penyakit alzheimer dan 1

Upload: elkhachank142

Post on 06-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    1/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 1

    PENYAKIT ALZHEIMER DAN PARKINSON

    Peningkatan kasus dari penyakit-penyakit yang biasa ditemui berhubungan langsung

    dengan keluhan subyektif pada penderita, akan tetapi pola pewarisan penyakit sangat jarang

    mengikuti hukum Mendel. Penyakit ini ditimbulkan oleh interaksi yang rumit antara

    kecenderungan genetik dan faktor-faktor lain, termasuk lingkungan dan perubahan pola

    hidup. Mengidentifikasi faktor genetik yang rumit merupakan sebuah tantangan untuk

    pengobatan secara genomik. Kendatipun demikian hal ini telah ditelaah sejak 350 tahun yang

    lalu oleh seorang dokter berkebangsaan Inggris bernama William Harvey, menemukan

    adanya dasar genetika, pola hukum Mendel pada penyakit memberikan sebuah ilustrasi

    proses etiologi dan patogenetik yang lebih umum dalam pola kompleks. Artikel ini

    menguraikan tentang kemajuan dalam memahami penyakit Alzheimer dan Parkinson yang

    masih jarang dilakukan dalam bentuk sebagai penyakit keturunan.

    Penyakit Alzheimer

    Merupakan penyakit neurodegeneratif yang paling sering terjadi, penyakit Alzheimer

    merupakan penyebab dua pertiga dari keseluruhan gejala pikun (berkisar pada berbagai studi

    dari 42 sampai 81%), dengan kasus lain sisanya disebabkan penyakit jantung dan

    neurodegeneratif yang lain seperti penyakitPicks dan diffuse Lewy-body dementia.

    Penyakit Alzheimer adalah penyakit pada syaraf yang sifatnya irreversible akibat

    penyakit ini berupa kerusakan ingatan, penilaian, pengambilan keputusan, orientasi fisik

    secara keselurahan dan pada cara berbicara. Diagnosa yang didasarkan pada ilmu syaraf akan

    penyebab kepikunan hanya dapat dilakukan dengan cara otopsi. Tanda-tanda umum yang

    muncul berupa hilangnya neuron, pikun, cairan ektraseluler yang mengandung peptida

    amyloid dan kusutnya neurofibril serta terjadinya hiperfosforilasi dari mikrotubular protein

    tau. Amyloid pada senile plaques adalah hasil dari potongan-potongan protein yang lebih

    besar, prekursor protein -amyloid, tiga seri enzim protease yaitu -,- dan -sekretase. -

    sekretase secara khas muncul dan bertanggung jawab dalam pembentukan peptida -amyloid

    -A42- yaitu 42 gugus asam amino yang memiliki arti patogenetik penting karena berupa serat

    toksik yang tak larut dan terakumulasi dalam bentuk senile plaques berupa massa serabut

    amyloid pada korteks celebral yang diisolasi dari pasien Alzheimer.

    Pengukuran prevalensi penyakit Alzheimer dapat berbeda tergantung dari kriteriadiagnosa yang digunakan. Kriteria ini dapat berupa umur populasi yang disurvey dan faktor

    lain termasuk geografi dan etnik. Tidak termasuk pada pasien yang masih diragukan akan

    tingkat kepikunannya kira-kira 1% pada usia 65-69 tahun dan meningkat 40-50% pada umur

    95 tahun atau lebih (gambar 1).

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    2/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 2

    Meskipun rata-rata umur serangan pikun

    kira-kira 80 tahun, onset penyakit

    menggambarkan bahwa hal ini sebenarnya

    telah terjadi pada usia 60-65 tahun, inidapat terjadi akan tetapi jarang. Suatu

    komunitas di Perancis telah diteliti bahwa

    serangan terjadi pada usia sebelum 61

    tahun dengan prevalensi 41 pasien tiap

    100.000. Kira-kira 6-7% berhubungan

    dengan faktor keturunan dengan pola

    autosomal bawaan dan penetrasi yang

    tinggi. Jadi, bentuk hubungan kekerabatan

    pada penyakit Alzheimer yang diwariskan

    pada autosomal secara dominan amatlah

    jarang; akan tetapi demi untuk

    memperluas kepentingan penyelidikan hal

    ini masih dibolehkan sebagai bagian dari

    upaya untuk mengenali jalur patogenik

    pada penyakit.

    Mutasi missense yang mengubah asam amino tunggal dan oleh karena itu dikenal

    adanya tiga jenis gen dalam satu jalur kekerabatan tertentu memiliki potensi sebagai pencetus

    timbulnya Alzheimer. Kajian mengenai hubungan kekerabatan dan DNA sequencing

    menunjukkan bahwa mutasi yang bertanggung jawab atas pewarisan Alzheimer adalah

    penyandian prekursor protein -amyloid pada kromosom 21 (gambar 2.) dan dua gen yang

    satu sama lainnya mirip yaitu presenilin 1 (PSEN1) pada kromosom 14 dan presenelin 2

    (PSEN2) pada kromosom 1. Mutasi pada PSEN1 lebih banyak dibandingkan dengan mutasi

    di PSEN2. Sebagai contoh penelitian pada sebuah keluarga di Perancis, separuh dari keluarga

    yang menderita Alzheimer karena faktor keturunan disebabkan oleh mutasi pada PSEN 1,

    16% oleh mutasi pada prekursor protein -amyloid (APP). Mutasi pada PSEN 2 tidak

    ditemukan dan sisanya 30% merupakan faktor genetik atau dalam beberapa kasus tidak

    diketahui.

    Mutasi pada PSEN dan APP ditemukan pada pasien Alzheimer yang disebabkan

    oleh keturunan menunjukkan adanya peningkatan produksi A42. A42 merupakan bahan

    neurotoksik penyebab Alzheimer secara patogen (gambar 3). Dalam bentuk penyakit

    Alzheimer, mutasi terjadi pada APP atau PSEN dapat mengganti fragmen pada situs -

    sekretase dan secara khusus meningkatkan produksi toksin peptida A42 yang lebih pendek,

    peptida A40 yang kurang toksik. Presenilin 1 sebenarnya adalah -sekretase itu sendiri atau

    kofaktor pada aktifitas -sekretase. Peptida toksik meningkat dalam serum penderita dengan

    berbagai mutasi pada APP, PESN1 dan PSEN2 menyababkan timbulnya potensi Alzheimer.

    Kultur transfeksi sel yang dapat menunjukkan aktifitas normal APP menghasilkan toksik

    peptida A42 mendekati 10%. Ekspresi dari berbagai mutan APP atau gen PSEN 1

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    3/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 3

    berhubungan dengan potensi timbunya Alzheimer yang hasilnya dapat berupa meningkatnya

    produksi A42

    yang nilainya lebih dari 10%. Identifikasi mutasi APP dan PSEN pada

    potensi Alzheimer tidak hanya disarankan untuk menelaah pada mekanisme yang umum saja,

    akan tetapi juga pada faktor gen yang memungkinkan timbulnya gangguan (sebagai contoh

    meningkat atau menurunnya bersihan A42 dan pembentukan agregat protein berupa amyloidplaque) tapi juga dapat juga disebabkan oleh sifat A42dan PSEN secara patogenetik. Pada

    kedaan sebaliknya, mutasi pada gen tau, yang melakukan pengkodean protein megandung

    struktur neuropatologi Alzheimer yang lain, penanda serat neuron, tidak dapat mengenali

    faktor pencetus Alzheimer melalui jalur hereditas, meskipun hal ini dilihat pada sisi yang

    lain, jarang ditemukan kekeliruan neurodegeneratif seperti pada penderita Parkinsom yang

    mengalami degenerasifronto temporal (gambar 3)

    Sama pentingnya seperti

    penyakit Alzheimer bentuk

    early-onset familial yang jarang ditemui telah

    digunakan untuk memahami

    patogenesis penyakit,

    mayoritas pasien berbagai

    usia mengalami penyakit

    secara sporadis (nonfamilial)

    dimana tidak ada mutasi

    pada gen APP atau

    presenilin yang

    teridentifikasi.

    Bagaimanapun, faktor risiko

    lain, variasi dari APOE,

    yaitu gen yang menyandi

    apolipoprotein E, sebuah

    konstituen dari low-density

    lipoprotein, telah

    dihubungkan dengan

    penyakit Alzheimer. Tiga

    varian gen dan protein

    ditemukan pada populasi

    manusia dan hasil dari

    perubahan asam amino

    tunggal pada apolipoprotein

    E (mengacu pada alel

    APOE2, 3, dan 4).

    Memiliki satu alel APOE4

    menggandakan risiko waktu hidup penyakit Alzheimer (dari 15% menjadi 29%), sementara

    tidak memiliki alel APOE4 menurunkan risiko sebanyak 40%. Awalnya, kurva

    Gb.2 Perubahan Residu Asam Amino pada Suatu Segmen Protein

    Prekursor -amyloid Berbatasan dengan Domain Transmembran

    Dihasilkan dari Mutasi Missense dan Menyebabkan PenyakitAlzheimer Familial Early-Onset.Huruf-huruf merupakan kode asam

    amino huruf tunggal pada protein prekursor -amyloid, dan angka-angka

    menunjukkan posisi asam amino. Perubahan residu asam amino dekat

    dengan sisi pemotongan -, -, dan -sekretase (segitiga merah). Residu

    normal yang terlibat dalam mutasi missense diperlihatkan sebagai lingkaran

    hijau, dimana residu asam amino yang merepresentasikan berbagai mutasi

    missense diperlihatkan dengan kotak kuning. Mutasi menyebabkan

    akumulasi peptida A42 toksik dibandingkan peptida wild type A40.

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    4/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 4

    kelangsungan hidup menganalisa efek alel APOE4 pada timbulnya penyakit Alzheimer

    menyatakan 70-90% orang tanpa alel ini bebas penyakit pada usia 80 tahun, sementara 30-

    60% orang dengan 1 alel APOE4 dan hanya 10% orang homozygot yang bebas penyakit

    pada usia 80 tahun.

    Pada penelitian terkini juga membuktikan bahwa APOE4 berperan pada penyakit

    Alzheimer, tetapi efeknya kurang nyata, dengan rata-rata bebas penyakit sebanyak 70% pada

    orang-orang homozigot.

    Meskipun besarnya efek alel APOE4 berbeda pada tiap penelitian, dimana

    tampaknya merupakan efek dosis, pada kelompok bebas penyakit lebih rendah pada orang-

    orang homozigot dibandingkan dengan orang-orang heterozigot. Penelitian ini telah

    mengarahkan pada kesimpulan bahwa efek utama dari alel APOE4 ada lah untuk perubahan

    usia pada onset rata-rata sekitar 5-10 tahun lebih cepat pada kemunculan 1 alel dan 10-20

    tahun lebih cepat dengan adanya 2 alel pada orang yang rentan terhadap penyakit Alzheimer.

    Mekanisme molekular dimana variasi alel APOE mengubah usia timbulnya penyakit dan,

    bagaimanapun, risiko waktu hidup pada penyakit Alzheimer tidak diketahui. Sejumlah

    Gb.3 Proses Normal Protein Prekursor -amyloid Seperti Efek Pada Proses Perubahan Protein yang

    Dihasilkan dari Mutasi Missense yang Berhubungan dengan Penyakit Alzheimer Familial Early-Onset.

    Mutasi ini (disimbolkan dengan kuning terang) meskipun diganggu oleh -sekretase atau peningkatan pemotongan

    -, atau -sekretase, menghasilkan peningkatan produksi peptida A42 toksik dibandingkan dengan peptida wild type

    A40. Obat-obat dengan selektivitas untuk sekretase tertentu akan mengurangi atau menghilangkan proses protein

    prekursor -amyloid menjadi peptida A42 toksik dan akan membantu mencegah penyakit Alzheimer atau

    memperlambat perkembangan penyakit. Ketebalan panah memperlihatkan jumlah tiap peptida yang dibuat relatifterhadap peptida-peptida lain.

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    5/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 5

    hubungan penyakit dengan variasi gen selain APOE juga telah dilaporkan tetapi masih perlu

    untuk dikonfirmasi dan merupakan subjek pada penelitian yang sedang berlangsung.

    Karena relatif jarangnya mutasi APP, PSEN1, dan PSEN2 pada pasien dengan

    penyakit Alzheimer yang lambat muncul (late-onset), uji molekuler pada mutasi gen ini harus

    dibatasi terhadap mereka yang memiliki probabilitas meningkat mendapatkan mutasiyaitu,

    orang-orang dengan penyakit early-onset atau memiliki sejarah penyakit dalam keluarga.

    Kemungkinan, hubungan gejala orang-orang dengan dokumentasi mutasi pada APP atau

    seseorang dengan presenilin juga dapat meminta uji untuk kepentingan keluarga, keuangan,

    atau rencana pribadi. Uji orang presimtomatik harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan

    hanya dilakukan setelah konseling sebelum tes yang mendalam sehingga orang yang meminta

    uji waspada terhadap potensial komplikasi fisiologis parah dari hasil uji positif terhadap

    penyakit yang tak terobati dan menghancurkan ini. Terdapat pula masalah serius pada

    pekerjaan dan dalam menyikapi hidup, perawatan jangka panjang, ketidakmampuan, atau

    asuransi kesehatan. Juga penting bahwa hasil uji positif akan mengindikasikan anggotakeluarga lain, yang tidak berpartisipasi dalam konseling atau menyetujui uji, akan juga

    teridentifikasi secara substansial meningkatkan risiko penyakit Alzheimer early-onsetkarena

    hubungannya dengan orang yang hasil ujinya positif.

    Kegunaan uji terhadap alel APOE4 juga terbatas. Menemukan 1 atau 2 alel APOE4

    pada orang yang mengalami gejala demensia secara pasti meningkatkan kemungkinan

    seseorang berhadapan dengan penyakit Alzheimer dan dapat digunakan sebagai tambahan

    pada diagnosa klinis. Di sisi lain, 50% pasien yang terbukti dengan otopsi mengidap penyakit

    Alzheimer tidak memiliki alel APOE4, ini merupakan nilai prediksi negatif pada orang

    dengan gejala sangat terbatas. Uji APOE4 terhadap pasien tanpa gejala memiliki nilaiprediksi positif dan negatif yang sangat lemah dan tidak dapat digunakan.

    Wawasan yang diketahui dari identifikasi mutasi pada keluarga yang jarang terjadi

    dengan penyakit Alzheimer early-onsetmembuktikan kegunaan identifikasi target terapi dan

    membuat model hewan untuk mengevaluasi terapi. Contohnya, inhibitor -sekretase telah

    dikembangkan dan terbukti berguna untuk pengobatan penyakit Alzheimer dengan

    mengurangi produksi A42. Tikus transgenik mengekspresikan protein prekursor -amyloid

    mutan memiliki peningkatan tergantung usia terhadap jumlah pembentukan A42,

    meningkatkan pembentukan plaque, dan defisit memori spasial; mereka bagaimanapun,

    hanya kehilangan neuron minimal. Sebagai tambahan, tikus transgenik untuk mutasi APP

    dan PSEN1 memperlihatkan akselerasi deposisi A42, dibandingkan dengan tikus yang hanya

    mengekspresikan transgen. Pada tikus transgenik dengan protein prekursor -amyloid mutan,

    imunisasi dengan A42 menghasilkan penurunan pembentukan plaque dan perbaikan dari

    kehilangan memori. Bagaimanapun, uji klinis fase 2 menyelidiki terapi imunisasi dengan

    A42 harus ditunda karena akan meningkatkan risiko aseptik meningoensefalitis. Sebagai

    tambahan, obat-obat lain seperti statin, kliokuinol, dan obat-obat NSAID tertentu sedang

    dievaluasi pada model tikus terhadap bentuk menurun dari penyakit Alzheimer.

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    6/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 6

    Penyakit Parkinson

    Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegeneratif kedua terbanyak, setelah

    penyakit Alzheimer. Dikarakterisasi secara klinis oleh parkinsonisme (resting tremor,

    bradikinesia, rigiditas, dan ketakstabilan postural) dan secara patologis dengan kehilangan

    neuron pada substantia nigra, dan dimana saja yang berhubungan dengan adanya deposit

    protein ubiquinated pada sitoplasma neuron ( Lewy bodies) dan inklusi pada proteinaseus

    seperti benang dalam neurit ( Lewy neurites). Kejadian penyakit Parkinson sekitar 0,5-1%

    pada orang usia 65-69 tahun, meningkat 1-3% pada orang usia 80 tahun atau lebih. Diagnosa

    secara klinis, meskipun gangguan lain dengan gejala menyolok dan tanda parkinsonisme,

    seperti postencephalitis, drug-induced,dan parkinsonisme arteriosklerotik, dapat rancu

    dengan penyakit Parkinson sampai diagnosa dipastikan dengan otopsi.

    Komponen genetik pada penyakit Parkinson telah lama dibicarakan, karena

    kebanyakan pasien memiliki penyakit sporadis dan penelitian awal pada orang kembar

    memperlihatkan persamaan rata-rata rendah dari concordance pada kembar monozigot dan

    dizigot. Pandangan bahwa genetik terlibat pada beberapa bentuk penyakit Parkinson telah

    diperkuat, bagaimanapun, dengan penelitian bahwa kembar monozigot dengan onset penyakit

    sebelum usia 50 tahun memiliki pembawa genetik yang sangat tinggi, lebih tinggi dari

    kembar dizigot dengan penyakit early-onset. Lebih jauh, tanpa memperhatikan usia onset, hal

    yang nyata terlihat antara kembar monozigot dapat ditingkatkan secara signifikan jika uptake

    dopaminergik striatial abnormal pada kembar tanpa gejala dari pasangan yang tidak

    harmonis, sebagai pernyataan oleh tomografi emisi positron dengan fluorodopa F18,

    digunakan sebagai tanda penyakit Parkinson presimtomatik. Peningkatan risiko penyakit

    Parkinson juga dapat dilihat pada hubungan tingkat-pertama pasien, biasanya ketika hasil

    tomografi emisi positron hubungan asimtomatik diambil untuk dihitung, memenuhi bukti

    lebih lanjut dari adanya komponen genetik terhadap penyakit.

    Bagaimanapun, keuntungan nyata muncul ketika sejumlah kecil keluarga dengan

    early-onset, Lewy body penyakit Parkinson didomiasi oleh faktor autosomal positif

    teridentifikasi. Penelitian pada keluarga ini, dari Mediterania dan Jerman, mengarahkan

    identifikasi dari 2 mutasi missense (Ala53Thr dan Ala30Pro) pada gen penyandi -synuclein,

    protein presinaps kecil yang tidak diketahui fungsinya. Meskipun mutasi pada -synuclein

    terbukti jarang pada pasien penyakit Parkinson, mereka telah memenuhi petunjuk pertama

    bahwa protein ini dapat terlibat dalam rantai molekuler kejadian yang menyebabkan penyakit.

    Pentingnya -synuclein telah ditingkatkan oleh penemuan bahwa Lewy-bodies dan Lewy

    neurit yang ditemukan pada penyakit Parkinson pada umumnya mengandung agregat -

    synuclein (gambar 4). Molekul protein -synuclein cenderung untuk menjadi oligomer in

    vitro; protein dengan mutasi missense Ala53Thr dan Ala30Pro tampaknya lebih cenderung

    seperti ini.

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    7/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 7

    M

    Meskipun penelitian pada keluarga dengan penyakit Parkinson early-onset

    membuktikan bahwa -synuclein abnormal dapat menyebabkan penyakit, hal ini masih

    belum jelas apakah fibril dari agregat -synuclein, yang terlihat pada Lewy-bodies danLewy

    neurit, berperan penting sebagai penyebab pada bentuk umum penyakit Parkinson atau hanya

    merupakan penanda untuk proses patogenetik yang terjadi. PositifLewy-bodies pada -

    synuclein tidak hanya ditemukan pada berbagai subnuklei pada substantia nigra, locus

    ceruleus, dan brain-stem lain dan thalamic nuclei pada pasien penyakit Parkinson, tetapi juga

    pada distribusi yang lebih menyebar, termasuk korteks pada beberapa pasien penyakit

    Parkinson seperti pada pasien demensia jenis diffuse Lewy-bodies . -synuclein teragregasi

    pada glia juga merupakan gambaran atropi berbagai sistem, menyebabkan penciptaan

    terhadap terminologi nosologicbaru, synucleinopathy, untuk mengacu pada kelas penyakit

    neurodegeneratif yang berhubungan dengan -synuclein teragregasi.

    Gb4. AnalisisImmunohistochemicaldari Belahan Substantia Nigra pada Pasien dengan Penyakit Parkinson

    Sporadis, Mengindikasikan Keterlibatan -synuclein dalam Pembentukan Lewy Bodies dan Lewy Neurit.

    Kotak A memperlihatkan Lewy body diwarnai oleh antibodi terhadap ubiquitin (hijau) (x3000). Kotak B

    memperlihatkanLewy bodyyang sama yang diwarnai oleh antibodi terhadap -synuclein (merah) (x3000). KotakC, menggabungkan gambar yang tampak pada kotak A dan B, memperlihatkan bahwa Lewy bodies mengandung

    inti sentral protein ubiquinated dan -synuclein dikelilingi oleh lingkaran material fibrilar positif -synuclein

    (x3000). Kotak D,E, dan F menunjukkan proses neuronal dari substantia nigra pasien penyakit Parkinson sporadis

    dimana neurit mengembang dan dilatasi dan mewarnai -synuclein (warna hitam). Kotak skala pada kotak D, E,

    dan F adalah 10 m.

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    8/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 8

    Autosomal recessive juvenile parkinsonism adalah sindrom neurologi genetik lain

    yang telah memenuhi pandangan penting terhadap penyakit parkinson. Autosomal recessive

    juvenile parkinsonism merupakan sindrom yang relatif jarang yang memberikan banyak

    gambaran parkinsonisme, termasuk ketidakresponsifan terhadap levodopa dan hilangnya

    nigrostriatal dan neuron lokus ceruleus, tetapi ini memiliki onset yang sangat dini (sebelumusia 40 tahun), penelitian klinis selama beberapa dekade menunjukkan tidak ada Lewy bodies

    dan Lewy neuritpada otopsi. Pemetaan genetik sindrom pada 6q25-27 menutun untuk

    identifikasi mutasi yang bertanggungjawab terhadap terhadap Autosomal recessive juvenile

    parkinsonism pada gen penyandi protein yang disebut parkin. Parkin diekspresikan utamanya

    di sistem saraf dan merupakan salah satu anggota keluarga protein yang dikenal sebagai E3

    ubiquitin ligase, yang menempel pada rantai peptida ubiquitin pendek pada protein, suatu

    proses yang disebut ubiquination, dengan cara demikian menandai mereka untuk degradasi

    melalui jalur degradasi proteosomal.

    Tabel 1. Mutasi gen tunggal yang mengarah pada penyakit Parkinson

    Locus/letak Gen Lokasi Mode keturunan Dimana didapat

    PARK1

    PARK2

    PARK3

    PARK4

    PARK5

    PARK6

    PARK7

    PARK8

    -synuclein

    Parkin

    Tdk diketahui

    Tdk diketahui

    Ubiquitin C-terminalHydrolase

    Tdk diketahui

    DJ-1

    Tdk diketahui

    4q21

    6q25-27

    2p13

    4p15

    4p14

    1p35

    1p36

    12p11.2-q13.1

    Autosomal dominan

    Autosomal recessive

    mungkin juga yang

    dominan

    Autosomal dominan

    Autosomal dominan

    Mungkin autosomal

    Dominan

    Autosomal recessive

    Autosomal recessive

    Autosomal dominan

    Yunani, Itali, dan

    Jerman

    Ubiquitous

    Jerman

    United state

    Jerman

    Itali

    Belanda

    Jepang

    Autosomal recessive juvenile parkinsonism yang dihasilkan dari hilangnya fungsi

    pada kedua kopi gen parkin, mengakibatkan keturunan autosomal resesif, sebagai kebalikan

    dari mutasi missense yang mengubah -synuclein dan menyebabkan gangguan yang dominan

    diturunkan. Saat ini, bagaimanapun, spektrum penyakit yang diketahui disebabkan oleh

    mutasi parkin telah tersebar luas, dengan penyakit Parkinson rupanya muncul sporadis pada

    orang dewasa, pada dekade ke-5 dan 6 kehidupan, yang berhubungan dengan mutasi gen

    parkin. Telah ada beberapa pasien dengan penyakit Parkinson sporadis klasik dengan onset

    pada orang dewasa yang hanya memiliki 1 alel parkin mutan, meskipun demonstrasi yang

    lengkap bahwa alel lain normal dan tidak mengandung mutasi tidak biasa diluar sekuens

    penyandian dan sekitarnya masih kurang. Tepatnya peran apa yang dimiliki oleh mutasi

    parkin pada mayoritas kasus penyakit Parkinson dan adanya heterozigot (dimana lebih umum

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    9/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 9

    pada populasi dibandingkan homozigositas terhadap 2 alel mutan) menunjukkan faktor risiko

    penting yang tak dapat dipungkiri.

    Bukti terkini menunjukkan bahwa ubiquinasi oleh parkin mungkin penting dalam

    pergantian normal -synuclein. Penemuan 1 keluarga dengan beberapa anggota mengidap

    penyakit Parkinson yang memiliki mutasi missense mengganggu pada gen yang menyandi

    neuron hidrolase ubiquitin c-terminal spesifik, yaitu gen lain yang terlibat dalam metabolisme

    ubiquitin. Kesimpulan yang jelas dari bagian yang berbeda dari data ini adalah agregasi

    protein abnormal, disfungsi ubiquitin yang memediasi mesin degradasi, atau keduanya

    mungkin merupakan langkah penting dalam patogenesis penyakit Parkinson.

    Demikian juga pada gen -synuclein, parkin, dan ubiquitin C-hydrolase, setidaknya

    lima tempat-tempat (lokus) lain sedang diusulkan untuk autosomal dominan dan autosomal

    resesif pada penyakit Parkinson (tabel 1). Analisis genetik secara umum, bentuk sporadis

    penyakit Parkinson menunjukkan bahwa ada suatu komponen yang dapat diturunkan dalam

    bentuk yang tidak jelas diturunkan sebagai autosomal dengan sifat dominan atau resesif.

    Sebagai contoh, alel tertentu pada suatu polimorfis kompleks pengulangan DNA yang

    terletak sekitar 10 kilobase yang selalu digunakan bersama-sama ke hulu oleh gen -

    synuclein menunjukkan hubungan dengan penyakit Parkinson sporadis dalam beberapa

    populasi, tetapi tidak pada yang lain. Identifikasi positif gen pada lokus/letak tersebut seperti

    membuktikan gen tambahan dan protein yang dapat dipelajari perannya dalam patogenesis

    suatu penyakit.

    Karena mutasi -synuclein yang amat sangat jarang didapat, tes genetik pada mutasi

    ini seharusnya hanya dilakukan pada penelitian yang mendasar saat sejarah keluarga yangkuat autosomal dominan penyakit Parkinson ditemui. Mutasi parkin yang homozigot

    diperoleh pada hampir setengah dari pasien yang menunjukkan penyakit Parkinson pada

    anak-anak dan masa remaja dan mungkin 5% orang dewasa muda dengan penyakit

    Parkinson. Ada kejadian kecil yang mendukung suatu peran mutasi dalam gen parkin pada

    jenis penyakit Parkinson late-onset, dan bahkan pengujian -synuclein ataupun gen parkin

    yang saat ini dilakukan dalam pelayanan klinis rutin.

    Kesimpulan

    Penyakit neurodegeneratif umumnya merupakan gangguan idiopatik pre-dominan yang tidakdiketahui patogenesisnya. Sebagai contoh, penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson

    menunjukkan; bagaimanapun, pemetaan genetik dan tatacara isolasi gen yang dibuat oleh

    Human Genome Projectpada dekade terakhir secara luas telah mempercepat jumlah

    identifikasi gen yang terlibat dalam bentuk turunan/warisan yang jarang dari penyakit ini dan

    saat ini digunakan untuk menentukan kontribusi genetik yang lebih umum, bentuk-bentuk

    multi faktorial dari penyakit ini. Pentingnya hipotesis konsensus agregat A42 dan -

    synuclein merupakan neurotoksik pada penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson, berturut-

    turut dapat menjelaskan patogenesis tidak hanya bentuk keturunan dari penyakit ini tetapi

    juga variasi idiopatik. Pengetahuan terhadap penyebab dan patogenesis dapat membantu

    mengidentifikasi target-target pengobatan baru untuk gangguan yang debilitasi ini.

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    10/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 10

    Referensi

    1. Garrod A. The lessons of rare maladies. Lancet 1928;1:1055-1060.

    2. Martin JB. Molecular basis of the neurodegenerative disorders. N Engl J Med1999;340:1970-1980. [Erratum, N Engl J Med 1999;341:1407.]

    3. Helmer C, Joly P, Letenneur L, Commenges D, Dartigues JF. Mortality withdementia: results from a French prospective community-based cohort. Am JEpidemiol 2001;154:642-648.

    4. Aronson MK, Ooi WL, Geva DL, Masur D, Blau A, Frishman W. Dementia: age-dependent incidence, prevalence, and mortality in the old old. Arch Intern Med

    1991;151:989-992.

    5. McKhann G, Drachman D, Folstein M, Katzman R, Price D, Stadlan EM. Clinicaldiagnosis of Alzheimer's disease: report of the NINCDS-ADRDA Work Group under

    the auspices of Department of Health and Human Services Task Force on Alzheimer's

    Disease. Neurology 1984;34:939-944.

    6. Clark CM, Ewbank D, Lee VM-Y, Trojanowski JQ. Molecular pathology ofAlzheimer's disease: neuronal cytoskeletal abnormalities. In: Growdon JH, Rossor

    MN, eds. The dementias. Vol. 19 of Blue books of practical neurology. Boston:

    ButterworthHeinemann, 1998:285-304.

    7. Hutton M, Perez-Tur J, Hardy J. Genetics of Alzheimer's disease. Essays Biochem1998;33:117-131.

    8. Iwatsubo T, Odaka A, Suzuki N, Mizusawa H, Nukina N, Ihara Y. Visualization of Abeta 42(43) and A beta 40 in senile plaques with end-specific A beta monoclonals:

    evidence that an initially deposited species is A beta 42(43). Neuron 1994;13:45-53.

    9. Esler WP, Wolfe MS. A portrait of Alzheimer secretases -- new features and familiarfaces. Science 2001;293:1449-1454.

    10.Hy LX, Keller DM. Prevalence of AD among whites: a summary by levels ofseverity. Neurology 2000;55:198-204.

    11.Hendrie HC, Ogunniyi A, Hall KS, et al. Incidence of dementia and Alzheimerdisease in 2 communities: Yoruba residing in Ibadan, Nigeria, and African Americans

    residing in Indianapolis, Indiana. JAMA 2001;285:739-747.

    12.Campion D, Dumanchin C, Hannequin D, et al. Early-onset autosomal dominantAlzheimer disease: prevalence, genetic heterogeneity, and mutation spectrum. Am J

    Hum Genet 1999;65:664-670.

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    11/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 11

    13.Steiner H, Haass C. Intramembrane proteolysis by presenilins. Nat Rev Mol Cell Biol2000;1:217-224.

    14.Borchelt DR, Thinakaran G, Eckman CB, et al. Familial Alzheimer's disease-linkedpresenilin 1 variants elevate Abeta 1-42/1-40 ratio in vitro and in vivo. Neuron

    1996;17:1005-1013.

    15.Wolfe MS, Xia W, Ostaszewski BL, Diehl TS, Kimberly WT, Selkoe DJ. Twotransmembrane aspartates in presenilin-1 required for presenilin endoproteolysis and

    gamma-secretase activity. Nature 1999;398:513-517.

    16.Scheuner D, Eckman C, Jensen M, et al. Secreted amyloid beta-protein similar to thatin the senile plaques of Alzheimer's disease is increased in vivo by the presenilin 1

    and 2 and APP mutations linked to familial Alzheimer's disease. Nat Med1996;2:864-870.

    17.Murayama O, Tomita T, Nihonmatsu N, et al. Enhancement of amyloid beta 42secretion by 28 different presenilin 1 mutations of familial Alzheimer's disease.

    Neurosci Lett 1999;265:61-63.

    18.Mehta ND, Refolo LM, Eckman C, et al. Increased Abeta42(43) from cell linesexpressing presenilin 1 mutations. Ann Neurol 1998;43:256-258.

    19.Eckman CB, Mehta ND, Crook R, et al. A new pathogenic mutation in the APP gene(I716V) increases the relative proportion of A beta 42(43). Hum Mol Genet

    1997;6:2087-2089.

    20.Hardy J, Selkoe DJ. The amyloid hypothesis of Alzheimer's disease: progress andproblems on the road to therapeutics. Science 2002;297:353-356. [Erratum, Science

    2002;297:2209.]

    21.Lynch T, Sano M, Marder KS, et al. Clinical characteristics of a family withchromosome 17-linked disinhibition-dementia-parkinsonism-amyotrophy complex.

    Neurology 1994;44:1878-1884.

    22.Hutton M, Lendon CL, Rizzu P, et al. Association of missense and 5'-splice-sitemutations in tau with the inherited dementia FTDP-17. Nature 1998;393:702-705.

    23.Strittmatter WJ, Roses AD. Apolipoprotein E and Alzheimer's disease. Annu RevNeurosci 1996;19:53-77.

    24.Seshadri S, Drachman DA, Lippa CF. Apolipoprotein E epsilon 4 allele and thelifetime risk of Alzheimer's disease: what physicians know, and what they should

    know. Arch Neurol 1995;52:1074-1079.

    25.Meyer MR, Tschanz JT, Norton MC, et al. APOE genotype predicts when -- notwhether -- one is predisposed to develop Alzheimer disease. Nat Genet 1998;19:321-

    322.

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    12/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 12

    26.Farrer LA, Cupples LA, Haines JL, et al. Effects of age, sex, and ethnicity on theassociation between apolipoprotein E genotype and Alzheimer disease: a meta-

    analysis. JAMA 1997;278:1349-1356.

    27.Myers AJ, Goate AM. The genetics of late-onset Alzheimer's disease. Curr Opin

    Neurol 2001;14:433-440.

    28.Saunders AM, Hulette O, Welsh-Bohmer KA, et al. Specificity, sensitivity, andpredictive value of apolipoprotein-E genotyping for sporadic Alzheimer's disease.

    Lancet 1996;348:90-93.

    29.Chapman PF, Falinska AM, Knevett SG, Ramsay MF. Genes, models andAlzheimer's disease. Trends Genet 2001;17:254-261.

    30.Citron M. Beta-secretase as a target for the treatment of Alzheimer's disease. JNeurosci Res 2002;70:373-379.

    31.Moechars D, Lorent K, De Strooper B, Dewachter I, Van Leuven F. Expression inbrain of amyloid precursor protein mutated in the -secretase site causes disturbed be-

    havior, neuronal degeneration and premature death in transgenic mice. EMBO J

    1996;15:1265-1274.

    32.Holcomb L, Gordon MN, McGowan E, et al. Accelerated Alzheimer-type phenotypein transgenic mice carrying both mutant amyloid precursor protein and presenilin 1

    transgenes. Nat Med 1998;4:97-100.

    33.Schenk D, Barbour R, Dunn W, et al. Immunization with amyloid-beta attenuatesAlzheimer-disease-like pathology in the PDAPP mouse. Nature 1999;400:173-177.

    34.Morgan D, Diamond DM, Gottschall PE, et al. A beta peptide vaccination preventsmemory loss in an animal model of Alzheimer's disease. Nature 2000;408:982-985.

    [Erratum, Nature 2001;412:660.]

    35.Helmuth L. Alzheimer's congress: further progress on a beta-amyloid vaccine.Science 2000;289:375-375.

    36.Check E. Nerve inflammation halts trial for Alzheimer's drug. Nature 2002;415:462-

    462.

    37.Birmingham K, Frantz S. Set back to Alzheimer vaccine studies. Nat Med2002;8:199-200.

    38.De Strooper B, Konig G. An inflammatory drug prospect. Nature 2001;414:159-160.

    39.Hoehn MM, Yahr MD. Parkinsonism: onset, progression and mortality. Neurology1967;17:427-442.

    40.Pollanen MS, Dickson DW, Bergeron C. Pathology and biology of the Lewy body. J

    Neuropathol Exp Neurol 1993;52:183-191.

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    13/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 13

    41.Kuzuhara S, Mori H, Izumiyama N, Yoshimura M, Ihara Y. Lewy bodies areubiquitinated: a light and electron microscopic immunocytochemical study. Acta

    Neuropathol (Berl) 1988;75:345-353.

    42.Tanner CM, Goldman SM. Epidemiology of Parkinson's disease. Neurol Clin

    1996;14:317-335.

    43.Hughes AJ, Daniel SE, Kilford L, Lees AJ. Accuracy of clinical diagnosis ofidiopathic Parkinson's disease: a clinico-pathological study of 100 cases. J Neurol

    Neurosurg Psychiatry 1992;55:181-184.

    44.Tanner CM, Ottman R, Goldman SM, et al. Parkinson disease in twins: an etiologicstudy. JAMA 1999;281:341-346.

    45.Duvoisin RC, Johnson WG. Hereditary Lewy-body parkinsonism and evidence for agenetic etiology of Parkinson's disease. Brain Pathol 1992;2:309-320.

    46.Burn DJ, Mark MH, Playford ED, et al. Parkinson's disease in twins studied with 18F-dopa and positron emission tomography. Neurology 1992;42:1894-1900.

    47.Morrish PK, Rakshi JS, Bailey DL, Sawle GV, Brooks DJ. Measuring the rate ofprogression and estimating the preclinical period of Parkinson's disease with

    [18F]dopa PET. J Neurol Neurosurg Psychiatry 1998;64:314-319.

    48.Marder K, Tang M-X, Mejia H, et al. Risk of Parkinson's disease among first-degreerelatives: a community-based study. Neurology 1996;47:155-160.

    49.Payami H, Larsen K, Bernard S, Nutt J. Increased risk of Parkinson's disease inparents and siblings of patients. Ann Neurol 1994;36:659-661.

    50.Piccini P, Morrish PK, Turjanski N, et al. Dopaminergic function in familialParkinson's disease: a clinical and 18F-dopa positron emission tomography study.Ann Neurol 1997;41:222-229.

    51.Duvoisin RC. Recent advances in the genetics of Parkinson's disease. Adv Neurol1996;69:33-40.

    52.Polymeropoulos MH, Lavedan C, Leroy E, et al. Mutation in the alpha-synuclein geneidentified in families with Parkinson's disease. Science 1997;276:2045-2047.

    53.Kruger R, Kuhn W, Muller T, et al. Ala30Pro mutation in the gene encoding alpha-synuclein in Parkinson's disease. Nat Genet 1998;18:106-108.

    54.Spillantini MG, Schmidt ML, Lee VM, Trojanowski JQ, Jakes R, Goedert M. -Synuclein in Lewy bodies. Nature 1997;388:839-840.

    55.Mezey E, Dehejia AM, Harta G, et al. Alpha synuclein is present in Lewy bodies insporadic Parkinson's disease. Mol Psychiatry 1998;3:493-499. [Erratum, Mol

    Psychiatry 1999;4:197.]

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    14/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 14

    56.Conway KA, Lee SJ, Rochet JC, Ding TT, Williamson RE, Lansbury PT Jr.Acceleration of oligomerization, not fibrillization, is a shared property of both alpha-

    synuclein mutations linked to early-onset Parkinson's disease: implications forpathogenesis and therapy. Proc Natl Acad Sci U S A 2000;97:571-576.

    57.Louis ED, Fahn S. Pathologically diagnosed diffuse Lewy body disease andParkinson's disease: do the parkinsonian features differ? Adv Neurol 1996;69:311-

    314.

    58.Kosaka K, Iseki E. Dementia with Lewy bodies. Curr Opin Neurol 1996;9:271-275.

    59.Spillantini MG, Crowther RA, Jakes R, Cairns NJ, Lantos PL, Goedert M.Filamentous alpha-synuclein inclusions link multiple system atrophy with Parkinson's

    disease and dementia with Lewy bodies. Neurosci Lett 1998;251:205-208.

    60.Galvin JE, Lee VM, Trojanowski JQ. Synucleinopathies: clinical and pathological

    implications. Arch Neurol 2001;58:186-190.

    61.Matsumine H, Saito M, Shimoda-Matsubayashi S, et al. Localization of a gene for anautosomal recessive form of juvenile parkinsonism to chromosome 6q25.2-27. Am J

    Hum Genet 1997;60:588-596.

    62.Kitada T, Asakawa S, Hattori N, et al. Mutations in the parkin gene cause autosomalrecessive juvenile parkinsonism. Nature 1998;392:605-608.

    63.Abbas N, Lucking CB, Ricard S, et al. A wide variety of mutations in the parkin geneare responsible for autosomal recessive parkinsonism in Europe. Hum Mol Genet

    1999;8:567-574.

    64.Lucking CB, Abbas N, Durr A, et al. Homozygous deletions in parkin gene inEuropean and North African families with autosomal recessive juvenile parkinsonism.

    Lancet 1998;352:1355-1356.

    65.Lcking CB, Drr A, Bonifati V, et al. Association between early-onset Parkinson'sdisease and mutations in the parkin gene. N Engl J Med 2000;342:1560-1567.

    66.Farrer M, Chan P, Chen R, et al. Lewy bodies and parkinsonism in families with

    parkin mutations. Ann Neurol 2001;50:293-300.

    67.Shimura H, Schlossmacher MG, Hattori N, et al. Ubiquitination of a new form ofalpha-synuclein by parkin from human brain: implications for Parkinson's disease.

    Science 2001;293:263-269.

    68.Leroy E, Boyer R, Auburger G, et al. The ubiquitin pathway in Parkinson's disease.Nature 1998;395:451-452.

    69.Farrer M, Gwinn-Hardy K, Muenter M, et al. A chromosome 4p haplotypesegregating with Parkinson's disease and postural tremor. Hum Mol Genet 1999;8:81-

    85.

  • 8/3/2019 Penyakit Alzheimer Dan 1

    15/15

    Biologi Molekuler

    Alzheimer & Parkinson Page 15

    70.Gasser T, Muller-Myhsok B, Wszolek ZK, et al. A susceptibility locus for Parkinson'sdisease maps to chromosome 2p13. Nat Genet 1998;18:262-265.

    71.Funayama M, Hasegawa K, Kowa H, Saito M, Tsuji S, Obata F. A new locus forParkinson's disease (PARK8) maps to chromosome 12p11.2-q13.1. Ann Neurol

    2002;51:296-301.

    72.Valente EM, Bentivoglio AR, Dixon PH, et al. Localization of a novel locus forautosomal recessive early-onset parkinsonism, PARK6, on human chromosome 1p35-

    p36. Am J Hum Genet 2001;68:895-900.

    73.van Duijn CM, Dekker MC, Bonifati V, et al. Park7, a novel locus for autosomalrecessive early-onset parkinsonism, on chromosome 1p36. Am J Hum Genet

    2001;69:629-634.

    74.Bonifati V, Rizzu P, van Baren MJ, et al. Mutations in DJ-1 gene associated with

    autosomal recessive early-onset parkinsonism. Science 2003;299:256-259.

    75.Scott WK, Nance MA, Watts RL, et al. Complete genomic screen in Parkinsondisease: evidence for multiple genes. JAMA 2001;286:2239-2244.

    76.Pankratz N, Nichols WC, Uniacke SK, et al. Genome screen to identify susceptibilitygenes for Parkinson disease in a sample without parkin mutations. Am J Hum Genet2002;71:124-135.

    77.Hicks AA, Petursson H, Jonsson T, et al. A susceptibility gene for late-onsetidiopathic Parkinson's disease. Ann Neurol 2001;52:549-555.

    78.Sveinbjrnsdttir S, Hicks AA, Jnsson T, et al. Familial aggregation of Parkinson'sdisease in Iceland. N Engl J Med 2000;343:1765-1770.

    79.Tan EK, Matsuura T, Nagamitsu S, Khajavi M, Jankovic J, Ashizawa T.Polymorphism of NACP-Rep1 in Parkinson's disease: an etiologic link with essential

    tremor? Neurology 2000;54:1195-1198.

    80.Kruger R, Vieira-Saecker AM, Kuhn W, et al. Increased susceptibility to sporadicParkinson's disease by a certain combined alpha-synuclein/apolipoprotein E genotype.

    Ann Neurol 1999;45:611-617.

    81.Farrer M, Maraganore DM, Lockhart P, et al. Alpha-synuclein gene haplotypes areassociated with Parkinson's disease. Hum Mol Genet 2001;10:1847-1851.

    82.Izumi Y, Morino H, Oda M, et al. Genetic studies in Parkinson's disease with analpha-synuclein/NACP gene polymorphism in Japan. Neurosci Lett 2001;300:125-

    127.