percakapan dengan david tobing

137
1 percakapan dengan david tobing Widhyanto Muttaqien Ahmad buku puisi KEDAI BUKU SINAU

Upload: widhyanto-muttaqien

Post on 31-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Sekumpulan Puisi

TRANSCRIPT

Page 1: Percakapan Dengan David Tobing

1

percakapan dengan david tobing Widhyanto

Muttaqien Ahmad

buku puisi

KEDAI buKu SINAu

Page 2: Percakapan Dengan David Tobing

2

Page 3: Percakapan Dengan David Tobing

3

percakapan dengan david tobing

buku puisiWidhyanto Muttaqien Ahmad

KEDAI buKu SINAu

Page 4: Percakapan Dengan David Tobing

4

Judul: Percakapan Dengan David TobingKumpulan Puisioleh: Widhyanto Muttaqien Ahmad Penerbit Kedai buku Sinau, 2014 ix + 127 hal: 11,5 x 17,5 cm

1. PuisiSastra Indonesia

Gambar Sampul Depan: Foto oleh David TobingTata Letak Sampul dan Isi: Wees Skool

Katalog Dalam TerbitanISbN: 978-979-15449-8-6

Penerbit Kedai buku SinauPemesanan buku via sms atau w.a ke 0815 8840310atau email: [email protected]

ii

Page 5: Percakapan Dengan David Tobing

5

iii

Visi ruang belajar ruang

Misigerakan literasi dan melek budaya

Layanandokumentasi, riset, dan pengembangan1.

sekolah partisipatif 2. tata ruang•

video partisipatoris•

kursus dan workshop 3. penulisan kreatif•

metodologi penelitian •seni dan kriya•

film •

Page 6: Percakapan Dengan David Tobing

6

Widhyanto Muttaqien Ahmad lahir dan besar di Jakarta. Kini berdagang

buku, menyeduh kopi, dan bekerja sebagai peneliti lepas.

iv

Page 7: Percakapan Dengan David Tobing

Sec2:1

Daftar Isi

(SEbuAH) KISAH MAJENuN DAN (bELuM) bERAKHIR Plateu 2Malam di Semarang 3setelah membaca (se)buah sajak 4Perjalanan 1, Mahulu 6Malam di Palembang 7Apakah ini sebuah pertanyaan tentang kemungkinan 8Perjalanan 2, Malakuli 20Jika nanti 21Musim 22Ciliwung 23Perjalanan 3, Coffee Cantata 24Sebab bawang 25Perjanjian 26jam dua dinihari 27Malam di Gaza 28(Sebuah) kisah majenun dan (belum) berakhir 29Perjalanan 4, batu 30Teduh 31Malam di Papua 32kucing hitam di lantai sembilan memandang bulan di jendela basah hujan 33buat: wildan 34Katumburi 35Disonansi Rock ‘N Roll 36doa puputan 39Rencana Kontijensi 40malam sebuah laporan 41rasa kopi 42Di Tempat Jack 43sajak sepatu 44

v

Page 8: Percakapan Dengan David Tobing

2

PERCAKAPAN DENGAN DAVID TObING Percakapan 1 46Percakapan 2 47Sebuah siang di sebuah kedai kopi yang merahasiakan namanya sendiri bersama pujangga yang tidak mengucap sastra 48Percakapan 3 50Percakapan 4 51Percakapan 5 52seorang penyair dan perempuan yang diincarnya 53Kwatrin talkin 54buat Ibrahim 55di bangku tunggu 56Percakapan 6 57Percakapan 7 59Kepada bung 60sebuah topi 61seperti yang pernah kupertanyakan 62Percakapan 8 63Percakapan 9 64Percakapan 10 65Sympathy for The Devil 66tubuh (puisi) 68apa yang dilakukan ikan ketika letih 69dunia telah tua 71Seperti Itu 73jika tuhan marah 74sip 75Tanah Karang 76Percakapan 11 78

MENGAPA AKu SELALu MENYuKAI TAMAN Senja di perjalanan 80beranda rumah 81ruang tengah 82

vi

Page 9: Percakapan Dengan David Tobing

3

vii

ruang tidur 83samping rumah 84Rumah 85kampung halaman yang jauh 87Dunia dalam sebuah kamar tidur 89Malem satu babak 91Tetangga 94Pantun Ambu 96Kemana orang-orang pergi 97Pernah kutuang laut 100buat: Paz 101Mengapa aku selalu menyukai taman 103Setumpuk malam dengan mimpi yang sama 105kubah langit 106Sungai kita sekarang 108mata malam 110ketika hujan 111usai persetubuhan 112A-Z menata rumah 114tentu tuhan tidak menciptakan dada dan pinggul hanya untuk mata 116buat alejandra pizarnik 117Kapan 118dalam perjalanan ke pedalaman yang (tidak lagi) asing namun tidak lagi memiliki masa depan 119banda 121Rambut 122epitaf 125

Page 10: Percakapan Dengan David Tobing

4

viii

Tapi,

dapatkah kehidupan seseorang menjadi sebuah seni.

Mengapa lampu atau rumah dapat menjadi objek seni, tapi

kehidupan kita sendiri tidak. (Foucault, 1983)

Page 11: Percakapan Dengan David Tobing

1

(SEbuAH) KISAH MAJENuN DAN

(bELuM) bERAKHIR

Page 12: Percakapan Dengan David Tobing

2

Plateucahaya keluar dari gelapnya. dataran tinggi ini seperti berenang di dalamnya. Raja Ali Haji, pusang, kepada fikiran sesak dan walang1. ‘dari jendela kulihat dua ekor anjingku terbang mengelilingi langit di atas halaman rumah2’ . tapi itu langit malam. dua orang bercakap-cakap selama berabad-abad. tak ada yang hilang. kutipan semakin rindang, bercabang-dahan. sebuah pena membujur di langit. dua anjing, satu kelinci, dan sang pemburu melihat sebuah peta yang gaib di langit jadi musim pembuka sawah-ladang. dataran tinggi ini seperti cahaya yang memeriksa abjad di kepala. seakan usia langit sama dengan usia padi yang menjadi beras hendak kutanak. setiap malam anak-anak bercerita tentang serial sekolah dan ninja, kisah lain yang kutempatkan di langit paling malam. sajak tentang lawan saling pandang dengan cahaya yang keluar dari mulut anak. dataran tinggi ini kini penuh dengan tawa penasaran dan kedipan heran, umurnya sama dengan padi, kelinci, anjing, dan bintang.

2014

[1]Hooykaas, C. Penjedar Sastra. Terjemahan Raihoel Amar gl. Datoek besar. Penerbit Jb. Wolters-Groningen, Jakarta (dijelaskan pusang yang dimaksud oleh Raja Ali Haji adalah pusing, agar rima terjaga maka diganti pusing menjadi pusang)

[2] Dikutip dari sajak dua ekor anjing di dataran tinggi, Afrizal Malna, Dalam teman-temanku dari atap bahasa (2008)

Page 13: Percakapan Dengan David Tobing

3

Malam di Semarang di penginapanseorang kawan membaca pesan

cinta tidak berkeliaran (walau) tidak mengenal jam malam

di pantaidua bayangan menggoyang bulan seekor ikan dan nelayan cemas akan masa depan- di lamun gelombang dan lengkung karang -

2013

Page 14: Percakapan Dengan David Tobing

4

setelah membaca (se)buah sajaktempat teristimewamungkin rumah

di situ waktu batas percayanelan semua mata ruparupa benda bergerak

menyusun keteganganmenyisipkan ketenangan

tempat teristimewamungkin rumah

sajak

tidak ada dukauntuk sajak yang jadi kata-kata seperti Adam bertemu Hawasaling menyapamemahami pandangan pertamaanak-anaknya mengucap - terkutuklah, syair yang tidak menyimpan rahasia - mengupas lembar demi lembar airmata di antara kangen dan bahaya ada makanan dan tempat berteduh

disana, kata-kata hidup rahasia menjadi hangat

Page 15: Percakapan Dengan David Tobing

5

tempat teristimewa (mungkin) milik masa depan

yang pergi ke dalam diri terbukapelayan segala

tempat teristimewa (se)buah sajak

yang terus mudabergoyang sampai cahaya

menembus biji

berbiak

bakal

lepas.

2012

Page 16: Percakapan Dengan David Tobing

6

Perjalanan 1, Mahulu

aku mencarimu ke arah bunyi

berjalan lebih jauh lagi

2014

Page 17: Percakapan Dengan David Tobing

7

Malam di Palembang di kepalaku ada semacam perahumengeluarkan nada ganjil seperti dering handphonelagu tak besyairtibatiba gelombang kata-kata membawa genit di busanya‘nggak ada yang gratis abang’di kampung Ayibdaging durian menyusuri belepotan di lidah dan tanganrasanya riuh seperti berjalan di atas sengmembuatku mabuk ditimpa bulandi atas sungai Musikerlip lampumata yang meniputapi lidahku telah mahirmembelah durianmencium dan meremas durinyamendengarnya mengucap‘nggak ada yang gratis abang’

2013

Page 18: Percakapan Dengan David Tobing

8

Apakah ini sebuah pertanyaan tentang kemungkinan

all the leaves is brown, and the sky is grey/ I pretend to pray1

daun kisahberisi gaib usialepas jarak antara masa depan adalah - matahari, angin, hujan, dan sebuah tulisan -kumpulkan semua wajah kerjap riang pemetik teh senyum ulat di daun pisang renyah seledri digenggam tukang bubur daun benalu menumpang nasib hangat kayu kupu-kupu menyimpan waktu di sayapnya orang-orang bersikeras membuatnya abadikisah daunsepertinya sederhanasilsilah nama-nama di ekor batang cabang dan ranting nama-nama menjadi seribu satu terpetik, menjadi nama kembaliyang patah yanggagal tumbuhmenunggu alam yang rahim daun kisahdaun logikaditanam dan diperambuah tangan klorofil

Page 19: Percakapan Dengan David Tobing

9

yang rumit dan mikrokospik penjelasannyalihatlah, ada pepaya, mangga, pisang, dan jambu pada sebuah lagudan jus stroberi di restoran langgananmuDescartes menyebutnya tuan dan pemilik alamdaun yang jatuhmengantar pada kuasa -matahari bisa menguningkan semua benda, juga bisa digeser ke lain arah-tapi Tuhan dan tuan telah pergisilahkan masuk, rumah-rumah runtuh, masjid tinggal gema, ke puncak jalan-jalan berliku-padat merayappepatah Yahudi mengatakan, Ketika Manusia berpikir Maka Tuhan Tertawakawanku David Tobing mengatakan rest in philosophymungkin ada benarnya, semua telah hampatapi sebuah hampa bukanlah semata kosong belaka daun tawadaun massadaun lenyap Gambar yang diperbincangkan orang tentang saya lebih riil dari diri aktual saya, kata Kundera dimana akan kubayangkan diri yang tenggelamyang tertanam dalamtak ubah tak tentuyang paling masuk akal: menyanyikan lagu Nina bobo kepada anak, mengantarnya pergi sekolah untuk kali pertama, mencebokinya sambil mengatakan, wah kamu sudah besar sekarang

Page 20: Percakapan Dengan David Tobing

10

- lihat apa yang telah kau makan seharian-yang paling masuk akal: memecat pegawai yang tidak suka bekerja dan celamitan, mencatat daftar belanjaan dan inventaris, menabung seperak demi seperak, membersihkan rumah dan halamanyang paling masuk akal: saat orang-orang yang berkhotbah pagi hari masuk berita sore karena korupsi saat anak-anak bertanya tentang rupa orang jahat yang tidak menggunakan topeng seperti dalam kisah batman atau Spidermanyang paling masuk akal: ngoyo kerja serabutan untuk sekadar membeli beras, dan menerima kenyataan bahwa setiap berutang seperti bersiap kehilangan satu temanyang paling masuk akal: Kb setelah anak ke tiga. Karena dua anak tidak berselisih dalam sebuah jajak pendapat, kita sibuk berpura-pura memihak satu di antaranya, sebab netral sebuah pilihan palsuyang paling masuk akal: mempertanyakan apakah puisi dapat gagal dalam kehidupan bagi dirinya atau untuk orang lainyang paling masuk akal: menjadi peneliti untuk diri sendiri, mengamati laku pribadi, memihak pada yang berhak

Page 21: Percakapan Dengan David Tobing

11

yang paling masuk akal: berkemah di pekan musim penghujan, bercerita betapa rumah bisa menjadi tempat yang sangat nyamanyang paling masuk akal: percaya bahwa daun-daun tak butuh diceritakan tentang masa depan, ia berjemur dan riang, layu dan hilangyang paling masuk akal: mengajar anak bersepeda, mengajaknya menanam pohon, bermain layangan bersama di lapangan, dan mendengar keajaiban di sisa makan malam daun kisahberisi jalanberbicara padamu akan waktu datang waktu lewat waktu sampai waktutepat waktu lapuk di jam tangan di jam dinding dia punyaadakah waktu itumenghunus logikaatau menghumus di usiaSiapa sanggup menjawabnya tanpa teori, sebab waktu adalah uban di kepala

dan kau akan lihat 25 tahun ke depan kecurangan Pemilu 2009 diumumkan dan waktu mengubah kasihan menjadi cinta berkepanjangan sebab telanjang 25

Page 22: Percakapan Dengan David Tobing

12

tahun ke depan cuma kenangan atau cerita tentang bilah angan, panjang dan pendek, menyelinap di sekitar keriput susu dan di lekuk paha dan bila kau perempuan, berharaplah pada suatu layanan lekas dan sedap itulah sebuah kesalahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang, menduga tanpa pernah membayangkan pembusukkan dan osteoporosis yang diidap masyarakat kebanyakan, yang kehilangan bobot, daya pikir, dan hilangnya generasi masa depan yang terus keracunan

daun-daun terus berjatuhansela siang dan malamhari-hari seperti layak ditinggalimenyentuh silamsaat perempuan masih sembunyi untuk mandi di kalisaat mata masih malu menatap ibusaat ibu masih mendongengi bintang-bintangsaat itu lalu siapa punyasejarah memandikan anak-anak di sekolah. sejarah yang bukan suci dari hadas besar dan kecil. sejarah yang sementara. dongeng bintang-bintang dan dongeng binatang-binatang, serupa dengan mitologi pahlawan. kali ini buaya dermawan dan kancil bukan pemenang licik. dongeng bukan tentang kiri dan kanan. harimau bukan raja hutan di Vietnam sebab tikuslah yang mengusir anak baru gede dan labil dari Amerika yang gemar menenteng senjata. Dongeng tentang sebab perang tanpa standar ganda. Kennedy di awal

Page 23: Percakapan Dengan David Tobing

13

tahun 1960-an mengatakan seni dalam masyarakat yang bebas bukanlah alat perang, tapi milik ruang diskursus ideologi dan sejarah mencatat jaman itu sebagai perang dingin. Obama dan Osama berumah di surga, b buat batu dan s buat es, yaitu ketika batu diganti dengan es, dua kekerasan dengan kadar dingin dan kebebalan yang sama sedang aku berdiam di dunia daun saljudaun sakuradaun pinus

luruh dan pasti

di utara tempat konferensi tentang Selatan dan sisa poros Setan, di pelosok paling udik utara dan Selatan orang-orang biasa merayakan hari dengan roti, nasi, sup panas, dan secangkir kopisebuah bom meledak bukan di tempat orang-orang rapat dan segala agama menjadi tidak bergunadi barat orang mesti ikut konstitusi, di Timur orang mesti ikut kebebasan dan demokrasi. tradisi kelu, satu-satu disebut represipelajaran pertama adalah berteriak sesuai aturan dan sopan /, lantas/ (dan) 1+1= belum tentu 2. orang-orang hilang peluang jika bukan partisan

Page 24: Percakapan Dengan David Tobing

14

daun anomalidaun komedilesat bertubrukanmenggambar chimera sebagai diri. lapis demi lapis sulit dikenali. ada mangsa di mulut memiliki ekor seperti milik sendiri. ada yang berkepakan di tangan tak jua terbang. ada yang membuang jantungnya sendiri, menggantinya dengan plastik. ada yang pusing dengan nama dan memesannya dari sebuah buku menu

daun hujandaun ladangdaun menghias langitdaun yang telanjangdaun yang menelikung cahayadaun Adam bertemu Hawasekarang berpikir sengit tentang penyakit ketika bercumbu ketika kawin ketika mulai memikirkan warisan dan setiap tindakan dibuatkan surat perjanjian dan mesti diumumkan Dongeng kinitentang daun-daunseperti lenganyang menyelamatkanmenjepit sekarangtentang udara yang dihabiskandalam air menenggelamkandi tujuhbelas Julidaun-daun menjadi obat sakit pinggang

Page 25: Percakapan Dengan David Tobing

15

sakit sendi tulang, dan selinting untuk sakit angandaun-daun berbicara di tembokbersama bob Marley kita tak pernah tahu - emak terus menanaknya dalam nasi santan dan gule pindang, minus reggae yang ambang -daun kafandaun guraudaun raibdaun kabardaun yang menjadi pintu yang mendengar maksuddaun menyimpan waktudi hijau dan kuningnya di bulu dan lapis lilinnya di jari-jari dan lekuknya di mata kitausia tampakseperti daunmenjadi merah di setiap kapilernyadimakan sapi suci atau kambing kurbandi sela gusi suku Indian atau batak Angkoladipatahkan dari batang oleh belalangtelinga mengucapnya kembali, mata memakluminya,tangan dan kaki merasukinya, dan kulit gatal karenanyausia tampakseperti tembang bersahutbahasa, algoritma, atau cuma sunyi

Page 26: Percakapan Dengan David Tobing

16

yang asik berteka-tekitentang rasa dan tanggal kadaluarsa daun kertasdaun latudaun bayangdi sungai Nildibentangkan cakrawala dihidupkan-dimatikan diabadikan-dihidangkandaun-daun dari lautdaun-daun lumutpenanda hidup yang tak kalut yang manis yang bukan perisasebuah kenangandaun pengetahuandaun amagrambertemu penulis dan sumbu dinamitnyabertemu ilmuwan dan nuklir di kepalanyadaun detonatordaun apokalipsmenghitung mundurmembilang awal sekaligus akhirtanpa hilang destinasiseperti cerita tentang sementaralogika yang fanaakhir yang tak kunjung sempurna

Page 27: Percakapan Dengan David Tobing

17

hanya selesaipada aku menjadi tanyapada anakku, sehelai daun pada batang keluargayang tak berhenti pada nama-namaseperti pengasih dan penyayang dengan maha atau kesederhanaannyaentah siapa menyebutnyatak jadi kiamat daun-daun tiba rontokterlahir kembali beliadaun peristiwakapilerisasi dari akar ke ujung daun-daunhulu daun memasak matahari untuk akar dan batangdaun sejarahtentang makam yang dialiri peziarahselamatan kandungan usia 7 bulandaun dialektikakaum pedagang yang urakanmengisi pamflet belanja yang kita percaya membawa keberuntungan miliki benda ini dan kaupun ada setialah pada produk kami dan berkorbanlah kita memilikinya hanya dengan uang muka isilah kolom garansi ikutlah asuransi dialektika sungguh terjadi, aku menjadi benda, dan surplus kecemasan menjadi tuan

Page 28: Percakapan Dengan David Tobing

18

belanjalah secara cerdas kurangi konsumsi energi akhir sebuah seni adalah keringnya minyak, batu-bara, gas bumi -dan sebuah kebaruan adalah rongsokan daur ulang, bekas pakai, dan melarang uranium untuk dunia ketiga, menggantinya dengan sawit setelah merusak hutan dan menyelundupkan kayu gelondongan, sambil memaksakan ideologi afirmasi pasar dan erotika ekonomi hijau daun-daun tersusunberabad jadi babaddaun utopiabertanya tentangmaksud baik dan maksud buruksampai pada batas samar dan sangsiia bertanya untuk apaAda hutan tropis rawa-rawa pesut jeruk purut 70 bidadari, (nanti)dan kekuasaan yang disembunyikan dalamvagina menjadi simulakra kotak suara berisi penis 19 cm (dan tiruanpenis) yang menolak masuk ke lubang yang sama tidak sama seperti pepatah keledai butadaun fetis dengan berahi dan telur Oriental, menetap, menghimpit tanpa ampun celah pikiran datang lewat tiga baris haiku hembuskan nafas terhangat

Page 29: Percakapan Dengan David Tobing

19

70 bidadari, sebuah puisidaun yang berbarisdaun kepompongdaun tinggaldaun ajaldaun kenanganseperti harum bunga kopi tempat pendahulu menyimpan tradisi. seperti kumpulan kumbang mencari jalan keluar. menyapa setiap kesempatan hai helo apa kabardaun perakdaun melankoli

musim semihari ini datanglah puisihiruplah oksigentulislah tentang dirimu yang pernah diberi namanamailah tulisanmu di luar semua kategoribersikap tempurmembaca mataharibersiap gugurtiada 2012

1. Petikan syair California Dreaming, pernah dipopulerkan oleh grup rock Soft Machine

Page 30: Percakapan Dengan David Tobing

20

Perjalanan 2, Malakuli

seperti laut yang perlahan surut lain hari waktu yang kau lahirkan berhenti

barangkali itulah sunyi

hadiah yang kau pendam buat petualang

2013

Page 31: Percakapan Dengan David Tobing

21

Jika nanti

1.

Jika nanti kita tak lagi muda lihatlah matahari

2.

Pesta, terik waktu tropikamilik kitatak sisa

3.

Kenangan itu buta lihatlah mataharisaksi tersembunyi

2013

Page 32: Percakapan Dengan David Tobing

22

MusimAda kabar membawa hujan buka bekal kita keladi, bunga pepaya, rica, dan udangudara penuh cemaraburung membawa gelombang laut di sayapnyaaku mau mengunyah dadamu saja menuang gerimis di setiap ronggasaat itu kau bercerita tentang ikan dan teripang singgahi semua telukhujan dan gelombang laut menyatu dan burung menemukan sarangnyaLarut dalam laut yang melayang

2013

Page 33: Percakapan Dengan David Tobing

23

Ciliwungada sungai telah tua datang tanpa rayu baca kampung lalu kaupun mengerti

2013

Page 34: Percakapan Dengan David Tobing

24

Perjalanan 3, Coffee Cantata1

suara biola, aroma kopi di setiap liuk jarum jamleher jenjang yang kukenal mencair, di bibir

menebak yang bakal tiba

buku-buku jari terbuka kemudianmenerima yang tidak mudah dipahami

2012

1. Coffee Cantata, komposisi dari J. S bach (1734)

Page 35: Percakapan Dengan David Tobing

25

Sebab bawang sayang, apakah bawang sebab kegelisahansiung demi siung seakan terbangtumben, baunya dinantisayang, apakah bawangmengupas lapis kulit ekonomidi dapurmu semua terhitungmestinya ada perubahan, serumu sebab sederhananasi goreng butuh matematika juga

2012

Page 36: Percakapan Dengan David Tobing

26

Perjanjian udara bersih harum mentegalekas bernyanyi dan menggodasebelum usang usia hidupbukan gula yang harus tertuang dalam pahit kopi, mimpi, atau apalah berjanjilah terus bernyanyibagi hidup dan mati berjanjilah memetik hidup sampai dipetik mati

2012

Page 37: Percakapan Dengan David Tobing

27

jam dua diniharimalam buatantenggelamkan metrominimalam kupas arkeologi tubuh lumat alpukatbuatmu kenyang gelisah sudahlahpejam sajaharap manispulang bawa kembang sudah jam dualekaslah kupas ambar betis bungalunaskanasmara sebelum Dinas Kebersihan Kotamengamuk

2012

Page 38: Percakapan Dengan David Tobing

28

Malam di GazaDi Gaza hidup terus tumbuhMenikahi nyanyian tubuh

Langit biru-abuabu Angin mendayu pelanDingin di lengan hangat perlahanHari ini beroposisi dengan apaTuhan tak mungkin kau salib ke dua kali

Di Gaza neraka tak jadi berdomisiliSayup terdengar seruan menang kembali

2012

Page 39: Percakapan Dengan David Tobing

29

(Sebuah) kisah majenun dan (belum) berakhir

Ia ikan tak punya kolam

2012

Page 40: Percakapan Dengan David Tobing

30

Perjalanan 4, batu

bunga rekahkan batuakarnya tanah huluulurkan hidup padamu

2012

Page 41: Percakapan Dengan David Tobing

31

Teduhdalam bisu semua indra, relakan air api jilati atap doa

persaksian inidebaran hati kupukupu di surga bungabermain cintasapa setiap cahayagenggam setiap tangan di setiap taman

dan senja bersegeraajak beranjak dan bergerak

2012

Page 42: Percakapan Dengan David Tobing

32

Malam di Papuahari ke tujuhdi hotel transithanya ada doaseekor anjing menggonggong malam keras kepala anggur terlanjur diminumhujan di luar mematuk jendelapaksa mata cari cahayatapi kelam tanahbenamkan segala bintang kejora menyeret ekornyamalam hampir habismenjadi kudusdan bergembiramenikmati lelehan bahagia di antara mimpi yang pedih melawan segala

2012

Page 43: Percakapan Dengan David Tobing

33

kucing hitam di lantai sembilan memandang bulan di jendela basah hujan

apa yang bisa dilakukannyaduduk menggaruk-garuk punggung dengan cakarnyamenyeringai ke atas dan ngiau serupa tertawamenghirup udara dalam-dalambersin, mungkin sedikit batuk karena debu knalpot turun terbawa hujansesekali menyimak dengan mata tajamsegaris umpatan ngiau serupa ‘jancuk’, ‘puki’, ‘ma dirodok’ atau ‘sial dangkalan’berguling ke kiri jendela bikin ngerimenguap dan pasrahdahinya berkerut kumisnya bergerakhari ini bukan hari yang tepat untuk mampusia melompatdan selamat

2012

Page 44: Percakapan Dengan David Tobing

34

buat: wildanMalam nantiunggun usiaTak bikin abu

Sebab batu-batupercik api wangi stroberibikin segala tampak muda

Malam nanti nampak menyenangkan berbahaya bagi pemula hidup sehari saja reguklah batu-batu

buat peta dengan bibir kekasih, lepaskan yang sementara gelindingkan batu-batu nyalakan sumbu

Malam nanti, abadilah awet dalam manis tebu doa-doa sekujur tubuhmu Mengucap abu Panas batu

Malam nanti

2012

Page 45: Percakapan Dengan David Tobing

35

Katumburi: ODHA

hanya butuh cahaya atau pensil warnauntuk hidup yang sebentar

2012

Page 46: Percakapan Dengan David Tobing

36

Disonansi Rock ‘N Roll betterman kata Ebes yang malas, bunda ngegoreng nasi nyanyiUltraman kata Fathi meniup bubur di sendokSatir sekarang hilang sejak pagi, sayup terdengar suara ‘mau main ke taman’, bunda nyanyi ngegoreng pagi Sebuah hariGumam tetangga di rumah tipe 22 terdengarPercakapan tidak selesai dan piring berkelontangan Teriakan Anak menangis Derum motor di-starter Aroma nakal tetangga yang barusan mandi basah Anak sekolah Persuasi tukang sayur dan pedagang tirai yang datang kepagian Kawasan yang tidak pernah didatangi pedagang koran, puji Tuhan sebuah kompleks tidak sederhana hening jam 9, ritual harian Taman Satir dan geng anak-anak usia lima tahunImajinasi tak lepas dari benakTentang suara azan yang kini dipermasalahkan menurutku cuma kurang nge-beat sungguh nge-blues merbot di masjid Al Muttaqien itu lebih serak dari Tom Waits, but it’s ok

Page 47: Percakapan Dengan David Tobing

37

Sebuah panggilan untuk menggenapi kerinduanTak terbayang 6 bulan kemudian Satir menang lomba azanusia lima setengah tahun mesti kubawa ke Cikini dan diskusi perkotaan sambil ngerujakdengan imajinasi demikian bukan saja tradisi yang ia bela tapi sejenis hibrida perkawinan antara kerongkongan dan mikropon ia akan memainkan komposisi hujan, azan, dan taman begitu saja bukan begitu dehArgumen negara jadi agama jadi sekular jadi warga kelaparan, tidak Kelaparanpeminta-minta dalam catatan kawan Herni bukan persoalan, bunga bank apalagisalahmu miskin bungjangan demonstrasi apalagi buat kemacetan di jalanseseorang sialan memaki-maki satu hari lupa 364 hari dia memerkosa trotoar-pedestrianmenyemprotkan CO2 mendiskusikan urbanitas sambil melanggar aturan kapan sialan seperti ini disudahi, setidaknya ia tahu diri

sudah azan kawanmari genapi kerinduandengarkan lonceng dan gregorian chantatau cukupkan dengan melankoli c’est la vie mari promosikan Johnny Be Good kembali

2012

Page 48: Percakapan Dengan David Tobing

38

Jakarta Ketika Air Datang1.Sekali lagi air menyusun gambar di langit kamar kuasan coklat saja tersisa aku terlatih untuk mendaur semua halyang kadung basah di Jakarta aku terlatih membuat hatiku gembira

2.Ada berita air mengetuk pintu di Manggarailewat di Kramatjati, merendam Rawajati kembali pesta di bulan Januari hujan pandai merasai hati jejak di sungai, kali, selokan, dan sisa makan di tanganmu adalah janji gerimis alam menyempurnakan imaji kita kembali saling sapa di atap rumah

3.Tak ada seorangpun di jalan aku memungut satu yang luputtak ada yang memerhatikandi kejauhan atau di kejenuhan kudekap jam itu, jarumnya sampai padaku tak ada seorangpun di jalan hanya genangan yang membuat penasaran

4.Hujan tempat mengenang Ada bulan buram kaca, joget disana Kerjap pikiran, berkejaran Atap pohon, semak bayang bukit yang indah - rimba perawanTanganku ngelayap - mastikan yang basah

2013

Page 49: Percakapan Dengan David Tobing

39

doa puputanlangit dupa asap pesan hutan yang terbakar pita awan matahari kuning kentang mata merekam hujan di buritanbianglalabosan menggantung pikiran ingin api bakar sampanagar tuhan tak pulang

2014

Page 50: Percakapan Dengan David Tobing

40

Rencana KontijensiSebuah rencana, dari satu kota ke kota lainnya Jakarta seperti hal pertama: pikiran penuh bau uang

Kita di sini sekarang, sebuah kedai remang kenang, rana membuka perlahan, Jalan tawarkan fatamorgana, lagu pujian dalam rekaman LP diulang-ulang

Hari itu kau begitu Kelaparan bercerita tentang Malang yang kau hindarkan

Rencana kedua, demikian kau menyebutnya, tak percumaJakarta - seperti hal pertama (tapi ia tak pernah lupa memandang kecemasan di garis tangan)

Hari itu kau begitu Kehausanbercerita tentang batu yang kau pikul

Kau berkata, beri aku manis pada mulutku di suatu tempat sebuah pinta terbentuk Mana mulutmu yang terbaik, aku menduga-duga janji Degup jantungnya terbaca Harapan di suaranya Kerling di persetujuannya berubah menjadi Desissamar aku mendengar Tawa ular1

2012/20131. Tawa ular, metafora yang diambil dari puisi Iqbal, Javidnama:Tersenyum dengan semuanya, dia bukan kawan siapapun - Tidak ragu lagi ular adalah ular meskipun ia tertawa.

Page 51: Percakapan Dengan David Tobing

41

malam sebuah laporanmenulis di antara garis ada buta di antara yang nyata, mata guguran hati,metafisika

dalam lembaran laporanada api yang belum jadi api membakar bunyi ada tuli memberi definisi

2012

Page 52: Percakapan Dengan David Tobing

42

rasa kopi sepanjang adukanmengendus aromamenyeruput kremadi dalamnya anak mudalelaki dan perempuanbermain-main dengan lidah merekawaktu perawan ketika itu

2012

Page 53: Percakapan Dengan David Tobing

43

Di Tempat Jack di pojok hari, ragumu hitam latu sisa bakaran hati

Dionysian, tangismu hitamtanganku hitam aku ingin menang

bumi piatu kobarkan ibudalam abu lepas dadaku

mari menyanyi panggil hujandi bumi rantau panggil kawan

udara habis bangun panggung padang kikis mainkan logika buntung

Zarathustra, bawa api itu, anakku Dia telah mati Hari ini aku ingin menang

kenapa banyak orang ingin menang, apakah itu hasil akhir kehidupanapakah kebenaran tinggal kata-kata dari bibir pemenang-pemenang semuaku menjadi lelah dan sangsi, terhadap kemenangan-kemenangan itu1

Zarathustra, kita punya naluri hewan belum pernah diganti aku ingin menang anakku

2012/141. Dipetik dari syair Lagu 4: Menang, Iwan Fals

Page 54: Percakapan Dengan David Tobing

44

sajak sepatudi antara sol sepatuterbuka dunia sebelum lupa, aku menjahitnya dengan benang matahari

aku berjalan

mejamkan mata mejamkan mata

(sebelum buta segala)

diantara sol sepatuterbuka duniakuhirup semua cahaya dari gang-gang tak bernama

2014

Page 55: Percakapan Dengan David Tobing

45

PERCAKAPAN DENGAN DAVID TObING

Page 56: Percakapan Dengan David Tobing

46

Percakapan 1aku undang kaudalam telanjangkebebasan yang rindang aku undang kaudalam anarkirahasia ilahi aku undang kaudalam kejujuransebuah pesta akal-akalan aku undang kauuntuk bunuh dirisebab di luar hanya Neraka aku undang kauke tempat paling setandi limbik paling dalam aku undang kauuntuk bertemudirimu sendiri

2012

Page 57: Percakapan Dengan David Tobing

47

Percakapan 2Jadilah, lalu sepadang matahariWajah dipahat cahaya -generasi ke generasi-Seorang mencari api sambil menetak berhala -di kepalanya gema-

Hancurlah, lalu gelap seusia mataSeseorang mengantarnya pergi membunuhSepagi ini, pelajaran pertama tumbuh dari tubuh yang rubuh -Lidah, mata, kaki, tangan, dan kulitnya bergelora-Ini api menanam sumbu di jejak sepatuSeorang perempuan berahi cuma dilintasi -puisi senja terus tua di kelamin redup-

Jadilah, seseorang ingin jadi perempuan jugaIbu, ibu, Ibu? kata-kata menebak yang melahirkannyaDalam patriarki seperti ini adakah ayah sesungguhnyaPohon akarnya tertanam di tubuhku, rahim iniusia diciptakan oleh lupa yang berbisa -Laki-laki seperti titik api padam di induk ladang -

2012

Page 58: Percakapan Dengan David Tobing

48

Sebuah siang di sebuah kedai kopi yang merahasiakan namanya sendiri bersama pujangga yang tidak mengucap sastra ada bunga tanjungikut mendengarkan The Carpenter Yesterday Once Morekemarin orang-orang bicaratentang orang-orang yang tiada

orang-orang yang tiada hadir hari ini dalam menu makan siangrasanya masih seperti kemarinkemesraan membuatnya teramat sedihseakan hari ini hari terakhirdan ciuman tadi akan menjadi rinduyang tinggal di langit mulutseperti pahit kopi

(dalam cangkir yang sama seperti hari kemarin bersama pujangga kemarin)

ada bunga tanjungikut mendengarkan pujangga bersedihsebab ditinggal perempuantapi memaki pengemis dan pelayanyang memiliki menu sama setiap harinyapujangga pandai merayu janda kayaatau pengusahalantas apa yang dicari mereka dari hari yang lewatdi menu makan siangkecuali sanjung berlebihantanpa ada satupun karya terucap

Page 59: Percakapan Dengan David Tobing

49

sambil melirik sana-sinipura-pura berwibawa pada yang membawa nampanmenjelaskan hal-hal yang tidak pentingseperti kisah lada dan cengkehdan eksotisme timur yang ditulis kawanan asinginilah yang membuat pujangga banggasenandung The Carpenters selesaisi pujangga berkata, aku tidak suka lagu ituterlalu mendayu dan kita tidak tinggal di gudang kenangpujangga bangkit dan mengambil dompetnyayang 20 tahun lalujuga tidak berisi uang biarkan The Carpenter yang bayar, ucapkusambil membayangkan,“ sang pujangga menjadi anggota ke tiga mereka”dan tersedu di bait Every Sha-la-la-la

2012

Page 60: Percakapan Dengan David Tobing

50

Percakapan 3kolam doa selalu kau selipkan seperti belati hati jantungmu dengar suara malam tengadah

kawan, kitalah yang tentukanjalan simpang cinta gigil kebenaran cemerlang baca suratan musim terkering

cahaya runtuhkita dekap langit berdetak dalam kata nafas merdeka dan sunyi ini api bagi sementara

kawan, airmatamu selalu mengingatkanku pada awan

2012

Page 61: Percakapan Dengan David Tobing

51

Percakapan 4awal rindu

sunyi api

abu adalah tunggu

2013

Page 62: Percakapan Dengan David Tobing

52

Percakapan 5Ah, apalah hidup. Ia ujung jalan, tepian jurang, atau aliran sungai. Tubuh cuma pagar dilintasi segala serangga dan cemar. Ah, apalah katajika ia bukan semacam persaksiansebuah mantra menjadi senjata. Dan apalah arti dosa, jika cuma ada kau dan aku saja. Dan neraka terlalu lembek buat kita berdua.

2013

Page 63: Percakapan Dengan David Tobing

53

seorang penyair dan perempuan yang diincarnya /naluri ular nyembul di pinggul perempuan menggelinjang, jemari lelaki mencengkram gunung/ 1

apa yang dilakukan kata pada tubuhmu yang disebutnya misterihelai demi helai aroma membebaskan nyerilekuk tubuh serupa gotridalam payung kataseorang padri, mengisahkan keindahan puisikatanya, dirimu seperti hujan yang datangmengurut hasrat di setiap pori

perempuan itu lalu berkatatak perlu basa-basi, jika kau mau dagingkudada, paha, dan kelaminkuini untuk diriku sendiriaku tak memenggalnya hanya untuk puisi

seorang padri, penasaran dengan senjatanyamengungkap pucat isi kepalaseluruh puisinya gaib tiba-tibaberebut gelisah dengan konaknya

2014

1. Petikan sajak Genesis ditulis oleh Sitok Srengenge

Page 64: Percakapan Dengan David Tobing

54

Kwatrin talkin doa di ujung teruksekantung rahasiaundang seorang tuamasuk sepi penuh jeruk

asam di mulut nyalakan takut menyahut dalam serak mengiris mata berat hadirkan tipis kulit maut

waktu telanjang bulat kucuri dari Conrad dan balzac aku memesan kopi dan kau jus sirsaksiang harum karat

2014

Page 65: Percakapan Dengan David Tobing

55

buat IbrahimAdalah bidang sajadah rumah bahagia rupa-rupa semakin yakin semakin intim

Adalah ladang ziarah rumah sejarah segala arah segala pasrah kini berdarah akukau mendaku pisau

dimatakau punahku punahkau dimataku Ibrahim wariskan Tuhan talut kemelut hakikat Hidup

Maut

Kecup

Kecut

2014

Page 66: Percakapan Dengan David Tobing

56

di bangku tunggu

Waktu membiakmatamu, terpejam Tuhanselalu berahasiadengan usia

2013

Page 67: Percakapan Dengan David Tobing

57

Percakapan 6bahkan bahasa

yang licintembus pandang

dapat patah patah darahnya patah tulangnya patah giginya patah berserak patah berderakpatah batu

patah mata

patah sayap

aku bayangkan burung gagakpatah semangat melihat sekarat pada mayatgagap terhadap laparnya sendiribahkan seraknya tak lagi mengundang curiga

bahkan bahasa

yang tampak serba mungkin

jadi kuburan kelak bersama apa disayat disadap diendapkan

Page 68: Percakapan Dengan David Tobing

58

dengan apiia uapjadi hujan jadi keringatkau tadah

nantijadi doa

2014

Page 69: Percakapan Dengan David Tobing

59

Percakapan 7Sajak ini mungkin pernah lahir di gardu telepon, sebelum ada handphone, atau lebih kuno lagi sebelum ada masehi, di bawah pohon kurma, di hangat cuaca, mungkin ia lahir dari knalpot mobil atau dari mesin cuci, atau lebih kuno lagi dari sekawanan burung-burung, mungkin pula dari bahu beruang madu, siapa yang tahu. Sajak ini lahir di hari Rabu, usai suara dan dering yang datang dari televisi, mungkin juga di masa lalu lahir di gua dalam hutan cemara. Sajak ini mungkin saja lahir tanpa ayah, hanya berkawan Jibril walau terdengar hampir mustahil. Sajak ini layaknya bayi Isa sanggup mengatakan kebenarannya. Sajak ini menyusun nasib sendiri, ia menjelma kuda, lepas kekang tak ingin mencari tuan. Sajak ini menjejali kata dengan maksudnya, mungkin dulu mantra, atau gambar yang penuh rahasia. Sajak ini seperti rambut poni, yang sesekali kau akan seka atau kau lemparkan ke belakang, sambil menduga dimana jatuhnya. Sajak ini telah memberi tanda di antara mata dan kepala, ada dada dan paha terbuka, mungkin tak menjadi sajak di tempat yang berbeda, mungkin tanda yang mereka sukai adalah empat mata, cula badak, kadal hitam, bukan tubuh tempat rajah tak hendak dibungkus. Sajak ini sangat mungkin lahir dari kamus atau kakus, dulu, dalam purbanya lahir dari batu sungai atau topan lesus. Mungkin sajak ini hanya hampa atau hanya lega.

2014

Page 70: Percakapan Dengan David Tobing

60

Kepada bungberjalanlahpacu semua kudadan damba bebas dari menghamba

2013

Page 71: Percakapan Dengan David Tobing

61

sebuah topiada mata rantai kemiskinan ternyata pikiranku terlalu lama dibiarkan sendiriankulihat orang-orang menjadi hijaudengan aroma kayu manis ada kemiskinan rantai pikiranku ternyata mata terlalu hijau dibiarkan berkeliaranorang-orang berbau amisdengan topi berisi ikan kuselidiki bukan nelayantapi ikan memakai topi hijaumembawa rantai beraroma kayu manis

sendirian berkeliaran kau seharusnya percayakarena ciri topinya sama dengan apa yang kaupakai

2012

Page 72: Percakapan Dengan David Tobing

62

seperti yang pernah kupertanyakankuganti apa kata tuhan dengan kamu dengan k besar atau dengan kau saja dengan k kecil namun pembaca merasa kau ada dalam dirinya atau kuganti cinta seperti puisi terdahulu yang dibuat dari anggur yang berisi mawar dan kau telanjang di dalamnya seperti dalam film American Pie tuhan di setiap lekukmu aku kutuk sebab anggur hilangkan pikirku dan mawar kupasku sedemikian rupa hingga duri semakin masuk dalam darahku gantikan setiap k besar dan kecil dimana aku ingin menyebutmu tanpa bahasa tanpa metafora kuganti apa semua bahasa apakah setelah itu manusia punah atau dunia seperti sedia kala tanpa aku tanpa kau tanpa American Pie tanpa apapun yang bisa membuat cinta jadi rudal jadi tentara terakota jadi kerajaan jadi tuhan jadi kuganti saja dengan t besar atau t kecil yang bagi orangorang percuma dan mengapa harus dipersoalkan segala tetek bengek tentang tuhan bukankah perintahnya sudah jelas 10 atau sebelas ada yang mengatakan 14 ada yang satu kitab ada yang membuat kitab sendiri tapi tuhan bukan sekadar huruf besar atau kecil seperti dalam kategori puisi ia tidak butuh tanda baca titik atau koma apalagi tanda tanya mungkin ia juga tak membutuhkan bahasa sama sekali seperti yang pernah kubilang seperti yang pernah kupertanyakan tentang tuhan yang pernah mati berkalikali

2013

Page 73: Percakapan Dengan David Tobing

63

Percakapan 8jam pasir itutidak menunjuk apapun kata-kata bahkan rintihan

(kecuali) harapan,guguran tanpa suara tak lekas,mirip sajak dari mama

jam pasir itumusafir dalam kurungan waktu

2012

Page 74: Percakapan Dengan David Tobing

64

Percakapan 9

ada yang memindahkan kata dalam tulisanmu, bersembunyi lalu diam-diam bercerita, sesuatu pernah kau rasakan, sesuatu pernah kau rindukan, sesuatu yang pernah kau baca entah bagaimana

dan tetap saja, kata-kata itu bersembunyi, tak kau temukan letaknya, hanya suara yang mengajakmu bercakap-cakap, sampai kau merasa tak takut untuk menceritakan siapa dirimu yang dituliskan oleh kata-kata yang bersembunyi itu

kata itu, kau tahu, adalah seorang kawan, yang ingin mengasihimu, memberangkatkanmu ke tepi lain dari gelap, menyusup kedalam tenaga, membuatmu merasa sejahtera

2014

Page 75: Percakapan Dengan David Tobing

65

Percakapan 10yang kusuka dari sesuatu yang asing: ia mengajak mata-telinga berkeringat tubuh bergulat mata melipat kaki melipat pusar melipat punggung melipat leher melipat dada melipat mata memindahkan tangan ke setiap lekuk pemahaman ke setiap bayangan

yang asing itu, selalu pernah menyentuhmukadang selesai terkunyah, ia sampah mendaur-ulang ketakutan dukalara bahagia curiga pada suatu ketika

yang kusuka dari sampah itu bagian dari tubuhmu bagian dari tubuhku bagian dari moyangmu bagian dari moyangku dan yang paling kusuka adalah keasingan:

ia menyindir diriku mengenalkan hal yang paling muskil

Siapa Aku

2014

Page 76: Percakapan Dengan David Tobing

66

Sympathy for The Devil:bagian kedua

bayangan Adam meluap godaan meluap nestapa Adam kawin lagi putus asa ia bertanya, bukankah aku pasangannya satu-satunya kloningnya, DNA yang samaaku rusuk kiri bengkok demi Adam

Adam, oh Tuhan aku diciptakan dengan cara tak biasa berpikir diarahkan dengan cara tak biasa bertindak disuratkan dengan cara tak biasa Adam, kulahirkan kembali replikamu Oh Tuhan

mengapa kau kutuk aku sebagai pemberi kasih sayang, rahim yang lapang, ladang penuh curahan bayangan Adam meluap aku menyukaimu, seperti aku menyukai Apple Pie Adam surga ini sungguh aneh untuk kita berdua Replikamu, meringkus aku di duniaaku binasa sejak mulanya Surga itu selembar tikar, kubawa ke dunia luas tempat kita diikat pikiran Peta tempat kita pertama menyulam pakaian

Page 77: Percakapan Dengan David Tobing

67

Adam yang telanjang, sebenarnya lebih sering sendirian Sebab di surga semua serba ada tak dibutuhkan pikiranSatu-satunya puisi adalah bayangan siksaan pertanyaan tentang keabadian

Aku tak ingat pertemuan kita dengan setan atau kueja Setan, biar kau mendengar keluhku Adam, Oh Tuhansungguhkah Setan itu ada karena takdirku memujamu di dunia tempat sisa Hidup aku selalu meraba-raba siapakah laki-laki itu sesungguhnya

1986-2014

Page 78: Percakapan Dengan David Tobing

68

tubuh (puisi)cuma pada (tubuh) puisi baris spasi alinea

dibiarkan tak berisimungkin jeda

menghimpun kosong di antara liminal tanda-tanda jadi tuan atas kata-kata sebelum dan sesudahnya mungkin makna atau apalah sedang disiksa tepat pada saat itu

sambil menelan ludah aku selalu berhenti pada kekosongan itu yang lebih kecut dibanding hidup

2014

Page 79: Percakapan Dengan David Tobing

69

apa yang dilakukan ikan ketika letihdi sebuah kolam ada tangan tak kelihatan ikan yang sembahyang berharap surga ikan ikan lain berharap kolam yang luas dan tenang mungkin tak tenang tak harus tenang

luas kolam idaman ikan yang butuh banyak mainanmasa depan milik semua ikan di sebuah kolam yang letih hanya berharap tangan tak kelihatan memberikan sebuah pandangan yang tak meluaskan kesemuan

di sebuah kolam ikan-ikan memilih tangan yang membawanya ke penggorengan kematian yang hanya ikan cuma seharga usia kesegaran

(kenangan akan sejarah kolam tak sama di sirip ikan)

dan kenangan di mata ikan, hujan meluapkan kolam

semesta ikan semesta pengulangan

tak ada yang sia-sia di piring makan ikan di sebuah kolam ikan pingitan menunggu ksatria malam

Page 80: Percakapan Dengan David Tobing

70

ksatria piningit terjepit dalam perang

perang sebenarnya ada di antara kucing dan kucing pemenang berkeliaran di dapur tuan-tuan

2014

Page 81: Percakapan Dengan David Tobing

71

dunia telah tuasemua bernyanyi ikuti aku ikuti dia kita (akan) bebas tapi nasibtertawameletustak terbaca di telapak tangan di langit hidup itu-itu saja melarat sialan, kena najis polisi brengsekdi tikungandi tempat pelacurandi hutandi bardi masjiddi warung kopidia adasang najis hidup yang kecut tak butuh makian sial dangkalan pukimak masturbasi jadi tak asik

ah, Si burung Merakaku rindu bluesmuyang membuka kutangmemamah dada yang belum matang

Page 82: Percakapan Dengan David Tobing

72

jadilah Jalanglari ke bukan pasarpergi ke bukit palaah, rindu melihat bintang kelap-kelippantat bulat beludrumata mengerjap rindubergetar, bergetar seperti pertama membaca Surat buat Dien Tamaelahati beta berdesir, aduhai puisi laut yang kalut carut yang larut ini hidup berharga bukan untung-untungan masuk kau dalam aku kucari kau

ini belum selesaisampai kuhilangkan semua najissampai kuberikan sperma yang paling matangsampai kau tidak lagi pura-pura menolakdan menjadi binalaku menolak matisampai aku masuk dalam kaudan sempurna tak bernama

2012

Page 83: Percakapan Dengan David Tobing

73

Seperti Itu puisi, itulah pengantar bundamu tidurdongeng kesetiaan dan harapanbintang yang kelak kujadikan kuda pacuatau kusematkan di rambutmupada waktu itu puisi adalah semacam tanahkubentuk suka hatiia kugendong, sempat terinjakterselip di rimba kenangmu puisi, itulah yang mengantarmu sekolahia harum sabun dan omelan bundakau kayuh setiap harinyakau seka dengan lengan bajumuseperti itulah puisiguratan yang kau tulis di papan tulisdan kau sebut itu angka empatatau papan tulis yang kau rubuhkan karena kawan merebut kapur di jarimuia sederhanakelak kau rasakan denyutnyaketika mulai naik gunungada yang menggelagak di sanasaranku, jangan mengelak puisi, itulah yang menyeduh kopi setiap pagiriang dan matangdi situ mungkin ada yang masih disembunyikankita akan mencarinyaterus percayasebab ia rindusebab ia rayutak bakutak henti laju

2012

Page 84: Percakapan Dengan David Tobing

74

jika tuhan marah: buat AF Rabbani-Godilkooh

jika tuhan marahia tidak akan beranimelawan anakku sendiriansebab ia tanpa dosaakan menggulingkannyadi kasur dan dapurtanpa ampundan aku tak sanggup meleraiyang demikian binal dan kekanakkan

2012

Page 85: Percakapan Dengan David Tobing

75

sip: terkenang choky rh

telanjang seperti itu sip. terlalu walau ada deru ludah tertelanadakah setan baru sip. terlalu walau ada puja harum dupadi mata beradu lukamerangkum semua sip. semua terlalu tak pernah tahu

2012

Page 86: Percakapan Dengan David Tobing

76

Tanah Karangmatahari hari ini kita selidiki. mungkin berguna untuk kesehatan: bokong bulat coklat dan susu sempurna. keringat penaklukan datang dari uap, gairah, dan serakah. uh ah

kulit hitam mengkilat, rambut gelap kemiri. bibir yang penuh dan mata yang menantang. tanda untuk pekerja rumah tangga atau budak perkebunan. selain nyamuk malaria tentu mandor dan tuan-tuan suka tidur di atasnya. menghirup secangkir capucin di malam bulan terang. berdansa menghitung setiap peluang perubahan kekerasan di selangkangan. uh ah

dengan sopan dan kemuliaan. penaklukan itu memahami setiap kesuburan, mineral, dan cerita lisan yang dianggap berbahaya. mencium dengan tenang, sambil menyusun mesiu, mengajarkan sebuah lagu. para budak menyanyikan hanya sebuah lagu, hanya sebuah, ketika matahari di atas kepala, hanya satu matahari untuk banyak kepala. uh ah

tuan bilang begitu, duduk di atas tanah karang, duduk di atas kata-kata, duduk di atas kepala, duduk di atas jalan dan tujuan, duduk di atas segala nyanyian, yang diwariskan kemudian. satu matahari untuk banyak kepala. sesiapa menggugat tentulah tidak bersetuju dengan gairah dan serakah yang terus diurap. uh ah

gemerincing rantai besi sejenis ketagihan diberikan di sekolah. uh ah

Page 87: Percakapan Dengan David Tobing

77

sekarang menjelma buruh dengan berbagai strata, masih teriak merdeka. tanah-tanah seharusnya basah setelah ereksi, namun mulut bertukar tempat sering sekali, seperti asap, hari ini kering setelah tiga hari lubrikasi, pasanganmu tetap terbelenggu tanpa gairah.uh ah

mall tak mungkin kosong sebab anak istri berekreasi menatap setiap ironi, kepalsuan abadi ini permainan tuan dan budak, setelah matahari ramai diselidiki dan badai yang menyertai membuat pucat semua khidmat jadilah tuan dan belilah budak. uh ah

hidup untuk hari ini, telanjang dan mabuk kepayang. para tuan berejakulasi di wajah setiap orang di jalan, teriakannya mengundang berahi. aku sampai, aku sampai. para tuan, tentu sangat percaya dengan revolusi- ada gairah disana- yang ia tidak dapatkan selama ia dalam posisi seperti ini. uh ah

2013

Page 88: Percakapan Dengan David Tobing

78

Percakapan 11kemana daun jatuhtulis angin di tempat yang kosong itudi luang nanti

2012

Page 89: Percakapan Dengan David Tobing

79

MENGAPA AKu SELALu

MENYuKAI TAMAN

Page 90: Percakapan Dengan David Tobing

80

Senja di perjalananruncing senjaanyaman laba-laba

langit limau terasaluka di bawah luka

jalan di kota-kotamati dan mati lagi

karnaval cahaya melukis bayangan

menari dan menaridi selimut cakrawala

2014

Page 91: Percakapan Dengan David Tobing

81

beranda rumahtempat pertamadebu di pohondebu di bintangdebu di burung-burungsayap kupu-kupuaku menyambar petirmeniup anginmewarnai atmosfirmenatap setiap dramadari berandamencuri tenaga dari mataharimembuat rumahdari debu yang ingin menetap di mataku

2014

Page 92: Percakapan Dengan David Tobing

82

ruang tengah dua per tiga luas pandang deretan buku kusebut tamu ruang itu tempat tunggu arena gulat dan adu tinju hanya aku sebagai pelaku

aku tiranbagi waktu sekelilingku

sepertiga luas pandang tersisa lampu sebuah meja bangku

hembusan huruf semalam

2014

Page 93: Percakapan Dengan David Tobing

83

ruang tidurmemandang populasi seperti disiniramai suara tertanamdinding merah muda langit kacaserangan dari belakang dan depan

tiga prajurit kavaleri kini tertawawaktu berkuda di punggungkuteriakan frontal demokrasi jalan-jalan jampi-jampi mimpi-mimpi seliweranini pertempuranseperti permainan layang-layang di tanah lapangkadang singitkadang mati angin

tak pernah ada pertempuran begitu manjabegitu terbukapenuh rayuan

2014

Page 94: Percakapan Dengan David Tobing

84

samping rumahmatahari, hinggap sudahhari kemarin rampungdi setiap ujungmata,kiri dan kananmenjerat keindahansayangkasihbertumbuhandi dahan yang samaburung kecil lincahmencari makan

2014

Page 95: Percakapan Dengan David Tobing

85

Rumahorangorang pergibinatang-binatang membuat jejak

bolong di langit-langitretak di pintupecahan-pecahantikusularkecoakkucing hitam

terpajang

Anno 1945mati dan direlokasi

Anno 1955demi demokrasi

Anno 1965demi revolusi

Anno 1972sebuah awal

Anno 1978rumah tumbuh dari tanah

Anno 1985rumah dalam tanah

Page 96: Percakapan Dengan David Tobing

86

Anno 1991rumah remaja

Anno 1998demi reformasi

Anno 2006rumah belah

Anno 2009rumah pindah

menyalakan tubuh rumahisi bukusepeda roda tiganangkamanggajambu jamaicamanggissuara tangis minta susu

suatu ketikaorang-orang pergibinatang-binatang ganti menempati(teriakkan kembali)

revolusirevolusi(tak jadi)

revolusirevolusi(tak sampai hati)

2014

Page 97: Percakapan Dengan David Tobing

87

kampung halaman yang jauhi.

Perjalanan melewati bangunan rubuh

atap-atap runtuhpohon-pohon mati akar

wajah-wajah licin dimakan angin

Kutanam rasa takut pada yang tersembunyidaunnya gelisahbuahnya rindu

Kuberikan bekal pada orang di pinggir jalansiangmalammenuju tempat paling jauh yang bisa kudatangi

Kutangkap suara kubenamkan apidi antara yang tajamkualiri kata-kata ke tempat paling terang

- mungkin sepi belaka -

arah perjalananmemakan usiapecahkan mata

Aku mencoba berpayung awan

- yang selalu mengajakku menjadi hujan -

Page 98: Percakapan Dengan David Tobing

88

Di tanah apimimpi keringkubiasakan punggungku untuk bernyanyimengikuti kakiku yang menyala-nyala

menuju tempat dimana aku bermula

ii.

jika aku angindimana tepiku

tebing gunungsayap burungkain bendera dalam mimpi bangsakudi dahan yang muda, aku menyeru -bangunlah,lihat cakrawaladimana langit dan bumi menyatukan pandangmu -

jika aku anginaku menepi dalam kudukdan pelupukmu

menguncimudalam layarmenuju tempat paling jauh yang bisa kudatangi

2014

Page 99: Percakapan Dengan David Tobing

89

Dunia dalam sebuah kamar tidurpusat bumitangisan anak yang minta dibacakan dongeng

ada kota gereja masjid purataman dengan perosotan dan ayunan

ada serigala ular beruang ayamkunang-kunang di atas kolam

berbagai pertanyaanmenimbulkan permainan tebak-menebak pukul-pukulan

di sebuah kamar dunia dibentangkanpertanyaan tentang cintapelajaran ciuman tak pernah kelar2 juta tahun cahaya bagai jeda

ada gunung yang dibangun setiap harilebih tinggi dari Golgotha lebih runcing dari piramida lebih sunyi dari puncak stupatumpukkan bantal mengantar mimpi melintasi aneka galaksi

Page 100: Percakapan Dengan David Tobing

90

ada mimpimembangun pagi menyentuh kini beranak harimimpi-mimpi yang bukan fotokopi

dunia kitasebuah kamarpintunya membuka cahaya

semua ceritategak di atasnya dengan tangan mungil sebagai penjaga

dunia kitasebuah kamar, sering pesing dan berantakan, penuh mainan dan pujian, sebuah perjalanan khayal dari mantra-mantra menuju kehidupan

sebuah kamarreplika sorga

2014

Page 101: Percakapan Dengan David Tobing

91

Malem satu babakbeib, di luar angin santer tuh, sayang kantong lagi kojor kalo gak kite nonton ada teater di Cikini, ada calon presiden di Monas, sayang die kagak sudi, ribet banyak piaraannye, mending tereak Oi katenye, orang-orang pade nyemut deh

beib, ape bener ye peruntungan itu penting, kate orang Jawa bejo, kok kite dagang gak laris-laris ye, tetangge mata jual beras aje naik haji dua kali, lha kite jual kitab, siapa nyang mau makan ye paling si kacamata ama si juling yang suka puyeng bicara bangsa

- bentar, ngomong-ngomong masih penting ape bicara bangsa, pan kite mahfum deh, susah amat cari duit hari gini, jalan macet, kampung terus banjir, kite terus keok, yang untung siape ye -

beib, elu pake sampo ape parfum apaan, jadi pengen gituan neh, harumnye gak ketolongan, sempet loe ye kredit minyak wangi pas dagangan sepi, eh beib, pake yang ada rendanye ye, ni kan malem minggu, biar kite susah, bikin anak tujuh, siape nyangke nanti ade satu dua yang bawa rejeki

beib, buruan, di tipi ada si biang kerok tuh, mau buka tempat gituan lagi, ntar aye ada yang ngajak lagi, elu emak-emak kudunye protes dong, niru orang pinter, demonstrasi, emang orang kuliahan aje yang bisa nuntut, dulu jaman bang Ali beda, itu orde baru, die mau bikin ape kek orang takut, sekarang pan jaman orang insap,

Page 102: Percakapan Dengan David Tobing

92

walau banyak yang muke gile, besok abis ngaji pade demonstrasi deh, jangan cuma pas beli panci kekep elu pade demo

beib, kire-kire pemilu kite nyoblos gak ye, itu orang-orang yang pernah kite tusuk gak kapok ye disumpahin orang kecil, kagak kualat kagak cilaka, dose kite bejibun kali ye, jadi doa kite kagak dikabulin, tapi masa iye orang kecil banyak dosanye yang ade banyak makan ati

beib, besok ane nyaleg ye, kadung jadi warga, tapi duitnye darimane ye, buat pasang poster ma baliho, bagi-bagi sembako, tapi enggak ah, ane gak mau pasang poster dimane-mane, nanti muke kite diludahin orang, gw aje eneg liatnye, tapi gw timbang lagi dulu deh, tuh orang yang mukenye dipajang di mane-mane pade sarap kali ye, soalnya nipu melulu, ade nyang udeh 15 taon di DPR kerjanya korupsi- walau haji dlapan kali, kan cuman orang sarap yang begitu, ane gak jadi deh nyaleg, nanti orang kira ane sudah sarap juga, mati rasa

beib, elu ikhlaskan idup begini, nyang penting halal, meski shalat gw juga bolong-bolong, dapur masih kaya kapal pecah, rambut gw masih gondrong, he he klimis ntar disangke copet, mending gini dikira tukang lenong

beib, gw cinte ma elu kaya penggorengan ma sudit, kaya kuali ma tutupnya, kaya tudung saji ma bakul nasi, puitis kan beib, daripade kucing langsung nyosor brisik di genteng, semoga malem ini ujan, dikit aje biar gak banjir, kite bisa kekepan bentaran di belakang, biar bokek kite blusukan ke kebon belakang

Page 103: Percakapan Dengan David Tobing

93

beib, masup dulu nyok, ntar malah kite kerokan, periksa kurcaci udeh pade ngorok belon

2014

Catatan: beib, disini adalah kependekkan dari habibah, yaitu kekasih

Page 104: Percakapan Dengan David Tobing

94

TetanggaMungkin ia hanya ingin berdiskusipagi penuh bunga ketika selembar koran melecehkan isi kepala

Mungkin melankolia belakasebab waktu terus terulurbukan malam semakin bujur

Mungkin ia penasaranpada kata setiamenguji arti merdeka

Mungkin ia cuma rindu pada mata yang terlihat dahagadan hasratnya yang tidak kesampaian

Mungkin ia hanya membuat kisahtentangmu yang diberi nama baru

Mungkin ia memang butuh terjagamenanti sinyal paling liarmelayani kesepian paling binal

Mungkin hanya itu yang bisa dikerjakanmenyusun syair yang bergegas lupasebab tempat untuknya tidak ada

Mungkin ia berharap sedikit saja kata tersingkapmemijak puncak paling sedap

Page 105: Percakapan Dengan David Tobing

95

Mungkin rayuan tidak butuh estetikasebab gombal dan kriminal hanya butuh angka-angka

Mungkin hanya penyair sungguhan yang susah payah mencetak sawah dari kata-kata yang dipinjamnya lewat kenyataan yang bahkan tidak dialaminya

Sebab imaji tidak butuh pekerjaanIa hanya butuh tanda tanya

Mungkin ia hanya ingin memindahkan rasa isengnya ke bibirmudan berlalu

2014

Page 106: Percakapan Dengan David Tobing

96

Pantun Ambu1.aduhai rambutan binjai sungai masai, jalan-jalan hampir selesai lesap rasa susumulangit Ambu lalu cumbu waktu kecilku

2.duh katamu bersepeda kayuh bahagia urung runtuh dia sehasta saja dari guguran nangka yang menari polka

3.malam kabut percaserabut lili laut nyata hidup lebih setangkup aliran vena bermuara dalam erata

2014

Page 107: Percakapan Dengan David Tobing

97

Kemana orang-orang pergii.

Membersihkan rumahmemungut remahbahasa yang hilangseperti shamankami membakar menyanmelihat masa depankubiarkan sebuah kembangungu muda tumbuh di seladinding terbukacahaya beranakpinakdan si bungsumengenalkan kembali percakapan

ii.

Ada kutipan terunduh dari masa laluanakku, Adriana bertanya dimana Aku ketika itu, menunjuk foto di Puncak(ia tak ada di situ)“Tak ada Na”, katanya sambil menangisSatir menyambutnya, “Adik sedang minum susu bersama Fathi di perut bunda”, waktu itu minum susu sambil menunggu

Satir punya pertanyaan susulan, kemana orang-orang mati pergidi kuburan orang-orang tidak bisa bergerak“barangkali, mereka di tempat yang sama, sebelum ada kelahiran menunggu sambil minum susu”, kataku agak ragu

Page 108: Percakapan Dengan David Tobing

98

Satir berkata, “Di Surga, Ebes, jika berbuat baik”Lantas kemana lagi orang mesti pergi, tanyakuPulang, katanya lagi, seperti Superman dan ultraman yang terus mencari ibu dan bapaknyaMencari keluarga (saya merasa hidup ribuan tahun, dan belum pernah berduka)Ebes jangan pergi, bunda jangan pergi Satir menutup percakapanmenguapberdoaRabbi firli waliwali dayya warhamhumma kamma rabbayaani shoghiraaAdakah sayang yang berbatassaya menelan semua percakapan dari mulut kejujurandua menit kemudian hanya diam

Saya berpikir, alangkah sunyinya sebuah keabadiandan sebuah restu untuk kematian, mungkinkahsaya menemukan satu kata untuk menjelaskan rasa sukacita yang sangat dalam:Pulang

iii.

Sebelum masa tua embun, itulah kita baka di pertemuan antara bilah matahari dan dingin hati menetak mengambil kilau di lekuk cahaya tak berjarak dengan yang fana

Page 109: Percakapan Dengan David Tobing

99

embun, itulah kita merebut pandang setiap ladang setiap padang jendela kaca tak berjarak dengan yang akan datang

2014

Page 110: Percakapan Dengan David Tobing

100

Pernah kutuang laut

pernah kutuang laut dalam rumahagar dekat denganmuasin bersamamu

tapi aku lupa alfabet lautpulau ikan gelombang

lupa hauslaut tanpa dindingjuga seperti labirin

2014

Page 111: Percakapan Dengan David Tobing

101

buat: Pazia bergegasayo nasibkeluarlahdari gulitasembab

- jantung air -

bertukar sejenak, bulan demikian bulatgembung pipinya seperti milikmu

kita berpasangan kau berotasi mencoba mengenali kuat gravitasi

aku bergegas sebelum sinyal hilang dan udara menjadi vakum, tanpa nafasmu

air ngalirdari matakampungjantung

aku mengambil satu uban (satu-satunya yang baru tumbuh) di kepalamu, nyaris kubilang, kita pernah mencoba menahan waktu

aku melihat ke arah anakku

yang mungkin dilakukan menyambungnya

menghubungkan kisah

lihatlah, waktu lahir dari tubuh kita

Page 112: Percakapan Dengan David Tobing

102

dari mulut anak kita

kelak mereka berkejaran dengan siangbelajar membaca apa yang kita punya

Ayo nasib, dahului akusementara itu, aku istirahat dulubercinta di batu-batu yang melahirkan suku-suku di rumahku

2014

Page 113: Percakapan Dengan David Tobing

103

Mengapa aku selalu menyukai tamanAda yang berulangdi kerikil yang kuinjakbunyi merdudi semilir ingatanAda orangtuamenggandeng tangan pasangannyaada yang bermain dengan cucumelihat masa kecilnya

Lalu masa damaiPenuh bunga

Di taman ada bangkudari kayu selalu memanggil akuada bangku dari besi tempa selalu bersapaAda yang seperti mejatempat si gadis memangku tangandan bersila Aku menyukai taman karena banyak pengulanganjalan setapak saling terhubungpengunjung yang sama tanpa namatempat keluyuran tanpa alamatDan jika aku bersedihSangat banyak teman disana

Ada yang menundukkan kepalanyaatau menanduk langit nasibnyaada gelandangan yang setiap hari pidatoada orangtua yang menawarkan peta hartapemusik yang seolah terkenaldan pelukis dengan gaya kolonial

Page 114: Percakapan Dengan David Tobing

104

Di taman sesuatu dibiarkan terbukauntuk kita bisa menebaknyapinggul yang goyanghati yang masygulAku meremas tanah di taman dan semua duka hilangada yang melompat dan semua duka hilangada yang teriak dan semua duka hilangada yang menangis berharap duka mengalir pergiada yang menanam duka dan membiarkannya berkembang

Aku senang berjalan di taman pada waktu malamMencari sisa kenangan yang luput terambil orang

2014

Page 115: Percakapan Dengan David Tobing

105

Setumpuk malam dengan mimpi yang samabuat: HR

cadangan mineral, stok ikan, babi hutandan udara penuh polutansewa akuntan untuk menghitungnya generasi yang belum lahirjanin yang cacaddemi apa masa depan kita rusak dengan apa kita menghitung cinta kita tentu tak butuh pengacarauntuk menyogok masa depan atau donor yang melakukan implanpada kebebasan dan kesejahteraan sampai kita sulit mengucap selamat malam

2012

Page 116: Percakapan Dengan David Tobing

106

kubah langitdi sana, zona bintangwaktu antar galaksi doa bersambutyang mati mengharap bumimendaki tanahmencakar tanahyang mati menapaki tanah hanya tanah

kolong sunyi

jalan tanahjalan langit

tak ada jalan lainmenujurumah lempungrumah harum bunga berahi asmaradengannya

tak nemu jalan lainhanya doa di zona bintangbersambut ke tempat paling tinggi

dari batu-batu, kucium debususunan lakuliku jalan

jiwatengadah menjaga aksara

Page 117: Percakapan Dengan David Tobing

107

dimana-manasemua penghuni memeluk bintangmeski tak percaya segala dewatengadahada kecut mampirdoa membanjirkota-kota mencairmenara-menara tumbuh menuju rindu

yang mati bersinar di sanabagai kunang-kunang berdandanzona bintang dimana hidup rabuk

suara cahayaberubah gemuruhdari jauhlekat dalam kenanganmusim biji-bijihujan tumbuhsyahdu jalan segarkan pemburu yang pulang

2014

Page 118: Percakapan Dengan David Tobing

108

Sungai kita sekarangmenawar letihmenawar diammenawar hidupmenawar dingingulingrebahditawarangindatang selembar dua

menawar sungaimenawar tempatmenawar kisahkambing hidup hanyut (di mulut penduduk)tikus mati tak hanyutplastikbotolmahluk non organikmenumpuksampah peradaban

menawar petakamenawar hargamenawar masa depanmenawar riamke diam kesekianmenawar pendudukmenawar buntumenawar hantu

hanyut tumpuk-menumpukangin hulu

Page 119: Percakapan Dengan David Tobing

109

sungai hulutumpuk-menumpuk

menawar sisa pandangan matangalir dukamulut ke mulut

2014

Page 120: Percakapan Dengan David Tobing

110

mata malammalam matanya serigala sekaligus manusia lahirkan malam lain mata laintaring mencabik malam rimba memeluk malam ekornya mengibas malam mata nyalangmalam berbulu serigala mencipta pandangan baru, malam dalam genggamaku ingat tangan mungil antar malam ke peraduan bulan di semak awan bayangan harapanaku ingat tangan mungil itu lahirkan aku antarkan gerbang ambang serigala penuh bulanbergegas di mulut malam bahagia menatap segala fasih dengan masa lalu takdirnya memburu memelihara yang paling purba di matanyaaku ingat tangan mungil itu nuntunku ke mulut bulannyala malammata api bulu apinafas api

sihir malamtak bisa padam

2013/2014

Page 121: Percakapan Dengan David Tobing

111

ketika hujankimia darahku tertanam humus rumus selebihnya senyawa yang sulit kutafsirkan

O, bumi yang manistempat harap berdiang dan senyum telentang

sambut aku di setiap porimu sambut aku seperti pecinta yang haus

2013

Page 122: Percakapan Dengan David Tobing

112

usai persetubuhanpeluhmu membaca cinta barusan saja lepas bedug magribkatamu, inilah bahaya epidemibulan demi bulan cuma berhias bualankita harus bisa memengaruhi masyarakat, katamu lagi mereka terlalu rakus makan ruang tidur kita makan mimpi kitatidak ada yang lebih rakus dari mereka bahkan bukan itu yang utamalebih mengerikan lagi mereka selingkuh dari pikirannya sendiritidak setia dengan suara hatikemarin ada yang tumbuh dari televisisebuah sandiwaraorang-orang bercerita dalam arisan, usai Jum’atan, saat begadang

kamarku, kamarmu, dan kamar tetanggasebuah kotak kaca juga

masa lalu hadir di kamarku satu demi satu berucap masyarakat mengambil sunyimungkin murungbahagia juga kurasamerampas segenap rindubahkan pengetahuandan syahwatku

Page 123: Percakapan Dengan David Tobing

113

mungkin tak selamanya

tapi, seperti kita- sepenuhnya,mencarimemindahkandan menghapus, apa -

barusan memang bukan jalan pembebasan tapi aku merasa waktu menjadi berhargapeluhmu mengatakan itu barusan pada tubuhku lidah karammalam bertambah mudahujan di ranjang masa depan sepenuhnya basahkuharap kau menerima itu, bersama masyarakatmenuliskan dengan cermat: hidup mulia di dahi anak kita.

2012

Page 124: Percakapan Dengan David Tobing

114

A-Z menata rumahberpikir untuk melakukan sesuatu berpikir untuk melakukan hal lain berpikir untuk mengubah sesuatu Melakukan ini Melakukan itu

berpikir ini Melakukan itu

Melakukan ini berpikir itu

Lagi Dan Sekali lagi Mengubah letak Memindahkan barang Menanam cabai Memotong dahan kenangan yang menjulur di tempat tidur

Lagi Dan Sekali lagi Menghias kamar mandi dengan bohlam dan srigading Mewarnai rumah Membereskan semua buku perjanjian yang melantur simpang-siur

Lagi Dan Sekali lagi berpikir untuk melakukan sesuatu Dari cahaya Dari yang manis Dari harum pala

Page 125: Percakapan Dengan David Tobing

115

Sekali lagi Cahaya Manis Harum Pala Lagi,dan sekali ini sebuah rahasia

2013

Page 126: Percakapan Dengan David Tobing

116

tentu tuhan tidak menciptakan dada dan pinggul hanya untuk mataaku mengenalnya, jatuh di atasnya, melahapnya seperti telur dadar goreng mentega, aku mengenalnya, membaui harumnya yang kadung mapan dalam sarapan, susu yang dahaga terhidang, dan hasrat tak bisa padam, anakku bertambah besar, bertigaan bergandengan tangan, celingukkan dengan tanya, mentertawakan lingkaran tak sempurna buatannya, mencari hantu di lapangan, menciptakan mahluk menakutkan di kamarnya, sambil menyisakan peluang padaku untuk tetap menatap dada dan pinggul yang bergerak-gerak di dapur, aku mengenalnya, harum bawang, asam, uap minyak menawar mawar, menghidangkan layar untuk terbang dan melihat masa depan, tentu tuhan menciptakan dada dan pinggul untuk mengenalnya, dan aku merindukan setiap tatapan dan perasaan gembira bertemu dengannya

2013

Page 127: Percakapan Dengan David Tobing

117

buat alejandra pizarnikkesunyian itu saat kau menggigit kuku nasib melubangi hitam matamu maut datang ketika putus asa

hidup bertaut pada senyum pada tabu yang kau bisikkan dan penjelajahan daerah terlarang

kesunyian itu saat kau memandang gelora mekar di halaman tanpa barisan kata hidup dalam ketidakhadiran

2013

Page 128: Percakapan Dengan David Tobing

118

Kapanterkenang Jibal

kapan kau jadikan saji jadi tajiwaktu hidangkan kaji jadi ragibersigisigi liturgi pagi kapan kau jadikan anti jadi api

2012

Page 129: Percakapan Dengan David Tobing

119

dalam perjalanan ke pedalaman yang (tidak lagi) asing namun tidak lagi memiliki masa depanteluk peluklaut bulan hutanberangkat pergi parit ingatanvas dupa rupa-rupa bungaperistiwa letih direka rimba sunyi dalam lagumencuri ingatan sepatupandang laju padang lanturan ada pematang tajammerentang di simpang koramil dan rumah bordiltiga dekade laknat tak beranjak mimpi yang tak matangdisadap pohon kenyataanserangga hilang kulit dan sarang beliung keludi pucuk akasia dan eukaliptusmenusuk mata pribumi pahlawan tak dikenaldikisahkan dalam sebuah nisanjadi Datuk dan dikubur kembali sebuah rencanagagal mengiris bencana

Page 130: Percakapan Dengan David Tobing

120

kematian hutan dan hilangnya pesona liburan kisah pohon ulam dan siamangusia membuka rahasianyaingatan masa depan seekor burung hantusibuk dalam gelap meluapmeminjam pagi menutup mata

2012

Page 131: Percakapan Dengan David Tobing

121

bandahutan matahari

sayur-mayur kutanam

di mataku

kebun-kebun tumbuh di kepala daun rumbiaaroma pala air kelapa

di mataku

tungkai waktu menjulur milikku milikmu satu dalam bubu di mataku

vegetasi rahasia lebat terbuka

mendahului kata

2014

Page 132: Percakapan Dengan David Tobing

122

RambutRambut, katamu menyusun seluruh kenanganminyak kelapa menyumbang cahaya dan devisakemiri membuat bangsa Eropa betah berlamalidah buaya ditanam Jidaholeh-oleh untuk saudaranegara berutang kepada rambut, katamu

rambut itu juga membuatku kenal diriku

terbuat dari rambutmukini kelabu-ungu jingga keperakan, menanam matahari senja

Aku melihat sebuah kereta menyusur rambutmukereta tanpa stasiun tanpa penumpang lain

selain aku dan rambutmudan sebuah sisir yang lebih mirip pisauberkilauan seperti ingin membedah semua kisahsementara kereta di rambutmu seperti tergesa

menunda tujuan perjalananrambutmu bercerita tentang rumah

tempat pulang kau rindukan

pernah sekali sebuah laci terisirambut yang nanti jadi peri

pernah sekali rambutmu disanggul agar sesuai dengan ideologidi sebuah penataran kau bertanya

rambut seperti apa yang sesuai dengan Pancasila

sementara anakmu makan nasi kepal dengan garam

Page 133: Percakapan Dengan David Tobing

123

dan tentara mengurus model rambut seperti bahaya (lebih berbahaya dibandingkan hutan Papua dan bangkai hutan di Kalimantan yang rambutnya tidak lagi tumbuh di kepala)

Rambut itu kini kau tatabersamanya detik luruhaku melihat kereta berlari cepatgerbong-gerbong kosong belaka, neon-neon nyalameski kau bisa membaca berita dan iklan di dalamnya (iklan itu kau pasang sebagai berita dan sinyal antara gemuruh kereta dan kuning wajah)

Rambut itu kini bergerilyadari gerbong D ke gerbong E ke gerbong Idari gerbong E ke gerbong I ke gerbong Ddari gerbong I ke gerbong D ke gerbong Esamar bergerak pelan ke sasaran

agar indah dan menyenangkankau menanam peneduh di kursi penumpang

setiap sore ia menjadi rumah perdu hangat mataharimasa lalu piknik disanadengan bekal selalu usil bertanyapemandangan kau petik dalam setiap petualanganrel-rel berisik tertempa koper dan rantang (yang isinya tak habis dalam perjalanan pergi-pulang)

Rambut, katamu menyusun kerinduanrambut yang disanggul itu seperti perempuan merindukan perempuanrambut yang dishaggy itu seperti perempuan merindukan perempuan

Page 134: Percakapan Dengan David Tobing

124

rambut sebahu itu seperti perempuan merindukan perempuanrambut berselimut jilbab itu seperti perempuan merindukan perempuan

rambut itu (kini) milik laki-lakisebab itu ada minyak kelapa, kemiri, dan lidah buayadan perdagangan bebas tentunya

rambut itu laki-lakisebab ia hanya punya kepala

rambut itu laki-lakisebab ia mahluk melankolia

laki-laki mabuk kepayang(tempat) aku melihat kereta membawa dunia di dalamnya, menuju perempuan yang merindukan perempuan

sebab hanya perempuan tempat pulang

2014

Page 135: Percakapan Dengan David Tobing

125

epitafdi pasir merah bata pahatan angin menggoda yang datang telanjang, sepasang burung layang mengiringi gelombang, menyapu tipis-tebal udara menyibak yang tak tertampung mata

tak ada yang lebih kental selain gemerisik pasir mencuri tuli di telinga, di ujung selatan matahari membiarkan dirinya menjadi rajapanas di wajah, aroma laut terasa perasan pepaya

sebuah suasana persiapan upacaramawar kuning dimana-mana orkes gambus secara khusus memainkan pesanan heart shaped box versi Nirvana berharap setiap yang datang senangmembiasakan diri dengan peristiwa alam

ikan bakar dihidangkan, cumi-cumi, ubur-ubur dimasak dengan jeruk, kelapa, garam, dan rica udara terasa seperti pusat yang lega berdiri di tengahnya, menghisap semua nyawa yang pernah hidup di dunia

sungguh, meski matahari tak henti melecut kulit nyala mata begitu bergaram:

melihat orang yang cemas-hati bahagia melihat orang yang marah-hati bahagiamelihat orang yang bimbang-hati bahagiamelihat orang yang curiga-hati bahagia melihat tawa-hati bahagiapantai adalah senda gurau bagi rindu tak tertahankan

Page 136: Percakapan Dengan David Tobing

126

ada yang tumbuh berabadberabjad-abjad lapis demi lapis jadi rumah kerang stalagnit usia lidah berpasirgumuk amsal digeser angin penasaranorkes gambus memainkan lagu Mesirsebuah pembuka- el iftitah marsch -pikiran bergoyang irama rumba, bertepuk tangan melempar pekikan, dunia terasa begitu jingga, sehampar mawar kuning menerbangkan pujian luas angkasa bening cahaya

datang telanjang pulang telanjang mengendarai siang malam wajahnya seperti petualang bahagia lewati air terjunriam sungailaut garang

wajahnya bersinarmerah tembaga

2014

Page 137: Percakapan Dengan David Tobing

127

kedai sinau didirikan tahun 2002, bergerak di bidang literasi. bertujuan merayakan buku, merayakan pengetahuan, dan merayakan keberagaman. kedai sinau memiliki unit kreatif:| kedai buku sinau yang khusus menerbitkan buku prosa, puisi, dan filsafat dan pemikiran kritis | akademi sinau melayani workshop penulisan kreatif, etnografi, dan metode penelitian partisipatif| galeri latifah melayani manajemen seni pertunjukkan dan ruang pamer seni rupa

sastra/puisiISbN: 978-979-15449-8-6

percakapan dengan david tobing

Widhyanto Muttaqien Ahmad

buku

pui

si