penyediaan dan percepatan penyebaran vub...

82
LAPORAN AKHIR TAHUN PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB MELALUI UPBS DI PROVINSI BENGKULU WAHYU WIBAWA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 No. Kode : 26/1801.025/011/Lapkir/2013

Upload: dophuc

Post on 29-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB MELALUI UPBS DI

PROVINSI BENGKULU

WAHYU WIBAWA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2013

No. Kode : 26/1801.025/011/Lapkir/2013

Page 2: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB MELALUI UPBS DI

PROVINSI BENGKULU

WAHYU WIBAWA ANDI ISHAK YESMAWATI

YANHAR AHYADI JAKFAR

HENDRI SUYANTO

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013

Page 3: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

sehingga Laporan Akhir Tahun 2013 Kegiatan penyediaan dan percepatan

penyebaran VUB melalui UPBS BPTP Bengkulu dapat diselesaikan. Laporan ini

dibuat sebagai salah satu pertanggungjawaban terhadap hasil pelaksanaan

kegiatan UPBS mulai tahun 2013. Tujuan kegiatan UPBS pada tahun 2013

meliputi : 1) Menginventarisir kebutuhan benih, varietas, sebaran/distribusi

varietas padi, jagung dan kedelai (mapping) di Provinsi Bengkulu,

2) Menyediakan benih sumber VUB tanaman pangan strategis (padi, jagung dan

kedelai) spesifik lokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan, permintaan,

preferensi, karakteristik agroekosistem dan sosial-budaya masyarakat Bengkulu,

3) Mempercepat penyebarluasan dan adopsi VUB tanaman pangan strategis

(padi, jagung dan kedelai) spesifik lokasi yang dihasilkan oleh Badan Litbang

Pertanian, 4) Menginventarisir aktivitas, peran dan dukungan kelembagaan

perbenihan dalam penyediaan dan penyebarluasan VUB di Provinsi Bengkulu.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala BPTP Bengkulu

atas kepercayaan dan arahan-arahannya dalam pelaksanaan kegiatan UPBS.

Kami uga menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan dan stake holders

yang telah memberikan sumbangan tenaga dan pemikiran sehingga kegiatan ini

dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Desember 2013

Penanggung Jawab, Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP. 196904271998031001

Page 4: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Penyediaan dan Percepatan Penyebaran

VUB Melalui UPBS di Provinsi Bengkulu. 2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu

3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119

4. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2013

5. Status Kegiatan (L/B) : L (lanjutan)

6. Penanggung Jawab

a. Nama : Dr. Wahyu Wibawa, MP

b. Pangkat/Golongan : Penata /IIId

c. Jabatan Fungsional : Peneliti Muda

7. Lokasi : Provinsi Bengkulu

8. Agroekosistem : Lahan sawah, lahan rawa dan lahan

kering

9. Tahun Mulai : 2011

10. Tahun Selesai : 2014

11. Output Tahunan : 1. Data base kebutuhan benih, varietas, sebaran/distribusi varietas padi, jagung dan kedelai (mapping) di Provinsi Bengkulu.

2. VUB tanaman pangan strategis spesifik lokasi yang dihasilkan oleh UPBS BPTP Bengkulu, khususnya untuk padi, dapat tersebar dan diadopsi di seluruh Kabupaten/Kota melalui kegiatan diseminasi, promosi, dan komersialisasi, sedangkan untuk komoditas jagung dan kedelai dapat terdistribusi dan diadopsi pada sentra-sentra produksi.

3. UPBS BPTP Bengkulu mampu menyediakan sebagian besar kebutuhan benih sumber untuk komoditas padi di Provinsi Bengkulu dan pada sentra-sentra produksi jagung dan kedelai sesuai dengan kebutuhan, permintaan, preferensi, karakteristik agroekosistem dan sosial-budaya masyarakat Bengkulu.

Page 5: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

iii

4. Data base dan alternatif rekomendasi dalam optimalisasi peran dan dukungan kelembagaan perbenihan dalam penyediaan dan penyebarluasan VUB di Provinsi Bengkulu.

12. Output Akhir : 1. Benih sumber beberapa VUB padi

hasil inovasi Badan Litbang Pertanian yang spesifik lokasi tersedia di Bengkulu.

2. Peta penyebaran dan kebutuhan VUB 3. Peningkatan adopsi VUB padi.

13. Biaya : Rp. 279.420.000- (Dua Ratus Tujuh

Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah).

Koordinator Program, Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP. 196904271998031001

Penanggung Jawab RDHP,

Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP. 196904271998031001

Mengetahui, Kepala BBP2TP, Dr. Agung Hendriadi, M.Eng. NIP. 19610802 198903 1 001

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 195902061986031002

Page 6: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................ ...... i KATA PENGANTAR............................................................................ 1 LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... 2 DAFTAR ISI ...................................................................................... 4 DAFTAR TABEL ................................................................................. 5 DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... 6 RINGKASAN .................................................................................... 7 SUMMARY ......................................................................................... 10

I PENDAHULUAN .......................................................................... 12 1.1 Latar Belakang ....................................................................... 12 1.2 Dasar Pertimbangan ............................................................... 13

1.3 Tujuan .................................................................................. 14 1.4 Keluaran yang Diharapkan ...................................................... 15 1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak .............................................. 16

II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 17

III PROSEDUR KERJA ..................................................................... 20 3.1 Lokasi Kegiatan dan Waktu ..................................................... 20 3.2 Ruang Lingkup Kegiatan ......................................................... 20 3.3 Bahan dan Alat ...................................................................... 21

3.4 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ............................................... 22

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 27 4.1 Koordinasi Internal dan Antar Institusi ...................................... 27 4.2 Menghimpun Data Kebutuhan Benih, Varietas dan Sebaran

Varietas ................................................................................. 28 4.3 Produksi Benih ....................................................................... 31 4.4 Distribusi Benih ...................................................................... 49 4.5 Promosi dan Diseminasi UPBS .................................................. 53 4.6 Survey Aktivitas, Sapras, Permasalahan Peran dan Dukungan

Lembaga Perbenihan ............................................................... 53

V KESIMPULAN ............................................................................. 56 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ . 57 ANALISIS RESIKO ............................................................................ 59 JADWAL KERJA ................................................................................ 61 PEMBIAYAAN ................................................................................... 62 PERSONALIA .................................................................................... 64 LAMPIRAN ..................................................................................... 65

Page 7: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Varietas dan jumlah benih padi untuk kegiatan Produksi Benih/UPBS Tahun 2013 ................................................................ 28

2. Varietas dan jumlah benih jagung dan kedelai kegiatan Produksi Benih/UPBS Tahun 2013 ................................................................ 28

3. Sasaran luas tanam dan kebutuhan benih padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 ................................................................................... 29

4. Dominansi varietas di Provinsi Bengkulu tahun 2011 ........................ 29

5. Dominansi varietas di Provinsi Bengkulu tahun 2011/2012 ................ 30

6. Petani kooperator, lokasi dan sistem kerjasama kegiatan produksi benih padi UPBS BPTP Bengkulu tahun 2013 ................................... 32

7. Petani kooperator, lokasi dan sistem kerjasama kegiatan produksi benih jagung dan kedelai UPBS BPTP Bengkulu tahun 2013 .............. 33

8. Lokasi dan waktu tanam penangkaran padi UPBS BPTP Bengkulu ...... 34

9. Varietas, Tanggal Panen, Hasil dan bagi Hasil Padi ........................... 37

10. Berat Benih Bersih dan susut Selama Pengolahan Benih Padi ............ 39

11. Lokasi, varietas dan waktu tanam produksi benih jagung .................. 41

12. Tanggal Panen dan Kadar Air Benih Jagung Saat Panen.................... 42

13. Berat Benih Bersih dan susut Selama Pengolahan Benih Jagung ........ 44

14. Lokasi dan waktu tanam penangkaran kedelai di Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2013....................................................................... 46

15. Tanggal Panen dam Kadar Air Benih Kedelai Saat Panen ................... 47

16. Berat Benih Bersih dan Susut Selama Pengolahan Benih Kedelai ........ 49

17. Distribusi Benih Padi Hasil Produksi UPBS Tahun 2013 ...................... 51

18. Keragaan lembaga perbenihan padi di Provinsi Bengkulu .................. 54

19. Daftar resiko pelaksanaan kegiatan Penyediaan dan Percepatan Penyebaran VUB melalui UPBS di Provinsi Bengkulu ......................... 59

20. Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan kegiatan Penyediaan Dan Percepatan Penyebaran VUB melalui UPBS di Provinsi Bengkulu . 60

21. Jadwal pelaksanaan kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2013 ............. 61

22. Rencana anggaran belanja kegiatan UBPS/Perbenihan Tahun 2013 .... 62

23. Realisasi anggaran kegiatan UBPS/Perbenihan per Juni Tahun 2013 .. 63

24. Tenaga pelaksana kegiatan UBPS/Perbenihan per Juni Tahun 2013 ... 64

Page 8: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data luas baku sawah dan sebaran varietas padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 .................................................................................. 66

2. Peta luas baku sawah dan sebaran varietas padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 ................................................................................. 72

3. Realisasi luas penangkaran padi per varietas di Provinsi Bengkulu sampai dengan bulan Mei 2013 ........................................ 73

4. Realisasi produksi padi per varietas di Provinsi Bengkulu sampai dengan bulan Mei 2013 .................................................................. 75

5. Distribusi benih padi, kedelai dan jagung untuk kegiatan Produksi Benih/UPBS Tahun 2013 ................................................................ 77

6. Foto kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Seluma ..................... 79

7. Foto kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Rejang Lebong .......... 80

8. Foto kegiatan penangkaran kedelai di Kabupaten Rejang Lebong ...... 81

9. Foto kegiatan penangkaran jagung di Kabupaten Rejang Lebong ...... 82

Page 9: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

vii

RINGKASAN

1 Judul : Penyediaan dan Percepatan Penyebaran VUB Melalui UPBS di Provinsi Bengkulu

2 Unit kerja : BPTP Bengkulu

3 Lokasi : Provinsi Bengkulu

4 Agroekosistem : Lahan Sawah, Lahan Rawa dan Lahan Kering

5 Status (L/B) : Lanjutan

6 Tujuan : 1. Menginventarisir kebutuhan benih, varietas, sebaran/distribusi varietas padi, jagung dan kedelai (mapping) di Provinsi Bengkulu.

2. Menyediakan benih sumber VUB tanaman pangan strategis (padi, jagung dan kedelai) spesifik lokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan, permintaan, preferensi, karakteristik agroekosistem dan sosial-budaya masyarakat Bengkulu.

3. Mempercepat penyebarluasan dan adopsi VUB tanaman pangan strategis (padi, jagung dan kedelai) spesifik lokasi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian.

4. Menginventarisir aktivitas, peran dan dukungan kelembagaan perbenihan dalam penyediaan dan penyebarluasan VUB di Provinsi Bengkulu.

7 Keluaran : 1. Data base kebutuhan benih, varietas, sebaran/distribusi varietas padi, jagung dan kedelai (mapping) di Provinsi Bengkulu.

2. VUB tanaman pangan strategis spesifik lokasi yang dihasilkan oleh UPBS BPTP Bengkulu, khususnya untuk padi, dapat tersebar dan diadopsi di seluruh Kabupaten/Kota melalui kegiatan diseminasi, promosi, dan komersialisasi, sedangkan untuk komoditas jagung dan kedelai dapat terdistribusi dan diadopsi pada sentra-sentra produksi.

3. UPBS BPTP Bengkulu mampu menyediakan sebagian besar kebutuhan benih sumber untuk komoditas padi di Provinsi Bengkulu dan pada sentra-sentra produksi jagung dan kedelai sesuai dengan kebutuhan, permintaan, preferensi, karakteristik agroekosistem dan sosial-budaya masyarakat Bengkulu.

4. Data base dan alternatif rekomendasi dalam optimalisasi peran dan dukungan kelembagaan perbenihan dalam penyediaan dan penyebarluasan VUB di Provinsi Bengkulu.

Page 10: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

viii

8 Hasil/pencapaian : 1. Penangkaran VUB padi (Inpari 1, 13, 14, 15, 20; Inpara 1, 3; Inpago 6), seluas + 30 ha.

2. Penyebarluasan VUB padi + 15 ton melalui UPBS.

3. Meningkatkan kerjasama dengan PSO BLBU padi Provinsi Bengkulu yaitu PT. Hidayah Nur Wahana untuk penyediaan benih sebar padi.

4. Mendorong percepatan adopsi VUB padi hasil inovasi Badan Litbang Pertanian oleh petani.

5. Peta penyebaran VUB hasil penangkaran.

9 Prakiraan Manfaat : Mempercepat diseminasi dan penggunaan VUB tanaman pangan yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian di Bengkulu. Meningkatnya penggunaan VUB tanaman pangan akan mendorong peningkatan produksi, produktivitas lahan, dan pendapatan petani. Melalui kegiatan penangkaran di lahan petani, akan meningkatkan kemampuan teknis dalam kegiatan produksi benih.

10 Prakiraan Dampak : Penggunaan VUB tanaman pangan secara luas

akan berdampak pada peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan di Bengkulu. Peningkatan tersebut akan menyebabkan meningkatnya pendapatan petani.

11 Metodologi : Kegiatan Penyediaan dan percepatan penyebaran

VUB melalui UPBS di Provinsi Bengkulu dilaksanakan di Provinsi Bengkulu melalui penangkaran benih di lahan petani penangkar dengan pengawalan teknologi sesuai dengan kondisi spesifik lokasi. Kegiatan Penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui UPBS di Provinsi Bengkulu meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Persiapan kegiatan meliputi penyusunan dan perbaikan rencana kegiatan (RODHP dan juklak). Dan pelaksanaan kegiatan meliputi: (a) koordinasi internal dan antar institusi (dinas/instansi terkait di pusat dan daerah), (b) produksi benih/pelaksanaan penangkaran di lahan petani penangkar, (c) pengawalan penangkaran, (d) pelaporan kegiatan. Sedangkan evaluasi kegiatan dilakukan untuk mengetahui penyebaran varietas unggul kepada pengguna.

Page 11: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

ix

12 Jangka Waktu : 4 (empat) tahun (2011 -2014).

13 Biaya : Rp. 279.420.000-(Dua Ratus Tujuh Puluh Sembilan

Juta Empat Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah).

Page 12: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

x

SUMMARY

1 Title : Seed Production / UPBS 2 Unit of work : Assessment Institute Agriculture Teknology of

Bengkulu (AIAT) 3 Location : Bengkulu Province 4 Agroecosystems : Wetland, Wetlands and Dryland Land 5 Status (C / N) : Continued 6 Objectives : 1. Provide new superior variety of seed sources

(VUB) food crops (rice, corn, and soybeans) in Bengkulu.

2. VUB disseminate crops for farmers and breeders.

7 Output : 1. Determines the need for seeds, varieties,

distribution / distribution of improved varieties of rice, maize and soybean (mapping) in the province of Bengkulu.

2. Provide seed sources VUB strategic crops (rice, corn and soybeans) that are tailored to specific needs, demands, preferences, characteristics of agro-ecosystems and socio-cultural Bengkulu.

3. Accelerate the dissemination and adoption of VUB strategic food crops (rice, maize and soybean) were generated by site-specific AARD.

4. Evaluating the role and institutional support in the provision and dissemination of seed VUB in the Province of Bengkulu.

8 Achievements : 1. Data base of seed, varieties, distribution / distribution of improved varieties of rice, corn and soybeans (mapping) in the province of Bengkulu.

2. VUB specific strategic crop generated by BPTP UPBS Bengkulu, especially for rice, can spread and be adopted throughout the County / City through the dissemination, promotion, and commercialization, while for corn and soybeans can be distributed and adopted in production centers.

3. UPBS BPTP of Bengkulu able to provide most of the needs of seed sources for rice in the provinces of Bengkulu and the centers of corn and soybean production in accordance with the

Page 13: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

xi

needs, demands, preferences, characteristics of agro-ecosystems and socio-cultural Bengkulu.

4. Data base and alternative recommendations for optimizing the role and institutional support in the provision and dissemination of seed VUB in the Province of Bengkulu.

9 Expected Benefits : Accelerating the dissemination and use of VUB crops

that have been produced by the Agency for Agricultural Research in Bengkulu. The increasing use of food crops VUB will encourage increased production, productivity and income of farmers. Through breeding activities in farmers' fields, will improve the technical ability of seed production activities.

10 Impact : The use of food crops widely VUB will have an

impact on increasing the production and productivity of crops in Bengkulu. Such improvements will lead to increasing farmers' income.

11 Methodology : Seed Production Activities / UPBS implemented in

Bengkulu province through seed in farmers' fields with escorts breeder technology in accordance with specific conditions. Seed Production activity / UPBS includes preparation, implementation and evaluation of activities. Preparation activities include the development and improvement of action plans (RODHP and guidelines). And activities include: (a) internal and inter-institutional coordination (agency / agencies at central and local), (b) seed production / implementation breeders breeding in farmers' fields, (c) escorts captivity, (d) reporting activities. While the evaluation of the activities carried out to determine the spread of improved varieties to the user.

12 Period : 4 (four) years (2011 -2014). 13 Cost : Rp. 331.370.000 (Two Hundred Seventy Nine Million

Four Hundred Twenty Thousand).

Page 14: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi utama dalam

peningkatan produktivitas, produksi dan pendapatan usahatani (Badan Litbang

Pertanian, 2009). Varietas unggul adalah galur hasil pemuliaan yang mempunyai

satu atau lebih keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, toleran terhadap

hama dan penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk, dan

atau sifat-sifat lainnya, serta telah dilepas oleh pemerintah.

Penggunaan varietas yang adaptif dan spesifik lokasi sangat diperlukan

dalam mendukung peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan di

Provinsi Bengkulu. Untuk dapat menunjukkan potensi hasilnya, varietas

memerlukan kondisi lingkungan atau agroekosistem tertentu (Rubiyo dkk., 2005).

Tidak semua varietas mampu tumbuh dan berkembang pada berbagai

agroekosistem. Dengan kata lain, tiap varietas akan memberikan hasil yang

optimal jika ditanam pada lahan yang sesuai (Kustiyanto, 2001).

Benih bermutu merupakan salah satu komponen teknologi utama dalam

pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (Puslitbangtan,

2009; Sembiring dkk., 2008). Permasalahan yang dihadapi dalam percepatan

adopsi VUB diantaranya adalah: (1) Sistem informasi, promosi dan diseminasi

perbenihan yang belum mantap (2) Kegiatan pengkajian dan diseminasi masih

belum terintegrasi (3) Prinsip 6 tepat perbenihan (jumlah, varietas, mutu, waktu,

lokasi dan harga) belum terpenuhi.

Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) merupakan salah satu kelembagaan

internal di BPTP yang dibentuk dalam rangka mengakomodasikan perubahan

lingkungan strategis perbenihan dan mengantisipasi kebutuhan benih sumber

dari varietas unggul baru (VUB) yang merupakan komoditas strategis (padi,

jagung dan kedelai) yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian (Balai

Besar Pengkajian dan Pengembangan teknologi Pertanian, 2013).

Benih sumber terdiri atas 3 (tiga) kelas, yaitu (1) benih penjenis (BS)

dengan label kuning, (2) benih dasar (FS) dengan label putih dan (3) benih

pokok (SS) dengan label ungu. Berdasarkan kelas benih sumber yang diproduksi,

maka UPBS di BPTP memiliki mandat menghasilkan benih sumber kelas FS dan

SS, sedangkan kuantitas dan varietas yang diproduksi disesuaikan dengan

Page 15: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

2

kebutuhan, permintaan, preferensi serta karakteristik agroekosistem dan sosial

budaya setempat. Karena dinamika lingkungan strategis di daerah yang

membutuhkan benih ES VUB tertentu maka UPBS dapat memproduksi benih

kelas ES (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2013).

Pelaksanaan produksi benih sumber didasarkan pada Pedoman Umum

UPBS Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 melalui SK Kepala Badan Litbang

Pertanian Nomor: 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tanggal 18 Mei 2011 dan Petunjuk

Pelaksanaan UPBS Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

(BBP2TP). Aturan tersebut di atas dimaksudkan untuk menjamin pemenuhan

prinsip 6 (enam) tepat perbenihan yaitu : tepat jumlah, tepat varietas, tepat

mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga.

1.2 Dasar Pertimbangan

Pengaruh negatif penggunaan varietas yang sama secara terus menerus

sudah mulai dirasakan dengan tingginya serangan hama dan penyakit tertentu

seperti wereng, penggerek batang, tikus, tungro, kresek (BLB) dan blast.

Serangan hama dan penyakit ini mengakibatkan penurunan produktivitas padi

secara signifikan.

Banyak varietas unggul yang telah dilepas untuk memenuhi tuntutan

dan kebutuhan petani. Tiap varietas mempunyai spesifikasi tersendiri untuk

dapat menampilkan potensi hasilnya, baik dari segi kesesuaian lahannya maupun

ketahananya terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT). Ratusan varietas

dapat dipilih untuk antisipasi terhadap kondisi lahan yang tersedia (sawah,

ladang maupun rawa).

Secara empiris, pertumbuhan dan hasil tanaman dapat dinyatakan

sebagai fungsi dari genotipe x lingkungan = f (faktor pertumbuhan internal x

faktor pertumbuhan eksternal). Faktor internal sering digambarkan sebagai sifat

bawaan (genetik) yang diantaranya adalah ketahanan terhadap tekanan iklim,

tanah, dan biologis, laju fotosintesis dan kapasitas untuk menyimpan makanan.

Faktor eksternal terdiri atas iklim (cahaya, temperatur, curah hujan, angin,

panjang hari, dan kelembaban udara), tanah (tekstur, struktur, bahan organik,

pH, dan ketersediaan unsur hara), dan biologis/OPT (hama, penyakit dan

gulma).

Page 16: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

3

Hasil survey menunjukkan bahwa produktivitas tinggi (61,18%),

berumur genjah (11,76%), toleran terhadap serangan hama/penyakit (8,24%),

dan rasa nasi (5,58%) merupakan alasan utama petani dalam pemilihan varietas

(Wibawa dkk., 2011). Hasil ini dapat menjadi rujukan dalam penyediaan/logistik

benih yang dilakukan oleh UPBS BPTP Bengkulu. Dengan mengetahui kebutuhan

dan preferensi masyarakat tani akan dapat mempercepat proses adopsi varietas

unggul tanaman pangan. Benih yang dihasilkan oleh UPBS merupakan varietas-

varietas yang telah resmi dilepas, namun masih belum banyak dikenal

masyarakat, seperti Inpara 2, Banyuasin, Inpari 6, 10, 13, 20 dan Inpago 8 untuk

padi; Argomulyo, Anjasmoro, Burangrang dan Tanggamus (kedelai) dan

Sukmaraga (jagung komposit).

Dalam sistem produksi tanaman pangan, diperlukan adanya

ketersediaan benih dari varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan mutu baik.

Dalam pertanian modern, benih berperan sebagai delivery mechanism yang

menyalurkan keunggulan teknologi kepada clients (Adnyane, 2006). Dengan

demikian kontribusi benih sangat penting dalam mendorong peningkatan

kuantitas dan kualitas produk tanaman pangan (Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian, 2013a).

1.3 Tujuan

Tujuan kegiatan penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui

UPBS di Provinsi Bengkulu pada tahun 2013 adalah:

1. Menginventarisir kebutuhan benih, varietas, sebaran/distribusi varietas padi,

jagung dan kedelai (mapping) di Provinsi Bengkulu.

2. Menyediakan benih sumber VUB tanaman pangan strategis (padi, jagung

dan kedelai) spesifik lokasi yang disesuaikan dengan kebutuhan, permintaan,

preferensi, karakteristik agroekosistem dan sosial-budaya masyarakat

Bengkulu.

3. Mempercepat penyebarluasan dan adopsi VUB tanaman pangan strategis

(padi, jagung dan kedelai) spesifik lokasi yang dihasilkan oleh Badan Litbang

Pertanian.

4. Menginventarisir aktivitas, peran dan dukungan kelembagaan perbenihan

dalam penyediaan dan penyebarluasan VUB di Provinsi Bengkulu.

Page 17: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

4

1.4 Keluaran yang Diharapkan

1.4.1 Keluaran tahunan

Keluaran pada tahun 2013:

1. Data base kebutuhan benih, varietas, sebaran/distribusi varietas padi,

jagung dan kedelai (mapping) di Provinsi Bengkulu.

2. VUB tanaman pangan strategis spesifik lokasi yang dihasilkan oleh UPBS

BPTP Bengkulu, khususnya untuk padi, dapat tersebar dan diadopsi di

seluruh Kabupaten/Kota melalui kegiatan diseminasi, promosi, dan

komersialisasi, sedangkan untuk komoditas jagung dan kedelai dapat

terdistribusi dan diadopsi pada sentra-sentra produksi.

3. UPBS BPTP Bengkulu mampu menyediakan sebagian besar kebutuhan benih

sumber untuk komoditas padi di Provinsi Bengkulu dan pada sentra-sentra

produksi jagung dan kedelai sesuai dengan kebutuhan, permintaan,

preferensi, karakteristik agroekosistem dan sosial-budaya masyarakat

Bengkulu.

4. Data base dan alternatif rekomendasi dalam optimalisasi peran dan

dukungan kelembagaan perbenihan dalam penyediaan dan penyebarluasan

VUB di Provinsi Bengkulu.

1.4.2 Keluaran jangka panjang

1. VUB tanaman pangan strategis (padi, jagung dan kedelai) spesifik lokasi

yang dihasilkan oleh UPBS BPTP Bengkulu dapat tersebar dan diadopsi di

seluruh Kabupaten/Kota sebagai akibat dari meningkatnya pemahaman dan

kesadaran petani dalam penggunaan benih bermutu dan berlabel dalam

upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman.

2. UPBS BPTP Bengkulu mampu menyediakan kebutuhan benih sumber yang

memenuhi kriteria 6 tepat untuk komoditas tanaman pangan strategis di

Provinsi Bengkulu dengan mengacu pada data base kebutuhan benih,

varietas, sebaran/distribusi varietas padi, jagung dan kedelai (mapping) di

Provinsi Bengkulu yang selalu di update setiap tahun.

3. Networking/jaringan kerjasama yang kuat antara UPBS BPTP Bengkulu

dengan kelembagaan perbenihan (BPSB, BBI, BBU, UPTD perbenihan,

produsen benih, dan penangkar) di Provinsi Bengkulu.

Page 18: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

5

1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak

1.5.1 Manfaat

Mempercepat diseminasi dan penggunaan VUB tanaman pangan yang

telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian di Bengkulu. Mendorong

peningkatan produksi, produktivitas lahan, dan pendapatan petani. Melalui

kegiatan penangkaran di lahan petani, akan meningkatkan kemampuan teknis

dalam kegiatan produksi benih.

1.5.2 Dampak

Penggunaan VUB secara luas berdampak pada peningkatan produksi

dan produktivitas tanaman pangan di Bengkulu. Peningkatan tersebut akan

menyebabkan meningkatnya pendapatan petani. Perbenihan menjadi salah satu

aspek agribisnis yang menguntungkan.

Page 19: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, responsif

terhadap pemupukan dan tahan hama penyakit utama disertai dengan perbaikan

irigasi dan teknik budidaya telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas,

efisiensi produksi, dan kecukupan pangan. Menurut Nugraha dkk (2007),

swasembada beras pada tahun 1984 di Indonesia tidak terlepas dari introduksi

varietas unggul, perbaikan jaringan irigasi, teknik budidaya, dan rekayasa

kelembagaan. Sistem perbenihan yang tangguh (produktif, efisien, berdaya

saing, dan berkelanjutan) sangat diperlukan untuk mendukung upaya

peningkatan penyediaan benih padi dan peningkatan produksi beras nasional.

Penggunaan benih unggul menunjukkan kontribusi terbesar terhadap

produksi dibandingkan dengan penerapan teknologi lainnya (Saryoko, 2009).

Disisi lain, nilai biaya benih hanya sekitar 5% dari total biaya input produksi padi

(Kementerian Pertanian, 2010). Bila dikaji lebih lanjut, penggunaan benih unggul

merupakan komponen intensifikasi pertanian yang paling mudah dilakukan untuk

mendukung peningkatan produksi tanaman pangan.

Kesadaran petani dalam penggunaan benih unggul relatif masih

terbatas. Menurut Daradjat dkk (2008), benih padi yang digunakan oleh

masyarakat lebih dari 60 persen berasal dari sektor informal yaitu berupa gabah

yang disisihkan dari sebagian hasil panen musim sebelumnya yang dilakukan

berulang-ulang.

Rendahnya minat petani menggunakan varietas unggul berlabel diduga

menjadi salah satu penyebab rendahnya produktivitas padi di Provinsi Bengkulu.

Menurut Angka Ramalan III tahun 2011, produktivitas rata-rata padi di Bengkulu

hanya mencapai 3,79 ton GKG/ha, termasuk dalam kategori rendah dibandingkan

dengan produktivitas nasional yang sudah mencapai 4,94 ton GKG/ha (Badan

Pusat Statistik, 2011).

Wahyuni (2011) menjelaskan bahwa sampai dengan tahun 2010 telah

dihasilkan lebih dari 200 varietas unggul padi oleh berbagai Lembaga Penelitian

di Indonesia yang dapat digunakan sebagai benih sumber, 85% diantaranya

adalah hasil inovasi Badan Litbang Kementerian Pertanian. Varietas yang paling

luas ditanam adalah Ciherang, IR64 dan Cigeulis. Ketiga varietas di atas

merupakan varietas-varietas yang sudah lama dilepas. IR64 misalnya telah

Page 20: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

7

dilepas sejak tahun 1986, Ciherang tahun 2000, dan Cigeulis tahun 2002

(Suprihatno dkk, 2010). Varietas Unggul Baru (VUB) seperti Inpari, Inpara, dan

Inpago yang dilepas sejak tahun 2008 masih belum banyak ditanam petani. Dari

survei yang dilaksanakan di Bengkulu pada tahun 2011, petani yang telah

menanam VUB baru (release 2008) baru mencapai sekitar 27% (Ishak dkk,

2011). Lambatnya adopsi VUB padi dikarenakan informasi keberadaan benih

sumber masih sangat lemah disamping ketersediaannya yang relatif masih

terbatas (Wahyuni, 2011). Oleh karena itu diperlukan percepatan penyebaran

informasi tentang varietas unggul baru padi, karena keunggulan suatu varietas,

baru dapat dirasakan manfaatnya dalam peningkatan produksi dan mutu beras

apabila tersedia benih dalam jumlah cukup untuk ditanam oleh petani (Daradjat

dkk, 2008).

Secara umum, petani di Bengkulu belum membeli varietas unggul

berlabel. Penanaman varietas unggul dalam skala luas dimungkinkan oleh adanya

bantuan benih dari pemerintah melalui berbagai program, seperti subsidi benih,

Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU), dan bantuan benih unggul pada lahan

display dan demfarm SL-PTT. Peranan Pemerintah ini diharapkan dapat

meningkatkan penggunaan benih unggul di tingkat petani, karena kebijakan yang

diambil oleh pemerintah akan sangat mempengaruhi seluruh jalannya sistem

kehidupan masyarakat dan lingkungannya (Manuwoto, 1992).

Menurut data BPS Provinsi Bengkulu (2013), luas panen padi sawah di

Bengkulu adalah 128.131 ha. Jika setiap hektar lahan sawah membutuhkan 25

kg benih, maka kebutuhan benih mencapai 3.203.275 kg. Bantuan benih melalui

BLBU dan SL-PTT di Bengkulu mencapai 519.305 kg, atau 16,21% dari

kebutuhan benih total (Wibawa dkk, 2012).

Untuk mendorong percepatan penggunaan benih bermutu, maka

diperlukan upaya penangkaran dan sertifikasi benih. Hal ini telah diatur oleh

Pemerintah dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang

Perbenihan Tanaman, Permentan Nomor 39/Permentan/05.140/8/2006 tentang

Produksi Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina, dan Peraturan Direktur Jenderal

Tanaman Pangan Nomor 01/KPTS/HK.310/C/I/2009 tentang Persyaratan dan

Tatacara Sertifikasi Benih Bina Tanaman Pangan (Hanizar dan Barianto, 2011).

Page 21: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

8

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat benih melalui pemeriksaan,

pengujian laboratorium dan pengawasan pemasangan label. Benih padi

dibedakan atas beberapa kelas yaitu benih penjenis (label kuning), benih dasar

(label putih), benih pokok (label ungu), dan benih sebar (label biru). Dari 10 kg

benih penjenis dapat dihasilkan 12.000 ton benih sebar untuk kebutuhan benih

padi seluas 480.000 ha (Irawan, 2011). Ditambahkan lebih lanjut bahwa

prosedur sertifikasi benih terdiri atas 5 tahapan yaitu permohonan sertifikasi,

pemeriksaan lapangan, pengambilan contoh benih, pengujian benih, dan

pelabelan.

Sebagai suatu teknologi, penggunaan benih unggul tentu saja mendapat

respons petani yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sesuai dengan kondisi

spesifik lokasi. Harini (2003) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

perubahan usahatani padi diantaranya adalah tingkat pendidikan, luas

kepemilikan lahan dan umur. Selain itu faktor-faktor yang terkait dengan

keragaan agronomis yang ditampilkan oleh varietas unggul tertentu juga sangat

mempengaruhi respons petani terhadap penggunaan benih unggul tersebut.

Ruskandar (2012) berpendapat bahwa petani tidak mudah mengganti

suatu varietas ke varietas yang lain sebelum mereka yakin akan keunggulannya.

Oleh karena itu perlu digiatkan penyuluhan, demonstrasi varietas, ataupun

bentuk diseminasi/promosi lain agar informasi varietas cepat sampai di lahan

petani baik melalui media cetak maupun elektronik. VUB yang cocok dan diminati

oleh petani seharusnya tersedia tepat waktu. Keberadaan UPBS menjadi sangat

penting dalam menunjang kegiatan peningkatan prosuktivitas dan produksi

tanaman pangan.

Page 22: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

9

III. PROSEDUR

3.1 Lokasi kegiatan dan waktu

Kegiatan UPBS pada tahun 2013 dilaksanakan di 10 kabupaten/kota.

Kegiatan penangkaran dilaksanakan di Kabupaten Seluma, Rejang Lebong, Kota

Bengkulu, dan Bengkulu Tengah. Kegiatan identifikasi kebutuhan benih, sebaran

varietas, promosi dan diseminasi dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota.

kegiatan survey inventarisasi aktivitas, sapras, dan permasalahan lembaga

perbenihan dilaksanakan di Kabupaten Mukomuko, Lebong, Rejang Lebong,

Kepahiang, Kaur, Bengkulu Selatan dan Kota Bengkulu. Kegiatan dilaksanakan

pada bulan Januari – Desember 2013.

3.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan Produksi Benih/UPBS merupakan kegiatan berkesinambungan

yang telah dimulai sejak tahun 2011. Pelaksanaan produksi benih sumber

didasarkan pada Pedoman Umum Unit Pengelola Benih Sumber Tanaman (UPBS)

Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 melalui SK Kepala Badan Litbang Pertanian

Nomor: 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tanggal 18 Mei 2011.

UPBS di BPTP memiliki mandat menghasilkan benih sumber kelas FS dan

SS, sedangkan kuantitas dan varietas yang diproduksi disesuaikan dengan

kebutuhan, permintaan, preferensi serta karakteristik agroekosistem dan sosial

budaya setempat. UPBS dapat memproduksi benih kelas ES karena munculnya

dinamika lingkungan strategis di daerah yang membutuhkan benih ES.

Pada tahap awal UPBS masih memprioritaskan produksi benih sumber

untuk padi. Pada tahun 2013 UPBS BPTP Bengkulu memproduksi dan mengelola

benih sumber tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) secara berkelanjutan,

yang dilakukan melalui penangkaran, sertifikasi dan penyebaran VUB. Pada tahun

ini, UPBS mentargetkan untuk memproduksi 30 ton produksi benih dari

komoditas padi, jagung dan kedelai. Varietas yang diproduksi adalah varietas

yang sudah pernah dikaji, memiliki adaptasi baik dan diminati oleh petani.

Kegiatan Produksi Benih/UPBS pada tahun 2013 meliputi: (a) koordinasi

internal dan antar institusi, (b) menghimpun data kebutuhan benih, varietas dan

pemetaan sebaran varietas padi, jagung dan kedelai (mapping) (c) produksi

benih sumber (d) diseminasi, promosi dan sosialisasi produk, (e) survey aktivitas,

Page 23: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

10

sapras, peran dukungan analisis peran dan dukungan kelembagaan perbenihan

(BPSB, BBI, BBU, UPTD perbenihan, penangkar dll).

3.3 Bahan dan Alat

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan

penyediaan dan percepatan penyebaran VUB melalui UPBS di Provinsi Bengkulu

antara lain :

1. Benih Varietas Unggul Baru (VUB) padi (Inpari 6, 10, 13, 20, Inpara 2,

Banyu asin, Inpago 8), jagung (Sukmaraga), kedelai (Tanggamus,

Burangrang, Argomulyo, Anjasmoro).

2. Saprodi pupuk (pupuk ponska, urea), pestisida (herbisida, insektisida,

fungisida).

3. Karung untuk pengumpulan hasil panen dilahan petani penangkar

4. Terpal untuk pengumpulan dan penjemuran dilahan petani penangkar

5. Karung kemasan benih untuk kapasitas 20 kg

6. Plastik kemasan benih untuk kapasitas 5 kg

7. Tali untuk alat bantu tanam, dan pengikat

8. Timbangan kapasitas 5 kg, 100 kg, & 500 kg

9. Penjahit karung

10. Seed cleaner

11. Niru

12. Ember

13. Polibag/karung

14. Media tanam

15. Hand spayer

16. Timbangan digital

17. Pengambil sampel tanah

18. Corn sealer

Page 24: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

11

3.4 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

3.4.1 Persiapan

Kegiatan persiapan meliputi penyusunan Rencana Operasional

Diseminasi Hasil Penelitian (RODHP) dan petunjuk pelaksananaan (Juklak).

RODHP dan juklak disusun bersama antara penanggung jawab dan anggota tim

kegiatan.

Penyusunan RODHP

RODHP disusun untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan di lapangan

sebagai penjabaran dari proposal/RDHP. RODHP lebih rinci memuat aspek

administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Penyusunan Juklak

Kegiatan teknis di lapangan akan dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan

(juklak) kegiatan diseminasi yang berisi tahapan teknis kegiatan secara rinci di

lapangan.

3.4.2 Pelaksanaan kegiatan

Target produksi benih yang dilakukan oleh UPBS BPTP Bengkulu untuk

komoditas padi adalah 25 ton untuk benih berlabel putih dan ungu. Untuk

komoditas jagung target produksinya 4 ton benih yang berlabel putih dan ungu

dan komoditas kedelai ditargetkan sebanyak 1 ton benih yang berlabel putih dan

ungu. VUB yang ditangkarkan sebagai benih sumbernya, diantaranya Inpara 2,

Banyuasin, Inpari 6, 10, 13, 20, dan Inpago 8, selain itu ditangkarkan juga benih

sumber untuk jagung dengan varietas Sukmaraga dan kedelai varietas

Argomulyo, Anjasmoro, Burangrang dan Tanggamus.

Untuk mencapai output tersebut dilakukan tahapan kegiatan sebagai

berikut:

1. Koordinasi internal dan antar institusi

Koordinasi internal dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan

ataupun seminar di BPTP Bengkulu. Pertemuan direncanakan dilaksanakan setiap

bulan. Dalam pertemuan ini akan dievaluasi kemajuan kegiatan, hambatan dan

kendala, tingkat serapan dana, pencapaian dan rencana tindak lanjut kegiatan

UPBS.

Page 25: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

12

Kegiatan UPBS dalam logistik benih di daerah bertujuan untuk

mendukung pemenuhan kebutuhan benih sumber di daerah. Dengan demikian

UPBS perlu berkoordinasi dengan Dinas, Badan maupun kelembagaan

perbenihan setempat antara lain BPSB, BBI, BBU, Instalasi Kebun Benih, Unit

Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perbenihan, penangkar dan produsen benih.

Kegiatan koordinasi dilakukan pada tahap persiapan untuk perencanaan produksi

benih sumber sampai dengan tahap distribusi. Hal ini untuk menjamin bahwa

benih yang dihasilkan diketahui oleh lembaga perbenihan setempat dan sesuai

dengan kebutuhan maupun menampung aspirasi dari stakeholders. Oleh karena

itu, produk-produk UPBS BPTP Bengkulu diinformasikan dan disebar luaskan ke

stakeholders dan masyarakat pengguna benih di Provinsi Bengkulu.

Koordinasi antar institusi baik di tingkat regional (stakeholders di provinsi

dan Kabupaten) maupun nasional. Koordinasi di tingkat regional, khususnya

ditingkat kabupaten dilakukan dalam bentuk kunjungan dan pemaparan kegiatan

kegiatan kepada stakeholders (Dinas Pertanian Kabupaten, Badan Pelaksana

Penyuluhan maupun BPSB Koordinator Wilayah Kabupaten). Koordinasi di tingkat

provinsi dilakukan ke Dinas Pertanian Provinsi, Bakorluh dan BPSB Provinsi).

Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada Balai Besar/Balit lingkup Badan

Litbang Pertanian yang merupakan sumber inovasi teknologi dan informasi (BB

Pengkajian, BB Padi, Balitkabi dan Balitserealia).

Koordinasi dengan instituasi ditingkat Provinsi dan Kabupaten, khususnya

dengan pihak BPSB Provinsi maupun BPSB koordinator wilayah dilakukan selain

untuk mendapatkan informasi maupun data mengenai kondisi BBI dan BBU

(alamat, kapasitas produksi dan sarana) yang ada di Provinsi Bengkulu, juga

dilakukan untuk terlaksananya kegiatan sertifikasi benih padi, jagung maupun

kedelai.

2. Menghimpun data kebutuhan benih, varietas dan sebaran varietas (mapping).

UPBS bertujuan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan benih sumber

di daerah. Data yang berkaitan dengan kebutuhan benih, varietas, dan

sebarannya sangat diperlukan agar benih yang diproduksi dapat dimanfaatkan

secara optimal. Data ini perlu dikumpulkan baik secara desk studi maupun

kunjungan ke lapangan. Di samping itu juga perlu dipetakan kebutuhan benih

dan varietas spesifik lokasi untuk mempermudah dalam perencanaan maupun

dalam penyusunan kebijakan (policy). Data-data pendukung ini dapat diperoleh

Page 26: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

13

dari berbagai sumber diantaranya BPS, Dinas Pertanian, BPSB, Badan

Penyuluhan, BPP, PT Pertani, PT. SHS, penangkar dll. Data ini ditabulasikan,

dianalisis dan dipetakan.

3. Produksi dan distribusi benih sumber Penentuan lokasi dan petani kooperator

Penentuan lokasi dan petani penangkar sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan kegiatan. Petani yang dipilih adalah petani yang kooperatif dan

bersedia untuk mengikuti semua petunjuk teknis yang telah ditentukan.

UPBS perannya tidak hanya memproduksi benih tetapi sekaligus sebagai

media diseminasi. Pemilihan lokasi untuk perbanyakan benih harus

memperhatikan teknis dan diseminasi. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan

dalam pemilihan lokasi diantaranya adalah: kemudahan akses ke lokasi produksi

(kondisi jalan) dan kondisi fisik lahan. Lahan untuk produksi benih adalah lahan

lahan subur dengan air irigasi dan saluran drainase yang baik dan bebas dari

sisa-sisa tanaman/varietas lain. Isolasi jarak minimal antara 2 varietas yang

berbeda adalah 3 meter. Apabila tidak memungkinkan, untuk memperoleh waktu

pembungaan yang berbeda bagi pertanaman produksi benih dari varietas yang

umurnya relatif sama perlu dilakukan isolasi waktu tanam sekitar 4 minggu.

BPTP Bengkulu tidak mempunyai kebun percobaan (KP), maka untuk

produksi benih sumber dilakukan kerjasama dengan petani penangkar. Ada dua

cara kerjasama dengan petani kooperator yaitu dengan cara bagi hasil dan sewa

lahan.

Produksi benih melalui mekanisme kerjasama bagi hasil dengan

petani/penangkar dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

(1) Melakukan identifikasi calon petani/penangkar dan identifikasi lahan calon

lokasi produksi yang bersedia bekerjasama (bermitra), pada tahapan ini ada

beberapa hal yang perlu dicermati, diantaranya adalah calon

petani/penangkar bersifat inovatif, kreatif, bersedia menerima dan

menerapkan informasi teknologi.

(2) Menyusun perjanjian atau kontrak, yang mengatur lingkup kegiatan, lokasi,

kontribusi masing-masing pihak dan sistem bagi hasil.

Sistem sewa lahan untuk produksi benih dapat dilakukan dengan

petani/penangkar. Dalam operasionalnya tidak berbeda jauh dengan sistem

Page 27: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

14

kerjasama bagi hasil. Sistem sewa lahan harus didasarkan kepada suatu

perjanjian diantara kedua belah pihak yang jelas tertuang di dalam surat

perjanjian. Dengan demikian pemilihan lahan produksi yang disewa menjadi hal

yang penting. Dalam perjanjian atau kontrak mencantumkan beberapa hal,

diantaranya:

(1). Waktu sewa, luas lahan yang disewa, dan lingkup kegiatan yang akan

dilakukan.

(2). Nilai uang sewa, jangka waktu pembayaran sewa. Adapun besarnya nilai

sewa akan tergantung pada kondisi masing-masing daerah (spesifik

wilayah/lokasi).

Budidaya , panen , prosesing dan sertifikasi benih

Pelaksanaan penangkaran difokuskan pada produksi benih sumber padi,

jagung dan kedelai. Untuk kegiatan produksi benih dimulai dengan budidaya

yang meliputi kegiatan persemaian, penyiapan lahan, penanaman, pemupukan,

pengairan, penyiangan dan pengendendalian OPT, roughing, panen,

pengeringan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengolahan benih,

sertifikasi, dan penyimpanan serta pengemasan.

4. Diseminasi dan distribusi benih

Diseminasi dan distribusi benih dilakukan melalui beberapa kegiatan yang

diantaranya adalah temu usaha, temu lapang, sosialisasi dan promosi, serta

penerbitan bahan informasi. Promosi bertujuan untuk menyebarluaskan informasi

tentang ketersediaan benih yang diproduksi oleh. UPBS BPTP Bengkulu kepada

dinas/instansi lingkup pertanian tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, BUMN,

penangkar dan petani padi. Sosialisasi dilakukan melalui berbagai kegiatan

pertemuan (temu lapang, temu usaha, sinkronisasi/koordinasi kegiatan dengan

stakeholder), penyebarluasan informasi dalam bentuk tercetak (leaflet, brosur,

baliho, neon box) serta website. Melalui berbagai kegiatan sosialisasi diharapkan

timbulnya sinergi kegiatan antar pelaku agribisnis (petani, badan usaha, dan

pemerintah) dalam mempercepat penyebarluasan penggunaan VUB tanaman

pangan di lahan petani.

Supaya benih yang telah dihasilkan dapat terdistribusi dengan baik

kepada pengguna, maka dapat dilakukan dengan promosi dan diseminasi.

Page 28: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

15

5. Survey aktivitas, kondisi sapras, permasalahn peran dan dukungan lembaga perbenihan

Survey ini ini dilakukan untuk mengetahui peran dan aktivitas dari

lembaga perbenihan (BPSB, BBI, BBU, penangkar dll). Data dari kelembagaan

perbenihan yang dikumpulkan diantaranya adalah kapasitas produksi, jenis benih

yang diproduksi, infrastruktur/sarana dan prasarana (jalan, bangunan, alat, dan

mesin).

6. Evaluasi sebaran varietas dan pelaporan

Setiap UPBS harus melakukan penyusunan laporan pelaksanaan UPBS

terdiri dari laporan bulanan, semester dan laporan akhir. Isi laporan meliputi : (1)

data target produksi, (2) perencanaan penanaman, (3) pelaksanaan kegiatan :

lokasi, varietas benih dan mekanisme produksi (4) realisasi produksi dan

distribusi, (5) peran UPBS dalam memenuhi kebutuhan benih di daerah , (5)

permasalahan dan tindak lanjut.

3.4.3 Indikator pencapaian

Produksi benih tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai).

Jumlah benih yang diproduksi dan disalurkan oleh UPBS BPTP Bengkulu.

Kemampuan UPBS dalam memenuhi kebutuhan benih sumber di Provinsi

Bengkulu

Jumlah penangkar yang dibina.

Peta penyebaran VUB padi, jagung dan kedelai.

Page 29: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Koordinasi internal dan antar institusi

Koordinasi internal telah dilaksanakan secara rutin dalam bentuk

pertemuan tim dalam rencana pelaksanaan kegiatan UPBS BPTP Bengkulu tahun

2013. Pertemuan dilaksanakan setiap bulan. Dalam pertemuan ini dievaluasi

kemajuan kegiatan, hambatan dan kendala, tingkat serapan dana, pencapaian

dan rencana tindak lanjut kegiatan UPBS.

Koordinasi antar institusi di tingkat regional (stakeholders di provinsi dan

Kabupaten), khususnya ditingkat kabupaten dilaksanakan dalam bentuk

kunjungan dan pemaparan kegiatan kepada stakeholders (Dinas Pertanian dan

Badan Pelaksana Penyuluhan maupun BPSB Koordinator Wilayah Penyuluhan

Kabupaten Rejang Lebong, Seluma, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dan Kota

Bengkulu).

Koordinasi dengan institusi di tingkat provinsi dan kabupaten, khususnya

dengan pihak BPSB provinsi maupun BPSB koordinator wilayah dilakukan untuk

terlaksananya kegiatan pengawalan dan sertifikasi benih padi, jagung maupun

kedelai.

Koordinasi di tingkat nasional telah dilakukan melalui pertemuan regional

peneliti penyuluh dan pustakawan Badan Litbang Pertanian di Bandung pada

tanggal 28 Februari sampai dengan 4 Maret 2013 di Hotel Ibis Jln. Gatot Subroto

Bandung Jawa Barat, selain itu juga dilakukan koordinasi pada Balai Besar

pengkajian dalam rangka perbaikan proposal, RDHP dan RODHP. Koordinasi

tingkat nasional dilakukan juga pada Balai Besar Padi dalam rangka

mendapatkan informasi ketersediaan benih padi baik itu varietas beserta

deskripsinya, volume benih, maupun kelas benih yang dibutuhkan dalam

kegiatan produksi benih di UPBS BPTP Bengkulu tahun 2013 (Tabel 1).

Koordinasi juga dilakukan ke Balitkabi dan Balitserealia dalam rangka

mendapatkan informasi ketersedian dan memperoleh benih kedelai dan jagung

untuk kegiatan produksi benih di UPBS BPTP Bengkulu. Hal ini untuk menjamin

jumlah dan varietas padi, jagung dan kedelai yang diintroduksi dari BB Padi,

Balitkabi dan Balitserelia pada tahun 2013 disajikan pada Tabel 1 dan 2.

Page 30: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

17

Tabel 1. Varietas dan jumlah benih padi untuk kegiatan Produksi Benih/UPBS Tahun 2013.

No Varietas Jumlah (kg) Kelas benih

1 Inpari 6 25 Breeder Seed (BS)

2 Inpari 10 50 Breeder Seed (BS)

3 Inpari 13 25 Breeder Seed (BS)

4 Inpari 20 50 Fondation Seed (FS)

5 Inpago 8 50 Breeder Seed (BS)

Tabel 2. Varietas, jumlah benih jagung dan kedelai untuk kegiatan Produksi Benih/UPBS Tahun 2013

No Komoditas/Varietas Jumlah (kg) Kelas benih

Jagung

1 Sukmaraga 40 Breeder Seed (BS)

Kedelai

1 Anjasmoro 10 Breeder Seed (BS)

2 Burangrang 10 Breeder Seed (BS)

3 Tanggamus 10 Breeder Seed (BS)

4 Argomulyo 10 Breeder Seed (BS)

4.2. Menghimpun Data kebutuhan benih, varietas dan sebaran varietas

UPBS bertujuan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan benih sumber

di daerah. Data yang berkaitan dengan kebutuhan benih, varietas, dan

sebarannya sangat diperlukan agar benih yang diproduksi dapat dimanfaatkan

secara optimal. Data primer dan data sekunder digunakan dalam

menyampaiakan data kebutuhan benih, varietas dan sebaran varietas.

Koordinasi, komunikasi dan kunjungan ke stakeholders dilakukan untuk

mendapatkan data yang lengkap dan akurat. Luas tanam padi di Provinsi

Bengkulu tahun 2013 adalah seluas 137.727 Ha dengan kebutuhan benih padi

sebanyak 3.443,18 ton (Tabel 3). Selain itu juga di ketahui bahwa pertanaman

padi pada tahun 2011/2012 di Provinsi Bengkulu didominansi oleh varietas

Mekongga dan Cigeulis (Tabel 4). Sedangkan untuk komoditas jagung dan

kedelai di Provinsi Bengkulu didominansi oleh varietas Nusantara 1 dan

Anjasmoro (Tabel 4). Data luas baku sawah dan sebaran varietas tahun

Page 31: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

18

2012/2013 yang diperoleh dibuat dalam bentuk peta, seperti yang disajikan pada

Lampiran 1 dan 2.

Dari BPSB-TPH Provinsi Bengkulu diperoleh data luas penangkaran dan

produksi padi per varietas di Provinsi Bengkulu sampai dengan bulan Mei tahun

2013, seperti yang disajikan pada Lampiran 3 dan 4.

Tabel 3. Sasaran luas tanam dan kebutuhan benih varietas padi di Provinsi Bengkulu tahun 2013.

No Kabupaten/Kota Sasaran Luas Tanam

(Ha) Kebutuhan Benih

(ton)

1 Bengkulu Utara 19.698 492.45

2 Bengkulu Selatan 16.076 401.90

3 Rejang Lebong 17.650 441.25

4 Kota Bengkulu 4.636 115.90

5 Muko-Muko 14.413 360.33

6 Seluma 23.685 592.13

7 Kaur 11.860 296.25

8 Kepahiang 6.280 157.00

9 Lebong 12.164 304.10

10 Bengkulu Tengah 11.265 281.63

Jumlah 137.727 3.443.18

Page 32: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

30

Tabel 4. Dominansi varietas di Provinsi Bengkulu tahun 2011/2012.

No Kabupaten Varietas Varietas Varietas Varietas

Padi Non Hibrida Padi Lahan Kering Jagung Hibrida Kedelai

1 Bengkulu Tengah Bestari, Mekongga, Ciugelis Situbagendit, infago Anjosmoro

2 Kepahiang Mekongga, Ciugelis, Inpari 13 Bisi 16, Nusantara 1

3 Rejang Lebong Ciugelis, Infari 13, Mekongga Nusantara 1 Anjosmoro

4 Seluma Ciugelis, Ciherang, Bestari Inpago Nusantara 1 Anjosmoro

5 Kaur Mekongga, Ciugelis, Inpari 13, Bestari

6 Mukomuko Mekongga, Ciugelis, mikongga, cibogo

7 Bengkulu Utara Mekongga, Ciugelis, Inpari 13, Ciherang Inpago, Situbangendit

8 Bengkulu Selatan Mekongga

9 Lebong Mekongga, Infari 13, Mirah 1, Ciugelis

10 Kota Bengkulu Mekongga

Page 33: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

31

4.3. Produksi benih sumber 4.3.1. Penentuan Lokasi dan Petani Kooperator

BPTP Bengkulu tidak mempunyai kebun percobaan (KP), maka untuk

produksi benih sumber dilakukan dilahan petani dengan sistem investasi dan

sewa lahan. Sistem investasi adalah sistem kerjasama dengan perjanjian bahwa

petani akan memberikan hasil panen padi dalam bentuk gabah atau calon benih

kepada pihak UPBS BPTP Bengkulu sebesar biaya yang dikeluarkan dalam proses

produksi benih dilahan petani kooperator/penangkar dengan harga sesuai

dengan harga benih pada waktu panen. Untuk produksi benih padi dilakukan

dengan menggunakan sistem kerja sama investasi, sistem kerjasama bagi hasil

tidak dapat dilakukan karena belum ada ketentuan atau kepastian untuk sistem

bagi hasil dalam usaha produksi benih padi. Sedagkan kerjasama dengan system

sewa lahan petani menginginkan sewa lahan yang cukup tinggi untuk per hektar

luas lahan sawah yaitu Rp. 17.000.000,- bahkan mencapai Rp. 25.000.000,-.

Lokasi dan petani dipilih berdasarkan kriteria : (1) Lokasi strategis,

(2) Kondisi lahan subur dan irigasi/drainase cukup, (3) Petani kooperatif dan

pernah menjadi penangkar benih. Berdasarkan kriteria di atas telah ditentukan

lokasi dan petani penangkar untuk komoditas padi, jagung dan kedelai (Tabel 6

dan 7).

Page 34: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

32

Tabel 6. Petani kooperator, lokasi, dan sistem kerjasama kegiatan produksi benih padi UPBS BPTP Bengkulu tahun 2013.

No Komoditas Varietas Kelas Benih Luas (ha)

Petani Kooperator

Lokasi Sistem kerjasama

1 Padi

Inpara 2 Breeder Seed (BS)/Kuning

0,5 Yuniarti Ds. Rimbo Kedui Kec. Seluma Selatan Kab. Seluma

Investasi

Banyu Asin Breeder Seed (BS)/Kuning

0,5 Akral Ds. Rimbo Kedui Kec. Seluma Selatan Kab. Seluma

Inpari 13 Breeder Seed (BS)/Kuning

0,5 Balai Benih Padi

(Herman)

Balai Benih Padi Durian Mas Kec. Kota Padang Kab. Rejang Lebong

Inpari 13 Breeder Seed (BS)/Kuning

0,5 Winoto Kel. Rawa Makmur Kec. Muara Bangkahulu Kota Bengkulu

Inpari 20 FS/Putih 1,0 M. Nazori Kel. Kesambe Baru Kec. Curup Timur Kab. Rejang Lebong

Inpari 20 FS/Putih 1,0 M. Sazili Kel. Kesambe Baru Kec. Curup Timur Kab. Rejang Lebong

Inpari 20 FS/Putih 1,0 Yatiman Kel. Rimbo Recap Kec. Curup Selatan Kab. Rejang Lebong

Inpari 10 Breeder Seed (BS)/Kuning

1,0 Sofian Ds. Taba Penanjung Kec. Taba Penanjung kab. Bengkulu Tengah

Inpari 10 Breeder Seed

(BS)/Kuning

0,5 Ujang

Amrullah

Ds. Lubuk Ubar Kec. Curup Selatan Kab. Rejang Lebong

Inpari 10 Breeder Seed (BS)/Kuning

1,0 Balai Benih Padi

(Herman)

Balai Benih Padi Durian Mas Kec. Kota Padang Kab. Rejang Lebong

Inpago 8 Breeder Seed (BS)/Kuning

0,5 Ujang Amrullah

Ds. Lubuk Ubar Kec. Curup Selatan Kab. Rejang Lebong

Inpago 8 Breeder Seed (BS)/Kuning

0,5 Syamsul Anwar

Ds. Lubuk Ubar Kec. Curup Selatan Kab. Rejang Lebong

Inpago 8 Breeder Seed (BS)/Kuning

1,0 Ratna Nengsih

Ds. Lubuk Ubar Kec. Curup Selatan Kab. Rejang Lebong

Inpago 8 Breeder Seed (BS)/Kuning

1,0 Albasri Ds. Lubuk Ubar Kec. Curup Selatan Kab. Rejang Lebong

Total 10,5

Page 35: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

33

Tabel 7. Petani kooperator, lokasi, dan sistem kerjasama kegiatan produksi benih jagung dan kedelai UPBS BPTP Bengkulu tahun 2013.

1 Jagung

Sukmaraga Breeder Seed (BS)/Kuning

0,5 Kartiman Ds. Teladan Kec. Curup Selatan Kab. Rejang Lebong

Sewa lahan Sukmaraga Breeder Seed

(BS)/Kuning 0,5 Ujang Ds. Teladan Kec. Curup Selatan Kab. Rejang Lebong

Total 1,0

2 Kedelai

Anjasmoro Breeder Seed (BS)/Kuning

0,25

Arfan Boy Kel Tempel Rejo Kec. Curup Selatan Kab. Rejang Lebong Sewa lahan

Argomulyo Breeder Seed (BS)/Kuning

0,25

Tanggamus Breeder Seed (BS)/Kuning

0,25

Burangrang Breeder Seed (BS)/Kuning

0,25

Total 1,00

Page 36: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

34

4.3.2. Budidaya , panen , prosesing dan sertifikasi benih 4.3.2.1. Padi Budidaya

Varietas padi yang telah ditanam adalah Inpara 2, Banyuasin, Inpari 13,

Inpari 6, Inpari 10 dan Inpari 20 (Tabel 7). Teknik budidaya penangkaran adalah

sebagai berikut : 1) Sistem tanam legowo, 2) Tanam bibit muda, 2-3

bibit/rumpun 3) Pupuk dengan dosis 300 kg Ponska dan 200 kg Urea per hektar

4) Pengendalian OPT (gulma, hama, penyakit).

Varietas, lokasi pennagkaran, petani penangkar, dan waktu tanam

disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Lokasi dan waktu tanam penangkaran padi UPBS BPTP Bengkulu

No Varietas Petani Kooperator

Lokasi Waktu tanam

1 Inpara 2 Yuniarti Ds. Rimbo Kedui Kec.

Seluma Selatan Kab.

Seluma

11 April 2013

2 Banyu Asin Akral Ds. Rimbo Kedui Kec.

Seluma Selatan Kab.

Seluma

11 April 2013

3 Inpari 20 M. Nazori Kel. Kesambe Baru

Kec. Curup Timur Kab.

Rejang Lebong

11 Juni 2013

4 Inpari 20 M. Sazili Kel. Kesambe Baru

Kec. Curup Timur Kab.

Rejang Lebong

11 Juni 2013

5 Inpari 20 Yatiman Kel. Rimbo Recap Kec.

Curup Selatan Kab.

Rejang Lebong

18 Juni 2013

6 Inpari 10 BBI Durian Mas

(Herman)

Ds. Durian Mas Kec.

Kota Padang Kab.

Rejang Lebong

20 Juni 2013

7 Inpari 13 BBI Durian Mas

(Herman)

Ds. Durian Mas Kec.

Kota Padang Kab.

Rejang Lebong

20 Juni 2013

8 Inpari 13 Winoto Kel. Rawa Makmur

Kec. Muara

Bangkahulu Kota

Bengkulu

22 Juni 2013

9 Inpari 10 Sofian Ds. Taba Penanjung

Kec. Taba Penanjung

22 Juni 2013

10 Inpari 10 Ujang Amrullah Ds. Lubuk Ubar Kec. 29 Agustus 2013

Page 37: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

35

Curup Selatan Kab.

Rejang Lebong

11 Inpago 8 Ujang Amrullah Ds. Lubuk Ubar Kec.

Curup Selatan Kab.

Rejang Lebong

29 Agustus 2013

12 Inpago 8 Syamsul Anwar Ds. Lubuk Ubar Kec.

Curup Selatan Kab.

Rejang Lebong

29 Agustus 2013

13 Inpago 8 Albasri Ds. Lubuk Ubar Kec.

Curup Selatan Kab.

Rejang Lebong

11 Oktober 2013

14 Inpago 8 Ratna Nengsih Ds. Lubuk Ubar Kec.

Curup Selatan Kab.

Rejang Lebong

22 Oktober 2013

15 Inpari 6 Juhandi Ds. Rimbo Recap Kec.

Curup Selatan Kab.

Rejang Lebong

15 November

2013

Roughing

Untuk produksi benih perlu dilakukan roughing. Roughing adalah

membuang tanaman tipe simpang (off type), campuran varietas lain (CVL) yang

memiliki ciri-ciri menyimpang dari varietas yang diperbanyak. Salah satu syarat

dari benih bermutu adalah memiliki tingkat kemurnian genetik yang tinggi.

Roughing perlu dilakukan dengan benar dan dimulai dari fase vegetatif sampai

siap panen. Tujuan dari pelaksanaan roughing adalah agar produksi benih

memiliki kemurnian genetik yang tinggi sesuai dengan deskripsinya. Roughing

dilakukan dengan petugas pengawas benih tanaman (PBT) bersama dengan

penangkar dan tim UPBS BPTP Bengkulu.

Roughing pada fase vegetatif awal ( 35 – 45 HST) dan fase akhir vegetatif (50-60 HST)

Tanaman yang tumbuh di luar jalur/barisan.

Tanaman/rumpun yang tipe pertunasan awalnya menyimpang dari sebagian

besar rumpun-rumpun lain.

Tanaman yang bentuk dan ukuran daunnya berbeda dari sebagian besar

rumpun-rumpun lain.

Tanaman yang warna kaki atau daun pelepahnya berbeda dari sebagian

besar rumpun-rumpun lain.

Tanaman/rumpun yang tingginya sangat berbeda (mencolok).

Page 38: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

36

Panen dan Pasca Panen

Saat panen yang tepat adalah pada waktu biji telah masak fisiologis,

atau apabila 90-95% malai telah menguning. Sebelum panen harus dipenuhi

kondisi, persyaratan dan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Pertanaman untuk

produksi benih dapat dipanen apabila sudah dinyatakan lulus sertifikasi lapangan

oleh BPSB, 2) Sebelum dipanen, semua malai dari kegiatan rouging harus

dikeluarkan dari areal yang akan dipanen untuk menghindari tercampurnya calon

benih dengan malai sisa rouging, 3) disiapkan peralatan yang akan digunakan

untuk panen (sabit, karung, terpal, alat perontok atau thresher, karung, dan

tempat/alat pengering), 4) Alat-alat yang digunakan dibersihkan sebelum panen

dilakukan, 5) Dua baris tanaman yang paling pinggir dipanen terpisah dan gabah

dari tanaman tersebut tidak digunakan sebagai calon benih, 6) Panen dilakukan

dengan cara memotong batang tanaman di bagian tengah, kemudian bagian

tanaman yang dipanen dirontok dengan thresher, atau memotong batang

tanaman di bagian bawah dan bagian tanaman yang dipanen digebot,

7) Pengukuran kadar air biji atau benih pada saat tanaman dipanen

menggunakan moisture meter, 8) Calon benih kemudian dimasukkan ke dalam

karung dan diberi label: nama varietas, tanggal panen, asal pertanaman, dan

berat calon benih, lalu diangkut dan segera dikeringkan.

Salah satu variabel dari mutu fisiologis benih yang paling

mendapatperhatian petani adalah status vigor benih. Vigor benih diartikan

sebagai kemampuan benih untuk tumbuh cepat, serempak, dan berkembang

menjadi tanaman normal dalam kondisi lapang dengan kisaran yang lebih luas.

Untuk itu cara panen yang baik, perontokan, pembersihan, dan cara pengeringan

gabah akan menentukan mutu benih.

Varietas yang telah dipanen diantaranya adalah : Inpara 2 dan Banyu

asin, Inpari 10, Inpari 13 dan Inpari 20. Kadar air merupakan faktor yang sangat

penting dalam pasca panen untuk benih. Kadar air benih pada saat panen

berkisar antara 14 % sampai dengan 21, 23 %. Kadar air yang rendah yaitu

11.03 %. Calon benih yang diangkut ke gudang UPBS BPTP Bengkulu berjumlah

3.250 kg yang merupakan bagi hasil dengan sistem investasi (Tabel 9). Calon

benih yang ada dipetani sudah disarankan untuk diproses menjadi benih.

Page 39: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

37

Sebagian besar petani belum mampu memprosess benih dengan alasan

minimnya sarana, kebutuhan mendesak dan cukup rumit, pemasaran sulit.

Tabel 9. Vareitas, tanggal panen, hasil dan bagi hasil

No Varietas Tanggal Panen

Penangkaran/lokasi Hasil (Kg/ha))

Bagi Hasil (kg)

1 Banyu asin 10 Juli 2013

Akral/Rimbo Kedui, Seluma

3.000 385

2 Inpara 2 18 Juli 2013

Yuniarti/Rimbo Kedui, Seluma

2.500 615

3 Inpari 10 17 Agust 2013

Sofian/Taba Penanjung, Bengkulu Tengah

7.000 1.010

4 Inpari 13 Winoto/Rawa Makmur, Kota Bengkulu

200 40

5 Inpari 20 8 Okt 2013

Zazili 1.975 600

6 Inpari 20 12 Otk 2013

Yatiman/Rimbo Recap, Rejang

2.950 600

Jumlah 17.625 3.250

Prosesing dan Sertifikasi

Kadar air benih perlu segera diturunkan dengan cara menjemur atau

menggunakan alat pengering karena calon benih umum nya masih mempunyai

kadar air yang tinggi sekitar 21,23 %. Sebelum dikeringkan terlebih dahulu calon

benih dianginkan. Penjemuran juga dilakukan dengan menggunakan

hamparan/alas di bagian bawah untuk mencegah suhu penjemuran yang terlalu

tinggi di bagian bawah hamparan. Kemudian dilakukan pembalikan benih secara

berkala dan hati-hati, pengukuran suhu pada hamparan benih yang dijemur dan

kadar air benih dilakukan setiap 2-3 jam sekali. Pengeringan dilakukan hingga

kadar air telah mencapai atau telah memenuhi standar mutu benih bersertifikat

(13% atau lebih rendah).

Permasalahan dalam penjemuran dengan cara alami dengan

mengandalkan cahaya matahari adalah sangat tergantung cuaca. Di Bengkulu

cuaca tidak menentu, sering terjadi mendung dan hujan sehingga proses

pengeringan lambat dan memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang banyak.

Apabila penjemuran dilakukan di petani resiko benih tercampur tinggi.

Page 40: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

38

Pengolahan meliputi pembersihan benih dan pemilahan (grading). Tujuan

pembersihan selain memisahkan benih dari kotoran (tanah, jerami, dan daun

padi yang terikut) juga untuk membuang benih hampa. Pembersihan benih

dalam skala kecil dapat dilakukan secara manual menggunakan nyiru (ditampi).

Untuk skala produksi yang lebih besar, penggunaan mesin pembersih benih (air

screen cleaner) untuk meningkatkan efisiensi pengolahan. Beberapa hal yang

perlu dilakukan dalam pengolahan benih mulai dari pengeringan sampai

pemilahan, terutama untuk menghindari benih tercampur dengan varietas lain, di

antaranya adalah:

Sebelum proses pengolahan dimulal perlu disiapkan, dicek peralatan, dan

dibersihkan alat-alat yang digunakan, serta dipastikan peralatan berfungsi

dengan baik dan benar-benar bersih dari kotoran maupun sisa-sisa benih

lainnya.

Untuk menghindarkan terjadinya pencampuran antar varietas, benih dari

satu varietas diolah sampai selesai, kemudian baru dilakukan pengolahan

untuk varietas lainnya.

Menempatkan benih hasil pengolahan dalam karung yang baru dan diberi

label yang jelas di dalam dan diluar karung.

Mesin/alat pengolahan dibersihkan ulang dari sisa-sisa benih sebelumnya,

untuk pengolahan varietas yang lain. Hal ini perlu dilakukan untuk

menghindari terjadinya campuran dengan varietas lain.

Pada Tahun 2013 UPBS BPTP Bengkulu telah menghasilkan calon benih

padi 3.250 kg untuk diproses menjadi benih bersertifikat. Calon benih yang

berasal dari lapangan ataupun yang sudah dijemur oleh petani kooperator masih

mempunyai kadar air yang cukup tinggi (14-21 %) dan kotoran yang cukup

banyak, sehingga masih perlu penjemuran ulang agar memenuhi persyaratan

untuk uji lab/sertifikasi benih. Setelah dilakukan pengeringan dan serangkaian

prosesing calon benih mengalami penyusutan sekitar 16,12 % atau setara

dengan 524 kg (Tabel 10).

Setelah calon benih bersih dan kering (kadar air 9-10 %) dilaporkan ke

BPSB untuk dilakukan pengembilan sampel dan pengujian laboratorium. Jika

proses uji laboratorium sudah selesai pihak BPSB memberikan infromasi ke UPBS

tentang hasil uji laboratorium yang dinyatakan dengan surat lulus atau tidak lulus

uji sertifikasinya. Jika lulus selanjutnya dicetakkan label.

Page 41: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

39

Tabel 10. Berat benih bersih dan susut selama pengolahan benih padi

No Varietas Banih Masuk (Kg)

Berat Benih Bersih (Kg)

Susut

Keterangan (Kg) (%)

1 Inpari 10 1.010 975 35 3,47 Lulus sertifikasi

2 Inpari 13 40 32 8 20,00 Lulus sertifikasi

3 Inpari 20 600 500 100 16,67 Lulus sertifikasi

4 Inpari 20 600 500 100 16,67 Lulus sertifikasi

5 Banyu asin 385 289 96 29,94 Tidak lulus

6 Inpara 2 615 430 185 30,08 Lulus sertifikasi

Jumlah 3.250 2.726 524 16,12

Dari 2.726 kg benih yang diujikan ke BPSB, dinyatakan 2.437 kg calon

benih lulus sertifikasi dan memenuhi persyaratan untuk benih dengan kelas benih

FS dan SS. Salah satu varietas padi yang tidak lulus adalah varietas Banyu asin,

varietas ini mempunyai campuran benih lain (CBL) yang tinggi (3,3%). Hal ini

sebagai akibat dari minimnya sarana yang dimiliki oleh petani kooperator

sehingga tercampur pada saat penjemuran dengan varietas lainnya.

Pengemasan

Pengemasan selain mempermudah penyaluran/transportasi, juga

bertujuan untuk melindungi benih selama penyimpanan, terutama dalam

mempertahankan mutu benih dan menghindari serangan hama dan penyakit.

Oleh karena itu, efektif tidaknya kemasan sangat ditentukan oleh

kemampuannya dalam mempertahankan kadar air benih, viabilitas benih, dan

serangan hama penyakit.

Sementara pengolahan benih berlangsung atau setelah selesai

pengolahan sambil menunggu hasil uji laboratorium dan label selesai dicetak,

benih dikemas dalam karung plastik yang dilapisi dengan kantong plastik di

bagian dalamnya. Untuk tujuan komersial, benih dikemas dalam kantong plastik.

Pengemasan dilakukan setelah contoh benih dinyatakan lulus oleh BPSB melalui

uji laboratorium. Label benih dimasukkan ke dalam kemasan sebelum di-sealed.

Pengemasan dan pemasangan label benih tersebut dilakukan untuk menghindari

pemalsuan.

Page 42: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

40

Penyimpanan

Kondisi penyimpanan yang baik adalah kondisi yang mampu

mempertahankan mutu benih selama periode simpan, bahkan lebih lama. Daya

simpan benih dipengaruhi oleh sifat genetik benih, mutu benih awal simpan, dan

kondisi ruang simpan. Oleh karena itu, hanya benih yang bermutu tinggi yang

layak disimpan. Kondisi ruang simpan yang nyata mempengaruhi daya simpan

benih adalah suhu dan kelembaban ruang penyimpanan.

Kondisi ruang simpan yang baik untuk benih-benih yang bersifat

ortodoks, termasuk padi, adalah pada kondisi kering dan dingin. Beberapa kaidah

yang berkaitan dengan penyimpanan benih adalah: (1) untuk setiap penurunan

1% kadar air atau 5,5°C suhu ruang simpan melipatgandakan daya simpan

benih. (2) ruang penyimpanan yang baik adalah apabila kelembaban relatif

(% RH) ditambah dengan suhu ruang simpan (°F) sama dengan 100. Untuk

memenuhi kondisi demikian, ruang simpan benih idealnya dilengkapi dengan AC

(air conditioner).

Setiap benih disimpan secara teratur dan setiap varietas terpisah dari

varietas lainnya. Penataan benih di gudang diatur serapi mungkin agar mudah

dikontrol, tidak mudah roboh, dan benih atau barang yang keluar masuk gudang

tidak terganggu dan mengganggu. Dibagian bawah tumpukan diberi balok kayu

agar benih tidak bersentuhan langsung dengan lantai ruang simpan.

4.3.2.2. Jagung

Budidaya

Varietas jagung yang telah ditanam adalah sukmaraga (Tabel 11).

Teknik budidaya penangkaran adalah sebagai berikut : 1) Jarak tanam 40x75cm,

2) Tanam 1-2 biji per lubang, 3) Pupuk dengan dosis 300 kg Ponska dan 200 kg

Urea per hektar 4) Pengendalian OPT (gulma, hama, penyakit). Varietas, lokasi

pennagkaran, petani penangkar, dan waktu tanam disajikan pada Tabel 11.

Page 43: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

41

Tabel 11. Lokasi, varietas dan waktu tanam produksi benih jagung

No Varietas Petani

Kooperator

Lokasi Waktu Tanam

1 Sukmaraga Kartiman Ds. Teladan Kec. Curup

Selatan Kab. Rejang

Lebong

9 April 2013

2 Sukmaraga Ujang Ds. Teladan Kec. Curup

Selatan Kab. Rejang

Lebong

29 April 2013

Roughing

Roughing dilakukan dengan membuang bagian tanaman yang

menyimpang dari kondisi genotipe yang semestinya. Panduan yang digunakan

dalam roughing tanaman adalah warna batang, warna daun, tinggi tongkol,

tinggi batang, umur berbunga, warna rambut, warna malai yang menyimpang

dan tanaman yang terinfeksi penyakit segera dibuang.

Untuk produksi benih perlu dilakukan roughing. Roughing adalah

membuang tanaman tipe simpang (off type), campuran varietas lain (CVL) yang

memiliki ciri-ciri menyimpang dari varietas yang diperbanyak. Salah satu syarat

dari benih bermutu adalah memiliki tingkat kemurnian genetik yang tinggi.

Roughing perlu dilakukan dengan benar dan dimulai dari fase vegetatif sampai

siap panen. Tujuan dari pelaksanaan roughing adalah agar produksi benih

memiliki kemurnian genetik yang tinggi sesuai dengan deskripsinya. Roughing

dilakukan dengan petugas pengawas benih tanaman (PBT) bersama dengan

penangkar dan tim UPBS BPTP Bengkulu.

Panen dan Pasca Panen

Sebelum panen, tanaman yang sudah tua dipangkas pucuknya, tepat di

atas tongkol, dan selanjutnya dibiarkan di lapangan sekitar 10 hari. Hal ini

dilakukan agar kadar air tongkol panen dapat turun di bawah 30% sehingga

tidak memerlukan waktu yang terlalu lama untuk menurunkan kadar air tongkol

layak giling yang dianjurkan berkisar antara 16-17% (Tabel 12).

a. Pengupasan

Jagung dikupas pada saat masih menempel di batang atau setelah di

petik. Pengupasan dilakukan untuk menjaga agar kadar air di dalam tongkol

Page 44: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

42

dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan

kerusakan atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat

memudahkan atau memperingan pengangkutan selama proses pengeringan.

b. Pengeringan

Pengeringan jagung dapat dilakukan secara alami atau buatan.

Secara tradisional jagung dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar air

9–11%. Penjemuran memakan waktu ± 7-8 hari. Penjemuran dapat

dilakukan di lantai, dengan alas anyaman bambu atau dengan cara diikat

dan digantung.

Pengeringan buatan pada musim hujan dilakukan dengan mesin

pengering, Suhu pengeringan 38-430 C, sehingga kadar air turun menjadi

12-13%. Penundaan waktu pengeringan selama 2 hari dapat meningkatkan

kontaminasi Aspergilus flavus yang dapat meningkatkan alfa toxin yang

dapat meracuni manusia dan hewan. Dari 14 pbb menjadi 94 pbb (ambang

batas Aspergilus flavus menurut FAO 30 (pbb).

c. Pemipilan

Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil menggunakan tangan

atau alat pemipil bila jumlah produksi cukup besar. Untuk memudahkan

pekerjaan pemipilan dilakukan pada tongkol kering dan kadar air bji 18%-

20%.

Tabel 12. Tanggal panen dan kadar air benih jagung saat panen

No Varietas Tanggal Panen Penangkar/Lokasi Hasil (Kg/ha)

Kadar Air Benih Saat Panen (%)

1 Sukmaraga 20 Agust 2013 Kartiman/ Teladan, Rejang Lebong

1.300 23,08

2 Sukmaraga 21 Sept 2013 Ujang/Teladan, Rejang Lebong

650 24,24

Jumlah 1.950

Prosesing dan Sertifikasi

Kadar air benih perlu segera diturunkan dengan cara menjemur atau

menggunakan alat pengering karena calon benih umum nya masih mempunyai

kadar air yang tinggi sekitar 21,23 %. Sebelum dikeringkan terlebih dahulu calon

benih dianginkan. Penjemuran juga dilakukan dengan menggunakan

hamparan/alas di bagian bawah untuk mencegah suhu penjemuran yang terlalu

Page 45: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

43

tinggi di bagian bawah hamparan. Kemudian dilakukan pembalikan benih secara

berkala dan hati-hati, pengukuran suhu pada hamparan benih yang dijemur dan

kadar air benih dilakukan setiap 2-3 jam sekali. Pengeringan dilakukan hingga

kadar air telah mencapai atau telah memenuhi standar mutu benih bersertifikat

(13% atau lebih rendah).

Permasalahan dalam penjemuran dengan cara alami dengan

mengandalkan cahaya matahari adalah sangat tergantung cuaca. Di Bengkulu

cuaca tidak menentu, sering terjadi mendung dan hujan sehingga proses

pengeringan lambat dan memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang banyak.

Apabila penjemuran dilakukan di petani resiko benih tercampur tinggi.

Pengolahan meliputi pembersihan benih dan pemilahan (grading). Tujuan

pembersihan selain memisahkan benih dari kotoran (tanah, jerami, dan daun

padi yang terikut) juga untuk membuang benih hampa. Pembersihan benih

dalam skala kecil dapat dilakukan secara manual menggunakan nyiru (ditampi).

Untuk skala produksi yang lebih besar, penggunaan mesin pembersih benih (air

screen cleaner) untuk meningkatkan efisiensi pengolahan. Beberapa hal yang

perlu dilakukan dalam pengolahan benih mulai dari pengeringan sampai

pemilahan, terutama untuk menghindari benih tercampur dengan varietas lain, di

antaranya adalah:

Sebelum proses pengolahan dimulal perlu disiapkan, dicek peralatan, dan

dibersihkan alat-alat yang digunakan, serta dipastikan peralatan berfungsi

dengan baik dan benar-benar bersih dari kotoran maupun sisa-sisa benih

lainnya.

Untuk menghindarkan terjadinya pencampuran antar varietas, benih dari

satu varietas diolah sampai selesai, kemudian baru dilakukan pengolahan

untuk varietas lainnya.

Menempatkan benih hasil pengolahan dalam karung yang baru dan diberi

label yang jelas di dalam dan diluar karung.

Mesin/alat pengolahan dibersihkan ulang dari sisa-sisa benih sebelumnya,

untuk pengolahan varietas yang lain. Hal ini perlu dilakukan untuk

menghindari terjadinya campuran dengan varietas lain.

Pada Tahun 2013 UPBS BPTP Bengkulu telah menghasilkan calon benih

jagung 1.030 kg setelah dipipil untuk diproses menjadi benih bersertifikat. Calon

benih yang berasal dari lapangan ataupun yang sudah dijemur oleh petani

Page 46: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

44

kooperator masih mempunyai kadar air yang cukup tinggi (23-24 %), sehingga

masih perlu penjemuran ulang agar memenuhi persyaratan untuk uji

lab/sertifikasi benih. Setelah dilakukan pengeringan dan serangkaian prosesing

calon benih mengalami penyusutan sekitar 58,25 % atau setara dengan 430 kg

(Tabel 13).

Setelah calon benih bersih dan kering (kadar air 10-12 %) dilaporkan ke

BPSB untuk dilakukan pengembilan sampel dan pengujian laboratorium. Jika

proses uji laboratorium sudah selesai pihak BPSB memberikan infromasi ke UPBS

tentang hasil uji laboratorium yang dinyatakan dengan surat lulus atau tidak lulus

uji sertifikasinya. Jika lulus selanjutnya dicetakkan label.

Tabel 13. Berat benih bersih dan susut selama pengolahan benih jagung

No Varietas

Benih Masuk dengan Tongkol

(Kg)

Benih Masuk setelah dipipil (Kg)

Berat Benih Bersih (Kg)

Susut

Keterangan (Kg) (%)

1 Sukmaraga 1.950 1.030 430 600 58,25 Lulus

sertifikasi

Jumlah 1.950 1.030 430 600 58,25

Pengemasan

Pengemasan selain mempermudah penyaluran/transportasi, juga

bertujuan untuk melindungi benih selama penyimpanan, terutama dalam

mempertahankan mutu benih dan menghindari serangan hama dan penyakit.

Oleh karena itu, efektif tidaknya kemasan sangat ditentukan oleh

kemampuannya dalam mempertahankan kadar air benih, viabilitas benih, dan

serangan hama penyakit.

Sementara pengolahan benih berlangsung atau setelah selesai

pengolahan sambil menunggu hasil uji laboratorium dan label selesai dicetak,

benih dikemas dalam karung plastik yang dilapisi dengan kantong plastik di

bagian dalamnya. Untuk tujuan komersial, benih dikemas dalam kantong plastik.

Pengemasan dilakukan setelah contoh benih dinyatakan lulus oleh BPSB melalui

uji laboratorium. Label benih dimasukkan ke dalam kemasan sebelum di-sealed.

Pengemasan dan pemasangan label benih tersebut dilakukan untuk menghindari

pemalsuan.

Page 47: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

45

Penyimpanan

Kondisi penyimpanan yang baik adalah kondisi yang mampu

mempertahankan mutu benih selama periode simpan, bahkan lebih lama. Daya

simpan benih dipengaruhi oleh sifat genetik benih, mutu benih awal simpan, dan

kondisi ruang simpan. Oleh karena itu, hanya benih yang bermutu tinggi yang

layak disimpan. Kondisi ruang simpan yang nyata mempengaruhi daya simpan

benih adalah suhu dan kelembaban ruang penyimpanan.

Kondisi ruang simpan yang baik untuk benih-benih yang bersifat

ortodoks, termasuk padi, adalah pada kondisi kering dan dingin. Beberapa kaidah

yang berkaitan dengan penyimpanan benih adalah: (1) untuk setiap penurunan

1% kadar air atau 5,5°C suhu ruang simpan melipatgandakan daya simpan

benih. (2) ruang penyimpanan yang baik adalah apabila kelembaban relatif

(% RH) ditambah dengan suhu ruang simpan (°F) sama dengan 100. Untuk

memenuhi kondisi demikian, ruang simpan benih idealnya dilengkapi dengan AC

(air conditioner).

Setiap benih disimpan secara teratur dan setiap varietas terpisah dari

varietas lainnya. Penataan benih di gudang diatur serapi mungkin agar mudah

dikontrol, tidak mudah roboh, dan benih atau barang yang keluar masuk gudang

tidak terganggu dan mengganggu. Dibagian bawah tumpukan diberi balok kayu

agar benih tidak bersentuhan langsung dengan lantai ruang simpan.

4.3.2.3. Kedelai

Budidaya

Ada empat varietas kedelai yang ditanam yaitu Anjasmoro, Argomulyo,

Tanggamus dan Burangrang (Tabel 14). Dengan teknik budidaya diantaranya :

1) Perlakuan benih dengan seed treatment antara lain dengan 250 kg Ryzhobium

per hektar, 2) Untuk mencegah hama lalat kacang, benih ditugal pada

kedalaman 2 – 3 cm, dan diberikan Furadan terlebih dahulu, 3) Jarak tanam

40x10 cm, 4) Jumlah benih 2-3 biji/lubang, 5) Pemupukan dengan dosis urea

100 kg, pupuk KCL 75 kg, SP-36 100 kg dan KCL 75 kg.

Page 48: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

46

Tabel 14. Lokasi dan waktu tanam penangkaran kedelai di Kabupaten Rejang Lebong tahun 2013.

Komoditas Varietas Kelas Benih Luas

(ha)

Petani

Kooperator

Lokasi Waktu

Tanam

Kedelai

Anjasmoro Breeder Seed

(BS)/Kuning

0,25

Arfan Boy

Kel Tempel

Rejo Kec.

Curup

Selatan Kab.

Rejang

Lebong

4 Mei

2013

Argomulyo Breeder Seed

(BS)/Kuning

0,25 5 Mei

2013

Tanggamus Breeder

Seed

(BS)/Kuning

0,25 5 Mei

2013

Burangrang Breeder

Seed

(BS)/Kuning

0,25 6 Mei

2013

Rouging

Rouging bertujuan untuk menjaga kemurnian benih. Rouging

dilaksanakan sebanyak 3 kali, yaitu : 1) Pada saat tanaman berumur 2 minggu,

2) Pada saat tanaman awal berbunga, 3) Pada saat tanaman menjelang panen.

Untuk produksi benih perlu dilakukan roughing. Roughing adalah

membuang tanaman tipe simpang (off type), campuran varietas lain (CVL) yang

memiliki ciri-ciri menyimpang dari varietas yang diperbanyak. Salah satu syarat

dari benih bermutu adalah memiliki tingkat kemurnian genetik yang tinggi.

Roughing perlu dilakukan dengan benar dan dimulai dari fase vegetatif sampai

siap panen.

Tujuan dari pelaksanaan roughing adalah agar produksi benih memiliki

kemurnian genetik yang tinggi sesuai dengan deskripsinya. Roughing dilakukan

dengan petugas pengawas benih tanaman (PBT) bersama dengan penangkar

dan tim UPBS BPTP Bengkulu.

Panen dan Pasca Panen

Saat panen harus tepat (cukup tua) umur kedelai berkisar antara 72-90

hari tergantung varietasnya, secara visual saat panen ditandai dengan daun

berwarna kuning coklat kehitaman dan rontok, batang telah kering serta polong

berwarna coklat dan pecah, pada kondisi normal kadar air berkisar 20-24%

(Tabel 15). Waktu panen yang dianjurkan adalah dipagi hari dengan cara

memotong pangkal batang menggunakan sabit. Tanaman diupayakan tidak

Page 49: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

47

tercabut agar bintil akar Rhizobium tetap dalam tanah sebagai pupuk. Hasil

pemotongan dikumpulkan secara teratur dan dipisahkan bila tingkat

kematangannya berbeda, pengumpulan dilakukan dengan baik sehingga tidak

ada yang tercecer. Selanjutnya dilakukan :

a. Pengeringan

Pengeringan brangkasan untuk memudahkan perontokan/pembijian

dilakukan dengan sinar matahari atau pengeringan buatan jika musim hujan.

Pengeringan dilakukan sampai kadar air 17%. Setelah pembijian dilakukan

lagi pengeringan sampai kadar air 14%. Pada musim hujan pengeringan

harus dibantu dengan peralatan dryer.

b. Pembijian

Pembijian dialkuka degan alat perontok/thresher sampai biji terpisah dari

polongnya. Pada saat pembijian kadar air biji 14-17 % dengan kecepatan

silinder mesin 350-400 RPM.

c. Pembersihan biji

Biji kedelai ditampi, digrider diseleksi atas ukuran biji, warna kulit, keutuhan

biji, besar biji, kemudian dijemur dilantai jemur sampai kadar 8-14 %.

Pengeringan harus dilakukan secepatnya untuk mempertahankan daya

tumbuh. Cara menjemur calon benih di atas lantai beralas terpal atau karung

plastik, dengan ketebalan tumpukan biji calon benih 3-5 cm.

Tabel 15. Tanggal panen dan kadar air benih kedelai saat panen

No

Varietas Kelas Benih

Tanggal Panen Penangkar/ Lokasi

Bobot Calon Benih (Kg)

Kadar Air Benih Saat

Panen (%)

1 Anjasmoro FS/Putih 23 Agust 2013 Arfan Boy/Tempel Rejo, Rejang Lebong

100 14,00

2 Argomulyo FS/Putih 23 Agust 2013 Arfan Boy/Tempel Rejo, Rejang Lebong

100 14,50

3 Tanggamus FS/Putih 24 Agust 2013 Arfan Boy/Tempel Rejo, Rejang Lebong

100 14,10

4 Burangrang FS/Putih 24 Agust 2013 Arfan Boy/Tempel

Rejo, Rejang Lebong

100 14,65

Jumlah 400

Page 50: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

48

Prosesing dan Sertifikasi

Kadar air benih perlu segera diturunkan dengan cara menjemur atau

menggunakan alat pengering karena calon benih umum nya masih mempunyai

kadar air yang tinggi sekitar 14,65 %. Sebelum dikeringkan terlebih dahulu calon

benih dianginkan. Penjemuran juga dilakukan dengan menggunakan

hamparan/alas di bagian bawah untuk mencegah suhu penjemuran yang terlalu

tinggi di bagian bawah hamparan. Kemudian dilakukan pembalikan benih secara

berkala dan hati-hati, pengukuran suhu pada hamparan benih yang dijemur dan

kadar air benih dilakukan setiap 2-3 jam sekali. Pengeringan dilakukan hingga

kadar air telah mencapai atau telah memenuhi standar mutu benih bersertifikat

(13% atau lebih rendah).

Permasalahan dalam penjemuran dengan cara alami dengan

mengandalkan cahaya matahari adalah sangat tergantung cuaca. Di Bengkulu

cuaca tidak menentu, sering terjadi mendung dan hujan sehingga proses

pengeringan lambat dan memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang banyak.

Apabila penjemuran dilakukan di petani resiko benih tercampur tinggi.

Pengolahan meliputi pembersihan benih dan pemilahan (grading). Tujuan

pembersihan selain memisahkan benih dari kotoran (tanah, jerami, dan daun

padi yang terikut) juga untuk membuang benih hampa. Pembersihan benih

dalam skala kecil dapat dilakukan secara manual menggunakan nyiru (ditampi).

Untuk skala produksi yang lebih besar, penggunaan mesin pembersih benih (air

screen cleaner) untuk meningkatkan efisiensi pengolahan. Beberapa hal yang

perlu dilakukan dalam pengolahan benih mulai dari pengeringan sampai

pemilahan, terutama untuk menghindari benih tercampur dengan varietas lain, di

antaranya adalah:

Sebelum proses pengolahan dimulal perlu disiapkan, dicek peralatan, dan

dibersihkan alat-alat yang digunakan, serta dipastikan peralatan berfungsi

dengan baik dan benar-benar bersih dari kotoran maupun sisa-sisa benih

lainnya.

Untuk menghindarkan terjadinya pencampuran antar varietas, benih dari

satu varietas diolah sampai selesai, kemudian baru dilakukan pengolahan

untuk varietas lainnya.

Menempatkan benih hasil pengolahan dalam karung yang baru dan diberi

label yang jelas di dalam dan diluar karung.

Page 51: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

49

Mesin/alat pengolahan dibersihkan ulang dari sisa-sisa benih sebelumnya,

untuk pengolahan varietas yang lain. Hal ini perlu dilakukan untuk

menghindari terjadinya campuran dengan varietas lain.

Pada Tahun 2013 UPBS BPTP Bengkulu telah menghasilkan calon benih

kedelai 400 kg untuk diproses menjadi benih bersertifikat. Calon benih yang

berasal dari lapangan ataupun yang sudah dijemur oleh petani kooperator masih

mempunyai kadar air yang cukup tinggi (14-21 %) dan kotoran yang cukup

banyak, sehingga masih perlu penjemuran ulang agar memenuhi persyaratan

untuk uji lab/sertifikasi benih. Setelah dilakukan pengeringan dan serangkaian

prosesing calon benih mengalami penyusutan sekitar 55,25 % atau setara

dengan 221 kg (Tabel 16).

Setelah calon benih bersih dan kering (kadar air 9-10 %) dilaporkan ke

BPSB untuk dilakukan pengembilan sampel dan pengujian laboratorium. Jika

proses uji laboratorium sudah selesai pihak BPSB memberikan infromasi ke UPBS

tentang hasil uji laboratorium yang dinyatakan dengan surat lulus atau tidak lulus

uji sertifikasinya. Jika lulus selanjutnya dicetakkan label.

Tabel 16. Berat benih bersih dan susut selama pengolahan benih kedelai

No Varietas

Benih

Masuk (Kg)

Berat Benih

Bersih

(Kg)

Susut

Keterangan (Kg) (%)

1 Anjasmoro 100 70 30 30 Dalam proses sertfikasi

2 Argomulyo 100 50 50 50 Dalam proses sertfikasi

3 Tanggamus 100 60 40 40 Lulus sertifikasi

4 Burangrang 100 41 59 59 Dalam proses sertfikasi

Jumlah 400 221 179

4.4. Distribusi benih

Benih padi yang telah lulus sertifikasi dan telah berlabel sebanyak 2.437

kg (per 29 November 2013) telah terdistribusi secara komersial sebanyak 909 kg,

yang terdiri dari varietas Inpari 10 sebanyak 46 kg, Inpari 20 sebanyak 660 kg,

dan Inpara 2 sebanyak 203 kg (Tabel 17) .

Distiribusi benih padi pada umumnya ke petani penangkar dan instansi

pertanian. Distibusi benih secara komersial dilakukan sesuai dengan peraturan

pemerintah Nomor 48 Tahun 2012. Untuk kelas benih FS didistribusikan dengan

harga Rp. 9000/kg, kelas benih SS dengan harga Rp. 7000/kg. Pendistribusian

benih padi UPBS BPTP Bengkulu secara rinci disajikan pada Tabel 17.

Page 52: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

51

Tabel 17. Distribusi benih padi hasil produksi UPBS tahun 2013

1. Padi

No Varietas Kelas Benih

Banyaknya (Kg)

Harga (Rp/Kg)

Tanggal dikeluarkan

Penerima/Penangkar Alamat No. Telp/HP

1 Inpara 2 FS 100 9000 8 Nov 2013 Dinas Pertanian Kab. Mukomuko (Kabid Pertanian)

Kab. Mukomuko 081377842488

2 Inpari 20 SS 30 7000 9 Nov 2013 Aan Air Duku Kab. Rejang Lebong

082177666344

3 Inpara 2 FS 5 9000 11 Nov 2013 Hatta Lubuk Durian, Kab. Bengkulu Utara

085219300864

4 Inpari 20 SS 440 7000 12 Nov 2013 Mawazin, SPKP Seluma Timur Kab. Seluma

085368625465

5 Inpari 20 SS 100 7000 12 Nov 2013 Yanti Sawah Lebar Kota Bengkulu

081367019655

6 Inpari 10 FS 15 9000 14 Nov 2013 Rijuwan Pematang Gubernur Kota Bengkulu

085267265120

7 Inpara 2 FS 48 9000 15 Nov 2013 Eko Darminto Aspol Kembangseri Kab. Bengkulu Tengah (sawah di Kota Bengkulu)

085381708654

8 Inpari 20 SS 20 7000 18 Nov 2013 Johan Syafri Tj. Agung Kota Bengkulu

081539328371

9 Inpari 10 FS 11 9000 19 Nov 2013 Isma Fuji/Ali Basri Tj. Dalam Ulu Kupai Kab. Bengkulu Utara

082179998455

Page 53: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

52

10 Inpari 20 SS 25 7000 18 Nov 2013 Heni Taba Penanjung Kab. Bengkulu Tengah

085273410949

11 Inpari 20 SS 30 7000 25 Nov 2013 Azumri Semarang Kota Bengkulu

081539374702 (Yanhar)

12 Inpari 10 FS 20 9000 25 Nov 2013 Azhari Tj. Jaya Kota Bengkulu

082371103576 (Roby)

13 Inpara 2 FS 30 9000 25 Nov 2013 Burhan Jl. Samsul Bahrun Kota Bengkulu

081373565674 (Hendri)

14 Inpari 20 SS 15 7000 26 Nov 2013 Suardi Pekik Nyaring, Kab. Bengkulu Tengah

0811738673

15 Inpara 2 FS 10 9000 27 Nov 2013 Madin Jl. Samsul Bahrun Kota Bengkulu

081373565674 (Hendri)

16 Inpara 2 FS 10 9000 28 Nov 2013 Suratno Jayakarta Dsn III, Kab. Bengkulu Tengah

082175671769

Jumlah 909

Page 54: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

53

Untuk benih jagung per 29 November belum terdistribusi baik itu secara

promosi maupun komersial karena belum ada peminat. Sedangkan untuk kedelai

belum terdistribusi karena masih dalam proses sertifikasi/uji laboratorium dan

pelabelan.

4.5. Promosi dan Diseminasi UPBS

Untuk lebih memasyarakatkan VUB yang dihasilkan oleh UPBS maka

dilakukan serangkaian kegiatan promosi dan diseminasi melalui kegiatan temu

lapang, temu usaha, sosialisasi dan promosi (pertemuan dan media cetak).

Media cetak (leaflet, brosur dan buku) yang disebarluaskan adalah profil UPBS

BPTP Bengkulu, produk UPBS, deskripsi varietas, baliho, maupun neon box.

4.6. Survey aktivitas, sapras, permasalahan peran dan dukungan lembaga perbenihan

Survey ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas, sapras, dan

permasalahan peran dari lembaga perbenihan (BPSB, BBI, BBU, penangkar dll).

Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa di Provinsi Bengkulu ada 6

Kabupaten/kota yang memiliki Balai Benih Padi, keragaaan lembaga perbenihan

di Provinsi Bengkulu disajikan pada Tabel 18.

Empat kabupaten yang tidak memiliki lembaga perbenihan adalah

Kabupaten Seluma, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dan Kepahiang. Bengkulu

Utara dan Seluma merupakan sentra produksi padi di Provinsi Bengkulu tetapi

tidak memiliki lembaga perbenihan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan

perbenihan belum fokus, walaupun telah disadari bahwa benih merupakan salah

satu komponen teknologi yang mampu mengungkit produktivitas dan produksi

beras. Kondisi ini mungkin juga berkaitan dengan kebijakan ataupun regulasi

pemerintah pusat, terutama dalam pengadaan benih unggul berbantuan seperti

BLBU maupun benih bersubsidi. Regulasi penyaluran BLBU dan benih bersubsidi

membuat penangkar maupun lembaga perbenihan di daerah tidak bergairah,

dikaitkan dengan harga dan sasaran pasar yang kurang menguntungkan.

Sebagai gambaran, pada tahun 2013, sekitar 60-70% dari luas areal tanam

sudah mendapatkan program SL-PTT, dengan benih bersubsidi.

Page 55: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

54

Tabel 18. Keragaan lembaga perbenihan padi di Provinsi Bengkulu

BBI/BBU KABUPATEN DAN ORDINAT SAWAH (HA)

PRODUKSI /TAHUN (TON)

SDM KELEMBAGAAN PERMASALAHAN

Balai Benih Induk (Dinas Pertanian Provinsi)

Kepahiang S.03.37.284 E.102.33.395 Elevasi 574 m

2,00 4,00 13 Eselon III - Bangunan banyak yang sudah rusak - Peralatan prosesing terbatas - Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan

tidak optimal

Balai Benih Induk Mukomuko 2,00 4,00 1 Masih di bawah Kabid. Pertanian

- SDM sangat terbatas - Peralatan prosesing dan laboratorium minim - Sistem pengganggaran belum jelas - Kelembagaan masih di bawah Kabid. Produksi

Balai Benih Padi dan Palawija Lebong S. 03.08.280 E. 102.14.578 Elevation 360 m

5,54 5,00 7 Eselon IV - SDM sangat terbatas - Perlu peningkatan kompetensi SDM, pelatihan sangat

terbatas - Peralatan prosesing dan laboratorium minim - Anggaran terbatas

Balai Benih Padi dan Palawija Rejang Lebong S.03.27.112 E.102.29.803 Elevation 628 m

3,00 3,00 6 & 1 Eselon IV - Peralatan prosesing terbatas - Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan

tidak optimal - Anggaran dan SDM terbatas

Balai Benih Pembantu Kota Bengkulu S.03.27.111 E.102.29.804 Elevation 42 m

8,00 0,00 9 Masih di bawah Kabid. Pertanian

- Peralatan prosesing dan laboratorium minim - Sistem pengganggaran belum jelas - Kelembagaan masih di bawah Kabid. Produksi - Anggaran tidak tersedia

Balai Benih Pembantu Bengkulu Selatan S.03.09.593 E.102.10.131 Elevation 36 m

5,00 5,00 3 Eselon IV - Peralatan prosesing terbatas - Perlu peningkatan kompetensi SDM, pelatihan sangat

terbatas - Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan

tidak optimal - Anggaran dan SDM terbatas - SDM Terb

Balai Benih Utama Padi Kaur S.04. 26.734 E 102.54.305 Elevation 14 m

1,5 1,50 3 Masih di bawah Kabid. Pertanian

- Peralatan prosesing terbatas - Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan

tidak optimal - Anggaran dan SDM terbatas

Page 56: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

55

Tabel 18 menunjukkan bahwa lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu

masih belum tangguh dan sehat. Hal ini dikaitkan dengan produktifitas, efisiensi,

daya saing, dan berkelanjutan produksi belum tergambar secara jelas. Kondisi ini

juga memberikan gambaran bahwa lembaga perbenihan belum mendapatkan

perhatian yang cukup serius.

Jika dicermati dari segi agroekosistemnya, terutama ketinggian tempat

dari lokasi lembaga perbenihan posisinya berada pada kategori dataran rendah

hingga dataran menengah (14-628 m di atas permukaan laut, dpl). Varietas

spesifik lokasi yang adaptif juga perlu diketahui oleh pengelola lembaga

perbenihan agar dapat memilih varietas yang adaptif, tepat dan sesuai dengan

preferensi petaninya. Hal ini dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik

dan toleran terhadap cekaman lingkungan biotik dan abiotik sehingga dapat

mengurangi resiko kegagalan dan produktivitasnya tinggi. Ke depan lembaga

perbenihan daerah hendaknya tidak hanya berperan sebagai penyedia benih,

tetapi juga bersinergi dengan para penyuluh berupaya untuk mendiseminasikan

varietas-varietas yang dihasilkan agar ada akselerasi adopsi dan difusi antar

petani.

Dilihat dari aspek kelembagaannya, penamaan lembaga perbenihan di

tiap kabupaten berbeda-beda. Masing-masing lembaga perbenihan di Kabupaten

dan provinsi belum terjalin networking yang baik. Hal ini ditunjukkan dari asal

benih sumber dan promosinya yang juga belum berjalan dengan baik. Tiap

lembaga terkesan melaksanakan tupoksinya masing-masing tanpa atau dengan

kadar koordinasi dan integrasi yang minim.

Dilihat dari aspek luas lahan sawah yang dimiliki oleh lembaga perbenihan

juga vareatif mulai dari 1 sampai dengan 8 ha, padahal ada ketentuan luas

minimal yang dipersyaratkan untuk dapat mencapai output dan kinerja lembaga

perbenihan. Dengan luas lahan yang hanya 1 ha, mungkin tidak efisien jika

dibandingkan dengan jumlah ataupun investasi infrastruktur, bangunan dan

SDM. Sementara lembaga perbenihan dengan lahan yang cukup luas, 8 ha

misalnya, tidak mempunyai anggaran yang memadai untuk operasional.

Peran lembaga perbenihan sebagai penyediaan benih padi dan

pengungkit peningkatan produksi beras secara regional maupun nasional perlu

dibangun dengan komitmen yang baik dari berbagai pihak.

Page 57: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

56

V. KESIMPULAN

1. Kebutuhan benih padi di Provinsi Bengkulu mencapai 3.443 ton dan masih

didominasi oleh varietas Mekongga dan Cigeulis, kebutuhan benih jagung

didominasi oleh varietas Hibrida, sedangkan kedelai didominasi oleh

Anjasmoro.

2. UPBS mampu mendukung penyediaan benih sumber VUB baru dalam jumlah

cukup untuk mewujudkan 6 tepat (waktu, varietas, jumlah, mutu, lokasi dan

harga) perbenihan.

3. UPBS telah berperan dalam mempercepat adopsi VUB yang direalisasi

Badan Litbang melalui produksi benih, distribusi benih, promosi, pembinaan

penangkar dan berbagai pertemuan.

4. Kinerja lembaga perbenihan belum optimal, memiliki permasalahan yang

komplik dan perlu kebijakan dan pendanaan khusus.

Page 58: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

57

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2011. Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian

Nomor 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tentang Unit Pengelola Benih Sumber. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2013a. Petunjuk

Teknis UPBS. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor.

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2013b. Petunjuk

Teknis Produksi Benih. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor.

BPS. 2011. Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Seluruh

Provinsi. http://www.bps.go.id/tnmn_pgn.php?eng=0. BPS Provinsi Bengkulu. 2011. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Bengkulu Nomor

43/11/17/Th. V, 1 November 2011. BPS Provinsi Bengkulu. Daradjat, A.A., Agus S., A.K. Makarim, A. Hasanuddin. 2008. Padi – Inovasi

Teknologi Produksi. Buku 2. LIPI Press. Jakarta. Hanizar, M. dan Barianto. 2011. Persyaratan dan Tatacara Sertifikasi Benih Bina

Tanaman Pangan. Makalah disampaikan dalam Temu Lapang Penangkaran Padi di Kota Bengkulu tanggal 12 Desember 2011. BPSB-TPH Provinsi Bengkulu.

Harini, R. 2003. Tingkat Efisiensi Perubahan Usahatani Padi di Kecamatan

Seyegan. Majalah Geografi Indonesia 17(2): 81-94. Irawan, B. 2011. Prosedur Penangkaran Benih Padi. Makalah disampaikan dalam

Sosialisasi Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Kegiatan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) di Kabupaten Bengkulu Utara tanggal 13 Desember 2011. BPSB-TPH Provinsi Bengkulu.

Wibawa, W., Yahumri, Yesmawati, Y. Oktavia, S. Rosmanah, Nurmegawati,

J. Firison, T. Rahman, T. Wahyuni, B. Honorita, dan T. Hidayat. 2012. Laporan Akhir Tahun Kegiatan, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. Bengkulu: Kementerian Pertanian..

Kementerian Pertanian. 2010. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun

2010-2014. Jakarta: Kementerian Pertanian. Kustiyanto. 2001. Kriteria seleksi untuk sifat toleran cekaman lingkungan biotik

dan abiotik. Makalah Penelitian dan Koordinasi pemuliaan Partisipatif (Shuttle Breeding) dan Uji Multilokasi. Sukamandi.

Puslitbangtan, 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT. Kerjasama

Puslitbangtan, BBP2TP, BPTP Jawa Barat dan BPTP Bali. 20 p.

Page 59: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

58

Manuwoto. 1992. Sinkronisasi Kebijakan dalam Perencanaan dan

Pelaksanaan Pembangunan, Suatu Upaya Pencegahan Alih Fungsi Lahan. Dalam: Utomo, M., E. Rivai, dan A. Thahar (Ed.). Pembangunan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan. Bandar Lampung: Universitas Lampung. p. 45-57.

Nugraha, U.S, Sri Wahyuni, M.Y. Samaullah, dan A. Ruskandar. 2007. Perbenihan

di Indonesia. Prosiding Hasil Penelitian Padi Tahun 2007. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang – Jawa Barat.

Rubiyo, Suprapto, dan Aan Drajat. 2005. Evluasi beberapa galur harapan padi

sawah di Bali. Buletin Plasma Nutfah. Vol 11. No 1:6-10. Ruskandar, A. 2006. Varietas Unggul Baru Padi yang Banyak Ditunggu Petani.

http://pustaka.litbang.deptan.go.id/bppi/lengkap/st260706-1.pdf Saryoko, A. 2009. Kajian Pendekatan Penanda Padi (Rice Check) di Provinsi

Banten. Widyariset 12(2):43-52. Suprihatno, B., A.A. Daradjat, Satoto, Baehaki SE, Suprihanto, A. Setyono, S.D.

Indrasari, IP Wardana, dan H. Sembiring. 2010. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang – Jawa Barat.

Wahyuni, S. 2011. Teknik Produksi Benih Sumber Padi. Makalah disampaikan

dalam Workshop Evaluasi Kegiatan Pendampingan SL-PTT 2001 dan Koordinasi UPBS 2012 tanggal 28-29 November 2011. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Page 60: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

59

ANALISIS RESIKO

Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang

mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan.

Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka dapat disusun

strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun

responsif (Tabel 19 dan 20).

Tabel 19. Daftar resiko pelaksanaan kegiatan Produksi Benih/UPBS tahun 2013.

No Resiko Penyebab Dampak

1 Kegagalan usaha penangkaran (gagal panen)

Ketidakpastian iklim dapat menyebabkan lanina (kekeringan) maupun El-nino (banjir/terendam)

Stok benih VUB berkurang

2 Penurunan produktivitas yang signifikan

Serangan hama dan penyakit utama untuk tanaman padi, jagung dan kedelai (blast, tikus, BLB, burung, penggerek polong, penggerek batang, karat daun, bulai)

Target produksi benih sumber (output) padi, jagung dan kedelai tidak tercapai

3 Kerusakan fisik dan fisiologis benih yang berakibat terhadap rendahnya daya kecambah dan vigor

Kurang siapnya sarana dan prasarana pasca panen dan pengeringan serta cuaca yang ekstrem (frekuensi curah hujan yang tinggi)

Calon benih tidak lulus sertifikasi

4 Benih tidak terdistribusi ke penangkar/ stakeholders

distribusi benih lambat akibat musim tanam yang tidak tepat

Penumpukan benih sumber (benih expired).

Page 61: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

60

Tabel 20. Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan kegiatan Produksi Benih/UPBS tahun 2013.

No. Resiko Penyebab Penanganan 1 Kegagalan usaha

penangkaran (gagal panen)

Ketidakpastian iklim dapat menyebabkan lanina (kekeringan) maupun El-nino (banjir/terendam)

Pemilihan varietas toleran spesifik lokasi terhadap cekaman lingkungan abiotik

2 Penurunan produktivitas yang signifikan

Serangan hama dan penyakit utama untuk tanaman padi, jagung dan kedelai (blast, tikus, BLB, burung, penggerek polong, penggerek batang, karat daun, bulai)

Pemilihan varietas padi, jagung dan kedelai spesifik lokasi yang toleran cekaman lingkungan biotik

3 Kerusakan fisik dan fisiologis benih yang berakibat terhadap rendahnya daya kecambah dan vigor

Kurang siapnya sarana dan prasarana pasca panen dan pengeringan serta cuaca yang ekstrem (frekuensi curah hujan yang tinggi)

Perbaikan sarana dan prasarana pasca panen dan prosesing benih yang high profil.

4 Benih tidak terdistribusi ke penangkar/ stakeholders

distribusi benih lambat akibat musim tanam yang tidak tepat

Melakukan promosi dan diseminasi secara intensif dan kontinyu kepada stakeholders dan penangkar.

Page 62: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

61

JADWAL KERJA

Kegiatan Penyediaan dan Percepatan Penyebaran VUB Melalui UPBS di

Provinsi Bengkulu dilaksanakan selama 12 bulan dengan jadwal kerja seperti

yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 21. Jadwal pelaksanaan kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2013.

No. Uraian Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Persiapan, penyusunan (RODHP, Juklak)

xx

2 Penentuan lokasi, petani kooperator

x x

3 Produksi benih di lapangan x x x x x X x x

4 Prosesing benih x x x x

5 Sosialisasi/Open House x x x

6 Pelaporan x x

7 Evaluasi penyebaran benih x x

8 Penyampaian hasil x x x x

Page 63: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

62

PEMBIAYAAN

A. Rencana Anggaran Belanja

Tabel 22. Rencana anggaran belanja kegiatan UPBS/Perbenihan per November Tahun 2013.

No

Jenis Pengeluaran Volume HargaSatuan

(Rp.000) Jumlah

(Rp.000)

1 Belanja Bahan

Benih, saprodi, dan bahan pendukung kegiatan

1 keg 50.020 50.020

ATK, komputer suply dan pelaporan 1 paket 12.155 12.155

Pencetakan bahan informasi 1 keg 5.000 5.000

Konsumsi dalam rangka pertemuan, dll 270 OH 50 13.500

Jumlah 89.675

2 Honor yang terkait dengan Output Kegiatan

UHL Petani 758 OH 35 26.530

Honor prosesing benih 221 OH 35 7.735

Jumlah 34.265

3 Belanja Barang Non Operasional Lainnya

Akomodasi dalam rangka Rapat

koordinasi dengan stakeholder, open house

4 kali 4.875 19.500

Pengiriman benih, porto 1 paket 5.500 5.500

Analisa tanah 1 keg 13.000 13.000

Biaya sertifikasi benih 1 keg 4.930 4.930

Jumlah 31.230

4 Belanja Sewa

Sewa kendaraan 8 hari 500 4.000

Sewa lahan 1 keg 12.000 12.000

Jumlah 16.000

5 Belanja Jasa Profesi

Nara sumber, pengarah, dll 8 OJ 500 4.000

Jumlah 4.000

6 Belanja Perjalanan Lainnya

Akomodasi dlm rangka rapat koordinasi dengan stakeholder, open house, temu lapang dan temu usaha

1 paket 7.500 7.500

Perjalanan ke pusat 4 OP 5.000 20.000

Perjalanan ke kabupaten dan kota 210 OP 365 76.650

Perjalanan pendek 1 OP 100 100

Jumlah 104.250

Jumlah 279.420

Page 64: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

63

B. Realisasi Anggaran

Tabel 23. Realisasi anggaran kegiatan UPBS/Perbenihan per November Tahun 2013.

No

Jenis Pengeluaran Realisasi Anggaran

(Rp)

Persentase Keuangan

(%)

Persentase Fisik (%)

1 Belanja Bahan

Benih, saprodi, dan bahan pendukung kegiatan

58.099.750 98,15 65,0

ATK, komputer suply dan pelaporan 14.847.800 122,15 100,0

Pencetakan bahan informasi 2.825.000 56,50 100,0

Konsumsi dalam rangka pertemuan, dll

5.968.000 44,21 0

Jumlah 81.740.550 91,15 88,3

2 Honor yang terkait dengan Output Kegiatan

UHL Petani 26.265.000 100,00 75,0

Honor prosesing benih 7.735.000 100,00 0

Jumlah 34.265.000 100,00 75,0

3 Belanja Barang Non Operasional Lainnya

Akomodasi dalam rangka Rapat koordinasi dengan stakeholder, open house

10.392.000 53,29 0

Pengiriman benih, porto 5.500.000 100,00 100,0

Analisa tanah 1.300.000 100,00 0

Biaya sertifikasi benih 3.280.000 66,53 100,0

Jumlah 20.472.000 65,55 100,0

4 Belanja Sewa

Sewa kendaraan 4.000.000 100,00 0

Sewa lahan 6.000.000 50,00 100,0

Jumlah 10.000.000 62,50 100,0

5 Belanja Jasa Profesi

Nara sumber, pengarah, dll 2.700.000 67,50 0

Jumlah 2.700.000 67,50 0

6 Belanja Perjalanan Lainnya

Akomodasi dalam rangka Rapat koordinasi dengan stakeholder, open house

6.000.000 80,00

Perjalanan ke pusat 16.106.700 80,53 100,0

Perjalanan ke kabupaten dan kota 73.365.000 95,75 75,0

Perjalanan pendek 100.000 100,00 100,0

Jumlah 95.571.700 91,68 91,7

Jumlah 244.749.250 87,59 91,0

Page 65: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

64

PERSONALIA

Tenaga yang terlibat dalam kegiatan penyediaan dan percepatan

penyebaran VUB melalui UPBS di Provinsi Bengkulu terdiri dari peneliti, teknisi

dan tenaga administrasi, dengan latar belakang pendidikan yang beragam antara

lain bidang agronomi, sosek, pasca panendan administrasi.

Tabel 24. Tenaga pelaksana kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2013. No

Nama/NIP Jabatan Fungsional/

Bidang keahlian

Jabatan dalam

Kegiatan

Uraian Tugas Alokasi Waktu (Jam/

minggu)

1 Dr. Wahyu Wibawa, MP 19690427 199803 1 001

Peneliti Muda/Agronomi

Penanggung jawab

1. Mengkoordinir anggota tim dalam pelaksanaan kegiatan

2. Membuat perencanaan dan mengevaluasi kegiatan

3. Melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Balai secara periodik

15

2 Andi Ishak, A.Pi, M.Si 19731121 199903 1 003

Peneliti Muda/ Sosek

Anggota tim 1. Membantu kegiatan teknis di lapangan

2. Membantu pengolahan data sosial ekonomi

10

3 Yesmawati, SP 19760912 200912 2 001

Peneliti Pertama/Sosek

Anggota tim 1. Membantu kegiatan teknis di lapangan

2. Membantu pengolahan data sosial ekonomi

10

4 Ahyadi Jakfar 19630921 199309 1 001

Administrasi Anggota tim 1. Membantu penyelesaian administrasi kegiatan

2. Mencatat distribusi mutasi stok benih di gudang UPBS

10

5 Yanhar 19630119 198903 1 001

Teknisi Anggota tim 1. Membantu kegiatan teknis di lapangan

2. Membantu dalam kegiatan prosesing benih

10

6 Hendri Suyanto 19740401 200701 1 001

Teknisi Anggota tim 1. Membantu kegiatan teknis di lapangan

2. Membantu dalam kegiatan prosesing benih

10

Page 66: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

65

LAMPIRAN

Page 67: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

66

Lampiran 1. Data Luas Baku Sawah dan Sebaran Varietas Padi Provinsi

Bengkulu 2013

No Kabupaten Kecamatan Luas Baku Sawah

(ha) Sebaran Varietas

1 BENGKULU SELATAN MANNA 500 Mekongga

94 Cigeulis

2 KOTA MANNA 285 Mikongga

3 KEDURANG 1.000 Mekongga

396 Cigeulis

4 BUNGA MAS 600 Ciherang

63 Mekongga

5 PASAR MANNA 139 Mikongga

6 KEDURANG ILIR 500 Cigeulis

300 Mekongga

30 Silugonggo

7 SEGINIM 2.000 Cigeulis

396 Mekongga

8 AIR NIPIS 1.000 Mikongga

910 Cigeulis

9 PINO 540 Cigeulis

500 Mekongga

10 PINORAYA 500 Mekongga

478 Ciherang

456 Cigeulis

11 ULU MANNA 350 Mikongga

264 Cigeulis

Jumlah 11.037

1 REJANG LEBONG KOTA PADANG 640 Cigeulis

2 SINDANG BELIT ILIR 528 Cigeulis

3 PADANG ULAK TANDING 297 Cigeulis

297 IR-64

4 SINDANG KELINGI 421 Cigeulis

5 BINDURIANG 64 Cigeulis

6 SINDANG BELITI ULU 175 Ciherang

175 Cigeulis

7 SINDANG DATARAN 6 Inpari 1

5 Inpari 3

8 CURUP 250 Cigeulis

9 BERMANI ULU 2.290 Cigeulis

10 SELUPU REJANG 345 Ciherang

345 Cigeulis

11 CURUP SELATAN 1.038 Cigeulis

Page 68: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

67

12 CURUP TENGAH 235 Cigeulis

13 BERMANI ULU RAYA 1.009 Cigeulis

14 CURUP UTARA 1.119 Ciherang

15 CURUP TIMUR 465 Cigeulis

Jumlah 9.704

1 BENGKULU UTARA ENGGANO 1.604 IR-64

2 KERKAP 947 Cigeulis

3 AIR NAPAL 1.163 Ciherang

4 AIR BESI 833 IR-64

5 HULU PALIK 1.503 Ciherang

500 Cigeulis

6 ARGA MAKMUR 2.492 Ciherang

50 Inpari 13

7 LAIS 1.118 Situbagendit

8 BATIK NAU 682 Ciherang

9 GIRI MULIA 147 Situbagendit

10 AIR PADANG 938 Ciherang

11 PADANG JAYA 997 Ciliwung

12 KETAHUN 778 Ciherang

13 NAPAL PUTIH 618 Ciherang

14 PUTRI HIJAU 2.021 Ciliwung

Jumlah 16.391

1 KAUR NASAL 300 Ciherang

300 Cigeulis

72 Cimelati

2 MAJE 500 Ciherang

131 Mekongga

3 KAUR SELATAN 400 Mikongga

66 Inpari 13

4 TETAP 300 Mikongga

121 Cigeulis

5 KAUR TENGAH 96 Mekongga

83 Cigeulis

78 Inpari 13

6 LUAS 385 Mikongga

146 Ciherang

146 Cigeulis

7 MUARA SAHUNG 199 Mekongga

180 Cigeulis

100 Inpari 13

8 KINAL 600 Ciherang

150 Cigeulis

Page 69: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

68

100 Mekongga

9 SEMIDANG GUMAY 186 Cigeulis

178 Mekongga

177 Ciherang

10 TANJUNG KEMUNING 672 Cigeulis

11 KELAM TENGAH 250 Ciherang

195 Cigeulis

12 KAUR UTARA 86 Mikongga

70 Cigeulis

13 PADANG GUCI ILIR 98 Ciherang

98 Cigeulis

14 LUNGKANG KULE 119 Ciherang

15 PADANG GUCI ULU 541 Cigeulis

Jumlah 7.123

1 SELUMA SEMIDANG ALAS MARAS 3.002 Inpara 1

287 Ciherang

2 SEMIDANG ALAS 1.600 Ciherang

3 TALO 910 Ciherang

4 ILIR TALO 1.000 Inpara 1

5 TALO KECIL 536 Ciherang

6 ULU TALO 1.171 Ciherang

7 SELUMA 987 IR-64

8 SELUMA SELATAN 3.185 Ciherang

9 SELUMA BARAT 1.400 Ciherang

10 SELUMA TIMUR 1.068 Ciherang

11 SELUMA UTARA 1.400 Ciherang

12 SUKARAJA 757 Ciherang

13 AIR PERIUKAN 933 Ciherang

14 LUBUK SANDI 800 Ciherang

Jumlah 19.036

1 MUKOMUKO IPUH 500 Ciliwung

2 AIR RAMI - -

3 MALIN DEMAN 15 Situbagendit

4 PONDOK SUGUH - -

5 SUNGAI RUMBAI - -

6 TERAMANG JAYA 75 Situbagendit

7 TERAS TERUNJAM 650 Ciherang

8 PENARIK 42 Situbagendit

9 SELAGAN RAYA 325 Ciliwung

10 KOTA MUKO-MUKO 98,5 Situbagendit

11 AIR DIKIT 400 Situbagendit

12 XIV KOTO 25 Ciherang

Page 70: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

69

6 Situbagendit

250 Mekongga

51 Ciliwung

13 LUBUK PINANG 450 Situbagendit

25 Ciliwung

14 AIR MANJUNTO 300 Ciliwung

15 V KOTO - -

Jumlah 3.213

1 LEBONG RIMBO PENGADANG 200 Cigelis

112 IR-64

2 TAPOS 259 Cigelis

200 IR-64

3 LEBONG SELATAN 750 Cigelis

750 IR-64

4 BINGIN KUNING 900 Cigelis

415 IR-64

5 LEBONG TENGAH 700 Cigelis

245 IR-64

6 LEBONG SAKTI 747 Cigelis

400 IR-64

7 LEBONG ATAS 200 Cigelis

180 IR-64

8 PADANG BANO 0,5 Cigelis

0,5 IR-64

9 PELABAI 403 Cigelis

200 IR-64

10 LEBONG UTARA 200 Cigelis

181 IR-64

11 AMEN 518 Cigelis

400 IR-64

12 URAM JAYA 373 Cigelis

300 IR-64

13 PINANG BELAPIS 678 Cigelis

208 IR-64

110 Mira

Jumlah 9.630

1 KEPAHIANG MUARA KEMUMU 136 Mikongga

2 BERMANI ILIR 691 Cigeulis

3 SEBERANG MUSI 319 Ciherang

4 TEBAT KARAI 654 Cigeulis

500 Ciherang

5 KEPAHIANG 830 Inpari

Page 71: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

70

6 KABA WETAN 247 Tumbaran

7 UJAN MAS 999 Cigeulis

278 Harum

8 MERIGI 623 Cigeulis

Jumlah 5.277

1 BENGKULU TENGAH TALANG EMPAT 460 Cigeulis

2 KARANG TINGGI 855 Cigeulis

3 TABA PENANJUNG 1.170 Cigeulis

4 MERGI KELINDANG 437 VUN

5 PAGAR JATI 352 Cigeulis

6 MERGI SAKTI 248 Inprari 3

7 PONDOK KELAPA 900 Cigeulis

680 Inpara

292 Situbagendit

8 PONDOK KUBANG 1.002 Cigeulis

9 PEMATANG TIGA 702 Cigeulis

10 BANG HAJI 549 Cigeulis

Jumlah 7.647

1 KOTA BENGKULU SELEBAR 510 Cigeulis

2 KAMPUNG MELAYU 547 Cigeulis

3 GADING CEMPAKA 25 Cigeulis

4 RATU AGUNG 55 Cigeulis

5 RATU SAMBAN - -

6 SINGARAN PATI 209 Cigeulis

101 Mekongga

7 TELUK SEGARA - -

8 SUNGAI SERUT 336 Cigeulis

9 MUARA BANGKA HULU 1.026 Cigeulis

Jumlah 2.809

Page 72: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

72

Lampiran 2. Peta Sebaran Varietas Padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2013

Page 73: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

73

Lampiran 3. Realisasi luas penangkaran padi per varietas di Provinsi Bengkulu sampai dengan bulan Mei 2013

NO VARIETAS KELAS BENIH

PRODUSEN

LUAS PENANGKARAN (Ha)

KABUPATEN

BU BS KPH BTG RL KAUR KOTA MM LBG SLM JUMLAH

1 Mekongga BR PT.PERTANI 75 75

Swasta 15 12 27

BP Swasta 1,6 1,6

BBIPP Kelobak 2 2

BBP Kota 2,25 2,25

BBIP MM 5 5

BD BBIPP Kelobak 1 1

2 Inpara 2 BP Swasta 0,9 0,9

BD Swasta 0,5 0,5

3 Inpari 15 BP Swasta 1 1

4 Inpari 14 Pakuan BP Swasta 31,9 31 1 63,9

BBIPP Kelobak 2 2

BR Swasta 6 6

5 Inpari 10 Laeya BD Swasta 1 1

BP Swasta 0,75 0,75

6 Situbagendit BR PT.PERTANI 103,5 103,5

Page 74: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

74

7 Ciherang BR PT.PERTANI 128,75 128,75

8 Cigeulis BD BBIPP Kelobak 5 1 6

BP BBP Kota Medan 5 5

BBIPP Kelobak 0,5 0,5

BBP Kota 2,2 2,2

Swasta 10 10

BR BBIPP Kelobak 17,5 17,5

Swasta 50 29,8 53 59 191,8

9 Bestari BD BBIPP Kelobak 0,5 0,5

BR BBP Kota 2,5 2,5

10 PB 42 BR Swasta 7,5 7,5

11 Inpari 20 BP Swasta 6 6

12 Banyuasin BD Swasta 0,5 0,5

JUMLAH 343,4 25 24,5 24,5 0 62 36,75 89 6 61 672,15

Page 75: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

75

Lampiran 4. Realisasi produksi padi per varietas di Provinsi Bengkulu sampai dengan bulan Mei 2013

NO VARIETAS KELAS

BENIH PRODUSEN

PRODUKSI (Ton)

KABUPATEN

BU BS KPH BTG RL KAUR KOTA MM LBG SLM JUMLAH

1 Mekongga BR PT.PERTANI 30,23 30,225

Swasta 13 13

BBUP Kaur 2,01

BP Swasta 0

BBIPP Kelobak 0

BBP Kota 1,56 1,56

BBIP MM 3,5 3,5

BD BBIPP Kelobak 0

2 Inpara 2 BP Swasta 0

BD Swasta 0

3 Inpari 15 BP Swasta 0

BR Swasta 1,25

4 Inpari 14 Pakuan BD BBIPP Kelobak 3,75 3,75

BP Swasta

BBIPP Kelobak 0

BR Swasta 1,65 1,65

Page 76: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

76

5 Inpari 10 Laeya BD Swasta 0

BP Swasta 0

BR PT.PERTANI 26,03

6 Situbagendit BR PT.PERTANI 0

7 Ciherang BR PT.PERTANI 0

8 Cigeulis BD BBIPP Kelobak 3,5 3,5

BP BBP Kota Medan 3,5 3,5

BBIPP Kelobak 6,49 6,49

BBP Kota 5,975 5,975

Swasta 4,365 9 13,365

BR BBIPP Kelobak 0

Swasta 0

9 Bestari BD BBIPP Kelobak 0,9 0,9

BR BBP Kota 4,265 4,265

10 PB 42 BR Swasta 0

11 Inpari 20 BP Swasta 0

BR Swasta 2,15 2,15

12 Banyuasin BD Swasta 0

13 Inpara 3 BR Swasta 1,75 1,75

14 Inpara 1 BR Swasta 0,4 0,4

15 Mira 1 BR Swasta 9 9

JUMLAH 63,45 20,00 15,51 9,00 0,00 2,01 11,80 3,50 9,00 0,00 93,83

Page 77: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

77

Lampiran 5. Distribusi benih padi, kedelai dan jagung untuk kegiatan Produksi Benih/UPBS Tahun 2013 Padi

No Varietas Jumlah (kg)

Kelas benih

Jumlah terdistribusi

(kg)

Jumlah blm terdistibusi

(kg)

Luas lahan

(Ha)

Petani Kooperator

Lokasi Keterangan

1 Inpari 6 25 Breeder Seed (BS)

25 1 Rencana produksi di Kab. Kepahiang

2 Inpari 10 50 Breeder Seed (BS)

15 25 1 Sofian Kab. Bengkulu Tengah

10 0,5 Balai benih

Durian Mas

Kab. Rejang Lebong Rencana tanam akhir

Agustus 2013

3 Inpari 13 25 Breeder

Seed (BS)

15 0 0,5 Winoto Kota Bengkulu

10 0,5 Balai benih

Durian Mas

Kab. Rejang Lebong Rencana tanam akhir

Agustus 2013

4 Inpari 20 50 FondationSeed (FS)

12,5 0,5 M. Nazori Kab. Rejang Lebong

12,5 0,5 M. Sazili Kab. Rejang Lebong

25 1 Yatiman Kab. Rejang Lebong

5 Inpago 8 50 Breeder Seed (BS)

50 2 Rencana produksi di Kab. Kepahiang

Page 78: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

78

Jagung

No Varietas Jumlah (kg)

Kelas benih

Jumlah terdistribusi

(kg)

Jumlah blm terdistibusi

(kg)

Luas lahan

(Ha)

Petani Kooperator

Lokasi Keterangan

1 Sukmaraga 20 Breeder Seed (BS)

10 0 0,5 Kartiman Kab. Rejang Lebong

10 0 0,5 Ujang Kab. Rejang Lebong

Kedelai

No Varietas Jumlah (kg)

Kelas benih

Jumlah terdistribusi

(kg)

Jumlah blm terdistibusi

(kg)

Luas lahan

(Ha)

Petani Kooperator

Lokasi Keterangan

1 Anjasmoro 10 Breeder Seed (BS)

10 0

1

Arfan Boy Kab. Rejang Lebong

2 Argomulyo 10 Breeder

Seed (BS)

10 0

3 Tanggamus 10 Breeder Seed (BS)

10 0

4 Burangrang 10 Breeder Seed (BS)

10 0

Page 79: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

79

Lampiran 6. Foto kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Seluma

Gambar 1. Kegiatan pencabutan bibit dan siap ditanam

Gambar 2. Varietas inpara 2 dan Banyuasin

Gambar 3. Pengamatan lapangan oleh Tim UPBS

Page 80: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

80

Lampiran 7. Foto kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Rejang Lebong

Gambar 1. Penyerahan benih padi pada poktan di Kab. Rejang Lebong

Gambar

Gambar 2. Persemaian dan pertanaman padi di Kab. Rejang Lebong

Page 81: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

81

Lampiran 8. Foto kegiatan penangkaran kedelai di Kab. Rejang Lebong

Gambar 1. Kegiatan tanam kedelai dengan sistem tugal

Gambar 2. Tanaman kedelai setelah pemupukan pertama

Gambar 3. Varietas anjasmoro, argomulyo, tanggamus dan burangrang

Page 82: PENYEDIAAN DAN PERCEPATAN PENYEBARAN VUB …bengkulu.litbang.pertanian.go.id/.../2014/lapkhir-2013/upbs.pdf · laporan akhir tahun penyediaan dan percepatan penyebaran vub melalui

82

Lampiran 9. Foto kegiatan pengkaran jagung di Kabupaten Rejang Lebong

Gambar 1. Tanaman jagung setelah pemupukan pertama

Gambar 2. Tanaman jagung saat rouging