oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran.
Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1)
menerima kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin
karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan
untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.
Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui
kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di
antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang
disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih
dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang
mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama
untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang
tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah mengingat nama-nama kunci nada g
(gudeg), d (dan), a (ayam), b (bebek) dan sebagainya.
Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep
(Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang.
Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan
antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa
pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya
adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan
pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.
Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam
keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat
yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses
pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya
melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan
penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung
melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang
lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau
konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya
mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan
11
menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-
kesimpulannya secara mandiri.
Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti
pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif
semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di
dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek
didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang
sesuatu.
Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka
panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek
didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini,
umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu
maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk
berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus
memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni
menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek
didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus
membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat
grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak
berada di bawah prestasi orang lain.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan sangat erat hubungannya dengan psikologi
pendidikan. Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak merupakan kajian ilmu
dalam psikologi yang biasanya dikenal dengan psikologi perkembangan.
Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam belajar,
karena sebahagian besar aktivitasnya dalam belajar selalu berhubungan dengan
masalah mengingat dan berfikir dimana kedua hal ini merupakan aktivitas kognitif
yang perlu dikembangkan.
Faktor psikologi berpengaruh pada dunia pendidikan terutama dalam proses
pembelajaran, proses belajar mengajar, karena mencakup perilaku individu yang
merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh
antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.
B. Saran
Diharapkan kepada semua penyelenggara pendidikan agar perlu memperhatikan aspek
pertumbuhan dan perkembangan anak dalam proses belajar mengajar, serta
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Karena bagaimanapun
kondisi psikologi seorang anak memiliki hubungan yang erat dengan dunia
pendidikan.