peran malaysia dalam penyelesaian konflik thailand selatan...

28
1 Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan 2005- 2013 Disusun Oleh: Zhuhruffa Dita MahaRani (13.2000.3701.0099) PROGRAM MAGISTER PENGKAJIAN ISLAM KONSENTRASI ISLAM DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 ABSTRAK

Upload: leduong

Post on 08-Jul-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

1

Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan

2005- 2013

Disusun Oleh:

Zhuhruffa Dita MahaRani (13.2000.3701.0099)

PROGRAM MAGISTER PENGKAJIAN ISLAM

KONSENTRASI ISLAM DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

ABSTRAK

Page 2: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

2

Thesis ini memaparkan mengenai peran yang dilakukan oleh Malaysia

dalam penyelesaian konflik Thailand Selatan pada tahun 2005-2013. Thesis ini

bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi upaya yang dilakukan oleh

Malaysia dalam menggagas upaya penyelesaian damai terkait masalah Thailand

Selatan, serta memperlihatkan bagaimana kaitan hal tersebut dengan kebijakan luar

negeri, kepentingan nasional Malaysia serta kedekatan entitas agama maupun etnis.

Thesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan

melalui studi kepustakaan. Dalam proses penelitian, data yang telah diperoleh

diverivikasi kemudian dianalisis menggunakan teori kebijakan luar negeri,

kepentingan nasional, konsep diplomasi dan mediasi. Hasil dari proses penelitian

tersebut kemudian dipaparkan menjadi sebuah uraian penelitian.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa Malaysia memainkan

peran yang signifikan sebagi penggagas mediasi serta berperan sebagai fasilitator

dan mediator dalam upaya penyelesaian konflik di Thailand Selatan pada tahun

2005-2013. Lebih lanjut dilihat dari kaitannya dengan kebijakan luar negeri, peran

Malaysia dalam membantu masalah Thailand Selatan ini bersesuaian dengan

penekanan politik luar negeri Malaysia yang menekankan pada ide progressive

Islamic (Islam Hadhari). Selain itu Malaysia juga memiliki kepentingan nasional

terutama terkait masalah keamanan dan ekonomi. Sementara masalah entitas agama

dan kedekatan etnik, juga menjadi salah satu hal penting yang melatar belakangi

peran Malaysia dalam penyelesaian konflik di Thailand Selatan

Keywords : Peran Malaysia, Konflik Thailand Selatan, kebijakan luar negeri,

kepentingan nasional, agama, etnisitas.

ABSTRAK

Page 3: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

3

This thesis explained about Malaysia role on conflict settlement in Southern

Thailand on 2005-2013. The aim is to show the efforts variation on Malaysia role to

strive conflict settlement in Southern Thailand, and to show the connection between

―the effort‖ with Malaysia foreign policy, national interest and ethnic and religion

closeness.

This thesis using qualitatif method with literature study method. After got

all data, the data has being verification and analysis using theory of foreign policy,

national interest, and diplomacy and mediation concept. After being analyze the

result is showed on this research paper.

The result of this research found that Malaysia play a significant role as

conceptor for mediation forum, also play a role as a mediator for Southern Thailand

conflict resolution on 2005-2013. The relation between Malaysia role on Southern

Thailand conflict resolution with Malaysia foreign policy showed that the role is

relevant with malaysia foreign policy it self, that commonly know as progressive

Islamic (Islam Hadhari) foreign policy that emphasize on islam and muslim value.

Beside that Malaysia also have interest on Southern Thailand conflict, specialy

related to security and economic problem. While etnic and religion closeness also

play a significant role on Malaysia effort on Southern Thailand conflict resolution.

Keywords : Peran Malaysia, Konflik Thailand Selatan, kebijakan luar negeri,

kepentingan nasional, agama, etnisitas.

Page 4: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

4

Notulen Tim Penguji WIP II

Notulen atau masukan dari para Dosen Penguji WIP II dengan judul‖ Peran

Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan 2005- 2013‖ yang ditulis

oleh Zhuhruffa Dita Maharani, antara lain adalah:

Tim Penguji

1) Dr. JM. Muslimin,MA (Ketua Sidang) :

- Penyusunan kalimat yang baik antar kalimat dan paragraph.

- Menghubungkan antara analisis dan masalah yang akan di angkat

- Penambahan jumlah halaman minimal agar memenuhi syarat

2) Dr. Iding Rosyidin M.Si :

- Penataan bab I, sebutkan sumber data primer untuk wawancara

pada metodologi penelitian

3) Dr. Muhammad Nur Rianto Al-Arif, M.Si:

- sinkronisasi paragraf.

- perhatikan bab kesimpulan tidak memakai banyak footnote tetapi

lebih pada analisi pribadi

Page 5: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

5

PERNYATAAN PERBAIKAN SIDANG WIP II

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Zhuhruffa Dita Maharani

NIM : 13200037010099

Judul Proposal Tesis : Peran Agama dan Kepetingan Malaysia dalam

Penyelesaian Konflik Thailand Selatan 2005-

2013

Menyatakan bahwa tesis ini telah melalui sidang WIP II dan telah

telah diperbaiki sesuai saran tim penguji meliputi:

1. Perubahan penulisan diubah dengan judul awal ‖Peran

Malaysia Dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan 2005-

2013‖ menjadi ― Peran Agama dan Kepetingan Malaysia

dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan 2005- 2013‖.

2. Perbaikan referensi dan penambahkan referensi, khususnya

untuk buku yang membahas mengenai Malaysia.(jurnal

terkait Thailand Selatan memiliki keterbatasan jumlah)

4. Penulisan daftar pustaka diperbaiki tidak memakai nomer sebagai

urutan 5. Judul bab lima telah dibedakan dengan judul Penelitian

6. Analisis dan ketersambungan kalimat antara paragraf.

Demikian surat pernyataan ini dibuat agar dapat dijadikan

pertimbangan untuk menempuh ujian proposal tesis.

Jakarta,

Saya yang membuat pernyataan

Zhuhruffa dita maharani

Page 6: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

6

Page 7: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

7

DAFTAR ISI

Halaman Pernyataan .................................................................................. I

Halaman Persetujuan Penguji ................................................................... II

Halaman Persetujuan Pembimbing .......................................................... III

Halaman Pengesahan ...............................................................................

Kata Pengantar .........................................................................................

Abstrak ......................................................................................................

Pedoman Transliterasi ...............................................................................

Daftar Isi ...................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................

B. Permasalahan.....................................................................

1. Identifikasi Masalah ...........................................

2. Pembatasan Masalah ...........................................

3. Rumusan Masalah ................................................

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................

D. Manfaat, Tujuan dan KegunaanPenelitian .......................

E. Metodologi Penelitian ......................................................

F. Sistematika Penulisan .......................................................

BAB II. TEORI ETNISITAS DAN AGAMA, KEPENTINGAN

NASIONAL, KEBIJAKAN LUAR NEGERI DAN

DIPLOMASI NEGARA

A. Teori Etnisitas dan Agama ............................................

B. Teori Kepentingan Nasional ....................................

C. Konsep Kebijakan Luar Negeri .........................................

D. Konsep Diplomasi ...............................................................

E. Konsep Mediasi ................................................................

BAB III. PASANG SURUT HUBUNGAN DIPLOMATIK MALAYSIA

DAN THAILAND

Page 8: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

8

A. Sejarah Berdirinya Negara Thailand ........................................

B. Sejarah Berdirinya Negara Malaysia .....................................

C. Munculnya Konflik Thailand Selatan .....................................

a. Sejarah dan latar belakang konflik di Thailand Selatan

- Masa Pemerintahan Taksin Shinawatra 2001- 2006 …

- Masa Pemerintahan Surayud Chulanont (2006–2007)..

- Masa pemerintahan Samak Sundaravej dan Somchai

Wongswat (2008). …………………………………………

- Masa Pemerintahan Abhisit Vejjajiva (17 Desember 2008 –

5 Agustus 2011)………………………………………

- Masa Pemerintahan Yingluck Shinawatra (5 Agustus 2011-

7 Mei 2014) ……………………………………...…

D. Konflik Thailand dan dampaknya terhadap hubungan bilateral

Thailand – Malaysia ....................................................................

BAB IV. UPAYA PEMERINTAH MALAYSIA DALAM

PENYELESAIAN KONFLIK THAILAND SELATAN 2005-

2013 .................................................................................. .

A. Masa Pemerintahan PM Abdullah Badawi............................

B. Masa Pemerintahan PM Najib Tun Razak..........................

BAB V. ISLAM DAN KEPENTINGAN NASIONAL DALAM

PEMERINTAHAN MALAYSIA

A. Islam dalam Politik dan Pemerintahan di

Malaysia ................................

B. Kebijakan Luar Negeri Malaysia .........................................

C. Pandangan Malaysia terhadap Konflik Thailand Selatan..................

D. Kepentingan Malaysia dalam penyelesaian konflik Thailand

Selatan .....................................................................................

E. Konflik Thailand dan dampaknya terhadap hubungan bilateral

Thailand – Malaysia ....................................................................

BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................

B. Saran ..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

LAMPIRAN .......................................................................................

Page 9: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peran agama dan kepentingan nasional Malaysia dalam upaya penyelesain

konflik di Thailand Selatan pada tahun 2005 sampai tahun 2013, amat menarik

untuk diteliti. Pertama kajian permasalahan mengenai peran agama dan kepentingan

Nasional Malaysia dalam upaya penyelesaian konflik di Thailand Selatan belum

pernah diangkat sebelumnya. Kebanyakan penelitian yang telah ada menitik

beratkan pada konteks konflik Thailand Selatan baik dari segi penyebab, kronologi

upaya penyelesaian ataupun gerakan-gerakan separatisnya. Kedua membicarakan

peran agama dalam pemerintahan Malaysia juga amat menarik. Sebab perpolitikan

Malaysia amat kental nuansanya dengan Islam. Hal ini tentu akan memberikan

sudut pandang yang berbeda dalam melihat upaya penyelesaian konflik Thailand

Selatan oleh Malaysia.

Agama telah menjadi kesatuan dalam perpolitikan Malaysia, hal ini seperti

diungkapkan dalam disertasi Helmiati yang mengatakan bahwa karakteristik

khusus yang terdapat di dalam perkembangan politik Malaysia adalah peran dari

politik Islam dalam politik Malaysia1. Hal ini tidak lain dikarenakan oleh kuatnya

patronase negara terhadap ajaran Islam, yang dapat dilihat dari kedudukan Islam

sebagai agama resmi negara, juga dari kelebihan yang diberikan kepada para sultan

yang tidak lain berperan juga sebagai kepala agama di negara-negara bagian

Malaysia. Pendapat Helmiati ini kemudian dibenarkan dengan adanya pernyataan

dalam konstitusi federal Malaysia yang menyatakan bahwa Islam berfungsi sebagai

rujukan bagi tata perilaku bagi segala aktifitas yang dikerjakan, selain itu dikatakan

pula bahwa orang Melayu di Malaysia adalah orang yang memeluk agama Islam.

pentingnya kedudukan Islam di negeri Malaysia juga terlihat dari pernyataan Wan

Zahidi yang mengatakan dengan jelas dalam pertemuan pegawai-pegawai Islam

seluruh Malaysia dengan Perdana menteri di Putra Jaya bahwa Malaysia merupakan

negara Islam di mana kekuatan dan pertahanan seluruhnya dikuasai oleh orang

1 Helmiati, ―Islam dalam Politik Malaysia; studi Analisis Kebijakan Pemerintahan

UNMO Terhadap Islam Pada Masa Pemerintahan Mahathir 1981-2003‖ Disertasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, 30.

Page 10: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

10

Islam beserta perangkat pemerintah, dan kewajiban untuk mempertahankan negara

menjadi kewajiban bagi setiap individu muslim Malaysia2.

Hal ini kemudian membuat Islam tidak hanya dipandang sebagai sebagai

agama semata-mata tetapi juga dilihat sebagai bentuk yang melebihi institusi

keagamaan di Malaysia. Posisi agama ini kemudian sejajar dengan posisi negara

sehingga kemudian istilah agama dan negara atau al-mardawi 3yang berarti Islam

merupakan agama dan negara secara bersamaan, dapat diberikan untuk menjelaskan

posisi Islam dalam negara Malaysia.

Adanya penekanan politik domestik yang banyak menekankan pada nilai-

nilai ajaran agama Islam, pembentukan Politik luar negeripun tidak dapat

dilepaskan dari pedoman nilai-nilai keislaman yang mulai mengalami pergeseran

dengan dimasukkannya pandangan-pandangan yang memiliki nilai-nilai Islami. Hal

ini misalnya terlihat dari perubahan kebijakan luar negeri Malaysia pada masa PM

Mahathir Muhammad yang lebih berpihak pada masalah-masalah negara muslim,

sejak terjadinya perubahan kebijakan domestik Malaysia pasca kebangkitan Islam di

Malaysia. Tertanamnya nilai-nilai Islam dikemudian hari seperti konsep Islam

hadhari yang diperkenalkan oleh PM. Abdullah Badawi dan konsep wasatiah oleh

PM. Najib tun Razak dalam berbagai kebijakan luar negeri Malaysia telah

menciptakan posisi tertentu bagi Malaysia sebagai aktifis yang amat

mengidentikkan dirinya dengan persoalan-persoalan dunia muslim4

. Meskipun

demikian terdapat beberapa pendapat yang mengatakan bahwa konsep kebijakan

Hadhari ataupun Wassatiyah hanya merupakan bentuk konseptual saja. Akan tetapi

pernyataan ini sekiranya kurang dapat dibenarkan, sebab nilai dari Islam Hadhari

sesungguhnya memproyeksikan Islam dalam esensi kebijakan luar negeri, terutama

mengenai seorang muslim dapat hidup berdampingan dengan non-muslim. Dalam

hal ini konteks berdampingan dengan non muslim yang terlihat jelas dalam

pengaplikasian kebijakan luar negeri Malaysia yang multikultural.

Signifikansi politik Islam di Malaysia dan kebijakan luar negerinya yang

condong pada masalah-masalah dunia muslim ini sendiri dapat dijelaskan dengan

korelasi hubungan antara kepentingan nasional, kebijakan domestikdan kebijakan

luar negeri. Dalam arti kata lain seperti apa yang dikatakan oleh Henry Kissinger,

seorang akademisi sekaligus praktisi politik luar negeri Amerika Serikat,

2 Wan Zahidi Wan Teh, ―Malaysia Daulah Islamiah‖, Pidato perjumpaan YAB

Perdana Menteri bersama Pegawai-pegawai Agama Islam seluruh Malaysia, 28 – 29

Agustus, (PutraJaya: JAKIM, 2000), 4.

3 Taha Abd al-Baqi Surur, Dawla al-Quran, (Kairo: Dar al-Nadha Misr, 1972), 80.

4

Hussin Mutalib, ―Islam and Etnicity in Malaysia Politic‖, (Kuala lumpur:

OxfordUniversity press, 1990), 133.

Page 11: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

11

menyatakan bahwa “Foreign policy begins when domestic policy ends”.5yang

berarti bahwa dalam mempelajari studi politik/ kebijakan luar negeri suatu negara,

kebijakaan suatu negara berada pada persimpangan antara aspek dalam negeri suatu

negara (domestik) dan aspek internasional (eksternal) dari kehidupan suatu negara.

Kebijakan luar negeri sendiri merupakan pencerminan dari kepentingan

nasional suatu negara, sehingga strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para

pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik

internasional lainnya senantiasa dikendalikan oleh tujuan untuk mencapai

kepentingan nasionalnya. Mengaitkannya dengan konteks Malaysia, Malaysia

memiliki dua point utama sebagai kepentingan nasionalnya yaitu:

1) Keamanan dan persatuan nasional. Dalam hal ini Malaysia berusaha

unuk menciptakan keamanan nasional. Tapi keamanan nasional disini

bukanlah sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan militer, tetapi

lebih kepada hal yang tak dapat dipisahkan dari stabilitas politik,

kesuksesan ekonomi dan keharmonisan sosial6

. Artinya bahwa

kestabilan keamanan wilayah atau kawasan terutama yang terkait

dengan wilayah perbatasan seperti Thailand Selatan merupakan

sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan keamanan Malaysia.

2) Point kedua adalah penciptaan pertumbuhan ekonomi. Perekonomian

menjadi point tujuan nasional dikarenakan pertumbuhan ekonomi

yang baik akan membentu terciptanya persatuan nasional. Terkait

perekonomian pemasukan Malaysia lebih banyak berlandaskan pada

komoditas eksport dan pariwisata7

, dikarenakan oleh itu maka

ekonomi Malaysia kemudian amat tergantung dengan perekonomian

global dan lebih-lebih dengan hubungan luar negerinya dengan

negara lain. Pada point ini dapat diketahui bahwa kestabilan

keamanan diatas berkaitan dengan penciptaan ekonmi Malaysia yang

terutama berdasar pada komoditas Pariwisata.

Oleh karena itu, upaya-upaya dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri

Malaysia dalam berinteraksi dengan negara lain, akan selalu berpatokan pada

5 Wolfram F. Hanrieder, Comparative Foreign Policy: Theoretical Essays. (New

York: David McKay Co, 1971), 22.

6 K.S. Nathan, ―Malaysia : Reinventing the Nation‖, in Muthiah Alagappa(ed.),

Asian Security Practice : Material and Ideational Influences, (Stanford : Stanford

University Press, 1998), 514.

7 Peter A. Poole, ―Malaysia‖ in Politics and Society in Southeast Asia,

(Jefferson and London : McFarland & Company Inc., 2009 ) 106 – 107.

Page 12: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

12

pencapaian kedua point ini. Upaya-upaya untuk mencapai kedua point ini yang

kemudian disebut sebagai ‖Diplomasi Malaysia‖. Diplomasi tidak lain merupakan

perpanjangan dari kebijakan luar negeri suatu negara yang berintikan pada

kepentingan nasionalnya. Dalam hal ini seperti yang telah diungkapkan di atas

bahwa kepentingan nasional Malaysia berdasar pada dua point yang telah dibahas

diatas. Lebih lanjut, kementerian luar negeri Malaysia juga menyatakan bahwa

terdapat beberapa cara atau point yang menjadi patokan dalam pelaksanaan

kebijakan luar negeri Malaysia antara lain adalah:

1) Menjaga hubungan damai dengan berbagai negara terlepas dari apapun

ideologinya dan sistem politiknya.

2) Membentuk hubungan erat dan menciptakan kerjasama ekonomi

terutama dengan ASEAN dan area regional lainnya

3) Mempromosikan keamanan dan stabilitas wilayah melalui kapasitas

pembangunan dan penyelesaian konflik yang terukur

4) Memproyeksikan Malaysia sebagai contoh negara Islam yang maju8.

Berdasarkan atas point-point diatas, terutama jika dilihat bahwa patokan

Malaysia antara lain adalah untuk menjaga hubungan damai, mempromosikan

keamanan serta memproyeksikan Malaysia sebagai negara islam, maka Malaysia

bertindak aktif dalam membangun perdamaian di wilayah Thaailand Selatan,

terutama jika melihat kedekatan agama di antara kedua wilayah.Selain itu pula

Malaysia juga kemudian banyak menjalin kerjasama dengan berbagai wilayah, baik

dalam tingkat regional ataupun inter-regional. Hubungan kerjasama Malaysia

dengan ASEAN, Gerakan Non Blok, Organisation of Islamic Conference (OIC),

negara negara Timur Tengah, Amerika, Eropa serta Asia Pasifik dan berbagai

negara lainnya, merupakan contoh dari hubungan kerjasama yang telah Malaysia

bangun9.

Peningkatan kerjasama dengan negara lain juga dilakukan dalam bentuk

perjanjian dagang dan berbagai perjanjian lainnya, seperti pembentukan FTA (free

trade area). Tidak hanya itu sebagai upanyanya untuk memperlihatkan posisi

Malaysia sebagai negara Islam, Malaysia kemudian juga menempatkan dirinya

terkait masalah-masalah dunia muslim. Hubungan yeng terjalin baik dengan

Organisation of Islamic Conference OIC serta dukungan dan bantuan terhadap

8

The Ministry of Foreign Affairs of Malaysia,

http://www.kln.gov.my/web/guest/objectives, accessed in June 2011.

9 ―Consult Abdullah‘s keynote address to the 15th Pacific Economic Cooperation

Council General Meeting in Brunei Darussalam‖, 3 September 2003. diakses dari:

http://www.pecc.org/PECCXV/keynote-address-abdullah-badawi.doc.

Page 13: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

13

masalah-masalah muslim seperti masalah Bosnia dan Palestina merupakan salah

satu dari contoh peningkatan kerja sama politik dan ekonomi antara Malaysia dan

bangsa-bangsa muslim. Tidak hanya Bosnia dan Palestina, Malaysia juga

memperlihatkan kepeduliannya terhadap masalah muslim di wilayah Thailand

Selatan yang tidak lain merupakan wilayah negara tetangga Malaysia.

Kepedulian Malaysia terhadap masalah Thailand Selatan khususnya terjadi

sejak kembali mencuatnya konflik di wilayah itu. Kepedulian ini makin meningkat

di tahun 2004 ketika terjadinya penembakan terhadap 30 Muslim pada bulan April

2004 di mesjid Kru Se, serta insiden Tak Bai yang mengakibatkan 78 Muslim

Thailand meninggal, akibat diseret paksa dan penganiayaan yang dilakukan di

dalam truk militer usai mereka melakukan demonstrasi terhadap pemerintah.

Malaysia mulai turut campur dalam permasalahan konflik Thailand Selatan saat

sekitar 131 orang Thailand Selatan memutuskan untuk mengungsi ke wilayah

Malaysia melewati perbatasan sungai Golok di tahun 2005.

Hal ini sempat menyebabkan hubungan antara Thailand dan Malaysia

memburuk terutama ketika pihak Thailand kemudian menuduh bahwa adanya

campur tangan serta bantuan dari pihak Malaysia dalam konflik tahun 2004 di

Thailand Selatan. Tuduhan Thailand tersebut terkait masalah Malaysia yang

disinyalir oleh pemerintahan Thailand telah mendukung gerakan separatis dengan

cara memfasilitasi senjata dan kamp-kamp pelatihan yang berada di wilayah

Kelantan10

. Selain itu pihak Thailand juga menuduh Malaysia telah melindungi

teroris yang menjadi dalang atau pelaku dari konflik di Thailand Selatan dengan

memberikan suaka dan perlindungan bagi mereka di wilayah Malaysia. Meskipun

tensi hubungan diplomatik antara kedua negara meningkat, akan tetapi pemerintah

Malaysia tetap memberikan perhatiannya terhadap masalah konflik Thailand

Selatan.

Sikap Malaysia yang tetap memberikan bantuan dan sokongan bagi

masyarakat Thailand Selatan dalam konflik meskipun secara bilateral hubungan

Malaysia dengan Thailand menjadi bersitegang khususnya di tahun 2004, tentu tidak

dapat dilepaskan dari adanya faktor kesamaan agama ataupun kedekatan etnik antara

kedua wilayah. Meskipun alasan terkait agama dan kedekatanidentitas ini ditolak

oleh pemikiran Jurairat Pattanasataporn dalam penelitiannya, ia mengatakan bahwa

upaya Malaysia dalam penyelesaian masalah Thailand lebih diakibatkan karena

kepentingan yang lebih bersifat ekonomi, terutama terkait kerjasama perdagangan

10

Ian Storey, ‖Malaysia Role in Thailand southern Insurgency‖, journal terrorism

monitor volume no:5, issue:5, (2007): No page. Di akses dari

http://www.jamestown.org/single/?tx_ttnews%5Btt_news%5D=1043 (diakses pada 09

Oktober 2014)

Page 14: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

14

dan energi yang telah dibangun kedua negara. Pendapat Jurairat ini sendiri tidak

dapat sepenuhnya dibenarkan, sebab apabila Malaysia hanya mementingkan

masalah ekonomi maka secara diplomatis, ia tentu akan menjaga hubungan baik

dengan memilih menjadi pihak yang netral. Sebab hubungan diplomatik yang

kurang baik tentunya akan membawa pengaruh tersendiri pada perjanjian yang telah

disepakati kedua negara, termasuk perjanjian ekonomi. Tetap bersikukuhnya

pemerintah Malaysia menolong pengungsi dari Thailand selatan tentu tidak dapat

dilepaskan dari adanya kesamaan dan kedekatan kolektif antara Malaysia dan

masyarakat Thailand Selatan.

Meskipun demikian, Jurairat Pattanasataporn kemudian menekankan bahwa

konteks persamaan agama dan etnik sama sekali tidak mempengaruhi perhatian

Malaysia terhadap Thailand Selatan, sebab menurutnya tak ada satu pun negara

yang mau untuk mengorbankan kepentingan negaranya hanya untuk menolong

saudara seetnik dan seagama di perbatasan mereka, begitu juga dengan Malaysia11

.

Berdasar pada pendapat ini kita dapat mengatakan bahwa masalah ekonomi

mungkin adalah masalah penting dalam hubungan kedua negara tetapi

pengesampingan masalah etnik dan agama sepenuhnya tidak dapat dilakukan. Hal

itu dikarenakan adanya beberapa fakta seperti: pertama, adanya kenyataan bahwa

masyarakat di perbatasan khususnya Malaysia Utara dengan Thailand Selatan telah

membangun hubungan dekat secara individual, sejak masa kesultanan dahulu kala,

hal ini kemudian memunculkan keadaan dimana banyak masyarakat Malaysia

memiliki hubungan kekerabatan dengan masyarakat di Thailand Selatan. Hal ini

juga diperkuat oleh pernyataan Cropley yang mengatakan bahwa selain fakta di atas,

adanya keberadaan penduduk Malaysia yang bertempat tinggal di wilayah Thailand

Selatan, yang memiliki kewarganegaraan Malaysia12

(dalam arti bahwa mereka juga

memiliki suara dalam pemilu) juga menjadi pertimbangan lain terkait kepentingan

Malaysia. Kedekatan etnik dan agama ini menjadi hal yang penting untuk

dipertimbangkan terutama setelah munculnya tuntutan yang datang dari masyarakat

Muslim di Malaysia yang meminta pemerintahan Malaysia untuk menyelesaikan

dan membantu masalah konflik Thailand Selatan.

Kedua, ekonomi memang menjadi point penting dalam upaya penyelesaian

konflik di Thailand Selatan, tetapi kepentingan Malaysia tidak hanya ekonomi saja.

Merujuk pada point-kepentingan nasional Malaysia yang tercantum dalam Malaysia

11

Jurairat Pattanasataporn, ‖ Religion, Nationalism And Regional Politics In

Southeast Asia: The Relations Between Thailand And Malaysia‖ Thesis Of The

American University in Cairo School of humanities and social sciences, 2012, 210.

12

Cropley, Ed. 2005. "Malay Separatists Say Behind Southern Thai Unrest", Reuters,

28 August 2005.

Page 15: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

15

core value, faktor keamanan juga menjadi masalah penting dalam penyelesaian

masalah konflik Thailand Selatan. Keamanan menjadi penting terlebih lagi jika

dilihat dari masalah kemunculan gerakan separatis di Thailand Selatan di

khawatirkan akan menimbulkan munculnya gerakan ekstrimis Islam di Malaysia.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan PM Badawi di tahun 2007 yang menyatakan

kekhawatirannya bahwa gerakan separatis Thai-Muslim di Thailand Selatan

dikhawatirkan akan menarik datangnya gerakan teroris antar negara untuk

mendirikan basis operasinya di wilayah Malaysia13

. Disamping hal tersebut, faktor

keamanan penting untuk ditegakkan terutama untuk menjamin tetap berlangsung

dengan baiknya kerjasama ekonomi antara kedua wilayah. Sebab tanpa kestabilan

keamanan di perbatasan kedua wilayah, kerjasama ekonomi tidak akan mungkin

berjalan dengan baik.

Selain statement dari PM Badawi tersebut, pendapat yang sama juga datang

dari Ian Storey yang merupakan peneliti di institute studi Asia Tenggara, yang

mengatakan bahwa pemerintah Malaysia sama sekali tidak mendukung terjadinya

pemberontakan di bagian Selatan. Sikap Malaysia ini dikarenakan adanya ketakukan

bahwa akan menyebarnya gerakan tersebut ke wilayah Malaysia, hal ini terutama

sekali didasarkan oleh kepentingan Malaysia dalam menciptakan stabilitas wilayah.

Masuknya gerakan tersebut dipandang sebagai bentuk yang akan menggangu

stabilitas keamanan wilayah Malaysia. Lebih lanjut, Ian juga tidak membantah

bahwa terdapat banyak dukungan dan simpati dari orang-orang di negara-negara

Malaysia bagian Utara untuk saudara-saudara etnis mereka di Thailand Selatan,

yang kemudian bersifat menekan bagi pemerintah.

Berdasarkan penjabaran diatas, kita dapat mengetahui bahwa Malaysia

berkepentingan serta berperan dalam proses penyelesaian konflik di wilayah

Thailand Selatan ini. Pentingnya penciptaan keamanan dan perdamaian di wilayah

Thailand Selatan yang tidak lain berada dekat dengan perbatasan Malaysia

menyebabkan Malaysia berinisiatif untuk membantu menyelesaikan masalah konflik

di Thailand Selatan. Malaysia sendiri telah mengupayakan untuk membawa masalah

konflik Thailand Selatan ini ke ranah OIC (Organization Islam Conference) dan

ASEAN pada masa Abdullah Badawi. Hal ini bertujuan untuk mendesak

pemerintahan Thailand untuk segera menyelesaikan masalah konflik di Thailand

Selatan yang di klaim telah merengut banyak korban jiwa.

Selain upaya Malaysia untuk membawa masalah ini ke ranah organisasi

internasional, Malaysia juga melakukan upaya diplomasi antar negara guna

penyelesaian masalah konflik Thailand Selatan. Hal ini terutama dapat dilihat dari

beberapa peran atau upaya diplomasi yang dilakukan oleh Malaysia seperti yang

13

No author, ―Siam Archives‖, Vol. 32, February (2007):165.

Page 16: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

16

dilakukan pada tanggal 6 Oktober 2006 mantan perdana menteri Malaysia Mahathir

Muhammad Muhammad menggelar dua pertemuan antara pemerintah Thailand

yang dihadiri oleh petinggi militer Thailand dan golongan separatis muslim di pulau

Langkawi14

. Sementara itu pada tahun 2007 sendiri, upaya perbaikan bagi wilayah

Thailand Selatan tetap dilakukan, hal ini terlihat dari upaya kedua negara melakukan

kunjungan diplomatik untuk mengupayakan solusi penyelesaian masalah Thailand

Selatan. Hal tersebut kemudian membuahkan hasil pada saat pertemuan konsultasi

rutin ke-tiga antar kedua negara pada Agustus 2007, di mana Malaysia mengusulkan

untuk dibentuknya suatu program perbaikan untuk wilayah Thailand Selatan.

Sebagai hasil dari usulan tersebut, maka dibentuklah komisi pertemuan bersama

Joint Commission meeting pada Juni 2007 yang menghasilkan program "3E"

education, employment and entrepreneur- ship yang menjadi patokan untuk

perbaikan kondisi wilayah Thailand Selatan15

. Selain ketiga point tersebut, Malaysia

pun menyetujui untuk memberikan asistensi terkait pendidikan Islam di Thailand

Selatan.

Selain hal di atas, Malaysia juga kerap mengusulkan dialog untuk

menyelesaikan masalah sebagai sarana untuk meredakan ketegangan antara kedua

belah pihak. Hal ini terlihat pada 28 February 2013 saat pemerintahan Thailand

setuju untuk menyelesaikan permasalahan di perbatasan Thailand Selatan, Malaysia

kemudian membantu hal tersebut sebagai pihak fasilitator dan penengah. Tindak

lanjut dari hal tersebut kemudian mencapai puncaknya dengan terlaksananya

pembicaraan damai antara pemerintah Thailand dan anggota Barisan Revolusi

Nasional (BRN) Pada Juni 2013 di Kuala Lumpur16

. Pada pembicaraan ini pihak

pemerintah Thailand diwakili oleh Letnan Jenderal Paradorn Pattanabut sementara

pihak Malaysia menunjuk Dato Sri Ahmad Zamzami bin Hasim direktur badan

intelegent Malaysia, sebagai fasilitator17

. Perundingan ini sendiri dianggap sebagai

tonggak penting dalam upaya perdamaian di Thailand Selatan. Sebab, untuk pertama

14

BBC Monitoring Asia Pacific-Political, 10/11/2006, "Thai separatists said ready to

drop independence demand - Malaysian agency‖, Diakses melalui

http://www.cidcm.umd.edu/mar/chronology.asp?groupId=80002

15

John Funston, ―Malaysia and Thailand's Southern Conflict: Reconciling Security

and Ethnicity‖, Journal Contemporary Southeast Asia, Vol. 32, No. 2, (August 2010): 248.

16

‖Malaysia 2014 a perspective from Thailand‖ di akses dari

http://www.Asiapasific.anu.edu.au/newmandala/2014/02/28/ Malaysia-in-2014-a-

perspective-from-Thailanddiakses (02-10-2014 18:02).

17

―Text of the Agreement between Thailand and the BRN.‖ Dikutip dari Zachary

Abuza, ―The Upcoming Peace Talks in Southern Thailand’s Insurgency‖ journal CTC

Sentinel Vol.6 issue.3, (2013), 18.

Page 17: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

17

kalinya kedua belah pihak yang bertikai dapat duduk bersama untuk membahas

masalah penyelesaian konflik dan membangun kembali rasa kepercayaan antara

kedua belah pihak.

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas dapat dikatakan bahwa

Malaysia memiliki peran serta senantiasa berupaya membantu untuk menyelesaikan

masalah konflik di wilayah Thailan Selatan. Upaya Malaysia dalam membantu

penyelesaian konflik di wilaah Thailand Selatan tidak dapat dilepaskan dari konteks

kedekatan etnis dan agama serta konteks kepentingan nasional Malaysia yang

berupa kepentingan ekonomi dan keamanan upaya yang dilakukan oleh pemerintah

Malaysia ini dapat dilihat dari langkah-langkah yang ditempuh oleh pemerintah

Malaysia dengan membawa masalah ini baik di ranah internasional, regional dan

bilateral.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan singkat pada latar belakang masalah, kemudian

muncullah pernyataan mengenai beberapa masalah antara lain:

a. Malaysia melakukan beberapa upaya atau berperan dalam penyelesaian

konflik Thailand Selatan selama periode tahun 2005-2013

b. Faktor kedekatan etnis dan agama menjadi salah satu poin penting yang

melatar belakangi peran Malaysia dalam penyelesaian konflik di

Thailand Selatan

c. Malaysia memiliki kepentingan dalam penyelesaian konflik Thailand

Selatan.

d. Masalah Thailand Selatan telah dibawa/ diangkat baik pada tahap

regional ataupun inter regional

e. Keterlibatan Malaysia dalam masalah dunia muslim serta juga

keterlibatannya dalam masalah Thailand Selatan tidak dapat dilepaskan

upaya Malaysia untuk memproyeksikan dirinya sebagai contoh negara

Islam yang maju

f. Bahwa pada tahun 2004 konflik di wilayah Thailand Selatan

2. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, batasan permasalahan yang diangkat didasarkan pada

tema atau judul yang penulis angkat:

Page 18: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

18

a. Penulis hanya akan membahas mengenai Peran agama dan kepentingan

nasional Malaysia dalam penyelesaian konflik Thailand Selatan

khususnya selama tahun 2005-2013. Pembatasan tahun didasarkan pada

patokan memburuknya hubungan antara kedua negara hinggapada fase

terendah di tahun 2005 akibat konflik, sementara untuk pemilihan tahun

2013 dikarenakan pada tahun ini proses Penyelesaian konflik mencapai

pada ujung tonggak dengan berhasilnya ditandatanganinya perjanjian

damai antara pemberontak dan pemerintahan Thailand.

b. Sementara terkait dengan penjelasan yang akan peneliti sampaikan

nantinya akan memperlihatkan bahwa agama dan kepentingan nasional

memiliki peran penting sebagai hal yang mendorong pemerintahan

Malaysia untuk turut serta membantu upaya perdamaian di Thailand

Selatan.

3. Rumusan Masalah

Masalah dari penulisan tesis ini adalah : Peran apa saja yang dilakukan oleh

Malaysia dalam penyelesaian konflik Thailand Selatan pada tahun 2005-2013?.

Rumusan masalah ini akan dijawab berdasarkan:

a. Apakah faktor Agama dan kepentingan nasional berperan dalam

upaya penyelesaian konflik Thailand Selatan yang dilakukan oleh

Malaysia?

b. Apa sajakah bentuk-bentuk kepentingan nasional dan bentuk

kedekatan agama atau etnis Malaysia yang menjadi mendorong

Malaysia dalam membantu penyelesaian konflik Thailand selatan?

c. Bagaimanakah peran Malaysia dalam penyelesaian Konflik

Thailand Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan permasalahan yang telah di tulis di atas, maka

penulisan penelitian ini bertujuan antara lain untuk:

a. Untuk mengetahui Apakah faktor Agama dan kepentingan nasional

berperan dalam upaya penyelesaian konflik Thailand Selatan yang

dilakukan oleh Malaysia?

b. Untuk mengetahui bentuk kepentingan nasional dan bentuk kedekatan

Agama atau Etnis Malaysia yang mendorong/ menyebabkan Malaysia

dalam membantu penyelesaian konflik Thailand selatan

c. Mengetahui apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah Malaysia

untuk mengupayakan perdamaian di Thailand Selatan

Page 19: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

19

D. Manfaat dan Signifikansi Penelitian

Berdasarkan penulisan tujuan penelitian yang telah ditulis di atas, maka manfaat

ataupun tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk:

a. Menambah Khasanah keilmuan terkait masalah penyelesaian konflik

yang terjadi di Thailand Selatan.

b. Memberikan sudut pandang yang berbeda dalam melihat latar belakang

dari keterlibatan Malaysia dalam proses penyelesaian masalah konflik

Thailand Selatan

c. Memperlihatkan latar belakang dari peran yang telah dilakukan oleh

pemerintahan Malaysia dalam penyelesaian masalah konflik Thailand

Selatan serta memperlihatkan alasan Malaysia dalam pelaksanaan

perannya tersebut.

Adapun signifikansi dari penulisan Tesis ini adalah untuk:

a. Melengkapi prasyarat untuk dapat meraih gelar magister di Sekolah

Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

b. Memberikan masukan dan konstribusi bagi masyarakat terutama

mengenai peran Malaysia dalam penyelesaian masalah konflik yang

terjadi di wilayah Thailand Selatan.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Sebelum melakukan penulisan terkait penelitian ini penulis belum

menemukan penelitian sejenis yang membahas mengenai peran agama dan

kepentingan nasional Malaysia dalam penyelesaian konflik Thailand Selatan yang

peneliti ambil. Akan tetapi penulis menemukan beberapa penelitian yang terkait

dengan masalah konflik Thailand Selatan yang kemudian menginspirasi penulis

untuk mengambil judul penelitian yang kini penulis teliti. Penelitian penelitian yang

penulis temukan belum ada yang membahas mengenai kedekatan agama, terutama

mengenaai peran agama serta kepentingan nasional Malaysia dalam penyelesaian

konflik di Thailand Selatan. Pembahasan mengenai konflik di wilayah Thailand

Selatan yang penulis dapati kebanyakan membaahas mengenai masalah konfliknya

saja, ataupun masalah antara pemerintah Thailand dengan wilayah Thailand Selatan

Page 20: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

20

Penelitian pertama yang menginspirasi penulisan thesis ini adalah penelitian

dari Jurairat Pattanasataporn dari American University Cairo yang membahas

mengenai agama, nationalism, dan politik di Asia Tenggara dalam thesisnya Jurairat

membahas mengenai berbagai kebijakan negara-negara di asia tenggara terkait

kasus konflik di wilayah regional. Beberapa yang dibahas adalah kebijakan

Indonesia terkait terhadap Thai muslim, kebijakan Filipina terkait pembebasan

Timor-Timor. Kebijakan Malaysia terhadap Thai Muslim, dan kebijakan Indonesia

terhadap Rohingya. Thesis ini menitik beratkan pembahasan dampak agama dalam

hubungan luar negeri di wilayah Asia Tenggara, khususnya dalam hubungan

Thailand dan Malaysia. Namun hasil dari penelitian Jurairat ini menyatakan bahwa

agama memiliki posisi yang tidak signifikan dalam pembuatan kebijakan dalam

suatu negara, termasuk Malaysia. Ia menyimpulkan bahwa agama hanya berupa

dikotomi yang dapat diciptakan kembali, diartikan dan dinilai sesuai dengan

kebutuhan politik dari elit-elit tertentu pada masa tertentu. Ia pun mengatakan

bahwa kepentingan ekonomi merupakan hal yang mendorong kebanyakan negara di

Asia Tenggara untuk membentu masalah konflik. Hal ini berlaku juga dengan

Malaysia, berdasarkan penelitiannya hal yang diprioritaskan oleh masyarakat

Malaysia adalah masalah kestabilan ekonomi serta harga pangan yang menjadi

topik utama saat pemilu. Sementara masalah pengungsi ataupun konflik di Thailand

Selatan bukanlah masalah yang penting. Selain itu ia juga menegaskan bahwa

masalah agama adalah masalah kepercayaan kolektif, yang tidak mempengaruhi

politik secara signifikan, karna biasanya hanya berlaku pada waktu-waktu tertentu.

Berdasar pada tesis Jurairat ini penulis kemudian tertarik untuk

membuktikan bahwa agama memang memainkan peran yang signifikan. Sebab

Agama sendiri telah menjadi bagian dari politik Malaysia/ politik domestik

Malaysia, sementara politik domestik sendiri tidak dapat dipisahkan kaitannya

dengan kebijakan luar negeri suatu negara. Selain itu, meski konteks kepentingan

ekonomi tidak dapat dipisahkan dari peran Malaysia dalam menyelesaikan masalah

Thailand Selatan, tetapi konteks lain seperti kepentingan keamanan dan faktor

agama juga berperan secara signifikan.

Pemikiran penulis ini diperkuat dengan disertasi Helmiati ‖Islam dalam

politik Malaysia‖ yang menyatakan bahwa Agama membawa pengaruh yang

signifikan dalam politik Malaysia, sebab ia telah mengakar kuat dalam masyarakat,

serta tidak dapat dilepaskan dari identitas Melayu. Statement ini sendiri

memaatahkan pemikiran Jurairat. Secara garis besar dalam disertasinya Helmiati

berhasil menjelaskan kaitan antara agama dengan poitik di negara Malaysia,

terutama penerapannya pada masa peerintahan UNMO. Disertasi Helmiati ini

sendiri lebih menekankan pada bagaimana posisi Islam dalam politik ketika masa

pemerintahan UNMO khususnya pada masa pemerintahan PM.Mahathir

Page 21: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

21

Muhammad, melalui disertasinya diketahui bahwa Malaysia merupakan suatu

contoh unik di mana politik saling bertautan atau berkaitan dengan pengalaman

Islami yang terakulturasi dalam keragaman etnik dan agama. Malaysia sendiri

merupakan negara yang penduduk muslimnya hanya sekitar setengah lebih dari

penduduknya, amat jauh jika dibandingkan dengan Indonesia yang mayoritas

penduduknya adalah muslim, tetapi agama Islam ternyata memiliki posisi yang

amat signifikan di Malaysia. Hal ini yang kemudian beliau sebut sebagai

pengalaman yang unik. Sebab nuansa Islam amat menonjol terutama pada sistem

politik18

.

Kesimpulan dari penelitiannya Helmiati menemukan bahwa kentalnya

nuansa Islam amat melekat dalam masyarakat Malaysia. Hal ini tidak dapat

dipisahkan dari beberapa enam faktor penting yang diantaranya adalah19

: faktor

historis diamana Islam amat terkait dengan peran negara sejak kesultanan Malaka

yang kemudian kemudian mengakar dalam pada kehidupan penduduk asli Malaysia.

faktor konstitusi negara yang mengakui Islam sebagai agama resmi negara. faktor

pengaruh dan peran Islam dalam percaturan politik Malaysia secara umum, yang

kemudian mempengaruhi pihak pemerintah untuk merespon tuntutan penerapan

nilai-nilai Islam dan menerapkan berbagai kebijakan dan program program yang

mendukung Islam. Faktor sikap dan respon pemerintahan terhadap menguatnya etos

kesadaran Islam dalam masyarakat Melayu, yang kemudian melahirkan sikap serta

kebijakan-kebijakan yang pro-Islam.

Berdasarkan pada kesimpulan Helmiati mengenai kentalnya nuansa Islam

dalam masyarakat Malaysia seperti yang telah dijabarkan di atas, penulisan tesis ini

kemudian akan memperkuat penelitian Helmiati mengenai peran Islam yang amat

Kental di politik Malaysia tetapi pada penelitian ini akan melihat bahwa kentalnya

Islam dalam politik di Malaysia kemudian membawa kebijakan politik malaysia

yang bersifat membantu upaya penyelesaian konflik di wilayah Thailand Selatan.

Tesis ini sendiri akan meneliti lebih lanjut apakah Islam juga memainkan peran

yang penting dalam diplomasi Malaysia terutama dengan Thailand terkait masalah

Thailand Selatan. Hal ini terutama mengingat bahwa nilai-nilai Islam juga tercermin

dalam kebijakan dan program pemerintah.

Lebih lanjut, penelitian-penelitian berikutnya yang penuulis dapatkan

bersifat lebih banyak bersifat menekankan pada masalah konflik Thailand. Pada

penelitian tersebut pembahasan yang dibahas lebih pada permasalahan konflik di

18

Helmiati, ―Islam dalam Politik Malaysia; studi Analisis Kebijakan Pemerintahan

UNMO Terhadap Islam Pada Masa Pemerintahan Mahathir 1981-2003‖ Disertasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, 305.

19

Ibid 309-311

Page 22: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

22

Thaialand Selatan serta asal muasal sejarah konflik. Salah satu judulnya adalah

―Islam di Muangthai; Nasionalisme Melayu Masyarakat Patani‖ yang merupakan

disertasi Surin Pitsuwan dari Harvard20

. Dalam penelitiannya Surin mengangkat

masalah kemunculan gerakan-gerakan nasionalais di Patani. Dalam bukunya ini

menggunakan pendekatan sejarah untuk menjelaskan kemunculan gerakan

nasionalis yang kemudian ia bagi ke dalam lima periode, yaitu sejak awal masuknya

wilayah Thailand Selatan ke dalam kerajaan Siam hingga dengan tahun 1982. pada

dasarnya penelitian ini menekankan bahwa munculnya gerakan nasionalisme

diakibatkan oleh kuatnya rasa nasionalisme Melayu yang kemudia di dorong oleh

adanya rasa alienisasi akibat dari kebijakan pemerintahan Thailand. Kesimpulan

dari penelitian ini adalah bahwa tekanan yang diberikan oleh pemerintah Thailand

terutama dengan menggunakan agama Budha sebagai pemersatu telah

menyebabkan munculnya rasa keterancaman terhadap identitas Melayu masyarakat

Thailand Selatan21

. Hal ini kemudian mengakibatkan munculnya kesadaran bahwa

Islam dan kebudayaan Melayu harus dipertahankan, yang berujung pada munculnya

gerakan-gerakan nasionalis ini.

Penelitian serupa mengenai gerakan nasionalis kelompok muslim di

Thailand Selatan dengan juga di tulis oleh Che Mohd Aziz bin Yacoob yang

berasal dari Universitas Sains Malaysia di mana beliau lebih menekankan kepada

pembahasan mengenai gerakan-gerakan separatis yang ada di Thailand Selatan22

.

Pada penelitiannya ini beliau tidak hanya menjabarkan mengenai berbagai macam

gerakan pembebasan di Thailand Selatan, tetapi juga menjelaskan cikal bakal

sejarah gerakan separatis, isu-isu yang melatar belakanginya munculnya gerakan ini

serta penyelesaian yang telah diupayakan untuk menyelesaikan masalah gerakan

separatis ini.

Penelitian Che Mohd Aziz terkait konflik di Thailand Selatan ini juga

memiliki kesamaan dengan penelitian yang ditulis oleh Badrus Soleh dengan judul

Minoritas Muslim, Konflik dan Rekonsiliasi di Thailand Selatan dalam jurnal Pusat

Studi Asia Tenggara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009. Penelitian

tersebut memaparkan mengenai awal mula terjadinya konflik di Thailand Selatan.

20

Surin Pitsuwan, ―Islam di Muangthai; Nasionalisme Melayu Masyarakat Patani‖ ,

(Jakarta: LP3ES 1989).

21

Agama Islam merupakan bagian penting dalam kebudayaan Melayu. Pemerintah

Thailand berupaya untuk mengintegrasikan pimpinan-pimpinan Melayu muslim melalui

upaya penyeragaman. Hal ini kemudian mengakibatkan gerakan perlawanan dari masyarakat

Thailand Selatan. 22

Che Mohd Aziz Bin Yaacob, ―Konflik Pemisah Di Selatan Thailand: Isu, Aktor

Dan Penyelesaian‖, Universiti Sains Malaysia (2009).

Page 23: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

23

Kemudian rekonsiliasi yang dilakukan oleh pemerintah Thailand yang ditujukan

untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.

Sementara itu penelitian yang menekankan pada akar masalah konflik

Thailand Selatan ditulis oleh Christopher N. Joll pada jurnal Contemporary

Southeast Asia yang berjudul Religion and Conflict in Southern Thailand vol.32

no.2 pp.258 tahun 2010. Penelitian dalam artikel ini intinya memaparkan bahwa

sesungguhnya kekerasan yang berada di Selatan Thailand merupakan konflik yang

terjadi antar etnis dan agama yakni Thailand dan agama Melayu. Penelitian ini juga

menggampbarkan mengenai gerakan-gerakan Islam yang turut berkostribusi dalam

memulai serta membatasi kekerasan yang terjadi di Thailand Selatan.

Mira Suleiman kemudian juga menulis penelitian yang hampir sama yang

membahas mengenai dampak dari gerakan separatis yang terjadi di Thailand

Selatan terhadap hubungan bilateral Thailand dengan Malaysia. Dalam penelitian

ini Mira tidak hanya membahas mengenai gerakan separatis dan sejarahnya tetapi

juga membahas dampaknya terhadap hubungan kedua negara. Penelitian beliau

sendiri merupakan tesis UI yang berjudul ―Dampak gerakan separatis di Thailand

Selatan terhadap hubungan bilateral Thailand Malaysia tahun 2004-2006‖ dalam

penulisan penelitiannya penulis menggunakan metode penelitian deskriptif untuk

menjelaskan penelitiannya. Adapun kesimpulan yang ia dapatkan adalah bahwa

gerakan separatis yang berada di Thailand Selatan telah menciptakan kerenggangan

hubungan antara Malaysia-Thailand tetapi disisi lain juga membuat kedua negara

kembali menjalin hubungan bilateral, terutama karena diperlukannya kerja sama

yang baik antara kedua negara untuk menyelesaikan masalah konflik dan pengungsi

dari Thailand Selatan 23

.

Penelitian lain yang membahas mengenai hubungan antara Malaysia dan

Thailand berasal dari artikel jurnal yang ditulis oleh Fuston, John dalam jurnal

Contemporary Southern Asia dengan judul Malaysia and Thailand’s Southern

Conflict: Reconciling Security and Ethnicity Vol.32 No.2 tahun 2010. Penelitian

dalam artikel ini memaparkan mengenai kebijakan Malaysia terkait masalah

keamanan internal negara dan kekhawatirannya mengenai Muslim minoritas di

negara tetangga mereka yakni Thailand Selatan. Dalam penulisan penelitian ini,

Fuston tidak hanya menghubungkan konflik di Thailand Selatan dengan

permasalahan agama tetapi juga etnis dan budaya. Penelitian ini kemudian

menemukan dengan terjadinya konflik di Thailand Selatan sejak 2001 dan

23

Mira Suleiman, ‖ Dampak gerakan separatis di Thailand Selatan terhadap

hubungan bilateral ThailandMalaysia tahun 2004-2006‖, Tesis Universitas Indonesia, (2008).

Page 24: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

24

meningkat pada 2004, Malaysia kemudian memfokuskan perhatian membantu

keamanan Thailand.

Penelitan serupa terkait gerakan separatis dan hubungan bilateral antara

Thailand dan Malaysia juga di tulis oleh Column Murphy dalam jurnal Far Eastern

Economic review November 200524

. Dalam penelitiannya ia menjelaskan mengenai

bagaimana masalah gerakan separatis yang terjadi di Thailand kemudian

berkembang dan melewati batas negara tetangga, yaitu Malaysia. Hal ini kemudian

berkembang dan membuat terciptanya hubungan buruk antara Thailand dan

Malaysia pada tahun 2005. Selain itu ia juga membahas mengenai respon

pemerintah Thailand dan kritikan dari akademisi terkait kebijakan pemerintah

Thailand saat itu.

Berdasarkan dengan tinjauan penelitian terdahulu, penulis menemukan

bahwa belum ada penelitian sebelumnya yang membahas mengenai masalah peran

Agama dan Kepentingan Nasional Malaysia dalam penyelesaian konflik di Thailand

Selatan. Penelitian sebelumnya terutama penelitian mengenai hubungan antara

Malaysia dan Thailand Selatan telah memberikan ide kepada penulis untuk

kemudian meneliti lebih dalam mengenai masalah peran Agama dan kepentingan

Nasional Malaysia dalam penyelesaian konflik terutama selama kurun waktu 2005-

2013 yang dilakukan oleh Malaysia.

E. Metodologi Penelitian

1) Pendekatan Historis

Fokus utama pada penelitian tesis ini adalah: Peran Agama dan kepentingan

nasional Malaysia dalam penyelesaian konflik Thailand Selatan tahun 2005- 2013.

penelitian ini akan berupaya untuk memperlihatkan signifikansi agama dan

kepentingan nasional Malaysia dalam penyelesaian Konflik yang dilakukan oleh

Malaysia. Signifikansi ini dapat dilihat dari kaitan antara konteks agama dan

kepentingan nasional dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh Malaysia, serta

dampak konlik terhadap Malaysia .

Untuk menjelaskan masalah tersebut, maka pada penulisan tesis ini akan

mengggunakan metode pendekatan sejarah. Pendekatan sejarah sendiri merupakan

suatu proses pengkajian, penjelasan dan penganalisaan, secara kritis terhadap rekam

24

Murphy Column, ‖Friction on the Thai-Malay Fault Line‖, Far Eastern economic

review vol.168. no10 November (2006).

Page 25: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

25

peninggalan masa lampau25

. Sementara menurut Ismaun metode historis diartikan

sebagai proses untuk mengkaji dan menguji kebenaran dari peninggalan-

peninggalan masa lalu dengan menganalisis secara kritis bukti-bukti dan data-data

yang ada sehingga menyajikan cerita sejarah yang dapat dipercaya26

. Pemahaman

terhadap peran agama dan kepentingan nasional Malaysia dalam penyelesaian

konflik Thailand Selatan oleh pemerintahan Malaysia memerlukan pengkajian

sejarah terutama terkait masalah politik dalam negeri Malaysia yang secara

langsung membentuk kebijakan luar negerinya. Peran pearan yang dilakukan, serta

konflik thailand dan pengeruhnya terhadap Malaysia. Pemahaman terkait hal

tersebut amat penting untuk memahami tujuan yang ingin diraih oleh Malaysia

lewat upaya-upaya diplomasi yang dilakukan, serta latar belakang hal tersebut.

a. Teknik pengumpulan data

- Teknik Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik wawancara yang dilakukan dengan cara mewawancarai pihak yang

terkait. Teknik wawancara dilakukan dengan mengumpulkan informasi dengan

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Wawancara dilakukan dengan nara sumber duta besar Malaysia untuk Thailand

Dato Nazirah Hasan di thailand pada tanggal 1 September 2015. Hasil dari

wawancara ini sendiri kemudian menjadi sumber data primer dari penelitian ini.

- Teknik Dokumen

Pengertian teknik dokumen adalah pengumpulan data yang berupa sumber-

sumber tertulis yang berisi informasi sejarah terkait. Dapat pula berupa surat-surat

resmi, gambar, ataupun karya-karya monumental lainnya. Adapun hasil yang

didapatkan melalui teknik dokumen ini merupakan sumber data sekunder yang

berupa dokumen terkait kerjasama antara kedua negara, dokumen resmi terkait

kebijakan Malaysia terhadap Thailand dan peran Malaysia dalam penyelesaian

konflik di Thailand Selatan.Selain itu data-data juga didapatkan dari jurnal, tesis,

disertasi, Buku, Arsip-arsip, artikel, surat kabar ataupun web internet.

b. Verifikasi data

25

Helius Sjamsudin, ―Metodologi Sejarah‖, ( Yogyakarta: Ombak 2007), 17.

26

Ismaun, ―Sejarah Sebagai Ilmu‖, (Bandung: Historia Utama Press, 2005), 35.

Page 26: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

26

Verifikasi data adalah upaya untuk melakukan analisis, terhadap data yang

telah didapat terutama terkait keabsahan sumber data, kemudian memisahkan data

data yang diperlukan dari keseluruhan data yang didapat. Verifikasi dilakukan

terutama untuk menyeleksi keakuratan data sehingga dapat didapatkan data yang

bersifat valid dan kredible dan dapat dipertanggung jawabkan.

c. Penafsiran data

Penafsiran data bertujuan untuk melakukan penggabungan dari data-data

atau sumber-sumber yang didapat yang kemudian disusun secara sistematis yang

dilakukan secara menyeluruh dan subyektif. Pada tahap ini penulisan masalah yang

akan diangkat akan mengalami proses penafsiran antara fakta-fakta dan konsep

ataupun teori yang kemudian dirangkai menjadi satu kesatuan penulisan yang utuh,

logis serta harmonis.

d. Historiografi (Penulisan)

Historiografi merupakan tahap akhir yang berupa paparan hasil penelitian

yang telah dilakukan berdasarkan sistematik yang telah disusun. Di mana penulisan

pembahasan dilakukan berdasarkan deskripsi serta analisis yang berlandaskan pada

kronologis peristiwa yang diteliti.

Selain penggunaan metodologi sejarah, penelitian ini akan bersifat

Kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk

menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai

fenomena realitas sosial yang terjadi di dalam masyarakat yang menjadi objek

penelitian, dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri,

karakter, sifat, model, tanda, atau gambar tentang kondisi, situasi, ataupun

fenomena tertentu27

. Menurut Whitney yang dikutip oleh Nazir metode deskriptif

adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam

masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-

kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang

berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena28

.

27 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya,(Jakarta:KencanaPrenadaMediaGroup 2007): 68.

28

Nazir, Moh, ―Metode Penelitian‖, (Bogor: Ghalia Indonesia 2005): 54-55.

Page 27: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

27

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis ini disusun ke dalam lima bab. Bab pertama

merupakan bab pendahuluan yang berisi antara lain; latar belakang masalah,

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penelitian Terdahulu

yang Relevan, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Kemudian di lanjutkan dengan bab dua yang memaparkan mengenai

kerangka teori yang akan digunakan untuk membaca kasus yang akan diteliti.

Didalam penelitian ini sendiri kerangka teori yang akan digunakan adalah Teori

Etnisitas dan Agama, Kajian Teori Kepentingan Nasional, Konsep Kebijakan Luar

Negeri, Konsep Diplomasi dan Konsep Mediasi.

Pada bab tiga akan membahas mengenai konflik dinamika hubungan antara

Thailand dan Malaysia, dalam bab ini akan dibahas dinamika hubungan ke dua

negara dilihat dari latar belakang sejarah kedua negara, serta hubungan diplomatik

yang telah terbangun sejak zaman kerajaan dahulu kala. Selanjutnya kan dilanjutkan

dengan pembahasan mengenai permasalahan konflik di wilayah Thailand Selatan,

khususnya pada saat munculnya konflik di tahun 2004 hingga tahun 2013 serta

dampaknya terhadap hubungan diplomatik dengan Malaysia. Bab ini sendiri akan

dibagi atas empat sub bab yaitu: pada sub bab pertama akan membahas mengenai

sejarah berdirinya negara Thailand. Sub bab ke dua akan membahas mengenai

sejarah berdirinya negara Malaysia, dilanjutkan oleh sub bab ketiga yang membahas

mengenai konflik di Thailand Selatan dan dinamikanya. Sementara untuk sub bab

terakhir akan membahas mengenai pengaruh yang ditimbulkan oleh konflik

Thailand Selatan terhadap hubungan diplomatik dengan Malaysia

Bab keempat akan membahas mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh

pemerintahan Malaysia dalam penyelesaian konflik Thailand Selatan selama kurun

waktu 2005-2013. Bab ini dibagi kedalam tiga sub bab yaitu upaya penyelesaian

konflik pada Masa Pemerintahan PM Mahathir Muhammad, upaya penyelesaian

konflik pada Masa Pemerintahan PM Abdullah Badawi dan Masa Pemerintahan

PM Najib Tun Razak. Pada bab ini akan diperlihatkan upaya-upaya diplomasi yang

dilakukan antar kedua negara serta variasi lainnya terkait upaya penyelesaian

konflik di wilayah Thailand Selatan

Sementara untuk bab kelima akan membahas mengenai pemerintahan

Malaysia. Bab ini bertujuan untuk memaparkan dinamika Islam dan perpolitikan

serta pemerintahan di Malaysia dan kaitannya dengan usaha Malaysia membantu

menyelesaikan konflik di Thailand Selatan. Dengan adanya penjabaran terkait

kedekatan Agama dan perpolitikan di Malaysia serta kepentingan Malaysia terhadap

wilayah Thailand Selatan diharapkan dapat memperlihatkan benang merah terkait

Page 28: Peran Malaysia dalam Penyelesaian Konflik Thailand Selatan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44932/1/Zhuhrufa... · bertujuan untuk memperlihatkan berbagai variasi

28

keterlibatan Malaysia dalam masalah Thailand Selatan. Adapun dalam bab ini akan

terdiri tiga sub bab yang menjelaskan antara lain mengenai Islam dan politik di

Malaysia, kebijakan luar negeri Malaysia, pandangan Malaysia terhadap Konflik

Thailand Selatan, dan Kepentingan Malaysia dalam penyelesaian konflik Thailand

Selatan .

Untuk bab terakhir yaitu bab enam akan membahas mengenai kesimpulan

dari penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya. Bab ini kan menarik data-data

yang telah disajikan di bab sebelumnya dan bukti bukti temuan dalam penelitian,

yang kemudian ditarik kesimpulan bahwa bahwa kesamaan identitas religius serta

etnik merupakan salah satu hal yang melatar belakangi pemerintah Malaysia

berperan dalam penyelesaian konflik Thailand Selatan. Selain itu faktor

kepentingan nasional seperti ekonomi dan keamanan juga menjadi pendorong

Malaysia berperan aktif dalam penyelesaian konflik Thailand Selatan..