peranan dan fungsi protein plasma

Upload: m-fitrah-hidayat

Post on 15-Oct-2015

180 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Peranan Dan Fungsi Protein PlasmaProtein Plasma sebagal Sumber Asam Amino untuk JaringanKeseimbangan yang Reversibel antara Protein Plasma dan Protein JaringanAsam Amino Esensial dan NonesensialPemakaian Protein untuk EnergiDeaminasiPembentukan Ureum oleh Hati

TRANSCRIPT

Peran Fungsional Protein Plasma Tipe utama protein yang terdapat dalam plasma adalah albumin, globulin, dan fibrinogen. Fungsi utama albumin adalah membentuk tekanan osmotik koloid di dalam plasma, yang akan mencegah hilangnya plasma dari kapiler. Globulin melakukan sejumlah fungsi enzimatik dalam plasma, tetapi yang sama pentingnya, globulin terutama berperan pada imunitas alamiah Iubuh dan imunitas tubuh yang didapat untuk melawan invasi organisme.Fibrinogen berpolimerisasi menjadi pilinan fibrin yang panjang selama proses koagulasi darah. Dengan demikian, terbentuk bekuan darah yang akan membantu memperbaiki kebocoran sistem sirkulasi. Pembentukan Protein Plasma. Pada dasarnya, se- mua albumin dan fibrinogen plasma dan 50 sampai 80 persen globulin, dibentuk di hati. Sisa globulin dibentuk hampir seluruhnya di jaringan limfoid. Globulin terse- but terutama berupa gamma globulin yang membentuk antibodi yang dipakai oleh sistem imun. Kecepatan pembentukan protein plasma oleh hati dapat sangat tinggi, sebanyak 30 gramthari. Keadaan penyakit tertentu menyebabkan hilangnya protein plasma dengan cepat; luka bakar berat yang menghilangkan area permukaan kulit yang luas dapat menyebahkan kehilangan plasma sebanyak beberapa liter tiap hari melalui area yang terbakar. Pembentukan protein plasma yang cepat oleh hati berguna untuk mencegah kematian pada keadaan tersebut. Kadang-kadang, seseorang dengan penyakit ginjal yang berat kehilangan sebanyak 20 gram protein plasma di dalam urin setiap hari selama beberapa bulan, dan kehilangan protein yang dibutuhkan ini akan digantikan secara kontinu terutama oleh hati.Pada sirosis hati, sejumlah besar jaringan fibrosa terbentuk di antara sel-sel parenkim hati, sehingga kemampuannya untuk mensintesis protein plasma menjadi berkurang. hal tersebut akan menurunkan tekanan osmotik koloid plasma sehingga akan terjadi edema seluruh tubuh.Protein Plasma sebagal Sumber Asam Amino untuk Jaringan. Sewaktu jaringan kekurangan protein, protein plasma dapat bertindak sebagai somber untuk menggantikan kembali protein jaringan dengan cepat. Sesungguhnya, seluruh protein plasma dapat diimbibisi in toto oleh makrofag jaringan melalui proses pinositosis; begitu berada dalam sel ini, protein plasma dipecah menjadi asam amino yang ditranspor kembali ke dalam darah dan dipakai di seluruh tubuh untuk membangun protein sel di manapun protein tersebut dibutuhkan. Dengan cara ini, protein plasma berfungsi sebagai media penyimpanan protein yang labil dan merupakan somber asam amino yang tersedia dengan mullah bila jaringan tertentu membutuhkannya.Keseimbangan yang Reversibel antara Protein Plasma dan Protein Jaringan. Terdapat suatu keadaan keseimbangan yang konstan, seperti yang tampak pada Gambar 69-2, antara protein plasma, asam amino darah, dan protein jaringan. Berdasarkan studi pelacak radioaktif, diperkirakan bahwa pada keadaan normal, sekitar 400 gram protein tubuh disintesis dan dipecahkan setiap hari sebagai bagian dari aliran asam amino yang kontinu. Hal ini melukiskan prinsip umum pertukaran asam amino yang reversibel di antara protein-protein tubuh yang berbeda. Bahkan selama kelaparan atau selama penyakit berat yang melemahkan, rasio protein jaringan total terhadap protein plasma total dalain tubuh tetap retail f konstan yaitu, sekitar 33:1. Karena keseimbangan yang reversibel antara protein plasma dan protein tubuh lainnya, salah satu pengobatan yang paling efektif untuk defisiensi protein yang akut dan berat adalah transfusi protein plasma intravena. Dalam beberapa hal, atau kadang-kadang dalam beberapa jam, asam amino dari protein yang diberikan akan didistribusi ke semua sel tubuh untuk membentuk protein bare di tempat protein tersebut diperlukan.Asam Amino Esensial dan NonesensialSepuluh dari. asam amino yang dalam keadaan normal terdapat dalam protein hewani dapat disintesis dalam sel, sedangkan sepuluh yang lainnya tidak dapat disintesis seluruhnya atau disintesis dalam jumlah sangat sedikit untuk menyuplai kebutuhan tubuh. Kelompok kedua asam amino yang tidak dapat disintesis ini disebut asam amino esensial Penggunaan istilah "esensial" tidak berarti bahwa 10 asam amino "nonesensial" lain tidak dibutuhkan untuk pembentukan protein, tetapi hanya menyatakan bahwa asam amino lainnya ini tidak esensial dalam diet karena asam amino tersebut dapat disintesis dalam tubuh.Sintesis asam amino nonesensial bergantung terutama pada pembentukan asam a-keto yang sesuai, yang merupakan prekursor dari masing-masing asam amino. Misalnya, asam pirztvat, yang dibentuk dalam jumlah besar selama pemecahan glikolisis dari glukosa, adalah prekursor asam keto dari asam amino alanity Kemudian, melalui proses transaminasi, satu radikal amino ditransfer he asam a.-ke-to dan oksigen keto ditransfer ke donor radikal amino, Reaksi ini ditunjukkan pada Gambar 69-3. Perhatikan bahwa pada gambar ini, mdihal amino ditransfer he asam piru\ at d-ari eat kimia lain yang bersatu dengan erat dengan asam amino, glutamtn. Glutamin terdapat dalam jumlah besar di jaringan, dan salah satu fungsinya yang utama adalah sebagai tempat penyimpanan radikal amino. Selain itu. radikal amino dapat ditransfer clad asparagin, asam glutamat, dan asam aspartat Proses transaminasi dihantu oleh beberapa cnzim. yang di antaranya berupa aminotransfrase, yang merupakan derivat piridoksin, salah saw vitamin 13 (B5). Tanpa vitamin ini, hanya sedikit asam amino yang disintesis, dan pembentukan protein tidak dapat herlangsung secara normal. Pemakaian Protein untuk Energi Begitu sel diisi sampai batasnya dengan protein yang tersimpan, penambahan asam amino tambahan di dalam cairan tubuh akan dipecah dan digunakan untuk energi atau disimpan terutama sebagai lemak atau sehagai glikogen. Pemecahan ini terjadi hampir scluruhriya di dalam hati, dan dimulai dengan proses deaminasi, yang akan dijelaskan di bagian berikut ini. Deaminasi. Deaminasi berarti pengeluaran gugus amino dari asam amino. Hal ini terjadi terutama melalui transaminasi, yang berarti pemindahan gugus amino ke A beberapa zat akseptor, yang merupakan kebalikan dari proses transaminasi yang dijelaskan sebelumnya dalam hubungannya dengan sintesis asam amino.

Bagian terbesar deaminasi terjadi melalui skema transaminasi berikut:

Perhatikanlah dari skema ini bahwa gugus amino dari asam amino ditransfer ke asam a-ketoglutarat, yang kemudian menjadi asam glutamat. Asam glutamat kemudian dapat mentransfer gugus asam amino ke zat lainnya atau dapat melepaskannya dalam bentuk amonia (NH3). Dalam proses kehilangan gugus amino, asam glutamat sekali lagi menjadi asam a-ketoglutarat, sehingga siklus tersebut dapat berlangsung berulang-ulang. Untuk memulai proses tersebut, kelebihan asam amino di dalam sel, terutama di hati, akan menginduksi aktivasi sejumlab besar aminotransferase, yaitu enzim yang bertanggung jawab memulai sebagian besar proses deaminasi. Pembentukan Ureum oleh Hati. Amonia yang dilepaskan selama deaminasi asam amino dikeluarkan dari darah hampir seluruhnya melalui konversi menjadi ureum; dua molekul amonia dan satu molekul karbondioksida bergabung, sesuai dcngan reaksi berikut:

Pada dasarnya, semua ureum dalam tubuh manusia disintesis di hati. Bila tidak ada hati atau pada penyakit hati yang berat, amonia akan menumpuk dalam darah. Keadaan ini sangat toksik, terutama terhadap otak, yang sering kali menirnbulkan keadaan yang disebut koma hepatikum.Stadium pembentukan ureum pada dasamya adalah sebagai berikut:

Setelah ureum terbentuk, ureum berdifusi dari sel hati masuk ke dalam cairan tubuh dan diekskresikan oleh ginjal. Oksidasi Asam Amino yang Sudah Mengalami Deaminasl. Begitu asam amino sudah dideaminasi, pada banyak keadaan, asam keto yang dihasilkan dapat dioksidasi untuk melepaskan energi untuk keperluan metabolisme. Oksidasi ini biasanya melibatkan dua proses yang berurutan: (1) asam keto diubah menjadi zat kimia yang sesuai, yang dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat, dan (2) zat tersebut dipecah oleh siklus asam sitrat dan digunakan sebagai energi dengan cara yang sama seperti penggunaan asetil koenzim A (asetil-KoA) yang dihasilkan dari metabolisme karbohidrat dan lemak. Secara umum, jumlah adenosin trifosfat (ATP) yang dibentuk untuk setiap gram protein yang dioksidasi, lebih sedikit daripada jumlah yang dibentuk untuk setiap gram glukosa yang dioksidasi. Glukoneogenesis dan Ketogenesis. Asam amino tertentu yang dideaminasi serupa dengan zat yang digunakan oleh sel pada keadaan normal, terutama sel hati, untuk mensintesis glukosa atau asam lemak. Misalnya, deaminasi alanin adalah asam piruvat. Asam piruvat ini dapat dikonversi menjadi glukosa atau glikogen. Asam piruvat juga dapat dikonversi menjadi asetil-KoA, yang kemudian dapat dipolimerisasikan menjadi asam lemak. Dua molekul asetil-KoA juga dapat rnenyatu membentuk asam asetoasetat, yang merupakan salah satu benda keton. Konversi asam amino menjadi glukosa atau glikogen disebut glukoneogenesis, dan konversi asam amino menjadi asam keto atau asam lemak disebut ketogenesis. Dari 20 asam amino yang dideaminasi, 18 di antaranya mempunyai struktur kimia yang memungkinkan asam amino tersebut dikonversi menjadi glukosa, dan 19 di antaranya dapat dikonversi menjadi asam lemak. Pemecahan Protein Secara Obligat Bila seseorang tidak makan protein, bagian protein tertentu dari protein tubuh akan dipecah menjadi asam amino dan kemudian dideaminasi dan dioksidasi. Keadaan ini melibatkan 20 sampai 30 gram protein setiap harinya, yang disebut kehilangan obligat protein. Oleh karena itu, untuk mencegah kehilangan bersih (net loss) protein dari tubuh, seseorang hams makan sedikitnya 20 sampai 30 grain protein setiap hari; untuk amannya, biasanya dianjurkan sedikitnya 60 sampai 75 gram. Perbandingan berbagai asam amino dalam protein diet hares kira-kira sama dengan perbandingannya dalam jaringan tubuh jika seluruh protein akan dipergunakan untuk membentuk protein baru di jaringan. Jika konsentrasi salah satu jenis asam amino esensial rendah, yang Iainnya menjadi tidak berguna sebab sel mensintesis protein sesuai prinsip all or none. Asam amino yang tidak berguna akan dideaminasi dan dioksidasi. Protein yang mempunyai rasio asam amino yang berbeda dari rata-rata protein tubuh disebut protein parsial atau protein tidak lengkap, dan protein demikian kurang penting untuk nutrisi daripada protein lengkap. Pengaruh Kelaparan Terhadap Pemecahan Protein. Selain 20 sampai 30 gram protein yang dipecahkan secara obligat setiap hari, tubuh memakai hampir semua karbohidrat atau lemak sebagai somber energi, selama keduanya masih tersedia. Akan tetapi, setelah beberapa minggu mengalami kelaparan, sewaktu jumlah simpanan lemak dan karbohidrat mulai berkurang, asam amino darah akan dideaminasi dan dioksidasi dengan cepat sebagai somber energi. Dari proses ini, protein jaringan dipecahkan dengan cepatsebanyak 125 gram tiap haridan akibatnya, fungsi sel menurun dengan cepat. Karena penggunaan karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi normalnya lebih disukai daripada penggunaan protein, karbqhidrat clan lemak disebut sebagai penghemat protein.7